Riset Pengaruh Persepsi Nilai.docx Yoland Nitip

download Riset Pengaruh Persepsi Nilai.docx Yoland Nitip

of 25

Transcript of Riset Pengaruh Persepsi Nilai.docx Yoland Nitip

RISET PENGARUH PERSEPSI NILAIKONSUMEN TERHADAP MINAT BELI PRODUKPRIVATE LABEL HYPERMARKET CARREFOUR

Bisnis ritel mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari tahun ke tahun,dapat dilihat dari banyaknya peritel asing yang ingin mencoba memasuki pasarIndonesia, ditambah dengan ekspansi yang terus dilakukan oleh para peritel yangkini ada. Indonesia merupakan pasar yang sangat menggiurkan bagi para peritelasing, jumlah penduduk Indonesia yang adalah negara dengan jumlah pendudukterbesar ke empat di dunia merupakan salah satu faktor. Perekonomian Indonesiajuga menunjukkan pertumbuhan yang positif sejak krisis finansial global yangterjadi pada tahun 2008. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari www.nasional.kompas.comRetailer Service DirectorThe Nielsen Indonesia, Yongki Surya Susilomenjelaskan bahwa pertumbuhan ritel tahun 2011 diperkirakan mencapai 13-15 persen, jauh lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang diperkirakan hanya 12 persen. Data yang diperoleh dari hasil survei Nielsen menunjukkan, nilai transaksi pedagang ritel hingga periode Oktober 2010 telah mencapai Rp 120,192 triliun dibandingkan dengan nilai transaksi pedagang ritel pada tahun 2009 yaitu Rp 108,069 triliun. Pertumbuhan ini disokong oleh ekspansi yang dilakukan oleh para peritel dan pendapatan per kapita Indonesia yang mencapai 3000 dollar AS. Jaringan peritel modern saat ini terus bertumbuh di Indonesia karena formatnya yang dipandang sesuai dengan karakter konsumen di Indonesia yang 2 menjadikan belanja sebagai bagian dari rekreasi. Survei Nielsen menunjukkan, sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap berbelanja sebagai bagian dari hiburan. Selain itu toko ritel modern juga memberikan berbagai macam keunggulan misalnya: harga produk yang pada umumnya lebih murah, harga yang pasti, program diskon yang rutin dilaksanakan, produk selalu fresh, area berbelanja yang luas, tersedianya berbagai macam jenis produk mulai dari kebutuhan rumah tangga, perkantoran, dan lain sebagainya.

Dalam www.bisnis.com disebutkan, Indonesia merupakan surga bagi pelaku industri ritel, tak terkecuali pemain ritel dunia. Pasar Indonesia menjadi perhatian utama ritel dunia, dengan alasan jumlah penduduk Indonesia mencapai 235 juta diikuti dengan capaian Gross Domestic Product (GDP) mencapai Rp.4000 triliun. Berdasarkan data dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia(Aprindo),pada tahun 2005, omzet ritel modern tercatat Rp. 42 triliun, kemudian meningkat pada tahun 2006 menjadi Rp.50,8 triliun, dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 58,5 triliun. Pada tahun 2012, akan ada 3 ritel asing yang berekspansi ke Indonesia ya itu Family Mart dan Lawson, keduanya merupakan peritel raksasa dari Korea Selatan dan Jepang, dan satu lainnya yakni Metro AG yang berpusat di Jerman. Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di bawah, dapat dilihat bahwa pertumbuhan ritel modern di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada ritel modern jenis hypermarket masih dikuasai oleh Carrefour, Giant, dan Hypermart.Jumlah Gerai Ritel ModernRitel Modern200920102011Per April 2012

Gerai (Unit)Gerai (Unit)Gerai (Unit)Gerai (Unit)

