rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

download rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

of 54

Transcript of rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    1/54

    1

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Listrik mempunyai peranan sangat penting hampir di seluruh kehidupan

    manusia, Karena kemajuan listrik dapat menjadi tolak ukur bagi tingkat kemajuan

    suatu bangsa. Semakin meningkatnya perkembangan listrik di masyarakat,

    semakin besar pula Rugi Energi Listrik yang terjadi pada Jaringan Tegangan

    Rendah.

    Untuk Mengatasi gangguan yang sering terjadi pada suatu sistem

    ketenagalistrikan,khususnya sistem distribusi Jaringan Tegangan Rendah akibat

    Rugi Energi Listrik dan pencurian listrik pada Jaringan Tegangan Rendah yang

    semakin besar, apalagi jaringan mulai merambah kekawasan pedalaman dan

    pedesaan. Dengan penambahan jaringan maka panjang saluran distribusi akan

    semakin besar dan akan mengakibatkan susut daya semakin besar pula. Berbagai

    cara untuk menghilangkan atau meminimalisasi jumlah susut distribusi.Oleh karena itu penulis mengambil judul Analisis Rugi Energi Listrik

    Pada Jaringan Tegangan Rendah di pelayanan PT PLN (Persero ) Rayon

    Kenten Palembang.

    1.2Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimana cara Mengatasi gangguan yang sering terjadi pada suatu sistem

    ketenagalistrikan,khususnya sistem distribusi Jaringan Tegangan Rendah.

    2. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung Rugi Energi Listrik pada

    jaringan listrik tegangan rendah.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    2/54

    2

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    1.3Tujuan dan Manfaat

    A. Tujuan

    Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah:

    1. Untuk mengetahui Analisis Rugi Energi Listrik pada jaringan tegangan

    rendah.

    2. Untuk menghitung susut distribusi pada PLN Rayon Kenten.

    3. Untuk perhitugan sederhana beban tak seimbang

    B. Manfaat

    Adapun manfaat dari penyusunan tugas akhir ini adalah:

    1. Dapat mengetahui bagaimana cara menghitung Rugi Energi Listrik pada

    jaringan listrik tegangan rendah.

    2. Dapat mengurangi pencurian daya listrik.

    1.4Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah dalam Laporan Akhir ini adalah :

    1. Analisis Rugi Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) DI

    Pelayanan PT.PLN(Persero) Rayon Kenten Palembang.

    1.5 Metode Penulisan

    Metode yang di gunakan adalah :

    - Observasi

    Adalah peninjauan secara langsung ke lapangan atau melakukan pengamatan

    Rugi Energi Listrik secara langsung pada Jaringan Tegangan Rendah.

    - Wawancara

    Adalah melakukan wawancara secara langsung kepada operator atau bagian

    staf-staf yang terkait.

    - Studi pustaka

    Data data dan informasi mengenai permasalahan banyak terdapat pada PLN

    Rayon Kenten, untuk itu penulis tidak lupa melakukan studi pustaka demi

    kelengkapan dan kesempurnaan isi pada permasalahan yanga akan di bahas.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    3/54

    3

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    1.6 Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dalam penyusunan Laporan Akhir yang lebih jelas

    dan sistematis mengenai Analisis Rugi Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan

    Rendah (JTR) disusun berdasarkan sistematika berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Dalam bab berisi tentang : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

    dan Manfaat, Batasan Masalah, Medode Penulisan, Sistematika Penulisan.

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Dalam bab ini berisi tentang : Jaringan Tegangan Rendah(JTR).

    BABA III : METODE PENELITIAN

    Dalam bab ini berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian,

    penyelidikan studi kasus yang dipelajari dan penyusunan laporan akhir ini.

    BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini berisi tentang : Anilisis Rugi Energi Listrik Pada Jaringan

    Tegangan Rendah (JTR) untuk Perhitungan Sederhana Beban Netral Tak

    Seimbang, Susut Disribusi Rayon Kenten.

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    Dalam bab ini berisi tentang : Kesimpulan dan Saran

    .

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    4/54

    4

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

    Jaringan Tegangan Rendah (JTR) adalah Jaringan tegangan yang mana

    rasio tegangannya berkisar antara 220 V S/D 1 kV. Jaringan Tegangan Rendah

    (JTR) berfungsi menyalurkan tegangan listrik dari gardu distribusi ke konsumen

    pada tegangan rendah 220 V dan 380 V yang digunakan PLN. Umumnya dari

    setiap gardu distribusi keluar emapat jurusan jaringan sekunder secara radial,

    dimana setiap jurusan terdiri empat kawat tiga kawat phasa dan satu kawat netral.

    Sistem jaringan tegangan rendah ini terdiri dari dua macam, yaitu :

    a. Saluran udara tegangan rendah (SUTR).

    Saluran udara tegangan rendah (SUTR) berupa jaringan kawat berisolasi

    ataupun yang tak berisolasi, bagian utama dari saluran udara tegangan rendah

    kawat tak berisolasi adalah tiang listrik (beton/besi), travers atau eroscarm,

    isolator dan penghantar.b. Saluran kabel udara tegangan rendah.

    Kabel yang digunakan adalah kabel berisolasi jenis XLPE dan dikenal

    dengan nama LVTC (Low Voltage Twisted Cabel). Kebel ini direntangkan

    diantara tiang penyangga. Bagian utama tiang kabel dan suspension clamp breaket

    yang berfungsi untuk menahan kabel pada tiang. Jenis kabel jaringan tegangan

    rendah ini paling banyak digunakan dalam pemasangan jaringan tegangan baru,

    karena dianggap jenis kabel jaringan tegangan rendah ini handal.

    2.2Tiang Pada JTR

    Jenis tiang yang terdapat pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) terdiri

    dari 2 macam yaitu:

    a. Tiang Besi

    b. Tiang Beton

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    5/54

    5

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Gambar 2.1 Tiang Besi

    Gambar 2.2 Tiang Beton

    2.3 Gardu Disribusi

    Gardu distribusi berfungsi mengubah tegangan menengah ( 12 KV atau 20

    KV) menjadi tegangan rendah (220 Volt dan 380 Volt) dan mendistribusikan

    tenaga listrik ke konsumen tegangan rendah.

    Gardu distribusi pada dasarnya adalah transformator atau trafo yang

    berfungsi sebagai pengubah tegangan , trafo jenis ini dapat berupa trafo satu phasa

    atau tiga phasa dan kapasistasnya antara 25-1000 KVA, selain trafo terdapat

    peralatan penunjang lainnya, yaitu arrester, fuse(pelebur) serta panel tegangan

    rendah.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    6/54

    6

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Adapun gardu distribusi ini terbagi menjadi empat jenis,yaitu :

    a. Gardu Tiang.

    Gardu tiang merupakan gardu distibusi yang dipasang ditiang pada

    jaringan distribusi, gardu tiang ini ada 2 macam, yaitu gardu control, dimana trafo

    dicantolkan di tiang dan gardu platform. Trafo pada gardu cantol dapat berupa

    trafo 1 phasa atau 3phasa. Pada distribusi yang menggunakan trafo satu phasa,

    biasanya digunakan trafo jenis (Completely Self Protecting).Trafo jenis in telah

    dilengkapi pengaman didalamnya, berupa pelebur (fuse)TM dan pemutus (Circuit

    Breaker) TR. Gardu tiang sangat cocok digunakan untuk beban-beban daerah

    yang sangat padat seperti perumahan-perumahan, pertokoaan dan lain-lain.

    Kapasitasnya gardu tiang ini lebih kecil bila dibandingkan dengan gardu jenis

    beton ataupun gardu metal clad. Kapasitas gardu tiang biasanya dibatasi sampai

    100 KV. Pembangunan gardu tiang lebih cepat, mudah dan biayanya lebih murah

    dibandingkan dengan gardu beton dan gardu MC.

