muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler,...

201
NASKAH AKADEMIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2016-2021

Transcript of muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler,...

Page 1: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

NASKAH AKADEMIKPERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

TAHUN 2016-2021

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA2016

Page 2: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN............................................................................5

A. Latar Belakang...........................................................................1B. Identifikasi Masalah....................................................................6C. Tujuan dan Kegunaan Naskah Akademik...................................7D. Metode.......................................................................................7

1. Tipe Penelitian.....................................................................72. Jenis Data dan Cara Perolehannya.......................................83. Analisis Data........................................................................9

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PRAKTIK EMPIRIK..............................10A. Kajian Teoritik..........................................................................10

1. Konsep Negara Kesejahteraan...........................................112. Otonomi Daerah.................................................................123. Penataan Daerah...............................................................144. Perencanaan Pembangunan Nasional................................16

B. Kajian Praktik Penyelenggaraan, Kondisi yang Ada, dan Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat...............................18

C. Kajian terhadap Implikasi Penerapan Sistem Baru yang Akan Diatur dalam Rancangan Peraturan Daerah terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat dan Dampaknya terhadap Aspek Beban Keuangan Daerah....................................................................22

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT................................................................24A. Dasar Pembentukan Daerah....................................................24

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara......................24

B. Dasar Kewenangan Mengatur..................................................251. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah........................................................25C. Dasar Mengatur Formil.............................................................26

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.................26

2. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.......................................................27

D. Dasar Mengatur Materi Muatan................................................291. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan

...........................................................................................29

ii

Page 3: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi..................................................................31

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia..............................................................................32

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan...........................................................................................34

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak...........................................................................................35

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung..............................................................................37

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara...............................................................................38

8. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional...........................................................41

9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional................................42

10 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan jo. Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan..............................................................44

11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah............................................................45

12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.......4613. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019...................................................................................49

14. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.................................................................................50

15. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.........................................................51

17. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial..........................................................53

18. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara...............................55

19. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas...........................................................................................56

20. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.................................................................................59

21. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan...............................................................61

22. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.............62

iii

Page 4: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

23. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan...........................................................................................65

24. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan........67

25. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit...................................................................................69

26. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman................................................................70

27. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin...................................................73

28. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan...7429. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.........7630. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 jo. Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015..............................77

31. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan...........................................................................................79

32. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air...................................................................82

33. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi......................................83

34. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi...............................................84

35. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.............................................86

36. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah..........................................87

37. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal..............................................................................89

38. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan.......................................91

39. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah......94

40. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional..............................96

41. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang....................................98

43. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan......................................................99

44. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan...........................................100

iv

Page 5: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

45. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan...................................................................101

46. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan102

47. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.........................103

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS..........106A. Landasan Filosofis..................................................................106B. Landasan Sosiologis...............................................................112

1. Aspek Geografis dan Demografis.....................................1122. Aspek Kesejahteraan Masyarakat....................................1153. Aspek Pelayanan Umum..................................................1194. Aspek Daya Saing Wilayah...............................................125

C. Landasan Yuridis....................................................................126

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERATURAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA..............................................................139A. Jangkauan dan Arah Pengaturan............................................139B. Materi Muatan Perda tentang Peraturan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara....................................141

BAB VI PENUTUP..................................................................................148A. Kesimpulan............................................................................148B. Saran dan Rekomendasi........................................................148

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................149

v

Page 6: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSejak pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara melalui

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara (UU Muratara), Pemerintahan Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki wewenang untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.1 Urusan yang pelaksanaannya menjadi wewenang tersebut, termasuk dalam hal urusan perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.2 Sebagaimana dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda), bahwa pembangunan daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan urusan Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.3

Terlebih, Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah otonom baru setelah dimekarkan dari Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, sudah sewajarnya membutuhkan suatu pedoman pembangunan yang memuat seluruh aspek pembangunan yang dituangkan dalam visi, misi dan arah kebijakan.4 Dengan semakin cepatnya pengaruh yang sangat besar dari pasar global terhadap 1 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan

Kabupaten Musi Rawas Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5429).

2 Pasal 260 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

3 Pasal 258 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

4 RPJPD setidaknya memuat visi, misi, dan arah kebijakan, lihat Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

0

Page 7: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

perkembangan daerah, maka pedoman pembangunan Kabupaten Musi Rawas Utara diharapkan dapat mengakomodasi tujuan pembangunan yang tidak lain ialah untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah.5

Contoh dari urgensi rencana pembangunan dalam pencapaian tujuan pembangunan dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan (PP PPKP). Pada Pasal 15-16 diatur mengenai perencanaan pembangunan kawasan perkotaan yang tentu menjadi penting bagi Kabupaten Musi Rawas Utara dalam membenahi pembangunan kota yang menjadi lingkup wilayahnya dengan didasarkan pada kondisi, potensi, karakteristik Kabupaten Musi Rawas Utara, dan keterkaitan dengan kawasan di sekitarnya.6 Lebih lanjut pada PP PPKP dijelaskan bahwa keterkaitan pembangunan kawasan perkotaan harus memperhatikan keterpaduan pembangunan antar kawasan perkotaan dengan kawasan perkotaan lainnya serta optimalisasi peran dan fungsi masing-masing Kawasan Perkotaan.7 Relasi Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah pemekaran Kabupaten Musi Rawas akan membutuhkan sinkronisasi pembangunan perkotaan, sehingga pembangunan yang dilakukan dapat terencana dan berkelanjutan.

Tidak hanya pembangunan yang berbentuk infrastruktur, rencana pembangunan daerah selayaknya juga memuat perencanaan kependudukan. Pemuatan perencanaan kependudukan tersebut

5 Pasal 258 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

6 Lebih lanjut lihat Pasal 15-16 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004).

7 Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004).

1

Page 8: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dapat dilihat dalam Pasal 46 ayat (1)-(3) Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (UU PKPK). Ketentuan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan kependudukan dilakukan pada lingkup nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dengan periode jangka menengah dan/atau jangka panjang.8 Perencanaan kependudukan tersebut, diintegrasikan dan diimplementasikan salah satunya ke dalam sistem perencanaan pembangunan daerah dan sektoral,9 sehingga rencana pembangunan daerah akan memiliki perencanaan kependudukan yang diarahkan untuk menghasilkan rencana strategis untuk pengelolaan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk.

Dalam aspek regulasi secara holistik, rencana pembangunan pun memiliki peran yang sangat penting. Hal tersebut dapat dilihat pada peran rencana pembangunan daerah sebagai dasar atas penyusunan Prolegda Kabupaten/Kota. Sebagaimana diatur dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan jo. Pasal 43 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menjelaskan bahwa:10

Penyusunan Prolegda Kabupaten/Kota dapat juga memuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri atas:a. pembentukan, pemekaran, dan penggabungan kecamatan

atau nama lainnya; dan/atau

8 Pasal 46 ayat (1)-(3) Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080).

9 Pasal 46 ayat (4) Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080).

10 Pasal 35 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) jo. Pasal 38 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199).

2

Page 9: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

b. pembentukan, pemekaran, dan penggabungan desa atau nama lainnya.

Kabupaten Musi Rawas Utara yang sudah tentu akan membuat Program Legislasi Daerah (Prolegda) Kabupaten dalam merumuskan skala prioritas pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten, secara mutatis mutandis akan membutuhkan rencana pembangunan daerah, sehingga arah pembangunan daerah dan legislasi daerah dapat berjalan selaras.

Urgensi perumusan rencana pembangunan daerah juga dapat dilihat dalam Pasal 6 ayat (1) UU Musi Rawas Utara, dijelaskan bahwa dengan terbentuknya Kabupaten Musi Rawas Utara, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara diamanatkan untuk menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.11 Lebih lanjut, merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN), pada Pasal 3 ayat (3) menerangkan bahwa perencanaan pembangunan daerah meliputi: (a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang; (b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah ; (c) Rencana Pembangunan Tahunan.12

Dengan kata lain, ketika Undang-Undang Musi Rawas Utara yang mengamanatkan pembentukan rencana tata ruang wilayah Kabupaten sebagai konsekuensi logis dari pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara, maka Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara harus membuat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) terlebih dahulu. Kemudian setelah Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki Bupati dan Wakil Bupati secara definitif, sudah harus

11 Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5429).

12 Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

3

Page 10: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

memiliki Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan berlaku selama lima tahun periode kepemimpinan Kepala Daerah.

Tidak hanya keharmonisan secara horizontal, namun RPJMD akan menjamin keharmonisan secara vertikal dengan rencana pembangunan tingkat nasional. Sebab RPJMD sebagai rencana pembangunan suatu daerah merupakan hal yang harus diperhatikan dalam perumusan konsepsi rencana pembangunan jangka panjang daerah yang juga berpedoman pada rencana pembangunan jangka menengah nasional.

Adapun definisi RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah.13 RPJMD dibuat dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).14 Menegaskan hal tersebut, UU Pemda mengatakan bahwa Pemerintahan Daerah sesuai kewenangannya menyusun RPJMD sebagai pedoman pembangunan jangka menengah.15 Lebih lanjut, sebagaimana dijelaskan dalam UU Pemda, dalam perencanaan tersebut Pemerintahan Daerah harus menggunakan beberapa pendekatan, yaitu:16

a. Pendekatan teknokratis, yaitu menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Daerah;

b. Pendekatan partisipatif, yaitu dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan;

13 Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

14 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

15 Pasal 260 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

16 Pasal 261 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

4

Page 11: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

c. Pendekatan politis, yaitu dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD; dan

d. Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas, yaitu merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah pembangunan yang dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan, Daerah kabupaten/kota, Daerah provinsi, hingga nasional.

Selain itu, rencana pembangunan juga harus dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.17

Dapat disimpulkan kemudian, sebagai dasar hukum perencanaan yang berdimensi jangka menengah (5 tahun ke depan), RPJMD mendesak untuk dibuat guna menjadi acuan bagi penyusunan rencana daerah dengan hierarki dan skala lebih sempit seperti Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dengan demikian pembangunan di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat segera dilaksanakan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, serta meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah selayaknya tujuan pembangunan di daerah yang diamanatkan UU Pemda.

B. Identifikasi MasalahKabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah otonom baru, tidak

memiliki rencana pembangunan jangka menengah daerah sebagai pedoman pembangunan daerah. Hal ini akan berimplikasi pada kerangka pembangunan dalam lingkup daerah. Dalam lingkup daerah, rencana pembangunan jangka menengah daerah ini akan dijabarkan lebih lanjut lagi dalam RKPD. Sehingga, guna mewujudkan pembangunan yang terukur dan berkelanjutan, dibutuhkan

17 Pasal 262 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

5

Page 12: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pembentukan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara.

C. Tujuan dan Kegunaan Naskah Akademik1. Penyusunan Naskah Akademik ini bertujuan untuk memberi

rumusan, konseptualisasi, metodologi, pertimbangan dan solusi terhadap pembentukan rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Musi Rawas Utara dengan berlandaskan nilai-nilai filosofis yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, kondisi sosiologis masyarakat, dan kondisi faktual yuridis-normatif.

2. Kegunaan Naskah Akademik ini adalah sebagai acuan dan referensi penyusunan serta pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara. Dengan adanya naskah akademik ini diharapkan dapat memberi gambaran yang komprehensif berkaitan dengan kondisi yang melatarbelakangi perlunya pembentukan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara dan hubungannya dengan kerangka pembangunan dalam lingkup nasional dan daerah.

3. Berdasarkan rumusan tujuan dan kegunaan di atas maka diharapkan dapat dibentuk Rancangan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Metode 1. Tipe Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Metode ini dilakukan melalui studi pustaka yang menelaah (terutama) data sekunder, berupa Peraturan Perundang-undangan atau dokumen hukum lainnya,

6

Page 13: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

serta hasil penelitian, hasil pengkajian, dan referensi lainnya yang berkaitan. Metode yuridis normatif ini dilengkapi dengan wawancara, diskusi (focus group discussion), dan rapat dengan stakeholder terkait dalam rangka mempertajam kajian dan analisis.

2. Jenis Data dan Cara Perolehannya a. Penelitian Kepustakaan

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumen, yang sumber datanya diperoleh dari:1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang

mengikat berupa UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, peraturan perundang-undangan, serta dokumen hukum lainnya yang berkaitan dengan otonomi daerah, kerangka pembangunan nasional dan daerah secara umum, dan RPJMD secara khusus;

2) Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti dokumen penyusunan peraturan yang terkait dengan tema utama penelitian ini dan hasil-hasil pembahasan dalam berbagai media;

3) Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang seperti kamus hukum dan bahan lain di luar bidang hukum yang dipergunakan untuk melengkapi data penelitian.

b. Wawancara Untuk menunjang akurasi data sekunder yang diperoleh

melalui penelitian kepustakaan dilakukan penelitian lapangan guna memperoleh info langsung dari sumbernya (data primer). Informasi diperoleh melalui wawancara secara terstruktur dengan narasumber yang berkompeten dan representatif di antaranya Kementerian Dalam Negeri, Pejabat di lingkungan Pemerintahan

7

Page 14: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Provinsi dan Kabupaten yang terkait dengan RPJMD, dan ahli kelembagaan.

3. Analisis DataPengolahan data dilakukan secara kualitatif. Bahan-bahan

hukum tertulis yang telah terkumpul dilakukan content analysis secara sistematis dengan membuat klasifikasi muatannya dan dikomparasikan dengan informasi narasumber.

8

Page 15: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

BAB IIKAJIAN TEORITIK DAN PRAKTIK EMPIRIK

A. Kajian TeoritikDemokratisasi dan otonomi daerah memiliki keterkaitan satu

sama lain. Pemahaman demokrasi yang diwujudkan dalam otonomi daerah dilihat dari tujuan yang sama dalam membangun negara yang berlandaskan pada kebersamaan dan kesatuan.18 Demokrasi sebagaimana dikemukakan oleh Abraham Lincoln adalah government of the people, by the people, and for the people.19 Konsepsi yang sama juga ada dalam otonomi daerah yang mengedepankan peran aktif masyarakat, pemerataan dan keadilan dengan memperhatikan kondisi masing-masing daerah.20

Pada praktiknya, penyelenggaraan otonomi di berbagai daerah memiliki tantangan tersendiri, terlebih bagi Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah otonom baru. Mengingat bahwa keberadaan Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai kabupaten baru semenjak tahun 2013, terdapat berbagai kerangka dasar pembangunan pemerintahan daerah yang perlu didesain, diantaranya ialah pembentukan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

RPJMD merupakan rencana dasar penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam rangka pembangunan daerah, sehingga kebijakan RPJMD ini menjadi acuan pertama pembangunan daerah Kabupaten Musi Rawas Utara selama 5 tahun ke depan. Mengingat secara geografis wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan wilayah dengan corak fisik yang beragam sehingga masih terdapat beberapa wilayah yang sulit untuk dijangkau dan minim pelayanan

18 Hari Sabarno, 2007, Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 28.

19 Hendra Nurtjahjo, 2006, Filsafat Demokrasi, Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 57.20 Hari Sabarno, 2007, Op. cit., hlm. 78.

9

Page 16: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dasar ke masyarakat, maka RPJMD bertujuan untuk mendekatkan pelayanan publik ke masyarakat setempat. Sejatinya, pembangunan daerah bertujuan dalam rangka mendekatkan pelayanan publik untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Penguatan otonomi daerah memberikan konsekuensi logis penguatan konsepsi negara kesatuan.

1. Konsep Negara KesejahteraanPemikiran teori trias politika dari Montesquieu telah banyak

mempengaruhi perkembangan tugas pemerintah. Tugas pemerintahan negara sejak abad XVIII menjadi terbatas pada bidang eksekutif saja, sedang tugas legislatif dan yudikatif dilakukan oleh organ tersendiri. Kemudian muncul fase konsep “legal state”, yaitu negara hanya menjadi wasit dan melaksanakan berbagai keinginan masyarakat yang telah disepakati bersama. Pemerintah lebih bersifat sebagai negara penjaga malam atau penjamin keamanan yang hanya bertindak jika ada gangguan keamanan.21 Konsepsi tersebut menimbulkan kepincangan, sehingga kemudian muncul konsep negara hukum yang dinamis atau lebih dikenal welfare state, negara kesejahteraan. Dalam konsepsi tersebut, negara tak lagi sebagai penjaga malam dan tidak pasif tetapi harus secara aktif turut serta dalam kegiatan masyarakat sehingga kesejahteraan bagi semua orang tercapai. Di dalam penyelenggaraan welfare state tersebut, pemerintah diserahi bestuurzoorg, yaitu penyelenggaraan kesejahteraan umum.22

Dalam konteks Indonesia, konsep welfare state telah tersarikan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa “[...] melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa [...]”. Cita negara Indonesia yang ingin diwujudkan pendiri negara adalah suatu bangun negara kesatuan yang melindungi seluruh

21 S.F. Marbun dan Moh. Mahfud MD., 1987, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta, hlm. 43-44.

22 Ibid., hlm. 45.

10

Page 17: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

tumpah darah Indonesia. Bangun negara kesatuan tersebut pada prinsipnya lebih dekat pada kebersamaan untuk mencapai tujuan nasional dengan tetap memperhatikan perbedaan yang khas diantara daerah di Indonesia.23 Adanya berbagai perbedaan yang khas tersebut memandu pelaksanaan otonomi yang diselaraskan dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat daerah itu sendiri, sehingga kebijakan otonomi daerah terbentuk dan terlaksana atas kehendak masyarakat daerah itu sendiri.

Menilik dari dimensi kesejarahan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pembentukannya tidak diawali dengan penyatuan, apalagi penundukan terhadap daerah atau penyerahan kedaulatan daerah kepada NKRI. Akan tetapi daerah memberikan dukungan sukarela dan penuh pada pergerakan kemerdekaan nasional sehingga timbul revolusi fisik dalam mempertahankan NKRI.24 Kesukarelaan, kebersamaan dan kesatuan semua daerah memiliki kontribusi besar terhadap pembentukan negara Indonesia. oleh sebab itu, perlu dibentuk model hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang berorientasi pada terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

2. Otonomi DaerahOtonomi daerah merupakan esensi pemerintahan

desentralisasi.25 Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu autos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti undang-undang. Otonomi bermakna membuat perundang-undangan sendiri (zelfwetgeving), namun dalam perkembangannya konsepsi otonomi daerah selain mengandung zelfwetgeving, juga utamanya mencakup zelfbestuur (pemerintahan sendiri).26

23 Hari Sabarno, 2007, Op.cit., hlm. 10.24 Ibid., hlm. 11.25 Ni’matul Huda, 2009, Hukum Pemerintahan Daerah, Nusa Media, Bandung,

hlm. 31.26 M. Laica Marzuki, 2006, Berjalan-Jalan di Ranah Hukum, Buku Kesatu, Edisi

Revisi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK RI, Jakarta, hlm. 161.

11

Page 18: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Konsep pemerintahan Indonesia mendistribusikan urusan pemerintahan dari pemerintahan pusat kepada pemerintahan daerah. Distribusi urusan ini merupakan konsekuensi dari konsep otonomi daerah yang diselenggarakan di Indonesia. Otonomi daerah ialah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.27

Penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia bertujuan dalam rangka mencapai tujuan negara kesatuan republik Indonesia, sehingga penguatan otonomi daerah akan berimplikasi pada penguatan konsep negara kesatuan.

Ada tiga argumentasi mendasar yang melandasi konsep otonomi daerah memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia:28

Pertama, otonomi daerah merupakan kebijakan dan pilihan strategis dalam rangka memelihara kebersamaan nasional dimana hakikat khas daerah tetap dipertahankan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, melalui otonomi daerah, pemerintah menguatkan sektor ekonomi kepada daerah dengan memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengurus dan mengelola potensi ekonominya sendiri secara proporsional. Apabila potensi ekonomi ini menyebar secara merata dan berkelanjutan, kesatuan ekonomi nasional akan memiliki fundamental yang sangat kuat. Ketiga, otonomi daerah akan mendorong pemantapan demokrasi politik di daerah dengan landasan desentralisasi yang dijalankan secara konsisten dan proporsional.

Dengan otonomi daerah yang dipersepsikan sama sebagai bagian dari konstruksi Negara Kesatuan Republik Indonesia, penguatan fundamental kesatuan bangsa akan dimulai dari daerah sehingga integrasi nasional akan kuat terpelihara.29 Otonomi daerah 27 Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

28 Hari Sabarno, 2007, Op.cit., hlm. 11-12.29 Ibid., hlm. 15.

12

Page 19: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

tidak akan terlepas dari sistem pembagian kewenangan secara vertikal dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni tetap mempertimbangkan kepentingan nasional secara keseluruhan. Konstruksi otonomi daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tetap melibatkan daerah secara nyata dalam memproses kebijakan di tingkat nasional yang menyangkut kepentingan daerah.30

Konsekuensi dari pelimpahan wewenang ke daerah ini adalah adanya pengalokasian anggaran dari pusat ke daerah. Anggaran dari pusat masuk ke saku daerah dan menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang selanjutnya dialokasikan kembali untuk keperluan-keperluan daerah tersebut. Dalam pengelolaan keuangan daerah berlaku konsep money follows function, yang berarti perekonomian daerah akan berjalan apabila pelayanan dasar bagi daerah tersebut telah terpenuhi.

Hal itu semua dapat terwujud hanya dengan melaksanakan otonomi daerah secara proporsional sebagai suatu konstruksi dasar berbangsa dan bernegara. Otonomi daerah akan berjalan secara proporsional jika perencanaan urusan pemerintahan yang diberikan kepada daerah disusun secara terpadu dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah.

3. Penataan DaerahDalam pelaksanaan desentralisasi di Indonesia dilakukan

penataan daerah.31 Salah satu aspek dalam penataan daerah ialah pembentukan daerah.32 Menurut Bagir Manan, pembentukan daerah ini didasarkan pada 4 (empat) tuntutan:33 Pertama, adanya tuntutan 30 Ibid., hlm. 15.31 Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

32 Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

33 Bagir Manan, 1994, Op.cit., hlm. 161-167. Lihat juga Murtir Jeddawi, 2009, Pro Kontra Pemekaran Daerah (Analisis Empiris), Total Media, Yogyakarta, hlm.

13

Page 20: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

hukum. Indonesia adalah negara berdasar atas hukum (rechtsstaat) yang dicirikan adanya pembagian kekuasaan dan pemencaran kekuasaan (scheidingenspreiding van machten). Pembagian dan pemencaran tersebut sebagai upaya untuk mencegah bertumpuknya kekuasaan pada suatu pusat pemerintahan. Dengan demikian, beban pekerjaan pusat akan semakin ringan ketika dibagi dengan daerah.

Kedua, tuntutan negara kesejahteraan. Negara kesejahteraan merupakan negara hukum yang memperhatikan upaya mewujudkan kesejahteraan orang banyak. Konstitusi Indonesia telah menegaskan berbagai ketentuan yang meletakkan kewajiban pada Negara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, tuntutan demokrasi. Dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, termaktub bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat. Kerakyatan atau demokrasi menghendaki partisipasi daerah otonom yang disertai badan perwakilan sebagai wadah (yang memperluas) kesempatan rakyat berpartisipasi.

Keempat, tuntutan ke-bhinneka-an. Indonesia merupakan masyarakat pluralistik yang mempunyai sifat dan kebutuhan yang berbeda-beda untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan, keamanan, tidak mungkin memaksa keseragaman. Daerah otonom merupakan sarana yang mewadahi perbedaan tersebut dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

Terkait pemekaran daerah, Undang-Undang Pemerintahan Daerah telah menjelaskan ada dua bentuk pemekaran daerah, yaitu pemecahan daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota untuk menjadi dua atau lebih daerah baru. Selanjutnya ialah penggabungan bagian Daerah dari Daerah yang bersanding dalam 1 (satu) daerah provinsi menjadi satu daerah baru. Adapun Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan kabupaten hasil dari pemekaran daerah berupa bentuk yang pertama.

