RSUD DAYA

23
LAPORAN PRAKTEK KLINIK RSUD. KOTA MAKASSAR PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL KEDUA TUNGKAI AKIBAT OSTEOARTRITIS Oleh: HASRAH NIM : PO 7.1.324.108.1.01 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN PRODI DIII FISIOTERAPI

description

penaganan ft pada

Transcript of RSUD DAYA

Page 1: RSUD DAYA

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

RSUD. KOTA MAKASSAR

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL

KEDUA TUNGKAI AKIBAT OSTEOARTRITIS

Oleh:

HASRAH

NIM : PO 7.1.324.108.1.01

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN PRODI DIII FISIOTERAPI

2011

Page 2: RSUD DAYA

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Klinik dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan

Fungsional Kedua Tungkai Akibat Osteoartritis“ atas nama Hasrah Nim : PO. 713241081016

Telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

praktek klinik di RSUD Kota Makassar tanggal 03 Januari – 29 Januari 2011.

Makassar, Januari 2011

Mengetahui,

Pembimbing Klinik

Mulyadi, S. Ft.Physio

NIP: 580038543

Page 3: RSUD DAYA

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu penyakit degeratif yang dapat mengubah gaya hidup dan interaksi

individu/masyarakat terhadap lingkungan serta mempengaruhi prokduktifitas dan aktifitas adalah

osteoatritis.

Osteoatritis merupakan salah satu jenis penyakit yang terjadi, diantara beberapa jenis

penyakit yang ada maka osteatritis merupakan salah paling umum mempengaruhi sekitar setiap

rakyat di dunia.

Osteoatritis adalah penyakit yang sering menyerang muskulusskeletal dalam hal ini sendi

sinonvial dan lutut adalah tempat yang sering terserang meskipun ini bukan ancaman hidup atau

tidak langsung menyebabkan kematian akan tetapi penyakit ini dapat menurunkan kualitas hidup

seseorang, akibat gangguan nyeri dan gerak sendi yang dialami oleh penderita.

Sejalan dengan usia, maka penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan otot

hingga penurunan fungsi apabila otot pada bagian tertentu tidak dilatih guna mengaktifkan

kembali fungsi otot.

Dari semua penyakit-penyakit yang kronis artritis biasanya menyebabkan ketidakmampuan

yang berlangsung lama. Alasannya, karena banyaknya dokter yang masih terlalu memberikan

resep, pada saat pasien mengalalami penyakit tersebut dokter biasanya menyarankan pasien

untuk beristirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berat. Dan tidak menutup

kemungkinan dalam istirahat akan mengurangi nyeri tapi dilain pihak, penelitian menunjukkan

bahwa dalam keadaan sehari-hari apabila selama satu minggu otot tidak bergerak maka otot

dapat kehilangan 30% dari bagian terbesarnya, maka dari itu untuk pasien yang mengalami

penyakit tersebut yaitu gangguan pada lutut atau nyeri jangan sampai tidak pernah digerakkan

karena gannguan tersebut dapat mempengaruhi penderita sendiri maka dari itu pasien harus

latihan untuk mengembalikan kembali fungsi geraknya.

Dalam pelaksanaan untuk menghindari kelelahan dan mencoba dengan menggunakan beban

awal maximal dan mengabaikan faktor-faktor pencetus terjadinya arthritis dengan usia, jenis

kelamin, obesitas, truma, penyakit metabolik dan gangguan hormon.

Page 4: RSUD DAYA

BAB II

ANATOMI FISIOLOGI

Anatomi Terapan Knee joint kompleks.

Knee joint kompleks merupakan sendi yang paling besar dan paling kompleks pada tubuh

manusia. Knee joint terdiri atas 2 sendi yaitu : Tibiofemoral joint dan Patellofemoral joint.

Gambar 2.1

Struktur anatomi pembentuk knee joint

Tibiofemoral joint dibentuk oleh 2 condylus femur yang konveks dan 2 dataran tibiayang

konkaf. Tibiofemoral joine merupakan modified hinge joint yang memiliki 2 axis gerak.