    Gambar 2.3 Gardu Cantol

    1. Gardu Beton/ tembok.

    Gardu beton/tembok merupakan peralatan gardu distribusi yang di pasang

    didalam bangunan dari tembok atau beton.Gardu beton/tembok memiliki kapasitas

    yang lebih besar dari gardu tiang dan metal clad dan juga dapat dikembangkan

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    7/54

    7

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    lagi sesuai kebutuhan. Kerugian gardu beton ini adalah memerlukan tempat yang

    lebih luas dan biaya yang lebih mahal, serta pembagunanya lebih lama.Gardu ini

    pada umumnya digunakan untuk daya yang lebih besar sehingga gardu beton ini

    dapat diletakkan beberapa buah trafo,keuntungannya adalah peralatan yang ada

    didalamnya terbilang terlindungi dari cuaca dan masalah pengamannya lebih

    mudah.

    2. Gardu Metal Clad.

    Gardu Metal Clad sebagian besar kosntruksinya terbuat plat besi dengan

    bentuk menyerupai Kios, pembuatan Gardu Metal Clad lebih cepat dibandingkan

    Gardu Beton dan peralatannya merupakan satu set lengkap.

    3. Gardu Portal.

    Gardu portal adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya

    dipasang pada dua buah tiang. Kerena gardu portal banyak di pakai pada di

    pelayanan PT PLN (Persero )Rayon Kenten Palembang. Komponen utama dari

    gardu ini adalah :

    a. Cut Out : 3 Buah

    b. Light Arrester : 3 Buah

    c. Transformator 3 Phasa : 1 Buah

    d. PHB/Rak TR 4 Jurusan : 1 Set

    e. Pembumian : 2 Set

    Gambar 2.4 Gardu Portal

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    8/54

    8

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    2.4 Saluran Sekunder

    Saluran sekunder adalah saluran gardu distribusi ke rangkaian pemakai.

    Saluran ini biasanya tiga phasa dan menggunakan hantaran udara terbuka.

    Tegangan yang tersedia pada perusahaan umum listrik negara adalah :

    a. Tegangan Transmisi ( 15 kV )

    b. Tegangan Substrnsmisi ( 70 kV dan 20 kV )

    c. Tegangan Distribusi Primer ( 7 kV dan 12 kV )

    d. Tegangan Distribusi Sekunder ( 220 V dan 380 V )

    Sistem Distribusi ini dapat menjamin penyaluran tegangan listrik., bila

    memenuhi beberapa persyaratan antara lain :

    a. Kontinutas pelayanan dengan pelanggan

    b. Flekxible terhadap pertumbuhan beban

    Untuk keadaan beban yang berbeda-beda atau bahkan perbedaan bagia-

    bagian pada beban dengan beban dalam keadaan yang sama, maka sistem

    distribusi akan lebih baik bila digunakan bentuk pendistribusian yang berbeda

    sesuai keadaan beban. dengan memperhatikan persyaratan diatas maka sistem

    distribusi ini akan memberikan pelayanan dengan variasi tegangan minimum dan

    memperkuat kemungkinan terjadi pemutusan.

    Jika sering terjadi pemutusan yang disebabkan gangguan pada jaringan,

    maka akan memperpendek umur dari peralatan dan jumlah konsumen akan lebih

    cenderung menurun. Fleksibel ini dapat diizinkan bila kapasitas sistem masih

    dapat memenuhi atau menyalurkan tegangan untuk beban yang sesungguhnya

    adalah batas pertambahan beban yang tidak terlalu besar.

    Tegangan informasi untuk saluran sekunder yang berlaku di indonesia

    adalah tegangan 220 V untuk tegangan phasa netral dan 380 V untuk tegangan

    phasa-phasa, bagian peralatan pada jaringan tegangan rendah adalah :

    a. Papan bagi tegangan rendah

    Papan bagi tegangan rendah terdapat peralatan pemutus pengaman lebur,

    peralatan penerangan jalan umum yang dipasang pada gardu induk..Papan bagi

    tegangan rendah adalah terminal untuk pembagian jurusan jaringan tegangan

    rendah yang meliputi pengaman-pengaman untuk melindungi peralatan lain

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    9/54

    9

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    apabila tegangan rendah yang umum terlihat pada gambar 2.2 yang dapat

    melayani empat jurusan, termasuk jaringan penerangan jalan umum.

    Gambar 2.5 Papan bagi tegangan rendah

    b. Penghantar jaringan tegangan rendah

    Penghantar jaringang tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan daya

    listrik dari gardu distribusi ke pelanggan. Hantaran ini biasanya terpasang diatas

    tanah atau hantaran udara, dengan menggunakan hantaran terbuka dan terisolasi

    yang dipilin. Panjang hantaran tegangan rendah di batasi oleh besarnya jatuh

    tegangan maksimum yang diizinkan dan besarnya penampamng hantaran yang

    digunakan, tetapi secara terhadap hantaran terbuka direhabiliktasi dengan hantaran

    terisolasi yang dipilin.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    10/54

    10

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Kontruksi hantaran terbuka/tak terisolasi dapat dilihat pada gambar 2.6

    dan hantaran tertutup/terisolasi (LVTC) pada gambar 2.7

    Gambar 2.6 Konstruksi jaringan tegangan rendah terbuka/tak berisolasi

    Gambar 2.7 Konstrusik jaringan tegangan rendah tertutup/ terisolasi.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    11/54

    11

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Gambar 2.8 Konstruksi jaringan tegangan rendah terbuka/tak berisolasi

    simpang tiga

    Gambar 2.9 Konstruksi jaringan tegangan rendah terbuka/tak berisolasi

    simpang empat

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    12/54

    12

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    2.5 Sambungan Rumah

    Sambungan rumah berfungsi menghubungkan antara tiang tegangan

    rendah dengan rumah pelanggan. Hantaran sambungan rumah untuk pelanggan

    satu phasa menggunakan kabel berisolasi (LVTC) 2X6 mm, sedangkan

    pelanggan tiga phasa menggunakan kabel berisolasi (LVTC) 4x6 mm atau 4x10

    mm tergantung besar daya terpasang.

    Gambar 3.0 Konstrusksi sambungan rumah

    2.6Hantaran Pentanahan SUTR

    Hantaran Pentanahan pada jaringan salurann udara tegangan rendah

    (SUTR) memakai kawat tembaga berdiameter 50 mm terisolasi. Kawat terisolasi

    ini dipakai karena kawat netral jaringan TR selalu ada arus yang disebabkan

    ketidak seimbangan beban pada masing-masing fhasa. Sedangkan elektroda

    pentanahan menggunakan pipa galvanis atau bahan tembaga. Pada jaringan

    sekunder yang menggunakan tiang besi saluran pentanahan tidak menggunakan

    kawat melainkan menggunakan badan tiang itu sendri.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    13/54

    13

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Pentanahan dipasang pada awal tiang dan setiap lima gawang. Selanjutnya,

    tujuan pemasangan pentanahan pada tiang jaringan tegangan rendah adalah untuk

    mendapatkan nilai tahanan yang sekecil-kecilnya dan untuk menghindari

    terjadinya kenaikan tegangan apabila ada kawat netral terputus dari jaringan.

    Harga pentanahan maksimum adalah lima ohm, pada tiang yang

    mempunyai sambungan konsumen. Pentanahan pada awal tiang merupakan

    pentanahan netral seri trafo sekunder, trafo distribusi dan pentanahan setiap lima

    gawang dimaksudkan untuk membantu pentanahan pada rumah-rumah pelanggan.

