risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

25
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2012-2013 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menkominfo Sifat Rapat : Terbuka Hari, Tanggal : Rabu, 5 Juni 2013 Pukul : 10.30 WIB Pimpinan Rapat : Drs. Ramadhan Pohan, MIS, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., Kabagset. Komisi I DPR RI Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1 Acara : 1. Pembahasan RKA K-L dan RKP K-L Kemkominfo TA 2014; 2. Pembahasan Perubahan RKA K-L Kemkominfo dan Perubahan APBN TA 2013 Kemkominfo. Hadir Anggota : orang Anggota dari 46 Anggota Komisi I DPR RI Pemerintah : Menteri Kominfo RI, Ir. Tifatul Sembiring beserta jajarannya Anggota yang Hadir : 1. Pimpinan Komisi I DPR RI 1) Drs. Mahfudz Siddiq, M.Si./F-PKS 2) Drs. Ramadhan Pohan, M.IS/F-D 3) Drs. Agus Gumiwang Kartasasmita/F-PG 4) Tubagus Hasanuddin/F-PDI Perjuangan 2. Anggota Komisi I DPR RI F-PD 5) H. Hayono Isman, S.Ip 6) Mayjen TNI (Purn) Yahya Sacawiria, S.IP., MM. 7) Dr. Hj. R. Adjeng Ratna Suminar, S.H., M.H 8) Fardan Fauzan, BA, M.Sc/F-PD 9) Max Sopacua/F-PD 10) Mirwan Amir 11) Dra. Lucy Kurniasari 12) Hj. Nany Sulistyani Herawati 13) H. Anwar Yunus, SH F-PG 14) Ir. Neil Iskandar Daulay 15) Meutya Viada Hafid 16) Ir. H. Idris Laena 17) Tantowi Yahya 18) Ir. Fayakhun Andriadi, M.Kom. 19) Drs. H. A. Muchamad Ruslan 20) Yorrys Raweyai 21) Nurul Arifin, S.Ip, M.Si 22) Muhammad Oheo Sinapoy, SE, M.Si

description

risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Transcript of risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Page 1: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJA KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang : 2012-2013 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menkominfo Sifat Rapat : Terbuka Hari, Tanggal : Rabu, 5 Juni 2013 Pukul : 10.30 WIB Pimpinan Rapat : Drs. Ramadhan Pohan, MIS, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., Kabagset. Komisi I DPR RI Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1 Acara : 1. Pembahasan RKA K-L dan RKP K-L Kemkominfo TA 2014; 2. Pembahasan Perubahan RKA K-L Kemkominfo dan Perubahan APBN TA

2013 Kemkominfo. Hadir Anggota : orang Anggota dari 46 Anggota Komisi I DPR RI Pemerintah : Menteri Kominfo RI, Ir. Tifatul Sembiring beserta jajarannya

Anggota yang Hadir : 1. Pimpinan Komisi I DPR RI

1) Drs. Mahfudz Siddiq, M.Si./F-PKS 2) Drs. Ramadhan Pohan, M.IS/F-D 3) Drs. Agus Gumiwang Kartasasmita/F-PG 4) Tubagus Hasanuddin/F-PDI Perjuangan

2. Anggota Komisi I DPR RI

F-PD 5) H. Hayono Isman, S.Ip 6) Mayjen TNI (Purn) Yahya Sacawiria, S.IP., MM. 7) Dr. Hj. R. Adjeng Ratna Suminar, S.H., M.H 8) Fardan Fauzan, BA, M.Sc/F-PD 9) Max Sopacua/F-PD 10) Mirwan Amir 11) Dra. Lucy Kurniasari 12) Hj. Nany Sulistyani Herawati 13) H. Anwar Yunus, SH F-PG 14) Ir. Neil Iskandar Daulay 15) Meutya Viada Hafid 16) Ir. H. Idris Laena 17) Tantowi Yahya 18) Ir. Fayakhun Andriadi, M.Kom. 19) Drs. H. A. Muchamad Ruslan 20) Yorrys Raweyai 21) Nurul Arifin, S.Ip, M.Si 22) Muhammad Oheo Sinapoy, SE, M.Si

Page 2: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

F-PDI PERJUANGAN 23) Sidarto Danusubroto, SH 24) H. Tri Tamtomo, S.H. 25) Evita Nursanty, M.Si 26) Puan Maharani F-PKS 27) Drs. H. Mohammad Syahfan, B.S. 28) Mustafa Kamal, SS F-PAN 29) Ir. Muhammad Najib, M.Sc 30) Ir. Chandra Tirta Wijaya 31) Sayed Mustafa Usab, SE, M.Si F-PPP 32) H.A. Daeng Sere, S.Sos. 33) H. Syaifullah Tamliha, S,Pi, M.Si

F-PKB

34) H. Abdul Hamid Wahid, M.Ag F-GERINDRA 35) Dahlia, SH F-PARTAI HANURA 36) Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si.

Anggota yang Izin : 1. Drs. Guntur Sasono, M.Si 2. Ir. Hari Kartana, MM, Ph.D., D.Sc

3. Surya Kusuma Negara 4. Heri Akhmadi 5. Helmy Fauzy 6. Ir. Budiyanto, M.Eng 7. Dr. H. Mardani Ali Sera, M.Eng 8. Drs. H. Husnan Bey Fananie, MA 9. H. Bambang Heri Purnama, ST 10. H. Ahmad Muzani

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (Drs. RAMADHAN POHAN, MIS): Bisa kita mulai, lanjut, baik. `Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi. Salam sejahtera buat kita semua. Selamat datang kami ucapkan. Kepada yang terhorma Menteri Komunikasi dan Informatika Bapak Tifatul Sembiring; Yang terhormat Bapak dan Ibu Anggota Komisi I DPR RI; Dan hadirin yang berbahagia,

Page 3: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subahana Watta’alla karena hanya atas berkenannya kita dapat menyelenggarakan rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika pada hari ini dalam keadaan sehat wal afiat. Sesuai dengan informasi dari Sekretariat berdasarkan daftar hadir pada hari ini, kita telah memenuhi ketentuan pasal 245 ayat (1) tentang Tatib maka perkenankanlah kami memulai rapat kerja pada hari ini. sebagaimana kita ketahui, rapat kerja Komisi I pada hari dengan Menteri Komunikasi dan Informatika mengagendakan pembahasan 2 tema yang berbeda yaitu sesi pertama : Pembahasan Anggaran Kemenkominfo baik itu APBNP Tahun Anggaran 2013 maupun RKA, RKP-KL Tahun Anggaran 2014 dalam rangka menindaklanjuti surat Pimpinan Badan Anggaran DPR RI tanggal 22 Mei 2013 dan tanggal 23 Mei 2013 perihal jadwal pembahasan perubahan APBNP-KL TA 2013 dan pembahasan RKAP-KL Tahun Anggaran 2014. Kedua, sesi kedua : Pembahasan Perkembangan Pelaksanaan Evaluasi, Program PLIK and MPLIK dalma rangka menindaklanjuti kesimpulan rapat kerja Komisi I dengan Menkominfo tanggal 18 Maret 2013. Selanjutnya kami ingin minta pandangan rapat kerja, apakah rapat kerja kita hari ini bersifat terbuka atau tertutup saja, bagaimana rekan-rekan Anggota Komisi I? terbuka, bagaimana dengan Pak Menteri? Baiklah untuk itu kami buka rapat kerja kita pada hari ini dan di nyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DI BUKU PUKUL 11.00 WIB)

