RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4...

10
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tabanan pada tanggal 3 Maret 1993. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak I Wayan Kama dan Ni Wayan Sukanadi. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Kumara Sari Mengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 Abiansemal dan tamat pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Abiansemal dan lulus pada tahun 2008, dan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Mengwi dan lulus pada tahun 2011. Pada Juli 2011, Penulis diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Denpasar, Bali melalui jalur SNMPTN. Penulis melakukan penelitian di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dengan mengambil judul Studi Lesi Vakuola pada Otak Sapi Bali yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran Sebagai Indikasi Awal Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE)sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan (S.KH) di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Transcript of RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4...

Page 1: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tabanan pada tanggal 3 Maret 1993. Penulis adalah

anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak I Wayan Kama dan Ni Wayan

Sukanadi. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Kumara Sari

Mengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 Abiansemal dan tamat pada

tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 1 Abiansemal dan lulus pada tahun 2008, dan melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Mengwi dan lulus pada tahun

2011. Pada Juli 2011, Penulis diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Udayana Denpasar, Bali melalui jalur SNMPTN.

Penulis melakukan penelitian di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Udayana dengan mengambil judul “Studi Lesi Vakuola pada Otak Sapi Bali yang

Dipotong Di Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran Sebagai Indikasi Awal

Penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE)” sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan (S.KH) di Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Udayana.

Page 2: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang maha Esa, karena atas karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Studi Lesi Vakuola Pada Otak Sapi Bali yang Dipotong di

RPH Denpasar Sebagai Indikasi Awal Penyakit Bovine Spongiform

Encephalopathy (BSE)”.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan ini tidak terlepas dari

segala bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. drh. I Nyoman Adi Suratma, M.P. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2. Bapak Drh. I Made Kardena, SKH, MVS. selaku pembimbing I dan Drh.

Kadek Karang Agustina, MP selaku pembimbing II atas segala bimbingan,

arahan, nasehat, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan selama

penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Ibu Prof. Dr. drh. Gst Ayu Yuniati Kencana,MP, bapak Prof. Dr. drh. I

Ketut Berata, M. SI, dan Bapak Dr. Ida Bagus Oka Winaya, M.Kes. selaku

dosen penguji yang banyak memberikan masukan dan saran demi

perbaikan penulisan skripsi ini.

4. Kepada staf pegawai Rumah Potong Hewan Pesanggaran yang telah

membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Bapak, ibu dosen, dan staf pegawai Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

6. Kepada orang tua saya tercinta I Wayan Kama dan Ni Wayan Sukanadi.

serta adik saya tersayang Kadek Dendi Dwi Andita atas doa, kasih sayang

dukungan bantuan moril dan materi sehingga skripsi ini dapat selasai tepat

waktu.

Page 3: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

iii

7. Kepada Ferbian Millas Siswanto yang telah sangat membantu dan selalu

memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada yang tersayang Maureen Tyas Lestari atas dukungan dan selalu

senantiasa sabar dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman angkatan 11 khususnya pasukan Veteriner

10. Serta seluruh teman–teman Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Udayana yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga saran dan

kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Juli 2015

Penulis

Page 4: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

iv

DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bovine Spongiform Enchephalopaty (BSE) .......................................... 5

2.2 Penularan dan Epidemiologi BSE ......................................................... 5

2.3 Gejala Klinis BSE ................................................................................. 6

2.3.1 Gejala Penyakit Pada Hewan …………………………………. 6

2.3.2 Gejala Penyakit Pada Manusia ………………………………... 6

2.4 Diagnosa BSE pada Ternak ................................................................... 7

2.5 Pencegahan dan Pengandalian ............................................................... 8

2.6 Kerangka Konsep .................................................................................. 9

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian ................................................................................. 10

3.1.1 Objek Penelitian .......................................................................... 10

3.1.2 Alat dan Bahan yang Digunakan ................................................ 10

3.2 Rancangan Penelitian ........................................................................... 10

3.3 Cara Pengumpulan Data ....................................................................... 10

3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................... 11

3.5 Analisis Data ........................................................................................ 13

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ..................................................................................................... 14

4.2 Pembahasan .......................................................................................... 15

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................................ 19

5.2 Saran ...................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20

LAMPIRAN

Page 5: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Obex: Bagian otak yang menjadi Gold Standar untuk

diagnosis BSE dan spongiform ensefalopati lainnya.…………. 7

Gambar 2.2. Lesi vakuola pada obex yang mengalami BSE klinis………… 8

Gambar 4.2 Gambaran Mikroskopis Obex Otak Sapi yang dipotong

di RPH Denpasar…………………………………………….. 15

Gambar 4.3 Distribusi Geografis negara-negara yang tertular

BSE (1989-2004)…………………………………………….. 18

Page 6: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang mencapai

1,49% per tahun dengan jumlah penduduk lebih dari 237.641.326 jiwa pada tahun

2010 (Badan Pusat Statistik, 2010) menuntut ketersediaan pangan memadai,

termasuk produk peternakan terutama daging, susu, dan telur. Peningkatan jumlah

penduduk kelas menengah di Indonesia juga memberi konsekuensi terhadap

peningkatan penyediaan produk peternakan yang berkualitas seiring dengan

makin tingginya kesadaran masyarakat akan asupan nutrisi yang baik.