    `

    Gambar 3.1 Konstruksi Pentanahan

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    14/54

    14

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Tabel 2.1 Ukuran Kabel

    Penampang (mm) Resistansi 20 C (Ohm/Km) Reaktansi 20 C (Ohm/Km)

    2,5

    4

    6

    10

    16

    25

    35

    50

    70

    95

    120

    150

    185

    240

    300

    400

    500

    7.14

    4.47

    2.97

    1.77

    1.33

    0.712

    0.514

    0.379

    0.262

    0.189

    0.150

    0.122

    0.0972

    0.0740

    0.0590

    0.0461

    0.0366

    0.060

    0.056

    0.053

    0.049

    0.044

    0.042

    0.040

    0.039

    0.037

    0.037

    0.036

    0.035

    0.036

    0.035

    0.034

    0.033

    0.034

    Tabel 2.1 Jarak minimum antara penghantar udara dan tanah diukur dari titik

    lendutan terhadap tanah.

    Lokasi pemasangan Pengantar udara telanjang

    m

    Penghantar udara terisolasi

    m

    Jalan Umum

    Bukan Jalan Umum

    Halaman Rumah

    5

    5

    5

    5

    4

    3

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    15/54

    15

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Tabel 2.3 Jarak Maksimum antara dua titik tumpu penghantar udara.

    Cara pemasangan Jarak Maksimum ( m )

    Antara tiang dan tiang

    pada jaringan umum

    Antara tiang jaringan

    umum dan tiang

    atap/bangunan

    Antara tiang atap dan

    tiang di antara bangunan

    lain

    40

    30

    30

    2.7 Perhitungan Jatuh Tegangan

    Dengan menghitung jatuh tegangan, selain dipengerahui oleh panjang, luas

    penampang, dan tahanan jenis penghantar maka, rugi tegangan pada jaringan juga

    ditentukan oleh arus yang mengalir pada penghantar dan daya yang diterima oleh

    beban serta factor kerjanya. Dan rumus untuk menghitung jatuh tegangan adalah :

    Untuk Tegangan AC 1 Phasa

    v = 2 . I . . Cos volt.... 1

    S x A

    Untuk Tegangan AC 3 Phasa

    v = 3 . I . . Cos volt.... 2

    S x A

    Dimana :

    I = Arus yang mengalir pada gambar pada penghantar ( Ampere )

    v = Rugi tegangan

    = Panjang penghantar ( km )

    A = Luasa penampang penghantar ( mm )

    Vs = Tegangan sumber ( volt )

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    16/54

    16

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Cos = Faktor kerja

    S = Daya beban

    Untuk menentukan harga daya-antar pada suatu penghantar sangat

    dipengaruhi oleh jenis penghantar yang dipakai. Untuk lebih memudahkan kita

    dalam menentukan besarnya daya-antar arus yang dipergunakan pada suhu suatu

    jaringan, bahan dan tahanan jenis dapat di lihat daftar table.

    Rumus untuk menghitung jatuh tegangan dengan menggunakan metode

    pada beban :

    v = 100 . p . . ( R Cos + X Sin )... 3

    V

    atau

    v = 100 . S . . ( R Cos + X Sin )... 4

    V

    v = Jatuh tegangan ( % )

    Dimana :

    P = Beban ( kVA )

    = Panjang koduktor ( km )

    R = Tahanan konduktor ( ohm/km )

    X = Reaktansi konduktor ( ohm/km )

    V = Tegangan fasa ke fasa ( Volt )

    S = Daya ( kVA

    Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya jatuh tegangan yaitu :

    1. Besar beban terpasang

    2. Daya beban

    3. Impendansi jaringan, dan

    4. Pengaruh cara penyambungan

    2.7.1 Faktor Besar Beban Terpasang

    Untuk mengetahui hubungan antara factor beban dengan jatuh tegangan,

    dapat ditinjau pada rumus :

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    17/54

    17

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    P = Daya aktif (Watt)

    V = Tegangan (Volt)

    I = Arus jaringan (Amper)

    Cos = Faktor kerja

    Pada kondisi tegangan yang konstan maka :

    P

    I = ................................................................. 5

    V.3.Cos

    Apabila beban (P) bertambah besar, maka arus akan bertambah besar pula.

    Sedangkan jatuh tegangan yang terjadi adalah fungsi arus dan impendansi yaitu :

    Vz = IxZ .................................................................................... 6

    Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila pengantar dengan

    impendansi yang kosntan sedangkan arus yang mengalir pada penghantar tersebut

    bertambah, maka jatuh tegangan di sepanjang penghantar tersebut juga akan

    bertambah. Hal ini dapat dilihat dari persamaan berikut :

    V = i=Ix(RCos + Xsin )...................................................... 7

    Dari rumus diatas dapat dianalisa bahwa apabila arus I bertambah, maka V

    juga akan bertambah besar. Besarnya tegangan yang terjadi akan mempegaruhi

    mutu tegangan yang di hasilkan.

    2.7.2 Faktor Daya Beban

    Dalam suatu sistem distribusi tenaga listirk, selalu diusahkan agar daya

    yang disalurkan mengalami rugi-rugi yang kecil. Hal ini dimaksudkan untuk

    memperbesar daya yang disalaurkan ke pemakai. Daya listrik yang dikirim dari

    sumber ke beban akan mengalami rugi daya sebesar :

    P = VxIxCos ( Watt ). 8

    Pr = VxIxSin ( Watt ). 9

    Ps = VxI ( Watt ). 10

    Di mana :

    P = Daya nyata yang hilang

    Pr = Daya Reaktif yang hilang

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    18/54

    18

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Ps = Daya semu yang hilang

    Besar rugi-rugi daya pada jaringan dapat dihitung dari persamaan berikut:

    P = 3 x I x R. 11

    Atau, rugi-rugi daya.

    pxRxp = %.......................................................... 12

    v

    Dan persentase rugi-rugi daya :

    100xPxxRp = %.......................................................... 13

    vxCos

    2.7.3 Inpendasi Jaringan

    Pada dasarnya jatuh tegangan pada hantaran adalah akibatnya adanya

    impendansi seluruh itu sendiri. Ipendansi hantaran tersebut besarnya di pengaruhi

    oleh tahanan (Resistansi) serta reaktansinya. Besarnya impendasi

    Dinyatakan Z = R + X. 14

    Z = ( R cos + j X sin ). 15

    Karena saluran distribusi primer ataupun sekunder berjarak pendek, maka

    kapasistansi dapat diabaikan dengan demikian dapat dibuat rangkain Ekivalen dari

    saluran distribusi pada gambar berikut :

    Is

    Vs Vz Vr

    R X

    Gambar 2.8 Impendansi Jaringan

    Dimana :

    Z = Impendansi jaringan (Ohm)

    R = Tahanan Hantaran (Ohm)

    I = Arus yang mengalir (Ohm)

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    19/54

    19

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Vs = Tegangan sumber (Volt)

    Vr = Tegangan pada beban (Volt)

    Dari gambar diatas dibuat persamaan untuk mendasari pembuatan diagram

    vector, persamaaan tersebut :

    Vs = Vr + I.R.Cos + I.X.Sin ..... 16

    I.R

    Vs

    I.XVz

    Vr

    Gambar 2.9 Diagram Vektor

    Dari diagram vector secara pendekatan dapat dihitung jatuh tegangan

    dengan mendekati nol, di dapat :

    Vs = Vr + (IxZ)atau.. 17

    Vz = IxZ...... 18

    Vz = Ix(R.Cos + X.Sin ).... 19

    Vr = Vs (IxZ)... 20

    Vr = Vs Vz Vj.. 21

    Persentase jatuh tegangan saluran distribusi dapat ditentukan berdasarkan

    rasio tegangan jatuh saluran terhadap tegangan sisi pengirim :

    Vz% Vr = x 100 %............................................................. 22

    Vs

    Pada arus bolak-balik, beban dapat berupa Resitif ( R ), Reaktif ( X ), dan

    perpaduan R dan X yang disebut impendansi ( Z ) dalam ohm.

