Rks Teknis Asta Gatra Tahap IV-2010

116
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (R.K.S) TEKNIS PENGEMBANGAN GEDUNG ASTHA GATRA TAHAP IV PERSYARATAN TEKNIS Standard-standard yang berlaku Semua pekerjaan dalam RKS ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-praturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu : PUBI – 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia NI – 8 :Peraturan Semen Portland Indonesia PPI – 1983 : Peraturan pembebanan Indonesia ASTM : American Society for Testing & Materials NI – 10 :Bata Merah Sebagai bahan bangunan PBI – 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia SII : Standar Industri Indonesia PPBBI : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia AV 1941 :Algemene Voorwarden AISC : American Institute of Steel Construcion AWS : American Welding Society Peraturan Nasional Pembangunan Indonesia Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961). Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Depnaker tentang penggunaan Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disingkat DTPI 1980. Pedoman Tata cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan - peraturan Pembangunan Pemda setempat. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standard- standard yang tersebut diatas, maupun standard Nasional lainnya maka diberlakukan standard Internasional yang berlaku atas pekerjaan- pekerjaan tersebut atau setidak tidaknya berlaku standard-standard persyaratan teknis dari Negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan. Pengembangan Gedung Astha Gatra Tahap IV 1

description

astra

Transcript of Rks Teknis Asta Gatra Tahap IV-2010

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT(R.K.S) TEKNISPENGEMBANGAN GEDUNG ASTHA GATRA TAHAP IVPERSYARATAN TEKNIS

Standard-standard yang berlakuSemua pekerjaan dalam RKS ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-praturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :

PUBI 1982:Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia NI 8:Peraturan Semen Portland Indonesia

PPI 1983:Peraturan pembebanan Indonesia

ASTM:American Society for Testing & Materials

NI 10:Bata Merah Sebagai bahan bangunan

PBI 1971:Peraturan Beton Bertulang Indonesia

SII:Standar Industri Indonesia

PPBBI:Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia

AV 1941:Algemene Voorwarden

AISC:American Institute of Steel Construcion

AWS:American Welding Society

Peraturan Nasional Pembangunan Indonesia

Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961). Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Depnaker tentang penggunaan Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disingkat DTPI 1980. Pedoman Tata cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan - peraturan Pembangunan Pemda setempat.Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standard-standard yang tersebut diatas, maupun standard Nasional lainnya maka diberlakukan standard Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak tidaknya berlaku standard-standard persyaratan teknis dari Negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.

Sebelum setiap memulai pekerjaan pembangunan dan pemasangan bahan/material dimulai, Pemborong wajib dan harus menyerahkan :

a. Time Schedule

b. Spesifikasi bahan/material dari pabrik pembuatan untuk bahan material tertentu sesuai dengan perintah Direksi Pengawas dan Konsultan Perencana.

c. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing).

d. Contoh bahan, warna termasuk mock-up untuk pekerjaan tertentu sesuai dengan permintaan Direksi, Pengawas, dan Konsultan Perencana.

e. Referensi, lisensi, sertifikat khusus dari pihak yang berwenang untuk pekerjaan tertensu sesuai permintaan Direksi/Pengawas dan Konsultan Perencana.

f. Izin Pelaksanaan dari Direksi Pengawas diperlukan untuk diteliti dan disetujui oleh Direksi Pengawas jika tidak memenuhi syarat akan ditolak dan harus diganti sampai memenuhi syarat yang diminta atas tanggung jawab dan biaya Pemborong.

Data data UmumSeluruh titik ukuran sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat, yaitu titik-titik ukuran yang ada di lapangan.Penyerahan PekerjaanPekerjaan harus diserahkan oleh Pemborong sampai selesai sama sekali hingga memuaskan, sisa pembongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.Pasal 1PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan :1. Kontraktor harus memulai pekerjaan dari garis-garis yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-pengukuran yang dibuatnya Kontraktor harus menyediakan semua bahan peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru ukur (surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran dan pematokan untuk setiap pekerjaan yang memerlukannya.

Kontraktor diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta tugu-tugu ukur utama selama masa pembangunan.

2. Kontrakan diwajibkan melakukan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, lantai, letak batas-batas dengan alat-alat yang sudah diterapkan kebenarannya.3. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

4. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

5. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggung jawab Kontraktor, dengan biaya sesuai kontrak.1.2. Alat dan perlengkapan pekerjaan dan Tenaga Lapangan

1. Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan pelaksanaan dalam proyek ini, harus menyeidakan alat-alat dan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing, seperti:

Alat-alat ukur (theodolith, waterpas dan lain-lain)

Alat pemotong, penduga, dan alat bantu

Topi pengaman dan sepatu lapangan

a) Disamping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan (harian, mingguan), buku petunjuk alat-alat yang akan dipakai, rencana kerja dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggung jawab penuh untuk memutuskan segala sesuatunya di lapangan dan bertindak atas nama kontraktor.

1.3. Kantor Kontraktor, Gudang, dan Los Kerja1. Kontraktor diwajibkan membuat bangunan sementara guna kepentingan kontraktor sendiri (sebagai kantor Proyek lengkap dengan perabotnya, dan los/barak Pekerja), yang lokasinya akan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.

2. Bentuk dan ukuran disesuaiakan Kantor Proyek, Gudang dan Los Pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhannya, dilengkapi ruang toilet dan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan lokasi yang tersedia sehingga tidak mengganggu kelancaran.3. Selesai proyek, seluruh bangunan sementara (bangunan saja) menjadi milik kontraktor, dan kontraktor wajib membongkar serta memindahkan bongkaran bangunan sementara tersebut setelah mendapat instruksi dari Konsultan Pengawas.4. Kontraktor diwajibkan merawat peralatan seperti Pompa dan lain sebagainya milik Pemilik Proyek (bila ada) serta menanggung biaya perawatan peralatan selama berlangsungnya pekerjaan.Penyimpanan barang-barang dan material (Gudang material)1. Kontraktor wajib membuat gudang sementara tempat penimbunan material seperti pasir, koral, besi beton dan lain-lain. Material harus terlindung dengan baik. Gudang dilengkapi dengan pintu serta kunci secukupnya. Gudang semen, lantainya dibuat bebas dari kelembaban udara minimal 30 cm diatas permukaan lantai plesteran. Gudang dibongkar setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas

2. Kontraktor diwajibkan untuk menempatkan barang-barang dan material pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun didalam gudang-gudang sesuai dengan sifat-sifat barang dan material tersebut dengan persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga akan menjamin keamanannya dan terhindar dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.

3. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan dengan pagar dari papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan lainnya.

4. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk disimpan didalam site.

Pembersihan dan Keleluasaan HalamanKontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan halaman dengan menempatkan barang-barang dan material sedemikian rupa sehingga :

Memudahkan pekerjaan

Menjaga kebersihan sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-puing), air yang menggenang

Tidak menyumbat saluran-saluran air.

Pagar Pengaman ProyekKontraktor diwajibkan membuat pagar halaman di sekeliling site untuk menjaga keamanan dan ketenangan kegiatan pelaksanaan.

1. Pagar dari seng gelombang dipasang tegak setinggi kira-kira 180cm dicat dengan warna ditentukan kemudian.2. Rangka kayu, dengan penguat mendatar 3 baris (atas, tengah dan bawah) dan penguat tegak jarak maksimum 250 cm.Fasilitas-fasilitas lapangan Listrik penerangan dan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan serta air kerja menggunakan milik pemberi pekerjaan. Kamar mandi dan WC untuk para pekerja lapangan menggunakan milik pemberi tugas.

