Routing Statis Packet Tracer

24
LAPORAN PRAKTEK 5 ROUTING STATIS MENGGUNKAN TIGA BUAH ROUTER MATA KULIAH TEKNIK JARINGAN KOMPUTER 2 DISUSUN OLEH : Elia Nugraha Adi 4.35.11.1.08 JRK 2B JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI KONSENTRASI TEKNIK BROADCASTING POLITEKNIK NEGERI SEMARANG (POLINES) TAHUN 2013

description

report

Transcript of Routing Statis Packet Tracer

Page 1: Routing Statis Packet Tracer

LAPORAN PRAKTEK 5

ROUTING STATIS MENGGUNKAN TIGA BUAH ROUTER

MATA KULIAH TEKNIK JARINGAN KOMPUTER 2

DISUSUN OLEH :

Elia Nugraha Adi

4.35.11.1.08

JRK 2B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

KONSENTRASI TEKNIK BROADCASTING

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG (POLINES)

TAHUN 2013

Page 2: Routing Statis Packet Tracer

A. JUDUL

Routing statik menggunkan tiga buah router.

B. DASAR TEORI

Router berfungsi untuk mencarikan jalur pada jaringan jaringan yang berbeda dan

menjadi alat yang bisa menghubungkan/menyatukan hubungan tersebut. Routing adalah

proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain. Beberapa

contoh item yang dapat dirouting : mail, telepon call, dan data. Di dalam jaringan, Router

adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik.

Ip addressing versi 4 terdiri dari empat bagian dan dibagi kedalam lima kela, namun

hanya tiga kelas saja yang paling banyak digunakan. Kelas A, bagian I merupakan nomor

jaringan dan sisanya adalah alamat ip yang tersedia dalam jaringan tersebut (1.x.x.x –

126.x.x.x). Pada kelas B, nomor jaringan berada di bagian I dan II serta sisanya adalah

alamat ip. Kemudian IPv4 Kelas C mneggunakan bagian I, II, III sebagai alamat jaringan.

Static Routing adalah ketika seorang administrator membentuk rute secara manual.

Administrator harus memperbarui atau meng"update" rute statik ini secara manual ketika

terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).

Subnet akan mempengaruhi jumlah user pada sebuah network.

C. ALAT & BAHAN

1. Seperangkat komputer

2. Program packet tracer

Page 3: Routing Statis Packet Tracer

D. LANGKAH PERCOBAAN

1. Tambahkan tiga buah Router 2811, matikan router dan tambahkan modul NM-2FE2W

dan kemudian hidupkan kembali.

Router 2811 :

Modul NM-2FE2W :

2. Susunlah perangkat jaringan seperti berikut ini :

Page 4: Routing Statis Packet Tracer

3. Beri nama pada masing-masing router R1, R2 dan R3.

Router R1 :

Router R2 :

Router R3 :

4. Hubungkan seluruh perangkat.

Dengan deikian akan terentuk 4 buah network, alamat atau ip address network

akan berurutan dari 192.168.0.0 sampai dengan 192.168.3.0, dari kiri ke kanan.

5. Konfigurasi perangkat pada Network pertama(192.168.0.0/24).

Page 5: Routing Statis Packet Tracer

a. Pemberian ip address interface fa0/0 pada R1

b. Pemberian ip address pada PC0

6. Konfigurasi perangkat pada Network kedua(192.168.1.0/24).

a. Pemberian ip address interface fa0/1 pada R1

Page 6: Routing Statis Packet Tracer

b. Pemberian ip address interface fa0/0 pada R2

7. Konfigurasi perangkat pada Network ketiga(192.168.2.0/24).

a. Pemberian ip address interface fa0/1 pada R2

b. Pemberian ip address interface fa0/0 pada R3

8. Konfigurasi perangkat pada Network keempat(192.168.3.0/24).

Page 7: Routing Statis Packet Tracer

a. Pemberian ip address interface fa0/1 pada R3

b. Pemberian ip address pada Server0

9. Table Routing pada R1

a. R1 → Network 3 (192.168.2.0/24)

b. R1 → Network 4 (192.168.3.0/24)

Page 8: Routing Statis Packet Tracer

c. Tabel Routing pada R1

Pada tabel routing diatas menunjukan apabila terdapat paket data yang akan

dikirim dari atau melalui R1 menuju network 3 (192.168.2.0) dan network 4

(192.68.3.0), paket akan dikirim menuju alamat 192.168.1.2 dan akan diteruskan

menuju network 3 (192.168.2.0) dan network 4 (192.68.3.0) dengan alamat yang

dikenali pada dan pengaturan routing statis yang ada pada R2 dan R3.

