ruang rapat lobby lounge restorant...

17
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan. Sebagai kota metropolitan, dewasa ini kota Surabaya sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan baik struktur maupun infrastrukturnya. Keberadaan gedung-gedung tinggi, mall-mall besar, apartemen, hotel, dll menghiasi kota Surabaya. Hal ini semakin sparkling” seperti logo kota Surabaya, jika dibarengi dengan kondisi lalu lintas yang memadai, yakni mampu mengakomodasi intensitas permintaan lalu lintas kota Surabaya yang semakin tinggi. Adanya pemecahan masalah transportasi yang pasti muncul akibat pembangunan-pembangunan tersebut harus diperhatikan dan diberikan solusi efektif, agar tidak menambah permasalahan transportasi di Surabaya. Permasalahan transportasi ini mengalami perkembangan yang besar dalam beberapa dekade, misalnya kemacetan, tundaan, dan lain sebagainya. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti meningkatnya jumlah populasi di suatu kota, tingginya laju urbanisasi dan meningkatnya perkembangan guna lahan yang ada. Tingginya perkembangan tata guna lahan ini yang akhirnya memicu adanya peningkatan aktivitas yang terjadi, seperti bekerja, sekolah, belanja, atau rekreasi yang tentunya mengakibatkan peningkatan arus pergerakan manusia, kendaraan maupun barang. Hal inilah yang mengakibatkan adanya bangkitan atau tarikan pergerakan yang terjadi dalam suatu tata guna lahan. Bangkitan dan tarikan pergerakan ini memperlihatkan banyaknya lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu guna lahan. Seperti pembangunan Hotel Santika yang berada di jalan Raya Jemursari 258 Surabaya. Hotel Bintang 3 ini terletak di jalan raya utama. Dengan luas bangunan 9236 m 2 , Hotel Santika menawarkan 105 unit kamar, dengan beberapa fasilitas seperti konvensi dan ruang rapat, lobby lounge, restorant, dll yang dapat menjadi daya tarik bagi konsumen. Hal ini dapat menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat Surabaya, khususnya kawasan Surabaya Timur sebagai tempat hunian sementara, relaksasi, bisnis, maupun menikmati hiburan. Akibat adanya pembangunan Hotel Santika tersebut tentu menyebabkan arus transportasi terutama di daerah Raya Jemursari akan semakin meningkat, karena kondisi kepadatan lalu lintas di daerah Raya Jemursari yang cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan sering terjadi kemacetan hampir setiap hari pada jam-jam tertentu di ruas jalan tersebut. Selain itu hotel ini juga terletak di jalan raya utama, sehingga dapat mempengaruhi peningkatan arus lalu lintas yang ada. Agar tidak mengganggu kelancaran transportasi, maka pemecahannya akan dibahas lebih rinci pada Tugas Akhir dengan menganalisa kondisi dari kinerja ruas jalan Raya Jemursari dan beberapa simpangan di sekitar lokasi pembangunan Hotel Santika Jemursari tersebut, sehingga dapat memberikan alternatif solusi dari permasalahan transportasi yang akan timbul. 1.2 Perumusan Masalah Dalam Tugas Akhir ini, permasalahan yang dibahas dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Bagaimana kinerja lalu lintas eksisting pada simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen, weaving 1 Prapen, weaving 2 Jemursari, ruas Jalan Raya Jemursari, dan Simpang 3 Raya Jemursari - Margorejo Indah? b. Berapa besar tarikan lalu lintas yang akan terjadi akibat adanya pembangunan Hotel Santika Jemursari? c. Bagaimana kinerja jaringan jalan akibat tarikan lalu lintas pada 3 tahun setelah Hotel Santika Jemursari beroperasi ? d. Bagaimana rencana manajemen lalu lintas jaringan jalan di sekitar Hotel Santika Jemursari?

Transcript of ruang rapat lobby lounge restorant...

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan. Sebagai kota metropolitan, dewasa ini kota Surabaya sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan baik struktur maupun infrastrukturnya. Keberadaan gedung-gedung tinggi, mall-mall besar, apartemen, hotel, dll menghiasi kota Surabaya. Hal ini semakin “sparkling” seperti logo kota Surabaya, jika dibarengi dengan kondisi lalu lintas yang memadai, yakni mampu mengakomodasi intensitas permintaan lalu lintas kota Surabaya yang semakin tinggi. Adanya pemecahan masalah transportasi yang pasti muncul akibat pembangunan-pembangunan tersebut harus diperhatikan dan diberikan solusi efektif, agar tidak menambah permasalahan transportasi di Surabaya.

Permasalahan transportasi ini mengalami perkembangan yang besar dalam beberapa dekade, misalnya kemacetan, tundaan, dan lain sebagainya. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti meningkatnya jumlah populasi di suatu kota, tingginya laju urbanisasi dan meningkatnya perkembangan guna lahan yang ada. Tingginya perkembangan tata guna lahan ini yang akhirnya memicu adanya peningkatan aktivitas yang terjadi, seperti bekerja, sekolah, belanja, atau rekreasi yang tentunya mengakibatkan peningkatan arus pergerakan manusia, kendaraan maupun barang. Hal inilah yang mengakibatkan adanya bangkitan atau tarikan pergerakan yang terjadi dalam suatu tata guna lahan. Bangkitan dan tarikan pergerakan ini memperlihatkan banyaknya lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu guna lahan.

Seperti pembangunan Hotel Santika yang berada di jalan Raya Jemursari 258 Surabaya. Hotel Bintang 3 ini terletak di jalan raya utama. Dengan luas bangunan 9236 m2, Hotel Santika menawarkan 105 unit kamar, dengan beberapa fasilitas seperti konvensi dan

ruang rapat, lobby lounge, restorant, dll yang dapat menjadi daya tarik bagi konsumen. Hal ini dapat menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat Surabaya, khususnya kawasan Surabaya Timur sebagai tempat hunian sementara, relaksasi, bisnis, maupun menikmati hiburan.

Akibat adanya pembangunan Hotel Santika tersebut tentu menyebabkan arus transportasi terutama di daerah Raya Jemursari akan semakin meningkat, karena kondisi kepadatan lalu lintas di daerah Raya Jemursari yang cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan sering terjadi kemacetan hampir setiap hari pada jam-jam tertentu di ruas jalan tersebut. Selain itu hotel ini juga terletak di jalan raya utama, sehingga dapat mempengaruhi peningkatan arus lalu lintas yang ada. Agar tidak mengganggu kelancaran transportasi, maka pemecahannya akan dibahas lebih rinci pada Tugas Akhir dengan menganalisa kondisi dari kinerja ruas jalan Raya Jemursari dan beberapa simpangan di sekitar lokasi pembangunan Hotel Santika Jemursari tersebut, sehingga dapat memberikan alternatif solusi dari permasalahan transportasi yang akan timbul. 1.2 Perumusan Masalah

Dalam Tugas Akhir ini, permasalahan yang dibahas dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Bagaimana kinerja lalu lintas eksisting pada

simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen, weaving 1 Prapen, weaving 2 Jemursari, ruas Jalan Raya Jemursari, dan Simpang 3 Raya Jemursari - Margorejo Indah?

b. Berapa besar tarikan lalu lintas yang akan terjadi akibat adanya pembangunan Hotel Santika Jemursari?

c. Bagaimana kinerja jaringan jalan akibat tarikan lalu lintas pada 3 tahun setelah Hotel Santika Jemursari beroperasi ?

d. Bagaimana rencana manajemen lalu lintas jaringan jalan di sekitar Hotel Santika Jemursari?