1-6.

14

Page 21: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat di samping sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat lokal.34 Oleh karena itu, penyelenggaraan pemerintahan di daerah otonom baru harus mempertimbangkan faktor-faktor yang memungkinkan daerah dapat menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan dibentuknya daerah tersebut.

4. Perencanaan Pembangunan NasionalPembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan semua

komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan nasional.35

Sebagaimana termaktub dalam Alinea IV UUD NRI Tahun 1945 bahwa tujuan negara adalah: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (2) memajukan kesejahteraan umum; (3) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.36 Guna mencapai tujuan nasional tersebut, diperlukan suatu rencana terstruktur dan terperinci terkait upaya penyelenggaraan pemerintahan, yaitu melalui sistem perencanaan pembangunan nasional yang akan menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan rencana pembangunan tahunan yang diselenggarakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Sistem perencanaan pembangunan meliputi lima pendekatan, yaitu: pendekatan politik, teknokratis, partisipatif, atas-bawah (top-

34 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

35 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

36 Alinea ke-IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

15

Page 22: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

down), dan bawah-atas (bottom-up).37 Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan oleh masing-masing calon. Oleh karena itu, rencana pembangunan merupakan agenda pembangunan yang ditawarkan pada saat kampanye.38

Pendekatan teknokratis dilaksanakan dengan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan dari tingkat pusat sampai ke daerah.39

Dalam konteks kedaerahan, rencana pembangunan tersebut disusun secara sistematis dan terpadu dengan mengacu pada kebijakan nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah. Proses penyelenggaraan perencanaan RPJMD tersebut harus dapat memberikan arahan bagi peningkatan pengembangan sosial-ekonomi dan kemampuan masyarakat, oleh karena itu diperlukan

37 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

38 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

39 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

16

Page 23: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

sinkronisasi antara rencana program/kegiatan oleh organisasi publik dengan rencana masyarakat dan pemangku kepentingan.

Mengingat Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan daerah otonom baru hasil dari pemekaran daerah, maka profesionalisme pelayanan publik daerah merupakan keniscayaan. Tanpa ada manfaat lebih dalam pelayanan publik, pemekaran daerah tidak memiliki dampak kualitatif langsung kepada masyarakat luas. Padahal, sejatinya pembentukan daerah dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, dalam penyelenggaraan pemerintahan harus diisi dengan pembangunan daerah yang mana direncanakan sesuai dengan kondisi daerah tersebut.

B. Kajian Praktik Penyelenggaraan, Kondisi yang Ada, dan Permasalahan yang Dihadapi MasyarakatRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021 adalah dokumen perencanaan jangka menengah yang memuat isi, misi, dan program Kepala Daerah dalam 5 (lima) tahun ke depan. Maka berkaitan dengan itu, RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara 2016-2021 disusun dengan memperhatikan berbagai aspek empiris, terutama permasalahan pembangunan daerah.

Masalah pembangunan daerah sebagai gap expectation antara kinerja pembangunan yang telah dicapai saat ini dengan yang direncanakan dan yang ingin dicapai di masa datang, merupakan hal penting yang perlu diidentifikasi dengan tepat. Potensi permasalahan pembangunan daerah muncul sebagai akibat dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi. Berdasarkan hasil analisis permasalahan pembangunan untuk masing-masing aspek dan urusan, maka permasalahan pembangunan daerah Kabupaten Musi Rawas Utara meliputi aspek geografi dan

17

Page 24: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Kondisi geografis Kabupaten Musi Rawas Utara yang sebagian besar berupa wilayah yang dilewati oleh berbagai sungai besar berimplikasi kepada pembentukan pusat-pusat wilayah yang terkonsentrasi di banyak titik sehingga membutuhkan penyediaan infrastruktur fisik seperti jalan ataupun fasilitas sosial ekonomi seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas ekonomi yang adil dan merata. Terkait kependudukan, permasalahan yang muncul adalah persebaran penduduk, konsentrasi penduduk masih terpusat di ibukota kabupaten, yaitu Kecamatan Rupit dan Rawas Ulu. Kondisi ini berimplikasi kepada tidak efisiennya pengembangan wilayah, terutama pengembangan simpul-simpul sosial ekonomi. Ketidakmerataan persebaran penduduk juga akan berimplikasi kepada penyediaan infrastruktur dasar seperti jaringan jalan, listrik serta penyediaan fasilitas sosial ekonomi.

Aspek kesejahteraan masyarakat erat kaitannya dengan sosial dan ekonomi. Permasalahan sosial selama kurun waktu 2008-2015 yang perlu menjadi perhatian khusus dalam pembangunan daerah di masa depan adalah rendahnya kualitas pendidikan dan derajat kesehatan penduduk, yang berakibat pada terbatasnya kemampuan untuk memanfaatkan peluang dan kesempatan kerja. Permasalahan ekonomi yang dihadapi Kabupaten Musi Rawas Utara dalam kurun waktu 2009-2015 adalah pertumbuhan ekonomi yang masih relatif rendah dan bersumber dari kegiatan ekonomi yang rentan terhadap keberlanjutan ekonomi dan lingkungan, ketidakmerataan spasial kegiatan ekonomi daerah dan relatif rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk ditandai dengan masih banyaknya keluarga pra sejahtera dan sejahtera I, serta penerimaan pendapatan asli daerah masih belum optimal karena belum maksimalnya sistem pengumpulan potensi dan adanya gap antara pentapan target dengan potensi yang dimiliki.

18

Page 25: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Aspek pelayanan umum meliputi urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pemerintahan dasar berhubungan dengan pendidikan; kesehatan; kesejahteraan umum; pekerjaan umum dan penataan ruang; perencanaan pembangunan; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; serta sosial.

Kinerja pendidikan di Kabupaten Musi Rawas Utara masih menunjukkan adanya permasalahan, seperti rendahnya tingkat pendidikan penduduk serta terbatasnya jumlah dan jangkauan sarana prasarana pendidikan.

Di bidang kesehatan, ketersediaan sarana kesehatan dasar (Puskesmas, Pustu) dan sarana kesehatan rujukan (Rumah Sakit) apabila merujuk pada rasio jumlah penduduk sudah mencukupi akan tetapi kualitasnya masih rendah serta jarak tempuh ke fasilitas kesehatan terdekat cukup jauh dan medan yang cukup sulit untuk di lalui bagi beberapa daerah. Selain itu, ketersediaan jumlah tenaga professional kesehatan yang berkompetensi di bidangnya juga menjadi permasalahan di bidang kesehatan. Sementara untuk permasalahan kesehatan masyarakat itu sendiri kualitas kesehatan ibu masih rendah dilihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI). Selain itu kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat masih sangat rendah, tercermin dari kualitas hunian dan lingungan sekitar yang belum memenuhi syarat sehat, pola makan yang buruk, serta kebiasaan buang air kecil atau besar sembarangan, dan diperparah dengan kualitas air sungai yang rendah.

Selanjutnya di bidang pekerjaan umum, Musi Rawas Utara sebagai kabupaten yang baru terbentuk memerlukan dukungan infrastruktur yang baik untuk mendukung proses pembangunan. Dengan kondisi wilayah yang cukup luas dengan kondisi geografis

19

Page 26: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

yang cukup beragam, kabupaten ini memerlukan sistem jaringan jalan yang andal agar mampu menghubungkan seluruh wilayah, kegiatan masyarakat dan layanan umum serta mampu dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah. Secara umum kondisi jaringan jalan dalam lingkup kabupaten masih kurang khususnya dari segi kualitas. Kondisi ini mengindikasikan bahwa konstruksi jalan di Kabupaten Musi Rawas Utara masih bermasalah. Akibat yang ditimbulkan adalah peningkatan biaya operasi kendaraan, waktu perjalanan semakin lama, rentan terhadap kecelakaan dan pada akhirnya berdampak pada penurunan aksesibilitas orang maupun barang. Banyak wilayah menjadi sulit untuk terjangkau, distribusi barang terhambat, keamanan wilayah pun akan menjadi terganggu. Adapun di bidang pengairan, permasalahan terletak pada kondisi Daerah Irigasi yang relatif kurang baik, baik bangunannya maupun salurannya, sehingga pemanfaatannya menjadi tidak optimal.

Di bidang perumahan, belum sepenuhnya masyarakat terlayani kebutuhan dasar perumahan seperti layanan air bersih, jaringan sanitasi, dan keterjangkauan listrik. Sebagian masyarakat masih harus memenuhi kebutuhan air bersih dengan membeli air bersih dari tangki. Juga terdapat dua kecamatan yang belum terlayani Perusahaan Air Minum (PAM) yaitu Kecamatan Nibung dan Kecamatan Ulu Rawas. Terkait sanitasi, masih terdapat beberapa masyarakat yang masih punya kebiasaan melakukan kegiatan MCK di sungai yang kualitas airnya sangat buruk. Begitu juga dengan pembuangan limbah rumah tangga dan sampah, terdapat beberapa masyarakat yang masih membuang air limbah dan sampah ke sungai. Terkait keterjangkauan listrik, terdapat satu kecamatan yang sama sekali belum terjangkau aliran listrik yaitu Kecamatan Ulu Rawas. Sementara itu, kecamatan yang sudah terjangkau 100% aliran listrik adalah Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Rupit, dan Kecamatan Karang Dapo. Untuk sebagian desa yang belum terjangkau listrik,

20

Page 27: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

mereka memanfaatkan mesin diesel sebagai sumber utama penerangan. Penggunaan diesel juga dilakukan hanya ketika malam hari saja dan tersedia bahan bakar.

Selanjutnya pada urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, problem utama di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah di bidang perhubungan yang diakibatkan oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang masih terbatas, khususnya untuk transportasi umum darat maupun transportasi penyebrangan sungai. Masalah lainnya adalah terkait jaringan komunikasi dan informasi, hampir sebagian besar desa-desa di luar Kecamatan Rupit dan Rawas Ulu belum terjangkau oleh jaringan tersebut.

Pada layanan urusan pilihan, pertanian dan pertambangan penggalian menjadi prioritas utama karena kontribusi kedua sektor tersebut dalam PDRB Musi Rawas Utara masing-masing mencapai 51% dan 24% selama tahun 2010-2014. Akan tetapi tingginya kontribusi maupun pertumbuhan kedua sektor ini tidak disertai dengan pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa perekonomian Kabupaten Musi Rawas Utara belum berkembang secara optimal karena belum maksimalnya pengembangan sektor-sektor perekonomian potensial. Penyumbang kontribusi terbesar perekonomian di Kabupaten Musi Rawas Utara yaitu sektor primer perlu diwaspadai. Sektor tersebut mempunyai tren kecenderungan negatif dan merupakan sektor rentan kerena tergantung dengan harga pasar dunia sehingga sangat berpengaruh pada stabilitas ekonomi di kabupaten.

Stabilitas ekonomi juga berpengaruh akan berpengaruh pada iklim investasi yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara. Investasi di Kabupaten Musi Rawas Utara masih cukup rendah. Walaupun adanya portensi sumber daya alam sebagai bahan baku produksi sebagai daya tarik investasi, akan tetapi masih ada faktor penengaruh lain yang diindikasikan memnyebabkan masih rendahnya investasi di

21

Page 28: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Kabupaten Musi Rawas Utara. Beberapa faktor pengaruh tersebut antara lain seperti stabilitas ekonomi dan politik yang masih fluktuatif, belum adanya kebijakan pemerintah daerah terhadap investasi, belum memadainya infrastruktur ekonomi, dan masih rendahnya tenaga kerja yang berkualitas.

C. Kajian terhadap Implikasi Penerapan Sistem Baru yang Akan Diatur dalam Rancangan Peraturan Daerah terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat dan Dampaknya terhadap Aspek Beban Keuangan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah. Di satu sisi, RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan instrumen bagi keselarasan agenda pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Musi Rawas Utara. Di sisi lainnya, RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan instrumen bagi keselarasan agenda pembangunan nasional dengan Kabupaten Musi Rawas Utara. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara 2016–2021 merupakan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan untuk melaksanakan pembangunan yang berpedoman pada RPJP Daerah serta memperhatikan RPJM Nasional.

RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara ini merupakan pedoman bagi pemerintah dan masyarakat di dalam penyelenggaraan pembangunan Musi Rawas Utara 5 tahun mendatang, menjadi acuan di dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD).

Dampak penerapan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara terhadap beban keuangan daerah adalah untuk penjabaran lebih lanjut Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara dalam menyusun RPJM Daerah mengacu pada RPJM Nasional, RPJPD Kabupaten Musi

22

Page 29: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Rawas Utara, RPJPD Provinsi Sumatera Selatan, RPJPD Kabupaten Musi Rawas sebagai kabupaten induk, serta menjadi acuan dalam proses perencanaan anggaran yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

23

Page 30: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

BAB IIIEVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN TERKAIT

A. Dasar Pembentukan Daerah1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang

Pembentukan Kabupaten Musi Rawas UtaraPembentukan sebuah kabupaten/kota baru terdiri dari dua cara,

yaitu dengan pemekaran Daerah dan penggabungan Daerah.40

Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan kabupaten baru yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas, terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan.41 Yakni Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Karang Dapo, Kecamatan Karang Jaya dan Kecamatan Ulu Rawas. Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki luas wilayah keseluruhan sebesar ±6.008,55 Km2.

Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai sebuah kabupaten baru merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pembangunan daerah dan pelayanan publik dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, sebelumnya telah dilakukan adanya pemungutan aspirasi masyarakat yang telah dituangkan ke dalam berbagai keputusan DPRD di Kabupaten Musi Rawas (kabupaten induk) serta Provinsi Sumatera Selatan.

Sebagaimana Daerah Otonom lainnya, Kabupaten Musi Rawas Utara menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara. Selain itu juga perlu. Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara perlu membentuk Rencana 40 Pasal 32 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

41 Pasal 3 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5429).

24

Page 31: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah. RPMP Daerah tersebut menjadi penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah selama 5 tahun ke depan. Selain itu RPJM Daerah juga digunakan sebagai acuan pembangunan Pemerintahan Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara secara bertahap untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

B. Dasar Kewenangan Mengatur1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan DaerahGuna mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam

pembukaan UUD 1945, salah satu landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara adalah penyelenggaraan otonomi daerah. Konsepsi Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan prinsip dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Konsepsi tersebut di satu sisi mengukuhkan keberadaan daerah sebagai bagian nasional, tetapi di sisi lain memberikan stimulan bagi masyarakat daerah untuk mengartikulasikan semua kepentingannya, termasuk masalah otonomi daerah dalam sistem hukum dan kebijakan nasional.42 Dengan demikian, penyelenggaraan pemerintahan tetap di bawah komando Pusat, dalam hal ini Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintahan.

Kekuasaan pemerintahan tersebut diuraikan dalam berbagai urusan pemerintahan, yaitu urusan absolut, urusan konkuren, dan urusan umum.43 Adapun urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah ialah urusan konkuren, yang dalam pelaksanaannya dibagi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.44 Urusan konkuren inilah yang 42 Hari Sabarno, 2008, Op.cit., hlm. 1-2.43 Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

44 Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

25

Page 32: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

kemudian menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah,45 yang terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan.

Perwujudan dari pelaksanaan urusan pemerintahan tersebut adalah terselenggaranya pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Berpijak pada kewenangan yang dimiliki oleh daerah otonom, Kabupaten Musi Rawas Utara menyusun rencana pembangunan daerah yang dirumuskan secara transparan, responsif, efektif, efisien, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.46

Perencanaan pembangunan daerah menggunakan pendekatan teknokratis, partisipatif, politik, serta atas-bawah dan bawah-atas.47

Diantara dokumen perencanaan pembangunan daerah ialah RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Oleh karenanya, setiap daerah otonom harus menetapkan Peraturan Daerah terkait RPJMD di wilayah masing-masing.

C. Dasar Mengatur Formil1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-UndanganUndang-undang ini mengatur tata cara dan sistematika

peraturan perundang-undangan bagi seluruh tingkatan pemerintah dari tingkat pusat sampai tingkat daerah (kabupaten/kota). Dalam undang-undang ini, diatur bahwa perencanaan penyusunan peraturan daerah kabupaten/kota dilakukan dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) Kabupaten/kota.48 Adapun ketentuan mengenai 45 Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

46 Pasal 262 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

47 Pasal 261 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

48 Pasal 39 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

26

Page 33: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

perencanaan penyusunan peraturan daerah kabupaten/kota disesuaikan secara mutatis mutandis dengan ketentuan mengenai perencanaan penyusunan peraturan daerah provinsi.49

Prolegda kabupaten/kota memuat program pembentukan peraturan daerah kabupaten/kota dengan judul rancangan peraturan daerah, materi yang diatur dan keterkaitannya dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Materi yang diatur dalam peraturan daerah kabupaten/kota harus telah melalui pengkajian dan penyelarasan melalui naskah akademik.50 Naskah Akademik ini memiliki fungsi mengarahkan ruang lingkup materi muatan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang akan dibentuk. Penyusunan Prolegda Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh DPRD Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Prolegda ini ditetapkan untuk jangka waktu 1 tahun berdasarkan skala prioritas pembentukan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota.51

2. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan DaerahRuang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi

tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Terkait tahapan dan

49 Pasal 40 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

50 Pasal 33 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

51 Pasal 34 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

27

Page 34: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

cara penyusunan RPJMD terdapat di lampiran III dari Permendagri a quo, yang terdiri atas: persiapan penyusunan RPJMD, Penyusunan rancangan awal RPJMD, pelaksanaan Musrenbang RPJMD, penyusunan rancangan akhir RPJMD, dan penetapan peraturan daerah tentang RPJMD. Dalam hal penyusunan naskah akademik RPJMD ini telah memasuki tahapan penyusunan rancangan akhir RPJMD.

Sebelum memasuki tahapan penyusunan rancangan akhir RPJMD telah didahului dengan penyusunan rancangan awal RPJMD, dimana penyusunan rancangan awal RPJMD merupakan salah satu dari tahapan penyusunan RPJMD yang dilakukan melalui dua tahapan yang merupakan suatu rangkaian proses yang berurutan mencakup perumusan rancangan awal RPJMD dan penyajian rancangan awal RPJMD dan penyajian rancangan awal RPJMD. 52

Dalam perumusan rancangan awal RPJMD dilakukan melalui serangkaian kegiatan. Serangkaian kegiatan tersebut yaitu: (a) pengolahan data dan informasi; (b) penelaahan RTRW kabupaten/kota dan RTRW kabupaten/kota lainnya; (c) Analisis gambaran umum kondisi daerah kabupaten/kota; (d) analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan; (e) perumusan permasalahan pembangunan daerah kabupaten/kota; (f) Penelaahan RPJMN, RPJMD provinsi, dan RPJMD kabupaten/kota lainnya; (g) analisis isu-isu strategis pembangunan jangka menengah kabupaten/kota; (h) penelaahan RPJPD kabupaten/kota; (i) perumusan penjelasan visi dan misi; (j) perumusan tujuan dan sasaran; (k) perumusan strategi dan arah kebijakan; (l) perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah kabupaten/kota; (m) penyusunan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan; (n) penetapan Indikator Kinerja Daerah; (o) pembahasan dengan SKPD kabupaten/kota; (p) pelaksanaan forum 52 Lampiran III Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517)

28

Page 35: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

konsultasi publik; (q) pembahasan dengan DPRD untuk memperoleh masukan dan saran; dan (r) Penyelarasan program prioritas dan kebutuhan pendanaan.53

Alur kegiatan dari huruf a sampai yang terakhir sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, telah dilakukan secara lengkap dalam proses penyusunan rancangan awal RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021. Selanjutnya, penyusunan rancangan awal tersebut dilanjutkan dengan perumusan rancangan akhir RPJMD. Rancangan akhir RPJMD dirumuskan berdasarkan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJMD. Penyajian rancangan akhir RPJMD disusun menurut sistematika yang telah disusun sebagaimana disajikan pada rancangan RPJMD kabupaten, dimana kertas kerja yang muncul pada tahap penyusunan rancangan akhir RPJMD sebagaimana dijelaskan pada pernyataan sebelumnya menjadi dasar perubahan materi terkait dari isi rancangan akhir RPJMD. Dengan demikian, penyusunan naskah akademik ini telah sesuai dengan aturan teknis pembentukan peraturan daerah terkait RPJMD kabupaten.

D. Dasar Mengatur Materi Muatan1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang

PengairanAir beserta sumber-sumbernya termasuk kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki manfaat serba guna, sehingga menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini, negara yang menjadi penguasa atas pengelolaannya dan harus dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pengelolaan air dan sumber-sumbernya merupakan bagian dari bidang pekerjaan umum yang 53 Lampiran III Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517)

29

Page 36: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

merupakan salah satu urusan pemerintahan yang dibagi kepada pemerintah daerah.

Wewenang negara dalam hal hak menguasai air beserta sumber-sumbernya meliputi:54

a. Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau sumber-sumber air;

b. Menyusun, mengesahkan, dan atau memberi izin berdasarkan perencanaan dan perencanaan teknis tata pengaturan air dan tata pengairan;

c. Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin peruntukan, penggunaan, penyediaan air, dan atau sumber-sumber air;

d. Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin pengusahaan air, dan atau sumber-sumber air;

e. Menentukan dan mengatur perbuatan-perbuatan hukum dan hubungan-hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum dalam persoalan air dan atau sumber-sumber air.

Air beserta sumber-sumbernya harus dilindungi serta diamankan, dipertahankan, dan dijaga kelestariannya dengan cara: (a) melakukan usaha-usaha penyelamatan tanah dan air; (b) melakukan pengamanan dan pengendalian daya rusak air terhadap sumber-sumbernya dan daerah sekitarnya; (c) melakukan pencegahan terhadap terjadinya pengotoran air, yang dapat merugikan penggunaan serta lingkungannya; serta (d) melakukan pengamanan dan perlindungan terhadap bangunan-bangunan pengairan, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.55

Menilik bahwa air beserta sumber-sumbernya merupakan kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan untuk hajat hidup manusia, penguasaannya dipegang oleh negara dan pelaksanaan wewenang penguasaannya dilimpahkan kepada Pemerintah, baik pusat maupun daerah.56 Pengelolaan atas air dan sumber-sumbernya tersebut harus

54 Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046).

55 Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046).

56 Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046).

30

Page 37: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

memperhatikan kondisi daerah setempat, termasuk menghormati hak-hak yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat setempat. Dengan demikian, kebijakan atas pengelolaan air dan sumber-sumbernya harus direncanakan sebagai sebuah sistem rencana pembangunan pengairan yang berorientasi pada kemakmuran masyarakat setempat.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang TelekomunikasiTujuan pembangunan nasional ialah mewujudkan masyarakat

adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan nasional tersebut dipengaruhi oleh globalisasi dan perkembangan teknologi telekomunikasi, yang berimplikasi pada upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, kelancaran pemerintahan, serta pemerataan pembangunan.57 Oleh karenanya, Pemerintah harus menetapkan pengaturan serta kebijakan terkait penyelenggaraan komunikasi dalam rangka mendorong kegiatan perekonomian memantapkan pertahanan dan keamanan, mencerdaskan kehidupan bangsa, memperlancar kegiatan pemerintah, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka wawasan nusantara, dan memantapkan ketahanan nasional serta meningkatkan hubungan antarbangsa.58

Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta

57 Konsideran Menimbang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).

58 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).

