Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

101
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar Mata Pelajaran : PPKN Kelas / Semester : X / 1 Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan Daerah Sub Pokok Materi : Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia Pertemuan ke : 1 Peminatan : IPA / IPS Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta ppkn kelas x semester 1 Halaman: 1

Transcript of Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Page 1: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar

Mata Pelajaran : PPKN

Kelas / Semester : X / 1

Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan

Daerah

Sub Pokok Materi : Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pertemuan ke : 1

Peminatan : IPA / IPS

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan

bermasyarakat (KD 1.2).

2. Mengamalkan sikap toleransi antarumat beragama dan kepercayaan dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (KD 2.4).

3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah

menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD 3.4).

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 1

Page 2: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan

daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD

4.4).

5. Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan

menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender (KD 4.9.1).

C. Indikator

1. Menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat.

3. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah.4. Mendeskripsikan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.5. Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional

pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

PERTEMUAN I

D. Materi Pembelajaran

Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab IV, Sub-bab A. “Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Desentralisasi

Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Dengan demikian, desentralisasi adalah sesuatu hal yang terlepas dari pusat.

Terdapat dua kelompok besar yang memberikan definisi tentang desentralisasi, yakni kelompok

Anglo Saxon dan Kontinental. Kelompok Anglo Saxon mendefinisikan desentralisasi sebagai

penyerahan wewenang dari pemerintah pusat, baik kepada para pejabat pusat yang ada di

daerah yang disebut dengan dekonsentrasi maupun kepada badan-badan otonom daerah yang

disebut devolusi. Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan kepada badan-badan politik di

daerah yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk mengambil keputusan baik

secara politis maupun secara administrstif.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 2

Page 3: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppAdapun Kelompok Kontinental membedakan desentralisasi menjadi dua bagian yaitu

desentralisasi jabatan atau dekonsentrasi dan desentralisasi ketatanegaraan. Dekonsentrasi

adalah penyerahan kekuasaan dari atas ke bawah dalam rangka kepegawaian guna kelancaran

pekerjaan semata. Adapun desentralisasi ketatanegaraan merupakan pemberian kekuasaan untuk

mengatur daerah di dalam lingkungannya guna mewujudkan asas demokrasi dalam pemerintahan

negara.

Menurut ahli ilmu tata Negara Dekonsentrasi merupakan pelimpahan kewenangan dari alat

perlengkapan negara di pusat kepada instansi bawahannya guna melaksanakan pekerjaan tertentu

dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah pusat tidak kehilangan kewenangannya

karena instansi bawahan melaksanakan tugas atas nama pemerintah pusat.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada daerah otonom sebagai

wakil pemerintah atau perangkat pusat di daerah dalam kerangka negara kesatuan. Lembaga

yang melimpahkan kewenangan dapat memberikan perintah kepada pejabat yang telah dilimpahi

kewenangannya itu mengenai pengambilan atau pembuatan keputusan.

Menurut Amran Muslimin, dalam buku Otonomi Daerah dan Implikasinya, desentralisasi dibedakan atas 3 (tiga) bagian.

1. Desentralisasi Politik, yakni pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat yang

meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-

badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu.

2. Desentralisasi Fungsional, yaitu pemberian hak kepada golongan-golongan tertentu

untuk mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam masyarakat baik terikat

maupun tidak pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus irigasi bagi petani.

3. Desentralisasi Kebudayaan, yakni pemberian hak kepada golongan- golongan

minoritas dalam masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri, seperti

mengatur pendidikan, agama, dan sebagainya.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 3

Page 4: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

Dengan demikian, dapat disimpulkan desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses

penyerahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari urusan yang semula adalah urusan

pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga- lembaga pemerintah daerah agar menjadi

urusan rumah tangganya sehinggga urusan-urusan tersebut beralih kepada daerah dan menjadi

wewenang serta tanggung jawab pemerintah daerah.

Desentralisasi mengandung segi positif dalam penyelenggaraan pemerintahan baik dari sudut

politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Dilihat dari fungsi pemerintahan,

desentralisasi menunjukkan beberapa hal berikut.

a. satuan-satuan desentralisasi lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai

perubahan yang terjadi secara cepat,

b. satuan-satuan desentralisasi dapat melaksanakan tugas lebih efektif dan lebih efisien,

c. satuan-satuan desentralisasi lebih inovatif,d. satuan-satuan desentralisasi mendorong tumbuhnya sikap moral yang lebih tinggi, serta

komitmen yang lebih tinggi dan lebih produktif.

Praktiknya, desentralisasi sebagai suatu sistem penyelenggaraan pemerintah daerah memiliki

beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai

berikut.

a. Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pende- legasian wewenang da mempe- ringan manajemen pemerintah pusat.

b. Mengurangi bertumpuknya peker- jaan di pusat pemerintahan.

c. Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah tidak perlu

menunggu instruksi dari pusat.

d. Hubungan yang harmonis dapat ditingkatkan dan meningkatkan gairah kerja antara

pemerintah pusat dan daerah.

e. Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara pemerintahan

baik pusat maupun daerah.

f. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat

segera dilaksanakan.

g. Bagi organisasi yang besar dapat memperoleh manfaat dari keadaan di tempat masing-

masing.

h. Sebelum rencana dapat diterapkan secara keseluruhan maka dapat diterapkan dalam satu

bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana dapat diubah.

i. Risiko yang mencakup kerugian dalam bidang kepegawaian, fasilitas, dan organisasi

dapat terbagi-bagi.

j. Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi kepentingan-

kepentingan tertentu.

k. Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah karena

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 4

Page 5: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsifatnya yang langsung.

Adapun kelemahan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Besarnya organ-organ pemerintahan yang membuat struktur pemerintahan

bertambah kompleks dan berimplikasi pada lemahnya koordinasi.

b. Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah dapat

lebih mudah terganggu.

c. Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan.

d. Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena memerlukan

perundingan yang bertele-tele.

e. Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh

keseragaman dan kesederhanaan.

2. Otonomi Daerah

Banyak definisi yang dapat menggambarkan tentang makna otonomi daerah. Berikut adalah

beberapa definisi tentang otonomi daerah yang dikemukakan para ahli dalam buku Menyikap

Tabir Otonomi Daerah di Indonesia karangan H.M. Agus Santoso, di antaranya adalah sebagai

berikut.

1. C. J. Franseen, mendefinisikan otonomi daerah adalah hak untuk mengatur urusan-

urusan daerah dan menyesuaikan peraturan-peraturan yag sudah dibuat dengannya.

2. J. Wajong, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan untuk memelihara dan

memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan sendiri, menentukan hukum

sendiri dan pemerintahan sendiri.

3. Ateng Syarifuddin, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan atau

kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas karena

merupakan perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus

dipertanggungjawabkan.

4. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Otonomi daerah adalah kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi

masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam

rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan

perundang- undangan. Adapun yang dimaksud dengan kewajiban adalah kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 5

Page 6: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpppemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan otonomi daerah adalah keleluasaan dalam bentuk hak dan

wewenang serta kewajiban dan tanggung jawab badan pemerintah daerah untuk mengatur dan

menguurus rumah tangganya sesuai keadaan dan kemampuan daerahnya sebagai manifestasi

dari desentralisasi.

3. Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan

Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah

untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia diselenggarakan dalam rangka memperbaiki

kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah

dengan memperhatikan potensi dan kekhasan daerah masing-masing. Hal ini merupakan

kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam

melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi

tuntutan globalisasi yang diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih

luas, lebih nyata, dan bertanggung jawab terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali

sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Maju atau tidaknya suatu

daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan pemerintahan

daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun

daerahnya.

E. Metode Pembelajaran :

Pendekatan : Saintifik

Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang

tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:

Pendekatan : Saintifik

Strategi : Problem Based Learning(PBL)

PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur

(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 6

Page 7: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppmembangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:

(1) Mengorientasi peserta didik pada masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas

yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan

rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan

mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi

agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang

perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,

tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan

bagaimana menjadi siswa yang mandiri.

b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak

“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian

dan seringkali bertentangan.

c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan

pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang

siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan

temannya.

d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya

secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada

penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

(2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga

mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat

membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai

kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing

kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip

pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini

seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang

efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan

mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika

kelompok selama pembelajaran.

Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,

selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 7

Page 8: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppdan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua

siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai

penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor

terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan

dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru

berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,

dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

(3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan

teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang

identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan

memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang

sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data

dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul

memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan

cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu

siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan

mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi

yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.

Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang

fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam

bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru

mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru

juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan

hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.

(4) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.

Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan

situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari

situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya

kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya

adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 8

Page 9: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppAkan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,

dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

(5) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa

menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan

intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk

merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan

belajarnya.

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media : Tayangan video

Alat : LCD, Internet

Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis

G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran

Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu

Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan

untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Desentralisasi atau

Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

Inti Menyampaikan mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui contoh kasus.

Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan kembali

materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya

60 menit

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 9

Page 10: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan

kembali hasil wawancara dengan pasangannya Siswa yang lain menanggapi

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran

Siswa membuat tugas laporan mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)

Mengucapkan salam

20 menit

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media : Tayangan video

Alat : LCD, Internet

Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo

Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.

Peta Konsep mengenai HAMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

H. Penilaian [terlampir]

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 10

Page 11: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar

Mata Pelajaran : PPKN

Kelas / Semester : X / 1

Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan

Daerah

Sub Pokok Materi : Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat

Pertemuan ke : 2

Peminatan : IPA / IPS

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan

bermasyarakat (KD 1.2).

2. Mengamalkan sikap toleransi antarumat beragama dan kepercayaan dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (KD 2.4).

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 11

Page 12: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah

menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD 3.4).

4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan

daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD

4.4).

5. Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan

menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender (KD 4.9.1).

C. Indikator

1. Menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat.

3. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah.4. Mendeskripsikan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.5. Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional

pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

PERTEMUAN II

D. Materi Pembelajaran

Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab IV, Sub-bab A. “Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat

Penyelenggara pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia adalah presiden

dibantu oleh wakil presiden, dan menteri negara. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah,

kebijakan yang diambil dalam menyelenggarakan pemerintahan digunakan asas desentralisasi,

tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi.

a. Fungsi Layanan (Servicing Function)

Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara tidak

diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang sama. Dalam pelaksanaan

fungsi ini pemerintah tidak pilih kasih, melainkan semua orang memiliki hak sama, yaitu hak

untuk dilayaani, dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan), dan sebagainya.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 12

Page 13: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

b. Fungsi Pengaturan (Regulating Function)

\Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat tetapi kepada

pemerintah sendiri. Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis yang mengatur kehidupan

masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan masyarakat.

Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur dan memberikan perlindungan kepada masyarakat

dalam menjalankan hidupnya sebagai warga negara.

c. Fungsi Pemberdayaan

Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Masyarakat tahu,

menyadari diri, dan mampu memilih alternatif yang baik untuk mengatasi atau

menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai

fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat menemukan jalan keluar dalam

menghadapi setiap persoalan hidup.

Sementara itu ada enam fungsi pengaturan yang dimiliki pemerintah.

1) Menyediakan infrastruktur ekonomiPemerintah menyediakan institusi dasar dan peraturan-peraturan yang diperlukan bagi berlangsungnya sistem ekonomi modern, seperti perlindungan terhadap hak milik, hak ciipta, hak paten, dan sebagainya

2) Menyediakan barang dan jasa kolektif

Fungsi ini dijalankan pemerintah karena masih terdapat beberapa public goods yang

tersedia bagi umum, ternyata masih sulit dijangkau oleh beberapa individu untuk

memperolehnya.

3) Menjembatani konflik dalam masyarakat

Fungsi ini dijalankan untuk meminimalkan konflik sehingga menjamin ketertiban dan stabilitas di masyarakat.

4) Menjaga kompetisi

Peran pemerintah diperlukan untuk menjamin agar kegiatan ekonomi dapat berlangsung

dengan kompetisi yang sehat. Sebab tanpa pengawasan pemerintah akan berakibat

kompetisi dalam perdagangan tidak terkontrol dan dapat merusak kompetisi tersebut.

5) Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa Kehadiran

pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada masyarakat miskin

melalui program-program khusus.

6). Menjaga stabilitas ekonomi

Melalui fungsi ini pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan moneter apabila terjadi

sesuatu yang mengganggu stabilitas ekonomi.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 13

Page 14: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,

kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah

pusat. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah pusat meliputi politik luar

negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, agama, serta norma

Selain kewenangan tersebut di atas, pemerintah pusat memiliki kewenangan lain, yaitu sebagai

berikut.

a. Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro.

b. Dana perimbangan keuangan.

c. Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara. d. Pembinaan dan

pemberdayaan sumber daya manusia.

e. Pendayagunaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya strategis.

f. Konservasi dan standarisasi nasional.

Ada beberapa tujuan diberikannya kewenangan kepada pemerintah pusat dalam pelaksanaan

otonomi daerah, meliputi tujuan umum, yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Pemerataan dan keadilan.

3. Menciptakan demokratisasi.

4. Menghormati serta menghargai berbagai kearifan atau nilai-nilai lokal dan nasional.

5. Memperhatikan potensi dan keanekaragaman bangsa, baik tingkat lokal maupun

nasonal.

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa dan negara.

2. Menjamin kualitas pelayanan umum setara bagi semua warga negara.

3. Menjamin efisiensi pelayanan umum karena jenis pelayanan umum tersebut

berskala nasional.

4. Menjamin pengadaan teknologi keras dan lunak yang langka, canggih, mahal dan

berisiko tinggi serta sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang sangat

diperlukan oleh bangsa dan negara, seperti tenaga nuklir, teknologi satelit,

penerbangan antariksa, dan sebagainya.

5. Membuka ruang kebebasan bagi masyarakat, baik pada tingkat nasional maupun

lokal.

6. Menciptakan kreativitas dan inisiatif sesuai dengan kemampuan dan kondisi

daerahnya.

7. Memberi peluang kepada masyarakat untuk membangun dialog secara terbuka dan

transparan dalam mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 14

Page 15: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

E. Metode Pembelajaran :

Pendekatan : Saintifik

Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang

tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:

Pendekatan : Saintifik

Strategi : Problem Based Learning(PBL)

PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur

(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:

(6) Mengorientasi peserta didik pada masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas

yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan

rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan

mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi

agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang

perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,

tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan

bagaimana menjadi siswa yang mandiri.

b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak

“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian

dan seringkali bertentangan.

c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan

pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang

siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan

temannya.

d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya

secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada

penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 15

Page 16: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp(7) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga

mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat

membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai

kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing

kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip

pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini

seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang

efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan

mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika

kelompok selama pembelajaran.

Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,

selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,

dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua

siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai

penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor

terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan

dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru

berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,

dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

(8) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan

teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang

identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan

memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang

sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data

dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul

memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan

cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu

siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan

mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi

yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 16

Page 17: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppSetelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang

fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam

bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru

mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru

juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan

hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.

(9) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.

Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan

situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari

situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya

kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya

adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.

Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,

dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

(10) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa

menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan

intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk

merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan

belajarnya.

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media : Tayangan video

Alat : LCD, Internet

Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis

G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran

Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu

Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan

10 menit

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 17

Page 18: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppuntuk belajar

Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Kedudukan dan Peran

Pemerintah Pusat Menyampaikan tujuan pembelajaran

Inti Menyampaikan mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat melalui contoh kasus.

Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan kembali

materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya

Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya Siswa yang lain menanggapi

60 menit

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran

Siswa membuat tugas laporan mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)

Mengucapkan salam

20 menit

I. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media : Tayangan video

Alat : LCD, Internet

Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo

Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.

Peta Konsep mengenai HAMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

J. Penilaian [terlampir]

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 18

Page 19: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar

Mata Pelajaran : PPKN

Kelas / Semester : X / 1

Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan

Daerah

Sub Pokok Materi : Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah

Pertemuan ke : 3

Peminatan : IPA / IPS

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 19

Page 20: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpphumaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan

bermasyarakat (KD 1.2).

2. Mengamalkan sikap toleransi antarumat beragama dan kepercayaan dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (KD 2.4).

3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah

menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD 3.4).

4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan

daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD

4.4).

5. Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan

menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender (KD 4.9.1).

C. Indikator

1. Menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat.

3. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah.4. Mendeskripsikan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.5. Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional

pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

PERTEMUAN III

D. Materi Pembelajaran

Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab IV, Sub-bab A. “Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 20

Page 21: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppKedudukan dan Peran Pemerintah Daerah

1. Kewenangan Pemerintah Daerah

Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah

provinsi tersebut terdiri atas daerah kabupaten dan kota. Setiap daerah provinsi, daerah

kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-

undang.

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah

dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan daerah provinsi,

kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya

dipilih melalui pemilihan umum.

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah

untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah wali kota.

Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil

Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota yang

dipilih secara demokratis. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan

kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan

laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan

keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

Gubernur karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah

provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang

kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan

terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan

kota.Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, gubernur

bertanggung jawab kepada Presiden.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Tugas Pembantuan (asas Medebewind) adalah keikutsertaan pemerintah daerah untuk

melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah

tersebut. Tugas pembantuan (Medebewind) dapat diartikan sebagai ikut serta dalam

menjalankan tugas pemerintahan. Dengan demikian, tugas pembantuan merupakan kewajiban-

kewajiban untuk melaksanakan peraturan-peraturan yang ruang lingkup wewenangnya

bercirikan

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 21

Page 22: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpptiga hal berikut.

1. Materi yang dilaksanakan tidak termasuk rumah tangga daerah-daerah otonom untuk

melaksanakannya.

2. Dalam menyelenggarakan tugas pembantuan, daerah otonom memiliki

kelonggaran untuk menyesuaikan segala sesuatu dengan kekhususan daerahnya

sepanjang peraturan memungkinkan.

3. Dapat diserahkan tugas pembantuan hanya pada daerah-daerah otonom saja.

Daerah mempunyai hak dan kewajiban dalam menyelenggarakan otonomi. Hak dan kewajiban

tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam

bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan

keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimaksud dilakukan secara efisien, efektif,

transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan.

Dalam hal pembagian urusan pemerintahan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat.

Beberapa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota meliputi

beberapa hal berikut.

1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.

2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.

3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.

5. Penanganan bidang kesehatan.

6. Penyelenggaraan pendidikan.

7. Penaggulangan masalah sosial.

8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.

9. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.

10. Pengendalian lingkungan hidup.

11. Pelayanan pertanahan.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 22

Page 23: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppMenurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, kewenangan provinsi sebagai daerah

otonom, adalah meliputi bidang-bidang pertanian, kelautan, pertambangan dan energi, kehutanan

dan perkebunan, perindustrian dan perdagangan, perkoperasian, penanaman modal,

kepariwisataan, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan nasional, sosial, penataan ruang,

pertanahan, pemukiman, pekerjaan umum dan perhubungan, lingkungan hidup, politik dalam

negeri dan administrasi publik, pengembangan otonomi daerah, perimbangan keuangan daerah,

kependudukan, olah raga, hukum dan perundang-undangan, serta penerangan.

Dalam hal menjalankan otonomi, pemerintah daerah berkewajiban untuk mewujudkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat daerah, yang meliputi kegiatan berikut.

a) Melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan nasional, serta

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

b) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. c) Mengenbangkan kehidupan

demokrasi.

d) Mewujudkan keadilan dan pemerataan.

e) Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan. f) Menyediakan fasilitas pelayanan

kesehatan.

g) Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. h) Mengembangkan

sistem jaminan sosial.

i) Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.

j) Mengembangkan sumber daya produktif di daerah. k) Melestarikan lingkungan

hidup.

l) Mengelola administrasi kependudukan. m) Melestarikan nilai sosial budaya.

n) Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan

kewenangannya.

Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dilaksanakan secara luas,

utuh, dan bulat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan

evaluasi pada semua aspek pemerintahan. Indikator untuk menentukan serta menunjukkan bahwa

pelaksanaan kewenangan tersebut berjalan dengan baik, dapat diukur dari 3 tiga indikasi berikut.

a. Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik berskala lokal

maupun nasional.

b. Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia secara adil dan

merata.

c. Tersedianya pelayanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien.

Sebaliknya, tolok ukur yang dipakai untuk merealisasikan ketiga indikator di atas, aparat

pemeritah pusat dan daerah diharapkan memiliki sikap sebagai berikut.

1) kapabilitas (kemampuan aparatur),

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 23

Page 24: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp2) integritas (mentalitas),

3) akseptabilitas (penerimaan), dan

4) akuntabilitas ( kepercayaan dan tanggung jawab).

2. Daerah Khusus, Daerah Instimewa, dan Otonomi Khusus

Pasal 18 B Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyatakan “Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang

bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang”. Undang-Undang

yang dimaksud adalah Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.

Adapun yang dimaksud satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus adalah daerah

yang diberi otonomi khusus, yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Papua. Adapun

daerah istimewa adalah Daerah Istimewa Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam ) dan Daerah

Istimewa Yogyakarta

a. Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam kedudukannya

sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sebagai daerah otonom memiliki

fungsi dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, DKI Jakarta diberikan kekhususan terkait dengan tugas, hak, kewajiban, dan

tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, beberapa hal yang

menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.2. Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai ibu kota Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat provinsi.

3. Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara

asing, serta pusat/perwakilan lembaga internasional.

4. Wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten

administrasi.

5. Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125% (seratus dua

puluh lima persen) dari jumlah maksimal untuk kategori jumlah penduduk DKI

Jakarta sebagaimana ditentukan dalam undang- undang.

6. Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet yang menyangkut kepentingan ibu kota

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 24

Page 25: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppNegara Kesatuan Republik Indonesia. Gubernur mempunyai hak protokoler,

termasuk mendampingi Presiden dalam acara kenegaraan.

7. Dana dalam rangka pelaksanaan kekhususan Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota

Negara ditetapkan bersama antara Pemerintah dan DPR dalam APBN berdasarkan

usulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

b. Daerah Istimewa Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan

dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Keistimewaan kedudukan hukum yang dimiliki oleh DIY berdasarkan pada sejarah

dan hak asal-usul. Kewenangan Istimewa DIY adalah wewenang tambahan tertentu yang

dimiliki DIY selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tentang

pemerintahan daerah. Pengakuan keistimewaan Provinsi DIY juga didasarkan pada peranannya

dalam sejarah perjuangan nasional.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012, keistimewaan DIY

meliputi (a) tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan wakil

gubernur, (b) kelembagaan Pemerintah DIY, (c) kebudayaan, (d) pertanahan, dan (e) tata ruang.

Di antara keistimewaan DIY salah satunya adalah dalam bidang tata cara pengisian jabatan,

kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan wakil gubernur. Antara lain dinyatakan bahwa

syarat khusus bagi calon gubernur DIY adalah Sultan Hamengku Buwono yang bertahta dan

wakil gubernur adalah Adipati Paku Alam yang bertahta.

c. Daerah Nanggroe Aceh Darussalam

Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan kesatuan masyarakat hukum yang

bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah NAD

menerima status istimewa pada 1959. Status istimewa diberikan kepada NAD dengan

Keputusan Perdana MenteriRepublik Indonesia Nomor 1/Missi/1959.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam, keistimewaan Aceh meliputi penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari’at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat beragama, penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam, penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syari’at Islam, peran ulama dalam penetapan kebijakan Aceh, serta penyelenggaraan dan pengelolaan ibadah haji sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 25

Page 26: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppSelain itu, kewenangan khusus pemerintahan kabupaten/kota meliputi penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari’at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat beragama, penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam, penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syari’at Islam, dan peran ulama dalam penetapan kebijakan kabupaten/kota. Tambahan kewenangan kabupaten/kota dalam hal menyelenggarakan pendidikan madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah dengan tetap mengikuti standar nasional pendidikan. Selain itu, mengelola pelabuhan dan bandar udara umum. Dalam menjalankan kewenangan ini Pemerintah Aceh melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota

d. Otonomi Khusus Papua

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan

kepada Provinsi Papua, termasuk provinsi-provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Papua, untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat Papua.

Hal-hal mendasar yang menjadi isi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001

tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah sebagai berikut.

1) Pertama, pengaturan kewenangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Provinsi

Papua serta penerapan kewenangan tersebut di Provinsi Papua yang dilakukan dengan

kekhususan.

2) Kedua, pengakuan dan penghormatan hak-hak dasar orang asli Papua serta

pemberdayaannya secara strategis dan mendasar.

3) Ketiga, mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berciri:

a) partisipasi rakyat sebesar-besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta

pelaksanaan pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama, dan

kaum perempuan;

b) pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar-besarnya untuk

memenuhi kebutuhan dasar penduduk asli Papua pada khususnya dan

penduduk Provinsi Papua pada umumnya dengan berpegang teguh pada

prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan,

berkeadilan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat; dan

c) penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang

transparan dan bertanggung jawab kepada masyarakat.

3. Perangkat Daerah sebagai Pelaksana Otonomi Daerah

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan

pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan

pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah

sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan; kebutuhan daerah;

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 26

Page 27: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppcakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas;

luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah dan kepadatan penduduk; potensi daerah yang

bertalian dengan urusan yang akan ditangani; sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena

itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa

sama atau seragam.

Susunan organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah dengan memperhatikan

faktor-faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Sekretariat Daerah dipimpin

oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala

daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis

daerah.

Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD mempunyai tugas berikut.

a) Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD. b) Menyelenggarakan

administrasi keuangan DPRD.

c) Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.

d) Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam

melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Dinas Daerah

merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Kepala dinas daerah bertanggung jawab

kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Lembaga Teknis Daerah

merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik berbentuk badan, kantor, atau

rumah sakit umum daerah. Kepala badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah tersebut

bertanggung jawab kepada kepala daerahmelalui sekretaris daerah.

Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpa han sebagian wewenang bupati atau wali kota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah

Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan

Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh

pelimpahan dari bupati/walikota.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan

pengawasan. Adapun hak yang dimiliki DPRD adalah hak interpelasi, angket, dan menyatakan

pendapat. Dalam menjalankan tugasnya DPRD memiliki alat kelengkapan terdiri atas pimpinan,

komisi, panitia musyawarah, panitia anggaran, badan kehormatan, dan alat kelengkapan lain

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 27

Page 28: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppyang diperlukan.

Ketentuan tentang DPRD sepanjang tidak diatur dalam Undang-Undang mengenai pemerintahan

daerah berlaku ketentuan Undang-Undang yang mengatur Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,

DPD, dan DPRD.

Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya

setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara lembaga

pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling

membawahi. Hal ini tercermin dalam pembuatan kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah.

Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah mitra

sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan

fungsi masing-masing sehingga antarkedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang

sifatnya saling mendukung. Bukan merupakan lawan ataupun pesaing dalam melaksanakan

fungsi masing-masing.

5. Proses Pemilihan Kepala Daerah

Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan

secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Calon

kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga negara Republik Indonesia yang memenuhi

syarat tertentu.

Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 50 %

(lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih. Apabila

ketentuan tersebut tidak terpenuhi, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang

memperoleh suara lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, pasangan

calon yang perolehan suaranya terbesar dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.

Apabila tidak ada yang mencapai 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, dilakukan

pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan pemenang kedua. Pasangan

calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara terbanyak pada putaran

kedua dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.

Gubernur dan wakil gubernur dilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden dalam

sebuah sidang DPRD provinsi. Bupati dan wakil bupati atau wali kota dan wakil wali kota

dilantik oleh Gubernur atas nama Presiden dalam sebuahsidang DPRD Kabupaten atau Kota.

6. Peraturan Daerah (Perda)

Peraturan daerah (Perda) ditetap- kan oleh daerah setelah mendapat persetujuan DPRD. Perda

dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/ kota dan tugas

pembantuan. Perda merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 28

Page 29: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppundangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing- masing daerah. Perda tidak

boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang- undangan yang

lebih tinggi.

Peraturan daerah dibentuk berdasarkan asas pembentukan peraturan perundang-undangan.

Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau

pembahasan rancangan Perda. Persiapan pembentukan, pembahasan, dan pengesahan rancangan

Perda berpedoman kepada peraturan perundang-undangan.

Peraturan daerah berlaku setelah diundangkan dalam lembaran daerah. Perda disampaikan

kepada pemerintah pusat paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan. Perda yang bertentangan

dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat

dibatalkan oleh pemerintah pusat. Untuk melaksanakan peraturan daerah, kepala daerah

menetapkan peraturan kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah. Peraturan kepala daerah

dan atau keputusan kepala daerah tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, Perda,

dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Peraturan daerah diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah

diundangkan dalam Berita Daerah. Pengundangan Perda dalam Lembaran Daerah dan Peraturan

Kepala Daerah dalam Berita Daerah dilakukan oleh Sekretaris Daerah. Untuk membantu kepala

daerah dalam menegakkan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja.

7. Keuangan Daerah

Penyelenggaraan fungsi peme- rintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila

penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan

yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang yang mengatur

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Besarnya

disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah.

Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada

daerah menjadi sumber keuangan daerah.Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa:

1) kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah

yang diserahkan;

2) kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah serta hak

untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di

daerah dan dana perimbangan lainnya;

3) hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan

lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 29

Page 30: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppDi dalam Undang-Undang yang mengatur Keuangan Negara, terdapat penegasan di bidang

pengelolaan keuangan, yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara adalah sebagai

bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari presiden

sebagian diserahkan kepada gubernur/ bupati/wali kota selaku kepala pemerintah daerah untuk

mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan

daerah yang dipisahkan.

Ketentuan tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan daerah, yaitu bahwa kepala daerah (gubernur/bupati/wali kota) adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah.

Dalam melaksanakan kekuasaannya, kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh

kekuasaan keuangan daerah kepada para pejabat perangkat daerah. Dengan demikian pengaturan

pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melekat dan menjadi satu dengan

pengaturan pemerintahan daerah, yaitu dalam Undang-Undang mengenai Pemerintahan Daerah.

Sumber pendapatan daerah terdiri atas sumber-sumber keuangan berikut.

1. Pendapatan Asli Daerah ( PAD), yang meliputi hasil pajak daerah, hasil retribusi

daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang

sah.

2. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana

Alokasi Khusus.

3. Pendapatan daerah lain yang sah.

Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama pemerintah pusat setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau perusahaan milik swasta. Pemerintah daerah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD merupakan dasar

pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai

dengan tanggal 31 Desember. Kepala daerah mengajukan rancangan Peraturan Daerah tentang

APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD untuk

memperoleh persetujuan bersama. Rancangan Peraturan Daerah provinsi tentang APBD yang

telah disetujui bersama dan rancangan Peraturan Gubernur tentang penjabaran APBD sebelum

ditetapkan oleh gubernur paling lambat tiga hari disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri

untuk dievaluasi. Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/ kota tentang APBD yang telah

disetujui bersama dan rancangan Peraturan Bupati/ Walikota tentang penjabaran APBD

sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama tiga hari disampaikan kepada gubernur

untuk dievaluasi.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 30

Page 31: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah dianggarkan dalam APBD dan

dilakukan melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah.

Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban

keuangan daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada Peraturan

Pemerintah.

E. Metode Pembelajaran :

Pendekatan : Saintifik

Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang

tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:

Pendekatan : Saintifik

Strategi : Problem Based Learning(PBL)

PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur

(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:

(11) Mengorientasi peserta didik pada masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas

yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan

rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan

mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi

agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang

perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,

tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan

bagaimana menjadi siswa yang mandiri.

b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak

“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian

dan seringkali bertentangan.

c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan

pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 31

Page 32: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsiap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan

temannya.

d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya

secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada

penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

(12) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga

mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat

membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai

kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing

kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip

pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini

seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang

efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan

mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika

kelompok selama pembelajaran.

Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,

selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,

dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua

siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai

penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor

terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan

dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru

berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,

dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

(13) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan

teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang

identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan

memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang

sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data

dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul

memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 32

Page 33: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppcukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu

siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan

mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi

yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.

Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang

fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam

bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru

mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru

juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan

hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.

(14) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.

Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan

situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari

situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya

kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya

adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.

Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,

dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

(15) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa

menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan

intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk

merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan

belajarnya.

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media : Tayangan video

Alat : LCD, Internet

Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis

G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 33

Page 34: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu

Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan

untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Desentralisasi atau

Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

Inti Menyampaikan mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah melalui contoh kasus.

Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan kembali

materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya

Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya

Siswa yang lain menanggapi

60 menit

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran

Siswa membuat tugas laporan mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)

Mengucapkan salam

20 menit

K. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media : Tayangan video

Alat : LCD, Internet

Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo

Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 34

Page 35: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPeta Konsep mengenai HAMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

L. Penilaian [terlampir]

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 35

Page 36: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar

Mata Pelajaran : PPKN

Kelas / Semester : X / 1

Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan

Daerah

Sub Pokok Materi : Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

Pertemuan ke : 4

Peminatan : IPA / IPS

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan

bermasyarakat (KD 1.2).

2. Mengamalkan sikap toleransi antarumat beragama dan kepercayaan dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (KD 2.4).

3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 36

Page 37: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppmenurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD 3.4).

4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan

daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD

4.4).

5. Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan

menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender (KD 4.9.1).

C. Indikator

1. Menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat.

3. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah.4. Mendeskripsikan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.5. Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional

pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

PERTEMUAN IV

D. Materi Pembelajaran

Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab IV, Sub-bab D. “Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

1. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah

Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat menghubungkan antara

pemerintah pusat dan pemeritah daerah.

Cara Pertama, disebut dengan Sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang

penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara

dekonsentrasi.

Cara Kedua, dikenal sebagai Desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan

diserahkan seluas- luasnya kepada pemerintah daerah.

Pelimpahan wewenang dengan cara Dekonsentrasi dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada

perangkat yang berada di bawah hirarkinya di daerah sedangkan pelimpahan wewenang dengan cara

desentralisasi dilakukan melalui pendelegasian urusan kepada daerah otonom.

Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan wewenang antara

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 37

Page 38: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpppemerintah pusat dan daerah.

1) Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi negara sebagai

kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.

2) Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara beragam

untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.

3) Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak memerlukan

tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah yang disesuaikan dengan

kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.

Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84

Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi kesempatan untuk membentuk lembaga-

lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

Untuk lebih jelasnya, hubungan struktural tersebut dapat kalian lihat pada bagan berikut.

2. Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang saling melengkapi satu

sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya masing-masing.

Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun nasional adalah melindungi serta

memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurus rumah tangganya sendiri

berdasarkan kondisi dan kemampuan daerahnya.

Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan merata dalam berbagai aspek

kehidupan. Sementara fungsi pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai pelayan, pengatur, dan

pemberdaya masyarakat.

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau

antara provinsi dan kabupaten dan kota diatur dengan undang- undang dengan memperhatikan

kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya

alam, dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan

secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan

efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antarsusunan pemerintahan. Urusan pemerintahan

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 38

Page 39: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppyang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri

atas urusan wajib dan urusan pilihan.

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten atau kota merupakan

urusan dalam skala provinsi yang meliputi 16 urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan

meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antarsusunan pemerintahan

E. Metode Pembelajaran :

Pendekatan : Saintifik

Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang

tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:

Pendekatan : Saintifik

Strategi : Problem Based Learning(PBL)

PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur

(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:

(1) Mengorientasi peserta didik pada masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas

yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan

rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan

mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi

agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang

perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,

tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan

bagaimana menjadi siswa yang mandiri.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 39

Page 40: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppb. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak

“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian

dan seringkali bertentangan.

c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan

pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang

siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan

temannya.

d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya

secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada

penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

(2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga

mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat

membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai

kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing

kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip

pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini

seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang

efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan

mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika

kelompok selama pembelajaran.

Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,

selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,

dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua

siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai

penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor

terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan

dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru

berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,

dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

(3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan

teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 40

Page 41: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppidentik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan

memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang

sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data

dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul

memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan

cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu

siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan

mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi

yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.

Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang

fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam

bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru

mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru

juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan

hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.

(4) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.

Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan

situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari

situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya

kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya

adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.

Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,

dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

(5) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa

menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan

intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk

merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan

belajarnya.

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 41

Page 42: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp Media : Tayangan video

Alat : LCD, Internet

Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis

G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran

Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu

Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan

untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Hubungan Struktural

dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

Inti Menyampaikan mengenai Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah melalui contoh kasus.

Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan

kembali materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya

Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya

Siswa yang lain menanggapi

60 menit

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi mengenai Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran

Siswa membuat tugas laporan mengenai Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)

Mengucapkan salam

20 enit

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 42

Page 43: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppH. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media : Tayangan video

Alat : LCD, Internet

Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo

Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.

Peta Konsep mengenai HAMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

I. Penilaian [terlampir]

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 43

Page 44: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

/lampiran

Tugas Mandiri:

Permasalahan Sumber Daya Dan Kemampuan Daerah Dalam Penerapan Otonomi Daerah

Gelombang demokrasi yang disertai dengan peruhaban sistem perpolitikan nasional pada era reformasi hingga saat ini semakin memperlihatkan relatif menguatnya gejala keinginan rakyat daerah untuk mandiri dari keterikatan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.

Fenomena ketidakadilan dalam dimensi sosial politik, ekonomi, pendidikan, hukum dan budaya seakan menjadi pemicu utama bagi beberapa daerah yang ingin mandiri dari pemerintah pusat.

Selain itu realitas pemerataan pembangunan baik pada tingkat pusat sampai tingkat daerah juga turut memancing aksi-aksi protes dari masyarakat. Daerah yang memiliki kekayaan alam yang luas tetapi pada kenyataannya jauh dari sentuhan pembangunan berkeadilan, bahkan ironisnya banyak daerah yang kaya akan sumberdaya alam, tetapi tingkat pendidikan dan kesejahteraan penduduknya relatif masih kurang.

Implementasi otonomi daerah kerap menimbulkan berbagai permasalahan yang di antaranya disebabkan karena perbedaan kesiapan masing-masing daerah dalam mengimplementasikan otonomi daerah tersebut.