Disediakan oleh kontraktor : Air minum atau air bersih yang dapat diminum, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas-petugas yang ada di Proyek . Alat-alat pemadam kebakaran ringan Alat-alat PPPK

Air Kerja dan Listrik KerjaAir kerja selama pelaksanaan pekerjaan menggunakan air milik pemberi pekerjaan, kontraktor menyediakan perlengkapan untuk penyambungan instalasi air maupun listrik.Persiapan Lokasi Kontraktor diwajibkan membersihkan / memindahkan perabot atau loose furniture dari lokasi yang ditetapkan untuk di renovasi dengan ketentuan :

Memindahkan semua perabot yang ada ( curtain, loose furniture dll )

Mendata seluruh barang yang dipindahkan dalam sebuah daftar dan diketahui oleh pengawas dan owner

Menyimpan di tempat terpisah dan melindungi dari kotoran/debu sesuai dengan persetujuan dari direksi pengawas

Memindahkan kembali ke lokasi semula setelah adanya persetujuan dari direksi pengawas

1.4. Direksi keet (Ruang Kerja Konsultan):Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan sementara harus disediakan saat dimulai pekerjaan yaitu setelah adanya Serah Terima Lapangan. Direksi Keet dibuat dengan menyesuaikan lokasi yang ada :a. Luas 76 m2 , dilengkapi dengan toilet.

b. Peralatan yang harus disediakan bersifat sewa pada Direksi Keet:

1 buah meja rapat ukuran 1,20 x 2,40 m dengan 10 buah kursi lipat. 4 buah meja tulis biro ukuran 0.80 x 1.20 m dengan 8 buah kursi lipat.

2 unit AC split masing-masing 0.75 PK.

1 lembar soft board ukuran 1,20 x 2,40 m

1 unit White board ukuran 1,20 x 2,40 m

3 buah unit filling cabinet dengan 4 laci.

1 unit computer dan printer. 10 buah topi lapangan.

c. Peralatan pemadam kebakaran, dry chemical dengan isi 3,5 kg

d. Peralatan P3K

Kantor Direksi bersifat bangunan sementara, sedangkan perlengkapannya bersifat sewa, digunakan sampai dengan selesainya pembangunan. Seluruh biaya perawatan dan operasionalnya menjadi tanggungan Kontraktor sampai dengan Serah Terima Pertama Pekerjaan.Segera setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan, fasilitas ini harus dibongkar dan diangkut keluar.

Kontraktor harus menyelenggarakan berfungsinya Direksi Keet berupa :

Penyediaan alat telekomunikasi (telepon) Kebersihan Keet

Memelihara AC dan instalasinya.

Pasal 2PEKERJAAN PENGUKURAN

Syarat-syarat-Pelaksanaan Pelaksanaan secara umum.

1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi renovasi dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian bangunan dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

2. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

3. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

4. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab Kontraktor dengan biaya sesuai kontrak.Pasal 3

PEKERJAAN BONGKARAN

Lingkup PekerjaanPekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran seperti yang disyaratkan serta sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Meliputi bongkaran lantai,dinding partisi gypsum, batu bata/plesteran, beton, dan langit-langit dan penutup atap, pembersihan dari bongkaran dan angkutan keluar site untuk seluruh material bekas bongkaran.3.1. Pekerjaan bongkaran instalasi : a. Pembongkaran dinding partisi/batu bata termasuk pelapisnya, sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.b. Pembongkaran Kusen dan Pintukaca.c. Pembongkaran lantai keramik/vynil.d. Pembongkaran plafond.e. Pembongkaran instalasi dan unit AC split outdoor.f. Pembongkaran instalasi listrik berikut armature-nya.g. Pembongkaran instalasi sprinkler dan head sprinkler.h. Pembongkaran AC central.i. Pembongkaran instalasi fire alarm beserta armature-nya.j. Pembongkaran instalasi telepon.

k. Pembongkaran ceiling speaker dan instalasinya.l. Pembongakaran dinding beton koneksitas gedung.

m. Pembongkaran beton penutup kolom lanjutan.n. Pekerjaan bongkaran instalasi meliputi instalasi plumbing, elektrikal dan armature serta grill diffuser AC, yang tak akan digunakan lagi, diganti dengan instalasi baru.

o. Semua bahan hasil bongkaran tak boleh digunakan lagi, harus diangkut keluar

Syarat-syarat-Pelaksanaan secara umum.1. Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat ini, harus dilakukan secermat-cermatnyasehingga tidak mengganggu kepentingan dan keamanan umum yang ada disekelilingnya.

2. Tidak diperkenankan pada waktu pelaksanaan bongkaran, terjadi kegaduhan yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan umum.

3. Kontraktor harus melokalisir areal penimbunan sementara dari seluruh material bongkaran dan sampai pembuangan agar tidak mengganggu kepentingan umum.4. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah demi pengamanan terhadap material bongkaran yang menurut petunjuk Direksi Pengawas harus dibongkar dengan baik/tanpa cacat/utuh, serta setelah dibongkar harus dijaga keamanannya bila dikehendaki/sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

5. Puing-puing bekas bongkaran harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan pembuangannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kepentingan umum.

6. Semua daerah bongkaran harus dipelajari, dilihat/dikontrol secara seksama, pengaruh dan segala kemungkinan dari akibat pekerjaan bongkaran, harus diperhatikan agar tidak mengganggu aktifitas umum dan tidak mengganggu peralatan yang ada. Kontraktor harus melakukan secara baik, benar dan tepat dalam melakukan pekerjaan bongkaran.

7. Kontraktor wajib melakukan pengukuran dan peninjauan kondisi existing untuk penyesuaian dengan perencanaan.8. Kontraktor dapat mengajukan usulan-usulan teknis penyelesaian, termasuk pelaksanaan pembongkaran bagian yang ditentukan, berdasarkan hasil termuan di lapangan.

9. Wajib untuk membuat shop drawing untuk pekerjaan pembongkaran yang memperlihatkan bagian yang akan dibongkar serta rencana support untuk menjaga kestabilan bagian disekitarnya.

10. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan pengadaan bahan dari mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan finishing.

11. Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan pekerjaan bongkaran, pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Konsultan Perencana tidak bertanggung jawab atas:

a) Performance bentuk kontrak,

b) Hasil pekerjaan konstruksi (kecuali telah dilakukan test terlebih dahulu),

c) Kelalaian atau akibat pekerjaan Kontraktor, sub kontraktor, manufaktur, supplier, fabricator, ataupun pihak Ketiga (atau anggotanya) yang bekerja untuk pemilik.

12. Lokasi / area renovasi harus dalam keadaan siap kerja, dimana terbebas dari seluruh barang-barang termasuk furniture

A. Pekerjaan Bongkar Pelapis Lantai dan keramik/vynil :1. Pekerjaan bongkaran lantai dilakukan meliputi lapisan finishing lantai saja sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

Meliputi pekerjaan pembongkaran pelapis lantai seluruh ruangan yang direncanakan ganti yang baru.

Pembongkaran meliputi pelapis lantai dan keramik dinding, berikut adukan perekatnya (mortar), Sementara pasir urug yang ada tetap dipertahankan untuk digunakan bagi rencana pemasangan lantai baru, kecuali ditentukan lain.2. Kontraktor harus menjaga agar segala jaringan dan peralatan yang dalam ketentuan/persyaratan tidak dibongkar, tidak akan terganggu dan rusak akibat bongkaran yang dilakukan.

3. Bila ternyata terjadi kerusakan/gangguan, maka Kontraktor harus mengganti /memperbaiki dengan biaya sendiri tanpa mengurangi mutu dan fungsi dari peralatan tersebut.4. Semua bahan pengganti harus dari mutu terbaik, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan yang telah disetujui Direksi Pengawas.5. Sisa / bekas bahan bongkaran harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan pembuangan dilakukan diluar lokasi pekerjaan.

6. Kontraktor harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap pekerjaan-pekerjaan di sekelilingnya dengan mengambil langkah-langkah pengamanan seperlunya.

7. Semua biaya perbaikan, penggantian, pembersihan dan angkutan menjadi biaya proyek.B. Pekerjaan Bongkar Dinding Batu Bata / Partisi dan Pelapisnya.

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan dengan baik.

Pada gambar dokumen lelang ditunjukkan dinding / partisi yang akan dibongkar, secara bertahap berdasarkan tahapan area kerja.

Pembongkaran harus dilakukan secara hati-hati, termasuk pembongkaran rangka-rangka dinding (kolom praktis, ring balk).

Semua bagian bekas bongkaran ini harus diangkut ke luar dan tidak boleh dipergunakan kembali untuk pekerjaan lainnya kecuali seijin Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan bongkaran dinding bata ini meliputi sebagian dinding bata berikut pintu dan jendela yang ada sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

3. Kontraktor harus menjaga agar segala jaringan dan peralatan yang dalam ketentuan tidak dibongkar, tidak akan terganggu dan rusak karenanya.

4. Bila terjadi kerusakan Kontraktor harus mengganti/memperbaiki kembali.

5. Bahan pengganti harus dari mutu terbaik, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan disetujui Direksi Pengawas.

6. Sisa/bekas bahan bongkaran harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan serta dikeluarkan di luar pekerjaan.

7. Kontraktor harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap pekerjaan-pekerjaan disekelilingnya dengan mengambil langkah-langkah pengamanan seperlunya.

8. Semua biaya pembersihan dan angkutan menjadi dibayarkan sesuai kontrak.C. Pekerjaan Bongkar Langit-langit.

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik dan aman.

2. Pekerjaanbongkaranlangit-langit ini meliputi rangka-rangka plafond, lampu-lampu, grill diffuser, fire alarm dan fixtrure M&E yang ada sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.

3. Kontraktor harus menjaga keamanan pada jaringan dan peralatan yang disyaratkan.

4. Material bongkaran harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan serta dibuang keluar lokasi pekerjaan.

5. Kontraktor harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap pekerjaan-pekerjaan disekelilingnya dengan mengambil langkah-langkah pengamanan seperlunya.

6. Semua biaya pembersihan dan angkutan menjadi dibayarkan sesuai kontrak.D. Pekerjaan Bongkar instalasi.Pekerjaan bongkaran instalasi meliputi instalasi plumbing, elektrikal dan armature serta grill diffuser AC, yang tak akan digunakan lagi, diganti dengan instalasi baru.

Semua bahan hasil bongkaran tak boleh digunakan lagi, harus diangkut keluar.

Pasal 4PEKERJAAN STRUKTUR4.1Uraian Umuma. Pemberian pekerjaan meliputi :

Pengadaan, pengelolaan, mendatangkan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan, mobilisasi alat pembantu dan sebagainya yang pada waktu umumnya langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha menyelesaikan degan baiak dan menyerahkan pekerjaan yang sempurna dan lengkap, disini juga dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan ataupun bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas disebutkan di dalam RKS dan gambar-gambar tetapi masih berada dalam bidang pembangunan haruslah dilaksanakan selanjutnya sesuai dengan petunjuk-petunjuk Dirkesi Lapangan.b. Lapangan pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran, termasuk segala segala sesuatu yang berada didalamnya direshkan tanggung jawabnya kepada Kontraktor dengan Berita Acara penyerahan Lapangan.

c. Oleh Kontraktor pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam keadaan selesai dan berfungsi baik sesuai dengan yang disyaratkan.

d. Kontraktor wajib mentaati dan melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab berdasarkan syarat-syarat dn uraian-uraian di dalam RKS, Risalah Rapat Pemeberian Pemjelasan, Gambar-gambar yang ada maupun gambar-gambar susulan selama pelaksanaan, petunjuk-petunjuk teknis maupun administrasi serta instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas.4.2Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Kolom

b. Pekerjaan Balok Standard

c. Pekerjaan Balok Pre-stressed

d. Pekerjaan Plat

e. Pekerjaa Listplank

f. Pekerjaan Dinding

4.3 Pengukurana. Ukuran-ukuran dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar.

b. Jika terdapat perbedaan ukuran antar gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian, maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama, Namun demikian hal-hal tersebut harus dilaporkan segera kepada Direksi Lapangan.

c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sealam pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab dan resiko Kontraktor sepenuhnya.

d. Ketidakcocokan yang mungkin ada mengenai perbedaan-perbedaan antara gambar dan kenyataan harus segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan, untuk diproses secara terulis.

4.4 Persyaratan Bahan Semena. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal.

Dengan syarat :

Peraturan Semen Portland Indonesia (NI 8 - 1972)

Peraturan Beton Indonesia (NI 2- 1971)

Mempunyai seretifikat Uji (teest sertificate)

Mendapat Persetujuan Perencana & Pengawas.

b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk semen untuk suatu konstruksi / struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.c. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam zak (koantong) asli dari pabriknya dalam keeadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai.Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 zak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.d. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

4.5Agregata. Semua pemakaian koral (kerikil) batu pecah (agregat kasar ) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat :

Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI 3 1958) Peraturan Beton Indonesia (NI 2 1971)

Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous

Bebas dari tanah / tanah liat (tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya.

b. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dan harus memenuhi syarat :

Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 19 mm lebih dari 24 %

Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22 %

c. Koral (kerikil ) dan batu pecah (aagregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Pengawas.d. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.

e. Pengawas dapat meminta kepada Kontrkator untuk mengadakah test kwalitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya kontraktor.

f. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka kontraktor diwajibkan unatuk memberitahukan kepada Pengawas.

g. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

4.6 Air a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) didak mengandung ornagisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI 2 1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggun oleh pihak Kontraktor.

b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

4.7 Besi Beton (Steel Reinforcement)a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syara-syarat :

Peraturan baeton Insonesia ( NI 2 1971)

Bebas dari kotoran-kotoran, laposan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).

Dari jenis baja dengan mutu U24 untuk diameter < diameter 10 s/d 12 mm U32, dan U39 untuk diameter > 13 (ulir)

Mempunyai penampang yang sama rata.

Ukuran disesuaiakan dengan gambar-gambar

b. Pemakaian beesi beton dari jenis yang berlainan dari ektentuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan Perencana / Pengawas

c. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber beesi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.

d. Kontraktor wajib mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Pengawas, serta menyertakan data teknis dari pabrik pembuat baja tulangan. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian CM.

Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Pengawas

Semua biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

c. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar atau mendapat persetujuan Pengawas. Untuk hal itu sebelumnya kontraktor harus membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada Pengawas untuk mendapat persetujuannya.

Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari lantai kerja atau papan acuan.

Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.

d. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang semacam itu, harus mendapat persetujuan Perencana / Pengawas.

e. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari Pengawas dalam waktu 2 x 24 jam.

4.8Admixture

Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan maupun untuk maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan/ Pengawas.

4.8 Mutu Betona. Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 dan NI 2. Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik K 250 untuk pekerjaan struktur dan K125 untuk pekerjaan plat lantai dasar.

b. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregation) dari agregat. Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indoneesia (NI 2-1971).

c. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan untuk menentukan beton yang baru dimulai

d. Adukan beton yang dibuat setempat (site mixing) harus memenuhi syarat-syarat :

Membuat mix design

Semen diukur menurut volume

Agregat diukur menurut volume.

Pasir diukur menurut volume

Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer)

Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.

Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk.

Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

4.9 Adukan Betona. Adukan beton harus mempunyai syarat-syarat PBI 1971 NI 2. Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar.

b. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixer) untuk mengontrol daya kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregasi) dari agregat.

Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (NI 2 1971)

c. Pekerjaan pembuatan adukan percobaaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

4.10 Faktor Air Semena. Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :

Faktor air semen untuk Balok, sloof dan poer maksimum 0,60. Faktor air semen untuk kolom, balik, pelat lantai tangga dinding, beton dan lisplank / parapet maksimum 0,60.

Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55.

b. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus memakaiplasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari Pengawas

4.11 Test Kubus/Silinder Betona. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada kontraktor unuk membuat kubus/silinder coba dari adukan beton yang dibuat.b. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji, sesuai dengan PBI 1971 NI 2 atau SNI 1991 dengan nomor urut yang menerus.c. Cetakan kubus/silinder coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah, dan memenuhi syarat-syarat dalam peraturan beton Indonesia (NI 2 1971).Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15x15 cm3. d. Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah pengawasan. e. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam peraturan beton Indonesia (NI 2 1971).f. Kubus/silinder coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat.g. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, bab 4,7, termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan.Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.h. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur-prosedur PBI, untuk perbaikan.Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung wawab kontraktor.i. Semua kubu/silinder coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang, dan disetujui Pengawas.Laporan hasil percobaan harus disertahkan kepada Pengawas segera sesudah selesai percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi standard, campuran adukan berat kubus benda uji tersebut dan data-data lain yang diperlukan.j. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti yang ditunjukkan oleh kubus cobanya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka Pengawas berhak meminta kontraktor supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan destructif. k. Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonsesia (NI.2-1971)Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan petunjuk Pengawas. l. Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test menurut syara-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.2- 1971).Slump beton berkisar antar 8 cm sampai 12 cm.

4.12 Cetakan Beton/Bekistinga. Persyaratan Penggunaan Bahan. Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukup tebal ( plywood tebal min. 12 mm) dan terikat kuat menahan beton dan beban sementara lainnya. Paku, angkur dan sekrup-sekrup ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.Kedap air, dengan metutup semua celah dengan tape, sehingga dijamin tidak timbul sirip atau adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari cetakan beton.Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.

b. Syarat Pelaksanaan Pemasangan.

Tentukan jarak, level dan ukuran sebelum memulai pekerjaan. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai design dan standard yang telah ditentukan, sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, kelurusan dan dimensi. Hubungan-hubungan antar papan bekisting harus lurus, dan harus dibuat kedap air untuk mencegah keborcoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton . Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.Pemakaian pasanagan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Direksi Lapangan. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.

c. Perkuatan pada bukaan di bagian-bagian yang struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi.

d. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pingulan-pingulan (chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal) dari baolik, kolom dan dinding.e. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :

Deviasi garis vertikal dan horisontal :

6 mm, pada jarak 3.000 mm

10 mm, pada jarak 6.000 mm

20 mm, pada jarak 12.000 mm

Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom atau balok atau ketebalan plat maksimal sebesar 6 mm.

f. Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur dan bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya.

Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.

g. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan pelepas acuan, bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai.

Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.Sisipan (insert), rekatan (embedded) dan bukaan (opening).h. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui / merembes beton.

i. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk / menyediakan bukaan, slots, recessed, sleeves, nolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas / khusus ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.

j. Sediakan bukaan sementara pada cetakan beton dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeksi. Tempatkan bukaan di bagian bawah bekisting guna memungkinkan air pembersih keluar dari bekisting.

Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaaan dalam bekisiting, sehingga sembungannya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.

k. Kualitas

Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.

Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah dibersihakan, guna pelaksanaan pemeriksaa. Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.

Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 (dua) kali tidak diperkenankan.

Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada buakan-bukaan sementara yang diperlukan.

Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi Lapangan.

l. Pembersihan

Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting.

Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir.

Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau kedidak seimbangan beban yang terjadi pada struktur.

Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.

Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terdahap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.

Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan pekerjaan konstruksi di lantai-lantai diatasnya bisa dilanjutkan.

Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75% dari kuat tekan 28 hari (28 day compressive strength) yang diperlukan.

Bekisting-bekisting yang dipakai yntuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh direksi.

4.13Pengecoran Betona. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan Pengawas dan mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk menyingkirkan / membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.

b. Pengadukan dari tiap molen harus terus menerus dan tidak kurang dari 2 menit sesudah seluruh bahan termasuk air berada didalam moleen, selama itu molen harus terus berputar pada kecepatan yang akan menghasilkan adukan dengan kekentalan merata pada akhir waktu pengadukan

c. Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak diizinkan terkumpul pada permukaan dalam molen.

d. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air kedalam adukan beton yang sebagian telah mengeras.

e. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.

Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.f. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Pengawas.

g. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.

h. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan agregat.

i. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan fibrator (beton triller), pemadatan dengan tongkat atau jika perlu dengan tangan untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi kantong udara dan sarang koral.

Ujung beton triller tidak boleh sampai mengenai bekisting maupun pembesian. Harus pula diperhatikan jangan sampai terjadi penggetaran berlebihan ataupun dikerjakan sedemikian rupa sehingga menyebabkan pemisahan bahan beton ataupun gejala timbulnya banyak air pada permukaan beton.j. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu / tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

k. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan.

Apabila perbedaan waktu pengecoran kurang atau sama dengan 1 (satu) hari maka harus digunakan bahan additive untuk penyambungan beton lama dan beton baru.l. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan Pengawas.

4.13 Curing dan Perlindungan Atas Betona. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap : matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.

b. Untuk perawatan Beton, Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan akibat panas yang berlebihan, kurangnya pembasahan, tegangan yang berlebihan atau hal lain, sampai saat penyerahan pekerjaan oleh Kontraktor pada Pemberi Tugas.

Perhatian khusus harus diberikan untuk menjaga agar beton tidak sampai mengering dan menghindarkan permukaan beton menjadi kasar atau rusak.c. Untuk bahan curing dapat dipakai sealbond produksi conspec atau setara sebanyak 1 liter tiap 6m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh Pengawas.

d. Beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti dengan beton yang dapat disetujui oleh Direksi, semua biaya yang timbul ditanggung oleh Kontraktor. Beton yang dimaksud tersebut diatas adaloah :

Ternyata rusak (honey comb, keropos, retak, pecah dll). Sejak semula cacat, cacat sebelum penyerahan pertama.

Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan.

Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syaratt (RKS).

4.14 Pembongkaran Cetakan Betona. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 9NI.2 1971), dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

b. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Pengawas.

c. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang kropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pengawas, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian, perbaikan atau menutup nya.

Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian dan perbaikan atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.d. Meskipun hasil pnegujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :

Konstruksi beton sangat kropos.

Konstruksi beton yang sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk gambar.

Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

Konstruksi beton retak, pecah

4.15 Penyelesaian Permukaan Betona. Permukaan bagian latas beton harus rapi, licin, merata dan keras.

Selama beton masih plastis, tidak diizinkan adanya benjolan yang berlebihan (gelembung) pada permukaan. Semua permukaan harus dicor secara monolitas dengan beton dasarnya.Dilarang menaburkan semen kering dan pasir daiatas permukaan beton untuk menghisap air yang berlebihan. Bagian permukaan beton pelat, dinding, balok yang exposed harus dirapikan dengan menggunakan sendok aduk dari baja.b. Perbaikan Cacat Permukaan.

Segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan exposed (terbuka) harus diperiksa secara teliti dan bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi dengan baik agaar diperoleh suatu permukaan yang licin, seragam dan merata.

Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi Lapangan, pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk-petunjuk Direksi lapangan.c. Beton yang menunjukkan rongga-rongga, lobang, keropok atau caacat sejenis lainnya harus dibongkar dan diganti. Semua perbaikan dan penggantian sebagaimana diuraikan disini harus dilaksanakan secepatnya oleh Kontraktor atas biaya sendiri.

d. Lobang bekas kerucut batang pengikat harus dihaluskan sedemikian rupa sehingga permukaan dari lobang menjadi bersih dan kasar. Kemudian lobang ini harus diperbiki dengan suatu cara yang dapat disetujui dengan menggunakan aduk kering (dry packed mortar).

e. Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa, sehingga pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan ketentuan pasal ini, tidak akan mengganggu pengikatan, menyebabkan penurunan atau retak mendatar.

4.16GroutingUntuk grouting disekitar angker dipakai bahan grouting merk Sika atau yang setara setebal 2,5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.

4.16 Pekerjaan Pembesiana. U m u m

Ruang Lingkup.

Semua pemasaqngan kawat beton, kaki ayam untuk penyanggah, beton dekking dan segala hal yang perlu untuk menghasilkan pekerjaan beton sesuai daengan pengalaman teknik yang terbaik.

Gambar Kerja.Sebelum pekerjaan pembengkokan besi beton, Kontraktor harus terlebih dahulu menyiapkan daftar pembesian, sketsa dan gambar pembengkokan besi dan menyerahkannya pada Konsultan Pengawas.

Persetujuan atas Gambar Kerja oleh Direksi Lapangan terbatas pada pelaksanaan secara umum sesuai dengan gambar sebagai lampiran Surat Perjanjian.

Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan ketelitian ukuran dan detail, ukuran dan detail akan diperiksa di lapangan oleh Konsultan Pengawas pada wakttu pemasangan pembesian. Standard.

Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan peraaturan atau standard yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Besi BetonKhusus untuk beton struktural (kolom, balok, lantai, tangga), besi beton yang dipakai adalah besi beton sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar.

c. Pekerjaan Pembengkokan Besi Beton.

Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar dan atau sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

Harus diperhatikan khusus pada pembuatan beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dari beton dekking yang semestinya.

Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan sedemikian rupa sehingga rusak atau cacat.

Dilarang membengkokkan besi beton dengan cara pemanasan.

Bengkokan atau haak harus dibengkokan melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 25 mm, pasak yang digunakan harus tidak kurang dari 8 x diameter besi beton, kecuali pula bila ditentukan lain.

Beugel dan batang pengikat harus dibengkokkan melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 2 kali diameter minimum besi beton. Semua pembesian harus mempunyai haak pada kedua ujungnya, bilamana tidak ditentukan lain.

d. Pemasangan.

Pembersihan

Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan dan lapisan yang dapat merusak atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.

Pemasangan.

Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan kawat atau jepitan yang sesuai pada persilangan, dan harus ditunjang oleh penumpu beton atau logam, dan penggantung logam.

Jepitan atau penumpu logam tidak boleh diletakkan menempel pada bekisting. Kawat beton harus dibengkokkan ke arah dalam bekisting, sehingga diperoleh beton dekking yang telah ditentukan.

Bilamana tidak ditentukan lain, disamping perlengkapan yang biasa dipakai untuk memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai ketentuan berikut :

Dalam pelat, batang tegak berdiameter 12 mm dengan jarak 80cm 100cm, untuk menunjang penulangan bagian atas.

Dalam dinding dengan 2 lapisan penulangan, pembagi jarak (spacer) berbentuk U atau Z dengan diameter 8 mm, berjarak 180 200 cm.

Beton Dekking.

Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasangkan dengan celah untuk beton dekking sebagai berikut :

Beton yang dicor pada tanah 8cm

Semua bidang yang kena air atau tanah 5cm

Bagian atas pelat bawah saluran yang tertutup, balok dan kolom yang tidak kena tanah atau air 4cm

Bidang yang kena udara dan semua bidang interior 2,5cm

Toleransi

Toleransi pada pemasangan penulangan adalah :

Untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau kurang: ( 0,6 cm

Untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau lebih: ( 1,2 cm

Sambungan

Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan overlap minimum 40 kali diameter penulangan.

Panjang overlap penyambungan untuk diameter yang berbeda, harus didasarkan pada diameter yang besar. (panjang penyambungan sesuai pedoman yang berlaku).

Persetujuan dari Direksi Lapangan.

Pemasangan penulangan harus diperiksa oleh Direksi Lapangan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran, untuk itu perlu pemberi tahuan bila penulangan sudah siap untuk diperiksa.

4.17 Pemasangan Alat Didalam Betona. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin Pengawas.

b. Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter 10 cm atau 8x8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor dan dikoordinasikan dengan Kontraktor terkait dan mendapatkan persetujuan Pengawas.

Pasal 5PEKERJAAN PLESTERAN BETON

5.1Lingkup PekerjaanTermasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

Lingkup pekerjaan plesteran beton ini meliputi seluruh plesteran kolom, balok plat kanopi serta pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

5.2Persyaratan Bahan Semen harus memenuhi NI-8.

Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14, PUBI 1982.

Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.

Campuran (Agregate) : Untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran. Pasir untuk finishing harus bersih dan terlebih dahulu diayak.

5.3Syarat-syarat Pelaksanaana. Seluruh plesteran beton dengan adukan campuran 1 PC : 2 pasir pasang.

b. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang dipersyaratkan.

c. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi Pengawas.

d. Bahan semen yang dikirim ke lokasi harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.e. Bahan harus diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya, sesuai dengan persyaratan pabrik.

f. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material yang mutunya sesuai dengan yang disyaratkan tanpa biaya tambahan.

g. Bidang permukaan beton sebelum diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting. Permukaan beton harus terlebih dahulu diketrek (scrath) serta semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.

h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa lokasi apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat hingga pekerjaan ini dapat dimulai.

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas dan tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

j. Pekerjaan plesteran beton dapat dilaksanakan bilamana telah disetujui oleh Direksi Pengawas.

k. Tebal plesteran sesuai yang di tunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 1,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.

l. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering).

m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan tidak terlalu cepat, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung dengan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

n. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya sendiri selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi tugas / Pemakai.Pasal 6PEKERJAAN DINDING BATA6.1Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

Pekerjaan pasangan bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal 1/2 (setengah) batu pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

6.2Persyaratan Bahan Bata harus memenuhi NI-10.

Semen Portland harus memenuhi NI-8.

Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.

Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9.

6.3 Syarat-syarat Pelaksanaana. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

b. Seluruh dinding dari pasangan bata/bata merah, dengan campuran 1 PC : 5 pasir pasang, kecuali pasangan bata/bata merah semen raam.

c. Untuk semua dinding semen raam/rapat air dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang, yakni pada dinding dari permukaan sloof/balok sampai minimum 20 cm diatas permukaan lantai setempat, dinding ruang-ruang basah (dapur) setinggi minimum 150 cm dari permukaan lantai setempat, atau seperti yang tertera pada gambar.

d. Bata merah yang digunakan bata merah press ukuran 5x10x20 cm ex lokal, dengan kualitas terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna dan tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua atau lebih, tanpa persetujuan Direksi Pengawas.

e. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.

f. Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.

g. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.

h. Bidang dinding bata yang luasnya lebih dari 9 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 12 x 12 cm dan 12 x 24 cm dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom maksimum 3 meter.

i. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak diperkenankan.

j. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.

k. Pasangan dinding bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk tebal 1 batu dengan tebal finish 30 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.

l. Pasangan bata harus dilaksanakan dengan toleransi deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).

m. Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum diaci/diplester).

n. Khusus untuk pertemuan antara pasangan bata dan beton guna menghindarkan retak-retak setelah diplester, maka dipasang kawat kasa dengan ukuran lubang-lubangnya 1 x 1 cm pada pertemuan itu sebelum diplesterPasal 7PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

7.1Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding bata/bata merah bangunan, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

7.2Persyaratan Bahan Semen harus memenuhi NI-8.

Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14, PUBI 1982.

Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.

Campuran (Aggregate) : Untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran. Pasir untuk finishing harus bersih dan diayak.

7.3 Syarat-syarat Pelaksanaana. Seluruh plesteran dinding bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir pasang, kecuali pada dinding bata semenraam/rapat air.

b. Pada dinding bata semenraam/rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang (dapur, dan bagian-bagian yang ditentukan dalam gambar).

c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang dipersyaratkan.

d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi Pengawas.

e. Bahan semen yang dikirim ke lokasi harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.

f. Bahan harus diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik,terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya, sesuai dengan persyaratan pabrik.

g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan /persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material yang mutunya sesuai dengan yang disyaratkan tanpa biaya tambahan.

h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa lokasi, apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat hingga pekerjaan ini dapat dimulai.

i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas.

j. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

k. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm dan 30 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya.

l. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda jenisnya misalnya dengan kosen dan lain-lain, harus diberi/ dibuat naat (tali air) dengan lebar 7 mm dalamnya 5 mm, kecuali bila ada petunjuk lain dalam gambar.

m. Plesteran halus (acian) dengan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari / kering betul.

n.Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

o. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya sendiri selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas/Pemakai.p. Plesteran pada permukaan beton harus diawali dengan membuat permukaan beton menjadi kasar dan dibersihkan dri debu maupun kotoran kemudian dikondisikan menjadi basah permukaan selanjutnya diberikan pletseran dengan adukan 1pc : 2ps melalui ayakan halus dan diaci ; Ketebalan plesteran tidak boleh kurang dari 10mm dan tidak boleh lebih dari 15mm kecuali bila ditentukan lain.Pasal 8PEKERJAAN WATERPROOFING

8.1Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan waterproofing ini dilakukan diatas permukaan dak beton dan meliputi seluruh detail yang ditunjukkan oleh pengawas atau dinyatakan dalam gambar.

8.2Persyaratan Bahana. Digunakan Waterproofing merk SICA atau setara untuk atap bangunan atau dapat digunakan dari produk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.

b. Bahan dalam bentuk sheet tebal minimum 3 mm. Cara pemasangan / penggunaan dilakukan dengan cara dipanaskan/dibakar sesuai persyarratan dari pabrik yang bersangkutan.

c. Bahan dari jenis bitumen dan diperkuat dengan serat polyester tidak ditenun (non woven polyester fabric.d. Bahan harus memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan, kuat, elastis dan tahan ultra violet.e. Warna sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.

8.3 Syarat-syarat Pelaksanaan umuma. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, minimal 3 (tiga) produk pabrik. Pengajuan/penyerahan disertai brosur/spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan

b. Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan bahan. Jumlah contoh untuk masing-masing jenis tes akan ditentukan kemudian. Seluruh biaya tes laboratorium manjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

c. Permukaan beton yang dilapis dengan bahan water-proofing harus bersih dari debu, minyak,bebas dari keretakan struktur dan curing compound.

d. Permukaan beton sudah dalam keadaan rata, tidak ada bekas-bekas adukan serta dalam keadaan kering/tidak lembab

e. Bahan langsung dilakukan (sesuai ketentuan) diatas bidang permukaan yang telah memenuhi persyaratan.

f. Pelapisan bahan pelindung permukaan lapisan waterproofing ( dapat berupa plesteran minimal 4 cm, yang dicampur dengan polypropylene fiber atau ditambah wire mesh) sesuai ketentuan/persyaratan dari pabrik yang besangkutan. Semua peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan

g. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat, masih dalam kemasannya, masih tersegel dan berlabel pabriknya.

h. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

i. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

j. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus yang disetujui Direksi Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya.

k. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

l. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi genangan di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air selama 24 jam berturut-turut

m. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.

8.4Metode PelaksanaanUraian berikut memberikan gambaran mengenai prosedur yang harus dipenuhi untuk pekerjaan Waterprofing dengan bahan Polymer Modified Camentitious Coating untuk mendapatkan hasil yang dapat diterima dan meliputi :

Persiapan permukaan

Bahan yang digunakan

Karakteristik bahan

Pencampuran

Prosedur Aplikasi

Pembersihan

a. Persiapan permukaan

Permukaan kerja harus bersih padat dan bebas dari bahan penghambat laqkatan dengan menggunakan alat mekanis antara lain Diamond Wheel Grinding atau ikat kawat

Kerusakan permukaan seperti honey-comb spalling dan retak harus diperbaiki terlebih dahulu dengan metode yang sesuai

Bersihkan permukaan beton dari debu dengan menggunakan compressor udara atau vacuum cleaner

Pada saat dilakukan aplikasi waterproofing permukaan beton harus dibasahi hingga jenuh air tetapi bebas dari air yang menggenang.b. Bahan yang digunakan

Bahan pelapis Waterproofing Polymer Modified Cementitious ( Sika Top 107 seal )

Sika Top 107 seal, bahan pelapis waterproofing yang terdiri dari dua komponen yang memenuhi persyaratan spesifikasi sebagai pelapis kedap air

Perbandingan Komponen A:B = 1 : 4 berdasarkan berat

c. Karakteristik Bahan

Karakteristik Campuran bahan pelapis Waterproofing ( Sika Top 107 Seal )

Warna : Abu-abu

Pot life : - 50 menit ( 300C )

Berat jenis : 1 kg/lt

Karakteristik bahan pelapis Waterproofing setelah mengeras ( Sika Top 107 seal )

Kuat tekan, 28 hari - 28 MPa

Kuat lentur, 28 hari - 8 MPa

Kuat Lekat ( pull of test) beton terhadap beton -11 MPa

d. Pencampuran

Pencampuran bahan pelapis waterproofing (Sika Top 107 seal)

Tuangkan separoh komponen A (cairan) ke dalam wadah pengaduk yang bersih

Secara perlahan tuangkan seluruh volume komponen B (bubuk) dan lakukan pengdukan

Tambahkan sisa komponen A dan lakukan pengdukan kembali hingga di dapatkan camputran yang homogen

Aduksecara berkelanjutan sekitar 3 menit hingga didapat konsistensi yang merata dengan tangkat pengaduk yang dihubungkan dengan bor listrik dengan putaran rendah (400-600 putaran per menit)

e. Prosedur Aplikasi

Prosedur aplikasi bahan pelapis waterproofing (Sika top 107 seal)

Aplikasi bahan pelapis waterproofing sika top 107 seal dengan menggunakan kuas

Tekan kuas pada bidang permukaan agar pori-pori yang ada dapat terisi penuh dan biarkan hingga agak mongering tetapi masih terasa lengket/tack free

Aplikasi lapisan kedua dengan arah tegak lurus lapis pertama

Pada bagian siku pertemuan bidang horizontal dan vertical, maka aplikasi bahan pelapis waterproofing harus benar-benar mengisi celah yang ada dan pelapissan harus dilakukan minimum 10 cm di atas bidang horizontal

Perawatan (curing) dengan pembasahan permukaan dengan air hrus segera dilakukan segera setelah bahan pelapis waterproofing mongering

Uraian berikut memberikan gambaran mengenai prosedur pelaksanaan pekerjaan waterproofing yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil yang dapat diterima dan meliputi :f. Persiapan permukaan

Permukaan beton harus bersih, padat dan bebas dari material penghambat kekuatan

Pengkasaran permukaan beton dan pengupasan waterproofing lama harus dilaksanakan dengan alat mekanis diamond wheel atau scabbler

Bersihkan permukaan beton dari debu denganb menggunakan vacuum cleaner

Permukaaan beton harus jenuh air pada saat akan diaplikasi 107 seal

g. Bahan yang digunakan

Penutup retak:Sikadur 752 atau setara Waterproofing Coating:Sika Top 107 seal atau setarah. Prosedur aplikasi

Pengupasan waterproofing lama atau pengkasaran permukaan.