Minimarket

Indomaret389249956006-

Alfamart3300+48125700+-

Supermarket

Superindo637091-

Fordmart (matahari)2725--

Carefour express-3045-

Hypermarket

Carefour58678485

Hypermarket43516367

Giant26384142

Dari data pada tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa setelah 40% saham PT.Carrefour Indonesia diakuisisi oleh CT Coorporation pada tahun 2010 silam,Carrefour terus meningkatkan dominasinya pada sektor ritel jenisHypermarket dengan terus menambahkan jumlah gerainya yang ada di Indonesia. Dalam www.bisnis.vivanews.com,Chairul Tanjung selaku CEO CT Coorporationmengatakan, meskipun tidak memberikan target waktu namun pihaknya berniatuntuk mengakuisisi seluruh saham PT. Carrefour Indonesia. Untuk saat ini, CTCoorporation melalui Trans Ritel menguasai 40% saham PT. Carrefour Indonesia,sementara pemegang saham lainnya adalah Carrefour SA sebesar 39%, CarrefourNederland BV 9,5%, danOnesia BV 11,5%.Salah satu keuntungan menjadi perusahaan pengecer (ritel) modern adalahpunya jangkauan pasar yang luas, bukan hanya membuka toko di kota besar, tapi4juga meluas sampai pinggiran kota. Nilai plus inilah yang membuat banyakperusahaan makanan, minuman, toiletris, dan sebagainya berlomba-lomba inginmemajang produk mereka dijaringan perusahaan ritel ini. Tujuannya tak lain agarcitra produknya terangkat dan produk mereka semakin cepat laku.Namun, peritel tak mau hanya berpangku tangan menjadi tempat menjualbarang dari produsen lain. Sejalan dengan pertumbuhan bisnis ritel, semakintinggi pula tingkat persaingan antara para pelaku bisnis ritel. Perkembanganteknologi dan ilmu manajemen yang semakin maju belakangan ini menyebabkanjenis, mutu, dan harga barang yang dijual semakin bervariasi. Kadangkalakonsumen sulit membedakan barang yang bermutu menengah dan barang yangbermutu tinggi hanya dari tampilan fisiknya saja, apalagi jika produk tersebutdikemas dalam suatu kemasan yang menarik.Melihat fenomena tersebut, banyak pararetailermencoba untukmengemas produk yang mereka jual dengan kemasan dari merek sendiri. Hal inidilakukan tentunya dengan pertimbangan perusahaan mereka telah memiliki citrayang baik dalam menjual produk-produk yangberkualitas dan tertanam baik dibenak konsumen. Keinginan mereka untuk menjual barang dagangan merekasendiri semakin mencuat. Inilah yang menyebabkan hampir seluruh peritelmodern juga menyelipkan produk-produk mereka sendiri di rak-rak pajangmereka. Produk-produk milik peritel sendiri inilah yang biasa disebut sebagaiprivate label.Private labeladalah merek yang dimiliki oleh peritel dan hanyadijual/didistribusikan pada toko atauoutletmereka sendiri. Produk-produkprivate5labeldibuat oleh manufaktur yang telah dikontrak oleh peritel untukmenghasilkan produk-produk dengan menggunakan merek peritel.Private labeldiperkirakan akan terus bertumbuh untuk memenuhi kebutuhan pelanggan danmenambah marjin peritel modern.Pelanggan terbagi atas segmen yang berbeda, segmen yang mengutamakanfaktor merek dan segmen yang mengutamakan faktor harga. Alasan para peritelmengeluarkan produkprivate labeladalah untuk memberikan alternatif bagikonsumen untuk mendapatkan harga barang yang lebih kompetitif karena tidakmembutuhkan promosi danbrand positioningyang membutuhkan biaya besar.Produkprivate labeldapat digunakan sebagai produk substitusi terhadapproduk merek nasional yang pada umumnya menawarkan harga yang lebih tinggi.Peritel dapat bernegoisasi dengan perusahaan manufaktur untuk mendapatkanharga grosir sehingga dapat menghasilkan marjin yang lebih besar.Profit marginper unitprivate labelbiasanya rendah karena produk dijual dengan harga murah,namun dengan tingkat penjualan yang tinggi akan diperolehtotal profit marginyang besar untuk produk-produkprivate labeltersebut. Berikut ini adalahdaftarprivate labeldi Indonesia