Condylus medial femur lebih panjang daripada condylus lateral femur sehingga memberikan

kontribusi terhadap mekanisme penguncian di Knee. Diantara kedua permukaan sendi terdapat 2

meniskus yaitu meniscus medial dan meniscus lateral.Kedua meniscus dapat memperbaiki

kongruenitas permukaan sendi. Meniskus medial melekat kuat pada kapsul sendi dan juga

melekat pada ligament collateral medial,cruciatum anterior, dan otot semimembranosus.

Dibagian dorsal knee terdapat fossa poplitea yang dibentuk oleh tendon otot biceps

femoris,tendon otot semimembranosus-semitendinosus,dan 2 caput gastrocnemius.

Patellofemoral joint dibentuk oleh os patella yang bersendi dengan sulcus intercondylaris

(trochlear groove) pada bagian anterior dari distal femur. Os patella merupakan tulang sesamoid

Page 5: RSUD DAYA

pada tendon quadriceps. Permukaan sendinya dilapisi oleh catilago hyaline yang halus. Patella

melekat pada bagian anterior kapsul sendi dan dihubungkan ke tibia melalui ligament patellaris.

Banyak bursa yang mengelilingi patella yaitu bursa prepatellaris, bursa infrapatellaris dan bursa

suprapatellaris.

Patellofemoral joint merupakan suatu sendi dari mekanisme extensor knee. Patella

memberikan 2 fungsi biomekanik yang penting pada knee yaitu:

1. Patella dapat menghasilkan perpindahan ke anterior dari tendon quadriceps pada seluruh

gerakan, membantu ekstensi knee melalui peningkatan lengan lever dari gaya otot

quadriceos.

2. Patella dapat meningkatkan area kontak antara tendon patella dan femur sehingga dapat

mendistribusi gaya kompresi diatas area yang lebih luas.

Dibawah ini adalah gambar sendi knee yang normal dan yang mengalami osteoarthritis.

Stabilitas pasif sendi lutut dihasilkan oleh:

1) Ligamen collateral medial:melekat diatas epicondylos medial femur dan dibawah condylos

medial tibia serta melekat kuat pada meniscus medialis. Ligament ini luas dan datar pada sisi

medial.

2) Ligamen collateral lateral : ligament ini kuat, berbentuk tali bulat,melekat diatas epicondylus

lateral femur dai dibawah permukaan lateral fibula.

3) Ligamen cruciatum : terdapat 2 ligamen yang kuat,seperti tali yang melekat didalam sendi

meskipun tidak terbungkus didalam kapsul sendi. Ligamen ini terdiri dari ligament cruciatum

anterior dan posterior. Ligamen cruciatum anterior berjalan keatas dan dorsal dari fossa

Page 6: RSUD DAYA

intercondyloidanterior tibia kebagian belakang dari permukaan medial condylus lateral

femur.Ligamen cruciatum posterior lebih pendekdan lebih kuat dari pada cruciatum

anterior.ligamen ini berjalan keatas dan depan dari fossaintercondyloid posterior tibia

kebagian lateral dan depan condylus medial femur.

4) Ligamen transversal : Ligamen ini yang pendek, kecil seperti tali, menghubungkan tepi

anterior meniscus lateral yang konveks dengan ujung anterior meniscus medial.

5) Ligamen poplitea oblique : Ligamen yang luas,datar, dan membungkus dorsal knee joint.

Ligamen ini melekat diatas margo superior fossa intercondyloid dan permukaan dorsal femur

seerta dibawah tepi dorsal caput tibia. Kearah medial ligament ini bergabung dengan tendon

semimembranosus dan kearah lateral bergabung dengan caput lateral gastrocnemius.

6) Ligamen patellaris : ligament yang kuat,menghubungkan tepi inferior patella dengan

tuberositas tibia. Ligamen ini berjalan didepan patella dan bersambung dengan serabut

tendon quadriceps femoris.

7) Tractus iliotibialis : tractus iliotibial bekerja seperti ligamen yang tegang, menghubungkan

crista iliaca dengan condylus lateral femur dan tuberculum tibia bagian lateral.