Dari meja Pimpinan demi efesiensi waktu dan efektifitas rapat kami menawarkan mekanisme rapat pada hari ini menggabungkan saja 2 agenda rapat kita, tapi tetap di batasi dengan sesi yang nanti akan di jedah sebentar ketika kita berpindah sesi, bagaimana rekan-rekan Komisi I, setuju? Setuju ya? F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Nanti dulu Pimpinan, Ini maksudnya di gabung apa kita selesaikan yang lain, kita inikan pembahanan anggaran banyak. Jadi begini, saya tidak mau ini tercampur aduk, pembahasan anggaran kita ini banyak di RKA-KL, tidak PLIK dan MPLIK kemudian PLIK and MPLIK inikan isu yang terpisah, yang memang banyak yang harus di bicarakan di sini terutama hasil Sidak kita kemarin, ini yang kita lakukan, pelaporannya, saya takutnya, saya cuma mau nanya satu, apakah pada sesi yang kedua, PLIK and MPLIK ini Pak menteri hadir apa tidak? Kalau Pak Menteri tidak bisa hadir memang kita lakukan pada pagi hari ini karena saya berharap Pak Menteri dengat sendiri karena saya melihat Pak Menteri ini banyak kecolongan, di bohongin bawahannya saja, semuanya beres, semuanya beres, padahal di lapangan amburadul. Jadi Pak Menteri dengar sendiri supaya jelas, kalau Pak Menteri hadir sore hari ini, saya minta di batasi, kita memang tidak makan siang, sekarang sudah jam 12.00 WIB mau kita bablasi, mau sampai jam berapa Pimpinan, saya kurang setuju, sesuai dengan agenda saja yang kita lakukan. KETUA RAPAT: Baik. Begini ibu Evita, kemarin itukan kita sudah rapat untuk pembahasan pemotongan anggaran mitra kerja kita semuanya sudah dan kemudian rapat itu juga sudah menyimpulkan, dengan ada kesimpulannya, berdasarkan prinsip, sehubungan dengan pendekatan APBN Tahun Anggaran 2013 berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja maka Komisi I DPR RI menilai bahwa kebijakan pemerintah untuk melakukan pemotongan terhadap pagu anggaran Kementerian Lembaga Tahun Anggaran 2013 sekecil apapun akan berpengaruh kepada kerja kementerian lembaga, mitra kerja, komisi, satu DPR RI, yang kedua Komisi I melalui Banggar mengupayakan aggaran seluruh mitra kerja Komisi I, seluruh mitra kerja Komisi I, tidak mendapatkan pemotongan pagu anggaran Tahun Anggaran 2013 pada pembahasan RUU Perubahan APBN Tahun Anggaran 2013 dengan Kementerian Keuangan RI, artinya sudah kita. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Saya mengerti Bapak Pimpinan, saya mengerti. Karena itu sudah kita tanyakan di screen.

Page 4: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

KETUA RAPAT: Sebentar, sebentar. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Tunggu dulu Bapak Pimpinan, Kita tanyangkan di sceen kemarin memang putusan kita seperti itu, tapi RKA-KL ini yang kita bahas tidak hanya sebatas pemotongan saja, program kementerian ini apa, evaluasinya apa, kita bahas program lho Bapak Pimpinan, kita tidak hanya membahas soal pemotongan, pemotongan jelas sikap kita, kita menolak, ya kan itu sudah jelas, tetapi apakah dalam waktu satu jam setengah itu cukup bagi kita untuk, kalau tidak ada break ya makan siang ya, tidak ada break makan siang ya cukup untuk membahas PLIK and MPLIK kemudian digitalisasi yang menjadi isu yang cukup kita minta klarifikasi dari Pak Menteri isu-isu lain, apakah waktu cukup yang hanya 2 jam saja begini Bapak Pimpinan, untuk menuntaskan semua isu-isu yang ada karena Pak Menteri ini mumpung ada di sini Bapak Pimpinan. F-PDIP (H. TRI TAMTOMO, SH): Ijin Pimpinan. Menarik apa yang di sampaikan oleh Mba Evita, kemudian di sampaikan oleh Pimpinan, kita menyesuaikan agenda yang ada saja Pak, yang pertama kita bicara RKA-KL dulu Pak, perkara kemarin kita bicara adalah bagaimana mitra tadi dengan kebijakan pemerintah dilakukan satu efesien, itu jelas, tapi di dalam RKA-KL di situkan ada belanja modal, belanja pegawai dan lain sebagainya, ini kita minta gambaran sedikit, baru setelah itu kita jedah baru kita masuk pada sesi kedua, demikian Pak. KETUA RAPAT: Baik, terima kasih. Saya kira, saya lupa tadi menyampaikan bahwa tetap nanti di dalam sesi pertama itu di paparkan oleh Pak Menteri, dan seperti kata Pak Tri Tamtomo, bahwa setelah kita RKA-KL, ini kita bahas bahwa kita masuk ke jedah sebentar, kita masuk yang ke dua, dan kita lihat nanti perkembangannya di lapangan nanti Mba Evita bagaimana. Jadi maksudnya kita tidak memulai lagi nanti jam dua setelah ini selesai, nanti jam dua, tetapi langsung kita bisa ada jedah dan kita teruskan itu. Baik, tadi rekan-rekan Komisi I setuju, bagaimana dengan Pak Menteri, untuk. Jadi kita ada 2 sesi sekarang ini, dan kemudian setelah sesi pertama ini kiat langsung masuk sesi kedua PLIK and MPLIK nanti, setuju. MENKOMINFO: Ya untuk melepas kerinduan ya saya setuju Pak Pimpinan. KETUA RAPAT: Inilah kita setuju mempercepat rapat kerja kita hari ini kami mengharapkan sesi satu mengenai anggaran akan selesai pada pukul, pada pukul berapa? F-PG (TANTOWI YAHYA):

Begini ketua. Kalau saya bisa memberikan usul tetap agenda kita 2, tapi yang agenda kedua itu tidak perlu jam

dua mulainya. Jadi kita selesaikan ini sampai jam berapa, break makan siang, makan siang juga tidak perlu lama-lama setelah sholat kembali lagi ke sini, tidak perlu nungu jam dua. Jadi kalau kita bisa masuk lagi jam satu, atau paling tidak setengah dua, kita masuk.

Demikian. Terima kasih.

Page 5: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Tantowi. Untuk sementara kita break dulu sampai jam dua belas saja dan bila mana perlu nanti kita perpanjangan lagi, dan setelah itu kita jedah dan kita lihat nanti apakah 5 menit apakah 15 menit untuk memasuki sesi ke dua.

(RAPAT: SETUJU)

Saudara Menteri dan hadirin yang kami hormati, Agenda sesi pertama, untuk agenda sesi pertama Menkominfo di harapkan dapat menjelaskan mengenai pertam mengenai perubahan RKA-KL, perubahan APBN Kemenkominfo Tahun Anggaran 2013 hanya terbatas untuk pembahasan terkait usulan revisi program dan ABT-TA Tahun 2013, serta yang ke dua penyampaian RKA-RKP Kemenkominfo Tahun Anggaran 2014, sedangkan ssebagaimana kita ketahui terkait dengan kebijakan pemotongan anggaran Kementerian/ lembaga Tahun Anggaran 2013 perlu kami informasi khususnya kepada Bapak Menteri Tifatul, bahwa Komisi I DPR RI telah melaksanakan rapat dengar pendapat dengan seluruh mitra kerja Komisi I DPR RI pejabat eselon I, pada hari selesai 4 Juni kemarin, pukul dua, dalam angka pembahasan, pemotongan, anggaran mitra kerja Komisi I DPR RI Tahun Anggaran 2013. Seperti tadi yang sudah saya sampaikan, saya kira sudah terima kasih tidak perlu saya ulangi lagi, tentang 2 hal tadi itu, yang kesimpulan dari rapat kita dengan seluruh mitra kerja Komisi I. Selanjutnya kami persilakan Bapak Menteri menyampaikan paparannya terkait tema anggaran baik itu APBNP Tahun Anggaran 2013 maupun RKP Tahun Anggaran 2014. Kami persilakan kepada Pak Menteri. MENKOMINFO:

Baik terima kasih.

Bapak pimpinan Komisi I DPR RI yang kami hormati, Pimpinan Komisi I Bapak Ramadhan Pohan, Pak Tubagus Hasanuddin, Teman-teman seluruhnya, Jenderal Tamtomo, Bu Evi, Kemudian yang lain-lain semuanya, Pak Tantowi, Pak Najib, Pak Yahya, saya tidak sebut satu persatu, semua mohon maaf, Kalau ada boleh juga, ada Pak Eri Akhmadi. KETUA RAPAT: Pak Menteri, Mohon ijin, kita ada yang perlu kita perkenalkan sebagai memperkuat sekuat Komisi I yang sekarang ini, yang pertama Ibu Dahlia dari Gerindra, Pak Menteri sebelah kanan Pak Menteri, coba ibu berdiri ibu, dan kemudian Bapak Surya Kusuma Negara, belum ada ya, dan Bapak Anwar Yunus, SH, beliau dari Fraksi Partai Demokrat, pengganti Pak Eddy Bhaskoro Yudoyono, Dapilnya juga sama, dengan saya juga, tapi bukan untuk 2014, dan kedua Bapak Abdul Wahid Hamid, H. Abdul Wahid Hamid, M.Ag maaf, maaf tertulis di sini, human error ini, H. Abdul Hamid Wahid, M. Ag beliau dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Saya kira sudah semua ya, ada Pak Kamal Hasan juga ini, Mustafa Kamal. Baik, Semuanya sudah ada di sini, kmai persilakan kepada Pak Menteri untuk melanjutkan. MENKOMINFO: Ya mohon maaf Pimpinan, nama Pak Abdul Hamid belum tercantum di sini barangkali, sama Pak Anwar juga tadi ini.

