RPJM 4 (2020-2024)

50
1 1 1 Draft Buku III Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 Berdimensi Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Makasar, 16 November 2009

description

Draft Buku III Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 Berdimensi Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Makasar , 16 November 2009. 1. 1. RPJM 2 (2010-2014). - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of RPJM 4 (2020-2024)

Page 1: RPJM 4 (2020-2024)

1

11

Draft Buku IIIRencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional(RPJMN) 2010-2014 Berdimensi Kewilayahan

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Makasar, 16 November 2009

Draft Buku IIIRencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional(RPJMN) 2010-2014 Berdimensi Kewilayahan

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Makasar, 16 November 2009

Page 2: RPJM 4 (2020-2024)

2

RPJM 4(2020-2024)

RPJM 1(2005-2009)

Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

RPJM 2(2010-2014)

Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian

RPJM 3(2015-2019)

Memantapkan pem-bangunan secara menyeluruh denganmenekankan pem-bangunan keung-gulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek

Mewujudkan masya-rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

TAHAPAN RPJPN 2005-2025

Page 3: RPJM 4 (2020-2024)

3

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

PROSES PENYUSUNAN BUKU III PROSES PENYUSUNAN BUKU III RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014

BERDIMENSI KEWILAYAHAN (1)BERDIMENSI KEWILAYAHAN (1)

Page 4: RPJM 4 (2020-2024)

4

PROSES PENYUSUNAN BUKU III PROSES PENYUSUNAN BUKU III RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014

BERDIMENSI KEWILAYAHAN (2)BERDIMENSI KEWILAYAHAN (2)

Page 5: RPJM 4 (2020-2024)

RPJMN Tahap 2(2010-2014)

Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian

Skala Prioritas RPJM 2010-2014 dalamBidang Pengembangan Regional & Otonomi

DaerahTerwujudnya kehidupan bangsa yang lebih demokratis ditandai dengan membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.Terwujudnya kehidupan bangsa yang lebih demokratis ditandai dengan membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.

Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan dan akuntabel yang ditandai dengan terpenuhinya Standar Pelayanan Minimun (SPM) di semua tingkatan pemerintahan.

Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan dan akuntabel yang ditandai dengan terpenuhinya Standar Pelayanan Minimun (SPM) di semua tingkatan pemerintahan.

Meningkatnya kesejahteraan rakyat terus meningkat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan..., menurunnya

Kesenjangan kesejahteraan antarindividu, antarkelompok masyarakat dan antardaerah, dipercepatnya pengembangan pusat-pusat

pertumbuhan potensial di luar Jawa

Meningkatnya kesejahteraan rakyat terus meningkat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan..., menurunnya

Kesenjangan kesejahteraan antarindividu, antarkelompok masyarakat dan antardaerah, dipercepatnya pengembangan pusat-pusat

pertumbuhan potensial di luar Jawa

Meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.

Meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.

5

Mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahanMantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan

Page 6: RPJM 4 (2020-2024)

PEMBANGUNAN UNTUK SEMUA PENGURANGAN KESENJANGAN

KESENJANGAN

ANTAR INDIVIDU/GOLONGA

N

ANTAR WILAYAH

DOMAIN DEPUTI KEMISKINAN

DOMAIN DEPUTI REGIONAL

Page 7: RPJM 4 (2020-2024)

KESENJANGAN ANTAR

WILAYAH

PELAYANAN SOSIAL DASAR

PERKEMBANGAN EKONOMI

INDIKATOR IPM

DAERAH TERTINGGAL

KAWASAN PERBATASAN

KAWASAN CEPAT

TUMBUH

KAWASAN RAWAN

BENCANA

KESEJAHTERAAN

(KESEJAHTERAAN DAN KEAMANAN)

KEK (KAPET)

MITIGASI/ PENGURANGAN

RESIKO

PENERAPAN SPM

KAWASAN PERKOTAAN DAN

PERDESAAN

PELAYANAN SOSIAL DASAR

DAN AKSES

KESENJANGAN ANTARWILAYAH

Page 8: RPJM 4 (2020-2024)

KOMPONEN PEMBANGUNAN DAERAH

KAWASAN STRATEGI ASPEK

TERTINGGALPERBATASAN

CEPAT TUMBUHRAWAN

BENCANAPERKOTAAN PERDESAAN

PENGEMBANGAN WILAYAHPulau

ProvinsiKabupaten/Kota

TATA RUANGPERTANAHAN

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BIDANGEkonomi, SDM,

Hankam, Iptek, SDA, Wilayah dan Tata

Ruang

Page 9: RPJM 4 (2020-2024)

• Pembangunan wilayah di Indonesia belum memberikan kesejahteraan secara merata kepada seluruh penduduk.

• Perkembangan sosial ekonomi global memunculkan beberapa dampak yang terkait dengan pengembangan wilayah:- kemunduran kegiatan industri, tuntutan keterbukaan, tuntutan efisiensi,

produktivitas dan daya saing, desentralisasi, peningkatan kerawanan sosial, dan kesenjangan antarwilayah.

• Transformasi ekonomi, sosial dan budaya, politik di daerah belum mampu mengoptimalkan sumberdaya untuk pembangunan dan kemajuan daerah.

• Daerah-daerah memiliki karakteristik geografis yang beragam dan membutuhkan perencanaan berbasis karakteristik ruang geografis

• Pengembangan wilayah di Indonesia perlu diarahkan kepada pendekatan yang lebih komprehensif dan disesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan setiap masa.

• Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam memerlukan intervensi kebijakan yang berbasis kewilayahan berdasarkan pemanfaatan sumber daya setempat.

• Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 mengamanatkan pendekatan regional sebagai salah satu strategi untuk mencapai tujuan pembangunan

Pendahuluan:Pendahuluan:Upaya Mengurangi Kesenjangan WilayahUpaya Mengurangi Kesenjangan Wilayah

9

Page 10: RPJM 4 (2020-2024)

PENTINGNYA PENTINGNYA PENYUSUNAN RPJMN 2010-2014 PENYUSUNAN RPJMN 2010-2014

BERDIMENSI KEWILAYAHANBERDIMENSI KEWILAYAHAN

• Upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah secara lebih terarah dan sistematik dengan skenario yang disepakati semua pihak.

• Terjalin kerjasama lintas sektor dan lintas wilayah dalam pengembangan wilayah.

