rpp.docx
-
Upload
desmi-tri-mersi -
Category
Documents
-
view
104 -
download
4
Transcript of rpp.docx
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK N 1 Indralaya Utara
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Mata Pelajaran : Produktif
Kelas / Semester : XI/ II
Alokasi Waktu : 36 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian /
sistem kelistrikan, pengaman dan kelengkapan
tambahan.
Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi kesalahan sistem/ komponen kelistrikan dan pengaman.
2. Memasang sistem pengaman kelistrikan.3. Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan
dan komponennya.4. Memasang sistem penerangan dan wiring
kelistrikan.5. Menguji sistem kelistrikan dan penerangan.6. Memperbaiki wiring kelistrikan dan
penerangan.7. Memasang kelengkapan kelistrikan
tambahan. Indikator :
1. Pengidentifikasian dan pemasangan serta perbaikan sistem / komponen kelistrikan dan kelengkapan kelistrikan tambahan dilakukan tanpa merusak komponen yang lain.
2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
3. Sistem keamanan kelistrikan dipasang dan dihubungkan dengan menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai.
4. Perbaikan, penggantian dan penyetelan komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan bahan yang sesuai.
5. Seluruh kegiatan pemasangan dilaksanakan berdasarakan SOP (Standart Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar siswa mampu :
1. Mengidentifikasi kerusakan, tanpa merusak komponen yang lain.
2. Mengidentifikasi dengan memperhatikan prosedur kelistrikan dari perusahaan /
pabrik.
3. Mengidentifikasi sesuai dengan SOP (Standart Operation Procedures), undang-
undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan
dan prosedur / kebijakan perusahaan.
B. Materi Pembelajaran
Sistem penerangan (lighting system) sangat diperlukan untuk keselamatan
pengendara dimalam hari. Fungsi sistem kelistrikan body adalah sebagai penerangan
pada kendaraan untuk memberikan tanda-tanda kepada pengendara lain pada saat akan
membelok maupun akan berhenti sehingga pengendara akan aman dari kecelakaan.
selain itu, juga untuk memberikan indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok
ke kanan ataupun kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah
habis dan lain-lain. Sistem kelistrikan body adalah instalasi dari berbagai rangkaian
penerangan pada kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikan body tersebut, antara lain
sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok, lampu hazzard,
lampu plat nomor, lampu rem, dan lampu mundur.
1. Jaringan Kabel (Wiring Harness)
Jaringan kabel (Wiring harness) berfungsi untuk menghubungkan
komponen-komponen kelistrikan dan melindungi sirkuit kelistrikan.
Wiring harness, terdiri dari:
a) Kabel
Ukuran kabel pada sirkuit kelistrikan yang digunakan ditentukanoleh:
Besarnya arus yang lewat
Panjang dari suatu sirkuit kelistrikan
Penurunan tegangan yang diijinkan.
Gambar 1. Jenis kabel
Gambar 2. Kabel
Semua kabel pada diagram kelistrikan mempunyai kode kabel,
contohnya adalah 0.5 G / R. Dimana :
0.5 = ukuran kabel (0,5 mm2)
G = warna dasar (green/hijau)
R = warna garis (red/merah)
Gambar 3. Ukuran kabel
Satuan ukuran kabel adalah mm2 atau AWG (American Wire Gauge)
Tabel 1. Ukuran kabel
Tabel 2. kode warna kabel
Tabel 3. Pembedaan Sirkuit Kelistrikan Berdasarkan Warna Dasar Kabel
b) Komponen-komponen penghubung
Wiring harness dibagi dalambeberapa bagian untuk memudahkan
pemasangan pada kendaraan. Untuk itu pada wiring harness dibutuhkan
komponen penghubung.
Junction Block & Relay block
Junction block (J/B) dan Relay block (R/B) adalah suatu
kotak (block) tempat pengelompokan konector untuk sirkuit
kelistrikan.
Gambar 4 . Junction block (J/B) dan Relay block (R/B)
Pada relay block terdapat:
- Relay
- Sekering (fuse)
- Circuit braker
Connector
Connector berfungsi menghubungkan dua jaringan kabel
atau jaringan kabel dengan komponen.