    Besarnya impendansi adalah :

    Z = ( R + X ) ohm 23

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    20/54

    20

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Pada arus balak-balik terdapat 3 macam daya, yaitu daya Nyata P dalam

    Watt (W),daya semu S dalam volt-ampere (VA), dan daya reaktif Q dalam volt-

    ampere reaktif (VAR) seperti tampak pada Segitiga Daya pada gambar 3.0.

    P

    S

    Q

    Gambar 3.0Segitiga Daya

    Adapun besar daya-daya 1 fasa tersebut :

    S = V . I Volt Ampere.. 24

    P = V . I Cos Watt. 25

    Q = V . I Sin Volt Ampere Reaktif.. 26

    Besar rugi tegangan V :

    V = 2.1.I.f (q). 27

    Untuk menentukan besarnya impendansi harus dapat di ketahui harga

    tahanan penghantar, reaktansi jaringan. Dan untuk menentukan besarnya besarnya

    impendansi hantaran harus diperhatikan pada :

    a. Panjang Hantaran

    Tegangan yang terdapat dititik penerima (pelanggan) tidak selamanya bisa

    kosntan. Hal ini disebabkan oleh impendansi itu sendiri, yang terdapat pada

    hantaran sisi sekunder antara gardu trafo distribusi sampai ke pelanggan.

    Untuk membatasi jatuh tegangan agar tidak terlalu besar, panjang

    penghantar harus direncanakan sesuai dengan kemampuaan. Panjang hantaran

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    21/54

    21

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    saluran udara tegangan rendah (SUTR) dibatasi oleh penghantar yang di gunakan,

    beban yang tersambung, penampang penghantar dan jenis penghantar. Jatuh

    tegangan maksimum yang di izinkan pada SUTR adalah 10% sesuai dengan

    SPLN No. 1 Tahun 1978.

    Dengan jaringan yang semakin panjang, maka harga resistansi akan

    semakin besar. Sehingga besar jatuh tegangan yang terjadi akan besar pula.

    Reaktansi untuk penghantar jaringan sekunder termasuk rumah umumnya adalah

    induktansi (XL) yang dapat dihitung :

    XL = 2 x x f x L ..( Ohm )... 28

    Dimana :

    XL = Reaktansi jaringan ( Ohm )

    F = Frekuensi ( Hertz )

    L = Induktansi jaringan ( Hendry )

    b. Penampang Hantaran

    Dalam merecanakan jaringan distribusi sekunder, ukuran penampang

    kawat diperhitungkan dengan baik. Semakin besar penampang yang dipakai,

    harga resistansinya menjadi kecil. Sehingga jatuh tegangannya kecil, untuk

    menentukan beasar penampang hantaran dapat dicari :

    V = 3 x I x x Cos .. 29

    S x A

    Sehingga luas penampang dapat dihitung,

    A = 3 x I x x Cos . 30

    S x V

    Dimana :

    = Rugi tegangan AC 3 (Volt)

    I = Arus yang mengalir pada hantaran ( Amp )

    S = Daya Beban

    = Panjang penghantar ( m )

    Cos = Faktor kerja

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    22/54

    22

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    c. Jenis Penghantar

    Hantaran yang digunakan pada jaringan distribusi sekunder pada

    umumnya jenis tembaga dan alminium.

    Kedua Jenis penghantar tersebut mempunyai tahanan jenis yang berbeda :

    Tahanan jenis tembaga : 0,0175 ohm / km

    Tahanan jenis alminium : 0,03 ohm / km

    Dari Persamaan R = ..31

    A

    Jika harga besar maka, harga tahanan ( R ) menjadi besar, sehingga

    untuk suatu penghantar yang mempunyai panjang, penampang dan beban yang

    sama tetapi jenis penghantar tidak sama, maka jatuh tegangan yang terjadi

    berbeda. Dengan demikian mutu tegangan yang dihasilkan di pengaruhi juga oleh

    jenis hantaran yang digunakan.

    2.7.4 Cara Penyambungan

    Jatuh tegangan yang disebabkan oleh sambungan seharusnya relatif kecil

    bila dibandingkan dengan jatuh tegangan yang disebabkan hal ini. Pengerjaan

    sambungan yang tidak sempurna, misalnya alat penyambung tidak sesuai dengan

    ukuran kawat, penyambung kurang kokoh,mungkin juga kawat yang

    disambungkan berlainan jenis. Semuanya itu dapat mengakibatkan tahanan kontak

    (Rk ), yang selanjutnya pada sambungan timbul panas ( t ) yang dinyatakan

    dengan persamaan :

    ti x Rk dan Rk = Ro ( 1 +

    x

    t )

    Dimana :

    Ro = Tahanan kontak pada suhu 0 Celcius

    = Koefisien suhu rata-rata bahan sambungan

    Dari persamaan ini terlihat bahwa bila arus naik, tahanan akan naik, maka

    besarnya tahanan Rk bertambah. Sehingga jatuh tegangan yang terjadi bertambah

    tinggi, karena :

    Rk x I = Vj.... 32

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    23/54

    23

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Selain timbul jatuh tegangan, akibat lain dari sambungan yang tidak

    sempurna dapat mengakibatkan putusnya hantaran tersebut.

    2.8 Penanggulangan Losses (Susut) Pada Jaringan Tegangan Rendah

    Susut terdiri dari 2 macam dan cara penanggulangannya yang terdiri dari

    beberapa macam yaitu:

    A. Susut Teknis

    1. Beban Gardu tidak seimbang.

    2. Diameter Jaringan Teganggan Rendah Kecil.

    3. Tegangan ujung drop yang di libatkan:

    a. Terlalu panjang Jaringan Tegangan Rendah.

    b. Terlalu banyak beban.

    Cara penanggulangan susut teknis:

    1. Penyeimbangan beban gardu/TRAFO.

    2. Diameternya Jaringan Tegangan Rendah yang kecil di ganti dengan yang

    besar.

    a. Ganti diameter yang besar.

    b. Tambah gardu sisipan.

    c. Ganti Trafo dengan yang lebih besar.

    B. Susut Nonteknis

    1. Pencurian Daya Listrik

    2. Salah catat stan meter.

    Cara penanggulangannya susut nonteknis:

    1. Megadakan Penertiban(Oval).

    2. Pencatatan harus akurat setiap bulannya.

    Penanggulangan losses (susut) pada tegangan rendah merupakan suatu

    cara untuk mencegah pencurian energi pada pendistribusian daya listrik jaringan

    tegangan menegah. Penanggulangan losses dilakukan dengan cara melakukan

    perhitungan sederhana terhadap beban yang terpakai oleh konsumen dan

    melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan dengan data perhitungan kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    24/54

    24

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    meter. Adapun metode dan alat yang dipakai dalam pencurian energi dan cara-

    cara pengurangan yang dibutukan untuk mencegah kenaikannya adalah sebagai

    berikut:

    (a)Catu ditap langsung dari saluran pokok dengan batang berkait.

    (b)Catu ditap dari pemutus catu sebelum meter. Beberapa Perusahaan Litrik

    menghubungkan meter langsung sesudah pemutus arus di luar dan sebelum

    pemutus arus di luar dan sebelum pemutus arus catu sehingga pencurian juga

    masuk ke meter.