• Sinergi semua pihak dalam upaya percepatan pengembangan wilayah.

• Sinergi antara prioritas nasional dan kepentingan daerah.

• Terdapat instrumen untuk Musrenbang Nasional, Provinsi dan Kabupaten.

Page 11: RPJM 4 (2020-2024)

• Menjadi landasan atau kerangka konsep bagi kebijakan nasional yang menyeluruh dan terpadu mengenai strategi pengembangan wilayah Sumatera, Jawa bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

• Teridentifikasinya isu strategis yang diperoleh dari fakta, potensi dan masalah pengembangan wilayah Sumatera, Jawa Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku Dan Papua

• Tersusunnya landasan konseptual dan arah kebijakan dalam penanganan wilayah Sumatera, Jawa Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

• Tersusunnya skenario pengembangan wilayah Sumatera, Jawa Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku Dan Papua untuk jangka menengah (5 tahun)

• Menjadi acuan regional dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)

Tujuan dan ManfaatTujuan dan Manfaat

11

Page 12: RPJM 4 (2020-2024)

ALUR PIKIR DAN KERANGKA ANALISISALUR PIKIR DAN KERANGKA ANALISIS

12

CAKUPAN ANALISIS (BIDANG):1. Sosbud & Kehidupan Beragama

2. Ekonomi3. Sarana dan Prasana

4. Politik5. Iptek

6. Hukum dan Aparatur7. Pertahanan dan Keamanan

8. Wilayah dan Tata Ruang9. SDA dan Lingkungan Hidup

Identifikasi:Fakta

PotensiMasalah

Identifikasi:Fakta

PotensiMasalah

PROFILPROFIL

Pendekatan:Eksplorasi Kualitatif

Pendekatan: Struktur, Perilaku,

dan Kinerja

PETA: FAKTA – POTENSI –

MASALAH – ISU STRATEGIS

Analisis Penilaian KinerjaAnalisis Kualitatif

Analisis Penilaian Kinerja:Analisis Kuantitatif

KEBIJAKAN & STRATEGI:ISU STRATEGIS UTAMA -

SKENARIO – ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI

Renstra SektoralRenstra Daerah

Analisa Kondisi Fisik

Page 13: RPJM 4 (2020-2024)

Kerangka AnalisisKerangka Analisis

13

Page 14: RPJM 4 (2020-2024)

Bab 3.1 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH TAHUN 2010-20143.1.1 Pendahuluan3.1.2 Arahan RPJPN 2005-20253.1.3 Arahan RPJMN 2010-20143.1.4 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)3.1.5 Gambaran Keterkaitan Antar Wilayah

Bab 3.2 PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA TAHUN 2010-20143.2.1 Arah Pengembangan Wilayah Sumatera3.2.2 Dukungan Bidang

Bidang Sosial Budaya dan AgamaBidang EkonomiBidang IptekBidang Sarana dan PrasaranaBidang PolitikBidang Pertahanan dan KeamananBidang Hukum dan AparaturBidang Wilayah dan Tata RuangBidang Sumberdaya Alam dan LH

3.2.3 Sasaran Pembangunan Per-Provinsi di Wilayah SumateraLamp. Matriks Pengembangan Wilayah Per-Provinsi di Sumatera

Bab 3.3 – Bab 3.8 PENGEMBANGAN WILAYAH (JAWA-BALI, KALIMANTAN, SULAWESI, NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA) TAHUN 2010-2014

Kerangka Penulisan Buku III RPJMN 2010-2014 Kerangka Penulisan Buku III RPJMN 2010-2014 Pembangunan Berdimenasi KewilayahanPembangunan Berdimenasi Kewilayahan

14

Page 15: RPJM 4 (2020-2024)

Konstelasi keterkaitan antara Buku I, II Konstelasi keterkaitan antara Buku I, II dan III RPJMN 2010-2014dan III RPJMN 2010-2014

Prioritas Nasional

KemiskinanSDM

Birokrasi-Demokrasi-KamnasDayasaing Nasional

SDA & LH

Prioritas Regional

SumateraJawa-Bali

KalimantanSulawesi

Nusa TenggaraMalukuPapua

Prioritas Bidang

SosbudEkonomi

IPTEKSarana Prasarana

PolitikHankamHukum

Wilayah & Tata RuangSDA & LH

I

II III

Fokus

Lokus

15

1 2

3

4

Tata Urut (Flow) Keterkaitan Buku I-II-III1.Buku I yang memuat Prioritas Nasional menjadi masukan di dalam penjabaran arah kebijakan bidang dalam Buku II 2.Buku I memberikan arah kebijakan regional dalam Buku III3.Buku III memuat kebutuhan & permasalahan strategis masing2 wilayah yang menjadi arahan bidang dalam mengisi kebutuhan wilayah (lokus)4.Buku II memuat arah kebijakan dan prioritas kegiatan bidang yang akan mengisi kebutuhan wilayah (fokus)

KETERANGAN:1. Sebagai acuan Bidang/ Sektor

2. Sebagai acuan Pengembangan Wilayah3. Menginformasikan arah dan kebutuhan tiap wilayah

4. Menginformasikan kemampuan pencapaian pada wilayah

Page 16: RPJM 4 (2020-2024)

Sinkronisasi Prioritas Pembangunan Wilayah Sinkronisasi Prioritas Pembangunan Wilayah (Buku III) dan Prioritas Program Kegiatan K/L (Buku III) dan Prioritas Program Kegiatan K/L

(Buku II)(Buku II)

16

Page 17: RPJM 4 (2020-2024)

17

Basis AnalisisBasis AnalisisPenetapan Strategi dan KebijakanPenetapan Strategi dan Kebijakan

Pengembangan Wilayah Pengembangan Wilayah Tahun 2010-2014 Tahun 2010-2014

Page 18: RPJM 4 (2020-2024)

Indikator Makro Pulau (2007)Indikator Makro Pulau (2007)

Share PDRB thdp NasionalShare PDRB thdp Nasional

Dengan migas 23,02%

Tanpa migas 20,44%

Pertumb. Ekonomi 4,9%

Pendaptn perkapita 16,65 jt

Penduduk miskin 2,0 jt (16,5%)

