RKPD TAHUN 2012

download RKPD TAHUN 2012

of 59

description

penjelasan roadmap pembangunan bengkulu

Transcript of RKPD TAHUN 2012

  • GUBERNUR BENGKULU

    PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 14 TAHUN 2011

    TENTANG

    RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU

    TAHUN 2012

    2011

  • GUBERNUR BENGKULU

    LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BENGKULU

    NOMOR 14 TAHUN 2011

    TENTANG

    RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU

    TAHUN 2012

    Pemerintah Provinsi Bengkulu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    2011

  • i

    DAFTAR ISI Hal. BAB I. PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------- 1 1.1. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------ 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan RKPD ------------------------------------------- 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen -------------------------------------------------- 3 1.4. Sistematika Dokumen RKPD ------------------------------------------------- 4 1.5. Maksud Dan Tujuan ------------------------------------------------------------ 4 BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011 DAN CAPAIAN

    KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ---------------------------------

    6 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah ------------------------------------------ 6 2.1.1. Aspek Geografi Dan Demografi ---------------------------------- 6 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ------------------------------- 8 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum ------------------------------------------ 11 2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah ----------------------------------------- 18

    2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan Dan Realisasi RPJMD -----------------------------------------------

    23

    2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah ------------------------------------- 25 2.3.1. Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan

    Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Daerah ----------------

    26 2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

    Pemerintahan Daerah ---------------------------------------------

    27 BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

    KEUANGAN DAERAH --------------------------------------------------------------------

    32 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ------------------------------------------ 32 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2010 Dan Perkiraan

    Tahun 2011 -----------------------------------------------------------

    32 3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun

    2012 Dan Tahun 2013 ----------------------------------------------

    34 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah------------------------------------------ 34 3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan ---- 34 3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ------------------------------ 36 BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ------------------------- 38 4.1. Tujuan Dan Sasaran Pembangunan ---------------------------------------- 38 4.2. Prioritas Dan Pembangunan ------------------------------------------------- 42 BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS PROVINSI BENGKULU 44 BAB VI. PENUTUP ----------------------------------------------------------------------------------- 154

  • ii

  • GUBERNUR BENGKULU

    PERATURAN GUBERNUR BENGKULU

    NOMOR 14 TAHUN 2011

    TENTANG

    RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    GUBERNUR BENGKULU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang

    Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional dan ketentuan Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor

    58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, maka

    Pemerintah Provinsi Bengkulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah

    Daerah (RKPD) Tahun 2012 sebagai penjabaran Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015;

    b. bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu

    Tahun 2012 memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program

    prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta

    prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan

    pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah maupun sumber-sumber lain, dengan mendorong

    partisipasi masyarakat, yang disusun berdasarkan hasil Musyawarah

    Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

    Provinsi Bengkulu;

    c. bahwa sesuai ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25

    Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

    mengatur bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ditetapkan

    dengan Peraturan Kepala Daerah;

  • d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf

    a, b dan c, perlu ditetapkan Peraturan Gubernur Bengkulu tentang

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun

    2012.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi

    Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 7,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4411);

    5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4421);

    6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),

    sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

  • Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1969 tentang Berlakunya

    Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan

    di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

    Nomor 34, Tambahan Lambaran Negara Republik Indonesia Nomor

    2854);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

    Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4578);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

    Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4737);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

    Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4741);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4815);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4817);

  • 15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

    16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2011 tentang

    Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012;

    17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah

    dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

    tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

    Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang

    Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

    19. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    20. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2007 tentang

    Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah

    Provinsi Bengkulu Tahun 2007 Nomor 6);

    21. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi

    Bengkulu Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu

    Tahun 2008 Nomor 4 );

    22. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2008 tentang

    Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi

    Bengkulu (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 5);

    23. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan dan

    Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Bengkulu

    (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 8);

    24. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang

    Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu

    (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 20010 Nomor 6);

  • 25. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2011 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi

    Bengkulu Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu

    Tahun 2011 Nomor 4 Tahun 2011 ).

    Menetapkan

    :

    MEMUTUSKAN :

    PERATURAN GUBERNUR BENGKULU TENTANG RENCANA KERJA

    PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :

    1. Daerah adalah Provinsi Bengkulu;

    2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta perangkat daerah sebagai unsur

    penyelenggara pemerintahan daerah di Provinsi Bengkulu;

    3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga

    Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bengkulu sebagai unsur pelaksana pemerintahan

    daerah di Provinsi Bengkulu;

    4. Gubernur adalah Gubernur Bengkulu;

    5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu;

    6. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota dalam lingkup Provinsi Bengkulu;

    7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Unit Kerja

    Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang Daerah;

    8. BAPPEDA adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu;

    9. Kepala Badan adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

    Bengkulu;

    10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut RPJP Daerah

    adalah dokumen perencanaan pembangunan Provinsi Bengkulu untuk periode 20 (dua

    puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, yang memuat visi,

    misi dan arah pembangunan jangka panjang Provinsi Bengkulu;

  • 11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu yang selanjutnya

    disebut RPJM Daerah adalah rencana pembangunan Daerah yang merupakan dokumen

    perencanaan pembangunan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun;

    12. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional yang selanjutnya disebut Rencana Kerja

    Pemerintah atau RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk 1 (satu) tahun;

    13. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah

    dokumen perencanaan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk periode 1 (satu) tahun;

    14. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut RENJA SKPD

    adalah rencana pembangunan tahunan SKPD yang merupakan dokumen perencanaan

    SKPD untuk periode 1 (satu) tahun;

    15. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut RKA

    SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan

    kegiatan suatu SKPD, serta pagu anggaran sementara didasarkan atas Kebijakan Umum

    Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS);

    16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disebut Musrenbang adalah

    forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan

    daerah di Provinsi Bengkulu.

    BAB II

    RUANG LINGKUP

    Pasal 2

    (1) RKPD Tahun 2012 adalah Dokumen Perencanaan Daerah Provinsi Bengkulu untuk

    periode 1 (satu) tahun yaitu tahun 2012 yang dimulai dari tanggal 1 Januari sampai

    dengan tanggal 31 Desember 2012;

    (2) RKPD Tahun 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penjabaran dari

    RPJM Daerah dan mengacu pada RKP yang memuat isu strategis pembangunan

    berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya, kerangka ekonomi Daerah, prioritas

    program dan kegiatan pembangunan yang pendanaannya bersumber dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara atau Pinjaman/Hibah Luar Negeri, Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah dan dana lainnya, baik yang dilaksanakan langsung oleh

    Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh untuk mendorong partisipasi masyarakat;

  • BAB III

    MAKSUD DAN TUJUAN

    Pasal 3

    (1) RKPD Tahun 2012 dimaksudkan sebagai :

    a. Pedoman Penyusunan Renja-SKPD;

    b. Bahan penyusunan RKA-SKPD;

    c. Pedoman penyusunan Kebijakan Umum, PPAS, dan Rancangan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2012;

    d. Acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RKPD Tahun 2012.

    (2) Penyusunan RKPD Tahun 2012 bertujuan untuk mewujudkan sinergitas pelaksanaan

    pembangunan Daerah antarwilayah, antarsektor pembangunan, dan antartingkat

    pemerintahan, serta mewujudkan efisiensi alokasi sumberdaya.

    BAB IV

    RKPD PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011

    Bagian Pertama

    Dokumen RKPD

    Pasal 4

    (1) RKPD Tahun 2012 disusun dalam Dokumen Perencanaan Daerah Provinsi Bengkulu

    dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

    BAB I

    BAB II

    BAB III

    BAB IV

    BAB V

    BAB VI

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    PENDAHULUAN

    EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA

    PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

    RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

    DAERAH

    PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

    RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

    PENUTUP

    (2) Uraian lebih lanjut Dokumen RKPD Tahun 2012 sebagaimana dimaksud ayat (1)

    sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini yang merupakan satu

    kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

  • Bagian Kedua

    Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rencana Kerja dan

    Anggaran SKPD

    Pasal 5

    Dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

    Bengkulu Tahun 2012:

    a. Pemerintah Provinsi Bengkulu menggunakan RKPD Tahun 2012 sebagai bahan

    pembahasan Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran dengan DPRD;

    b. SKPD menggunakan RKPD Tahun 2012 sebagai bahan pembahasan Rencana Kerja dan

    Anggaran SKPD dengan DPRD.

    Pasal 6

    (1) Kepala BAPPEDA melakukan penelaahan terhadap kesesuaian RKA-SKPD hasil

    pembahasan dengan DPRD dan RKPD Tahun 2012;

    (2) Dalam hal RKPD Tahun 2012 tidak sesuai dengan RKA-SKPD hasil pembahasan bersama

    DPRD, Pemerintah Provinsi Bengkulu menggunakan RKPD Tahun 2012 hasil pembahasan

    dengan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf a di atas.

    Bagian Ketiga

    Evaluasi dan Pelaporan

    Pasal 7

    (1) Setiap SKPD menyusun laporan kinerja triwulan dan tahunan atas pelaksanaan rencana

    kerja dan anggaran yang berisi uraian tentang keluaran kegiatan dan indikator kinerja

    masing-masing program;

    (2) Laporan Kinerja triwulan dan tahunan menjadi bahan Kepala BAPPEDA untuk melakukan

    analisis dan evaluasi terhadap usulan rencana kerja dan anggaran yang diajukan oleh

    SKPD pada tahun anggaran berikutnya;

    (3) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala

    BAPPEDA per triwulan, dan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak berakhirnya

    triwulan pada tahun anggaran yang bersangkutan.

