RKS Mekanikal

92
PERINDO JKT BAB VI SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI PERALATAN INSTALASI TATA UDARA Pasal 1 KEBUTUHAN UMUM 1.1. PERATURAN PEMASANGAN Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut : ASHRAE, ARI ASTM, ASME dan SMACNA. Naational Fire Protection Association (NFPA) Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat ijin Pemasangan Instalasi Tata Udara dari instalasi yang berwewenang dan telah biasa mengerjakannya. Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam penawaran. 1.2. GAMBAR RENCANA a Gambar-gambar rencana dan persyaratan persyaratan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. b Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada. c Gambar-gambar Arsitek, Struktur / Sipil maupun interior harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan. 1.3. KOORDINASI. a Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan. b Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lainnya. c Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi lainnya maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. C - 60

description

contoh RKS Mekanikal

Transcript of RKS Mekanikal

Page 1: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

BAB VISPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI PERALATAN INSTALASI TATA UDARA

Pasal 1 KEBUTUHAN UMUM

1.1. PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :ASHRAE, ARI ASTM, ASME dan SMACNA.Naational Fire Protection Association (NFPA)Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.Peraturan Menteri Tenaga Kerja

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat ijin Pemasangan Instalasi Tata Udara dari instalasi yang berwewenang dan telah biasa mengerjakannya. Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam penawaran.

1.2. GAMBAR RENCANA

a Gambar-gambar rencana dan persyaratan persyaratan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

b Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.

c Gambar-gambar Arsitek, Struktur / Sipil maupun interior harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan.

1.3. KOORDINASI.

a Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

b Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lainnya.

c Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi lainnya maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.4. PELAKSANAAN PEMASANGAN.

a Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas / MK dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan yang lainnya, jarak terhadap

C - 60

Page 2: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi accessories yang dipakai. MK / Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.

b Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi MK / Pengawas.

c Beberapa peralatan tertentu (a. 1 seperti pompa fan, dll.) ada asumsi yang diambil Konsultan dalam menentukan performancenya.Asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai dengan aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali performance dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan dari MK / Pengawas sebelum dilakukan pengetesan.

1.5. PERSETUJUAN MATERIAL, PERALATAN DAN DOKUMEN YANG DISERAHKAN.

a) Umum.Dalam jangka waktu 90 hari setelah menerima SPK, dan sebelum memulai

pekerjaan instalasi peralatan atupun material, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing, daftar peralatan dan bahan yang akan digunakan pada Proyek ini utuk disetujui oleh MK / Pengawas.

MK / Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua bahan yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh / dokumen ini.

b) Shop Drawing.Kontraktor harus mengajukan gambar kerja berikut potongan dan detail yang

diperlukan untuk diperiksa dan disetujui.Dengan mengajukan gambar-gambar ini berarti kontraktor sudah mempelajari

keadaan setempat, gambar-gambar Struktur, Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya.

c) Daftar Peralatan dan Bahan.Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan

pada Proyek ini harus Konsultan Perencana / Pengawas /MK dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data-data teknis, performance dari peralatan.

Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus memenuhi spesifikasi.

d) Seleksi Data.Untuk persetujuan bahan dan peralatan, kontraktor harus melengkapi dengan

seleksi data dan menyerahkan dalam rangkap 4.Kontraktor harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan

memberikan tanda.

e) Data-data pemilihan meliputi :1) Manufacture Data.Meliputi brosur, spesifikasi serta informasi-informasi yang tercetak cukup

jelas dan detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.

2) Performance Data.

C - 61

Page 3: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu label atau curva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menseleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.

3) Quality AsuranceSuatu pembuktian dari Pabrik atau supplier setempat terhadap kualitas dari unit, yang menyatakan bahwa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.

1.6. PERALATAN DAN BAHAN.

a Umum.Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai

dengan brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

b Peralatan dan Bahan Sejenis.Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus

diproduksi oleh pabrik (merek) yang sama, sehingga memberikan kemungkinan dapat dipertukarkan.

c Penggantian Peralatan dan Bahan.Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender harus sudah memenuhi spesifikasi. Bila ternyata dalam pengajuan saat tender ada peralatan dan bahan yang tidak memenuhi spesifikasi, maka spesifikasi tetap harus dipenuhi, bila sudah ditunjuk sebagai kontraktor Pelaksana Pekerjaan, dan ini akan dibuktikan dalam pengajuan persetujuan bahan/material, tanpa adanya claim tambahan biaya.

Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantiannya harus dari jenis setaraf atau lebih baik ( equal or better ) yang disetujui. Bila pihak MK / Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung kontraktor.

1.7. AS BUILT DRAWING ( Gambar Instalasi Terpasang ).

Kontraktor harus menyerahkan 1 (satu) set as built drawing berupa gambar transparant dan 3 set gambar cetak birunya. Gambar as built drawing ini lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini, berikut gambar-gambar detail dan gambar potongan. As built ini harus menunjukkan lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian instalasi referensi yang digunakan seperti kolom, dinding dan lain sebagainya.Kontraktor harus menunjukkan pada satu set gambar cetak biru dari gambar kontrak terhadap, deviasi-deviasi, pengembangan dan revisi-revisi yang terjadi semasa pelaksanaan.

Pada setiap gambar "as built drawing" harus tercantum

C - 62

Page 4: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

a Nama pemilikb Nama Konsultan Perencanac Nama Konsultan Pengawasd Judul gambar / dan dari bagian dari bangunan- Nama kontraktore Nomor gambarf Nomor lembar gambar dan jumlah lembar gambarg Tanggal.

1.8. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN.

Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan dari ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari kontraktor dan menyetujui kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak MK / Pengawas.

Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak MK / Pengawas.

1.9. LAPORAN-LAPORAN.

Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambar mengenai : Kemajuan Pelaksanaan di lapangan

Pasal 2 KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM TATA UDARA

2.1. UMUM

Pasal-pasal dibawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian-bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi Air conditioning.

Gambar-ganbar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2.2. PUBLIKASI CODE DAN STANDARS.

Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk instalasi maupun peralatan. Untuk publikasi. Code atau standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti Standard codes atau publikasi International yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :

a AVE - 1941b SMACNA - 85c ASHRAE - Guide and Data Bookd NFPA - 90 Ae ARI

C - 63

Page 5: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

f AMCAg CTI

dan lain-lain standar yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang belum tercantum di atas.

1) Kondisi PerancanganKondisi udara luar

Temperatur 92 0F +/- 4 Relative Humudirty 70%

2) Kondisi dalam ruangan Temperatur 75 0F-760F +/- 4 0F Relative Humudity 55% +/- 10% RH

3) Kondisi dalam ruangan (KORIDOR) Temperatur 77 0F-780F +/- 4 0C Relative humudity 50% +/- 5% RH

4) Noise Criteria Kantor 35 - 40 NC

2.3. PERLINDUNGAN KEBAKARAN.

Semua instalasi yang secara peraturan ataupun ketentuan mengharuskan diperlukan peralatan tambahan yang mencegah perambatan api, disebabkan adanya saluran ducting yang menembus dinding tahan api, disebabkan adanya saluran ducting yang menembus dinding tahan api 2 jam, harus dilengkapi dengan fire damper yang mempunyai ketahanan juga 2 jam dan untuk celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai yang harus menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

2.4. INSTALASI.

a Umum.Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara

pemasangan yang praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.

b Landasan Peralatan.Semua landasan untuk peralatan dan motor harus dibuat sedemikian rupa

sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada di luar landasan.

Landasan berupa rangka dari struktur beam atau besi kanal yang dilas.

Ketinggian besi kanal/beam adalah 150 mm untuk panjang span 1,8 m dan 1,5 dari panjang span kanal / beam bila melebihi panjang 1,8. Suatu kanal / beam diagonal perlu ditambahkan bila ukuran landasan melebihi panjang 2,5 m.

Untuk inertia concrete block, seluruh panjang/lebar dari sisi-sisi sudut diperkuat dengan besi siku dan concrete blok-nya sendiri harus memakai reinforcement bar.

C - 64

Page 6: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Diperlukan arthquake bumper untuk mencegah terjadinya gerakan yang berkelebihan pada saat peralatan dihidupkan, dimatikan ataupun pada saat gempa. (khusus bagi landasan / inertia block yang menggunakan vibration isolator).

Dibutuhkan minimum 4 bumper untuk peralatan yang beratnya kurang dari 900 kg dan 8 bumper untuk perallatan yang beratnya lebih dari 900 kg.

Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya ditambah berat landasan.

c PlatformsUntuk peralatan seperti fan dan sejenisnya yang menggantung dan duduk suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas atau di bautkan, atau dikeliling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.

2.5. PENETRASI ATAP.

Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi tersebut sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.

2.6. PENCAPAIAN PERALATAN UNTUK SERVICE.

Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah di capai dalam perbaikan termasuk juga accessories pipa dan duct seperti valve, trap, clean, out, damper, fitler, venting dll.Untuk itu kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.

Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada MK/Pengawas ( bila belum ditunjukkan pada gambar )pintu-pintu service ( acces panel ), untuk setiap peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.

Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel tersebut sehubungan dengan letak peralatan / accessories dengan kaitannya dengan Arsitek/Interior perlu dibicarakan dengan MK / Direksi Pengawas untuk disetujui.

2.7. PERLINDUNGAN, PERALATAN BAHAN.

Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk melindungi peralatan-peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.

C - 65

Page 7: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-peralatan fixturs dll. dibersihkan atau di test dan diadjust kembali untuk membuktikan bahwa peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).

2.8. PENGECATAN.

Semua bagian-bagian pekerjaan menyangkut carbon steel yang tidak digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.

Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish tersdiri atas dua lapis cat copolymer.Untuk peralatan-peralatan yang cat fabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan, penyimpanan dan lain dsb, harus dicat kembali sesuai asllinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan MK / Pengawas.Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standard.

2.9. ANTI KARAT.

a Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak diperlukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens dan lain sebagainya) harus di cat dengan cat anti karat, yaitu zinchoromate dan selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.

b Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.c Vibration isolation harus dari jenis yang tahan karat. Bila vibration isolator

berada di udara terbuka (karena hujan) maka harus tahan karat dan selanjutnya dillapisi PVC coat dan bituminus paint.

d Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bekas las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.

2.10. PENOMORAN, NAMA PERALATAN / ACCESSORIES.

Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama peralatan dan nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet atau sebagai tercantum pada gambar rencana.Bila ada peralatan atau accessories yang belum mempunyai kode nama dan nomor, kontraktor wajib mengusulkan kepada MK/Pengawas dan semua ini sudah harus tercantum dalam as built drawing.

Pasal 3 BIDANG PEKERJAAN AC

C - 66

Page 8: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan instalasi ini meliputi pekerjaan yang tertera dalam gambar-gambar rencana dan RKS mengenai pengadaan, pemasangan, penyetelan, pengetesan dan pemeliharaan pada jangka waktu tertentu dari sarana-sarana termasuk kelengkapan-kelengkapan dari sarana-sarana penunjang pekerjaan instalasi tersebut di atas, sehingga pada waktu penyerahan instalasi ini betul-betul dalam keadaan jalan dengan baik sesuai dengan sistem yang dikehendaki.

Sistem instalasi ini meliputi :

a Sistim pengkondisian udara dengan AC.

AC sistim VRV Split ceiling cassete untuk Semua lantai seperti tertera dalam gambar rencana :

1) Air cooled VRV ceiling cassete unit lengkap dengan accessoriesnya.2) Indor unit lengkap dengan accessoriesnya.3) Dengan merk ;Daikin, Fujisu, Samsung setara..4) Peralatan-peralatan kontrol untuk sistem ini :

Three way modulating control valve Water flow swicth Remote control panel Dan lain-lain.

5) Instalasi pemipaan secara lengkap untuk instalasi ini.6) Instalasi listrik untuk keperluan sistim AC ini terdiri dari :

Pengadaan dan pemasangan serta penarikan kabel dari PD AC ke panel panel kontrol masing-masing.

Pengadaan dan pemasangan sub panel masing-masing peralatan AC dan panel-panel kontrol yang diperlukan.

7) Dudukan-dudukan mesin termasuk damper-damper dan peredam suara di dalam ruangan-ruangan mesin sehingga suara yang timbul di dalam ruangan-ruangan kerja masih dalam batas-batas persyaratan yang tidak mengganggu.

8) Mengadakan testing instalasi AC9) Memberikan service dan maintenance selama masa pemeliharaan.10) Mengadakan perbaikan-perbaikan dari semua kerusakan yang di

akibatkan oleh pekerjaan ini dan lain-lain, dalam masa pemeliharaan.

b Sistim pengkondisian udara dengan ventilating fans untuk ruang-ruang yang tidak dikondisikan udara dengan AC di gunakan ventilating fan :

1) Untuk ruang parkir menggunakan Adjustable Axial Fan Type.2) Untuk toilet pria, wanita, Panel, Ruang sample , Gudang, Kitchen

menggunakan type wall.3) Pressurization fans 1 unit type roof centrifugal.4) Instalasi pengaliran udara dengan duct, beserta grille dan lain-lain.5) Instalasi listrik lengkap dengan panelnya.6) Dudukan-dudukan termasuk peredam-peredam suara & peredam

getarnya.7) Mengadakan testing dan balancing serta perbaikan yang di akibatkan

oleh pekerjaan ini dan lain-lain.

C - 67

Page 9: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

c Sarana-sarana penunjang untuk menyelesaikan pekerjaan ini dan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan instalasi ini:

1) Peralatan/perlengkapan kerja. Pemborong harus mengadakan semua peralatan/perlengkapan kerja

untuk melaksanakan pekerjaannya, seperti : Generator; tool kit; alat-alat ukur; alat-alat keselamatan kerja dan lain-lain, sesuai dengan sifat pekerjaannya. Pengadaan dan perawatan peralatan tanggung jawab pemborong.

Pemborong harus mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan intruksi pengawas lapangan dengan peralatan-peralatannya, seperti pengambilan PEIL dan pengukuran-pengukuran lainnya.Pemborong wajib menyediakan papan nama proyek sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Daerah setempat.

2) Penyediaan Kantor Proyek dan Gudang :

Pemborong harus membuat dan menyediakan untuk kebutuhannya ; kantor kerja proyek lengkap dengan peralatan kantor yang dibutuhkan secukupnya misal ; meja dan kursi kerja; lemari arsip; rak-rak contoh bahan; meja kursi tamu dan rapat; mesin tik dan peralatan-peralatan kantor/tulis; tustel; dan lainlain untuk kebutuhan pemborong sendiri.

Pemborong harus menyediakan gudang untuk menyiapkan material yang akan digunakan sesuai kebutuhan.

Pasal 4SYARAT - SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. U M U M

Bangunan ini menggunakan AC sistim VRV Seplit Ceiling Cassete jenis air cooled Ceilling Cassete merk : Daikin, Fujitsu, Samsung atau setara. Unit ini harus merupakan satu kesatuan yang sudah dirakit secara sempurna oleh pabrik pembuatnya dan sudah mejalani uji coba di pabrik pembuatnya. air cooled VRV Ceiling Cassete, lengkap dengan assesoriesnya.

Pasal 5INDOR UNIT

5.1. UMUM

C - 68

Page 10: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Secara garis besar Indor Unit yang harus di pasang rata plafon dengan merk : Daikin,Fujitsu, Samsung atau setara.Pada prinsipnya, setiap Indor Unit terdiri dari bagian-bagian : Low Velocity filter section, acces lengkap dengan pintu, draw through fan section lengkap dengan centrifugal fan; motor penggerak 1450 RPM serta transmisi penghubung; cooling coil section fan, dan lain-lain.

5.2. DATA - DATA TEKNIS

a Casing :

1) Terbuat dari galvanized steel sheet with baked polyester pawder paint finish Duble skin dengan penguat kerangka dari besi profil untuk mencapai kekuatan yang maximum.

2) Coil dan fan section merupakan removable panels yang di isolasi dengan matfaced fibre glass.

3) Dilengkapi pula dengan Drain pan yang diisolasi dengan matfaced fibreglass.

4) Dilengkapi pula dengan Drain-pan yang diisolasi.

b Cooling Coil :

1) Terbuat dari alumunium fin yang terpasang pada cooper tube2) Coil harus memenuhi stadard ARI 410.723) Pemilihan cooling coil harus melalui computer selection program, out put

dari computer harus dilampirkan.

c F a n :

1) Performance data dari fan harus memenuhi standard dari ARI 430.78.2) Untuk aliran udara s/d 20.000 cfm dilayani dengan jenis forward curved

(F.C Fans)3) Untuk aliran udara diatas 20.000 cfm harus dilayani dengan jenis back

wardly inclined (B.I Fans) atau jenis air foil wheels (A.F. Fans)4) Fans setelah terpasang harus menjalani uji coba keseimbangan

secara statis maupun dinamis.

d F i l t e r

Type FARR Filter media non moven cotton fabric UL class 2 60/60 setebal 2 inc dengan frame dari heavy gauge metal. Arrestance rata-rata 9 s/d 92% dan duct holding capacity 0,24 inches w.g.

e M o t o r 1) Jenis totally enclosed (TEFC)2) Putaran 1450 rpm3) Cocok untuk tegangan 380/3/50.4) Lebih di utamakan lokasi motor berada di luar casing, sehingga panas

yang ditimbulkan oleh motor tidak merupakan beban tambahan bagi cooling coil/tidak terbawa oleh aliran udara.

f Perletakan Indor Unit

C - 69

Page 11: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

1) Di digantung di plat duct ukuran standard merk tersebut.2) Vibration isolator hingga getaran-getaran tidak diteruskan kepada

kontruksi.

g Drive :1) Jenis variable speed drive, agar volume udara dapat diatur melalui

variable air volume (jika menggunakan VAV).

5.3. SCHEDULE UNIT.

a Terlampir.

Pemborong harus menyesuaikan daya motor dari fan, sesuai dengan yang ditawarkan (computer selection).