2 minggu. Dengan begitu lambat laun porsi produkprivate labelyang ada diCarrefour akan terus bertambah.Hingga saat ini, masih banyak persepsi tentang kualitas produkprivatelabelyang lebih rendah dari produk-produk merek nasional. Namun, pendapat inisemakin lama semakin hilang karena teknologi pembuatan produk yang telahmenjadi suatu komiditi dan di lain pihak karena adanya kemampuan peritelmodern untuk menarik perhatian konsumen yang berbelanja di tempatnya. Olehkarena itu, para peritel tidak hanya sekedar menekankan bahwa produkprivatelabelmiliknya lebih murah, tetapi juga produk dengan nilai dan kualitas yangbersaingBerdasarkan uraian diatas, fenomenaprivate label,dan data tentangperkembangan ritel modern maka penulis tertarik untuk melakukan penelitiandengan judulANALISIS PENGARUH PERSEPSI NILAI KONSUMENTERHADAP MINAT BELI PRODUKPRIVATELABELHYPERMARKETCARREFOUR DI KOTA SEMARANG.

PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PRODUK OLI PELUMAS PT PERTAMINA (PERSERO) ENDURO 4T DI MAKASSAR

Brand(merek) dewasa ini berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Suatu perusahaan beroperasi untuk mendapatkan profit atau keuntungan, juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnisnya. Suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan dituntut melakukan strategi pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan.Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan produk-produk sejenis dan perilaku konsumen yang cenderung inginmencoba merek-merek baru yang dikeluarkan oleh perusahaan pesaing untuk mendapatkan kepuasan, manfaat yang lebih, dan memenuhi rasa ingin tahu terhadap merek baru tersebut.Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba berbagai merek yang berbeda. Jika dirasakan merek tersebut cocok dan memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis, maka konsumen akan terus mencari merek tersebut. Brandatau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol desain,ataupun kombinasinya yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. (Darmadi Durianto dalam Ogi Sulistian, 2011:16).Dewasa ini, banyak bermunculan produk oli motor dalam kategori pelumas motor 4 tak.Berbagai merek oli motor, seperti Evalube, Shell Advance, Top 1, Castrol, Enduro, dan sebagainyatelah dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan adanya berbagai merek oli, maka berdampak pula pada ketatnya persaingan untuk mendapatkan konsumen. Aktivitas kompetitif yang dilakukan oleh perusahaan biasanya adalah menetapkan harga secara agresif untuk membatasi persaingan dengan menurunkan harga yang bertujuan untuk 4meningkatkan daya tarik produk.Kompetisi dengan peranan sentral adalah harga ternyata tidak menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang, maka semakin pentingperusahaan untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan berlandaskan pada kompetisi non harga.Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetisi berkelanjutan adalah dengan membentuk citra merek (brand image) yang baik secara emosional akan membentuk kepuasan dalam diri individu yang menghasilkan kesan kualitas (persepsi nilai yang dirasakan konsumenatas mutu produk) terhadap suatu merek.Hal ini karena dengan memiliki merek yang kuat dan dikenal luas oleh konsumen merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan.Produsen oli terus bermunculanterlebih dari luar negeri. Tren membanjirnya merek-merek pelumas baru, menjadikan persaingan bisnis di sektor ini semakin menarik meski tidak segemerlap bisnis jenis bahan bakar lain, namun pertumbuhan dan kompetisi di bisnis oli terus meningkat.Jika pada 2005-2006 hanya terdapat puluhan merek oli, kini pasar dibanjiri hampir lebih dari 200 merek oli. Ada yang buatanlokal bahkan tidak sedikit yang diimpor. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina (Persero) yang menjadi pemasok terbesar pelumas kendaraan rodaempat dan roda dua mengklaim bahwa pertumbuhannya di tahun 2012 mencapai 3% -5% menjadi 1,103 juta kL dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2011 sebesar 1,05 juta kL.(Sumber: koran-jakarta.com)Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh citra merek untuk produk oli pelumas Enduro 4T dari PT Pertamina (Persero) karena PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang memiliki produk-produk unggulan, terlebih karena merupakan satu-satunya produk nasionaldi bisnis ini. Dari hasil 5pengamatan, Enduro 4T terkenal sebagai merek oli motor 4 tak yang diakui memiliki kualitas dibandingkan oli motor 4 tak merek lainnya. Dapat dilihat bahwa Enduro 4T dalam menghadapi persaingan dengan pesaingnya tidak dengan menawarkan harga yang lebih murah, namun lebih menjual kualitas dengan mengedepankan kekuatan merek yang dimilikinya, sehingga memberikan keyakinan pada konsumennya.

