Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku...

128
i Rumah Kecil di Kepalamu Sepilihan Puisi

Transcript of Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku...

Page 1: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

i

Rumah Kecil

di Kepalamu

Sepilihan Puisi

Page 2: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

ii

Undang-undang Republik IndonesiaNo. 19 Tahun 2002 tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 21. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yangtimbul secara otomatis adalah suatu ciptaan dilahirkan tanpamengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yangberlaku.

Ketentuan Pidana:Pasal 721. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) danayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu jutarupiah), atau penjara paing lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda palingbanyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaranHak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dipidana paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

iii

Rumah Kecil

di KepalamuSepilihan Puisi

DAFFA RANDAI

Page 4: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

iv

RUMAH KECIL DI KEPALAMU

Penulis : Daffa Randai

Editor : Purata Publishing

Desain Cover : Javan Art

Layout : Oriza S. Marza

Penerbit:

PURATA PUBLISHING

Jl. Brigjend Katamso, Subang Jawa Barat, 41212

Phone: 085316938631

Email: [email protected]

Cetakan Pertama: Oktober 2018

13x19cm; ix+ 118 Halaman

ISBN 978-602-52687-2-4

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang.

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh

isi buku tanpa izin penerbit.

Page 5: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Lembar per lembar yang terdapat dalam buku ini

saya anggap sebagai salah satu wujud persembahan

diri─secara utuh dan utama ialah untuk kedua orang tua

saya, berlanjut untuk rekan-rekan komunitas Pura-Pura

Penyair, keluarga besar Mading Wiyata dan LPM Pendapa

Tamansiswa, juga kepada seluruh ‘perempuan’ yang

sempat tersesat─dengan atau tanpa sengaja, telah

mengilhami lahirnya beberapa judul puisi yang entah

letaknya di halaman berapa.

Di ranting yang sama, terlalu naif agaknya kalau

saya tidak berterimakasih kepada: Joko Gesang Santoso,

Risda Nur Widia, Asef Saeful Anwar, Arco Transept, dan

Cak Kandar, yang sedikit banyak telah mendorong saya

untuk tetap semangat dalam menjalani proses kreatif─juga

seluruh rekan terbaik yang tak dapat saya sebutkan satu

per satu baik nama maupun letak tinggalnya.

Page 6: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

vi

Sebagai penutup, buku sepilihan puisi di bawah

judul “Rumah Kecil Di Kepalamu” ini secara resmi saya

persembahkan untuk manusia-manusia penuh

cinta─pembaca sekaligus penikmat puisi di belahan bumi

mana pun anda berada. Kendati jauh sebelum ini kita tak

saling kenal, besar harapan saya semoga puisi-puisi inilah

yang nantinya dapat menjembatani perkenalan kita, suatu

kelak. Demikian, selamat menikmati segala yang tersaji di

sini, baca aturan pakai, jika tingkat kebaperan berlanjut,

sila segera hubungi si penyair.

DAFFA RANDAI

Page 7: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

vii

DAFTAR PUISI

Perihal Sebuah Pertanyaan I ~1Perihal Sebuah Pertanyaan II ~4Noktah ~6Distorsi; Tembakau dan Cengkih ~8Di Selain Kamu ~10Di Selain Aku ~12Drupadi ~13Surat Akhir Pekan ~17Sudra ~19Telah Kukantongi Senyummu ~21Beriman Pada Kematian ~22Riwayat Notasi yang Getir ~23Perantara Doa ~25Gagal dalam Kepura-puraan ~28Surah Tentang Kamu: Ayat 1-5 ~29Sangkar-sangkar Kenangan ~33Rumah Kecil di Kepalamu ~35Memelihara Kebimbangan ~37

Page 8: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

viii

Pascamusim Penghujan ~39Dari Tiongkok ke Musi ~41Menyusulmu ke Dapur ~42Di Angkringan Jalan Batikan I ~46Di Angkringan Jalan Batikan II ~47Di Angkringan Jalan Batikan III ~48Sebuah Sajak Penyesalan ~49Tatkala Kita Sudah Saling Mencintai I ~51Tatkala Kita Sudah Saling Mencintai II ~54Tatkala Kita Sudah Saling Mencintai III ~57Tatkala Kita Sudah Saling Mencintai IV ~60Di Laut Matamu ~63

Matamu Adalah Rumah ~65Makan Malam ~67Sungaiku Sungaimu ~69Berita Duka ~71Gadis Penjual Telur ~73Melukis Burung Kasuari ~76Terkenang di Kerut Kening ~78Menanam Rindu ~80Garis Hitam Masalalu ~82Lebaran ~85Menjelang Usiaku Menua ~87Memisalkan Cantikmu ~89

Page 9: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

ix

Risalah Sebuah Penantian ~91Kuperahukan Surat ~95Menelan Tanda Tanya ~97Betapa Adamu ~98Selepas Kau Kawin ~100Pada Taman ~102Demi Hasratku ~104Bukan Tak Mungkin ~106Gerimis Telanjang ~108Hari Besar Kepergian ~110Musim Hujan Kecupan ~112Sesal Yang Terdampar ~114Tangkai Kering ~115

Page 10: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106
Page 11: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

1

Perihal Sebuah Pertanyaan I

: Sapardi Djoko Damono

/1/

apakah tentangmu bisa begitu saja meninggalkan tubuhku?

sementara kemarin sempat kularungkan pesan─

tuhan tak menyertaiku nyawa.

sedang sebagai ganti, ia melahirkan engkau.

maka kau hidup dalam tubuhku; berlaku ibarat nyawa,

sedang aku di luar adamu, menjelma sewujud raga.

kita setakdir, untuk saling menggumuli,

saling berpilin-kelindan dalam desir dan denyutan.

Page 12: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

2

/2/

aku berhasrat, suatu masa kita dapat saling pandang.

aku bercermin pada matamu, kau menjelma bayang

tubuhku.

aku tersenyum di matamu, tampak bibirmu dalam

senyumku.

kau yang hidup dalam tubuhku,

bagaimana sepasang mata dapat menghapal warna-warna,

sementara mata lahir tak dibekali ingatan?

/3/

kita tinggal dalam ruang tak bersekat,

dan akan tanggal hanya jika di tangan malaikat.

kau terulur di tiap rentang jalan, aku terpijak di jejak

kenangan.

kau yang tinggal dalam tubuhku,

bagaimana sepasang telinga dapat mengenali suara,

sementara suara lahir tak berbekal nama?

Page 13: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

3

/4/

apakah sebenarnya makna percintaan

jika bukan semata demi pecinta itu sendiri?

sementara dalam tubuhku, kau belajar berkata-kata,

menyelia susun sajak─kata di luar dirimu sama sekali tak

pernah ada.

kemudian kita saling menggumam, meragum berpuluh

dugaan.

kau yang tinggal dalam tubuhku, apakah kita sama tiada

berhasrat

sekadar untuk hidup di dalam kenangan?

2018

Page 14: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

4

Perihal Sebuah Pertanyaan II

siapa yang dapat dengan sadar mengelak dari kenangan

selagi ia bersarang di palung terdalam ingatan?

demikian kau tanya, di jumpa pertama

seusai upacara perceraian kita dimulai.

aku tercenung seorang diri,

berlindung dari kilat matamu yang sinis.

selagi masih kususun kata, kau kembali berpanah tanya:

apakah makna dari sebuah kebisuan, kecuali bukan

semata demi menjaga seorang diri yang merasa terancam?

