Rita (I21109027)

54
Nama : Rita NIM: I21109027 PALA (Myristica fragrans) 1. KLASIFIKASI Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Order : Magnoliales Family : Myristicaceae Genus : Myristica Spesies : Myristica Fragrans Nama lokal:

description

:D

Transcript of Rita (I21109027)

Page 1: Rita (I21109027)

Nama : RitaNIM: I21109027

PALA

(Myristica fragrans)

1. KLASIFIKASI

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Magnoliales

Family : Myristicaceae

Genus : Myristica

Spesies : Myristica Fragrans

Nama lokal:

Nama simplisia Myristicaeae Arillus,Macis;Kembang pala (selubung biji buah)

Myristicae Semen;Biji pala. Myristicae fructus Cortex;Kulit buah pala. Termasuk

tumbuhan dari famili Myristicaceae (pala-palaan).

Page 2: Rita (I21109027)

2. Sejarah singkat

Pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli

Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala

menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang

melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala

terus meluas sampai Sumatera.

3. Jenis Tanaman Pala

Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain: 1) Myristica fragrans Houtt, 2)

Myristica argentea Ware, 3) Myristica fattua Houtt, 4) Myristica specioga Ware, 5)

Myristica Sucedona BL, 6) Myristica malabarica Lam. Jenis pala yang banyak

diusahakan adalah terutama Myristica fragrans, sebab jenis pala ini mempunyai nilai

ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya. Disusul jenis Myristica argentea dan

Myristica fattua. Jenis Myristica specioga, Myristica sucedona, dan Myristica

malabarica produksinya rendah sehingga nilai ekonomisnya pun rendah pula.

4. Kandungan dan Manfaat Tanaman Pala

Secara umum, kandungan pala yaitu tidak ada sianogenik, alkaloida (ada juga yang

tidak punya) ,iridoids tidak terdeteksi, terdapat proanthocyanidins, cyaniding,terdapat

flavonols,kaempferol dan quercetin,tidak terdapat asam ellagic. Manfaat tanaman pala

selain sebagai rempah-rempah, juga berfungsi sebagai tanaman obat, penghasil

minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan

kosmetik, kandungan dan manfaatnya secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

1) Kulit batang dan daun

Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai

kayu bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri

2) Fuli

Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti

anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak

dijual didalam negeri.

Page 3: Rita (I21109027)

3) Biji pala

Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempahrempah.

Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang

disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala

sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntahmuntah dan lain-

lainya. Biji pala mengandung 73 % gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-

komponen asam lemak : asam laurat 1,5 %, asam miristat 76,6 %, asam palmitat 10,5

%, asam oleat 10,5 % dan asam linoleat 1,3 %.

Asam Oleat Asam Linoleat

Asam Palmitat

Proporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukan bahwa

senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi

yang sama dengan asam miristat. Jika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan

relatif terhadap asam miristat, maka proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kira-

kira 77 % atau 55 % dari lemak total. Bomer dan Ebark berhasil mengisolasi 40 %

trimiristin dengan cara mentransasi biji pala. Trimiristin adalah suatu gliserida atau

lebih tepat trigliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Rumus

molekulnya adalah :

Page 4: Rita (I21109027)

Struktur trimiristin

Nama lain dari asam miristat adalah asam tetra tetradekanoar.

Wujudnya berupa kristaL berwarna putih agak berminyak. Rumus molekulnya adalah

CH3(CH2)12COOH. Titik leleh 54,4 oC dan titik didih 326,2 oC. Sangat larut dalam

alkohol dan eter. Asam miristat pertama kali di isolasi oleh Playfair pada tahun 1841

dan sekaligus menemukan bahwa asam miristat merupakan komponen utama biji pala

ditemukan pula bahwa asam miristat terdapat dalam semua spesies myritica tetapi

dalam jumlah yang tidak begitu besar dibandingkan dengan pala.

Meskipun asam miristat larut dalam alkohol dan eter, ia tidak larut dalam air. Sifat ini

digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dari hasil hidrolisa trimiristin.

Kegunaan asam miristat adalah untuk sabun, kosmetik, farfum, dan ester sintesis

untuk flafor dan aditif pada makanan.

4) Daging buah pala

Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses

menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala,

kKristal daging buah pala. Buah pala mengandung zat-zat : minyak terbang (myristin,

Page 5: Rita (I21109027)

pinen, kamfen (zat membius), dipenten, pinen safrol, eugenol, iso-eugenol, alkohol),

gliseda (asam-miristinat, asam-oleat, borneol, giraniol), protein, lemak, pati gula,

vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung trimyristin. Biji pala dikenal sebagai

Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica Fragrans dengan lapisan kapur,

setelah fulinya disingkirkan. Bijinya mengandung minyak terbang, dan memiliki

wangi dan rasa aromatis yang agak pahit. Sebanyak 8 – 17% minyak terbang yang

ditawarkan merupakan bahan yang terpenting pada fuli.

5. Khasiat Pala sebagai Tumbuhan Obat

PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat perut. Kulit

dan daunnya mengandung minyak terbang dengan wangi pala yang menyenangkan.

Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat

rnencret dan obat perangsang. Bunga kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai

campuran jamu. Getah segar yang berwarna kehijau-hijauan dari buahnya (beserta air)

dipakai sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan. Sabun Pala beguna untuk

mengobati encok. Kegunaan khusus dari biji Pala, yarig dikenal sebagai Nux

moschata M.moschata adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya setelah dicuci

untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur (direndam dalam alkohol) atau

tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit histeri, sembelit, mencret

dan penyakit sulit tidur atau perut kembung. Biji PaIa telah terbukti berhasil

mengobati mencret pada manusia maupun pada hewan. Di India maupun di Indonesia,

biji Pala sudah umum dipakai sebagai obat mencret. Berdasarkan pembuktikan di

labolatorium bahwa biji pala bereaksi dengan prostaglandin-prostaglandin.

Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek merangsang

(hampir mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan efek membius dan

menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-saraf disusul oleh depresi dan tanda-

tanda keracunan seperti sakit kepala, kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan

sebagainya. Biji pala menyebabkan rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering,

gemetaran, hilang ingatan dan rasa berat di kepala

6. Syarat Tumbuh

6.1. Iklim

1) Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi

dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.

Page 6: Rita (I21109027)

2) Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara

teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap

musim kering selama beberapa bulan.

6.2. Media Tanam

1) Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah

vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di

tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang

tinggi.

2) Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5. Tanaman ini

peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase

yang baik.

3) Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak

mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras

teras melintang lereng.

6.3. Ketinggian Tempat

Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m

dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas tanaman akanrendah.

 

7. Morfologi 

7.1 Batang :

Pohon tinggi lebih kurang 10 meter,batang tegak,berkayu,warna putih kotor,

7.2 Daun :

Daun tunggal,bentuk lonjong,ujung dan pangkal runcing,warna hijau mengkilat.

7.3 Bunga :

Perbungaan bentuk malai,keluar dari ketiak daun.Bunaga jantan berbentuk

bola,warna kuning.Biji kecil,bulat telur,selubung biji merah,biji berwarna hitam

kecoklatan

7.4 Buah :

Bulat berkulit kuning jika sudah tua,berdagang putih yang merupakan bahan

manisan yang dikenal khas di Bogor.

Page 7: Rita (I21109027)

7.5 Biji :

Berkulit tipis agak keras berwarna hitam kecoklatan yang dibungkus fuli berwarna

merah padam.Isi bijinya putih,bila dikeringkan menjadi kecoklatan gelap dengan

aroma khas mirip cengkih.

 

 

 

8. Anatomi

Pohon dengan buah yang berwarna yang khas dengan getah merah,mengandung

minyak,mesophytic,daun pohon selalu hijau,pengubah berpilin ke

distichous,kasar,bercabang,tidak memiliki sarung pelindung tapi kadang punya,bau

harum/tanpa bau,sederhana,keseluruhan berupa selaput tipis,daun muda pada tangkai

berurat,memiliki daun tambahan,memiliki tepi daun yang khasd,daun tanpa meristem

basal

  

BIJI

Struktur kulit biji terbentuk dari kedua integument,tersusun atas selapis sel epidermis

berdinding tebal,sel sel parenkimatis,selapis sel malpigi dan lapisan makrosklereida

yang lebih panjang.Arilus berasal dari daerah pangkal funikulus,tersusun atas selapis

Page 8: Rita (I21109027)

sel epidermis di bagian luar dan sel-sel parenkimdiantaranya dengan banyak sel-sel

sekresi dan berkas pengangkut yang tersebar.Nuselus berkembang menjadi perisperm

sekunder yang melipat ke bagian dalam kandung lembaga menembus

endosperm.Endosperm tipe selular dan pada akhir perkembangan menjadi tipe

ruminat.Embrio dengan suspensor haustoria yang berbentuk seperti sayap menembus

perisperm dan endosperm.

 

 

DAUN

Helaian daun biasanya dilengkapi lubang sekretori,lubang sekretori mengandung

minyak.Mesofil dilengkapi dengan sel minyak ethereal berbentuk bulat.Memiliki

sklerenkim idioblast atau tanpa sklerenkim idioblast.

 

 

BATANG

Terdapat kambium gabus pada awal/permukaan tipis.Tangkai pohon

bilacunar/unilacunar,tanpa floem internal,bahan pengental sekunder

mengembang,floem sekunder membuat stratifikasi ke dalam daerah yang keras

(berserat dan daerah yang lunak (parenkim) atau tidak membuat

stratifikasi,xilemretikulum terlubangu dengan serat libriform,dinding

felariform,sederhana, parenkim sebagian besar paratracheal,plastid tipe-s,berkas

pengangkut dengan sekat atau tanpa sekat.

 

 

BUNGA

Putik dari Myristica fragrans bercabang dan punya bentuk lonceng,tiga buah

selaput,Gynoecium terdiri dari sebuah bakal biji yang terletak di dekat

gynophore,terdapat kantong basal tunggal,anatroupus bakal biji,tepi bakal buah

berlekatan satu sama lain tapi tidak bersatu.susunan bunga di tangkai ,berhubungan

dengan bunga,buah dan ilmu bentuk kata benih,bunga terkumpul,susunan bunga di

tangkai,dalam cymes,dalam fascicles,dalam rangkaian,dalam kepala.Unit susunan

bunga di ujung tangkai cymose,atau racemose.Susunan bunga di ketiak,bunga

bercabang(daun kecil pada bunga yang pada umumnya kecil,pada umumnya 3

merous,siklik. Dalam putik pedicel stele,selalu menimbulkan jejak yang vaskuler pada

Page 9: Rita (I21109027)

cabang dan perrianth,menuju ke gynophore kemudian ke dinding gynoecium,dimana

mereka memberikan kenaikan kedua cabang hingga batas luar dan pada suatu tingkat

lebih tinggi kepada pusat tersebut.

 

 

9. Fisiologi

Pala termasuk tanaman C3,dalam fotosintesis C3 berbeda dengan C4,pada C3karbon

dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung.Struktur kloroplas pada tanaman C3

homogen.Tanaman C3 mempunyai suatu peran penting dalam metabolisme,tanaman 

C3 mempunyai kemampuan fotorespirasi yang rendah karena mereka tidak

memerlukan energi untuk fixaxi sebelumnya.tanaman C3dapat kehilangan 20 %

carbon dalam siklus calvin karena radiasi,tanaman ini termasuk salah satu group

phylogenik. Konsep dasar reaksi gelap fotosintesis siklus Calvin (C3) adalah sebagai

berikut CO2 diikat oleh RUDP untuk selanjutnya dirubah menjadi senyawa organik

C6 yang tidak stabil yang pada akhirnya dirubah menjadi glukosa dengan

menggunakan 18ATP dan12 NADPH.Siklus ini terjadi dalam kloroplas pada bagian

stroma.Untuk menghasilkan satu molekul glukosa diperlukan 6 siklus C3. 

 

Page 10: Rita (I21109027)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I. Trubus Agriwidya.

Jakarta.

Hadad, dkk. 2006. Budidaya Tanaman Pala. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka

Tanaman industry. Parungkuda.

http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e24/24b.htm

http://www.deltaintkey.com/angio/www/myristic.htm

Pelawi, John Franta. 2010. Isolasi Senyawa Alkaloid dari Biji Buah Pala. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Tim Penyusun. 2010. Pala (Myristica Fragrans). Kantor Deputi Menegristek Bidang

Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.

http://www.ristek.go.id

Widowati,lucie. 1995. Pala. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di

Indonesia VII dan VIII,Pusat Penelitian dan pengembangan Farmasi,Jakarta

Page 11: Rita (I21109027)

PARE((Momordica charantia L.)

1. Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

   Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil

                     Sub Kelas: Dilleniida

                         Ordo: Violale

                             Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)

                                 Genus: Momordica

                                     Spesies: Momordica charantia L.

Page 12: Rita (I21109027)

Nama Umum:

Indonesia:Pare, paria

Inggris:balsam-pear, bitter gourd

Melayu:Peria

Vietnam:muop dang, kho qua

Thailand:mara, phakha, maha

Pilipina:ampalaya, amargoso, paria, palia

Cina:ku gua, foo gwa

2. Ciri Tanaman Pare

Tanaman Pare (Momordica charantia L.) adalah sejenis tanaman menjalar dengan

buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. Pare banyak terdapat di daerah

tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah

terlantar, tegalan, serta dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan

dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak

sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.

Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur dengan

karakteristik umum berbentuk spiral, banyak bercabang, dan berbau tidak enak.

Tanaman pare mempunyai biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih

memanjang, keras.

3. Jenis-jenis Tanaman Pare

Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih

berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang

dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare

hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Buah pare

yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis pare gajih. Untuk memperoleh buah

yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan

batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan

lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih

Page 13: Rita (I21109027)

muda dapat dimakan sebagai lalapan mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, lalu

dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, serta gado-gado. Tanaman ini juga

dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan atau pembudidayaan

tanaman pare dilakukan dengan biji. Beberapa Sinonim tanaman pare antara lain

M.balsamina, Blanco. M.balsamina, Descourt. M.cylindrica, Blanco. M.jagorana

C.Koch. M.operculata, Vell. Cucumis africanus, Lindl.

4. Morfologi

Page 14: Rita (I21109027)
Page 15: Rita (I21109027)

5. Kandungan Kimia

Buah pare mengandung albuminoid, karbohidrat, zat warna, karantin,

hydroxytryptamine, vitamin A, B dan C. Per 100 gr bagian buah yang dapat dimakan

mengandung 29 kilo kalori; 1,1 gr protein; 0,3 gr lemak; 6,6 gr karbohidrat; 45 mg

kalsium; 64 mg fosfor; 1,4 mg besi; 180 s.l. nilai vit A; 0,08 mg vit B1; 52 mg vit C

dan 91,2 gr air. Selain itu juga mengandung saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid,

triterpenoid, momordisin, glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam

palmitat, asam linoleat, dan asam stearat. Daun pare mengandung momordisina,

momordina, karantina, resin, asam trikosanik, asam resinat, saponin, vitamin A, dan C

serta minyak lemak yang terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan

L.oleostearat. Biji pare mengandung saponin, alkanoid, triterpenoid, asam momordial

dan momordisin. Sedangkan akar pare mengandung asam momordial dan asam

oleanolat.

Alfa-momordisin charantin

Page 16: Rita (I21109027)

Penemuan kandungan zat berkhasiat lain dalam buah pare sudah banyak dikerjakan.

Sejak lama pare digunakan juga sebagai antikanker, antiinfeksi, dan dalam tahun-

tahun belakangan terungkap pula kalau pare berkhasiat sebagai antiAIDS. Efek buah

pare sebagai anti-virus HIV terletak pada kandungan protein momorcharin alfa dan

beta, atau pada protein MAP30 Buah pare yang belum masak mengandung saponin,

flavonoid, dan polifenol, serta glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asam

palmitat, asam linoleat, dan asamstearat.