Koefisien Gini 0,272

Share PDRB thdp NasionalShare PDRB thdp Nasional

Dengan migas 60,21%

Tanpa migas 64,78%

Pertumbh Ekonomi 6,16%

Pendapt perkapita 15,86 jt

Pendudk miskin 2,17 jt (16,0%)

Koefisien Gini 0,334

Share PDRB thdp Nasional

Dengan migas 1,56%

Tanpa migas 1,62%

Pertmbuh Ekonomi

4,55%

Pendapt perkapita

5,88 jt

Pendudk miskin 0,23 jt (26,2%)

Koefisien Gini 0,289

Share PDRB thdp NasionalShare PDRB thdp Nasional

Dengan migas 9,13%

Tanpa migas 6,40%

Pertumb. Ekonomi 3,14%

Pendaptn perkapita 24,58 jt

Pendudk miskin 1,35 jt (10,4%)

Koefisien Gini 0,280

Share PDRB thdp NasionalShare PDRB thdp Nasional

Dengan migas 4,06%

Tanpa migas 4,49%

Pertmbh Ekonomi 6,88%

Pendapt perkapita 8,72 jt

Pendudk miskin 1,71 jt (17,0%)

Koefisien Gini 0,274

Share PDRB thdp Nasional

Dengan migas 0,25%

Tanpa migas 0,28%

Pertumbh Ekonomi 5,75%

Pendaptn perkapita 4,50 jt

Pendudk miskin 0,52 jt (23,2%)

Koefisien Gini 0,300

Share PDRB thdp NasionalShare PDRB thdp Nasional

Dengan migas 1,17%

Tanpa migas 1,25%

Pertmbuh Ekonomi 5,37%

Pendaptn perkapita 24,95 jt

Pndudk miskin 1,06 jt (40,4%)

Koefisien Gini 0,334

Sumber: diolah dari BPSSumber: diolah dari BPS

Page 19: RPJM 4 (2020-2024)

3 Sektor Terbesar 3 Sektor Terbesar Penyumbang PDRB PulauPenyumbang PDRB Pulau

19

Sumber: diolah dari BPS (2007)Sumber: diolah dari BPS (2007)

Pertanian 22,1%

Ind. Pengolahan 20,47%

Pertambangan 19,26%

Pertambangan 30,9%

Ind. Pengolahan 27,5%

Pertanian 12,9%

Pertanian 32,6%

Perdagangan 14,8%

Jasa-jasa 13,9%

Pertambangan 60,4%

Pertanian 12,6%

Perdagangan 5,4%

Nasional

Industri Pengolahan 25,91%

Perdagangan 18,46%

Pertanian 15,27%

Ind. Pengolahan 30,1%

Perdagangan 13,7%

Pertanian 11,3%

Pertanian 29,4%

Pertambangan 23,1%

Jasa-jasa 13,7%

Pertanian 36,1%

Perdagangan 12,6%

Jasa-jasa 5,4%

Page 20: RPJM 4 (2020-2024)

Dominasi Jawa (dan Sumatera) sebagai pusat perekonomianDominasi Jawa (dan Sumatera) sebagai pusat perekonomian

Page 21: RPJM 4 (2020-2024)

Dominasi Jawa sebagai pusat perekonomianDominasi Jawa sebagai pusat perekonomian

Tabel Interregional Input-Output 2005Tabel Interregional Input-Output 2005

Page 22: RPJM 4 (2020-2024)

DAMPAK BERGANDA ANTARWILAYAH DAMPAK BERGANDA ANTARWILAYAH (Interregional Multiplier)(Interregional Multiplier)

Manfaat pertumbuhan ekonomi sebagian besar dinikmati JawaManfaat pertumbuhan ekonomi sebagian besar dinikmati Jawa

Page 23: RPJM 4 (2020-2024)

Catatan: Arah panah menunjukkan arus perdagangan antarwilayah. Angka yang digarisbawahi menunjukkan produksi bruto di setiap wilayah. Angka dalam lingkaran menunjukkan input antara dalam wilayah.

• Perdagangan antardaerah terpusat di Jawa dan Sumatera Blok Ekonomi Utama.

• Perdagangan antardaerah di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua masih relatif kecil dan belum berkembang Wilayah ini percepatan pembangunan

PRODUKSI DAN TRANSFER ANTARWILAYAH 2005

Kesenjangan ekonomi wilayah menghambat perwujudan wawasan nusantaraKesenjangan ekonomi wilayah menghambat perwujudan wawasan nusantara

Page 24: RPJM 4 (2020-2024)

Spillover effect: Jawa>Sumatra>Sulawesi>Kalimantan> wilayah lainnyaIndustri Unggulan:Jawa dan Sumatra: Mesin, elektronik dan tekstil

Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua: Pengolahan sumber daya (pangan, minuman, kayu, tambang mineral dan kelautan)

Catatan: Angka dalam lingkaran dengan panah menunjukkan dampak berganda (spillover effect) dalam wilayah, anak panah menunjukkan dampak berganda (spillover effect) keluar wilayah dan angka garis bawah menunjukkan total dampak berganda (spillover effect).

SPILLOVER EFFECT PERTUMBUHAN ANTARWILAYAH 2005

Page 25: RPJM 4 (2020-2024)

54797.00 (minimum)

245594.00

398937.00 (median)

639154.00

1339115.00 (maximum)

1,82%

14,83%

83,10%

7,85%5,26%

84,32%

8,39%

9,49%

81,54%

19,51%

6,58%

73,01%

22,2%70,85%

4,32%

KETERKAITAN PERDAGANGAN ANTARPULAUKETERKAITAN PERDAGANGAN ANTARPULAU

Sumber: IRIO 2005, DiolahSumber: IRIO 2005, Diolah

Perdagangan Intrawilayah

Perdagangan antarwilayah ke Sumatera

Perdagangan antarwilayah ke Kalimantan

Perdagangan antarwilayah ke Jawa

Perdagangan antarwilayah ke Sulawesi

Perdagangan antarwilayah ke Indonesia Timur

Wilayah SumatraJawa-Bali

Kalimantan SulawesiIndonesia

Timur

Sumatra 1.559 0.088 0.081 0.015 0.011

Jawa-Bali 0.158 1.599 0.097 0.201 0.158

Kalimantan 0.023 0.056 1.480 0.068 0.022

Sulawesi 0.002 0.008 0.005 1.460 0.028

Kep. Timur 0.003 0.017 0.002 0.009 1.307

Pengganda Output AntarwilayahPengganda Output Antarwilayah

Transaksi ekonomi hanya dalam wilayah, dan keterkaitan antarwilayah belum optimalTransaksi ekonomi hanya dalam wilayah, dan keterkaitan antarwilayah belum optimal

