RKS...RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 2 e. Sebelum setiap bagian pekerjaan dilaksanakan, Penyedia...

117
Utama dalam perlindungan, prima dalam pelayanan JASA RAHARJA PERENCANAAN RENOVASI RUMAH JABATAN DIREKSI PT. JASA RAHARJA (PERSERO) Jalan Bangka VIII / D9 - Jakarta Selatan KONSULTAN PERENCANA : Planning-Engineering-Architecture-Management-Consultant Jl. Tebet Raya No. 66B Tebet Timur Jakarta Selatan Telp. (021) 83795782 / Fax. (021) 7370583 Email : [email protected] PT. BUMI MADANI RKS (RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT) PEKERJAAN : ARSITEKTUR, STRUKTUR DAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Transcript of RKS...RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 2 e. Sebelum setiap bagian pekerjaan dilaksanakan, Penyedia...

Utama dalam perlindungan, prima dalam pelayanan

JASA RAHARJA

PERENCANAAN RENOVASI

RUMAH JABATAN DIREKSI

PT. JASA RAHARJA (PERSERO)Ja lan Bangka VI I I / D9 - Jakar ta Se la tan

KONSULTAN PERENCANA :

Planning-Engineering-Architecture-Management-ConsultantJ l . Te b e t R a y a N o . 6 6 B Te b e t T i m u r J a k a r t a S e l a t a nTelp. (021) 83795782 / Fax. (021) 7370583 Email : [email protected]

PT. BUMI MADANI

R K S(RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)

PEKERJAAN :

ARSITEKTUR, STRUKTUR DAN

MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 1

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR RENOVASI RUMAH JABATAN DIREKSI PT. JASA RAHARJA (Persero)

Jl. Bangka VIII/D9 - Jakarta Selatan _____________________________________________________________

Persyaratan Umum

1. Lingkup Kegiatan dan Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup Kegiatan.

1). Nama pekerjaan

2). Lokasi pekerjaan

:

:

Renovasi Rumah Jabatan Direksi PT. Jasa Raharja (Persero)

Jalan Bangka VIII / D9 - Jakarta Selatan

b. Lingkup Pekerjaan Lingkup Pekerjaan adalah :

1). Renovasi Bangunan dan Atap 2). Pembangunan Lantai 2 (R.Pelayan) 3). Pembangunan R.Sopir

c. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa adalah : 1). Melaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi, pematangan lahan, pekerjaan

arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal sesuai yang tertera dalam gambar teknis dan bill of quantity.

2). Pengadaan, pengamanan dan pengawasan segala macam alat dan bahan yang

digunakan dalam pelaksanaan. 3). Pemasangan, pengetesan dan pemeliharaan semua bahan dan peralatan sesuai

batas waktu yang telah ditentukan.

4). Pengerahan tenaga kerja sesuai kebutuhan, keahlian dan keterampilannya.

2. Ukuran dan Notasi

a. Semua ukuran dalam gambar arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal adalah ukuran jadi/finishing, kecuali ada ketentuan lain yang akan dijelaskan kemudian.

b. Apabila ada perbedaan atau penyimpangan ukuran dan notasi, maka harus

dikonfirmasikan kepada Konsultan Perencana, atau cukup hanya dengan memperbandingkan dengan skala gambar.

3. Gambar-gambar

a. Seluruh gambar-gambar pelaksanaan secara lengkap (arsitektur, struktur, mekanikal

dan elektrikal, serta spesifikasi teknis dapat diperoleh melalui Konsultan MK atas sepengetahuan pemberi kerja atau konsultan perencana.

b. Penyedia Jasa wajib meneliti dan memahami seluruh proses dan teknis pekerjaan ini

sehingga dapat menyesuaikan program kerja secara integral dan simultan. c. Gambar kerja dibuat dalam rangkap 3 (tiga); 1 (satu) set untuk Penyedia Jasa,

1(satu) set untuk Pengguna Jasa dan 1 (satu) set untuk Konsultan MK.

d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib membubuhkan tanda dengan warna tertentu pada gambar atas bagian-bagian bangunan yang sudah dilaksanakan, termasuk apabila ada perubahan dari gambar semula.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 2

e. Sebelum setiap bagian pekerjaan dilaksanakan, Penyedia Jasa wajib mengajukan shop drawing. Shop drawing harus mendapatkan persetujuan pengguna jasa dibantu oleh Konsultan Perencana/Konsultan MK.

f. Apabila ada perbedaan antara gambar kerja dan syarat-syarat teknis/ spesifikasi, maka yang berlaku adalah syarat-syarat teknis dan spesifikasi, kecuali ditentukan lain oleh Pengguna Jasa/Konsultan Perencana/Konsultan MK.

g. Apabila ada keraguan-raguan gambar, maka Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Pengguna Jasa/Konsultan MK paling lambat 1 (satu) minggu sebelum dilaksanakan.

h. Perbedaan tersebut tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia Jasa untuk mengadakan claim atas waktu pelaksanaan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 3

Pasal-1

Pekerjaan Kayu

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang

berhubungan dengan pekerjaan kayu, baik kayu kasar maupun kayu halus dalam hubungannya dengan gambar dan spesifikasi, dan pelaksanaan pekerjaan hingga selesai sesuai dengan gambar rencana.

02. Pekerjaan ini terdiri dari :

a) Pekerjaan Kayu Halus, terdiri dari pekerjaan pintu kayu dan bagian yang lain seperti pada gambar rencana.

b) Pekerjaan Kayu Kasar, terdiri dari pekerjaan penggantung langit-langit dan

bagian-bagian lain seperti pada gambar rencana.

b. Persyaratan bahan-bahan.

01. Kwalitas. Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kwalitas yang baik, tidak ada

getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggirnya, bekas dimakan bubuk dan cacat-cacat lainnya.

Mutu dan kwalitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan NI-5, PKKI tahun 1961 dan persyaratan-persyaratan lain yang berkaitan dengan konstruksi kayu.

02. Kelembaban (Moisture Contents). Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu di dalam dan pekerjaan kayu

halus, harus kurang dari 15 % dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20 % (diuji dengan wood moisture tester).

Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ke tempat pekerjaan dan

harus konstan sampai bangunan selesai. 03. Ukuran.

Semua ukuran di dalam gambar adalah ukuran jadi (finish) yaitu ukuran kayu setelah

selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu kasar diketam, dibor, dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan

bentuk yang tertera dalam gambar.

04. Permukaan Luar.

Semua permukaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish) harus dikerjakan dengan baik.

Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika

ditentukan untuk dihaluskan. Bagi permukaan-permukaan kayu, bahan kayu diberikan lapisan pengawet / pelindung. Untuk kayu yang akan dicat dengan bahan solignum / creoset.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 4

05. Jenis Kayu.

Kecuali ditentukan lain, jenis kayu yang digunakan adalah : a) Kayu Kamper Samarinda. Digunakan untuk pekerjaan kayu halus, seperti : pintu, jendela dan kusen.

b) Kayu Sungkai atau sejenisnya. Digunakan untuk pekerjaan kayu halus seperti : list tepi daun pintu, profil-profil

plafond dan bagian-bagian lain seperti gambar rencana.

c. Syarat Pelaksanaan.

01. Semua kayu harus dikeringkan dengan proses dry clean. Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus harus

sedemikian rupa, hingga susut di bagian mana saja dan ke arah manapun tidak akan

mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.

02. Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti : mempasak, memahat, menyetel (memasang), membuat lidah-lidah, lobang pasak, sponing dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk penyambung kayu dengan baik.

Kontraktor juga harus melakukan segala pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk konstruksi semua rangka-rangka.

Lapis-lapis dan sebagainya dan pasangan-pasangan, serta penyangga pada bangunan. 03. Pekerjaan kayu halus tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan kecuali jika sudah

dipasang. Bahan untuk pekerjaan kayu halus yang harus dibuat kalau belum selesai sama sekali

tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel-setel jika bangunan

belum siap untuk menerima pemasangan pekerjaan kayu tersebut. 04. Bilamana terjadi, bahwa pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut atau bengkok

atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya pada pekerjaan kayu halus atau kasar sebelum masa pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya kontraktor.

05. Semua bekas pekerjaan kayu, puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas dari semua bahan bangunan harus disingkirkan sampai bersih.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 5

Pasal-2

Pekerjaan Kedap air/Waterproofing

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

02. Melaksanakan pekerjaan lapisan kedap air / waterproofing dengan mengikuti

ketentuan-ketentuan dari pabrik pembuatnya, hingga hasilnya memuaskan. b. Bagian-bagian yang Perlu diberi Lapisan Kedap Air.

01. Lapisan Kedap Air harus dipasang pada tempat-tempat : Lantai ruang toilet, plat beton atap, plat beton canopy, luifel-luifel yang menjorok ke

luar bangunan, teras / balkon, dinding dan talang beton, bak tanaman ground reservoir serta tempat-tempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungan dengan air dan tanah.

c. Persyaratan Bahan

01. Persyaratan Mutu Bahan. Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang ditentukan oleh pabrik dan standard-

standard lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP 1 803 dan 407. atau standar lain yang berkaitan.

02. Waterproofing yang digunakan.

Liquid / coating waterproofing 03. Untuk pemasangan lantai lantai toilet dan janitor dan balkon serta naik dinding setinggi

300 mm. Aplikasi minimal 500 micron ( 2x coating) dengan cara pemasangan di spray atau di

kuas,untuk luas 1m2 material yang digunakan 1,33 kg.Standard ASTM87 Solid Contents,% : 55 — 60 approx (ASTM D2939) Flexibility at 0 C : Non cracking or flaking (ASTM D 2939)

Bahan waterproofing yang digunakan dan pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai jaminan/ garansi tertulis dari pabrik yaitu garansi 5 tahun untuk aplikasi dan 10 tahun untuk material.

d. Syarat Pelaksanaan.

01. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang sudah berpengalaman

dan telah mendapat rekomendasi dari pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan jaminan / garansi aplikasinya.

Cara pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 6

02. Bidang permukaan beton yang akan diberi waterproofing haruslah kering dan bersih

dari kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal dengan adukan /

acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan harus diratakan dengan gurinda dahulu. 03. Pekerjaan yang disebut dalam butir (02) tersebut harus diperiksa terlebih dahulu oleh

Konsultan Pengawas sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan. 04. Kalau terdapat pipa-pipa konduit atau benda-benda lain yang menembus lapisan kedap

air atau jika drain lantai keluar dari bidang waterproofing, maka pada keliling benda-benda yang sudah terpasang itu harus diberi “Flashing”.

05. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertikal yang mengelilingi

lantai toilet.

Lantai janitor, plat beton, atap, hingga setinggi minimal 30 cm dari permukaan bidang tersebut.

06. Hasil akhir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan permukaan yang rata / tidak bergelombang serta tidak berlubang-lubang atau bercelah-celah pada sambungan-sambungannya ataupun keretakan-keretakan lainnya

yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran. 07. Hasil pekerjaan yang kurang baik, tidak mengikuti persyaratan dari pabrik pembuatan

harus dibongkar dan diperbaiki atas resiko biaya Kontraktor.

e. Pengujian terhadap Pekerjaan Waterproofing.

01. Kontraktor harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan-pekerjaan waterproofing

yang telah dilaksanakan.

02. Pengujian dilaksanakan dengan cara mengisikan air ke atas bidang yang akan diujikan

tersebut hingga mencapai ketinggian minimal 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama 3 × 24 jam.

f. Perbaikan Pekerjaan.

01. Setiap permukaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang

dianjurkan oleh pabriknya.

02. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

03. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan waterproofing tersebut, maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya Kontraktor.

g. Syarat Pemeliharaan.

01. Kontraktor harus menjaga pekerjaan waterproofing yang sudah selesai dilaksanakan

sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 7

Pasal-3

Pekerjaan Lantai dan Plint

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan

alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik.

02. Melaksanakan seluruh pekerjaan lantai dan plint hingga diperoleh hasil pekerjaan yang

baik dan memuaskan. b. Jenis-jenis dan Penggunaannya.

01. Lantai Homogeneous Tile. Digunakan pada semua ruang-ruang sesuai dengan gambar rencana.

c. Persyaratan Bahan.

01. Lantai Homogenous Tile Homogenous Tile yang digunakan untuk pelapis lantai harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

a) Dibuat dari bahan-bahan yang bermutu tinggi, diproses secara mekanis dan dibakar dengan sistim single firing (pembakaran tunggal).

b) Tebal minimal 8 mm dengan permukaan yang diglasur, mempunyai warna dan

kilap permukaan yang rata dan seragam.

Jenis Heavy duty, dengan kekerasan permukaan ⟩ 7 skala Mohs, kekuatan lentur ⟩

500 kg / cm2.

Daya serap air ⟨ 0,05 %, tahan terhadap bahan-bahan kimia, dan gesekan.

c) Ukuran nominal 60 × 60, mempunyai sudut-sudut yang benar-benar siku, secara keseluruhan bentuk dan ukuran-ukurannya harus seragam.

d) Standar kwalitas produksi Indogress. e) Warna ditentukan oleh Konsultan Perencana. f) Plint menggunakan Homogeneous Tile sesuai gambar rencana.

d. Syarat-syarat Pemasangan Lantai.

a) Persiapan Pemasangan.

1) Sebelum mulai pemasangan penutup lantai, Kontraktor terlebih dahulu harus

memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh bahan penutup lantai.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 8

2) Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, Kontraktor harus meminta persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk melanjutkan pekerjaannya.

3) Pekerjaan yang diperiksa diantaranya adalah :

- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi di bawah lantai, misalnya pipa-pipa dan sebagainya.

- Pekerjaan waterproofing

- Sebelum mulai pemasangan penutup lantai, Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh penutup lantai yang akan dipasang lengkap dengan sertifikat / surat pernyataan dari produsennya yang

menjelaskan, bahwa kwalitas bahan tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan diatas.

- Contoh-contoh tersebut apabila oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan dianggap perlu, harus ditest di Laboratorium yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan, biaya pengu- jian di Laboratorium

ini menjadi tanggungan Kontraktor. - Pada lantai dasar, lantai yang akan dipasang penutup lantai terlebih

dahulu tanahnya harus dipadatkan agar pasangannya tidak turun / retak sewaktu menerima beban diatasnya.

- Kecuali ditentukan lain, maka khusus pada lantai dasar harus dipasang

rabat beton dengan tulangan ringan Ø8 – 20 # tebal 6 cm sebagai dasar

lantai. b) Pemasangan Homogeneeous Tile/ Keramik.

1) Adukan untuk Alas.

- Campuran yang terdiri dari 1 (satu) bagian PC dan 4 (empat) bagian pasir dengan air secukupnya, digunakan sebagai adukan untuk alas pemasangan ubin.

Ketebalan rata-rata untuk adukan ini minimal setebal 3 cm.

- Sebelum pemasangan ubin, alas permukaan lantai harus dibuat rata terlebih dahulu.

- Bahan-bahan campuran yang digunakan harus memenuhi ketentuan sesuai dengan persyaratan bahan untuk pekerjaan beton.

2) Bahan Pengisi untuk Sambungan.

- Setiap sambungan keramik harus diisi dengan bahan pengisi (grouting) yang dianjurkan oleh pabrik keramiknya atau bisa dipakai produk setara AM-50.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 9

- Bahan pengisi ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

3) Pemasangan

- Sebelum ubin keramik dipasang harus disortir terlebih dahulu. Ubin

keramik yang ukurannya tidak sama, tidak siku, melengkung tidak boleh dipasang dan harus dikeluarkan dari lapangan.

- Ubin keramik dipasang pada alas adukan dengan menggunakan bahan plaster adhesive yang dianjurkan oleh pabrik dan yang terlebih dahulu

harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. - Sedapat mungkin pemotongan ubin keramik harus dihindari kecuali jika

tercantum dalam gambar. - Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati tanpa pinggirnya bergerigi

atau terlihat lapisan-lapisannya. Potongan ubin tidak boleh lebih kecil dari ½ ukuran ubin, kecuali jika

tercantum dalam gambar.

- Pemasangan ubin keramik harus mengikuti petunjuk pabriknya. - Setiap sambungan atau naad keramik harus dibuat selebar 3 mm dan

masing-masing membentuk garis lurus yang lebarnya sama.

- Pemasangan ubin harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang

berpengalaman.

- Segera setelah ubin dipasang, permukaannya harus dibersihkan dengan lap yang dibasahi air hingga diperoleh permukaan ubin yang benar-benar bersih, bebas dari noda-noda semen dan sebagainya.

- Hasil pemasangan ubin keramik harus merupakan suatu permukaan yang

rata, datar, tidak bergelombang. Hasil pemasangan ini harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas /

Pengawas Lapangan. - Untuk pemeliharaan, Kontraktor harus menyediakan bahan ubin yang

sama sebanyak 0,5 % dari jumlah terpasang pada Pemberi Tugas, biaya

pengadaan sudah termasuk dalam penawaran.

4) Pemeliharaan.

- Selama 3 × 24 jam sesudah ubin selesai terpasang, permukaannya tidak

boleh diinjak sama sekali. - Sesudah ubin terpasang, permukaannya harus dijaga terhadap

kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya. Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti semula.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 10

Pasal-4

Pekerjaan Pasangan

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga pekerjaan, bahan-bahan peralatan dan alat-

alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini, serta pelaksanaan pekerjaan pasangan hingga didapatkan hasil yang baik.

b. Jenis Pemasangan dan Penggunaannya.

01. Pemasangan bata. Digunakan untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan ini seperti yang

ada dalam gambar rencana. Pemasangan bata trasram untuk dinding-dinding ruang toilet, dinding-dinding luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar.

c. Jenis Adukan dan Penggunaannya.

01. Adukan biasa dengan campuran 1 pc : 5 pasir. Digunakan untuk seluruh pasangan batu bata. 02. Adukan trasram dengan campuran 1 pc : 3 pasir. Digunakan untuk dinding-dinding ruang toilet, seluruh dinding luar bangunan dan

bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Adukan jenis ini juga digunakan untuk pasangan bata seperti pada Bangunan Penunjang mulai dari ujung atas balok pondasi beton (sloof) sampai 40 cm di atas lantai dasar.

d. Jenis Plasteran dan Penggunaannya.

01. Plesteran biasa dengan campuran 1 pc : 5 pasir. Digunakan untuk permukaan-permukaan dinding pasangan bata ataupun permukaan-

permukaan beton sesuai gambar rencana. Plesteran beton dengan campuran 1 pc : 3 pasir, digunakan untuk permukaan-

permukaan beton seperti pada gambar rencana. 02. Plesteran trasram dengan campuran 1 pc : 3 pasir. Digunakan untuk permukaan dinding ruang-ruang toilet, seluruh permukaan dinding

pasangan di bagian luar bangunan dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi plus 40 cm dari permukaan lantai dasar (± 0,00).

e. Persyaratan Bahan.

01. Batu bata.

a) Bata harus berkwalitas baik, buatan pabrik dengan ukuran nominal 6 × 12 × 24 cm.

b) Memenuhi standard NI-10-1973 dan SII.

02. Batu Bata Blok Beton Tahan Api.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 11

Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut : a) Merupakan blok beton ringan campuran pasir silika, kapur, semen, air dan bubuk

alumunium.

b) Mempunyai ketahanan api minimal ½ jam untuk setiap ketebalan 25 mm, dapat

memikul beban sampai 20 ton.

c) Kuat tekan 3,65 N/mm2 atau ± 36 Kp/C2.

d) Konduktivitas Panas K = 0,18 W/MoC.

e) Mempunyai sifat konduksi rendah, sifat isolasi suara & penetrasi air yang rendah. f) Seluruh permukaan datar / rata tidak melengkung, tanpa cacat / berlubang

ataupun mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul. g) Ukuran Standard BS 6073 – 1981.

h) Ukuran seragam dengan standard nominal 10 × 19 × 59 cm.

i) Standard kwalitas produksi CELCON atau setaraf. 03. Bahan untuk adukan, plesteran dan acian. Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan harus memenuhi

ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini ataupun dalam PBI 1971.

f. Contoh-contoh Bahan.

01. Sebelum memulai pekerjaan pasangan, Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan

contoh-contoh bahan yang akan digunakan. 02. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari Pemberi

Tugas / Pengawas Lapangan. g. Syarat-syarat Pelaksanaan.

01. Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan.

a) Pasangan bata.

- Dinding harus dipasang / didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai

gambar rencana. - Masing-masing bata dipasang dengan jarak 1 cm, diberi dasar adukan

pengikat dengan baik. - Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan di satu bagian setinggi lebih dari 1

m. - Tidak diperbolehkan memakai potongan bata untuk bagian-bagian dinding

kecuali untuk bagian-bagian dinding yang terpaksa harus menggunakan

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 12

potongan bata, potongan bata yang diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh lebih kecil dari ½ bata.

b) Pemasangan bata blok beton tahan api. Pemasangan dinding yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada

waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atasnya

dengan sesuatu yang memadai. 02. Perlindungan.

Bagian dinding yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada waktu hujan

lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.

03. Perawatan. Dinding pasangan batu bata ringan harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit

7 hari setelah didirikan. 04. Angkur-angkur dan Pengikat.

a) Setiap hubungan antara dinding bata dengan permukaan beton, harus diberi

angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai dengan kebutuhan.

b) Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan (diketrik) dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat melekat.

c) Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-benar vertikal, datar, rata, tidak melengkung atau bergelombang.

05. Kolom Beton / Tulangan praktis. Untuk dinding dengan luasan minimal 12 cm2 diharuskan pelaksanaan dengan

perkuatan kolom beton praktis dengan tulangan 4 Ø 10 kolom mm dan beugel Ø 8 – 15.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 13

Pasal-5

Pekerjaan Pelapis Dinding

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Yang termasuk dalam pekerjaan pelapisan dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,

bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pelapis dinding, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

02. Melaksanakan pekerjaan ini hingga diperoleh hasil yang baik dan memuaskan.

b. Jenis Pelapis Dinding dan Penggunaannya.

01. Lapisan Homogeneous Tile Dinding Dalam. Digunakan untuk dinding toilet serta bagian-bagian lainnya seperti ditunjukkan dalam

gambar rencana.

02. Lapisan Batu Alam. Digunakan untuk pelapis dinding exterior seperti pada gambar rencana.

c. Persyaratan Bahan.

01. Keramik Dinding.

a) Dibuat dari bahan tanah liat yang bermutu tinggi dan khusus digunakan untuk bahan keramik, diproses secara mekanik dan dibakar dalam oven dengan pembakaran tunggal (single firing) dengan suhu yang sesuai.

b) Tebal minimal 8 mm, dengan permukaan yang diglasuur hingga menghasilkan warna dan kilap permukaan yang rata dan seragam.

c) Ukuran nominal 30 × 60 cm, sudut-sudutnya 90o, secara keseluruhan bentuk dan

ukurannya harus seragam. d) Kwalitas Homogeneous Tile produksi Indogress Warna akan ditentukan kemudian

oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

02. Perekat Bahan Pelapis Dinding.

a) Bahan perekat pelapis dinding harus berkwalitas baik dan mempunyai daya lekat yang kuat.

b) Bahan yang digunakan adalah produksi AM ex Australia atau yang setara.

d. Contoh Bahan.

01. Sebelum memulai pekerjaan pelapis dinding Kontraktor terlebih dahulu harus

menyerahkan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan contoh-contoh bahan yang akan digunakan sebagai bahan pelapis dinding.

02. Bahan pelapis dinding yang digunakan untuk pekerjaan ini harus sudah disetujui Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 14

e. Syarat-syarat Pelaksanaan.

01. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor terlebih dahulu harus memeriksa permukaan

dinding yang akan diberi lapisan. Apabila pada permukaan dinding tersebut terdapat cacat-cacat yang bisa menyebabkan

hasil pemasangan tidak memuaskan, harus segera diperbaiki.

02. Pelapis dinding keramik harus dipasang dengan menggunakan bahan adhesive yang

khusus untuk keperluan ini.

03. Contoh bahan adhesive yang akan digunakan terlebih dahulu harus diserahkan pada

Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk dimintakan persetujuannya. 04. Bahan adhesive yang boleh digunakan hanya bahan yang sudah disetujui Pemberi

Tugas / Pengawas Lapangan. 05. Penggunaan bahan adhesive harus mengikuti petunjuk pabrik pembuatnya.

06. Jika ada bagian permukaan dinding yang harus diplester lebih dari 3 cm, sebelumnya

dinding tersebut harus diberi angkur dan kawat ayam.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 15

Pasal-6

Pekerjaan Plafond / Langit – langit

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Meliputi penyedian bahan plafond dan konstruksi penggantungnya, tenaga kerja,

peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melak- sanakan pekerjaan ini, sehinngga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bemutu baik.

b. Jenis Plafond.

01. Plafond Gypsum Board dengan Rangka Hollow. Digunakan untuk ruang-ruang sesuai dengan gambar rencana.

c. Persyaratan Bahan.

01. Plafond Gypsum Board dengan Rangka Hollow.

a) Ukuran gypsum Board 120 × 240 cm. b) Memenuhi standard AS.2588-1983. c) Permukaan setiap panel gypsum board harus rata dan pada bagian tepinya

berbentuk miring untuk penempatan seal tape penutup sambungan plaster board. d) Kwalitas bahan produksi dari Jayaboard

e) Bahan seal tipis harus menggunakan bahan yang khusus untuk itu atau jenis ynag telah mendapat rekomendasi dri pabrik gypsum.

f) Dempul penghalus sambungan harus menggunakan bahan yang khusus untuk itu

produksi MULTIBOARD M 400 atau yang setara. g) Sistem penggantung plafond produksi dari MMJ atau setara.

d. Contoh-contoh Bahan.

01. Sebelum memulai pemasangan plafond Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan

contoh-contoh bahan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. 02. Bahan-bahan yang boleh dipasang untuk pekerjaan plafond adalah bahan yang telah

disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. e. Syarat-syarat Pelaksanaan.

Dalam pemasangan plafond Kontraktor telah mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan lain yang bergabung dalam kegiatan ini (misalnya; elektrikal, mekanikal,

plambing dan lain sebagainya). Biaya-biaya yang harus dikeluarkan di dalam kegiatan ini harus sudah termasuk dalam

penawaran.

Sebelum memulai pemasangan plafond, Kontraktor harus memeriksa rangka plafond agar benar-benar sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki dan ukuran-ukuran sesuai dengan gambar.

Semua bagian-bagian rangka plafond harus menyambung dengan seksama dan secara keseluruhan membentuk struktur yang kokoh.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 16

Hasil pemasangan harus merupakan bidang yang rata, tidak bergerak / bergoyang.

01. Plafond Gypsum Board dengan Rangka Hollow. a) Rangka plafond harus dipasang secara sempurna, lurus dan rata sesuai dengan

petunjuk pabriknya. b) Lembaran gypsum board dipasang pada plafond dengan kuat, baik dan rata.

c) Sambungan antara panel-panel gypsum ditutup ditutup dengan sealtape yang

khusus untuk pekerjaan tersebut dan kemudian didempul hingga halus. Demikian pula lubang-lubang bekas baut ditutup dengan dempul hingga halus dan rata.

d) Finishing permukaan gypsum board adalah dengan cat acrylic dan texture (sesuai dengan gambar rencana).

e) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman dan harus dilaksanakan sesuai pekerjaan pabriknya.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 17

Pasal-7

Pekerjaan Hardware Set

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu / daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan yang baik dan sempurna.

02. Melaksanakan pekerjaan alat penggantung dan pengunci hingga di peroleh hasil yang

baik dan memuaskan.

03. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan

pada daun pintu kayu, seperti yang ditunjukkan / disyaratkan dalam gambar rencana. b. Persyaratan Bahan.

01. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercan- tum dalam buku Spesifikasi Teknis.

Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware” akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

c. Perlengkapan Pintu dan Jendela.

01. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.

a) Engsel pintu dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu

dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engselnya.

Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban daun pintu.

Tiap engsel dapat memikul maksimal 20 kg beban. b) Semua kunci-kunci terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.

Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

c) Kontraktor harus membuat daftar perlengkapan pintu untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

d) Penggunaan perlengkapan pintu disesuaikan dengan jenis/tipe pintunya serta

lokasi ruangnya.

e) Sebagai pedoman penggunaan perlengkapan pintu dapat dilihat pada Iron

Mongery Schedule (Daftar Perlengkapan Pintu).

Kontraktor dapat mengajukan Daftar Perlengkapan Pintu dengan kwalitas yang setara dan mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Penga- was Lapangan.

f) Perlengkapan pintu untuk setiap jenis pintu antara lain adalah seperti disebutkan sebagai berikut :

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 18

1) Pintu Kayu Double/Single : � Standard Hinge,

Stainless steel : KEND

� Mortise lock : KEND � Door Clooser, Regular

Armatur : KEND

� Door Stop : KEND � Flush bolt (Pintu Kayu

Double) : KEND

g) Perlengkapan pintu adalah seperti pada Iron Mongery Schedule.

02. Pekerjaan Engsel Jendela dan Penguncinya.

a) Tipe pembukaan jendela adalah Projected System (Casement Window).

b) Untuk engsel casement dapat digunakan produksi dari KEND c) Tipe dan ukuran engsel harus disesuaikan dengan ukuran dan berat jendela.

d) Untuk pengunci daun jendela dipakai handle pengunci produksi KEND

d. Contoh Bahan.

Kontraktor harus mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

e. Persyaratan Pelaksanaan.

01. Engsel pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

02. Engsel pintu bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

03. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu,

engsel dipasang-pasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

04. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

05. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan

sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

Apabila hal tersebut tidak tercapai Kontraktor wajib memperbaiki tanpa biaya

tambahan. 06. Setelah Door Closer terpasang Kontraktor harus mengadakan penyetelan, sehingga

pintu dapat menutup dengan baik dan sempurna (Kontraktor juga ha- rus mengajarkan cara penyetelan kepada Pemberi Tugas).

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 19

07. Door Stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur tembok pada saat pintu terbuka.

08. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

09. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya. 10. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan

Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua dat yang diperlukan termasuk

keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.

11. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pemberi Tugas /

Pengawas Lapangan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 20

Pasal-8

Pekerjaan Pengecatan

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini , sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

02. Melaksanakan pekerjaan pengecatan, sehingga diperoleh hasil yang baik dan

memuaskan. 03. Tahapan pekerjaan meliputi :

a) Persiapan permukaan yang akan diberi cat. b) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. c) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar, dengan warna

bahan yang sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. b. Standard Pekerjaan (Mock Up).

01. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu

bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara

pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up akan ditentukan oleh Pemberi Tugas

/ Pengawas Lapangan. 02. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas

Lapangan, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

03. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli / aplikator yang

berpengalaman dan telah mendapat rekomendasi dari pabrik cat yang digunakan dan cara pelaksanaannya standar dari pabrik cat yang digunakan.

c. Contoh dan Bahan untuk Perawatan.

01. Jenis cat yang digunakan adalah produksi yang telah diakui Standard International,

memenuhi ISO.9002. 02. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-

bidang transparan ukuran 30 × 30 cm2. Dan bidang-bidang harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan

dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir). 03. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan karena Pemberi Tugas / Pengawas

Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis barulah Kontraktor

melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum pada 16.2 di atas.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 21

d. Pekerjaan Cat Dinding.

01. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan

dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar. 02. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat, jenis Emulsi Acrylic Dulux

Pentalite merk ICI dengan lapisan dasar merk yang sama. Warna akan ditentukan oleh Konsultan Perencana.

03. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok khusus untuk tembok bagian dalam.

04. Sebelum diplamur, plesteran harus sudah betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan Kontraktor harus meminta persetujuan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

05. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan dengan pisau plamur (kape) dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

06. Untuk warna-warna yang jenis campuran, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.

07. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

e. Pekerjaan Cat Langit-langit.

01. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit Calsium Silicate, Gypsum board, pelat beton atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

02. Cat yang digunakan Dulux Pentalite merk ICI, warna ditentukan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.

03. Plamur yang digunakan adalah plamur yang sama dengan yang digunakan untuk tembok.

04. Selanjutnya semua metode / prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal

16.4. f. Pekerjaan Finishing Melamic.

01. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang

terlihat didalam bangunan utama, termasuk kosen, panil-panil, list-list, railing,

pekerjaan interior dan mebel, plint, serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.

02. Sesudah permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dari debu minyak dan kotoran yang mungkin melekat di situ.

03. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serata yang tidak rata pada permukaan kayu tersebut.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 22

04. Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup dengan melamic wood filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai halus dan rata.

05. Permukaan kayu yang telah diplitur dengan wood filler tersebut, dihaluskan dengan amplas Duco yang halus, kemudian debu bekas amplas tersebut dibersihkan.

06. Cat akhir dipakai lmpra lapis 1 dengan rata dan sempurna dan amplas kemudian ulaskan lmpra lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3 adalah lapisan finished tidak perlu diamplas.

Jenis lmpra akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan .

g. Pekerjaan Cat Besi.

01. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar

beserta pintunya, pintu-pintu besi, talang-talang dan pekerjaan besi lain yang ditentukan dalam gambar.

02. Cat yang dipakai adalah Dulux V-Glos merk ICI 03. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan

bebas debu, oli dan lain-lain. 04. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar Epoxy. Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis U-pox

Red lead primer 520-1130 setebal 20 mikron.

05. Setelah kering sesudah 24 jam dan dibersihkan kembali dari kotoran-kotoran oli dan

sebagainya disemprot 1 lapis.

Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir Super Syntethic Enamel disemprot 2 lapis setebal 70 mikron.

06. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis. 07. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada

gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. h. Pekerjaan Cat Dinding Luar.

01. Yang termasuk pekerjaan cat dinding luar adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan / atau bagian-bagian lain dibagian luar yang ditentukan dalam gambar rencana.

02. Untuk dinding bagian luar bangunan digunakan cat luar dari bahan Emulsi Acrylic jenis

Weathersield merk Dulux ICI.

03. Semua pekerjaan yang hendak dicat harus dibersihkan dan bebas dari kotoran lepas,

minyak dan kotoran-kotoran lainnya. 04. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dari merk yang sama dari cat.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 23

05. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan Kontraktor harus meminta persetujuan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

06. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur (kape) dari plat baja tipis dan

lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

07. Semua pekerjaan cat dinding luar (full system) harus dilaksanakan oleh orang-orang

yang ahli dan berpengalaman dalam pekerjaan ini dan mengikuti ketentuan-ketentuan

dari pabrik pembuatnya.

08. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 24

Pasal-9

Pekerjaan Sanitary

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatandan alat-alat Bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya.

02. Melaksanakan pekerjaan sanitair hingga diperoleh hasil yang baik dan memuaskan. 03. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai dengan yang dinyatakan / ditunjukkan dalam

detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini. b. Persyaratan Bahan.

01. Semua material harus memenuhi ukuran dan standard yang ditentukan oleh Pemberi

Tugas / Pengawas Lapangan. 02. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai

dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih. 03. Barang yang dipakai adalah produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-

masing type yang dipilih. 04. Barang yang dipakai adalah produk TOTO yang telah disyaratkan dalam uraian dan

syarat-syarat dalam buku. c. Syarat-syarat Pelaksanaan.

01. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pemberi Tugas / Pengawas

Lapangan beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapat- kan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. 02. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan harus disetujui Pemberi

Tugas / Pengawas Lapangan berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor. 03. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan

kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

04. Bila ada kelalaian dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan

spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melapor- kannya kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

05. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan /

perbedaan ditempat sebelum kelainan tersebut diselesaikan. 06. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian /pemeriksaan untuk

kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 25

07. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 26

Pasal-10

Pekerjaan Penutup Atap

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan penutup atap ini meliputi antara lain penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan termasuk alat-alat Bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan penutup atap, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

2. Pekerjaan penutup atap ini dikerjakan pada rangka atap sesuai yang ditunjukkan dalam

gambar

b. Persyaratan Bahan

a. Bahan genteng - Jenis : keramik

- finishing permukaan : berglazur - Produksi : KIA,Mclas,Kanmuri - Kualitas : KW I

- warna : Ditentukan kemudian

a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan – peraturan

ASTM, PVBB 1970 dan PUBI 1982. b. Bahan – bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan

contoh – contoh untuk mendapatkan persetujuan.

c. Syarat Pelaksanaan

a. Pemasangan genteng pada rangka atap harus menggunakan cara sedemikian rupa sehingga terpasang muat dengan tidak mengakibatkan cacat apapun pada lapisan permukaan genteng.

b. Genteng yang cacat baik cacat pabrik maupun cacat pada saat pemasangan tidak boleh dipasang dan harus diganti dengan yang sempurna.

c. Bidang atap sebelah bawahnya harus diberi lapisan alluminium foil jenis permukaan

ganda kualitas terbaik yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas. d. Pemasangan nok datar maupun nok miring harus menggunakan adukan kuat 1pc :

3ps dengan cara sedemikian rupa sehingga terlihat rapi erta tidak memungkinkan

terjadinya rembesan air. Bidang adukan yang terlihat diantara nok dan genteng keramik harus diselesaikan dengan acian semen warna yang sesuai dengan warna genteng.

e. Pada ujung genteng yang ketemu dengan listplang harus diberi genteng asesories listplang pinggir.

f. Saluran air hujan atau talang menggunakan bahan seng yang mengandung Zingalum, harus dipasang secara rapi tanpa ada sambungan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 27

Pasal-11

Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)

2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Jarak antar rangka utama maksimal 120 centimeter.untuk bentang lebar di atas 10 meter jarak nya lebih pendek sekitar 80 cm

4. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.

5. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),

3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek

4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)

6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 28

Persyaratan Material Rangka Atap Material struktur rangka atap

Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)

• Baja Mutu Tinggi G 550

• Tebal 0.75 mm

• Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

• Tegangan Maksimum 550 Mpa

• Modulus Elastisitas 200.000 Mpa

• Modulus geser 80.000 Mpa

Lapisan anti karat :

Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating): Galvanised (Z220)

• Pelapisan Galvanised

• Jenis Hot-dip zinc

• Kelas Z22

• katebalan pelapisan 220 gr/m2

• komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)

• Pelapisan Zinc-Aluminium

• Jenis Hot-dip-allumunium-zinc

• Kelas AZ100

• katebalan pelapisan 100 gr/m2

• komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 29

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:

• Galvabond Z275

• Yield Strength 250 MPa

• Design Tensile Strength 150 MPa

Brace System (bracing)

• BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.

• LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.

• DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.

• STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain

struktur.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 30

• Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan

detail profil seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

• Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

• Panjang (termasuk kepala baut) 16mm

• Kepadatan Alur 16 alur/inci

• Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm

• Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal

• Gaya geser satu baut 5,10 KN

• Gaya aksial 8,60 KN

• Gaya Torsi 6,90 KN

Persyaratan Pra-Konstruksi

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .

2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.

3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 31

Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.

4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan

(fabrikasi)

6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,

7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja

ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.

2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.

4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.

5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.

6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

7. Jaminan Struktural

• Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.

• Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand

Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard 3566).

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 32

Pasal-12

Pekerjaan Pembersihan, Pembongkaran Dan Pengamanan

Setelah Pembangunan

1. Pembersihan lokasi proyek meliputi semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup

pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia jasa bersangkutan selesai.

2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya harus dikeluarkan dari lokasi proyek.

Selama pembangunan berlangsung, Penyedia jasa harus menjaga keamanan bahan/

material, barang maupun bangunan yang dilaksanakanya sampai tahap serah terima.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 33

Pasal-13

Daftar Peralatan yang dipersyaratkan

1 Cutting Torch

2 Compressor

3 Mesin Molen + Diesel

4 Concrete Cutter

5 Bar Bender

6 Steel Bar Cutter

7 Portable Drilling Machine

8 Portable Grinding Machine

9 Pesawat Level

10 Teodolite

11 Genset

12 Spot Light 1500 W

13 Water Pump

14 Welding Mechine

15 Welding Inverter

16 Welding Transformer

17 Car Pick Up

18 Computer

19 Printer A4

20 Printer A3

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

1

RKS TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

RENOVASI RUMAH JABATAN DIREKSI PT. JASA RAHARJA (Persero) Jl. Bangka VIII/D9 - Jakarta Selatan

_____________________________________________________________

PASAL 1

PEKERJAAN PENGUKURAN

A. Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran / Pematokan

Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil ± 0) ditentukan

bersama-sama Konsultan Pengawas. Patok-patok berukuran minimal 5/7 cm dan

papan bouwplank 3/20 dengan panjang ukuran lebih dari 4 m dan terbuat dari

kayu kualitas baik. Papan patok harus keras dan tidak berubah posisinya, tanda-

tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat menie.

Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali, pengukuran sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan. Patok monumen yang permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu / dipindahkan.

Untuk pekerjaan jalan Pemborong harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukan garis dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Pengawas sebelum memulai konstruksi. Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

2

PASAL 2

PEKERJAAN TANAH

A. Pekerjaan Galian

Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan / digali dan semua sisa-sisa tanaman

seperti akar-akaran, rumput-rumput dan sebagainya harus dihilangkan.

Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu

sebelum kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan

dengan kebutuhannya sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah

ditentukan di dalam gambar, dan mendapatkan persetujuan konsultan Pengawas.

Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti

sampah-sampah, tonggak, bekas-bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan

semak-semak.

Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil lumpur /

tanahnya yang lembek, yang ada di dalamnya.

Pohon-pohon yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan

konsultan Pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan dan jalinan-jalinan akar harus

dibersihkan dan disingkirkan sampai pada kedalaman + 1,5 m di bawah

permukaan tanah.

Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus

disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor, sesuai dengan petunjuk

konsultan Pengawas.

B. Pekerjaan Galian Pondasi

Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil-

peil yang tercantum dalam gambar rencana pondasi. Semua bekas-bekas pondasi

bangunan lama, jaringan jalan / aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar dan

dibuang.

Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-

lain yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada konsultan

Pengawas atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk

seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan

sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.

Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka

kontraktor harus mengisi / mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-

bahan pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.

Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dan genangan air) sehingga pekerjaan pondasi

dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

3

Pemompaan, bila diperlukan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak

mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.

Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi

selapis dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh

dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan konsultan

Pengawas dan bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan

memenuhi sebagai tanah urug.

C. Pekerjaan Urugan

Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan

sebagainya.

- Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan

20 cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum

dengan alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.

- Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan

mesin stamper.

- Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun

pengurugan adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

- Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk mendapat nilai standart proctor.

Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan Pengawas.

Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan harus ditest juga di

lapangan dengan sistem “Field Density Test” dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :

- Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,

kepadatannya 95 % dari standart proctor. - Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,

kepadatannya 90 % dari standart proctor.

Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan MK. Semua hasil-hasil pekerjaan diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.

Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan

dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung

jawab kontraktor s/d masa pemeliharaan.

Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan Konsultan

Pengawas.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

4

Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan

yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.

Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus

dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan

yang kepadatannya sama.

D. Pekerjaan Pengurugan Pasir Alas Pondasi

Pengurugan pasir untuk alas pondasi dengan ketebalan pengurugan sesuai

dengan gambar.

Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan--

potongan bahan keras yang berukuran lebih dari 1,5 cm.

E. Pembuangan Material Hasil Galian

Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material

hasil galian harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga

tidak mengganggu penyimpanan material lain.

Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan konsultan Pengawas telah

diseleksi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan

urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain atas persetujuan

konsultan Pengawas.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

5

PASAL 3

PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

A. U M U M

1. Ruang Lingkup.

Kontraktor harus menyiapkan semua bahan dan tenaga kerja yang

diperlukan.

Kontraktor harus menyiapkan, membuat dan membongkar semua cetakan

dan perancah beton cor yang diperlukan.

2. Gambar Kerja

Kontraktor harus membuat dan mengajukan perhitungan dan gambar kerja

kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan

dilaksanakan.

3. Standard

Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus harus

memenuhi standard yang umum dipakai di Indonesia SNI 03 - 2847 - 2013

(Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung), ACI-347

(Recommended Practice for Concrete Formwork), PUBI-1982 (Persyaratan

Umum Bahan Bangunan). Jika persyaratan yang tersebut diatas tidak cukup

memadahi, maka konstruksi harus disesuaikan dengan standard Internasional

yang diakui dan dapat diterima oleh Pengawas.

B. BAHAN

Semua balok-balok kayu dan multipleks untuk cetakan harus bahan baru.

Permukaan dan bahan cetakan harus licin, bebas dari celah dan kotoran.

Hal tersebut diatas berlaku untuk sistim konvensional maupun bekisting siap

pakai.

C. PELAKSANAAN

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh, stabil dan dapat

memikul beban-beban vertikal dan horizontal, dan beban-beban pelaksanaan

lainnya yang mungkin terjadi.

Kontraktor harus memperhitungkan penurunan atau lendutan dari perancah

dimana tidak tidak boleh lebih dari 1/400 bentang dan mempertimbangkan

langkah-langkah seperlunya sehubungan dengan kedudukan garis permukaan

(level) yang disyaratkan; pada akhir pekerjaan beton bekisting harus

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

6

menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan bentuk dan level yang sesuai

dengan gambar-gambar rencana.

Bila tidak ditentukan lain dalam gambar, cetakan dibuat dengan “camber” pada

tengah bentang sebagai berikut :

Balok dan pelat = 0.2 % dari bentang yang bersangkutan

Cantilever (balok dan pelat) = 0.4 % dari bentang yang bersangkutan

Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin

kedudukan dan bentuknya. Khusus untuk cetakan kolom, dinding dan balok

tinggi harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-

kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, kawat pengikat dan lainnya.

Pekerjaan pengecoran beton boleh dilaksanakan hanya setelah diinspeksi dan

disetujui oleh Pengawas. Namun demikian bila ada cetakan dan

perancah/bekisting yang menurut Pengawas membahayakan atau tidak memadai

selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung, maka Pengawas dapat

menginstruksikan kepada Kontraktor untuk memperkuat/memperbaiki atau

membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan

tersebut. Semua biaya yang timbul merupakan tanggung jawab Kontraktor.

Perancah harus diinspeksi secara rutin selama pengecoran beton berlangsung

untuk mengetahui lebih dini jika terjadi perlemahan pada sistim cetakan dan

perancah yang menyebabkan terjadinya perubahan kedudukan, ketidak-stabilan

dan perubahan bentuk. Jika hal ini terjadi, pekerjaan pengecoran harus segera

dihentikan dan Kontraktor diwajibkan untuk memperkuat, memperbaiki atau

membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan tersebut

jika kerusakan tidak dapat diperbaiki. Semua biaya yang timbul menjadi

tanggung jawab Kontraktor.

Cetakan harus kokoh dan cukup kedap air, sehingga dijamin tidak timbul sirip

atau adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton. Cetakan

harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah menyerap air dan harus

direncanakan sedemikian rupa sehingga mudah dapat dilepaskan dari beton

tanpa menyebabkan kerusakan pada beton pada saat pembongkaran dan tanpa

harus memindahkan penunjang utama yang masih diperlukan selama waktu

perawatan.

Perancah dan cetakan harus sesuai dengan ukuran, bentuk dan kedudukan

vertikal maupun kedudukan horizontal, dan harus dilengkapi dengan block-out

untuk lubang-lubang atau opening, chamfers dan detail-detail lainnya yang

ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana arsitektur, struktur dan M&E.

Tolerasi dari permukaan cetakan untuk struktur beton bertulang adalah sebagai

berikut :

Terhadap kelurusan vertikal (plumbness) untuk kolom dan dinding :

Untuk setiap 3 meter ............................................................ 5 mm

Untuk panjang keseluruhan (maksimal) ................................. 25 mm

Terhadap ketinggian/level untuk sisi bawah pelat, balok kolom dan dinding :

Untuk setiap 3 meter ..................................................... 5 mm

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

7

Untuk setiap bentang atau 6 meter ........................................ 10 mm

Untuk panjang keseluruhan (maksimal) ................................. 20 mm

Terhadap ukuran penampang kolom, balok, ketebalan dinding dan pelat :

Plus .............................................................................12 mm

Minus............................................................................ 5 mm

Terhadap ukuran dan posisi bukaan atau sleeve di balok, pelat dan dinding :

Plus / minus ................................................................. 5 mm

Bila digunakan bahan untuk pelepas cetakan (release agent), pelaksanaannya

harus sebelum pemasangan besi tulangan dan tidak boleh berlebihan. Bilamana

besi tulangan dan/atau permukaan beton lama pada sambungan cor

terkontaminasi oleh release agent ini, maka harus dibersihkan dengan baik untuk

menghindari hilangnya rekatan beton dengan besi tulangan atau beton lama

akibat bahan tersebut.

D. PENANAMAN PIPA DAN LAIN-LAIN

Pipa, saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam dan perlengkapan lain untuk

membuat lobang, saluran dan lain-lain harus dipasang pada posisi yang benar

dan kokoh agar tidak bergerak selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran.

Penempatan pipa dan saluran harus direncanakan sedemikian rupa sehingga

tidak mengurangi kekuatan struktur dan tidak menyebabkan pemindahan atau

pembengkokkan besi beton. Pembengkokkan dan pemindahan besi tulangan

untuk memudahkan pemasangan pipa atau saluran harus dengan ijin Pengawas.

Pipa-pipa dan bagian-bagiannya yang terbuat dari aluminium tidak boleh ditanam

dalam beton, kecuali apabila ditutup dengan lapisan yang efektif dapat mencegah

terjadinya reaksi kimia antara aluminium dengan beton dan/atau dapat

mencegah proses elektrolisa antara aluminium dengan baja. Pelaksanaan

pekerjaan pemasangan benda-benda yang tertanam dalam beton harus sesuai

dengan ketentuan dalam SNI 03-2847-2013.

E. PEMBONGKARAN

Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan ketentuan dalam Bab 8.2 dari SNI

03-2847-2013. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus

dilepas dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada

beton. Pemasangan kembali penunjang atau re-shoring harus dilakukan segera

setelah pembongkaran cetakan dan harus tetap ditempat sampai beton mencapai

kriteria kekuatan umur 28 hari dan sampai seluruh pekerjaan pengecoran beton 3

lantai diatasnya selesai dilaksanakan.

Pembongkaran bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton

tergantung dari kekuatan yang telah dicapai oleh beton berdasarkan hasil

pemeriksaan benda uji. Pengawas akan memberikan persetujuan pembongkaran

cetakan dan perancah berdasarkan hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-

perhitungan kekuatan tersebut.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

8

Bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton balok, pelat dan

elemen struktur lainnya hanya boleh dibongkar setelah beton mencapai minimal

75% kekuatan yang disyaratkan, tetapi tidak boleh kurang dari pedoman berikut

ini :

BAGIAN PENGERASAN SECARA

NORMAL

1. Kolom, dinding dan sisi balok 24 jam

2. Dasar cetakan pelat dan balok

(Prop/penumpu masih terpasang)

7 hari

3. Prop/penumpu pelat dan balok 14 hari

4. Prop/penumpu pelat dan balok kantilever 28 hari

Apabila cetakan dan perancah untuk pelat dan balok dibongkar setelah hari ke

14, panel pelat dan balok tersebut harus tetap ditunjang (re-shored) setempat-

setempat yang posisinya harus direncanakan dan harus mendapatkan

persetujuan dari Pengawas.

F. PEMAKAIAN ULANG

Pemakaian ulang cetakan hanya diijinkan bilamana keadaan cetakan masih betul-

betul dalam keadaan baik, dimana masih dapat dikencangkan dengan baik, masih

kedap air, tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton yang dicetak, dan

dianggap layak oleh Pengawas.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

9

PASAL 4

PEKERJAAN BETON

A. U M U M

1. Ruang Lingkup.

Kontraktor harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga kerja

yang diperlukan.

Kontraktor harus merencanakan, membuat dan melakukan test untuk

mendapatkan design campuran beton yang baik dan sesuai dengan yang

disyaratkan.

Kontraktor harus melaksanakan pengecoran beton termasuk pemasangan

semua alat-alat, pipa-pipa, selubung-selubung dan lainnya yang tertanam

dalam beton.

Kontraktor harus memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan

semua pekerjaan dan pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan

yang sesuai dengan gambar rencana.

2. Gambar Kerja

Kontraktor harus membuat dan mengajukan gambar kerja kepada Pengawas

untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Kontraktor harus memperbaiki gambar-gambar kerja sesuai dengan semua

perubahan yang dilakukan di lapangan (As-built) dan menyerahkan kepada

Pengawas pada akhir waktu pelaksanaan.

3. Standard

Semua bahan dan konstruksi harus memenuhi standard yang umum dipakai

di Indonesia : SNI 03-2847-2013. (Tatacara Perhitungan Struktur Beton

untuk Bangunan Gedung), PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan),

SNI 15-2049-2004 (Peraturan Semen Portland Indonesia), SII (Standard

Industri Indonesia), ACI 318 (Building code requirement for Reinforced

Condrete), ACI 301 (Specification for Structural Concrete for Buildings) dan

ASTM (American Society for Testing and Materials)

B. BAHAN

1. Portland Cement (PC)

Semua PC yang digunakan harus portland cement yang memenuhi standard

internasional dan memenuhi persyaratan Portland Cement type I yang

ditentukan dalam ASTM C-150, SNI 15-2049-2004, SNI 15-0302-2004.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

10

Kontraktor harus menggunakan jenis dan merk semen yang digunakan dalam

menentukan rencana campuran beton dan telah diuji pada saat pembuatan

campuran beton percobaan (trial design mix).

PC harus disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban, tidak

berhubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari pengaruh cuaca,

sampai tiba saatnya untuk dipakai. Semen curah harus disimpan dalam

konstruksi silo secara baik. PC yang telah menggumpal/membatu atau yang

telah disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh digunakan. PC harus disimpan

sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

2. Agregat

Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-

batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan

besar butir lebih dari 5 mm. Koral harus keras, bersih dan tidak berpori,

jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari 20%, bersifat kekal (tidak pecah atau

hancur oleh pengaruh cuaca) dan tidak mengandung lumpur lebih dari 1%

(terhadap berat kering) dan bahan lain yang merusak beton, seperti zat-zat

reaktif alkali.

Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi

alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat

pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, tahan

lama dan bersih serta tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap

berat kering) atau bahan-bahan organis atau lainnya yang merusak dalam

bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang akan memperlemah

kekuatan beton. Pasir laut tidak boleh digunakan.

Agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat

pada SNI 03-2847-2013. atau daftar berikut :

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS

Ayakan

%-lewat ayakan

(berat kering)

Ayakan

%-lewat ayakan

(berat kering)

30,0 mm 100 10,00 mm 100

25,0 mm 90 – 100 5,00 mm 90 – 100

15,0 mm 25 – 60 2,50 mm 80 – 100

5,0 mm 0 – 10 1,20 mm 50 – 90

2,5 mm 0 – 5 0,60 mm 25 – 60

0,30 mm 10 – 30

0,15 mm 2 – 10

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

11

3. A i r

Air harus bersih, tidak mengandung minyak dan bebas dari bahan organik,

asam, alkali, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar yang

dapat merusak beton dan besi tulangan. Sebaiknya dipakai air yang dapat

diminum. Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas air, harus dilakukan

test laboratorium untuk mendapatkan kepastian tentang kelayakan air.

4. Bahan Pembantu (Admixture)

Atas pilihan Kontraktor dan persetujuan dari Pengawas suatu bahan

pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur

pengerasan beton (akselerator/retarder) atau efek pengurangan air (water

reducing admixture).

Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada

atau tidaknya penggunaan bahan pembantu dan cara pencampuran dan

takarannya harus sesuai dengan rekomendasi Pabrik dan penggunaannya

harus sesuai dengan Bab 3.6 dari SNI 03-2847-2013.

5. Mutu Beton

Mutu beton yang dipergunakan untuk bangunan ini adalah :

Pile cap , Tie beam ................................. Fc' = 20.75 Mpa (K-250)

Balok dan Pelat ..................................... Fc' = 20.75 Mpa (K-250)

Kolom ................................................. Fc' = 20.75 Mpa (K-250)

C. PERBANDINGAN ADUKAN

1. U m u m

Adukan beton terdiri dari bahan semen PC (tanpa fly ash), bahan pembantu

(admixture), agregat halus, agregat kasar dan air. Kualitas bahan tersebut

harus memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan campuran yang tepat

untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan harus direncanakan oleh

Kontraktor dimana harus ditunjukkan water-cement ratio, water content,

gradasi agregat, slump dan kekuatan, dan design mix tersebut harus

dimintakan persetujuan ke Pengawas sebelum dapat dipakai dalam

pembuatan trial mix. Secara umum, adukan beton harus direncanakan untuk

menghasilkan beton yang sedemikian rupa sehingga diperoleh kepadatan

maksimum dan penyusutan minimum.

2. Perbandingan air-semen (PC) dan Kekuatan tekan

Kekuatan tekan minimum dan banyaknya portland cement yang terdapat

dalam beton tidak boleh kurang dari daftar yang tertera dibawah ini.

Pengawas berhak memerintahkan untuk menambahkan jumlah PC yang

melebihi daftar pada setiap pekerjaan beton, jika memang dianggap perlu

bahwa penambahan tersebut akan mencapai kekuatan yang dikehendaki.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

12

Jumlah semen minimum dan daftar air-semen maksimum

Jumlah semen

minimum per

m3 beton (kg)

Nilai faktor

Air-sementisius

maksimum

Beton didalam ruang bangunan :

a. Keadaan keliling non korosif 300 0,50

b. Keadaan keliling korosif disebabkan

oleh kondensasi atau uap korosif 325 0,50

Beton diluar ruang Bangunan :

a. Tidak terlindung dari hujan dan

terik matahari langsung 325 0,50

b. Terlindung dari hujan dan terik

matahari langsung 300 0,50

Beton yang berhubungan

dengan tanah :

a. Mengalami keadaan basah dan

kering berganti-ganti 325 0,40

b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari

tanah atau air tanah 375 0.40

Beton yang kontinyu berhubungan

dengan air :

a. Air tawar 325 0,40

b. Air asin/laut 375 0,40

3. Percobaan kekuatan beton

Penetapan kekuatan beton dalam Mpa dilakukan dengan percobaan tekan

(crushing test) pada benda uji silinder beton berukuran 15 x 30 cm. Cara

pembuatan dan jumlah benda uji silinder tersebut harus menurut syarat dan

sesuai dengan Bab 5.6 dari SNI 03-2847-2013. dan memenuhi persyaratan

jumlah benda uji sebagai berikut :

Untuk setiap pengiriman harian beton ready-mixed dari satu batch yang

dipilih secara acak harus diambil benda uji silinder :

Truk pertama : 1 x 4 benda uji

Truk ke 2 sampai 5 : 1 x 4 benda uji

Truk ke 6 sampai ke 10 : 2 x 4 benda uji

Untuk 10 truk berikutnya : 2 x 4 benda uji

Dari setiap set benda uji (4 silinder), satu benda uji digunakan untuk

percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 2 benda uji untuk umur 28 hari,

sedangkan benda uji keempat harus disimpan sebagai cadangan dan

digunakan bilamana hasil uji tekan 28 hari tidak memenuhi syarat. Laporan

hasil percobaan tekan beton tersebut ( satu asli dan satu copy ) harus

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

13

diserahkan kepada Pengawas. Tingkat kekuatan mutu beton tertentu

dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi semua kriteria yang disyaratkan

dalam Bab 5.6 dari SNI 03-2847-2013.

Bilamana untuk keperluan penentuan pembongkaran bekisting atau keperluan

lainnya dibutuhkan hasil test beton umur 3 hari, maka harus dibuat benda uji

tambahan untuk keperluan tersebut diluar jumlah yang ditentukan diatas.

Setiap kali, jika kekuatan beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang

dari 70% dari beton yang berumur 28 hari, maka Pengawas dengan segera

memerintahkan untuk mengecek campuran yang dipakai dan, jika perlu,

membuat design mix atau komposisi campuran beton yang baru.

Campuran-campuran yang dipakai (mix design) dapat diubah bilamana

menurut pendapat Pengawas perubahan tersebut memang perlu atau patut

untuk mendapatkan pekerjaan yang memenuhi syarat kepadatan, kekedapan,

penyelesaian permukaan dan kekuatannya.

Apabila kekuatan benda uji berdasarkan hasil percobaan di laboratorium

menunjukkan nilai yang lebih kecil dari yang disyaratkan, maka harus

dilakukan percobaan di lapangan lanjutan dengan urut-urutan : hammer test,

core test dan percobaan pembebanan /loading test sesuai persyaratan

berlaku dalam peraturan.

D. KEKENTALAN

Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup dan tidak boleh

melebihi yang disyaratkan. Waktu pengadukan beton harus diambil tetap dan

normal, sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan

yang terpisah satu sama lain.

Penggetaran dilakukan dengan vibrator untuk mendapatkan beton yang padat,

cukup kedap dan licin permukaannya. Penggetaran yang berlebihan dapat

mengakibatkan segregasi (bleeding) dan harus dihindari.

Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut percobaan "Standard Test

Method for Slump of Portland Cement concrete" (ASTM C143)

Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh Pengawas untuk masing-masing jenis

pekerjaan, tetapi secara umum batasan maksimum nilai slump adalah sebagai

berikut :

Batasan maksimum nilai slump untuk berbagai-bagai pekerjaan beton __________________________________________________________________________________________________________________________________

Slump (cm) __________________________________________________________________________________________________________________________________

U r a i a n Maksimum Maximum

Dengan Aditif Tanpa Aditif ___________________________________________________________________________________________________________________________

Pelat, balok, kolom dan dinding. 18,0 12,0 ___________________________________________________________________________________________________________________________

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

14

E. PERSIAPAN PENGECORAN BETON

1. Peralatan yang ditanam.

Pipa listrik, angkur, penggantung dan bahan lain yang ditanam dalam beton

harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton. Jaga

jarak antara bahan tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurang-

kurangnya harus 5 cm.

2. Persiapan permukaan yang akan dicor beton.

Permukaan bekisting atau lantai kerja harus dibasahi dengan disiram air

sebelum pengecoran; permukaan tersebut harus tetap basah dengan

penyiraman air terus menerus sampai tiba saatnya pengecoran. Tetapi

permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari

lumpur serta kotoran-kotoran lainnya.

3. Sambungan Beton

Permukaan beton yang akan dicor lagi, dimana pengecoran beton lama telah

berhenti atau terhalang dan Pengawas berpendapat bahwa beton yang baru

tidak dapat bersatu dengan sempurna dengan beton yang lama, dinyatakan

sebagai sambungan beton.

Permukaan beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan dengan semprotan

udara bertekanan (compressed air) untuk memperoleh permukaan yang kasar

dan bebas dari kotoran, bahan yang terlepas atau beton yang cacat dan

benda asing lainnya. Pembersihan dengan compresor diikuti dengan

pembersihan dengan air sebaik-baiknya. Semua genangan air harus

dihilangkan dari permukaan sambungan beton sebelum beton yang baru

dicor. Setelah permukaan beton lama disiapkan, semua sambungan beton

harus dilapisi dengan campuran air dan semen murni dalam perbandingan 1:1

dalam volume atau bahan perekat beton (concrete bonding agent).

Pengecoran beton harus dilakukan sesegera mungkin sebelum campuran air

dan semen murni atau bahan perekat beton (concrete bonding agent) yang

dilapiskan pada permukaan beton lama belum mengering.

4. Persiapan Pengecoran

Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan

pekerjaan penulangan serta pemasangan benda-benda yang tertanam dalam

beton belum selesai dan persiapan serta pembersihan seluruh permukaan

tempat pengecoran belum disetujui oleh Pengawas.

Seluruh permukaan bekisting dan bagian instalasi yang akan ditanam didalam

beton harus dibersihkan terhadap seluruh kerak beton sebelum beton

disekelilingnya atau beton yang berdekatan di-cor.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

15

Ketepatan tebal penutup beton harus diperhatikan dan untuk itu tulangan

harus dipasang dengan penahan jarak yang memadahi yang terbuat dari

beton dengan mutu minimal sama dengan mutu beton yang akan dicor.

5. Penyingkiran Air

Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang

memasuki tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya

atau telah disalurkan dengan pipa atau alat lain.

Beton tidak diperbolehkan dicor didalam air tanpa izin yang jelas dan tertulis

dari Pengawas. Kontraktor juga tidak diperbolehkan tanpa ijin Pengawas

membiarkan air mengalir diatas beton sebelum beton cukup umurnya dan

mencapai pengerasan awal.

F. CAMPURAN BETON

Beton yang digunakan harus berupa beton ready-mix dari sumber yang telah

disetujui oleh Pengawas dengan perbandingan campuran sesuai dengan

design mix yang telah diuji di laboratorium dan disetujui oleh Pengawas.

Takaran campuran serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi

persyaratan didalam SNI 03-2847-2013, ACI-304 dan ASTM C94.

Penambahan bahan aditif dalam proses pembuatan beton ready-mix harus

sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat aditiv tersebut dan dengan

persetujuan dari Pengawas. Bila diperlukan dua atau lebih jenis bahan aditif

maka pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah.

Penambahan air selama pengangkutan beton tidak diijinkan. Penambahan air

di lapangan/proyek untuk meningkatkan slump beton atau untuk alasan lain

tidak diperkenankan, kecuali atas persetujuan dan dibawah pengawasan

Pengawas dan selama perbandingan air-semen maksimum belum terlampau.

G. PENGECORAN

1. Pengangkutan dan Pengecoran

Dua puluh empat jam sebelum pengecoran, Kontraktor harus memberikan

pemberitahuan tertulis kepada Pengawas.

Dalam cuaca normal adukan beton harus sudah dituang/dicor tidak lebih dari

90 menit sejak ditambahkannya air dalam campuran semen dan agregat,

tetapi dalam cuaca yang sangat panas (diatas 35° C) tidak boleh lebih dari

60 menit, kecuali digunakan retarder.

Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui

38° C.

Beton tidak boleh dicor tanpa ijin Pengawas atau bila keadaan cuaca hujan

atau panas yang dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik,

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

16

kecuali jika telah disiapkan fasilitas-fasilitas untuk hal tersebut seperti yang

ditentukan oleh Pengawas.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan

bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari

adukan beton (segregasi) karena berulang kali mengenai batang pembesian

atau tepi bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan. Dalam hal tersebut,

harus disiapkan corong atau saluran vertikal (tremie) untuk pengecoran agar

adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.

Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampui 1,5

meter dibawah ujung corong, saluran atau kereta dorong untuk pengecoran.

Adukan beton harus dicor dengan merata selama proses pengecoran; setelah

adukan dicor pada tempatnya tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih

dari 2 (dua) meter dalam arah mendatar.

Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang

merata tidak lebih dari 30 ~ 50 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar

terhindar terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang

miring, kecuali diperlukan untuk bagian konstruksi miring. Tiap lapisan harus

dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak.

Bila metoda pelaksanaan pengecoran akan dilakukan tidak sesuai dengan

ketentuan yang tercantum dalam SNI 03-2847-2013, maka Kontraktor harus

mengajukan usulan tersebut 14 hari sebelum pelaksanaan dimulai untuk

mendapat persetujuan dari Pengawas.

2. Pengecoran Beton Dalam Cuaca Buruk

Kontraktor harus menaruh perhatian khusus untuk segera memberi pelindung

pada beton yang baru dicor terhadap terik matahari maupun hujan agar

dapat dicegah pengeringan yang terlalu cepat atau masuknya

air hujan pada adukan beton yang baru dicor, yang mana dapat

mempengaruhi kekuatan beton tersebut.

Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan, bilamana Pengawas berpendapat

bahwa Kontraktor tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani

pengecoran proses pengerasan dan penyelesaian beton.

H. PEMADATAN DAN PENGGETARAN

Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lubang galian, tempat

tersebut harus telah betul-betul padat dan tetap; tidak ada penurunan lagi.

Adukan beton tersebut harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian,

tidak terjadi sarang koral dan selama pengecoran kelebihan air pada permukaan

beton harus sedikit saja.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

17

Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan dipadatkan dengan

alat penggetar / vibrator untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi rongga-rongga

kosong atau kantong udara dan sarang koral /beton yang keropos. Perhatian

khusus harus diberikan untuk pengecoran beton dan pemadatan beton di

sekeliling waterstop agar tidak terjadi kantong udara dibawah waterstop dan di

sekitar angkur beton prategang dimana pada daerah tersebut terdapat besi

tulangan sangat padat.

Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak

dikerjakan secara seksama.

Kontraktor harus menggunakan alat penggetar listrik berkecepatan tinggi yang

bergetar bagian dalamnya dari jenis "tenggelam" dengan amplitudo yang cukup,

sehingga diperoleh hasil yang baik dalam jangka waktu 15 (limabelas) menit

setelah beton dengan konsistensi yang ditentukan dicor dalam cetakan. Jarum

alat penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, dan dalam keadaan

khusus boleh miring sampai 45 derajat tetapi jarum alat penggetar tidak diijinkan

untuk digerakkan dalam arah horizontal karena hal ini dapat menyebabkan

pemisahan bahan-bahan.

Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar

dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 ~ 50 cm. Untuk pengecoran

bagian-bagian yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap

lapisnya dapat dipadatkan dengan baik.

Ujung vibrator beton tidak boleh sampai mengenai bekisting maupun pembesian.

Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila disekitar jarum mulai nampak

pemisahan air semen dan agregat, yang biasanya terjadi sekitar 30 detik.

Penarikan jarum penggetar tidak boleh terlalu cepat agar tidak rongga bekas

jarum penggetar dapat terisi penuh. Penggetaran ulang pada beton yang sudah

mulai “set” (pengikatan awal) tidak diijinkan.

Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Pengawas dapat

menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator.

Kontraktor harus menyediakan alat vibrator cadangan yang cukup dan harus

diletakkan sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.

I. SAMBUNGAN PELAKSANAAN

Sambungan pelaksanaan (construction joint) harus ditempatkan dan dibuat

sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kekuatan konstruksi dan mampu

meneruskan gaya geser dan gaya-gaya lainnya. Sambungan pelaksanaan tipe

sambungan kunci dengan kedalaman 40 mm harus digunakan dalam sambungan

pelaksanaan pada pelat lantai, dinding dan balok.

Sambungan pelaksanaan pada pelat dan balok pada prinsipnya harus

ditempatkan pada sekitar tengah-tengah bentang dari balok dan pelat tersebut.

Tetapi pada balok yang ditengah-tengah bentangnya ada pertemuan atau

persilangan dengan balok lainnya, maka lokasi siar pelaksanaan ditempatkan

sekitar 3 lebar balok persimpangan balok tersebut. Apabila tempat sambungan

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

18

pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana, maka sambungan

pelaksanaan tersebut harus ditempatkan pada tengah-tengah bentang atau

tempat lainnya yang disetujui oleh Pengawas.

Permukaan beton pada sambungan pelaksanaan harus padat dan bersih dari

kotoran-kotoran atau beton yang rapuh dan bilamana dianggap perlu dapat

dipasang kawat ayam. Sebelum melaksanakan pengecoran beton, semua

sambungan pelaksanaan harus dalam kondisi bersih dan basah.

J. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

Beton yang selesai dicor harus segera dilindungi terhadap proses pengeringan

yang berlebihan. Perawatan beton yang baru dicor harus dimulai setelah

pengecoran selesai dan harus berlangsung terus-menerus selama sekurang-

kurangnya 7 hari. Dalam jangka waktu tersebut kelembaban beton harus dijaga

dengan cara penyiraman atau penggenangan dengan air, menutup dengan

karung yang dibasahi, fog-spraying, curing compound atau dengan cara lain yang

dapat disetujui oleh Pengawas.

Kontraktor harus melindungi semua permukaan beton terhadap kerusakan akibat

panas yang berlebihan, kurangnya pembasahan, tegangan yang berlebihan,

benturan atau hal lain, sampai saat penyerahan pekerjaan oleh Kontraktor pada

Pengawas.

Beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini harus diperbaiki atau

dibongkar dan diganti dengan beton yang dapat disetujui oleh Pengawas dan

semua biaya yang timbul di tanggung oleh Kontraktor. Beton yang dimaksud

tersebut adalah :

a. Ternyata rusak.

b. Cacat sejak semula.

c. Cacat sebelum Penyerahan Pertama.

d. Menyimpang dari elevasi / ketinggian yang telah ditetapkan.

e. Tidak sesuai dengan spesifikasi.

K. FINISHING PERMUKAAN BETON

1. Finishing permukaan beton

Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara

cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana

tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Pengawas.

Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kerusakan, dalam bentuk

apapun dan harus merupakan suatu permukaan yang rapi, licin, merata dan

keras.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

19

Permukaan bagian atas pelat beton yang tidak di-finish harus dijadikan

permukaan yang seragam dan dirapikan dengan menggunakan alat trowel

besi, kecuali bila ditentukan lain.

2. Perbaikan Cacat permukaan

Segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan harus diperiksa secara

teliti dan bagian yang tidak rata harus segera diselesaikan dengan baik agar

diperoleh suatu permukaan yang licin, seragam dan merata.

Beton yang menunjukkan rongga-rongga, lobang, keropos atau cacat sejenis

lainnya harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti. Perbaikan baru boleh

dikerjakan setelah ada pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas;

pekerjaan perbaikan tersebut harus mengikuti petunjuk Pengawas. Lubang

bekas batang pengikat cetakan harus diisi (di-grout). Permukaan beton yang

mengalami perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana disyaratkan atau

diperlukan untuk beton.

L. LAPISAN PELINDUNG BETON

Lantai beton ruang utilitas, loading dock, lantai parkir dan ramp serta tempat-

tempat yang ditentukan pada gambar rencana arsitektur, harus dilindungi

dengan lapisan tahan tumbuk untuk beton (floor hardener).

Jenis bahan floor hardener yang digunakan adalah type Natural (non-metalic

hardener) dan harus berkualitas baik. Cara penyelesaiannya harus mengikuti

rekomendasi dari pabrik pembuat dan memenuhi ketentuan dan standard

yang berlaku serta mendapat persetujuan dari Pengawas.

Kecuali ditentukan lain oleh Perencana Arsitektur, banyaknya pemakaian

bahan floor hardener dibedakan berdasarkan penggunaan, yaitu :

• Ruang Utilitas – Light duty = 3 kg/m2

• Loading dock – Heavy duty = 7 kg/m2

• Lantai Parkir (driveway) – Medium duty = 5 kg/m2

• Lantai Parkir (parking) – Light duty = 3 kg/m2

• Ramp way – Heavy duty = 7 kg/m2

M. LAPISAN KEDAP AIR

1. Umum

Pelat lantai daerah basah, pelat lantai atap atau yang berhubungan langsung

dengan udara luar, dan daerah lainnya seperti tertera di dalam gambar

arsitektur harus diberi lapisan kedap air.

Pekerjaan pemasangan lapisan kedap air harus mengikuti prosedur

pemasangan dan petunjuk yang direkomendasi oleh pabrik pembuat, dan

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

20

petunjuk Pengawas atau Sub kontraktor spesialis yang khusus dan telah ahli

dalam pemasangan material waterproofing, dan mengikuti ketentuan-

ketentuan dalam standar-standar seperti ASTM D 146, ASTM D 412, ASTM D

903 dan ASTM E 154.

2. Bahan

Membrane waterproofing untuk pemasangan pada pelat lantai daerah basah

dan pelat lantai atap harus memenuhi spesifikasi bahan sebagai berikut :

Pada bagian bagian sudut atau bidang patah di bawah lapisan kedap air

harus dipasang serat serat fibre sesuai dengan persyaratan pabrik dan

dapat dipertanggung-jawabkan.

Lapisan kedap air yang terbentuk harus dapat ditembusi uap air dari

beton tanpa terjadi gelembung gelembung udara yang dapat merusak

lapisan kedap air itu sendiri.

Pemborong harus memeriksa seluruh keadaan permukaan yang akan

dikenakan bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang

akan diberi lapisan kedap air. Permukaan beton harus bersih dan rata.

Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan-bahan yang akan

dipakainya terlebih dulu, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

3. Pelaksanaan

Semua pemasangan harus didasarkan pada prosedur pemasangan dan

petunjuk dari pabrik pembuat bahan bahan tersebut.

Sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan permukaan beton

yang akan dikenakan bahan ini harus diperbaiki jika ada kerusakkan-

kerusakkan, harus bersih, harus kering dan harus rata.

Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan

jaminan dari produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan selama

minimal 10 tahun.

Pemborong harus melaksanakan tes rendam dengan air setinggi 10 cm

minimal selama 1x24 jam dan harus memberikan sertifikat jaminan

terhadap kemungkinan kebocoran karena pelaksanaan pekerjaan atau

kerusakan. Jaminan ini harus berlaku selama minimal 10 tahun.

Kebocoran-kebocoran yang terjadi harus diperbaiki sampai dinyatakan

sempurna oleh Pengawas.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

21

PASAL 5

PEKERJAAN PEMBESIAN

A. U M U M

1. Ruang Lingkup.

Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian

sesuai dengan apa yang tercantum didalam gambar dan apa yang dijelaskan

didalam spesifikasi.

Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki

ayam untuk penyanggah tulangan agar didapat ketebalan penutup atau

selimut beton yang akurat, penyediaan dan pemasangan batang-batang

“dowel” atau angkur-angkur yang ditanam dalam beton seperti yang

disyaratkan didalam gambar dan segala hal lainnya yang perlu untuk

menghasilkan pekerjaan beton yang baik.

2. Gambar Kerja

Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan semua detail,

posisi dan ukuran pembesian, daftar pembesian dan gambar pembengkokan

dan menyerahkannya pada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari

Pengawas.

3. Standard

Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar standar

detail, catatan-catatan pada gambar dan peraturan atau standard yang

berlaku seperti pada SNI 03-2847-2013 (Tatacara Perhitungan Struktur Beton

untuk Bangunan Gedung), SII-0136 (Standard Industri Indonesia – Baja

Tulangan Beton), ACI-301 (Specification for Structural concrete of Building),

ACI-315 (Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete), ACI-318

(Building Code Requirements for Reinforced Concrete).

B. BAHAN

Besi beton yang dipakai adalah besi beton ulir (deformed bar) dengan tegangan

leleh 4000 kg/cm² (BJTD-40) dan besi beton polos (plain bar) dengan tegangan

leleh 2400 kg/cm² (BJTP-24) seperti yang tertera didalam gambar dengan ukuran

diameter dalam metrik, sesuai dengan SII 0136-84.

Semua besi beton harus berasal dari satu pabrik yang telah disetujui oleh

Pengawas dan setiap pengiriman baja tulangan harus disertai sertifikat hasil uji

tarik, lengkung dan analisa kimia dari pabrik.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

22

Untuk setiap pengiriman atau 30 ton harus diambil secara acak 3 benda uji untuk

setiap jenis ukuran dimana 2 benda uji untuk pengujian tarik dan satu benda uji

untuk pengujian lengkung di laboratorium independen yang ditunjuk oleh

Pengawas. Bilamana dianggap perlu, Pengawas dapat meminta untuk

menambah jumlah benda uji tersebut.

C. PEMBENGKOKAN BESI BETON

Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai

dengan ukuran yang tertera pada gambar.

Pembengkokan dan toleransi pelaksanaan harus mengikut ketentuan yang

tercantum dalam SNI 03-2847-2013.

Harus diperhatikan khusus pada pembuatan sengkang agar diperoleh ukuran

yang sesuai, sehingga tebal selimut beton yang disyaratkan dapat terpenuhi.

Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga

rusak atau cacat. Dilarang membengkokkan besi beton dengan cara pemanasan.

Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak

boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.

Batang tulangan yang tertanam sebagian didalam beton tidak boleh dibengkok

dan diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar

rencana atau disetujui Pengawas.

Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan

dingin.

Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan.

Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali

diameter batang dari setiap bagian dari bengkokan.

D. PEMASANGAN PEMBESIAN

1. Pembersihan

Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari kotoran, minyak, dan karat

lepas, serta bahan-bahan lain yang dapat merusak atau mengurangi daya

ikat.

Bila pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan

dibersihkan.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

23

2. Pemasangan

Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat

dengan kawat atau jepitan yang sesuai pada persilangan, dan harus ditunjang

oleh penumpu logam dan/atau penggantung logam, sehingga sebelum dan

selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

Jepitan atau penumpu logam tidak boleh diletakkan menempel pada

bekisting. Kawat beton harus dibengkokkan kearah dalam bekisting,

sehingga diperoleh selimut beton yang telah ditentukan.

Bilamana tidak ditentukan lain, disamping perlengkapan yang biasa dipakai

untuk memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai

ketentuan berikut :

a. Dalam pelat, berdiameter 12 mm berbentuk U atau Z dengan jarak 80 -

100 cm, untuk menunjang penulangan bagian atas.

b. Dalam dinding dengan 2 lapisan penulangan, penjaga jarak (spacer)

berbentuk U atau Z dengan diameter 8 mm, berjarak 180 - 200 cm.

Perhatian khusus perlu diberikan terhadap ketepatan tebal penutup beton.

Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari

beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-

gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap 1 m2 cetakan

atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

3. Selimut Beton

Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus

dipasang dengan celah untuk selimut beton sebagai berikut :

- Dinding, pelat dan pertemuan-pertemuan (joints) ............. 2,0 cm.

- Balok dan kolom – penutup tulangan utama ..................... 4,0 cm.

4. Toleransi

Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan :

- Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong

menurut ukuran dan terhadap panjang total dan

ukuran intern dari batang yang dibengkokkan............... 2,5 cm.

- Terhadap panjang total batang yang diserahkan

menurut sesuatu ukuran – + 5,0 cm.

– 2,5 cm

- Terhadap jarak turun total dari batang yang

dibengkok untuk bagian konstruksi berukuran

60cm atau kurang 0,6 cm.