Otot-otot pada regio knee joint kompleks adalah

1) Otot quadriceps femoris : Terdiri atas 4 otot yaitu rectus femoris,vastus medialis,vastus

intermedius dan vastus lateralis. Otot ini terletak pada bagiananterior yang melewati axis

knee dan primemover ekstensi knee . Petella dapat memperbaiki lever atau pengungkit dari

gaya ekstensor melalui peningkatan jarak tendon quadriceps dari axis knee joint.

2) Otot hamstring : terdiri 3 otot yaitu biceps femoris,semitendinosus dan

semimembranosus.ototini merupakan primemover fleksi knee dan juga mempengaruhi rotasi

tibia terhadap femur.

3) Otot Popliteus : otot ini menopangkapsul sendi bagian posterior dan bekerja untuk

melepaskan penguncian pada knee.

4) Otot Gastrocnemius : otot ini berfungsi sebagai fleksor knee,tetapi fungsi utamanya adalah

saat knee menumpu berat badanmaka otot gastrocnemius menopang kapsul bagian posterior

melawan gaya hiperekstensi knee.

5) Group otot pes anserinus yaitu otot sartorius, gracilis dan semitendinosus. Kelompok otot ini

memberikan stabilitas medial knee joint dan mempengaruhi rotasi tibia dalam closed

kinematik chain.

Page 7: RSUD DAYA

BAB III

PATOLOGI TERAPAN

Osteoartritis (OA) adalah ganggun sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan

sendi berupa disintegrasi dan perlunakan progrsif yang diikuti pertambahan, pertumbuhan pada

tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit yang diikuti dengan fibrosis pada kapsul

sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal pada proses penuaan, trauma, atau akibat

kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Kelainan ini tidak berkaitan

denga faktor sistemik ataupun infeksi.

Insidensi osteoarthritis lutut sangat besar akibat mikrotrauma karena baik secara anatomis

maupun fungsional berhubungan dengan adanya beban yang harus disanggah oleh sendi lutut,

misalnya pada posisi berjalan, menumpu berat badan dan naik turun tangga serta aktivitas sehari-

hari secara terus-menerus.

Pada sendi, termasuk sendi lutut, ujung-ujung tulang kerasnya biasanya dilapisi tulang rawan

(kartilago). Tulang rawan tersebut tidak memiliki jaringan saraf, jaringan limfe, dan tidak ada

pembuluh darah. Di dalam sendi juga terdapat cairan yang disebut cairan synovial, yang

berfungsi sebagai pelumas dan mencegah terjadinya gesekan ujung-ujung tulang tersebut yang

dapat menyebabkan terkikisnya tulang tersebut.

Pada keadaan kekurangan cairan synovial akibat suatu proses degenerasi maka akan terjadi

gesekan-gesekan antar tulang rawan tersebut sehingga tulang rawan menjadi terkikis habis, maka

akan timbul rasa nyeri. Biasanya nyeri akan dirasakan setelah kondisi sudah kronis dimana

kartilago sudah sangat tipis dan ujung tulang keras sudah saling bergesekan. Hal ini tidak mudah

diketahui secara dini karena pada kartilago tidak terdapat jaringan saraf, jaringan limfe, dan

pembuluh darah sehingga pada awal kerusakan tidak terdeteksi karena tidak adanya rasa nyeri

Kartilago yang sudah hancur mengakibatkan sela persendian menjadi sempit. Disamping itu

tulang bereaksi terhadap lesi kartilago dengan pembentukan tulang baru (osteofit) yang menonjol

ketepi persendian.

Kelainan yang dapat menimbulkan osteoarthritis berupa terjadinya kerusakan pada tulang sub-

artikuler :

1. Meningkatnya tekanan pada titik tertentu pada rawan sendi

2. Beban berlebihan atau kerusakan tulang rawan sendi

Page 8: RSUD DAYA

Manifestasi dari osteoarthritis antara lain adanya nyeri dan kekakuan sendi. Pada

osteoarthritis stadium dini nyeri dirasakan setelah melakukan aktivitas dan menghilang setelah

istirahat. Pada tahap selanjutnya nyeri dirasakan pada gerakan yang minimal bahkan pada waktu

istirahat.