Tabel 1.1 memperlihatkan urutan merek produk oli yang beredar di Indonesia dan oli Top 1 terpilih menjadi Top Brand, sedangkan oli Enduro Lubricantberada pada peringkat ke-6. Hal ini memperlihatkan bahwa produk nasionalmasih kurang mendapat tempat di negaranya sendiri walaupun kualitasnya tidak diragukan lagi. Globalisasi membuat masuknya produk luar negeri tidak dapat dihindari, akan tetapi produk negeri sendiri harus dapat mengatasi persaingan yang ada. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untukmengangkat produk oli nasional Enduro 4T untuk melihat seberapa kuat citra merek yang telah dibangunoleh PT Pertamina (Persero).6Menurut Freddy Rangkuti (2002:2) mengatakan bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Namun pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu symbol, melainkan atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan pemakai. Merek (brand) telah menjadi krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan profit maupun non-profit, manufaktur maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun global.Pemasar harus selalu mendesain program pembangunan citra merek (brand image) dalam aktivitas pemasaran dan melakukan kegiatan yang mendukung pemasaran guna memperkuat merek. Kekuatan merek menyangkut dalam dua hal, yaitu persepsi konsumen terhadap merek dan loyalitas konsumen pada penggunaan merek.Seiring dengan perkembangan persaingan antar produsen oli motor dengan berbagai macam keunggulan yang bertujuan untuk menaikkan volumepenjualan, meraih kembali pasar yang telah menurun,dan untuk mempertahankan pasar yang telah diperolehnyaadalah tantangan yang harus dihadapi.Oleh karena itu, citra merek (brand image) sangatlah penting untuk meraih pangsa pasar yang diharapkan oleh perusahaan. Sesuai uraian di atas, maka penulis mengambil judul Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Loyalitas Konsumen Produk Oli Pelumas PT Pertamina (Persero) Enduro 4Tdi Makassar.

iPENGARUH MOTIVASI, PERSEPSIDANSIKAP KONSUMENTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMANKEMASANMEREK TEH PUCUK HARUM

1BAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang MasalahPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampakpada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yangbergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Kesuksesan dalampersaingan akan dapat dipenuhi apabila perusahaan bisa menciptakan danmempertahankan pelanggan (Tjiptono, 1997: 19). Untuk mencapai tujuan tersebutmaka perusahaan memerlukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakandapat tercapai. Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunciutama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya akan dapatmemberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada pelanggan. Pelanggan kinimemiliki tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan beragam karena pelanggandihadapkan pada berbagai pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat merekabeli. Dalam hal ini penjual harusmemberikankualitas produk yang dapatditerima, karena bila tidakpelanggan akan segera beralih kepada pesaing.Menghadapi persaingan yang begitu ketat, perusahaan harus mempunyaistrategi yang tepat agar dapat menjadi pemenang di hati konsumen. Terlebih padakondisi sekarang, pemasaran merupakan pertempuran persepsi konsumen dantidak lagi sekedar pertempuran produk (Durianto, 2004: 3). Beberapa produkdengan kualitas, model, karakteristik tambahan (features), serta kualitas yang2relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda di pasar karena perbedaanpersepsi dalam benak konsumen. Pembentukan persepsi tersebut dapat dilakukandengan jalan membangun merek. Padadasarnya merek berguna untukmengidentifikasi produk, baik barang maupun jasa suatu perusahaan dari produkpesaingnya (Rangkuti, 2002: 2). Merek adalah bagian dari produk yang bersifatunik karena berbeda dengan produk, baik barang maupun jasa yang denganmudah ditiru, hal ini tidak berlaku bagi merek. Di pasar, pada suatu kategoritertentu mungkin ada puluhan bahkan ratusan produk yang sama kualitasnya,sama fisiknya, namun tidak ada satu pun yang mempunyai merek yang sama.Pada perkembangannya, merek dapat menjadi lebih dari itu. Merek bukan sekedarnama. Bukan pula sekedar logo atau simbol. Merek adalahvalue indicatordariapa yang perusahaan tawarkan. Merek merupakan alat identifikasi dan referensibagi konsumen. Hanya dengan menyebut suatu merek, makakonsumen akanmendapatkan pedoman, jaminan, kekuatan, keyakinan, dan harapan bahwa diaterpuaskan. Konsumen memiliki kepedulian, penerimaan, maupun preferensi yangtinggi terhadap merek yang dipandang bereputasi tinggi atau istilahnyamempunyai ekuitas merek yang kuat (Durianto, 2004: 1).Dalam melakukan pembelian konsumen tidak serta merta langsungmelakukan keputusan pembelian. Menurut Kotler (2005: 224), keputusanpembelian seseorang merupakan hasil dari suatu proses yang terdiri dari limatahapan yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian itu sendiri. Pada produkdengan tingkat keterlibatan tinggi, ekuitas merek memilik peran penting dalam3pencarian informasi, pengevaluasian alternatif. Ini sesuai dengan karakteristikprodukhigh involvementdimana konsumen terlibat aktif dalam mencari informasitentang sebuah produk dan bersedia meluangkan banyak waktu untuk mempelajarisebuah merek sebelum melakukan pembelian.Persaingan yang kian sengit membuat perusahaan perlumemantaulingkungannya yang terus berubah secara terus-menerus dan menyesuaikanstrategi pemasarannya untuk menjawab tantangan dan peluang-peluang baru.Perkembangan lingkungan dapat menyebabkan perubahan pada kebutuhandankeinginan seseorang. Demikian juga dengan berkembangnya minuman kemasanmerk The Pucuk Harum yang beredar di Jawa Tengah merupakan produkpendatang baru di pasar minuman teh dalam kemasan yang beredar di pasaran,ada banyak teh dalam kemasan botol yang beredar saat ini seperti minumankemasanTeh Pokka,Teh Mirai Ocha, Teh Futami,TehSosro, Fruit Tea, Fres Tea,Tekitadan lainnya.Teh Pucuk Harum adalah sebuah minuman kemasan merek Teh PucukHarum diproduksi oleh PT Mayora. PT. Mayora