Page 15: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

5

upacara masih berlangsung di dada langit yang mendung.

sepanjang itu, aku masih duduk membatu─

dihujati prasangka, berhujan rasa gelisah.

adakah seorang saja yang dapat dengan mudah

memutar jarum ingatan?

sementara kita adalah kisah, catatan dari luar sejarah─

kehidupan lain di luar dunia, dunia lain di luar kata.

adakah seorang saja yang dapat dengan mudah

menjangkau Tuhan, sementara Tuhan sudah bertahun

menjelma kenangan di tubuh kita?

2018

Page 16: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

6

Noktah

sudah berpuluh-puluh tahun,

sesuai pintamu, di laci sudah sama sekali

tak tersedia tembakau ataupun cengkih.

aku juga telah hidup di kamar sempit,

yang tak banyak menyediakan ruang

untuk kusembunyikan kebohongan-kebohongan.

percayalah, sayang! aku bahkan telah lupa

bagaimana cara asap melepaskan diri dari udara

bagaimana api melumat ujung gulungan tembakau.

Page 17: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

7

lebih dari itu, aku telah beralih miskin

tak berkemampuan lebih buat berdalih

tetapi jika terpaksa dan kau tetap tak percaya

ambillah pisau di dapur, baringkan aku di tempat tidur

“belah jantungku, adakah noktah di situ

yang jumlahnya melebihi banyaknya nama kau?”

2018

Page 18: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

8

Distorsi; Tembakau dan Cengkih

ada yang akan diam-diam mengendap

di paru-parumu, sayang: sesuatu menyerupai racun,

wujud reinkarnasi dari kepul asap tembakau, cengkih,

dan saus perasa yang rutin kau sulut untuk kemudian kau

isap itu.

ia akan dengan lancang, tentu merusak rasa nyamanku

selama bermukim di organ terlapang; di samping paru-

parumu.

aku merasa terganggu bilamana ‘tar’ tampak melekat

melebihi kadar rekatku yang telah bertahun-tahun bertahan

merawat alir darah dan detak jantungmu.

Page 19: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

9

demikian berat, sayang: bilamana harus terpaksa tinggal

di dalam kamu, dengan asap mengepul melintasi seluruh

bagian

yang sejatinya tersembunyi, sekalipun─kemudian di mana

tempat perlindungan paling jauh, paling tak terjangkau

dari wujud

lumatan api terhadap cacahan tembakau dan cengkih?

2018

Page 20: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

10

Di Selain Kamu

sesulit itukah menjadi aku, kau sangka

harus berpayah-payah mengiris bayang-bayang

masalalu yang memilih tinggal di dalam waktu

waktu yang tak bertubuh, tak beruang,

masalalu yang bersikeras menolak hilang

sementara inci per inci hati menyempit

dan keadaan kian melahirkan masa-masa sulit

sulit menafik, sulit menafsir, sulit mengusir

segala di dalam kenangan yang sempat hadir

Page 21: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

11

di selain kamu, tampaknya tiada aku temukan

tanda-tanda masa depan; yang lebih menjanjikan

2018

Page 22: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

12

Di Selain Aku

di selain aku, cinta tak pernah benar-benar ada.

percayalah, sejauh jarak yang berhasrat kau lipat

jalan buntu atas keputusasaanmu mencari arti bahagia

akan selalu berujung padaku, seorang saja.

di selain aku, rindumu tak akan benar-benar sembuh

seberdarah apapun usahamu, pertemuan akan selalu

menuntunmu menuju letakku, kendati kau menolak

waktu akan semakin menuntut, agar selekasnya kau tahu

bahwa penyelamatan paling bijak adalah menyerah

; menyerahkan hatimu tidak untuk lelaki selain aku.

2018

Page 23: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

13

Drupadi

/1/

sayembara itu, kekasih.

kudengar melalui mulut-mulut angin

yang berlintasan di bukit, sungai, lembah, dan gunung

juga dari kepak sayap daun-daun musim gugur.

dan mereka: itu brahmana Ekacakra, itu pangeran putra

raja,

ke Panchala, sama berhasrat untuk memperebutkan kau.

Page 24: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

14

/2/

hei kau, putri mahkota raja Drupada.

sembah kasihku untukmu; titah segala kagum, izinkan kau

untuk kutuju. biar kutahu lentik mata pun cantik parasmu,

biar pesta kian meriah dan dinding dada puas berdebar.

kau yang menyelinap di tiap denyut nadiku

sedemikian inikah kau buatku luluh?

/3/

di luar adaku, itu pangeran dari segala penjuru

usai kukutuk─tiada selain, itu Salya, Jarasanda,

Duryudana, Karna, pun Sisupala, ia sama tak kupersila.

dan yang lain, sedang kunanti kabar pupusnya

yang kemudian sayembara juga hatimu itu,

biar aku yang memenangkannya.

Page 25: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

15

/4/

angin berembus, dan tangan-tangannya

yang halus mengelus rambut, pipi, juga punggungmu.

oh, maha cemburu aku, kekasih─betapa sengit persaingan

ini

semata demi memperebutkan kau, yang maha cantik.

betapa hasrat mengunggun, betapa harap bertalun;

oh ya, menangkan aku, kekasih. menangkanlah,

biar hatimu yang lapang tak sia-sia kuperjuangkan.

/5/

pegang erat jubahku, kekasih.

kita mesti undur diri dari keriuhan musim; cuaca atas

perseteruan dan ketidakterimaan itu pangeran.

sebab ketidaksanggupanku menyaksi kau membakar diri

terlampau bertalun. kau mesti turut, nanti ke bukit nanti ke

lembah

nanti ke sungai nanti ke rumah: ibu pereka kendi tinggal.

kita kisahkan padanya, ini bahagia yang tak tertakarkan.

Page 26: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

16

/6/

biar ayahmu kujumpai, biar restunya kudapati.

mauku kau takkan terbagi; itu dengan Nakula, Sadewa,

Bima, pun Yudhistira─pantangku membagi kau padanya.

oh, putri yang berparas bunga-bunga, perkenankanlah

biar kau termiliki hanya olehku seorang saja;

tanpa bantuan siapa-siapa, tanpa kurang apa-apa.

2018

Page 27: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

17

Surat Akhir Pekan

melalui kotak surat di pagar rumahmu

kemarin, temanku satu-satunya

sudah kuperintahkan bertamu, semata

untuk menelusupkan titipan pesanku buat kau

sehelai amplop tanpa nama pengirim

dengan jahitan wol di bagian kanan dan kiri

tak terlalu berat, tetapi mungkin

bibi pembantu yang kau pinta

buat mengambil pesanku dari kotak surat itu

bakal terkejut, sebab kali ini bukan lagi puisi

Page 28: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

18

tetapi, sehelai amplop berjahit wol di kanan dan kiri

berisi hati yang baru saja kuiris dengan belati

─sebagai barang bukti, agar kau yakin

bahwa selepas mencintaimu, aku benar sedia memutilasi

organ-organ penting yang ada dalam tubuhku sendiri

2018

Page 29: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

19

Sudra

puan, antara rahim dan imbauan ibu

kemarin, selepas tragedi ketidakmampuanku

menyakukan rupiah atau berikat-ikat bunga untuk kau

lupakanlah, sebab hari kemarin

diinginkan atau tidak, tetap akan melapuk

melarikan sekaligus melahirkan hari-hari baru

tunggu, sewindu selepas hari ini

kulit-kulit kemiskinan yang melekat

di kerangka tubuhku bakal menyepuh

Page 30: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

20

lantas, tak hanya bunga ataupun gaun

pesta meriah yang acap dikisahkan kitab

bakal berlangsung, sepanjang Tuhan belum tertidur

2018

Page 31: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

21

Telah Kukantongi Senyummu

Telah kukantongi senyummu,

sejengkal sebelum kalimat perpisahan

merambat berkeberatan melalui lisanku.