31

Page 38: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

meningkatkan hubungan antarbangsa.59 Penyelenggaraan telekomunikasi terdiri dari penyelenggaraan jaringan, jasa dan telekomunikasi khusus.60 Hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan telekomunikasi adalah melindungi kepentingan dan keamanan negara, mengantisipasi perkembangan global, professional dan tanggung jawab serta peran masyarakat.61

Penyelenggara jaringan telekomunikasi dan/atau jasa telekomunikasi wajib menyediakan pelayanan berdasarkan prinsip perlakuan dan pelayanan yang sama, peningkatan efisiensi dan pemenuhan standar pelayanan dan penyediaan sarana prasarana.62

Era digital menuntut informasi yang update terutama menyangkut hal darurat, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 mengatur informasi penting yang diprioritaskan untuk segera disampaikan adalah keamanan negara, keselamatan jiwa manusia dan harta benda, bencana alam, marabahaya, dan/atau wabah penyakit.63

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi ManusiaHak konstitusional warga negara yang meliputi hak asasi

manusia dan hak warga negara dijamin dalam UUD 1945 berlaku bagi setiap warga negara Indonesia. hal itu dapat dilihat dari perumusannya yang menggunakan frasa “setiap orang”, “segala warga negara”, “tiap-tiap warga negara”, atau “setiap warga negara”,

59 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).

60 Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).

61 Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).

62 Pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).

63 Pasal 20 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).

32

Page 39: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

yang menunjukkan bahwa hak konstitusional dimiliki oleh setiap individu warga negara tanpa pembedaan, baik berdasarkan suku, agama, keyakinan politik, atau jenis kelamin. Hak-hak tersebut diakui dan dijamin untuk setiap warga negara bagi laki-laki ataupun perempuan. Oleh karena itu, setiap perempuan warga negara Indonesia memiliki hak konstitusional sama dengan warga negara laki-laki.

Undang-undang a quo menegaskan perempuan memiliki hak yang sama dalam pekerjaan dan menerima upah,64 hak dalam pemerintahan,65 mendapat pendidikan,66 bahkan dinyatakan bahwa hak wanita dalam undang-undang a quo adalah hak asasi manusia.67

Perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional tersebut harus dilakukan sesuai dengan kondisi warga negara yang beragam. Realitas masyarakat Indonesia yang menunjukkan perbedaan kemampuan untuk mengakses perlindungan dan pemenuhan hak yang diberikan oleh negara, karena struktur sosial yang berkembang cenderung meminggirkannya. Oleh karenanya, diperlukan perlakuan khusus terhadap kelompok tertentu yang kurang mampu mengakses perlindungan dan pemenuhan hak tersebut. Terlebih, konstitusi telah menegaskan adanya perlakuan khusus tersebut, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 28H ayat (2), “setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”.

Salah satu kelompok warga negara yang karena kondisinya membutuhkan perlakuan khusus adalah perempuan. Pentingnya 64 Pasal 38 ayat (4) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).

65 Pasal 46 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).

66 Pasal 48 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).

67 Pasal 45 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).

33

Page 40: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

perlakuan khusus terhadap perempuan dalam rangka memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan telah diakui secara internasional. Yakni dalam Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW). Lebih lanjut, pemajuan perempuan menuju kesetaraan jender bahkan dirumuskan sebagai kebutuhan dasar pemajuan hak asasi manusia dalam Millennium Development Goals (MDGs). Konvensi CEDAW tersebut telah diratifikasi Indonesia dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984.

Dewasa ini, telah terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang telah mengakomodir beberapa ketentuan mengenai perlakuan khusus terhadap perempuan. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya perlu didukung dengan aturan pelaksana, struktur, dan budaya masyarakat. Dalam konteks daerah Kabupaten Musi Rawas Utara, persentase pemberdayaan perempuan cukup rendah.68

Peran aktif perempuan dalam pengambilan keputusan, kehidupan ekonomi, pemerintahan, dan tingkat pendidikan. Dengan demikian, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara perlu menetapkan aturan kebijakan terkait perlindungan dan pemberdayaan perempuan dalam Rancangan Perda RPJMD ini.

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang KehutananPenyelenggaraan kehutanan di Indonesia berasaskan manfaat

dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan. Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk menjamin kelestarian hutan, mengoptimalkan fungsi hutan, meningkatkan daya dukung DAS, mengembangkan kapasitas masyarakat dan menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.69

68 PSPPR UGM, 2016, RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021, Hasil Penelitian, PSPPR UGM, Yogyakarta

69 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167).

34

Page 41: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan mengatur tentang status dan fungsi hutan, Pengurusan Hutan, Perencanaan Kehutanan, Pengelolaan Hutan, Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan latihan serta Penyuluhan Kehutanan, Penyerahan Kewenangan, Masyarakat hukum adat dan peran serta masyarakat, dan penyelesaian sengketa kehutanan. Hutan berdasarkan status dibagi dua yaitu hutan Negara dan hak, penetapan status hutan ditetapkan oleh pemerintah.70 Pemerintah menetapkan terdapat 3 (tiga) fungsi pokok hutan yaitu konservasi, lindung dan produksi.71 Perubahan peruntukan dan fungsi hutan ditetapkan pemerintah dengan didasarkan kajian ilmiah, apabila perubahan hutan dapat berdampak masif dan strategis maka penetapannya dilakukan pemerintah atas persetujuan DPR.72

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan AnakAnak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan

hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. sebagai generasi penerus cita-cita bangsa, setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, serta mendapatkan perlindungan.73 Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

70 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167).

71 Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167).

72 Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167).

73 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235).

35

Page 42: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.74

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pada dasarnya telah memuat berbagai ketentuan terkait perlindungan anak, akan tetapi ketentuan tersebut belum maksimal hingga kemudian direvisi dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014. Perubahan signifikan yang diatur di dalamnya ialah terkait perlindungan anak dari kekerasan dan sanksi bagi yang melakukannya, terkait definisi anak yang menyandang disabilitas, serta kewajiban negara.

Negara, Pemerintah, dan Pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati pemenuhan Hak Anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum, urutan kelahiran, dan kondisi fisik dan/atau mental.75 Dalam konteks daerah, Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan perlindungan anak di daerah.76 Dengan demikian, setiap pemerintah daerah di Indonesia memiliki tugas untuk menetapkan kebijakan terkait penyelenggaraan anak yang dimasukkan dalam salah satu aspek pembangunan. Oleh karena itu, dalam rangka pembangunan daerah, kebijakan perlindungan anak harus ditegakkan dan dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa.

74 Pasal 3 Umum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235).

75 Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606).

76 Pasal 21 ayat (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606).

36

Page 43: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan GedungPemerintahan negara Indonesia dibentuk untuk melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam rangka mencapai tujuan negara tersebut, diselenggarakan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis. Guna terwujudnya pembangunan yang berkeadilan dan demokratis, perlu diselenggarakan bangunan gedung secara tertib dan sesuai dengan fungsinya.

Penyelenggaraan bangunan gedung merupakan kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran.77 Pengaturan bangunan gedung ini bertujuan untuk: (a) mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras lingkungannya; (b) mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan; dan (c) mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.78

Bangunan gedung memiliki fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Dimana satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.79 Fungsi bangunan

77 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaga Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4247).

78 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaga Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4247).

79 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaga Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4247).

37

Page 44: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

gedung tersebut harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam rencana tata ruang tata wilayah.80

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraIstilah keuangan negara secara formal dapat dijumpai di pasal 23

ayat (4), “hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-undang”. sedangkan ayat (5) menentukan, “untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu badan pemeriksa keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat”. Hal tersebut tidak memberikan batasan apa yang dimaksud dengan keuangan negara, sehingga menimbulkan berbagai penafsiran.

M. Yamin mengatakan, bahwa hal keuangan negara Pasal 23 ayat (4) UUD 1945 meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan dan ketentuan-ketentuan mengenai garis-garis besar kebijaksanaan moneter dan mengenai kedudukan serta tugas bank-bank ditetapkan dengan undang-undang.81

Ahmad Hamid Attamimi mencoba memberikan pengertian mengenai keuangan negara dengan mendasarkan kepada Pasal 23 UUD 1945 sebelum diamandemen. Terdapat dua pengertian, yakni keuangan negara dalam arti sempit yang hanya dihubungkan dengan ketentuan Pasal 23 ayat (1) dan ayat (5) serta penjelasannya, yakni hanya menyangkut APBN saja. Sedangkan konstruksi keuangan dalam arti luas terdapat dalam pasal 23 UUD 1945. Hamid Attamimi menjelaskan:82

80 Pasal 6 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaga Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4247).

81 M. Yamin, 1960, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jilid III, Setjen MPR RI, Jakarta, hlm. 797.

82 A. Hamid Attamimi, 1998, Keuangan Negara Lingkup Pengertiannya dan Hakikat Perundang-undangannya Menurut UUD 1945, Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta, hlm. 19. Lihat juga Muhammad Fauzan,

38

Page 45: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

keuangan negara yang pemeriksaan terhadap tanggung jawab penyelenggaraanya merupakan tugas BAPEKA dan hasil pemeriksaannya diberitahukan kepada DPR itu meliputi bukan hanya APBN yang meliputi juga APBN yang dipisahkan, baik dipisahkan kepada Pemerintah Daerah, kepada BUMN, BUMD, maupun kepada badan lainnya. Maka berdasarkan pemahaman tentang kata-kata keuangan negara dalam ayat (4) konstruksi II menarik kesimpulan: pengertian keuangan negara meliputi APBN ditambah dengan keuangan negara lainnya, baik yang berasal dari APBN maupun yang berasal dari sumber lainnya, yang pengelolaannya berada dalam tanggung jawab pemerintah di bidang keuangan negara.Kekuasaan pengelolaan keuangan negara dipegang oleh

Presiden selaku Kepala Pemerintahan.83 Dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, Presiden menyerahkan kekuasaan tersebut kepada gubernur/bupati/walikota sebagai kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintahan daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.84

Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara digunakan untuk mencapai tujuan negara,85 sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karenanya, keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.86

Di berbagai negara yang menganut asas desentralisasi, terdapat pembagian wewenang pada sektor keuangan untuk membiayai pelaksanaan urusan rumah tangga (otonomi) sebagai konsekuensi

2006, Hukum Pemerintahan Daerah, Kajian Tentang Hubungan Keuangan antara Pusat dan Daerah, UII Press, Yogyakarta, hlm. 98.

83 Pasal 6 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

84 Ibid.85 Pasal 7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

86 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

39

Page 46: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

yang timbul atas penerapan asas tersebut.87 Pemerintah daerah tidak mungkin dapat melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di daerahnya.88 Semenjak statusnya sebagai daerah otonom baru, Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara juga menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menimbulkan konsekuensi logis adanya pengalokasian anggaran dari pusat ke daerah (money follow function).

Dalam kaitannya dengan keuangan daerah, undang-undang a quo menegaskan bahwa Pemerintah mengalokasikan dana perimbangan kepada Pemerintah Daerah.89 Dalam konteks Kabupaten Musi Rawas Utara, Pemerintah mengalokasikan dana alokasi khusus sarana pemerintahan dalam dana perimbangan tersebut.90

Terdapat tiga skema dalam rangka hubungan keuangan pusat dan daerah. Pertama, dana perimbangan, yakni penerimaan negara yang dibagi antara pusat dan daera, jadi merupakan sumber pendapatan asli pusat yang dibagi dengan daerah. Kedua, dana alokasi umum yang dapat dikatakan sebagai subsidi umum, daerah bebas menentukan peruntukan sesuai rencana dan program daerah. Ketiga, dana alokasi khusus, yaitu dana yang ditetapkan dalam APBN untuk daerah tertentu dan untuk kebutuhan khusus, yaitu semacam subsidi khusus (specifiek uitkering atau specific grant).91

87 Adrian Sutedi, 2009, Implikasi Hukum atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 23.

88 S. Pamudji, 1980, Pembinaan Perkotaan di Indonesia, Tinjauan dari Aspek Administrasi Pemerintah, Ichtiar Baru, Jakarta, hlm. 34. Lihat juga Ibid., hlm. 19.

89 Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

90 Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5362).

91 Bagir Manan, 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, PSH Fakultas Hukum UII, Yogyakarta, hlm. 41.

40

Page 47: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

8. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalKonstitusi Indonesia mengamanatkan Pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam bangsa yang diatur dengan undang-undang.92 Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.93

Pendidikan diselenggarakan dengan prinsip demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.94 Kemudian, pendidikan juga diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Sebagaimana diatur dalam Pasal 11 UU a quo, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.95 Selain itu Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna

92 Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

93 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

94 Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

95 Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

41

Page 48: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.96

Pendidikan merupakan usaha agar manusia mengembangkan potensi dirinya melalui pembelajaran. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.97 Penyelenggaraan pendidikan merupakan langkah peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Dalam penyelenggaraan otonomi daerah yang notabenenya mendorong pemberdayaan masyarakat, maka pendidikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan keberdayaan sumber daya manusia di daerah setempat. Sehingga mendesain sistem pendidikan untuk diselenggarakan di Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan suatu keharusan, terlebih menilik sejarah ketertinggalan wilayahnya sebagai daerah perbatasan yang kurang mendapat akses pendidikan.

9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalPenyelenggaraan pembangunan nasional harus dilakukan secara

efektif, efisien, terstruktur dan sistematis agar lebih terarah dalam mencapai tujuan nasional. Dalam rangka pencapaian tersebut, sistem perencanaan pembangunan harus saling bersesuaian, dari tingkat

96 Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

97 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

42

Page 49: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

nasional, provinsi, sampai ke daerah kabupaten/kota. Sistem perencanaan pembangunan nasional merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan Daerah.98

Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.99 Selain itu, perencanaan pembangunan nasional harus disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan serta berdasar asas-asas umum pemerintahan yang baik.100

Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.101 Perencanaan pembangunan nasional menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan rencana pembangunan tahunan.102 Berlandaskan pada hal tersebut,

98 Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

99 Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

100 Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

101 Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

102 Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

43

Page 50: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

perencanaan pembangunan di daerah harus bersesuaian dan mengacu pada rencana pembangunan nasional. RPJM Daerah memuat visi, misi, dan program kepala daerah yang mengacu pada RPJP Kabupaten dan RPJM Nasional.103 RPJM Daerah tersebut disusun berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Jangka Menengah Daerah yang mengikutsertakan masyarakat,104

hingga kemudian ditetapkan dengan peraturan daerah.105

Dalam rangka penyusunan RPJM Daerah, setiap daerah harus mengidentifikasi berbagai permasalahan dan merumuskan kebijakan strategis di daerahnya masing-masing, sehingga RPJM Daerah bersesuaian dengan kondisi daerah tersebut.

10. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan jo. Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang PerikananPerikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.106

Terdapat dua jenis sumber produk ikan di Kabupaten Musi Rawas Utara, yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap sepenuhnya memanfaatkan sumber daya alam yang 103 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

104 Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

105 Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

106 Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073).

44

Page 51: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dihasilkan dari sungai, danau dan waduk yang ada di kabupaten ini, sedangkan untuk perikanan budidaya banyak dilakukan di kolam, keramba maupun jaring apung. Produksi perikanan di Kabupaten Musi Rawas Utara mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai dengan 2015. Pada tahun 2011, produksi perikanan tangkap dan budidaya adalah sebesar 1.806 ton dan pada tahun 2015 menurun menjadi 1.783 ton. Meskipun demikian, potensi perikanan di Kabupaten Musi Rawas Utara dapat diandalkan sebagai prime mover pembangunan. Untuk itu, tugas pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan tugas pembantuan di bidang perikanan.107

11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah DaerahPenyelenggaraan pemerintahan daerah yang berlandaskan

otonomi daerah merupakan bentuk kesadaran masyarakat sebagai pemegang hak otonomi sesungguhnya untuk mengurusi rumah tangganya berdasarkan wewenang yang telah diberikan pemerintah pusat.108 Salah satu keberhasilan suatu daerah otonom dapat dilihat dari kemampuan dalam pengelolaan keuangan daerah.109

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat di daerah didanai dari dan atas APBN, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah didanai dari dan atas APBD.110

Adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat daerah memberikan konsekuensi timbulnya perimbangan keuangan pusat

107 Pasal 65 Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073).

108 Hari Sabarno, 2008, Untaian Pemikiran Otonomi Daerah: Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 117.

109 Ibid., hlm. 143.110 Ibid.

45

Page 52: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dan daerah sebagai subsistem keuangan negara.111 perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah merupakan suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.112

Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah otonom baru diberikan dana perimbangan sebagai alokasi dana dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, yang di dalamnya diberikan dana alokasi khusus prasarana pemerintahan daerah. dana alokasi khusus merupakan dana yang bersumber dari pendapatan negara yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang JalanJalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur

penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.113 Jalan ialah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan 111 Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

112 Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

113 Konsideran Menimbang Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

46

Page 53: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

tanah, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.114 Jalan sebagai bagian dari prasarana transportasi memiliki peran penting dalam bagian ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.115 Guna memaksimalkan peranan jalan dalam kehidupan masyarakat tersebut, maka perlu diatur penyelenggaraan jalan oleh pemerintah.

Penyelenggaraan jalan berdasarkan pada asas kemanfaatan, keamanan dan keselamatan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan, keadilan, transparansi dan akuntabilitas, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, serta kebersamaan dan kemitraan.116 Secara umum, penyelenggaraan jalan meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan.117 Dalam konteks otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki wewenang untuk melaksanakan penyelenggaraan jalan.

Adapun wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa. Wewenang ini meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan.118

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer (tidak termasuk jaringan jalan nasional maupun jalan provinsi) yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam

114 Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

115 Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

116 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

117 Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

118 Pasal 16 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

47

Page 54: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

system jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.119

Sementara yang dimaksud dengan wewenang untuk mengatur jalan kabupaten dan jalan desa meliputi:120

a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan memperhatikan keserasian antardaerah dan antarkawasan;

b. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa;

c. penetapan status jalan kabupaten dan jalan desa; dand. penyusunan perencanaan jaringan jalan kabupaten dan jalan

desa.

Wewenang untuk pembinaan jalan kabupaten dan jalan desa meliputi:121

a. pemberian bimbingan, penyuluhan, serta pendidikan dan pelatihan para aparatur penyelenggara jalan kabupaten dan jalan desa;

b. pemberian izin, rekomendasi, dispensasi, dan pertimbangan pemanfaatan ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan; dan

c. pengembangan teknologi terapan di bidang jalan untuk jalan kabupaten dan jalan desa

Wewenang untuk pembangunan jalan kabupaten dan jalan desa meliputi:122

a. perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kabupaten dan jalan desa;

b. pengoperasian dan pemeliharaan jalan kabupaten dan jalan desa; dan

119 Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

120 Pasal 20 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

121 Pasal 26 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

122 Pasal 33 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

48

Page 55: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

c. pengembangan dan pengelolaan manajemen pemeliharaan jalan kabupaten dan jalan desa.

Wewenang untuk pengawasan jalan kabupaten dan jalan desa meliputi:123

a. evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa; dan

b. pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan kabupaten dan jalan desa.

13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional

menjadi bahan penyusunan dan penyesuaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) dengan memperhatikan tugas dan ungsi pemerintah daerah dalam mencapai sasaran Nasional yang termuat dalam RPJM Nasional.124 RPJM Nasional tersebut ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha).

Dalam konteks daerah perbatasan, pengembangan kawasan perbatasan negara yang selama ini dianggap sebagai pinggiran negara, diarahkan menjadi halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman.125 Untuk mempercepat pengembangan kawasan perbatasan tersebut, salah satu strategi pembangunan yang dilakukan yaitu menerapkan kebijakan khusus dan menata pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di kawasan perbatasan yang berorientasi pada kesejahteraan melalui pembinaan, monitoring

123 Pasal 38 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

124 Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015)

125 Buku I Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, hlm. 6-26.

49

Page 56: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dan evaluasi.126 Oleh karena itu, wilayah-wilayah perbatasan, termasuk diantaranya Kabupaten Musi Rawas Utara harus mengembangkan pembangunan daerah dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan.

14. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan RuangKonstitusi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia adalah

negara kepulauan yang berciri nusantara yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.127 Guna menjaga kualitas dan keberlanjutan ruang wilayah nasional, maka perlu adanya peningkatan upaya pengelolaan terhadap ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya. Peningkatan pengelolaan tersebut harus dilakukan secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kesejahteraan umum dan keadilan sosial terwujud.128 Kemudian untuk memperkukuh ketahanan nasional berdasarkan wawasan nusantara dan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan semakin besar kepada pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang, maka kewenangan tersebut perlu diatur demi menjaga keserasian dan keterpaduan antardaerah dan antara pusat dan daerah agar tidak menimbulkan kesenjangan antar daerah.129

Berpijak pada pertimbangan tersebut, penataan ruang memiliki peran penting dalam pembangunan nasional yang demokratis. Negara memiliki kewajiban menyelenggarakan penataan ruang untuk

126 Buku I Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, hlm. 6-28.

127 Pasal 25A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.128 Konsideran menimbang huruf a Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).

129 Konsideran menimbang huruf c Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).

50

Page 57: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.130 Dalam tugasnya tersebut, negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah.131 Lebih lanjut, penataan ruang merupakan salah satu urusan konkuren wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.132 Dengan demikian, pemerintah daerah wajib menyelenggarakan penataan ruang, dimana kebijakan umum terkait penataan ruang digunakan sebagai acuan RPJMD.

Dalam konteks Kabupaten Musi Rawas Utara, sebagai wilayah dengan kondisi wilayah yang beragam dan berkarakter, wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara perlu dibangun dengan mendorong peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara beriringan, serta agar dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Dengan demikian, penataan ruang yang efektif akan menunjang pembangunan di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara, baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun non infrastruktur.

15. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan SampahSeiring bertambahnya penduduk dan perubahan pola konsumsi

masyarakat, bertambah pula volume, jenis, dan karakteristik sampah. Agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungannya, sampah perlu dikelola secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir.133 Hal ini tidak lain dalam

130 Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).

131 Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).

132 Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

133 Konsideran Menimbang huruf a dan huruf c Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851).

51

Page 58: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

rangka menjamin hak yang telah dijamin konstitusi, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat dan berhak memperoleh pelayanan kesehatan.134 Dengan demikian, pemerintah wajib memberikan pelayanan publik dalam pengelolaan sampah.

Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggungjawab, asas keberlanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai ekonomi.135 Adapun tujuan dari pengelolaan sampah adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.136 Pemerintah dan Pemerintah Daerah memiliki beberapa tugas dalam rangka pengelolaan sampah, diantaranya:137

a. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah;

b. Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan sampah;

c. Memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah;

d. Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah;

e. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah;

f. Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan

g. Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki wewenang dalam hal: (a) menetapkan 134 Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.135 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851).

136 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851).

137 Pasal 6 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851).

52

Page 59: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi; (b) menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah; (c) melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain; (d) menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah; (e) melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan (f) menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.138

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki kewajiban untuk menetapkan kebijakan umum terkait pengelolaan persampahan yang harus didesain secara efektif, berwawasan lingkungan, dan terpadu guna mewujudkan lingkungan yang sehat sehingga pembangunan daerah bisa berjalan dengan seimbang.

16. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan SosialPancasila sebagai phylosopische grondslag kita serta pembukaan

UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa negara mempunyai tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. untuk mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi hak atas kebutuhan dasar warga negara demi tercapainya kesejahteraan

138 Pasal 9 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851).

53

Page 60: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

sosial, negara menyelenggarakan pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial secara terencana, terarah, dan berkelanjutan.139

Kesejahteraan sosial merupakan kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.140 Dalam hal ini, negara yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan sosial.141 Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini berdasarkan asas kesetiakawanan, keadilan, kemanfaatan, keterpaduan, kemitraan, keterbukaan, akuntabilitas, partisipasi, profesionalitas, dan keberlanjutan.142

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan: (a) meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup; (b) memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian; (c) meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial; (d) meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; (e) meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan (f) meningkatkan kualitas manajemen, penyelenggaraan kesejahteraan sosial.143

139 Konsideran menimbang huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967).

140 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967).

141 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967).

142 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967).

143 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967).

