rpp.docx

32
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK N 1 Indralaya Utara Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Mata Pelajaran : Produktif Kelas / Semester : XI/ II Alokasi Waktu : 36 x 45 menit Standar Kompetensi : Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian / sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan tambahan. Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi kesalahan sistem/ komponen kelistrikan dan pengaman. 2. Memasang sistem pengaman kelistrikan. 3. Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan dan komponennya. 4. Memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan. 5. Menguji sistem kelistrikan dan penerangan. 6. Memperbaiki wiring kelistrikan dan penerangan. 7. Memasang kelengkapan kelistrikan tambahan. Indikator : 1. Pengidentifikasian dan pemasangan serta perbaikan sistem / komponen kelistrikan dan kelengkapan kelistrikan tambahan

Transcript of rpp.docx

Page 1: rpp.docx

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK N 1 Indralaya Utara

Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan

Mata Pelajaran : Produktif

Kelas / Semester : XI/ II

Alokasi Waktu : 36 x 45 menit

Standar Kompetensi : Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian /

sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan

tambahan.

Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi kesalahan sistem/ komponen kelistrikan dan pengaman.

2. Memasang sistem pengaman kelistrikan.3. Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan

dan komponennya.4. Memasang sistem penerangan dan wiring

kelistrikan.5. Menguji sistem kelistrikan dan penerangan.6. Memperbaiki wiring kelistrikan dan

penerangan.7. Memasang kelengkapan kelistrikan

tambahan. Indikator :

1. Pengidentifikasian dan pemasangan serta perbaikan sistem / komponen kelistrikan dan kelengkapan kelistrikan tambahan dilakukan tanpa merusak komponen yang lain.

2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

3. Sistem keamanan kelistrikan dipasang dan dihubungkan dengan menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai.

4. Perbaikan, penggantian dan penyetelan komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan bahan yang sesuai.

Page 2: rpp.docx

5. Seluruh kegiatan pemasangan dilaksanakan berdasarakan SOP (Standart Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan belajar mengajar siswa mampu :

1. Mengidentifikasi kerusakan, tanpa merusak komponen yang lain.

2. Mengidentifikasi dengan memperhatikan prosedur kelistrikan dari perusahaan /

pabrik.

3. Mengidentifikasi sesuai dengan SOP (Standart Operation Procedures), undang-

undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan

dan prosedur / kebijakan perusahaan.

B. Materi Pembelajaran

Sistem penerangan (lighting system) sangat diperlukan untuk keselamatan

pengendara dimalam hari. Fungsi sistem kelistrikan body adalah sebagai penerangan

pada kendaraan untuk memberikan tanda-tanda kepada pengendara lain pada saat akan

membelok maupun akan berhenti sehingga pengendara akan aman dari kecelakaan.

selain itu, juga untuk memberikan indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok

ke kanan ataupun kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah

habis dan lain-lain. Sistem kelistrikan body adalah instalasi dari berbagai rangkaian

penerangan pada kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikan body tersebut, antara lain

sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok, lampu hazzard,

lampu plat nomor, lampu rem, dan lampu mundur.

1. Jaringan Kabel (Wiring Harness)

Jaringan kabel (Wiring harness) berfungsi untuk menghubungkan

komponen-komponen kelistrikan dan melindungi sirkuit kelistrikan.

Wiring harness, terdiri dari:

a) Kabel

Ukuran kabel pada sirkuit kelistrikan yang digunakan ditentukanoleh:

Besarnya arus yang lewat

Page 3: rpp.docx

Panjang dari suatu sirkuit kelistrikan

Penurunan tegangan yang diijinkan.