  • BAB V

    PENUTUP

    Pasal 8

    Dalam pelaksanaan Peraturan Gubernur ini harus sesuai dan berpedoman pada peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 9

    Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat

    mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan

    penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bengkulu.

    Ditetapkan di Bengkulu Pada Tanggal 05 Juli 2011 Plt. GUBERNUR BENGKULU,

    H. JUNAIDI HAMSYAH

    Diundangkan di Bengkulu Pada Tanggal 05 Juli 2011

    SEKRETARIS DAERAH

    Drs. H. ASNAWI. A. LAMAT, M.Si BERITA DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 NOMOR 14

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

    Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah telah mengamanatkan bahwa setiap daerah diwajibkan untuk

    menyusun perencanaan pembangunan daerah untuk jangka panjang 20 tahun (RPJPD),

    rencana pembangunan jangka menengah 5 tahun (RPJMD), dan rencana

    pembangunan jangka pendek 1 tahun (RKPD).

    Sebagai suatu dokumen resmi perencanaan daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang

    strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan

    perencanaan dan penganggaran tahunan. RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk

    jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,

    prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya dengan mengacu

    kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

    Substansi RKPD memuat program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

    dan dokumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana

    Kerja (RENJA) SKPD untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara

    pararel dan sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan RENJA-SKPD

    yang merupakan penjabaran Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD untuk jangka waktu 1

    (satu) tahun.

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012 merupakan

    pelaksanaan tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) Provinsi Bengkulu 2011-2015.

  • 2

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan RKPD

    Kewajiban daerah untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai

    dasar dan acuan penyusunan RAPBD diamanatkan melalui beberapa peraturan

    perundangan, antara lain:

    1. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

    104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali,

    terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

    Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

    Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,dan

    Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4737 );

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008 Nomor 19, Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4815);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

  • 3

    Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4817);

    8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Menteri Dalam Negeri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan

    Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

    Daerah;

    9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan

    Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; dan

    10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6).

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    RKPD tahun 2012 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional untuk kurun

    waktu satu tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2010

    tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu. RKPD

    merupakan penjabaran RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 dengan mengacu

    pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Menengah Nasioanal Tahun 2010 2014 dan Rencana Kerja Pemerintah

    Tahun 2012 serta berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025.

    Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan

    pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan Nasional,

    Provinsi Dan Kabupaten/Kota serta dengan Provinsi yang berbatasan. Oleh karenanya,

    substansi RKPD Tahun 2012 harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat Pusat

    dan dokumen perencanaan tingkat Provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen

    perencanaan di Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu sehingga terjadi sinergitas

    perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

  • 4

    1.4. Sistematika Dokumen RKPD

    Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012

    disajikan berdasarkan Lampiran V Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

    2010, yaitu:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan RKPD, dasar hukum

    penyusunan, hubungan antara dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan

    lainnya, sistematika penulisan RPJMD serta maksud dan tujuan penyusunan

    RKPD.

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA

    PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

    Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum kondisi daerah, evaluasi

    pelaksanaan program dan kegiatan RKPD selama ini serta permasalahan-

    permasalahan dalam pembangunan selama ini.

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

    DAERAH

    Bab ini menjelaskan mengenai arah kebijakan ekonomi daerah dan arah

    kebijakan keuangan daerah Provinsi Bengkulu.

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

    Bab ini menjelaskan mengenai tujuan dan sasaran pembangunan serta

    prioritas pembangunan.

    BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

    Bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan pembangunan Provinsi

    Bengkulu untuk Tahun Anggaran 2012.

    BAB VI PENUTUP

    Menguraikan tentang hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan

    dokumen RKPD, sebagai pedoman bagi semua pihak dalam memfungsikan

    RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku

    1.5. Maksud Dan Tujuan

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012 adalah

    dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun dan

  • 5

    ditetapkan dengan maksud sebagai acuan bagi daerah dalam menyusun Rencana

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2012. Dalam hal ini, Kepala

    Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUAPBD) serta

    penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen

    RKPD. Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Pelafon Anggaran

    Sementara (PPAS) yang telah disusun dan disepakati selanjutnya dipergunakan sebagai

    acuan dalam proses penyusunan APBD.

    Fungsi dan Tujuan penyusunan dan penetapan RKPD Provinsi Bengkulu mencakup

    sebagai berikut:

    1. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional;

    2. Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka

    menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan

    daerah;

    3. Mengarahkan proses penyusunan Rencana Kerja (RENJA) dan RKA SKPD;

    4. Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUAPBD, PPAS, RAPBD dan APBD;

    5. Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan

    fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah, mengukur capaian

    target kinerja program pembangunan jangka menengah, mengukur capaian

    standar pelayanan minimal dan mengukur kinerja pelayanan SKPD, sebagai acuan

    LPPD kepada pemerintah, LKPJ kepada DPRD dan ILPPD kepada masyarakat; dan

    6. Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Pusat.

  • 6

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010

    DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

    2.1.1. Aspek Geografi Dan Demografi

    Provinsi Bengkulu, secara geografis, terletak 10101 - 10346 Bujur Timur serta 2

    16 - 331 Lintang Selatan dan terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur

    dari Utara ke Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

    a. Sebelah Barat, beratasan dengan Samudera Indonesia;

    b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera

    Selatan.

    c. Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat; dan

    d. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Lampung;

    Luas wilayah Provinsi Bengkulu meliputi daratan seluas 19.795,15 km2 dan luas

    lautan 14.929,54 km2 serta memiliki garis pantai sepanjang + 525 km. Wilayah

    Provinsi Bengkulu memiliki kontur yang bergelombang dengan ketinggian tempat

    (altitude) berkisar antara 0 - 1.938 meter di atas permukaan laut (dpl). Titik

    terendah dijumpai di sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak

    Gunung Kaba.

    Provinsi Bengkulu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967

    tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    2828) dan hingga sekarang telah mengalami beberapa kali pemekaran. Semula

    Provinsi Bengkulu terdiri dari 3 (tiga) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, akan tetapi

    semenjak dikeluarkannya Undang-Undang No. 3 Tahun 2003 tentang

  • 7

    Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur di

    Provinsi Bengkulu dan Undang-Undang No. 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan

    Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu, Provinsi

    Bengkulu secara administratif terbagi menjadi 8 (delapan) Kabupaten dan 1(satu)

    Kota. Pada tahun 2008, dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 24 Tahun

    2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah sehingga akhirnya

    Provinsi Bengkulu secara administrasi terdiri dari 9 (sembilan) Kabupaten dan 1

    (satu) Kota.

    Gambar 2.1.1. Peta Administratif Provinsi Bengkulu

    Tabel 2.1.1. Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa Provinsi Bengkulu

    NO KABUPATEN/KOTA IBUKOTA KECAMATAN DESA/KELURAHAN 1 Bengkulu Selatan Manna 11 175 2 Rejang Lebong Curup 15 156 3 Bengkulu Utara Arga Makmur 12 212 4 K a u r Bintuhan 15 194 5 S e l u m a Tais 14 190 6 Mukomuko Mukomuko 15 151 7 L e b o n g Muara Aman 13 110 8 Kepahiang Kepahiang 8 110 9 Bengkulu Tengah Karang Tinggi 10 136

    10 Kota Bengkulu Kota Bengkulu 8 67 J u m l a h 121 1.501

    Sumber : Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bengkulu, 2010

  • 8

    Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

    Provinsi Bengkulu, pada tahun 2009 mencapai 1.67 juta jiwa yang terdiri dari

    846.445 jiwa laki-laki atau 50.78% dari keseluruhan populasi dan 820.475 jiwa

    perempuan atau 49.22%. Berdasarkan kelompok umur, masih membentuk

    piramida dengan kelompok usia anak dan usia produktif yang besar. Selanjutnya,

    berdasarkan struktur lapangan pekerjaan, penduduk Provinsi Bengkulu didominasi

    penduduk bekerja di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri.

    Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), dalam kurun waktu

    2005-2009, angka pertumbuhan penduduk rata-rata Provinsi Bengkulu sebesar

    1,59% per tahun dengan tingkat kepadatan rata-rata penduduk 99 jiwa per km2.

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu yang tergambarkan dari Produk Domestik

    Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Tahun Dasar 2000 sepanjang

    tahun 2009, mengalami pertumbuhan sebesar 5.58%, mengalami peningkatan jika

    dibandingkan dengan tahun 2008 yang tumbuh sebesar 4.93%. Kinerja

    perekonomian Provinsi Bengkulu pada tahun 2009 cukup baik dibandingkan tahun

    2008. Hal tersebut, terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu

    yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi Nasional, yaitu sebesar 4,5%.

    Tabel 2.1.2.a. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu

    Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2009

    (Juta Rupiah)

    Lapangan Usaha 2008 2009 1 2 3

    I.

    Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian

    3.174.085 2.915.128

    258.957

    3.264.832 2.999.699

    265.133 II. Sekunder

    1. Industri Pengolahan 2. Listrik, Gas dan Air Bersih 3. Bangunan

    546.355 294.456

    33.216 218.683

    296.313 306.480

    35.933 229.732

  • 9

    Lapangan Usaha 2008 2009 1 2 3

    III. Tersier 1. Perdagangan Hotel, & Restoran 2. Pengangkutan & Komunikasi 3. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4. Jasa-jasa

    3.663.588 1.473.652

    609.100 336.705

    1.244.131

    3.845.104 1.517.744

    638.383 363.463

    1.325.514 PDRB 7.384.029 7.682.081

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Selama periode tahun 2009, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar

    Harga Konstan Tahun Dasar 2000 mengalami peningkatan dari Rp. 7,38 trilyun

    tahun 2008 menjadi Rp. 7,68 trilyun pada tahun 2009. Hal ini dapat kita lihat pada

    tabel 2.1.2.a. di atas.

    Berdasarkan pengelompokkan sektor, sektor primer dan tersier yang masih

    mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Provinsi Bengkulu. Total PDRB

    Atas Dasar Harga Berlaku dari kelompok Sektor Primer tahun 2009 mencapai Rp.

    6.68 trilyun meningkat dibandingkan tahun 2008, sedangkan Sektor Tersier tahun

    2009 mencapai Rp. 7.70 trilyun meningkat dibandingkan tahun 2008. Secara

    ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.1.2.b. di bawah ini.

    Tabel 2.1.2.b. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu

    Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2009

    (Juta Rupiah)

    Lapangan Usaha 2008 2009 1 2 3

    I.

    Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian

    6.401.430 5.902.188

    499.242

    6.678.836 6.147.550

    531.286 II. Sekunder

    3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan

    1.077.334 569.365

    67.989 439.980

    1.158.380 610.300

    74.264 473.816

    III. Tersier 6. Perdagangan Hotel, & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa

    7.024.136 2.855.151 1.254.350

    632.637 2.281.998

    7.695.390 3.180.262 1.327.770

    697.163 2.490.195

    PDRB 14.502.900 15.532.606 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

  • 10

    Kendati demikian peningkatan-peningkatan tersebut belum menunjukkan kinerja

    aktual dari kelompok sektor bersangkutan, karena pada PDRB Atas Dasar Harga

    Berlaku masih terkandung inflasi.

    Selama kurun waktu tiga tahun, laju inflasi rata-rata di Provinsi Bengkulu sebesar

    7,72%, dapat dilihat pada Tabel 2.1.2.c.

    Tabel 2.1.2.c. Laju Inflasi Rata-Rata Provinsi Bengkulu

    Tahun 2008-2010.

    URAIAN 2008 2009 2010 RATA-RATA Inflasi 13.44 4.98 4.73 7.72

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Kesejahteraan Sosial

    Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial terkait dengan upaya

    meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Provinsi Bengkulu yang tercermin

    pada Angka Harapan Hidup (tahun), Angka Melek Huruf (%), Rata-Rata Lama

    Sekolah (tahun), Pengeluaran per Kapita Riil Diseuaikan (Rp), yang merupakan

    komponen utama dalam pembentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

    Angka Melek Huruf (AMH), yang menggambarkan proporsi penduduk usia 15

    tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis (%), mengalami peningkatan,

    meskipun tidak terlalu besar, yaitu dari 94.87% pada tahun 2008 menjadi 94.89

    pada tahun 2009.

    Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), yang menggambarkan lamanya penduduk usia 15

    Tahun ke atas yang bersekolah (tahun), mengalami peningkatan dari 8,00 tahun

    pada tahun 2008 menjadi 8.23 tahun pada tahun 2009.

    Angka Harapan Hidup (AHH) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering

    dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi

    kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan

    umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk

  • 11

    Provinsi Bengkulu (laki-laki dan perempuan) naik dari 69,40 tahun pada tahun

    2008 menjadi 69.65 tahun pada tahun 2009.

    Tabel 2.1.2.d. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen

    Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009

    NO URAIAN 2008 2009 1 Angka Harapan Hidup (tahun) 69.40 70.7 2 Angka Melek Huruf (%) 95.17 94.78 3 Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 8.00 8.23 4 Pengeluaran per Kapita Riil (Rp.000) 625.66 626.82 5 IPM 72.14 72.50

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Angka Harapan Hidup (AHH) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering

    dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi

    kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan

    umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk

    Provinsi Bengkulu (laki-laki dan perempuan) naik dari 69,40 tahun pada tahun

    2008 menjadi 69.65 tahun pada tahun 2009.

    Pengeluaran Riil per Kapita (Rp.000), sebagai salah satu komponen pembentukan

    IPM, untuk Provinsi Bengkulu terus mengalami peningkatan dari Rp. 625.66 pada

    tahun 2008 menjadi Rp.626.82 pada tahun 2009.

    Komponen-komponen yang telah disebutkan di atas pada akhirnya akan

    membentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu yang pada

    tahun 2008 sebesar 72.14 meningkat menjadi sebesar 72.50 pada tahun 2009.

    2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

    Pendidikan

    Pendidikan merupakan hak dasar setiap penduduk dan pemenuhan atas hak ini

    menjadi kewajiban pemerintah. Dalam kaitan ini, Pemerintah Daerah memiliki

    tanggungjawab besar agar seluruh penduduk muda yang mendominasi struktur

    umur di Provinsi Bengkulu memperoleh pendidikan yang layak. Walaupun jumlah

    penduduk Provinsi Bengkulu belum begitu besar tetapi kendala dan tantangan

  • 12

    yang dihadapi dalam pengembangan pendidikan bukan berarti ringan. Kendala

    dan tantangan tersebut antara lain:

    a) Ketersediaan pendidikan yang bermutu dan terjangkau masyarakat;

    b) Ketersediaan guru yang berkualitas;

    c) Sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai.

    Pembangunan bidang pendidikan yang telah dilakukan sampai saat ini telah

    mampu meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah, baik Pendidikan Dasar maupun

    Pendidikan Menengah, seperti yang kita lihat pada Tabel 2.1.3. dibawah ini.

    Tabel 2.1.3.a. Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

    Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009

    No Jenjang Pendidikan APS APK (%) APM (%)

    2008 2009 2008 2009 2008 2009 1 Pendidikan Dasar 776.46 820.00 201.55 204.99 163.15 164.99 3 Pendidikan Menengah 292.62 305.69 62.04 66.08 48.64 51.69

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Pelayanan pendidikan juga dapat dilihat dari ketersediaan sekolah dan guru. Pada

    tahun 2009, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah untuk

    Pendidikan Dasar adalah sebesar 44.55% , sedangkan Rasio guru dengan murid

    sebesar 57.31%.

    Tabel 2.1.3.b. Rasio Guru Terhadap Murid Dan Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia

    Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Di Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009

    No Tahun Rasio Guru-Murid (%) Rasio Sekolah-Penduduk Usia Sekolah (%)

    Pendidikan Dasar

    Pendidikan Menengah

    Pendidikan Dasar

    Pendidikan Menengah

    1 2008 55,51 81,57 43,48 9,75 2 2009 57,31 83,80 44,55 10,68

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Untuk Pendidikan Menengah, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia

    sekolah sebesar 10.68%, Rasio guru dengan murid sebesar 83.80%. Kondisi ini

    menunjukan bahwa pelayanan pendidikan berupa penyediaan sekolah dan guru

    masih belum memadai sehingga perlu ditingkatkan. Selain itu, meskipun telah

  • 13

    terjadi berbagai peningkatan yang cukup berarti, pembangunan pendidikan belum

    sepenuhnya mampu memberi pelayanan merata, berkualitas dan terjangkau.

    Sebagian masyarakat berpendapat bahwa biaya pendidikan masih relatif mahal

    dan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberikan nilai tambah bagi

    masyarakat sehingga belum dinilai sebagai bentuk investasi.

    Pelayanan terhadap minat baca masyarakat difasilitasi dengan tersedianya 10

    buah perpustakaan pemerintah. Namun demikian, minat baca masyarakat di

    Provinsi Bengkulu pada umumnya masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan

    jumlah pengunjung ke perpustakaan hanya mencapai 61.537 orang pada tahun

    2009. Pembinaan dan pemberdayaa perpustakaan masih perlu dilakukan melalui

    penyaluran bantuan buku ke perpustakaan desa/kelurahan di Provinsi Bengkulu.

    Kesehatan

    Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor dan diantarany

    adalah layanan kesehatan. Efektifitas layanan kesehatan secara makro ditentukan,

    antara lain: (1) Aksesibilitas sarana kesehatan, seperti: rumah sakit, puskemas dan

    balai pengobatan; (2) Aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti: dokter,

    perawat, bidan dan apoteker; dan (3) Luas wilayah layanan serta jumlah yang

    harus dilayani. Semakin luas wilayah layanan, maka semakin berat upaya yang

    harus dilakukan untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat Semakin

    banyak jumlah penduduk, maka semakin besar beban tugas yang harus dilakukan.