Telah kukantongi senyummu,

sesaat sebelum lidah bergulat merawat kebisuan

dan mata menolak mengisyaratkan kepergianku.

Telah kukantongi senyummu,

menjelang jari-jemari maut mengetuk pintu

dan aku sempurna mencintai kau seumur hidup.

2018

Page 32: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

22

Beriman Pada Kematian

aku beriman pada kematian yang secara riwayat

menunjuk kau sebagai satu dari sekian banyak hal

yang menjadi penyebab.

berlindung dari kebinasaan hari-hari yang terlipat

dan sepenuhnya mengisahkan kau yang amat

berketegaan membuatku tersesat.

di kebuntuan sejarah, aku memilih kekal

menjelma lelaki murung yang di lingkar lehernya

berkalung perasaan sesal.

2018

Page 33: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

23

Riwayat Notasi yang Getir

aku telah berpayah-payah melukai jari sendiri

semata demi menyusun berpuluh-puluh notasi

untuk melagukan diri; yang sedang bernasib getir.

tampaknya, kemalangan sedang meraya hari

kemenangannya atas aku, atas riwayat kekalahan

sekaligus ketidakberhasilanku menahan pergimu.

sebelum punggung saling berhadap-hadapan,

sebelum kaki melangkah menuju keberlawanan

di mana letak cinta oleh dendam disembunyikan?

Page 34: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

24

aku telah berpayah-payah mencintai kau sepenuh adanya

sedang kau lebih memilih pisah, lebih memilih dia

yang kau sangka akan memilih kau; padahal sama sekali

tidak.

2018

Page 35: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

25

Perantara Doa

/1/

kau akan kusentuh melalui doa yang tangannya senantiasa

mengelus rambut juga pipimu di tiap kali kau jelang tidur

yang jari-jemarinya acapkali merayapi sekujur tubuhmu

dan baru akan berhenti tatkala bunyi desahmu meninggi

/2/

sementara tak kau jumpai siapa-siapa

doaku berhasil menjumpaimu dengan penuh rasa hikmat

yang kemudian doa-doa itu, menatapmu penuh rindu

merengkuhmu dengan kadar kerekatan paling rekat

di sepanjang gulir tasbihku

Page 36: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

26

/3/

sementara tak sempat kau cecap apa-apa

doaku sepenuhnya merasai segala yang ada pada tubuhmu

semalam

yang kemudian doa-doa itu, kembali menenangkanmu

tatkala kau berhasrat untuk diam-diam melanjutkan tidur

/4/

kau akan kucium melalui bibir doa-doa

yang lumatannya tak kunjung reda─yang masih saja

bersitahan

semata-mata agar kau tetap terjaga dalam kehangatan

yang lumatannya melampaui hangat selimut

yang sapuannya menyerupai lembut debur ombak di laut

Page 37: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

27

/5/

sementara tak kau kehendaki reda

bibir doa-doa itu menyengajakan jeda

agar kau berkesempatan merapikan napasmu yang riang

agar kau berkesempatan memantik ulang hasratmu yang

padam

/6/

sementara kau pilin ulang daun cuaca

di luar jendela, langit menitahkan hujan

yang kemudian doa-doa itu, kembali menjelma selimut

agar tubuhmu tak gigil dan ibadah tidurmu yang hening

dapat berlanjut

2017

Page 38: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

28

Gagal dalam Kepura-puraan

Kali ini kugagal dalam hal kepura-puraan

sebab rindu sering tiba semaunya

kau beranjak sejenak; rindu di kepala sudah membiak

Kali ini kugagal dalam hal kepura-puraan

sebab rindu yang kejam itu, bersemayam di jantungku

mendesirkan namamu, mendetakkan cantikmu

Kali ini kugagal dalam hal kepura-puraan

tak dapat sembunyikan kau dari bait-bait sajakku

yang berulang kau bacai, yang berulang kau nyawai

2017

Page 39: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

29

Surah Tentang Kamu: Ayat 1-5

(Ayat 1)

Bismillah: dengan menyebut nama kamu yang maha

kurindu

lagi maha kusayang. atas izin dan restumu, huruf demi

huruf

dalam surah ini mulai kususun. kurangkai jadi ayat-ayat,

kuterjemahkan, dan kutafsirkan dengan segala bentuk

keterbatasan.

sebab kau tahu, membahasakan cantikmu ialah satu-

satunya

ketidakmampuanku dalam hidup.

Page 40: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

30

(Ayat 2)

Ayat-ayat yang detik ini kau bacai, ialah ayat yang penuh

dengan kata-kata, puluhan, bahkan ratusan; kau jadi

nyawa

atas tiap-tiap satuan katanya. kau jadi lantaran kenapa

sampai

seniat ini kuingin abadikan kau dalam tulisan.

maha cantik engkau: sungguh, tiada cinta selain kamu.

tiada ujung selain kamu; tujuan pulang bagi rindu,

tujuan akhir bagi hidupku. sungguh! segala kasihku

untukmu.

(Ayat 3)

Ayat-ayat yang detik ini sedang khusuk kau hayati,

ialah ayat yang berisi ucapan terima kasihku kepada

Tuhan;

karena telah bersedia menciptakanmu dengan sebaik

dan secantik itu, tanpa tanding tanpa bandingan.

Page 41: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

31

ialah ayat yang berisi harapan: semoga Tuhanmu dan

Tuhanku

ialah Tuhan yang sama-sama merestui hubungan kita.

dan dari segala kefanaan waktu; kuharap kau tak

termasuk.

(Ayat 4)

Sesungguhnya orang-orang sepertimu ialah orang

yang wajib kukagumi sepanjang waktu. maha besar

cintaku.

sedalam-dalam laut, kau tersimpan dalam palungku;

segala puji bagi rindu. lebih baik rindu daripada tidak

sama sekali.

sebaik-baik rindu, ialah rindu yang tersebabkan oleh

karenamu.

Page 42: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

32

(Ayat 5)

Dan jika tiba pertanda baik; hal yang ingin aku lekasi

dalam hidup ialah menghalalkanmu. menjadikan kau

tambatan;

muara atas segala bentuk kebahagiaan. semoga kau

berkenan.

2017

Page 43: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

33

Sangkar-Sangkar Kenangan

Pada malam yang keramat

di mana luka dan rindu larut jadi satu

di sana kita sama tertunduk

; meraya tangis dalam beku.

Mata-mata di sekitar kita

berjatuhan di pucuk meja, berserakan

di lantai, berhamburan ke mana-mana

; begitu pun mata kita.

Page 44: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

34

Sepanjang musim kita membisu

melumpuhkan kata-kata, menanggalkan suara

menyayat mulut masing-masing

; menyimpannya di saku celana.

Gelas-gelas di sekitar kita, penuh dengan air mata:

air mata luka, air mata rindu, dan lalu tumpah

; merupa dendam sewarna duka.

Malam sudah lapuk, kita sudah rapuh

sepanjang waktu kau dan aku cuma, habiskan hidup

buat semata-mata, memelihara kesedihan

; pada sangkar-sangkar kenangan.