Gambar 1. Jenis kabel

Gambar 2. Kabel

Semua kabel pada diagram kelistrikan mempunyai kode kabel,

contohnya adalah 0.5 G / R. Dimana :

0.5 = ukuran kabel (0,5 mm2)

G = warna dasar (green/hijau)

R = warna garis (red/merah)

Gambar 3. Ukuran kabel

Satuan ukuran kabel adalah mm2 atau AWG (American Wire Gauge)

Page 4: rpp.docx

Tabel 1. Ukuran kabel

Tabel 2. kode warna kabel

Tabel 3. Pembedaan Sirkuit Kelistrikan Berdasarkan Warna Dasar Kabel

b) Komponen-komponen penghubung

Wiring harness dibagi dalambeberapa bagian untuk memudahkan

pemasangan pada kendaraan. Untuk itu pada wiring harness dibutuhkan

komponen penghubung.

Junction Block & Relay block

Junction block (J/B) dan Relay block (R/B) adalah suatu

kotak (block) tempat pengelompokan konector untuk sirkuit

kelistrikan.

Page 5: rpp.docx

Gambar 4 . Junction block (J/B) dan Relay block (R/B)

Pada relay block terdapat:

- Relay

- Sekering (fuse)

- Circuit braker

Connector

Connector berfungsi menghubungkan dua jaringan kabel

atau jaringan kabel dengan komponen.

Gambar 5. Fungsi Connentor

Gambar 6. Connector

Baut massa

Baut massa berfungsi untuk menghubungkan jaringan

kabel ke body kendaraan (massa).

c) Komponen-komponen pelindung sirkuit

Sekring (fuse)

Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang

berfungsi untuk membatasi beban arus yang berlebihan. Selain

itu, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat

Page 6: rpp.docx

terjadi konsleting atau hubungan singkat. Dengan adanya sekring

(fuse) rangkaian kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, relay,

fleser, dan yang lainnya tidak akan rusak bila terjadi kelebihan

arus atau terjadi hubungan singkat karena sekring akan putus

terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacam-macam, baik bentuk

(konstruksi) maupun jenis filamennya.

Gambar 7. Sekring jenis blade (a) dan sekring jenis cartridge (b)

Fuse blade mempunyai identifikasi:

Kapasitas Warna

5 A Coklat kekuningan

7.5 A Coklat

10 A Merah

15 A Biru

20 A Kuning

25 A Tidak berwarna

30 A Hijau

Page 7: rpp.docx

Tabel 4. Indikator Fuse Blade

Fusible Link

Fusible link dipasang antara sumber daya dan alat

kelistrikan tempat dimana arus dengan nilai ampere besar

mengalir. Bila arus yang berlebihan mengalir sebagai akibat dari

wire harness yang mengalami konslet dengan bodi, fusible link

akan meleleh untuk melindungi wire harness.

Gambar 8. Fusible Link

Gambar 9. Fusible Link

Tabel 5. Indikator F L

Fusible link terbagi menjadi :

1. Tipe cartridge

2. Tipe link (kabel)

Circuit breaker

Circuit breaker adalah komponen pelindung yang

didesain untuk membuka saat arus yang berlebihan melewatinya.

Saat arus yang melebihi nilai ampere mengalir, elemen bimetal

di dalam pemutus membangkitkan panas dan menyebar untuk

memutus sirkuit. Meskipun arus berada dibawah nilai amper

spesifikasi, namun bila arus mengalir berulang-ulang dalam

Kapasitas Warna

30 A Merah muda

40 A Hijau

50 A Merah

60 A Kuning

80 A Hitam

100 A Biru

Page 8: rpp.docx

waktu singkat atau lama, temperature bimetal naik untuk memtus

sirkuit.

Gambar 10. Circuit Breaker

2. Saklar dan Relay

Saklar (switch) berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus

listrik pada sirkuit kelistrikan.

Saklar Putar (Rotary Switch)

Gambar 11. Saklar putar

Pengoperasian switch ini dengan cara diputar. Switch putar digunakan

pada kunci kontak, wiper, dan head lamp.

Saklar Tekan (Push Switch)

Pengoperasian switch ini dengan cara ditekan Switch tekan digunakan

pada lampu hazard (Elf), washer.