Pasal 7PERALATAN KONTROL

7.1. UMUM

Pemborong harus menyediakan dan memasang peralatan kontrol, pada semua unit-unit instalasi AC agar mendapat pengawasan dan pengamanan dari sistem ini, sehingga dapat bekerja sesuai yang diharapkan pada dasarnya alat-alat kontrol ini berfungsi sebagai pengawasan, pengaturan, pengamanan dan penghematan, pemakaian daya dari suatu instalasi AC ini sehingga setiap unit peralatan kontrol sesuai dengan jenis dan fungsi dari pengontrolan itu sendiri. Merk : YAMATKAKE, HONEYWELL.

7.2. DATA - DATA TEKNISa Pengaturan Aliran Chilled water/three way modulating control valve.

1) Suatu sistim interblock harus ada untuk mengatur valve baru energized blower jalan/on kemungkinan mengubah set point harus ada.

b Indicator Lamp.

Indicator lamp pada panel starter maupun remote starter untuk masing-masing peralatan utama dan bantu, dilengkapi dengan lampu-lampu indicator yang menggambarkan keadaan ON, OFF dan OVERLOAD, (O/L) masing-masing peralatan tersebut, Ini akan mengenai keadaan peralatan.

Pasal 8

C - 70

Page 12: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

VENTILATING/EXHAUST FAN

a. Pemborong menyediakan dan memasang fan-fan yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana ex National, Myson, Woods, Nicotra atau Setara.

b. Semua fan harus dapat memenuhi sepesifikasi teknis dari perencanaan ini setelah dipasang, tanpa menimbulkan getaran dan suara (Noise) yang berkelebihan/tidak wajar. Rotor dari setiap fan harus telah dibalans statis/dinamis (Noise : 35 - 40 dB).

c. Kapasitas dan performance adalah sebagai tertera dalam gambar equipments schedule, exhaust/supply fans schedule.

d. Untuk setiap fan yang berhubungan langsung dengan udara luar harus dipasang "Bird Screen" dari kawat allumunium atau galvanized iron mesh (100 mesh), fire damperr.

e. Setiap fan harus mempunyai pengaturan kecepatan yaitu : hight, medium dan low.

f. Untuk Pressure Fan harus menggunakan Pressure Differential Control.

g. Data-data terperinci pada daftar peralatan.

C - 71

Page 13: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Pasal 9DATA - DATA & SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI

9.1. SISTIM DUCTING

a Material

Material untuk pekerjaan ducting ini adalah Sheet Metal galvanized (Hot dip Zink coated) (U.S. gauge atau BWG) atau plat lapis seng. (BJLS) produksi dalam negeri standard SII produksi/merk gajah berlian/Indolok, Lokfom atau Kemasu. Persyaratan detail dan spec. yang ada serta standard dari pabrik pembuatnya.

b Konstruksi Duct

1) Konstruksi duct untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure di dalam duct sampai 3" WG. Duct harus di uji terhadap kebocoran.

2) Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan hal-hal khusus yang harus dipenuhi diluar standard tersebut.

3) Semua sambungan melintang duct untuk ukuran di atas 24" harus memakai sambungan flens dari besi siku dengan memakai rubber packing tebal 2 mm.

4) Semua sambungan harus rata pada sebelah dalam dan rapi disebelah luar dan diberikan penyekat (seal).

5) Hubungan antara dimensi duct dengan pemakaian sheet metal adalah sebagai berikut :

Ukuran isi terpanjang Galvanized sheet metal

Sampai dengan 12" BJLS 503" sampai 30" BJLS 6031" sampai 52" BJLS 8053" sampai 80" BJLS 10081" keatas BJLS 120

6) Untuk duct yang melewati/mengalirkan gas-gas yang merusak harus diberi pelindung khusus yang sesuai.

7) Semua sambungan ducting harus betul-betul rapat udara dengan menggunakan sealent dan/atau ditutup dengan adhesive tape.

8) Elbow, dibuat sesuai dengan gambar spesifikasi atau gambar detail. Semua elbow harus dari type full radius elbow, jari-jari dalam (Rt) sama dengan lebar duct.

Untuk keadaan dimana harus menggunakan short radius elbow (Rt) lebar duct harus memakai turning vanes. Turning banies jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritmes atas dasar RT/RH. Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide vanes double thickness, sesuai gambar detail.

9) Percabangan (take off), harus memakai spliter damper yang dapat diatur dan dikunci pada kedudukannya dan dibuat sesuai dengan specsifikasi gambar perencanaan.

C - 72

Page 14: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

10) Increaser/reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih 14. Pemborong harus memasang "adjusttable air extractor" pada semua percabangan ke diffuser keudara keluar dapat di atur dikunci.

11) Lubang pengetesan, pada main duct lischrge/suction harus dibuat lubang pengetesan untuk mengukur static dan velocity pressure.

12) Bilamana melalui rintangan yang tidak dapat dihindarkan, pemborong wajib membuat taper offecet atau streamliner tergantung setempat yang dibuat sesuai specsifikasi.

13) Pemborong harus membuat lubang-kubang berpintu (opening) untuk pemeriksaan dan pemeliharaan katup-katup alat pengatur, filter, fire damper serta untuk mengukur pada bagian-bagian penting dari duct.

c Penguat Duct

1) Semua duct yang berukuran lebih besar dari 20" permukaannya harus dibuat cross broken.

2) Ukuran sisi duct lebih besar dari 30" harus diberi penguat besi siku pada keempat sisinya setiap jarak 1,5 m dan dikeling ke metal duct.

3) Semua duct yang ukuran sisinya lebih besar 40" harus diberi penguat memanjang ditengah-tengah sisi terbesar dan dikeling dimetal duct.

4) Persyaratan rangka besi penguat sebagai berikut :

Ukuran terbesar Penguat Penguat antara penguat

30" s/d 40" 1"x1"x1/8" 1,5 m40" keatas 11/2"x11/2"x1/8" 0,75 m

5) Semua yang lebih kecil bila dalam pemasangannya ternyata melengkung harus diberikan tambahan penguat.

6) Semua besi penguat harus dicat dasar anti karat.

d Penggantung Duct

Cara penggantung duct harus sedemikian rupa sehingga praktis tidak terjadi lendutan-lendutan, getaran-getaran dan deformasi.Bahan penggantung dari flamco galvanized system, sudah jadi dari pabrik, bukan membuat sendiri di proyek/tempat kerja.Persyaratan penggantungan harus mengikuti :

Ukuran duct Penggantung Trapeze besi Jarak Flamco galvanized siku

s/d 18" 5/16"rod 25x25x3 (mm) 2 m19 s/d 30" 5/16"rod 25x25x3 (mm) 2 m31 s/d 42" 3/8"rod 30x30x3 (mm) 1,5m43 s/d 60" 1/2"rod 30x30x3 (mm) 1,5m

Untuk mengikat konstruksi penggantung ke beton dipergunakan ramset, kalau perlu penyangga ditambah pada jarak-jarak yang lebih pende

C - 73

Page 15: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

e Sambungan Flexible

1) Pemborong harus memasang sambungan rubber canvas (flexible connection ke setiap yang masuk/keluar dari fan .

2) Rubber canvas dari bahan cemen asbes canvas.

3) Panjang flexible connection tak lebih dari 20cm, dan tidak menimbulkan kebocoran pada sambungan.

4) Cara pemasangan sedemikian rupa, tidak meyebabkan pengecilan luas penampang.

f Isolasi Ducting

Bahan isolasi thermis untuk ducting system ini adalah glass wool / fibre glass dengan tebal 1", density minimum 24 kg/m2 dan k=0.0332 w/m.k.Untuk memasang/meletakkan glass woll ini pada ducting harus menggunakan adhesive clip, glass woll dari merk : ACI, Asahi, Parawool atau setara.Setelah pemasangan isolasi glasswool ini, ducting harus dibalut dengan alumunium foil merk : Thermofoil 731, double sided reinforced dan fire resistant. Semua Sambungan-sambungan pada alumunium foil yang ada harus dilapis/ditutup dengan tape kedap uap air.

1) Ducting yang dipengaruhi langsung oleh cuaca (diluar ruangan) diberi lapisan isolasi glass wool setebal 5 cm (2 icnh) dan alumunium foil dua sisi. Bagian luar ducting ditutup dengan G.I. sheet, multiplex, kayu atau lainnya sesuai dengan persyaratan/persetujuan Direksi.

2) Ducting yang berada di dalam ruangan : Bilamana berada pada lantai teratas atau langsung dibawah atap, maka

ducting supply diberi lapisan isolasi glasswool setebal 5 cm (2 inch) dan alumunium foil dua sisi, sedangkan ducting return cukup setebal 2,5 cm ( 1 inch) dan alumunium foil dua sisi.

Untuk atap lantai 19 dan Podium lantai 3 dipasang glass wool 5 cm, dengan dilapisi alumunium foil dan ditahan dengan kawat ram, diletakan diatas rangka besi siku 50x50 atau menggunakan thermal insulation cellulose.

Dengan masing-masingmodul 3 m, arah memanjang dengan jarak 50 cm antara besi satu dengan lain dan arah melebar 100 cm antara sisi besi siku dengan yang lain.

3) Ducting yang aliran udara di dalamnya bersuhu sama dengan udara disekitarnya (misalnya fresh air) tidak perlu di isolasi, kecuali bila disyaratkan lain karena mempertimbangkan peredaman kebisingan.

4) Semua cerobong udara utama, udara keluar maupun udara masuk mesin, harus dilapisi isolasi dalam sepanjang minimum 5 m dari out let mesin. Lapisan ini dari fibre glass setebal 2,5 cm dan lapisan ditutup kasa halus.

5) Persyaratan pemasangan isolasi :

C - 74

Page 16: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Pada semua sambungan , flanges dan lain-lain, isolasi harus over lapped minimal 7,5 cm dan harus ditutup dengan alumunium seal.

6) Bagi duct yang berukuran 200 cm atau lebih isolasi ini harus disangga setiap jarak 1,8 m dengan galvanized wire.

7) Pada tempat-tenpat yang tertekan, isolasi ini hendaknya dilindungi dengan paly BJLS 80 agar tidak rusak.

9.2. GRILLE, REGISTER, DIFFUSER

a Linear diffuser , grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium. Pekerjaan-pekerjaan diffuser; grille dan register ini yang termasuk pekerjaan AC yaitu linear diffuser dan grille diseluruh lantai, linear diffuser dan grille untuk exhaust fan dan linear diffuser dan grille lain.

b Warna untuk linear diffuser, grille dan register dengan warna akan ditentukan kemudian oleh Arsitek.

c Damper dari linear diffuser adalah type : "Opposed blade damper". Konstruksi agar cukup kaku dan tidak bergetar oleh aliran udara.

d Untuk Volume damper yang ditempatkan diduct, blade terbuat dari galvanized iron sheet BJLS120, type opposed blade damper sedangkan frame dari bahan BJLS 140. Damper dilengkapi dengan locking guadrant (ficing devices).

e Linear diffuser dan diffuser grille lengkap dengan plenum dan isolasi luar/dalamnya dibuat oleh pabrik yang tergabung dalam pabrik armature Indonesia dan sudah banyak berpengalaman mengenai pekerjaan ini yaitu : PT. Industira, PT. Viva Electric, Artolite.

9.4. ALAT-ALAT BANTU (VALVE, STRAINER, VENTS DLL.)

a Stop Valve

1) Valve sampai ukuran diameter 2" adalh type Gate Valve bronze body, screwed End, non rising Stem Class 150, Merk : TOYO, KITZ.FIFALCO, RISER

Vale diameter 2 1/2" keatas adalah Butterfly Valve body : Cast Iron, Enf, Connection : Lug Type, Stem : 316 Stainless Steel, Seat : Buna N or EPDM, actuator : diameter 2 1/2" s/d 4 handle operation, diameter 5" keatas Gear operation bertekanan kerja 150 psi. Merk : FIVALCO RISER, WEFLO

2) Setiap valve dilengkapi dengan penumpuh besaran bukaan katup.

b Check Valve

C - 75

Page 17: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

1) Check Valve diameter mulai dari 2" kebawah adalah type bronze body, screw End Class 150.

2) Check Valve diameter 2 1/2" keatas adalh type : Wafer, Dual Plate body : Cast, Plate : Stainless Steel 316, Seals : EPDM, Trim and spirng : Stainless Steel 316, tekanan kerja 150 psi. Merk : WFLO,, FIFALCO, RISER.

c Strainer

1) Strainer diameter dari 2" kebawah type bronze body, screw End Class 150. Merk : TOYO, .KITZ, FIFALCO, RISERStrainer : diameter dari 2 1/2" keatas type Cast Iron body, Flange End, tekanan kerja 10 kgf/cm2.

d Sambungan Flexible Pipe

1) Flange End dari malliable iron2) Cover customer : Neoprene, Tube class timer : Neoprene, tekanan kerja

10 kgf/cm² dan cocok untuk temperatur dan tekanan dari sistem.Merk : PROCO, setara.

e Pressure Reducing Valve Bahan body & cover : Cast Iron, Valve Disc Diaphragma : Synthetic Rubber, Seat : Cast Bronze Stem : Stainless Steel Connection : Flange end Tekanan : 10 kgf/cm2

Merk : FUSHIMAN,DESBORDES,atau setara.

f Safety Relief Valve

Bahan : Body, Cast Iron (FC 20) Valve Disc & Seat : Stinless Steel Spring : Spring Steel Connection : Flange end Tekanan kerja : 10 kgf/cm2

Merk : FUSHIMAN,DESBORDES, atau setara peralatan parkir dengan kedalaman 80 cm, diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.

g Air Release Valve

Bahan : Body Cast Iron Trim : Synthetic Rubber phaspor bronze

C - 76

Page 18: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Float : Polypropylem Connection : Screwed Tekanan kerja : 10 kgf/cm²

Merk : FUSHIMAN, DESBORDES, atau setara

h Dirt pocket dipasang pada titik terendah dari pipa vertical utama.

i Pipa drain 0/4" harus dipasang berikut stop valve pada titik terendah pipa vertical utama dan 1" pada titik terendah pipa CH yang masuk AHU.

9.5. ISOLASI PIPA

a Bahan isolasi pipa digunakan factory preformed sectional, tebal 1 1/2. Untuk pipa sampai 4" dan tebal 2" untuk pipa yang lebih besar dari 4" dengan thermal conductivity K = 0,23, density minimal 4 lbs/cu.ft. Isolasi hendaknya dari palyurethene, styrofoor class DI.

Bagian luar dilapisi dengan vapor barrier jacket dirapatkan dengan adhisive tape dan surface finish sampai tidak terjadi pengembunan pada pipa.

b Pipa yang di isolasi yaitu pipa-pipa chilled water dan pipa drain yang horizontal. Isolasi diletakkan pada pipa dengan memakai perekat yang dianjurkan pabrik pembuat isolasi, demikian juga dengan sambungan-sambungan antara.

c Setelah diisolasi dibalut dengan alumuniunm foil double face, anti kebakaran dan selanjutnya dengan tape alumunium sehingga betul-betul kedap air. Khusus diruang mesin chiller, seluruh pipa sebagai finishing dipakai smoot setting cement paster tebal 1/2", diletakkan dengan cara memakai karung goni yang dilabur dengan acian cement mengelilingi isolasi pipa.

d Balutan tidak kelihatan sambungannya. Cement palster ini dipasang dengan rapih, seluruh permukaan harus rata dan diberi coating 2 kali (PVC base) sehingga kedap air.

e Semua peralatan (alat bantu) pada pipa CHS & CHR harus diisolasi dengan cara-cara yang sama seperti diatas dengan menggunakan armaflex, superlon atau setara.

f Pada setiap gantungan pipa-pipa yang diisolasi harus memakai block kayu setengah lingkaran, tebal sesuai isolasi dengan 3" antara pipa dengan klem gantungan (bahan kayu kamper kelas 1 dan diflincote).

g Pemborong harus menyediakan dan memasang pipa fitting untuk penempatan alat-alat ukur yang dipasang pada alat-alat penting.

h Semua peralatan ukur yang dipasang harus dalam batas yang baik dengan ketelitian tinggi.

C - 77

Page 19: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

i Pipa kondensasi drain harus dilengkapi dengan alat-alat pembersih leher angsa serta alat-alat lain yang perlu. Harus diisolasi sepanjang 2 meter atau sampai pada batas tidak terjadi pengembunan pada bagian luar. Bagian luarnya harus dilapisi dengan wapor barier jacket sampai tidak terjadi pengembunan.

j Tanki expansi.1) Tangki expansi harus diadakan sesuai dengan spec dan gambar

rencana termasuk instalasi pemipaannya2) Tangki ini harus dibuat dari baja tahan karat, yang dicat dasar cat finih

anti karat.3) Setiap permukaan luar tangki harus diisolasi dengan fibre glass sampai

tidak terjadi pengembunan.

Pasal 10PEKERJAAN LISTRIK

Pekerjaan listrik untuk AC dari PD AC sampai ke peralatan AC dan dari stop kontak ke peralatan : Fan dan lain-lain.Yaitu penyediaan, pemasangan/penarikan seluruh kabel dari :

a Panel PD AC ke peralatan AC masing-masing peralatan AC pada tiap lantai dan lain-lain

b Pengadaan & pemasangan kabel-kabel untuk fan dari stop kontak ke masing-masing fan.

c .Pengadaan dan pemasangan panel PD AC, peralatan AC; panel-panel

kontrol dan lain-lain yang diperlukan termasuk pondasi-pondasinya dan relay-relay/contactor-contactor.

d Syarat-syarat :

1) Pekerjaan listrik ini harus menurut PUIL 19872) Persyaratan PLN3) Peraturan pemerintah setempat dan jawatan keselamatan kerja.4) Standard dari pabrik pembuatnya.5) Semua ijin-ijin pemeriksaan dan pengujian serta surat-surat

keterangan resmi dilaksanakan pemborong.

e Material :

1) Tiap panel dan unit mesin harus di grounded (kunci segi tiga master). Tahanan pentanahan harus lebih kecil dari 5 OHM, diukur setelah minimal tidak hujan 2 hari.

2) Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam conduit. Masing-masing unit harus dipasang sistim pengamanan yang terpisah untuksetiap phase, pada panel harus diberi lampu indikator, atau alat-alat ukur.

3) Cadangan sebanyak yang ada dan disimpan pada tempat khusus dengan tanda pengenal.