10. Table Routing pada R2

a. R2 → Network 1 (192.168.0.0/24)

b. R2 → Network 4 (192.168.3.0/24)

c. Tabel Routing pada R1

Pada tabel routing diatas menunjukan apabila terdapat paket data yang akan

dikirim dari atau melalui R2 menuju network 1 (192.168.0.0), paket akan dikirim

menuju alamat 192.168.1.1 dan akan diteruskan menuju network 1 (192.168.0.0)

dengan alamat yang dikenali pada R1. Dan apabila terdapat paket data yang akan

dikirim dari atau melalui R2 menuju network 4 (192.68.3.0), paket akan dikirim

Page 9: Routing Statis Packet Tracer

menuju alamat 192.168.2.2 dan akan diteruskan menuju network 4 (192.68.3.0)

dengan alamat yang dikenali pad R3.

11. Table Routing pada R3

a. R3 → Network 1 (192.168.0.0/24)

b. R3 → Network 2 (192.168.1.0/24)

c. Tabel Routing pada R1

Pada tabel routing diatas menunjukan apabila terdapat paket data yang akan

dikirim dari atau melalui R3 menuju network 1 (192.168.1.0) dan network 2

(192.68.1.0), paket akan dikirim menuju alamat 192.168.2.1 dan akan diteruskan

menuju network 1 (192.168.1.0) dan network 2 (192.68.1.0) dengan alamat yang

dikenali pada dan pengaturan routing statis yang ada pada R2 dan R1.

Page 10: Routing Statis Packet Tracer

12. Test ping pada masing-masing perangkat

a. Router R1

Page 11: Routing Statis Packet Tracer

b. Router R2

Page 12: Routing Statis Packet Tracer

c. Router R3

Page 13: Routing Statis Packet Tracer

d. PC0

Page 14: Routing Statis Packet Tracer

e. Server0

Page 15: Routing Statis Packet Tracer

Percobaan 1

Page 16: Routing Statis Packet Tracer

13. Save as project yang ada menjadi project baru, kemudian hubungkan R1 dan R3

secara langsung.

14. Konfigurasi perangkat pada Network kelima(192.168.4.0/24).

a. Pemberian ip address interface fa1/0 pada R1

b. Pemberian ip address interface fa1/0 pada R3

Page 17: Routing Statis Packet Tracer

15. Tabel routing baru pada R1

16. Tabel routing pada R2

a. R2 → Network 5 (192.168.4.0/24)

b. Tabel Routing baru pada R2

17. Tabel routing pada R3

a. R3 → Network 1 (192.168.0.0/24) melalui Network 5 (192.168.4.0/24)

b. R3 → Network 2 (192.168.1.0/24) melalui Network 5 (192.168.4.0/24)

Page 18: Routing Statis Packet Tracer

c. Tabel Routing baru pada R1

18. Test ping menuju network baru (Network 4/192.168.4.0)

a. R2 → Network 4(192.168.4.0)

Page 19: Routing Statis Packet Tracer

b. PC0 → Network 4(192.168.4.0)

Page 20: Routing Statis Packet Tracer

c. Server0 → Network 4(192.168.4.0)

19. Pada percobaan kedua ini, jalur paket data akan dirancang menjadi searah jarum jam.

Jalur yang searah dengan jarum jam ini akan menjadikan paket data dari R1 menuju R3

ataupun network 4 akan melalui R2 dan paket data dari R3 menuju R1 ataupun network

1 akan langsung melalui masing-masing interface fa1/0 pada R1 dan R3 yakni network

5. Berikut ini gambar dari hasil simulasi test dari server menuju PC0 :

a. Server0 → R3

Page 21: Routing Statis Packet Tracer

b. R3 → R1

c. R1 → PC0

d. P0 → R1

e. R1 → R2

Page 22: Routing Statis Packet Tracer

f. R2 → R3

g. R3 → Server0

h. Server0 → PC0

Page 23: Routing Statis Packet Tracer

Percobaan 2

Page 24: Routing Statis Packet Tracer

E. KESIMPULAN

Dalam routing, admin dapat mengatur jalur sesuai yang diinginkan oleh admin tersebut.

Banyaknya router dalam network akan lebih memudahkan pengiriman paket data di dalam

network.