2017

Page 45: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

35

Rumah Kecil di Kepalamu

Andai kau izinkan, kekasih

ingin kudirikan rumah kecil di kepalamu

tempat buat berpulangnya para rindu: melepas letih

bersamamu

Kau tak perlu cemas andai satu di antara

rindu menghampirimu dengan wajah tertekuk

atau malah mengutuk senyumnya jadi lusuh

Kau jangan lekas berprasangka

mungkin ia hanya sedang butuh

perhatian dan pelukmu, juga cumbu atau kecup dari

bibirmu

Page 46: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

36

Rindu-rindu pun butuh waktu

buat meminang segala kenang yang membatu di keningmu

rindu-rindu pun perlu meraya temu

bersetubuh sekali waktu buat menuntaskan pilu

Rumah kecil di kepalamu akan juga kusertakan

pijar bulan atau bintang selaksa lampu

penunjuk arah: agar rindu-rindu kita nanti

tak tersesat dan dapat pulang dengan selamat

2017

Page 47: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

37

Memelihara Kebimbangan

kemudian biar waktu yang memelihara

segala kekecewaan kita. kendati ibarat daun, kau satu-

satunya

lembar yang tiada kurelakan hempas, tapi angin yang itu

terlampau menilaskan pilu. yang kemudian kita berdua

tak ubah sebatas debu di tengah badai yang riuh

dihuyung ke sana ke mari, disapu habis dan bersih.

seusai itu, siapa di antara kita

yang lebih mawas untuk bertahan?

Page 48: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

38

selambatnya gugur daun menyentuh tanah atau

kucur darah membilas punggung pisau, dera deraian air

mata

atau desahan sepasang dara yang kan lebih dulu kita

saksikan?

sementara yang tersisa ialah bayang, selambat-lambatnya

yang kita gumuli tampak tak ubah sebatas wujud

kebimbangan.

2018

Page 49: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

39

Pascamusim Penghujan

Pascamusim penghujan itu, ada semacam getir

yang tak kunjung turut mengalir. Ialah rinduku, Kekasih

yang tak usai ditingkap temu, yang tak hangus disulut

waktu

sekalipun kau pantik risauku, musim dan windu

pantang mengoyak niatku, sebab menulis tentangmu

tetap kan jadi kekhilafanku seumur hidup.

Pascamusim penghujan itu, ada semacam senyap

yang tak kunjung dapat kudekap. Ialah tubuhmu, Kekasih

yang menyublim di bibir waktu, yang melesap di ujung

rindu

Page 50: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

40

berkalipun kau pintakan usai, nadi dan detak

pantang menghalau hasratku, karena melukiskan

anggunmu

tetap kan jadi kegawalanku sepanjang hidup.

Pascamusim penghujan itu, ada semacam sesal

yang tak kunjung dapat kucekal. Ialah perpisahah, Kekasih

yang melantari kepiluan, yang menceraikan harapan

kendatipun kau minta cukupi, derita dan maut

pantang memintasi niatku, sebab duka yang kau lantari

terlanjur abadi di tubuh sajakku ini.

2017

Page 51: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

41

Dari Tiongkok ke Musi

: Legenda Pulau Kemaro

/1/

dari Tiongkok, aku berlayar menuju hatimu yang lengang.

menuju Musi menuju Ogan menuju Lematang

atau henti di dada Ampera, boleh sedia untuk berdagang;

menjual kesendirian, atas tabiat cinta yang mungkin saja

terlarang.

Page 52: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

42

/2/

kau akan kujumpai, sedang restu dari rajamu

jadi hal paling kunanti.

sebab bukan lagi dustaan, kau sungguh kudamba

sejak di jumpa pertama, Fatimah.

betapa arus matamu, memperdayakan hatiku

betapa agung hasratku untuk dapat meminangmu.

/3/

seperti pintamu, sudah kujumpakan kaisar

dan sejenak, kita boleh akan berlayar.

menuju China menuju cinta menuju raja dari segala restu

dan doa.

maka andai telah sampai, baik kupinta pada pengawal

agar kiranya diperkenankan, kita pulang berbekal

sembahan.

untukmu, Putri sanggup kusimpan permata di tujuh guci.

Page 53: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

43

/4/

seusai berlayar, di rusuk Musi cemasku bertalun mendaki.

sempat bertaruh curiga, aku berhasrat memungkas tanya─

sepanjang berlayar, kita dibekalkan apa?

maka kutanya pada matamu, dapatkah kau turut padaku:

menyaksi isi dari ketujuh guci

iakah sawi atau permata seperti yang aku ingin.

/5/

kau turut cemas, sedang pandangmu menuntun hatiku

teremas.

sebab di dalam bekal tak seperti terduga,

maka kupilah berselam, kendati tak pandai berenang.

terkaku tiada permata, sedang kusalah sangka.

khilafku seutuhnya, semata demi kau, Fatimah!

bilapun sampai di tubuh Musi, perkisahan kita berakhir

maka pintaku sebadan hati, hendak kau jangan menangis

kendati cinta beralih takdir, kuharap kau haram berpaling.

2018

Page 54: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

44

Menyusulmu ke Dapur

satu kebiasaan yang hendak kuselalukan

ialah menyusulmu ke dapur

justru ketika kau sedang sibuk mencuci piring

atau mencuci sisa kecupan

yang masih saja membekas

atau mencicip lagi dekapan

yang berasal dariku yang acap

memelukmu dari belakang

; tanpa tunggu aba-aba

Page 55: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

45

terkadang, setiap kali begitu

air yang genit memercik membasahi bibirmu

lalu dengan penuh isyarat

kau raih wajahku sambil berucap:

”maukah kau mengeringkan bibirku

dengan bibirmu yang sedang basah-basahnya itu?”

2018

Page 56: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

46

Di Angkringan Jalan Batikan I

petang seusai gerimis, kita berjalan menyisir rusuk

kenangan.

menuju Batikan menuju teduhan menuju angkringan

tempat segala kegelisahan dimulai.

sepanjang tepian, mata lampu tampak memata-matai mata

kita

sedang kita terlampau abai dengan situasi sekitar.

“boleh kupinjam matamu, sekadar untuk tahu

selentik apa bulu cemburu?”

2018

Page 57: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

47

Di Angkringan Jalan Batikan II

setibanya di angkringan, kita lekas saling memesan.

pada penjual yang menyaji bermacam rayuan─

secangkir kopi, katamu

dengan takaran yang pas: sedikit curiga, perbanyak

rindunya.

satu lagi, Mas. secangkir ciuman dengan lumatan yang

khas:

sedikit cumbuan, perhalus ritmenya.

sejak mata lampu mengerjap, kita tuntas saling mendekap.

2018

Page 58: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

48

Di Angkringan Jalan Batikan III

di angkringan aku menyaksi

dari bibir secangkir kopi, rindu mengepul hati-hati.

dari bibirmu yang dingin, desir darahku meninggi.

“dingin semacam inikah yang sejak lama kau idam-

idamkan?”

suatu alasan agar jari-jemarimu leluasa

menari di sekujur tubuhku yang basah, suatu peluang

agar kau leluasa menuntunku menuju malam paling

desah?

2018

Page 59: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

49

Sebuah Sajak Penyesalan

Kendati keping penyesalan itu kerap berlayar

mengarungi jantung, maka andaipun karam

karamlah aku di persimpangan detakmu.

detak yang menyekap segala kekhilafan rindu

detak yang memintasi niatan temu; dan detakmu

adalah detak yang melesapkan keberadaanmu

dari himpunan sajakku.

Kendati bilah penyesalan itu acapkali mendayungi

nadi, maka andaipun pupus

pupuslah aku di kepincangan denyutmu.

denyut yang menyesap segala kepiluan waktu

Page 60: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

50

denyut yang mengerisutkan janji; dan denyutmu

adalah denyut yang membiaskan namamu

dari tiap-tiap larikan sajakku.

Kendati gelintir penyesalan itukerap melayari

persungaian mata, maka andaipun penyap

penyaplah aku tersingkap kerjapmu.

kerjap yang menulahi jarak

kerjap yang meluputkan tatap; dan kerjapmu

adalah kerjap yang memusnahkan hidupmu

dari kehidupan sajakku.

