riview artikel aspek kebencanaan

download riview artikel aspek kebencanaan

If you can't read please download the document

description

review article from:Mechanism of tsunami fires after the Great East Japan Earthquake 2011 and evacuation from the tsunami firesAkihiko Hokugo*

Transcript of riview artikel aspek kebencanaan

Article Review

Khairun Rizki NIM. 15409018

Mechanism of tsunami fires after the Great East Japan Earthquake 2011 and evacuation from the tsunami firesAkihiko Hokugo*

Artikel ini bercerita tentang bencana sekunder (tambahan) atau disebut juga collateral hazard yang ditimbulkan oleh bencana tsunami di Jepang, 11 Maret 2011. Tsunami terjadi sesaat setelah gempa besar terjadi yang berpusat di bagian timur Jepang. Hal spesifik yang dibahas dalam artikel ini adalah bencana berupa kebakaran yang tersebar di beberapa titik genangan tsunami.

1. Gambaran Umum Kebakaran yang terjadiBerdasarkan informasi yang diperoleh dari FDMA (Fire and Disaster Management Agency), angka kebakaran yang terjadi sesaat setelah gempa besar dan tsunami berjumlah 286 titik sumber api. Salah seorang peneliti, Sekizawa et al., mengadakan riset untuk memastikan ulang angka tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah kebakaran yang disebabkan oleh gempa dan tsunami tersebut adalah 124 sumber titik api. Lokasi yang paling parah terjadi kebakaran adalah daerah Iwate dan Miyagi yang mana 20 sampai 65 % daerah yang terbangun, praktis tergenang oleh tsunami. FDMA memutuskan untuk menggabung sumber titik api yang apabila berdekatan, digabung menjadi satu titik sumber api.

Jumlah kebakaran yang terjadi secara rinci ditunjukkan tabel di bawah:

2. Bentuk-bentuk Kebakaran yang Ditimbulkan Tsunami

Penulis menyebutkan bahwa ada tiga bentuk kebakaran oleh tsunami yang teridentifikasi:

2.1 Kebakaran oleh tsunami yang ditimbulkan dari kebocoran tabung gas rumah

Di daerah ini, hampir setiap rumah menggunakan gas sebagai sumber panas. Ketika tsunami menerjang, (a) tabung gas lepas dari tempatnya dan ikut hanyut dalam gelombang tsunami. Namun ada juga beberapa yang langsung hancur ketika tsunami merusak rumah. (b) tabung gas yang tercerabut sebelumnya kemudian bocor dan memicu terjadinya kebakaran khususnya di dalam rumah. (c) Kitamura memperkirakan bahwa penyebab hal ini terjadi akibat adanya tubrukan antar metal oleh terjangan tsunami.

Beberapa ilustrasi kejadian ini ditunjukkan pada gambar berikut:

2.2. Kebakaran oleh tsunami yang ditimbulkan dari kebocoran tangki bensin mobil

Di banyak kasus kebakaran yang disebabkan kebocoran tangki mobil, hal ini bermula dari sederetan mobil yang diparkir di halaman-halaman gedung. Ketika tsunami terjadi, para pemiliki mobil tentu tidak sempat menyelamatkan mobilnya. Mereka lebih memilih langsung meninggalkan mobilnya sesaat kejadian tsunami atau mereka memarkirkan mobilnya di sesuatu tempat untuk kemudian segera keluar dari mobil dan menyelamatkan diri ke bukit.

Saat tsunami memasuki kota, mobil-mobil tersebut otomatis terkena terjangan tsunami. Ada beberapa kejadian yang teramati dalam hal ini. Salah satunya adalah tsunami menyapu mobil-mobil ini hingga bertubrukan satu sama lain juga bertubrukan dengan bangunan di dekatnya dan kemudian menimbulkan api di dekat pinggir gedung. Api juga muncul di tengah-tengah genangan tsunami. Hal ini dikarenakan tsunami yang menubruk mobil-mobil tersebut membawa kayu-kayu rumah dan bahan material sejenisnya yang apabila bercampur dengan bahan bakar minyak menjadi mudah terbakar.