    Tabel 2.1.3.c. Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya di Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009

    NO FASILITAS KESEHATAN 2008 2009 1 Rumah Sakit Umum Daerah 9 10 2 Rumah Sakit TNI/POLRI 3 3 3 Rumah Sakit Swasta 2 2 4 Rumah Sakit Jiwa 1 1 5 PUSKESMAS 147 167 6 PIUSKESMAS Pembantu 505 587 7 PUSKESMAS Keliling 164 152 8 Klinik/KIA 124 126 9 POSYANDU 1.720 1.798

    10 Rumah Bersalin 17 17 11 Rumah Sakit Jiwa 1 1

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

  • 14

    Pada tahun 2009, jumlah rumah sakit di Provinsi bengkulu sebanyak 16 unit,

    puskesmas ini sebanyak 167 unit, puskesmas pembantu 587 unit, puskesmas

    keliling 152 unit dan balai pengobatan sebanyak 126 unit. Pemberi layanan

    kesehatan, terdiri dari dokter sebanyak 440 orang, dokter gigi 80 orang, bidan

    2.055 orang dan perawat sebanyak 2.574 orang.

    Tabel 2.1.3.d. Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009

    NO FASILITAS KESEHATAN 2008 2009 1 Dokter Umum 369 395 2 Dokter Gigi 97 80 3 Dokter Ahli 47 45 4 Apoteker 52 68 5 Sarjana Kesehatan 307 486 6 Paramedik Perawatan 1.967 2.574 7 Bidan 2.078 2.055 8 Paramediak Non-Perawatan 842 782 9 Tenaga Kesehatan Lainnya 28 476

    10 Tenaga Kesehatan Di Luar Departemen Kesehatan 55 1.119 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi

    masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap

    bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan berat. Sebagian besar

    sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk pelayanan kesehatan dasar

    terutama pelayanan rawat jalan, sedangkan Rumah Sakit disamping memberikan

    pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani kunjungan rawat

    jalan.

    Transportasi

    Aspek transportasi terdiri dari transportasi darat, laut dan udara. Cakupan

    pelayanan transportasi darat meliputi jaringan jalan dan jembatan, terminal dan

    jembatan timbang.

    Jaringan jalan sampai saat ini masih merupakan prasarana transportasi yang

    dominan di Provinsi Bengkulu dengan penggunaan moda angkutan jalan sebagai

    alat transportasi utama. Di lain pihak sistem jaringan jalan yang ada saat ini belum

    dapat melayani dan mendukung hubungan antar kota di Provinsi Bengkulu dan

  • 15

    antar wilayah. Hal ini disebabkan oleh fungsi jaringan jalan yang belum maksimal,

    seperti belum tersedianya lintas-lintas alternatif yang memadai, belum

    lengkapnya/sempurnanya sistem jaringan jalan yang ada antara lain ditandai

    dengan tidak jelasnya peran dan fungsi jalan, belum lengkapnya hirarki jalan serta

    berbaurnya lalu lintas cepat dan lambat dan lalu lintas jarak jauh dengan lalu lintas

    lokal.

    Panjang jaringan jalan di Provinsi Bengkulu berdasarkan data dari Badan Pusat

    Statistik Provinsi Bengkulu tahun 2009 mencapai 7,975.90 km dengan sistem

    jaringan jalan berdasarkan status jalan sebagai berikut:

    1. Jalan Nasional = 736.44 km

    2. Jalan Propinsi = 1,562.37 km

    3. Jalan Kabupaten/Kota = 5,677.03 km

    Sebagai sarana untuk pendistribusian barang maupun pergerakan manusia sub-

    sektor angkutan darat merupakan salah satu tulang punggung dalam

    perekonomian Provinsi Bengkulu. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi sektor

    angkutan darat dalam PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2009 sebesar 6.01%, namun

    kontribusi ini menurun dibandingkan tahun 2008 yang sebesarnya 6.1%

    Tranportasi udara di Provinsi Bengkulu dilayani oleh 1 (satu) bandar udara, yaitu

    Bandara Fatmawati Soekarno. Pemanfaatan bandara tersebut masih sangat

    terbatas untuk pelayanan penumpang dan bagasi serta hanya melayani

    penerbangan domestik yang dioperasikan oleh 3 (tiga) maskapai penerbangan

    yaitu Sriwijaya Air, Batavia Air dan Lion Air.

    Kontribusi sub-sektor angkutan udara dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada kurun

    waktu 2000-2009 masih relatif kecil dan lebih rendah jika dibandingkan dengan

    angkutan darat yaitu hanya 0.25% per tahun.

  • 16

    Gambar 2.1.3.a. Perkembangan Jumlah Penumpang Pesawat Udara

    Tahun 2008-2009

    193,503

    236,244

    188,843

    223,059

    0

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    Berangkat Datang

    20082009

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Gambar 2.1.3.b. Volume Bongkar-Muat Barang Dan Bagasi

    Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu Tahun 2009 (kg)

    1,451,589

    451,494

    2,345,294

    1,878,326

    0

    500,000

    1,000,000

    1,500,000

    2,000,000

    2,500,000

    Barang Bagasi

    BongkarMuat

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Angkutan laut merupakan salah satu moda transportasi yang sangat menjanjikan

    dan dapat diandalkan khususnya untuk pengangkutan barang, mengingat bahwa

    dengan angkutan laut barang dapat diangkut dalam volume yang besar dengan

    biaya yang relatif murah. Kontribusi subsektor angkutan laut di Provinsi Bengkulu

    masih lebih rendah jika dibandingkan dengan subsektor angkutan darat namun

  • 17

    masih lebih tinggi dari subsektor angkutan udara. Pada tahun 2009 kontribusi

    subsektor angkutan laut dalam PDRB Provinsi Bengkulu 1,44 persen.

    Sebagai pelabuhan terbesar dan merupakan pintu utama transportasi laut di

    Provinsi Bengkulu, Pelabuhan Pulau Baai menjadi pelabuhan terpenting di Provinsi

    Bengkulu. Aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai dari tahun ke

    tahun menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 volume barang yang dimuat

    sebanyak 325,94 ribu ton atau mengalami peningkatan sebesar 49,9 persen jika

    dibandingkan tahun 2008 sebesar 217,4 ribu ton, dan volume barang yang

    dibongkar sebesar 517,3 ribu ton atau meningkat 12,18 persen dari volume tahun

    2008 sebesar 461,12 ribu ton.

    Gambar 2.1.3.c. Volume Bongkar-Muat Barang Pelayaran Domestik

    Di Pelabuhan Laut Pulau Baai 2008- 2009 (Ton)

    461,121517,278

    217,396

    325,940

    0

    100,000

    200,000

    300,000

    400,000

    500,000

    600,000

    Bongkar Muat

    20082009

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Selain untuk aktivitas bongkar muat barang, Pelabuhan Pulau Baai juga melayani

    pemberangkatan dan kedatangan penumpang meski hanya untuk pelayaran antar

    pulau di Provinsi Bengkulu seperti dari Pulau Baai menuju Pulau Enggano. Selama

    tahun 2009 jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Pulau Baai sebanyak

    5.046 orang dan yang turun sebanyak 5.494 orang.

  • 18

    2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

    Kemampuan Ekonomi Daerah

    Pertanian

    Sektor pertanian, berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

    pada tahun 2009, sebagai sektor penyedia lapangan kerja Provinsi Bengkulu

    terbesar dimana sekitar 63.27% penduduk usia 15 tahun keatas bekerja disektor

    pertanian, diikuti perdagangan 12.60% dan jasa-jasa 10.91%. Sektor pertanian juga

    menyediakan pasar yang sangat besar untuk produk manufaktur karena jumlah

    penduduk perdesaan yang besar dan terus mengalami peningkatan. Dengan

    demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling efektif untuk

    mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningkatan pendapatan

    mereka yang bekerja di sektor pertanian.

    Tabel 2.1.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Bekerja

    Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2008-2009

    NO LAPANGAN PEKERJAAN 2008 2009 1 Pertanian 65.25 63.27 2 Pertambangan 0.91 1.24 3 Industri 2.66 3.46 4 Listrik dan Air Minum 0.09 0.10 5 Konstruksi 4.48 3.75 6 Perdagangan 12.52 12.60 7 Angkutan Dan Komunikasi 3.62 3.90 8 Bank Dan Lembaga Keuangan 0.31 0.77 9 Jasa-Jasa 10.16 10.91

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Subsektor tanaman bahan makanan adalah bagian dari sektor pertanian. Dalam

    perekonomian Provinsi Bengkulu peranan subsektor bahan makanan dalam

    pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup penting. Hal itu

    terlihat dari relatif tingginya kontribusi subsektor tanaman bahan makanan baik

    terhadap PDRB sektor pertanian maupun terhadap total PDRB Provinsi Bengkulu

    dibandingkan dengan sektor dan subsektor lainnya. Pada tahun 2009 kontribusi

    subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB sektor pertanian sebesar

    47,87%, sedangkan terhadap total PDRB Provinsi Bengkulu kontribusi nya sebesar

    18,95%.

  • 19

    Komoditas padi yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang adalah produk utama

    sektor bahan makanan. Produksi padi sangat dipengaruhi oleh luas panen dan

    produktivitas per ha. Pada tahun 2009 total luas panen padi di Provinsi Bengkulu

    mencapai 132,98 ribu ha yang terdiri dari 120,88 ribu ha atau sebesar 90,9% padi

    sawah dan 12,1 ribu ha atau sebesar 9,1% padi ladang.