2017

Page 61: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

51

Tatkala Kita SudahSaling Mencintai I

/1/

tatkala kita sudah saling mencintai

suatu pagi mungkin akan kita jumpai

daun-daun berjatuhan di mata kata-kata

ditingkapnya sajak pada surat kabar

yang mengabarkan kau dan aku

yang sedang berpacu dalam rindu

di mata ruang yang satu

Page 62: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

52

/2/

daun-daun yang jatuh, katamu

rindu-rindu yang luruh, sahutku

betapa kita saling bermanja

menyaksikan bias cahaya yang dengan tergesa-gesa

melucuti sisa pagi yang kita punya

pagi kita sudah habis, katamu

tapi rindu kita? sama sekali belum!

/3/

kemudian kita saling bergegas

menyudahi ciuman-ciuman yang sejak semalam

belum juga kita redakan

di samping kau kenakan ulang

huruf-hurufmu yang telanjang

aku terdiam menutup mata

sambil meninggalkan kau sendirian

Page 63: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

53

/4/

tatkala kita sudah saling mencintai

suatu masa mungkin akan kita jumpai

bunga-bunga bermekaran di taman kata-kata kita

diharumkannya sajak pada surat kabar

yang mengabarkan kau dan aku

yang sedang berpacu dalam cinta

dengan kadar kecintaan yang tiada bandingnya

/5/

sudah sejak kapan kita saling mencintai? tanyamu

sejak jauh sebelum kau ada! jawabku

kemudian kita saling bertanya

menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya

sama sekali tak perlu kita tanyakan

2017

Page 64: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

54

Tatkala Kita SudahSaling Mencintai II

/1/

tatkala kita sudah saling mencintai

ciuman-ciuman yang berasal dari bibirmu

juga bibir secangkir kopi

ialah hal yang paling kunanti setiap pagi

sementara kau pergi ke dapur

untuk menyiapkan sarapan

aku ke teras menyaksikan huruf-huruf

yang telanjang di koran renang

Page 65: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

55

/2/

di teras rumah, daun-daun berguguran

sementara sepasang burung

kusaksikan sedang khusuk berbalas ciuman

ada yang gaib, batinku

bagaimana burung dapat saling melumat pandang

di samping paruhnya yang runcing dan panjang?

/3/

saat itu kau masih di dapur

merebus embun dan cahaya

agar seusai mendidih dapat kau sulap jadi sesaji

dalam upacara permandian kita

didihan embun kau yakini

sebagai bentuk penyucian diri

dari hadas cemburu

tatkala kita sedang dipisah jarak dan waktu

Page 66: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

56

sedang didihan cahaya kuimani

sebagai bentuk pemurnian diri

atas hadas curiga yang kerap kita tunaikan

dengan atau tanpa sengaja

/4/

tatkala kita sudah saling mencintai

pelukan-pelukan yang berasal dari tubuhmu

juga tubuh para rindu

ialah hal yang paling kubutuhkan setiap waktu

sementara kau mulai lucuti pakaian

aku bergegas membalutmu dengan rengkuhan

/5/

kemudian kita tanggalkan kata-kata

kita biarkan bunyi desahan

saling bersahut dengan tiada henti-hentinya

2017

Page 67: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

57

Tatkala Kita SudahSaling Mencintai III

/1/

tatkala kita sudah saling mencintai,

sekadar untuk membahagiakanmu

aku kuasa menjelma siapapun.

seandai Liu Guojiang kepada Xu Chaoqin

atau Tan Bun An kepada Siti Fatimah.

aku bersiap melarikanmu dari restu yang tak sampai

atau bersurat dengan kaisar untuk memintakan emas.

Page 68: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

58

/2/

sebab ibarat Fatimah, akulah Tan

yang mencintaimu sejak di jumpa pertama,

sedang ibarat Xu, akulah Liu yang hanya

akan mati di dekap dan genggam tanganmu.

nyaris tiada yang melampaui kebahagiaan kita, kekasih

terlebih tatkala kita sudah saling mencintai.

/3/

untuk menyukakan hatimu, aku bersiap menyulam senyum

atau memahat kata-kata jadi puisi

agar dapat kau bacai di sepanjang pergantian musim.

untuk menandakan setiaku, aku berhasrat memisalkan kau

jadi Xu Chaoqin , sedang aku tetaplah Liu,

yang tak sekalipun pernah berpaling

Page 69: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

59

/4/

tatkala kita sudah saling mencintai,

kendati restu tak menyertai atau ujian tiba berganti

bukan lagi perintang untuk kita sama berlari.

baik ke Goa atau Pagoda, kita akan tetap bersama.

menuju Musi atau Jiangjin, boleh sedia kita sanggupi.

sebab tatkala kita sudah saling mencintai,

hidup dan mati bukan lagi jadi

sesuatu yang pantas untuk ditakuti.

/5/

kendati di ujung alur, aku berlaku ibarat Liu,

kaulah Xu bagi hidupku; yang senantiasa setia

dan berkenan mendoa dijelang kuhabis usia.

kendati di ujung masa, aku bertakdir seperti Tan,

kaulah Fatimah, manusia paling aku cintai

yang turut berhanyut diri tatkala kuraib di badan Musi.

2018

Page 70: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

60

Tatkala Kita SudahSaling Mencintai IV

/1/

tatkala kita sudah saling mencintai,

dalam hidup, aku sama sekali

tak membutuhkan apapun, kecuali

secangkir senyummu terseduh

sekaligus tak tersudahi

di hadapanku, tanpa tapi

; tanpa perlu yang lain-lain.

Page 71: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

61

/2/

di meja makan, sederhana saja

aku tak piawai menuntut

untuk kau sajikan segala-gala.

kau cukup duduk di kursimu,

dan aku akan selalu berada di hadapanmu.

dengan begitu, mudah-mudahan

kesehatan bagi hatiku, hatimu juga

; dapat terjaga sehari-harinya

/3/

tatkala kita sudah saling mencintai,

usia dan angka-angka biarlah

kita pikuni sebaik dan setuntasnya.

Page 72: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

62

sebab satu yang kita imani,

menjadi tua sama halnya

melapukkan kebahagiaan-kebahagiaan

yang sama sekali tak pernah kita inginkan.

/4/

di kamar tidur, telah kutiadakan

sisir, bedak, juga alat perias yang lain.

sebab melihatmu bersolek

sekalipun hanya di hadapan cermin

itu bagiku sudah neraka.

di samping hal-hal lainnya

yang sama sekali tak aku suka.