Fenomena ini bisa dilihat pada gambar berikut:

2.3. Kebakaran oleh tsunami yang ditimbulkan dari kebocoran tangki bahan bakar minyak

tempat penyimpanan bahan bakar minyak yang dimiliki industri terletak di dekat pantai. Ketika tsunami terjadi, kapal-kapal dan perahu nelayan yang terbuat dari bahan-bahan mudah terbakar, hancur dan terbawa gelombang tsunami. Kemudian tangki bahan bakar yang bocor akibat terjangan tsunami ikut bercampur dengan material kapal dan perahu tersebut. Hasilnya adalah material ini menjadi mudah terbakar dan beberapa titik dapat dilihat sumber kebakaran yang terjadi berasal dari material tersebut.

Ilustrasi kebakaran ini dapat dilihat pada gambar berikut:

3. Persebaran Titik Api dan Besarnya

persebaran dan luas titik api yang timbul tergantung pada persebaran bahan-bahan material yang mudah terbakar yang dibawa oleh gelombang tsunami. Ketika tsunami menerjang rumah-rumah yang terbuat dari kayu, kayu-kayu tersebut terbawa dan terkumpul di sisi-sisi bukit. Ada juga yang ditarik kembali oleh tsunami mendekati pantai. Hal ini mengakibatkan kebakaran di sekitar kaki bukit maupun di lokasi-lokasi dekat pantai yang ada di beberapa bagiannya menjadi tempat berkumpulnya material-material tadi.

Hal lain yang ditemukan ketika tsunami membawa bahan-bahan berupa tangki bensin yang bocor, kebakaran terjadi dan menyebar di sekitar pinggir bangunan. Pengamatan yang dilakukan si pengamat menunjukkan ada bekas-bekas kebakaran di beberapa pinggir bangunan yang disebabkan bensin.

4. Tindakan dan Alternatif Evakuasi

4.1. Alternatif Evakuasi dari rumah kayu

dari beberapa kejadian tsunami, ada orang-orang yang tertinggal di belakang dikarenakan evakuasi yang terlambat dilakukan. Ketika mereka naik ke atas rumah dan berlindung dari terjangan tsunami, mereka sadar bahwa ada api yang mendekat. Mereka berupaya keluar dari rumah menuju bukit ataupun bangunan tinggi terdekat yang lebih aman. Orang-orang disekitar nya dan beberapa petugas pemadam kebakaran melakukan langkan evakuasi tambahan menyelamatkan mereka yang masih terjebak di gedung maupun di rumah. Setelah gelombang tsunami surut, ditemukan banyak tubuh korban tsunami yang terbakar. Diperkirakan bahwa korban-korban tersebut tewas dikarenakan terbakar.

4.2 Alternatif Evakuasi dari Gedung Tinggi

Dari beberapa kasus tsunami, masyarakat segera mengungsi ke gedung terdekat yang dirasa kuat dan aman dari gelombang tsunami. Di saat gelombang tsunami datang, gedung tersebut relatif aman dari terjangan gelombang. Namun, ada hal lain yang mengkhawatirkan, yaitu bahan-bahan material seperti kayu dan bahan bakar minyak ikut terbawa gelombang tsunami dan menimbulkan kebakaran di sekitar gedung tersebut. Hal ini mendorong orang-orang yang berlindung di gedung tersebut untuk melakukan evakuasi tambahan kedua kalinya untuk keluar dari gedung dan menuju bukit terdekat. Meskipun demikian, beberapa orang yang sudah renta maupun lemah secara fisik, mereka terpaksa tetap di gedung tersebut dan mencari tempat atau sisi gedung yang tidak terjangkau oleh api.

5. Kesimpulan

Material yang terbawa tsunami merupakan faktor utama penyebab kebakaran. Material yang mudah terbakar seperti material rumah yang rusak, kemudian tangki bensin mobil, dan tempat penyimpanan bahan bakar industri termasuk ke dalam material yang berpotensi menimbulkan kebakaran di saat gelombang tsunami menerjang.

Cukup sulit untuk mengevakuasi mereka yang tertinggal di rumah ataupun mereka yang bertahan di gedung-gedung dari kebakaran ini. Hal ini dikarenakan kondisi di sekitar bangunan yang masih digenangi tsunami. Untuk itu, perlu dibuat mekanisme evakuasi tambahan untuk mengantisipasi kejadian ini. Salah satu bentuknya adalah menyiapkan area bebas atau tahan dari api apabila kebakaran terjadi, dan lainnya seperti penyediaan alat-alat pemadam kebakaran di gedung-gedung.

Mekanisme yang diusulkan pengamat dapat dilihat pada gambar di bawah: