RISIKO GAGAL BAYAR

41
OBLIGASI DAN VALUASINYA Oleh: Aulia Norma N. : (309422423) Nur Oktavia : (309422427149) Devina paramita : (309422427157)

Transcript of RISIKO GAGAL BAYAR

Page 1: RISIKO GAGAL BAYAR

OBLIGASI DAN VALUASINYA

Oleh:Aulia Norma N. : (309422423)Nur Oktavia : (309422427149)Devina paramita : (309422427157)

Page 2: RISIKO GAGAL BAYAR

ObligasiObligasi (bond) adalah kontrak jangka

panjang dimana peminjaman dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu , kepada pemegang obligasi tersebut.

Obligasi adalah surat promes jangka panjang yang diterbitkan oleh unit bisnis maupun unit pemerintah. Emiten akan menerima uang sebagai ganti dari janji untuk membayarkan bunga pinjaman dan pokoknya kembali pada suatu tanggal, di masa depan yang telah ditentukan.

Page 3: RISIKO GAGAL BAYAR

Macam-Macam Obligasi

1. Obligasi Pemerintahan (treasury bonds),

2. Obligasi Perusahaan (corporate bonds),

3. Obligasi Pemerintahan Daerah (municipal bonds)

4. Obligasi Luar Negeri (foreign bonds)

Page 4: RISIKO GAGAL BAYAR

Karekteristik Obligasi

Nilai Pari (par value) Tingkat bunga kupon (coupon interest

rate) Tingkat Jatuh Tempo Provisi Penebusan (call provision) Dana Pelunasan (sinking fund provision) Fitur Lain

Page 5: RISIKO GAGAL BAYAR

Nilai Pari (par value)

Nilai pari merupakan nilai nominal dari suatu obligasi.

Nilai pari pada umumnya mencerminkan jumlah uang yang dipinjam oleh suatu perusahaan dan yang dijanjikan akan dibayarkan kembali pada tanggal jatuh tempo.

Page 6: RISIKO GAGAL BAYAR

Tingkat bunga kupon (coupon interest rate)

Jika Pembayaran Kupon dibagi dengan nilai parinya, maka akan diperoleh Tingkat Bunga Kupon

Tingkat Bunga Kupon (coupon interest rate) : tingkat bunga tahunan yang dinyatakan dalam suatu obligasi

Pembayaran Kupon (coupon payment) : jumlah bunga yang ditentukan untuk dibayar setiap periodenya, umumnya setiap enam bulan

Page 7: RISIKO GAGAL BAYAR

Variasi Pembayaran Kupon1. Obligasi dg tingkat bunga mengambang

(floating rate bond), obligasi yg tingkat suku bunganya berfluktuasi sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat suku bunga secara umum

2. Obligasi dg Kupon Nol, obligasi yg tidak membayarkan bunga tahunan tetapi dijual dengan diskon dibawah nilai pari, sehingga memberikan kompensasi kepada para investornya dalam bentuk apresiasi

3. Obligasi dg Diskon Penerbitan Awal, Semua obligasi yg pada awalnya ditawarkan dg harga di bawah nilai parinya

Page 8: RISIKO GAGAL BAYAR

Tingkat Jatuh Tempo Tanggal jauh tempo : tanggal tertentu di mana

nilai pari dari suatu obligasi harus dibayar kembali

Kebanyakan obligasi memiliki waktu jatuh

tempo awal, atau waktu jatuh tempo pada saat

obligasi tersebut diterbitkan, yaitu berkisar 10

hingga 40 th, namun secara legal waktu jatuh tempo

berapa pun tetap diperkenankan. Waktu Jatuh Tempo Awal (orginal maturity):

Jumlah tahun huingga tanggal jatuh tempo sejak obligasi diterbitkan

Page 9: RISIKO GAGAL BAYAR

Provisi Penebusan (call provision) Provisi Penebusan (call provision, adalah

provisi dalam kontrak obligasi yang memberikan pihak penerbitannya hak untuk menebus obligasi dengan syarat-syarat tertentu sebelum tanggal jatuh tempo normal.

Tambahan nilai pada pembayaran disebut Premi penebusan (call premium)

Akan tetapi, obligasi sering tidak dapat ditebus sampai beberapa th setelah penerbitan, yg biasa disebut:

1.Penebusan ditangguhkan (deferred call)2.Proteksi penebusan (call protection) Proses : operasi pendanaan kembali (refunding

operation)

Page 10: RISIKO GAGAL BAYAR

Dana Pelunasan (sinking fund provision)

Provisi Dana Pelunasan: provisi dalam sebuah kontrak oligasi yang mengharuskan emiten setiap tahun membayar kembali sebagian dari obligasi yang diterbitkan.