    (c)Sambungan tegangan dan arus kumparan dibuka membuat meter tidak

    bekerja. Kebanyakan dewan listrik sekarang menghubungkan kedua sisi

    bagian dalam penutup meter.

    (d)Dalam beberapa kasus, arus kumparan di-by-passdengan sebuah loop.

    Beberapa memakai switch di loop,sehinnga mereka dapat mengatur meter

    jalan atau tidak sesuai kehendak.

    (e)Pada tutup meter dibuat lubang yang sangat kecil, dan benda asing semacam

    tongkat kecil dimasukkan lewat lubang untuk menahan piringan. Tongkat

    kecil tersebut tidak selalu diletakkan di situ, hanya bila ingin mengatur

    pembacaan meter.

    (f) Sering kali konsumen yang jahat ditolong oleh geng yang terorganisasi yang

    mempunyai keahlian untuk itu. Ada orang-orang yang mempunyai tang

    penyetel dengan tanda mirip yang dipakai Perusahaan Listrik. Orang-orang ini

    mempunyai beberapa konsumen sebagai langganan tetap. Mereka seringkali

    merusak segel meter memutar kembali pembaca meter dan kemudian

    menyegelnya kembali. Meter-meter sekarang dikembalikan dengan tidak bisa

    perputar kembali dan peringan meter tidak dapat diputar mundur.

    (g)Dalam pelayanan tiga fasa, salah satu elemen dihubungkan terbalik, maka

    meter hanya akan mencatat sepertiga dari yang dipakainya.

    (h)Dalam pelayanan satu fasa, fasa dan netral ke meter dihubungkan secara

    saling dipertukarkan, sehingga arus kumparan pada rangkain yang netral.

    Setiap beban yang dihubungkan antara fasa dan tanah tidak lewat meter.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    25/54

    25

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    (i) Bila catu masuk ke pekarangan yang sama dengan dua macam terip,konsumen

    dengan mudah dapat menyalah-gunakan dengan memasang peralatan yang

    seharusnya secara terbalik. Pemberi catu harus menyusun tarip sedemikian

    rupa sehingga catu dengan dua tarip satu pekarangan yang sama tidak

    dilakukan.

    Pencurian daya dan perusakan meter dapat dikurangi dengan cara

    memasang meter statis. Teknologi digital telah cukup berkembang saat ini dan

    mudah didapat. Penanggulangan losses (susut) pada jaringan tegangan rendah

    untuk mencegah pencurian, penggunaan meter digital merupakan pilihan yang

    lebih baik.

    2.9 Rugi Energi Listrik

    Perhitungan rugi energi listrik adalah perhitungan sederhana beban netral

    tak seimbang dengan beban daya tak seimbang. Dengan rumus untuk menghitung

    daya beban tak seimbang sebagai berikut :

    dp=Irx R X L + Is x R x L + It x R x L 33

    Dimana :

    dp = Daya Beban Yang Hilang (Watt)

    Ir,Is,It = Phase

    R & L = Daya Beban Tak Seimbang

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    26/54

    26

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Metode Peninjauan

    Metode peninjauan merupakan metode pengamatan langsung yang

    dilakukan guna untuk mengumpulkan informasi secara mendetail dari

    penyelidikan yang sedang dilakukan. Didalam melaksanakan metode peninjauan

    selain mengumpulkan informasi juga melakukan pengamatan dengan

    mengumpulkan data-data dan mempelajari buku yang berhubungan dengan

    permasalahan yang dipelajari.. Metode penijauan terdiri atas tiga metode yaitu :

    a. Metode literature

    b. Metode interview

    c. Metode pengambilan data

    3.1.1. Metode Literatur

    Metode literatur adalah tahap awal dimana peninjauan dilakukan dengan

    mengumpulkan informasi dan melakukan pengamatan mengenai penyelidikan

    yang dilakukan berdasarkan buku catalog atau buku pegangan yang telah

    dipelajari. Studi literatur yaitu mengumpulkan sumber-sumber yang berupa

    bacaan atau literatur, yang dapat menunjang isi pada laporan akhir yang akan

    dikerjakan, serta buku teori-teori lain yang berhubungan dengan permasalahan

    yang sedang diselidiki.

    Dalam metode ini peneliti memperoleh pengetahuan mengenaipermasalahan yang diteliti berdasarkan informasi dan pengamatan. Metode

    literatur dilakukan guna membantu mempermudah menyelesaikan permasalahan

    yang sedang dipelajari.

    3.1.2. Metode Interview

    Metode interview merupakan metode peninjauan yang dilakukan

    berdasarkan hasil Tanya jawab team penyusun dengan karyawan yang

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    27/54

    27

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    berpengalaman dibidangnya. Metode ini dilakukan untuk mencari informasi

    tambahan dalam mempermudah penyelesaikan penyelidikan yang sedang

    dilakukan dan penulisan laporan mengenai penelitian dari penyelidikan.

    3.1.3. Metode Pengambilan Data

    Metode pengambilan data merupakan tahap akhir dari metode peninjauan.

    Metode pengambilan data dilakukan berdasarkan informasi dan keterangan yang

    didapatkan metode literatur (dari buku petunjuk dan yang dipelajari). Metode

    pengambilan data dilaksanakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan

    untuk melengkapi metode peninjauan berdasarkan pemahaman yang didapatkan

    dari metode literatur (dari buku petunjuk dan yang dipelajari). Dalam pelaksanaan

    metode pengambilan data yang saya lakukan untuk mendapatkan data-data yang

    lengkap harus melalui beberapa tahapan penting yang harus diikuti, yakni :

    1. Tahapan Permintaan ijin pengambilan data kepada perusahaan (Di

    Pelayanan PT PLN (Persero)Rayon Kenten).

    2. Tahap pelaksanaan, tahap ini merupakan tahap akhir dari metode

    pengambilan data. Tahap pelaksanaan dilaksanakan setelah mendapatkan

    ijin pengambilan data dari perusahaan (Di Pelayanan PT.PLN (Persero)

    Rayon Kenten).

    Beberapa Data yang berhasil saya kumpulkan didalam pelaksanaan

    metode pengambilan data yakni :

    1. Diagram Distribusi pelayanan PT.PLN( Persero ) Rayon Kenten.

    2. Data Material Pekerjaan SUTR.

    3. Data Laporan Penjualan Aliran Listrik Bulan/Triwulan April 2009.

    Berdasarkan metode literatur (dari buku petunjuk dan yang dipelajari)

    data-data yang berhasil saya kumpulkan merupakan data-data yang diperlukan

    didalam penyelesaian penyelidikan yang dilakukan (Analisis Rugi Energi

    Litrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) di pelayanan PT.PLN ( Persero )

    Rayon Kenten Palembang ).