C - 78

Page 20: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

4) Tarikan kabel kabel yang berada di atas plafon harus terletak di dalam suatu cable duct sesuai dengan spec dan gambar. Tarikan kabel arah vertikal supaya diklem pada dinding yang rapi dengan jarak klem 1,5 m.

5) Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai persyaratan yang ada. kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.

6) Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungannya.

7) Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.

8) Penghubung kabel pada terminal harus menggunakan "Kabel Schoen" untuk kabel 25 mm ke atas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan timah pateri lalu dipress hydraulis. Untuk ukuran lebih kecil cukup dengan tang pres tangan. Merk kabel : kabelindo, kabel metal, tranka, supreme, Jumbo dan Voksel.

f. Strarter motor :

Semua starter untuk pemakaian daya motor lebih dari 5 PK harus memakai automatic star delta starter, di bawah 5 PK direct on line (star delta starter harus dilengkapi dengan thermis over load).

Semua Panel star delta dilengkapi dengan :

1) Pilot lamp-red , green and yellow2) Ampere meter - untuk 3 PH3) Disconnecting switch untuk remote star stop.

Pasal 12P E N G E C A T A N

a Semua pipa-pipa yang terpasang harus dicat dasar berikut penggantungnya / penyangga.

b Cat finish untuk masing-masing pipa : CWS pipe : Warna dark blue CWR pipe : Warna light blue Make Up Water : Warna Putih Drain : Warna Abu-abu CHWS/CHWR : Dengan tanda panah

c Setiap pipa dan valve diberi arah panah sesuai aliran pada setiap 3 m pada dua sisi yang bisa dilihat.

C - 79

Page 21: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

d Semua equipment, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau karat yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi dengan warna yang sesuai secara keseluruhan.

Pasal 13P E N G U J I A N

13. 1. U M U M

Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan balancing peralatan instalasi sistim AC dengan disaksikan oleh konsultans perencana/MK, pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan kehadirannya. Semua peralatan termasuk daya listrik untuk keperluan pengetesan adalah tanggung jawab pemborong.

13.2. JENIS PEKERJAAN

Jenis pekerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis besar mencakup masalah- masalah :

a Ducting

Pengujian terhadap kebocoran pada sambungan-sambungan, pengujian temperature, kecepatan dan jumlah aliran udara pada semua diffuser, grille register, pada unit-unit lubang-lubang tempat pengujian (test connection) pada "Supply duct" maupun "Exhaust duct" serta semua damper dan ex tractor yang ada agar diperoleh harga yang sesuai.

b P i p a

1) Pengujian terhadap kebocoran pada semua sambungan pada saat pipa air kondenser dan diberi tekanan hydroulik 10 kg/cm2 atau 1 1/2 kali tekanan kerja.

2) Pengujian terhadap sistim isolasi dengan pengamatan terhadap pengembunan di permukaan luar pipa .

3) Pengukuran balancing dan "adjusting" jumlah aliran suhu dan lain-lain dari sistim dengan flow meter, pressure gauge dan alat-alat lainnya yang diperlukan.

c Listrik

C - 80

Page 22: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Pengujian dan pengukuran kuat arus dan tegangan RPM setiap phase unit-unit kompressor, motor dan sistim pengaturan listrik yang ada. Bandingkan dengan perencanaan dan data dari pabriknya.

d Temperature

1) Pengukuran dan pengujian temperature dan kelembaban pada setiap ruang, diffuser, grille, register, fresh air intake "exhaust" on dan off, coil pendingin, udara luar dan sistim pengaturan lain yang ada.

2) Temperatur ruang : (23±1) ruang operasi (20±1) C, RH : (55±5)%Noise level : 34 ± 1 DB

3) Pengukuran dan pengujian temperature, tekanan dan aliran yang masuk dan keluar setiap alat.

13.3. SYARAT - SYARAT

a Semua pengujian dilakukan setelah sistim berjalan dengan baik secara kontinue 8 jam.

b Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat udara luar suhu 32 (suhu max. didaerah itu).

c Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistim "balance" sesuai atau mende kati persyaratan teknis yang direncanakan.

d Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum dan setelah dipergunakan.

e Syarat-syarat ini berlaku untuk seluruh sistim termasuk chiller, AHU, fan , dan lain-lain.

Pasal 14 MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA

a Peralatan-peralatan instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung saat penyerahan pertama.

b Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 6 (enam) bulan terhitung saat penyerahan pertama.

c Selama masa pemeliharaan ini pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipa sangnya tanpa tambahan biaya.

d Selama masa pemeliharaan tersebut Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga - tenaga yang diperlukan.

C - 81

Page 23: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Dalam masa ini pemborong masih bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.

e Pekerjaan barus dapat diterima dengan baik setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan baik yang ditanda tangani bersama instalastir yang melaksankan pekerjaan tersebut dan Manajemen Konstruksi serta perlu disyahkan juga oleh Instansi yang berwenang (terkait).

f Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, Pemborong pekerjaan isntalasi ini tidak melaksanakan teguran - teguran atas perbaikan/penggantian/kekurangan selama masa pemeliharaan maka Manajemen Konstruksi berhak menyerahkan pekerjaan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya pemborong pekerjaan instalasi ini.

g Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Pemborong harus mendidik/melatih karyawan/petugas dari pemilik sehingga mengenali sistim instalasi dan dapat menjalankan serta melaksanakan pemeliharaannya.

h Pekerjaan Routine.Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine dilaksanakan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu sekali.

Pasal 15LAMPIRAN - LAMPIRAN

15.1. Contoh Perincian Harga Penawaran.

Pemborong dalam menghitung perincian harga penawaran wajib mengikuti contoh blanko form yang diberikan.Jika oleh Pemborong dirasa masih ada jenis-jenis pekerjaan tertentu yang belum termasuk, maka dapat menambahkannya pada lajur yang disediakan untuk maksud ini.

15.2. Orm Data-data Teknis Peralatan.

Pemborong harus membuat dan melampirkan data-data teknis peralatan yang diajukan tersebut selengkap-lengkapnya

BAB VIISPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING

C - 82

Page 24: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Pasal 1PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN INSATALASI PLUMBING

1.1. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH.

a Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama yang diperlukan dalam sistim penyediaan air bersih yaitu instalasi pemipaannya beserta alat bantunya.

b Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan lain-lain seperti yang tercantum dalam gambar.

c Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.

d Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistim plumbing air bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistim berjalan baik, sesuai yang dikehendaki, yaitu suatu sistim instalasi yang sempurna dan terpadu.

e Pengadaan, pemasangan, pengujian mutu air dan ijin-ijin dari Instansi terkait yaitu PDAM dan lain-lain.

f DesinfeksiSebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini dipakai harus dilakukan cara desinfeksi sebagai berikut :

1) Air yang ada dalam sistem dibuang lebih dahulu2) Sistem diisi larutan mengandung 50 mg/l chlor dan dibiarkan selama 24 jam

g Penyediaan dan Instalasi listrik untuk masing-masing peralatan, yaitu penyediaan sub panel dan penarikan kabel listrik kepanel induk dll.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI PIPA AIR LIMBAH (AIR KOTOR, AIR KOTORAN & VENT

a Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya yang diperlukan dalam sistim pembuangan, dari semua alat sanitasi yang ada digedung sampai ke STP (Sewage Treatment Plan), sesuai gambar skematik sistem dan Instalasi pemipaan.

b Pengadaan dan pemasangan pemipaan dari STP sampai ke saluran air buangan (riol).

c Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya.

d Pengujian sistim pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistim plumbing (air limbah) secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistim bekerja baik sesuai yang dikehendaki yaitu suatu sistim yang sempurna dan terpadu.

e Pengujian mutu air dan ijin ijin dari Instansi terkait

C - 83

Page 25: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

f Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap sampai di riol dan rembesan air hujan, (sumur resapan sesuai dengan Surat Kep. Gub. DKI No. 17 tahun 1992 tentang pembuatan sumur resapan), kedalaman sumur rembesan 3 meter maksimum (sesuaikan dengan permukaan air setempat)

1.3. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA PIPA :

Pengadaan dan pemasangan pipa pipa air untuk kamar mandi, dapur dan ruang-ruang plumbing fixture air bersih serta pemasangan instalasinya untuk closet, washtafel, urinoir, shower dan lain-lain.

1.4. PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA-POMPA

Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa, instalasi berikut alat bantunya;

a Untuk pompa distribusi air bersih (centrifugal pump)

b Untuk sumur dalam (deep weel), submersible pump

c Pompa-pompa untuk kebutuhan peralatan STP

1.5. PENGADAAN DAN PEMASANGAN TANKI AIR

Kontraktor harus mengadakan dan memasang tanki air atas (roof tank) lengkap dengan alat bantunya. Roof tank yang dipakai bahan fibreglass, yang dilengkapi dengan alat bantunya supaya bisa bekerja dengan baik dan ditambah floater stop dan indikator-indikatornya untuk mengatur permukaan air.

1.6. LINGKUP PEKERJAAN SEWAGE TREATMENT PLAN

Pengadaan dan pemasangan alat-alat yang diperlukan pada pekerjaan STP dan menjamin instalasi STP ini berfungsi sebagai pengolah limbah/kotoran sesuai dengan yang diinginkan dan melakukan ijin ijin terhadap instansi terkait

1.7. LINGKUP PEKERJAAN DEEP WEEL

Pengadaan dan pemasangan sumur air bersih (sumur dalam) yaitu pengeboran, pemasangan pipa-pipa, pengadaan dan pemasangan pompa-pompa submersible deep weel dan instalasinya beserta pengabelan + panel listrik, mengadakan ijin-ijin kepada Instansi terkait.

1.8. PENGURUSAN AIR PAM

Pengurusan ijin dan penyediaan air PAM sebagai sumber air bersih serta pemasangan instalasinya untuk operasional gedung tersebut.

C - 84

Page 26: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

1.9. PENGADAAN TESTING-TESTING DAN COMMISSIONING

Semua sistim pekerjaan yang terpasang; mengadakan izin-izin yang diperlukan dari instansi-instansi yang ada hubungannya untuk mendapat surat keterangan untuk IPB, dan mendidik operator yang akan menangani peralatan ini sehingga memahami dan menguasai peralatan ini.

1.10. MELAKSANAKAN PEKERJAAN LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN LINGKUP PEKERJAAN PLUMBING INI ANTARA LAIN :

a Pengadaan dan pemasangan semua hanger-hanger dan support untuk pemipaan, peralatan dan lain-lain.

b Pekerjaan testing; cleaning; flushing dan desinfection termasuk perbaikan akibat testing.

c Pekerjaan pembersihan tempat kerja.

d Pengecatan semua pipa-pipa yang kelihatan.

e Pengadaan dan pemasangan lapisan tahan karat dan goni untuk pipa yang ditanam dalam tanah.

f Pengadaan balok-balok yang diperlukan untuk pemasangan pipa-pipa dan peralatannya.

g Pengadaan shop drawing (gambar-kerja) untuk pelaksanaan dan koreksi-koreksi RKS bila ada.

h Membuat time schedule, net work planning; kurva's dan lain-lain yang diperlukan.

i Membuat as built drawing Buku petunjuk operasi dan pemeliharaan dalam bahasa Indonesia rangkap 5 (lima).

j Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada konsultan atau pihak lain yang ditunjuk.Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka kontraktor bertanggung jawab penuh atas kerugian-kerugian yang terjadi.

Pasal 2 PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR LIMBAH

(AIR KOTOR, AIR KOTORAN DAN VENT

2.1. PERATURAN-PERATURAN/PERSYARATAN.

Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan peraturan-peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati.Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal pekerjaan plumbing dimuka.

C - 85

Page 27: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mngetahui akan isi dan maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.

2.2. PENGADAAN POMPA :

a Pompa Sentrifugal (Self Priming), lengkap dengan assesoriesnya panel listrik dan pengabelannya untuk pompa :

1) Type = Centrifugal Multi Stage2) Debit aliran = 500 GPW3) Head = 60 m4) Daya = 18,5 KW5) Putaran = 6) Diameter pipa = 7) Jumlah = 2 buah8) Operasi = Single, bergantian dan paralel alternate.9) Merk = E.Qual, Ideal, Lowara setara

Dilengkapi dengan kontrol panel.Pompa melayani pendistribusian ke roof tank dari ground reservoir. Pompa air bersih ini standard merk E.QUAL, GRUNDFOS, atau setara.

b Boster Pump.

Untuk pemacu tekanan aliran pada instalasi air bersih pada lantai Top, 11 dan 10 Tiap unit Boster Pump terdiri dari :

1) Type pompa : Centrifugal 2) Debit aliran : 90 gpm3) Tekanan : 1 Bar4) Jumlah : 2 buah (single bergantiandan paralel alternate)5) Pressure Tank : 500 liter + asc. tekanan : 2 - 5 Bar6) Merk : E.Qual, Ideal, Lowara setara

Dilengkapi dengan kontrol panel.Diletakkan dilantai atap, pompa standard merk KSB, GAE, GROUNDFOS, TERAL, atau setara.

2.3. PENGADAAN TANGKI ATAS (ROOF TANK)

a Volume tangki = 30.000 [Lt] minimum netto (tiap paket)

b Jumlah ; 1 buah, Ukuran dia = 3 X 5 X 2 m, Bahan ; fibre glass.

c Bentuk ; selinder dilengkapi dengan WLC (Water Level Control), dan menghubungkan sistim ini dengan cara kerja pompa air bersih, dan dilengkapi juga penunjuk volume (maximum dan minimum, tangga didalam (galvanized steel) dan diluar (baja) di setiap tangki.

d Tangki bawah sesuai gambar struktur, yang dilengkapi dengan water level kontrol ( elektrik aotomatic ) dan pemasangan assesories yang berhubungan dengan

C - 86

Page 28: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

kebutuhan pompa dan ground reservoir, dan pemasangan gate valve (water valve) ssesuai gambar perencanaan.

e Penawaran Kontraktor sesuai pembagian-pembagian paket proyek ini.

2.4. UNTUK PEKERJAAN PLUMBING AIR BERSIH.

a Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa dari bahan PVC standard SII 0344-82 seri S 10 tek. (10-12,5) BARDigunakan pipa setaraf WAVIN dan BANLON SUPER.

b Fitting harus dari material dan standard yang sama dengan pipa di atas (yang dikeluarkan oleh pabrik yang sama).

c Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain, harus terbuat dari bahan Flamco galvanized system yang sudah dipabrikasi dan tidak boleh mengunakan gantungan buatan sendiri.

d Valves untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang terbaik setaraf merk ; TOYO, KITZ, FIFALCO, RISER.

e Kran-kran/fixtures harus dipakai yang terbaik, lihat RKS arsitektur.

f Bak kontrol untuk valve dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan tutup beton, lihat RKS Struktur.

2.5. UNTUK PEKERJAAN PEMIPAAN AIR KOTOR DAN VEN.

a Semua pipa air limbah dan ven baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/cm2 standar JIS K 6741- 1984 setara produksi Banlon super, Wavin, dan pipa untuk ven dari bahan Pvc dengan tekanan kerja 8 Kg / Cm2 standar produksi Banlon Super, dan Wavin. Kecuali pipa-pipa yang menyeberang pada jalan-jalan umum dan tempat parkir terbuat dari Galvanized Iron Pipe (GIP) klas medium.

b Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama (Ex. Jepang untuk fitting PVC).

c Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel. (Lihat RKS arsitektur).

d Penggantung-penggantung, klem-klem dan lain-lain, dari flamco galvanized system.

2.6. SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH (AIR KOTOR, KOTORAN).

a Sistem penyambungan pipa.

Sambungan pipa air bersih dengan sambungan Solvent Cement Joint (SCJ) untuk pipa 1 1/2" ke bawah dan untuk 1 1/2" keatas dipakai sambungan RRJ dengan bahan yang sesuai jenis bahan pipa.

C - 87

Page 29: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Untuk katup/valve yang mempunyai 2" kebawah menggunakan katup penutup dari Bronz dengan seri 150, dengan system penyambungan pakai ulir/screwed.Selanjutnya untuk katup 2 1/2" keatas, dipakai katup penutup yang bahannya dari besi tuang (cast iron) dengan seri 150 dengan sistem sambungan menggunakan flanged junction. Untuk katup 3/4" kebawah dipakai katup type bola (globe valve). Untuk katup yang lebih besar dari 3/4"dipakai katup pintu (gate valve). Untuk sambungan-sambungan pipa, socket Bonch Bend, Tee dan lain-lain pada jaringan air limbah dan vent, dipakai bahan yangsepabrik dengan pipanya atau yang disetujui oleh Pemberi Tugas & Konsultan Pengawas Lapangan.

b Pemasangan Penyambungan Pipa-pipa.

Pipa air bersih.

Untuk penyambungan/socket harus yang sesuai standar.Sambungan pipa dipakai sambungan pipa SCJ dan RRJ seperti telah disebutkan diatas. Pada pemasangan katup / valve kurang dari 3" harus memudahkan untuk penggantian dan pemasangan kembali dengan mempergunakan fitting pembantu seperti water moer, double nipple dan lain sebagainya. Untuk sambungan pipa yang lebih dari 1 1/2"digunakan sambungan flanged,dalam penyambungan harus dilengkapi Ring Type Gasket/Ring dari karet dan Gasket untuk lebih menjamin kekuatan sambungan tersebut.Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standard yang dikeluarkan oleh pabrik dan disetujui. Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas Lapangan

c Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya.

1) Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh(rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

2) Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air pemasangannya harus rapih, kuat dalam kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding porselent dan sebagainya.

Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi diatas.

3) Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/ pipa induk, dipasang blok blok dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

4) Pada setiap penyambungan pipa-pipa ke fixtures ataupun equipment atau valve harus digunakan perlengkapan-perlengkapan fitting-fitting khusus kecuali apabila fixture atau equipment tersebut telah dilengkapi dari pabrik.

5) Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap fixture atau equipment harus dipasang valve sesuai dengan gambar-gambar.

d Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem.1) Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker

yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran. 2) Penggantung/ penumpu/klem-klem harus dengan bahan yang sama yaitu flamco

galvanized system, yang difabrikasi (bukan buatan sendiri).