- Terhadap jarak turun total dari batang yang

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

24

dibengkok untuk bagian konstruksi berukuran

60cm atau lebih 1,2 cm.

- Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan

ikatan-ikatan 0,6 cm

Toleransi pada pemasangan penulangan adalah :

- Terhadap selimut beton 0,6 cm

Toleransi pada ketidak lurusan adalah :

- Untuk rangkaian tulangan kolom 1 : 100

5. Sambungan

Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan

"overlap" minimum 40 kali diameter besi beton. Panjang overlap

penyambungan untuk diameter yang berbeda, harus didasarkan pada

diameter yang besar.

Penyambungan tulangan harus dilakukan pada titik dimana terjadi tegangan

yang terkecil. Sambungan tulangan atas balok dan pelat harus diadakan di

tengah bentang, dan tulangan bawah balok dan pelat pada tumpuan.

Penyambungan tulangan sebaiknya tidak dilakukan sekaligus pada satu

penampang tetapi dilaksanakan dengan sistim “staggered”.

Sambungan mekanik harus digunakan jika luas tulangan kolom mencapai

lebih dari 3% luas penampang beton, yang mana posisinya harus berselang-

seling. Jenis atau merk sambungan yang akan digunakan harus yang

memenuh syarat dan harus disetujui oleh Pengawas.

6. Persetujuan dari Pengawas

Pemasangan penulangan harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari

Pengawas terlebih dahulu sebelum dapat dilakukan pengecoran. Pengawas

harus diberitahu bila pemasangan penulangan sudah siap untuk diperiksa.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

25

PASAL 6

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan

pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan

anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang

yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)

2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan

baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.

4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama

dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen

(Fabrikasi),

3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek

4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan

5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur

rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur

overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)

6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

B. PERSYARATAN MATERIAL RANGKA ATAP

Material struktur rangka atap

Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)

1. Baja Mutu Tinggi G 550

2. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

3. Tegangan Maksimum 550 Mpa

4. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa

5. Modulus geser 80.000 Mpa

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

26

Lapisan anti karat :

Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis

lapisan anti karat (coating):

Galvanised (Z220)

1. Pelapisan Galvanised

2. Jenis Hot-dip zinc

3. Kelas Z22

4. katebalan pelapisan 220 gr/m2

5. komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)

1. Pelapisan Zinc-Aluminium

2. Jenis Hot-dip-allumunium-zinc

3. Kelas AZ100

4. katebalan pelapisan 100 gr/m2

5. komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi

untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:

1. Galvabond Z275

2. Yield Strength 250 MPa

3. Design Tensile Strength 150 MPa

Brace System (bracing)

• BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah

(bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.

• LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja

ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada

batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-

kuda tersebut.

• DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal

antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan

letak berdampingan.

• STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan

bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace

berdasarkan perhitungan desain struktur.

Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang

membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan

talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material

jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

27

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar

elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi

screw sebagai berikut:

1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

2. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm

3. Kepadatan Alur 16 alur/inci

4. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm

5. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal

1. Gaya geser satu baut 5,10 KN

2. Gaya aksial 8,60 KN

3. Gaya Torsi 6,90 KN

C. PERSYARATAN PRA-KONSTRUKSI

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan

pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja

dan Syarat) .

2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang

dilampirkan pada dokumen tender.

3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail

dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum

dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil

dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.

4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan

Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan

persetujuan secara tertulis.

5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop

permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin

keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)

6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari

Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,

7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari

badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan

kompetensinya).

D. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus

dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi

RKS TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

28

khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan

mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.

2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan

menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan

mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.

4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan

kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan

desain sistem rangka atap.

5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur

yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak

konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-

reaksi perletakan kuda-kuda.

6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng

yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi

baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan

penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba

dilokasi proyek.

7. Jaminan Struktural

• Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang

melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur

rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan

reng.

• Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan

Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-

persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for

structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)

dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads

Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind

load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup

berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and

construction industries”(Australian Standard 3566).

RKS Umum EL

1

RKS TEKNIS PEKERJAAN MEP

RENOVASI RUMAH JABATAN DIREKSI PT. JASA RAHARJA (Persero) Jl. Bangka VIII/D9 - Jakarta Selatan

___________________________________________________________

I. PERATURAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL

DAFTAR ISI Halaman

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL 2

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN 2

1.02.0. GAMBAR – GAMBAR 2

1.03.0. KOORDINASI 3

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN 3

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING 3

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 3

1.07.0. LAPORAN – LAPORAN 4

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN 5

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI 5

1.10.0. IJIN-IJIN 5

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 5

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 5

1.13.0. RAPAT LAPANGAN 5

RKS Umum EL

2

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan

sebagai berikut :

INSTALASI ELEKTRIKAL

a. PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku

b. PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.

c. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi listrik.

d. SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku

e. PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang berlaku.

f. Standard penerangan buatan dalam gedung.

g. Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan.

h. Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/peraturan diatas.

i. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan Teknis

Konversi Energi pada Bangunan Gedung.

1.02.0. GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan

suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari

peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan

memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertim-bangkan

juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah

dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi

untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja

dan detail kepada Direksi/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih

dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong

dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan

dengan instalasi ini.

Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan pemborong dari

kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas

pemenuhan kontrak.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi

terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenane Instruction

serta harus diserahkan kepada Direksi/MK pada saat penyerahan pertama

dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data

notasi.

RKS Umum EL

3

1.03.0. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap

3 (tiga) untuk disetujui.

2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang

diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi/MK. Pengambilan

ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi

tanggung jawab Pemborong.

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib

mengajukan terlebih dahulu program Metode Testing dan Commissioning

dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direksi / MK untuk disetujui.

2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Direksi/MK untuk

mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan

dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

4. Pemborong wajib memberitahukan pelaksana Test & Comm kepada

Direksi/MK. Test & Comm yang tidak dihadiri oleh wakil Direksi/MK

dinyatakan batal dan wajib diulang.

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.

2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama.

3. Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

4. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

RKS Umum EL

4

5. Selama masa pemeliharaan, apabila Pemborong instlasi ini tidak melak-

sanakan teguran dari Direksi/MK atas perbaikan/penggantian/penyetelan

yang diperlukan, maka Direksi/MK berhak menyerahkan perbaikan/

penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong

instalasi ini.

6. Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi

dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.

7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama

oleh Pemborong dan Direksi/MK serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari

Jawatan Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.

8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat

dilaksanakan setelah :

a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini

dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi /

MK.

b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari

instansi pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam

Kebakaran dan Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga intalasi yang

telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang

bersangkutan.

c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan

maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli, Kalkir

As Built Drawing dan Soft Copy (CD) diserahkan kepada MK/Direksi.

1.07.0. LAPORAN - LAPORAN

1. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang

memberikan gambaran mengenai :

� Kegiatan fisik

� Catatan dan perintah Direksi/MK yang disampaikan secara lisan

maupun secara tertulis.

� Jumlah material masuk/ditolak

� Jumlah tenaga kerja

� Keadaan cuaca, dan

� Pekerjaan tambah/kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah

ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Direksi/MK

untuk diketahui/disetujui.

2. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi/MK dalam

rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :

� Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

� Hasil pengetesan peralatan

� Hasil pengetesan kabel

� dan lain-lainnya.

RKS Umum EL

5

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan

oleh pihak Direksi/MK.

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab

pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan,

yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan

untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam

menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Direksi/MK.

Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada

saat diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Direksi/MK.

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari

pihak konsultan Perencana dan Direksi/MK.

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga).

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi/MK, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan

yang ada harus disetujui oleh Direksi/MK secara tertulis.

1.10.0. IJIN - IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh

biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi

lingkup pekerjaan instalasi ini.

2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Direksi/MK secara tertulis.

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu.

2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Direksi/MK/Pemilik dan atau bila ada

gangguan dalam instalasi ini.

1.13.0. RAPAT LAPANGAN

Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh

pemberi tugas/Direksi/MK.

oOo

RKS Umum EL

6

1.14.0 MATERIAL

1. Pelaksana pekerjaan harus menjamin seluruh unit peralatan yang di datangkan adalah baru dan menjamin terhadap kualitas sesuai dengan

spesifikasi tehnis dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi tehnis harus diganti dengan yang sesuai dalam waktu secepatbya yang akan ditentukan

lebih lanjut oleh pemberi tugas/perencana/pengawas.

Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan termasuk

keterlambatan waktu menjadi tanggungan/beban pelaksana pekerjaan.

1.15.0 TENAGA PELAKSANA

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga

ahli dalam bidangnya (skilled labour) dan tenaga ahli khusus bila diperlukan

agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.

1.16.0 PROTEKSI

Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya diproteksi secara

memadai oleh kontraktor sebelum, selama dan sesudah pengerjaan (masa

pemeliharaan).

Material dan peralatan yang mengalami kerusakan dari pemasangan yang

ceroboh dan proteksi yang tidak memadai harus diganti oleh kontraktor tanpa

ada tambahan biaya.

1.17.0 PEMBERSIHAN LAPANGAN

Sebelum, selama dan setelah pelaksanaan pekerjaan kontraktor berkewajiban

menjaga kebersihan lokasi kerja dan serta harus membersihkan kembali

kotoran dan puing akibat pekerjaan proyek dengan biaya kontraktor.

1.18.0 PERBEDAAN INTERPRETASI

Apabila terjadi kesalahan atau perbedaan interpretasi atau adanya klausal yang

berlainan ataupun bertentangan antara spesifikasi tehnis, gambar perencanaan

atau informasi resmi lainnya didalam dokumen dan proses lelang ini, maka

yang menjadi pegangan adalah klausal yang mempunyai nilai tehnis terbaik /

mempunyai nilai biaya paling tinggi. Butir ini berlaku terhadap (bila terjadi)

adanya butir yang satu mengecilkan nilai tehnis atau menghilangkan butir yang

lain.

1.19.0 LISTRIK KERJA, AIR KERJA DAN KANTOR KERJA.

Adalah kewajiban kontraktor untuk menyediakan kebutuhan kantor proyek dan

bedeng kerja dengan mendapat ijin terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.

Listrik dan air kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.20.0 KEBERSIHAN, KETERTIBAN & KEAMANAN .

1. Menjadi tanggung jawab kontraktor untuk menyediakan petugas keamanan proyek untuk mengawasi keamanan lingkungan kerja dan peralatan serta

material masing-masing pekerjaan.

2. Kontraktor harus menempatkan petugas khusus yang bertugas sebagai coordinator K3 untuk masing-masing pekerjaan.

RKS Umum EL

7

3. Kontraktor harus menempatkan alat khusus pemadam kebakaran ringan pada tiap-tiap lokasi kerja untuk mencegah terjadinya kebakaran.

1.21.0 ALAT KOMUNIKASI LAPANGAN.

Untuk mempermudah koordinasi antar pelaksana kontraktor dan juga dengan

petugas pengawas dilapangan, kontraktor wajib menyediakan alat komunikasi

lapangan.

1.22.0 LAMPIRAN PENAWARAN.

1. Semua material yang tercantum dalam skedul material brosur bersifat mengikat dan merupaskan lampiran dokumen penawaraan

2. Pemborong harus menyerahkan daftar material lengkap dengan brosur aslinya. Daftar dibuat rangkap 3 (tiga) disertai brosur dan keterangan-

keterangan lain yang diperlukan termasuk sertifikat pabrik bila diperlukan.

3. Apabila ada material-material atau fasilitas-fasilatas dengan kategori “standard” serta “optional” agar hal ini diberi tanda dan dipertegas, begitu

pula terhadap hal-hal tertentu lainnya yang dianggap penting untuk

dipertegas.

1.23.0 PENGECATAN.

1. Apabila peralatan yang digunakan sudah di cat dari pabrik dan tambahan pengecatan dilapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang

cacat harus diperbaiki ataupun harus mengalami proses pengecatan kembali

untuk memperoleh hasil pengecatan uniform.

2. Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, pemborong harus bertanggung jawab atas pengecatan tersebut, sehingga mendapatkan hasil sempurna

sesuai spesifikasi tehnis.

1.24.0 PAS (IJIN MASUK PROYEK) INSTALATUR.

Kontraktor wajib mempunyai PAS (Ijin Masuk Proyek) instalatur M & E sesuai

dengan jenis pekerjaan masing-masing.

oOo

RKS TEKNIS EL

1

II. RKS TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

DAFTAR ISI Halaman

2.00.0. LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL 2

3.00.0. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN 2

4.00.0 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN 6

5.00.0. P E N G U J I A N 8

6.00.0. P R O D U K 9

RKS TEKNIS EL

2

2.00.0. LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL

2.01.0. U m u m

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik

dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana

bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara

spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang

dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk

mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan

pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2.02.0. Uraian Lingkup Pekerjaan

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi

listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan

dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan,pemasangan dan pengujian kabel tegangan rendah.

2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Listrik.

3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan kotak-

kontak biasa.

4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Armature lampu penerangan.

5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.

6. Pembuatan as built drawing (gambar terpasang).

7. Pengadaan, Pemasangan kabel Tray dalam bangunan serta peralatan

bantunya.

8. Pengadaan dan Pemasangan instalasi sambaran petir.

9. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.

3.00.0. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

3.01.0. Panel Tegangan Rendah

1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus

mengikuti peraturan IEC 439 – 1, SII dan PUIL.

2. Panel dibuat dari plat besi tebal minimal 1.5 mm untuk wall mounting

dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan dengan

finishing Powder Coating, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh

pihak owner. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master

key.

3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan

sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan

perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-

komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-

komponen lainnya.

4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase

R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding Besarnya busbar

harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar

RKS TEKNIS EL

3

tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65 °C.Besarnya busbar

netral harus sama dengan busbar phasenya.

Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang

dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis

yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.

Seluruh busbar support harus buatan pabrik dengan menggunakan bahan

yang mempunyai extremely high impact resistance strength non hydroscopic

and non retarding fiberglass reinforced polyester.

5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam

kotak tahan getaran, ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi serta

ada sertifikat tera dari LMK/PLN.

6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan

keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi/MK.

7. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :

a. MCCB. b. M.B. c. Miniatur Circuit Breaker

• Rated current : sesuai gambar

• Operating voltage : 200 V, 380 V

• Frequency : 50 Hz

• Breaking capacity : 6 KA

Permitted ambient temp.: 55 °C

• Overload release : sesuai gambar.

d. Auxiliary relay

8. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :

a. Ampermeter

b. Voltmeter

� M.C.C.B pada incoming outgoing.

χ Rated continous current : 30 A atau dinyatakan lain pada

gambar.

χ T y p e : Fixed mounted.

χ Number of pole : 3 phase, 3 pole atau 4 pole.

χ Rated operating voltage : 380 Volt.

χ Rated Frequency : 50 Hz.

χ Permitted ambient temp. : max. 55 ° C

χ Rated short time current (0.5 s) : 35 KA.

χ Operator Mechanisem : Manual Operation & motorized

(for incoming)

χ Over load release : Adjustable.

χ Instantenous over current : Adjustable

χ Auxiliary release yang mungkin ada (lihat gambar):

χ Auxiliary switch : 4 NO + 1 NC

� M.B. Untuk beban motor-motor

� Rated Current : Sesuai gambar

� Operating Voltage : 380 volt

� Type : Fixed mounted

RKS TEKNIS EL

4

3.02.0. Kabel Tegangan Rendah

1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan

min.0,6 kV dan 0,5 KV untuk kabel NYM.

2. Pada prinsipnya kabel - kabel daya yang dipergunakan adalah : Jenis NYY,

untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY atau NYY,

NYA.

3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus

dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada MK.

4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

3.04.0. Lampu Tabung (Down Light)

1. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflektor alluminium.

2. Lamp holder sesuai type lampu yang digunakan dengan bahan high

temperature polymer.

3. Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar

4. Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent,PL dan PLC atau sesuai

gambar, contoh harus disetujui.

3.05.0. Kotak-Kontak Dan Saklar

1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata

adalah type pemasangan masuk/inbow (flush - mounting).

2. Stop kontak yang dipasang adalah type Internasional.

3. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan

mengikuti standard VDE, sedangkan Kotak-kontak khusus /tenaga atau

(outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS ( 3 pin )

dengan lubang bulat.

4. Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan

push button harus dipakai dari jenis bahan bakely atau metal.

5. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari

ruang-ruang yang basah/ lembab harus jenis water dicht (WD) sedang

untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.

6. Kotak-kontak yang khusus di dalam box di bawah lantai, harus dari pabrik

pembuat yang sama dengan underfloor duct atau built in.

3.06.0. Grounding

1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper

Conductor).

2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang

sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk

penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2, atau sesuai gambar sistem

pembumian.

3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum

berdiameter 1½ " diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod

sepanjang 0,5 m. Electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal

sedalam 12 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.

RKS TEKNIS EL

5

4. Nilai tahanan grounding system untuk panel – panel adalah maximum 5

ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.

Grounding untuk peralatan elektrikal harus dipisahkan dengan grounding

peralatan elektronik. 5. Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.

3.07.0. Kabel Trunking.

1. Lihat gambar detail untuk kabel trunking.

2. Cara pemasangan kabel trunking harus digantung pada dak beton dengan

besi bunder berulir (iron rod diameter 10 mm).

3. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk trunking harus dibuat

sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending

yang diperkenankan.

4. Konstruksi kabel trunking adalah formed steel, heavy-duty, hot dip

galvanized, open or close type, standard baked enamel over lead primer

finished.

Ketebalan 2 mm atau lebih.

5. Konstruksi tangga kabel adalah Hot dip galvanized steel chanel.

Tangga kabel yang dipasang didalam shaft/ pada dinding menggunakan

bahan UNP - 10 dan dipasang setiap jarak 1 (satu) meter.

6. Kabel yang dipasang diatas trunking dan pada cable ladder harus diklem

(diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie) anti ultra violet, merk

3M atau setaraf.

7. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu

dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing).

3.08.0. K o n d u i t.

Konduit yang digunakan untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah high

impact extruded PVC, rated for 90º C ( didalam beton, didalam ceiling dan area

dimana tidak ada kekhawatiran terjadi kerusakan mekanis/parkir ) dan metal

conduit untuk ruang mekanikal.

Ukuran yang digunakan minimal 20 mm atau 1,5 kali diameter kabel dan

disesuaikan dengan penggunaannya.

Coupling, union dan fitting menggunakan Solvent welding proses .

4.00.0. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

4.01.0. Panel-Panel

1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik

pembuatnya dan harus rata (horizontal).

2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland

dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

3. Semua panel harus ditanahkan.

RKS TEKNIS EL

6

4.02.0. Kabel-Kabel

1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark

yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.

2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk

mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.

3. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada

kabel penerangan.

4. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan

sepatu kabel untuk terminasinya.

5. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus

memper-gunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah

pateri.

6. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum,

dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm

dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar

galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.

7. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan

kabel support, minumum setiap 50 cm.

8. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah

jalannya kabel.

9. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi

lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung

pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.

10. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu

trunking kabel.

11. Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel harus tetap didalam

konduit.

12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus

dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali

penampang kabel.

13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam

kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan

konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal

kotak terminal tadi minimum 4 cm.

14. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m

disetiap ujungnya.

15. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.

16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam

kotak penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.

RKS TEKNIS EL

7

4.03.0. Kotak Kontak Dan Saklar

1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk

dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak

dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.

2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus

type water dicht (bila ada).

3. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih

dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya, disamping metal doos

tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.

4.04.0. Lampu Penerangan

1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana

plafond dari Arsitek dan disetujui oleh Direksi/MK.

2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond,

dimana lampu yang terpasang harus mempunyai gantungan tersendiri.

3. Instalasi kabel Penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu ybs.

harus dilengkapi dengan fleksibel konduit.

4. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak

lurus, dan dari bahan serta konstruksi yang disetujui oleh Direksi / MK.

4.05.0. Pembumian

1. Semua bagian dari sistim listrik harus dibumikan.

2. Elektrode pembumian harus ditanam sedalam 12 m minimum untuk

mencapai permukaan air tanah.

3. Tahanan pembumian maximun adalah 2 ohm.

4. Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 3 m dan disesuaikan

dengan sifat tanahnya.

5. Jenis pembumian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana,

dimana untuk peralatan listrik bertegangan menengah harus

dipisahkan dari pembumian untuk tegangan rendah dan electronic.

5.00.0. P E N G U J I A N

5.01.0. U m u m

Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan

pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang

setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang

bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang. Setelah

peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh

dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya

untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian

yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong

sendiri.