    Seiring dengan meningkatnya total luas panen padi, produksi padi di Provinsi

    Bengkulu pada periode 2008-2009 mengalami peningkatan. Dimana dalam kurun

    waktu tersebut total produksi padi di Provinsi Bengkulu meningkat dari 484,90

    ribu ton menjadi 510,16 ribu ton atau meningkat sebesar 5,2%. Peningkatan total

    produksi padi di Provinsi Bengkulu berasal dari peningkatan produksi padi sawah.

    Pada kurun waktu 2008-2009 produksi padi sawah di Provinsi Bengkulu mengalami

    peningkatan sebesar 5,7%, sedangkan produksi padi ladang pada kurun waktu

    yang sama menurun sebesar 3,2%.

    Komoditas unggulan tanaman pangan lainnya adalah tanaman palawija, seperti

    jagung, kedelai dan kacang tanah yang pada tahun 2009 luas panennya mencapai

    43.9 ribu ha. Komoditas tanaman palawija yang menjadi unggulan dan paling

    dominan diusahakan petani adalah jagung yang memiliki luas panen mencapai

    28.2 ribu ha atau sebesar 64,2% dari total luas panen palawija. Tanaman palawija

    lainnya yang relatif banyak ditanam adalah kedelai dan kacang tanah. Pada tahun

    2009 luas panen kedelai mencapai 5,6 ribu ha atau sebesar 12,76%, sedangkan

    luas panen kacang tanah mencapai 3,5 ribu ha atau 7,97% dari total luas panen

    palawija di Provinsi Bengkulu.

    Perkebunan

    Usaha perkebunan di Provinsi Bengkulu sebagian dilakukan oleh perkebunan

    rakyat dan sebagian lagi diusahakan oleh perkebunan swasta. Tanaman

    perkebunan yang banyak diusahakan rumah tangga di Provinsi Bengkulu adalah

    tanaman karet, kelapa, kopi, kelapa sawit dan cokelat.

  • 20

    Gambar 2.1.4.a. Distribusi Luas Lahan Tanaman Perkebunan Rakyat

    Menurut Jenis Tanaman 2009

    46.95%

    23.28%

    20.09%

    9.68%

    Kelapa Sawit Kopi Karet Lainnya

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Peternakan

    Komoditas peternakan yang banyak dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah

    sapi, kerbau, domba, kambing, babi, ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras

    petelur dan itik. Potensi peternakan di Provinsi Bengkulu sampai saat ini belum

    tergarap secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik

    Provinsi Bengkulu bahwa kurun waktu 2000-2009 kontribusi sub-sektor

    peternakan dalam PDRB Provinsi Bengkulu rata-rata kurang dari 4% per tahun.

    Perikanan

    Produksi perikanan Provinsi Bengkulu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

    Provinsi Bengkulu pada tahun 2009, baik perikanan laut maupun perikanan darat,

    mencapai 58.179,05 ton. Produksi tersebut meningkat 6.94% dibandingkan tahun

    2008 yang hanya mencapai 54.402,50 ton. Peningkatan produksi tersebut

    disebabkan adanya perbaikan pemeliharaan melalui penggunaan benih unggul,

    pakan, pupuk, teknologi, dan obat-obatan baik pada lahan tambak, kolam,

    keramba jaring apung, maupun pada lahan sawah.

    Perindustrian dan Perdagangan

    Industri Pengolahan di Provinsi Bengkulu belum banyak dikembangkan sehingga

    kontribusinya dalam meningkatkan PDRB selama ini rata-rata kurang dari 5% per

    tahun. Pada hal Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang cukup

  • 21

    melimpah dan masih membutuhan pengolahan lebih lanjut sehingga kedepannya

    hasil dari pada sumber daya alam tersebut bisa memiliki nilai lebih dipasaran.

    Provinsi Bengkulu mempunyai potensi yang cukup besar dalam perdagangan luar

    negeri melalui ekspor berbagai komoditas khususnya komoditas yang berbasis

    sumber daya alam. Komoditas ekspor Provinsi Bengkulu antara lain terdiri dari :

    batubara, karet, kelapa sawit dan pasir besi. Pada tahun 2009 total volume ekspor

    Provinsi Bengkulu mencapai 11,7 juta ton, dengan nilai 109 juta US $. Pada

    Gambar 2.4.1.b. tampak bahwa, jika ditinjau dari volumenya, batubara

    merupakan komoditas utama ekspor Provinsi Bengkulu yaitu sebanyak 0,97 juta

    ton atau 82,44% dari total ekspor, kemudian diikuti oleh komoditas kelapa sawit

    14,03% dan karet 3,53%. Sedangkan dari nilai ekspornya komoditas karet

    menempati peringkat pertama penyumbang devisa terbesar bagi Provinsi

    Bengkulu pada tahun 2009 yaitu sebesar 63,93 juta US$ atau sebesar 58,59%

    kemudian diikuti komoditas batubara sebesar 40,7 juta US$ atau 37,3%.

    Gambar 2.1.4.b. Dist ribusi Persentase Volume Ekspor Provinsi Bengkulu

    Menurut Komoditas 2009

    82.44%

    14.03%3.53%

    Batubara Kelapa Sawit Karet

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

    Berbagai komoditas ekspor dari Provinsi Bengkulu dikirimkan ke sejumlah negara,

    Amerika Serikat merupakan tujuan utama ekspor karet yang berasal dari Provinsi

    Bengkulu yaitu sebanyak 18,2 ribu ton atau mencapai 43,9%, negara lain yang

    menjadi tujuan ekspor karet dengan volume ekspor cukup besar adalah, Jepang,

  • 22

    China dan Belanda. Negara tujuan utama ekspor batubara adalah India, Malaysia

    dan Thailand, sedangkan kelapa sawit ke Thailand.

    Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

    Infrastruktur wilayah merupakan aspek yang penting dalam pembangunan daerah

    baik dalam rangka penunjang pertumbuhan ekonomi maupun sosial yang terdiri

    dari infrastruktur transportasi, pos dan komunikasi serta energi listrik.

    Aspek transportasi darat, Provinsi Bengkulu memiliki jaringan jalan sepanjang

    7,975.90 km yang tersebar keseluruh pelosok daerah dan terbagi menjadi

    beberapa bagian penanganan kewenangan. Dari total panjang jaringan jalan

    tersebut, sepanjang 1,562.37 km atau sekitar 17.08% merupakan kewenangan

    Provinsi Bengkulu. Pada akhir tahun 2009, tingkat kemantapan jalan Provinsi

    Bengkulu baru mencapai 56.49% dimana kondisi baik sebesar 14.69% serta kondisi

    sedang sebesar 41.86%.

    Aspek transportasi udara, keberadaan Bandar Udara Fatmawati Soekarno Provinsi

    Bengkulu masih cukup memadai untuk menampung demand yang ada. Namun

    masih perlu ditingkatkan lagi, baik sarana maupun prasarana bandara, seperti

    peningkatan landasan pacu dari 2.250 m menjadi 3.000 m.

    Aspek transportasi laut, keberdaan pelabuhan Pulau Baai sebagai pelabuhan laut

    terbesar dan gerbang utama transportasi laut di Provinsi Bengkulu sangat penting

    dan sangat diandalkan, khususnya untuk pengangkutan barang, karena dapat

    mengangkut barang dengan volume yang besar dengan biaya yang lebih murah.

    Namun, Pelabuhan Pulau Baai masih memiliki kendala yang cukup besar guna

    menunjang aktivitas bongkar muat, yaitu terjadinya pedangkalan di alur

    pelabuhan, sehingga sering menghambat kapal masuk dan keluar pelabuhan.

    Peranan pos dan telekomunikasi dalam struktur perekonomian dan menunjang

    pembangunan di Provinsi Bengkulu masih cukup dominan. Tanpa adanya

    kontribusi pos dan telekomunikasi, dunia usaha di daerah ini tidak semaju seperti

  • 23

    sekarang. Berbagai usaha pemerintah untuk memperlancar pelayanan pos dan

    komunikasi, salah satunya peningkatan mutu layanan jasa Pos. Namun tidak dapat

    dipungkiri dengan maraknya pengembangan teknologi informasi, pemakaian jasa

    Pos semakin berkurang. Sedangkan pemakaian internet dan telekomunikasi yang

    menggunakan teknologi wireless terus berkembang pesat.

    Aspek energi listrik, Provinsi Bengkulu memanfaatkan tenaga diesel dan sumber

    daya alam yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Provinsi Bengkulu memiliki 2

    (dua) PLTA yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi. PLTA Danau Tes menghasilkan

    listrik dengan kapasitas 2 x 660 KW dan 4 x 4.410 KW (18.960 KW), sedangkan

    PLTA Musi mempunyai kapasitas pembangkit 3x70 MW (210 MW) yang mampu

    membangkitkan energi listrik sebesar 1.140 GWH/tahun. Daya listrik yang

    dibangkitkan PLTA Musi untuk memenuhi dan mensuplai listrik seluruh wilayah

    Sumatera melalui jaringan interkoneksi 150 kV/275 kV baik untuk wilayah bagian

    selatan maupun utara.