Page 26: RPJM 4 (2020-2024)

KONTRIBUSI PDRB WILAYAH TERHADAP TOTAL PDRB 33 KONTRIBUSI PDRB WILAYAH TERHADAP TOTAL PDRB 33 PROVINSI (HARGA KONSTAN,TR-3 2009)PROVINSI (HARGA KONSTAN,TR-3 2009)

26

Nustra, Maluku, Papua (3,21%)

Sulawesi (4,72%)

Kalimantan (8,73%)

Jawa+Bali (62,09%)

Sumatera (21,26%)

Page 27: RPJM 4 (2020-2024)

KONTRIBUSI PDRB WILAYAH KTI TERHADAP KONTRIBUSI PDRB WILAYAH KTI TERHADAP TOTAL PDRB 33 PROVINSI (HARGA TOTAL PDRB 33 PROVINSI (HARGA

KONSTAN,TR-3 2009)KONSTAN,TR-3 2009)

27

1.35 1.42

1.52 1.51 1.36 1.39 1.46 1.49

1.31 1.41

1.48

0.32 0.33 0.32 0.33 0.32 0.32 0.32 0.33 0.33 0.33 0.33

1.431.64

1.13 1.17 1.17 1.22 1.261.44

1.45 1.52

1.40

4.504.54

4.69

4.43

4.584.64

4.73

4.54

4.67

4.72

4.27

0.00

0.80

1.60

2.40

3.20

4.00

4.80

2007

:1

2007

:2

2007

:3

2007

:4

2008

:1

2008

:2

2008

:3

2008

:4

2009

:1

2009

:2

2009

:3

4.00

4.40

4.80

Nustra Maluku Papua Sulawesi

Page 28: RPJM 4 (2020-2024)

KONTRIBUSI PDRB WILAYAH KTI DAN WILAYAH KONTRIBUSI PDRB WILAYAH KTI DAN WILAYAH KBIKBI

28

83.54

83.30

83.02

83.6083.53

83.64

83.34

83.86

83.6083.50

83.24

83.80

83.42

83.35

83.66

16.7016.98

16.40 16.47 16.36

16.66

16.1416.40 16.50

16.76

16.20

16.5816.3416.65

16.4682

82.5

83

83.5

84

2006

:1

2006

:2

2006

:3

2006

:4

2007

:1

2007

:2

2007

:3

2007

:4

2008

:1

2008

:2

2008

:3

2008

:4

2009

:1

2009

:2

2009

:3

16

16.5

17

17.5

18

18.5

19

19.5

20

Kawasan Barat Indonesia

Kawasan Timut Indonesia + Kalimantan

Page 29: RPJM 4 (2020-2024)

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH SULAWESI (Pertumbuhan Kuartal)WILAYAH SULAWESI (Pertumbuhan Kuartal)

29

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Sulawesi Utara Sulawesi TengahSulawesi Selatan Sulawesi TenggaraGorontalo Sulawesi Barat

Page 30: RPJM 4 (2020-2024)

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH NUSA TENGGARA (Pertumbuhan WILAYAH NUSA TENGGARA (Pertumbuhan

Kuartal)Kuartal)

30

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur

Page 31: RPJM 4 (2020-2024)

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MALUKU (Pertumbuhan Kuartal)WILAYAH MALUKU (Pertumbuhan Kuartal)

31

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

Maluku Maluku Utara

Page 32: RPJM 4 (2020-2024)

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PAPUA (Pertumbuhan Kuartal)WILAYAH PAPUA (Pertumbuhan Kuartal)

32

4.004.505.005.506.006.507.007.508.008.509.00

-40.00-30.00-20.00-10.000.0010.0020.0030.0040.0050.0060.00

Papua Barat Papua

Page 33: RPJM 4 (2020-2024)

Draft Awal Buku III RPJMN 2010-2014

33

Page 34: RPJM 4 (2020-2024)

Bab 3.1 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH3.1.1 Pendahuluan3.1.2 Arahan RPJPN 2005-20253.1.3 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)3.1.4 Perkiraan Perkembangan Wilayah3.1.5 Gambaran Keterkaitan Antar Wilayah

Bab 3.2 PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA 3.2.1 Kondisi Wilayah Sumatera Saat Ini 3.2.1.1. Capaian Pembangunan Wilayah

3.2.1.2. Isu Strategis3.2.2 Arah Pengembangan Wilayah Sumatera 3.2.2.1. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah 3.2.2.2. Strategi dan Arah KebijakanLamp. Matriks dan Peta Rencana Tata Ruang Pulau

Bab 3.3 – Bab 3.8 PENGEMBANGAN WILAYAH (JAWA-BALI, KALIMANTAN, SULAWESI, NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA)

Format Format Narasi Draft Awal Buku III RPJMN 2010-2014Narasi Draft Awal Buku III RPJMN 2010-2014

34

Page 35: RPJM 4 (2020-2024)

Bab 3.3 – Bab 3.8 PENGEMBANGAN WILAYAH (SUMATERA, JAWA-BALI, KALIMANTAN, SULAWESI, NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA)

3.2.1.Kondisi Wilayah Saat Ini 3.2.1.1. Capaian Pembangunan Wilayah Uraian perkembangan wilayah terkait pertumbuhan ekonomi, investasi,

angkatan kerja (pengangguiran), kemiskinan, IPM (pendidikan, kesehatan dan pendapatan perkapita) Degradasi Lingkungan dan lain-lain. 3.2.1.2 Isu Strategis

Uraian secara umum mengenai isu strategis wilayah (pulau) yang merupakan kumpulan dari isu strategis provinsi dan lintas provinsi.3.2.2.Arah Pengembangan Wilayah

3.2.2.1. Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Berisi arahan pengembangan wilayah (pulau) serta tujuan dan sasaran

yang perlu dicapai selama kurun waktu 2010-2014. 3.2.2.2. Strategi dan Arah Kebijakan