Rumah Potong Hewan (RPH) merupakan salah satu sarana yang terlibat

dalam rantai penyediaan produk peternakan. RPH adalah tempat observasi,

pemeriksaan dan seleksi bagi produk asal hewan seperti daging dan organ lain

yang layak untuk dikonsumsi masyarakat. Selain itu, RPH juga menjadi salah satu

tempat yang strategis untuk deteksi dini kejadian suatu penyakit (Biffa et al.,

2010; Pal et al, 2013). Untuk memenuhi kedua fungsi ini, maka pembangunan

RPH selayaknya mengacu pada Codex Allimentarius Commission (CAC) dan

Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor.

555/KPTS/TN.240/9/1986 (Suardana, 2009). Seluruh standar operasional yang

meliputi desain dan peralatan yang ada di RPH mesti disiapkan sedemikian rupa

sehingga operasional pemotongan dan tatalaksana proses penyiapan daging bisa

memenuhi aspek kesejahteraan hewan (animal welfare) dan pemenuhan kesehatan

masyarakat. Dengan demikian, daging yang dihasilkan akan memenuhi kriteria

aman (safe), sehat (sound), utuh (wholesomeness), halal serta berdaya saing tinggi

(Suardana, 2009).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, RPH merupakan tempat yang

sangat baik untuk deteksi suatu penyakit baik dengan cara pengamatan terhadap

tanda-tanda klinis sapi sebelum disembelih maupun pengamatan jejas pada organ-

organ tubuh pasca disembelih. Pengamatan ante-mortem, dilakukan untuk

Page 7: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

2

menghindari penyebaran penyakit dari hewan yang sakit ke lingkungan RPH,

serta sebagai data tambahan dalam menentukan suatu keputusan saat

ditemukannya kelainan patologik dalam pemeriksaan post-mortem. Pemeriksaan

post-mortem penting untuk mendeteksi dan mengeliminasi abnormalitas, termasuk

kontaminasi karkas dan organ dalam sehingga layak dikonsumsi (Gracey et al.,

1999). Selain itu, RPH merupakan sarana kontrol dari rantai produksi ternak

melalui seleksi atau pembatasan sapi yang boleh atau tidak boleh disembelih

(Antia, 1982). Peran RPH sebagai barrier pertama pencegahan penyakit dari

hewan ke manusia menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan kebiasaan

masyarakat yang suka mengkonsumsi tidak hanya daging, namun juga organ otak.

Sementara itu kondisi dilapangan saat ini masih ada peternak yang

melakukan pencampuran pakan konsentrat unggas dan pakan konsentrat babi yang

mengandung Meat and Bone Meal (MBM) yaitu tepung yang berasal dari daging

dan tulang kedalam pakan ternak ruminansia (sapi, kambing dan domba) untuk

memacu pertumbuhan. Pakan konsentrat unggas dan babi dapat mengandung

MBM dengan kadar protein 50-60% dan tingkat kecernaan lebih 82%. Maraknya

penggunaan pakan konsentrat unggas/babi kedalam pakan ternak ruminansia,

karena harganya relatif murah dibandingkan tepung ikan (Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan, 2014).

Sapi bali merupakan salah satu ternak asli Indonesia yang memiliki

kualitas daging yang baik. Namun, jika kesehatan dan penanganannya tidak

diperhatikan akan mengakibatkan gangguan reproduksi, penurunan kualitas

daging, dan bahkan dapat menjadi sumber penyakit bagi masyarakat yang

mengkomsumsinya. Penyakit yang dapat ditularkan melalui produk daging dan

termasuk kategori food borne disease. Salah satu food borne disease yang paling

berbahaya adalah penyakit sapi gila atau Bovine Spongiform Encephalopathy

(BSE) (Bhunia, 2008).

Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) adalah salah satu penyakit yang

ditandai dengan adanya kerusakan pada otak sapi yang disebabkan oleh sejenis

protein yang bersifat infeksius yang disebut dengan prion (CDC, 2012). Prion

merupakan suatu molekul protein tanpa asam inti dan relatif tahan terhadap suhu

Page 8: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

3

panas serta beberapa bahan yang lazim digunakan sebagai desinfektan

(Soeharsono, 2002). Penyakit ini tergolong unik bagi dunia kedokteran dan

kedokteran hewan karena secara ilmiah, penyakit ini berada diantara dua sifat

penyakit yaitu genetik dan infeksius. Selain itu, penyakit ini secara sosio-ekonomi

mengakibatkan kerugian ekonomi yang tinggi akibat penghentian ekspor atau

penolakan impor daging dan kerugian sosial akibat ancaman kesehatan

masyarakat terhadap penyakit Creutzfeld Jacob Disease (CJD) (Suardana dan

Soejoedono, 2005).

Gejala yang timbul pada sapi yang terinfeksi BSE antara lain : ataksia,

tremor, lemas, kurus, haus, gatal, dan rontok pada bulu. Sedangka ngejala klinis

CJD pada manusia yang telah mengalami degenerasi neurologik seperti ataksia,

tremor, lelah, mengantuk, kerusakan daya ingat, perubahan tingkah laku, vertigo,

dementia, dan gangguan motorik. Penyakit BSE pada sapi, maupun CJD pada

manusia bersifat fatal. Hal ini karena jika sekali hewan atau manusia terinfeksi,

maka peluang untuk sembuh dapat dikatakan nihil dan umumnya host akan mati.

Disamping itu, hingga kini belum ditemukan obat yang dapat mengatasi penyakit

BSE atau CJD ini (Suardana dan Soejoedono, 2005).

Perubahan histopatologis dan perubahan molekuler dari susunan syaraf

pusat menunjukkan sifat yang karakteristik dan dijumpai adanya vakoulisasi pada

neuron dari substansi abu-abu (grey matter). Adanya serebral amiloidosis

merupakan gambaran normal yang dijumpai pada penyakit sapi gila. Banyaknya

vakuola dijumpai paling banyak pada medula oblongata disusul pada otak tengah,

talamus, hipotalamus dan area septal. Gambaran patologi tersebut merupakan lesi

patognomonis dari infeksi prion utamanya pada sapi (Sitepoe, 2000).

Hingga saat ini belum ada laporan kasus sapi gila di Indonesia, namun

secara epidemiologi Indonesia beresiko terkena wabah prion. Tingginya resiko ini

dikarenakan importasi daging dan produk daging sapi atau bahan pakan ternak

impor yang dapat mengandung prion serta dapat menjadi penular BSE yang

berasal dari negara lain yang terinfeksi. Importasi bahan-bahan medis yang

berasal dari material yang terkontaminasi juga memungkinkan masuknya wabah

BSE ke Indonesia. Selain itu, potensi terbesar dari masyarakat Indonesia terkena

Page 9: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi

4

penyakit prion yang berasal dari hewan adalah karena pola konsumsi masyarakat

Indonesia yang cenderung mengkonsumsi hampir seluruh bagian tubuh sapi,

termasuk otak (Suardana dan Soejoedono, 2005).

Berdasarkan latar belakang tersebut, studi tentang keberadaan penyakit

BSE pada sapi bali perlu dilakukan. Identifikasi adanya jejas vakuola pada otak

sapi yang dipotong di RPH Denpasar dapat dijadikan sebagai langkah awal

strategis dalam mengindikasikan adanya kasus BSE. Studi ini penting dilakukan

untuk monitoring terhadap resiko penyebaran BSE pada sapi bali agar langkah

awal pencegahan terhadap penularan penyakit prion ini terutama pada manusia

dapat lebih diantisipasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah:

Bagaimanakan prevalensi jejas vakuola pada otak sapi bali yang dipotong di

Rumah Potong Hewan (RPH) Denpasar sebagai indikasi awal adanya infeksi

penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) pada sapi bali di Bali?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimanakan

prevalensi jejas vakuola pada otak sapi bali yang dipotong di Rumah Potong

Hewan (RPH) Denpasar sebagai indikasi awal adanya infeksi penyakit Bovine

Spongiform Encephalopathy (BSE) pada sapi bali di Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

prevalensi jejas vakuola pada otak sapi bali yang dipotong di Rumah Potong

Hewan (RPH) Denpasar sebagai indikasi awal adanya infeksi penyakit Bovine

Spongiform Encephalopathy (BSE) pada sapi bali di Bali. Selanjutnya dapat

dimanfaatkan sebagai langkah deteksi penyakit BSE pada sapi bali di Bali, serta

sebagai dasar dalam mengantisipasi wabah penyebaran serta penanggulangan

penyakit ini.

Page 10: RIWAYAT HIDUP - sinta.unud.ac.id · PDF fileMengwi dan tamat pada 1999, dilanjutkan di SD N 4 ... Dipotong Di Rumah ... Otak Sapi Bali yang Dipotong di RPH Denpasar Sebagai Indikasi