54

Page 61: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, selain peranan pemerintah, juga memerlukan partisipasi dari elemen masyarakat. Oleh karenanya, dalam rangka pembangunan daerah, penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Kabupaten Musi Rawas Utara perlu peranan masyarakat seluas-luasnya. Yaitu meliputi individu, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial, maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi terselenggaranya kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan.

17. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu BaraPengelolaan tambang mineral dan batu bara bertujuan untuk

menjamin efektivitas kegiatan usaha pertambangan, menjamin pasokan sumber energi, menumbuhkembangkan kemampuan Negara untuk bersaing di level internasional, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan menjamin kepastian hukum dalam kegiatan usaha pertambangan.144 Mineral dan batubara dikuasai oleh Negara dan dimaksudkan untuk kesejahteraan rakyat.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 mengatur penguasaan mineral dan batubara, kewenangan pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, wilayah pertambangan, usaha pertambangan, IUP, persyaratan perizinan usaha pertambangan, izin pertambangan rakyat, IUP khusus. Pemberian Izin Usaha Pertambangan dilakukan oleh bupati/walikota apabila wilayah pertambangan berada dalam satu kabupaten/kota.145 Gubernur memberikan IUP apabila wilayah pertambangan berada pada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1

144 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4).

145 Pasal 37 poin a Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4).

55

Page 62: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

(satu) provinsi dengan persetujuan bupati/walikota.146 Wilayah pertambangan yang terletak pada lintas wilayah provinsi mendapatkan IUP dari menteri dengan rekomendasi gubernur dan bupati/walikota setempat.147

18. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu LintasPenyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan harus

memperhatikan asas transparan; akuntabel; berkelanjutan; partisipatif; bermanfaat; efisien dan efektif; seimbang; terpadu; dan mandiri. Adapun tujuan dari lalu lintas dan angkutan jalan adalah: 148

a. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;

b. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan c. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi

masyarakat.

Negara memiliki tanggung jawab atas lalu lintas dan angkutan jalan serta pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Adapun yang dimaksud dengan pembinaan di sini meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan.149 Ada beberapa urusan pembinaan lalu lintas dan angkutan jalan yang masuk dalam ruang lingkup pemerintah kabupaten/kota, yaitu: 150

146 Pasal 37 poin b Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4).

147 Pasal 37 poin c Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4).

148 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

149 Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

150 Pasal 6 ayat (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

56

Page 63: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

a. Penetapan sasaran dan arah kebijakan sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kabupaten/kota yang jaringannya berada di wilayah kabupaten/kota.

b. Pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, dan izin kepada perusahaan angkutan umum di kabupaten/kota.

c. Pengawasan terhadap pelaksanaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kabupaten/kota.

Pengembangan jaringan lalu lintas dan angkutan jalan dilakukan dengan berpedoman kepada Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan kebutuhan. Adapun tingkatan Rencana Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat ditemukan dari tingkat nasional hingga kabupaten/kota.151

Pada skala kabupaten/kota, disusun secara berkala dengan mempertimbangkan kebutuhan lalu lintas dan angkutan jalan serta ruang kegiatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan. Dalam proses penyusunannya, Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan harus juga disesuaikan dengan rencana-rencana pembangunan pada tingkat yang lebih tinggi dan juga di tingkat kabupaten/kota yang terkait. Dari segi materi, Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan memuat:152

a. Prakiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan lingkup kabupaten/kota;

b. Arah dan kebijakan peranan lalu lintas dan angkutan jalan kabupaten/kota dalam keseluruhan moda transportasi;

c. Rencana lokasi dan kebutuhan simpul kabupaten/kota; dand. Rencana kebutuhan ruang lalu lintas kabupaten/kota.

Secara teknis, jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan:153

151 Pasal 14 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

152 Pasal 17 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

153 Pasal 17 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

57

Page 64: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

a. Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan; dan

b. Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan bermotor.

Dari kedua indikator di atas, jalan kemudian dikelompokkan menjadi jalan kelas I, kelas II, kelas III dan kelas khusus.154 Untuk menunjang kelancaran perpindahan orang dan/atau barang serta keterpaduan intramoda dan antarmoda di tempat tertentu, dapat dibangun dan diselenggarakan terminal. Adapun terminal yang dimaksud terdiri dari terminal penumpang dan/atau terminal barang. Terminal penumpang, menurut pelayanannya, dikelompokkan menjadi terminal Tipe A, B dan C. Kemudian, jika ada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah dan swasta, yang mempunyai kepentingan tersendiri, mereka diperbolehkan untuk membangun terminal barang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.155 Setidaknya, ada sembilan indikator dalam penentuan lokasi terminal, antara lain: 156

a. Tingkat aksesibilitas pengguna jasa angkutanb. Kesesuaian lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

c. Kesesuaian dengan rencana pengembangan dan/atau kinerja jaringan Jalan, jaringan trayek, dan jaringan lintas;

d. Kesesuaian dengan rencana pengembangan dan/atau pusat kegiatan;

e. Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain; f. Permintaan angkutan; g. Kelayakan teknis, finansial, dan ekonomi; h. Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

dan/atau i. Kelestarian lingkungan hidup.

154 Pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

155 Pasal 33, 34 dan 35 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

156 Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

58

Page 65: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

19. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan PublikKonsideran Undang-Undang a quo telah menyatakan bahwa

negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.157 Kemudian bahwa sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan pengaturan hukum yang mendukungnya.158

Pelayanan Publik dalam Undang-Undang a quo didefinisikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.159

Tujuan dari dibentuknya UU a quo adalah:160

a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;

157 Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).

158 Konsideran huruf d Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).

159 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).

160 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).

59

Page 66: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Kemudian ruang lingkup pelayanan publik yang diatur dalam Undang-Undang a quo meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.161 Ruang lingkup sebagaimana dimaksud sebelumnya meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.162

Menilik bahwa kebutuhan dasar warga negara harus dipenuhi oleh negara, maka perlu adanya peningkatan pelayanan publik agar pemenuhan kebutuhan tersebut bisa terlaksana secara efektif. Kondisi wilayah di Kabupaten Musi Rawas Utara yang kurang berkembang, perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan publik terhadap masyarakat setempat. Hal ini sesuai dengan konsep pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai kabupaten baru yang ingin mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

20. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang KetenagalistrikanListrik merupakan salah satu komponen penting dalam

pembangunan nasional. Usaha penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh pemerintah dan ditujukan untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Pembangunan tenaga listrik mempunyai tujuan untuk menjamin

161 Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).

162 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).

60

Page 67: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

ketersediaan tenaga listrik dengan kualitas baik dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.163

Vitalnya tenaga listrik untuk pembangunan nasional sehingga penyediaan tenaga listrik dikuasai negara yang dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah. Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dana untuk pembangunan tenaga listrik di kelompok masyarakat tidak mampu, daerah terpencil, perbatasan, dan belum berkembang serta perdesaan.164 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 mengatur masing-masing wewenang pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam sektor tenaga kelistrikan. Wewenang pemerintah kabupaten/kota antara lain penetapan perda di bidang ketenagalistrikan, penetapan rencana umum ketenagalistrikan kabupaten/kota, penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen dari pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik, pembinaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang ketenagalistrikan yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.165

Sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri dan/atau berasal dari luar negeri dioptimalkan untuk kepentingan nasional, selain itu sumber energi baru dan terbarukan menjadi hal utama dalam pemanfaatan sumber energi.166 Harga jual, tarif dan sewa tenaga listrik diatur dalam undang-undang untuk mencegah monopoli. Penetapan harga jual, sewa dan tarif listrik harus dikonsultasikan dengan pemerintah atau pemerintah daerah dengan

163 Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

164 Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

165 Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

166 Pasal 6 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

61

Page 68: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

mempertimbangkan semua aspek sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.167

21. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan HidupLingkungan yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap

warga negara Indonesia.168 Oleh karena itu, negara memiliki tanggung jawab dalam memenuhi hak tersebut yang kemudian dijalankan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Di sisi lain, semangat otonomi daerah menempatkan Pemerintah Daerah memiliki andil yang cukup besar dalam menyelenggarakan lingkungan yang bersih dan sehat. Bidang lingkungan hidup menjadi salah satu urusan pemerintahan konkuren wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.169

Dengan demikian, meski kedudukannya tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, bidang lingkungan hidup adalah bidang urusan pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka otonomi daerah.

Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah kabupaten/kota memiliki tugas dan berwenang: 170

a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota;b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat

kabupaten/kota;c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai RPPLH

kabupaten/kota;d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal

dan UKL-UPL;e. Menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan

emisi gas rumah kaca pada tingkat kabupaten/kota;

167 Pasal 33 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

168 Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.169 Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

170 Pasal 63 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

62

Page 69: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

f. Mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan kemitraan;

g. Mengembangkan dan menerapkan instrument lingkungan hidup;

h. memfasilitasi penyelesaian sengketa;i. melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perundang-undangan;

j. melaksanakan standard pelayanan minimal;k. melaksanakan kebijakan mengenai tata cara pengakuan

keberadaan masyarakat hokum adat, kearifan local dan hak masyarakat hokum adat yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada tingkat kabupaten/kota;

l. mengelola informasi lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota;

m. mengembangkan dan melaksanakan kebijakan system informasi lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota;

n. memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penghargaan;

o. menerbitkan izin lingkungan pada tingkat kabupaten/kota; dan

p. melakukan penegakan hokum lingkungan hidup pada tingkat kabupaten/kota.

Tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain:171

a. Melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

b. Menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia;c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan

kelestarian ekosistem;d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

lingkungan hidup;f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan

generasi masa depan;g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas

lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia;h. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara

bijaksana;i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

171 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

63

Page 70: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

j. Mengantisipasi isu lingkungan global.Dalam prosesnya, perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup meliputi beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.172

Pada tahap perencanaan, setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu inventarisasi lingkungan hidup, penetapan wilayah ekoregion dan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH).173 Adapun yang dimaksud dengan RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya, dalam kurun waktu tertentu.

Inventarisasi lingkungan hidup dilaksanakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai sumber daya alam. Adapun data dan informasi sumber daya alam yang dicari adalah potensi dan ketersediaan; jenis yang dimanfaatkan; bentuk penguasaan; pengetahuan pengelolaan; bentuk kerusakan; dan konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan.174

Data dan informasi yang didapatkan dari proses inventarisasi lingkungan hidup, seperti yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya menjadi dasar dalam penetapan wilayah ekoregion dan dilaksanakan oleh menteri setelah berkoordinasi dengan instansi terkait. Dalam penetapan wilayah ekoregion, beberapa instrumen yang perlu dipertimbangkan adalah karakteristik bentang alam; daerah aliran sungai; iklim; flora dan fauna; sosial budaya; ekonomi; dan

172 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

173 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

174 Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

64

Page 71: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

kelembagaan masyarakat.175 Setelah wilayah ekoregion ditetapkan, perlu dilakukan inventarisasi lingkungan hidup pada wilayah yang dipilih. Inventarisasi ini ditujukan untuk menentukan daya dukung dan daya tampung serta cadangan sumber daya alam.176

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara memikul tanggung jawab atas pengelolaan lingkungan di daerahnya, dan berwenang untuk membuat kebijakan terkait lingkungan hidup untuk mewujudkan kondisi lingkungan hidup yang sehat dan bersih. Terlebih, pembangunan daerah tidak akan maksimal jika lingkungan hidup di sekitar tidak menunjang aktivitas masyarakat. Oleh karenanya, dalam rancangan peraturan daerah tentang RPJMD ini perlu memasukkan kebijakan terkait lingkungan hidup di Kabupaten Musi Rawas Utara.

22. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang KesehatanKesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam

pembangunan sumber daya manusia suatu daerah. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Kesehatan merupakan investasi pembangunan SDM yang produktif secara sosial dan ekonomis.177

Konstitusi Indonesia telah menegaskan bahwa setiap orang memiliki hak memperoleh pelayanan kesehatan.178 Hak tersebut kemudian diderivasikan ke dalam Undang-Undang Kesehatan, 175 Pasal 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

176 Pasal 8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

177 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036).

178 Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

65

Page 72: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

meliputi hak memperoleh akses atas sumber daya kesehatan,179

pelayanan kesehatan yang bermutu, aman dan terjangkau, serta menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya sendiri. Selain itu, setiap orang juga berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan dan data tentang kesehatan dirinya.180 Di sisi lain, setiap orang juga memiliki kewajiban untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Kewajiban lainnya adalah menghormati hak orang lain dalam memperoleh kesehatan, berperilaku hidup sehat, menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan dan turut serta dalam program jaminan kesehatan nasional.181

Dalam rangka pelaksanaan pelayanan kesehatan, pemerintah memiliki tanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.182

Dalam konteks daerah, bidang kesehatan merupakan salah satu Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.183 Dengan demikian, pemerintah daerah bertanggung jawab meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan di daerahnya.

Pelaksanaan pembangunan sektor kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan fasilitas kesehatan. Pemerintah daerah dapat menentukan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan sekaligus

179 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036).

180 Bagian Kesatu Bab III Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036).

181 Bagian Kedua Bab III Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036).

182 Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036).

183 Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

66

Page 73: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

memberi izin operasional.184 Penentuan jumlah dan jenis fasilitas kesehatan dengan mempertimbangkan kondisi wilayah, demografi, pola penyakit, fungsi sosial dan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.185 Menilik kondisi daerah perbatasan yang kurang berkembang dibanding daerah lainnya, maka pembangunan di bidang kesehatan di daerah Kabupaten Musi Rawas Utara dibentuk kebijakan tertentu yang mengarah pada pelayanan kesehatan yang disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

23. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan BerkelanjutanTujuan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

adalah melindungi kawasan dan lahan pertanian, menjamin tersedianya lahan pertanian pangan secara berkelanjutan, mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan. Melindungi kepemilikan lahan, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan petani, mempertahankan keseimbangan ekologis, mewujudkan revitalisasi pertanian.186 Lahan Pertanian Pangan yang berkelanjutan dapat berupa lahan beririgasi, lahan reklamasi rawa pasang surut dan non pasang surut dan lahan tidak beririgasi.187

Perencanaan lahan pertanian pangan berkelanjutan didasarkan pada pertumbuhan penduduk dan kebutuhan konsumsi pangan penduduk, pertumbuhan produktivitas, kebutuhan pangan nasional, kebutuhan dan ketersediaan lahan pertanian pangan, pengembangan

184 Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036).

185 Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036).

186 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149).

187 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149).

67

Page 74: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

IPTEK dan musyawarah petani.188 Lahan pertanian pangan berkelanjutan yang sudah ada dan lahan cadangan didasarkan atas kriteria kesesuaian lahan, infrastruktur, penggunaan lahan, potensi teknis lahan dan luasan kesatuan hamparan lahan.189 Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dilakukan dengan penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan, lahan pertanian pangan berkelanjutan di dalam dan di luar kawasan pertanian pangan berkelanjutan, dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan.190

Daya dukung lahan pertanian di Kabupaten Musi Rawas Utara relatif rendah sehingga berimplikasi pada rendahnya produktivitas padi. Rendahnya produktivitas tersebut disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur pertanian maupun infrastruktur lain yang dapat mendukung peningkatan produktivitas padi.191 Disamping itu, keterbatasan infrastruktur transportasi sebagai pendukung distribusi hasil pertanian masih menjadi permasalahan yang dapat mengganggu jangkauan dan distribusi pertanian, mengingat sebagian besar wilayah di Kabupaten Musi Rawas Utara masih rendah tingkat aksesibilitas jalannya.192 Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara perlu menetapkan kebijakan perbaikan dan pengembangan pertanian pangan berkelanjutan dalam RPJMD.

24. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

188 Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149).

189 Pasal 9 ayat (5) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149).

190 Pasal 18 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149).

191 PSPPR UGM, 2016, RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021, Hasil Penelitian, PSPPR UGM, Yogyakarta

192 Ibid.

68

Page 75: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.193 Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, dan sumber daya manusia di rumah sakit, meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit, dan memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.194

Pemerintah dan pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan rumah sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat, menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit bagi fakir miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan perundang-undangan, membina dan mengawasi penyelenggaraan rumah sakit, memberikan perlindungan kepada rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan bertanggung jawab, memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian Rumah Sakit sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat bencana dan kejadian luar biasa, menyediakan sumber daya manusia yang

193 Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072).

194 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072).

69

Page 76: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dibutuhkan dan mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi dan bernilai tinggi.195

Dalam rangka pemenuhan salah satu kebutuhan dasar warga negara yaitu pelayanan kesehatan masyarakat, pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini sebagaimana termaktub dalam konstitusi, “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.196

Lebih lanjut, dalam konteks otonomi daerah, pelayanan kesehatan merupakan urusan konkuren wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, sehingga menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan merupakan keniscayaan bagi pemerintah daerah.

25. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan PermukimanDalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,

diperlukan adanya upaya pembinaan. Upaya pembinaan tersebut mencakup perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Untuk melakukan upaya pembinaan, menteri melakukan koordinasi lintas sektoral, lintas wilayah dan lintas pemangku kepentingan, baik vertikal maupun horizontal.197

Perencanaan, sebagai tahapan pertama dari upaya pembinaan perumahan dan kawasan permukiman, merupakan satu kesatuan yang utuh dari rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. Oleh karena itu, perencanaan disusun pada tingkat nasional, provinsi, atau kabupaten/kota yang dimuat dan ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka panjang, rencana

195 Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072).

196 Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.197 Pasal 6 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

70

Page 77: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pembangunan jangka menengah, dan rencana tahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.198

Penyelenggaraan rumah dan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Upaya penyelenggaraan rumah dan perumahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan/atau setiap orang untuk menjamin hak setiap warga negara untuk menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.199 Adapun yang termasuk dalam ruang lingkup penyelenggaraan perumahan adalah perencanaan, pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian.200

Perencanaan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah, sebagai bagian dari perencanaan permukiman. Perencanaan perumahan ini terdiri atas perencanaan dan perancangan rumah; dan perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan.201

Perencanaan dan perancangan perumahan rumah dilakukan untuk menciptakan rumah yang layak huni. Selain itu, perencanaan dan perancangan rumah juga ditujukan untuk mendukung upaya pemenuhan kebutuhan rumah oleh masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan tata bangunan dan lingkungan yang terstruktur.202

Adapun yang berhak melakukan perencanaan dan perancangan 198 Pasal 7 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

199 Pasal 19 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

200 Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

201 Pasal 23 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

202 Pasal 24 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

71

Page 78: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

rumah adalah orang yang memiliki keahlian di bidang perencanaan dan perancangan rumah.203 Ditentukannya orang yang berhak melakukan perencanaan dan perancangan rumah ini ditujukan agar hasil yang didapat benar-benar sesuai dengan persyaratan teknis, administratif, tata ruang dan ekologis.204

Perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan meliputi rencana penyediaan kaveling tanah untuk perumahan sebagai bagian dari permukiman dan rencana kelengkapan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan. Rencana penyediaan kaveling tanah digunakan sebagai landasan perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum. Selain itu, rencana penyediaan kaveling tanah juga dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah bagi kaveling siap bangun sesuai dengan rencana tata bangunan dan lingkungan.205’

Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang. Selain itu, penyelenggaraan kawasan permukiman juga dimaksudkan untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur serta menjamin kepastian bermukim.206 Adapun yang tercakup dalam penyelenggaraan kawasan permukiman adalah lingkungan hunian dan tempat kegiatan pendukung perikehidupan

203 Pasal 25 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

204 Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

205 Pasal 28 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

206 Pasal 56 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

72

Page 79: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dan penghidupan di perkotaan dan di perdesaan.207 Tahapan dari penyelenggaraan kawasan permukiman adalah perencanaan, pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian.208

Perencanaan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Perencanaan ini diperlukan untuk menghasilkan dokumen rencana kawasan permukiman sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan kawasan permukiman. Perencanaan kawasan permukiman ini setidaknya harus mencakup peningkatan sumber daya perkotaan atau perdesaan; mitigasi bencana; dan penyediaan atau peningkatan prasarana, sarana dan utilitas umum.209

26. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir MiskinNegara memiliki tanggung jawab untuk memajukan

kesejahteraan umum bangsa Indonesia tanpa terkecuali, termasuk diantaranya fakir miskin. Lebih lanjut, konstitusi telah menetapkan bahwa, “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”,210 yakni guna memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kemanusiaan211 dalam rangka membangun manusia seutuhnya.

Penanganan fakir miskin dilakukan melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan kearifan lokal. Dalam hal penanganan fakir miskin di wilayah tertinggal atau terpencil dilakukan melalui: (1) pengembangan ekonomi lokal bertumpu pada pemanfaatan sumber 207 Pasal 57 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

208 Pasal 63 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

209 Pasal 64 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188).

210 Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

211 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235).

73

Page 80: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

daya alam, budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal secara berkelanjutan; (2) penyediaan sumber mata pencaharian di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan kerajinan; (3) bantuan permodalan dan akses pemasaran hasil pertanian, peternakan, perikanan, dan kerajinan; (4) peningkatan pembangunan terhadap sarana dan prasarana; (5) penguatan kelembagaan dan pemerintahan; dan/atau (6) pemeliharaan, perlindungan, dan pendayagunaan sumber daya lokal.212

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan, melakukan pengawasan, pengendalian, serta mengevaluasi kebijakan dan strategi penyelenggaraan penanganan fakir miskin.213 Dengan demikian, maka kualitas sumber daya manusia di kalangan fakir miskin akan semakin berkembang dan lama kelamaan akan meningkatkan taraf hidup mereka.

Berpijak pada hal tersebut, adanya kebijakan, sarana, dan prasarana yang ditujukan dalam rangka penanganan fakir miskin merupakan salah satu tolak ukur terpenuhinya pelayanan dasar di bidang sosial. Rancangan Perda RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara ini akan selaras dengan upaya penanganan fakir miskin sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.

27. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang PanganPangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama

sehingga pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin dalam konstitusi.214 Hal ini memberikan konsekuensi 212 Pasal 24 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir

Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235).

213 Pasal 28 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235).

214 Konsideran Menimbang Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360).

74

Page 81: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

logis adanya kewajiban bagi negara untuk mewujudkan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang di tingkat nasional maupun daerah. negara dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang memikul kewajiban melaksanakan penyelenggaraan pangan, yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan.215

Dalam rangka penyelenggaraan pangan, perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu yang memperhatikan beberapa faktor, yaitu: (a) pertumbuhan dan sebaran penduduk; (b) kebutuhan konsumsi pangan dan gizi; (c) daya dukung sumber daya alam, teknologi, dan kelestarian lingkungan; (d) pengembangan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pangan; (e) kebutuhan sarana dan prasarana penyelenggaraan pangan; (f) potensi pangan dan budaya lokal; (g) rencana tata ruang dan wilayah; dan (h) rencana pembangunan nasional dan daerah.216 Perencanaan pangan tersebut harus terintegrasi dalam rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.217 Oleh karenanya, dalam penyusunan rencana pembangunan daerah perlu memasukkan perencanaan pangan guna mewujudkan pemenuhan pangan yang adil, merata, dan berkelanjutan.

Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam menyusun perencanaan pangan harus melibatkan peran masyarakat,218 hal ini tidak lain agar perencanaan pangan tepat sasaran. Perencanaan 215 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360).

216 Pasal 7 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360).

217 Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360).

218 Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360).

75

Page 82: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pangan tersebut ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka panjang, menengah, dan tahunan baik di tingkat pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.219 Dengan demikian, dalam RPJM di setiap Daerah harus melingkupi perencanaan pangan masing-masing daerah.

Dalam konteks Kabupaten Musi Rawas Utara, Pemerintah Daerah akan mengoptimalkan kuantitas dan kualitas produksi komoditas unggulan sektor pertanian dan meningkatkan pengolahan produk hilir komoditas unggulan sektor pertanian,220 hal tersebut mewujudkan sektor pertanian sebagai komoditi unggulan yang dapat dihilirisasi dan sebagai usaha memenuhi kebutuhan pangan.

28. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang DesaDalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah

berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis.221

Kondisi desa di berbagai tempat di wilayah Indonesia masih sangat minim dalam kemampuan mengakses pelayanan publik, terlebih desa di wilayah perbatasan. Padahal, tujuan pembangunan nasional ialah menuju masyarakat yang adil dan demokratis, makmur, dan sejahtera. Ketidakmampuan akses masyarakat di desa akan menghambat pembangunan daerah yang berimplikasi terhadap pembangunan nasional.

Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara yang juga di dalamnya mencakup desa, perlu memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi daerah dan masyarakat setempat dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah. Kondisi geografis di Kabupaten

219 Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360).

220 PSPPR UGM, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021, Bab VII, PSPPR UGM, Yogyakarta, hlm. 11-12.

221 Konsideran Menimbang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495).

76

Page 83: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Musi Rawas Utara menyebabkan kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan, listrik, dan air. Minimnya akses informasi dan akses terhadap pelayanan publik perlu dibenahi. Sebagaimana amanat Undang-Undang Desa yang menegaskan bahwa Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi desa, yang wajib dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.222

Sistem informasi desa tersebut meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia.223

29. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa wilayah di

Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan wilayah perbatasan. Dalam hal keuangan, Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 sejatinya telah memberikan pengaturan mengenai pendanaan yang ditujukan kepada kabupaten/kota daerah tertinggal dan perbatasan. Kabupaten/kota daerah tertinggal dan perbatasan yang memiliki kemampuan keuangan yang relatif rendah mendapatkan pendanaan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tambahan sebagai bentuk kebijakan afirmasi dari pemerintah pusat.224 Pendanaan tersebut meliputi infrastruktur transportasi, infrastruktur irigasi, dan infrastruktur sanitasi dan air minum.225 Selain itu, terhadap daerah tertinggal dan perbatasan terdapat pengaturan pendanaan berupa dana 222 Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495).

223 Pasal 86 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495).

224 Pasal 10 ayat (7) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5593).

225 Pasal 10 ayat (7) huruf a, huruf b, dan huruf c Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5593).

77

Page 84: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pendamping untuk DAK tambahan yang ditetapkan berdasarkan kemampuan keuangan masing-masing daerah.226

Setelah mengalami perubahan yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015, terdapat peningkatan penganggaran DAK tambahan untuk kabupaten/kota daerah tertinggal dan perbatasan jika dibandingkan pengaturan di dalam undang-undang sebelumnya. Peningkatan ini dilakukan oleh pemerintah berdasarkan perubahan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 yang berakibat pada perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal antara lain berupa pengalihan alokasi belanja subsidi ke belanja yang lebih produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015.227

Lebih lanjut, besaran alokasi DAK tambahan untuk kabupaten/kota daerah tertinggal dan perbatasan dihitung berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.228 Di samping itu, undang-undang pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara telah menegaskan bahwa ada DAK berupa prasarana pemerintahan dalam dana perimbangan. Dana tersebut memang dikhususkan bagi Daerah Otonom Baru (DOB), sehingga sebagai DOB, Kabupaten Musi Rawas Utara mendapatkan alokasi DAK Prasarana Pemerintahan Daerah tersebut. dengan demikian, Kabupaten Musi Rawas Utara mendapatkan DAK Khusus tambahan dan DAK Prasarana Pemerintahan Daerah.

226 Pasal 10 ayat (8) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5593).

227 Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5669).

228 Penjelasan Pasal 6 ayat (2) huruf b angka 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5669).

78

Page 85: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

30. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang PerkebunanUndang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan negara, meningkatkan penerimaan devisa negara, menyediakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri, dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.229 Ruang lingkup Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan meliputi perencanaan perkebunan, penggunaan tanah, pemberdayaan dan pengelolaan usaha, pengolahan dan pemasaran hasil, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, pembiayaan dan pembinaan dan pengawasan.230

Perencanaan perkebunan yang merupakan salah satu aspek yang diatur oleh peraturan perundangan ini harus dilakukan berdasarkan rencana tata ruang wilayah.231 Berdasarkan definisi perencanaan perkebunan yang disebutkan dalam peraturan perundangan ini, perencanaan perkebunan adalah perencanaan makro baik nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.232 Hal tersebut menjelaskan bahwa segala bentuk rencana kebijakan perkebunan nasional, provinsi, kabupaten/kota harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Perencanaan perkebunan sendiri meliputi wilayah, tanaman perkebunan, sumber daya manusia, kelembagaan, keterkaitan hulu 229 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

230 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

231 Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

232 Lihat penjelasan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

79

Page 86: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dan hilir, sarana-prasarana dan pembiayaan.233 Penentuan wilayah yang merupakan bagian perencanaan perkebunan harus memperhatikan kesesuaian lahan.234 Dalam rangka melindungi fungsi lingkungan hidup, setiap pelaku usaha perkebunan wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah kerusakan.235

Syarat wajib yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan kepada perusahaan perkebunan sebelum memperoleh izin usaha perkebunan adalah sebagai berikut:236

1. Membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup;

2. Memiliki analisis dan manajemen risiko bagi yang menggunakan hasil rekayasa genetik.

3. Membuat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan sarana, prasarana dan sistem tanggap darurat yang memadai untuk menanggulangi terjadinya kebakaran dalam pembukaan dan/atau pengolahan lahan.

Dalam rangka memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah dan menanggulangi kerusakan lingkungan hidup setelah memperoleh izin usaha perkebunan, perusahaan perkebunan wajib untuk menerapkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup dan/atau analisis dan manajemen risiko lingkungan hidup serta memantau penerapannya.237 Bagi perusahaan yang tidak

233 Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

234 Lihat penjelasan pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

235 Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

236 Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

237 Pasal 25 ayat (3) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

80

Page 87: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

memenuhi syarat-syarat sebagaimana tersebut di atas maka akan ditolak izin usaha perkebunanannya238 atau dicabut izin usahanya.239

Selain itu dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan juga disebutkan bahwa pelaku usaha perkebunan dilarang membuka atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup.240 Sanksi yang ditetapkan oleh Undang-Undang ini bagi pelaku usaha perkebunan yang sengaja membuka lahan dengan cara pembakaran adalah ancaman pidana penjara selama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah.)241

Jika tindak pidana tersebut mengakibatkan kematian orang maka ancaman pidana yang diberikan adalah pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).242

Pembukaan lahan dengan cara membakar lahan yang dilakukan dengan tidak sengaja dan mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup juga mendapat hukuman pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).243 Jika tindak pidana tersebut mengakibatkan kematian/luka berat orang maka pelaku diancam

238 Pasal 25 ayat (4) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

239 Pasal 25 ayat (5) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

240 Pasal 26 Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

241 Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

242 Pasal 48 ayat (2) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

243 Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

81

Page 88: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).244

31. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan AirPeraturan Pemerintah a quo mengatur terkait kesatuan wilayah

tata pengairan ditetapkan berdasarkan wilayah sungai. Wilayah sungai merupakan dua daerah pengaliran sungai atau lebih yang secara alamiah atau buatan berhubungan satu sama lain.245 Wilayah sungai yang berada dalam suatu daerah dilimpahkan dalam tugas pembantuan ke Pemerintah daerah sedangkan wilayah sungai yang berada pada lebih satu daerah menjadi kewenangan menteri.246 Air bawah tanah, mata air panas sebagai sumber mineral dan sumber tenaga menjadi wewenang menteri di bidang pertambangan.247 Air untuk keperluan minum merupakan prioritas utama di atas segala keperluan lain.248 Penggunaan air untuk keperluan usaha perkotaan, pertanian, ketenagaan, industri, pertambangan dan keperluan lainnya wajib memperoleh izin.249 Pemerintah pusat maupun daerah atau lembaga dan badan hukum tertentu bertanggung jawab terhadap pengendalian daya rusak air terhadap sumber air serta lingkungannya.250 Masyarakat dilarang melaksanakan kegiatan yang 244 Pasal 49 ayat (2) Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014

tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

245 Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 304637, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225).

246 Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 3046, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046).

247 Pasal 6 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 3046, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046).

248 Pasal 13 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 3046, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046).

249 Pasal 19 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 3046, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046).

250 Pasal 31 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 3046,

82

Page 89: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

akan mengakibatkan kerusakan terhadap kelangsungan fungsi air dan/atau sumber air.251 Dalam konteks Kabupaten Musi Rawas Utara, terdapat sungai-sungai yang cukup lebar sehingga bisa dimanfaatkan untuk sarana transportasi.

32. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan TelekomunikasiPeraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 merupakan

penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib membangun dan menyediakan jaringan telekomunikasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta mengikuti rencana dasar teknis.252 Penyelenggaraan jaringan terdiri dari jaringan tetap dan bergerak, jaringan tetap terdiri dari jaringan tetap local, SLJJ, sambungan internasional dan tertutup. Jaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit.253

Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah dan multimedia. Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib menyediakan fasilitas telekomunikasi dan memberikan pelayanan yang sama serta mengikuti ketentuan teknis dalam Rencana Dasar Teknis.254 Peraturan pemerintah ini juga mengatur penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara. Pembinaan penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046).251 Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata

Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 3046, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046).

252 Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Komunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980).

253 Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Komunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980).

254 Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Komunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980).

83

Page 90: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pertahanan negara dilaksanakan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang pertahanan, sedangkan untuk keamanan negara dilaksanakan oleh Kepolisian RI.255

33. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan GiziKetahanan pangan dan gizi ialah kondisi terpenuhinya kebutuhan

pangan dan gizi bagi negara sampai dengan perorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, memenuhi kecukupan gizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk mewujudkan status gizi yang baik agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.256 Dalam rangka mencapai ketahanan pangan dan gizi tersebut, maka diperlukan adanya cadangan pangan, penganekaragaman pangan dan perbaikan gizi masyarakat, penanggulangan krisis pangan, distribusi pangan, perdagangan pangan, dan bantuan pangan. Selain itu, agar mencapai ketahanan pangan dan gizi yang sesuai diharapkan, perlu adanya pengawasan dari negara dan juga melibatkan peran serta masyarakat.257

Sistem ketahanan pangan meliputi tiga subsistem, yaitu: (a) ketersediaan pangan dengan sumber utama penyediaan dari produksi dalam negeri dan cadangan pangan; (b) keterjangkauan pangan oleh seluruh masyarakat, baik secara fisik maupun ekonomi; dan (c) pemanfaatan pangan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan

255 Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Komunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980).

256 Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

257 Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

84

Page 91: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dan gizi, termasuk pengembangan keamanan pangan.258 Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan dan gizi tersebut, maka Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya melaksanakan penyelenggaraan ketiga subsistem tersebut.

Strategi dari pemerintah daerah Kabupaten Musi Rawas Utara dalam pencapaian ketahanan pangan dan gizi salah satunya yaitu penganekaragaman jenis komoditas unggulan sektor pertanian. 259

Penganekaragaman juga merupakan salah satu upaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan berbasis potensi sumber daya lokal.260 Oleh karenanya, setiap Pemerintah Daerah melakukan penganekaragaman pangan.

Dalam hal keterjangkauan pangan, ditentukan oleh kinerja distribusi pangan, perdagangan pangan, dan bantuan pangan.261

Distribusi pangan dilakukan melalui pengembangan sistem distribusi pangan yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara efektif dan efisien.262 Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya bertanggung jawab terhadap distribusi pangan.263 Selain itu, Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan bantuan pangan kepada masyarakat miskin dan masyarakat yang mengalami rawan pangan dan gizi.264

258 Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

259 PSPPR UGM, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021, Bab VII, PSPPR UGM, Yogyakarta, hlm. 11-12.

260 Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

261 Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

262 Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

263 Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

264 Pasal 69 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

85

Page 92: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Terkait dengan peningkatan kualitas dan keamanan pangan diperlukan adanya sistem informasi pangan dan gizi yang terintegrasi,265 yaitu sistem yang mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penyimpanan, penyajian, penyebaran data dan informasi, dan penggunaan informasi tentang pangan dan gizi.266 Sistem informasi pangan dan gizi tersebut dibangun, disusun, dan dikembangkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.267

Sebagai Daerah Otonom, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara harus melaksanakan program untuk mencapai ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pangan sesuai dengan kewenangannya.

34. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional PendidikanStandar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.268 Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, proses, kompetensi kelulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan serta penilaian pendidikan.269

Keseluruhan standar tersebut digunakan sebagai indikator untuk 265 Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang

Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

266 Pasal 1 angka 19 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

267 Pasal 75 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680).

268 Pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 449)

269 Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 449).

86

Page 93: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang dilakukan dengan cara evaluasi, akreditasi dan sertifikasi.270

Dalam rangka pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar nasional pendidikan, dengan Peraturan Pemerintah ini dibentuk Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).271

Anggota BSNP terdiri atas ahli-ahli di bidang psikometri, evaluasi pendidikan, kurikulum, dan manajemen pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk peningkatan mutu pendidikan.272 Dalam menjalankan tugasnya, BSNP didukung dan berkoordinasi dengan Departemen dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di provinsi/kabupaten/kota.273

35. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan DaerahKeuangan daerah ialah semua hak dan kewajiban daerah dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.274

Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

270 Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 449).

271 Pasal 73 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 449).

272 Pasal 74 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 449).

273 Pasal 77 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 449).

274 Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4568).

87

Page 94: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.275 Adapun pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah berada pada Kepala Daerah selaku kepala pemerintahan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi dan diwujudkan dalam APBD.276 APBD tersebut disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Mengingat penyelenggaraan urusan pemerintahan memerlukan dana, maka APBD inilah yang menjadi instrumen jaminan terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah.

Peraturan pemerintah a quo menegaskan keterkaitan antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) oleh Pemerintah Daerah.277 Hal ini bertujuan agar berbagai kebijakan pemerintah sinkron dan tidak menimbulkan tumpang tindih pelaksanaan program dan kegiatan oleh pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Pembangunan daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara yang notabene akan memaksimalkan potensi daerah, yang kemudian bisa menghasilkan pendapatan daerah. Dana yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat.278

Sementara itu, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah secara rinci ditetapkan di masing-masing daerah, dalam 275 Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4568).

276 Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4568).

277 Penjelasan umum Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4568).

278 Penjelasan umum Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4568).

88

Page 95: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

wadah peraturan daerah.279 RPJMD dijadikan acuan dalam penyusunan renstra SKPD. Selian itu RPJMD juga akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Penyusunan RKPD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangka waktu satu tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Kepala daerah kemudian menyusun rancangan kebijakan umum APBD berpedoman pada pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahun280

36. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan MinimalStandar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan ketentuan tentang

jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.281 Urusan wajib tersebut ialah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan kepada Daerah untuk perlindungan hak konstitusional, kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, serta ketenteraman dan ketertiban umum dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

279 Pasal 151 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4568).

280 Pasal 31-34 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4568).

281 Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585).

89

Page 96: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional.282

SPM disusun sebagai alat untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib.283 Peraturan Pemerintah a quo merupakan peraturan pelaksana dari undang-undang pemerintahan daerah yang lama, yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 hanya membagi urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan, dimana urusan pemerintahan wajib tidak dibagi lagi sebagaimana undang-undang pemerintahan daerah yang baru. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengategorikan lagi urusan pemerintahan wajib, menjadi urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.

Berpijak pada hal tersebut, maka SPM diberlakukan atas urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.284

Dengan demikian, pembangunan daerah yang merupakan perwujudan dari pelaksanaan urusan pemerintahan juga harus berpedoman pada SPM sebagai standar pelayanan kepada masyarakat. Oleh karenanya, Perda tentang RPJMD ini juga harus mengacu pada standar minimal yang ditetapkan.

37. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

282 Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585).

283 Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585).

284 Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

90

Page 97: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan HutanPeraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 merupakan

perubahan dari Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. Ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 memiliki beberapa keterkaitan dengan kewenangan daerah dalam pengelolaan hutan. Sebagaimana diatur dalam penjelasan umum, munculnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 merupakan ikhtiar guna mencapai sinergitas dalam pembagian tugas, tanggung jawab, dan kewenangan urusan di bidang kehutanan.285 Hal ini ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 yang menyebutkan bahwa tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan di seluruh kawasan hutan merupakan kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah.286

Untuk mencapai penyelenggaraan urusan yang harmonis diantara dua penyelenggara urusan itulah, semangat utama dari Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008.

285 Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814).

286 Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814).

91

Page 98: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Secara umum, pengelolaan hutan dibagi menjadi kesatuan pengelolaan hutan (KPH) yang memiliki makna wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.287 KPH tersebut mencakup seluruh kawasan hutan yang terdiri dari tiga fungsi pokok hutan, yaitu: (1) hutan konservasi; (2) hutan lindung; dan (3) hutan produksi.288 Atas klasifikasi dari tiga fungsi tersebut, KPH meliputi tiga bentuk, yaitu:289

a. KPH Konservasi (KPHK);b. KPH Lindung (KPHL); danc. KPH Produksi (KPHP).Sesuai yang diatur dalam Pasal 8 ayat (2) Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, yang menjabarkan bahwa penetapan organisasi KPHL dan KPHP dilakukan berdasarkan pertimbangan teknis dari pemerintah provinsi.290 Selain itu khusus KPHL dan KPHP yang berada dalam lintas 287 Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814).

288 Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814).

289 Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814).

290 Pasal 8 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

92

Page 99: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan usulan dari pemerintah provinsi. Adapun tugas dari organisasi KPH secara umum ialah: 291

a. menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi:1) tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan; 2) pemanfaatan hutan;3) penggunaan kawasan hutan; 4) rehabilitasi hutan dan reklamasi; dan 5) perlindungan hutan dan konservasi alam.

b. menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota bidang kehutanan untuk diimplementasikan;

c. melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian;

d. melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya;

e. membuka peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan.

Adapun dalam pembangunan dan infrastruktur KPH, merupakan tanggung jawab dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten sesuai dengan kewenangannya.

Dari ketentuan tersebut, dapat dipahami bahwa RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara selayaknya akan menjadi pedoman bagi organisasi KPH dalam pelaksanaan tugasnya, terutama dalam konteks penyusunan rencana pengelolaan hutan. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara juga menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan KPH beserta dengan infrastrukturnya yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara. Sehingga pembentukan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara harus mencakup mengenai pengelolaan hutan yang sesuai dengan fungsi pokok dan peruntukannya, guna dikelola secara efisien dan lestari.

Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814).291 Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814).

93

Page 100: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

38. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan DaerahPembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang

dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.292 Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.293 Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa perencanaan pembangunan daerah harus berintegrasi dengan rencana pembangunan nasional, sehingga merupakan satu kesatuan.

Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan.294 Rencana pembangunan daerah meliputi RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Dengan demikian, RPJMD merupakan rencana pembangunan daerah yang dijadikan dasar dan pedoman dalam penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

292 Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

293 Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

294 Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

94

Page 101: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Sebelum ditetapkan menjadi RPJMD, Bappeda membahas rancangan awal RPJMD dalam Musrenbang yang mengikutsertakan para pemangku kepentingan.295 Setelah dirumuskan menjadi rancangan akhir RPJMD, rancangan tersebut disampaikan ke DPRD dalam bentuk rancangan peraturan daerah tentang RPJMD untuk kemudian dibahas bersama kepala daerah. pembahasan bersama tersebut menghasilkan RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri.296 Hal ini untuk menjaga sinergitas antara rencana pembangunan daerah dengan rencana pembangunan nasional yang telah disusun oleh menteri yang membidangi urusan tersebut.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah yang menyejahterakan masyarakat, perencanaan pembangunan daerah di kabupaten dikendalikan dan dievaluasi oleh bupati. 297 Pengendalian tersebut mencakup kebijakan perencanaan pembangunan daerah dan pelaksanaan rencana pembangunan daerah, serta hasil rencana pembangunan daerah yang akan di evaluasi nantinya.298 Hasil evaluasi akan menjadi bahan penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya.299 Dapat dikatakan, pengendalian dan evaluasi merupakan salah satu bentuk pengawasan atas

295 Pasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

296 Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

297 Pasal 43 dan Pasal 46 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

298 Pasal 44 dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

299 Pasal 48 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

95

Page 102: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

perencanaan pembangunan daerah. Selain Menteri, masyarakat juga berperan dalam hal pengawasan, yakni masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.300

39. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalPeraturan pemerintah ini menyebutkan bahwa Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menjadi pedoman bagi: 301

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor;

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;f. Penataan ruang kawasan strategis nasional; dang. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.Secara hirarki, RTRWN mempunyai kedudukan tertinggi dalam

kerangka rencana pembangunan nasional. Oleh karena itu, penyusunan RTRW kabupaten/kota harus mengacu kepada RTRWN. Ada dua kebijakan yang diambil untuk pengembangan struktur ruang dalam skala nasional, yaitu peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; dan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.302

300 Pasal 52 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

301 Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).

302 Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

96

Page 103: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Sedangkan untuk pengembangan pola ruang, ada tiga kebijakan dan strategi yang diambil, yakni kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung; kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya; dan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.303

Rencana tata ruang wilayah nasional menempatkan Sungai Musi yang melintas di Kabupaten Musi Rawas sebagai Sungai Lintas Provinsi (Sumatera Selatan – Bengkulu – Lampung).304 Selain itu, dalam RTRWN juga disebutkan bahwa sektor unggulan untuk Kawasan Lubuk Linggau dan Sekitarnya adalah sektor pertanian, perkebunan dan industri.305 Dalam penetapan kawasan strategis nasional, Kabupaten Musi Rawas Utara juga turut terlibat dalam Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Sumatera Selatan) (I/B/I).306

40. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan RuangSetidaknya ada tiga tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan

perencanaan tata ruang, yaitu: 307

a. Menyusun rencana tata ruang sesuai prosedur;b. Menentukan rencana struktur ruang dan pola ruang yang

berkualitas; dan

4833).303 Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).

304 Lampiran VI Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).

305 Lampiran IX Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).

306 Lampiran X Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).

307 Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103).

97

Page 104: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

c. Menyediakan landasan spasial bagi pelaksanaan pembangunan sektoral dan kewilayahan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan perencanaan tata ruang sendiri meliputi prosedur penyusunan rencana tata ruang dan prosedur penetapan rencana tata ruang.308 Dalam tingkat kabupaten, pengolahan data dan analisis dalam RTRW paling sedikit meliputi teknik analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidup strategis; serta teknik analisis keterkaitan antar wilayah kabupaten.309 Kemudian, untuk konsepsi rencana, setidaknya harus merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten; seta konsep pengembangan wilayah kabupaten.310 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten selanjutnya disusun menjadi rancangan peraturan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.311

41. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah PertambanganPada peraturan pemerintah a quo, diatur mengenai wilayah

pertambangan yang memiliki definisi wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari rencana tata ruang nasional.312 Apabila wilayah pertambangan menjadi bagian dari 308 Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103).

309 Pasal 32 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103).

310 Pasal 32 ayat (2) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103).

311 Pasal 32 ayat (2) huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103).

312 Pasal 1 angka 8 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

98

Page 105: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

rencana tata ruang nasional, maka secara tidak langsung akan memiliki relasi dengan RPJMD. Pada proses penyiapan wilayah pertambangan, dilakukan melalui dua kegiatan: (1) perencanaan wilayah pertambangan; dan (2) penetapan wilayah pertambangan.313

Dalam proses perencanaan wilayah pertambangan terdapat beberapa peran yang melibatkan pemerintah provinsi. Semisal dalam penyelidikan dan penelitian pertambangan yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi, di mana harus memuat:314

a. Data geologi hasil evaluasi dari kegiatan pertambangan yang sedang berlangsung, telah berakhir, dan/atau telah dikembalikan kepada Menteri, Gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;

b. Data perizinan hasil inventarisasi terhadap perizinan yang masih berlaku, yang sudah berakhir, dan/atau yang sudah dikembalikan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Penyelidikan dan penelitian pertambangan yang dilakukan oleh gubernur dilakukan pada wilayah lintas wilayah kabupaten/kota dan laut dengan jarak 4 (empat) sampai dengan 12 (dua belas) mil dari garis pantai.315 Dalam penyelidikan dan penelitian pertambangan tersebut dilaksanakan secara terkoordinasi oleh Menteri, gubernur, dan/atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.316

Lebih lanjut diatur Bupati/walikota dapat mengusulkan suatu wilayah penugasan untuk dilakukan penyelidikan dan penelitian pertambangan kepada Menteri atau gubernur.317 Ketentuan tersebut

Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110).313 Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang

Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110).