Cara menangani dana perusahaan:1. Perusahaan dapat melakukan pelunasan

(pada nilai pari) presentase tertentu dari obligasi setiap tahunnya.

2. Perusahaan dapat membeli jumlah obligasi uang dibutuhkan di pasar terbuka.

Page 11: RISIKO GAGAL BAYAR

Fitur Lain

1. Obligasi yg dapat dikonversi (convertible bond); yaitu obligasi yang dapat dipertukarkan, atas opsi pemegangnya, dengan saham biasa dari perusahaan emiten.

2. Waran (warrant) ; yaitu opsi jangka panjang untuk membeli saham biasa dalam jumlah tertentu pada harga yang telah ditentukan.

3. Obligasi yg dapat dijual (putable bond); obligasi dengan provisi yang memungkinkan investor obligasi unyuk menjual kembali obligasi kepada perusahaan sebelum tanggal jatuh tempo dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.

Page 12: RISIKO GAGAL BAYAR

Fitur Lain

4. Obligasi Pendapatan (income bond); yaitu obligasi yang membayarkan bunga hanya jika bunga tersebut telah diterima.

5. Obligasi Indeks/Daya Beli (indexed/purchasing power bond); yaitu obligasi yang pembayaran bunganya didasarkan pada indeks inflasi sehingga akan melindungi pemegang sahamnya dari inflasi.

Page 13: RISIKO GAGAL BAYAR

Valuasi Obligasi

Nilai Obligasi = VB

Penyusaian untuk rumus di atas perlu dilakukan apabila bunga obligasi dibayarkan secara setengah tahunan (semiannual): bagilah INTdan kd dengan 2, dan kalikan N dengan 2.

Page 14: RISIKO GAGAL BAYAR

Perubahan Nilai Obligasi dr waktu ke waktu

Suatu Obligasi yg baru saja diterbitkan disebut Penerbitan baru (Bankir investasi mengklasifikasikan obligasi sebagai suatu penerbitan baru selama sekitar satu bulan sejak obligasi diterbitkan)

Setelah berada di dalam pasar, disebut Obligasi yang Beredar atau Penerbitan lama (seasoned issue)

Page 15: RISIKO GAGAL BAYAR

Imbal Hasil Obligasi Laporan Imbal Hasil Obligasi dapat dilihat

pada The Wall Street Journal atau lembar harga yang diberikan oleh seorang Dealer Obligasi.

Nilai Imbal Hasil akan bervariasi dari hari ke hari tergantung pada kondisi pasar saat ini.

Cara Menghitung Imbal Hasil, yaitu:1. Imbal Hasil Saat Jatuh Tempo2. Imbal Hasil Saat penebusan3. Imbal Hasil Saat Ini

Page 16: RISIKO GAGAL BAYAR

1. Imbal Hasil Saat Jatuh Tempo (yield to manuturity – YTM)

yaitu Tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu obligasi jika obligasi tersebut dimiliki hingga jatuh tempo.Rumus:

Imbal hasil akan sama jika dg tingkat pengembalian yang diharapakan:

1. Kemungkinan gagal bayar nol2. Obligasi tersebut tidak dapat ditebus

kembali

𝑉𝐵 = 𝐼𝑁𝑇ሺ1+ 𝐾𝑑ሻ1 + 𝐼𝑁𝑇

ሺ1+ 𝐾𝑑ሻ2 + ⋯ 𝐼𝑁𝑇ሺ1+ 𝐾𝑑ሻ𝑁+ 𝑀

ሺ1+ 𝐾𝑑ሻ𝑁

Page 17: RISIKO GAGAL BAYAR

1. Imbal Hasil Saat Jatuh Tempo (yield to manuturity – YTM)

Jika terjadi Resiko gagal atau obligasi tsb tidak dapat ditebus, maka ada kemungkinan pembayaran yg dijanjikan hingga jatuh tempo tidak dapat diterima.

Imbal hasil saat jatuh tempo suatu obligasi akan berubah ketika tingkat suku bunga di dalam perekonomian mengalami perubahan, dan hal ini dapat terjadi setiap hari.

Page 18: RISIKO GAGAL BAYAR

2. Imbal Hasil Saat penebusan (YTC)

yaitu Tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu obligasi jika ditebus sebelum tanggal jatuh tempo.Rumus :

N = jumlah tahun sampai perusahaan dapat menebus kembali obligasinilai Kd = YTCHarga penebusan adalah harga yang harus dibayarkan oleh perusahaan agar dapat menebus kembali obligasi (harga penebusan = nilai pari + bunga satu tahun)

Harga Obligasi = 𝐼𝑁𝑇ሺ1 + 𝐾𝑑ሻ𝑡 + 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛

ሺ1 + 𝐾𝑑ሻ𝑁 𝑁𝑡=1

Page 19: RISIKO GAGAL BAYAR

3. Imbal Hasil Saat Ini (current yield)

yaitu Pembayaran bunga tahunan suatu obligasi dibagi dengan harga obligasi saat ini.

Imbal Hasil Saat Ini tidak mencerminkan pengembalian yang hendaknya diharapkan oleh investor akan diterima karena memiliki obligasi tersebut. (berbeda dg imbal hasil saat jatuh tempo)

Memberikan informasi sehubungan dengan jumlah pendapatan kas yang akan dihasilkan oleh suatu obligasi pada suatu tahun tertentu, tetapi akan diterima imbal hasil saat ini tidak memperhitungkan keuntungan atau kerugian modal yang akan diterima jika obligasi dimiliki samapi jatuh tempo.

Page 20: RISIKO GAGAL BAYAR

Obligasi dengan Kupon Setengah Tahunan

Meskipun Beberapa obligasi membayarkan bunga secara tahunan, mayoritas sebenarnya pembayaran bunga secara setengah tahunan.

Memodifikasi Model Valuasi menjadi berikut:1.Membagi dua pembayaran kupon bunga

tahunan untuk menentukan nilai dolar dari dua yang dibayarkan setiap enam bulan.

2.Mengalikan jumlah tahunan hingga tanggal jatuh tempo, N, dengan 2 untuk menentukan jumlah periode setengah tahunan.

3.Membagi dua tingkat bunga nominal (tercatat), Kd untuk menentukan tingkat bunga periodik (setengah tahunan)

Page 21: RISIKO GAGAL BAYAR

Persamaan baru dari Modifikasi Model Valuasi:

𝑉𝐵 = 𝐼𝑁𝑇/2ሺ1 + 𝐾𝑑/2ሻ𝑡 + 𝑀

ሺ1 + 𝐾𝑑/2ሻ2𝑁 2𝑁𝑡=1

Page 22: RISIKO GAGAL BAYAR

Menilai Tingkat Risiko Suatu Obligasi

1. Risiko Tingkat Suku Bunga (Interest Rate Risk);merupakan risiko terjadinya penurunan harga suatu obligasi akibat adanya kenaikan tingkat suku bunga.

Eksposur terhadap risiko tingkat suku bunga akan lebih tinggi pada obligasi dengan waktu jatuh tempo yang lebih panjang dari pada obligasi dengan waktu jatuh tempo yang akan jatuh tempo tidak lama lagi

Page 23: RISIKO GAGAL BAYAR

2. Risiko Tingkat Investasi Kembali (reinvesment rate risk) merupakan risiko adanya penurunan pada tingkat suku bunga akan mengarah pada terjadinya penurunn pendapatan dari suatu portofolio obligasi.

Risiko Tingkat Investasi Kembali sudah dapat dipastikan akan tinggi pada obligasi yang akan ditebus dan juga pada saat masa jatuh tempo yang singkat, karena semakin singkat jatuh tempo obligasi maka semakin sedikit jumlah tahun ketika tingkat suku bunga lama yang relatif tinggi akan diterima dan semakin cepat dana tsb harus diinvestasikan lagi pada tingkat baru yg lebih rendah.

Menilai Tingkat Risiko Suatu Obligasi

Page 24: RISIKO GAGAL BAYAR

Perbandingan dari Risiko Tingkat Suku Bunga dan Risiko Tingkat Investasi Kembali

PEMBANDING Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko Tingkat Investasi Kembali

1. POKOK MATERI (Berhubungan dengan…)

nilai dari obligasi di dalam suatu portofolio,

pendapatan yg dihasilkan portofolio.

2. Pengaruh apabila mempunyai Obligasi Jangka Panjang

Nilai obligasii akan turun, jika suku bunga naik

tidak ada bahaya, sehingga pendapatan akan stabil

3. Pengaruh apabila mempunyai Obligasi Jangka Pendek

Tidak akan terekspos risiko yang besar, sehingga portofolio akan stabil

Akan terekspos risiko, sehingga pendapatan berfluktuasi akibat adanya perubahan tingkat suku bunga

Page 25: RISIKO GAGAL BAYAR

Cakrawala Investasi (invesment horizon)

Cakrawala Investasi merupakan Jangka waktu yang direncanakan oleh investor untuk memiliki suatu investasi tertentu.

Cara sederhana untuk meminimalis risiko tingkat suku bunga dan risiko tingkat investasi kembali adalah membeli sekuritas pemerintah kupon nol dengan tanggal jatuh tempo yang sama dengan cakrawala investasi.

Hubungan cakrawala investasi dan risiko memiliki implikasi pada premi risiko jatuh tempo.

Page 26: RISIKO GAGAL BAYAR

Dua Hal yang harus diperhatikan:

1. Para investor di kupon nol harus membayar pajak setiap tahun atas amortisasi keuntungan nilai yang mereka dapatkan, meskipun obligasi tsb tidak menghasilkan uang sampai jatuh tempo atau dijual

2. Membeli obligasi kupon nol dengan waktu jatuh tempo yang sama dengan cakrawala, akan mengunci jumlah nominal arus kas, tetapi nilai dari arus kas sendiri masih bergantung pada tingkat inflasi cakrawala investasi tsb.

Page 27: RISIKO GAGAL BAYAR

RISIKO GAGAL BAYARTingkat suku bunga yang telah dicantumkan memasukkan

premi risiko risiko gagal bayar.

Semakin besar risiko gagal bayar, maka akan semakin tinggi

nilai imbal hasil obligasi saat jatuh tempo.

Risiko gagal bayar pada sekuritas pemerintahan adalah nol,

namun risiko gagal bayar untuk obligasi perusahaan dan pemerintah

daerah dapat cukup substansi.

Seandainya dua obligasi memiliki arus kas dijanjikan, suku

bunga kupon, waktu jatuh tempo, likuiditas dan eksposur inflasi yang

sama, tetapi satu obligasi memiliki risiko gagal bayar lebih tinggi

daripada obligasi yang lain.

Investor akan membayar lebih murah untuk obligasi yang

memiliki kemungkinan gagal bayar lebih besar.

Page 28: RISIKO GAGAL BAYAR

Jenis Obligasi Perusahaan

1. Obligasi hipotek; 2. obligasi tanpa jaminan;3. obligasi yang dapat dikonversi; 4. obligasi waran; 5. obligasi yang dapat dijual;6. obligasi pendapatan; dan7. obligasi daya beli (indeks).

Page 29: RISIKO GAGAL BAYAR

 Berbagai Jenis Obligasi Perusahaan

a. Obligasi Hipotek (mortgage bond),yaitu suatu pesetujuan formal diantara emiten obligasi dan pemegang saham);

b. Obligasi Tanpa Jaminan (Debenture),yaitu sutau obligasi jangka panjang yang tidak dilindungi oleh hipotek atas properti tertentu;

c. Obligasi Tanpa Jaminan Subordinasi (subordinated debenture),

Yaitu suatu obligasi yang memiliki klaim atas aktiva hanya setelah utang senior telah dibayarkan penuh ketika terjadi likuidasi.

Page 30: RISIKO GAGAL BAYAR

Peringkat Obligasi

1. Obligasi Layak Investasi (invesment-grade)yaitu Obligasi-obligasi yng berperingkat tiple-B atau lebih tinggi; kebanyakan Bank dan investor instituonal yang diizinkan oleh hukum untuk memiliki obligasi ini.

2. Obligasi Sampah, (junk bonds)yaitu Obligasi risiko tinggi.

Page 31: RISIKO GAGAL BAYAR

Kriteria Peringkat Obligasi

1. Berbagai macam rasio2. Provisi-provisi hipotek3. Provisi subordinasi4. Provisi penjaminan5. Dana pelunasan6. Jatuh tempo7. Stabilitas8. Regulasi9. Antitrust

10. Operasi di luar negeri

11. Faktor lingkungan hidup

12. Tanggung jawab produk

13. Tanggung jawab pensiun

14. Masalahtenaga kerja15. Kebijakan akuntansi

Peringkat obligasi didasarkan pada faktor-faktor kualitatif maupun kuantitatif, yang beberapa di antaranya akan disajikan di bawah ini:

Page 32: RISIKO GAGAL BAYAR

Peringkat obligasi memiliki arti penting bagi perusahaan maupun investor. Adapun alasanya, sebagai berikut:1. Karena peringkat obligasi adalah

indikator dari risiko gagal bayarnya2. kebanyakan oblgasi di beli oleh

investor institusional daripada individual, dan banyak instiusi yang dibatasi hanya berinfeveasinya pada sekuritas yang layak sinvestasi

Page 33: RISIKO GAGAL BAYAR

 Perubahaan Dalam Peringkat Obligasi

Perubahan dalam peringkat obligasi suatu perusahaan akan mempengaruhi pada kemampuannya untuk meminjam modal jangka panjang maupun biaya modal tersebut