2

1.3 Tujuan Tujuan penulisan Tugas Akhir ini :

a. Menganalisa kinerja lalu lintas eksisting pada simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen, weaving 1 Prapen, weaving 2 Jemursari, ruas Jalan Raya Jemursari dan Simpang 3 Raya Jemursari - Margorejo Indah.

b. Menghitung besar tarikan lalu lintas yang akan terjadi akibat adanya pembangunan Hotel Santika Jemursari.

c. Menganalisa kinerja jaringan jalan akibat tarikan lalu lintas pada 3 tahun setelah Hotel Santika Jemursari beroperasi.

d. Merencanakan manajemen lalu lintas jaringan jalan di sekitar Hotel Santika Jemursari.

1.4 Batasan Masalah

Pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis memberikan batasan masalah yaitu : a. Waktu rencana adalah tahun 2011,

diasumsikan ketika Hotel Santika mulai beroperasi dan setelah 3 tahun beroperasi yaitu pada tahun 2014.

b. Area jaringan jalan yang ditinjau adalah weaving 1 Prapen, weaving 2 Jemursari, simpang 3 Raya Jemursari - Margorejo Indah, simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo- Raya Nginden – Raya Jemursari dan ruas jalan Raya Jemursari.

c. Selama umur rencana dianggap tidak ada perubahan jaringan jalan.

d. Volume puncak dibatasi pada jam sibuk (peak hour) pagi dan sore hari pada hari kerja.

e. Evaluasi menggunakan metode MKJI, 1997. 1.5. Manfaat

Tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai seberapa besar pengaruh Hotel Santika Jemursari terhadap penambahan derajat kejenuhan (DS) jaringan jalan disekitarnya, serta memberikan masukan untuk manajemen lalu lintas yang sesuai bagi jaringan jalan di sekitar Hotel Santika Jemursari.

1.6 Lokasi Studi Lokasi studi pada tugas akhir ini adalah

Hotel Santika, dengan spesifikasi bangunan sebagai berikut :

- Nama : Hotel Santika - Lokasi :Raya Jemursari 258

Surabaya - Kategori Bangunan: Hotel Bintang 3 - Luas Tanah : 1181 m2 - Luas Bangunan : 9236 m2 - Jumlah Bangunan : 1 unit - Jumlah Lantai : 10 lantai , 1 basement - Jumlah Unit Kamar : 105 unit kamar

Gambar lokasi dapat dilihat pada gambar-

gambar sebagai berikut :

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pembangunan Hotel Santika Jemursari

Sumber : Google Earth, 2010

Gambar 1.2 Lokasi Pembangunan Hotel Santika Jemursari

Sumber : Google Earth, 2010

Lokasi Hotel Santika Jemursari

3

Gambar 1.3 Peta Lokasi Studi yang ditinjau Sumber : Google Earth, 2010

Gambar 1.4 Peta Lokasi Studi Simpang 4

Sumber : Google Earth, 2010

Gambar 1.5 Peta Lokasi Studi Weaving 1

Prapen Sumber : Google Earth, 2010

Gambar 1.6 Peta Lokasi Studi Weaving 2 Jemursari

Sumber : Google Earth, 2010

Gambar 1.7 Peta Lokasi Studi Simpang 3

Jemursari-Margorejo Indah Sumber : Google Earth, 2010

Gambar 1.8 Rencana Pembangunan Hotel Santika

Sumber : Skyscrapercity, 2010

Jl.Raya Jagir Wonokromo

Jl.Raya Panjang Jiwo

Jl.Raya Prapen

Jl.Raya Nginden

Jl. Margorejo Indah

Jl. Saronojiwo

Jl. Prapen Indah Lokasi Hotel Santika

Simpang 4 Jagir

Weaving 1

Weaving 2

Simpang 3

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Bab ini berisi tentang dasar teori untuk perhitungan mengenai analisa manajemen lalu lintas. Analisa tersebut mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997). Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997), ruas jalan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yang meliputi; Jalan Antar Kota (Interurban Road), Jalan Perkotaan (Urban

road) dan Jalan Tol (Motorways). Berdasarkan tata guna lahannya, Jalan

Raya Jemursari yang merupakan lokasi pembangunan Hotel Santika Jemursari, termasuk Jalan Perkotaan (Urban Road). Disamping kinerja ruas jalan, bagian-bagian dalam MKJI yang akan dipakai dalam studi ini adalah kinerja simpang bersinyal dan bagian jalinan jalan tunggal (single weaving).

Penjelasan mengenai metode-metode dan teori-teori tersebut di atas akan dijelaskan dalam subbab-subbab berikut ini. 2.6 Model Peramalan

Peramalan adalah perhitungan nilai besaran suatu fenomena pada tahun ke-n di masa yang akan datang berdasarkan pada data historis n tahun yang lalu. Peramalan dibutuhkan karena pembangunan suatu gedung apapun selalu ditujukan untuk penggunaan selama umur rencana tertentu sehingga harus bisa menampung atau melayani volume beban penggunanya sampai umur rencana tersebut. 2.6.1 Analisa Regresi Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi, dikenal dua jenis variabel yaitu :

- Variabel Tarikan disebut juga variabel dependent yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel ini merupakan pendorong (penyebab) tarikan lalu lintas dari asal ke tujuan. Dinotasikan dengan Y.

- Variabel Bebas disebut juga variabel independent yaitu variabel yang bebas (tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya).

Variabel ini merupakan jumlah keinginan orang untuk melakukan pergerakan (jumlah kebutuhan transportasi). Dinotasikan dengan X.

2.6.1.1 Analisa Regresi Linier Analisa regresi linier dimaksudkan

untuk mendapatkan persamaan dalam memprediksi nilai variabel dependent atau dasar sebuah nilai variabel independent. Persamaan untuk regresi linier yaitu :

bxay

Dimana : a = konstanta regresi b = koefisien regresi n = jumlah data pengamatan x = variabel bebas y = variabel tak bebas

Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

dan

2.6.1.2 Analisa Regresi Linier Berganda Untuk menggambarkan hubungan antara

variabel independent lebih dari satu, dimana beberapa variabel independent tersebut secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependent, maka digunakan metode analisa regresi linier berganda atau multi regresi. Persamaan untuk regresi linier berganda yaitu :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +… bn Xn

Dimana : Y = variabel dependent X = variabel independent a = konstanta regresi b = koefisien regresi n = jumlah data pengamatan

Persamaan normal guna mencari

koefisien tersebut dengan menggunakan metode kuadrat minimum dapat diberikan sebagai:

I II

di mana:

n

xbya

)( 22 )()(

)()(xxn

yxxynb

2122

111 xxbxbyx

2222112 xbxxbyx

5

jijiji XXnXXxx

222iii XnXx

Untuk y, 222 YnYy

Untuk y,

Besaran koefisien a diberikan sebagai:

22111 XbXbYa

2.7 Bunga Majemuk Model bunga majemuk didefinisikan

sebagai model geometrik, dengan rumus : F = P ( 1+i )n

Dimana : F = nominal pada tahun ke-n P = nominal pada tahun perencanaan n = selisih tahun eksisting dengan

rencana i = rata-rata prosentase pertumbuhan tiap

tahunnya

2.8 Trip Generation Tujuan dasar tahap bangkitan

pergerakan adalah menghasilkan model hubungan yang mengkaitkan parameter tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau jumlah pergerakan yang meninggalkan suatu zona. Zona asal dan tujuan biasanya juga menggunakan istilah trip

end. Model ini sangat dibutuhkan apabila efek tata guna lahan dan pemilikan pergerakan terhadap besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan berubah sebagai fungsi waktu, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan baru tersebut.