Page 6: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Baik saya ijin untuk memulainya. Bismillahirrahmanirrahim. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kalau ada biji di ladang boleh kita bertanam lagi, kalau ada kualisi di perpanjang boleh kita berjumpa lagi. F-PDI P (TB HASANUDDIN) : Pak saya mengucapkan selamat datang, bergabung dalam oposisi. Terima kasih. KETUA RAPAT: Saya sampaikan juga, kalau balas pantunnya, saya sudah siapkan juga tadi ya, bahwa Burung merpati terbang tinggi, hinggap sebentar di pohon kenari, di sana, sini orang bicara kualisi dan oposisi, di sini kita bicara soal hati. MENKOMINFO: Ini untungnya sejak di pindah ke Dapil I Sumut ini, optimis ya Pak ya. Pak Pimpinan yang saya hormati, Bapak Anggota Komisi IV DPR RI yang saya hormati, Dalam undangan yang kami terima ada 2 agenda yaitu pembahasan RKA-KL dan RKPKL Kemenkominfo, Tahun Anggaran 2014 saja, dan juga untuk sesi siangnya itu masalah PLIK dan MPLIK, tadi juga Pak Pimpinan, Pak Ramadhan Pohan sudah menjelaskan bahwa soal pemotongan kemarin sudah dibahas dengan Sekjen, pertanyaan saya haruskan saya membacakan keduanya, saya juga siap, atau salah satu saja terkait dengan rencana APBN Tahun 2014, ya karena katanya kemarin sudah dibahas, dan KETUA RAPAT: Ya silakan Pak, yang rencana APBN 2014. MENKOMINFO: Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR RI, Sesuai dengan agenda undangan Komisi I DPR RI pada hari ini untuk membahas beberapa hal, yang terkait dengan rencana kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika, Tahun 2014, dan RKA-KL Tahun 2014 pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan hal-hal sebagai berikut; berdasarkan rencana strategis Kementerian Kominfo 2010-2014 yang telah di tetapkan dengan peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02/PERKE/ MKOMINFO/1/ 2010 Kementerian Komunikasi dan Informatika menetapkan visi Indonesia Informatif menuju masyarakat sejahtera melalui pembangunan komunikasi dan Infomatika yang berkelanjutan, yang merakyat dan ramah lingkungan dalam kerangka NKRI. Dengan misi sebagai berikut:

(1) Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik komunikasi lancar dan informasi benar menuju terbentuknya Indonesia Informatik dalam kerangkan NKRI;

(2) Mewujudkan birokrasi layanan komunikasi dan informatika yang professional dan memiliki integritas moral yang tinggi;

Page 7: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

(3) Mendorong peningkatan tayangan informasi dan edukatif untuk mendukung pembangunan karakter bangsa;

(4) Mengembangkan sistem Kominfo yang berbasis kemampuan lokal yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan;

(5) Memperjuangkan kepentingan nasional Kominfo dalam sistem pasar global. Bapak dan ibu Anggota Dewan yang terhormat, Pertama saya akan menyampaikan hal yang terkait dengan rencana kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2014, melalui surat edaran bersama antara Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappenas dengan Menteri Keuangan Nomor 1949/ MPPN/ 04/2013 dan Nomor S279/MK02/2013 perihal Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah, RKP Tahun 2014 tanggal 5 April 2013 telah di alokasikan Pagu Indikatif 2014 Kementerian Komunikasi dan Informatika sebesar Rp. 3,573,626,900,000,- yang bersumber dari rupiah murni sebesar Rp.925,407,000,000 atau sebesar 25,90%. Total pagu, PNBP atau BLU, Rp.2,645,146,900,000 atau sebesar 74,01% dari total pagu, sementara PHLN atau PDN berjumlah Rp.3,037,000,000 atau 0,09% dari total pagu. Pagu indikatif tersebut akan digunakan untuk melaksanakan program-program yang menjadi focus Kementerian Komunikasi dan Informatikan pada Tahun 2014 antara lain:

1. Seleksi ijin pita spektrum frekuensi radio 2,300,90 Mhz. 2. Perencanaan spectrum frekuensi radio dalam rangka implementasi penyiaran tv digital. 3. Daerah ekonomi maju, zona tiga dan daerah ekonomi maju zona empat, Pelaksanaan

pengawasan dan pengendalian penggunaan frekuensi radio. 4. Verifikasi TKDN capex and opex. 5. Sosialisasi dan promosi implementasi tv digital hingga mencapai target 35%, terhadap

populasi pada Tahun 2014 sesuai dengan RPJMN. 6. Penyusunan, pembahasan RUU Penyiaran, RUU Telekomunikasi, Rancangan Peraturan

Pemerintah dan RPM sebagai pelaksanaan Undang-undang Penyiaran dan Telekomunikasi. 7. Up dating pemetaan infrastruktur jaringan telekomunikasi. 8. Implementasi dan asistensi rencana kebijakan broadband nasional. 9. Implementasi ITTS fase 2 terkait dengan TVRI, penerbitan. 10. Penerbitan ijin Penyelenggaraan Penyiaran, IPP Prinsip dan ijin penyiaran, penyelenggaran

penyiaran IPP tetap radio dan televisi di seluruh Indonesia. 11. PerPres grand design dan road map penyiaran. 12. Pembangunan sarana atau tanda berkode pos untuk wilayah perbatasan dan pulau terdepan

Indonesia tahap ke tiga. 13. Tersedianya jasa akses telekomunikasi dan informatika pedesaan sampai sebanyak 33,184

priotas nasional. 14. Tersedianya jasa akses telekomunikasi dan infomatika pedesaan up grading desa dering ke

desa pintar, sebanyak 1,330 desa dering dan desa pintar. 15. Tersedianya pusat layanan internet kecamatan PLIK sebanyak 5,748 titik di kecamatan

WPUT, adanya sosialisasi dan publikasi KPU USO 16. Tersedianya punya layanan internet kecamatan yang bersifat bergerak MPLIK di setiap

kabupaten, ini tambahan saja dari yang sudah di implementasikan. 17. Terpenuhnya jasa akses publik layanan internet wi-fi kabupaten KPU USO, di 745 PoP. 18. Terpenuhinya sentra produktif yang di layani akses internet di 1,235 PLIK sentra produktif. 19. Implementasi ICT VAN penyedian backbone dan backhoe nasional antara provinsi. 20. Tersedianya internal exchange untuk traffic nasional NAX, atau tersedianya tempat secara

fisik, untuk bertemunya koneksi antara penyelenggara interner maupun penyedia konten untuk salin bertukar data di 33 provinsi.

21. Terpenuhinya data jasa layanan international dan exchange IIX sebanyak 4 provinsi. 22. Tersedianya radio komunitas di lokasi desa infomasi yang telah di bangun 150 lokasi. 23. Tersedianya jasa akses telekomunikasi dan infomatika di daerah perbatasan dan pulau terluar,

Telinfo Tuntas di 286 titik. 24. Penyusunan kebijakan regulasi dan standarisasi, di bidang informasi dan komunikasi publik. 25. Sosialisasi SJSN, BPJS Pemilu 2014, dan anti korupsi.

Page 8: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

26. Penyedian dan penguatan akses informasi bagi masyarakat melalui media senter, mobil dan motor, Mpustika, Mobil, Pusat Teknologi Informasi Komunitas, lengkap dan berfungsi sesuai standar di provinsi kabupaten kota, daerah terluar, terdepan, paska konfli.

27. Pengembangan kemitraan lembaga komunikasi social dan kemasyarakatan pramuka, GP Ansor, Perki, PWI, UI, UGM serta mendukung media media literasi citizen journalism.

28. Meningkatkan kemitraan layanan informasi internasional dengan lembaga-lembaga medi asing kantro berita, perwakilan Negara asing, organisasi lembaga internasional masyarakat asing dan masyarakat Indonesia di luar negeri.