atauMayoraGroupadalahsalah satu kelompok bisnis produk konsumen diIndonesia, yang didirikan padatanggal17 Februari1977. Perusahaan ini telah tercatat diBursa Efek Jakartasejaktanggal4 Juli1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PTUnita Branindo sebanyak 32,93%. Semenjak perusahaan go public PT. Mayorabanyak melakukan langkah strategis salah satunya semenjak sahamnya dimilikioleh PT. Unita Branindo. Langkah-langkah strategis yang dilakukan perusahaanini berdampak pada peningkatan kualitas produk,market share, dan penerapan4teknologi pengemasan terkini dan lainnya. Saat ini PT. Mayora memiliki sejutatitik distribusi yang dapat diakses oleh penggunanya di seluruh Indonesia.Berdasarkan apa yang diungkapkan diatas strategi yang dipilih adalahstrategi pertumbuhan dimana perusahaan tumbuh telah terpenuhi dengan bersainguntuk meningkatkanvolume penjualan, besarnya pangsa pasar yang dikuasai,besarnya laba yang diperoleh, wilayah pemasaran yang dijangkau, ragam produkyang dihasilkan, harta kekayaan yang dioperasikan, penguasaan teknologi, jumlahkaryawan serta ukuran lain yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari jenispertumbuhan secara lebih spesifik strategi yang digunakan adalah startegiintegrasi vertikal atau integrasi kebelakang karena PT. Mayora memasuki bisnisbaru yang sebelumnya menjadi bidang usaha pemasok sehingga unit usahastrategis yang dimiliki perusahaan menjadibertambah. Perusahaan jugamenerapkan strategi konsentrasi melalui interaksi horizontal yang dapat dilakukandengan memperluas pasar, fasilitas produksi dan teknologi melalui pengembanganinternal maupun eksternal.Tabel 1.1Pangsa Pasar Teh Dalam KemasanMerekPangsa PasarTeh Botol Sosro59.5 %Teh Pucuk Harum10.7 %Nu Green Tea7.7 %Fruit Tea5.8 %Fres Tea4.6 %Futami4.0 %Sumber :Swa 20125Teh Pucuk Harum saat ini menempati urutan kedua setelahTeh BotolSosro.langkah-langkah strategisyang dilakukan perusahaan antara lain denganmeluncurkan produk diluncurkan dalam 1 kemasan botol plastik ukuran 350 ml.Sangat menarik karena kemasan ini belum ada pemainnya.Teh Botol Sosrotersedia dalam kemasan botol beling 220ml, botol plastik 500ml, kemasan kotak200ml, 250ml, dan 1 liter, dengan penetapan harga tertinggi Rp 3.500,-/botol.Hargayang dipilih berada di tengah-tengah kompetitor yang sudah ada dipasar,sepeti Nu Green Tea,Fruit Tea, Fres Tea dan Futami yang mematok harga diatasRp. 4000/botol sedangkan Teh Botol Sosro kemasan kaca mematok harga Rp.2500, sedangkan kemasan kotak dan botol dibandrol diatas Rp. 4.500 hingga Rp.6.500.Sedangkan the pucuk harum dengan kemasan 350ml, hanya dibandroldengan harga Rp. 3.500, hal ini cukup meningkatkanwillingnesskonsumen untukmencoba karena harga yang relatif rendah.Sedangkan berdasarkan data penjualanyang diperoleh oleh penulis adalah sebagai berikut :Tabel 1.2Data Penjualan Produk Teh Tahun 2012MerekPenjualan (Rp)Teh Botol Sosro1.107.237.000.000Teh Pucuk Harum114. 743.590.000Nu Green Tea109.470.000.000Fruit Tea100.260.600.000Fres Tea97.503.250.000Futami91.917.000.000Sumber :Swa 20126Persaingan produk teh dalam kemasan yang tajam, dan selama ini pangsapasarnya di kuasai olehTehBotol Sosro disikapi oleh Teh Pucuk Harum denganmemproduksi teh tidak dalam kemasan botol kaca melainkan kemasan botolplastik sekali pakai. Sehingga tidak memerlukan proses penarikan botol kosongyang merepotkan. Teh Pucuk Harum memfokuskan padaPersepsi keunggulanproduk dengan memposisikan diri memiliki rasa teh terbaik karena hanyamenggunakan pucuk daun,bukan daun teh biasa. Strategi Mayora denganmenyerang langsung secarahead-to-headSosro di segmen HOREKA (Hotel-Restoran-Kantin) cukup berani. Bahkan Mayora melakukan pendekatan kewarung makan dan restoran dengan sistem konsinyasi produknya, dan warunghanya cukup membayar apabila produk sudah terjual. berdasarkan data yangdiperoleh penulis berikut adalah segmen penjualan teh dalam kemasan.Distribusiyang didukung team distribusi yang sangat kuat baik diTraditional TrademaupundiModern Trade, serta pasar HOREKA (Hotel-Restoran-Kantin) yang pada akhir2012 mampu mencapai 1 juta titikdistribusi HOREKA. Berdasarkan data yangdiperoleh penulis berikut merupakan data Horeka The Botol Sosro :Tabel 1.3Data Horeka Teh Pucuk HarumTahunPenjualan (Rp)Titik Distribusi(Unit)201187.000.000.000540.0002012114. 