Gambar 12. Saklar Tekan

Saklar Ungkit (Seesaw Switch)

Page 9: rpp.docx

Switch ungkit digunakan pada lampu kabut, hazard.

Gambar 13. Saklar Ungkit

Saklar Tuas (Lever Switch)

Pengoperasian switch ini dengan cara digerakkan ke atas, ke bawah,ke

kiri, ke anan. Switch tuas digunakan pada lampu sein.

Gambar 14. Saklar Tuas

Reed Switch

Switch ini akan “ON” saat ferrite magnet bertemu dengan reed

switch.Dan digunakan pada water sedimeter.

Gambar 15. Reed Switch

Temperatur Switch

Switch ini bekerja berdasarkan perubahan suhu.Dan digunakan pada

sistem kelistrikan water temperatur gauge.

Page 10: rpp.docx

Gambar 16. Temperature Switch

Relay

Relay berfungsi untuk :

• Memperpanjang umur switch.

• Memperkecil voltage drop karena sirkuit dapat diperpendek.

Gambar 17. Relay tipe elektromagnetik dengan 3 kaki

Bila arus listrik mengalir antara titik A dan B, maka pada coil akan

terjadi kemagnetan yang menyebabkan plunger tertarik dan menghubungkan

titik A dan C.

Tipe relay diatas adalah relay electromagnetic tipe plunger 3 kaki

normally open kondisi awal terbuka).

Gambar 18. Arelay Engsel (Double Throw)

Sistem Penerangan

Uraian

Sistem lampu penerangan terdiri dari:

1. Lampu kepala (head light).

Page 11: rpp.docx

2. Front combination light.

- Clearance light (lampu jarak).

- Turn signal & hazard warning light.

3. Rear combination light.

- Tail light & stop light.

- Turn signal & hazard warning light.

- Back up light.

4. Dome light.

5. Licence plate light.

6. Meter combination light.

Gambar 19. Sistem Penerangan

Lampu Kepala

Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan, berfungsi untuk menerangi

jalan pada malam hari. Umumnya lampu kepala dilengkapi lampu jarak jauh

dan jarak dekat. Nyala lampu jarak jauh dan jarak dekat dikontrol oleh dimmer

switch. Lampu kepala menyala bersamaan dengan lampu belakang melalui

saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang dipakai ada dua tipe, yaitu tipe

sealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak dipakai pada kendaraan

yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi satu kesatuan. Tipe

bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda motor.

Page 12: rpp.docx

Gambar 20. Perbedaan lampu dekat dan lampu jauh

Dan terdiri dari :

1. Lampu dekat (low beam)

2. Lampu jauh (high beam)

Pada sistem ini menggunakan 2 tipe lampu, yaitu :

1. Sealed beam

Pada tipe ini lampu menjadi satu dengan rumahnya dan bila lampu putus

kita harus mengganti satu set (assy).

Gambar 21. Sealed Beam

2. Semi-sealed beam

Pada tipe ini bila lampu putus kita dapat mengganti lampunya saja.

Tipe bola lampu terbagi menjadi 2 tipe :

1. Lampu Biasa 2. Lampu quartz halogen

Page 13: rpp.docx

Gambar 22. Bola Lampu

Bola lampu tipe quartz halogen tidak boleh dipegang karena lemak atau

garam yang terdapat pada tangan kita akan menempel pada lampu yang akan

menyebabkan umur lampu pendek.

Gambar 23. Komponen lampu kepala

Lampu Kota

Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat dinyalakan

sendiri dan dapat juga menyala bila lampu kepala dinyalakan. Tujuannya adalah

bila malam hari atau gelap, pengendara atau orang lain dapat dengan cepat

mengetahui lebar atau tinggi kendaraan (untuk kendaraan jenis truk dan bus).

Karena kegunaannya untuk mengetahui lebar dan tinggi kendaraan,

posisi lampu kota harus berada di bagian ujung dari bagian yang terlebar

dan tertinggi dari kendaraan .