Gambar 5. Fungsi Connentor
Gambar 6. Connector
Baut massa
Baut massa berfungsi untuk menghubungkan jaringan
kabel ke body kendaraan (massa).
c) Komponen-komponen pelindung sirkuit
Sekring (fuse)
Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang
berfungsi untuk membatasi beban arus yang berlebihan. Selain
itu, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat
terjadi konsleting atau hubungan singkat. Dengan adanya sekring
(fuse) rangkaian kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, relay,
fleser, dan yang lainnya tidak akan rusak bila terjadi kelebihan
arus atau terjadi hubungan singkat karena sekring akan putus
terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacam-macam, baik bentuk
(konstruksi) maupun jenis filamennya.
Gambar 7. Sekring jenis blade (a) dan sekring jenis cartridge (b)
Fuse blade mempunyai identifikasi:
Kapasitas Warna
5 A Coklat kekuningan
7.5 A Coklat
10 A Merah
15 A Biru
20 A Kuning
25 A Tidak berwarna
30 A Hijau
Tabel 4. Indikator Fuse Blade
Fusible Link
Fusible link dipasang antara sumber daya dan alat
kelistrikan tempat dimana arus dengan nilai ampere besar
mengalir. Bila arus yang berlebihan mengalir sebagai akibat dari
wire harness yang mengalami konslet dengan bodi, fusible link
akan meleleh untuk melindungi wire harness.
Gambar 8. Fusible Link
Gambar 9. Fusible Link
Tabel 5. Indikator F L
Fusible link terbagi menjadi :
1. Tipe cartridge
2. Tipe link (kabel)
Circuit breaker
Circuit breaker adalah komponen pelindung yang
didesain untuk membuka saat arus yang berlebihan melewatinya.
Saat arus yang melebihi nilai ampere mengalir, elemen bimetal
di dalam pemutus membangkitkan panas dan menyebar untuk
memutus sirkuit. Meskipun arus berada dibawah nilai amper
spesifikasi, namun bila arus mengalir berulang-ulang dalam
Kapasitas Warna
30 A Merah muda
40 A Hijau
50 A Merah
60 A Kuning
80 A Hitam
100 A Biru
waktu singkat atau lama, temperature bimetal naik untuk memtus
sirkuit.
Gambar 10. Circuit Breaker
2. Saklar dan Relay
Saklar (switch) berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus
listrik pada sirkuit kelistrikan.
Saklar Putar (Rotary Switch)
Gambar 11. Saklar putar
Pengoperasian switch ini dengan cara diputar. Switch putar digunakan
pada kunci kontak, wiper, dan head lamp.
Saklar Tekan (Push Switch)
Pengoperasian switch ini dengan cara ditekan Switch tekan digunakan
pada lampu hazard (Elf), washer.
Gambar 12. Saklar Tekan
Saklar Ungkit (Seesaw Switch)
Switch ungkit digunakan pada lampu kabut, hazard.
Gambar 13. Saklar Ungkit
Saklar Tuas (Lever Switch)
Pengoperasian switch ini dengan cara digerakkan ke atas, ke bawah,ke
kiri, ke anan. Switch tuas digunakan pada lampu sein.
Gambar 14. Saklar Tuas
Reed Switch
Switch ini akan “ON” saat ferrite magnet bertemu dengan reed
switch.Dan digunakan pada water sedimeter.
Gambar 15. Reed Switch
Temperatur Switch
Switch ini bekerja berdasarkan perubahan suhu.Dan digunakan pada
sistem kelistrikan water temperatur gauge.
Gambar 16. Temperature Switch
Relay
Relay berfungsi untuk :
• Memperpanjang umur switch.
• Memperkecil voltage drop karena sirkuit dapat diperpendek.
Gambar 17. Relay tipe elektromagnetik dengan 3 kaki
Bila arus listrik mengalir antara titik A dan B, maka pada coil akan
terjadi kemagnetan yang menyebabkan plunger tertarik dan menghubungkan
titik A dan C.
Tipe relay diatas adalah relay electromagnetic tipe plunger 3 kaki
normally open kondisi awal terbuka).
Gambar 18. Arelay Engsel (Double Throw)
Sistem Penerangan
Uraian
Sistem lampu penerangan terdiri dari:
1. Lampu kepala (head light).
2. Front combination light.
- Clearance light (lampu jarak).
- Turn signal & hazard warning light.
3. Rear combination light.
- Tail light & stop light.
- Turn signal & hazard warning light.
- Back up light.