Osteoatritis dapat dibagi menjdi 2 jenis, yaitu:

- Osteoatritis primer

Osteoatritis primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau

beberapa sendi. Osteoatritis jenis ini terutama ditemukan pada wanita kulit putih, usia

pertengahan dan umumnya bersifat poli-artikuler dengan nyeri yang akut disertai

pembengkakan tulang yang disebut nodus heberden.

- Osteoatritis sekunder

Osteoatritis sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada

sinovial sehinga menimbulkan osteoatritis sekunder.

Pada orang yang menderita osteoarthritis untuk mengangkat sesuatu yang berat akan

menimbulkan rasa nyeri pada persendian yang terserang dan dapat mengganggu waktu berjalan,

saat tidur serta menyebabkan iritasi. Bagi penderita osteoarthritis pada lutut, jalan-jalan pagi

merupakan kegiatan olah raga yang tidak boleh dilakukan.

Osteoarthritis lutut pada tahap dini sering disertai oleh efusi, tapi jarang menunjukkan tanda-

tanda inflamasi. Pada tahap lanjut nyeri di lutut tidak disertai oleh kelainan pada unsur lunak

persendian, melainkan tulang persendian memperlihatkan perubahan bentuk dan terdengar

adanya krepitasi.

Tanda dan Gejala yang sering muncul, berupa :

a. Sendi-sendi panggul dan lutut, dominan untuk terkena.

b. Nyeri pada waktu bergerak.

c. Nyeri menjalar.

d. Spasme otot.

e. Krepitasi kadang-kadang terdengar.

f. Deformitas pinggul, biasanya :

- Adduksi

- Fleksi

- Rotasi lateral

Page 9: RSUD DAYA

g. Deformitas lutut biasanya

- Varus – valgus

- Fleksi

h. Ketidaksesuaian panjang tungkai karena fleksi itu

Osteoathritis merupakan gangguan dari persendian diarthrodial yang dicirikan oleh

fragmentasi dan terbelah-belahnya cartilago persendian, lesi tersebut berkenaan dengan

perubahan biokimiawi di bawah permukaan cartilago yang meningkatkan sintesa timdin dan

glintin

Faktor-faktor yang dapat menimbullan/mempengaruhi degenerasi cartilago adalah :

a. Umur

Yaitu dengan adanya penurunan anabolisme chondrosit dan kekuatan otot

b. Pengrusakan genetik

Fiber collagen, komponen proteoglikan

c. Kelebihan berat badan

Beban yang dipertahankan oleh knee joint melebihi kemampuan/kekuatan

d. Stress pekerjaan

e. Kelemahan otot

f. Trauma

Melalui sela-sela yang timbul akibat degenerasi fibliar pada cartilago, cairan sinovial

dipenetrasikan ke dalam tulang di bawah lapisan cartilago, ini menghasilkan krista-krista

(prosesnya belum diketahui), cartilago menjadi keras, cartilago yang sudah hancur

mengakibatkan celah menjadi sempit, di samping itu tulang bereaksi terhadap lesi cartilago

dengan pembentukan tulang baru (osteofit).

Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyambung dalam terwujudnya osteoarthritis :

a. Faktor usia

Semakin tua seseorang maka semakin turun kualitas cartilago persendian cartilago sebagai

bantalan penahan tekanan semakin tua semakin kurang elastisitasnya.

b. Faktor gangguan mekanik

Kelainan atau perubahan pada bentuk persendian mempermudah atau mempercepat

terwujudnya osteoartritis. Kelainan kongenital pada unsur keras atau lunaknya persendian

seperti displasia pada panggul merupakan keadaan yang kelak disusul oleh osteoartritis.

Page 10: RSUD DAYA

c. Faktor metabolik

Pendepositan kristal asam urat dan calsium phyropospat adalah manifestasi gangguan

metabolisme yang mendasari gout artritis dan kondrokal sianosis dan keadaan patologik itu

dapat berlanjut pada osteoartritis.