29. Penetapan PP E-Government. 30. Penetapan Permen Master Plan E-Government. 31. Penetapan Permen tentang cetak biru, government service pass, termasuk meta data

pemerintah. 32. Menintegrasikan Kementerian Lembaga maupun Pemda melalui private network security box,

TNS box, dan government service bass. 33. Tersedianya jumlah karya litbank dan makalah kebijakan atau kajian kebijakan bidang

Kominfo, sebagai referensi perkembangan dan evaluasi kebijakan bidang Kominfo. 34. Peningkatan kompetensi SDM melalui pemberian program bea siswa S2 dalam dan luar

negeri, pelatihan dan sertifikasi CAO, budaya dokumentasi, komunikasi fublik serta sertifikasi lainnya dan penyusunan rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI bidang Kominfo.

Bapak dan ibu Anggota Dewan yang terhormat, Sesuai dengan isu strategi prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang di dalam surat edaran Menteri PPN Kepala Beppenas, Nomor 008/MPPN/ 02/2013 tanggal 28 Februari 2013 perihal penyusunan inisiatif baru RKP 2014 Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengajukan inisiatif-inisatif baru, terkait dengan isu-isu strategis, sebagai berikut:

1. Judul proposalnya implementasi layanan penyiaran TV digital, melalui penetrasi perangkat set top box ke masyarakat, ini terkait dengan prioritas infrastruktur, dan di alokasikan usulan baru sifatnya dan belum masuk kepada pagu Rp.150 milyar.

2. Centre Multy Media Production and Performance Art Infrastruktur Rp.140, 087,000,000. 3. Pemanfataan produk lokal TIK, dalam pembangunan smart city itu bersifatnya juga

infrastruktur Rp.16,699,000,000. 4. Pembangunan infrastruktur kunci publik nasional, itu Rp.31 milyar, 5. Penyedian ruang operasional dan pembangunan infrastruktur government CSR, itu Rp.19

milyar. 6. Percepatan dan perluasan integrasi data sentral E-Government di seluruh Indonesia Rp.20

milyar. 7. Meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan umum 2014, ini adalah prioritas

lainnya bidang politik, hukum dan keamanan, Rp. 50 milyar. 8. Percepatan sosialisasi pendidikan budaya anti korupsi di lembaga pemerintah pusat dan

daerah, ini Rp. 30 milyar. 9. Pembanguann peralatan monitoring isi siaran TV dan radio di KPID dan penguatan

pemantauan isi siaran TV di KPIP Rp. 20 milyar. 10. Percepatan pelaksanaan Undang-undang keterbukaan informasi publik, menuju pemerintah

yang terbuka transparan dan akuntable, ini adalah reformasi dari tata kelola Rp. 25,466,000,000.

11. Percepatan implementasi Undang-undang 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan dan informasi publik Rp.100 milyar.

12. Meningkatkan partisipasi dan dukungan seluruh element dalam implementasi PPJS Kesehatan dan keternakerjaan, menuju universal health coverage pada 2019, Rp. 30 nmilyar.

13. Kegiatan assessment, kompetensi individu Kementerian Komunikasi dan Informatika sebesar Rp. 5,772,800,000. Total Rp.638,027,051,000.

Catatan: inisiatif-inisiatif baru tersebut telah mendapatkan nilai yang baik, dari tim penilai Kementerian PPN Bappenas namun belum mendapatkan alokasi pagu indikatif Tahun 2014, ini baru usulan baru ya.

Page 9: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Kemudian terutama untuk inisatif baru yang terkait erat dengan prioritas nasional seperti TV digital, keamanan informasi, Pemilu 2014, BPJS dan Undang-undang Keterbukaan Informasi publik, dukungan anggaran untuk kegiatan-kegiatan tersebut sangat di perlukan untuk mencapai target RPJMN 2010-2014.

Bapak dan ibu Anggota Dewan yang terhoramat, Terakhir yang dapat saya sampaikan agar menjadi pertimbangan Bapak dan ibu Anggota Komisi I DPR RI bahwa salah satu urgency rupiah murni adalah beban Tupoksi bidang konten dan desiminasi yang harus di biayai dengan rupiah murni yang terbtas. Jadi ada yang tidak bisa atau harus kita menggunakan rupiah murni, ini perlu kita garis bawahi di sini. Yang kedua dampak dari rupiah murni yang terbatas adalah adanya revisi target sebagaimana di tetapkan dalam RPJMN. Tiga, DPR di harapkan dapat mendorong perubahan RUU PNBP sehingga pembangunan dapat di percepat melalui cara-cara inovatif dengan kebijakan pemanfataan PNBP yang lebih fleksibel. Empat sesuai dengan mekanisme perencanaan dan penganggaran rincian RKA-KL akan di susun setelah pagu anggaran di tetapkan. Demikianlah penjelasan singkat kami tentang 5 agenda rapat kerja hari ini, semoga dapat bermanfaat bagi Bapak/ ibu anggota dewan yang terhormat sekalian, Pak Ramadhan Pohan berbaju putih cukup sekian dan terima kasih. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Wabarakatu. Terima kasih Pak Menteri.

Dari meja Pimpinan kami menyampaikan kepada Pak Menteri bahwa dari pemikiran rekan-rekan perlu ada pernyataan yang tegas juga dari Menkominfo bahwa Kemonkominfo tidak ada usulan revisi program Tahun anggarah 2013 maupun Anggaran Belanja Tambahan Pagu Anggaran Tahun Anggaran 2013 karena yang sekarang ini kita bicarakan 2014.

Silakan Pak Menteri. MENKOMINFO: Dalam rapat Pimpinan kami evaluasi lagi Pak Pimpinan Komisi I bahwa ternyata ada tugas-tugas baru juga yang diberikan oleh Presiden, misalnya sosialisasi penyesuaian harga BBM atau pengurangan subsidi BBM, itu butuh anggaran karena pada satu sisi terjadi pemotongan anggaran yang rata-rata kementerian di potong 10% dan itu mempengaruhi jelas gerak kami dilapangan, sumber itunya belum kami temukan. Jadi mungkin kami akan mengusulkan. Itu satu. Yang kedua adanya internet government forum yang sebetulnya ini dilakukan oleh AMJI, nah ini even internasional, nah kebetulan di situ ada hal yang mereka minta bantuan kepada pemerintah dalam hal ini Kemenkominfo dalam beberapa hal teutama untuk sewa ruangan dan pemenuhan acara makan siang dan juga beberapa agenda di Bali nanti. Nah ini event internasional, kalau ini kami tidak dapat tanbahan ini mungkin kemungkinan acara ini akan di batalkan. Nah ini, nasional. Yang ketiga adalah usulan dari, itu dari Litbang ada usulan terkait dengan tunjangan untuk peneliti itu. Jadi ini usulan, kemungkinan tiga itu ya Pak Sekjen, ini kita bahas kemarin, untuk APBNP. Jadi kira-kira kebutuhannya untuk itu. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih. Baik, kita langsung masuk kepada pertanyaan dari Anggota Komisi I, dan daftar penanya, setelah Pak Tantowi kemudian Pak Tri Tamtomo dan yang ketiga nanti kita tunggu menyusul. Kami persilahan yang pertama kepada Bapak Tantowi.

Page 10: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

F-PG (TANTOWI YAHYA): Terima kasih Pimpinan.