C - 88

Page 30: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

3) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas minimal. Jarak maximum penggantung untuk pipa adalah :

Bahan Diameter Jarak Tumpuan (mm) (m)

Pipa Baja < 20 1 25 - 40 2 50 - 80 3 150 4

Pipa PVC 20 - 40 1 50 1,2 65 - 125 1,5 150 2

4) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada konstruksi bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dan Fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehinga tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/ menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.

5) Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak lebih dari 3 m'.

e Valve-valve.

1) Penempatan dari valves; floor drain; clean out dan equipment serta peralatan lain harus sedemikian rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak menggangu.

2) Semua valve-valve adalah setaraf merk, Toyo, Kitz, Fivalco, Riser yang disetujui dan bilamana mungkin seluruh valve yang terpasang adalah dari satu pabrik.

3) Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "screwed bronze body", type gate valve, non rising steam.

4) Water valve 2 l/2" keatas adalah type butterfly valve body cas iron, end connection : Lug type, Steam : 316 stainless steel, seat : Buns N or EPDM, actuator dan water valve > 4" gear operation.

5) Check valve sampai dengan 2" adalah jenis "screwed bronze body".6) Check valve 2 1/2" - 0/ 3" adalah jenis "flanged steel body".7) Check valve 3 keatas adalah jenis "flanged steel body".

f Pipa-pipa dalam tanah.

1) Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik.

Untuk pipa-pipa air bersih pipa-pipa air limbah tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang sama. Kemiringan + 1,0%.

2) Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan/pelataran parkir dengan kedalaman minimal 80 cm, diukur dari pipa bagian atas sampai

C - 89

Page 31: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

permukaan tanah. Dasar galian harus diuruk dahulu denan pasir padat minimal 10 cm dan bagian atas 20 cm.

Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir, maka pipa pada bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton tulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.

Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula. Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut goni sebelum ditanam.

g) Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok.

Pipa tegak yang menuju kefixtures dan pipa vent harus dimasukkan dalam tembok/lantai, kontraktor harus membuat alur -alur atau lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.

Setelah pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak kelihatan dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan finish yang rapih sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.

h Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/plesteran dan langit-langit dilaksanakan.

2) Pembobokan plesteran/salut dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah terpasang harus dihindarkan.

3) Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.

4) Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.

i Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan.

1) Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixtures harus ditutup dengan cap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan masuknya kotoran atau lainnya yang tidak diinginkan.

2) Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.

3) Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan-kerusakan.

j Pipa Mendatar.

Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system sesuai dengan diameter, pipa kemiringan menuju kearah pembuangan adalah 1,0%.Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak dibolehkan menggunakan kawat; rantai; perforated strip dan lain-lain. Pada setiap jarak maximum 24 m atau untuk setiap deletasi dipasang flexible pipe/joint.

C - 90

Page 32: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

k Sleve-sleve.

1) Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau balok) harus dibuat sleve, sebelum beton-beton dicor.

2) Sleve dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan sleve harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran.

l Cara Pemasangan Floor Drain dan Roof Drain.

1) Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan membentuk sudut 45o dengan pipa utama, dan dilengkapi dengan trrap grate dan brass strainer yang dapat dibuka sewaktu-waktu untuk pembersihan.

2) Roof drain terdiri dari pipa yang ditanam rata dengan permukaan dan mempunyai bentuk yang berfungsi sediment bowl serta dihubungkan dengan sistim ulir.

m Pembersihan.

1) Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran lainnya.

Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.

Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finis Arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas kelalaian kontraktor, karena tidak membersihkannya sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggungan kontraktor.

2) Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa didalam galian tanah, pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi dengan cat Menie atau cat penahan karat.

3) Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dengan desinfeksi dari seluruh instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.

4) Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke pipa, sehingga residual chlorine (sisa chlor) diujung pipa adalah 5 ppm selama 2 jam berturut-turut.

n Pengecatan.

1) Semua pipa dari PVC yang tidak tertanam didalam tanah/tembok harus dicat dan harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau ditentukan oleh Konsultan, umumnya untuk jaringan air bersih dipakai warana biru.

2) Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi, lapisan goni.3) Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor indentifikasi dari jenis

zat yang melewati.

o Pengujian.

C - 91

Page 33: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan hydrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.

2) Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.3) Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas

Lapangan dan Pemberi Tugas atau pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu , dan selanjutnya dibuat Berita Acaranya.

4) Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plesteran/dinding dan sebelum langit-langit didaerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum fixture terpasang. -Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent dan air hujan harus diuji terhadap kebocoran sesuai dengan petunjuk Konsultan/Pengawas Lapangan.

5) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.

Pasal 3PEKERJAAN DEEP WELL

3.1. UMUM

Lingkup pekerjaan pembuatan Sumur Artesis adalah sebagai berikut :

a Pengadaan air bersih yang dapat diminum sesuai syarat-syarat laboratorium melalui pembuatan sumur dalam (deep well).

b Pembuatan sumur dengan kedalaman tertentu untuk daerah lokasi dimana sumur dibuat, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Direktorat Geologi.

c Penyediaan dan pemasangan pompa submersible, berikut peralatan panel pompa, starter dan kontrol level sehingga pompa bekerja sempurna.

d Penyediaan atau pemasangan pipa tekan 2" dengan fitting dan accesoriesnya dari pompa submersible ke ground tank.

3.2. PERSYARATAN

a Persyaratan Umum

1) Pekerjaan instalasi/pembuatan sumur dalam (deep well) dilaksanakan oleh Kontraktor setelah memperoleh izin dari pihak yang berwenang.Disamping rencana kerja dan syarat-syarat teknis yang tercantum dalam (uraian dan syarat-syarat pelaksanaan) maka berlaku pula : A.V (Algemene Voorwarden) Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik yang menghasilkan

peralatan dan material yang digunakan. Peraturan-peraturan dan persyaratan lain yang berlaku syah di Indonesia yang

dikeluarkan oleh PAM dan Direktorat Geologi mengenai sumur artesis.

C - 92

Page 34: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Semua gambar-gambar kerja atau soft drawing yang dibuat oleh Kontraktor sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana.

Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar instalasi yang telah dilaksanakan dan disyahkan oleh PAM atau Direktorat Geologi dilampiri syarat-syarat tanda uji PAM/Geologi yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi tersebut telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang diwajibkan.

2) Dalam hal pelaksanaan pemasangan/pembuatan sumur ini diserahkan kepada Kontraktor pertanggung jawaban seluruh pekerjaan ini menjadi beban Kontraktor.Dalam perhitungan anggaran biaya penawaran, harus sudah termasuk : Biaya perijinan dan pengujian untuk bahan-bahan dan alat-alat yang

dipasang. Biaya uji oleh instansi yang berwenang (PAM/Geologi) dan biaya

tanggungan instalasi.

3) Semua instalasi, peralatan dan masing-masing yang telah terpasang sebelum diserahkan harus diuji kemampuannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan. Pengujian harus disaksikan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

b Ketentuan-ketentuan Teknis Mengenai Deep Well

1) Debit air minimum 200 liter/menit2) Sumur diperkirakan kedalamannya mencapai 200 m3) Jambang pipa 6" - minimum 110 m4) Pipa naik 3" - minimum 90 m5) Pipa saringan (Jhonson Screen) minimum 2 buah @ 10 feet.6) Pompa : Submersible multistage7) Kontrol pompa : electrode kontrol (on-off switch) pada ground reservoir dan pada

sumur artesis.

c Persyaratan Teknis dalam Pembuatan :

1) Pengeboran mencapai kedalaman sekitar 200 m2) Jambang pipa minimum 110 m dengan 6" dari bahan galvanised steel pipe

klas medium.3) Sisanya pipa naik 3" dari bahan galvanized steel pipe klas medium.4) Saringan Jhonson Screen 3" (3 1/2"00) pada setiap lapisan air, minimum pada

2 lapisan air dengan panjang 10 feet setiap lapis.5) Pipa jambang 6" dan pipa naik 3" disambung dengan reducer fitting

6" x 3".6) Pada setiap penempatan saringan pada lapisan air, distor kerikil halus 3 - 4 mm

yang telah dicuci sampai bersih, yang gunanya untuk penahan pasir masuk kedalam saringan.

7) Pada setiap pipa naik 3" yang buatan (tidak ada screennya) distor padir beton sebagai urugan bekas lobang bor.

C - 93

Page 35: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

8) Pemasangan Jhonson Screen dibuat sedemikian rupa betul-betul center ditengah lobang, agar pengecoran dengan kerikil harus betul-betul pada ketebalan yang sama.

9) Pada pipa buta paling bawah dipasang penutup pipa (dop).

3.3. MATERIAL

a Pompa Deep Well (Submersible Pump)1) Kapasitas : 12 m3/jam2) Total head : 150 m3) Daya Pompa : sesuai kapasitas4) Motor Speed : 2.875 Rpm5) Electric Chart : 380/220 V, 50 Hz6) Merk : E.Qual, Ideal, Lowara atau setara

b Kontrol PompaPada Reservoir: Electrode Control Level1) On pada tinggi permukaan air (TPA) tertentu2) Off pada TPA tertentu3) Pada sumur deep well : Electrode Control Level4) Off pada kedudukan TPA minimum

c Deep Weel yang akan dipasang sebanyak unit, .Penawaran Kontraktor sesuai pembagian-pembagian paket ini.

3.4. PELAKSANAAN

a Syarat-syarat Pengeboran

1) Untuk penempatan pipa naik 3", lobang pengeboran harus memakai pipa penahan tanah 6".

2) Untuk pipa jambang 6" lobang pengeboran dapat memakai pipa 10" & 12" untuk penahan tanah.

3) Penyelesaian pemasangan pipa baik/pipa jambang dan Jhonson Screen harus selalu dikontrol dengan memberitahu Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pemeriksaan, dan membuat rencana penyelesaian sumur yang disetujui Konsultan Pengawas.

4) Setiap lapisan air yang didapat pada waktu pengeboran harus diuji kwalitas dan kuantitasnya.

Untuk kwalitas diuji di laboratorium dan untuk kuantitas (debit) diuji dengan kapasitas pemompaan 3,5 liter/detik selama 24 jam.

5) Sertifikat pengujian air pada setiap lapis diperlihatkan dan disampaikan kepada Konsultan Pengawas.

Pada akhir pengujian debit minimum harus dipenuhi sesuai persyaratan dan air yang didapat telah dibuktikan dengan sertifikat dari laboratorium bahwa boleh dimimun.

6) Pada waktu testing terakhir, harus dicatat tinggi permukaan air (TPA) yang diakibatkan pemompaan.

Untuk selanjutnya dibuatkan : Curve TPA pada pemompaan terus menerus Curve TPA pada saat pompa mati

7) Testing untuk pemompaan terus menerus ini dilakukan selama 2 x 24 jam.

C - 94

Page 36: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Alat-alat pengetesan dan hasil perhitungan pengetesan terperinci harus dilakukan oleh tenaga ahli Kontraktor dan hasilnya diserahkan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 14 hari sesudah pengujian selesai.

b Pemeliharaan dan pembersihan lapangan

Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memelihara keadaan lapangan sehingga tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang merugikan.Alat-alat dan barang-barang yang akan digunakan dengan baik, karena kerusakan/kehilangan barang-barang tersebut akan melambatkan pekerjaan.Setelah selesainya pengetesan sumur, Kontraktor harus membersihkan benda-benda yang tertinggal di dalam sumur, dengan cara-cara yang biasa dilakukan dalam pekerjaan pembuatan sumur (Bailing atau sand pumping)Pada waktu ditinggalkan maka oleh Kontraktor harus diusahakan agar lapangan dalam keadaan bersih dan pompa sudah bisa bekerja dengan normal.Dalam masa pemeliharaan 6 (enam) bulan sejak tanggal pekerjaan diserahkan, Kontraktor wajib menyelesaikan dan memperbaiki semua kekurangan-kekurangan yang timbul.

3.5. LAIN-LAIN

a Jaminan SumurKontraktor wajib memberikan jaminan akan air yang dihasilkan dari sumur (debit) dan konstruksi sumur yang dibuat selama 1 tahun.

b Pendidikan OperatorKontraktor harus mendidik dan melatih operator yang bekerja melayani sumur bor (deep well) dan cara-cara pemeliharaannya.Semua biaya-biaya yang berhubungan dengan pendidikan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 4PEKERJAAN STP (SEWAGE TREATMENT PLANT)

4.1. PENURAPAN

Pada waktu pelaksanaan penggalian tanah untuk tangki, pemborong harus merencanakan penurapan (dinding penahan tanah) dengan memperhatikan adanya kemungkinan lalu lintas kendaraan disekitar tepi galian, agar tidak terjadi kelongsoran yang dapat merugikan/merusak bangunan disekelilingnya dan menghambat pelaksanaan.

4.2. PENGECORAN

a Pengecoran harus diusahakan agar tidak terganggu oleh air tanah dan air hujan yang dapat merubah konsistensi beton.

b Pelat dasar dan balok-baloknya harus dicor sekaligus dengan batas pemberhentian sampai pada posisi water stop seperti terterapada gambar.

C - 95

Page 37: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

c Pengecoran dinding harus dilakukan sekaligus sepanjang dinding dengan batas pengecoran seperti pada gambar atau sesuai usul kontraktor yang disetujui Konsultan MK.

d Pengecoran dinding selanjutnya tidak boleh lebih dari 24 jam setelah pada pengecoran (b&c) dengan terlebih dulu membersihkan permukaan beton dan disiram dengan air semen (bahan additive).

e Ketentuan pengecoran lainnya mengikuti PBI dan syarat pelaksanaan terdahulu.

4.3. PELAPIS KEDAP AIR :

a Pelapis kedap air yang digunakan dari jenis Vande atau setaraf dan disetujui Direksi dan dipasang pada bagian dalam tangki air.

b Pelaksanaan pemasangan pelapis kedap air harus mengikuti spesifikasi dari produk bahan yang bersangkutan.

c Pemborong harus menyerahkan jaminan tertulis dari pabrik pembuat untuk bahan dan pelaksanaan pekerjaan ini yang berlaku selama 10 (sepuluh) tahun.

d Kualitas Beton :Digunakan kualitas beton dengan kuat tekan karakteristik K-225 dengan cement minimum 365 Kg/m3 beton.

e Urugan kembali digunakan pasir urug yang dipadatkan lapis setiap 30 Cm. Semua bahan-bahan organis bekas-bekas bongkaran bekisting harus disingkirkan.

f Kualitas STP yang diinginkan :Bio chemical oxigen Diman (BOD) = 20 PPMSuspended Solid (SS) = 30 PPMKapasitas STP = 366 m3/hari (Dimensi lihat gambar struktur dan instalasi plumbing)

g Jumlah STP yang dibutuhkan adalah 1 (satu) unit.Penawaran Kontraktor sesuai pembagian-pembagian dalam proyek ini.

h Spesifikasi teknis peralatan utama untuk 1 unit STP adalah sebagai berikut :

1) AIR BLOWER. Type & Model : Helical Port Low Noise model TSD-150

Bor 150 A JIS 10K Kapasitas : 22,8 m3/mm Tekanan : 1500 mm AQ Putaran : 1220 rpm power : 5 ,77 kw Perlengkapan : Common base-plate, silence, filter Intake, Vibration

Isolators, Tapperlock Pulley, N/R & Gate Valves,flexible Joint, presure gauge dan presure relief valve.

Jumlah : 2 (dua) buah, bergantian 1 operasi 1 cadangan.

2) AIR DIFFUSER. Type & Model : Tropped Bubbles, Non clagging/Jet air seal difuser

with 1/2" made NPT connection, with 5” diameter

C - 96

Page 38: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

discharge Kapasitas : 12 cfm Tekanan : Material : ABS body dengan diaphragma Neoprene. Jumlah : 6 buah

3) COMMINUTOR. Type & Model : J - 8 Kapasitas : 300 gpm Putaran : 34 Perlengkapan : Reduction Gear Motor 1/3 Jumlah : 1 (satu) buah

4) BAR SCREEN (SARINGAN KASAR) DAN FINE SCREEN (SARINGAN HALUS) Type & Model : Jarak bukaan 50 mm dan 25 ringan 60° Material : Stainless Stell Perlengkapan : Dewatering Ramp dan tranfer Gate. Jumlah : 1 (satu) set

5) FLOW CONTROL FLOAT. Type & Model : Pelampung dengan adjustable nozzle 150m/over flow Material : Mild Stell plate dengan epoxy coats. Perlengkapan : Flexhose, support brocket Jumlah : 1 (satu) set

6) SURFACE SKIMMER. Type & Model : Ventury Intake Kapasitas : 300 Gpm Material : Hot Dipped Galvanized Pipe dia. 4” Perlengkapan : Manifold, N/R Valve dan level switch Jumlah : 2 (dua) buah

7) SLUDE RECIRCULATION. Type & Model : Draw of Tube Kapasitas : 60 Gpm Material : Hot Dipped Galvanized Pipe dia. 50 mm Perlengkapan : Support bracket dan pompa airlift 0,34 m3/min Jumlah : 1 (satu) set

8) POMPA EFFLUENT. Type & Model : Submersible Kapasitas : 500 liter/menit Tekanan : 15 m Motor : 2 HP Perlengkapan : Manifold, N/R Valve dan level switch Jumlah : 2 (dua) buah

9) CHLORINATOR. Type & Model : Diphragma.C -6250 P

C - 97

Page 39: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Kapasitas : 30 liter/jam - 45 liter/jam Tekanan : 10 psi Perlengkapan : FRP Solution Tank 200 Liter Merek : LMI - JO 4 Jumlah : 1 (satu)

10) VENTILATING FAN. Type & Model : Industrial, High Pressure Kapasitas : 3,5 m3/detik udara Motor : 63 wats, 1250 Rpm Merek : National - FV 40 AFU Jumlah : 2 (dua) buah

11) CONTROL SWITCH BOARD. Type & Model : Wall mounted, outdoor Sistem : Fully automatic operation with program timer Finish : Enamel Bake Jumlah : 1 (satu)

12) PENERANGAN. Type & Model : TL - 20 watts Jumlah : 4 (emapt) buah

13) PAINT.Type & Model : Epoxy dan Chloronated Rubber Coats.

14) PANEL LISTRIK.