4. Dome light.
5. Licence plate light.
6. Meter combination light.
Gambar 19. Sistem Penerangan
Lampu Kepala
Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan, berfungsi untuk menerangi
jalan pada malam hari. Umumnya lampu kepala dilengkapi lampu jarak jauh
dan jarak dekat. Nyala lampu jarak jauh dan jarak dekat dikontrol oleh dimmer
switch. Lampu kepala menyala bersamaan dengan lampu belakang melalui
saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang dipakai ada dua tipe, yaitu tipe
sealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak dipakai pada kendaraan
yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi satu kesatuan. Tipe
bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda motor.
Gambar 20. Perbedaan lampu dekat dan lampu jauh
Dan terdiri dari :
1. Lampu dekat (low beam)
2. Lampu jauh (high beam)
Pada sistem ini menggunakan 2 tipe lampu, yaitu :
1. Sealed beam
Pada tipe ini lampu menjadi satu dengan rumahnya dan bila lampu putus
kita harus mengganti satu set (assy).
Gambar 21. Sealed Beam
2. Semi-sealed beam
Pada tipe ini bila lampu putus kita dapat mengganti lampunya saja.
Tipe bola lampu terbagi menjadi 2 tipe :
1. Lampu Biasa 2. Lampu quartz halogen
Gambar 22. Bola Lampu
Bola lampu tipe quartz halogen tidak boleh dipegang karena lemak atau
garam yang terdapat pada tangan kita akan menempel pada lampu yang akan
menyebabkan umur lampu pendek.
Gambar 23. Komponen lampu kepala
Lampu Kota
Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat dinyalakan
sendiri dan dapat juga menyala bila lampu kepala dinyalakan. Tujuannya adalah
bila malam hari atau gelap, pengendara atau orang lain dapat dengan cepat
mengetahui lebar atau tinggi kendaraan (untuk kendaraan jenis truk dan bus).
Karena kegunaannya untuk mengetahui lebar dan tinggi kendaraan,
posisi lampu kota harus berada di bagian ujung dari bagian yang terlebar
dan tertinggi dari kendaraan .
Ada beberapa lampu pada kendaraan yang dapat menyala
bersama lampu kota atau posisi, di antaranya lampu penerangan papan
instrumen dan lampu plat nomor bagian belakang.
Arus lampu plat nomor selalu dihubungkan dengan lampu kota
sebelah kanan dengan maksud bila lampu kota sebelah kanan belakang
mati atau tidak menyala, masih ada tanda yang lain tentang lebar
kendaraan.
Gambar 24. Wirring saklar lampu kota (a) dan saklar lampu kepala (b)
Saklar di atas dapat dioperasikan dengan cara menekan dan melepas atau
menarik dan melepas sehingga kontak gerak akan berpindah dari 56a ke 56b
atau sebaliknya. Bila saklar tersebut mempunyai 3 posisi berhenti, pada posisi
tidak ditarik (posisi 0), tidak ada kontak yang berhubungan dengan 30 (+
baterai). Bila ditarik 2 kali (posisi 2), kontak 30 (+ Baterai) akan berhubungan
dengan 56 (ke saklar dim).
Lampu Tanda Belok
Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang
berbeda, tetapi menggunakan komponen yang sama.
Sistem ini terdiri atas empat buah bola lampu berwarna kuning, yaitu
. .1 bola lampu kiri depan
. .1 bola lampu kiri belakang
. .1 bola lampu kanan depan
. .1 bola lampu kanan belakang
Agar sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu-lampu tersebut
harus dapat menyala dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60 –
120 kali kedipan.
Hal ini bisa terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus
putus-hubung yang diperoleh dari alat pengedip (flasher).
Pengedip (flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus
secara otomatis pada rangkaian lampu tanda belok sehingga lampu akan
berkedip. Jenis pengedip (flaser) ada dua, yaitu jenis bimetal dan magnet.
Gambar 25. Detail flaser (a) dan foto flaser (b)
Gambar 26. Flasher tipe semi-transistor
Bila saklar lampu tanda belok dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu
yang berkedip kiri saja atau kanan saja. Saklar tersebut biasanya terletak di
bawah lingkar kemudi dan dirakit di batang kemudi. Bila saklar lampu hazzard
dioperasikan atau difungsikan, lampu yang berkedip adalah kiri dan kanan
secara bersamaan. Saklar lampu hazzard biasanya terletak di bagian batang
kemudi sebelah depan.
Perbedaan kedua sistem tersebut adalah dari fungsinya, lampu tanda
belok dipergunakan bila kendaraan akan mengubah arah atau berbelok,
sedangkan lampu hazzard digunakan bila dalam keadaan bahaya. Misalnya
mobil sedang menarik atau ditarik mobil lain, mobil berhenti darurat karena ada
kerusakan. Oleh karena itu, lampu hazzard harus dapat dinyalakan tanpa harus
menyalakan kunci kontak.
Gambar 27. Saklar Lampu Tanda Belok
Lampu Rem
Lampu rem pada kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan
ditempatkan di bagian belakang yang menyatu dengan lampu kota atau posisi.
Daya rem harus lebih besar daripada lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel
filamen dengan tulisan 8/21 w 12V berarti daya lampu kota 8 w dan lampu rem
21 W dengan tujuan pada saat lampu kota atau posisi menyala dan mobil sedang
direm, akan terjadi perubahan sinar lampu terlihat menyala lebih terang.
Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat
pedal rem diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak
mengerem).
Gambar 28. Switch rem
Lampu Mundur
Lampu mundur pada kendaraan bermotor berfungsi di samping untuk
memberi tanda mundur pada kendaraan yang berada di belakangnya, juga
berfungsi untuk menerangi bagian belakang mobil tersebut. Agar nyala lampu
tersebut bisa dibedakan dengan lampu yang lain, warna dari lampu mundur
adalah putih. Supaya dapat terlihat jelas pada jarak yang cukup jauh, daya
lampu yang terpasang sebesar 23 Watt.
Lampu mundur hanya dapat menyala bila mesin hidup ( kunci kontak
“ON” ) dan gigi transmisi pada posisi mundur.
Meter Kombinasi dan Pengukur
Gambar 29. Meter Kombinasi
1. Speedometer = pengukur kecepatan kendaraan.
2. Odometer = pengukur jarak yang telah ditempuh kendaraan.
3. Tripmeter = pengukur jarak yang yang dapat direset (disetel ke 0).
4. Reset knob = mereset trip meter.
5. Coolant temperature gauge = pengukur suhu air pendingin.
6. Fuel gauge = pengukur kuantitas bahan bakar dalam tangki.
7. Tachometer = pengukur putaran mesin per menit.
8. Indikator sistem pengisian.
9. Indikator sistem pelumasan.
10. Indikator rem tangan.
11. Indikator lampu sen dan hazard.
12. Indikator lampu jauh.
13. Indikator air dalam water sedimeter.
14. Indikator CHECK TRANS
15. Indikator O/D OFF
DIAGRAM KELISTRIKAN
SIMBOL-SIMBOL
Tabel 5. Arti Simbol Kelistrikan
Identifikasi kerusakan dan metode perbaikan
o Perhatikan indicator kelistrikan
o Lakukan pengecekan mulai dari sumber listrik (baterai).
o Cek sirkuit dan komponen system pengaman kelistrikan
o Pastikan sirkuit atau wiring system kelistrikan benar
o Pastikan sambungan pada setiap system kelistrikan
terpasang dengan erat, untuk mencegah adanya hubungan
singkat dengan komponen lain.
Standart prosedur keselamatan kerja
Seluruh kegiatan instalasi / pemasangan dilaksanakan
berdasarkan SOP (standart Operation Procedures), undang-
undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan
perundang-undangan dan prosedur / kebijakan perusahaan.
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
4. Praktek
5. Diskusi
D. Kegiatan Belajar Mengajar :
Pertemuan : 1
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Metode
1 Kegiatan Awal
Apersepsi
Mempersiapkan kelas
dalam pembelajaran
(absensi, kebersihan
kelas, dan lain-lain)
Memotivasi
Melakukan penjajakan
kesiapan belajar siswa
dengan memberikan
pertanyaan tentang
materi yang akan
Memperhatikan,
merespon
pertanyaan guru
15’ Ceramah
diajarkan.
Memberikan informasi
tentang kompetensi yang
akan dicapai
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
Memotivasi siswa
dengan pertanyaan-
pertanyaan yang
berhubungan dengan
topik yang dipelajari
Elaborasi :
Mempresentasikan
topik pembelajaran,
mengumpulkan
informasi dan masalah
yang dimiliki siswa.
o Prinsip – prinsip
kelistrikan dan
penerapan pada
wiring/ penerangan
o Cara kerja sistem
kelistrikan dan
komponen yang
sesuai untuk
penggunaan
o Prosedur perbaikan
sistem kelistrikan
Mendemonstrasikan
topik pembelajaran.
o Memasang dan
merangkai sistem
penerangan dan
wiring
Siswa menjawab
pertanyaan dari
guru.