    Selain mengandalkan kedua PLTA tersebut, Provinsi Bengkulu juga

    mengembangkan potensi panas bumi (geothermal) secara bertahap sebagai

    sumber cadangan energi listrik. Ada 3 (tiga) titik sumber panas bumi (geothermal)

    di Provinsi Bengkulu, yaitu di Desa Ulu Lais, Tambang Sawah dan Bukit Danau

    Kabupaten Lebong. Potensi ketiga titik sumber panas bumi tersebut bervariasi

    yaitu sumber panas di Desa Ulu Lais diperkirakan dapat menghasilkan 660 MW

    tenaga listrik sedangkan Tambang Sawah 250 MW dan Bukit Danau 173 MW.

    2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan Dan Realisasi

    RPJMD

    Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2010 secara umum sudah berhasil

    meningkatkan beberapa Indikator Kinerja Daerah, seperti Pertumbuhan Ekonomi, Laju

    Inflasi, PDRB per Kapita dan Indkes Pembangunan Manusia. Secara ringkas Indikator

    Kinerja Daerah tersebut di atas dapat kita lihat pada Tabel 2.2. dibawah ini.

  • 24

    Tabel 2.2. Indikator Kinerja Daerah

    No INDIKATOR SATUAN 2010 1 Pertumbuhan Ekonomi % 6.02 2 Laju Inflasi Daerah % 4.73 3 PDRB per Kapita RP 10.346.925 4 Indeks Pembangunan Manusia 73.06

    Bidang Pendidikan

    Kebijakan pembangunan bidang pendidikan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 untuk

    anggarannya belum sesuai dengan amanat UUD 1945 tentang anggaran pendidikan

    sebesar minimal 20% dari total APBD Provinsi Bengkulu. Namun kinerja pembangunan di

    Bidang Pendidikan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari Angka Melek Huruf yang

    menggambarkan proporsi penduduk usia 15 Tahun ke atas yang dapat membaca dan

    menulis (latin dan huruf lainnya) yang mencapai 96.70%, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)

    yang menggambarkan lamanya penduduk usia 15 Tahun ke atas yang bersekolah, yang

    mencapai mencapai 8.16 tahun.

    Bidang Kesehatan

    Kebijakan pembangunan bidang kesehatan di Provinsi Bengkulu difokuskan pada

    peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan penyakit serta kualitas

    pelayanan kesehatan dasar dengan sasaran menurunkan angka kematian ibu dan angka

    kematian anak; meningkatkan pengendalian, pencegahan penyakit menular;

    meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat; meningkatkan kuantitas dan kualitas

    tenaga kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar, dan penanganan

    gizi buruk. Penanganan Bidang kesehatan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 telah

    meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH) yang mencapai 72 tahun dan Angka Kematian

    Bayi (AKB) yang mencapai 10.09/1000 kelahiran hidup.

    Bidang Pekerjaan Umum

    Pada aspek infrastruktur transportasi jalan, berbagai upaya telah dilakukan selama kurun

    waktu 2010 untuk meningkatkan kondisi kemantapan jalan Provinsi. Usaha ini masih

    banyak menemui hambatan yang disebabkan oleh fungsi jaringan jalan yang belum

    maksimal, seperti belum tersedianya lintas-lintas alternatif yang memadai, belum

  • 25

    lengkapnya/sempurnanya sistem jaringan jalan yang ada antara lain ditandai dengan

    tidak jelasnya peran dan fungsi jalan, belum lengkapnya hirarki jalan serta berbaurnya lalu

    lintas cepat dan lambat dan lalu lintas jarak jauh dengan lalu lintas lokal.

    Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

    Pembangunan Sektor Perhubungan menyangkut 3 (tiga) aspek, yaitu perhubungan darat,

    perhubungan laut dan perhubungan udara. Pada transportasi darat hingga saat ini masih

    merupakan sektor transportasi yang dominan di Provinsi Bengkulu terutama untuk

    menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Selain transportasi darat Provinsi

    Bengkulu juga dilayani oleh transportasi udara dan laut.

    Pembangunan Sektor Komunikasi dan Informasi di Provinsi Bengkulu juga terus

    ditingkatkan pembangunan jaringan cable telephone, cellular dan internet. Pembangunan

    jaringan komunikasi dan informasi Pemerintah Daerah bekerjasama dengan pihak swasta

    sebagai operator penyedia layanan komunikasi dan informasi.

    2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

    Pembangunan daerah yang telah dilaksanakan di berbagai sektor selama beberapa tahun

    terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan masyarakat secara

    keseluruhan di Provinsi Bengkulu. Namun demikian, permasalahan yang timbul dalam

    proses pembangunan menyebabkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang

    memadai belum terealisasi sesuai dengan harapan yang ditetapkan. Pembangunan yang

    dilaksanakan belum sepenuhnya diikuti oleh penguatan kelembagaan publik, termasuk

    alokasi sumber daya yang efisien.

    Manfaat pembangunan yang diharapkan belum merata dan kerawanan sosial masih

    sering terjadi, sehingga kehidupan masyarakat belum sepenuhnya membaik. Keadaan ini

    timbul sebagai akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi baik masa lalu maupun

    sekarang yang belum teratasi secara maksimal, seperti dijelaskan secara rinci di bawah

    ini.

  • 26

    2.3.1. Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas Dan Sasaran

    Pembangunan Daerah

    Permasalahan pada Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama, adalah

    sebagai berikut:

    1. Di bidang pendidikan, antara lain beberapa permasalahan mendasar yang

    memerlukan penanganan segera mencakup: (a) Tingkat pendidikan rata-rata

    masyarakat masih relatif rendah; (b) kualitas dan relevansi serta tata kelola

    pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dalam rangka

    peningkatan daya saing.

    2. Di bidang kesehatan, antara lain: (a) rendahnya akses terhadap pelayanan

    kesehatan antar wilayah yang diindikasikan dengan kurangnya ketersediaan

    sarana dan prasarana kesehatan dasar, tenaga kesehatan dan jaminan

    pembiayaan kesehatan; (b) belum optimalnya penggunaan teknologi di bidang

    kesehatan dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia yang menguasai

    teknologi bidang kesehatan; dan (c) Adanya kasus yang disebabkan oleh

    penyakit menular, seperti flu burung, AIDS, dan HIV positif.

    Permasalahan di Bidang Ekonomi adalah Pertumbuhan investasi belum

    mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan

    kesempatan kerja. Beberapa kendala dalam upaya peningkatan investasi di

    Provinsi Bengkulu, antara lain: belum efisien dan efektifnya birokrasi, belum

    adanya kepastian hukum dan kepastian berusaha serta jaminan keamanan

    berusaha dalam bidang penanaman modal dan masih rendahnya infrastruktur

    pendukung. Potensi budaya dan keindahan alam belum digali dan

    dikembangkan secara optimal sebagai potensi wisata Provinsi Bengkulu.

    Permasalahan di bidang Infrastruktur Wilayah, sebagai berikut: Infrastruktur

    transportasi di wilayah di Provinsi Bengkulu masih belum memadai yang

    ditunjukkan, sebagai berikut:

    1) Transportasi darat, antara lain: rendahnya tingkat kemantapan dan

    kondisi jalan, rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastuktur

  • 27

    jaringan jalan, kurangnya ketersediaan dan perlengkapan jalan dan

    fasilitas lalu lintas;

    2) Transportasi udara, antara lain keberadaan bandar udara termasuk

    perintis masih belum memadai untuk menampung demand (penumpang

    dan barang); dan

    3) Transportasi laut, antara lain kondisi fisik pelabuhan dan fasilitas kurang

    memadai serta adanya kendala yang disebabkan faktor alam.

    2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

    Sesuai dengan amanat pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

    tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan

    Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah kabupaten/Kota, bahwa dalam

    menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

    pemerintahan daerah dapat menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur

    dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas

    pembantuan.

    Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan

    pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib

    diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan pelayanan dasar

    (basic service) bagi masyarakat antara lain seperti pendidikan dasar, kesehatan,

    lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan, dan sebagainya. Sedangkan

    urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintah yang terkait

    dengan pengembangan potensi unggulan (core competence) yang menjadi

    kekhasan daerah. Urusan pemerintahan di luar urusan wajib dan urusan pilihan

    yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, sepanjang menjadi kewenangan

    pemerintah daerah tetap harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Urusan

    pemerintahan wajib dan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang dijadikan dasar dalam penyusunan

    susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah.