Pasal 9PEKERJAAN KERAMIK

9.1Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik & sempurna.

a. Pekerjaan finishing lantai bangunan yang disebutkan /ditunjukkan dalam detail gambar.

b. Pekerjaan finishing dinding yang disebutkan /ditunjukkan dalam detail gambar

9.2Persyaratan BahanBahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri yang bermutu baik dan disetujui Direksi Pengawas. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak. Bahan perekat dari adukan spesi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC.

Penggunaan keramik pada area Selasar, bekas pembongkaran partisi dan dinding, menggunakan keramik yang sesuai dengan keadaan existing

Penggunaan keramik MULIA, ROMAN, MASTERINA atau setara untuk lantai kamar mandi

Penggunaan keramik MULIA, ROMAN, MASTERINA atau setara untuk dinding kamar mandi.

9.3 Syarat-syarat Pelaksanaana. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi Pengawas.

b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas.

c. Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda serta direndam dalam air sampai jenuh.

d. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 4 Pasir Pasang.

e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.

f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar miminum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.

g. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaannya, hingga betul-betul bersih.

j. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang sempurna.

k. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 1 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantaiKontraktor harus menyediakan material keramik untuk persediaan dalam kurun waktu masa pemeliharaan

PASAL 10PEKERJAAN PEMASANGAN LANTAI VINYL

10.1Lingkup pekerjaan

Pekerjaan pemasangan lantai Vynil meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk semua pekerjaan pemasangan hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar

10.2Persyaratan bahanBahan pelapis lantai Vinyl ex Maxwell atau setara atau setara harus memiliki persyaratan :

Homogeneous surface layer gauge denagn ketebalan 2.0 mm

Slip resistance, standart ASTMD 2047 tidak lebih dari 0.72

Water resistance

Tahan api, standart ASTME 662

Chemical resistance

10.3 Syarat-syarat Pelaksanaana. Lantai kerja,

pada dasar untuk pemasangan lantai ninyl harus rata, bersih dan tidak ada debu atau kotoran seperti butir pasir, sisa adukan cement dll.Permukaan pasang harus kering dari bekas genangan air.

b. Perataan leveling

Sebelum dileveling lantai dasar yang sudah bersih di beri Additive polimer merk Vynate latex dengan bantuan lapel dan diamlan sampai agak mongering (+/- 2 jam) Perataan atau leveling dikerjakan dengan manual dengan alat Plat Skam yang terbuat dari plat baja dengan permukaan harus rata dengan panjang 50 cm sanpai dengan 120 cm

c. Bahan laveling dari campuran Cement + polimer addictive + air

Cement 6 kg

Polimer additive yang dipakai product UCAR Vynate latex 1 kg

Air ditambahkan diaduk sampai keadaan cair plastis

Perbandingan diatas dapat dipakai untuk luas permukaan pasang 2 3 m2 ( untuk pemakaian 3x leveling ).Adukan diatas dituangkan pada permukaan dan diratakan dengan plat leveling.Proses leveling ini dikerjakan 2-3 kali untuk menghasilkan permukaan yang benar-benar rata, waktu pengerjaan setiap leveling dibutuhkan 6-7 jam untuk proses pengeringan.d. Penghalusan

Setelah permukaan leveling terakhir kkering dapat dihaluskan dengan ampelas ukuran 2,5 dengan bantuan mesin poles ( lembaran ampelas ditempelkan pada plat kayu ).e. Pengeleman

Setelah penghalusan permukaan pasang disapu dan di lap bersih untuk proses pengeleman

Bahan lem yang dipakai Ucar A-400, lem tersebut diaplikasi pada permukaan yang sudah dibersihkan dengan bantuan skam dengan permukaan rata (terbuat dari Acrylic) sampai menghasilkan luas permukaan pasang yang diinginkan

Lem yang sudah di pasang diamkan sampai permukaannya berwarna bening atau 15 menit sebelum vinyl tile di temple

Jangan ada pekerjaan lain yang mengganggu dalam proses pengeleman ini

f. Finishing coating

Setelah Vinyl Tile terpasang usahakan vinyl tile dalam keadaan bersih, bila tidak harus dibersihkan terlebih dahulu dengan detergent + air dengan a bantuan mesin poles ( pad poles atau manual).

Bila tidak trerlalu kotor sebelum vinyl tile dicoating dengan bahan New complete product Jonhsons.g. Bahan coating

Coating dilakukan dengna manual mamakai alat pel biasa, lalu didiamkan sampai kering +/- 5 jam jangna ada pekerjaan lain pada saat proses pekerjaan ini berlangsung, bahan coating

Cement

Polimer addictive Ucar Vynate latex

Lem Ucar A-4004

New completePASAL 11PEKERJAAN DINDING PARTISI

11.1Lingkup pekerjaan

Dalam pekerjaan ini meliputi dinding partisi yang dipasang tegak lurus dari lantai sampai dengan setinggi plafond (rapat dengan plafond), yang termasuk pekerjaan ini adalah :

partisi gypsum, untuk ruang-ruang kelasPemasangan partisi harus sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telahdirekomendasikan /dikeluarkan perencana.11.1 Persyaratan Bahana. Gypsum board, produk ELEPHANT, KNAUF, JAYABOARD, atau setaraukuran : lebar 122 x 244, ketebalan 9 mm

b. Paper tape, produk dari boral standard atau setarac. Corner bead : produk boral v.25d. Dempul/sambungan/ompound : joint multibond type m.200, UB.88, atau setarae. Skrup : skrup khusus untuk gypsum, produn SUNRAY atau setaraf. Rangka dinding metal hollow ukuran 40mmx20mm dan 40mmx40mm ketebalan 0,5mm untuk rangak horizontal ; difinish meni/zinkchromate. Full glassg. Hollow 40mm x 40mm ketebalan 0,5mm untuk rangka vertikal dengan jarak 60 cm ; finish meni/zinkchromate.Dalam lingkup pekerjaan ini termasuk pula pekerjaan / pemasangan Kusen, Full glass, dan Daun Pintu.11.2Persyaratan BahanBahan Rangka Baja :

a. Sebagai rangka dinding partisi gypsum rata digunakan besi hollow 40mm x 40 mm / 20mm x 40mm dengan jarak pemasangan maksimum 60 cm, atau sesuai dengan gambar detail. Rangka metal berongga, kedua sisinya yang berhadapan dengan tebal 9 mm panel papan gypsum

Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus dibuat / didirikan tegak lurus dengan lantai. Rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-bagian struktur gedung, diskrup dan lain-lain, agar tidak mudah roboh bila kena benturan Panel gypsum dipasang rata dikedua sisi tanpa ada sambungan horizontal ditengahnya. semua sambungan antar Panel gypsum harus ditengah dengan paper tape dan ditutup dengan joint compound dan diamplas halus dengan permukaan yang rata. panil gypsum harus ditempel pada rangka-rangkanya dengan skrup khusus (standard) dengan jarak kearah horizontal maximal 60 cm arah vertikal 40 cm, kecuali untuk bagian tepinya. b. Rangka gypsum bagian atas dengan kanal hollow 20 x 40 mm untuk peganganatas partisi dan kanal hollow 40 x 40 mm untuk rangka vertikal dengan jarak maximal 60 cm dari rangka berikutnya. penyambungan rangka dan pertemuannya dilakukan dengan rivet.c. Pemasangan kanal pegangan dibawah (lantai) digunakan skrup fiser s6 atau jikakondisi lapangan memaksa boleh menggunakan paku beton 1,5 cm s/d 2 cm,jarak 30 cm.d. Papan gypsum menggunakan gypsum local atau yang sama dengan itu, dan akan diruncingkan, disambung pakaibauut, dikikir untuk mendapatkan permukaan yang halus tidak bersambung dan rata (menggunakan material pengikir danukang kikir yang disyahkan oleh pengusaha pabrik) sesuai dengan rekomendasi pengusaha pabrik.e. Semua sudut luar akan menggunakan gipsum lokal dasar sudut dinding kering. pinggiran manik-manik sudut akan tersembunyi paling sedikit dengan dua lapisan bahan campuran yang diakui lapisan pertama merupakan bahan campuran bersama, dan lapisan kedua atau lapisan atas berbulu ke luar hampir 19cm pada kedua sisinya pada lempengan metal yang terbuka.

f. Semua sudut akan dilapisi dengan sempurna persegi dan vertikal.

g. Bila partisi dipasang sampai bagian dalam dari lempeng beton yang tegak, semua lubang pada partisi di atas langit-langit palsu yang tergantung akan disegel dengan baikh. Pemasangan kanal pegangan ke plafond menggunakan full drat s6 dengan jarakskrup maximal 30 cm dengan skrup lainnya.

i. Bila sistem partisi pemilik ditentukan dalam gambar, kontraktor akan sepenuhnya mematuhi rekomendasi pabrikan atas material yang digunakan dan cara pemasangan pembetulan dari pemasangan yang cacat atau penggantian material yang tidak sesuai dengan spesifikasi fabrikan akan menjadi tanggung jawab kontraktor dan atas biayanya sendiri.

11.3Cara pemasangan :Cara pemasangan partisi senantiasa harus selalu memperhatikan / mengikuti gambar dan spesifikasi yang sudah ditentukan dan sesuai dengan petunjuk cara pemasangan yang dikeluarkan dari pabrik produksi fibre cement board (jaya board), perforated panel, Kalsiboard dan Kaca kecuali dalam keadaan tertentu yang menghendaki lain, yang sudah mendapat petunjuk atau persetujuan perencana dan pengawas.

Pasal 12PEKERJAAN PLAFOND

12.1 Lingkup Pekerjaan

Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond pada ruang-ruang sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

12.2Persyaratan BahanBahan Rangka Baja :a. Sebagai rangka langit-langit gypsum board rata digunakan Cross-T dan Main-T dengan pola plafond 600mm x 1200mm atau sesuai dengan gambar detail, yang digantungkan pada rangka atap dengan memakai penggantung yang didrat dan pakai mur.

b. Penutup langit-langit Kalsiboard/GRC :

Digunakan Kalsiboard yang bermutu baik, merk Eternit Gresik, Jaya board, Cipta Papan atau setara yang disetujui Direksi Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan dan yang telah disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Alat-alat pembantu lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan dengan ukuran bahan yang digunakan

c. Penutup langit-langit Gypsum Tile :

Digunakan Gypsum Tile yang bermutu baik, merk Elephant, Knauf, Jayaboard atau setara yang disetujui Direksi Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan dan yang telah disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut. Alat-alat pembantu lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan dengan ukuran bahan yang digunakand. Bahan finishing :

Finishing penutup langit-langit menggunakan cat yang bermutu baik (lihat spek. Cat) dan yang telah disetujui Direksi Pengawas. Warna dan corak akan ditentukan kemudian.e. Curtain Box :

Pembuatan curtain box atau cove, pada area sisi jendela pada bangunan menyatu dengan plafond, dengan bahan penutup multiplywood dengan ketebalan 12 mm dan dilapis dengan HPL f. Peng-akhiran plafon pada dinding diberikan list W, yang memberikan jarak antara plafond dengan dinding/partisi

12.3 Syarat-syarat Pelaksanaana. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan dilapangan, shop drawing harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas. c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai dan dipasang. d. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, gypsum board dan material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. f. Disain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas dan sesuai gambar rencana. g. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari persyaratan. h. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya dan sesuai peil dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringin yang diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).

i. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Direksi Pengawas. j. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor. k. Semua panil (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai petunjuk-petunjuk gambar. l. Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus diperhatikan kerapihan dan kekuatannya. Lubang-lubang bekas pemasangan, dan penguat lain harus tidak terlihat dan semua penguat harus terpasang baik dan dapat menjamin kekuatannya.

Pasal 13PEKERJAAN CAT

13.1Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Meliputi pengecatan dinding/ beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yangditunjukan/disebutkan dalam gambar. Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk maksud-maksud perlindungan/ pemberian warna, pemberian texture dan memberi kemungkinan untuk dicuci dari material tersebut.

Perincian dari pekerjaan cat ini meliputi jenis-jenis berikut:

Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan.

Pekerjaan cat dinding

Pekerjaan cat langit-langit

13.2 Persyaratan Bahana. Persyaratan Standar/Mutu bahan

Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang digunakan. Standar dari bahan prosedur pengecatan ditentukan pabrik pembuat cat dan Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari Direksi/Pengawas.

b. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. berapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak aslinya yang masih tersegel dan erlabel pabriknya. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih, sesuai dengan jenisnya.

Kontraktor bertanggung-jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan dan pelaksanaan.

c. Bahan Yang Digunakan

Untuk cat dinding interior dan cat langit-langit digunakan jenis Acrylic Emulsion merk ICI Vinilex atau yang setara.

Untuk cat dinding exterior digunakan jenis cat yang tahan cuaca merk Vinilex Exterior atau setara

13.3Syarat-syarat Pelaksanaan/Syarat UmumSemua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada Direksi/Pengawas beserta ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui Direksi/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor. Pekerjaan pengecatan jangan dilakukan di daerah terbuka dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu yang akan mengurangi kualitas pengecatan.

a. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pada suatu bidang harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.

Sebelum memulai pelaksanaan pengecatan, Kontraktor wajib melakukan percobaan untuk disetujui Direksi/Pengawas.

b. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan/perbedaan tersebut diselesaikan. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi mengganti kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Kontraktor.

13.4Gambar Detail Pelaksanaan :Bila diperlukan, Kontraktor harus membuat gambar kerja pelaksanaan pengecatan (untuk bagian-bagian yang dianggap perlu)

13.5Cara Pelaksanaan :

Lakukan pengecatan dengan data terbaik yang umum dilakukan kecuali spesifikasi lain. Urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan syarat yang dikeluarkan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-bekas yang menunjukan tanda-tanda sapuan,semprotan dan roller. Sapukan semua dasar dengan cat dasar dan kuas, penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Direksi/Pengawas.

13.6Pengecatan Kembali :Dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukan oleh Direksi/Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.

Pembersihan permukaan, pekerjaan termasuk penggunaan biaya, pengupasan cat teksture, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering, harus mendapat persetujuan. Kerapihan pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang.Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.

13.7Syarat Pengamanan PekerjaanAgar daerah-daerah yang sedang dicat ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat daerah tersebut kering.

Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau material lain yang dekat dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kosen-kosen dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti material yang rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.Pasal 14PEKERJAAN ALUMINIUM14.1Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Meliputi pengecatan penyediaan Kosen pintu aluminium plint lantai dan