Yang terhormat Pak Menteri beserta seluruh jajarannya, Terima kasih untuk penjelasannya Pak Menteri, kalau kita cermati Kemenkominfo ini adalah satu dari sedikit mitra yang pagu anggarannya itu bersandar banyak kepada PNBP. Jadi kalau kita lihat di sini 74% pagu anggaran itu bersandar pada PNBP/ BLU. Nah ini ada baiknya Pak Menteri, Pak Menteri juga menjelaskan sumber dari PNBP ini dari mana saja supaya nanti kita bisa melakukan trashing dengan baik, terkait dengan penggunaan sekaligus pertanggung jawaban dari PNBP tersebut. Saya rasa itu saja ketua. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Tantowi. Selanjutnya Bapak Tri Tamtomo. F-PDIP (H. TRI TAMTOMO, SH): Terima kasih Pimpinan. Pak Menteri beserta ibu, jajaran kementerian yang saya banggakan, Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Penjelasan awal yang diberikan oleh Pak Menteri sebagai pendahuluan dari RKA-KL 2014 tentunya merujuk kepada Renstra yang telah di buat oleh Pak Menteri sebagai satu kesinambungan 2010 sampai 2014, tentu dengan berbasis pada kinerja yang telah di standarisasi oleh Kementerian, namun di dalam pelaksanaannya sebagai arah kebijakan tadi Bapak telah membuat satu acara kegiatan yang menyangkut dengan sasaran strategis, maupun sasaran prioritas, kemudian di dalam penyampaian pendahuluan untuk 2014 tadi,Bapak menyampaikan bahwa 2013 yang lalu di 2014 ini juga ada saya sebutkan saja pak, Nomor 3 itu pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kemudian Nomor 13 tersedianya jasa akses telekomunikasi dan informatika, Nomor 23 tersedianya jasa akses telekomunikasi dan informatika dan selanjutnya plus inisiatif baru Nomor 4, ini menarik buat kita sekalian, kenapa demikian, karena di dalam pelaksanaan RKA-KL yang terurai pasti di jembreng melalui 3 kegiatan mana yang belanja pegawai, mana yang belanja barang, mana yang modal, namun di tengah perjalanan Pak, dari yang saya sebutkan tadi, yaitu mengenai tersedianya jasa akses tersedianya jasa akses telekominkasi kemudian secara gamblang Bapak menyampaikan rencana strategi itu, bahwa melibatkan pihak ketiga untuk melakukan kegiatan-kegiatan waslak giat di lapangan pariwisata, agar sasaran tepat manfaat, tepat guna bagi masyarakat, sehingga tidak ada dari pihak Negara maupun pihak masyarakat yang di rugikan, nah di dalam perjalanan itu Pak yang ingin kami sampaikan yaitu adanya program layanan jasa akses telekomunikasi informatika Pak, yang melibatkan sekian dari teman-teman untuk di alokasikan ke beberapa daerah, saya ambil contoh Pak, bahwa ada 14 perusahaan, ini langsung saya masukan Pak, supaya juga Bapak paham, 14 perusahaan sebagai pemenang lelang untuk ikut serta melakukan pengawasan di lapangan ada Indonesia Timur ada Indonesia Barat, ada Indonesia Tengah. Kemudian ini sudah berjalan dari mulai dari bulan Februari kemudian sudah ada kepastian dari Bapak hanya ada PPK plus BP3TI, belum memberikan satu rekomendasi pelaksanaan padahal di dalam program itu kita juga menyampaikan bahwa di dalamnya adalah untuk meningatkan kesejahteraan, yang kedua untuk melakukan pengawasan yang melibatkan pihak lain, tapi di dalam pelaksanaan ini Pak, tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu dari pengaduan masyarakat yang kami terima ini perlu mendapatkan perhatian dari Pak Menteri kenapa demikian Pak, karena di program Bapak 2014 barang ini juga ada di situ Pak. Nah oleh karena itu saya mohon penjelasan dari Pak Menteri kenapa teman-teman yang di tunjuk sebagai mitra di lapangan sampai dengan hari ini, tidak ada kepastian padahal mereka sudah menunggu

Page 11: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

dan sudah mendapatkan hak untuk mendapatkan pekerjaannya dalam melakukan perbantuan kepada Bapak di lapangan. Saya khawatir Pak, kalau ini tidak di tindaklanjuti, ini akan terjadi duplikasi kegiatan di lapangan yang akhirnya menimbulkan trust buat pemerintah. Demikian Pak. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Tri Tamtomo. Kami persilakan Pak Yahya Sacawiria. F-PD (MAYJEN TNI (PURN) YAHYA SACAWIRIA, S.IP., MM): Terima kasih Pak Menteri. Yahya menindaklanjuti pertanyaan dari Tantowi. Jadi namanya Pak Tantowi Yahya. Saya hanya menanyakan satu, tadi sudah di tanyakan sumber PNBP tersebut, kemudian mana yang di back up oleh sumber PNBP itu dari Nomor satu sampai Nomor 34. Terus kemudian mekanismenya seperti apa misalnya PLIK and MPLIK dari USO, USO itu begini, begini, begini, ini kami mohon penjelasan lanjutan Pak. Terima kasih. KETUA RAPAT: Kami persilakan Ibu Evita. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Terima kasih Bapak Pimpinan. Saya rasa apa yang di sampaikan oleh Pak Menteri cukup jelas untuk program 2014 ya, cuma kita memang akan perlu waktu khusus untuk mengevaluasi program 2013, karena ini saya lihat ada beberapa hal yang nyambung, tapi kita focus kepada anggaran sekarang ini Pak. Saya menambahkan saja tadi apa yang di sampaikan oleh Pak Tri, sebenarnya Pak Menteri saya sudah terima isu ini mengenai pengawasan, fungsi pengawasan yang sebenarnya Bapak itu sudah menalakukan tender bulan Februari, pemenang itu sudah dilakukan bulan Februari, waktu kita ketemu sebelumnya Pak Menteri, saya itu sudah bawakan isu ini, tapi Bapak sepertinya waktu itu binggung saya lihat. Jadi saya menganggap ini Bapak ini justru tidak mendapat brief karena Bapak bolak ke kiri dan ke kanan, itu isu pertama ini saya anggap. Kemudian kami dari Poksi kami mendapa apa namanya, kedatangan para pengusaha itu, yang di rugikan itu, dan melaporkan secara detail kepada kami. Jadi ada yang sudah kontrak, 3 perusahaan sudah kontrak, tapi tidak jalan sampai sekarang, yang lain-lain sudah di umumkan bulan Februari pemenang tender, Bapak Menteri sudah tanda tangan Pak Menteri,maksudnya rekomendasi Bapak dan semuanya sudah, ketua BP3TI sudah, saya ingin bertanya kenapa PPK menghambat jalannya, karena kalau saya lihat, saya tanya kepada mereka apa sih sebenarnya yang di tenderkan oleh Kominfo ini untuk fungsi pengawasan, sebenarnya sangat erat berkaitan dengan apa yang kita inginkan Kominfo lakukan di lapangan yaitu fungsi pengawasan Pak Menteri untuk kegiatan-kegiatan USO yang ada, sangat membantu sekali dan sangat bagus, saya jadi berfikir kenapa ini tidak di jalankan apakah ada kekuatiran dari BP3TI atau Kominfo, apa yang kami dapatkan dari beberapa titik dari sidak kami, amburadulnya hal-hal yang berkaitan dengan USO kalau mereka pemenang tender 14 inikan saya lihat program mereka itu ter-spread di semua lokasi, di Indonesia. Jadi sebenarnya monitoring dan pengawasan yang mereka lalukan itu sangat baik sekali untuk kepentingan dari Kominfo, kita pertanyakan kenapa ini justru tidak jalan. Nah itu yang mungkin saya menambahkan dari Pak Tri. Kemudian Pak, benar yang di katakan Pak Yahya, saya baca ini program-program Bapak Tahun 2014 dan inisiatif baru, tapi saja tidak jelas ini Pak sebenarnya yang ini dari APBN yang mana, yang dari pendapatan PNBP yang mana, itu tidak jelas dari ini. mungkin kami bisa lebih di jelaskan nantinya. Kemudian dari point 9, dari inisiatif baru, yang ada yang tadi Bapak tawarkan, itu ada pembangunan peralatan monitoring isi siaran TV dan radio di KPID dan penguatan pemantauan isi siaran