2.9 Trip Distribution

Besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan merupakan informasi sangat berharga yang dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya pergerakan antar zona. Akan tetapi, informasi tersebut tidaklah cukup. Diperlukan informasi lain berupa permodelan pola pergerakan antar zona yang sudah pasti sangat dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas sistem jaringan antar zona dan tingkat bangkitan, serta tarikan zona.

Prosentase pembebanan akibat tarikan Hotel Santika Jemursari ini didapatkan dengan menggunakan metode proporsional pergerakan, yaitu dengan membandingkan jumlah volume lalu lintas yang berasal/menuju hotel tersebut pada kondisi eksisting.

BAB III METODOLOGI

Metodologi pada penulisan Tugas

Akhir ini antara lain dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini:

3.1 Dasar Teori Dasar teori dilakukan untuk menggali

teori-teori yang berkaitan dengan manajemen lalu lintas. Adapun studi yang dilakukan tersebut antara lain : Analisa kondisi lalu lintas eksisting di area

sekitar lokasi studi, meliputi : - karakteristik jalan - karakteristik lalu lintas - karakteristik persimpangan - karakteristik bagian jalinan tunggal

Analisa kondisi lalu lintas pada tahun 2011 Analisa kondisi lalu lintas pada tahun 2014

3.2 Pengumpulan Data 3.2.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari survey lapangan di sekitar lokasi studi, antara lain : Data volume lalu lintas dan data geometrik

pada simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen.

Data volume lalu lintas dan data geometrik pada weaving 1 Prapen.

Data volume lalu lintas dan data geometrik pada weaving 2 Jemursari.

Data volume lalu lintas dan data geometrik pada simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah.

Data volume lalu lintas dan data geometrik pada ruas jalan Raya Jemursari.

Data kendaraan keluar/masuk pada bangunan analog, yaitu Hotel Bisanta Bidakara, Hotel

YXnYXyx iii

6

Inna Simpang, Hotel Weta dan Hotel Santika Pandegiling.

3.2.2 Data sekunder Data sekunder merupakan data yang

didapat dari instansi atau badan-badan yang terkait yaitu pihak pengembang/pengelola hotel, antara lain : Data jumlah kendaraan bermotor kota

Surabaya tahun 2005-2009 (MC, LV, dan HV) yang didapatkan dari buku “Statistik Perhubungan 2009 Surabaya”.

3.3 Survey Lapangan 3.3.1 Survey Volume Pendahuluan

Survey volume pendahuluan dilakukan untuk memperoleh data dan jumlah karakteristik kendaraan yang melalui ruas jalan selama periode waktu pengamatan. Survey ini dilakukan secara manual di ruas jalan depan lokasi studi, yaitu ruas jalan Raya Jemursari. Tata cara yang digunakan, yaitu : 1. Pengamat yang berjumlah 4 orang (masing-

masing ruas 2 orang) mencatat pada lembar form survey setiap kendaraan yang lewat menurut klasifikasi macam kendaraan.

2. Pengamatan dilakukan selama 14 jam mulai pukul 06.00 – 20.00 WIB untuk mengetahui volume lalu lintas pada saat jam puncak, dengan interval 15 menit.

3. Pengamatan dilakukan di depan lokasi Hotel Santika Jemursari.

4. Kendaraan yang dicatat dikategorikan atas 4 (empat) jenis kendaraan, yaitu: Kendaraan tak bermotor (UM), meliputi

becak, sepeda, gerobak. Sepeda motor (MC). Kendaraan ringan (LV), meliputi mobil

pribadi, angkutan umum, taxi, truk kecil. Kendaraan berat (HV), meliputi truk

besar, bus.

3.3.2 Survey Volume Lalu Lintas Survey volume lalu lintas ini ditentukan

berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya, dengan memilih waktu pada saat volume lalu lintas yang terpadat (peak hour). Survey dilakukan tiap 15 menit. Lokasi titik pengamatan sesuai dengan titik-titik yang ditinjau.

3.4 Perhitungan DS Kondisi Dasar Dari data primer yang diperoleh yaitu

data perhitungan volume lalu lintas, dapat diketahui volume lalu lintas yang melewati ruas-ruas jalan yang ditinjau. Untuk melakukan perhitungan, volume lalu lintas tersebut yang masih dalam satuan kendaraan harus dirubah kedalam bentuk smp (satuan mobil penumpang) dengan cara mengalikan dengan faktor emp (ekivalen mobil penumpang). Kemudian data diolah ke dalam software KAJI. Jika hasil DS > 1, maka diperlukan manajemen lalu lintas sebagai alternatif pemecahan masalah.

3.5 Analisa Tarikan Hotel Santika Jemursari

Perhitungan tarikan Hotel Santika Jemursari ini dengan cara menganalogikan dengan bangunan analog yaitu Hotel Bisanta Bidakara, Hotel Inna Simpang, Hotel Weta serta Hotel Santika Pandegiling. Dari hasil pengambilan data lapangan yaitu data survey kendaraan keluar/masuk pada bangunan-bangunan analog tersebut, selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan akumulasi parkir kendaraan sepanjang hari pengamatan.

Kemudian menghitung akumulasi parkir tertinggi yang terjadi pada tiap-tiap bangunan analog tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan metode analisis regresi linier. Sehingga bisa didapatkan prediksi besarnya tarikan kendaraan akibat Hotel Santika Jemursari pada saat beroperasi, dengan mempergunakan variabel jumlah kamar, rata-rata harga kamar, serta jumlah kendaraan yang keluar/masuk tiap bangunan analog.

3.6 Pembebanan Akibat Tarikan Hotel

Santika Jemursari Pembebanan dilakukan berdasarkan

prosentase jumlah kendaraan, dimana prosentase jumlah kendaraan tersebut didapat dari jumlah kendaraan pada jaringan jalan pada kondisi eksisting.

3.7 Prediksi Lalu Lintas Akibat Tarikan

Perjalanan Hotel Santika Jemursari Prediksi volume lalu lintas pada tahun

2011 bisa didapatkan dari menambahkan antara volume lalu lintas eksisting dengan hasil perhitungan akibat tarikan.

7

3.8 Prediksi Lalu Lintas Tahun Rencana (Tahun 2014)

Berdasarkan asumsi bahwa Hotel Santika Jemursari akan mulai beroperasi pada tahun 2011, dapat dilakukan prediksi terhadap volume lalu lintas di beberapa tahun mendatang. Pada tugas akhir ini digunakan pendekatan dengan menggunakan data jumlah kendaraan bermotor tiap tahun. Data diambil pada tahun 2005-2009 berdasarkan data dari buku “Statistik Perhubungan 2009 Surabaya” Dinas Perhubungan. Tahapan pengerjaannya, sebagai berikut :

Dari data jumlah kendaraan bermotor tiap tahun di Surabaya, didapatkan pertumbuhan rata-rata kendaraan (i) tiap jenis kendaraan.

Kemudian masukkan data-data yang dibutuhkan pada rumus bunga majemuk. Data - data tersebut adalah : - i didapat dari perhitungan data rata-rata

jumlah kendaraan bermotor tiap tahun di Surabaya per jenis kendaraan.

- n = 3, yang didapat dari selisih tahun pada saat hotel mulai beroperasi (2011) dengan tahun pada saat hotel 3 tahun beroperasi (2014).

- P = volume lalu lintas eksisting yang ditilik per tipe kendaraan dan pergerakan.

Sehingga didapat angka F yang merupakan prediksi lalu lintas kendaraan pada tahun 2014.

Kemudian menghitung DS dengan bantuan program KAJI.