Cucurbitacin hydroxytryptamine

Sabira, B.; Mansoor, A.; Bina, S. S.; Abdullah; Zafar, S.; dan Mohammad juga telah

berhasil mengisolasi senyawa steroid, monosiklik alkohol, dan beberapa senyawa

triterpenoid. Pada biji buah pare telah berhasil ditemukan senyawa a -momorcharin

yang aktif sebagai agen antitumor, hal ini diharapkan juga akan ditemukan pada

daging buah pare yaitu adanya senyawa kimia tertentu yang berpotensi sebagai agen

antitumor. Oleh karena potensi buah pare yang begitu besar, sehingga perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut guna mengungkap potensi buah pare khususnya sebagai

antitumor.

6. Kandungan Gizi Tanaman Pare

Page 17: Rita (I21109027)

7. Khasiat

Secara umum, buah pare mempunyai berbagai khasiat antara lain anti inflamasi dan

antelmintik, selain itu juga dapat sebagai obat untuk penyakit batuk, radang

tenggorokan, sakit mata merah, demam, malaria, menambah nafsu makan, kencing

manis, rhematik, sariawan, bisul, abses, demam, malaria, sakit liver, serta

sembelit.Buah pare digunakan pada demam, disentri biasanya digunakan 2 buah pare

segar, kencing manis yang biasanya digunakan 2 buah pare 13, radang tenggorokan.

Daun pare digunakan pada disentri, kencing manis 13, membangkitkan nafsu makan,

nifas, pelancar ASI, sakit liver, bisul ( obat luar ) digunakan 1 buah segar lalu

dilumatkan dan diborehkan, radang kulit bernanah ( obat luar ). Sedangkan akar pare

digunakan pada disentri amoeba.

Page 18: Rita (I21109027)

8. Efek Biologi dan Farmakologi

Beberapa senyawa yang terkandung dalam buah pare adalah alkaloid, triterpenoid,

saponin dan flavonoid. Saponin adalah suatu kelas gabungan senyawa kimia, salah

satu senyawa metabolit sekunder yang ditemukan dari sumber alami dan dari berbagai

macam spesies tanaman. Secara spesifik, saponin merupakan glikosida amphiatik

dengan struktur seperti busa sabun yang dihasilkan bila dikocok pada larutan berair

dan strukturnya terdiri dari satu atau lebih glikosida hidrofilik dikombinasikan dengan

derivat triterpene lipofilik.Senyawa flavonoid atau bioflavonoid adalah suatu

kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa ini

merupakan persenyawaan glucoside yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon.

Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang

bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Kebanyakan alkaloid

berbentuk padatan kristal dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran

dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau cairan. Beberapa alkaloid

diketahui beracun terhadap organisme lain.15 Sedangkan triterpenoid merupakan

senyawa kimia yang tersusun dari 4 atau 5 konfigurasi cincin dari 30 atom karbon dan

beberapa oksigen. Triterpenoid dibentuk oleh unit C5 isoprene melalui jalur

mevalonat sitosolik untuk membentuk C30 dan merupakan senyawa steroid di alam.

Kolesterol merupakan salah satu contoh triterpenoid.

Page 19: Rita (I21109027)

DAFTAR PUSTAKA

Agus D. Khasiat Tanaman Obat Indonesia [Online]. 2008 Aug [diakses 2011 April 10]; Available from: URL:http://www.depkes.litbang.co.id/

Departemen Teknologi Pertanian DKI Jakarta. Tanaman Pare [online]. [diakses 2011 April 10];Available from: URL:http://www.pustakadeptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf

Derrida M. Bitter Melon (Momordica charantia L.) [Online]. 2004 Feb 2004 [diakses 2011 april 20]. Available from: URL: http://www.mdidea.com/products/herbextract/bittermelon/data.html

Hyeronimus SB. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. 1st ed. Jakarta: Agro Media;2006.

Subahar TS. Khasiat dan Manfaat Pare. Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta;2004.

Tanaman Obat Indonesia [Online]. 2007 Aug 1 [diakses 2011 april 20]; Available from: URL:http://www.iptek.net.id

Tati, S. S. Subahar, 2004, Khasiat dan manfaat Pare si Pahit Pembasmi Penyakit, AgroMedia Pustaka, Jakarta

Wijayakusuma, 1994, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid III, Penerbit Pustaka Kartini, Jakarta

Page 20: Rita (I21109027)

Patikan China

(Euphorhia thymifolia Burns)

1. Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Euphorbiales

                             Famili: Euphorbiaceae

                                 Genus: Euphorbia

                                     Spesies: Euphorbia thymifolia L.

Page 21: Rita (I21109027)

Nama Umum:

Patikan cina (Indonesia), Gelang pasir, krokot cina (Jawa); Ki mules, nanangkaan

gede, useup nana (Jawa),; jalu-jalu tona (Maluku); Xiao lei yang cao 根草千 (China).;

Spurge Thyme (Inggris).

2. Deskripsi

Terna kecil merayap, kadang-kadang setengah tegak, berambut, terdapat di mana-

mana diantara rumput di halaman, sekeliling tegalan, pinggir jalan pada tempat-

tempat yang agak basah sampai ketinggian 1.400 m dari permukaan laut. Batang tidak

tegak dan berbaring di tanah berbentuk bulat hijau dengan tinggi atau panjang sekitar

50-100 cm, daunnya agak kemerah-merahan, bila dipatahkan mengeluarkan getah.

Daunnya bersirip genap, kecil-kecil, bulat telur, berhadapan, baunya wangi. Bunga

berwarna merah muda. Buahnya bulat kecil berwarna cokelat.

Daun:

Daun yang berlawanan, elips, persegi panjang atau bulat telur terbalik, 4 - 8 mm, 2 - 5

mm lebar, puncak bulat, dasar miring, inaequilateral, bulat atau subcordate, margin

bergigi kecil, jarang seluruh, berbulu jarang pada kedua permukaannya, jarang

glabrous; peticles ca. 1 mm long; stipules lanceolate or linear, 1 - 1.5 mm long, soon

deciduous. 1 mm, stipula lanset atau linier, 1 - 1,5 mm panjang, segera gugur.

Inflorescences solitary or severally clustered at leaves axils; peduncles 1 - 2 mm long,

sparsely pilose; involucres narrowly campanulate to tarbinate, ca. Perbungaan soliter

atau bergerombol beberapa kali di axils daun; peduncles 1 - 2 mm, berbulu jarang;

involucres sempit lonceng untuk tarbinate, ca. 1 mm high and diam., sparsely pilose

outside, margins 5-lobed, lobes ovate; glands 4, with white appendages . 1 mm tinggi

dan diam, jarang berbulu luar, margin 5-lobed, cuping bulat telur, kelenjar 4, dengan

pelengkap putih.

Page 22: Rita (I21109027)

Bunga

Bunga beberapa Male, sedikit melebihi involucres. female flower 1, stipes of ovaries

very shorter perempuan bunga 1, stipes ovarium sangat pendek.

Biji

Panjang biji bulat telur-tetragonal, ca. 0.7 mm long, 0.5 mm in diam., scarlet, each

rib-plances with 4 to 5 transverse furrows, ecarunculate 0,7 mm, 0,5 mm diameter.,

Merah, masing-masing rusuk plances dengan 4 sampai 5 melintang alur-alur,

ecarunculate.

Buah

Ovarium diluruskan-dibawah umur, cocci trivalved saat jatuh tempo

Pembungaan : Dari Juni - November

Pembuahan : Dari Juni - November

3. Sifat Kimia dan Efek Farmakologis

Rasa agak asam, astringent, sedikit sejuk. Anti-inflamasi, peluruh air seni,

menghilangkan gatal (antipruritic) dan antipiretik.

4. Kandungan Kimia

Glikosida; Samponin; Apigenin; Tarakserol; Tirukalol; Tanin; Euforbin; Kuersetin

Akar: Myricyl alkohol, taraxerol, tirucalol, kamzuiol, hentriacon-tane. Batang dan

daun: Cosmosiin.

Page 23: Rita (I21109027)

Cosmosiin Hentriacon-tane

Kuersetin Myricyl alkohol

5. Pemanfaatan dan Cara Penggunaan

BAGIAN YANG DIPAKAI:

Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN:

1. Disentri basiler, typhus abdominalis, enteritis, diare.

2. Wasir berdarah.

Page 24: Rita (I21109027)

PEMAKAIAN:

15-30 gram kering atau 30-60 gram segar, direbus, minum.

PEMAKAIAN LUAR:

1. Eczema, allergic dermatitis (sakit kulit karena alergi), herpes zoster, gatal-gatal di

kulit, abses, payudara : Patikan cina segar secukupnya direbus untuk cuci. Getahnya,

diteteskan untuk bintik pada comea (micula).

2. Abses Payudara :

Herba segar dilumatkan, ditambah gula enau, ditempelkan ke tempat

pembengkakan.

3. Herpes zoster:

1 genggam herba segar + 1 buah bawang putih, dilumatkan

kemudian ditambah air dingin, ditempelkan ke tempat yang sakit.

4. Eczema, dermatitis, kulit gatal, wasir berdarah:

Herba segar secukupnya direbus, cuci.

CARA PEMAKAIAN:

1. Disentri basiler, enteritis:

15-30 gram patikan cina direbus, bagi 2 dosis, minum.

2. Wasir:

1/3 genggam patikan cina, 1/3 genggam patikan kebo, 1 jari

rimpang kunyit, 3 jari gula enau, 3 gelas air, direbus menjadi 1 1/2

gelas, saring setelah dingin. Sehari 3 x 1/2 gelas.

3. Luka Bakar

Tumbuk semua bagian patikan kebo dan tempelkan pada bagian yang luka

Page 25: Rita (I21109027)

DAFTAR PUSTAKA

Drs Sudjaswardi W dan M Sitanggang, 2010, Sehat dengan Ramuan Tradisional,

Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol, AgroMedia

Pustaka, Jakarta.

http://www.herbalisnusantara.com/xmlrpc.php./patikan china [ diakses tanggal 8 April 2011].

http://tanamanherbal.wordpress.com/xmlrpc.php/patikan cina [ diakses tanggal 8 April 2010]

Poojet. 2010. Patikan Kebo ( Euphorbia thymifolia) . http://community.um.ac.id

[ diakses tanggal 8 April 2011].

www://根草 千 Euphorbia thymifolia..hkflora.com

Www.iptek.net.id

Page 26: Rita (I21109027)

Patikan Kebo

(Euphorbia hirta)

1. Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Euphorbiales

                             Famili: Euphorbiaceae

                                 Genus: Euphorbia

                                     Spesies: Euphorbia hirta L.

Nama Umum :

Indonesia:Patikan kebo, gelang susu, nanangkaan (Sunda), kukon-kukon (Jawa),

sosononga (Maluku)

Page 27: Rita (I21109027)

Melayu:Gelang susu

Pilipina:Gatas-gatas

Cina:Da fei yang cao

2. Deskripsi

Patikan kerbau (Euphorbia hirta) merupakan suatu tumbuhan liar yang banyak

ditemukan di daerah kawasan tropis. Di Indonesia tumbuhan Patikan kerbau dapat

ditemukan diantara rerumputan tepi jalan, sungai, kebun-kebun atau tanah

pekarangan rumah yang tidak terurus. Biasanya patikan kerbau ini hidup jadi satu

dengan Patikan Cina (Euphorbia Prostrata, Ait) pada ketinggian 1 - 1400 meter di

atas permukaan laut. Tumbuhan patikan kerbau mampu bertahan hidup selama 1

tahun dan berkembang biak melalui biji. Patikan kerbau mempunyai warna

dominan kecoklatan dan bergetah. Banyak pohonya memiliki cabang dengan

diameter ukuran kecil. Daun Patikan kerbau mepunyai bentuk bulat memanjang

dengan taji-taji. Letak daun yang satu dengan yang lain berhadap-hadapan.

Sedang bunganya muncul pada ketiak daun. Patikan kerbau hidupnya merambat

(merayap) di tanah. Bagian yang Digunakan seluruh bagian tumbuhan. Nama

simplisia Hirtae Herba; Herba Patikan Kebo. Sifat khas

agak pahit, asam, mendinginkan, dan agak beracun.

3. Kandungan Kimia

Patikan kerbau (Euphorbia hirta) mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya :

alkaloida, tanin, senyawa folifenol (seperti asam gallat), flavonoid quersitrin,

ksanthorhamnin, asam-asam organik palmitat oleat dan asam lanolat. Di samping

itu, patikan kerbau juga mengandung senyawa terpenoid eufosterol, tarakserol dan

tarakseron serta kautshuk. Selain itu juga mengandung 2% xanthorhamnin.

Getahnya mengandung euphorbon (zat yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit,

bagi yang tidak tahan). Herba kering mengandung asam galat, quercetin,

triacontane, phytosterol, phytosterolin, jambulol, melissic, gallic, palmitic, linolic,

oleic acids, ellagic acid, senyawa fenolik C28H18O15 dan euphosterol C25H39OH.

Juga dilaporkan mengandung taraxerol t.l. 275-277oC dan taraxeron t.l. 237-

238oC.

Page 28: Rita (I21109027)

Xanthorhamnin (7-methylquercetin-3-rhamninoside C34H42O20) adalah kristal

kuning t.l. 195oC, larut dalam air dan alkohol, praktis tidak larut dalam eter, ben-

zena, karbon disulfida. Ketika dipanaskan dalam larutan asam sulfat 1% selama

0,5 jam akan terurai menjadi aglikon rhamnetin dan 2 mol. L-rhamnose. Namun

bila dihidrolisis dengan enzim rhamnodiastase akan terurai menjadi rhamnetin

dan rhamninose. (Cat. : senyawa ini juga terkandung dalam tanaanan Rhamnus

infectoria L.).

Pada jenis lain (Euphorbia peplus) ditemukan b-Sitosterol 0,1%, senyawa sterol

(belum teridentifisir, 0,005% dengan jarak lebur 204-205°C), triterpenoid (belum

teridentifisir 0,05%, dengan jarak lebur 280-281°C) quercetin 0,16%, hyperoside

0,23% kaempferol monosaccharide 0,36%

Akar Euphorbia calyptrata ditemukan: euphol (triterpenoid), caducifolin

(diterpene lactone), ingenol-3-hexadecanoate (diterpene), helioscopinolides D

dan E, helioscopinolides A dan C.8 Pada jenis lain (Euphorbia sieboldiana)

ditemukan golongan senyawa diterpene ent-atisane-3b,16a,17-triol,

helioscopinolide A (3b-O-acetyl-ent-atisane-16a,17-diol), ingenol-20-palmitate.

Page 29: Rita (I21109027)

Entatisane triol & Ingenol 20-palmitat

4. Efek Biologi dan Farmakologi

Ekstrak air Euphorbia hirta L. yang telah dibebaskan dari senyawa lipofilik

mempunyai efek analgetik pada susunan syaraf pusat dan mempunyai efek sedatif

(dengan takaran 100 dan 400 mg/kg). Disamping itu ekstrak air bebas senyawa

lipofilik mempunyai efek pula sebagai penurun panas, yang diakibatkan karena

yeast (dengan takaran 100 dan 400 mg/kg). pada takaran 20-25 mg/kg secara intra

peritoneal dan berefek antiradang yang ditimbulkan karena carrageenan dengan

takaran 100 mg/kg. Ekstrak air bebas senyawa lipofilik mempunyai potensi

terhadap Entamorba histolytica dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Gram positif dan Gram negatif (Staphyllococcus aureus, S.faecalis S.dysentriae,

Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, Entamuba. Ekstrak batang

mempunyai potensi lebih besar dari pada ekstrak bagian lain terhadap bakteri

Gram positif maupun bakteria Gram negatif. Herba yang berasal dari tanaman

yang tumbuh di daerah tertentu dilaporkan ada yang mengandung racun cyanide

(HCN) yang berefek toksik.

5. Khasiat dan Cara Penggunaan

1. Radang tenggorokan

Bahan: daun patikan kerbau secukupnya.

Page 30: Rita (I21109027)

Cara membuat: diseduh dengan air panas secukupnya;

Cara menggunakan: disaring dan dipakai untuk kumur.

2. Bronkhitis

Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 1/2 botol Coca Cola;

Cara membuat: kedua Bahan tersebut direbus sampai mendidih;

Cara menggunakan: disaring dan diminum 3 kali sehari 1/2 cangkir.

3. Asma

Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau kering;

Cara membuat: direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih;

Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas,

pagi dan sore.

4. Disentri, Radang perut, Diare dan Kencing darah

Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 1 potong gula batu;

Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 3 gelas air sampai

mendidih;

Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan

sore.

Page 31: Rita (I21109027)

5. Radang Kelenjar Susu atau Payu Dara Bengkak :

Bahan: 1 genggam daun patikan kerbau dan 2 sendok kedelai;

Cara membuat: kedua Bahan tersebut direbus dengan 3-5 gelas air

sampai mendidih;

Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir.

Selain itu dibuat pula tapal untuk payu dara :

Bahan: daun patikan kerbau yang masih segar dan garam dapur

secukupnya;

Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah garam dapur

secukupnya, diaduk sampai merata;

Cara menggunakan: ditempel pada bagian payu dara yang sakit.

6. Eksim

Bahan: daun patikan kerbau secukupnya;

Cara membuat: direbus dengan air secukupnya;

Cara menggunakan: dipakai untuk mencuci bagian yang sakit.

6. Anatomi

Page 32: Rita (I21109027)

Bunga mempunyai susunan satu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga

yang masing-masing terdini atas empat bunga jantan. Patikan kerbau

(Euphorbia hirta) mengandung beberapa unsur kimia, diantaranya :

alkaloida, tanin, senyawa folifenol (seperti asam gallat), flavonoid quersitrin,

ksanthorhamnin, asam-asam organik palmitat oleat dan asam lanolat. Di

samping itu, patikan kerbau juga mengandung senyawa terpenoid eufosterol,

tarakserol dan tarakseron serta kautshuk. euphorbia mempunyai getah

bidalam batangnya.

7. Fisiologi

Euphorbia hirta memiliki Bunga dengan susunan satu bunga betina

dikelilingi oleh lima bunga yang masing-masing terdini atas empat bunga

jantan . karena bunga ini memiliki dua kelamin maka bunga dari euphorbia

hirta termasuk bunga banci . Tumbuhan patikan kerbau mampu bertahan

hidup selama 1 tahun dan berkembang biak melalui biji.  akar berfungsi

untuk merambat karena euphorbia hirta jenis tanaman merambat .patikan

kerbau termasuk tumbuhan golongan c4  .karena tumbuhan ini merupakan

macam tumbuhan rumput.euphorbia hirta tumbuhan C4, dimana terdapat

dua jenis sel fotosintetik yang jelas berbeda: sel seludang-berkas pembuluh

dan sel mesofil. Sel seludang-berkas pembuluh disusun menjadi kemasan

yang sangat padat disekitar berkas pembuluh. Di antara seludang-berkas

pembuluh dan permukaaan daun terdapat sel mesofil yang disusun lebih

longgar. Pada permukaan atas dan bawah terdapat rambut-rambut.

Daunnya tersusun atas epidermis, stomata, sel-sel parenkim, jaringan

kolenkim, mesofil, dan jaringan pengangkut. Pada daun yang disayat

melintang melalui tulang daun akan terlihat epidermis atas terdiri dari satu

lapis sel yang berbentuk agak bulat dengan ukuran tidak selalu sama dan

mempunyai rambut penutup.Epidermis bawah terdiri dari sel yang serupa

dengan sel epidermis atas tetapi ukurannya lebih kecil. Stomata terdapat di

kedua permukaan. Mesofil terdiri sel-sel parenkim yang tersusun renggang

dan berisi tetes-tetes minyak. Letak jaringan kolenkim adalah tersebar

diantara jaringan parenkim. Jaringan pengangkutnya terdiri atas xilem dan

floem yang merupakan berkas pembuluh tipe kolateral. Seringkali ditemukan

Page 33: Rita (I21109027)

bunga euphorbia hirta tumbuh  diketiak daun.Berikut dapat kita lihat euphorbia

hirta yang dikeringkan.  

( Gambar Bunga)

(Gambar Batang dan Daun)

Page 34: Rita (I21109027)

DAFTAR PUSTAKA

Ajao A.O; Emele F; Femi-Onadeko B; 1985, Antibacterial Activity of Euphorbia hirta.,

Fitoterapia, Vol. LVI, No.3, p.165-171.

Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, jilid II (terjemahan), Yayasan Sarana

Wanajaya, Jakarta, p.1213-1214

Jia Z., Ding Y., 1991, New diterpenoids from Euphorbia sieboldiana., Planta Med., Vol.57,

p. 569-571

Khafagy S.M; Gharbo S.A; Abdel Salam N.A; 1975, Phytochemical Study of Euphorbia

Peplus., Planta Medica, vol.27, p.387-394.

Lanhers M.C; Fleurentine J; Dorfman P; Mortier F; Pelt J.M; 1991. Analgesic, Antipyretic

and Anti-Inflamatory Properties of Euphorbia hirta.,  Planta Medica, 57, 225-231.

Mardisiswojo S; Radjak mangunsudarso H; 1965, Tjabe Pujang Warisan Nenek Mojang,

Cetakan Pertama, Penerbit Prapantja, hal.52.

Perry L.M., 1980, Medicinal Plants of East and Southeast Asia : Attributed, Properties, and

Uses., The MIT Press., Massachusetts., p. 143

Speroni E; Colletti B; Minghetti A; Perellino N.C; Guicciardi A; 1991, Activity on the CNS of

Crude Extracts and Some Diterpenoids Isolated from Euphorbia Calyptrata Suspended

Culture., Planta Medica, 57, p.531-535.