Page 12: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

TV di KPIP, ini ada kaitannya dengan KPI, saya pertanyakan kenapa ini kok di Bapak, KPI ini kan sudah punya ini sendiri, kenapa anggaran ini tidak di ajukan oleh KPI sebenarnya, apakah ini memang bagus, kalau memang KPI mungkin mengajukan susah, untuk mendapat approval tapi kalau Bapak mengajukan untuk penguatan daripada KPI ini bisa terlaksana itu bagus, tetapi saya harap memang ini di perlukan oleh KPI dan inisiatif bariu ini bisa terlaksana Pak Menteri. Sekian saja Bapak. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Bu Evita. Kalau tidak ada lagi kami persilakan, oh masih ada Pak Heri Akhmadi kami persilakan. F-PDIP (IR. HERI AKHMADI): Terima kasih. Pak Menteri dan para staf beserta jajaran Kemenkominfo, Pertanyaan saya lebih klarifkasi saja, di pagu indikatif di sebutkan besarnya anggaran adalah tiga triliun lima ratus tujuh tiga plus, plus, tetapi jumlah belanjanya tiga triliun delapan ratus tujuh, ini yang kurang di perolehnya darimana Pak karena tidak ada sumbernya. Kemudian yang kedua adalah kira-kira menyambung dari Pak Tantowi dan Pak Yahya tadi berkaitan dengan, di sini tampak sekali besarnya anggaran adalah justru di BP3TI, lebih dari separoh dia di sana, karena itu saya minta supaya program-proram dari BP3TI itu lebih baik di pisahkan saja Pak tidak di uraikan menjadi satu dari bagian Dirjen atau dari Direktorat Jenderal di sinikan maksudnya di Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, sehingga dengan demikian kita menjadi jelas karena kalau di BP3TI jelas sumbernya adalah PNBP sehingga nantinya akan lebih mudah menjelaskan, supaya juga tampak juga kegiatannya apa saja. Selanjutnya yang ketiganya saya ingin mendukung juga supaya ke 35 program itu tadi di jelaskan begitu Pak, penyelenggara programnya apa dan sumber anggarannya dari mana. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Heri Akhmadi. Kalau sudah tidak ada kami persilakan kepada Pak Menteri untuk menyampaikan tanggapan, jawaban. MENKOMINFO: Terima kasih Pak Pimpinan. Dan Anggota Komisi I yang terhormat sekalian, Saya kan coba memberikan penjelasan mengenai beberapa pertanyaan tadi, pertama adalah dari Pak Tantowi Yahya, tentang PNBPdan sumber anggaran Kemenkominfo itu dari PNBP kalau di total antara BLU sama PNBP non BLU itu memang 70%, 74% kurang lebih tadi. Nah sumber dana PNBP ini itu di peroleh dari penyewaan BHP frekuensi, kemudian sertifikasi perangkat-perangkat yang terkait dengan ICT, perlu saya tambahkan sedikit, bahwa BHP frekuensi yang saya peroleh pada Tahun, PNBP yang saya peroleh pada Tahun 2010 berjumlah Rp. 12,800,000,0000,000 lebih itu 125% dari target, anggaran yang kami pakai pada saa itu 2,8 triliun berarti Kemenkominfo memberikan keuntungan kepada Negara 10 triliun kurang lebih, pada Tahun 2011 menurun sedikit ke angka 11 triliun, 2012 yang lalu kami mencapai Rp. 11,509,000,000,000 dengan anggaran yang kami pakai Rp.2,6 triliun, kurang lebih kami memberikan keutungan kepada Negara pemasukan Rp. 9 triliun. Ini juga berkat kerja teman-teman di Komenkominfo, yang hanya menjual, menyewakan udara kosong yang ada di atas bumi tanah air kita ini. Itu BHP frekuensi yang kita dapatkan.

Page 13: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Dan yang kedua adalah sertifikasi perangkat, ini juga kita mendapatkan sumbangan, pemasukan PNBP. Yang ketiga adalah PNBP yang terkait dengan BHP telekomonikasi, ini sebesar 0,5% dari revenue operator semuanya kena ini termasuk para interner service provider, yang sudah diberikan lisensi dan lain-lain, da nada BHP USO yang di tetapkan melalui peraturan pemerintah, itu sebesar 1,25% Pak. Nah ini yang digunakan khususnya ini untuk. Jadi ini 1,25% dari gross revenue operator, yang ini uangnya sudah terkumpul Rp. 2,9 triliun karena sudah beberapa Tahun di kumpulkan dan baru terpakai Rp.900 milyar yang kemarin kita bicarakan dalam beberapa kali pertemuan untuk pembayaran sewa jasa PLIK dan MPLIK dan juga beberapa kegiatan lain. F-PG (TANTOWI YAHYA): Berapa yang sudah terkumpul Pak Menteri, dari BHP USO. MENKOMINFO: BHP USO sekitar 2,9 triliun. F-PG (TANTOWI YAHYA): 2,9 triliun itu berapa Tahun Pak. MENKOMINFO: Itu sejak Tahun 2010 ya, kita kumpulkan untuk BHP yang 1,25%. F-PG (TANTOWI YAHYA): Baik Permen itu menetapkan 1,25%, PP 1,25% dari gross revenue operator, gross revenue operator seperti yang di laporkan itu berapa perTahunnya, berapa Pak? MENKOMINFO: Ya itu totalnya 2,9 triliun. F-PG (TANTOWI YAHYA): Bukan, maksud saya begini, 1,25% dari gross revenue operator dari informasi yang kami dapatkan di Koran juga ada, gross income operator itu perTahun itu sekitar 100 triliun, betulkan Pak Sekjen ya, kalau 100 triliun kita ambil 1,25% kita hitung saja berapa dapat dari situ. Nah makanya saya bilang kalau ini dari 2010 terkumpul, hanya 2,9 triliun itu saya lihat itu relevansinya Pak, bagaimana, bisa di jelaskan mungkin Pak Menteri. MENKOMINFO: Pak Tantowi. Dalam Raker sebelumnya, bahkan tanggal 18 Maret itu kami sudah sampaikan laporan ke tim, berapa kami peroleh, berapa yang ada di bank apa saja, ada 5 rekening kami buka di bank, kami sudah uraikan, kalau Pak Tantowi belum menerima laporan itu, akan kami kirim ulang. Jadi detail. F-PG (TANTOWI YAHYA): Maksud saya begini Pak Menteri, kalau 100 triliun pendapatan gross dari operator berarti revenue yang akan di dapatkan oleh pemerintah dari USO ini adalah 1,25 triliun perTahun, kalau dari 2010 sampai 2013 kita kalikan 3 saja, kan berapa begitu.

Page 14: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

MENKOMINFO: Mohon maaf, kita terimanya baru sampai 2012 Pak Tantowi. F-PG (TANTOWI YAHYA): Baru 2 kali. MENKOMINFO: Oh iya. F-PG (TANTOWI YAHYA): Jadi 2012, jadi 2010, 2011, 2012. MENKOMINFO: Di mulainya itu dari Tahun 2010 berarti kita terima sejak Tahun 2011, sama 2012 tapi detailnya itu ada karena itu harus akuntabilitasnya harus benar ya. Itu yang kami terima, tapi detailnya itu dalam RDP tanggal 18 MAret saya tayangkan di sini dan saya jelaskan detailnya. F-PG (TANTOWI YAHYA): Baik. Jadi 2,9 triliun yang sudah di sapatkan dari BHP USO sejak Tahun 2010. Jadi yang terkolek itu baru dari Tahun 2011 ya Pak ya, 2011, 2012. Nah harus ada kesepakatannya dulu Pak Menteri, meneurut Undang-undang keuangan, bahwa USO itu, itu adalah juga APBN Pak Menteri. Jadi harus di laporkan. Jadi kalau ada yang menyebutkan bahwa USO itu bukan APBN itu mohon di koreksi, betul dia bukan APBN murni, karena APBN murni itukan dari pajak, tapi APBN yang tidak murni itu adalah dari PNBP yang seperti ini, kemudian dari penerimaan-penerimaan non pajak lainnya tapi itu harus kita garisbawahi dulu, harus ada kesepakatan bahwa itu adalah APBN. Terima kasih Pak Menteri. MENKOMINFO: Setuju Pak Tantowi. Dan kami masukan sebagai anggaran Kementerian Kominfo yang di masukan dalam APBN. KETUA RAPAT : Ya lanjutkan. MENKOMINFO: Terima kasih Pak Ketua. Selanjutnya dari Pak Jenderal, Pak Tri Tamtomo tentang masalah pelibatan untuk pengawasan ya, yang di maksud dengan ini berkaitan juga dengan pertanyaan dari ibu Evita, kalau ini sebenarnya terkait dengan PLIK dan MPLIK, saya mohon ijin kalau perlu saya jelaskan sekaligus nanti di PLIK and MPLIk supaya tidak berulang, kalau di ijinkan, mohon maaf, oke. Terima kasih. Kemudian Pak Yahya, juga bertanya tentang back up mana saja yang di back up oleh PNBP, dan juga mengenai USO yadi Pak, mekanismenya, PLIK dan USO dan penyediannya, di laporan yang saya bacakan tadi itu laporan secara umum Pak Yahya dan ada laporan yang lebih detail, nah ini yang lebih tebal. Jadi di copyan yang lebih tebal Pak Yahya, yaitu pagu indikatif Tahun Anggaran 2014, bersumber pendanaan dan perprogram. Di situ di jelaskan ada 8 ya, program dan sumbenya dari mana, rupiah murni berapa, PU berapa, PHLN berapa, itu sangat detail ini dalam juta rupiah, berarti untuk program dukungan