314 Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110).

315 Pasal 6 ayat (1) huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110).

316 Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110).

317 Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110).

99

Page 106: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

agaknya harus menjadi perhatian tersendiri bagi Kabupaten Musi Rawas Utara khususnya dalam proses pembuatan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara.

42. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan HutanKawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau

ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.318 Kawasan hutan di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 1.731,24 km² atau 28,81% dari luas wilayahnya di Kabupaten Musi Rawas Utara ini masih berupa hutan, baik hutan lindung maupun hutan lahan kering sekunder.

Permohonan Penggunaan Kawasan Hutan harus memenuhi persyaratan administrasi dan teknis untuk dapat diajukan kepada:319

a. menteri atau pejabat setingkat menteri;b. gubernur;c. bupati/walikota;d. pimpinan badan usaha; ataue. ketua yayasan.

43. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan BerkelanjutanPeraturan pemerintah a quo merupakan peraturan pelaksana

dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan. Mengingat Indonesia merupakan negara agraris, maka ketersediaan lahan memiliki nilai ekonomis, nilai sosial budaya, dan religius, termasuk juga di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara. Ketersediaan lahan untuk usaha pertanian menjadi

318 Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112).

319 Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112).

100

Page 107: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

hal yang mutlak untuk mewujudkan peran sektor pertanian yang berkelanjutan.320

Pengaturan akan ketersediaan lahan tersebut bertujuan: (a) mewujudkan dan menjamin tersedianya lahan pertanian pangan berkelanjutan; (b) mengendalikan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan; (c) mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional; (d) meningkatkan pemberdayaan, pendapatan dan kesejahteraan bagi petani; (e) memberikan kepastian usaha bagi pelaku usaha tani; (f) mewujudkan keseimbangan ekologis; dan (g) mencegah pemubaziran investasi infrastruktur pertanian.321

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sektor pertanian merupakan program yang dicanangkan dalam misi kedua dan ketiga RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara. Dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah, maka penyelenggaraan pangan harus terstruktur, efektif, dan efisien. Oleh karenanya perlu penegasan akan penetapan lahan-lahan yang diperuntukkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan. Ketika sudah ditetapkan, lahan tersebut dilindungi dan dilarang untuk dialihfungsikan.322 Dengan demikian, jika penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan sudah adil dan demokratis, maka akan berimplikasi terhadap ketersediaan pangan yang dihasilkan secara mandiri oleh Kabupaten Musi Rawas Utara.

Lahan tidak produktif menjadi salah satu isu hangat yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara. Lahan yang pada awalnya dapat 320 Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185).

321 Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185).

322 Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185).

101

Page 108: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dimanfaatkan sebagai lahan pertanian berakhir diterlantarkan akibat kurangnya kegiatan pertanian masyarakat.323

44. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan BerkelanjutanPeraturan pemerintah a quo merupakan peraturan pelaksana

dari Pasal 60 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ialah kesatuan komponen yang terdiri atas kegiatan yang meliputi penyediaan data, penyeragaman, penyimpanan, dan pengamanan, pengolahan, pembuatan produk informasi, penyampaian produk informasi dan penggunaan informasi yang terkait satu sama lain, dan penyelenggaraan mekanismenya pada Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan.324

Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan bertujuan untuk: Pertama, mewujudkan penyelenggaraan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan secara terpadu dan berkelanjutan; dan Kedua, menghasilkan data dan informasi yang akurat, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan yang digunakan sebagai dasar perencanaan, penetapan, pemanfaatan, dan pengendalian kawasan serta lahan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan yang dapat diakses oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.325 Berpijak pada tujuan tersebut, maka sistem informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan merupakan pedoman awal sebelum melakukan perencanaan pangan. Hal ini 323 PSPPR UGM, 2016, RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021,

Bab IV, PSPPR UGM, Yogyakarta, hlm. 2.324 Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem

Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5283).

325 Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5283).

102

Page 109: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dilakukan guna mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.

Dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah, maka penyelenggaraan pangan harus terstruktur, efektif, dan efisien. Oleh karenanya, sistem informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dengan perencanaan pembangunan sektor pertanian itu sendiri. Di sisi lain, adanya kompetisi pemanfaatan ruang dan alih fungsi lahan pertanian mendukung betapa pentingnya sistem informasi ini dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan ketersediaan pangan.

45. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 disebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan KLHS dalam penyusunan maupun evaluasi dokumen perencanaan yang meliputi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, provinsi dan kabupaten/kota.326Oleh karena itu, menimbang UU tersebut maka ditetapkanlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2012.

Pelaksanaan KLHS bertujuan untuk: (1) memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD; serta (2) meningkatkan kualitas RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD sebagai

326 Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

103

Page 110: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.327 Terdapat 3 tahapan dalam mekanisme pelaksanaan KLHS yaitu meliputi:

a. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;

b. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan

c. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. 328

Untuk menjalankan tahapan mekanisme tersebut, Gubernur dan Bupati/Walikota wajib membentuk Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan (Pokja PL). Kelompok kerja ini dalam penyusunan RPJMD bertugas untuk: (1) melakukan perumusan alternatif uraian visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah; (2) merumuskan rekomendasi KLHS berdasarkan hasil rumusan mitigasi/adaptasi, dan/atau alternatif; serta (3) mendampingi Tim Penyusun RPJMD menyelaraskan visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah berdasarkan hasil konsultasi publik.329

327 Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Renana Pembangunan Daerah. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994)

328 Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Renana Pembangunan Daerah. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994)

329 Pasal 27, 28, dan 29 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Renana Pembangunan Daerah. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994

104

Page 111: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

BAB IVLANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

A. Landasan FilosofisMenurut teori kedaulatan hukum atau rechts-souvereiniteit yang

dikemukakan oleh Krabbe, hukum merupakan kekuasaan tertinggi di dalam suatu negara.330 Semua sikap, tingkah laku dan perbuatannya harus sesuai dengan hukum, sehingga yang berdaulat itu hukum.331

Di sisi lain, teori du contrat social yang dikemukakan J.J. Rosseaou menyatakan bahwa Manusia tidak dapat menjamin dirinya sendiri-sendiri, sehingga membuat suatu perjanjian masyarakat.332 Di dalamnya, setiap rakyat selaku individu menyerahkan kekuasaannya kepada rakyat secara keseluruhan. Sehingga tercipta persatuan rakyat yang mana pemegang kekuasaan tetap ada pada rakyat atau dengan kata lain rakyatlah yang berdaulat.333 Maka untuk menggerakkannya diperlukan suatu badan atau lembaga yang dibentuk oleh rakyat yang disebut pemerintah. dimana pembentukan maupun operasionalnya ditentukan oleh hukum yang bersumber dari kesepakatan keseluruhan, sehingga pemerintahan dilaksanakan berdasar hukum.334

Hal ini pun sejalan dengan pemikiran para founding fathers kita yang merumuskan salah satu tujuan negara dalam Pembukaan UUD 1945, yakni negara Indonesia bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum. dalam pencapaian tersebut, penyelenggaraan pemerintahan haruslah berorientasi pada terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Penyelenggaraan pemerintah tersebut tentunya berdasar atas hukum yang berlaku, sebagaimana konsep rechtsstaat menurut F.J. Stahl, negara hukum mempunyai empat

330 Soehino, 2005, Ilmu Negara, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta, hlm. 156.331 Ibid.332 Ibid., hlm. 119.333 Ibid., hlm. 119-121.334 Azhary, 1996, Negara Hukum Indonesia: Analisis Yuridis Normatif tentang

Unsur-Unsurnya, UI-Press, Jakarta, hlm. 29-30.

105

Page 112: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

unsur, yakni: (1) Perlindungan hak asasi manusia, (2) pembagian kekuasaan, (3) pemerintahan berdasarkan Undang-Undang, dan (4) Peradilan administrasi negara.335 Dengan demikian, negara Indonesia wajib menjalankan pemerintahan yang berdasarkan Undang-Undang serta hukum yang berlaku.

Konstitusi Indonesia pun telah menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Wirdjono Prodjodikoro menyebutkan bahwa negara dikatakan sebagai negara hukum jika di dalam wilayah tersebut terdapat: (1) semua alat-alat perlengkapan negara, khususnya alat-alat perlengkapan dari Pemerintah dalam tindakannya baik terhadap para warga negara maupun dalam saling berhubungan masing-masing tidak boleh sewenang-wenang, melainkan harus memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku; dan (2) semua orang (penduduk) dalam hubungan kemasyarakatan harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku.336 Dengan demikian, maka dalam rangka mencapai tujuan negara tersebut, harus memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku.

Berpijak pada salah satu tujuan negara yaitu mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, rakyat ialah pemegang kedaulatan tersebut. Sehingga hal tersebut menjadi prinsip dasar menciptakan konsep penyelenggaraan pemerintahan lebih dekat kepada rakyat, mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Kesejahteraan tersebut harus dirasakan oleh segenap bangsa, termasuk mereka yang ada di daerah-daerah terpencil yang menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konsepsi Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan prinsip dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. konsepsi tersebut memposisikan daerah sebagai bagian yang tidak terpisahkan

335 Jimly Asshiddiqie, 2005, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK RI, Jakarta, hlm.122.

336 Wirdjono Prodjodikoro, 1971, Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik, Eresco, Bandung, hlm. 38.

106

Page 113: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

dari negara dan meletakkan negara sebagai organisasi kekuasaan yang menampung kehendak daerah.

Konsepsi Pemerintahan Daerah muncul pertama kali atas usul Moh. Yamin dalam pembahasan di Sidang BPUPKI. Dalam sidang itu, Moh. Yamin mengatakan:337

Negeri, Desa, dan segala persekutuan hukum adat yang dibaharui dengan jalan rasionalisme dan pembaharuan zaman, dijadikan kaki susunan sebagai bagian bawah. Antara bagian atas dan bagian bawah dibentuk bagian tengah sebagai Pemerintahan Daerah untuk menjalankan Pemerintahan Urusan Dalam, Pangreh Praja.

Seperti halnya Yamin, Soepomo selaku Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar dalam Sidang BPUPKI tanggal 15 Juli 1945, menyampaikan sebagai berikut:338

Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dalam undang-undang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal usul dalam daerah yang bersifat istimewa.

Selanjutnya, dalam sidang PPKI, Soepomo menjelaskan bahwa:339

Di bawah pemerintah Pusat ada Pemerintah Daerah, tentang pemerintah daerah disini hanya ada satu pasal, yang berbunyi: Pemerintah Daerah diatur dalam undang-undang hanya saja, dasar-dasar yang telah dipakai untuk negara itu juga harus di pakai untuk Pemerintahan Daerah, artinya Pemerintahan Daerah harus juga bersifat permusyawaratan, dengan lain perkataan harus ada Dewan Perwakilan Daerah. dan adanya daerah-daerah istimewa diindahkan dan dihormati susunannya yang asli, akan tetapi itu keadaannya sebagai daerah, bukan negara, jangan sampai ada salah paham dalam menghormati adanya daerah.

Berdasar pendapat dari kedua tokoh perancang UUD 1945 tersebut, dapat disimpulkan bahwa esensi yang terkandung dalam ketentuan Pasal 18 UUD 1945 adalah: Pertama, keberadaan daerah otonomi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang didasarkan pada asas desentralisasi. Kedua, satuan pemerintahan tingkat daerah

337 Moh. Yamin, 1971, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jilid I, Siguntang, Jakarta, hlm. 100.

338 Ibid., hlm. 100.339 Ibid., hlm. 263.

107

Page 114: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

menurut UUD 1945 dalam penyelenggaraannya dilakukan dengan “memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara”. Ketiga, pemerintahan tingkat daerah harus disusun dan diselenggarakan dengan “memandang dan mengingati hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”.340

Tentunya konsep tersebut melahirkan konsekuensi hubungan antara pusat dan daerah serta terdapat adanya pembagian urusan antara pemerintah daerah dan pusat.

Demokrasi dan otonomi daerah merupakan dua konsep yang seringkali dikaitkan satu sama lain. Dalam konteks demokrasi, keberadaan local government menurut B.C. Smith:341

mainly two categories: there are that claim local government is good for national democracy: and there are those where the major concern is with the benefits to the locality of local democracy. Each can be further subdivided into three sets of interrelated values. At the national level these values relate to political education, training in leadership and equality, liberty and responsiveness.

Bahwa ada dua kategori yang penting dalam pemerintahan daerah: Pertama, untuk membangun demokrasi di tingkat nasional; Kedua, memberikan keuntungan untuk demokrasi pada tingkat lokal atau daerah. Setiap tingkat selanjutnya dibagi ke dalam tiga hal yang saling berkaitan. Pada tingkat nasional hal-hal tersebut berkaitan dengan pendidikan politik, pelatihan kepemimpinan, dan stabilitas politik. Pada tingkat lokal atau daerah berkaitan dengan kesamaan, kemerdekaan dan tanggung jawab.342

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa esensi dari otonomi daerah adalah mendekatkan pelayanan publik ke masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan nasional bangsa Indonesia. Fungsi untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat

340 Ni’matul Huda, 2005, Otonomi Daerah : Filosofi, Sejarah Perkembangan, dan Problematika, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 3-4.

341 Brian C. Smith, 1985, Decentralization: The Territorial Dimention of The State, George Allen & Unwin, London, hlm. 199. Lihat juga Ni’matul Huda, 2009, Op.cit., hlm. 67.

342 Ibid.

108

Page 115: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

menjadi bagian terpenting dari fungsi yang harus melekat pada unit pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakat. Tujuan untuk menciptakan kesejahteraan akan dihadapkan pada kondisi riil yang berbeda-beda pada tiap daerah. Kondisi tersebut menuntut pemerintah daerah untuk menjalankan pemerintahan dengan keleluasaan yang terkendali artinya, keleluasaan gerak pemerintah daerah dibatasi oleh peraturan perundang-undangan.343

Lebih lanjut, penyelenggaraan pemerintahan daerah memberi konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, pengembangan demokrasi, keadilan serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah, serta antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.344

Dengan demikian, dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu sinergitas hubungan dengan pemerintah pusat. Kaitan erat hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah adalah dalam hal pembiayaan atau keuangan, sehingga sebagai konsekuensi diberikannya tanggung jawab pelayanan publik tersebut tentunya harus diikuti dengan adanya money follow functions atau pelimpahan keuangan.

Tentunya konsep tersebut melahirkan konsekuensi hubungan antara pusat dan daerah serta terdapat adanya pembagian urusan antara pemerintah daerah dan pusat. Urusan pemerintahan terbagi menjadi 3 (tiga) urusan, yaitu urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.345

Pemerintah di tingkat kabupaten/kota dalam hal ini masuk dalam ranah urusan pemerintahan konkuren, yakni urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah

343 Hari Sabarno, 2007, Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 119.

344 Hari Sabarno, 2007,Op.cit., hlm. 31. 345 Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

109

Page 116: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah ini selanjutnya menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah.

Dalam penyelenggaraan otonomi daerah, sesuai kewenangan yang dimilikinya, pemerintah daerah menyusun rencana pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Pembangunan tersebut sebagai langkah menyempurnakan dan menjaga kemerdekaan menuju cita-cita dan tujuan nasional.346 Oleh karenanya, pemerintah daerah harus mendesain rencana pembangunan yang berkeadilan dan demokratis.

Pelaksanaan pembangunan daerah didasarkan pada konsep pembangunan yang berpusat kepada masyarakat (community based development).347 Pelaksanaan konsep ini bersesuaian dengan otonomi daerah, dimana dalam penyelenggaraannya berupaya untuk mendorong pemberdayaan masyarakat.348 Dalam rangka memaksimalkan pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dituntut untuk menciptakan strategi dan rencana pembangunan daerah berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta berintegrasi dengan pembangunan nasional.

Guna menyelaraskan dan mengintegrasikan perencanaan pembangunan daerah dengan perencanaan pembangunan nasional, perlu adanya pengawasan dan evaluasi oleh pemerintah pusat. Sebagaimana konsepsi otonomi daerah dalam negara kesatuan, lebih lanjut C.F. Strong menyatakan:349

the essence of a unitary state is that the sovereignty is undivided, or, in other word, that the powers of the central government are unrestricted, for the constitution of a unitary

346 Konsideran Menimbang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

347 Hari Sabarno, 2007, Op.cit., hlm. 42.348 Ibid.349 C.F. Strong, 1966, Modern Political Constitution: An Introduction to the

Comparative Study of Their History and Existing Form, The English Book Society and Sidgwick & Jackson Limited, London, hlm. 84. Lihat juga Ni’matul Huda, 2009, Hukum Pemerintahan Daerah, Nusa Media, Bandung, hlm. 31.

110

Page 117: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

state does not admit of any other law-making body than the central one. Yakni hakikat negara kesatuan adalah negara yang

kedaulatannya tidak terbagi, atau dengan kata lain, negara yang kekuasaan pemerintah pusatnya tak terbatas karena konstitusi negara kesatuan tidak mengakui adanya badan pembuat undang-undang selain badan pembuat undang-undang pusat. Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tertinggi tetap ada di tangan pemerintah pusat. Jadi kedaulatannya, baik kedaulatan ke dalam maupun kedaulatan ke luar, sepenuhnya terletak pada pemerintah pusat.350

B. Landasan SosiologisPada perumusan rencana pembangunan daerah, selayaknya

memperhitungkan landasan sosiologis daerah tersebut. Tanpa adanya landasan sosiologis, tentu kontekstualisasi perumusan kebijakan tidak akan tepat sasaran. Karena melalui landasan sosiologis, kita dapat memotret keadaan suatu daerah sehingga dapat mengetahui letak permasalahan alhasil dapat menyimpulkan solusinya kemudian. Terdapat beberapa aspek yang diperlukan untuk dianalisis wilayah, diantaranya: (1) aspek geografis dan demografis; (2) aspek kesejahteraan masyarakat; (3) aspek pelayanan umum; serta (4) aspek daya saing daerah.351

1. Aspek Geografis dan DemografisSecara geografis, Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki luasan

+ 6.008,66 Km2 dan terletak di ujung barat wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan merupakan Daerah Otonomi Baru hasil pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan Undang-Undang, Kabupaten 350 Ibid.351 Lampiran III Bagian C “Penyusunan Rancangan Awal RPJMD” Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517)

111

Page 118: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Musi Rawas Utara secara administratif terdiri dari 7 kecamatan dan 89 desa.352 Sebagai daerah otonomi yang baru terbentuk pada tahun 2013, Kabupaten Musi Rawas Utara masih menghadapi permasalahan terkait dengan batas administratif dengan kabupaten sekitarnya. Beberapa wilayah masih perlu ditegaskan kembali batas administratifnya sehingga akan memudahkan proses

Sementara secara topografis, Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki kondisi yang cukup bervariasi yaitu terdiri dari pegunungan, perbukitan dan dataran. Hampir 30% dari luas wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara di sebelah barat termasuk deretan Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari ujung Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai ujung Provinsi Lampung. Kemiringan lereng di daerah ini mencapai lebih dari 40% sehingga dikategorikan sebagai pegunungan dengan akses jalan yang relatif sulit untuk dilalui. Bagian tengah Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan daerah dataran dengan kemiringan lereng kurang dari 25%. Terdapat dua sungai besar dan beberapa anak sungai yang mengalir di daerah ini sehingga banyak menghasilkan bentukan-bentukan fluvial. Daerah dataran ini mencapai hampir 50% dari luas wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara di bagian tengah. Topografi wilayah di bagian timur Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan perbukitan dengan kemiringan lereng berkisar antara 25% sampai dengan 40% dan elevasi antara 75 meter sampai 125 meter di atas permukaan air laut (dpal).

Dari aspek geomorfologi, Kabupaten Musi Rawas Utara secara garis besar terbagi atas tiga kenampakan morfologi, yaitu Pegunungan Bukit Barisan di sebelah barat, Dataran Aluvial di bagian tengah dan Perbukitan Lipatan di bagian timur. Sedangkan dari aspek geologi, Pegunungan Bukit Barisan ini didominasi oleh batuan-batuan

352 Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5429)

112

Page 119: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

berumur tersier, diantaranya adalah dari Formasi Hulusimpang, Formasi Kasiro dan Papanbetupang. Selain itu, ditemui juga batuan tua berumur Kapur dan Jura diantaranya adalah dari Formasi Peneta dan Formasi Rawas. Secara setempat juga muncul batuan terobosan Granit dan Andesit, baik yang berumur tersier maupun pra-tersier. Dataran Rendah Fluvial tersusun atas batuan berumur Kuarter yaitu Formasi Kasai, Endapan Aluvial dan Endapan Rawa. Di daerah dataran ini juga ditemui batuan terobosan seperti Andesit, Diorit dan Granit. Perbukitan lipatan tersusun oleh batuan tersier dari Formasi Muara Enim dan Formasi Air Benakat. Keduanya muncul secara berselang seling mengikuti tubuh antiklin dan sinklin. Selain itu juga ditemui Endapan Aluvial sungai dan Endapan Rawa.

Berdasarkan kondisi geografis yang sedemikian rupa, Kabupaten Musi Rawas Utara menyimpan potensi maupun kelemahan yang perlu dicermati. Potensi yang paling menonjol adalah potensi dari kekayaan sumber daya mineral khususnya mineral logam. Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki cadangan mineral strategis berupa emas, perak, tembaga, besi, seng dan timbal. Potensi pertambangan ini selain memberikan keuntungan bagi wilayah di sisi lain juga memicu munculnya tindak kriminalitas berupa maraknya pertambangan tanpa izin. Hal ini terjadi karena masih belum ada peraturan dan pengawasan yang jelas dan tegas terhadap kegiatan pertambangan yang ada. Selain itu, kelemahan lain berdasar kondisi fisik yang sering ditemui di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah kerawanan bencana yang meliputi bencana gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, longsor dan kekeringan.

Selain memiliki karakteristik geografis yang khas, kondisi demografis di Kabupaten Musi Rawas Utara juga memiliki perkembangan yang berkarakter. Jumlah penduduk tahun 2015 yaitu 182.800 jiwa, jumlah penduduk tertinggi ada di Kecamatan Rupit sebanyak 34.607 jiwa dengan laju pertumbuhan tahun 2006-2015 sebesar 1,65%. Penduduk banyak terpusat di Kecamatan Rupit dan

113

Page 120: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Rawas Ulu. Secara empiris, penduduk memang banyak dijumpai pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya sarana dan prasarana sosial, transportasi yang memadai, serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Daerah yang memiliki kepadatan tinggi dapat dikatakan daerah yang memiliki perkembangan ekonomi yang tinggi begitu pula sebaliknya.

Dari segi kelompok usia, penduduk Kabupaten Musi Rawas Utara didominasi oleh usia produktif (15-65 tahun) dengan persentase mencapai 75% (tahun 2015). Menurut kelompok lapangan usaha, mata pencaharian utama masyarakat Musi Rawas Utara adalah petani, terutama untuk komoditas karet dan sawit. Pada tahun 2010, persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 81,37%, sedangkan perdagangan menempati terbanyak ke-2 dengan persentase sebesar 7,16%.

Banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dapat dikaitkan dengan tingkat pendidikan penduduk. Pada tahun 2014, tingkat pendidikan sebagian besar penduduk Kabupaten Musi Rawas Utara adalah tamat SD/sederajat dengan persentase yaitu mencapai 33,43% dari total penduduk yang ada. Pendidikan tertinggi lainnya yang ditamatkan oleh penduduk di kabupaten ini adalah tidak/belum tamat SD (20,86%), lulusan SMP/sederajat (13,05%) dan lulusan SMA/sederajat (11,43%) sementara 19,34% tidak/belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali.

46. Aspek Kesejahteraan MasyarakatPerekonomian merupakan salah satu aspek yang turut menjadi

penentu kesejahteraan masyarakat. Perkembangan perekonomian wilayah dapat dilihat dengan menggunakan pendekatan yang paling banyak digunakan yaitu menganalisis perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Peningkatan PDRB dalam rentang waktu tertentu dapat membantu menggambarkan dinamika kegiatan ekonomi penduduk di dalam wilayah tersebut.

114

Page 121: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

PDRB Kabupaten Musi Rawas Utara tahun 2010-2014 menunjukkan kecenderungan perkembangan yang positif dengan penambahan nilai PDRB mencapai 875 milyar rupaiah. Dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2012 laju pertumbuhan PDRB Nasional adalah sebesar 6,26% (data BPS nasional) dan laju pertumbuhan Provinsi Sumatera Selatan mencapai 6,58% sedangkan laju pertumbuhan Kabupaten Musi Rawas Utara hanya sebesar 5,14%. Laju pertumbuhan Kabupaten Musi Rawas Utara menempati rangking terendah kedua apabila dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Selisih laju pertumbuhan yang cukup besar antara Kabupaten Musi Rawas Utara dengan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan bahwa pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Musi Rawas Utara relatif lebih lambat jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 2014, laju pertumbuhan Kabupaten Musi rawas Utara mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 11,74. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 37,97 dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar -11,63.

Apabila dilihat pada struktur perekonomiannya selama ini, Kabupaten Musi Rawas Utara masih sangat mengandalkan sektor primer sebagai kontributor terbesar dalam perekonomian wilayahnya. Kontribusi sektor sekunder dan tersier masih rendah dan kurang signifikan. Pada tahun 2014, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki kontribusi terbesar yaitu 50,67% dengan disusul oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai kontribusi sebesar 25,27% . Kontribusi sektor sekunder dan tersier masih sangat kecil, khususnya untukpengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang serta pengadaan listrik dab gas. Kesenjangan yang sangat besar antar sektor yang menjadi penggerak perekonomian Kabupaten Musi Rawas Utara ini mengindikasikan pertumbuhan perekonomian di luar sektor pertanian cenderung lambat. Oleh

115

Page 122: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

karena itu, proses pembangunan kegiatan-kegiatan perekonomian hanya bertumpu pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan serta pertambangan dan penggalian yang merupakan sektor rentan. Terlebih lagi, kesenjangan yang terbentuk ini juga menunjukkan bahwa keterkaitan sektor pertanian dengan sektor-sektor perekonomian lainnya masih rendah.

Selain menggunakan PDRB, kesejahteraan penduduk secara makro juga dapat dilihat dari PDRB per kapita dan persentase penduduk di bawah garis kemiskinan. Dari segi PDRB per kapita, Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2013 adalah sebesar 14,27 juta rupiah dengan laju pertumbuhan sebesar 11,69% sementara PDRB per Kapita Kabupaten Musi Rawas (kabupaten induk) adalah sebesar 18,73 juta rupiah dengan laju pertumbuhan 11,52%. Relatif rendahnya PDRB per kapita Kabupaten Musi Rawas Utara mengindikasikan bahwa kemampuan daya beli masyarakat di Kabupaten Musi Rawas Utara masih terhitung rendah, sehingga kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasar keluarga masih terbatas. Hal ini semakin diperkuat dengan masih banyaknya penduduk kelompok pra sejahtera dan sejahtera I. Pada tahun 2014 sebesar 42% penduduk masih tergolong sebagai penduduk pra sejahtera dan sejahtera I.

Selain dari sudut pandang perekonomian, tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara juga dapat dilihat dari kondisi sosial, pendidikan serta kesehatan masyarakatnya. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia yang merupakan kunci keberhasilan pembangunan wilayah. Selama ini, tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara masih rendah. Menurut Sensus Penduduk tahun 2010, persentase penduduk tidak/belum tamat SD adalah 26,6% dan persentase lulusan SD sebesar 37,7%. Angka ini belum mengalami perubahan yang cukup signifikan jika dibanding dengan data tahun 2014 yaitu tidak/belum tamat SD (20,86%) tamat SD(33,43%).

116

Page 123: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Tingginya persentase penduduk tamatan SD terjadi karena jumlah dan persebaran SD di Kabupaten Musi Rawas Utara sudah cukup merata. Sedangkan persentase lulusan SMA tahun 2014 hanya 11,43% menunjukkan keterbatasan jumlah dan jangkauan pendidikan menengah ke atas membuat penduduk memiliki akses yang terbatas untuk menjangkau sarana pendidikan dasar dan menengah ke atas.

Sementara dilihat dari aspek kesehatan, permasalahan yang harus mendapat perhatian di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 247,89 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Angka ini melebihi batas target MDG’s 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Kualitas kesehatan baik ibu maupun masyarakat pada umumnya sangat ditentukan oleh kebiasaan atau perilaku sehari-hari. Pola hidup bersih dan sehat masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara masih sangat rendah tercermin dari kebiasaan BAB dan BAK yang masih sembarangan, kualitas air sungai yang buruk padahal sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, pola makan yang kurang beragam dan bergizi sehingga kesemua itu menyebabkan tingginya kasus penyakit degenerative (tidak menular) di Kabupaten Musi Rawas Utara, contohnya adalah hipertensi.

Dari aspek sosial, permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh Masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara adalah bahaya narkoba. Narkoba sebagai obat terlarang yang berbahaya telah menyebar peredarannya di Kabupaten Musi Rawas Utara. Kasus narkoba yang terkuak melalui media massa tentunya membuat masyarakat resah dan khawatir akan ancaman peredaran narkoba. Pada kasus setahun terakhir ditemukan beberapa kasus sindikat peredaran narkoba yang ditangkap di Kabupaten Musi Rawas Utara. Peredaran narkoba di Kabupaten Musi Rawas Utara menjadi cukup memprihatinkan karena ditemukan fakta bahwa pengedar serta pemakainya yang secara umum berusia produktif (18-35 tahun). Masyarakat di usia produktif seharusnya memiliki kemandirian untuk

117

Page 124: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

meningkatkan perekonomian daerah, namun beberpa diantaranya terjerumus untuk menggunakan dan mengedarkan obat-obatan terlarang. Hal tersebut sungguh disayangkan karena masyarakat diusia produktif dapat dioptimalkan kinerjanya untuk membangun daerah. Kasus peredaran narkoba perlu penanganan serius dari pemerintah daerah karena dapat mengganggu keamanan daerah dan menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi perkembangan generasi muda.

47. Aspek Pelayanan UmumPelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.353 Oleh karena itu, aspek pelayanan umum merupakan sebuah variabel yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam melayani masyarakatnya.

Selama ini, beberapa pelayanan umum di Kabupaten Musi Rawas Utara yang meliputi pelayanan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perhubungan, perumahan, komunikasi & informatika, serta pemerintahan umum masih menghadapi berbagai permasalahan.

a. PendidikanDari aspek pelayanan pendidikan, ketersediaan dan

keterjangkauan fasilitas pendidikan khususnya jenjang menegah ke atas masih terbatas. Selama ini, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas pendidikan jenjang menengah ke atas (SMA/SMK/MA) masih terbatas. Di Kabupaten Musi Rawas Utara

353 Lampiran II Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517)

118

Page 125: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

hanya terdapat 17 fasilitas pendidikan jenjang menengah ke atas dengan status negeri dan swasta pada tahun 2015. Keterjangkauan fasilitas pendidikan menengah ke atas tersebut juga masih terbatas akibat kondisi fisik dan infrastruktur yang juga masih terbatas. Selain keterbatasan jumlah dan jangkauan, tahun 2015 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baru tersedia 1 sekolah di Kabupaten Musi Rawas Utara, untuk selanjutnya juga diperlukan sekolah yang memiliki bidang yang searah dengan arah pengembangan daerah, seperti bidang perkebunan dan pertambangan, tetapi masih terbatas pada SDM sehingga untuk langkah awal pengetahuan mengenai perkebunan dan pertambangan dapat diakomodasi dalam bentuk mata pelajaran khusus.

Permasalahan lainnya adalah kualitas dan kuantitas SDM penyedia layanan pendidikan yang masih rendah. Terdapat 1.408 tenaga pengajar jenjang SD/MI di Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2015. Untuk jenjang SMP/MTs terdapat 526 tenaga pengajar. Sementara itu, untuk jenjang SMA/MA hanya tedapat 356 tenaga pengajar dan rasio guru/murid di semua jenjang pendidikan baik dasar maupun menengah ke atas tahun 2015 belum memenuhi target yang diharapkan. Tingkat pendidikan tenaga pengajar juga mempengaruhi kualitas tenaga pengajar dan bahan ajar yang diberikan kepada siswa, pada tahun 2015 persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV hanya 36,46%. Rendahnya tingkat pendidikan tenaga pengajar dapat menyebabkan terbatasnya pengetahuan dan ilmu yang dapat diberikan kepada para siswa. Padahal untuk dapat mendapatkan pekerjaan yang layak, penduduk harus dapat memperlihatkan kualitas dan kemampuan

b. Kesehatan

119

Page 126: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Dilihat dari aspek pelayanan umum, permasalahan kesehatan yang masih dihadapi adalah kualitas fasilitas maupun pelayanan kesehatan yang masih rendah. Dari segi kuantitas memang rasio puskesmas dan puskesmas pembantu per jumlah penduduk sudah mencukupi dan tersedia di setiap kecamatan. Begitu juga rasio rumah sakit per jumlah penduduk juga sudah mencukupi karena jumlah penduduk yang tidak terlalu besar. Permasalahan muncul karena fasilitas kesehatan baik tingkat pertama (puskesmas dan pustu) maupun tingkat lanjut kualitasnya rendah, tidak adanya tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang mencukupi dan professional, serta banyak alat-alat kesehatan yang rusak sehingga menurunkan kualitas pelayanan kesehatan.

Selain itu jarak tempuh untuk mencapai sarana kesehatan terdekat cukup jauh 6-15 Km dengan akses yang sulit di beberapa wilayah. Ditambah lagi kualitas RSUD yang merupakan rumah sakit satu-satunya di Kabupaten Musi Rawas Utara juga belum maksimal. Listrik yang sering padam sangat mengganggu pelayanan kesehatan serta status rumah sakit yang masih D menyebabkan sangat terbatasnya pelayanan kesehatan yang bisa diberikan oleh rumah sakit, sehingga untuk kasus-kasus tertentu pasien harus dirujuk ke RS yang lebih besar baik di dalam provinsi maupun di luar provinsi. Sehingga perlu pengembangan di setiap fasilitas kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

c. Pekerjaan UmumDari aspek pelayanan pekerjaan umum, permasalahan yang

dihadapi adalah keterbatasan infrastruktur transportasi sebagai penopang sosial perekonomian masyarakat. Kondisi Infrastruktur dasar jalan di Kabupaten Musi Rawas Utara masih relatif rendah. Pada tahun 2015, kondisi jalan yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara 43,25% panjang jalannya kondisinya baik namun sisanya

120

Page 127: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

29,03% dalam kondisi sedang dan 15,82% kondisi rusak ringan dan 11,89% kondisi rusak berat. Akses untuk menuju satu kecamatan dengan kecamatan lain sulit dan jauh dikarenakan kondisi jalan yang tidak seluruhnya beraspal. Begitu juga akses untuk menuju ke fasilitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi sulit dan jauh dikarenakan kondisi jalan yang tidak seluruhnya beraspal. Rata-rata lebar jalan hanya empat meter sehingga tidak mencukupi apalagi digunakan untuk berpapasan antara dua kendaraan besar yang mayoritas berupa truk-truk pengangkut sawit dan karet yang bermuatan berat. Kondisi permukaan jalan yang beraspal/penetrasi makadam sepanjang 210,46 km, sementara yang masih berupa kerikil/telford sepanjang 215,28 km dan 74,50 km tanah belum tembus. Dengan kondisi permukaan jalan yang masih berupa kerikil menyebabkan akses sudah dilalui sehingga menambah waktu tempuh.

d. PerhubunganDari aspek pelayanan perhubungan, permasalahan yang

dihadapi adalah masih terbatasnya konektivitas inter dan intra wilayah yang disebabkan oleh keterbatasan angkutan umum yang ada. Selama ini angkutan umum resmi di Kabupaten Musi Rawas Utara belum tersedia. Angkutan umum yang beroperasi masih terbatas dan masih milik perorangan. Selain itu, angkutan penumpang dengan plat hitam masih sering melakukan kegiatan layaknya kendaraan umum. Belum adanya terminal atau halte menyebabkan sebagian masyarakat lebih memilih menggunakan angkutan plat hitam yang mampu menjangkau hingga ke dalam desa mereka. Keterbatasan ini mengakibatkan mobilitas penduduk relatif terbatas karena lebih banyak bergantung pada kendaraan pribadi. Selain angkutan darat, angkutan penyeberangan sungai masih belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini turut menghambat pergerakan barang dan jasa antarwilayah sehingga

121

Page 128: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

kegiatan sosial perekonomian penduduk belum optimal. Kabupaten Musi Rawas Utara terdapat banyak sungai besar yang berasal dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang dapat dimanfaatkan untuk sarana transportasi angkutan berbagai hasil pertanian dan perkebunan, berbagai hasil tambang di sekitar bantaran sungai, dan sebagai angkutan penumpang.

e. PerumahanDari aspek pelayanan perumahan, permasalahan yang

dihadapi adalah mengenai instalasi jaringan layanan air bersih yang belum menjangkau ke seluruh desa, jaringan sanitasi rumah tangga masih terbatas, dan jaringan layanan listrik yang belum memadai dan belum menjangkau ke seluruh desa. Pada umumnya penduduk di Kabupaten Musi Rawas Utara mendapatkan layanan air bersih berupa layanan non-perpipaan dari sumur gali dan sungai namun kondisinya belum sepenuhnya layak untuk dikonsumsi. Sebagian penduduk yang tinggal di Kabupaten Musi Rawas Utara harus membeli air bersih dari tangki dengan harga Rp 500.000 per tangki ukuran 5.000 liter (tahun 2014). Penduduk yang membeli air bersih tersebut biasanya tinggal di wilayah yang jauh dari sungai dan susah memperoleh air sumur. Dari tujuh kecamatan yang ada hanya ada lima kecamatan yang telah dilayani Perusahaan Air Minum (PAM). Desa yang tidak terjangkau oleh PAM maupun di Kecamatan lain masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sebagian yang kondisi air tanahnya bagus menggunakan air sumur.

Sementara itu untuk jaringan sanitasi rumah tangga, pada tahun 2014 persentase rumah tangga bersanitasi hanya sebesar 68,51%. masih terdapat beberapa masyarakat yang masih punya kebiasaan melakukan kegiatan MCK di sungai yang kualitas airnya sangat buruk. Begitu juga dengan pembuangan limbah rumah

122

Page 129: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

tangga dan sampah, terdapat beberapa masyarakat yang masih membuang air limbah dan sampah ke sungai.

Pelayanan aliran listrik di Kabupaten Musi Rawas Utara, selama ini kebutuhan listrik dipenuhi dari Kecamatan Muara Beliti (Kabupaten Musi Rawas) dan disalurkan merata melalui kabel instalasi listrik. Pada tahun 2015 hanya ada tiga kecamatan yang terjangkau listrik 100% yaitu Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu, dan Kecamatan Karang Dapo. Sementara ada satu kecamatan yang belum teraliri listrik sama sekali yaitu Kecamatan Ulu Rawas, kecamatan ini mendapatkan listrik dari diesel pribadi yang berbahan bakar solar. Di kecamatan lain juga belum sepenuhnya teraliri listrik seperti di Kecamatan Karang Jaya, Kecamatan Nibung, dan Kecamatan Rawas Ilir. Untuk Kecamatan Nibung tiang listrik sudah ada namun belum teraliri listrik. Standar kebutuhan Kabupaten Musi Rawas Utara adalah setiap kecamatan di kawaasan permukiman teraliri listrik 100%.

f. Komunikasi dan InformatikaSarana telekomunikasi merupakan sarana pendukung untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satu sarana telekomunikasi yang digunakan adalah telepon kabel. Namun sarana telekomunikasi telepon kabel, baru ada beberapa wilayah yang terlayani di beberapa wilayah saja seperti di Kecamatan Rupit di Desa Lawang Agung. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan jaringan kabel mengingat bahwa akan ada rencana pembangunan Rencana Pita Lebar Nasional untuk tahun 2014-2019 sehingga setiap wilayah terjangkau jaringan komunikasi seluler serta internet.

Pada saat ini terdapat beberapa BTS (Base Transciever Station) yang tersebar di setiap kecamatan. Kapasitas jangkauan dari BTS ini masih terbatas diantaranya di Kecamatan Ulu Rawas hanya menjangkau tiga desa dengan jumlah satu unit BTS, di

123

Page 130: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Kecamatan Rawas Ilir ada delapan BTS, di Kecamatan Nibung sudah ada empat BTS,dan Kecamatan Karang Jaya ada sepuluh BTS sementara sisanya di kecamatan lain belum ada data yang ditemukan. Di beberapa kecamatan juga sudah ada Mobil Internet Kecamatan yang melayani internet mobile seperti di Desa Bumi Makmur, Kecamatan Nibung dan di Kecamatan Karang Dapo.

g. Pemerintahan UmumPersoalan di bidang pemerintahan yang masih menjadi

masalah krusial yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara adalah belum efektifnya kinerja pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Penyebab belum efektifnya kinerja pemerintah adalah belum optimalnya struktur organisasi pemerintah daerah. kualitas dan kompetensi aparatur, dan pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah. Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah pemekaran baru memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan daerahnya dan dapat mengejar ketertinggalan dengan daerah lainnya. Tugas dan tanggung jawab yang dimaksud yaitu dengan pembangunan menyusun berbagai kebijakan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat sehingga mampu menyikapi peluang dan tantangan ditingkat nasional maupun internasional.

Secara garis besar Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki tujuh permasalahan dalam pemerintahan. Permasalahan tersebut yakni pelayanan perizinan masih kurang optimal, sistem kelembagaan pemerintah masih belum tertata dengan baik, kualitas dan kuantitas aparatur pemerintah masih cukup rendah, transparansi pemerintah masih kurang optimal, sistem penyusunan dan penegakan perda masih lemah, data dasar wilayah masih belum lengkap, dan sarana perkantoran pemerintah masih belum memadai.

124

Page 131: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

48. Aspek Daya Saing Wilayah Selain kemampuan wilayah dari segi geografis dan

ekonomi, daya saing wilayah juga sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang berperan sebagai penggerak wilayah. Indikator yang representatif untuk melihat kualitas SDM pada suatu wilayah adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Musi Rawas Utara metode baru di tahun 2014 mencapai 61,34 meningkat 0,78 dari tahun sebelumnya. IPM Kabupaten Musi Rawas Utara berada pada posisi kedua terendah setelah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Selatan.

IPM merupakan indeks komposit dari indikator kesehatan, pendidikan dan ekonomi masyarakat, IPM metode baru mencakup tiga dimensi pembangunan dasar manusia, yaitu umur panjang dan hidup sehat (angka harapan hidup saat lahir), pengetahuan (harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah), dan standar hidup layak (pengeluaran perkapita). Indeks Kabupaten Musi Rawas Utara yang berada pada kategori sedang dapat mencerminkan kondisi pendidikan, kesehatan dan ekonomi cukup baik tetapi beberapa komponen dari 3 dimensi pembangunan dasar manusia masih belum mencapai target yang diharapkan. Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah otonom baru belum maksimal dalam pembangunan manusia sehingga relatif tertinggal dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Sumatera Selatan. Kualitas SDM penting untuk pembangunan daerah yaitu sebagai subjek pembangunan, apabila kualitas SDM rendah maka akan menjadi penghambat pembangunan. Kualitas SDM Musi Rawas Utara yang rendah juga akan berdampak terhadap daya saing SDM dibandingkan dengan daerah lain. Daya saing yang rendah membuat masyarakat sulit untuk

125

Page 132: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

mengakses pekerjaan yang layak dan dapat berdampak pada pendapatan masyarakat.

C. Landasan YuridisSecara yuridis, pembentukan Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021 memiliki pijakan yang sangat kuat. Hal ini bisa dilihat dari dasar pembentukan daerah, dasar kewenangan pembentukan peraturan daerah, serta dasar mengatur materi. Pertama, terkait dasar pembentukan daerah. Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan daerah otonom baru yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas, yakni terdiri dari Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu, Kecamatan Nibung, Kecamatan Rawas Ilir, Kecamatan Karang Dapo, Kecamatan Karang Jaya dan Kecamatan Ulu Rawas.354 Pemekaran daerah tersebut kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara di Provinsi Sumatera Selatan.

Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan salah satu upaya dalam rangka mengoptimalkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Sebagai daerah otonom, Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki kewenangan mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerah kabupaten. Yaitu urusan pemerintahan konkuren yang terdiri dari urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan.355 Urusan pemerintahan konkuren inilah yang kemudian menjadi dasar penyelenggaraan pelaksanaan otonomi daerah.356 Dalam rangka 354 Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan

Kabupaten Musi Rawas Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5429).

355 Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

356 Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

126

Page 133: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

menyelenggarakan otonomi daerah, Pemerintah Daerah perlu merencanakan pembangunan daerah sebagai strategi dan arahan mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis sehingga mencapai tujuan bernegara. Diantara dokumen perencanaan pembangunan daerah ialah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dengan demikian, pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah otonom baru memberikan konsekuensi logis adanya keharusan membentuk RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara.

Kedua, dasar kewenangan pembentukan peraturan daerah. Konstitusi menegaskan bahwa pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.357 Yakni di dalamnya melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka melaksanakan otonomi tersebut, daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah.358 Pembangunan daerah tersebut merupakan wujud dari pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.359

Berdasarkan kewenangan yang dimilikinya, Pemerintah Daerah menyusun rencana pembangunan daerah yang bersinergi dan sesuai dengan perencanaan pembangunan nasional. Adapun dokumen perencanaan pembangunan daerah terdiri atas RPJPD, RPJMD, dan RKPD. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).357 Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.358 Pasal 258 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

359 Pasal 258 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

127

Page 134: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. 360

RPJMD juga menjadi salah satu pedoman dalam menyusun RKPD yang menjadi prioritas pembangunan daerah. 361 RPJMD tersebut ditetapkan dengan peraturan daerah.362

Lebih lanjut, salah satu tugas kepala daerah ialah menyusun dan mengajukan rancangan perda tentang RPJMD untuk dibahas bersama DPRD.363 Artinya, pembentukan RPJMD merupakan keniscayaan bagi setiap daerah otonom. Bahkan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menegaskan adanya sanksi administratif jika penyelenggara pemerintahan daerah tidak menetapkan Peraturan Daerah tentang RPJMD.364 Dengan demikian, Peraturan Daerah Provinsi tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara harus dibentuk dalam rangka perwujudan pelaksanaan urusan pemerintahan yang telah diserahkan kepada daerah otonom.