Walaupun cartilago persendian tidak peka nyeri dan lesi inisial berada pada cartilago, tetapi

manifestasi klinis dari osteoartritis berupa sakit, ini merupakan ungkapan klinis dari sinovium

persendian yang mulai terlibat dalam proses degenerasi di cartilago. Synovium memang kaya

akan reseptor nyeri. Pada tahap lanjut dari osteoartritis terdapat synovium yang menunjukkan

tanda-tanda peradangan yang mendasari terasanya nyeri hebat.

Hubungan antara derajat kerusakan pada persendian yang diperhatikan oleh perubahan

bentuk dari satu pihak dan rasa nyeri di lain pihak adalah kurang mantap. Lebih mantap adalah

hubungan antara keadaan mental seseorang dengan ambang keluh. Dalam keadaan tegang,

banyak pikiran, depresi, dll. Penderita osteoartritis lebih cepat mengeluh, semakin tegang dan

depresi semakin hebat nyeri dirasakan.

Penderita OA tidak merasa sakit pada saat diam/istirahat atau sewaktu tidur di malam hari,

kecuali kalau persendian vertebra yang terkena OA lutut pada tahap dini sering disertai oleh efusi

tapi jarang menunjukkan tanda-tanda inflamasi. Pada tahap lanjut nyeri lutut disertai oleh

kelainan pada unsur lunak persendian melainkan tulang persediaan memperlihatkan perubahan

bentuk dan krepitasi dapat didengar.

Page 11: RSUD DAYA

BAB IV

STATUS KLINIK

A. Data-data Rumah Sakit

a. Diagnosa Medis : Osteoarthritis (OA)

b. Catatan klinis : -

c. Rujukan : Pasien di rujuk oleh Dokter ke Fisioterapi

B. Assesment

1. Anamnesis umum

N a m a : Tn .G

U m u r : 63 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

A g a m a : Kristen protestan

P e k e r j a a n : Pegawai swasta

A l a m a t : Jl Perumnas Sudiang

2. Anamnesis khusus

3. Keluhan Utama : Nyeri

4. Lokasi Keluhan : Kedua tungkai

5. Sifat Keluhan : Terlokalisir

6. Kapan Terjadinya : 7 Bulan yang lalu

7. Riwayat Penyakit Penderita : pada awalnya pasien merasa nyeri pada lutut

sebelah kiri, akan tetapi lama-kelamaan pasien

merasa nyeri pada tungkai sebelah kanan setelah

kaki kanan tertusuk paku. Lalu pasien

memeriksakan kondisi pada dokter dan hasil

Lab menunjukkan bahwa asam urat tinggi.

Page 12: RSUD DAYA

8. Riwayat Penyakit

Penyerta : asam urat tinggi

Riwayat pribadi : keadaan pasien secara keseluruhan tidak terlalu

memburu, hanya pasien agak kesulitan dalam

melakukan gerakan jongkok ke berdiri

Riwayat keluarga : tidak ada keluarga yang mengalami penyakit

yang sama.

3. Anamnesis Sistem

a. Kepala dan Leher : Tidak ada masalah

b. Musculoskeletal : nyei dan kelemahan otot pada kedua lutut

c. Nervorum : Tidak ada masalah

d. Cardiovaskuler : Tidak ada masalah

e. Respirasi : Tidak ada masalah

4. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Fisik

a) Vital Sign

Tekanan Darah : 150/90 mmHg

Denyut Nadi : 76 kali / menit

Pernafasan : 26 kali / menit

Temperatur : 360 C.

1. Inspeksi

a. Statis

- Pada saat berdiri lutut Nampak simetris dan cenderung bertumpu

pada kaki yang sebelah kanan

- Nampak sedikit bengkak pada kedua lutut

b. Dinamis

Pasien merasa sakit apabila dari duduk ke berdiri

Pasien merasa sakit dari jongkok ke berdiri

Page 13: RSUD DAYA

2. Pemeriksaan Fungsional

a. Tes Orientasi

1) Squat and Bouncing : Pasien sulit melakukannya

b. Pemeriksaan Fungsi Dasar

1) Aktif

Kiri

Fleksi Knee : Nyeri dan keterbatasan ROM

Ekstensi Knee : ROM normal agak sedikit nyeri

Kanan

Fleksi Knee : Nyeri dan keterbatasan ROM

Ekstensi Knee : ROM normal agak sedikit nyeri

2) Pasif

Kiri

Fleksi Knee : Nyeri dan keterbatasan ROM

Ekstensi Knee : ROM normal agak nyeri

Kanan

Fleksi Knee : Nyeri dan keterbatasan ROM

Ekstensi Knee : ROM normal agak nyeri

3) TIMT

Kiri

Fleksi Knee : Nyeri dan kelemahan otot

Ekstensi Knee : Agak nyeri

Kanan

Fleksi Knee : Nyeri dan kelemahan otot

Ekstensi Knee : Agak nyeri

3. Pemeriksaan Spesifik

Ballotement test

Hasil : - ( negative )

IP : tidak ada pembengkakan pada lutut.

Page 14: RSUD DAYA

Mobilisasi patella

Hasil : Nyeri pada kedua lutut

IP : Terganggunya mobilisasi patella.

Test laci sorong

Hasil : adanya gangguan pada ligament cruciatum anterior

ROM Test

Hasilnya : untuk mengetahui keterbatasan gerak

Dekstra : S. 50 – 00 – 1250

Sinistra : S 50 – 00 – 1350

MMT Test

Hasilnya : untuk mengetahui nilai otot

Quadriceps : 4

Hamstring : 4

Abduktor hip : 5

Adduktor hip : 5

a. VAS Test

0 6,5 10

Nyeri Gerak : 6,5 (Nyeri Sedang)

4. Diagnosa Fisioterapi

Gangguan Aktifitas Fungsional Kedua Tungkai akibat Osteoartritis

5. Problematik

Primer : Nyeri, Kelemahan otot,

Sekunder : Keterbatasan ROM

Kompleks : Gangguan ADL Berjalan

Page 15: RSUD DAYA

6. Program Rencana Tindakan Fisioterapi

1) Tujuan

a. Jangka Pendek

- Mengurangi nyeri

- Menambah ROM

- Menambah kekuatan otot

b. Jangka Panjang

- Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional kedua tungkai

7. Intervensi Fisioterapi

IRR

Tujuan : sebagai preliminary exercise

Dosis

F : 3 x seminggu

I : 40 cm

T : non lominous

T : 15 menit

TENS

Tujuan : untuk mengurangi nyeri

Dosis

F : 3 x seminggu

I : toleransi pasien

T : 2 pad kiri dan 2 pad kanan

T : 15 menit

Static Kontraksi

Tujuan : untuk stabilisasi sendi

Dosis

F : 3x seminggu

I : 3 x 8 hitungan

T : Tahanan Isometrik

T : 3 menit

Page 16: RSUD DAYA

Strengthening Exercise

Tujuan : untuk meningkatkan kekuatan otot

Dosis

F : 3x seminggu

I : 3 x 8 hitungan

T : Beban Sedang

T : 10 menit

Stertching

Tujuan : mengulur otot-otot yang memendek

Dosis

F : 3 x seminggu

I : 3 x 8 hitungan

T : Passive Stretching

T : 10 menit

Manual Therapy (Traksi)

Tujuan : untuk menambah ROM

Dosis

F : 3 x seminggu

I : 6 x repetisi

T : traksi kearah sumbu tulang

T : 5 menit

8. Prognosis

Qou ad Vitam : Baik

Quo ad Sanam : Baik

Quo ad Fungsional : Terganggu

Quo ad Cosmetic : Baik

9. Evaluasi

a. Sesaat : Pasien tampak kelahan setelah di terapi.

b. Berkala : Setelah beberapa kali diterapi, keadaan pasien sudah membaik dengan

berkurangnya nyeri, bertambahnya ROM, meningkatnya kekuatan otot, dan ADL

pasien sudah mulai membaik.