Page 15: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

manajemen dan pelaksanaan tugas teknis sekitar 235 milyar, bisa di tayangkan, nah yang ini, tapi ini, ini ada rupiah murninya Pak Yahya, mohon maaf sekaligus menjawa pak Heri Akhmadi tadi itu tidak ada beda antara, kok pemakaiannya 3,8 bukan ini 3,8 ini anggaran Tahun 2013 Pak belum di pakai ini, belum di pakai semua, ada pun 3,5 ini adalah rencana anggaran untuk Tahun 2014. Jadi 2 hal yang berbeda, ini juga belum di setujui yang 3,5 ini kan, 3,5 triliun, yang 3,8 ini adalah anggaran APBN 2013. Jadi Pak Yahya kami kembali jelaskan bahwa ada PBNP ini bersumber untuk dukungan program manajemen sebesar Rp.287 milyar, ada PNBP untuk program penelitian dan pengembangan komunikasi dan informatika Rp.8,6 milyar ada program pengelolaan sumber daya dan perangkat informatika Rp.638 milyar dan program penyelenggaraan pos dan informatika Rp.198 koma sekian milyar ya, itu yang bersumber dari PNBP. Nah kalau PLIK dan MPLIK itu di ambil dari dana USO yang jelas BHP USO itu Pak Yahya, yang besarnya 1,25% ini, ini khusus untuk PLIk dan MPLIK kita sumbernya dari sini. Jadi ini sebetulnya setelah kita pungut BHP dari para operator kemudian dia diberikan lagi kewajiban-kewajiban lain bahwa tanggungan penyedian akses informasi kepada masyarakat ini kita himbau mereka bahkan dibuatkan PP yang di tandatangani oleh Bapak Presiden kemudian sebetulnya uang ini dari operator kita kembalikan lagi kepada operator. Jadi 1,25 ini kita kumpulkan dari mereka, ini sumbangan merekalah kurang lebih, tanda kutip, walaupun ada PP nya kepada pemerintah dan ini di salurkan lagi kepada mereka untuk meringankan tugas masyarakat, memudahkan mereka mengakses informasi baik melalui PLIK dan MPLIK, desa berdering dan lain-lainnya. Kemudian, saya lanjutkan Pak ketua, Pak Yahya, Bu Evita kurang lebih begitu bu ya. PNBP sudah kami jelaskan barusan, mana yang PNBP, pertanyaan Ibu Evita, ada yang kurang. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Bapak sudah menjelaskan yang PNBP mana, tapi di uraian anggaran ini ada kegiatan ini, ada baiknya nanti Pak Sekjen itu memberi kolom kepada kita ini adalah APBN, ini adalah PNBP dan USO atau apa, supaya kita jelas. Kemudian Pak saya rasa ini inisiatif baru Bapak ini totalnya salah ini Pak, 658 ini Pak Sekjen tidak teliti ini saya rasa, karena point 9 dan point 10 itu sama 20 milyar, 20 milyar, KPID ini ada dua kali 20 milyar, ya kan point 9, 10 Pak, itu 2 item, 20 milyar, 20 milyar besar lho Pak, 20 milyar jadi 40, dengan 20, coba di ini Pak Sekjen, point 9, 10 di inisiatif baru, itu point 9, dan 10 itu double, item yang sama 20 milyar, 20 milyar. Jadi saya minta Pak Sekjen ini kerjaannya agak beres sedikit dong Pak, ini anggaran yang di ajukan ke DPR sudah di periksa benar-benar dulu baru di sampaikan kepada kami. Terima kasih. KETUA RAPAT:

Terima kasih Bu Evita. Itu menjadi catatan, koreksi untuk.

F-PG (TANTOWI YAHYA): Pak Pimpinan, Sepertinya Pak Sekjen tadi ingin menjelaskan sesuatu ini terkait double posting, silakan …… PEMERINTAH (SEKJEN KEMKOMINFO): Betul Bu Evita kami memang melakukan kesalahan dalam typing, dan ini sudah kita koreksi sebelumnya tapi belum sempat kita bagi, sudah ada yang di bagi, mungkin Bu Evita belum terima. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Sudah Bapak koreksi pada saat Bapak Menteri melakukan presentasi seharusnya itu disebutkan, jadi kami juga jelas.

Page 16: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

MENKOMINFO: Ini Bu Evita ini calon Menkominfo berikutnya saja ini, bu koalisi masih panjang bu. saya mohon ijin Bu Evita menjawab, KPI tadi pertanyan, kenapa masuk di sini, memang selama ini anggaran KPI, KIP, Dewan Pers itu masuk di masuk ke Seketariat Jenderal Kemenkominfo bu, dan ini adalah atas usulan KPI sendiri, makanya penguatan, alat monitoring mereka merasa kurang ya masuknya di sini memang, masuk di anggaran Sekjen Komenkominfo. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Saya ada usul Pak ya untuk KPI, aspek anggaran ini saya masih ber ini, kita kan kemarin ini membuka lamaran ya untuk komisioner KPI, peminatnyakan sangat minim Pak, setelah saya cek, itu gajinya itu sangat kecil, bagaimana orang dengan tanggung jawab yang begitu besar mendapatkan gaji yang kecil, tanggung jawab mereka itu lebih besar daripada Dewas TVRI, Dewas TVRI itu double daripada gajinya komisioner KPI. Mungkin struktur daripada kelembagaan di tempat Bapak ini struktur gajinya mungkin Bapak bisa evaluasi kembali Pak di lihat, Dewas dapat 30, KPI dapat 14, nah ini yang sementara tanggung jawabnya Dewas apa sih tanggung jawabnya TVRI tidak sebesar tanggung jawab daripada KPI yang menyangkut harkat hidup rakyat banyak ini Pak. Terima kasih. MENKOMINFO: Baik saya gembira sekali empati dari Bu Evita ini, ya mohon ya gaji menteri di tinjau juga. KETUA RAPAT: Bagus itu suara dari Komisi sebenarnya Pak Menteri bahwa kita prihatin juga dengan KPI itu peminatnya itu sudah pakai iklan segala macam, itu sedikit sekali, bahkan hanya, padahal sudah menjelang yang terakhir itu baru 30-an orang. Jadi dengan gaji 10 juta dan di bandingkan. MENKOMINFO: Saya setuju sekali ini, tinggal bos kita saja ini, saya setuju, mohon ya di tinjau, kalau perlu rapel ya, ada yang kemarin-kemarin, dari awalnya itu, bu saya jawab bu, ini ada Kepresnya ada keputusan Menteri Keuangannya. Jadi kita ya terserah, juga gaji anggota dewan juga kan di putuskan. Jadi bukan di level kami, untuk gaji ya untuk gaji, tapi boleh saja kita usulkan. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc):

Bapak Menteri yang terhormat, Saya kok kurang terima ya apa yang Bapak baru sampaikan Pak, karena usulan itukan dari Bapak kepada Menteri Keuangan. KETUA RAPAT: Ya nanti akan di usulkan bu Evita. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Kan itukan usulan berapa, berapanya, jadi kalau Bapak bilang bukan menjadi ini kami, itu saya kok kurang ini, Bapak bagaimana bisa memperjuangkan supaya teman-teman komisioner itu bertugas dengan baik dan tidak bisa kena masuk angin Pak dengan TV swasta karena mereka mempunyai tanggung jawab pengawasan yang besar, kalau mereka gajinya kecil, itu nanti tergoda-goda untuk pengawasan Pak, kasihlah mereka kekuatan di financial bisa bekerja dengan bai, itu maksud saya Pak, untuk menghindari hal-hal yang ke depan, karena saya melihat jomplang Dewas TVRI kok bisa dua kali lipat lebih daripada komisioner KPI, usulan itukan dari departemen Bapak, bukan dari Menteri Keuangan.

Page 17: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

MENKOMINFO: Setuju bu. F-PG (TANTOWI YAHYA):

Pimpinan, Pimpinan, Pak Menteri,

Mohon penjelasan secara rinci point 7, ini bagus sekali ini, meningkatkan partisipasi pemilih pemula, dalam Pemilu 2014 ini sangat membantu, sangat membantu demokrasi kita, cuma di sini anggarannya cukup bulky Rp.50 milyar mohon itu di elaborate itu biaya apa saja, apakah itu biaya kreatif, apakah itu biaya penggunaan media, dan seterusnya. Kemudian kedua, point 11 percepatan implementasi Undang-undang Nomor 14 tentang KIP, nah ini tolong jelaskan juga karena Rp.100 milyar di situ, apakah ini terkait juga, karena menurut perintah Undang-undang itu adalah beban dari pemerintah-pemerintah daerah atau instansi-instansi terkait, jangan sampai terjadi double anggaran ini, Bapak menganggarkan Rp.100 milyar, sementara di instansi-instansi pemerintah yang menjadi subjek daripada Undang-undang ini, juga menganggarakan hal yang sama. Terima kasih Pimpinan. MENKOMINFO: Baik, ini inisiatif baru yang belum masuk pagu indikatif ya Pak Tantowi, kami persilakan kepada Pak Ditjen IKP untuk menjelaskan, karena ini ada di Dirjen beliau, silakan Pak Freddy. DITJEN IKP (FREDDY H. TULUNG): Terima kasih Pak Menteri.