Berisi mengenai strategi dan arah kebijakan yang terkait pengurangan kesenjangan antarwilayah, optimalisasi sektor unggulan, peningkatan pertahanan dan keamanan, peningkatan kualitas SDA dan lingkungan hidup, serta pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang mengacu pada subtansi Rencana Tata RuangLamp. Matriks Pengembangan Wilayah Per-Provinsi di Sumatera

DetilDetil Narasi Rancangan Buku III RPJMN 2010-2014Narasi Rancangan Buku III RPJMN 2010-2014

Bab Pengembangan Tiap WilayahBab Pengembangan Tiap Wilayah

35

Page 36: RPJM 4 (2020-2024)

STRATEGI DAN ARAH STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN

WILAYAH WILAYAH SULAWESISULAWESI

SULTENG

SULSEL

SULTENGGARA

GORONTALO

SULBAR

SULUT

69

68

67

74

69

68

IPM

Tingginya ketimpangan pembangunan antar wilayah

Tingginya kerusakan hutan karena eksploitasi SDA tidak terkendali

• Pengembangan perekonomian dikawasan tertinggal

• Percepatan pembangunan daerah tertinggal

• Optimalisasi pengembangkan komoditas unggulan

• Pengembangan wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan nasional

• Peningkatan kemampuan pengembangan usaha penduduk miskin di perdesaan

• Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di wilayah perdesaan

• Meningkatkan dukungan Infrastruktur transportasi

• Peningkatan ketahanan energi listrik• Pemerataan pelayanan telekomunikasi• Pemerataan penyediaan air bersih• Peningkatan stabilitas keamanan di

wilayah Perbatasan dan pasca konflik• Mempertahankan dan merehabilitasi

keberadaan hutan lindung• pengurangan resiko bencana

Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi DaerahBAPPENAS 2009

ISU STRATEGIS WILAYAH SULAWESIBelum optimalnya pengembangan sektor unggulan yang berdaya saing tinggi di wilayah Sulawesi

Tingginya tingkat kemiskinan dan ketimpangan kualitas sumberdaya manusia yang diakibatkan perbedaan akses terhadap pelayanan dasar

Belum optimalnya pengembangan wilayah Sulawesi Sebagai Lumbung pangan nasional

Masih Terbatasnya Dukungan Infrastruktur Dalam Memacu Perekonomian Daerah Dan Meningkatkan Pelayanan Dasar

Belum optimalnya penanganan wilayah perbatasan dan menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan

Belum optimalnya kemampuan penanganan resiko bencana dalam mengantisipasi kerentanan terhadap bencana alam yang bersumber dari gempa tektonik, Tsunami, banjir dan longsor

Page 37: RPJM 4 (2020-2024)

STRATEGI DAN ARAH STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN

WILAYAH WILAYAH NUSA TENGGARANUSA TENGGARA

• Pengembangan pusat kegiatan nasional di Mataram dan Kupang

• Pengembangan industri pengolahan rumput laut

• Pengembangan industri pengolahan jagung serta kakao

• Peningkatan akses infrastruktur• Mengoptimalkan ekonomi lokal dan

usah akecil• Peningkatan akses terhadap pendidikan

dasar dan menengah• Peningkatan status kesehatan dan gizi

masyarakat• Meningkatnya jumlah peraturan daerah • Penguatan kelembagaan kerjasama

natar aparat kepolisian dan tokoh agama dan adat dalam penyelesaian konflik antar golongan

Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi DaerahBAPPENAS 2009

NTT

NTB

64.8

63.0

IPM

meningkatnya kebutuhan pengembangan pusat kegiatan wilayah di Sumbawa Besar, Raba, dan Praya (Nusa Tenggara Barat) serta Ende, Ruteng, Labuhan Bajo, Soe, Waingapu, Kafemananu, dan Maumere (Nusa Tenggara Timur) sebagai resultante perikanan laut, kehutanan, perikanan, industri dan pariwisata.

meningkatnya kebutuhan pengembangan pusat kegiatan nasional di Mataram dan Kupang dengan penopang perikanan laut dan pariwisata

tingginya konflik antar golongan yang didukung oleh organisasi massa

rendahnya kualitas sumberdaya manusia sebagai konsekuensi rendahnya akses terhadap pendidikan dasar dan menengah, rendahnya status kesehatan dan gizi masyarakat, serta rendahnya pendapatan per kapita

rendahnya kinerja tata pemerintahan yang baik

ISU STRATEGIS WILAYAH NUSA TENGGARA

Page 38: RPJM 4 (2020-2024)

STRATEGI DAN ARAH STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN

WILAYAH WILAYAH MALUKUMALUKU

• Pengendalian pengembangan kota Ambon dan Ternate - Sofifi, sebagai pusat pelayanan primer yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya.

• Peningkatan diversifikasi produk ke arah ikan siap saji untuk pasar dalam dan luar negeri

• Penganekaragaman produk olahan kelapa

• Penyusunan peraturan yang kondusif bagi penyaluran kredit usaha kecil

• Peningkatan akses penduduk terhadap sarana dan prasarana

• Pengembangan daerah tertinggal, daerah perbatasan, pulau terluar dan daerah rawan bencana

• Meningkatkan kapasitas Pemda dalam menjalankan tata pemerintahan yang baik

• Peningkatan partisipasi masyarakat dalam merespons Perda Tata Ruang

• Pengembangan sekolah menengah pertama dan menengah atas di daerah terpencil dan pulau kecil berpenghuni

• Peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat

MALUKU

MALUKU UTARA

62.8

66.1

IPM

meningkatnya kebutuhan pengembangan pusat kegiatan nasional di Ambon, Ternate dan Sofifi sebagai resultante pusat pelayanan primer jasa pemerintahan, pusat pelayanan sekunder jasa pemerintahan, pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, pariwisata, dan perikanan laut.

rendahnya kualitas sumberdaya manusia sebagai konsekuensi rendahnya akses terhadap pendidikan dasar dan menengah, rendahnya status kesehatan dan gizi masyarakat, serta rendahnya pendapatan per kapita

tingginya dampak konflik Maluku terhadap keamanan lingkungan, kehidupan sosial dan ekonomi, serta lingkungan

rendahnya kemandirian pangan sebagai konsekuensi menurunnya luas areal dan produksi tanaman pangan.