3.9 ALTERNATIF PERBAIKAN Jika DS akibat tarikan perjalanan pada

tahun rencana > 1 maka diperlukan suatu manajemen lalu lintas untuk mengatasi masalah tersebut. Alternatif perbaikan yang diusulkan adalah pengaturan lampu lalu lintas dan pelebaran jalan.

3.10 Hasil Dari analisa yang dilakukan, didapatkan :

1. Kinerja jaringan jalan kondisi eksisting. 2. Besarnya tarikan kendaraan yang akan

dihasilkan oleh Hotel Santika Jemursari. 3. Peramalan kinerja jaringan jalan pada

tahun 2011.

4. Peramalan kinerja jaringan jalan pada tahun 2014, serta pengaruhnya terhadap kondisi jaringan jalan di sekitar Hotel Santika Jemursari.

Sebagai ringkasan dari tahapan

metodologi seperti yang telah dijelaskan dalam sub bab-sub bab tersebut diatas, berikut disajikan bagan aliran metodologi studi secara keseluruhan.

DS ≤ 1

Tidak Ya

Alternatif Perbaika

n

Mulai

Survey Pendahuluan

Perhitungan DS Kondisi Dasar

Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

Pembebanan Akibat Tarikan Hotel Santika

Perhitungan Tarikan Hotel Santika

Peramalan dengan

bangunan analog

Selesai

Prediksi Lalu Lintas Tahun 2011

Perhitungan DS Akibat Tarikan

Prediksi Lalu Lintas Tahun 2014

Tidak

Ya DS ≤ 1

8

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Terdapat dua tipe data yang diperlukan

dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan dari survey atau pengamatan di lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data penunjang yang didapat dari berbagai sumber (dokumen, buku atau data dari instansi terkait). Dalam Tugas Akhir ini, data primer terdiri dari data survey traffic counting dan data geometri jalan.

4.1 DATA HASIL SURVEY KONDISI

EKSISTING 4.1.1 Geomeri Jaringan Jalan

Pengambilan data geometri ini dimaksudkan untuk mendapatkan dimensi dan geometri jaringan jalan di lokasi yang ditinjau. Dalam Tugas Akhir ini lokasi tersebut yaitu simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen, weaving 1 Prapen, weaving 2 Jemursari, serta simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah dan ruas jalan Raya Jemursari. Data ini diperlukan sebagai data masukan yang diperlukan dalam penganalisaan kinerja jaringan jalan dengan menggunakan pogram KAJI. Hasil survey geometri dari lokasi yang ditinjau, yaitu : 1. Data geometri simpang 4 Raya Jagir

Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen.

- Jumlah lengan : 4 lengan - Tipe persimpangan : persimpangan

bersinyal 2. Data geometri weaving 1 Prapen

Ruas Jalan Prapen - Lebar jalan : 23 m - Tipe jalan : 6 lajur/2 arah dengan

pembagi (16m) Ruas Jalan Saronojiwo

- Lebar jalan : 8 m - Tipe jalan : 2 lajur / 2 arah dengan

pembagi (6m) 3. Data geometri weaving 2 Jemursari

Ruas Jalan Raya Jemursari - Lebar jalan : 23 m - Tipe jalan : 6 lajur/2 arah dengan

pembagi (16m)

Ruas Jalan Prapen Indah - Lebar jalan : 8 m - Tipe jalan : 2 lajur / 2 arah tanpa

pembagi 4. Data geometri simpang 3 Jemursari –

Margorejo Indah - Jumlah lengan : 3 lengan - Type persimpangan : persimpangan

bersinyal 5. Data geometi ruas Jl.Raya Jemursari

- Lebar jalan : 23 m - Tipe jalan : 6 lajur/2 arah dengan

pembagi (16m)

4.1.2 Survey Traffic Counting Survey traffic counting ini dimaksudkan

untuk mengetahui volume lalu lintas kendaraan yang melewati lokasi yang ditinjau yang telah disebutkan diatas. Pengambilan data dilakukan secara serempak dalam satu hari dengan menempatkan surveyor pada titik-titik tersebut.

Survey ini dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011, yaitu pada hari Rabu, dengan waktu pelaksanaan pada jam 06.30-08.30 (waktu puncak pagi) dan jam 16.30-18.30 (waktu puncak sore). Jenis kendaraan yang digunakan, yaitu :

a. Kendaraan tak bermotor (UM) b. Sepeda motor (MC) c. Mobil penumpang (LV) d. Kendaraan berat (HV)

sehingga diharapakan akan didapat jumlah kendaraan pada jam-jam tersebut. Dari data-data lalu lintas itu maka didapatkan kinerja jalan dan persimpangan. 4.1.2.1 Hasil Survey Traffic Counting

Simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen.

Jl.Raya Panjang Jiwo

en

Jl.Raya Nginden

Jl.Raya Prapen

Jl.Raya Jagir Wonokromo

U

9

Titik 1 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Raya Nginden yang lurus ke Jalan Raya Prapen.

Titik 2 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Raya Nginden yang belok kiri ke Jalan Raya Panjang Jiwo.

Titik 3 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Raya Panjang Jiwo yang belok kanan ke Jalan Raya Nginden.

Titik 4 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Raya Panjang Jiwo yang lurus ke Jalan Raya Jagir Wonokromo.

Titik 5 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Raya Panjang Jiwo yang belok kiri ke Jalan Raya Prapen.

Titik 6 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Raya Prapen yang lurus ke Jalan Raya Nginden.

Titik 7 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Raya Prapen yang belok kiri ke Jalan Raya Jagir Wonokromo.

Titik 8 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Jagir Wonokromo yang belok kanan ke Jalan Raya Prapen.

Titik 9 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Jagir Wonokromo yang lurus ke Jalan Raya Panjang Jiwo.

Titik 10 : Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Jagir Wonokromo yang belok kanan ke Jalan Raya Nginden.

Untuk hasil survey dan analisa DS pada

persimpangan ini dapat dilihat pada tabel 4.1dibawah ini :

Berdasarkan hasil analisa dari tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa derajat kejenuhan (DS) yang masuk dalam kondisi kritis, adalah pada kode pergerakan 1 (Raya Nginden - Raya Prapen) baik pada puncak pagi ataupun puncak sore. 4.1.2.2 Hasil Survey License Plate Weaving

1 Prapen

Gambar 4.2

Lokasi Titik Survey Weaving 1 Prapen

Untuk hasil survey dan analisa DS pada weaving 1 ini dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2 Hasil Survey License Plate dan

Analisa DS Weaving 1 Prapen

Berdasarkan hasil analisa dari tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa derajat kejenuhan (DS) weaving 1 Prapen ini belum masuk kondisi kritis, karena DS dibawah 1. 4.1.2.3 Hasil Survey License Plate Weaving

2 Jemursari

Gambar 4.3 Lokasi Titik Survey Weaving 2 Jemursari

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 173 72 136 1070

HV 16 2 2 22

MC 815 154 494 3447

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 199 73 129 1095

HV 17 2 4 23

MC 846 191 489 3527

0.69

Puncak Sore

Puncak Pagi

DS

Tipe

Kendaraan

Pergerakan1070

PergerakanTipe

Kendaraan

3963 5882 0.67

4084 5884

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

1 882 15 3009 24 1503 1392 1.08

2 353 15 1069 22 0 0 0

3 391 18 1313 25 677 1653 0.41

4 799 18 3074 22 1437 1661 0.87

5 333 21 1140 22 0 0 0

6 812 13 3168 28 1463 1659 0.88

7 330 16 1160 15 0 0 0

8 420 18 1333 26 710 791 0.89

9 399 8 1838 25 777 792 0.98

10 373 11 956 25 0 0 0

1 841 18 3148 26 1494 1411 1.06

2 375 13 1131 23 0 0 0

3 404 20 1385 22 707 1678 0.42

4 858 20 3019 21 1488 1684 0.88

5 385 29 1169 25 0 0 0

6 806 19 3093 27 1449 1683 0.86

7 315 11 937 12 0 0 0

8 492 16 1282 29 769 775 0.99

9 360 9 1961 25 764 778 0.98

10 391 11 1030 27 0 0 0

DSKode

Pergerakan

Jenis Kendaraan

Puncak Pagi

Puncak Sore

10

Untuk hasil survey dan analisa DS pada weaving 2 ini dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Hasil survey License Plate dan analisa DS

Berdasarkan hasil analisa dari tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa derajat kejenuhan (DS) weaving 2 Jemursari ini belum masuk kondisi kritis, karena DS dibawah 1.