Ketiga, dasar mengatur materi. Dasar mengatur materi terdiri dari dasar mengatur materi secara formil dan dasar mengatur materi muatan materiil. Dasar mengatur materi secara formil merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan 360 Pasal 263 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

361 Pasal 263 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

362 Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

363 Pasal 65 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).

364 Pasal 266 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

128

Page 135: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Peraturan-undangan. Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dilakukan dalam Prolegda Kabupaten/Kota. Ketentuan penyusunan perda ini secara mutatis mutandis mengikuti penyusunan Peraturan Daerah Provinsi.365

Materi muatan dalam Peraturan Daerah Provinsi berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah yang bersangkutan. Sebelum sebuah peraturan daerah provinsi dibentuk, dilakukan perencanaan penyusunan peraturan daerah provinsi dalam Prolegda provinsi.366 Selain itu, materi muatan yang diatur serta keterkaitannya dengan peraturan perundang-undangan lainnya telah melalui pengkajian dan penyelarasan yang dituangkan dalam Naskah Akademik.367

Selain berdasar pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan-undangan, penyusunan naskah akademik dan Raperda RPJMD ini juga berlandaskan pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Khususnya merujuk pada lampiran III yang mengatur tahapan dan cara penyusunan rancangan pembangunan jangka menengah daerah. Di dalamnya telah dijelaskan bahwa dalam merumuskan rancangan RPJMD kabupaten/kota dilakukan melalui serangkaian kegiatan yaitu Penyusunan Rancangan Awal RPJMD meliputi: (a) pengolahan data dan informasi; (b) penelaahan RTRW kabupaten/kota dan RTRW kabupaten/kota lainnya; (c) analisis 365 Pasal 40 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

366 Pasal 32 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

367 Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

129

Page 136: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

gambaran umum kondisi daerah kabupaten/kota; (d) analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan; (e) perumusan permasalahan pembangunan daerah kabupaten/kota; (f) penelaahan RPJMN, RPJMD provinsi dan RPJMD kabupaten/kota lainnya; (g) analisis isu-isu strategis pembangunan jangka menengah kabupaten/kota;

(h) penelaahan RPJPD kabupaten/kota; (i) perumusan penjelasan visi dan misi; (j) perumusan tujuan dan sasaran; (k) perumusan strategi dan arah kebijakan; (l) perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah kabupaten/kota; (m) penyusunan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan; (n) penetapan Indikator Kinerja Daerah; (o) Pembahasan dengan SKPD kabupaten/kota; (p) pelaksanaan forum konsultasi publik;

(q) pembahasan dengan DPRD untuk memperoleh masukan dan saran (r) penyelarasan program prioritas dan kebutuhan pendanaan. Selanjutnya adalah pelaksanaan Musrenbang sebelum Penyusunan Rancangan Akhir RPJMD yang kemudian akan dikonsultasikan ke Provinsi dan selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Daerah RPJMD.

Mengenai dasar mengatur materi muatan (materiil) yang merujuk pada berbagai peraturan perundang-undangan, hal ini untuk mengharmonisasikan dan mensinkronkan Perda RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Diantara peraturan perundang-undangan terkait yang dikaji dalam penyusunan naskah akademik dan rancangan peraturan daerah ini adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi;3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung;

130

Page 137: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;9. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang;11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah;12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;13. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan

Batu Bara;14. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas;15. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik;16. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan;17. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 200918. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;20. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit;21. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;22. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan

dan Permukiman;23. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

131

Page 138: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

24. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

25. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;26. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 189 tentang Tata

Pengaturan Air;27. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Telekomunikasi;28. Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;30. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;31. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

32. Paturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Dalam Penyususnan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

33. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa RPJMD memuat visi, misi, dan arah pembangunan jangka menengah daerah. RPJMD merupakan perwujudan dari pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi dasar pelaksanaan otonomi

132

Page 139: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

daerah. Oleh karenanya, materi muatan RPJMD adalah ketentuan terkait urusan pemerintahan wajib, terutama yang terkait dengan pelayanan dasar. Yakni terkait masalah di bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat, serta sosial.368

Terkait pendidikan, konstitusi secara tegas menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan,369 dimana pemerintah yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan satu sistem pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa.370 Pelaksanaan ketentuan tersebut ialah adanya UU Sisdiknas yang telah mengamanatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.371 Selain itu, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah juga wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan tersebut bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.372

Konsep otonomi daerah yang mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat akan mendorong percepatan upaya kesejahteraan rakyat yang di dalamnya termasuk kualitas pendidikan yang meningkat. Dalam konteks daerah Kabupaten Musi Rawas Utara, pendidikan di wilayah tersebut masih relatif rendah. Hal ini tercermin dari masih tingginya persentase penduduk yang

368 Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

369 Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

370 Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

371 Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

372 Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

133

Page 140: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

tidak/belum tamat SD dan lulusan SD serta masih rendahnya rasio lulusan perguruan tinggi. Rendahnya perkembangan pendidikan berpengaruh dalam hal memperlambat pembangunan daerah.

Selanjutnya, peraturan daerah tentang RPJMD ini juga akan memuat kebijakan umum di bidang kesehatan 5 tahun ke depan. Pelayanan dan akses kesehatan merupakan hak setiap warga negara dan negara memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakannya. Pemerintah Daerah dalam rangka otonomi daerah wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan, dimana kesehatan termasuk urusan pemerintahan konkuren wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Oleh karenanya, menjamin kesehatan bisa terakses oleh semua kalangan masyarakat ialah suatu keniscayaan dalam konsepsi otonomi daerah di Indonesia. Pelaksanaan pembangunan di sektor kesehatan ini harus disesuaikan dengan kondisi setempat Musi Rawas Utara.

Lebih lanjut, pembangunan daerah tidak bisa terlepaskan dari penataan ruang dan wilayah dalam lingkup lebih luas yaitu lingkup nasional dan provinsi. Rencana tata ruang wilayah nasional menempatkan Sungai Musi yang melintas di Kabupaten Musi Rawas sebagai Sungai Lintas Provinsi (Sumatera Selatan - Bengkulu -Lampung).373 Selain itu, dalam RTRWN juga disebutkan bahwa sektor unggulan untuk Kawasan Lubuk Linggau dan Sekitarnya adalah sektor pertanian, perkebunan dan industri.374 Dalam penetapan kawasan strategis nasional, Kabupaten Musi Rawas Utara juga turut terlibat dalam Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Sumatera Selatan) (I/B/I).375

373 Lampiran VI Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).

374 Lampiran IX Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).

375 Lampiran X Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

134

Page 141: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Dalam pengembangan struktur pelayanan yang tercantum pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Rawas Utara diarahkan untuk sebagai PKN dengan spesialisasi Pencanangan Lumbung Pangan Nasional.376

Di samping itu, dalam Perda RPJMD ini juga mencantumkan kebijakan pembangunan sarana dan prasaran jalan, transportasi, bangunan, persampahan, air, serta beberapa aspek penataan ruang dan pekerjaan umum lainnya. Tentunya, dalam perumusan tersebut memperhatikan RPJMN sehingga pembangunan daerah tetap terintegrasi dengan pembangunan nasional.

Menilik sejarah wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara kekurangan akses terhadap pelayanan publik, termasuk kondisi utilitas perumahan dan permukiman. Maka perlu dirumuskan kebijakan terkait sarana dan prasarana perumahan dan permukiman, diantaranya minimnya listrik dan sumber air bersih. Listrik merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan nasional,377

sehingga pemerintah dan pemerintah daerah yang memiliki tanggung jawab untuk menyediakan dana pembangunan untuk pembangunan tenaga listrik di kelompok masyarakat tidak mampu, daerah terpencil, perbatasan, daerah yang belum berkembang, dan perdesaan.378 Air juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, sayangnya selama instalasi jaringan layanan air bersih belum dimiliki oleh seluruh kecamatan. Dengan demikian Pemerintah Daerah wajib meningkatkan kuantitas, kualitas serta cakupan layanan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan air bersih.

2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).376 BAPPEDA Provinsi Sumatera Selatan, 2005, RTRW Provinsi Sumatera Selatan

2005-2019, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Provinsi Sumatera Selatan.

377 Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

378 Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

135

Page 142: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa konsepsi otonomi daerah juga mendorong adanya pemberdayaan masyarakat, termasuk diantaranya ialah menyediakan pelayanan sosial bagi masyarakat miskin, anak-anak asuh, terlantar, penyandang sosial, dan penduduk dengan kemampuan berbeda (cacat). Sedangkan dalam konteks sosial di Kabupaten Musi Rawas Utara menunjukkan pelayanan sosial dalam penyediaan sarana dan prasarana sosial antar kabupaten/kota masih sangat kurang. Di sisi lain, di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara terdapat Komunitas Adat Terpencil (KAT) yakni Suku Anak Dalam yang diperkirakan masih banyak yang mendiami wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara. Selama ini beberapa suku Anak Dalam yang masih sering berpindah-pindah tempat tinggalnya, sehingga Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara mencoba memfasilitasi ke dalam Komunitas Adat Terpencil (KAT) dengan membuatkan rumah tinggal permanen. Adanya fasilitas ini diharapkan suku Anak Dalam tidak berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan yang lain hingga lintas batas administrasi Kabupaten.

Selanjutnya, Perda RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara perlu menetapkan kebijakan terkait ketahanan pangan, diantaranya terkait perencanaan lahan pertanian. Dalam pertanian, selama ini masih banyak potensi fisik di Kabupaten yang belum dioptimalkan, khususnya dari segi prasarana pengairan dimana lebih dari 60% dari 16 Daerah irigasi (D.I.) dalam kondisi rusak. Hal ini mengakibatkan produksi pertanian khususnya tanaman pangan di Kabupaten Musi Rawas tidak maksimal dan berimplikasi pada ketidakmampuan daerah dalam berswasembada pangan dan dalam hal memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab terkait pelayanan pangan di daerahnya, dimana urusan pangan merupakan urusan

136

Page 143: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

pemerintahan konkuren wajib yang harus dilaksanakan Pemerintah Daerah.379

Selain pertanian, perekonomian di Kabupaten Musi Rawas Utara juga memiliki sumber daya alam potensi pertambangan. Penguasaan pertambangan Mineral dan Batu Bara oleh negara diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.380 Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara perlu merencanakan pembangunan dalam bidang pertambangan dimana pelaksanaannya berorientasi pada sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Atas uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021 perlu dibentuk sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang SPPN maupun Undang-Undang RPJMN dan untuk menjawab kebutuhan hukum yang ada. Selain itu, materi muatan yang ada dalam naskah akademik dan rancangan peraturan daerah ini telah bersesuaian dengan peraturan yang lebih tinggi lainnya.

379 Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

380 Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4).

137

Page 144: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

BAB VJANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERATURAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

A. Jangkauan dan Arah PengaturanPeraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara ini merupakan Perda pembangunan daerah baru karena selama ini belum pernah ada pengaturan daerah. Perda RPJMD ini berlaku untuk seluruh wilayah Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara dalam rangka mewujudkan urusan bidang perencanaan pembangunan sesuai batas kompetensi Pemerintah Kabupaten. Pelaksanaan urusan bidang perencanaan pembangunan akan bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat dalam strata apapun. Dengan sendirinya implikasi dari Perda ini juga mengena langsung masyarakat.

Dengan adanya pengaturan perencanaan pembangunan ini akan sangat membantu mengoptimalkan perencanaan program Pemerintah kabupaten yang akan berjalan dalam rangka pembangunan Kabupaten Musi Rawas Utara sebagai kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Musi Rawas. Sebab tanpa adanya rencana pembangunan yang holistik, maka dapat dipastikan proses pembangunan di Kabupaten Musi Rawas Utara tidak akan dapat memenuhi amanat pembangunan di daerah sebagaimana digariskan dalam UU Pemda.

B. Materi Muatan Perda tentang Peraturan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara RPJMD sebagai pedoman pembangunan di daerah, harus

memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Daerah dan RPJM Nasional sebagaimana diatur dalam Pasal 5 UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

138

Page 145: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Pembangunan Nasional.381 Lebih lanjut dijabarkan yang dimaksud dengan visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.382 Adapun Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.383 Unsur-unsur tersebut disusun sedemikian rupa, hingga menjadi perencanaan utuh suatu daerah sebagai proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.384

Pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Permendagri RPD) dijelaskan lebih lanjut mengenai sistematika RPJMD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Berikut adalah kutipan Pasal 59 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010:385

Penyajian rancangan awal RPJMD provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf b, dengan sistematika paling sedikit sebagai berikut: a. pendahuluan; b. gambaran umum kondisi daerah; c. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka

pendanaan381 Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

382 Pasal 1 ayat 12 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

383 Pasal 1 ayat 13 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

384 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

385 Pasal 59 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).

139

Page 146: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

d. analisis isu-isu strategis; e. visi, misi, tujuan dan sasaran; f. strategi dan arah kebijakan; g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah;h. indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan

pendanaan; dani. penetapan indicator kinerja daerah.

Pada RPJMD yang akan dibentuk oleh Kabupaten Musi Rawas Utara, sistematika tersebut secara lengkap akan dimuat dalam lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara.

Pada pengaturan mengenai pengendalian dan evaluasi, perangkat daerah yang membidangi urusan perencanaan pembangunan daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara akan melakukan pengendalian dan evaluasi terkait pelaksanaan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara. Tindak lanjut atas pengendalian dan evaluasi tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan RPJMD periode berikutnya.

Berikut adalah sistematika secara lengkap Lampiran Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara:

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Dasar Hukum Penyusunan RPJMD1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya1.4 Sistematika Penulisan1.5 Maksud dan Tujuan

140

Page 147: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

2.1 Aspek Geografi dan Demografi2.1.1 Aspek Geografi

A. Luas dan Letak Wilayah B. Kondisi TopografiC. Kondisi KlimatologiD. Kondisi GeologiE. Kondisi HidrologiF. Pemanfaatan LahanG. Sumber daya MineralH. Wilayah Rawan Bencana

2.1.2 Aspek DemografiA. Perkembangan Jumlah Penduduk B. Proyeksi Jumlah PendudukC. Kepadatan dan Sebaran PendudukD. Struktur PendudukE. KelahiranF. MigrasiG. Etnik

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

A. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

2.2.2 Fokus Kesejahteraan MasyarakatA. PendidikanB. KesehatanC. PertanahanD. Ketenagakerjaan

2.2.3 Fokus Seni, Budaya dan OlahragaA. Kebudayaan

141

Page 148: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

B. Pemuda dan Olah Raga

2.3 Aspek Pelayanan Umum2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib Berkaitan dengan

Pelayanan DasarA. PendidikanB. KesehatanC. Pekerjaan UmumD. PerumahanE. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

F. SosialG. Perencanaan Pembangunan

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Wajib Tidak Berkaitan dengan Pelayanan DasarA. KetenagakerjaanB. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakC. Ketahanan PanganD. PertanahanE. Lingkungan HidupF. Kependudukan dan Catatan SipilG. Pemberdayaan Masyarakat dan DesaH. Keluarga Berencana dan Keluarga SejahteraI. PerhubunganJ. Komunikasi dan InformatikaK. Koperasi Usaha Kecil dan MenengahL. KebudayaanM. Kepemudaan dan Olah RagaN. StatistikO. Perpustakaan

2.3.3 Fokus Layanan Urusan Pilihan

142

Page 149: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

A. PertanianB. KehutananC. PerikananD. Energi dan Sumber Daya MineralE. PerdaganganF. PariwisataG. PerindustrianH. Ketransmigrasian

2.4 Aspek Daya Saing Daerah2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

A. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/InfrastrukturA. PerhubunganB. Penataan RuangC. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

D. Lingkungan HidupE. Komunikasi dan Informatika

2.4.3 Fokus Iklim BerinvestasiA. Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

2.4.4 Fokus Sumber Daya ManusiaA. Ketenagakerjaan

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Daerah3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

143

Page 150: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

3.1.2 Neraca Daerah3.2 Kerangka Pendanaan

3.2.1 Proyeksi Keuangan Masa Lalu3.2.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan

BAB 4 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS4.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan

4.1.1 Aspek Geografi dan Lingkungan4.1.2 Aspek Sumber Daya Manusia4.1.3 Aspek Ekonomi4.1.4 Aspek Infrastruktur4.1.5 Aspek Tata Kelola Pemerintahan

4.2 Perumusan Isu Strategis4.2.1 Aspek Geografi dan Lingkungan4.2.2 Aspek Sumber Daya Manusia4.2.3 Aspek Ekonomi4.2.4 Aspek Infrastruktur4.2.5 Aspek Tata Kelola Pemerintahan

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN5.1 Visi5.2 Misi5.3 Tujuan dan Sasaran

5.3.1 Tujuan Pembangunan5.3.2 Sasaran Pembangunan

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN6.1 Strategi Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Utara

Tahun 2016-2021A. Misi 1 : Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas dan

Murah

144

Page 151: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

B. Misi 2 : Mewujudkan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Terlantar/Lahan Tidur

C. Misi 3 : Mewujudkan Infrastruktur Dasar di Kabupaten Musi Rawas Utara yang Merata dan Berkualitas

D. Misi 4 : Mewujudkan Hilirisasi Komoditi Unggulan Kabupaten Musi Rawas Utara

E. Misi 5 : Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas

F. Misi 6 : Mewujudkan Kabupaten Musi Rawas Utara yang Bebas Narkoba

G. Misi 7 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan Kabupaten Musi Rawas Utara yang baik

H. Misi 8: Mewujudkan Masyarakat yang Berakhlak Mulia, Santun, dan Mandiri di Kabupaten Musi Rawas Utara

6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021A. Kebijakan untuk Mewujudkan Pendidikan yang

Berkualitas dan MurahB. Kebijakan untuk Mewujudkan Optimalisasi

Pemanfaatan Lahan Terlantar/ Lahan TidurC. Kebijakan untuk Mewujudkan Infrastruktur Dasar di

Kabupaten Musi Rawas Utara yang Merata dan Berkualitas

D. Kebijakan untuk Mewujudkan Hilirisasi Komoditi Unggulan Kabupaten Musi Rawas Utara

E. Kebijakan untuk Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas

F. Kebijakan untuk Mewujudkan Kabupaten Musi Rawas Utara yang Bebas Narkoba

G. Kebijakan untuk Mewujudkan tata kelola pemerintahan Kabupaten Musi Rawas Utara yang baik

145

Page 152: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

H. Kebijakan untuk Mewujudkan Masyarakat yang Berakhlak Mulia, Santun, dan Mandiri di Kabupaten Musi Rawas Utara

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAHA. Misi 1 : Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas dan

MurahB. Misi 2 : Mewujudkan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan

Terlantar/Lahan TidurC. Misi 3 : Mewujudkan Infrastruktur Dasar di Kabupaten

Musi Rawas Utara yang Merata dan BerkualitasD. Misi 4 : Mewujudkan Hilirisasi Komoditi Unggulan

Kabupaten Musi Rawas UtaraE. Misi 5 : Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat

yang BerkualitasF. Misi 6 : Mewujudkan Kabupaten Musi Rawas Utara

yang Bebas NarkobaG. Misi 7 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan

Kabupaten Musi Rawas Utara yang baikH. Misi 8: Mewujudkan Masyarakat yang Berakhlak Mulia,

Santun, dan Mandiri di Kabupaten Musi Rawas Utara

BAB 8 INDIKASI RENCANA PROGRAM

BAB 9 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN10.1 Pedoman Transisi10.2 Kaidah Pelaksanaan

146

Page 153: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

BAB VIPENUTUP

A. KesimpulanKabupaten Musi Rawas Utara sebagai daerah otonom baru

setelah dimekarkan dari Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, sudah sewajarnya membutuhkan suatu pedoman pembangunan yang memuat seluruh aspek pembangunan yang dituangkan dalam visi, misi dan arah kebijakan. Sehingga Kabupaten Musi Rawas Utara diharapkan dapat mengakomodasi tujuan pembangunan yang tidak lain ialah untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah. Sebagai perencanaan yang berdimensi jangka menengah (5 tahun ke depan), RPJMPD mendesak untuk dibuat guna menjadi acuan bagi penyusunan rencana daerah dengan hierarki dan skala lebih sempit serta mengacu pada rencana nasional dan daerah dengan hierarki yang lebih tinggi dan skala lebih luas. Dalam tata perencanaan pembangunan daerah, RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara akan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di Kabupaten Musi Rawas Utara.

B. Saran dan RekomendasiAparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara

khususnya yang membidangi urusan perencanaan pembangunan, segera menerbitkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara mengingat betapa krusial RPJMD dalam penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah terpilih.

147

Page 154: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

DAFTAR PUSTAKA

A. BukuAsshiddiqie, Jimly, 2005, Konstitusi dan Konstitusionalisme,

Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK RI, Jakarta.Attamimi, A. Hamid, 1998, Keuangan Negara Lingkup Pengertiannya

dan Hakikat Perundang-undangannya Menurut UUD 1945, Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta.

Azhary, 1996, Negara Hukum Indonesia: Analisis Yuridis Normatif tentang Unsur-Unsurnya, UI-Press, Jakarta.

Fauzan, Muhammad, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah, Kajian tentang Hubungan Keuangan antara Pusat dan Daerah, UII Press, Yogyakarta.

Hendra Nurtjahjo, 2006, Filsafat Demokrasi, Bumi Aksara, Jakarta.Huda, Ni’matul, 2005, Otonomi Daerah: Filosofi, Sejarah

Perkembangan, dan Problematika, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.Huda, Ni’matul, 2009, Hukum Pemerintahan Daerah, Nusa Media,

Bandung.Jeddawi, Murtir, 2009, Pro Kontra Pemekaran Daerah (Analisis

Empiris), Total Media, Yogyakarta.Manan, Bagir, 1994, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut

UUD 1945, Sinar Harapan, Jakarta.Manan, Bagir, 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, PSH

Fakultas Hukum UII, Yogyakarta.Marbun, S.F. dan Moh. Mahfud MD., 1987, Pokok-Pokok Hukum

Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta.Marzuki, M. Laica, 2006, Berjalan-Jalan di Ranah Hukum, Buku Kesatu,

Edisi Revisi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK RI, Jakarta.

Pamudji, S., 1980, Pembinaan Perkotaan di Indonesia, Tinjauan dari Aspek Administrasi Pemerintah, Ichtiar Baru, Jakarta.

Prodjodikoro, Wirdjono, 1971, Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik, Eresco, Bandung.

Sabarno, Hari, 2007, Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta.

Sabarno, Hari, 2008, Untaian Pemikiran Otonomi Daerah: Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, Sinar Grafika, Jakarta.

148

Page 155: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Smith, Brian C., 1985, Decentralization: the Territorial Dimension of the State, George Allen & Unwin, London.

Soehino, 2005, Ilmu Negara, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta.Strong, C.F., 1966, Modern Political Constitution: An Introduction to

the Comparative Study of Their History and Existing Form, The English Book Society and Sidgwick & Jackson Limited, London.

Sutedi, Adrian, 2009, Implikasi Hukum atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah, Sinar Grafika, Jakarta.

Yamin, M., 1960, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jilid III, Setjen MPR RI, Jakarta.

Yamin, Moh., 1971, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jilid I, Siguntang, Jakarta.

B. Hasil PenelitianPSPPR UGM, 2016, RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016-2021, Hasil Penelitian, PSPPR UGM, Yogyakarta

C. Peraturan Perundang-undanganUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046).

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881).

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235).

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaga Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4247).

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

149

Page 156: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851).Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1).

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036).

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4).

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967).

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025).

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

150

Page 157: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149).

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072).

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080).

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235).

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5429).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5593).

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606).

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613).

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran

151

Page 158: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5669).

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 304637, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225).

Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaran Komunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Rublik Indonesia Nomor 3980).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 449).

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4568).

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585).

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004).

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103).

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71).

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup

152

Page 159: muratarakab.go.id RPJMD Muratara 2... · Web viewJaringan bergerak dibedakan terrestrial, seluler, dan satelit. Penyelenggara jasa telekomunikasi terdiri telepon dasar, nilai tambah

Strategis (KLHS) Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199).

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015)

153