Routing Fundamental [ MODULE 3]

38
[ MODULE 3] Routing Fundamental

Transcript of Routing Fundamental [ MODULE 3]

Page 1: Routing Fundamental [ MODULE 3]

[ MODULE 3]Routing Fundamental

Page 2: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Read Me

2

● Ini adalah modul gratis, kamu boleh membagikan, menggunakan, atau mengambil sebagian materi dari modul ini, tanpa menghapus credit footer dari webiptek.com.

● Isi bisa saja berubah tanpa pemberitahuan, baik dari segi struktur maupun materi.● Jika kamu menemukan kesalahan pada teori yang disampaikan, ingin menambahkan materi, atau

memperbaiki pemilihan kata, ayo berkontribusi! Baca slide berikutnya.● Buka link berikut untuk melihat modul terupdate: https://files.webiptek.com/Juniper/JNCIA-Junos

Penjelasan dalam bentuk video (Bahasa Indonesia), silakan cek di Youtube:https://www.youtube.com/playlist?list=PLnZp9Zjr0jNt84A7BFFUztsPILawYuIC0

Syarat mempelajari modul ini, kamu harus sudah paham:1. Junos OS Fundamental2. Junos CLI3. Network Fundamental (IP, MAC, Cara Kerja Perangkat Jaringan)

Last Update: 10/04/2020

Page 3: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Contributor

3

Nama Kontak

Rizqi Aldi Prayugo [email protected] xdnroot

Ingin berkontribusi?Kamu bisa menambahkan materi dan/atau merevisi materi yang sudah ada.Hubungi saya (Rizqi) melalui sosial media atau email di atas.Cukup sampaikan materi yang ingin kamu tambahkan atau revisi dalam bentuk dokumen atau presentasi.

Page 4: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Routing

4

● Routing merupakan proses penerusan traffic dari satu jaringan ke jaringan lain. Hal ini memungkinkan komputer yang berbeda jaringan bisa saling terhubung.

● Proses routing terjadi pada Layer 3 OSI (Network Layer).

● Proses routing pada Junos OS ditangani oleh Routing Engine (RE)

Page 5: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Routing on Junos OS

5

RoutingProtocol

RoutingTable

Forwarding Table

Junos OS

FTFrames/Packets IN Frames/Packets OUT

Packet Forwarding Engine (PFE)

FTRT

Routing Engine (RE)

Internal Link

Control Plane

Forwarding Plane

Page 6: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Routing on Junos OS

6

Berikut tabel perpindahan informasi routing terhadap routing table.

Proses masuknya informasi routing ke routing table disebut import.

Proses keluarnya informasi routing dari routing table disebut export

Routing TableRouting Protocol Routing Protocol

Forwarding Table

Neighbors Neighbors

Page 7: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Routing Table

7

inet.0: IPv4 unicast routes

inet.1: multicasst forwarding cache

inet.2: multicast BGP route to provide RPF checks

inet.3: MPLS path information

inet.4: Multicast Source Discovery Protocol (MSDP)

inet6.0: IPv6 unicast routes

mpls.0: MPLS next hops

Routing Table

● Junos OS mempunyai beberapa routing table untuk membentuk forwarding table. Primary routing table adalah inet.0. Sisa predefined sebagai berikut.

● Adminstrator bisa membuat custom routing table (disebut routing-instances).

Page 8: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Routing Protocols

8

Page 9: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Static vs Dynamic Route

9

Static Route:● Jalur routing ditentukan secara manual oleh administrator.● Biasanya digunakan pada jaringan kecil dan konfigurasi default gateway.● Jika terjadi perubahan topologi, administrator harus mengkonfigurasi ulang.

Dynamic Route:● Jalur routing ditentukan oleh routing protokol sesuai algoritma yang digunakan.● Biasanya digunakan untuk jaringan besar.● Memudahkan skalabilitas jaringan.● Jika ada perubahan topologi, protokol akan menentukan kembali jalur routingnya.

.

Page 10: Routing Fundamental [ MODULE 3]

IGP vs EGP

10

Interior Gateway Protocol (IGP):● Digunakan untuk routing di dalam satu autonomous system (AS).● Algoritma routing protokol: link-state dan distance-vector.● Contoh protokol: OSPF, IS-IS, RIP, (cisco: EIGRP).

Exterior Gateway Protocol (EGP):● Digunakan untuk routing antar autonomous system (AS).● Algoritma routing protokol: path-vector.● Contoh protokol: BGP.

Page 11: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Route Preference (Administrative Distance)

11

● Digunakan untuk menentukan active route jika ada lebih dari satu routing table dengan destination network yang sama tetapi routing protocolnya berbeda.

● Angka yang lebih rendah akan lebih diutamakan.

Page 12: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Study Case 1

12

Jika ada routing table seperti berikut ini, mana next-hop yang akan dituju untuk paket dengan destination address 10.10.10.99 ?