Perbedaan jangkauan daerah yang satu dengan yang lain, dari pusat pemerintahan, terutama ibukota negara menjadikan ketimpangan kemampuan para personel di pemerintahan daerah bila dibandingkan dengan kemampuan dan sumberdaya manusia serta kualitas aparatur pemerintah yang jaraknya lebih dekat dengan pusat pemerintahan

Selain itu tidak semua daerah di Indonesia merupakan daerah yang memiliki keunggulan sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang menjadi faktor pendukung utama keberhasilan otonomi daerah. Pemerintah daerah yang didukung sumberdaya alam dan sumberdaya manusia akan lebih siap dibandingkan daerah yang sebaliknya. Bagaimana dengan daerah di mana Kalian tinggal ?

Setelah kalian menyimak dan mencermati artikel tersebut, silakan kalian diskusikan dengan teman

sebangku atau sekelompok kemudian tuliskan komentar dan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu

kepada artikel tersebut.

Pastikan komentar dan pertanyaan yang kalian tulis ke dalam kolom di bawah ini berbeda dengan

komentar dan pertanyaan yang diajukan kelompok lain.

No. Pertanyaan

1. ..........................................................................................................................................

2. ..........................................................................................................................................

3. ..........................................................................................................................................

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 44

Page 45: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp4. ..........................................................................................................................................

5. ..........................................................................................................................................

Untuk lebih memahami penguasaan tentang makna otonomi daerah, silakan kalian jawab pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat dalam Tabel

No. Pertanyaan Jawaban

1.

2.

3

4

5

Bagaimana pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia saat ini?

Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah?

Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak ikut serta dalam pelaksanaan otonomi daerah?

Mengapa pelaksanaan otonomi daerah oleh oknum pejabat daerah sering disalahgunakan?

Mengapa saat ini banyak kepala daerah yang tersangkut dalam kasus korupsi di daerahnya?apa penyebabnya?

…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..

…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..

…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..

…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..

…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..

Diskusikanlah tentang makna desentralisasi dan penerapan otonomi daerah di Indonesia. Tuliskan

pengertian, landasan hukum, kelebihan, dan kekurangan desentralisasi.

No. NKRI Rumusan Hasil Diskusi

1.MaknaDesentralisasi

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

2.Makna OtonomiDaerah

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

3.

Landasan Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 45

Page 46: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

4. KelebihanDesentralisasi

1. ...................................................................................................

2. ...................................................................................................

3. ...................................................................................................

4. ...................................................................................................

5. ...................................................................................................

5. KekuranganDesentralisasi

1. ...................................................................................................

2. ...................................................................................................

3. ...................................................................................................

4. ...................................................................................................

5. ...................................................................................................

Untuk lebih memahami penguasaan tentang makna, kedudukan, dan peran pemerintah pusat, silakan

kalian diskusikan dengan teman satu kelompok tentang hal-hal sebagai berikut

No NKRI Rumusan Hasil Diskusi

1Makna

Pemerintah Pusat

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

2Fungsi

Penyelenggaraan Pemerintahan

1 .......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

2 .......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

3 .......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

3 KewenanganPemerintah Pusat

1. .........................................................................................................

2. .........................................................................................................

3. .........................................................................................................

4. ........................................................................................................

5. .........................................................................................................

6. .........................................................................................................

7. .........................................................................................................

Untuk lebih memahami penguasaan tentang makna, kedudukan, dan peran pemerintah daerah, silakan

kalian diskusikan dengan teman satu kelompok tentang hal-hal sebagai berikut.

No. NKRI

Rumusan Hasil Diskusi

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 46

Page 47: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

1.Makna PemerintahDaerah

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

2. Kewenangan PemerintahDaerah

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

3. Prasyarat AparaturPemerintah Daerah

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

Untuk lebih memahami penguasaan materi tentang hubungan pemerintah daerah dan pemerintah pusat,

silakan kalian diskusikan dengan teman satu kelompok tentang hal-hal berikut.

No Hubungan Rumusan Hasil Diskusi

1Makna HubunganStruktural

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

2 Makna HubunganFungsional

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

..........................................................................................................

Praktik Belajar Kewarganegaraan

A. Coba kalian dengan kelompok berkunjung ke kantor Rukun Warga (RW) yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal kalian.

B. Lakukanlah wawancara dengan Ketua RW tersebut, berkaitan dengan hal-hal berikut.1. Struktur organisasi RW tersebut2. Hubungan RW dan RT3. Tugas dan kewenangannya masing-masing

C. Buatlah laporan hasil wawancara yang ditandatangani oleh orang tua kalian.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 47

Page 48: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

Bubuhkanlah tanda ceklis (√) pada kolom ya atau tidak sesuai dengan kenyataan, serta jangan lupa berikan alasannya.

NoContoh Indikator Pemahaman terhadap

Penyelenggaraan PemerintahanYa Tidak Alasan

1 Mengetahui bentuk negara Indonesia

2 Memahami tugas pemerintah pusat dan daerah

3Mengetahui nama dan jumlah provinsi di

Indonesia

4

Mengetahui nama gubernur/wakil gubernur dan bupati/wakil bupati atau

walikota/wakil

walikota

5 Mengetahui nama-nama kementerian Negara

6Memahami tugas dan fungsi setiap kementerian negara

7Mengetahui perbedaan kewenangan pemerintah pusat dan daerah

8Mengenal batas-batas wilayah provinsi dan kabupaten/kota tempat

kalian tinggal

9Mengetahui peraturan daerah yang diberlakukan di daerah tempat tinggal

kalian

10

Mengetahui nama-nama dinas yang ada di provinsi dan

kabupaten/kota tempat kalian tinggal

11Mengetahui sumber pendapatan daerah (PAD)

wilayah kalian

12Mengetahui hari ulang tahun kabupaten/kota tempat kamu tinggal

13Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintahan

daerah

14 Membayar pajak daerah dan pusat

15Mengawasi pelaksanaan setiap kebijakan pemerintah baik pusat atau

daerah

Uji Kompetensi Bab 4

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara kesatuan. Jelaskan penerapan

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 48

Page 49: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppkonsep negara kesatuan dengan sistem desentralisasi.

2. Apakah yang dimaksud dengan otonomi daerah? Jelaskan penerapan otonomi

daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah pusat dalam penerapan otonomi

daerah pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah dalam penerapan otonomi

daerah di Indonesia.

5. Jelaskan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia.

a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

DAN KINERJA PRESENTASI

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 49

Page 50: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

Mata Pelajaran : PPKN

Kelas/Program : X/IPA/IPS

Kompetensi : __________________

No Nama Peserta didik

Observasi Kinerja PresentasiJml

SkorNilaiAkt Disl Kerjsm Prnsrt Visual Isi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. AFRISKO ADHA

MACOLA

4 4 3 4 3 3 21

2. AGRY LEOFANNY

3. ANA RANIRI UTARI

4.

5.

6.

Rubrik Penilaian Pengamatan/Observasi

No Aspek yang dinilai Rubrik Skor

1. Aktivitas Menunjukkan aktivitas yang sangat tinggi

dan memberikan makna bagi diri

sendiri/kelompok

4

Menunjukkan aktivitas yang tinggi dan

memberikan makna bagi diri

sendiri/kelompok

3

Menunjukkan aktivitas yang cukup tetapi

kurang memberikan makna bagi diri

sendiri/kelompok

2

Tidak menunjukkan aktivitas yang

memberikan makna bagi diri

sendiri/kelompok

1

2. Kerjasama Dapat bekerjasama dalam kelompok, dan

memberikan warna dalam kelompok

tersebut

4

Dapat bekerja sama dalam kelompok, dan 3

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 50

Page 51: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppcukup memberikan warna dalam kelompok

Dapat bekerja sama dalam kelompok, tetapi

kurang memberikan warna dalam kelompok

2

Tidak menunjukkan aktivitas kerjasama

dalam kelompok.

1

3. Disiplin Mengikuti seluruh kegiatan dari awal

sampai akhir dengan baik dan memberikan

warna dalam kegiatan

4

Mengikuti seluruh kegiatan dari awal

sampai akhir dengan baik membeirkan

waran dalam kegiatan

3

Mengikuti seluruh kegiatan dari awal

sampai akhir dengan baik dan membeirkan

waran dalam kegiatan

2

Mengikuti seluruh kegiatan dari awal

sampai akhir dengan baik dan membeirkan

waran dalam kegiatan

1

Rubrik Penilaian Kinerja Presentasi

No Aspek yang dinilai Rubrik Skor

1. Peran serta dalam presentasi Terlibat aktif dalam presentasi dan

memberikan makna dalam presentasi

3

Terlibat aktif dalam presentasi tetapi kurang

memberikan makna dalam presentasi

2

Tidak terlibat aktif dalam presentasi 1

2. Visualisasi dalam presentasi Bersuara jelas dan keras saat melakukan

presentasi

3

Bersuara jelas tetapi kurang keras saat

melakukan presentasi

2

Bersuara kurang jelas dan kurang keras saat

melakukan presentasi

1

3. Isi Presentasi Isi presentasi yang disampaikan lengkap

sesuai dengan materi ajar

3

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 51

Page 52: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppIsi presentasi yang disampaikan sesuai

dengan materi ajar, tetapi kurang lengkap

2

Isi presentasi yang disampaikan kurang

sesuai materi ajar dan kurang lengkap.

1

Keterangan :

3. Sangat tinggi2. Tinggi1. Kurang

PENILAIAN PRESENTASI

(hasil pengumpulan data/laporan penelitian/dll)

Tanggal /bulan/tahun : ................................................................

Nama/kelompok : ................................................................

Kelas/Smt : .................................................................