4.1.2.4 Hasil Survey Traffic Counting

Simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah

Gambar 4.4

Lokasi Titik Survey Simpang 3 Jemursari – Margorejo Indah

Titik 24 : Mencatat jumlah kendaraan yang putar balik dari Jalan Raya Jemursari (sisi b) ke Jalan Raya Jemursari (sisi a).

Titik 25: Mencatat jumlah kendaraan dari Jalan Raya Jemursari (sisi b) ke Jalan Margorejo Indah.

Titik 26 : Mencatat jumlah kendaraan yang lurus dari Jalan Raya Jemursari (sisi b) ke Jalan Raya Jemursari (sisi b)

Titik 27 : Mencatat jumlah kendaraan yang putar balik dari Jalan Raya Jemursari

(sisi a) ke Jalan Raya Jemursari (sisi b)

Titik 28 : Mencatat jumlah kendaraan masuk yang lurus dari Jalan Raya Jemursari (sisi a).

Titik 29 : Mencatat jumlah kendaraan yang belok kiri dari Jalan Jalan Raya Jemursari (sisi b) ke Jalan Margorejo Indah

Titik 30 : Mencatat jumlah kendaraan yang belok kanan dari Jalan Margorejo Indah ke Jalan Raya Jemursari (sisi b)

Titik 31 : Mencatat jumlah kendaraan yang belok kiri dari Jalan Margorejo Indah ke Jalan Raya Jemursari (sisi b)

Untuk hasil survey dan analisa DS pada

simpang 3 ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4 Hasil Survey dan Analisa DS Simpang

3 Jemursari – Margorejo Indah

Berdasarkan hasil analisa dari tabel 4.4

diatas, dapat diketahui bahwa derajat kejenuhan (DS) yang masuk kondisi kritis yakni pada kode pergerakan 28 (Raya Jemursari sisi a lurus) pada puncak pagi dan 30 (Margorejo Indah – Raya Jemursari) baik pada puncak pagi ataupun puncak sore.

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 135 51 157 952

HV 2 2 15 15

MC 475 127 742 3401

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 137 50 161 1051

HV 2 2 17 17

MC 484 142 732 3511

3715 5729 0.65

Puncak Sore

Tipe

Kendaraan

PergerakanDS

3884 5718 0.68

Puncak Pagi

Tipe

Kendaraan

PergerakanDS

Jl.Margorejo Indah a

b U

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

24 177 2 436 10 267 461 0.58

25 103 3 432 21 193 361 0.54

27 205 10 697 17 357 2061 0.17

28 935 13 3521 27 1656 1646 1.01

29 258 4 623 25 0 0 0

30 343 7 782 20 509 336 1.52

31 474 9 651 26 0 0 0

24 193 1 438 27 282 454 0.62

25 116 3 420 29 204 359 0.57

27 217 4 779 15 378 2065 0.18

28 906 14 3342 23 1593 1646 0.97

29 258 8 601 23 0 0 0

30 363 5 812 20 532 336 1.58

31 454 7 796 33 0 0 0

Puncak Pagi

Puncak Sore

Kode

Pergerakan

Jenis KendaraanDS

11

4.1.2.5 Hasil Survey Traffic Counting Ruas Jalan Raya Jemursari

Tabel 4.5 Hasil Survey dan Analisa DS Ruas

Jalan Raya Jemursari

4.2 PREDIKSI LALU LINTAS UNTUK TAHUN 2011

Setelah dilakukan analisa kondisi eksisting, langkah selanjutnya, yaitu melakukan prediksi terhadap volume lalu lintas di tahun mendatang, berdasarkan asumsi bahwa Hotel Santika Jemursari akan beroperasi penuh pada tahun 2011. Pada Tugas Akhir ini digunakan pendekatan dengan menggunakan data rata-rata jumlah kendaraan bermotor di Surabaya. Berikut adalah data tabel rata-rata jumlah kendaraan bermotor mulai tahun 2005 – 2009 berdasarkan data dari buku “Statisik Perhubungan 2009”. Tabel 4.6 Rata-Rata Jumlah Kendaraan

Bermotor Surabaya 2005-2009

Sumber : “Statistika Perhubungan 2009”

Data diatas diperoleh pertumbuhan rata-rata per tahun untuk kendaraan ringan (LV) sebesar 12.38%, kendaraan berat (HV) sebesar 10.92%, dan untuk sepeda motor (MC) sebesar 16.04%.

4.3 DATA BANGUNAN HOTEL SANTIKA JEMURSARI Lokasi rencana pembangunan Hotel

Santika Jemursari berada pada wilayah tata ruang dan tata guna lahan yang diperuntukkan untuk kegiatan Pemukiman.

Berikut data-data terkait untuk Hotel Santika Jemursari : Nama : Hotel Santika Jemursari Tempat : Jl. Raya Jemursari no. 258 Surabaya Data bangunan : Basement : Parkir Kendaraan Lantai 1 : Lobby lounge, Restaurant Lantai 2 – 9 : Kamar Hotel Lantai 10 : Ruang Meeting dan Ballroom

Luas Total Bangunan : 9236 m2 4.4 TARIKAN PERJALANAN

Dengan mengambil asumsi adanya hubungan antara intensitas tata guna lahan dengan jumlah kendaraan yang keluar masuk lokasi, maka dapat ditentukan hubungan matematis yang menggambarkan tingkat tarikan perjalanan ke lokasi tersebut.

Adapun asumsi yang digunakan untuk menghitung lalu lintas yang dibangkitkan Hotel Santika adalah dengan asumsi dari bangunan yang sudah beroperasi dan juga hampir sama karakteristiknya, yaitu Hotel Weta, Hotel Inna Simpang, Hotel Bisanta Bidakara serta Hotel Santika Pandegiling.