  • 28

    Seiring dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah provinsi sesuai

    dengan PP Nomor 38 Tahun 2007 tersebut, dalam penerapannya terdapat

    permasalahan-permasalahan yang berpotensi menimbulkan ketidaktercapaian

    sasaran pembangunan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan stagnasi

    pembangunan daerah. Permasalahan-permasalahan tersebut, antara lain:

    A. Urusan Perencanaan Pembangunan: 1) Prinsip partisipatif merupakan landasan bagi perumusan perencanaan

    dan pelaksanaannya, sehingga sesuai dengan kondisi dan

    keinginan/aspirasi masyarakat. Dalam implementasinya, sebagian besar

    perencanaan dibuat di tingkat provinsi dan kabupaten tanpa melibatkan

    masyarakat, sehingga kurang mencerminkan permasalahan nyata saat ini,

    kebutuhan dan aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Kondisi ini

    diperparah oleh berbagai kebijakan pemerintah dan struktur pelayanan

    yang seringkali membatasi, daripada mengembangkan peranan

    masyarakat dalam proses pembangunan di wilayahnya sendiri;

    2) Kapasitas perencanaan belum memadai disemua tingkatan terutama yang

    terkait dengan identifikasi dan prioritas masalah, akar penyebab masalah,

    penentuan tujuan, penyusunan dan pengembangan rencana program,

    pelaksanaan program, dan evaluasi program. Identifikasi masalah belum

    dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik dan

    indikator yang tepat. Padahal, kegiatan ini merupakan salah satu kunci

    keberhasilan program pembangunan secara keseluruhan karena sangat

    menentukan derajad urgensi kebutuhan, akseptabilitas usulan opsi serta

    efisiensi dan efektivitas implementasi program yang dilaksanakan;

    3) Ego sektoral dari berbagai SKPD dalam pelaksanaan pembangunan juga

    menghilangkan faktor sinergitas dan keterpaduan, seperti halnya yang

    tersirat dalam common goal, sehingga setiap SKPD cenderung bekerja

    sendiri-sendiri berdasarkan tugas dan fungsinya. Akibatnya, efektivitas

    dan efisiensi pelaksanaan pembangunan relatif rendah. Sinergitas

    pelaksanaan program pembangunan antara pembangunan Nasional,

    pembangunan Provinsi dan pembangunan Kabupaten/Kota juga belum

    optimal, sehingga terjadi tumpang tindih (overlapping) kegiatan. Di pihak

  • 29

    lain, belum ada upaya dari pemerintah daerah Provinsi Bengkulu untuk

    mengkoordinasikan program-program yang tidak searah/serasi atau

    bahkan saling bertolak belakang, sehingga berbagai permasalahan yang

    timbul dalam pelaksanaan program/kegiatan dapat diselesaikan;

    4) Dalam Pasal 19 ayat 2, UU 32 Tahun 2004 dinyatakan bahw

    penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintahan daerah dan

    DPRD, kemudian pada pasal 40 ditegaskan bahwa DPRD berkedudukan

    sebagai unsur Pemerintah Dearah yang bersama-sama dengan Kepala

    Daerah membentuk dan membahas APBD. Dalam pasal tersebut

    dijelaskan bahwa hubungan antara Pemerintah Dearah dan DPRD

    merupakan mitra sejajar yang sama-sama melakukan tugas sebagai

    penyelenggara pemerintahan daerah. Hubungan tercermin dalam

    pembuatan kebijakan daerah yang berupa Peraturan Daerah. Dengan

    demikian antara kedua lembaga tersebut harus membanguan hubungan

    yang saling mendukung bukan merupakan lawan atau pesaing dalam

    melaksanakan fungsi masing- masing.

    Dalam implementasinya, program/kegiatan dan dana yang telah

    disepakati oleh TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) acapkali

    berubah atas permintaan DPRD pada saat pembahasan dengan DPRD.

    Akibatnya, terjadi perubahan mendasar, baik yang terkait dengan lokasi

    maupun substansi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh masing-masing

    SKPD. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya intervensi politik

    terhadap proses penganggaran tersebut, antara lain: (1) Ketidaksiapan

    SKPD dalam memberikan dukungan data yang akurat terutama terutama

    terkait dengan calon peserta dan calon lokasi, (2) Ketidaksiapan SKPD

    dalam merumuskan justifikasi pentingnya program/kegiatan untuk

    dilaksanakan, dan (3) Kepentingan politik anggota DPRD untuk masing-

    masing daerah pilihan.

  • 30

    B. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

    1) Demokrasi telah mendorong masyarakat untuk lebih berani

    mengemukakan aspirasinya. Salah satunya adalah keinginan untuk

    membentuk daerah otonom baik pada level kabupaten/kota maupun

    level provinsi. Aspirasi pembentukan daerah otonom kabupaten/kota di

    Jawa Barat berkembang sejalan dengan tuntutan untuk ikut serta dalam

    pemerintahan dan peningkatan pelayanan publik sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan. Namun demikian, pembentukan daerah

    otonomi tersebut cenderung bersifat eforia dan mewadahi kepentingan

    elit tertentu tanpa memperhatikan dukungan ketersediaan sarana dan

    prasarana pemerintahan;

    2) Permasalahan dalam pembangunan Bidang Aparatur, antara lain

    kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya berdasarkan prinsip

    organisasi yang efisien dan rasional, sehingga struktur organisasi kurang

    proporsional, sistem manajemen kepegawaian belum mampu mendorong

    peningkatan profesionalitas, kompetensi, dan remunerasi yang adil dan

    layak sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja. Sistem dan

    prosedur kerja di lingkungan aparatur negara belum efisien, efektif, dan

    berperilaku hemat. Praktek penyimpangan yang mengarah pada

    penyalahgunaan wewenang (korupsi) belum teratasi, dan pelayanan

    publik belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat.

    Terabaikannya nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam birokrasi juga

    melemahkan disiplin kerja, etos kerja, dan produktivitas kerja;

    3) Dikaitkan dengan peningkatan daya guna kekayaan dan asset pemerintah

    daerah masih ditemukan permasalahan pendataan aset yang belum

    terselesaikan dan adanya asset-aset yang belum tersertifikasi karena

    berada pada penguasaan perorangan atau masyarakat. Selain itu, sumber

    pendapatan daerah relatif terbatas karena adanya peraturan baru yang

    cenderung mengurangi sumber pendapatan dan tidak diperkenankannya

  • 31

    Pemerintah Daerah menggali sumber pendapatan lain di luar ketentuan

    yang berlaku;

    4) Permasalahan yang dihadapi dalam bidang pemerintahan dan

    pembangunan desa antara lain masih rendahnya keterlibatan masyarakat

    perdesaan dalam kegiatan ekonomi produktif, yang disebabkan

    rendahnya kemampuan mengakses kesempatan berusaha, kurangnya

    kesempatan ekonomi dan kesempatan berusaha. Rendahnya kemampuan

    mengakses kesempatan berusaha disebabkan oleh terbatasnya

    kepemilikan produktif, lemahnya sumberdaya modal usaha,

  • 32

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

    DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

    3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

    3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2010 Dan Perkiraan Tahun 2011

    a. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2010

    Pertumbuhan Ekonomi

    Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di

    triwulan IV tahun 2010 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi

    secara tahunan tumbuh sebesar 2,96%. Sementara laju pertumbuhan ekonomi

    triwulan sebelumnya berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu sebesar 7,58%

    (yoy). Secara triwulanan, perekonomian daerah pada triwulan IV 2010

    mengalami penurunan sebesar 1,18% dibanding triwulan sebelumnya.

    Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sisi penggunaan terutama disebabkan

    oleh meningkatnya konsumsi. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti

    jasa-jasa dan perdagangan/hotel/restoran terus mengalami pertumbuhan

    meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya. Sementara itu, sektor pertanian

    pada triwulan laporan tumbuh cukup lambat. Sektor yang tumbuh paling tinggi

    di triwulan ini adalah sektor listrik, air dan gas, sektor keuangan, persewaan

    dan jasa, serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

    Inflasi

    Inflasi tahunan Kota Bengkulu pada triwulan IV tahun 2010 meningkat tajam

    dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari 7,03% menjadi 9,08%. Inflasi

    tersebut berada di atas inflasi nasional yang hanya sebesar 6,96%.

    Sebagaimana triwulan sebelumnya, tingginya inflasi masih didorong oleh

    timbulnya permasalahan di sisi penawaran (supply shocks) terutama untuk

  • 33

    komoditas di kelompok bahan makanan. Pencapaian inflasi Kota Bengkulu ini

    telah melebihi proyeksi Bank Indonesia yaitu sebesar 7,25% 1%.

    Adanya gangguan pasokan (supply shock) akibat pengaruh faktor musiman

    dan kondisi cuaca yang tergolong ekstrim diperkirakan menjadi faktor

    pendorong inflasi ditriwulan laporan. Jenis komoditas pada kelompok bahan

    makanan yang mendorong kenaikan inflasi di triwulan ini antara lain beras,

    daging ayam ras dan dari subkelompok bumbu-bumbuan seperti cabe merah

    dan bawang merah. Inflasi di komoditas tersebut diperkirakan terjadi karena

    adanya keterbatasan pasokan komoditas tersebut di pasar.

    b. Perkiraan Kondisi Daerah Tahun 2011

    Perekonomian Bengkulu pada triwulan I tahun 2011 ini diperkirakan akan

    mengalami pertumbuhan pada kisaran 6%1% (yoy). Dari sisi penawaran,

    sektor utama seperti sektor pertanian, perdagangan-hotel-dan-restoran serta

    sektor jasa diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan. Sektor

    perdagangan diperkirakan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi

    diantara ketiga sektor utama Provinsi Bengkulu tersebut. Adapun

    pertumbuhan dari sisi permintaan akan didorong melalui peningkatan

    konsumsi rumah tangga.