2018

Page 73: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

63

Di Laut Matamu

di laut matamu, raut rinduku menjelma debur

yang tiada henti-hentinya bersitahan menjaga pasang

menjelma karang yang senantiasa tabah

kendati harus berkali terhantam gelombang

di laut matamu, rindu-rinduku berlayar

menuju pulau paling purba, tempat di mana

setiap indah mewujud kau semata

tempat di mana setiap jumpa

dapat tertunaikan dengan atau tanpa rencana

Page 74: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

64

di laut matamu, tak ada yang lebih perlu untuk dirisaukan

selain harapan yang mungkin

akan karam di tengah karang kenangan

tak ada yang lebih perlu untuk dicemaskan

selain kecemasan yang terjadi tatkala

laut matamu tak lagi menandakan tanda-tanda ketenangan

2018

Page 75: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

65

Matamu Adalah Rumah

Matamu adalah rumah

yang melindungiku dari segala godaan musim

jawaban paling pasti: atas pertanyaan

tentang bagaimana caraku mengimani rindu

yang melulu berasal dan disebabkan oleh karena kau

Matamu adalah rumah

yang menjauhkanku dari segala prasangka buruk

jawaban paling sahih: atas pertanyaan

tentang bagaimana caraku menyadur cantikmu

jadi himpunan puisi yang tak kunjung usai kutulis

Page 76: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

66

Matamu adalah rumah

yang menyelamatkanku dari segala perapian cemburu

jawaban paling arif: atas pertanyaan

tentang bagaimana caraku mengheningkan rindu

yang melulu disebabkan oleh karena kau jauh

2017

Page 77: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

67

Makan Malam

: Dhea S. Mahesa

Gadis itu tampak sibuk menyangrai malam

mengaduk kenang, memilin bayang

meneguk rindu dalam secangkir ingatan

Tangannya merangkul sepasang sendok

merupa peluk dalam jarak dan lamunan

Ia menanti pulang keping-keping hati

kapling-kapling bulan, tangkai-kuntum melati

yang dibawa lari oleh kekasihnya sendiri

Page 78: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

68

Aku tahu, sudah berabad ia begitu

makan-minum sendiri, sampai perlu isi ulang air mata

persediaan habis katanya, terlalu sering ia menduka

Makan malam kali itu, kupandangi ia dalam-dalam

dengan mata yang meleleh di pucuk meja

sedang matanya, leleh dipungkas kenangan

2017

Page 79: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

69

Sungaiku Sungaimu

Sudah berperahu hari-hari, dayung berpeta melayari

sungai-sungai

; tak bernama. Tak ada bakau atau tembakau lagi

tergulung,

cuma dada bergelombang, beriak, sekaligus berkedalaman.

Di hadapanku, jarak semakin tak terukur; dan rahasia.

Burung-burung bersiulan, menyingkap sunyi sepanjang

pagi

; tetapi sungaiku belum sungaimu. Daun-daun rengas

bersitahan,

tertahan di dahan, sekaligus gugur; meriasi tepian.

Page 80: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

70

Tetapi sungaiku mungkin sungaimu, setelah berperahu

hari-hari,

dayung berpeta melayari segala yang rahasia, dan terhenti.

Daun-daun rengas bersitahan, tertahan di dahan, sesekali

gugur

; sungaiku sudah sungaimu, semenjak pagi bercincin

di jari-jemari waktu.

2018

Page 81: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

71

Berita Duka

dan hujan pun larut dalam secangkir dukamu

meluruhkan iba pada daun-daun kamboja

karangan bunga, ukiran nama

juga istana merupa tanah yang bagimu itu jatah:

batas persimpuhan buat pamit pada mereka

bunga-bunga setaman tiba tumbuh di muka air

permandian, buatmu nanti kembali pulang

lalu di luar ramai langkah, berkecimpung air mata

Page 82: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

72

sebelum waktu mengantarmu pada

tempat paling pangkal: buat meniti selangkang hidup

di muka raya yang senasib, pulang ke pangkuan-Nya

kau buat pengakuan, semesta laku di lembar kafah

2017

Page 83: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

73

Gadis Penjual Telur

: Sum Kuning

/1/

empat puluh delapan tahun lalu, Sum

mulut-mulut angin yang tak terhitung jumlahnya

acap menjelma berita; huruf dan kata-kata

berserakan di buku dan surat kabar.

dikisahkannya padaku, Sum─kau si gadis penjual telur.

/2/

di pascasubuh, di langit dan daun pagi

tapak kakimu yang mungil membangunkan matahari.

jejakmu yang lugu, dieja jalan, dihapal ranting juga

pohonan;

dan kawanan embun, diam-diam menyaksikan kau

tanpa luput juga tanpa kau tahu.

Page 84: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

74

/3/

kau kubayangkan, Sum─sedang berjalan

membelakangi sekaligus menghadapi hari-harimu yang

dingin.

dan aku orang asing, menyaksi kau ulur jalan tiap pagi

menuju pergi; menunggu datangnya bus

yang biasa kau tumpangi.

/4/

selagi bakul, selendang, dan telur kau istirahatkan

di bangku bus, jarak melintas ke ujung jalan;

ke arah telur-telur itu dialih-tangankan.

itu langganan, demikian kau sebut, Sum─

kepadanya takar-panggulmu diringankan.

Page 85: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

75

/5/

jalan-jalan api membakar jejak-jejakmu yang dingin.

kelopak cahaya; kelopak pipimu yang kuning─

teradu di peraduan, sedang tak satu khilaf pun kau

keluhkan.

sebab tapak bagimu, Sum─setahuku, semacam peta

menuju angka-angka yang mesti kau lipat

seada dan sedapatnya.

2018

Page 86: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

76

Melukis Burung Kasuari

tubuh seorang gadis, terpajang

di putik ranjang, tubuh lelaki berkumis

merayap-rayap di atasnya.

dengan setengah sadar

aku mengendap-dekati mereka

diam-diam sekali kuselundupkan mata

melalui lubang kunci kamar.

tubuh seorang gadis, kutangkap masih

telungkup-menantang, tubuh lelaki berkumis

sudah tak ada di sana─masih setengah sadar

aku mengendap masuk ke kamar.

Page 87: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

77

dalam-dalam sekali, kupandangi sekitar

dan benar, sudah tak ada lelaki di sana.

kemudian si gadis terhenyak─

memintaku melukis jenis burung kasuari

yang paruhnya menyerupai

; jenis burungku sendiri.

2018

Page 88: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

78

Terkenang di Kerut Kening

Kupacu bulan menuju barat, menuju pintu

dan panti kerinduan yang tersemat

di lengkung alismu yang hangat.

kutandai jalan; peta menuju hatimu, garis samar

yang acap-sukar diurai, hari yang tak bernama;

rahim dan mihrab kata di jantung sajak yang tawar.

Oh, gadis bulan ketiga, kita berselang umpama;

ikan berenang menuju arah berlawanan.

kau terkenang di kerut keningku yang malang.

Page 89: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

79

Kupacu bintang menuju barat, menuju pintu

dan panti kerinduan yang tersemat

di kuncup dadamu yang hangat.

kutandai jalan; peti menuju maut, garis-garis tawar

yang acap-sukar dicekal, hati yang tak bernada;

bunyi dan sunyi di larik sajak yang patah pucuk ditulis.

Oh, gadis penyuka rasi bintang, kita bersaing umpama;

sepasang peluru melesat saling meluka.

kau terkenang di kerut kening;

aku terkekang dikerat rindu yang hening.

2018

Page 90: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

80

Menanam Rindu

Aku pernah menanam rindu di jantungmu

dini hari waktu kau masih menenun mimpi

meraung wajah-wajah pagi, juga langit

merupa embun pada daun-daun sunyi

Seusai tiba berpuluh musim, aku ke mari

membawa hujan, sambil bertanya

tentang yang pernah kutanam:

“apakah rindu itu masih terus kau rawat

setelah kita sudah tak saling ingat?”

Page 91: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

81

Sampai kemarau datang meranggas tanyaku

kau masih bisu, merawat sunyi di bibirmu

Sekalinya masih kupaksa masuk

pada tirai pintu matamu,

di sela tangis yang mendayu: kutahu sudah

tiada tumbuh, sepohon rinduku lelayu

; terguyur kering air matamu

2017

Page 92: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

82

Garis Hitam Masalalu

: N. Evani M.

/1/

gelap menyampul kaca jendela

dan aku menulis puisi tentang kau;

bulir-bulir masalalu

yang kadang sering kurindu.

/2/

seperti malam yang asing, siangku

hilang terhalang mimpi-mimpi

dan pagi tak pernah benar-benar ada

terhitung sejak kau pergi.

Page 93: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

83

/3/

gelap yang gagap menyelinap

di deru dadaku yang sesak,

tampak mengalir sebuah bayangan

seorang gadis bermata sipit

dengan rambut yang terurai

; nyaris menyerupai kau.

/4/

seperti hari-hari asing

yang berlalu tanpa kau kini;

tak seorang pun berhasil, dan aku

yang gagal melupakan kau, sekali lagi.