Tabel 4.7 Data Jumlah Kamar Bangunan Analog Hasil survey kendaraan keluar masuk pada

Hotel Bisanta Bidakara Sesuai data Hotel Bisanta Bidakara,

maksimum kendaran masuk parkir untuk periode 1 jam tertinggi adalah sebesar 13 kendaraan roda 4 dan 12 kendaraan roda 2 atau sebesar 16 smp/jam, jumlah tersebut dapat diasumsikan sebagai tarikan kendaraan. Kemudian kendaraan

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

17 1053 24 3189 22 1879 5029 0.38

32 1074 18 3274 30 1915 5214 0.37

17 1006 23 3237 27 1843 5029 0.37

32 1084 20 3254 27 1922 5214 0.37

Puncak Sore

Kode

Pergerakan

Jenis KendaraanDS

Puncak Pagi

Nama Jmlh kmarBisanta Bidakara 83

Inna Simpang 120Weta 96

Santika Pandegiling 124Santika Jemursari 105

2005 2006 2007 2008 2009

1 Mobil Penumpang unit 7484175 7678891 9501241 10779687 11828529

2.60% 23.73% 13.46% 9.73% 12.38%

2 Mobil Beban (Truk) unit 4573864 4896065 5013544 6025023 6225588

3 Bus unit 2413711 2737610 2854990 3870741 4223677

Total rata-rata 6987575 7633675 7868534 9895764 10449265

9.25% 3.08% 25.76% 5.59% 10.92%

4 Sepeda Motor unit 33193076 35102492 45948747 51687879 59447626

5.75% 30.90% 12.49% 15.01% 16.04%

Kendaraan Berat (HV)

Sepeda Motor (MC)

No. Jenis SatuanJumlah Kepemilikan Kendaraan Bermotor Tiap Tahun Rata-rata Per

Tahun

Kendaraan Ringan (LV)

12

keluar parkir untuk periode 1 jam tertinggi adalah sebesar 12 kendaraan roda 4 dan 12 kendaraan roda 2 atau sebesar 15 smp/jam, jumlah tersebut dapat diasumsikan sebagai bangkitan kendaraan.

Hasil survey kendaraan keluar masuk pada

Hotel Inna Simpang Sesuai data Hotel Inna Simpang,

maksimum kendaran masuk parkir untuk periode 1 jam tertinggi adalah sebesar 17 kendaraan roda 4 dan 16 kendaraan roda 2 atau sebesar 21 smp/jam, jumlah tersebut dapat diasumsikan sebagai tarikan kendaraan. Kemudian kendaraan keluar parkir untuk periode 1 jam tertinggi adalah sebesar 16 kendaraan roda 4 dan 14 kendaraan roda 2 atau sebesar 19.5 smp/jam, jumlah tersebut dapat diasumsikan sebagai bangkitan kendaraan.

Hasil survey kendaraan keluar masuk pada

Hotel Weta Sesuai data Hotel Weta, maksimum

kendaran masuk parkir untuk periode 1 jam tertinggi adalah sebesar 14 kendaraan roda 4 dan 11 kendaraan roda 2 atau sebesar 16.75 smp/jam, jumlah tersebut dapat diasumsikan sebagai tarikan kendaraan. Kemudian kendaraan keluar parkir untuk periode 1 jam tertinggi adalah sebesar 12 kendaraan roda 4 dan 12 kendaraan roda 2 atau sebesar 15 smp/jam, jumlah tersebut dapat diasumsikan sebagai bangkitan kendaraan.

Hasil survey kendaraan keluar masuk pada

Hotel Santika Pandegiling Sesuai data Hotel Santika Pandegiling,

maksimum kendaran masuk parkir untuk periode 1 jam tertinggi adalah sebesar 19 kendaraan roda 4 dan 18 kendaraan roda 2 atau sebesar 23.5 smp/jam, jumlah tersebut dapat diasumsikan sebagai tarikan kendaraan. Kemudian kendaraan keluar parkir untuk periode 1 jam tertinggi adalah sebesar 17 kendaraan roda 4 dan 19 kendaraan roda 2 atau sebesar 21.75 smp/jam, jumlah tersebut dapat diasumsikan sebagai bangkitan kendaraan. Tabel 4.12 Data Rata-Rata Harga Kamar Bangunan Analog

Tabel 4.13 Data Tarikan Kendaraan, Jumlah Kamar, dan Rata-Rata Harga Kamar Bangunan Analog

Dari data-data bangunan analog di atas, dengan menggunakan analisa regresi linier berganda, dapat diambil suatu fungsi matematis yang menghubungkan antara jumlah kamar, rata-rata harga kamar dengan jumlah bangkitan dan tarikan kendaraan.

Hasil dari analisa regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Y(tarikan) = 0.19014x(jumlah kamar) – 0.00001052x(rata-rata harga kamar) + 7.44195

Jumlah kamar Hotel Santika Jemursari

adalah 105 kamar dan harga diasumsikan sama dengan Hotel Santika Pandegiling, yakni Rp. 750.000, sehingga lalu lintas yang dibangkitkan adalah sebesar 16 smp/jam. Bangkitan lalu lintas ini nantinya akan dibebankan pada ruas jalan dan persimpangan disekitar Hotel Santika Jemursari. 4.5 PEMBEBANAN KAWASAN Untuk memodelkan distribusi lalu-lintas yang terjadi maka diperlukan pembagian bangkitan yang terjadi terhadap ruas jalan di sekitar Hotel Santika Jemursari, dimana distribusi tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Nama Jumlah kamar Rata- Rata Harga TarikanBisanta Bidakara 83 Rp675,000 16

Inna Simpang 120 Rp833,333 21Weta 96 Rp875,000 16.75

Santika Pandegiling 124 Rp750,000 23.516.13

Nama Rata- Rata HargaBisanta Bidakara Rp675,000

Inna Simpang Rp833,333Weta Rp875,000

Santika Pandegiling Rp750,000Santika Jemursari Rp750,000

8.85 %

15.03

%

76.12%

4.12 % 10.91%

100%

13

Penjelasan dari Distribusi Pembebanan adalah : 1. Keluar dari Hotel Santika diasumsikan 100%

sebesar 17 smp. 2. Terbagi menjadi 3 rute pergerakan, yakni :

Untuk ruas Raya Jemursari (sisi selatan) menerima beban sebesar 76.12% sebesar 12 smp.

Untuk persimpangan Margorejo Indah menerima beban sebesar 8.85% sebesar 2 smp.

Untuk arah putar balik (sisi utara) menerima beban sebesar 15.03% sebesar 3 smp.

3. Pada arah putar balik (sisi utara) yang menerima beban sebesar 10.7% tersebut, terpecah menjadi 2 rute pergerakan, yakni : Untuk persimpangan ke arah Raya

Nginden, menerima beban sebesar 10.91% sebesar 2 smp.

Untuk persimpangan ke arah Raya Jagir Wonokromo menerima beban sebesar 4.12% atau sebesar 1 smp.

4.6 ANALISA KINERJA JARINGAN

JALAN PADA TAHUN 2011 Analisa ini menggambarkan tentang

arus lalu lintas di sekitar Hotel Santika Jemursari, dengan memasukkan hasil pembebanan dan bangkitan yang terjadi akibat beroperasinya Hotel Santika Jemursari. Hasil dari analisa tersebut dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 4.14 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa

DS pada Simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen Tahun 2011

Tabel 4.15 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa DS pada Weaving 1 Prapen Tahun 2011

Tabel 4.16 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa

DS pada Weaving 2 Jemursari Tahun 2011

Tabel 4.17 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa

DS pada Ruas Jl. Raya Jemursari Tahun 2011

Tabel 4.18 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa DS pada Simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah Tahun 2011