Termasuk dalam pekerjaan STP ini, pengadaan panel-panel dan penarikan kabel listrik yang diperlukan dan assesoriesnya untuk semua peralatannya, bak-bak STP termasuk pekerjaan struktu

C - 98

Page 40: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

BAB VIII

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN

Pasal 1PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

1.1. PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN, HYDRANT & SPRINKLER.

a Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama yang diperlukan dalam suatu sistim pemadam kebakaran berupa satu set pompa fire hydrant yang terdiri dari 2 elektrik pump, 1 engine pump dan 1 jocky pump, panel-panel control beserta perlengkapan termasuk switch board, lengkap dengan pondasi-pondasi yang diperlukan dan lain-lain.

b Pengadaan dan pemasangan sistim pemipaan beserta perlengkapan meliputi , pemipaan pada pompa-pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran (head sprinkler), hydrant pilar, house real lengkap, siamese connection dan indoor hydrant box lengkap dengan accessoriesnya.

c Pengadaan dan pemasangan unit-unit perlengkapan sistim pemadam kebakaran berupa head sprinkler, hydrant pilar lengkap dengan hose real, siamese connection, hydrant box, beserta canvas hosenya; nozel hanger; indoor, ; gate valve; valve-valve control ; release air valve dan lain-lain.

d Pengadaan dan pemasangan sistim pemipaan beserta perlengkapan; meliputi pemipaan reservoir; pemipaan pada pompa-pompa dan pemipaan distribusi pada titik pengeluaran seluruh kepala sprinkler.

e Pengangkutan bekas galian dan menimbun kembali sesuai dengan semula.

f Pengadaan izin-izin yang diperlukan (Dinas Pemadam Kebakaran; Departemen Tenaga Kerja; PAM dll) dan pengujian sistim pipa terhadap kebocoran dan tekanan serta pengetasan sistim kerja fire hydrant pada masing-masing titik secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan, sampai sistim bisa berjalan dengan sempurna dan baik sesuai yang dikehendaki yang berupa instalasi pemadam kebakaran yang terpadu

1.2. PEKERJAAN-PEKERJAAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN INI ANTARA LAIN :

a Pengadaan dan pemasangan semua hanger-hanger dan support untuk pemipaan, peralatan dan lain-lain.

b Pekerjaan testing; cleaning; flushing dan desinfection termasuk perbaikan akibat testing.

c Pekerjaan pembersihan tempat kerja.d Pengadaan gudang dan kantor sementara.e Pengecatan semua pipa-pipa.

C - 99

Page 41: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

f Pengadaan dan pemasangan lapisan tahan karat dan goni untuk pipa yang ditanam dalam tanah.

g Pengadaan balok-balok yang diperlukan untuk pemasangan pipa-pipa dan peralatannya.

h Pengadaan shop drawing (gambar-kerja) untuk pelaksanaan dan koreksi-koreksi RKS bila ada.

i Membuat time schedule,net work planning, kurva's dan lain-lain yang diperlukan.j Membuat as build drawing.

Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada konsultan atau pihak lain yang ditunjuk.Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka kontraktor bertanggung jawab penuh atas kerugian-kerugian yang terjadi.

k Dan lain-lain.

Pasal 2PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS

2.1. PERATURAN-PERATURAN/PERSYARATAN.

Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan Peraturan-Peraturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia, seperti sebagai berikut:

a Pemborong pekerjaan ini harus mempunyai SIPP wilayah setempat sesuai dengan klasifikasi yang diisyaratkan dan surat ijin/pass dari PAM dan Dinas Pemadam Kebakaran setempat.

b Syarat-syarat pelaksanaan yang tidak tercantum dalam RKS ini, hendaknya mengikuti persyaratan dalam Pedoman Plambing Indonesia 1979, Pedoman Pemasangan sistem hydrant dan sprinkler dari Dep. Pekerjaan Umum dan dari Dinas Pemadam Kebakaran. AVE, UL/FM, NFPA & FOC.

c Seluruh pengurusan ijin seperti , sertifikat dari keselamatan kerja dan sebagainya, merupakan tangung jawab pihak pemborong.

d Cara-cara pemasangan & penggunaan peralatan utama maupun pembantu harus sesuai dengan persyaratan Pabrik Pembuat Peralatan tersebut.

e Gambar Kerja yang diminta oleh Konsultan MK harus dipenuhi segera agar pekerjaan tidak terhambat, dan sebelum dilaksanakan, harus ada persetujuan dari Konsultan MK

f Jaminan Peralatan Utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari Pabrik Pembuat.

g Suplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab Pemborong Pekerjaan ini.

h Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan P.U.I.L. dan persyaratan pekerjaan instalasi listrik.

C - 100

Page 42: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

i Semua pekerjaan Sipil (pondasi, thrust block; bak kontrol dan lain-lain) yang harus dibuat oleh pemborong pekerjaan ini, harus mengikuti spesifikasi pekerjaan sipil (pasangan bata, beton dan sebagainya).

j Pemborong Sistem Instalasi harus dilengkapi dengan buku petunjuk operasi dan pemeliharaan sebanyak 5 set.

k Gambar-gambar Rencana dan Spesifikasi (Persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

l Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan maka spesifikasi yang lebih mengikat.

m Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.

n Mengadakan Ijin-Ijin dari Instansi terkait tentang penggunaan pencegahan/ pemadam kebakaran antara lain dari Depnaker, Dinas Kebakaran DKI dan lain-lain.

Selama pelaksanaan, Kontrak ini harus betul-betul ditaati.Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Persyaratan dalam Pasal Pekerjaan Plumbing dimuka.

Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari Peraturan-Peraturan dan Syarat-Syarat di atas.

2.2 MATERIAL/BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI.

a Untuk Pekerjaan Pemadam Kebakaran.

1) Pipa-pipa untuk pemadam kebakaran baik instalasi hydrant maupun sprinkler pipa utama dan cabang bahan black steel pipe class Schedule 40 setaraf produksi Bakrie & Brother.

2) Fitting-fitting harus dari bahan yang sama dengan pipanya.3) Valve-valve kontrol untuk sprinkler dan kepala sprinkler dari merk Saval,

Preussag, Vicking.4) Hydrant pillar + hose realnya dan Siamese Connection merek Apron, Yamato,

Ozeki atau setara.5) Hydrant box seteraf dengan Apron, Yamato, Ozeki dilengkapi dengan landing

valve, kopling Vanderheiden dan coupling Machino.

b. Daftar Bahan dan Contoh

1) Sebelum pekerjaan ini dimulai paling lambat 2 minggu Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Perencana/MK daftar-daftar bahan yang dipakai dalam rangkap 3 (tiga).

C - 101

Page 43: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

2) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Perencana/MK contoh-contoh bahan yang dipakai dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

3) Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan pemeriksaan kembali (re-check) atas segala ukuran-ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang, dalam hal terjadi keragu-raguan harus segera menghubungi Konsultan Perencana/MK.

4) Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang keliru akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, untuk itu pemilihan equipment dan material harus mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana dan MK.

2.3. SISTEM PEMIPAAN.

a Sistem penyambungan pipa.

Sambungan pipa hydrant dan sprinkler pada umumnya dipakai sambungan ulir/screwed dari pipa diameter 2" ke bawah dan untuk diameter 2 1/2" keatas selalu dipakai sambungan las/flanged dan dipakai dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya, (ditambahkan alat bantu sehingga tidak bocor).Untuk katup/valve yang mempunyai 2" kebawah menggunakan katup penutup dari Brons dengan seri 300, dengan system penyambungan pakai ulir/screwed.Selanjutnya untuk katup 2 1/2" keatas, dipakai katup penutup yang bahannya dari besi tuang (cast iron) dengan seri 300 dengan sistem sambungan menggunakan flanged junction.

Untuk katup 3/4" kebawah dipakai katup type bola (globe valve). Untuk katup yang lebih besar dari 3/4"dipakai katup pintu (gate valve).

b Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem.

1) Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran. Penggantung/ penumpu/klem-klem harus dengan bahan besi tuang, mampu menahan 5 x berat pipa berisi air.

2) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas minimal. Jarak maximum penggantung untuk pipa adalah :

Diameter s/d 1 1/2" berjarak 2,5 m 1 1/2 keatas berjarak 1,5 m

3) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada konstruksi bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dan Fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehinga tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.

4) Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak lebih dari 3 m'.

C - 102

Page 44: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

5) Penggantung atau penumpu pipa/klem-klem setaraf Flamco.

c Alat-Alat Bantu

1) Gate Valve (Stop Valve)

Valve sampai ukuran diameter 2" adalah type gate valve bronze body, end screw, non rising stem, clas 300 merk : Toyo, Kitz, Fivalco, Riser.

Valve diameter 2 1/2" sampai dengan 4" adalah Butterfly Valve; Body : Cast Iron, End Connection : Lug Type, Stem : 316, Stainless steel, Seat : Buns N or EPDM, Actuator, Valve diameter dari 5" keatas adalah Gear Operation bertekanan kerja 300 psi.

Valve dari class 300, merek. Fivalco, riser, Wflo.

Setiap gate valve dilengkapi dengan penunjuk besaran bukaan katup.

2) Check Valve

Check Valve diameter mulai dari 2" kebawah adalah type bronze body, and screw calss 300.

Check Valve diameter 2 1/2 keatas adalah type water dual plate, body : cast, plate : stainless steel 316, seal : EPDM, TRIM AND SPRING, stainless steel 316.

Valve dari class 300, merk : Toyo, Kitz, Fivalco, Riser atau setara.

3) Strainer

Strainer diameter dari 2" kebawah adalah type bronze body, end screwed. Strainer basket adalah stainless steel screen. Strainer adalah screwed cap.

Strainer diameter mulai dari 2 1/2" keatas adalah cast iron body, end flanged.

Strainer dari class 300, merk : Fivalco, Riser, Wflo atau setara.

4) Sambungan Flexible Pipe

Flanged end dari malleable iron. Caver Customer : Neoprene, Tube Class Timer : Neoprene tekanan. Tekanan kerja 300 psi dan cocok untuk temperatur dan tekanan dari sistem. Merk : Proco, Kuraflex atau setara.

5) Safety Valve dari bahan body FC 20 (Cast Iron), valve dise & seat : SC 513 (stainless steel), spring : spring steel connection : flange class 20 Kg/Cm2.

Merk : Fivalco, Riser, Wflo atau setara atau setara.

C - 103

Page 45: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

6) Automatic Air Release Valve :

Bahan : body cast iron Tim : sytefic rubber phaspor bronze Float : polypropyline Conection : screwed Tek. kerja : 20 Kg/Cm2

Merk : Fivalco, Riser, Wflo atau setara

7) Pressure Reducing Valve (PRV) adalah untuk mengatur tekanan pada instalasi sprinkler dan hydrant dengan tekanan kerja seri 300 PSI, Merek Fivalco, Riser, Wflo atau setaraf.

8) Pressure gauge/manometer yang dipakai dengan alat penunjuk air raksa.

d Pipa-pipa dalam tanah.

1) Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik.

2) Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan/pelataran parkir dengan kedalaman 80 cm, diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.

Dasar galian harus diuruk dahulu dengan pasir padat minimal 10 cm dan bagian atas 20 cm.

Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir, maka pipa pada bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton tulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak tertumu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.

Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula. Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut goni sebelum ditanam.

e. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salud dinding/plesteran dan langit-langit dilaksanakan.

2) Pembobokan plesteran/salut dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah terpasang harus dihindarkan.

3) Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.

f. Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan.

1) Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixtures harus ditutup dengan cap atau plug.

2) Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.

3) Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan-kerusakan.

C - 104

Page 46: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

g. Pipa Mendatar.

Pipa dipasang dengan penggantung sesuai dengan diameter pipa. Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak dibolehkan menggunakan kawat; rantai; perforated strip dan lain-lain.Pada jarak max 24 M atau untuk setiap deletasi harus dipasang flexsible pipe/joint.

h. Sleeves.

1) Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau balok) harus dibuat sleeve, sebelum beton-beton dicor.

2) Sleeve dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan sleve harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran.

i. Pembersihan.

1) Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran lainnya.

Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.

Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finis Arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas kelalaian kontraktor, karena tidak membersihkannya sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggungan kontraktor.

2) Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa didalam galian tanah, pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi dengan cat penahan karat.

j. Pengecatan.

1) Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam didalam tanah/tembok yang dilapisi dengan TAR (Tar Coted) harus dicat dua lapis "shellac" dan lapis chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau ditentukan oleh Konsultan, pipa yang kelihatan dan yang tidak kelihatan (diatas plafond/dalam shaft) harus anti karat dan dicat.

Untuk jaringan pipa kebakaran (fire hydrant/sprinkler) biasanya dipakai warna merah.

2) Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi beturut turut aspal, lapisan goni dan lapisan aspal.

3) Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor identifikasi dari jenis zat yang melewati.

k. Pengujian.

C - 105

Page 47: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan hydrostatik sebesar 1 1/2 x tekanan kerja atau minimal 20 Kg/Cm² selama 4 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.

2) Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.

3) Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan dan Pemberi Tugas atau pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu.

4) Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plesteran/dinding dan sebelum langit-langit didaerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum fixture terpasang.

5) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.

6) Peralatan dan biaya pengujian disediakan dan ditanggung oleh Kontraktor.

Pasal 3 PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN

3.1. PEKERJAAN FIRE PUMP

Paket Fire Pump harus memenuhi ketentuan NFPA-20 dengan full UL/FM & aproved. Semua pump yang dipasang diusahakan dari satu merek yang sama.Pompa fire hydrant & sprinkler merupakan paket unit yang terdiri dari pompa utama electric pump, jockey pump dan katup-katup kontrol untuk melayani hydrant pillar di luar gedung, hydrant box didalam gedung setiap lantai. Pompa yang dipakai merek : Wortington, Fire Bank Aurora atau setara.

a Fire Hydrant Pump :

Type pompa : Horizontal split casing centrifugal pump, double section impeller, cast iron casing, bronze impeleer, stainless stail

shaft mechanical seal Kapasitas : 750 Gpm Head pompa : 12,0 bar Jumlah : 2(dua) unit Motor Penggerak : Electric Motor, horizontal case, TEFC

class F insulation class B Temp rise, 220/380 V, 3 phase, 50 Hz UL/FM & aproved.

Controller : UL/FM approved dengan star delta starter system, individual control untuk masing-masing pompa, wall mounted.

Base plate : Common - Fabricated steel Coupling : Flexible type Mrek : E.Qual, Ideal, Lowara atau setara

b Fire Sprinkler Pump :

C - 106

Page 48: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Type pompa : Horizontal split casing centrifugal pump, double section impeller, cast iron casing, bronze impeleer, stainless steel shaft, mechanical seal.

Kapasitas : 750 Gpm Head pompa : 12,0 bar Jumlah : 2 (dua) unit Motor Penggerak : Electric Motor, horizontal case,

TEFC class F insulation class B Temp rise, 220/380 V, 3 phase, 50 Hz UL/FM &

aproved. Controller : UL/FM approved dengan star delta starter system,

individual control untuk masing-masing pompa, wall mounted.

Base plate : Common - Fabricated steel Coupling : Flexible type Merk : E.Qual, Ideal, Lowara atau setara

c Jockey Fire Hydrant Pump

Type pompa : Vertical multi line, cast iron casing, novyl impeller, stainless steel shaft, mechanical seal.

Kapasitas : 25 Gpm Head pompa : 12,0 bar Jumlah : 1 (satu) unit. Motor Penggerak : Electric Motor, horizontal case, TEFC class F insulation

class B Temp rise, 220/380 V, 3 phase, 50 Hz UL/FM & aproved. Power rating to NFPA-20 requirement.

Controller : UL/FM approved dengan star delta starter system, individual control untuk masing-masing pompa, wall

mounted. Base plate : Common - Fabricated steel Coupling : Flexible type Merk : E.Qual, Ideal, Lowara atau setara

d Jockey Fire Sprinkler Pump

Type pompa : Vertical multi line, cast iron casing, novyl impeller, stainless steel shaft, mechanical seal.

Kapasitas : 25 Gpm Head pompa : 12 bar Jumlah : 1 (satu) unit. Motor Penggerak : Electric Motor, horizontal case, TEFC class F insulation

class B Temp rise, 220/380 V, 3 phase, 50 Hz UL/FM & aproved. Power rating to NFPA-20 requirement.

Controller : UL/FM approved dengan star delta starter system, individual control untuk masing-masing pompa, wall

mounted. Base plate : Common - Fabricated steel Coupling : Flexible type Merk : E.Qual, Ideal, Lowara atau setara

e Electric Control.

C - 107

Page 49: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Panel kontrol merupakan kelengkapan unit sistem Fire Pump yang dapat menga-tur kerja pompa secara automatic baik joecky pump sebagai pompa pembantu, pompa utama penggerak elektrik yang diatur melalui pressure switch. Kontraktor harus menyediakan panel-panel pompa termasuk pemasangan, penarikan kabel dari panel induk ke sub panel & dari panel ke pompa-pompa.

e. Fire Hydrant box.

Box terbuat dari plat baja setara dengan Apron, Yamato, Ozeki.

Dimensi box : tinggi ± 130 cm lebar ± 80 cm tebal ± 18 cmWarna : Merah, Oven painted 150° C

Tinggi pemasangan dari lantai ± 60 cm

Perlengkapan engsel disesuaikan dengan keadaan setempat sehingga mudah untuk dibuka.

Perlengkapan Indoor Box :

1 rool pipe hose 1 1/2" x 30 m 1 bh hydrant valve 1 1/2 x 90° (plus Coupling Machino)1 bh hydrant valve 2 1/2" x 90 (plus landing valve vander heyden)1 bh straight nozle 1 1/2" (hose nozzle)1 bh hose rack1 bh Pilot Lamp (Alarm Lamp)1 bh Emergency Button (Manual Push Button)1 bh Alarm Bel 150 mm , DC 24V atau 110 V AC

Seluruh box dan pintu, dicat merah dengan cat oven ex Dana Paints dan diberi tulisan Hydrant dengan warna putih.Panjang fire hose dari polister 1 1/2 x 30 m, mudah dilipat, tahan terhadap tekanan dan penyambungannya dengan sistem coupling. Nozzle (set spray) 11/2" semua dalam keadaan baru dan fabricated dan disertai dengan landing valve 2 1/2" vander heiden.

g Hydrant Pilar

Terbuat dari cast iron. Two way type Size 4" x 2 1/2 x 2 1/2"

Lengkap dengan main valve ball valve berikut fire hose + box hydrant Coupling, Machino + vander heiden.Dimensi box : tinggi : 95 Cm : lebar : 66 Cm

: tebal : 20 Cm

Lengkap dengan kanvas dan nozlenya ukuran 2 1/2"x30 Mx2.