Sri Sugati, 1991 Sugati S., Johny Ria Hutapea, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia.,

Jilid I., Balitbang Kesehatan., DepKes RI. Jakarta., p. 244-245

van Steenis M.J; 1963, Select Indonesian Medicinal Plants, Bulletin No. 18, Organization for

Scientific Research in Indonesia, p.22

Watt J.M., & M.G. Breyer-BrandWijk, 1962, The Medicinal and Poisonous Plants of

Southern and Eastern Africa., 2nd Ed., E. S. Livingstone Ltd. London., p. 408-411

Page 35: Rita (I21109027)

Tapak Kuda

(Ipomoea pes-caprae L. Sweet. )

1. Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

 Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Asteridae

                         Ordo: Solanales

                             Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)

                                 Genus: Ipomoea

                                     Spesies: Ipomoea pes-caprae (L) Sweet

Nama Umum:

Page 36: Rita (I21109027)

Indonesia:Tapak kuda, batata pantai (Manado), katang-katang (Bali), lalere (Bugis)

Inggris:beach morning glory

Cina:ma an teng

2. Deskripsi

Herba tahunan dengan akar yang tebal. Batang panjangnya 5-30 m dan menjalar, akar

tumbuh pada ruas batang. Batang berbentuk bulat, basah dan berwarna hijau

kecoklatan.

Daun:Tunggal, tebal, licin dan mengkilat. Unit & Letak: sederhana dan bersilangan.

Bentuk: bulat telur seperti tapak kuda. Ujung: membundar membelah (bertakik).

Ukuran: 3-10 x 3-10,5 cm.

Bunga:Berwarna merah muda - ungu dan agak gelap di bagian pangkal bunga. Bunga

membuka penuh sebelum tengah hari, lalu menguncup setelah lewat tengah hari.

Letak bunga: di ketiak daun pada gagang yang panjangnya 3-16 cm. Formasi: soliter.

Daun mahkota: berbentuk seperti terompet/corong, panjang 3-5 cm, diameter pada

saat membuka penuh sekitar 10 cm.

Buah:Berbentuk kapsul bundar hingga agak datar dengan empat biji berwarna hitam

dan berambut rapat. Ukuran: buah 12-17 mm, biji 6-10 mm.

Ekologi:Tumbuh liar mulai permukaan laut hingga 600 m, biasanya di pantai berpasir,

tetapi juga tepat pada garis pantai, serta kadang-kadang pada saluran air.

Penyebaran:Pan-tropis.

Manfaat:Bijinya dilaporkan sebagai obat yang baik untuk sakit perut dan kram.

Daunnya untuk obat reumatik/nyeri persendian/pegal-pegal, wasir dan korengan,

sedangkan akarnya sebagai obat sakit gigi dan eksim. Cairan dari batangnya

Page 37: Rita (I21109027)

digunakan untuk mengobati gigitan dan sengatan binatang. Wanita hamil dilarang

memakai tanaman obat ini.

Catatan:Dua anak jenis dikenali oleh beberapa penulis, yaitu I. pes-caprae ssp.

pescaprae yang memiliki cuping daun yang dalam, dan I. pes-caprae ssp. brasiliensis

yang memiliki takik pada ujung daun. Keduanya terdapat di Indonesia, meskipun

anak jenis yang terakhir hanya diketahui dari Sumatera Barat dan Pulau Krakatau.

3. Kandungan Kimia

Daun mengandung behenic acid, melissic acid, myristic acid. Daun kering

mengandung antistine (antihistamin/anti alergi). Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa tapak kuda mengandung glochidone, asam betulinic, alfa dan beta amyrin

asetat, serta isoquercitrin. Pada tanaman tersebut juga terdapat antinociceptive, yang

berguna mengatasi rasa sakit berlebihan.

Page 38: Rita (I21109027)

Asam alfa-amyrin Antinociceptive

Asam Betulinic

Isoquercitrin

4. Sifat Kimia dan Efek Farmakologis

Rasa pedas sedikit pahit, hangat. Anti rheumatic, anti radang (anti inflammasi), anti

bengkak (anti swelling).

5. Kegunaan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tapak kuda mengandung glochidone, asam

betulinic, alfa dan beta amyrin asetat, serta isoquercitrin. Pada tanaman tersebut juga

terdapat antinociceptive, yang berguna mengatasi rasa sakit berlebihan.

Page 39: Rita (I21109027)

Antinociceptive akan beraksi seperti hidroalkoholik, yang mampu mengurangi rasa

sakit. Dengan kandungan tersebut, tapak kuda kerap digunakan untuk meredakan

nyeri persendian atau pegal otot. Selain itu, tanaman ini juga digunakan sebagai

pereda sakit gigi dan pembengkakan gusi.

Beberapa Ramuan Tapak Kuda:

Rematik

45 gram tanaman tapak kuda segar direbus dengan arak ketan dan air dalam jumlah

yang sama. Setelah itu dinginkan dan minum.

Sakit gigi

45 gram akar tapak kuda kering direbus dengan air. Dinginkan dan minum.

Bisul atau eksem

Lumatkan daun tapak kuda segar. Balurkan pada bisul, eksem, atau tempat yang sakit.

Cara lain: rebus daun tapak kuda segar, lalu gunakan airnya untuk mencuci bagian

yang sakit.

Catatan: tanaman ini tidak diperkenankan digunakan untuk perempuan hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Page 40: Rita (I21109027)

Plantus. 2008. Tapak Kuda. www. Iptek.net.id [diakses tanggal 9 April 2011].