Mata Pelajaran : .................................................................

Judul Presentasi : ……………………………………………..

No

Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai

1 KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN GAGASAN

a. Ide pokok laporan

b. Keruntutan berpikir dari latar belakang, masalah,

tujuan, hasil, dan kesimpulan.

c. Penggunaan Bahasa Indonesia.

15%

2 KEMAMPUAN MENJELASKAN ISI PRESENTASI

a. Kelancaran penyampaian gagasan

b. Kejelasan metode dan prosedur kerja

15%

3 KEMAMPUAN MENUNJUKKAN ORISINALITAS

a. Bukti empirik atas argumen

b. Konsistensi argumentasi

15%

4 KEMAMPUAN MENJELASKAN INOVASI DAN 15%

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 52

Page 53: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppMANFAAT

a. Sifat kebaruan hasil karya

b. Kesesuaian antara materi penulisan dengan

penugasan dari guru

5 KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KONSEP

DALAM MENJAWAB PERTANYAAN

20%

a. Kemampuan berargumentasi, ketangguhan dan

konsistensi, berkomunikasi lisan

b. Keruntutan dalam penalaran

c. Ketepatan dalam menjawab pertanyaan

d. Akurasi uraian materi dengan kesimpulan

6 KEMAMPUAN MENJELASKAN HASIL 15%

a. Originalitas atas keaslian karya

b. Keefektifan atau pencapaian tujuan/prestasi

c. Dampak atau manfaatnya

7 SIKAP DALAM PRESENTASI 5%

a. Kerapihan

b. Kesopanan

Catatan : Skor 1-5 (1. Sangat Kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat Baik)

Nilai = bobot x skor

PENILAIAN PORTOFOLIO

(hasil pengumpulan data/laporan penelitian/dll)

Tanggal /bulan/tahun : ..............................................................................

Nama peserta didik : ...............................................................................

Kelas/Smt : ...............................................................................

Mata Pelajaran : ...............................................................................

Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar : …………………………………………………

No Komponen Portofolio Bobot Skor Nilai

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 53

Page 54: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp1 KERUNTUTAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO

a. Runtut dari tugas awal sampai akhir (lengkap)

b. Runtut berdasarkan hari, tanggal, bulan dan tahun

25%

2 KELENGKAPAN PORTOFOLIO

c. a. Lengkap setiap Kompetensi Inti dan Kompentensi

Dasar

d. b. …………………………..

25%

3 KERAPIAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO

c. Rapi dan tidak kotor

d. ………………………

25%

4 KEBERMANFAATAN PORTOFOLIO

c. Bermanfaat untuk perbaikan dimasa depan

d. ………………………..

25%

Catatan : Skor 1-5 (1. Sangat Kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat Baik)

Nilai = bobot x skor

Evaluasi Hasil1. Soal Pilihan Ganda

Evaluasi BAB ___ Buku PPKn halaman _____ no ___ sampai dengan ____

Kunci Jawaban1. ..... 6. ....2. ..... 7. ....3. ..... 8. ....4. ..... 9. ....5. ..... 10. .....

2. Soal UraianBuku PPKn halaman _____ sampai dengan ______

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 54

Page 55: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppKunci Jawaban1. _____________________________________________________________________

__2. _____________________________________________________________________

__ 3. _____________________________________________________________________

__4. _____________________________________________________________________

__5. _____________________________________________________________________

__

Evaluasi Pembelajaran (Proses) Lembar kegiatan diskusi

No

Nama Siswa

Aspek pengamatanJumlah skor

Nilai

KetKerja sama

Menkomunikasikan pendapat

Toleransi

Keaktifan

Menghargai pendapat teman

Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :4 : Baik Sekali3 : Baik2 : Cukup1 : Kurang

Nilai=∑ Skor perolehan

Skor MaksimalX 100

Kriteria Nilai :A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = < 60 : Kurang

Rubrik penilaian presentasi

No

Nama Siswa

Aspek pengamatan Jumlah skor

Nilai

Ket

Komunikasi

Sistematika penyampaian

Wawasan

Keberanian

Antusias

Gesture dan penampilan

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 55

Page 56: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :4 : Baik Sekali3 : Baik2 : Cukup1 : Kurang

Nilai=∑ Skor perolehan

Skor MaksimalX 100

Kriteria Nilai :A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = < 60 : Kurang

Format penilaian makalah

Struktur Makalah Indikator Nilai

Pendahuluan

Menunjukkan dengan tepat isi : Latar belakang masalah Rumusan masalah Tujuan penulisan

Isi

Orisinalitas makalah Ketepatan memilih kasus Ketepatan penanggulangan atas kasus

yang dipilih Struktur/logika penulisan disusun dengan

jelas sesuai dengan metode yang dipakai Bahasa yang digunakan sesuai dengan

EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggung

jawabkan (ilmiah) Menghindari sumber (akun) yang belum

dikaji secara ilmiah

Penutup

Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah

Saran relevan dengan kajian dan berisi pesan untuk peningkatan terhadap penegakkan HAM

Jumlah

Kriteria penilaian untuk masing-masing indikator :

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 56

Page 57: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppSangat sesuai 4Sesuai 3Cukup 2Kurang 1

Nilai=∑ Skor perolehan

Skor MaksimalX 100

Materi Ajar

A. HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

a. Hak asasi adalah hak dasar yang melekat pada manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan.

b. Menurut Prof. Mr. Koentjoro Poerbapranoto, hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci.

c. Menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak yang secara kodrati melekat pada setiap manusia.

d. Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.

e. Dari pengertian di atas dapat disimpulan :

1. Hak asasi manusia bersifat universal artinya berlaku dimana saja dan kapan saja, untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun.

2. Hak asasi dibutuhkan manusia untuk melindungi martabat kemanusiaannya dan digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul dan komunikasi dengan sesamanya.

3. Konsep hak asasi manusia mencakup seluruh segi kehidupan baik hak hukum, hak sosial budaya, hak ekonomi, maupun dalam pembangunan.

2. Macam-macam Hak Hak Asasi Manusia

Pandangan tentang hak asasi sangat beragam dan kontemporer antara lain dapat kita lihat kembali pada Magna Charta Bill of Right, Declaration of Human Right dan sebagainya.

a. Macam-macam hak asasi manusia menurut John Lock, Aristoteles, Montesquieu dan JJ Roussean dapat disimpulkan sebagai berikut:

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 57

Page 58: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp1. Hak kemerdekaan atas diri sendiri.

2. Hak kemerdekaan beragama.

3. Hak kemerdekaan berkumpul.

4. Hak menyatakan kebebasan warganegara dari pemenjaraan sewenang-wenang.

5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers.

b. Rumusan hak asasi manusia pada declaration des Droits del Homme et du Citoyen antara lain.

1. Manusia dilahirkan merdeka.

2. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak orang lain.

3. Manusia mempunyai hak yang sama.

4. Warga negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan dan pekerjaan umum.

5. Manusia tidak boleh ditangkap dan dituduh, selain menurut Undang-Undang.

6. Manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan.

7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.

8. Adanya kemerdekaan surat kabar.

9. Adanya kemerdekaan bersatu dan mengadakan rapat.

10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

11. Adanya kemerdekaan bekerja, berdagang dan melaksanakan kerajinan.

12. Adanya kemerdekaan rumah tangga.

13. Adanya kemerdekaan hak milik.

14. Adanya kemerdekaan lalu lintas.

15. Adanya kemerdekaan hak hidup dan mencari nafkah.

c. Rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Right) yang ditetapkan PBB tanggal 10 Desember 1948 antara lain:

1. Hak-hak sipil dan politis antara lain:

a) Hak atas hidup

b) Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 58

Page 59: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppc) Hak atas kebebasan berpikir dan mempunyai agama

d) Hak atas kebebasan berpikir dan mempunyai agama

e) Hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan

f) Hak atas kebebasan berkumpul secara damai

g) Hak untuk berserikat

2. Hak-hak ekonomi sosial dan budaya yang mencakup

a) Hak atas pekerjaan

b) Hak untuk membentuk serikat kerja

c) Hak atas pensiun

d) Hak atas kehidupan yang layak bagi diri serta keluarganya termasuk makanan, minuman, pakaian dan perumahan

e) Hak atas pendidikan

d. Secara umum hak-hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi enam macam yaitu.

1. Hak asasi pribadi (personal rights)

2. Hak asasi politik (political rights)

3. Hak asasi ekonomi (property rights)

4. Hak mendapatkan persamaan hukum dan pemerintahan (rights of legal equality)

5. Hak sosial budaya (social and cultural rights)

6. Hak mendapatkan prosedur hukum yang benar (procedural rights)

e. Hak asasi manusia dalam UUD 1945 sebelum amandemen hanya tercantum dari pasal 27 sampai dengan 34 saja antara lain:

1. Pasal 27 ayat 1 tentang hak persamaan hukum dan pemerintahan

2. Pasal 27 ayat 2 tentang hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

3. Pasal 28 tentang jaminan kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan.

4. pasal 29 ayat 2 tentang kebebasan memeluk agama dan beribadah menurut kepercayaan masing-masing.

5. Pasal 30 ayat 1, tentang hak untuk membela negara.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 59

Page 60: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp6. Pasal 31 ayat 1, tentang hak untuk mendapatkan pengajaran.