ISU STRATEGIS WILAYAH MALUKU

Page 39: RPJM 4 (2020-2024)

IPM 2007

PAPUA BARAT

PAPUA

63.41

67.28meningkatnya kebutuhan pengembangan perkotaan sebagai pusat kegiatan nasional di Timika, Jayapura (Papua) dan Sorong (Papua Barat) sebagai resultante pertambangan dan perikanan laut

belum optimalnya tata pemerintahan yang baik dalam koridor otonomi khusus.

rendahnya kualitas sumberdaya manusia sebagai konsekuensi rendahnya dan tidak meratanya akses terhadap pendidikan dasar dan menengah, rendahnya status kesehatan dan gizi masyarakat, serta tidak meratanya pendapatan per kapita

meningkatnya kebutuhan pengembangan perkotaan sebagai pusat kegiatan wilayah di Merauke, Ayamaru, Teminabuan, Biak, Nabire, Muting, Bade, Sarmi, Arso, Wamena (Papua) serta Fak-Fak, Manokwari (Papua Barat) sebagai resultante sektor pertanian, perkebunan, perikanan, industri, pertambangan, dan kehutanan

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

WILAYAH PAPUA

• Optimalisasi kebijakan dana otonomi khusus yang terkait dengan pengembangan sektor pengolahan sumberdaya alam

• Peningkatan kapasitas industri pengawetan dan pengalengan ikan

• Peningkatan nilai tambah dan industri pengolahan kakao dan kopi

• Peningkatan cakupan dan sebaran prasarana dan sarana

• Penyusunan peraturan daerah untuk mengimplementasikan UU Otonomi Khusus

• Pengembangan kapasitas Pemda dalam menjalankan prinsip-prinsip "good gonernance"

• Pembangunan fasilitas sekolah menengah pertama dan menengah atas di daerah terpencil dan pulau kecil berpenghuni

• Peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat

• Penyusunan peraturan daerah tentang hukum adat

• Peningkatan kerjasama antara kepolisian dan pemuka adat dalam penanganan konflik

ISU STRATEGIS WILAYAH PAPUA

belum terintegrasinya adat tradisional dalam proses pembangunan dan tata pemerintahan

tingginya potensi pelanggaran hak asasi manusia berbasis ikatan adat dan komunal.

tingginya keragaman hayati Pulau Papua

Page 40: RPJM 4 (2020-2024)

PROYEKSI SEMENTARABEBERAPA SASARAN WILAYAH

1. Proyeksi dilakukan dengan mempertimbangkan target yang ingin dicapai oleh Presiden terpilih, target MDGs, Proyeksi SUPAS 2005-2025, serta hasil kajian dan masukan dari Unit Kerja lain di Bappenas.

2. Asumsi target nasional tahun 2014: (a) Pertumbuhan ekonomi sebesar 6.8%; (b) Kemiskinan sebesar 9%; (c) Pengangguran sebesar 5.5%; (d) Angka Kematian Bayi sebesar 24 per 1000 kelahiran; (e) Angka Harapan Hidup sebesar 72 tahun dan (f) Rata-Rata Lama Sekolah sebesar 7,8 tahun.

3. Proyeksi dilakukan dengan menggunakan metode range dengan memperhitungkan share setiap provinsi terhadap nasional.

4. Masih perlu dilakukan penyempurnaan sasaran melalui penyempurnaan perhitungan dan masukan dari sektoral/daerah

40

Page 41: RPJM 4 (2020-2024)

41

Provinsi

Pertumbuhan Ekonomi Kemiskinan Pengangguran

Perkiraan Perkiraan Perkiraan

2010 2014 2010 2014 2010 2014

Prov. NAD 4.5 – 5.0 5.5 – 6.1 19.8 – 21.912.5 – 13.8 7.4 – 8.2 5.7 – 6.3

Prov. Sumut 6.4 – 7.1 6.9 – 7.6 10.7 – 11.9 6.8 -7.5 10.3 – 11.49.4 - 10.4

Prov. Sumbar 6.0 – 6.4 6.6 – 7.3 8.9 – 9.8 5.7 – 6.3 8.4 – 9.3 7.5 – 8.3

Prov. Kep. Riau 6.4 – 7.1 7.2 – 7.9 7.6 - 8.5 4.2 -4.7 3.3 – 3.7 1.5 – 2.4

Prov. Riau 5.6 – 6.2 6.5 – 7.2 8.5 – 9.4 5.2 - 5.8 5.8 – 6.4 5.6 – 6.2

Prov.Sumsel 5.5 – 6.0 6.2 – 6.9 14.5 – 16.0 9.2 – 10.2 7.9 -8.7 6.8 – 7.6

Prov. Kep. Babel 4.9 – 5.5 6.1 – 6.7 6.6 – 7.3 4.2 – 4.6 3.7 – 4.1 2.4 – 2.7

Prov.Jambi 6.3 – 7.0 6.9 – 7.6 7.2 – 8.0 4.6 – 5.1 4.2 – 4.7 3.1 – 3.5

Prov.Bengkulu 5.7 – 6.2 6.2 – 6.9 18.9 – 20.9 12.0 -13.3 2.6 – 2.9 1.6 – 1.9

Prov. Lampung 5.5 – 6.1 6.2 – 6.9 17.6 – 19.411.2 – 12.4 5.4 – 6.0 4.7 – 5.2

Prov.Banten

5.5 – 6.1 6.5 – 7.2

9.9 – 10.9 5.8 – 6.4 15.4 – 17.0

14.9 – 16.5

Prov.DKI Jakarta

5.5 – 6.1 6.9 – 7.7

9.9 – 10.9 7.9 -8.7 10.3 – 11.4 8.3 – 9.2

Prov.Jawa Barat 5.4 – 6.0 6.7 - 7.5 7.0 – 7.7 3.7 – 4.1 10.4 – 11.5 8.8 – 9.8

Prov.Jawa Tengah 5.2 – 5.8 6.2 – 6.9

6.4 -7.1

4.2 – 4.7 7.1 – 7.8 5.4 – 6.0

Prov.DIY 4.8 – 5.3 6.2 – 6.9 4.9 -5.4 2.6 - 2.9 5.5 – 6.1 4.3 – 4.7

Prov.Jawa Timur 5.5 – 6.1 6.1 – 6.8 7.9 – 8.7 5.4 – 6.0 6.5 – 7.2 5.7 – 6.3

PERKIRAAN PEPERKIRAAN PERKERKEMBANGANMBANGAN WILAYAHWILAYAH (1) (1)