Agen-agen pemeringkat akan meninjau obligasi yang beredar secara berkala, dimana kadang-kadang agen tersebut meningkatkan atau menurunkan peringkat suatu obligasi sebagai hasil dari perubahan kondisi yang dialami oleh emitennya

Page 34: RISIKO GAGAL BAYAR

Untuk Mengimbangi, peringkat obligasi dikatakan:

mampu melakukan pekerjaan yang baik dalam mengukur rasio kredit rata-rata obligasi dan bahwa agen-agen pemeringkat obligasi telah melakukan yang terbaik untuk mengubah peringkat manakala agen-agen ini menilai telah terjadi perubahan pada mutu kredit.

peringkat obligasi tidak langsung melakukan penyesuaian terhadap perubahan dalam mutu kredit dan dalam beberapa kasus terdapat kesenjangan waktu yang cukup lama antara perubahan mutu kredit dan perubahan peringkat obligasi.

Page 35: RISIKO GAGAL BAYAR

Kepailitan Dan Reorganisasi

Ketika Bisnis bangkrut, maka artinya bisnis tersebut tidak lagi memiliki cukup uang untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjamannya.

Pengambilan keputusan, untuk menutup perusahaan melalui likuiditas, atau mengizinkan perusahaan reorganisasi sehingga dapat terus bertahan hidup.

Keputusan tersebut akan bergantung pada apakah nilai perusahaan setelah reorganisasi kemungkinan akan lebih besar dibandingkan dengan nilai dari berbagai aktiva perusahaan jika aktiva tersebut dijual secara per bagian.

Page 36: RISIKO GAGAL BAYAR

LIKUIDASI

Likuidasi terjadi jika perusahaan dipandang telah sulit untuk diselamatkan—jika perusahaan terlihat lebih berharga dalam keadaan mati atau hidup.

Apabila pengadilan kepailitan telah memerintahkan dilakukannya likuidasi, maka semua aktiva perusahaan akan dijual dan kas yang diterima akan didistribusikan. Berikut adalah prioritas klaim:

Page 37: RISIKO GAGAL BAYAR

1. Kreditor-kreditor yang dijamin berhak atas hasil penjualan property tertentu yang digunakan untuk menjamin pinjaman mereka.

2. Biaya pengawas keuangan untuk menyelenggarakan dan mengoperasikan perusahaan yang pailit.

3. Beban-beban yang timbul setelah kepailitan dilaporkan.

4. Utang kepada para karyawan, sampai pada batas $2000 per karyawan

5. Klaim atas konstribusi untuk program tunjangan karyawan yang belum dibayar. Jumlahnya sama dengan upah, yaitu tidak melebihi $2000 per karyawan

PRIORITAS KLAIM

Page 38: RISIKO GAGAL BAYAR

PRIORITAS KLAIM6. Klaim-klaim atas uang muka pelanggan yang

tidak dijamin hingga jumlah maksimal $900 per pelanggan berada diurutan keenam.

7. Pajak pemerintahan federal, negera bagian, dan daerah.

8. Kewajiban dana pensiun yang belum dibayar.9. Kreditor umum yang tidak dijamin.10. Pemegang saham preferen, sampai dengan nilai

pari dari saham mereka.11. Pemegang saham biasa akhirnya dibayarkan,

jika masih ada yang tersisa, dimana biasanya hal ini jarang terjadi.

Page 39: RISIKO GAGAL BAYAR

Web Appendix 7B memberikan sebuah ilustrasi mengenai bagaimana aktiva perusahaan didistribusikan setelah dinyatakan dilikuidasi. Adapun hal yang perlu diketahui dalam hal ini adalah:1. undang-undang kepailitan federal yang

mengatur baik itu reorganisasi atau likuidasi

2. kepailitan sering terjadi3. prioritas dari klaim-klaim yang spesifik

harus dipenuhi ketika mendistribusikan aktiva-aktiva dari perusahaan yang telah dilikuidasi

Page 40: RISIKO GAGAL BAYAR

PASAR OBLIGASI Obligasi utamanya diperdagangkan di

pasar luar bursa (over-the-counter). Obligasi diperdagangkan oleh perusahaan-

perusahaan besar dan relatif mudah bagi para dealer obligasi luar bursa untuk mengatur perpindahan blok-blok besar obligasi di antara pemegang obligasi yang sedikit.

Informasi obligasi tidaklah dipublikasikan, namun ada beberapa kelompok perwakilan obligasi yang terdaftar dan diperdagangkan di divisi obligasi NYSE.

Page 41: RISIKO GAGAL BAYAR

Thanks for your attention ….