7. Pasal 32 ayat 2, tentang hak untuk mengembangkan kebudayaan.

8. Pasal 33 ayat 1, sampai dengan 3 tentang hak berekonomi.

9. Pasal 34 tentang hak sosial bagi fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

Setelah UUD 1945 diamandemen ke 4 tahun 2002 disempurnakan rincian tentang hak asasi manusia menjadi lebih banyak dan lengkap, disamping pasal-pasal terdahulu masih dipertahankan, dimunculkan pula bab baru yang berjudul Bab XA tentang Hak Asasi Manusia beserta pasal pasalnya (Pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J)

B. UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM

Beberapa langkah penegakan dan perjuangan hak asasi manusia bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia adalah sebagai berikut,

1. Sosialisasi Hak Asasi Manusia

Untuk menegakkan hak asasi manusia, langkah pertama adalah memasyarakatkan hak asasi manusia di tengah-tengah masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai dari usaha ini, antara lain sebagai berikut,

a. Agar manusia respek terhadap hak asasi manusia dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai inti hak asasi manusia.

b. Tumbuhnya kesadaran rakyat tentang hak asasi manusia.

c. Mempercepat proses demokratisasi sehingga dapat dicegah munculnya kekuasaan yang sewenang-wenang.

2. Pendidikan HAM

Dalam rangka internalisasi nilai-nilai, hak asasi manusia perlu dikembangkan dalam kehidupan manusia sejak dini, pada sekolah, kampus, dan media massa, Sebagai suatu tata nilai, hak asasi manusia untuk bisa dipahami, dihayati, dan diamalkan melalui proses yang panjang. Pembentukan sikap dan kebiasaan memerlukan interaksi dengan lingkungan di bawah pimpinan, guru, atau tokoh masyarakat.

3. Advokasi HAM

Advokasi adalah dukungan, pembelaan atau upaya, dan tindakan yang terorganisir dengan menggunakan peralatan demokrasi untuk menegakkan dan melaksanakan hukum dan kebijakan yang dapat menciptakan masyarakat yang adil da,n sederajat. Tujuan advokasi terhadap HAM adalah untuk mengubah lembaga-lembaga masyarakat dengan

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 60

Page 61: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppmenegakkan keadilan dan kesetaraan untuk memperoleh akses dari tuntutan pengambilan keputusan.

4. Kelembagaan

Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia, pemerintah membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Komisi ini dimaksudkan untuk membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia dan meningkatkan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terwujudnya pembangunan nasional.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut,

a. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai HAM, baik kepada masyarakat Indonesia maupun kepada masyarakat internasional. . I

b. Mengkaji berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang HAM dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan meratifikasinya.

c. Memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak asasi manusia serta memberikan pendapat, pertimbangan, dan saran kepada badan pemerintahan negara mengenai pelaksanaan hak asasi manusia.

d. Mengadakan kerja sama regional dan internasional dalam rangka mengajukan dan melindungi hak asasi manusia.

5. Pelestarian Budaya (Tradisi Lama)

Keberhasilan penguasaan dan pemberdayaan hak asasi manusia suatu bangsa sangat ditentukan oleh pernantapan budaya hak-hak asasi manusia dan bangsa tersebut melalui usaha-usaha secara sadar kepada seluruh anggota masyarakat. Pelaksanaan hak-hak asasi manusia di Indonesia perlu memperhitungkan nilai-nilai adat istiadat, budaya, agama, dan tradisi bangsa dengan tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan golongan.

6. Pemberdayaan Hukum

Untuk menegakkan hak asasi manusia, harus ada kesiapan struktural dan kultur politik yang lebih demokratis. Hak asasi manusia tidak mungkin dapat ditegakkan oleh pemerintahan yang represif. Eksistensi hak asasi manusia tergantung sejumlah faktor, seperti:

a. Hukum positif dan konstitusi.

b. Tingkat solidaritas politik.

c. Tingkat konsensus atas nilai-nilai tersebut.

d. Tingkat stabilitas politik.

e. Tipe sistem hukum dari pemerintah.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 61

Page 62: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppf. Tingkat perkembangan ekonomi.

g. Tingkat kepercayaan terhadap produk hukum badan-badan legislatif dan peradilan.

h. Sifat dari komunikasi internal serta faktor pendidikan dapat mendukung pembangunan hak-liak asasi manusia.

7. Pengesahan Perangkat Nasional

Untuk menegakkan dan menjamin perlindungan hak asasi manusia, perlu pengesahan perangkat-perangkat nasional hak asasi manusia. Pemerintah minimal mengesahkan piagam hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Rights) yang disahkan oleh Majelis Umurn PBB tanggal 10 Desember 1948.

Piagam ini mempunyai fungsi, antara lain:

a. Sebagai standar umum pelaksanaan hakasasi manusia untuk seluruh rakyat dan negara.

b. Sebagai kode perilaku yang dapat menjadi parameter kebijakan sebuah pemerintahan.

8. Rekonsiliasi Nasional

Cara lain yang harus ditempuh untuk menegakkan hak asasi manusia adalah dengan membentuk komisi kebenaran dan rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan undang-undang. Kornisi ini berfungsi sebagai lembaga ekstra yuridis untuk menegakkan kebenaran dengan rnengungkap penyalahgunaan kekerasan dan pelanggaran HAM di masa lampau demi kepentingan bangsa dan negara. Berdasarkan pengalaman negara lain, menurut Kardino Laksono ada tiga langkah penyelesaian pelanggaran HAM masa lampau yaitu sebagai berikut,

a. Memulihkan hak-hak korban dan keluarganya melalui proses reparasi.

b. Pertanggungjawaban hukum atas kejahatan yang dilakukan pelaku kemungkinan amnesti dengan tidak mengabaikan rasa keadilan.

c. Perlunya referensi kebijakan dari lembaga peradilan untuk memungkinkan terciptanya penegakan hukum.

C. TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PENEGAKAN

HAK ASASI MANUSIA

1. Hambatan dan tantangan utama yang sering ditemukan dalam penegakan hak asasi manusia di Indonesia antara lain,

a. Masalah ketertiban dan keamanan nasional.

b. Rendahnya kesadaran akan hak-hak asasi manusia yang dimiliki orang lain.

c. Terbatasnya perangkat hukum dan perundang-undangan yang ada.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 62

Page 63: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppd. Adanya dikotomi antara individualisme dan kolektivisme.

e. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegakan hukum, seperti polisi, jaksa, dan pengadilan.

f. Pemahaman belum merata, baik kalangan sipil maupun militer.

g. Belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep hak asasi manusia antara aliran universalisme dengan partikularisme.

2. Secara umum, hambatan dan tantangan dalam menegakkan hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut,

a. Kendala Ideologis

Salah satu hambatan dalam menegakkan HAM adalah adanya perbedaan pandangan antara ideologi sosialis dan ideologi liberalis serta pandangan negara berkembang lentang hak asasi manusia.

1) Pandangan liberalis mengenai konsepsi hak asasi manusia lebih mengutamakan penghormatan terhadap hak-hak pribadi, sipil, dan politik.

2) Pandangan sosialis lebih menonjolkan peran negara atau peran rnasyarakat sehingga kepentingan umum harus lebih dikedepankan daripada kepentingan pribadi dan golongan.

b. Kendala Teknis

Kendalateknis berupa belum diratifikasinya berbagai instrumen internasional HAM oleh negara-negara di dunia. Walaupun sudah diratifikasi, pongawasan pelaksanaan ketentuan konvensi masih tertunda-tunda serta banyaknya persyaratan yang dikemukakan negara-negara yang akan meratifikasi suatu konvensi HAM internasional.

c. Kendala Ekonomis

Ada hubungan antara. kondisi ekonomi masyarakat suatu negara yang ekonomitiya mapan dan penegakan HAM. Makin maju masyarakat, makin tinggi pula usaha menegakkan hak asasi manusia. Di negara berkembang yang ekonomis masih terbelakang, pada umumnya kurang memerhatikan HAM. Negara berkembang pada umumnya berkonsentrasi pada bagaimana meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat sehingga HAM terabaikan.

D. PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DAN

PROSEDUR PENYELESAIANNYA

1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 63

Page 64: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppMenurut UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia, yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja atau kelalaian yang melawan hukum, mengurangi, menghalangi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaiari hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

2. Macain-Macam Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Menurut Richard Falk, pelanggaran hak asasi manusia meliputi,

a. Pembunuhan besar-besaran (genosida).

b. Rasialisme resmi.

c. Terorisme resmi berskala besar.

d. Pemerintahan totaliter.

e. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan-kebutulian dasar mariusia.

f. Perusakan kualitas lingkungan.

g. Kejahatan-kejahatan perang.

Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, pelanggaran HAM meliputi:

a. Pembunuhan massal secara terencana terhadap suatu etnis tertentu (genosida)

b. Pembunuhan sewenang-wenang atau putusan di luar pengadilan (arbytrary extra yudicial killing).

c. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.

d. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic discrimination).

3. Pelaku Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pelaku yang harus bertanggung jawab terhadap pelanggar hak asasi manusia adalah sebagai berikut,

a. Setiap orang atau orang per orang

Pelaku pelanggar hak asasi manusia bisa orang perorang sehingga penanggungjawabnya adalah orang itu sendiri. Contohnya perbuatan main hakim sendiri.

b. Sekelompok orang

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 64

Page 65: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPelanggaran HAM bisa dilakukan sekelompok orang, yang terdiri dari beberapa orang, atau dilakukan oleh masyarakat.

Contoh:

1) Kasus konflik horizontal yang pernah terjadi di beberapa daerah, seperti di Ambon, Poso, kasus Sanggauledo, Tasikmalaya.

2) Pengeroyokan dan pembakaran terhadap orang yang disangka pencuri hingga tewas.

c. Pemerintah atau aparat keamanan.

Menurut undang-undang, tidak dikenal pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara, badan hukum publik, atau badan hukum perdata. Setiap pelanggaran yang bertanggung jawab adalah pelakunya, bukan institusinya.

Hal ini berarti bahwa:

1) Komandan militer dapat dimintai pertanggungjawaban terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh anak buahnya atau pasukan yang berada di bawah komandonya.