10.10.10.0/24 [RIP/100] 01:03:04, metric 2, tag 0 > to 8.8.8.1 via em0.010.10.10.0/24 [OSPF/10] 05:03:04 > to 8.8.8.2 via em0.0

Jawaban: 8.8.8.2routing protocol dengan route preference yang lebih rendah akan diutamakan untuk menjadi active route.

Page 13: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Study Case 2

13

Jika ada routing table seperti berikut ini, mana next-hop yang akan dituju untuk paket dengan destination address 10.10.10.5 ?

10.10.10.0/24 [Static/5] 05:53:01, > to 8.8.8.1 via em0.010.10.10.0/28 [Static/5] 08:26:50, > to 1.1.1.1 via em0.010.10.10.0/30 [Static/5] 19:10:22, > to 8.8.8.254 via em0.0

Jawaban: 1.1.1.1destination address pada routing table yang lebih spesifik akan lebih diutamakan.

Page 14: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Juniper Routing Reference

14

https://www.juniper.net/documentation/en_US/junos/information-products/pathway-pages/config-guide-routing/

Page 15: Routing Fundamental [ MODULE 3]

[ LAB 2]IPv4 and IPv6 Static Routing

Page 16: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Static Route

16

● Jalur routing ditentukan secara manual oleh administrator.● Biasanya digunakan pada jaringan kecil dan konfigurasi default gateway.● Ketika terjadi perubahan topologi jaringan, administrator harus melakukan konfigurasi ulang.

Referensi:https://www.juniper.net/documentation/en_US/junos/topics/topic-map/policy-static-routing.html

Page 17: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Configure IP Addresses

17

## IPv4 Addressing[edit interfaces <interface_name> unit 0]root@router# set family inet address <ipv4_address>

## IPv6 Addressing[edit interfaces <interface_name> unit 0]root@router# set family inet6 address <ipv6_address>

## IPv4 Addressing EUI-64 [edit interfaces <interface_name> unit 0]root@router# set family inet6 address <ipv6_network_address> eui-64

Page 18: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Configure Static Route on R1

18

## IPv4 Static Route[edit routing-options]root@router# set static route <dest_address> next-hop <gateway>

## IPv6 Static Route[edit routing-options] root@router# set rib inet6.0 static route <dest_address> next-hop <gateway>

*) next-hop bisa diisi dengan interface yang mengarah ke gateway jika topologinya point to point, jika bukan maka harus diisi IP address gateway.

Page 19: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Configure Default Route on R3

19

## IPv4 Default Route[edit routing-options]root@router# set static route 0.0.0.0/0 next-hop <gateway>

## IPv6 Default Route[edit routing-options] root@router# set rib inet6.0 static route ::/0 next-hop <gateway>

Page 20: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Troubleshooting: Ping and Traceroute

20

root@router> ping <dest_address>root@router> traceroute <dest_address>

Page 21: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Troubleshooting: Show Route

21

root@router> show route

Referensi: https://www.juniper.net/documentation/en_US/junos/topics/reference/command-summary/show-route.html

Page 22: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Troubleshooting: Show Route Forwarding Table

22

root@router> show route forwarding-table

Referensi: https://www.juniper.net/documentation/en_US/junos/topics/reference/command-summary/show-route-forwarding-table.html

Page 23: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Why use Loopback Interface?

23

Always Online, loopback interface adalah interface logical yang selalu menyala (uptime).

Hal ini biasa dimanfaatkan ketika kita menginginkan access management, kita bisa remote perangkat dengan ip loopbacknya.Selain itu, beberapa dynamic routing (link-state) membutuhkan router identifier, penentuan router identifier salah satunya dari interface loopback. Interface loopback digunakan agar router identifier lebih konsisten tidak berubah ubah.

Page 24: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Why use Dynamic Routing?

24

1. Low Administrative, penentuan jalur routing dilakukan oleh sistem, administrator hanya perlu mengkonfigurasi neighbor networks.

2. High Scalability, ketika terjadi perluasan jaringan, kita hanya perlu mengkonfigurasi routing di router pada baru tersebut dan di router perantaranya.

3. High Availability, ketika ada 1 link yang gagal, otomatis beralih ke link lain.

Page 25: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Shortest-Path-First Algorithm Workflow

25

Page 26: Routing Fundamental [ MODULE 3]

[ LAB 3 ]IPv4 Dynamic Routing(Basic OSPFv2 Routing)

Page 27: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Open Shortest Path First (OSPF)

27

● Merupakan routing protocol IGP (Interior Gateway Protocol).● Menggunakan informasi link-state dengan algoritma shortest-path-first (SPF) juga disebut algoritma Dijkstra untuk

menentukan keputusan routing.● Menggunakan sistem area untuk memisahkan routing database, setiap area harus terhubung ke backbone area

(area 0).● Menggunakan router ID untuk identitas router.● Menggunakan hello packet untuk mendeteksi neighbor.● Hello interval: 10 detik untuk multiple access networks, 30 detik untuk non-broadcast multiple access (NBMA)

network.● Dead interval: 40 detik untuk multiple access networks, 120 detik untuk NBMA network.● Multicast address 224.0.0.5 untuk semua router dan 224.0.0.6 untuk DR/BDR (Designated Router and Backup

Designated Router).● Protocol OSPF(86).