/5/

betapa puisi getir bergetar

di tubuhku yang sunyi,

dan kau garis hitam masalalu

terlampau sulit kuhindari.

Page 94: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

84

/6/

seperti siang yang asing,

tak terlihat satupun jalan;

dan puisiku sedih mengingat kau

yang terpaksa harus tinggal

; di dalam kenangan.

2018

Page 95: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

85

Lebaran

Tinggal sepekan, tanggal seakan

menyiapkan kesepian-kesepian

yang tak pernah selesai kusiapkan

Kawan-kawan, sudah berkemas

berpadat-padat ke terminal ke bandara

berpulang ke kampung halaman

Kue lebaran, di rumah pastilah

sudah mama siapkan beragam-ragam

pempek, rendang, gulai serba berdaging

Page 96: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

86

Baju lebaran sudah dibeli, sudah rapi pun

lengkap dengan sarung, sajadah, dan peci

mama gantung di almari, dipandang berhari-hari

“Ini baju siapa kan pakai, nak?”

mama sudah siapkan, tapi kau tak jadi pulang.

Berpedih-pedih jua papamu bilang:

“hati-hatilah di rantau, dari jauh pulau

sedia mama papa kirimkan, setoples peluk

agar sedihmu tiada berlangsung berlarut-larut.”

2018

Page 97: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

87

Menjelang Usiaku Menua

Menjelang usiaku menua, ada beberapa

yang ingin aku segerakan, di antaranya

menjemput kematian yang bersarang di kepala

meminum sisa air yang jatuh dari langit-langit mata

Menyecap janin-janin duka: dari rahim para pengiba

yang telanjang di rindang sunyi, di riuh langit

di dinding dada yang perlahan mengelupaskan

tangis dan ketidakrelaan para sanak saudara

Page 98: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

88

Meminang segala sesal, menyetubuhi kecemasan

yang sempat lelap di ranjang dan di bantal-bantal

rumah yang dihuni para malaikat pencabut nyawa

dan daun gugur di halaman bertuliskan nama

Tuhan, aku ingin mati cepat!

pintaku. Sebelum aku benar dilupa

bahkan oleh mereka: yang telah galikanku makam

2017

Page 99: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

89

Memisalkan Cantikmu

Di samping seluruh rahasia

yang tak kunjung usai disampaikan

mulut-mulut kata dari himpunan sajakku

ribuan hal menyoal tentangmu

sedang giat-giatnya kusadur

kusederhanakan jadi kata umpama

buat memisalkan cantikmu

yang tak termisalkan itu!

Di samping seluruh sanjungan

yang tak kunjung habis disampaikan

Page 100: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

90

mulut-mulut kata dari rumpunan sajakku

jutaan hal menyoal indahmu

sedang giat-giatnya kuramu

kuimani dengan sepenuh dan setulus hati

dengan kadar keimanan

yang tak tertakarkan itu!

2017

Page 101: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

91

Risalah Sebuah Penantian

: Pyramus & Thisbe

/1/

kesedihan terkurung di ketinggian bukit.

menara yang urung dibangun,

pohon mulberry, seekor singa,

dan aku yang nyaris gagal menujumu

; dikutuki purnama.

/2/

angin yang murung dan cahaya

yang redup mengikuti pergiku.

juga nasib jalan-jalan yang terlipat

; di tiap jejak langkah.

Page 102: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

92

/3/

aku telah sampai, kini.

sebelum arah peta terakhir bersikeras

menipu dan menyesatkan berkali.

dan aku menanti, kau! tatkala cahaya

berguguran di jubahku yang basah,

; kecemasan padamu memuncak.

/4/

dan aku menanti, kau.

di mana hutan-hutan sunyi,

pepohonan kering, dan rencana

kepergian kita, tak setahu siapa-siapa.

tetapi kau di mana? malam makin mencekam

; kau tak juga datang.

/5/

mulut-mulut angin yang tak terhitung jumlahnya,

bersitahan di dahan kecemasan hatiku yang malang.

tak ada menara, dan kau pun juga−

Page 103: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

93

betapa waktu menggigil, biola dan sitar kesunyian

; melagui sedihku yang tahan.

/6/

tersesatkah kau, manisku?

jalan memang berliku, tapi yakin kutekadmu lurus;

tak ada jejak-jejak sunyi, kesemogaan pun kawanan singa

sedang tak berjaga, kini. tetapi kau di mana?

purnama nyaris jatuh dan tenggelam

; termakan getir penantian.

/7/

cericit burung, desis cuaca

yang diam-diam merayu terbaca oleh mataku.

selendang biru dan aroma tubuh, redup cahaya

terang suaraku; menangkap sampaimu.

kaukah itu, manisku?

oh, betapa lenganku sudah bersiap

; melilit kau dalam pelukan.

Page 104: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

94

/8/

tetapi tidak, dan aku menanti

kau yang tak sampai-sampai. oh, bayang-

bayang pedih, jangan jelmakan siapa-

siapa selain dia. betapa untuknya, doa-

doa berserakan dan cemas kemasan rasa

; ini hatiku berhamburan.

/9/

angin murung, dan cahaya yang redup

mengutuk penantianku. mulut-mulut belati

yang runcing, serta harapan-harapan yang tumpul

pun habis mengepul. dan kau di mana, kini?

betapa daun cemasku membusuk, dan segala

tentangmu berakhir−lalu semata demi kau

; surga beralih jadi tempat kumenanti.

2018

Page 105: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

95

Kuperahukan Surat

Seusai hilangmu, musim bagiku

ialah sunyi yang membatu

muasal dari segala pilu, dan puisi luka

yang habis kurangkai untukmu

Daun waktu yang mencuri senyum

atau lukis wajah dari mataku, masih kudendam

sebab denganku tak boleh satu pun luput

tak juga bayangmu

Page 106: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

96

Kias-kias kata yang terhimpun dalam sajak

atau telaga tempat kuperahukan surat

melulu berisikan engkau: nyawa atas jutaan rasa

Jangan kau hilang dari sela-sela hurufku

andai tak ingin sajak jadi pisau pembunuh

sebab kau tahu tak hanya aku

sajakku pun membutuhkanmu

2017

Page 107: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

97

Menelan Tanda Tanya

melintas di bukit, jalan terjal berliku, sayangku.

hati berdesir, mata membayang jurang-jurang

; membiaskan kau dari lamunan.

sepanjang lajuan, cemasku tak kunjung berkirai

tampak seperti ada yang mungkin tak akan sampai

baik wajah atau kabarku, di bukit matamu yang landai.

sekarang kutanya, mendoa atau menduakah kiranya kau,

andai kelak kabarku datang bersama ajal?

2018

Page 108: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

98

Betapa Adamu

Kendati mata dan arah pandangku luput

adamu kian meriwayati nadi

melenguhkan kekhilafan, menyurati ketabahan

Betapa adamu, paruhan genap gasalku

betapa arif adamu, betapapun cintanya aku

Sungguh lagi kuramu segala tafsiran ini

cantik dan ayu, pun senyum

yang tersadur dalam larikan puisi

Page 109: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

99

Kuimani kau dalam sunyi, kupuji kau dalam zikir

membiaklah di mimpi, meretaslah di takdir

biar padamu jua kiasan harapku berakhir

Bahkan di unggunan rayu kian berapi hasratku

membara terpantik temu, menggebu terhimpit rindu

2017

Page 110: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

100

Selepas Kau Kawin

: Yeni Astuti

adakah yang sejak bertahun masih senantiasa kita gumuli

selain perihal dendam dan luka hati, kekasih?

terlebih di selepas Juni, kala kau bergaun pengantin,

disanggul dan turut disanding.

dara janur yang lengkung, pun derit dadaku yang

lengking─

turut menyaksi hari bungahmu yang tahir.

sementara mata berkaca luka, di helai sunyi pandangku

tanggal.