2) Seorang atasan dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas pelanggaran HAM yalig dilakukan oleh bawahannya. Hal ini bisa terjadi bilamana atasan mengetahui atau secara sadar mengabaikan informasi yang secara jelas menunjukkan bahwa bawahannya rnelakukan pelanggaran HAM berat, dan tidak mengambil tindakan apa-apa.

Contoh kasus pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah atau aparat adalah sebagai berikut,

1) Kasus Tri Sakti tanggal 12 Mei 1998 yang menewaskan 4 mahasiswa yang sedang melakukan demo untuk menurunkan Presiden Soeharto.

2) Kasus pasca jajak pendapat di Timor Timur, seperti Kasus Bumi Hangus, pembunuhan massal di Gereja Suai, dan lain-lain.

4. Bentuk-Bentuk Pelanggaran HAM Berat

Dalam rangka menegakkan HAM, telah dibentuk pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat pelanggaran HAM berat meliputi,

a. Kejahatan Geniosida, yaitu pernbunuhan secara besar-besaran, terencana terhadap suatu bangsa atau etnis, kelompok agama, dan ras dengan cara:

1) Membunuh anggota kelompok,

2) Mengakinatkam penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 65

Page 66: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp3) Menciptakaii kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan kemusnahan

fisik, baik sebagian atau seluruhnya. .

4) Melaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok.

5) Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

b. Kejahatan torhadap kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap penduduk sipil. Kejahatan kemanusiaan dapat herupa:

1) Pembunuhan.

2) Pemusnahan.

3) Perbudakan

4) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.

5) Perampasan kemerdekaan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar hukum internasional.

6) Penyiksaan

7) Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan, sterilisasi secara paksa, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual yang lain yang setara.

8) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan politik, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.

9) Penghilangan seseorang secara paksa.

10) Kejahatan apartheid.

E. BEBERAPA KETENTUAN TENTANG PENYELESAIAN

PELANGGARAN HAM

1. Ketentuan Pidana

a. Untuk pelanggaran HAM berat seperti genosida atau kejahatan kemanusiaan diberikan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama dua puluh lima tahun dan paling ringan sepuluh tahun.

b. Untuk kejahatan penyiksaan diancam hukuman maksimal 5 tahun penjara.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 66

Page 67: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppc. Untuk pelanggaran HAM berupa kekerasan seksual, penganiayaan, SARA, dan

penghinaan secara paksa diancam hukuman maksimal 20 tahun penjara dan paling ringan sepuluh tahun penjara.

2. Konsekuensi dari Peradilan HAM

Konsekuensi peradilan HAM bagi masyarakat adalah sebagai berikut,

a. Para hakim, jaksa, dan pengacara mau tidak mau harus memiliki pengetahuan dalam bidang HAM.

b. Para akadernisi di perguruan tinggi, LSM, atau masyarakat pada umumnya dituntut pemahamannya tentang HAM.

c. Setiap orang atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa HAM-nya dilanggar dapat mengajukan pengaduan lisan atau tertulis kepada Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia)

3. Perlindungan Saksi

Menurut UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM, setiap korban dan saksi dalam pelanggaran HAM berat berhak mendapatkan perlindungan fisik atau mental dari segala macam bentuk ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan fisik dari pihak mana pun juga. Perlindungan ini wajib diberikan oleh aparat penegak hukum.

4. Penangkapan dan Penahanan

Setelah mendapat laporan adanya pelanggaran HAM berat, maka dilaktikan penangkapan terhadap tersangka dengan disertai:

a. bukti permulaan cukup,

b. surat tugas,

c. surat penangkapan serta uraian singkat pelanggaran HAM yang disangkakan kepadanya.

5. Tujuan Penahanan

a Agar terdakwa tidak melarikan diri.

b. Terdakwa tidak merusak atau menghilangkan barang bukti.

c. Agar tidak mengulangi kembali pelanggaran terhadap HAM.

6. Wewenang Penyidik

a. Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan.

b. Menerima laporan dan pengaduan.

c. Melakukan pemanggilan dan meminta keterangan.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 67

Page 68: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppd. Memianggil saksi.

e. Meninjau tempat kejadian.

f. Memanggil para pihak yang terkait.

g. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa perneriksaan surat, penggeledahan, dan penyitaan serta pemeriksaan tempat.

7. Peradilan

a Setelah penyidikan selesai, maka berkas dilimpahkan ke pengadilan untuk diadakan penuntutan.

b. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus di lingkungan peradilan umum. Pengadilan HAM di daerah kabupaten wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah Pengadilan Negeri. Pengadilan yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2000, mempunyai wewenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat termasuk yang dilakukan di luar teritorial negara RI.

c. Dalam mengadili pelanggaran HAM berat, hakim yang memeriksa berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 2 hakim pengadilan HAM dan 3 orang hakim Ad hoc.

d. Apabila tidak puas terhadap putusan hakim, maka jaksa atau tersangka boleh melakukan banding, kasasi atau PK (peninjauan kernbali).

e. Selain peradilan nasional, ada juga peradilan internasional yang mengadili pelanggaran HAM berat, yakni:

1) Peradilan Ad hoc, yaitu peradilan yang didirikan khusus untuk mengadili suatu kasus tertentu sehingga setelah selesai mengadili peradilan ini dibubarkan.

2) Peradilan yang bersifat tetap, yaitu peradilan yang didiri kan berdasarkan sebuah perjanjian internasional tahun 1998 yang terkenal dengan Statuta Roma. Peradilan tersebut adalah International Criminal Court (ICC).

f. Tujuan ideal pengadilan HAM adalah untuk memelihara perdamaian dunia, menjamin HAM, serta memberi perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan perorangan ataupun masyarakat. Tujuan praktisnya adalah untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yang berat.

8. Beberapa Asas yang Dianut Pengadilan HAM menurut UU No. 26

Tahun 2000

a. Hanya mengadili pelanggaran HAM berat.

Pengadilan HAM hanya mengadili pelanggaran HAM berat, sedang kejahatan terhadap HAM bisa diadili oleh pengadilan pidana biasa.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 68

Page 69: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppb. Kejahatan universal.

Pengadilan HAM berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yanq berat, baik dilakukan di daerah teritorial RI maupun di luar.

c Genosida dan kejahatan kemanusiaan.

Menurut UU No. 26 Tahun 2000 pelanggaran HAM berat Meliputi gonosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

d. Jaksa agung sebagai penyidik dan penuntut umum.

Dalam perkara pelanggaran HAM berat, penyidik, dan penuntut umumnya adalah jaksa penuntut umum.

e Pejabat Ad hoc.

Dalam pengadilan HAM dikenal penyidik Ad hoc, penuntut umum Ad hoc, dan hakim Ad hoc.

f. Pemeriksaan banding dan kasasi limitatif

Tenggang waktu pemeriksaan banding dan kasasi dibatasi paling lama hanya dalam waktu 90 hari.

g. Perlindungan korban dan saksi.

Dalam rangka pelanggaran HAM, korban dan saksi mendapat perlindungan dan aparat keamanan.

h. Dikenai kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi korban.

Kepada korban pelanggaran HAM berat dapat diberikan kompensasi, dan rehabilitasi.

i. Ancaman hukuman diperberat.

Ancaman hukum untuk pelanggaran HAM lebih berat bila dibanding pelanggaran terhadap hukurn pidana. Untuk pelanggaran HAM, maksimal 25 dan minimal 10 tahun, sedang menurut pasal 10 KUHP ancaman hukuman paling lama adalah 20 tahun.

j . Tanggung jawab atasan dan komandan.

Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh bawahan atau pasukan yang harus bertanggungjawab adalah atasan atau komandan.

k. Retroaktif.

Pelanggaran HAM yang dilakukan sebelum UU No. 26 Tahun 2000 diadili oleh Pengadilan HAM Ad hoc. yang dibentuk oleh presiden atas usulan DPR.

l . Tidak ada kadaluwarsa.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 69

Page 70: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPerkara pelanggaran HAM tidak mengenal tenggang waktu kadaluwarsa, sehingga sewaktu waktu dapat disidik, didakwa, dan diadili.

m. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai penyidik.

Untuk pelanggaran HAM berat, penyidikan dilakukan oleh komisi nasional hak asasi manusia.

n. Kewenangan Ankum (Atasan yang berhak Menghukum) dan perwira penyerah perkara tidak ada.

Untuk kasus pelanggaran HAM, wewenang Ankum seperti diatur dalam UU No. 31 Tahun 1997 tidak berlaku.

F. KONSEKUENSI JIKA SUATU NEGARA TIDAK MENEGAKKAN HAM

Jika suatu negara tidak menegakkan hak asasi manusia akan mendapat tekanan dari dalam atau tekanan dari luar negeri.

1. Dari Dalarn Negeri

a. Demo dari warga negaranya untuk mendapatkan pprlindungan HAM

b. Pemberontakan yang dilakukan rakyat karena merasa tertindas.

c. Kekacauan dan aksi anarkis akan terjadi di mana-mana.

2. Dari Luar Negeri

a. Pemberian predikat sebagai negara yang tidak menegakkan HAM oleh negara di dunia.

b. Pengenaan sanksi ekonomi oleh negara internasional (diembargo)

c. Desakan dari negara lain untuk menegakkan HAM

d. Pemerintahan negara tersebut dapat dikucilkan dari pergaulan bangsa-bangsa di dunia.

e. Pemerintah (pelakunya) bisa diajukan ke depan Mahkamah Internasional.

Lembaga – lembaga penegak HAM di Indonesia:

a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

b. Komisi Nasional Anti kekerasan terhadap Perempian.

c. Komisi Orang Hilang.

d. Peradilan HAM.

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 70

Page 71: Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa

Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp

ppkn kelas x semester 1 Halaman: 71