Referensi: https://www.juniper.net/documentation/en_US/junos/information-products/pathway-pages/config-guide-routing/config-guide-ospf.html

Page 28: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Configure Router ID

28

● Router ID adalah angka yang digunakan pada protocol OSPF dan BGP untuk dijadikan sebagai identitas router.● Router ID tidak wajib dikonfigurasi, karena router akan otomatis menentukan router ID berdasarkan IP loopback● Jika tidak ada IP Loopback, maka dipilih IP Address pada interface yang pertama kali uptime (online).● Tetapi Juniper menyarankan untuk mengkonfigurasi router ID.

[edit]root@router# set routing-options router-id <identifier>

Page 29: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Configure OSPFv2

29

[edit protocols ospf]root@router# set area <area_id> interface <interface_name>

## konfigurasi passive interface supaya network tersebut masuk ke ospf advertise tanpa pembentukan adjacency.[edit protocols ospf]root@router# set area <area_id> interface <interface_name> passive

Page 30: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Configure OSPFv2 Parameter

30

[edit protocols ospf]root@router# set area <area_id> interface <interface_name> ?

Page 31: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Troubleshooting

31

root@router> show route protocol ospf

root@router> show ospf ? Possible completions: backup Show OSPF backup information context-identifier Show OSPF context identifier information database Show OSPF link-state database interface Show OSPF interface status information io-statistics Show OSPF I/O statistics log Show shortest-path-first calculations from OSPF log neighbor Show OSPF neighbor status information overview Show overview of OSPF information route Show OSPF routing table statistics Show OSPF statistics

Page 32: Routing Fundamental [ MODULE 3]

[ LAB 4 ]IPv4 Dynamic Routing(Basic IS-IS Routing)

Page 33: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Intermediate System to Intermediate System (IS-IS)

33

● Merupakan routing protocol IGP (Interior Gateway Protocol)● Menggunakan informasi link-state dengan algoritma shortest-path-first (SPF) untuk menentukan keputusan

routing.● Menggunakan sistem area, tetapi tidak area khusus backbone, serta tidak ada virtual link.● Menggunakan ISO Network Addresses untuk identitas router yang disebut network service access point (NSAP).● Menggunakan hello packet (IIH) untuk mendeteksi neighbors.● hello-interval: 3 detik untuk router designated intermediate system (DIS), 9 detik untuk router non-DIS.● hold-interval: 9 detik untuk router DIS, 27 detik untuk router non-DIS.● Designated router adalah router dengan priority tertinggi (default priority = 64). Jika prioritynya sama, maka

ditentukan berdasarkan mac address tertinggi.● IS-IS bekerja pada Layer 2 dengan menggunakan multicast 01:80:C2:00:00:14 untuk IS-IS level 1 dan

01:80:C2:00:00:15 untuk IS-IS level 2.

Referensi: https://www.juniper.net/documentation/en_US/junos/information-products/pathway-pages/config-guide-routing/config-guide-routing-is-is.html

Page 34: Routing Fundamental [ MODULE 3]

ISO/NET Address

34

Contoh ISO Address (NET Address): 49.0001.1921.6800.1001.0049—Authority and format indicator (AFI)0001—Area ID1921.6800.1001— System identifier00—Selector

How to configure ISO address on Junos OS?

[edit interfaces <interface_name> unit <logical_unit>]

user@router# set family iso address <iso_address>

Page 35: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Enable IS-IS if your router is in secure context.

35

[edit security forwarding-options family iso]

user@router# set mode packet-based

Page 36: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Create and set loopback address and NET address

36

[edit interfaces lo0 unit 0]

user@router# set family inet address <ipv4_address>

user@router# set family iso address <iso/net_address>

## aktifkan family iso di interface yang mengarah ke neighbor

[edit interfaces <interface_name> unit <logical_unit>]

user@router# set family iso

Page 37: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Enable IS-IS on the interfaces

37

[edit protocols isis]

user@router# set interface <interface_name>

Page 38: Routing Fundamental [ MODULE 3]

Troubleshooting

38

user@router> show route protocol isis

user@router> show isis ?

Possible completions: adjacency Show IS-IS adjacency database authentication Show IS-IS authentication information backup Show IS-IS backup information context-identifier Show IS-IS context-identifier information database Show IS-IS link-state database hostname Show IS-IS hostname database interface Show IS-IS interface information overview Show overview of IS-IS information route Show IS-IS routing table spf Show shortest-path-first calculations information statistics Show IS-IS performance statistics