743.590.0001.000.0002013109.470.000.0001.000.000Sumber :Swa 20137Dalam waktu relatif singkat, produk ini dapat ditemukan dengan mudahdi semua channel distribusi yang ada, dengan promosi peluncuran produk dariMayora selalu bersifatall out, komprehensif dan menyeluruh,didukung denganiklan TV animasi yang menarik (terlepas dari kontroversi yang menyebutkan iklanTV.Proses pembelajaran banyaknya minuman kemasan yang beredar di pasar saatini menuntut PT. Mayora terus memperbaiki kualitas produk dan kemasan yangmodernnamun tetap aman, persaingan kompetitif di bidang industri minuman,Salah satunya adalah minuman teh dalam kemasan merek Teh Pucuk Harumdalam hal harga, kualitas dan inovasi untuk itu diferensiasi produk tetap harusdipertahankan jugaimage mutudan kualitas serta kehigienisan yang ditawarkanminuman teh dalam kemasan merek Teh Pucuk Harum oleh karenanyaperusahaan menekankan sistem pemasaran yang sangat luas dan cermat. Minumanteh dalam kemasan merek Teh Pucuk Harum bisa kita jumpai di mana sajadipelosok negeri, minuman teh dalam kemasan merek Teh Pucuk Harum memangteh yang berusaha masuk ke segmen kawula muda hal ini dibuktikan denganbanyaknya event yang disponsori oleh Teh Pucuk seperti dalam fertifal Jakjazz,JakBlus, Ngabuhburit, acaraFun Bike pada tahun 2012 lalu. Dengan prosedurpengolahan dan pengemasan yang cermat dari pucuk daun teh yang ditanamsendiri di perkembunan, pemrosesan dan pengemasan yang dilakukan secarabersamaan sehingga menjadi proses produksi yang higienis selainitu Teh PucukHarumdibuat tanpa pemanis buatan, dan tanpa bahan pengawet atau AST, produkTeh Pucuk Harum juga telah memiliki seritifikasi Halal dari MUI. Dengan prosesbelajar yang baik dari perusahaan akan membentuk sebuah budaya organisasi8yang kuat, hal ini dibuktikan Teh Pucuk Harum. Walaupun banyak minumankemasan teh, namun Teh Pucuk Harum tetap menjadi produk yang berkualitaspertama karena kemurnian hasil ekstraksi teh yang berasal dari pucuk daun tehyang muda, kehegienisan, dan pemrosesannya yang terjamin walaupunditawarkan dengan harga yang cukup murah namun tetap memegang pasar.Berdasarkan penelitian mengenai keputusan pembelian, ada beberapapeneliti yang melakukan yangresearchantara lain Wahyuni (2008) yangmelakukan penelitiantentang keputusan pembelian sepeda motor merek Honda diSurabaya Barat dimana berdasarkan hasil penelitian menunjukakan bahwaMotivasi, persepsi dan sikap berpengaruh terhadap keputusan pembeliankonsumen, sedangkan penelitianFredereca & Chairy (2010) yang melakukanpenelitian pengaruh faktor psikologiterhadap keputusan pembelian Blackberryhasil penelitian menunjukkan bahwaMotivasi, persepsi, dan pembelajaran tidakmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kembaliproduk, penelitian yang dilakukanMashadi (2010) yang melakukan penelitiankeputusan pembelian Minuman kemasan merek Teh Botol Sosro" di kawasandepok hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari motivasi,persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan pembelianminuman kemasan merek Teh Botol Sosro di Kawasan Depok.Jayanti (2012)yang meneliti mengenaikeputusan pembelian kosmetik Wardah di Kota Makassarmenunjukan bahwa motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikapkonsumen secara bersamasama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.Motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap konsumen secara parsial9berpengaruh terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah di Kota Makassar.Berdasarkan kondisi persaingan minuman kemasan teh juga gap penelitian diatasmaka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang :PENGARUHMOTIVASI, PERSEPSIDANSIKAP KONSUMEN TERHADAPKEPUTUSAN PEMBELIANMINUMAN KEMASAN MEREK TEHPUCUK HARUM(Studi Pada Mahasiswa Fakultas EkonomikaDan BisnisUnivesitas Diponegoro di Semarang)