RTRW Dirjen Menkoekuin

4
1 PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG Disampaikan pada Kunjungan Kerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Di Departemen Pekerjaan Umum, Tanggal 16 Juni 2005 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL JENDERAL PENATAAN PENATAAN RUANG RUANG PERENCANAAN TATA RUANG SIKLUS PENATAAN RUANG PEMANFAATAN RUANG PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG TANTANGAN Meningkatnya aglomerasi perkotaan Masih tingginya kesenjangan antar dan di dalam wilayah Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan non pertanian Penurunan luas hutan tropis sebagai kawasan resapan air Meningkatnya DAS yang kritis Seringnya kejadian bencana alam Rencana Tata Ruang Wilayah belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaran Penataan Ruang masih terbatas SASARAN SASARAN Terwujudnya ruang nusantara yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

description

RTRW

Transcript of RTRW Dirjen Menkoekuin

Page 1: RTRW Dirjen Menkoekuin

1

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANGPENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Disampaikan pada Kunjungan Kerja Menteri Koordinator Bidang PerekonomianDi Departemen Pekerjaan Umum, Tanggal 16 Juni 2005

DD EE PP AA RR TT EE MM EE NN PP EE KK EE RR JJ AA AA NN UU MM UU MMDIREKTORATDIREKTORAT JENDERALJENDERAL PENATAANPENATAAN RUANGRUANG

PERENCANAAN TATA RUANG

SIKLUS PENATAAN RUANG

PEMANFAATAN RUANG

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

TANTANGAN

Meningkatnya aglomerasi perkotaanMasih tingginya kesenjangan antar dan di dalam wilayahAlih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan non pertanianPenurunan luas hutan tropis sebagai kawasan resapan airMeningkatnya DAS yang kritisSeringnya kejadian bencana alam Rencana Tata Ruang Wilayah belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruangKeterlibatan masyarakat dalam penyelenggaran Penataan Ruang masih terbatas

SASARANSASARAN

Terwujudnya ruang nusantara yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan untuk kemajuan dan

kesejahteraan masyarakat

Page 2: RTRW Dirjen Menkoekuin

2

LANGKAH PERTAMALANGKAH PERTAMA

Memantapkan penyelenggaraan penataan ruang nasional melalui pelaksanaan kerangka pengembangan strategis nasional (National Strategic Development Framework)sebagai kerangka orientasi pengembangan struktur dan pola pemanfaatan ruang nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam tatanan global dewasa ini.

Upaya yang Dilakukan, Antara Lain :1. Penyiapan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan RTR

Pulau2. Penyiapan Rencana Tata Ruang Kawasan Tertentu (Mamminasata,

Jabodetabek Punjur, Cekungan Bandung)3. Penyiapan Rencana Tata Ruang Koridor pengembangan (Pantai Timur

Sumatera, Koridor Pantai Timur Kalimantan, dan Koridor Pantai Utara Jawa)4. Penyiapan Kebijakan, Strategi, dan Rencana Tata Ruang Kawasan

Perbatasan Negara, Kawasan Tertinggal Strategis Nasional, dan Pulau-pulau Kecil Terluar/ Terpencil

5. Peningkatan KAPET dan KESR

SISTEM PERENCANAAN TATA RUANG

Kerangka Pengembangan StrategisKerangka Pengembangan Strategis

RTRWN RTRWP RTRWK

Sistem Perencanaan Tata Ruang Nasional

Sistem Perencanaan Tata Ruang Provinsi

Sistem Perencanaan Tata Ruang Kab/Kota

RTR Pulau, Kawasan Tertentu, Kawasan

Perbatasan, Kawasan Terpencil

Renc. Bagian Wil Prov RDTR Kab/Kota

RTR Kawasan (Nasional)

RTR Kawasan(skala Provinsi) RTR

Hirarki

Rencana Umum TR

Rencana Operasional

Rencana Operasional

Teknis

Bontang

Pulau Besar

Gugus Pulau Samudra

Gugus Pulau Pantai

Pegunungan Tinggi

Kawan, Kapet, Kesr

Poros Pengembangan Startegis Global/Nasional

Poros Pengembangan Strategis Sub Regional

Poros Pengembangan Strategis NasionalBatas Teritorial

Batas ZEE

Jalur Patahan dan Sesar Alur Pelayaran Internasional

Kota PKN

Samudera Hindia (Afrika, Australia)

Teluk Benggala, Mediteran, Samudera Hindia (Timur

Tengah, Eropa)Laut Cina Selatan

(Hongkong, Cina, Taiwan)

Laut Cina Selatan (Jepang, Korea, Filipina)