C - 108

Page 50: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

h. Siamese Connection

Terbuat dari cast iron + coupling vander heiden.Ukuran 4" x 2 1/2" x 2 1/2"Penempatan harus jelas terlihat diatas permukaan tanah.

i. Pressure tank.

Pressure tank kapasitas 1000 liter. Tekanan kerja 12 bar, Test 15 Kg/cm².Perlengkapan adalah :Pressure switchManometer/Pressure GaugeKlep pengaman (Safety Valve)Piel Glass (Sight Glass)Stop Kran untuk DrainAuto Air Release Valve

j. Pressure Gauge/Manometer

Dipakai kwalitas yang terbaik yaitu manometer air raksa lengkap dengan alat-alat penunjuk yang jelas.

3.2. FIRE SPRINKLER SYSTEM

a Ground Reservoir

Untuk pekerjaan ini masuk lingkup pekerjaan struktur hanya tinggal memasang instalasi pipa dari pompa ke ground reservoir dan peralatan-peralatannya (alat bantu dan alat penunjuk volume).

b. Pressure gauge/manometer yang dipakai dengan alat penunjuk air raksa.

c. Wet Sprinkler Control Valve Set.

Sprinkler control valve set terdiri dari dua main control yaitu main control valve set dan branch control set.

Main control valve set harus dipasang setiap maximum 1000 kepala sprinkler untuk sistem ini.

Main control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada kontrol alarm system maupun dengan mechanical alarm gong apabila terjadi suatu aliran air sebesar 1 kepala sprinkler.

Main control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut : Main stop valve lockable Wet alarm valve Alarm gong set Flow switch Pressure indicators Test valve set Branch Control Valve Set

C - 109

Page 51: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar penerangan. Branch control valve set harus mampu memberika signal listrik kepada control

alarm system apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala springkler. Branch control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :* Branch stop valve lockable* Flow switch,calibrated* Test valve lockable* Drain valve lockable* Manometer Sprinkler Flushing Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung branch main pipe atau branch

sub main pipe. Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa

sprinkler. Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang di tap dari ujung

branch main atau sub main ke sprinkler drain melalui valve.

d. Kepala Springkler. Head sprinkler yang dipakai yang bagus dan baik mutunya. Jumlah kepala springkler sesuai dengan peraturan dan gambar. Jenis springkler setaraf dengan produksi Saval,Preussag, Viking, Spaysafe. Pada ujung-ujung instalasi pada setiap katup kendali dipasang manometer dan

alat kontrol. Sprinler yang dipakai disini dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 680 C

(untuk kantor dan parkir), 930 untuk ruang pantry (dapur) dibuat dari chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange.

Khusus di ruang Lobby dipakai head sprinkler type rata dengan ceiling (consaled type) warna disesuaikan dengan arsitektur yaitu putih.

e. Pressure tank. Pressure tank yang digunakan kapasitas 1000 liter. Tekanan kerja 20 bar, test 30 Kg/cm2. Perlengkapan adalah : Pressure switch Manometer/pressure gauge Klep pengaman Piel glass Stop kran untuk drain Auto air release valve Jumlah 1 unit

3.3. CARA KERJA POMPA HYDRAN & SPRINKLER SYSTEM

a Sistem Hidran

Apabila terjadi kebocoran pada instalasi atau fire hydrant bekerja yang akan mengakibatkan akan penurunan tekanan pada instalasi sampai 10,0 atm maka jockey pump akan on dan akan off pada tekanan 12,0 atm (otomatis).

Apabila tekanan masih turun sampai tekanan 5 atm maka pompa utama electric pump akan on dan jockey pump akan off (otomatis). Pompa utama akan off pada tekanan 12,0.

C - 110

Page 52: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

b Sistem Sprinkler

Apabila terjadi kebocoran pada instalasi atau fire hydrant bekerja yang akan mengakibatkan akan penurunan tekanan pada instalasi sampai 7,0 atm maka jockey pump akan on dan akan off pada tekanan 8,0 atm (otomatis).

Apabila tekanan masih turun sampai tekanan 6,5 atm maka pompa utama electric pump akan on dan jockey pump akan off (otomatis). Pompa utama akan off pada tekanan 8,0.

c Daya Pompa

Apabila listrik PLN putus/mati maka dalam 10 detik elektrik generator akan hidup secara otomatis memberikan daya pada semua Electric Fire Pump.

Semua pompa fire hydrant/fire sprinkler akan off secara otomatis apabila persediaan air sudah habis (ground persediaan kosong).

Setiap pompa yang bekerja atau mati dibuat suatu indikator berupa lampu yang diletakkan di dalam panel kontrol.Sistem kontrol secara otomatis dari pompa-pompa kebakaran tersebut menggunakan flow switch, time delay relay, pressure switch, pressure gauge, alarm/lampu indikator dan lain-lain.

Kontraktor harus membuat detail rangkaian sistem kontrol tersebut untuk disetujui oleh perencana sebelum di laksanakan.

Untuk memberi tanda adanya kebakaran maka di setiap lantai dan setiap pipa pembagi sprinkler dipasang flow switch, flow switch tersebut menyalakan lampu indicator di panel pusat indikator di ground floor dan panel indicator zone lantai yang bersangkutan, sedangkan yang menghubungkan flow switch tersebut dengan fire alarm termasuk pekerjaan fire alarm sistem (tidak termasuk bobot pekerjaan hydrant dan sprinkler).

Kontraktor harus membuat panel listrik dan panel kontrol lainnya diperlukan dalam instalasi fire hydrant dan fire sprinkler ini dan menghubungkannya dengan panel listrik yang sudah di sediakan pada ruang pompa.

3.5. PERSYARATAN PEMILIHAN POMPA

a Pompa yang akan dipilih mempunyai agen tunggal di Indonesia yang ditunjuk secara resmi oleh pabrik pompa tersebut. Untuk ini Kontraktor berkewajiban menunjukkan Surat Keagenan Tunggal.

b Alat-alat bantu pompa (instalasi fire) yang tidak diproduksi oleh pabrik pompa itu sendiri harus dipasok oleh pabrik atau agen dari pompa tersebut.

c Agen tunggal pompa tersebut harus mempunyai tenaga ahli dibidang pompa kebakaran (pemasangan dan perbaikan) sesuai dengan ketentuan NFPA 20.

d Pompa yang akan dipasang minimal sudah tiga tempat dipasang di Indonesia dan berfungsi baik sampai sekarang.

C - 111

Page 53: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

e Agen tunggal pompa harus bersedia menjamin mendatangkan tenaga ahli bila diperlukan oleh Pemberi Tugas apabila ada perbaikan-perbaikan baik dalam rangka pemeliharaan ataupun sesudah habis masa pemeliharaan.

f Pabrik pompa harus memberikan dokumen-dokumen yang berisikan data pompa yang asli dan peralatan lainnya secara lengkap.

g Dalam hal testing dan commisioning Kontraktor/tenaga ahli dari pompa harus mempunyai alat-alat bantu yang lengkap untuk keperluan ini.

Pasal 4 LAIN-LAIN

4.1. COMMISSIONING DAN TESTING.

a Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/menge-tahui apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.

b Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk pengujian tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.Peralatan khusus yang perlu untuk pengujian tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listriknya.Peralatan khusus yang perlu untuk pengujian dari seluruh sistem ini, juga seperti dian-jurkan oleh pabrik, harus disediakan oleh Kontraktor.

c Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan dalam rangkap 3 (tiga) hal-hal berikut :

Hasil pengujian kabel Hasil pengujian peralatan instalasi Hasil pengujian semua persyaratan operasi dan instalasi Operating dan Maintenance Manual

Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan pekerjaan ini.

4.2. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN.

a Peralatan dan instalasi ini harus dijamin berfungsi dengan baik selama 1 (satu) tahun terhitung sejak saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.

b Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 6 (enam) bulan terhitung sejak saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.

c Selama masa pemeliharaan ini Kontraktor pekerjaan instalasi ini wajib mengatasi segala kerusakan peralatan dan instalasi yang dipasangnya sampai berfungsi dengan baik tanpa ada tambahan biaya.

C - 112

Page 54: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

d Selama masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan. Dalam masa ini Kontraktor masih bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.

e Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemerik-saan baik yang ditanda tangani bersama oleh Instalatir yang melaksanakan pekerjaan ter-sebut dan Konsultan serta jika perlu disah-kan oleh Dinas Keselamatan Kerja.

f Jika dalam masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini tidak melak-sanakan teguran-teguran atas perbaikan/peng-gantian/kekurangan selama masa pemeliharaan maka Konsultan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor pekerjaan insta-lasi tersebut.

g Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Kontraktor harus mendidik/melatih karyawan/petugas dari Pemberi Tugas sehingga mengenali sistem instalasi dan dapat menjalankan serta melak-sanakan pemeliharaannya.

4.3. PEMERIKSAAN BERKALA.

Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan berkala dilaksanakan paling sedikit setiap 2 (dua) minggu sekali.

4.4. PENGADAAN FIRE EXTINGUISHER.

Sungguhpun gedung ini sudah dilengkapi dengan fire hydrant dan fire sprinkler maka perlu juga dilengkapi dengan fire extinguisher fortable sebagai pemusnah/pemadam api awal (dini), apabila diketahui kebakaran kecil (sebelum fire hydrant dan fire sprinkler bekerja). Di tiap lantai digunakan beberapa buah fire extinguisher type multi purpose kap. 5 kg setaraf Yamato, Apron, Chubb. Bahan yang dipakai Dry Chemical Powder (CO2).

C - 113

Page 55: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

BAB IXKETENTUAN TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN

PEKERJAAN INSTALASI ELEVATOR

IV.1. LINGKUP PEKERJAAN

a Lingkup Pekerjaan Pemborong

1) Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang diperlukan didalam instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada bagian-bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap bagian dari sistem, guna mendapatkan suatu operasi dari sistem secara sempurna dan memuaskan.

Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada : British Standard, ANSI Code A.17.1, Safety code for elevator, pedoman pengawasan instalasi lift listrik no. 3 tahun 1978, keputusan Gubernur kepala Daerah DKI no. 3 tahun 1975 terutama tentang operasi kebakaran dan fire rating.

2) Secara garis besarnya, lingkup pekerjaaan ini di bedakan atas bagian-bagian berikut :

Peralatan Elevator Penumpang dan Elevator Service/Fire beserta seluruh Perlengkapannya.

Pekerjaan lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini yang tidak termasuk didalam lingkup pekerjaan Pemborong lainnya.

Pemasangan instalasi Exhaust Fan dan intake Grille dari Steel Painted tebal 1.2 mm.

Pemasangan separator HWF Beam pada lift Duplex Peralatan bantu. Ijin-ijin pekerjaan listrik, dll. Power kabel dari sub panel ke panel kontrol dan mesin.

3) Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian sistem sehingga merupakan suatu sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipakai, merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan dan atau peralatan tersebut sehingga sesuai tanpa adanya tuntutan penambahan biaya.

4) Pemborong wajib melakukan training meliputi operation, maintenance, sampai dengan trouble shooting untuk tenaga yang ditunjuk pemilik sebanyak 4 (empat ) orang.

5) Data umum peralatan diberikan dalam Daftar Peralatan didalam ketentuan ini.

C - 114

Page 56: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

b Lingkup Pekerjaan Pemborong Lain.

1) Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi dilaksanakan oleh Pemborong pekerjaan sipil, adalah sebagai berikut : Pembuatan Lift shaft. Pembuatan ruang main elevator. Pembuatan Lift Pit lengkap dengan pondasi untuk buffer dan tangganya

termasuk pelapisan tahan air ( Water Proofing ). Pembuatan lubang pintu elevator disetiap lantai sesuai dengan kebutuhan

pelaksanaan pekerjaan elevator. Pembuatan lubang yang sesuai untuk pelaksanaan pemasangan Hall Button,

Hall Lantern dan Hall Indicator disetiap lantai didasarkan pada informasi dari Pemborong pekerjaan ini.

Pembuatan lubang pada lantai ruang mesin elevator untuk pemasangan Hoist Rope, pembuatan Trench kabel di lantai ruang mesin elevator. -Pembuatan lubang di dingding ruang mesin elevator untuk sistem pengkondisian ruang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Pembuatan lubang dinding ruang mesin elevator untuk sistem pengkondisian ruang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Pemasangan separator HWF-beam pada Fire Lift Pembuatan dudukan Door Sill frame, dan sekitar box dari hall indikator, hall

button dengan adukan semen (grounding) disetiap pintu lantai. Pembuatan tempat dudukan Separator Beam apabila diperlukan.

2) Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan elevator tetapi dilaksanakan oleh Pemborong pekerjaan listrik yaitu sebagai berikut : Pengadaan catu daya sampai Panel Elevator. Pengadaan penerangan serta kotak kontak daya didalam Ruang Mesin

Elevator.

3) Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan elevator tetapi dilaksanakan oleh Pemborong pekerjaan tanda bahaya kebakaran adalah sebagai berikut : Pengadaan sistem tanda bahaya kebakaran didalam Ruang Mesin Elevator. Pengadaan terminal hubungan kontrol operasi antara tanda bahaya kebakaran

dan elevator.

4) Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi dilaksanakan oleh Pemborong pekerjaan pemadam kebakaran, adalah sebagai berikut : Pengadaan alat pemadam kebakaran dengan bahan pemadam kimia didalam

ruang mesin elevator.

5) Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi yang dilaksanakan oleh Pemborong pekerjaan Tata suara, adalah sebagai berikut : Pengadaan sistem pemberitahuan kondisi darurat ke dalam Ruang mesin

Elevator.

6) Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi yang dilaksanakan oleh Pemborong Pekerjaan CCTV ( Closed Circuit Television ), adalah sebagai berikut : Pengadaan pemasangan instalasi Lift Camera, Transmitter dan Flexible

Cable.

C - 115

Page 57: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

7) Kontraktor Elevator harus bekerja sama dengan Kontraktor-kotraktor lain yang terkait untuk mendapatkan hasil kerja baik dan dapat dipertanggung jawabkan, dan merapikan pekerjaan finishing didalam ruang mesin lift.

IV.2. KETENTUAN TEKNIS ELEVATOR.

a Kondisi Operasi.

1) Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan digunakan harus dapat dipergunakan secara normal pada temperatur sekeliling tidak kurang dari 45 derajat celsius, dengan kelembaban tidak lebih dari 80 persen.

2) Setiap bagian dari peralatan kontrol harus diperlengkapi dengan alat pencegah gangguan interferensi gelombang radio dan tegangan kejut.

b Sangkar.

1) Rangka Sangkar Elevator. Dimensi dan kapasitas sangkar hendaknya tidak kurang dari ketentuan dalam

daftar Peralatan. Konstruksi sangkar hendaknya sedemikian rupa sehingga mampu

mempergunakan untuk operasi pada kecepatan nominal tidak kurang dari ketentuan dalam Daftar Peralatan.

Sangkar elevator hendaknya dapat memberikan pelayanan pada lantai-lantai yang ditentukan dalam Daftar Peralatan dimana arah pembukaan pintu dapat dilihat dalam gambar.

Rangka sangkar harus terbuat dari profil baja yang diproses anti karat. Pada rangka ini terdapat paling sedikit 4 buah sling type guide shoes, dimana

dua buah terletak pada bagian bawah kereta tetap di guide rail.Untuk semua elevator yang terletak dibagian guide shoes yang dipakai adalah

type roller. Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumasan sendiri (self

lubrication), untuk mencegah cepatnya keausan.

2) Lantai Sangkar. Lantai sangkar hendaknya terbuat dari bahan plat baja yang diproses anti

karat, dilapisi dengan karpet anti api dan sangkar tersebut mampu menahan beban yang sesuai dengan kapasitasnya.

Pada permukaan bagian atas Lantai Sangkar hendaknya ditempatkan lapisan sesuai ketentuan dalam Daftar Peralatan. Type, motif dan warna lapisan ini akan ditentukan didalam Klarifikasi Penawaran.

Pada bagian bawah dari lantai sangkar, hendaknya ditempatkan peredam getaran, peredam suara, bel tanda kedatangan sangkar dan beberapa alat pengaman operasi seperti yang diuraikan dalam ketentuan ini.

3) Dinding sangkar. Untuk lift penumpang, dinding terbuat dari Steel sheet painted. Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah

dipasang atau dilepas sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan. Pada bagian luar dari dinding sangkar, hendaknya ditempatkan suatu lapisan

peredam suara.

C - 116

Page 58: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Pada bagian bawah dinding sangkar, hendaknya ditempatkan suatu lapisan sesuai ketentuan dalam daftar peralatan setinggi 10 cm untuk menahan gesekan yang mungkin terjadi selama pemakaian sangkar.

4) Langit-langit Sangkar Elevator. Atap sangkar hendaknya terbuat dari bahan pelat baja setebal 2 mm atau

lebih diproses anti karat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu menahan beban yang mungkin timbul selama operasi.

Pada atap sangkar hendaknya disediakan pintu darurat tidak kurang dari sebesar 50 cm x 50 cm untuk keperluan pengosongan sangkar dalam keadaan darurat. Pintu darurat ini hendaknya hanya dapat dibuka dari bagian atas sangkar dan dilengkapi dengan alat pengaman.

Pada bagian atas dari atap sangkar, hendaknya ditempatkan lapisan peredam suara dan peralatan pengaman operasi seperti yang disyaratkan dalam ketentuan ini.

Bagian bawah dari atap sangkar hendaknya dilapisi dengan cat bakar warna putih.

Lampu penerangan didalam sangkar, hendaknya mampu memberikan kuat penerangan rata-rata 250 lux bila diukur pada lantai sangkar dimana semua perlengkapan sangkar saat itu telah terpasang.