Ada beberapa lampu pada kendaraan yang dapat menyala

bersama lampu kota atau posisi, di antaranya lampu penerangan papan

instrumen dan lampu plat nomor bagian belakang.

Arus lampu plat nomor selalu dihubungkan dengan lampu kota

sebelah kanan dengan maksud bila lampu kota sebelah kanan belakang

Page 14: rpp.docx

mati atau tidak menyala, masih ada tanda yang lain tentang lebar

kendaraan.

Gambar 24. Wirring saklar lampu kota (a) dan saklar lampu kepala (b)

Saklar di atas dapat dioperasikan dengan cara menekan dan melepas atau

menarik dan melepas sehingga kontak gerak akan berpindah dari 56a ke 56b

atau sebaliknya. Bila saklar tersebut mempunyai 3 posisi berhenti, pada posisi

tidak ditarik (posisi 0), tidak ada kontak yang berhubungan dengan 30 (+

baterai). Bila ditarik 2 kali (posisi 2), kontak 30 (+ Baterai) akan berhubungan

dengan 56 (ke saklar dim).

Lampu Tanda Belok

Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang

berbeda, tetapi menggunakan komponen yang sama.

Sistem ini terdiri atas empat buah bola lampu berwarna kuning, yaitu

. .1 bola lampu kiri depan

. .1 bola lampu kiri belakang

. .1 bola lampu kanan depan

. .1 bola lampu kanan belakang

Agar sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu-lampu tersebut

harus dapat menyala dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60 –

120 kali kedipan.

Page 15: rpp.docx

Hal ini bisa terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus

putus-hubung yang diperoleh dari alat pengedip (flasher).

Pengedip (flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus

secara otomatis pada rangkaian lampu tanda belok sehingga lampu akan

berkedip. Jenis pengedip (flaser) ada dua, yaitu jenis bimetal dan magnet.

Gambar 25. Detail flaser (a) dan foto flaser (b)

Gambar 26. Flasher tipe semi-transistor

Bila saklar lampu tanda belok dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu

yang berkedip kiri saja atau kanan saja. Saklar tersebut biasanya terletak di

bawah lingkar kemudi dan dirakit di batang kemudi. Bila saklar lampu hazzard

dioperasikan atau difungsikan, lampu yang berkedip adalah kiri dan kanan

secara bersamaan. Saklar lampu hazzard biasanya terletak di bagian batang

kemudi sebelah depan.

Perbedaan kedua sistem tersebut adalah dari fungsinya, lampu tanda

belok dipergunakan bila kendaraan akan mengubah arah atau berbelok,

sedangkan lampu hazzard digunakan bila dalam keadaan bahaya. Misalnya

Page 16: rpp.docx

mobil sedang menarik atau ditarik mobil lain, mobil berhenti darurat karena ada

kerusakan. Oleh karena itu, lampu hazzard harus dapat dinyalakan tanpa harus

menyalakan kunci kontak.

Gambar 27. Saklar Lampu Tanda Belok

Lampu Rem

Lampu rem pada kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan

ditempatkan di bagian belakang yang menyatu dengan lampu kota atau posisi.

Daya rem harus lebih besar daripada lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel

filamen dengan tulisan 8/21 w 12V berarti daya lampu kota 8 w dan lampu rem

21 W dengan tujuan pada saat lampu kota atau posisi menyala dan mobil sedang

direm, akan terjadi perubahan sinar lampu terlihat menyala lebih terang.

Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat

pedal rem diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak

mengerem).

Gambar 28. Switch rem

Page 17: rpp.docx

Lampu Mundur

Lampu mundur pada kendaraan bermotor berfungsi di samping untuk

memberi tanda mundur pada kendaraan yang berada di belakangnya, juga

berfungsi untuk menerangi bagian belakang mobil tersebut. Agar nyala lampu

tersebut bisa dibedakan dengan lampu yang lain, warna dari lampu mundur

adalah putih. Supaya dapat terlihat jelas pada jarak yang cukup jauh, daya

lampu yang terpasang sebesar 23 Watt.

Lampu mundur hanya dapat menyala bila mesin hidup ( kunci kontak

“ON” ) dan gigi transmisi pada posisi mundur.

Meter Kombinasi dan Pengukur

Gambar 29. Meter Kombinasi

1. Speedometer = pengukur kecepatan kendaraan.

2. Odometer = pengukur jarak yang telah ditempuh kendaraan.

3. Tripmeter = pengukur jarak yang yang dapat direset (disetel ke 0).

4. Reset knob = mereset trip meter.

5. Coolant temperature gauge = pengukur suhu air pendingin.

6. Fuel gauge = pengukur kuantitas bahan bakar dalam tangki.

7. Tachometer = pengukur putaran mesin per menit.

8. Indikator sistem pengisian.

9. Indikator sistem pelumasan.

10. Indikator rem tangan.

Page 18: rpp.docx

11. Indikator lampu sen dan hazard.

12. Indikator lampu jauh.

13. Indikator air dalam water sedimeter.

14. Indikator CHECK TRANS

15. Indikator O/D OFF

DIAGRAM KELISTRIKAN

SIMBOL-SIMBOL

Tabel 5. Arti Simbol Kelistrikan

Identifikasi kerusakan dan metode perbaikan

o Perhatikan indicator kelistrikan

o Lakukan pengecekan mulai dari sumber listrik (baterai).

Page 19: rpp.docx

o Cek sirkuit dan komponen system pengaman kelistrikan

o Pastikan sirkuit atau wiring system kelistrikan benar

o Pastikan sambungan pada setiap system kelistrikan

terpasang dengan erat, untuk mencegah adanya hubungan

singkat dengan komponen lain.

Standart prosedur keselamatan kerja

Seluruh kegiatan instalasi / pemasangan dilaksanakan

berdasarkan SOP (standart Operation Procedures), undang-

undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan

perundang-undangan dan prosedur / kebijakan perusahaan.

C. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Demonstrasi

4. Praktek

5. Diskusi

D. Kegiatan Belajar Mengajar :

Pertemuan : 1

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Metode

1 Kegiatan Awal

Apersepsi

Mempersiapkan kelas

dalam pembelajaran

(absensi, kebersihan

kelas, dan lain-lain)

Memotivasi

Melakukan penjajakan

kesiapan belajar siswa

dengan memberikan

pertanyaan tentang

materi yang akan

Memperhatikan,

merespon

pertanyaan guru

15’ Ceramah

Page 20: rpp.docx

diajarkan.

Memberikan informasi

tentang kompetensi yang

akan dicapai

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi :

Memotivasi siswa

dengan pertanyaan-

pertanyaan yang

berhubungan dengan

topik yang dipelajari

Elaborasi :

Mempresentasikan

topik pembelajaran,

mengumpulkan

informasi dan masalah

yang dimiliki siswa.

o Prinsip – prinsip

kelistrikan dan

penerapan pada

wiring/ penerangan

o Cara kerja sistem

kelistrikan dan

komponen yang

sesuai untuk

penggunaan

o Prosedur perbaikan

sistem kelistrikan

Mendemonstrasikan

topik pembelajaran.

o Memasang dan

merangkai sistem

penerangan dan

wiring

Siswa menjawab

pertanyaan dari

guru.

Mendengarkan

penyampaian

guru

Menjawab

pertanyaan guru

Menanyakan hal-

hal yang belum

jelas.

375’ Ceramah

Tanya Jawab

Demonstrasi

Praktek

Page 21: rpp.docx

o Melaksanakan

perbaikan sistem

kelistrikan

Mengarahkan siswa

untuk memahami

materi.

Mengobservasi

aktivitas siswa.