    Pada triwulan I tahun 2011, inflasi Bengkulu diperkirakan akan mencapai

    10%1% (yoy). Pencapaian inflasi pada triwulan I 2011 diperkirakan akan

    sedikit mengalami peningkatan yang dipicu oleh terjadinya inflasi pada awal

    triwulan I. Inflasi diperkirakan terjadi karena gangguan pasokan beberapa

    kebutuhan pokok. Selain itu, masa panen yang belum tiba juga turut

    mendorong peningkatan harga. Sementara itu, ekspektasi masyarakat

    terhadap kondisi ekonomi dan beberapa kebijakan pemerintah yang akan

    segera diterapkan seperti konversi minyak tanah dan pembatasan BBM

    bersubsidi diperkirakan akan menambah tekanan inflasi daerah.

  • 34

    3.1.2. Tantangan Dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2012 Dan Tahun 2013

    Berbagai tantangan yang akan dihadapi Provinsi Bengkulu di tahun 2012 tentunya

    tidak terlepas dari perekonomian Nasional yang masih akan dipengaruhi oleh

    faktor eksternal yaitu pengelolaan arus modal (capital inflow) dan nilai tukar

    (exchange rate) dimana harga-harga komoditas terus merangkak naik. Selain itu

    adanya pasar bebas akan menyebabkan semakin beratnya industri kecil di Provinsi

    Bengkulu dalam menghadapi persaingan dunia. Persaingan ini tidak hanya dalam

    hal produk tapi juga menyangkut SDM di Provinsi Bengkulu. Tingkat pengangguran

    dan kemiskinan yang masih cukup tinggi juga akan terus mewarnai tantangan

    perekonomian Provinsi Bengkulu di tahun 2012.

    Gambaran perekonomian Provinsi Bengkulu tahun 2012 tidak akan terlepas dari

    pengaruh perkembangan perekonomian Nasional. Perekonomian Nasional dalam

    hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Setelah mengalami resesi global

    sejak pertengahan tahun 2008, tanda-tanda pemulihan ekonomi dunia telah mulai

    terlihat sejak akhir 2009 hingga akhir 2010. Hal inilah yang turut berpengaruh

    terhadap perekonomian Provinsi Bengkulu. Pemulihan ini terutama disebabkan

    oleh berhasilnya intervensi pemerintah diberbagai negara yang telah mendorong

    sisi permintaan dan mengurangi ketidakpastian dan terjadinya resiko sistemik

    pada pasar keuangan.

    3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

    3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

    Pendapatan daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 13 merupakan

    hak pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

    dalam periode tahun terkait. Pendapatan Daerah menurut PP No. 55 Tahun 2005

    dikelompokkan atas:

    a) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang

    dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan. PAD pada umumnya terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah,

    Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan serta Lain-Lain PAD Yang Sah;

  • 35

    b) Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada

    daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan terdiri dari

    Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus;

    c) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi Hibah, Dana Darurat, DBH

    Pajak Dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota, Dana Penyesuaian dan Otonomi

    Khusus, serta Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau dari Pemerintah Daerah

    Lainnya.

    Berdasarkan data series kurun waktu 2009-2011, secara keseluruhan Pendapatan

    Daerah mengalami peningkatan dengan persentase kenaikan berfluktuatif. Secara

    persentase dan nominal, kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kelompok

    Dana Perimbangan yang secara konsisten mengalami kenaikan, sedangkan

    kelompok Lain-Lain Pendapatan Yang Sah menunjukkan kecenderungan

    penurunan, baik secara nominal dan persentase kontribusi terhadap Pendapatan

    Daerah. Pada kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD), komponen Pajak Daerah

    dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang mengalami peningkatan

    sedangkan komponen Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

    Yang Dipisahkan mengalami penurunan.

    Tabel 3.2 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Provinsi Bengkulu

    Tahun 2009 2012

    NO URAIAN

    JUMLAH (Rp)

    2009 2010 2011 Proyeksi/Target 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 PENDAPATAN 1.071.240.550.846 1.101.857.789.352 1,145,967,155,233 1,260,563,870,756 1.1. Pendapatan Asli Daerah 413.570.042.373 442.804.450.372 421,521,179,875 463,673,297,863 1.1.1. Pajak Daerah 246.818.011.336 250.968.989.603 293,672,568,725 323,039,825,598 1.1.2. Retribusi Daerah 60.397.813.487 62.586.147.000 12,305,420,300 13,535,962,330 1.1.3. Hasil Pengelolaan

    Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

    12.351.918.744 14.844.760.000 12,101,760,000 13,311,936,000

    1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

    94.002.298.806 114.404.553.769 103,441,430,850 113,785,573,935

    1.2. Dana Perimbangan 600.309.638.973 603.718.338.980 694,595,975,358 764,055,572,894 1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak dan

    Bukan Pajak 59.693.148.973 59.693.148.980 50,598,339,358 55,658,173,294

    1.2.2. Dana Alokasi Umum 487.339.490.000 523.041.290.000 607,388,036,000 668,126,839,600 1.2.3. Dana Alokasi Khusus 53.277.000.000 20.983.900.000 36,609,600,000 40,270,560,000

  • 36

    NO URAIAN

    JUMLAH (Rp)

    2009 2010 2011 Proyeksi/Target 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1.3. Lain-Lain Pendapatan

    Yang Sah 57.360.869.500 55.335.000.000 32,835,000,000 36,118,500,000

    1.3.1. Hibah 57.360.869.500 55.335.000.000 32,835,000,000 36,118,500,000 1.3.2. Dana Darurat - - - - 1.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari

    Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

    - - - -

    1.3.4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

    - - - -

    1.3.5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

    - - - -

    1.3.6. Sumbangan Pihak Ketiga - - - -

    Dikelompok Dana Perimbangan, komponen DBH Pajak dan Bukan Pajak, Dana

    Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) masih memperlihatkan tren

    peningkatan. Secara ringkas dapat dilihat pada Realisasi dan Target Pendapatan

    Daerah Dalam Kurun Waktu Tahun 2009-2012 yang tercantum pada tabel 3.2.3

    diatas.

    3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

    3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

    Provinsi Bengkulu, seperti yang telah kita ketahui bersama, belum

    memiliki kemampuan fiskal yang cukup tinggi guna membiayai

    pembangunan daerah sehingga perlu diambil kebijakan dan langkah

    sebagai berikut:

    a. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik intensifikasi maupun

    ekstensifikasi dengan menggali dan mengembangkan sumber-sumber

    penerimaan yang sudah ada maupun sumber-sumber penerimaan

    baru;

    b. Kebijakan dalam meningkatkan pelayanan umum kepada

    masyarakat/wajib pajak;

    c. Membangun sistem dan prosedur adminstrasi pelayanan perpajakan

    dan retribusi yang nyaman dan sederhana;

  • 37

    d. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta profesionalisme

    sumber daya manusia (SDM) aparatur;

    e. Meningkatkan dana dari Pusat diluar DAU dan DAK ke Daerah; dan

    f. Meningkatkan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

    3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

    Berdasarkan pemasalahan dan tantangan yang akan dihadapi pada tahun

    2012 dan mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas serta

    mengacu kepada Prioritas Pembangunan Nasional, prioritas

    pembangunan dalam RPJMD, maka kebijakan Belanja Daerah diarahkan

    pada program dan kegiatan yang menjadi fokus dan prioritas

    Pembangunan Daerah pada tahun 2012, yaitu:

    1) Perekonomian rakyat dan iklim investasi;

    2) Sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan, pemuda olahraga,

    pemberdayaan perempuan-KB);

    3) Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan;

    4) Revitalisasi pertanian, ketahanan pangan serta pengelolaan sumber

    daya perikanan dan kelautan yang berkelanjutan;

    5) Infrastruktur dasar (bina marga, cipta karya, irigasi, perhubungan,

    telekomunikasi dan energi);

    6) Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana;

    7) Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi;

    8) Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum;

    3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

    Pembiayaan Daerah adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar

    kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

    tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran

    berikutnya. Pada Tahun 2012 yang akan datang Pembiayaan Daerah

    masih tetap diarahkan pada hal-hal yang bersifat penghematan anggaran

    dan investasi di Badan Usaha Milik Daerah.

  • 38

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

    4.1. Tujuan Dan Sasaran Pembangunan

    Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan, peluang yang

    ada di Provinsi Bengkulu dan mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat,

    maka tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2012 mengacu kepada Visi Provinsi

    Bengkulu tahun 20102015, yaitu "Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Yang Semakin

    Maju,Semakin Bertakwa, Dan Semakin Sejahtera ".

    Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan tersebut diatas,

    maka untuk kerangka perencanaan pembangunan daerah tahun 2012 diperlukan

    kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

    Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan bagi

    pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan

    pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan dan Sasaran pada

    pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam matriks tabel berikut:

    Tabel 4.1.

    Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Provinsi Bengkulu

    VISI/MISI TUJUAN SASARAN Visi : Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Yang Semakin Maju, Semakin Bertakwa, Dan Semakin Sejahtera Misi Pertama, Mewujudkan Perekonomian Rakyat Yang Be