Lampu penerangan harus ditempatkan diantara atap sangkar dengan langit-langit ganda.

Penerangan darurat didalam sangkar, hendaknya disediakan dengan mempergunakan sumber daya berupa batere NICAD type Dry Cell.

Kapasitas batere hendaknya diperhitungkan untuk operasi tidak kurang dari 30 menit.

Penerangan darurat tersebut hendaknya mempergunakan salah satu lampu penerangan normal yang telah tersedia dan akan menimbulkan kuat penerangan rata-rata tidak kurang dari 75 Lux bila diukur pada lantai sangkar dengan semua perlengkapan sangkar terpasang.

Pemborong hendaknya melengkapi sumber daya darurat ini dengan alat pengisiannya yang dapat bekerja secara otomatis dengan waktu pengisian tidak lebih dari 24 jam dan harus sesuai dengan karakteristik baterenya.

Pada bagian atas dari atap sangkar, hendaknya ditempatkan suatu alat sirkulasi udara.

Alat ini hendaknya mampu mengadakan pertukaran udara didalam sangkar tidak kurang dari 6 kali per jam.

Langit-langit ganda didalam sangkar hendaknya di tempatkan pada ketinggian tidak kurang dari ketentuan dalam daftar peralatan.

Langit-langit ganda hendaknya terbuat dari bahan yang sesuai dengan ketentuan dalam Daftar Peralatan.

5) Pintu Sangkar Elevator.

Pintu sangkar hendaknya terbuat dari bahan steell sheet painted atau yang lebih baik.

Pada bagian luarnya hendaknya ditempatkan lapisan yang sesuai dengan ketentuan dalam Daftar Peralatan.

Arah gerakan pintu sangkar adalah sentris ke arah kiri dan kanan dari sangkar dengan dimensi yang sesuai dengan ketentuan dalam Daftar Peralatan.

C - 117

Page 59: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Pada bagian luar dari pintu sangkar hendaknya di tempatkan lapisan peredam suara dan beberapa peralatan pengaman operasi sangkar, seperti yang disyaratkan dalam ketentuan ini.

Rangka pintu sangkar hendaknya terbuat dari bahan profil baja yang dilapis dengan bahan yang sesuai dengan lampiran daftar peralatan pekerjaan elevator.

Pada penutup bagian atas dari pintu sangkar hendaknya ditempatkan suatu indikator posisi sangkar tipe digital dan arah perjalanan sangkar.

Pada lantai sangkar dan tepat dibawah pintu sangkar harus ditempatkan suatu bahan aluminium keras bermotif dengan warna natural.

6) Indikator Sangkar Elevator

Apabila ditentukan lebar pintu sangkar kurang dari 100 mm, maka pada bagian kanan pintu sangkar hendaknya ditempatkan panel operasi sangkar.

Apabila ditentukan lebar pintu sangkar 1100 mm atau lebih, maka panel operasi sangkar harus disediakan pada kedua sisi pintu.

Panel operasi sangkar hendaknya mempunyai beberapa tombol operasi dengan lampu indikator tipe digital disertai bunyi arrival gong saat kereta landing dan lampu yang menyala untuk lift yang akan landing.

7) Car Operating Panel

Terbuat dari stainless steel plate dengan hairline finish. Tombol yang dipakai merupakan tombol sentuh yang menyala bila tersentuh. Tombol (Push Button) operasi yang diperlukan antara lain :

Tombol lantai tujuan sangkar sesuai dengan jumlah lantai bangunan. Tombol pembuka dan penutup pintu sangkar. ON-OFF Switch untuk lampu penerangan. ON-OFF switch untuk exhaust fan Key switch untuk independent operation. Lampu indikator gangguan belum lebih dan lampu indikator beban

penuh, dilengkapi dengan buzzer. Tombol panggilan ke pesawat induk interkom. Speaker untuk pembicaraan interkom. Plat nama dari pabrik pembuat lift. Tulisan kapasitas lift penumpang.

Khusus untuk bangunan yang mempunyai elevator lebih dari 2 unit, maka pada panel operasi sangkar hendaknya dilengkapi dengan tombol operasi pelayanan untuk kondisi khusus ( Attendant Operation ).

Khusus untuk bangunan yang mempunyai jumlah lantai lebih dari 8 lantai, maka pada panel operasi sangkar hendaknya disediakan tombol pengatur program pelayanan lantai. Hal ini akan memungkinkan sangkar tidak memberikan pelayanan ke satu/beberapa lantai tertentu.

Pelayanan ke lantai tersebut hanya dapat dilakukan apabila pemakai memberikan kode yang sesuai.

Tempat alat operasi khusus hendaknya memiliki beberapa kegunaan, antara lain :

Mengoperasikan alat sirkulasi udara. Menyalakan lampu penerangan dalam sangkar.

C - 118

Page 60: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Menghentikan motor penggerak. Beberapa kegunaan khusus lainnya.

Tombol operasi yang dimaksud hendaknya terdiri atas kontak type Micro Movement yang dilengkapi dengan lampu indikator. Lampu indikator akan menyala, apabila perintah pada tombol setelah diterima di Panel Kontrol Elevator.

c Data Peralatan di Shaft dan Tiap Lantai.

1) Magnetic landing DeviceUntuk menghentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan toleransi maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang bersangkutan.

2) Landing DoorMempunyai tipe, jenis dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.

Dilengkapi dengan wide jamb terbuat dari steel sheet painted. Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara

elektris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weight closer.

Apabila ditentukan dalam daftar peralatan bahwa rangka pintu lantai dilengkapi transom, maka bagian tersebut hendaknya terbuat dari bahan plat baja setebal 2 mm atau lebih yang diproses anti karat dan dilapis dengan bahan sesuai dengan Lampiran Daftar Peralatan Pekerjaan Elevator.

Pintu lantai hendaknya diberikan perlengkapan untuk menutup pintu secara otomatis. Semua perlengkapan pintu lantai harus ditempatkan didalam lift shaft dan diberikan penutup atau pelindung.

Pada bagian samping dari pintu lantai pada dinding, hendaknya ditempatkan panel operasi lantai yang berisikan : Tombol panggilan sangkar untuk arah ke atas. Tombol panggilan sangkar untuk arah kebawah.

Indikator posisi sangkar adalah type digital. Indikator ini bersama dengan indikator arah perjalanan sangkar harus ditempatkan pada suatu plat pemasangan dari bahan yang sesuai dengan ketentuan dalam daftar peralatan.

Indikator posisi sangkar harus ditempatkan pada transom pintu (apabila ada) atau pada dinding diatas rangka pintu.

Ketentuan mengenai lantai yang dilengkapi indikator posisi sangkar akan diberikan dalam Daftar Peralatan.

3) Door Sills Dan Shoes Guards

Terletak dibawah pintu, terbuat dari extruded aluminium natural color, yang di dudukkan pada beton yang telah disediakan.

4) Car Position Indicator (petunjuk posisi sangkar) Terdapat disamping pintu setiap lantai dengan tipe digital kecuali di lift lt.

dasar (lobby). Harus dilengkapi dengan petunjuk arah perjalanan kereta dan gong yang

hanya nyala dan berbunyi pada saat kedatangan kereta.

5) Buffer ( Penahan luncuran ).

C - 119

Page 61: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Pada bagian bawah dari lift shaft tepat dibawah sangkar dan pengimbang berat/counter weight hendaknya diberikan penahan luncuran (buffer).

Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya diberikan karet setebal 5 mm.

Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.

Buffer ini ditempatkan diatas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh pemborong pekerjaan sipil.

Khusus untuk elevator dengan pelayanan maksimum lebih dari 8 (Delapan) lantai, maka buffer yang dipergunakan adalah hydrolik lengkap dengan dudukannya dan alat pengaman seperti yang dipersyaratkan dalam ketentuan ini.

6) Guide Rail

Pengarah perjalanan sangkar dan pengimbang berat hendaknya terbuat dari profil baja dengan ukuran yang sesuai sehingga dapat menahan semua beban yang mungkin timbul dan harus disetujui oleh Perencana Struktur. Pemborong wajib menyertakan data kekuatan bahan dan reaksi beban yang mungkin timbul didalam Gambar Kerja.

Untuk Sangkar Elevator. Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,

ketinggian dan berat nominal, sesuai dengan standard kapasitas. Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2.06 meter maksimum

dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm. Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur

baut 3/4". Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1/22" dengan panjangnya

14,5" yang dipasang dengan mur baut 3/4" sebanyak empat buah disetiap sisinya.

Untuk Counter Weight Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,

ketinggian dan berat nominal sesuai standard kapasitas. Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum

dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm. Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur

baut 5/8". Sambungan rel terbuat dari pelat baja setebal 1/22" dan panjangnya 12"

yang dipasang dengan mur baut 5/8" sebanyak 4 buah disetiap sisinya.

Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang tali harus di cat anti karat.

Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.

7) Counter weight.

Rangka counter weight terbuat dari profil baja. Isi counter weight adalah sebesar kereta elevator ditambah dengan 50% dari

kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor. Pengimbang berat yang dipergunakan hendaknya dapat memberikan

perimbangan tidak kurang dari 45% sampai dengan 50% berat sangkar termasuk seluruh beban yang ada didalamnya dalam keadaan beroperasi.

C - 120

Page 62: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Konstruksi dari alat ini harus cukup kuat untuk dapat menahan semua beban yang mungkin timbul.

8) Compensating

Kabel penghantar penghubung sangkar dengan Panel Kontrol Elevator dan peralatan lainnya, hendaknya terdiri atas beberapa inti sesuai dengan kebutuhan yang diuraikan dalam ketentuan ini.

Kabel ini harus mempunyai bagian penguat, sehingga tidak mudah berubah karakteristiknya.

Apabila ternyata diperlukan adanya penghubung antara bagian bawah Sangkar dan Pengimbang berat, maka penghubung tersebut hendaknya berupa kawat baja.

Dalam hal ini diisyaratkan pula adanya pemegang kawat baja yang ditempatkan pada lift pit yang dilengkapi dengan alat pengaman operasi seperti yang diisyaratkan dalam ketentuan ini.

Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan dilengkapi dengan safety switch.

d Penggerak.

1) Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak-balik 3 phase 380 V dengan toleransi 10% Frekuensi 50 Hz.

2) Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame dan ditempatkan di ruang mesin elevator dan duduk diatas dinding shaft lift.

3) Antara base frame dan pondasi beton, harus ditempatkan bantalan karet sebagai peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut tidak boleh lebih dari 3 mm.

4) Sistem penggerak sangkar hendaknya dilengkapi dengan tali baja tidak kurang dari 4 jalur, dimana masing-masing tali baja berdiameter tidak kurang dari 10 mm, sedemikian rupa sehingga perbandingan gerak roda penggeraknya adalah 2:1.Jumlah dan dimensi tali baja yang dimaksud dalam ketentuan ini harus memiliki faktor keamanan tidak kurang dari 14.

5) Pemborong hendaknya menyertakan data kekuatan tali baja tersebut didalam Gambar Kerja.

6) Panel kontrol elevator beserta seluruh perlengkapannya harus mampu menghentikan sangkar pada lantai tujuan dengan toleransi perbedaan tinggi lantai tidak lebih dari 5 mm.

7) Panel Kontrol Elevator hendaknya merupakan komponen operasi dengan microprocessor, kecuali rel penggerak motor utamanya.

C - 121

Page 63: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

8) Apabila untuk penggerak motor utama dipergunakan rel, maka rele maknetis tersebut harus tipe tertutup dan dari kelas operasi tipe AC-4.

9) Panel kontrol elevator hendaknya merupakan panel tertutup dengan beberapa lubang ventilasi. Pada setiap lubang ventilasi hendaknya disediakan pengaman, sehingga tidak memungkinkan masuknya serangga kedalam panel. Alat ventilasi buatan harus ditempatkan dibagian atas panel apabila ternyata temperatur kerja didalam panel melebihi persyaratan.

10) Bagian bawah Panel Kontrol Elevator hendaknya dilengkapi penutup, dimana semua kabel keluar dari atau masuk kedalam panel tersebut harus melalui Cable Gland.

e Control System.

1) Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan kereta elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan elevator didalam sistem kontrolnya.

Jenis alat kontrol yang harus dipakai adalah full electronic, micro computerized ACVVVF ( Alternating Current Variable Voltage Variable Frequency ).Panel Supervisory ini diletakkan di ruang security lantai 1 dengan kelengkapan sebagai berikut :

Lampu indikator untuk keadaan normal power dan emergency power. Signal lift yang menunjukkan lift dalam keadaan trouble. Interkom untuk berkomunikasi dengan penumpang lift. Lampu indikator posisi lift. Key switch untuk menjalankan lift dengan emergency power Key return switch untuk memanggil lift car agar turun ke mesin floor ( anti

burglar switch ).-Key switch untuk menghidupkan dan mematikan lift.

2) Khusus untuk Fire Lift beroperasi secara Single ( selective Collective ).Lift beroperasi secara otomatis melayani semua panggilan baik yang berasal dari luar ( hall call ) maupun dari dalam sangkar ( car call ) melalui call button ( tipe touch button ).

Panggilan akan dilayani secara berurutan baik dari atas maupun dari bawah dan lift akan berhenti di lantai setelah melayani panggilan terakhir, stand by dalam keadaan pintu tertutup.

3) Lift yang beroperasi secara group ( Supervisory Group Control ).

Untuk lift yang dioperasikan secara group harus didukung oleh control secara micro processor ( micro computer) yang berfungsi sebagai Car Controller (CC), Hall Controller (HC), System processor (SP), dan Traffic Analizer (TA), dimana signal-signal antara car controller harus bersifat serial dan menggunakan kabel serat optic fibre untuk memperbaiki data transmisi sehingga lift akan memberikan suatu operasi yang optimal dalam mereduksi waiting time dan konsumsi energi.

f Perlengkapan Pengaturan Operasi Elevator.

C - 122

Page 64: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

1) Full Load Control

Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pembatas pengisian beban sampai dengan 95% kapasitas nominalnya, dimana pada saat itu Panel Kontrol Elevator harus memberikan tanda berupa nyala lampu pada Panel Operasi sangkar.Dengan demikian maka sangkar tidak dapat diberikan tambahan beban dan panggilan dari Panel Operasi Lantai tidak dilayani lebih lanjut sebelum ada pengurangan beban didalam sangkar.

Alat deteksi beban di lantai sangkar hendaknya tipe Elektro-Maknetis/Transducer.

2) Over Load ControlOperasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman beban penuh, dimana Panel Kontrol Elevator harus memberikan tanda berupa bel elektronik di Panel Operasi Sangkar dan mencegah bergeraknya sangkar.

Alat deteksi beban di lantai sangkar hendaknya tipe Elektro-Maknetis/Transducer.

3) No Load ControlOperasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman beban kosong, dimana bila pada saat itu masih tercatat adanya perintah dari panel operasi sangkar, maka panel kontrol elevator harus membatalkan semua perintah tersebut.Alat deteksi beban di lantai sangkar hendaknya tipe elektro-Maknetis/Transducer.

4) Anti Nuissance ControlOperasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman terhadap banyaknya perintah pada panel operasi sangkar dibandingkan terhadap jumlah penumpang dalam sangkar.Apabila hal ini terjadi, maka Panel Kontrol Elevator harus membatalkan semua perintah tersebut.Alat deteksi beban di lantai sangkar hendaknya tipe Elektro-Maknetis/Transducer.

5) Attendant Control.

Operasi dari Elevator secara keseluruhan harus di lengkapi dengan sistem pengaturan keadaan khusus, dimana Elevator dapat dipergunakan tanpa memberikan pelayanan terhadap perintah Panel Operasi Lantai dan Lepas dari sistem operasinya.

6) Fireman Control.

Operasi dari elevator secara keseluruhan harus di lengkapi dengan sistem pengaturan keadaan khusus kebakaran Panel Control Elevator akan membatalkan semua Perintah baik pada panel operasi Sangkar maupun Panel Operasi Lantai dan membawa sangkar kembali ke lantai terendah. Setelah itu elevator akan

C - 123

Page 65: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

berhenti dengan pintu terbuka dan hanya dapat di pergerakkan kembali untuk keperluan Pemadam kebakaran oleh petugas yang berwenang. Operasi ini hanya akan bekerja apabila indikasi kebakaran telah diterima di Panel Kontrol Elevator dari Panel Kontrol tanda Bahaya Kebakaran dan atau dari saklar khusus ( Fireman Switch) di lantai terendah.

7) Automatic Resque Device

Operasi dari elevator secara keseluruhan harus dilengkapi dengan catu daya darurat dari Sumber Daya Arus Searah, sehingga pada saat penggangguan pelayanan sumber daya utama, Saklar Elevator tetap dapat di berhentikan pada lantai terdekat dengan posisi pintu terbuka secara bergantian.Jenis battery yang dapat digunakan tipe NICAD merk Chloride marathon/Alcad atau Saft.

8) Restriction Floor Service

Khusus untuk elevator yang melayani lantai lebih dari 8 lantai, sistem operasi setiap Elevator harus dilengkapi dengan kemungkinan pembatasan pelayanan lantai. Pembatasan pelayanan dan pembatalan pembatasan pelayanan hendaknya dilakukan dengan Saklar Kunci atau tombol kode.

g Sistem Pengamanan Operasi Elevator.

1) Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman kecepatan lebih berupa Speed Governor, dimana bila terjadi kelebihan kecepatan operasi Sangkar melebihi batas 110% dari nilai nominalnya maka akan terjadi pengereman pada Guide Rail dan motor penggeraknya secara otomatis.

2) Operasi dari pintu sangkar dan pintu lantai hendaknya dilengkapi dengan pengaman berupa safety shoes pada setiap sisinya. Apabila operasi pintu terhambat maka pintu akan terbuka kembali secara otomatis. Selain itu pengaman operasi serupa tetapi mempergunakan sistim jalur cahaya (photo - cell) tetap harus disediakan.

3) Operasi dari pintu sangkar dan pintu lantai hendaknya dilengkapi dengan suatu pengaman pencegahan operasi mesin penggerak bila ternyata pintu tidak rapat dan atau dibuka secara manual dengan kunci khusus yang telah disediakan.