Konfirmasi :

Memberikan beberapa

latihan.

Memberikan komentar

terhadap pertanyaan

dan memberikan

penjelasan jika terdapat

miskonsepsi.

3. Kegiatan Akhir

Guru melakukan

penilaian akhir

terhadap materi yang

telah diberikan secara

bertanggung jawab

Guru melakukan

umpan balik terhadap

materi yang telah

diberikan secara

komunikatif dan

demokratis

Memberikan

kesempatan siswa

untuk bertanya

mengenai topic

pembelajaran.

Merangsang siswa

Berusaha

menyimpulkan

materi pelajaran

Memperhatikan

kesimpulan guru

Menerima soal

dari guru

15’ Ceramah

Tanya Jawab

Page 22: rpp.docx

untuk menyimpulkan

materi

Menyimpulkan materi

pelajaran

Memberikan tugas

kepada siswa

Mengecek kehadiran

siswa di kelas, dan

menyiapakan untuk

pulang dan mengakhiri

KBM dengan salam

E. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Alat : Tool box, multimeter

Bahan : Trainer Kelistrikan

Sumber Belajar : New Step Kelistrikan

Operation Manual

File Internet

F. Media Pembelajaran

Trainer Kelistrikan

White board

Spidol dan penghapus

G. Penilaian Hasil Belajar

a. Tes Tertulis

Soal :

1. Sebutkan komponen-komponen pelindung sirkuit

2. Sebutkan macam-macam tipe sambungan pada wiring kelistrikan

Kunci Jawaban :

1. Komponen – komponen pelindung sirkuit

1.1. Sekring (fuse)

Page 23: rpp.docx

Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk

membatasi beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari

terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau

hubungan singkat.

1.2. Fusible link

Fusible link dipasang antara sumber daya dan alat kelistrikan

tempat dimana arus dengan nilai ampere besar mengalir. Bila arus yang

berlebihan mengalir sebagai akibat dari wire harness yang mengalami

konslet dengan bodi, fusible link akan meleleh untuk melindungi wire

harness.

1.3. Circuit Breaker

Circuit breaker adalah komponen pelindung yang didesain untuk

membuka saat arus yang berlebihan melewatinya. Saat arus yang

melebihi nilai ampere mengalir, elemen bimetal di dalam pemutus

membangkitkan panas dan menyebar untuk memutus sirkuit.

2. Macam-macam tipe sambungan pada wiring kelistrikan.

2.1. Junction Blok

Junction block (J/B) dan Relay block (R/B) adalah suatu kotak

(block) tempat pengelompokan konector untuk sirkuit kelistrikan.

2.2. Connector

Connector berfungsi menghubungkan dua jaringan kabel atau

jaringan kabel dengan komponen.

2.3. Baut Massa

Baut massa berfungsi untuk menghubungkan jaringan kabel ke

body kendaraan (massa).

Petunjuk Penilaian :

Butir 1 : Skor 25

Butir 2 : Skor 25

Skor Total : Skor 50

Nilai Akhir : Skor total (50) x 2 = 100

b. Tes Praktek

Page 24: rpp.docx

Check List praktek

No Kegiatan Skor

1 Pengidentifikasian dilakukan tanpa merusak komponen yang lain. 40

2 Pengidentifikasian dilakukan sesuai dengan prosedur kelistrikan

dari perusahaan/pabrik.

50

3 Memperhatikan keselamatan Kerja 10

c. Laporan

Pedoman Penilaian :

\ Kegiatan Bobot Nilai

A Tes Tertulis 30 %

B Tes Praktek

Hasil Kerja

P. SOP

Sikap

Waktu

25 %

15 %

5 %

5 %

C 20 %

Nilai Akhir : A (30 %)+B (50 %)+C (20 %)

3

Kendal, September 2011

Mengetahui,

Guru Pamong Guru Praktikan

Drs. Imam Sukar Idris Umar

NBM. 743 658 NIM. 5201408123