Samudera Pasifik (Jepang, Korea, Amerika, Kanada)

Samudera Pasifik (Amerika, Kanada, Amerika Latin)

Samudera Hindia (Australia, Selandia Baru)

KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE

DILLI

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

PadangJambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

BandungSemarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Entikong

Malang

Pangkalan Bun

Balikpapan

Biak

Merauke

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISKERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISBERORIENTASI EKONOMI (INVESTASI)BERORIENTASI EKONOMI (INVESTASI)

Bontang

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISKERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISPEMANTAPAN TERITORIAL NKRIPEMANTAPAN TERITORIAL NKRI

Pulau Besar

Gugus Pulau Samudra

Gugus Pulau Pantai

Pegunungan Tinggi

Poros Pengembangan Strategis Sub Regional Batas Teritorial

Batas ZEE

Jalur Patahan dan Sesar

Alur Pelayaran Internasional

Kota PKN

Samudera Hindia (Afrika, Australia)

Teluk Benggala, Mediteran, Samudera Hindia (Timur

Tengah, Eropa)Laut Cina Selatan

(Hongkong, Cina, Taiwan)

Laut Cina Selatan (Jepang, Korea, Filipina)

Samudera Pasifik (Jepang, Korea, Amerika, Kanada)

Samudera Pasifik (Amerika, Kanada, Amerika Latin)

Samudera Hindia (Australia, Selandia Baru)

KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE

DILLI

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

PadangJambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

BandungSemarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Entikong

Malang

Pangkalan Bun

Balikpapan

Biak

Merauke

Page 3: RTRW Dirjen Menkoekuin

3

Bontang

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISKERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISBERORIENTASI KESEIMBANGAN ANTAR WILAYAHBERORIENTASI KESEIMBANGAN ANTAR WILAYAH

Kawasan Tertinggal

Lintas Barat Sumatra, Lintas Selatan Jawa,Lintas Tengah Kalimantan, Lintas Papua dan Sulawesi

Orientasi Pengembangan Daerah TertinggalBatas Teritorial

Batas ZEE

Jalur Patahan dan SesarKota PKN

Kawasan Tertentu

KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE

DILLI

Banda Aceh

Medan

Pekanbaru

PadangJambi

Bengkulu

Palembang

LampungJAKARTA

BandungSemarang

Yogyakarta

Surabaya

Denpasar Mataram

Kupang

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

Samarinda

Manado

Palu

Makasar

Kendari Ambon

Jayapura

Batam

Pangkal Pinang

Serang

Mamuju

Gorontalo Ternate

Sorong

Entikong

Malang

Pangkalan Bun

Balikpapan

Biak

Merauke

Kebijakan Penataan Ruang (RTR Pulau JawaKebijakan Penataan Ruang (RTR Pulau Jawa--Bali)Bali)Sistem Kota

LANGKAH KEDUALANGKAH KEDUA

Menyiapkan, mengembangkan, dan mensosialisasikan Norma, Standar, Prosedur, dan Manual (NSPM) bidang penataan ruang dalam rangka meningkatkan kemampuan daerah serta pelaku pembangunan lainnya dalam penyelenggaraan penataan ruang nasional.

Upaya yang Dilakukan, Antara Lain :1. Norma : UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang, PP 69/1996 tentang

Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam PR, PP 47/1997 tentang RTRWN, dan sedang dilakukan Perubahan UU No. 24 tentang Penataan Ruang dan PP 47/1997 tentang RTRWN .

2. Standar : Penyiapan Kriteria Lokasi dan Standar Teknis Kawasan Budidaya, Petunjuk Pelaksanaan SPM Kota/ Kabupaten, Penyusunan Kriteria Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Jalan Arteri dan Jalan Tol

3. Pedoman :Penyusunan dan Peninjauan Kembali RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten, RTRW Kota, Penyiapan RaPerpres RTR Pulau (Sumatera, Kalimantan, Jawa-Bali, dan Sulawesi)

LANGKAH KETIGALANGKAH KETIGA

Mengoperasionalisasikan RTRW Nasional, RTR Pulau, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota ke dalam bentuk rencana yang lebih rinci serta dilengkapi indikasi program strategis.