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    28/54

    28

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    3.2. Metode Perhitungan

    Metode perhitungan merupakan akhir dari metode penelitian Analisis Rugi

    Energi Listrik Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) di pelayanan PT.PLN (

    Persero ) Rayon Kenten Palembang. Metode perhitungan dapat dilakukan

    berdasarkan berdasarkan literature (buku yang telah dipelajari) dan data yang

    telah dikumpulkan. Berdasarkan metode peninjauan (metode literatur)

    menerangkan bahwa metode perhitungan terdiri atas 3 perhitungan yaitu :

    1. Perhitungan sederhana beban tak seimbang

    2. Perhitungan susut distribusi rayon kenten tahun 2008

    3. Perhitungan susut distribusi rayon kenten tahun 2009

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    29/54

    29

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Perhitungan Sederhana Beban Netral Tak Seimbang

    Perhitungan sederhana beban netral tak seimbang yang dilakukan pada

    studi kasus :

    Tabel 4.1 Perhitungan Sederhana Beban Tak Seimbang

    R S T N

    160 200 230 60,83

    Daya beban tak seimbang dengan asumsi

    R = 1 dan L = 1 cos phi = 1

    dP = Ir x R x L + Is x R x L + It x R x L

    dP = 160 x 1 x 1 + 200 x 1 x 1 + 230 x 1 x 1

    dP = 25.600 x 1 x 1 + 40.000 x 1 x 1 + 52.900 x 1 x 1

    dP = 25.600 + 40.000 + 52.900

    dP = 118.500 Watt

    Jika seimbang / jurusan = 196,67

    Jika beban seimbang maka

    dP = 38.678 + 38.678 + 38.678

    dP = 116.033 Watt

    Jadi daya yang hilang sebesar = 2.467 Watt

    Pada daya beban netral 118.500 Watt telah hilang daya beban sebesar 2.467 Watt

    menjadi 116.033 Watt.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    30/54

    30

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    GRAFIK SUDUT DAN

    RESULTANNYA

    R S T N

    Gambar 4.1 Grafik Sudut Dan Resultannya

    4.2 Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009

    Perhitungan Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada Bulan

    Januari dan Februari yang dilakukan pada studi kasus :

    4.2.1 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Januari

    Terima dari UPT = 14.194.895,60 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 3.860.300,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 1.888.420,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 19.943.615,60 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 168.840,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 168.840,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 17.797 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 19.774.776 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 19.756.978,30 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    31/54

    31

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 15.298.064,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 4.458.914,30 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 22.36 %

    ( TUL III 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 16.801.435,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 2.955.543,30 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 14.95 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 19.943.615,60 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 19.774.775,60 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 19.756.978,30 kwh

    ( TUL III 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 16.801.435,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 2.955.543,30 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 14.95 %

    4.2.2 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Februari

    Terima dari UPT = 12.482.356,84 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 4.524.400,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.519.160,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 19.525.916,84 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 81.940,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 81.940,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 17.499,58 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 19.443.976,84 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 19.426.477,26 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    32/54

    32

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 16.560.745,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 2.855.732,26 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 14.74 %

    ( TUL III 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 17.330.341,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 2.096.136,26 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 10.78 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 39.469.532,44 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 39.218.752,44 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 39.183.455,56 kwh

    ( TUL III 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 34.131.776,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 5.051.679,56 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 12.88 %

    4.2.3 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Maret

    Terima dari UPT = 13.477.095,58 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 4.659.700,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.710.920,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 20.847.715,58 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 96.460,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 96.460,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.676,13 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 20.751.255,58 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.732.579,45 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    33/54

    33

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 17.489.717,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 3.242.862,45 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 15.63 %

    ( TUL III 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 18.497.530,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 2.235.049,45 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 10.77 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 60.317.248,02 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 59.970.008,02 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 59.916.035,01 kwh

    ( TUL III 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 52.629.306,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 7.286.729,01 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 12.15 %

    4.2.4 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan April

    Terima dari UPT = 14.291.226,48 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 5.088.600,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.820.840,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 22.200.666,48 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 78.680,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 78.680,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 19.909,79 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 22.121.968,48 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 22.102.076,69 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    34/54

    34

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 19.090.936,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 3.011.140,69 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 13.61 %

    ( TUL III 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 19.500.000,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 2.602.076,69 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.76 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 82.517.914,50 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 82.091994,50 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 82.018.111,70 kwh

    ( TUL III 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 72.129.306,00 kwh

    Susut ( f = d c e ) = 9.888.805,70 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 12.05 %

    4.3. Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2008

    Perhitungan Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2008 pada Bulan

    Januari Sampai Desember yang dilakukan pada studi kasus :

    4.3.1 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Januari

    Terima dari UPT = 18.362.528,75 kwh

    Terima dari PLTG Sako = -

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.654.220,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 21.016.748.,75 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 5.820,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 5.820,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.909.,84 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    35/54

    35

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 21.010.928,75 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.992.018,91 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 15.791.697,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 5.200.321,91 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 24.74 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 17.786.589,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 3.205.429,91 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 15.26 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 21.016.748.,75 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 21.010.928,75 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.992.018,91 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 17.786.589,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 3.205.429,91 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 15.26 %

    4.3.2 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Februari

    Terima dari UPT = 16.570.770,60 kwh

    Terima dari PLTG Sako = -

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.829.600,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 19.400.370,00 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 8.400,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 8.400,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 17.452,77 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    36/54

    36

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 19.391.970,60 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 19.374.517,83 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 15.249.234,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 4.125.283,83 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 21.27 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 16.620.557,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 2.753.960,83

    Susut ( f / d x 100 ) = 14.20 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 40.417.119,35 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 40.402.899,35 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 40.366.536,74 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 34.407.146,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 5.959.390,74 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 14.75 %

    4.3.3 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Maret

    Terima dari UPT = 13.477.095,58 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 4.659.600,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.710.920,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 20.847.715,58 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 4.020,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 4.020,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.618,90 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    37/54

    37

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 20.687.661,15 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.669.042,26 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 16.712.983,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 3.956.059,26 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 19.12 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 17.887.875,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 2.781.167,26 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 13.44 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 61.108.800,50 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 61.090.560,50 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 61.035.579,00 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 52.295.021,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 8.740.558,00 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 14.31 %

    4.3.4 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan April

    Terima dari UPT = 17.121.640,26 kwh

    Terima dari PLTG Sako = -

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.579.040,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 19.700.680.,26 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 19.800,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 19.800,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 17.712,79 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    38/54

    38

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 19.680.880,26 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 19.663.167.47 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 16.642.598,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 3.020.569,47 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 15.35 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 18.234.033,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 1.429.134,47 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 7.26 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 80.809.480,76 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 80.771.440,76 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 80.698.746,47 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 70.529.054,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 10.169.692,47 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 12.59 %

    4.3.5 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Mei

    Terima dari UPT = 15.708.725,64 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 2.551.000,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.738.280,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 20.998.005,64 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 18.360.00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 18.360.00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.881,68 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    39/54

    39

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 20.979.645,64 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.960.763,96 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 16.835.987,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 4.124.776,96 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 19.66 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 19.094.680,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 1.866.083,96 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 8.89 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 101.807.486,40 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 101.751.086,40 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 101.659.510,42 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 89.623.734,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 12.035.776,42 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.83 %

    4.3.6 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Juni

    Terima dari UPT = 12.868.105,05 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 5.679.100,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.547.840,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 21.095.045,05 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 8.760,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 8.760,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.977,66 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    40/54

    40

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 21.086.285,05 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 21.067.307 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) =18.541.803,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 2.525.504.,40 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.98 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 19.451.344,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 1.615.963,40 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 7.66 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 122.902.531,45 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 122.837.371,45 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 122.726.817,82 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 109.075.078,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 13.651.739,82 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.11 %

    4.3.7 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Juli

    Terima dari UPT = 15.053.112,96 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 3.261.000,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.578.680,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 20.892.792,96 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 5.640,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 5.640,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.798,44 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    41/54

    41

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 20.887.152,96 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.868.354,53 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 16.495.873,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 4.372.481,53 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 20.93 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 18.702.212,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 4.372.481,53 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 10.37 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 143.795.324,42 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 143.724.524,42 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 143.595.172,34 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 127.777.290,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 15.817.882,34 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.01 %

    4.3.8 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Agustus

    Terima dari UPT = 12.514.177,22 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 5.929.200,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 2.573.460,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 21.016.837,22 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 5.940,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 5.940,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.798,44 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    42/54

    42

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 21.010.897,22 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.991.987,42 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 16.203.554,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 4.788.433,42 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 22.79 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 16.203.554,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 2.518.581,42 kwh.