RKS TEKNIS EL

8

5.02.0. Pengujian Peralatan dan Bahan

Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.

1. Panel-panel Tegangan Rendah

Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari

pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut

berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun

gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit

dan lain-lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

2. Kabel-kabel Tegangan Rendah

Pengujian harus menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar

ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel.

Pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan

isolasi minimum 50 mega Ohm.

3. Lighting Fixtures

Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus

dilakukan pengujian/pengukuran faktor daya.

Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.

4. Motor-Motor Listrik

Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.

Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran

tidak melanggar ketentuan ketentuan PUIL.

5. Pentanahan/Grounding Semua pentanahan dari sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan

maximum 2 Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada

keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut

6.00.0. P R O D U K

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan

untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan.

Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. Bahan/Perlatan Merk/Pembuat

1 Panel Tegangan Rendah

Komponen Panel :

Circuit Breaker

Metering

Contactor

Pembuat Panel

Siemens, LS, MG ex Schneider.

AEG, Crompton, Tyco, Electronic,

Jenitza.

Telemecanique

Hager, Legrand, Setara.

RKS TEKNIS EL

9

2 Kabel Power

Kabel Lampu & Stop Kontak

Kabelindo, Supreme, Tranka, Voksel.

Kabelindo, Supreme, Tranka, Voksel.

3 Konduit High Impact Double-H, Ega, Clipsal

4 Lampu TLD

- Tybe

- Starter

- Condensor

- Lampholder

- Ballast Low Loss

- Pabrik Pembuat

Philips, Osram.

Philips, Osram.

Philips, Aid Electronic.

Philips, A.A.G. Stucchi.

Philips, National, May + Christy.

Phillips, Visilite, Interlite.

5 Down Light

- Tube

- Pabrik Pembuat

Philips, Osram.

Phillips, Visilite, Interlite.

6 Kotak Kontak Berker, Merten, Legrand, Clipsal

7 Saklar Berker, Merten, Legrand, Clipsal

8 Rak Kabel,Cable Cage Interack, Tree Abadi,Bevamesh

Note :

a. Didalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari agen tunggal

yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing-masing.

b. Didalam pengajuan persetujuan material kepada MK/Direksi, Kontraktor

yang telah ditunjuk harus melampirkan copy surat keagenan tunggal dari

Prinsipal produk masing-masing.

oOo

VAC – UMUM 1

`

I. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA &

VENTILASI MEKANIS

Daftar Isi Halaman

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA &

VENTILASI MEKANIS 2

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN 2

1.02.0. GAMBAR – GAMBAR 2

1.03.0. KOORDINASI 3

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN 3

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING 3

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 3

1.07.0. LAPORAN – LAPORAN 4

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN 5

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI 5

1.10.0. IJIN-IJIN 5

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 5

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 6

1.13.0. RAPAT LAPANGAN 6

VAC – UMUM 2

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan

sebagai berikut :

INSTALASI TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS

a. Bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional.

b. Standard Nasional Indonesia SNI 03-6390-2000 tentang Konservasi Energi

Sistem Tata Udara pada bangunan gedung.

c. Standar ASHRAE 62-1989 edisi 1991, mengenai Ventilation for Acceptable

Indoor Air Quality.

d. SMACNA : HVAC Duct Construction Standards Metal and Flexible Edisi 1985.

e. Standard ASHRAE Fundamental Tahun 2001.

f. Standard ASHRAE Fundamental Vol tahun 2009.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin

Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu

daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

1.02.0. GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu

kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,

sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari

bangunan yang ada dan mempertim-bangkan juga kemudahan service

maintenance jika peralatan peralatan sudah dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi

untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan

detail kepada Pihak Owner untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.

Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah

mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang

yang disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus

diserahkan kepada Pihak Owner pada saat penyerahan pertama dalam

rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

1.03.0. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi

lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi

kemajuan instalasi yang lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua

akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

VAC – UMUM 3

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus

menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pihak Owner dalam rangkap

3 (tiga) untuk disetujui.

2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan

kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,

Pemborong harus segera menghubungi Pihak Owner. Pengambilan ukuran

dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung

jawab Pemborong.

3. Mengajukan Metoda Pelaksanaan atau Standard Kerja.

4. Air dan listrik kerja untuk pelaksanaan lapangan masuk lingkup kerja

Pemborong.

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib

mengajukan terlebih dahulu program Testing dan Commissioning .

2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang

dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Pihak Owner untuk mengetahui

apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi

semua persyaratan yang diminta.

3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk

mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

4. Air dan listrik untuk keperluan Testing & Commissioning merupakan tanggung

jawab Kontraktor.

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat

penyerahan pertama atau ditentukan lain dalam kontrak.

2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung

sejak saat penyerahan pertama atau ditentukan lain dalam kontrak.

3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi

segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya atau

ditentukan lain dalam kontrak.

4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai

dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya atau

ditentukan lain dalam kontrak.

5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak

melaksanakan teguran dari Pihak Owner atas perbaikan / penggantian /

penyetelan yang diperlukan, maka Pihak Owner berhak menyerahkan

perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya

Pemborong instalasi ini atau ditentukan lain dalam kontrak.

VAC – UMUM 4

6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-

petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi

dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.

7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada

bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh

Pemborong dan Pihak Owner serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan

Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.

8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan

setelah :

a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini

dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Pihak

Owner.

b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instansi

pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, hingga

intalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan

instalasi yang bersangkutan.

c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan

maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah

diserahkan kepadaPihak Owner.

1.07.0. LAPORAN - LAPORAN

1. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang

memberikan gambaran mengenai :

� Kegiatan fisik yang dilengkapi Foto Dokumentasi.

� Catatan dan perintah Pihak Owner yang disampaikan secara lisan maupun

secara tertulis.

� Jumlah material masuk/ditolak

� Jumlah tenaga kerja

� Keadaan cuaca, dan

� Pekerjaan tambah/kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah

ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pihak Owner

untuk diketahui/ disetujui.

2. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pihak Owner dalam

rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :

� Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

� Hasil pengetesan peralatan

� Hasil pengetesan kabel/pipa

� dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan

oleh Pihak Owner.

VAC – UMUM 5

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab

pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan,

yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk

memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam

menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Pihak Owner.

Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada

saat diperlukan/dikehendaki oleh Pihak Owner.

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan

kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak

konsultan Perencana dan Pihak Owner.

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada

kepada Pihak Owner dalam rangkap 3 (tiga).

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong

kepadaPihak Owner, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang / perubahan

yang ada harus disetujui oleh Pihak Owner secara tertulis.

1.10.0. IJIN - IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi dan

penggunaannya serta seluruh biaya yang diperlukan lainnya menjadi

tanggung jawab Pemborong.

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam

pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi

lingkup pekerjaan instalasi ini.

2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada

persetujuan dari Pihak Owner secara tertulis.

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik

dan tidak kurang dari tiap dua minggu.

2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila

ada permintaan dari dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

1.13.0. RAPAT LAPANGAN

Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh

pemberi tugas.

oOo

RKS TEKNIS VAC 1

II. RKS TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA &

VENTILASI MEKANIS

Daftar Isi Halaman

2.00.0. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM

TATA UDARA (PENKONDISIAN DAN DISTRIBUSI)

2

3.00.0. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN & INSTALASI 4

4.00.0. AC SPLIT (DX COIL) 5

5.00.0. FAN VENTILASI 7

6.00.0. PEKERJAAN PEMIPAAN 8

7.00.0. PEKERJAAN LISTRIK/KONTROL 9

8.00.0. TESTING ADJUSTING DAN BALANCING 10

9.00.0. P R O D U K 10

10.00.0. PERSYARATAN PERSETUJUAN MATERIAL 11

RKS TEKNIS VAC 2

2.00.0. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM TATA UDARA

2.01.0. U m u m

Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang

perlu diikuti untuk semua bagian-bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan

dengan instalasi tata udara.

Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi

dan sama mengikatnya.

2.02.0. Kondisi Perancangan

1. Kondisi udara luar

� Temperatur : 33° C (91,4°F)

� Relative Humidity : 74%

2. Kondisi dalam ruangan (semua ruangan yang di kondisikan)

� Temperatur : 24° C ± 2° C / 75 °F ± 4 °F

� Relative Humidity : 55% ± 10% RH

3. Noise Criteria

� R. Kerja : 30 - 45 NC (35 - 50 dB)

� Kamar Tidur : 25 - 35 NC (30 - 40 dB)

� Retail : 30 - 45 NC (35 - 50 dB)

2.03.0. Perlindungan Kebakaran

Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap

api dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan

adanya celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus

menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

2.04.0. Instalasi

1. Umum.

Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-

cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung-

jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau

publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu

tersebut.

2. Landasan Peralatan.

Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa

sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada diluar

landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya

3. Platforms.

Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada

suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal

(siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat,

kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.

2.05.0. Penetrasi Atap.

Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus

dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi

tersebut sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.

RKS TEKNIS VAC 3

2.06.0. Pencapaian Peralatan Untuk Service.

1. Semua peralatan utama ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasa-

ngannya harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam

perbaikan, termasuk juga accessories pipa dan duct seperti, damper, filter dll.

Untuk itu kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang

terbaik dari peralatan dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang

dimaksud tercapai.

2. Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Pihak Direksi/MK/Owner

(bila belum ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk

setiap peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang

memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.

3. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan,

maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan

dengan letak peralatan/accessories dan kaitannya dengan arsitek / interior

perlu dibicarakan dengan Pihak Direksi/MK/Owner untuk disetujui.

2.07.0. Perlindungan Peralatan dan Bahan.

1. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi

peralatan-peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum

terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi

sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh

bahan-bahan kimia sekitarnya.

2. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan diadjust kembali

untuk membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik.

Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan

yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah

terima belum 100%).

2.08.0. Pengecatan

Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel atau seng yang

digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan,

bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.

Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zinccromate) dan cat finish

terdiri atas 2 lapis cat copolymer. Untuk peralatan-peralatan yang cat fabriknya

rusak/cacat dalam pengangkutan, penyimpanan dlsb, harus dicat kembali

sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pihak Direksi/MK/

Owner. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standard.

2.09.0. Anti Karat

1. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak

diperlakukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan,

flens dan lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate

dan selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.

2. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.

3. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih

dari bebas las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2

lapis.

RKS TEKNIS VAC 4

2.10.0. Sleeve, peralatan yang tertanam di dinding.

Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus

concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang.

Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus

dikonsultasikan dengan Direksi/MK/Owner dan disertai gambar detail. Semua

ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clearance

20mm (3/4") jika duct atau pipa berisolasi, clearance tetap dibutuhkan 20 mm

(3/4") antara isolasi dan sleeve. Sleeve yang menembus atap harus diperpanjang

± 200 mm diatas atap lantai. Setelah pemasangan pipa atau duct clereance

harus diisi dengan sealant yang tahan api.

2.11.0. Penomoran, Nama Peralatan/Accessories

Semua peralatan terpasang dan asesorisnya harus diberi kode nama peralatan dan

nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet

atau sabagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada peralatan atau asesories

yang belum mempunyai kode nama dan nomor, kontraktor wajib mengusulkan

kepada Direksi/MK/Owner dan ini semua sudah harus tercantum dalam as built

drawing.

3.00.0. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DAN INSTALASI.

3.01.0. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan

Instalasi Tata Udara (Air Conditioning) dan Ventilasi Mekanis (Mechanical

Ventilation) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan sarana

penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik, serta

diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.

3.02.0. Pengadaan dan Pemasangan

1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata

udara (air conditioning) seperti : AC Split (outdoor + Indoor), Fan.

2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi

pemipaan refrigerant AC Split.

3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi

pemipaan air pengembunan (drainage) sampai kesaluran air terdekat.

4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol

AC Split.

5. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat

instalasi ini seperti tercantum dalam dokumen ini.

6. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh

pekerjaan instalasi ini.

7. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara-cara

menjalankan dan memelihara instalasi ini.

8. Menyerahkan Tools Part (Alat bantu standar untuk perbaikan mesin yang

terpasang), gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan

memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.

9. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa

pemeliharaan.

10. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan yang terpasang.

11. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini

beserta addendumnya.

RKS TEKNIS VAC 5

4.00.0. AC SPLIT.

2.01.0. Lingkup pekerjaan

Pemasangan dan pengadaan Unit AC Split Non VRV, lengkap dengan material &

peralatan bantu, service & pengetesan sehingga siap dioperasikan sesuai dengan

perencanaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencanaan yang melengkapi

dokumen ini.

2.02.0. U m u m

Spesifikasi teknis yang akan diuraikan dibawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar

yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap

kemampuan unit (performance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang

melengkapi document ini.

2.03.0. Spesifikasi Teknis

1. Kapasitas unit berdasarkan kepada :

• Udara pendingin kondensor 35° C

• Temperatur ruang 24°C ± 2; Relative Humidity 55% ± 10% RH

2. AC Split.

a. Indoor Unit

• Fan dari indoor unit dari type tangential berjumlah 1 unit dengan

digerakan oleh motor 4 pole (1450 RPM).

• Refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture indicator

liquid line solenoid valve.

• Casing dari indoor diletakkan di dinding untuk type wall mounted.

b. Outdoor Unit.

� Kompressor menggunakan refrigerant 407 C dan R-410A. kompressor

dilengkapi dengan Spring Vibrator Isolators, crankcase oil, automatic

reversible oil pump, crankcase heater untuk mencegah pemindahan

refrigerant ke kompressor selama unit tidak beroperasi.

� Putaran maksimum untuk motor kompresor 2900 RPM.

� Casing outdoor unit harus dirancang untuk tipe outdoor (weather

proof), anti karat, terbuat dari bahan galvanized iron steel tebal

minimal 1,2 mm yang diberi lapisan powder coating epoxy polyester.

� Semua pipa suction hendaknya diisolasi dengan "Close Celcular

elastomeric rubber Insulation dengan tebal minimal 19 mm dan

density 64 kg/m3".

� Untuk unit yang kapasitasnya mulai 2,5 TR ke atas dibagian pipa isap

dan tekan refrigerant harus dilengkapi dengan isolating valve.

� Dilengkapi dengan lampu indicator (LED) untuk indikasi ketika unit

tidak operasi karena kekurangan refrigerant.

� Cooling coil dari bahan seamless copper tube 9,5 mm OD, dengan

alluminium fin (blue fin/cooper fin untuk daerah yang dekat laut) yang

secara mekanis terikat ke tube tanpa solder dan tinning. Coil harus di

test kebocoran dan tekannya pada tekanan 450 Psig.

� Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan

langsung dan dilengkapi dengan pelindung pengaman. Fan harus static

dan dynamic balance, permanent lubricated ball bearing.

RKS TEKNIS VAC 6

� Elextric box harus diletakan pada posisi yang langsung dapat

dijangkau dengan mudah.

� Unit harus beroperasi dengan tenang (tidak berisik), dirancang dan

dipabrikasi sesuai standart ISO 9001.

d. Kompresor adalah jenis Rotary atau Scroll dan serviceable semi atau full

hermetically sealed masing-masing komperssor dilengkai dengan anti

getaran.

e. Motor kompresor didinginkan dengan gas refrigerant yang berasal dari

suction dan dilindungi dengan thermal overload.

Manual restart dilengkapi untuk keadaan dimana motor kompresor

mengalami thermal dan pressure overload.

f. Evaporator adalah direct expantion dengan refrigerant di dalam pipa (tube)

dan udara di luarnya.

g. Semua sambungan pipa liquid dan pipa hisap (Suction) refrigerant harus

diisolasi dari bahan closed sellular polyethylene/rubber themal dengan

ketebalan min. 25 mm. Dibagian sisi air masuk harus dipasang strainer.

h. Outdoor unit adalah tipe air cooled kondenser dengan alumunium fin yang

secara mekanis dikaitkan pada seamless copper tube. Pipa harus mudah

dibersihkan, didehidrasi dan ditutup. Kondenser ditest terhadap kebocoran

minimum dengan tekanan 150 psig dan pressure tested 450 psig.

i. Outdoor unit fan dari type anti corrosive steel Propeller fan, yang sudah

ditest statis dan dibalans dinamis, putaran rendah dan noise level rendah.

j. Kondenser motor fan adalah totally enclosed weather proof, dengan

menggunakan pelumasan untuk bearing.

k. Refrigerant circuit lengkap dengan thermostatic expansion valve hot

gas muffler, high side pressure relief, katup isolasi dari suction line, filter

drier dan moisture indicator, sight glass. Manual stop valve dan

pressure gauge pada suction dan discharge line.

l. Unit Casing haruslah dari bahan Hot Dip Galvanized Steel Sheet

dengan baked enamel finished yang tahan terhadap udara luar, casing

harus dilengkapi isolasi dalam untuk mengurangi noise level.

m. Sistem control semua pengkabelan control maupun motor starter adalah

buatan pabrik (factory wiring) didalam motor panel yang weatherproof

dan terdiri dari control fuse, selector switch, high dan low pressure

switches, thermostatic, anti-freeze, cut outs, low temperature safety, low

oil pressure protection untuk refrigerant circuit, ground current

protection untuk compressor, compressor dan fan motor circuit breaker,

On-Off switch.

3. Pemasangan Instalasi

a. Unit Outdoor duduk pada lantai diatas suatu concrete house keeping pad

ketebalan minimum 15 cm.

b. Menggunakan anti vibration steel spring dan rubber in shear pad atau

sebagaimana direkomendasi oleh pabrik.

c. Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih anti Vibration steel spring

dengan defleksi yang memenuhi sehubungan dengan berat chiller, jumlah

titik tumpuan dan spain dari struktur lantai, putaran motor. Jumlah anti

vibration disesuaikan dengan kebutuhan seperti tertera dalam brosur.

RKS TEKNIS VAC 7

d. Harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pabrik dalam

handling, pemasangan, dan lain-lainnya.

4. Spare Parts dan Tool

a. Setiap unit dilengkapi dengan satu set lengkap spare parts dan tool yang

harus diserahkan pada waktu serah terima pertama.

b. Suatu daftar spare part dan tool yang direkomendasi pabrik harus

dilengkapi untuk setiap unit untuk keperluan kelanjutan operasi dalam

jangka waktu tertentu, untuk maintenance atau perbaikan selama masa

pemeliharaan maupun setelah itu.

c. Daftar ini harus diserahkan pada saat proses permintaan persetujuan unit.

5.00.0. FAN VENTILASI

5.01.0. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan peralatan Ventilasi (Fan) termasuk tenaga kerja, supervise, material,

peralatan, aksesoris, service dan pengetesan sehingga siap diopeasikan sesuai

dengan perencanaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana yang

melengkapi dokumen ini.

5.02.0. Umum

1. Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan

dasar yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap

type, kemampuan (performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat

dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar Peralatan" ataupun data sheet

bila dilampirkan.

2. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku

dinegara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)

seperti sebagai contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.

3. Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re 10-12 watt

pada octave band mid freq. 60 - 4000 Hz.

4. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam

operasinya, dan dalam batas-batas yang normal. Bilamana ternyata noise

levelnya tinggi harus diberi tambahan noise silencer tanpa adanya tambahan

biaya.

5. Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan

pilot lamp.

6. Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar (pada inlet atau outlet) harus

diberi kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.

7. Kontraktor mengajukan data produk : Fan Selection (By Computerized) printed

data dari pabrik pembuat, catalog, acoustic performance, data pengetesan,

performance curve, pedoman operasional dan maintenance, dan memberikan

fan belt untuk masing-masing fan setelah balancing dilakukan sebagai spare

part.

RKS TEKNIS VAC 8

5.03.0. Spesifikasi Teknis

Propeller Fan ( wall fan)

� Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila

dinyatakan Ceiling Fan dari type Centrifugal In Line seperti ditunjukkan

dalam gambar atau data sheet.

� Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan

automatic shutter dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar

rencana atau data sheet).

� Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high

pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller

dari alluminium die-cast.

6.00.0 PEKERJAAN PEMIPAAN

6.01.0 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi

pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, acessories dengan

isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana

yang melengkapi dokumen ini.

6.02.0 U m u m

Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang

tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.

Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan

dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang

diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan MK sebelum

dilaksanakan.

6.03.0. Material

1. Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.

2. Pipa Refrigrant : a. Pipa tembaga (Copper) ASTM B 280

b. Pipa tembaga berisolasi JISH 3300 C 1220 T

6.04.0. Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain untuk Split System.

1. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system AC,

(refrigerant dan drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat

bantu).

2. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan

sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering

dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek

mungkin.

3. Kontraktor harus memperhitungkan adanya perbedaan tinggi antara

Kondensing dan Evaporator terhadap adanya panjang pipa yang melebihi dari

standard.

4. Sambungan pipa jenis "hard drawn tubing” harus disambung dengan

perantaraan wrought copper fitting atau non porbus brass fittings, dan

dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti

RKS TEKNIS VAC 9

nitrogrn kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk

menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.

5. Solder lunak "tintead 50-50" tidak boleh dipergunakan, solder tintead 95-

5" dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.

6. Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api

atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa "precharged

refrigerant lines" yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai

dengan persyaratan pabrik.

7. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah

melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.

8. Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan "Ashrae Guide

Book" dan atau persyaratan pabrik.

9. Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass

flare menurut ARI standard 720 dengan unit short shank flare.

10. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum masuk

ke thermostatic expansion valve.

7.00.0. PEKERJAAN ISOLASI

7.01.0. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan isolasi

untuk pipa dan peralatan yang ditentukan, lengkap dengan material lainnya

yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.

7.02.0. Material

1. Polyethylene Sheet / Tube

• Material : Polyethylene Sheet / Tube

• Density : 30 – 35 Kg/m²

• Thermal Cunductivity : 0,033 W/m °K

• Celular Structure : Closed Cell

2. Elastomeric

• Material : Elastomeric

• Density : 62 Kg/m²

• Thermal Cunductivity : 0,033 W/m °K

• Celular Structure : Closed Cell

7.03.0. Isolasi Pipa

1. Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant AC Split.

2. Ketebalan isolasi pipa refrigerant split adalah mengacu ke suhu luar 35°C &

Relative Humidity (RH) 85%.

3. Ketebalan isolasi pipa condensat : tebal 25 mm

4. Untuk pipa yang berhubungan dengan udara terbuka dan terkena hujan,

isolasi memakai Jacketing bahan alumunium tebal 0,5 mm.

RKS TEKNIS VAC 10

8.00.0. TESTING ADJUSTING DAN BAlANCING

8.01.0. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing

untuk seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan

besaran-besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-

gambar rencana sehingga sistem betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan

sesuai dengan rencana.

8.02.0. U m u m

Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal

harus mengikuti standard/atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti

standard ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur

yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tsb.

8.03.0. Peralatan Ukur.

Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh kontraktor ybs.

antara lain :

1. Pengukuran laju aliran udara

� Pitot tube dengan inclined manometer Anemometer dan sejenisnya.

� Hood untuk mengukur udara didiffuser.

2. Pengukuran temperatur udara/air

� Sling psychrometric/Digital Psychometric

� Thermometer

3. Pengukuran listrik

� Voltmeter

� Ampermeter/Ampertang

� Insulation Test/Mager Test

4. Pengukuran tekanan - Barometer/pressure gauge

9.00.0. P R O D U K

1. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi pemborong dimungkinkan

untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.

Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari

Direksi/MK/Owner.

2. Produk bahan dan peralatan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

NO. U R A I A N MERK/PABRIK PEMBUAT

1 AC Split York, LG, Panasonic, Mitsubishi.

2 Lem PVC Pralon, Rucika, Asoka.

3 Pipa Refrigerant Crane Kembla, Mueller.

4 Pipa PVC Class AW Pralon, Rucika, Vinilon, Unilon.

5 Hight Impact Conduit EGA, Double-H, Clipsal.

6 Kabel Listrik Supreme, Kabel Metal, Kabelindo,

Tranka.

7 Fan Panasonic,KDK.

8 Isolasi Pipa Thermaflex, Aeroflex, Insulflex.

9 Pipa Tembaga Berisolasi Inaba Denko

RKS TEKNIS VAC 11

10.00.0. PERSYARATAN PERSETUJUAN MATERIAL

1. Bahan dan peralatan yang diajukan harus sesuai dengan data teknis dan

merk / brand yang tercantum dalam spesifikasi tersebut diatas.

2. Dalam pengadaan barang, semua product harus berasal dari Agen /

Distributor resmi yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing–masing.

Surat penunjukan (dari Agen/Distributor) tersebut harus dilengkapi dengan

tanggal penunjukan serta masa berakhirnya (sudah kadaluarsa atau belum).

3. Surat Penunjukan tersebut harus dilampirkan dalam setiap pengajuan

“Aprroval Material”.

4. Material-material tersebut diatas harus dilengkapi dengan surat “Country of Origine” yang berasal dari pabrikan masing-masing dan bukan dari Agen

maupun Distributor.

Dalam surat “Country of Origine” berisikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Tercantum Nama pabrik pembuat, Negara asal dan Lokasi pabrik.

b. Pengesahan dari Department yang terkait baik dari Pemerintah,

Lembaga resmi lainnya ataupun dari pabrikan sendiri.

c. Nomor seri barang (Serial Number) yang dikirim (kecuali untuk barang-

barang yang dibuat secara “Mass Production”, sehingga tidak ada

nomor serinya.

d. Tanggal pembuatan barang tersebut.

e. Kelengkapan-kelengkapan teknis pendukung lainnya yang seharusnya

dikirim bersama product yang bersangkutan.

f. Pencantuman nama Proyek dalam surat ”Country of Origine”.

5. Semua material/barang yang dikirim harus dilengkapi surat pernyataan dar

pabrik bahwa barang yang dikirim adalah barang “BRAND NEW” dan bukan

merupakan barang Rekondisi Pabrik, barang-barang cacat/tidak sempurna,

barang-barang ‘KW” atau daur ulang yang dapat dijual dibawah harga

pasaran.

6. Semua material yang dikirim harus dilengkapi dengan “Surat Garansi” dari

pabrikan yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :

a. Jangka waktu dan periode masa garansi.

b. Kondisi-kondisi kerusakan yang akan diganti oleh pabrik.

c. Sifat garansi yang ditawarkan adalah

i. “One to one replacement” (ganti total) atau

ii. “Hanya Spare Part” dan ongkos perbaikan saja atau kondisi yang lain.

iii. Lamanya proses penggantian terhadap point i dan ii.

7. Pernyataan dari pabrik bahwa barang yang dikirim telah lulus test dan

dilampirkan hasil testnya (QC test atau Certificate of Factory Test) pada saat

barang on site.

8. Untuk material-material import, harus disertakan surat “Bill of Leading” untuk pengechekan lapangan saat “On Site”.

9. Surat “Meet to Spek” (diberikan pada waktu serah terima pertama} sebagai

berikut :

a. Menyatakan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan parameter-

parameter dalam spesifikasi.

b. Melampirkan hasil pengechekan lapangan waktu “On Site”.

c. Melampirkan hasil test (test lapangan atau test di site).

d. Ditanda tangani oleh Wakil Owner dan Konsultan Pengawas.

oOo

RKS Umum PL

1

I. PERATURAN UMUM PEKERJAAN PLUMBING

DAFTAR ISI Halaman

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN PLUMBING 3

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN 3

1.02.0. GAMBAR – GAMBAR 3

1.03.0. KOORDINASI 4

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN 4

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING 4

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 4

1.07.0. LAPORAN – LAPORAN 5

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB 6

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI 6

1.10.0. IJIN-IJIN 6

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 6

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 6

1.13.0. RAPAT LAPANGAN 7

1.14.0. MATERIAL 7

1.15.0. TENAGA PELAKSANA 7

1.16.0. REKOMENDASI 7

1.17.0. PROTEKSI 7

1.18.0. PEMBERSIHAN LAPANGAN 7

1.19.0. PERBEDAAN INTERPRETASI 7

1.20.0. LISTRIK KERJA,AIR KERJA DAN KANTOR KERJA 8

RKS Umum PL

2

1.21.0. KEBERSIHAN, KETERTIBAN DAN KEAMANAN 8

1.22.0. ALAT KOMUNIKASI LAPANGAN 8

1.23.0. LAMPIRAN PENAWARAN 8

1.24.0. PENINJAUAN KE TAPAK SITE 8

RKS Umum PL

3

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN PLUMBING

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan

sebagai berikut :

INSTALASI PLAMBING & DRAINASE

a. Standard Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari

instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

b. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun 1991 tentang bangunan dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta

atau edisi terakhir

c. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 1992 tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam wilayah Daerah

Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.

d. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979 atau edisi terakhir

e. SK GUB DKI – Jakarta no 19 tahun 1992 tentang Sumur Resapan atau edisi terakhir.

f. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 2 tahun 1994 tentang Pemboran dan Pemakaian Air Bawah Tanah di Wilayah

Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.

g. Keputusan Pemberi Tugas Perusahaan Daerah Air Minum Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 080/PAM/1993 tentang Biaya Penyambungan Air

Minum atau edisi terakhir.

h. Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.

1.02.0. GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya, meskipun

hanya ada pada salah satu dari gambar struktur, arsitek atau plumbing.

2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan

memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertim-bangkan

juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah

dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada Pemberi Tugas/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui

terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,

Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang

berhubungan dengan instalasi ini.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan Operating and Maintenance Instruction

serta harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/MK pada saat penyerahan

pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi

dan data notasi.

RKS Umum PL

4

6. Gambar informasi agar dijadikan bahan koordinasi untuk dilaksanakan yang terkait dengan pekerjaan sipil seperti pondasi, dudukan, grounding

dan finishing.

1.03.0. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

4. Pemborong instalasi ini harus bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya bilamana ada keterkaitan didalam teknis pelaksanaan di lapangan.

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pemberi Tugas/MK dalam

rangkap 4 (empat) untuk disetujui.

2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang

diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Pemberi Tugas/MK.

Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan

menjadi tanggung jawab Pemborong.

3. Gambar pelaksanaan yang dipakai di lokasi proyek mutlak ditandangani oleh Proyek Manager.

4. Kontraktor agar mengantisipasi dan memperhitungkan pekerjaannya yang mengakibatkan terjadinya bobokan dan perapian kembali supaya tidak ada

klaim dari owner.

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib melakukan pengecekan seluruh sistem (termasuk kelurusan dari poros

pompa yang dipasang) dan harus dilakukan pengetesan intern terlebih

dahulu.

2. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan terlebih dahulu program Testing dan Commissioning .

3. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Pemberi Tugas/MK untuk

mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan

dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

4. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan (air bersih dan listrik) untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab

Pemborong.

5. Kontraktor harus melampirkan material list terhadap semua equipment yang dipasang sesuai dengan yang akan di test commissioning.

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.

2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama.

3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

RKS Umum PL

5

4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi dan equipment yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong

sepenuhnya.

5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melak-sanakan teguran dari Pemberi Tugas/MK atas perbaikan/ penggantian/

penyetelan yang diperlukan, maka Pemberi Tugas/ MK berhak penyerahkan

perbaikan/ penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya

Pemborong instalasi ini.

6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim

instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.

7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama

oleh Pemborong dan Pemberi Tugas/MK serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian

dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.

8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :

a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Pemberi

Tugas / MK.

b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instalasi pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam

Kebakaran dan Instalasi Keselamatan Kerja dll hingga intalasi yang telah

terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instalasi yang

bersangkutan.

c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance manual rangkap 4 (empat) dijilid termasuk 1 (satu) set

kalkir asli dan soft copy dalam bentuk CD yang harus diserahkan kepada

MK/Pemberi Tugas.

9. Pada waktu serah terima harus diberikan certificate TERA water meter dari Badan Metrologi.

1.07.0. LAPORAN - LAPORAN

1. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang

memberikan gambaran mengenai :

� Kegiatan fisik. � Catatan dan perintah Pemberi Tugas/MK yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis.

� Jumlah material masuk/ ditolak. � Jumlah tenaga kerja. � Keadaan cuaca � Pekerjaan tambah/ kurang � Foto dokumentasi progress pelaksanaan

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah

ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pemberi

Tugas/MK untuk diketahui/ disetujui.

2. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas/MK

dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal-hal sebagai berikut :

RKS Umum PL

6

� Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

� Hasil pengetesan peralatan

� Hasil pengetesan kabel dll

Pengetesan dan pengukuran yang dilakukan harus berdasar pada semua

ukuran atau parameter yang tertera didalam brosur.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus

disaksikan oleh pihak Direksi/MK.

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab

pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di

lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai

kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab

penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Pemberi

Tugas/MK.

Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada

saat diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Pemberi Tugas/MK.

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI 1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari

pihak konsultan Perencana dan Pemberi Tugas/MK.

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Pemberi Tugas/MK dalam rangkap 4 (empat) set.

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada Pemberi Tugas/MK, secara tertulis dan pekerjaan

tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pemberi Tugas/MK

secara tertulis.

1.10.0. IJIN - IJIN

1. Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

(Seperti : ijin dari Depnaker, Pemda DKI, Dirjen Energi dll).

2. Setiap material yang akan masuk kedalam proyek harus terlebih dahulu mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pemberi Tugas/MK.

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi

lingkup pekerjaan main Kontraktor (by sipil).

2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Pemberi Tugas/MK secara tertulis.

3. Sparing yang menembus dinding geser (Shear Wall), maka harus seijin MK/Pemberi Tugas dan menggunakan sparing jadi.

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu.

2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pemberi Tugas/MK dan atau bila ada gangguan

dalam instalasi ini.

RKS Umum PL

7

1.13.0. RAPAT LAPANGAN

1. Proyek Manager harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh pemberi tugas/MK.

2. Apabila proyek Manager berhalangan hadir harus diwakili oleh atasan proyek Manager (Koordinator proyek).

1.14.0. MATERIAL

1. Pelaksanaan pekerjaan harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru, asli/original dari detective material, improper,

poor workmanship dan menjamin terhadap kualitas sesuai dengan

spesifikasi teknis dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis harus diganti dengan yang sesuai dalam waktu secepatnya yang akan

ditentukan lebih lanjut oleh Pemberi Tugas/Perencana/Pengawas.

3. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan termasuk keterlambatan waktu menjadi tanggungan/beban pelaksana pekerjaan.

1.15.0. TENAGA PELAKSANA

Sesuai pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga

ahli dalam bidangnya (skilled labour) dan tenaga ahli khusus bila diperlukan,

agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.

1.16.0. REKOMENDASI

Pada dasarnya pengurusan dan biaya rekomendasi hasil pekerjaan oleh

instansi yang berwenang menjadi tanggung jawab dari Kontraktor terkait.

1.17.0. PROTEKSI

Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya diproteksi secara

memadai oleh Kontraktor sebelum, selama dan sesudah pengerjaan (masa

pemerliharaan) material dan peralatan yang mengalami kerusakan akibat dari

pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak memadai, harus diganti

oleh Kontraktor.

1.18.0. PEMBERSIHAN LAPANGAN

Sebelum, selama dan setelah pelaksanaan pekerjaan Kontraktor berkewajiban

menjaga kebersihan lokasi kerja dan serta harus membersihkan kembali

kotoran dan puing akibat pekerjaan proyek dengan biaya Kontraktor.

1.19.0. PERBEDAAN INTERPRETASI

Apabila terjadi kesalahan atau perbedaan interpretasi atau adanya klausal

yang berlainan ataupun bertentangan antara spesifikasi teknis, gambar

perencanaan atau informasi-informasi resmi lainnya didalam dekumen dan

proses lelang ini, maka yang menjadi pegangan adalah kausal yang

mempunyai nilai teknis terbaik/mempunyai nilai biaya paling tinggi, butir ini

berlaku terhadap (bila terjadi) adanya butir yang satu mengecilkan nilai teknis

atau menghilangkan butir yang lain.

RKS Umum PL

8

1.20.0. LISTRIK KERJA, AIR KERJA DAN KANTOR KERJA

Adalah menjadi kewajiban bagi Kontraktor untuk menyediakan kebutuhan

kantor proyek dan bedeng kerja dengan mendapat ijin terdahulu oleh

Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas. Listrik dan air kerja menjadi tanggung

jawab Kontraktor.

1.21.0. KEBERSIHAN, KETERTIBAN & KEAMANAN (K.3)

1. Menjadi kewajiban Kontraktor untuk menyediakan petugas keamanan proyek untuk mengawasi keamanan lingkungan kerja dan peralatan serta

material masing-masing pekerjaan. Dalam pelaksanaan di lapangan harus

berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas & Main Kontraktor.

2. Kontraktor harus menempatkan petugas khusus yang bertugas sebagai koordinator K3 untuk masing-masing pekerjaan.

3. Kontraktor harus menempatkan alat khusus pemadam kebakaran ringan pada tiap-tiap lokasi kerja untuk mencegah terjadinya kebakaran.

1.22.0. ALAT KOMUNIKASI LAPANGAN

Untuk mempermudah koordinasi antar pelaksana Kontraktor dan juga dengan

petugas pengawas di lapangan Kontraktor wajib menyediakan alat komunikasi

lapangan.

1.23.0. LAMPIRAN PENAWARAN

1. Semua material yang tercantum dalam skedul material brosur bersifat mengikat, dan merupakan lampiran dokumen penawaran.

2. Pemborong harus menyerahkan daftar material lengkap dengan brosur aslinya daftar dibuat rangkap 3 (tiga) ATAU ditentukan lain pada saat

aanwijzing, termasuk sertifikat pabrik bila diperlukan.

3. Apabila ada material-material atau fasilitas-fasilitas dengan kategori “standard” serta “Optional” agar hal ini diberi tanda dan ditegaskan begitu

pula terhadap hal-hal tertentu lainnya yang dianggap penting untuk

dipertegas.

1.24.0. PENINJAUAN KE TAPAK/SITE

1. Menjadi keharusan bagi setiap peserta pelelangan untuk melakukan peninjauan ke tapak dan mengetahui keadaan lapangan serta bangunan-

bangunan yang akan dibangun.

2. Perlu pula diperhatikan oleh pemborong, sejauh mana keadaan serta instalasi dan lain-lain dari setiap bangunan dan tapak/site yang dalam hal

ini mempunyai hubungan atau memberi akibat kepada material dan sistem

yang akan ditawarkan atau akan dipasang didalam paket pekerjaan.

oOo

RKS TEKNIS PL 1

II. RKS TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING

DAFTAR ISI Halaman

2.00.0. SPESIFIKASI PERPIPAAN 2

3.00.0. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL, PLAMBING & DRAINASE 11

4.00.0 SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH 12

5.00.0. SISTEM AIR KOTOR DAN AIR BEKAS 13

6.00.0 P R O D U K 14

RKS TEKNIS PL 2

2.00.0. SPESIFIKASI PERPIPAAN

2.01.0. U M U M

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :

1. Pipa

2. Sambungan

3. Katup

4. Sambungan Flexible

5. Penggantung dan penumpu

6. Sleeve

7. Lubang pembersihan

8. Bak kontrol

9. Balok Beton

10. Galian dan pengurukan kembali

11. Pengecatan

12. Pengakhiran

13. Pengujian

14. Peralatan Bantu

2.01.1. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta

arah dari masing-masing sistem pipa.

2.01.2. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang

terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan

bagian lainnya.

2.01.3. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan

stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.

2.01.4. Untuk pipa besi dibawah tanah diberi densopole lapisan anti karat dan dibalut

dengan densotype dengan overlap 1-2 cm, dan diberi pasir.

2.01.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, Polyvinil Cloride (PVC),

Polypropelene Random (PP-R), selain disebut diatas harus juga terlindung dari

cahaya matahari.

2.01.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

RKS TEKNIS PL 3

2.02.0. SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN

2.02.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan

Sistem

Kode

Sistem

Tekanan

Kerja

(Bar)

Tekanan

Standar

(Bar)

Tekanan

Uji

(Bar)

Spec.

Pipa

Spemc.

Isolasi

Air Bersih

Dalam Gedung

AB

CW

5

10

15

PPR

IA

Air Bersih

Di luar Gedung

AB

CW

5

10

15

PPR

IB

Air Kotor &

Dapur

AK

SW

Gr

10

15

PV-10 AW

IA

Air Bekas

Saniter

ABK

SW

Gr

10

15

PV-10 AW

IA

Vent VT - 5 8 PV- 5 D IA

Air Hujan

AH

SD

gr

10

15

PV-10 AW

IA

IA = tidak diisolasi IB = diisolasi

Note :1. Pipa AK, ABK, ABD dan AH menggunakan pipa dan elbow menggunakan

pipa PV – 10 JIS Standard.

2.02.02. Spesifikasi PV - 10 Class AW

Penggunaan: - Air Kotor Gravitasi

- Air Bekas Gravitasi

- Air Hujan

Tekanan Standard 10 bar

Uraian Keterangan

Pipa : Polyvinyl chloride (uPVC) klas 10 bar (10 kg/cm2).

Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large

radius, Solvent Cement joint type.

Reducer : PVC Injection moulded sanitary fitting concentric,

Solvent Cement Joint Type.

Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

Standard : Pabrik pembuat.

2.02.3. Spesifikasi PV - 5 Class D

Penggunaan : - Vent

Tekanan Standard 5 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Polyvinyl chloride (uPVC) klas 5 kg/cm² (bar)

Elbow & Junction : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type

Reducer : Seperti diatas, model concentric.

Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Standard : Pabrik pembuat.

RKS TEKNIS PL 4

2.02.4. Spesifikasi PP-R

Penggunaan : Air panas Water heater

Distribusi air bersih sesudah riser ke unit

Tekanan Standard 16 bar

Uraian Keterangan

Pipa : Polypropilene Random DIN 8078, DIN 8077 klas 16

bar (16 kg/cm2).

Elbow & Junction : PP-R Hot Welding Jointing Type, DIN 16962.

Reducer : PP-R Hot Welding fitting concentric Joint Type.

Penyambungan : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Standard : Approved to BS dan atau DIN.

Life Time : Tekanan Kerja 17.7 bar pada temperature 30ºC,

25 tahun, standard PN-16

2.02.5. Skedul Valve.

Isolating Regulating Check

Service Up to 2” and Up to 2” and Up to 2” and

1 ½” above 1 1/2“ above 1 1/2” Above

Air Dingin

Dalam Gedung

Ball Butterfly Globe

Butterfly Swing Doble

Disc

Air Dingin

Diluar Gedung

Ball Butterfly Globe

Butterfly Swing Doble

Disc

Air Kotor / Bekas

Dalam Gedung

Ball Butterfly Globe

Butterfly Swing Doble

Disc

Air Kotor / Bekas

Diluar Gedung

Ball Butterfly Globe

Butterfly Swing Doble

Disc

Drain Gate Gate Globe Butterfly Swing Double

Disc

2.02.6. Persyaratan jenis peralatan.

Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut :

---------------------------------------------------------------------------------

Fungsi peralatan Ukuran & Joint W.O & G

---------------------------------------------------------------------------------

Katup penutup s/d 40 mm Ball

(stop valve) screwed Butterfly

Gate

Diaphragma

------------------------------------------

50 mm ke atas Butterfly

flanged Gate

---------------------------------------------------------------------------------

Katup pengatur s/d 40 mm Globe

(Regulating valve) screwed Butterfly

Diaphragma

-------------------------------------------

50 mm ke atas Butterfly

flanged Globe

RKS TEKNIS PL 5

---------------------------------------------------------------------------------

Non return valve s/d 40 mm Swing check

screwed Spring disk check

---------------------------------------------------------------------------------

50 mm ke atas Double swing check.

flanged Disk check.

Spring disk check

--------------------------------------------------------------------------------

Strainer "Y" type

"Bucket" type

--------------------------------------------------------------------------------

Pressure Reducer Die and flow type

--------------------------------------------------------------------------------

Pressure Indicator Dial dia 100 mm Dial type

--------------------------------------------------------------------------------

Note : W = water, O = Oil, G = Gas.

2.03.0. PERSYARATAN PEMASANGAN

2.03.1. U m u m

1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin

kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai,

serta memperkecil banyaknya penyilangan.

2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari

50 mm di antara pipa- pipa atau dengan bangunan & peralatan.

3. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang

diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,

sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.

4. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi

dengan flanges, water mur dapat digunakan bila keadaan sangat memaksa.

5. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang

pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

6. Sambungan pipa besi untuk ukuran sampai dengan 2” (dua Inch) menggunakan

screw, dan lebih besar dari 2” (dua Inch) menggunakan Flange.

7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,

kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.

a. Di bagian dalam bangunan.

Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 % - 2 %

b. Di bagian luar bangunan.

Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 % - 2 %

Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %

8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik

buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah

pengisian maupun pengurasan.

9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan

dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.

10. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa

dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan

fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

11. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan di

mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.

12. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara selubung dan

pipa-pipa harus dipakal dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang

lain.

RKS TEKNIS PL 6

13. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam

pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup

dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda- benda

lain.

14. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali

sehingga kembali seperti kondisi semula.

� Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.

� Untuk pipa kebakaran minimum 75 cm dibawah tanah diberi anti karat merek

Densopol/Densotape tebal 1.5 -3 mm dengan overlap 1-2 cm, dan harus dilapis

minimal dua kali dengan anti karat agar didapat perlindungan pipa terhadap

karat yang maximal.

� Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10 - 15

cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan

tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.

� Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan

beton pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.

� Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman

(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter

pipa tersebut.

15. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .

16. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak mudah lepas dan

didalam tanah harus diberi blok-blok beton yang ukurannya disesuaikan dengan

kebutuhan.

17. Sambungan-sambungan flexible harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa

secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat

yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.

18. Katup-katup dan fitting pada pemipaan sedemikian rupa harus ukuran jalur penuh.

19. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah pipa

harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta peregangan tidak terjadi pada

alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.

20. Pemasangan peralatan kontrol pada pipa harus pada pipa horizontal dan

diperhitungkan agar dipasang pada tempat aliran air yang laminer.

21. Untuk pemasangan semua floor drain dan Kitchen Sink maupun Wastafel serta WC

dan Urinoir harus dilengkapi dengan P – Trap.

22. Untuk pipa AK, ABK, ABD dan AH setiap panjang 15 m harus dilengkapi dengan

Clean Eye (TY) untuk keperluan Maintenance.

23. Semua pipa dan fitting yang diajukan harus ditest tekan sampai pecah (Owner

berhak mengganti dengan merk lain bila pengetesan gagal).

24. Untuk semua belokan pipa di dalam tanah harus dilengkapi dengan thrust block

2.03.2. Penggantung dan Penumpu Pipa.

1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel

dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian

atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan

dalam tabel berikut ini :

---------------------------------------------------------------------------- Jenis Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang

Pipa (mm) ------------------------------------------

Interval Interval

mendatar Tegak

(m) (m)

-----------------------------------------------------------------------------------

RKS TEKNIS PL 7

Pipa PVC 80 0.9 1.2

100 1.2 1.5

150 1.8 2.1

----------------------------------------------------------------------------------

15 s/d 25 0.1 0.2

32 s/d 40 0.3 0.5

50 s/d 65 0.6 0.9

PP-R 80 0.9 1.2

100 1.2 1.5

150 1.8 2.1

----------------------------------------------------------------------------------

2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :

a. Perubahan perubahan arah.

b. Titik percabangan.

c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal- hal lain yang sejenis.

3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :

a. Diameter Batang

-----------------------------------------------------------------------

Ukuran Pipa Batang

-----------------------------------------------------------------------

Sampai 20 mm 6 mm

25 mm s/d 50 mm 9 mm

65 mm s/d 150 mm 13 mm

keamanan 5.

Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil

dari tabel diatas

Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor

dari 2 keamanan 5 terhadap

kekuatan puncak.

-----------------------------------------------------------------

b. Bentuk gantungan.

- Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.

4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

5. Semua pipa gantungan dan penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar

zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

NO. JENIS CAIRAN WARNA PIPA

1. Air Bersih B i r u

2. Air Kotor/ Air Bekas H i t a m

3. Vent Abu-abu

2.03.3. Cara pemasangan pipa dalam tanah.

1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimum 75 cm

dibawah tanah, dibawah pipa air minum.

2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.

3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan

adukan semen.

RKS TEKNIS PL 8

4. Urugan pasir minimum 10 cm dibawah dan 15 cm diatas pipa urug dengan tanah

tanpa benda keras.

5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar (dudukan).

6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.

7. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar

tanpa benda keras.

8. Untuk pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja

atau beton dengan dia meter minimum 2 x dia meter pipa tersebut.

2.03.4. Pemasangan Katup - katup.

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan

untuk bagian-bagian berikut ini :

a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.

b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah

- Di ruang Mesin

--------------------------------------------------------------

Ukuran Pipa Ukuran Katup

--------------------------------------------------------------

Sampai 75 mm 20 mm

100 mm s/d 200 mm 40 mm

250 mm atau lebih besar 50 mm

--------------------------------------------------------------

Lain-lain, ukuran katup 20 mm

c. Ventilasi udara otomatis.

d. Katup kontrol aliran ke atas dan ke bawah

e. Katup pengurang tekanan (Pressure Reducing Valves) Untuk aliran keatas dan ke

bawah.

f. Katup by-pass.

2.03.5. Spesifikasi katup - katup secara umum.

Spesifikasi Teknis Gate Valve, Globe Valve dengan material dan spesifikasi :

- Body : Cast Iron/Bronze

- Body Seat Ring : Bronze

- Nominal Pressure ; 10 - 16 bar.

- Temperature : -10 ºC sampai dengan 120 ºC

- Standard : BS dan atau ASTM.

2.03.6 Sambungan lem PVC.

1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa dan harus melalui

persetujuan dan sepengetahuan Direksi. 2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan

alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong

khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.

3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari

pabrik pipa dan tidak boleh dibakar.

4. Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu dari

kotoran.

RKS TEKNIS PL 9

2.03.7 Sambungan Pipa PP-R

1. Penyambungan antara pipa dan fitting, mempergunakan Hot Welding Joint Type

yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa dan harus

melalui persetujuan dan sepengetahuan Direksi. 2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan

alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong

khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.

3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari

pabrik pipa dan tidak boleh dibakar.

4. Pipa dan fitting yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu dari

kotoran.

2.03.8 Sambungan yang mudah dibuka.

Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :

- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve

- Pada waste fitting dan Siphon.

- Antara kitchen Sink Faucet dan Supply Valve

Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal

threat/sealent.

2.03.9 SLeeves

1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut

menembus konstruksi beton.

2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan

kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.

Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang

mempunyai kedap air harus digunakan sayap.

3. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai

lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis " Flushing Sleeves ".

4. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed

atau " Caulk ".

5. Setiap instalasi dalam bangunan yang menembus retaining wall dan menuju ke

halaman/eksternal harus dipasang flexible flens dari stainless steel

2.03.10 Pembersihan.

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di

setiap service harus dibersihkan dengan seksama menggunakan cara-cara /

metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

Desinfeksi :

- Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor

selama 1 jam setelah itu dibilas.

- Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu

dibilas.

2.04.0. P E N G U J I A N

1. Pemborong wajib melaksanakan pengujian untuk setiap bagian dari sistem sesuai

Permintaan MK

2. Pemborong wajib memberitahukan rencana pengujian kepada MK dan Owner.

Pengujian yang tidak dihadiri MK dan Owner dinilai tidak sah dan harus diulang

RKS TEKNIS PL 10

3. Untuk posisi pompa dan motor harus dilakukan pengecekan leveling dari poros

Pompa sesuai dengan standar pabrik pembuat

2.04.1. Sistem Air Bersih.

1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air 1,5

kali tekanan kerja normal tapi tidak kurang dari 15 kg/cm2 jangka waktu 4 jam.

2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.

2.04.2. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.

1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 5 kg/

cm2 selama 4 jam.

2. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik

tertinggi selama 1 jam.

3. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.

4. Testing keseluruhan menggunakan bola karet dengan diameter disesuaikan dengan

diameter pipa (maximum dia. 2 1/2 “ ) yang ditulis identitasnya dan dari toilet

mana bola itu berasal dan selanjutnya harus sampai ke SWP / STP

2.04.3. Sistem Air hujan.

1 Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 5 kg/

cm2 selama 4 jam.

2 Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik

tertinggi selama 1 jam.

3 Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji

kembali.

2.05.0. PENGECATAN

2.05.1. U m u m

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :

� Pipa servis.

� Support pipa dan peralatan Konstruksi besi.

� Flens.

� Peralatan yang belum dicat dari pabrik.

� Peralatan yang catnya harus diperbaharui.

2.05.2. Persyaratan Pengecatan

Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

------------------------------------------------------------------------------------------------

Lokasi Pengecatan Pengecatan

------------------------------------------------------------------------------------------------

Pipa dan peralatan dlm plafond - Zinchromate primer 2 lapis

Pipa dan peralatan ekspos - Zinchromate primer 2 lapis & cat akhir 2 lapis

Pipa Besi dalam tanah - 2 lapis flincote & dilapis densotape dengan

tebal minimal 1.5-3 mm & dioverlap 1-2 cm.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk pipa yang mempunyai warna asli dari pabrik maka harus diberi indikasi dari

fungsi pipa tersebut dan arah alirannya

RKS TEKNIS PL 11

2.06.0. TESTING DAN COMMISSIONING.

1. Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara

partial dan secara sistem, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah

dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung

jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik

hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

2.07.0. KATUP LABEL (VALVE TAG).

1. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan

pemeliharaan.

2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan di

tags katup.

3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau

kawat.

3.00.0. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL PLUMBING DAN DRAINASE

3.01.0. U M U M

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara

keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-

peralatan bahan- bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh

instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesipikasi, gambar dan bill of

quantity.

3.02.0. URAIAN PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :

1. Instalasi Sistem Pemipaan Air Bersih.

2. Instalasi Sistem Pemipaan Air kotor dan Air Bekas

3. Instalasi Sistem Pemipaan Air Hujan dan drainase

4. Instalasi Sistem Pemipaan Vent.

3.03.0. GAMBAR KERJA

Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus

menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui antara lain sebagai berikut :

- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan

fixtures.

- Detail denah perpipaan

- Detail denah perkabelan

- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.

- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

3.04.0. GAMBAR INSTALASI TERPASANG.

Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai

jalur terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada

RKS TEKNIS PL 12

akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati

keadaan sebenarnya.

4.00.0. SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH

4.01.0. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Pemipaan

b. Penyambungan ke peralatan penunjang

c. Penyambungan ke peralatan plambing

4.02.0. PERALATAN UTAMA

4.02.1. Persediaan Air Bersih

a. Tangki air atas (Roof Tank)

Tangki air atas terbuat dari Fibre Reinforced Plastic (FRP) dengan sistem

pembuatan Compression Moulding atau Vacum Laminate dengan standard

ASTM C 582 dan BS 4994..

Adapun kelengkapan tangki minimal sebagai berikut :

� Manhole

� Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.

� Pipa masuk,keluar, peluap dan pipa penguras.

� Sambungan flange untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras,

dsb.

� Base Plate canal C 150.

� Semua Sistem perkuatan di bagian dalam tangki dilapisi dengan FRP.

5.00.0. SISTEM PEMIPAAN AIR KOTOR DAN AIR BEKAS

5.01.0. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air kotor dan air bekas disini antara

lain adalah sebagai berikut :

1. Perpipaan

2. Penyambungan dengan peralatan Plambing

3. Floor Drain

4. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out

5. Roof Drain

5.02.0. PEMIPAAN

1. Umum.

- Macam perpipaan air limbah adalah pemipaan untuk Air Hujan, Air Limbah

Saniter dan vent.

- Jenis pipa lihat ‘SPESIFIKASI PERPIPAAN’.

RKS TEKNIS PL 13

2. Limbah Air Hujan.

Perpipaan air hujan mulai dari Roof Drain di atap sampai selokan halaman.

3. Limbah Saniter dan Vent.

Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Lavatory,

dan Floor Drain, disalurkan ke Septic Tank. Untuk lokasi toilet yang memungkinkan

air limbah secara gravitasi maka pengaliran air limbah dilakukan secara gravitasi.

5.03.0. FLOOR DRAIN

1. Floor drain yang digunakan harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan

50 mm Water Seal.

2. Floor Drain terdiri dari :

� Stainles Steel atau Chromium plated bronze cover and ring

� PVC Check

� Bitumen coated cast iron body screw outlet connection dan dengan flange

untuk Water prooving.

3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :

Outlet diameter Cover diameter

2” 4”

3” 6”

4” 8”

5.04.0. FLOOR CLEAN OUT/CEILING CLEAN OUT.

1. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface

Opening Water Proofed Type.

2. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out terdiri dari :

- Stainles Steel plated atau Chromium plated bronze cover and ring heavy duty

type

- PVC neck

- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for

waterproofing.

3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet

sehingga mudah dibuka dan ditutup.

5.05.0. ROOF DRAIN

1. Roof Drain yang dipergunkan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi

waterproof.

2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah minimal sebesar dua kali luas

penampang pipa buangan.

3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :

- Bitumen Coated Cast Iron body dengan waterprooved flange.

- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.

- Bitumen Coated cover Dome type

-

5.06.0. P" TRAP

1. P" TRAP yang digunakan disini harus jenis multi inlet dan atau yang single

outlet.

2. Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.

3. P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari Cast Iron atau PVC class 5 kg/cm2.

RKS TEKNIS PL 14

6.00.0. PRODUK INSTALASI PLAMBING

NO. U R A I A N MERK/PEMBUAT

1

Pipa- Pipa

* Pipa Upvc, VP-Class JIS

K-6741

* Pipa PP-R

Vinilon, Wavin, Unilon, Rucika

GENOVA, Fusiotherm, POL System

2 Fitting Pipa PVC TSK, Rucika, PPI, Vinilon, CM

3 Gate Valve Class 10K- 20 K AFA, Showa, Socla, Kitz, Hattersley

4 Globe Valve Class 10K- 20 K AFA, Showa, Socla, Kitz, Hattersley

5

Floor Drain/Smart Drain

Antasan, Kharisma, Onda

6 Roof Drain Antasan, Kharisma, Onda

7 “P” Trap Upvc Antasan, Kharisma, Onda

8 “P” Trap Cast Iron Duicker, PAM Global

9 Lem PVC Asoka

10 FRP Tank Dua Roda,Megatank, SETARA

11 Clean Out Antasan, Kharisma, Onda

Note :

1. Bahan dan peralatan yang diajukan harus sesuai dengan data teknis dan

merk / brand yang tercantum dalam spesifikasi tersebut diatas.

2. Dalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari Agen / Distributor

resmi yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing – masing. Surat penunjukan

(dari Agen / Distributor) tersebut harus dilengkapi dengan tanggal penunjukan

serta masa berakhirnya (sudah kadaluarsa atau belum).

3. Surat Penunjukan tersebut harus dilampirkan dalam setiap pengajuan

“Aprroval Material”.

4. Material-material tersebut diatas harus dilengkapi dengan surat “Country of

Origine” yang berasal dari pabrikan masing-masing dan bukan dari Agen

maupun Distributor.

5. Dalam surat “Country of Origine” berisikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Tercantum Nama pabrik pembuat, Negara asal dan Lokasi pabrik.

b. Pengesahan dari Departmen yang terkait baik dari Pemerintah, Lembaga

resmi lainnya ataupun dari pabrikan sendiri.

c. Nomor seri barang (Serial Number) yang dikirim (kecuali untuk barang-

barang yang dibuat secara “Mass Production”, sehingga tidak ada nomor

serinya.

d. Kelengkapan-kelengkapan teknis pendukung lainnya yang seharusnya

dikirim bersama product yang bersangkutan.

e. Pencantuman nama Proyek dalam surat ”Country of Origine”.

6. Semua material/barang yang dikirim harus dilengkapi surat pernyataan dari

pabrik bahwa barang yang dikirim adalah barang “BRAND NEW” dan bukan

RKS TEKNIS PL 15

merupakan barang Rekondisi Pabrik, barang-barang cacat/tidak sempurna,

barang-barang ‘KW” atau daur ulang yang dapat dijual dibawah harga pasaran.

7. Semua material yang dikirim harus dilengkapi dengan “Surat Garansi” dari

pabrikan yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :

a. Jangka waktu dan periode masa garansi.

b. Kondisi-kondisi kerusakan yang akan diganti oleh pabrik.

c. Sifat garansi yang ditawarkan adalah

i. “One to one replacement” (ganti total) atau

ii. “Hanya Spare Part” dan ongkos perbaikan saja atau kondisi yang

lain.

iii. Lamanya proses penggantian terhadap point i dan ii.

8. Pernyataan dari pabrik bahwa barang yang dikirim telah lulus test dan

dilampirkan hasil testnya (QC test atau Certificate of Factory Test) pada saat

barang on site.

9. Untuk material-material import, harus disertakan surat “Bill of Leading”

untuk pengechekan lapangan saat “On Site”.

10. Surat “Meet to Spek” (diberikan pada waktu serah terima pertama} sebagai

berikut,

a. Menyatakan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan parameter-

parameter dalam spesifikasi.

b. Melampirkan hasil pengechekan lapangan waktu “On Site”.

c. Melampirkan hasil test (test lapangan atau test di site).

d. Ditanda tangani oleh Wakil Owner dan Konsultan Pengawas.

oOo