Mendengarkan
penyampaian
guru
Menjawab
pertanyaan guru
Menanyakan hal-
hal yang belum
jelas.
375’ Ceramah
Tanya Jawab
Demonstrasi
Praktek
o Melaksanakan
perbaikan sistem
kelistrikan
Mengarahkan siswa
untuk memahami
materi.
Mengobservasi
aktivitas siswa.
Konfirmasi :
Memberikan beberapa
latihan.
Memberikan komentar
terhadap pertanyaan
dan memberikan
penjelasan jika terdapat
miskonsepsi.
3. Kegiatan Akhir
Guru melakukan
penilaian akhir
terhadap materi yang
telah diberikan secara
bertanggung jawab
Guru melakukan
umpan balik terhadap
materi yang telah
diberikan secara
komunikatif dan
demokratis
Memberikan
kesempatan siswa
untuk bertanya
mengenai topic
pembelajaran.
Merangsang siswa
Berusaha
menyimpulkan
materi pelajaran
Memperhatikan
kesimpulan guru
Menerima soal
dari guru
15’ Ceramah
Tanya Jawab
untuk menyimpulkan
materi
Menyimpulkan materi
pelajaran
Memberikan tugas
kepada siswa
Mengecek kehadiran
siswa di kelas, dan
menyiapakan untuk
pulang dan mengakhiri
KBM dengan salam
E. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : Tool box, multimeter
Bahan : Trainer Kelistrikan
Sumber Belajar : New Step Kelistrikan
Operation Manual
File Internet
F. Media Pembelajaran
Trainer Kelistrikan
White board
Spidol dan penghapus
G. Penilaian Hasil Belajar
a. Tes Tertulis
Soal :
1. Sebutkan komponen-komponen pelindung sirkuit
2. Sebutkan macam-macam tipe sambungan pada wiring kelistrikan
Kunci Jawaban :
1. Komponen – komponen pelindung sirkuit
1.1. Sekring (fuse)
Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk
membatasi beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari
terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau
hubungan singkat.
1.2. Fusible link
Fusible link dipasang antara sumber daya dan alat kelistrikan
tempat dimana arus dengan nilai ampere besar mengalir. Bila arus yang
berlebihan mengalir sebagai akibat dari wire harness yang mengalami
konslet dengan bodi, fusible link akan meleleh untuk melindungi wire
harness.
1.3. Circuit Breaker
Circuit breaker adalah komponen pelindung yang didesain untuk
membuka saat arus yang berlebihan melewatinya. Saat arus yang
melebihi nilai ampere mengalir, elemen bimetal di dalam pemutus
membangkitkan panas dan menyebar untuk memutus sirkuit.
2. Macam-macam tipe sambungan pada wiring kelistrikan.
2.1. Junction Blok
Junction block (J/B) dan Relay block (R/B) adalah suatu kotak
(block) tempat pengelompokan konector untuk sirkuit kelistrikan.
2.2. Connector
Connector berfungsi menghubungkan dua jaringan kabel atau
jaringan kabel dengan komponen.
2.3. Baut Massa
Baut massa berfungsi untuk menghubungkan jaringan kabel ke
body kendaraan (massa).
Petunjuk Penilaian :
Butir 1 : Skor 25
Butir 2 : Skor 25
Skor Total : Skor 50
Nilai Akhir : Skor total (50) x 2 = 100
b. Tes Praktek
Check List praktek
No Kegiatan Skor
1 Pengidentifikasian dilakukan tanpa merusak komponen yang lain. 40
2 Pengidentifikasian dilakukan sesuai dengan prosedur kelistrikan
dari perusahaan/pabrik.
50
3 Memperhatikan keselamatan Kerja 10
c. Laporan
Pedoman Penilaian :
\ Kegiatan Bobot Nilai
A Tes Tertulis 30 %
B Tes Praktek
Hasil Kerja
P. SOP
Sikap
Waktu
25 %
15 %
5 %
5 %
C 20 %
Nilai Akhir : A (30 %)+B (50 %)+C (20 %)
3
Kendal, September 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Guru Praktikan
Drs. Imam Sukar Idris Umar
NBM. 743 658 NIM. 5201408123