4) Perjalanan sangkar hendaknya diberikan pembatas berupa Travel Limit Switch yang ditempatkan pada batas 10 CM di bawah level lantai terendah dan 10 cm di atas level teratas.

Apabila ternyata pengaman ini bekerja, maka pengereman poros motor penggerak akan terjadi dan motor penggerak di cegah untuk bekerja.

C - 124

Page 66: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

5) Apabila di dalam operasi sangkar ternyata terjadi hentakan pada buffer, maka pengereman poros motor penggerak akan terjadi dan motor penggerak di cegah untuk bekerja.

6) Apabila selama operasi sangkar, ternyata terjadi suatu ketegangan yang tidak merata pada setiap kawat baja penggantung sangkar, maka motor penggerak harus dicegah beroperasi.

7) Apabila beban didalam sangkar telah melebihi dari kapasitas nominalnya, maka mesin penggerak harus dicegah untuk bekerja.

8) Apabila ketegangan kawat baja penghubung sangkar dan pengimbang berat selama operasinya tidak sama besar dan atau kurang dari yang ditentukan pabrik pembuat, maka motor penggerak harus di cegah untuk beroperasi.

9) Pengaman terhadap tidak adanya penumpang, berupa transducer yang diletakkan di bawah kereta elevator apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan mencegah mesin penggerak bekerja mematikan lampu penerangan dan exhaust fan. Apabila ada penumpang masuk maka secara otomatis lampu penerangan dan exhaust fan akan menyala kembali.

10) Pengaman terhadap kelebihan waktu perjalanan yang disebabkan karena berhentinya kereta pada suatu lantai dimana beban kereta telah melebihi 85% kapasitas pengaman ini berupa transducer yang di letakkan di bawah lantai kereta.

11) Pengaman terhadap gempa (Earthquake device & sensor). Dimana bila terjadi gempa suatu sensor yang dipasang di ruang lift akan mencatat kekuatan gempa. Bila melebihi 3 skala richter maka lift akan berhenti dilantai terdekat, pintu membuka dan tidak dapat di operasikan lagi sampai keadaaan normal kembali.Earthquake device ini di tawarkan sebagai optional.

12) False call cancelling auto, dimana bila penumpang setelah masuk car secara iseng menekan tombol lantai lainnya, dan pada lantai yang dituju dia keluar, maka bila tidak ada penumpang lainnya didalam car maka secara otomatis floor call yang diminta akan di cancel.

13) Auxilliary car operating panel, merupakan tambahan sub car operating panel yang fungsinya sama dengan main car operating panel. Sub car operating panel ini terdapat pada sisi sebelah kiri dari main car operating panel.

14) Anti Burglar switch, merupakan emergency return switch yang di pasang di ruang monitoring.Dengan switch ini car lift dapat diatur beroperasi ke lantai tertentu karena adanya kebakaran atau lainnya, biasanya lantai dasar (main entrance lobby).

h Panel Kontrol Elevator.

1) Panel kontrol ini adalah dari jenis free standing close type dengan lubang ventilasi secukupnya.

2) Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur maksimum 38 derajat celsius dan RH 80%.

C - 125

Page 67: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

3) Panel kontrol akan diletakkan diatas suatu pondasi yang akan disediakan oleh kontraktor lift dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya dapat dilayani dari depan.

4) Box panel harus terbuat dari plat baja setebal 2 mm minimum dengan rangka penguat dan di cat anti karat dan fire proof.

5) Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable gland.

6) Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interfrensi dengan gelombang pemancar yang ada.

7) Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL.

8) Box panel harus dibuat dari plat baja anti kebakaran (fire proof) yang digalvanisasi (galvanized sheet steel) tebal minimum 2 mm dengan rangka besi.Seluruh bagian panel harus di "meni" terlebih dahulu sebelum dilapisi duco dari jenis Epoxy B, baru dilakukan Zinchromate Primer Coat.Finishing paint untuk semua panel harus dari cat jenis Marine Paint warna abu-abu.Zinchromate power coat dan finishing pain harus dari merk ICI.

9) Konstruksi dalam panel-panel letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan nomor terminal /kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan juga kemungkinan kenaikan temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponen-komponen itu sendiri ataupun karena keterbatasan ruang panelnya.

10) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran, untuk ampermeter dan volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).

11) Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :

Incoming MCCB. Miniatur Circuit Breaker. Contactor.

Rated current : esuai product yang ditawarkan Operating voltage : 220 V, 380 V Frequency : 50 Hz Breaking capacity : 20 kA Permitted ambient temp : 55 derajat celsius Overload release : sesuai gambar

C - 126

Page 68: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

12) Terminal Block :

Ambient temperature : - 40 derajat celsius + 100 derajat celsius

Density : High Density (600 V) Insulattin Housing : Continuos grove. Distance betwen the terminal body and the mounting rail : De Electric gap

i Kabel Tegangan Rendah.

1) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6 kV untuk kabel NYM, NYY dengan spesifikasi : Conductor : Plain Copper (NYM & NYY), solid or stranded (NYY). Insulation : PVC Core filter : Compound Elastic/Soft PVC Sheath : PVC

2) Flexible M.I.C.C Cable

Digunakan untuk instalasi kabel kontrol dan kabel feeder ke panel kontrol lift kebakaran.Kabel jenis ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Standard :

Fire resistant Test : BS, IEC, AS Fire retardance Test : IEC Flame retardane Test : IEC Smoke Emission Test : IEC Halogen Content sebagai berikut :

Voltage Rating : 0,6/ 1 kV Cable Types:Low Smoke Free of Halogen (LSFH) - Conductor material :

Coper solid or standard Conductor Class:2 or 5. -Conductor Protected:Class Mica Flame Carrier. Primary Insulation:Rador 125 and sheath Melting Point of Copper at 3 hours:1080 derajat celsius Max. Radius Bending:12 d

3) Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Untuk kabel-kabel instalasi daya dari LVMDP dipergunakan jenis NYY.

4) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan dari Direksi Pengawas terlebih dahulu.

5) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2

6) Pemasangan instalasi flexible MICC cable harus dilakukan dalam metal conduit.

C - 127

Page 69: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

j Instalasi Listrik.

1) Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih sesuai dengan catu daya setempat.

2) Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang dapat bekerja secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari 0,8 atau Pemborong wajib menambahkan kapasitor.

3) Semua kabel daya maupun kabel kontrol hendaknya dilindungi dengan mempergunakan saluran kabel khusus yang terbuat dari bahan aluminium atau baja yang diproses Analozed atau galvanis.

4) Pemborong hendaknya menyediakan lampu penerangan untuk keperluan pemeliharaan. Lampu tersebut harus ditempatkan dibagian bawah lift shaft, Pit elevator, dan pada bagian atas sangkar, masing-masing lampu penerangan harus dilengkapi dengan saklar dan pelindung.

5) Intercom dengan master station, dimasing-masing ruang mesin elevator dan di ruang security, Ruang control engineering, dengan cabang pada masing-masing kereta.

Didalam operasinya,setiap cabang dapat memanggil master station dan setiap master station dapat memanggil cabang.

Sumber daya untuk intercom ini diambil dari battery NICAD 12 Volt yang dilengkapi dengan automatic charger, yang juga digunakan untuk melayani lampu penerangan darurat.

k. Instalasi Ventilasi Ruang Mesin.

Pekerjaan instalasi ventilasi mekanis (exhaust fan) untuk ruang lift, termasuk ruang lingkup pekerjaan kontraktor lift. Kontraktor lift bertanggung jawab terhadap kapasitas exhaust fan yang dipasang sehingga tercapai temperatur maksimal didalam ruang mesin 38 derajat celsius.Type dari fan adalah Wall mounted propeller type lengkap dengan automatic louver shutter.

CATATAN :

1) Motor penggerak kereta perlengkapannya harus mampu untuk 240 start/jam minimum

2) Door sills yang dipakai adalah tipe anti slip.

3) Setiap pintu elevator di setiap lantai mampu menghambat kebakaran selama minimum 2 jam.

4) Monitor untuk supervisi yang dipakai harus dapat dipakai untuk sistem PAL/SECAM/NTSC dapat memberikan informasi tentang :

Car status :Up, down, parked, independent failure, dan lain-lain.

C - 128

Page 70: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

Door status:Open, closed Car loading:Jumlah penumpang Traffic:Hall call, car call, car to hall call. Lain-lain:Jumlah stop, trip dan lain-lain.

5) Harus disediakan sarana untuk pemasangan instalasi emergency paging yang akan dikerjakan oleh pemborong listrik.

l Ketentuan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan.

1) Pemborong wajib membuat gambar kerja secara terperinci baik untuk pembuatan maupun untuk pemasangan. Pemesanan dan pemasangan setiap bahan dan peralatan dalam pekerjaan ini, hanya dapat dilakukan setelah adanya persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan pengawas.

2) Pemborong wajib memberikan indikasi kepada Konsultan Pengawasn dan Pemborong pekerjaan lain untuk setiap hubungan antara pekerjaan ini dan pekerjaan lain.

3) Ketentuan pemasangan untuk pekerjaan listrik dalam pekerjaan ini adalah seperti yang tertera dalam PUIL.

4) Pemasangan Guide Rail untuk pekerjaan ini harus tegak terhadap bidang datar, dimana toleransi kemiringan tidak lebih dari 3 mm untuk sepanjang Guide Rail.

5) Pemborong wajib mengurangi kebisingan yang mungkin timbul selama operasi peralatan ini, sehingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

6) Pemborong hendaknya mengadakan penyetelan pengereman di poros motor penggerak, sedemikian rupa sehingga rem hanya akan bekerja pada saat sangkar sedang berhenti. Dengan demikian maka pengereman tidak akan menimbulkan hentakan pada pemakai.

7) Pemborong wajib mengikuti semua pengarahan dari Konsultan Pengawas dalam pemasangan peralatan.

IV.3. KETENTUAN TEKNIS PENGUJIAN PEKERJAAN.

a Pemborong wajib menyampaikan rencana pengujian pekerjaan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Pengujian yang tidak dihadiri oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas akan dinilai tidak sah dan harus diulang.

b Pengujian pada pekerjaan ini dimaksudkan untuk memeriksa karakteristik operasi peralatan antara lain :

1) Besar arus beban listrik.2) Kestabilan operasi.3) Kebisingan yang timbul selama operasi4) Keandalan alat-alat pengaman5) Ketepatan pada tinggi lantai sangkar terhadap lantai peralatan.

C - 129

Page 71: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

6) Dan lain-lain yang akan disampaikan oleh Konsultan Pengawas.

c Pemberi tugas dan pengawas berhak menolak penyerahan pekerjaan apabila ternyata terdapat ketidak beresan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

d Kecuali ditentukan lain, penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya kepada pemberi tugas hanya dapat dilakukan apabila ijin Pemakaian secara prinsip telah disetujui oleh Lembaga Pemerintah yang berwewenang.

V.4. P R O D U K.

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan ke Direksi Pengawas. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan sesuai dan tertulis dari Direksi Pengawas.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. BAHAN PERALATAN MERK / PEMBUAT

1. Peralatan utama HANDOK, HYUNDAI, SIGMA

2. Panel maker sesuai dengan produk yang ditawarkan ex Factory

3.a. Komponen panel MG,ABB,AEG.3.b. Contractor & Relay TELEMECANIQUE,ABB.3.c. Alat ukur/Metering AEG,CROMPTON

4. Kabel-kabel KABEL METAL KABELINDO,SUPREME, TRANKA.

5. Flexible MICC Cable HUBER + SUHNER. (Radox 125)

6. HIP Conduit CLIPSAL, EGA

7. Metal Conduit MARUICHI,MITSUSHITA.

8. GIP Med. Class PPI, BAKRIE

9. Exhaust Fan NATIONAL, WOODS.

C - 130

Page 72: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

LAMPIRANDAFTAR PERALATANPEKERJAAN ELEVATORPROYEK GEDUNG KANTOR DOLOG JAYA JL. AHMAD YANI - JAKARTA

ESCRIPTION PASSENGER ELEVATOR

SERVICE ELEVATOR PASSENGER ELEVATOR

SERVICE ELEVATOR

HOSPITAL BED ELEVATOR

A. MAIN DATA1.Building Nama Gedung

Manajemen Garuda Indonesia

Gedung Manajemen Garuda Indonesia

Gedung Manajemen Garuda Indonesia

2.Elevator type & Total Units 2 (two) units 1 (one) Unit 1 (one) Unit3.Capacity 15 persons/100 kg 15 persons/100 kg 15 persons/100 kg4.Speed 60 mpm 60 mpm 45 mpm5.Total stops/openings

8 stops/ 7 opening 8 stops/ 7 opening 8 stops/ 14 opening

6.Drive control AC-Variable Voltage Variabel Frequency (AC-VVVF)

AC-Variable Voltage Variabel Frequency (AC-VVVF)

AC-Variable Voltage Variabel Frequency (AC-VVVF)

7.Operation system

Duplex, selective collective automatic operation

Duplex, selective collective automatic operation

Duplex, selective collective automatic operation

8.Power supply Main : 380V, 50z, 3PhaseLight : 220V, 50 Hz, 1Phase

Main : 380V, 50z, 3PhaseLight : 220V, 50 Hz, 1Phase

Main : 380V, 50z, 3PhaseLight : 220V, 50 Hz, 1Phase

9.Power capacity 8 KVA/Unit 8 KVA 7 KVA10.Machine room Direct above hoist

wayDirect above hoist way Direct above hoist

way

B. CAR/CAGE1.Dimension of -Car internal (mm) -Car external (mm) -Car entrance (mm)

see drawingsee drawing900

see drawingsee drawing900

see drawingsee drawing900

2.Car celling Standard type for passenger elevator

Standard type for passenger elevator

Standard type for passenger elevator

3.Car entrance coloumn

Stainless steel hair line finish

Stainless steel hair line finish

Stainless steel hair line finish.

4.Car kickplate Stainless steel hair line finish

Stainless steel hair line finish

Stainless steel hair line finish

5.Car door type Two panels, centre opening Automatic sliding door

Two panels, centre opening Automatic sliding door

Two panels, centre opening Automatic sliding door

6.Car door panel Sheet steel painted finish

Sheet steel painted finish

Sheet steel painted finish

7.Car wall panel Sheet steel painted Sheet steel painted Sheet steel painted

C - 131

Page 73: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

finish finish finish8.Car return panel Sheet steel painted

finishSheet steel painted finish

Sheet steel painted finish

9.Car pos indicator Digital type Digital type Digital type

10.Car operating panel

Stainless steel hair line finish for face palte, equipped with :-Emergency stop button-Dirrection arrow-Floor button (Micro stroke button type)-Fan & light switch-Operating instruction in English or Indonesia language

Stainless steel hair line finish for face palte, equipped with :-Emergency stop button-Dirrection arrow-Floor button (Micro stroke button type)-Fan & light switch-Operating instruction in English or Indonesia language

Stainless steel hair line finish for face palte, equipped with :-Emergency stop button-Dirrection arrow-Floor button (Micro stroke button type)-Fan & light switch-Operating instruction in English or Indonesia language.

11.Car flooring Heavy duty vinyl tile Heavy duty vinyl tile Heavy duty vinyl tile12.Car sill Extruded hard

alluminiumExtruded hard alluminium

Extruded hard alluminium

C.HALL EQUIPMENT1.Hall door Sheet steel painted

finishSheet steel painted finish

Sheet steel painted finish

2.Hall jamb Narrow type of sheet steel painted finish

Narrow type of sheet steel painted finish

Standard type of sheet steel painted finish

3.Hall still Extruded hard alluminium

Extruded hard alluminium

Extruded hard alluminium

4.Hall indicator & Hall Button

Digital type combined with micro stroke button type

Digital type combined with micro stroke button type

Digital type combined with micro stroke button type

5.Faceplate finish Stainless steel hairline finish

Stainless steel hairline finish

Stainless steel hairline finish

6.Hall transom Not provided Not provided Not provided

D. HOISTWAY1.Dimension of -Shaft internal (mm) -Machine room internal (mm)

see drawing

see drawing

see drawing

see drawing

see drawing

see drawing

C - 132

Page 74: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

-Machine room height (mm)

see drawing see drawing see drawing

2.Overhead height (mm) see drawing see drawing see drawing3. Pith Dept (mm) see drawing see drawing see drawing4. Counterweight At the back side of

carAt the back side of car At the back side of

car

E.LIFT PROVIDED WITH1.Over load device

Provided Provided Provided

2.Safety edge, one of car door

Provided Provided Provided

3.Emergency light 12V/10 W for 30 minutes Provided Provided Provided4.Automatic source- off of lighting and ventilation

Provided Provided Provided

5.Parking switch Provided Provided Provided6.3 ways interphone system car to M/E and control room

Provided Provided Provided

7.Photo cell one beam

Provided Provided Provided

8.Fireman switch operation Provided for 1

elevatorProvided Provided

9.Fire return operation

Provided for other elevator

Not Provided Not Provided

C - 133

Page 75: RKS Mekanikal

PERINDO JKT

D A F T A R I S I ===================

V. KETENTUAN TEKNIS BAHAN DAN PERALATANPEKERJAAN INSTALASI ELEVATOR ( LIFT )

V.1.Lingkup Pekerjaan.

v.1.1.Lingkup Pekerjaan Pemborongv.1.2.Lingkup Pekerjaan Pemborong Lain

V.2.tentuan Teknis Elevator.

v.2.1.Kondisi Operasi

v.2.2.Sangkar

v.2.3.Data Peralatan di shaft dan Tiap Lantai

v.2.4.Penggerak

v.2.5.Control System

v.2.6.Perlengkapan Pengaturan Operasi Elevator

v.2.7.Sistem Pengaman Operasi Elevator

v.2.8.Panel Kontrol Elevator

v.2.9.Kabel Tegangan Rendah

v.2.10.Instalasi Listrik

v.2.11.Instalasi Ventilasi Ruang Mesin

v.2.12.Ketentuan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan.

V.3.tentuan Teknis Pengujian Pekerjaan.

V.4.Produk.

v.4.1.Lampiran Daftar Peralatan Pekerajaan Elevator Proyek POLITEKNIK NEGRI MEDIA KREATIF

C - 134