41

Page 42: RPJM 4 (2020-2024)

4242

Provinsi

Pertumbuhan Ekonomi

Kemiskinan Pengangguran

Perkiraan Perkiraan Perkiraan

2010 2014 2010 2014 2010 2014

Prov. Bali 4.8 – 5.1 7.5 – 8.3 5.3 – 5.8 4.1 – 4.5 4.4 – 4.9 3.4 – 3.7

Prov. KalBar 4.7 – 5.2 4.8 – 5.4 10.1 – 11.1 6.3 – 7.0 5.7 – 6.2 4.9 – 5.4

Prov. KalTeng 5.6 – 6.1 6.1 – 6.7 7.5 – 8.3 5.4 – 6.0 3.9 – 4.3 2.9 – 3.3

Prov. KalSel 5.0 – 5.5 6.3 – 6.9 5.5 – 6.1 3.5 - 3.9 5.1 – 5.6 3.9 – 4.3

Prov. KalTim 1.8 – 2.0 2.6 – 2.8 8.4 – 9.2 5.1 – 5.7 8.2 – 9.1 5.5 – 6.1

Prov.Sulut 5.7 – 6.3 7.1 – 7.8 8.3 – 9.2 5.4 – 6.0 9.9 – 11.0 8.2 – 9.0

Prov.Gorontalo 6.9 – 7.6 7.9 – 8.7 19.7 – 21.8 12.7 – 14.0 4.6 – 5.0 2.9 – 3.2

Prov.SulTeng 9.7 – 10.7 10.0 – 11.1

18.4 – 20.4 11.6 – 12.8 6.4 – 7.1 5.9 – 6.5

Prov.SulBar 10.0 – 11.1

10.4 – 11.5

14.4 – 15.9 9.1 – 10.1 4.1 – 4.5 2.7 – 3.0

Prov. SulSel 4.7 – 5.2 9.7 – 10.8 11.9 – 13.2 7.6 – 8.5 6.8 – 7.6 4.7 – 5.2

Prov.SulTra 6.4 – 7.1 8.5 – 9.4 18.4 – 20.4 11.4 – 12.6 3.7 – 4.1 2.1 – 2.3

Prov.NTB 3.4 – 3.8 3.6 – 4.0 20.1 – 22.2 12.8 – 14.1 3.6 – 3.9 2.2 – 2.4

Prov.NTT 5.7 – 6.3 5.8 – 6.4 20.4 – 22.6 12.8 – 14.1 1.7 – 1.9 1.2- 1.4

Prov.Maluku Utara

4.9 – 5.4 5.0 – 5.5

9.3 – 10.2 5.8 – 6.4 4.7 – 5.1 3.0 – 3.3

Prov.Maluku 4.9 – 5.4 6.1 – 6.7 25.9 – 28.6 16.5 – 18.2 7.7 – 8.5 5.2 – 5.8

Prov.Papua Barat

6.2 – 6.8 7.5 – 8.3 28.1 – 31.0 17.5 – 19.4 7.2 – 7.9 5.1 – 5.6

Prov.Papua 2.2 – 2.4 2.8 – 3.1 30.3 – 33.5 18.8 - 20.8 3.7 – 4.1 2.7 – 6.5

PERKIRAAN PEPERKIRAAN PERKRKEMBANGANEMBANGAN WILAYAHWILAYAH (1) (1)

Page 43: RPJM 4 (2020-2024)

Provinsi

Angka Kematian Bayi Rata-Rata Lama Sekolah

Angka Harapan Hidup

Perkiraan Perkiraan Perkiraan

2010 2014 2010 2014 2010 2014

Prov. NAD 32 30 8,90 9,30 69,08 69,93

Prov. Sumut 23 20 8,88 9,16 71,64 72,93

Prov. Sumbar 27 23 8,25 8,56 70,58 72.33

Prov. Kep. Riau 20 19 9,60 10,80 72,38 72,88

Prov. Riau 22 20 8,44 8,78 71,92 72,91

Prov.Sumsel 25 23 7,84 8,08 70,97 72.26

Prov. Kep. Babel

26 24 8,10 9,30 70,72 71,69

Prov.Jambi 27 24 7,84 8,08 70,43 71,70

Prov.Bengkulu 29 25 8,08 8,26 69,97 71,74

Prov. Lampung 25 21 7,86 8,42 70,98 72,99

Prov.Banten 32 29 8,50 8,90 69,26 70,49

Prov.DKI Jakarta

8 7 11,6 12,4 75,84 76,81

Prov.Jawa Barat 27 24 8,10 8,70 70,36 71,97

Prov.Jawa Tengah

21 18 7,44 8,08 72,21 73,64

Prov.DIY 9 8 8,98 9,46 75,62 76,84

Prov.Jawa Timur 25 21 7,46 8,02 71,09 72,97

PERKIRAAN PEPERKIRAAN PERKRKEMBANGANEMBANGAN WILAYAHWILAYAH (2) (2)

43

Page 44: RPJM 4 (2020-2024)

4444

Provinsi

Angka Kematian Bayi

Rata-Rata Lama Sekolah

Angka Harapan Hidup

Perkiraan Perkiraan Perkiraan

2010 2014 2010 2014 2010 2014

Prov. Bali 13 12 8,24 8,88 70,09 74,64

Prov. KalBar 28 25 7,06 7,42 70,31 71,37

Prov. KalTeng 23 21 8,25 8,56 71,75 72,60

Prov. KalSel 34 30 7,68 7,96 68,54 70,55

Prov. KalTim 20 14 9,24 9,68 72,63 74,37

Prov.Sulut 12 9 8,96 9,12 74,47 75,88

Prov.Gorontalo 31 26 7,10 7,40 68,28 71,79

Prov.SulTeng 35 31 7,98 8,26 70,28 70,25

Prov.SulBar 28 24 7,50 8,70 69,82 72,04

Prov. SulSel 28 24 8,00 8,80 69,33 72,04

Prov.SulTra 30 25 7,90 8,20 70,28 71,75

Prov.NTB 44 37 7,06 7,42 66,18 68.66

Prov.NTT 32 27 6,68 6,96 69,25 71.48

Prov.Maluku Utara

35 29 9,00 9,40 68,42 70,89

Prov.Maluku 32 28 9,00 9,40 69,12 70,83

Prov.Papua Barat 32 27 7,57 8,37 69,13 71,50

Prov.Papua 31 27 6,58 6,86 69,38 71,46

PERKIRAAN PEPERKIRAAN PERKRKEMBANGANEMBANGAN WILAYAHWILAYAH (2) (2)