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 173 72 136 1070

HV 16 2 2 22

MC 815 154 494 3447

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 199 73 129 1095

HV 17 2 4 23

MC 846 191 489 3527

DSTipe

Kendaraan

Pergerakan

Puncak Pagi

DS

Puncak Sore

3963

PergerakanTipe

Kendaraan

5882 0.67

4084 5884 0.69

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 135 51 160 968

HV 2 2 15 15

MC 475 127 742 3401

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 137 50 164 1067

HV 2 2 17 17

MC 484 142 732 3511

DSTipe

Kendaraan

Puncak Pagi

DS

Puncak Sore

3733 5729 0.65

Tipe

Kendaraan

Pergerakan

Pergerakan

3902 5717 0.68

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

17 1065 24 3189 22 1900 5029 0.38

32 1074 18 3274 30 1915 5214 0.37

17 1018 23 3237 27 1921 5029 0.38

32 1084 20 3254 27 1912 5214 0.37

Kode

Pergerakan

Jenis KendaraanDS

Puncak Pagi

Puncak Sore

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

1 882 15 3009 24 1503 1393 1.08

2 353 15 1069 22 0 0 0

3 391 18 1313 25 677 1653 0.41

4 799 18 3074 22 1437 1661 0.87

5 333 21 1140 22 0 0 0

6 814 13 3168 30 1465 1659 0.88

7 331 16 1160 16 0 0 0

8 420 18 1333 26 710 791 0.89

9 399 8 1838 25 777 792 0.98

10 373 11 956 25 0 0 0

1 841 18 3148 26 1494 1411 1.06

2 375 13 1131 23 0 0 0

3 404 20 1385 22 707 1678 0.42

4 858 20 3019 21 1488 1684 0.88

5 385 29 1169 25 0 0 0

6 808 19 3093 29 1451 1682 0.86

7 316 11 937 13 0 0 0

8 492 16 1282 29 769 775 0.99

9 360 9 1961 25 764 778 0.98

10 391 11 1030 27 0 0 0

Kode

Pergerak

an

Jenis KendaraanDS

Puncak Pagi

Puncak Sore

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

24 177 2 436 10 267 461 0.56

25 105 3 432 21 195 361 0.54

27 205 10 697 17 357 2045 0.18

28 935 13 3521 27 1656 1646 1.01

29 258 4 623 25 0 0 0

30 343 7 782 20 509 336 1.52

31 474 9 651 26 0 0 0

24 193 1 438 27 282 454 0.62

25 118 3 420 29 206 359 0.57

27 217 4 779 15 378 2065 0.18

28 906 14 3342 23 1593 1646 0.97

29 258 8 601 23 0 0 0

30 363 5 812 20 532 336 1.58

31 454 7 796 33 0 0 0

Kode

Pergerak

an

Jenis KendaraanDS

Puncak Pagi

Puncak Sore

14

4.7 ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN PADA TAHUN 2014 Analisa ini menggambarkan tentang

arus lalu lintas di sekitar Hotel Santika Jemursari setelah 3 tahun beroperasi, yakni dengan memasukkan hasil prediksi pertumbuhan kendaraan pada volume jam sibuk di tahun 2011 (saat beroperasi) kemudian dirumuskan ke dalam rumus Bunga Majemuk. Hasil dari analisa tersebut dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 4.19 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa

DS pada Simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen Tahun 2014

Tabel 4.20 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa

DS pada Weaving 1 Prapen Tahun 2014

Tabel 4.21 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa DS pada Weaving 2 Jemursari Tahun 2014

Tabel 4.22 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa

DS pada Ruas Jl. Raya Jemursari Tahun 2014

Tabel 4.23 Volume Jam Sibuk dan Hasil Analisa DS pada Simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah Tahun 2014

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 246 103 194 1519

HV 22 3 3 31

MC 1274 241 772 5386

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 283 104 184 1555

HV 24 3 6 32

MC 1322 299 765 5511

Puncak Sore

4391 5885 0.75

Tipe

Kendaraan

Pergerakan

DS

DS

Puncak Pagi

4261 5884 0.72

Tipe

Kendaraan

Pergerakan

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 192 73 228 1374

HV 3 3 21 21

MC 743 199 1160 5314

Volume KapasitasA-D A-B C-B C-D Q C

LV 195 71 233 1515

HV 3 3 24 24

MC 757 222 1144 5486

Tipe

Kendaraa

Pergerakan

5718 0.73

Puncak Sore

4196

Tipe

Kendaraa

Pergerakan

4013 5729 0.70

DS

Puncak Pagi

DS

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

17 1512 33 4983 22 2798 5029 0.56

32 1525 25 5116 30 2834 5214 0.54

17 1445 32 5058 27 2748 5029 0.55

32 1539 28 5085 27 2844 5214 0.55

Puncak Pagi

Puncak Sore

DSKode

Pergerakan

Jenis Kendaraan

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

1 925 18 3270 24 1748 1393 1.26

2 370 18 1162 22 0 0 0

3 410 22 1427 25 724 1654 0.44

4 838 22 3341 22 1535 1661 0.92

5 349 26 1239 22 0 0 0

6 854 16 3443 30 1563 1660 0.94

7 347 20 1261 16 0 0 0

8 441 22 1449 26 759 791 0.96

9 419 10 1998 25 832 793 1.05

10 391 14 1039 25 0 0 0

1 882 22 3422 26 1605 1412 1.14

2 393 16 1230 23 0 0 0

3 424 24 1506 22 756 1679 0.45

4 900 24 3281 21 1587 1685 0.94

5 404 35 1271 25 0 0 0

6 847 23 3362 29 1549 1683 0.92

7 332 14 1019 13 0 0 0

8 516 20 1394 29 821 776 1.06

9 378 11 2132 25 819 778 1.05

10 410 14 1120 27 0 0 0

Jenis Kendaraan

Puncak Pagi

Puncak Sore

DSKode

Pergerakan

Volume Kapasitas

LV HV MC UM Q C

24 186 3 474 10 285 461 0.62

25 111 4 470 21 210 362 0.58

27 215 12 758 17 382 2062 0.19

28 980 16 3827 27 1766 1646 1.07

29 271 5 678 25 0 0 0

30 360 9 850 20 542 336 1.61

31 497 11 708 26 0 0 0

24 203 2 476 27 301 455 0.66

25 124 4 457 29 221 359 0.62

27 228 5 847 15 404 2066 0.19

28 950 17 3632 23 1699 1647 1.03

29 271 10 654 23 0 0 0

30 381 6 883 20 565 336 1.68

31 476 9 866 33 0 0 0

Kode

Pergerakan

Jenis KendaraanDS

Puncak Pagi

Puncak Sore

15

4.8 REKOMENDASI MANAJEMEN LALU LINTAS

4.8.1 Rekayasa Lalu Lintas Simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen

Rekayasa lalu lintas pada persimpangan ini dilakukan dengan pengaturan APILL, seperti pada tabel berikut : Tabel 4.24 Pengaturan APILL Eksisting dan Manajemen Puncak Pagi dan Puncak Sore pada Simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen

Hasil dari pengaturan APILL tersebut dapat dilihat pada tabel 4.25 di bawah ini :

Tabel 4.25 Hasil Perbandingan Analisa DS pada Simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen Sebelum dan Setelah Manajemen.