Page 111: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

101

“oh ya, aku resmi mendendamimu, kekasih!

terlebih selepas kau kawin.”

sedang di jumpa terakhir, harapku kau haram menangis.

2018

Page 112: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

102

Pada Taman

Seumpama aku jadi daun kering

pada taman tempat kau berjaga

apa kiranya lalu akan kau perbuat?

menatapku lama-lama dalam sapa-sapa angin;

atau menyapuku lalu kau biar tersiksa?

Saban pagi aku menggugur

dari tangkai juga rimbun: langit yang melukis engkau

tiada sampai hati berlamaan menghakimi

Page 113: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

103

sedang dari ujung utara, angin menatapku sirik:

menerka aku sengaja membuat kau terusik

Padahal begini, sedang terus aku menanti

kau berlari menuju taman setiap pagi

lagu matamu pelan datang menghampiri

duduk di tepi kursi, sambil melempar

setangkai senyum untuk terus kujatahi

2017

Page 114: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

104

Demi Hasratku

Bahkan jauh sebelum kuhayati kau

dalam senyum pembiasan itu

tempias cantikmu usai membatu

di persungaian bayangku

Merisaki keheningan

mendayungi kiasan tafsir

juga siasat kalaupun ujungnya kau bakal kutaksir

Sungguh terlampau kusurgakan engkau, kekasih

betapa ringkasan dari segala indah itu

mewujud anggunmu

Page 115: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

105

Bahkan tak kujumpai bilangan

untuk sekadar membilang ayumu

yang tak terbilangkan itu

Demi terpujinya hasrat ini

atas nama Adam dan Hawa

sudikah kendati kupersunting kau, kasih

dengan bermaskawinkan puisi?

2017

Page 116: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

106

Bukan Tak Mungkin

di kemudian hari,

bukan tak mungkin andai kita saling melupa

kau berlari ke selatan menuju janur pelaminan

aku tertatih ke arah barat menunggang sesal yang berkarat

kau mendesau di atas ranjang; aku tercekau lagi

terpanggang.

belakang hari,

bukan tak mungkin andai kita saling meluka

aku berperang lagi berdarah, sedang kau manja di

cumbunya.

betapa tak bernilai nyawa, betapa terpuji kata

benar pun nasib, bukan padanan setara.

Page 117: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

107

lebih daripada itu,

bukan tak mungkin andai kita saling menyesal

sebab bagimu pernah membuang, sedang bagiku pernah

mengenal.

sebentar kita saling termangu, di luar nasib

; takdir beringsut, yang kemudian adalah hening

nyanyian bagi kesunyian masing-masing.

2017

Page 118: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

108

Gerimis Telanjang

Gerimis telanjang di sepanjang jalan,

dan rusuk parit yang keruh meluapkan kenangan.

halte di tepi gedung, nyanyi biola, hari-hari

yang sedih terus terjadi dan berulang.

Aku tak berpayung, berbasah-basah

mencari kau yang tak beralamat.

lampu kota yang gigil, kaki gerimisyang

runcing, dan segala tentangmu yang sedih

; gagal membuatku berpaling.

Page 119: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

109

Gerimis telanjang di sepanjang jalan,

dan aku musafir asing

yang tersesat di simpang kenangan.

halte di tepi gedung, denting piano, hari-hari

sedih yang membikin hati terajang-terisis.

Rambu-rambu yang beku di samping

persimpangan buntu, arah di peta yang hilang,

dan segala tentangmu yang getir

; gagal kugubah ke dalam syair.

2018

Page 120: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

110

Hari Besar Kepergian

Petir tiba menyanyat kesunyian

yang bersarang di lekuk hatiku yang malang.

badai melumat keramaian air mata,

dan kau-aku, saling berpaling ke lain arah.

Ranting sungai meluap, mengalir liris

ke kediaman dada dan sesak, manisku.

tinggal pahit yang terpahat di kisah perkasihan kita.

Sekawan debu menggebu di degup jantung

; jurangkah ini, manisku?

kurung aku jangan di cuaca yang murung.

Page 121: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

111

Sebab tak ada jalan balik di bilik bulan musim ini

dan kita akan ke mana seusai pergi?

2018

Page 122: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

112

Musim Hujan Kecupan

Suatu pagi, di musim hujan kecupan

di kaki ranjang yang beku, rintik desau berguguran.

berderai ke bukit, lembah, dan jurang;

dan telagamu yang dalam

merumahi burung-burungku yang malang.

Suatu pagi, di musim hujan kecupan

daun jendela pun daun bibirmu yang rekah,

tersibak dan terpenjara; seorang aku di dalamnya.

Page 123: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

113

Oh, rumah bagi burung-burung, pelihara aku

di sela bukit paling rahasia, leluasakan aku

agar lembah, jurang, pun telaga di tubuhmu

yang basah dapat kueja penuh gairah.

2018

Page 124: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

114

Sesal Yang Terdampar

sesal yang kini terdampar di bibir waktu

menjadi suatu pertanda: tragedi akhir bulan juni

kala laut mata mengering, kau bersikeras buat berpaling

menyangka hati ialah kabut yang dengki

memupus segala tangguh, hati sebatas kata sunyi

memaksa laut mengguyur kering di kemarauan

di atas kapal, di atas laut, di ujung malam

dalam jalan pulang, kejujuranku diringkus badai

kau bersusah menjulur tangan, aku mati dilambaian

2017

Page 125: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

115

Tangkai Kering

aku itu tangkai kering,

di pepohonan rindang taman lara

terpatuk paruh-paruh burung

; berkubang jenis-jenis luka.

menirku melayah

diterjal angin sunyi yang resah

hampir separuh hatiku

; bertanda luka tanpa darah.

Page 126: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

116

sekali lagi kau mematuk

maka patahlah segala

sampai bersua, sang Adinda

; di taman duka dan nestapa.

dan andai tiba musim esok

cari nanti aku di tanah

; sesaat kukabarkan sirna.

2017

Page 127: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Daffa Randai

117

TENTANG PENULIS

Daffa Randai, lahir di Srimulyo, Madang Suku II,

Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan pada 22

November 1996. Detik ini sedang menempuh pendidikan

tinggi di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Salah seorang inisiator terbentuknya komunitas Pura-

Pura Penyair. Alumnus siswa sekolah Jurnalistik SK

Trimurti 2017 yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis

Page 128: Rumah Kecil di Kepalamu - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/... · Selepas Kau Kawin ~100 Pada Taman ~102 Demi Hasratku ~104 Bukan Tak Mungkin ~106

Rumah Kecil di Kepalamu

118

Independen (AJI) Yogyakarta. Pernah menjabat sebagai

Wakil PemRed di Mading Wiyata (2016), PemRed dan

Wakil Pemimpin Umum di Lembaga Pers Mahasiswa

(LPM) Pendapa Tamansiswa (2017-2018). Puisi-puisinya

tergabung dalam antologi bersama seperti, Tasbih-Tasbih

Rindu (Wahid Media, 2017) Tematik Rindu (Sudut

Sastra, 2017) Kepada Hujan di Bulan Purnama (Tembi,

2018) dan Rumah Kita (Tembi, 2018). Beberapa karyanya

juga tersiar di surat kabar Sriwijaya Post, Sumatera

Ekspress, dan media daring seperti: jejakpublisher.com,

sukusastra.com, lampungmediaonline.com, simalaba.net,

dan lain-lain. E-mail: [email protected],

Instagram: randaidaffa96, Facebook: Daffa Randai,

Twitter: @randai_daffa, Ponsel: 0822-8245-2892.