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.99 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 164.812.161,64 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 164.735.421,64 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 164.587.159,76 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 146.250.696,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 18.336.463,76 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.13 %

    4.3.9 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan September

    Terima dari UPT = 13.421.329,84 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 6.563.000,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 1.504.860,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 21.489189,84 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 8.400,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 8.400,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 19.332,71 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    43/54

    43

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 21.840.789,84 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 21.461.457,13 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 16.377.552,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 5.083.905,13 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 23.67 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 17.522.452,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 3.939.995,13 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 18.34 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 186.301.351,48 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 186.216.211,48 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 186.048.616,89 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 163.773.148,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 22.275.468,89 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.96 %

    4.3.10 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Oktober

    Terima dari UPT = 15.273.390,09 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 5.235.600,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 680.280,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 21.189.270,09 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 295.020,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 295.020,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.804.83 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    44/54

    44

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 20.894.250,09 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.875.445,27 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 18.102.880,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 2.772.565,27 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 13.27 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 20.216.350,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 659.095,27 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 3.15 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 207.490.621,57 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 207.110.461,57 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 206.924.062,15 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 183.989.498,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 22.934.564,15 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 11.07 %

    4.3.11 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan November

    Terima dari UPT = 15.365.154,55 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 5.442.100,00 kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 665.700,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 21.472.954,55 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 524.380,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 524.380,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 18.853,72 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    45/54

    45

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 20.948.574,55 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 20.929.720,83 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = 18.316.760,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 2.612.960,83 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 12.47 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 19.884.323,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 1.045.397,83 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 4.99 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 228.963.576,12 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 228.059.036,12 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 227.853.782,98 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 203.873.821,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 23.979.961,kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 10.51 %

    4.3.12 Susut Distribusi Rayon Kenten Bulan Desember

    Terima dari UPT = 16.493.224,85 kwh

    Terima dari PLTG Sako = 4.921.500,00kwh

    Terima dari Rivai = -

    Terima dari Sukarami = 698.940,00 kwh +

    Jumlah Terima (a) = 22.113.664,85 kwh

    Kirim ke Rivai = -

    Kirim ke Sukarami = 555.220,00 kwh

    Jumlah Kirim (b) = 555.220,00 kwh

    PS Distribusi ( c = 0,09 % x d ) = 19.402,60 kwh

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    46/54

    46

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Siap Salur ( d = a b ) = 21.558.444,85 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 21.539.042,25 kwh

    ( TUL III 07 )

    Kwh Jual TUL III 07 ( e ) = -

    Susut ( f = d - c e ) = 21.539.042,25 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 99.91 %

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 20.168.672,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 1.370.370,25 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 6.36 %

    AKUMULASI

    Jumlah Terima (a) = 251.077.240,97 kwh

    Siap Salur ( d = a b ) = 249.617.480,97 kwh

    Siap Jual ( = d c ) = 249.392.825,24 kwh

    ( TUL III - 09 )

    Kwh Jual TUL III 09 ( e ) = 224.042.493,00 kwh

    Susut ( f = d - c e ) = 25.350.332,24 kwh

    Susut ( f / d x 100 ) = 10.16 %

    Berdasarkan perhitungan diatas Susut Distribusi Rayon Kenten pada tahun

    2008, mulai bulan Januari sampai bulan Juli terjadi penurunan, ini disebabkan

    semakin berkurangnya daya beban yang hilang, sedangkan pada bulan Agustus

    sampai Desember tahun 2008 tidak stabil, karena pada bulan Agustus dan

    September persentasenya naik, kemudian pada bulan Oktober sampai Desember

    daya beban yang hilang turun kembali.

    Begitu juga pada tahun 2009, antara bulan Januari sampai bulan April

    susut berkurang karena daya beban yang hilang semakin berkurang, kerena pihak

    PLN mengadakan perbaikan dilapangan. Karena susut pada JTR ada yang ada

    yang bersifat Susut Teknis dan ada Non Teknis cara PLN untuk penanggulangan

    susut tersebut adalah sebagai berikut:

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    47/54

    47

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    A. Susut Teknis

    1. Penyimbangan beban gardu/TRAFO

    2. Diameternya Jaringan Tegangan Rendah yang kecil di gati dengan yang

    besar.

    3. Menambah gardu sisipan.

    4. Menggantikan Trafo dengan yang lebih besar.

    B. Susut Nonteknis

    1. Mengadakan Penerbitan(Oval).

    2. Pencatatan harus akurat setiap bulannya.

    4.3 Pembahasan Hasil Perhitungan

    A. Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 Berdasarkan TUL III

    07 (Hasil Kwh Meter Yang Tercatat Dari Hasil Pelanggan)

    1.Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada bulan Januari adalah

    sebagai berikut(Lihat Lampiran):

    Kwh Siap Salur 19.774.776,00,kwh Siap Jual 19.756.978,30,sedangkan

    Kwh yang terjual 15.298.064,00

    Jadi Kwh Susut = (Kwh Siap Jual - Kwh Jual)

    = (19.756.978,30 Kwh - 15.298.064,00 Kwh)

    = 4.458.914,30 Kwh

    Jadi Persentase Susut = Kwh Susut

    X 100 %

    Kwh Siap Salur

    = 4.458.914,30 Kwh

    X 100 %

    19.774.776,00 kwh

    = 22,55 %

    Susut pada Bulan Januari 2009 sebesar 22,55 %, tidak bisa di

    persentasenkan dengan bulan Desember Tahun 2008 karena Susut yang

    99,91 % pada bulan Desember adalah semu.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    48/54

    48

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    2.Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada bulan Februari adalah

    sebagai berikut(Lihat Lampiran):

    Kwh Siap Salur 19.443.976,84,kwh Siap Jual 19.426.477,26,sedangkan

    Kwh yang terjual 16.560.745,00

    Jadi Kwh Susut = (Kwh Siap Jual - Kwh Jual)

    = (19.426.477,26 Kwh - 16.560.745,00Kwh)

    = 2.865.732,26 Kwh

    Jadi Persentase Susut = Kwh Susut

    X 100 %

    Kwh Siap Salur=2.865.732,26 Kwh

    X 100 %

    19.443.976,84 kwh

    = 14,74 %

    Pada Bulan Januari 2009 persentase susut 22,55 %, sedangkan pada

    Bulan Februari Tahun 2009 sebesar 8,59 %, persentase susut 10,78 %.

    Terjadi penurunan susut dari bulan Januari 2009 ke Bulan Februari 2009

    sebesar 7,81 %. Penurunan ini kemungkinan disebabkan terlalu besarnya

    diambil kwh jual bulan Desember 2008 untuk mengejar target.

    3.Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada bulan Maret adalah

    sebagai berikut(Lihat Lampiran):

    Kwh Siap Salur 20.751.255,58,kwh Siap Jual 20.732.579,45,sedangkan

    Kwh yang terjual 18.497.530,00

    Jadi Kwh Susut = (Kwh Siap Jual - Kwh Jual)= (20.732.579,45 Kwh - 18.497.530,00 Kwh)

    = 3.242.862,45 Kwh

    Jadi Persentase Susut = Kwh Susut

    X 100 %

    Kwh Siap Salur

    = 3.242.862,45 Kwh

    X 100 %

    20.751.255,58kwh

    = 15.63 %

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    49/54

    49

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Susut pada Bulan Februari 2009 sebesar 14.74 %, sedangkan Bulan

    Maret tahun 2009 15.63 %, berarti terjadi kenaikan pada bulan Maret tahun

    2009 sebesar 0,89 %. Kenaikan ini disebabkan jumlah hari pada bulan

    Februari 28 hari sedangkan bulan Maret 31 hari.