44

Page 45: RPJM 4 (2020-2024)

LAMPIRAN MATRIKS BUKU III RPJMN 2010-2014 WILAYAH SULAWESI

ISU STRATEGIS WILAYAH ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI PENGEMBANGAN

FOKUS PRIORITAS

1.Tingginya Ketimpangan Pembangunan Antarwilayah

2.Belum optimalnya pengembangan komoditi unggulan yang berdaya saing tinggi di wilayah Sulawesi

3.…………..4.……………5.……………..

Provinsi Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Tenggara

CONTOH RANCANGAN LAMPIRAN MATRIKS PENGEMBANGAN WILAYAH PER PROVINSI

LAMPIRAN MATRIKS DUKUNGAN BIDANG PER PROVINSI

PROVINSI :……………………

BIDANG FOKUS PRIORITAS

SASARAN PROGRAM INSTANSI PELAKSANA

ALOKASI DANA

Page 46: RPJM 4 (2020-2024)

LAMPIRAN MATRIKS BUKU III RPJMN 2010-2014 WILAYAH SULAWESI

ISU STRATEGIS WILAYAH ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI PENGEMBANGAN

FOKUS PRIORITAS

SINKRONISASI MATRIKS BUKU III FORMAT BARUDENGAN MATRIKS BUKU II

BIDANG PEMBANGUNAN :BIDANG PRIORITAS :

FOKUS PRIORITAS/KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM

INSTANSI PELAKSANA

ALOKASI DANA

LAMPIRAN MATRIKS BUKU II RPJMN 2010-2014

LAMPIRAN MATRIKS DUKUNGAN BIDANG PER PROVINSI

PROVINSI :……………………

BIDANG FOKUS PRIORITAS

SASARAN PROGRAM

INSTANSI PELAKSANA

ALOKASI DANA

Sinkronisasi Pada Fokus Prioritas di Buku II dan Buku III

Page 47: RPJM 4 (2020-2024)

Jadwal Rencana Penyusunan Buku III RPJMN 2010-2014 Berdimensi

Kewilayahan

47

Page 48: RPJM 4 (2020-2024)

TAHAPAN PENYUSUNAN BUKU III RPJMN 2010-2014 BERDIMENSI KEWILAYAHAN

BACKGROUND STUDY RPJMN 2010-2014 BERDIMENSI

KEWILAYAHAN (BUKU III)

HASIL KAJIAN KUALITATIF ATAU KUANTITATIF BIDANG

EKONOMI, SOSIAL, DLL

PRIORITAS/KESEPAKATAN SEKTORAL (KL)

PRIORITAS/KESEPAKATAN DAERAH

RANCANGAN AWAL BUKU III RPJMN

2010-2014

15 Juli 2009

SINKRONISASISEKTORAL

(RANCANGAN RENSTRA –KL)

SINKRONISASIDAERAH

(RPJPD DAN RPJMD)

RANCANGAN BUKU III RPJMN

2010-2014

1 Nov 2009

Sep –Nov 2009

Sep –Okt 2009

KONSEP RANCANGAN

AWAL BUKU III RPJMN 2010-2014

• SOSIALISASI• KONSULTASI

PUBLIK• PENJARINGAN

ASPIRASI• MUSRENBANG

JANGKA MENENGAH

RANCANGAN AKHIR BUKU III RPJMN 2010-

2014

SIDANG KABINET

II

1 Jan 2010

PENETAPAN RPJMN (BUKU I, II DAN III)

DENGAN PERPRES

PENYEMPURNAAN RENSTRA KL

30 Jan 2010

1

2

3

1.Hasil kajian dan background study menjadi masukan 3. Hasil sinkronisasi Sektoral dan Daerah menjadi dasar untuk penyusunan Konsep Rancangan Awal Buku III penyusunan Rancangan Buku III RPJMN 2010-2014. RPJMN 2010-2014. 4. RPJMN ditetapkan dengan Perpres selambat-lambatnya 2. Rancangan Awal Buku III RPJMN 2010-2014 3 Bulan setelah Presiden dilantik. disinkronisasikan dengan Sektoral dan Daerah 5. Buku III RPJMN 2010-2014 menjadi pedoman penyusunan setelah dilakukan konsolidasi di internal Bappenas Renstra-KL dalam Perencanaan Berdimensi Kewilayahan

45

KONSOLIDASI INTERNAL

BAPPENAS I

KONSOLIDASI INTERNAL

BAPPENAS II

Des 2009

Status Terakhir : Saat ini telah selesai disusun Draft Awal Rancangan Buku III RPJMN 2010-2014 dan akan dilakukan sinkronisasi dengan sektoral serta konsolidasi internal Bappenas.

Nov-Dec 2009

48

Page 49: RPJM 4 (2020-2024)

Rencana Tindak Lanjut Penyusunan Buku III RPJMN 2010-2014

TANGGAL AGENDA

2 November 2009 Draft Awal Buku III RPJMN 2010-2014

2 -6 November 2009 Finalisasi Sasaran Pengembangan Wilayah

9 November 2009 Sosialisasi Kerangka RPJMN 2010-2014

12- 19 November 2009 Sinkronisasi Sektoral Draft Awal Buku III RPJMN 2010-2014

20 November 2009 Final Draft Buku III RPJMN 2010-2014

23 Nov – 7 Des 2009 Konsolidasi Internal Bappenas

8 – 13 Desember 2009 Penyempurnaan Draft Buku III RPJMN 2010-2014

14 – 17 Desember 2009 Musrenbangnas RPJMN 2010-2014

18 -20 Desember 2009 Pemutakhiran Buku III RPJMN 2010-2014

22 - 31 Desember 2009 Finalisasi Buku III RPJMN 2010-2014

1 Januari 2010 Final Buku III RPJMN 2010-2014

49

Page 50: RPJM 4 (2020-2024)

S E K I A N.

50