SISTEM PEMANFAATAN RUANG NASIONALSISTEM PEMANFAATAN RUANG NASIONAL

Rencana Induk Jalan

Rencana Induk SDA

Rencana Induk Air Bersih

I P Strategis (5 Tahun)I P Strategis (5 Tahun)

P e r w u j u d a nPemantauan

RTR RTR –– Pulau Dan Kawasan TertentuPulau Dan Kawasan TertentuPeninjauan RTR

RTRW NasionalRTRW Nasional

Ditjen Penataan RuangDitjen Penataan Ruang

SektorSektorPembangunan

PerkotaanPembangunan

PerkotaanRencana Induk

Sektor Lain

Page 4: RTRW Dirjen Menkoekuin

4

LANGKAH KEEMPATLANGKAH KEEMPAT

Meningkatkan upaya-upaya pengendalian dan penegakan hukum dalam pemanfaatan ruang baik di tingkat Nasional, provinsi, kabupaten, kota, maupun kawasan melalui penerapan sanksi dan SPM implementasi yang dituangkan dalam peraturan perundangan dan perkuatan sistem informasi

Upaya yang Dilakukan, Antara Lain :

1. Mendorong upaya penerapan sanksi yang tegas dan konsisten atas setiap pelanggaran terhadap RTRW

2. Pemantapan portal sistem informasi penataan ruang

3. Penyiapan iklan layanan masyarakat tentang penataan ruang

4. Peningkatan pemahaman dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang, antara lain melalui kegiatan sosialisasi, pembentukan dan pembinaan kelompok masyarakat peduli tata ruang, intensifikasi penayangan iklan layanan masyarakat, dsb

LANGKAH KELIMALANGKAH KELIMA

Memantapkan kelembagaan penataan ruang di tingkat Nasional, daerah, dan masyarakat dalam operasionalisasi penataan ruang wilayah Nasional, provinsi, kabupaten, kota, dan kawasan.

Upaya yang Dilakukan, Antara Lain :

1. Peningkatan koordinasi penataan ruang nasional dan daerah melalui Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN) dan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)

2. Peningkatan koordinasi Penataan Ruang antara Ditjen Penataan Ruang dan Dinas Tata Ruang Provinsi dan Kabupaten/ Kota

3. Mendorong pengembangan kelembagaan masyarakat dan swasta di bidang Penataan Ruang

KELEMBAGAAN (INSTITUSI DAN TATA LAKSANA)KELEMBAGAAN (INSTITUSI DAN TATA LAKSANA)

UU No 24 / 1992, PP No. 47 / 1997, dan Keppres No.62 / 2000 UU No.32 Tahun 2004

PP No.25 Tahun 2000

Perencanaan Tata Ruang Kab /Kota

Pemanfaatan Ruang Kab/Kota (keterpa -duan pelaksanaan pembangunan)

Mekanisme Perijinan (investasi)

Pengawasan (Moni -toring & Evaluasi)

Penertiban (melalui Sanksi)

Perencanaan pada tingkat Provinsi

Operasionalisasi Pemanfaatan Lintas Kabupaten dan penge-lolaan Kawasan Tertentu

Pengendalian dalam bentuk pengawasan dan penertiban pemanfa-atan ruang

Perwujudan tata ruang Nasional dan pembinaan perwujudan tata ruang daerah

Penjabaran rumusan kebijakan Dep. dalam mendukung sinkroni-sasi rencana dan pelaksanaan pembangunan di bidang PU ber-basis penataan ruang

Penyiapan rencana terpadu pengembangan infrastruktur jangka menengah sebagai bahan penyusunan rencana strategis sektor

perumusan norma, standar, pro-sedur, manual, dan kriteria di bidang penataan ruang

penyelenggaraan penataan ruang wil. Nasional, pulau, dan kaw. tertentu

pemberian pembinaan teknis & bantuan teknik penataan ruang wilayah (prov., kab./kota, dan kaw. perkotaan dan perdesaan)

penyiapan dukungan pelaksa-naan koordinasi penataan ruang secara Nasional

Koordinasi Pemanf. Ruang Lintas Sektor Bappenas

Pemanfaatan Ruang Sektoral KLH : Pengelolaan Kualitas Lingkungan Depdagri : Pembinaan Administrasi

dan Kelembagaan Taru Daerah Kehutanan : Pemanfaatan Ruang

sektor kehutanan DKP : Pemanfaatan ruang sektor

kelautan ESDM : Pemanfaatan Ruang sektor

ESDM Perindustrian : Pemanfaatan Ruang

sektor perindustrian BPN : Penatagunaan Tanah Dephan : Pemanfaatan ruang

pertahanan Deptan : Pemanaatan ruang sektor

pertanian

Mengkoordinasikan PR secara Nasional

Menyiapkan kebija-kan dan strategi PR Nasional

Kab/kotaPropinsiDep. PU, c.q. Ditjen Penataan Ruang

Instansi LainBKTRN

DaerahPusat

UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(UU 25/2004)

Keppres 62/2000 sebagai Ketua Tim Teknis BKTRNUU Sektoral