    4.Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2009 pada bulan April adalah sebagai

    berikut(Lihat Lampiran):

    Kwh Siap Salur 22.121.986,48,kwh Siap Jual 22.102.076,69,sedangkan

    Kwh yang terjual 19.090.936,00(Prediksi).

    Jadi Kwh Susut = (Kwh Siap Jual - Kwh Jual)

    = (22.102.076,69 kwh - 19.090.936,00 Kwh)

    = 3.011.140,69 Kwh

    Jadi Persentase Susut = Kwh Susut

    X 100 %

    Kwh Siap Salur

    = 3.011.140,69 Kwh

    X 100 %

    22.121.986,48 kwh

    = 13.61 %

    Pada Bulan Maret 2009,persentase susut 15.63 %, sedangkan Bulan

    April tahun 2009 15.63 %, persentase susut 13.61 %. Terjadi penurunan susut

    dari bulan Maret 2009 ke bulan April 2009 2,02 %. Penurunan ini

    kemungkinan disebabkan meninkatnya kwh terjual akibat bertambahnya

    langganan baru, karena rekening pelanggan baru yang pertama dihitung 10 %

    dari daya yang terpasang.

    B. Susut Distribusi Rayon Kenten Tahun 2008 Berdasarkan TUL III

    07 (Hasil Kwh Meter Yang Tercatat Dari Hasil Pelanggan)

    1.Jadi persentase susut pada bulan Januari 2008 sebesar 24,74 %(lihat

    lamapiran)

    2.Persentase susut pada bulan Februari 2008 sebesar 21,27 %,sedangkan pada

    bulan Januari 2008 24,74 . Berarti terjadi penurunan susut dari bulan Januari

    2008 ke bulan Februari 2008 sebesar 3,47.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    50/54

    50

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    3.Persentase susut pada bulan Maret 2008 sebesar 19,12 %,sedangkan pada

    bulan Februari 2008 sebesar 21,27 %, Berarti terjadi penurunan susut dari

    bulan Februari 2008 ke bulan Maret 2008 sebesar 2,15 %.

    4.Persentasenya susut pada bulan April 2008 sebesar 15,35 %,sedangkan pada

    bulan Maret 2008 sebesar 19,12 %, Berarti terjadi penurunan susut dari

    bulan Maret ke bulan April 2008 sebesar 3,77 %.

    5.Persentase susut pada bulan Mei 2008 sebesar 19,66 %, sedangkan pada

    bulan April 2008 sebesar 15,35 %. Berarti terjadi kenaikan susut dari bulan

    April ke bulan Mei 2008 sebesar 4,31 %.

    6.Persentase susut pada bulan Juni 2008 sebesar 11,98 %, sedangkan pada

    bulan Mei 2008 sebesar 19,66 %. Berarti terjadi penurunan susut dari bulan

    Mei ke bulan Juni 2008 sebesar 7,70 %.

    7.Persentase susut pada bulan Juli 2008 sebesar 20,93 %, sedangkan pada

    bulan Juni 2008 sebesar 11,98 %, Berarti terjadi kenaikan susut dari bulan

    Juni ke bulan Juli 2008 sebesar 8,95 %.

    8.Persentase susut pada bulan Agustus 2008 sebesar 22,79 % sedangkan pada

    bulan Juli 2008 sebesar 20,93 %. Berarti terjadi kenenaikan susut dari bulan

    Juli ke bulan Agustus 2008 sebesar 1,86.

    9.Persentase susut pada bula September 2008 sebesar 23,67 %, sedangkan

    pada bulan Agustus sebesar 22,79. Berarti terjadi kenaikan susut dari bulan

    Agustus ke bulan September 2008 sebesar 0,88 %.

    10.Persentase pada bulan Oktober 2008 sebesar 13,27 % sedangkan pada

    bulan September 23,67 %, berarti terjadi penurunan susut dari bulan

    September ke bulan Oktober sebesar 10,40 %.

    11.Persentase susut pada bulan November 2008 sebesar 12,47 sedangkan

    susut bulan Oktober sebesar 13,27 %, berarti terjadi penurunan susut dari

    bulan Oktober ke bulan November 2008 sebesar 0,80 %.

    12.Persentase susut pada bulan Desember 2008 sebesar 99,91 %(lihat

    lampiran)susut ini adalah semula karena tidak ada kwh jual(TUL III 07).

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    51/54

    51

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    Berdasarkan perhitungan yang ada di lampiran susut yang terjadi pada

    tahun 2008 mulai dari bulan Januari sampai bulan Desember tidakn stabil, ini

    disebabkan:

    1. Jumlah hari perbulan tidak sama.

    2. Untuk mencapai terget kinerja yang dilaporkan pertriwulan

    3. Bertambahnya pasangan baru.

    4. Pencatatan kwh meter tidak kontiniu pada tanggal yang sama.

    5. Tidak keteknikanya pelaksanaan P2TL

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    52/54

    52

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan

    Berdasarkan Laporan Akhir yang saya dapatkan dalam hasil perhitungan

    pada Bab IV maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

    1. Berdasarkan hasil perhitungan Susut Distribusi Rayon Kenten pada

    Tahun 2008, mulai bulan Januari sampai bulan Desember pada

    umunya mengalami penurunan meskipun ada sedikit kenaikan antara

    bulan Agustus dan September, tetapi bulan berikutnya terjadi

    penurunan kembali.

    2. Berdasarkan hasil perhitungan Susut Distribusi Rayon Kenten pada

    Tahun 2009, Penulis hanya mengambil waktu penelitian 4 bulan, yaitu

    bulan Januari sampai April yang perhitungan Susutnya juga

    mengalami penurunan.

    3.

    Berdasarkan perhitungan Susut Distrinusi Rayom Kenten pada Tahun2008 dan Tahun 2009 pada umumnya persentasenya semakin

    berkurang, ini berkat kerja keras semua team yang ada di lapangan.

    2. Saran

    Berdasarkan Laporan Akhir yang saya dapatkan dalam penanggulangan

    Losses pada JTR di sarankan sebagai berikut:

    1. Untuk Penaggulangan Losses pada JTR.pihak PLN harus mengganti

    Diameter JTR(Jaringan Tegangan Rendah) dengan yang besar dan

    memasang Trafo yang lebih besar.

    2. Pihak PLN harus sering mengadakan penerbitan (Oval) paling tidak

    setiap 3 bulan sekali.

    3. Pencatatan yang dilakukan petugas PLN pada rumah-rumah

    konsumen,datanya harus benar-benar akurat sehingga tidak merugikan

    konsumen maupun PLN.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    53/54

    53

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    4. Para petugas PLN di lapangan harus sering membersihkan Jaringan

    terutama Jaringan yang ada di hutan-hutan sehinngga bias menekan

    beban yang hilang.

    LAPORAN AKHIR

  • 7/25/2019 rugi-rugi tegangan listrik pada JTR

    54/54

    54

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJ Y

    DAFTAR PUSTAKA

    Pelayanan PT.PLN (Persero )Rayon Kenten. 2009. Analisis Penanggulangan

    Losses (Susut) Rugi Daya Pada Jaringan Tegangan Rendah, Palembang.

    As PABLA 1981, ELECTRIC POWER DISTRIBUTION SYSTEM, TATA

    MCGRAN NILL PUBLSIHING COMPANY IMITED. Jakarta

    Pelayanan PT.PLN (Persero ) Rayon Kenten. 2009. Distribusi SaluranUdara Jaringan Tegangan Rendah , Palembang.

    Ir. Zainudin Idris. 2006. DASAR INSTALASI LISTRIK, Palembang

    Pelayanan PT.PLN (Persero ) Rayon Kenten. 2009. Susut Distribusi Rayon

    Kenten, Palembang.