4.8.2 Rekayasa Lalu Lintas Simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah

Rekayasa lalu lintas pada persimpangan

ini dilakukan dengan pengaturan APILL dan pelebaran jalan, seperti yang terdapat pada tabel 4.26 berikut : Tabel 4.26 Pengaturan APILL Eksisting dan Manajemen Puncak Pagi dan Puncak Sore pada Simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah

Selain dengan pengaturan APILL, dilakukan juga pelebaran jalan pada sisi ruas pendekat 31 dan 30, yakni mengganti lebar jalan yang pada awalnya selebar 3m per lajur, dilebarkan menjadi 4m per lajur, seperti pada berikut :

Gambar 4.6 Pengaturan Pelebaran Jalan pada Simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah

awal g IG

fase 1 49 5

fase 2 49 5

fase 3 37 5

manajemen g IG

fase 1 70 5

fase 2 60 5

fase 3 51 5

awal g IG

fase 1 52 5

fase 2 52 5

fase 3 38 5

manajemen g IG

fase 1 69 5

fase 2 52 5

fase 3 47 5

Puncak Pagi

Puncak Sore

awal g IG

fase 1 48 5

fase 2 23 5

fase 3 30 5

manajemen g IG

fase 1 62 5

fase 2 35 5

fase 3 26 5

awal g IG

fase 1 50 5

fase 2 25 5

fase 3 33 5

manajemen g IG

fase 1 58 5

fase 2 33 5

fase 3 26 5

Puncak Pagi

Puncak Sore

Volume Kapasitas Volume Kapasitas

Q C Q C

1 1748 1393 1.26 1502 1523 0.99

2 0 0 0 0 0 0

3 724 1654 0.44 724 1550 0.47

4 1535 1661 0.92 1535 1557 0.99

5 0 0 0 0 0 0

6 1563 1660 0.94 1563 1815 0.86

7 0 0 0 0 0 0

8 759 791 0.96 759 835 0.99

9 832 793 1.05 832 836 0.99

10 0 0 0 0 0 0

1 1605 1412 1.14 1595 1607 0.99

2 0 0 0 0 0 0

3 756 1679 0.45 756 1441 0.53

4 1587 1685 0.94 1405 1445 0.97

5 0 0 0 0 0 0

6 1549 1683 0.92 1549 1916 0.81

7 0 0 0 0 0 0

8 821 776 1.06 821 823 0.99

9 819 778 1.05 819 825 0.99

10 0 0 0 0 0 0

Sebelum Manajemen Setelah Manajemen

Kode

Pergerakan

Puncak Pagi

Puncak Sore

DSDS

16

Sehingga, hasil dari pengaturan APILL dan pelebaran jalan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.27 di bawah ini : Tabel 4.27 Hasil Perbandingan Analisa DS pada Simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah Sebelum dan Setelah Manajemen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN Dengan dibangunnya Hotel Santika Jemursari, maka menyebabkan terjadinya bangkitan perjalanan pada jalan disekitar lokasi yang akan berdampak pada bertambahnya volume lalu lintas di sekitar lokasi.

Dari hasil survey data dan analisa perhitungan, didapat: 1. Kondisi jarigan jalan eksisting menurut hasil

analisa didapatkan bahwa DS < 1, yaitu pada: a. Semua pendekat pada simpang 4 Raya

Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen, kecuali pendekat arah Raya Nginden - Raya Prapen. Yakni hasil DS pada puncak pagi sebesar 1.08 dan pada puncak sore sebesar 1.06.

b. Weaving 1 Prapen. c. Weaving 2 Jemursari. d. Ruas jalan Raya Jemursari. e. Semua pendekat pada simpang 3 Raya

Jemursari – Margorejo Indah, kecuali pada pendekat arah Raya Jemursari (sisi selatan) – Raya Jemursari (sisi utara), dengan DS pada puncak pagi sebesar 1.01

dan pada pendekat arah Margorejo Indah – Raya Jemursari (sisi selatan), dengan DS pada puncak pagi sebesar 1.52 sedangkan pada puncak sore sebesar 1.58.

2. Besarnya bangkitan yang dibangkitkan oleh Hotel Santika Jemursari adalah sebesar 17 smp/jam. Jumlah bangkitan tersebut nantinya akan didistribusikan pada jalan di sekitar lokasi.

3. Kondisi jaringan jalan : Kondisi jaringan jalan pada tahun 2011

setelah Hotel Santika Jemursari beroperasi, menurut hasil analisa didapat bahwa DS < 1, pada : a. Semua pendekat pada simpang 4 Raya

Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen, kecuali pendekat arah Raya Nginden - Raya Prapen. Yakni hasil DS pada puncak pagi sebesar 1.08 dan pada puncak sore sebesar 1.06.

b. Weaving 1 Prapen. c. Weaving 2 Jemursari. d. Ruas jalan Raya Jemursari. e. Semua pendekat pada simpang 3 Raya

Jemursari – Margorejo Indah, kecuali pada pendekat arah Raya Jemursari (sisi selatan) – Raya Jemursari (sisi utara), dengan DS pada puncak pagi sebesar 1.01 dan pada pendekat arah Margorejo Indah – Raya Jemursari (sisi selatan), dengan DS pada puncak pagi sebesar 1.52 sedangkan pada puncak sore sebesar 1.58.

Kondisi jaringan jalan pada tahun 2014 setelah 3 tahun Hotel Santika Jemursari beroperasi, menurut hasil analisa didapat bahwa DS < 1, pada : a. Semua pendekat pada simpang 4 Raya

Jagir Wonokoromo – Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen, kecuali pendekat arah Raya Nginden - Raya Prapen, dengan hasil DS pada puncak pagi sebesar 1.26 dan pada puncak sore sebesar 1.14. Pada pendekat arah Raya Jagir Wonokromo – Raya Prapen dengan DS pada puncak sore sebesar 1.06. Pada pendekat arah Raya Jagir Wonokromo – Raya Panjang Jiwo, dengan DS pada puncak pagi dan puncak sore sebesar 1.05.

b. Weaving 1 Prapen. c. Weaving 2 Jemursari.

Volume Kapasitas Volume Kapasitas

Q C Q C

24 285 461 0.62 285 336 0.85

25 210 362 0.58 210 264 0.78

27 382 2062 0.19 382 2239 0.17

28 1766 1646 1.07 1766 1788 0.99

29 0 0 0 0 0 0

30 542 336 1.61 542 573 0.95

31 0 0 0 0 0 0

24 301 455 0.66 301 347 0.87

25 221 359 0.62 221 274 0.81

27 404 2066 0.19 404 2139 0.19

28 1699 1647 1.03 1699 1749 0.97

29 0 0 0 0 0 0

30 565 336 1.68 565 566 0.99

31 0 0 0 0 0 0

Kode

Pergerakan

Puncak Pagi

Sebelum Manajemen Setelah Manajemen

Puncak Sore

DSDS

17

d. Ruas jalan Raya Jemursari. e. Semua pendekat pada simpang 3 Raya

Jemursari – Margorejo Indah, kecuali pada pendekat arah Raya Jemursari (sisi selatan) – Raya Jemursari (sisi utara), dengan DS pada puncak pagi sebesar 1.07 dan pada puncak sore sebesar 1.03. Pada pendekat arah Margorejo Indah – Raya Jemursari (sisi selatan), dengan DS pada puncak pagi sebesar 1.61 sedangkan pada puncak sore sebesar 1.68.

4. Masukan Manajemen Lalu LIntas sebagai

antisipasi ketika Hotel Santika Jemursari beroperasi, yaitu : a. Pada simpang 4 Raya Jagir Wonokoromo

– Raya Panjang Jiwo - Raya Nginden – Raya Prapen, puncak pagi dilakukan penambahan green time menjadi 70 pada fase 1, 60 pada fase 2 dan 51 pada fase 3. Sedangkan pada puncak sore green time menjadi 69 pada fase 1, 52 pada fase 2, dan 47 pada fase 3.

b. Pada simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah, puncak pagi dilakukan penambahan green time menjadi 62 pada fase 1, 35 pada fase 2 dan 26 pada fase 3. Sedangkan pada puncak sore green time menjadi 58 pada fase 1, 33 pada fase 2, dan 26 pada fase 3.

c. Melakukan pelebaran jalan pada simpang 3 Raya Jemursari – Margorejo Indah, yakni sebesar 4 m pada masing-masing ruas pada pendekat Margorejo Indah – Raya Jemursari (sisi selatan).

4.2 SARAN

Diperlukan studi lanjutan tentang rekayasa desain persimpangan dan perubahan desain serta pengaturannya.

Diperlukan pembahasan mengenai parkir.