Yang kami hormati Pimpinan Komisi I dan Anggota, Kami jelaskan yang pertama meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan umum 2014 adalah wujud rencana kerjasama kami dengan KPU, atas kesepakatan dengan KPU di mintakan agar supaya Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat membantu di dalam program-program sosialisasi di dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat di dalam pemilihan umum 2014 yang akan datang, mengingat adanya tendensi penurunan jumlah partisipasi pemilih dalam Pemilu akhir-akhir ini, dan untuk itu kami menyepakati satu tema dengan KPU yaitu berkonsentrasi kepada pemilih pemula, program ini sudah kami lakukan beberapa kali wujudnya antara lain, dalam bentuk seminar, dialog publik, langsung di lokasi, dengan OSIS den BEM, dengan organisasi Pemuda dan dengan beberapa kelompok-kelompok yang usianya rata-rata antara 14 sampai dengan 18,19 Tahun dan itu sudah kami lakukan beberapa kami antara lain yang saya ingat di Bandung dan di Jakarta, dan di Makassar dan di bebrerapa kota lainnya, kami juga sudah mencetak buku pedoman dalam bahasa, dlam bahasa anak muda, tentunya, jadi bahasa gaul yang menjadi referensi dan sudah mendapat rekomendasi dari KPU, yang kita susun bersama-sama para ahli komunikasi dan materi yang kami terima dari KPU. Kemudian programnya antara lain tadi bimbingan teknis, kemudian yang kedua dialog, yang ketiga menggunakan media, yang ke empat dalam bentuk iklan layanan umum yang sedang kami persiapkan dan yang ke empat dalam bentuk bahan-bahan cetak dan ini sekarang sebagian sudah kami laksanakan atau sedang kami laksanakan menggunakan anggaran yang kami miliki sekarang ini. Kemudian selanjutnya di dalam konteks percepatan pelaksanaan Undang-undang Keterbukaan, ada 2 program utama, yang pertama adalah sosialisasi untuk informasi kami sampaikan, dalam rangka pelaksanaan Undang-undang 14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik di butuhkan minimum 4 kelengkapan Undang-undang, yang pertama adalah adanya Komisi Informasi Pusat maupun Daerah kemudian yang kedua di badan publik sudah di milikinya pejabat pengelola informasi dan dokumentasi, di kembangkannya sistem informasi badan publik dan yang ke empat yang tidak kalah pentingnya di lengkapi dengan MIS, untuk informasi sampai saat ini kelengkapan-kelengkapan secara nasional baru mencapai 30% di badan publik, itupun badan publik eksekutif, kami belum mempunyai data

Page 18: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

badan-badan publik non eksekutif. Oleh karea itu atas permintaan UKP4 di mintakan untuk dilakukan percepatan dan kami sekarang ini sedang bekerja sama dengan UKP4 untuk realisasi pelaksanaan uji OGI, open government initiative yang kebetulan di gagas dari kantor UKP4 tersebut dan program ini di maksudkan untuk melengkapi percepatan baik dalam artinya pengelolaan teknis, penyiapan kelembagaan maupun pembentukan komisi-komisi informasi di daerah. Demikian yang dapat kami sampaikan. Terima kasih. F-PG (TANTOWI YAHYA): Pak Freddy terima kasih atas penjelasannya, Pak notion kami dalam mengkritisi anggaran ini tidak selalu arahnya itu penurunan atau penghilangan, bisa saja arahnya itu adalah adalah penambahan seperti kami melakukan Raker dengan Kementerian Luar Negeri, kami yang ngotot bahwa anggaran itu tidak cukup dalam konteks melakukan diplomasi yang efektif, efesien maka kami mendorong kementerian mitra kami itu untuk menambahi anggaran. Jadi tidak selalu Dewan itu mintanya penurunan atau penghilangan. Nah ini sengaja saya angkat, begini Pak, kita semua di sini adalah peserta Pemilu, Tahun 2009 suara yang saya kumpulkan itu Nomor 4 terbesar nasional, dikit sekali Pak dari pemilih pemula, dan saya, penjelasan Pak Freddy yang sampaikan tadi, saya tidak pernah tahu di dalam di Dapil saya, saya tidak tahu kalau di Dapil teman-teman itu, ada upaya untuk menekan, mendorong, arah pemilih pemula ini untuk berpatisipasi atau menggunakan hak politik dalam Pemilu, ini bagus sekali Pak menurut saya, anggaran Rp. 50 milyar ini tidak cukup Pak Menteri kalau kita ingin, karena begini Pak, celung suara pemilih pemula itu, Golput tinggi itu di situ, kalau kita bisa meraih suara mereka, menang kita itu, permasalahan mereka itu adalah lihat kita Jakarta, Pilkada kemarin itu 41% Golputnya, siapa Golput itu ya pemilih pemula itu. Nah oleh karena itu Pak Freddy, ketika saya turun di Sumatera Selatan sekarang ini saya turun di Jakarta saya belum pernah melihat program itu, nah ini menjadi bahan masukan juga buat kementeriannya Pak Freddy ini, sampai di mana penetrasi, implementasi dari program ini, kalau memang arahnya model seperti ini menurut saya Rp. 50 milyar ini tidak cukup. Jadi bisa saja nuansa yang kita kembangkan sekarang ini kita tambahi apabila benar program ini bisa membantu KPU dalam meningkatkan suara dari kelompok masyarakat yang berpotensi Golput. Demikian. Terima kasih. F-D (YAHYA SACAWIRYA) : Saya lanjutkan sedikit Pak, Saya sependapat. KETUA RAPAT : Ini dari Garut sekarang tadi Yahyanya dari Sumatera Selatan, ini dari Garut. F-PD (YAHYA SACAWIRYA) : Kalau kita lihat juga butir ke 10 dan butir ke 11, itu alokasi anggarannya terutama butir ke 11, itu adalah 100, sedangkan butir ke 10 adalah 25 sekian, saya lihat itu, 2 item itu beda-beda tipis saja, apakah ini tidak beralih kepada peningkatan partisipasi pemilih pemula, yang itu mungkin agak lebih besar, dan secara massif memang harus dilaksanakan, saya berfikir juga begini Pak, itukan 2014 ini, jadi baru di mulai nanti 2014 itu mungkin ya, salah-salah Februari atau Maret, padahal cekrek April sudah contrengan, coblosan, hanya memerlukan waktu berapa, implementasi, sebetulnya kalau ini juga terwadahi pada, maaf ya, 2013, mungkin APBNP itu proses itu berjalan terus sampai dengan tet 2014 April. Nah ini mungkin pemikiran-pemikiran ini, jangan nanti anggaran turun hanya waktunya satu bulan, itu mubazir juga itu proses atau istilahnya pelaksanaan peningkatan partisipasi itu. Terima kasih Pak. MENKOMINFO: Terima kasih Pak Tantowi dan Pak.

Page 19: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Memang ini penting ya, saya pikir hal-hal yang Pak Tantowi pikirkan tadi saya pikir semua aktifis politik memahami ini ya, penurunan partisipasi ini cukup signifikan bahkan dari teman-teman yang ikut kompetisi di Pilkada pun terjadi protes ya, kenapa ini kecil sekali partisipasi apakah ini legitimate apa tidak, kan jadi ke sana larinya, kami juga merasakan itu, dan apalagi ini berlangsung di kalangan kaula muda, anak muda. Jadi mohon maaf, ada satu riset atau penelitian mengatakan sekitar 35% anak muda Indonesia itu tidak bangga lagi sebagai bagian dari rakyat Indonesia, inikan perlu di dalami dan perlu di follow-up sebagai kita pengambil kebijakan di level Negara ini eksekutif, legislative dan yudikatif, kami juga dengan Pak Ramadhan Pohan kemarin turun di Sumatera Utara dalam PIN, Pekan Informasi Nasional, juga menguatkan karakter ini, persatuan NKRI dan sebagainya, partisipasi, keprihatinan ini saya pikir, keprihatiann kita semua Pak Tantowi dan kalau Rp. 50milyar, ini juga, inikan Tahun 2014 ya, betul dia akgak kedcil kita buat karena di antaranya karena waktunya memang sempit itu yang untuk periode 2014 walaupun 2013 sudah ada yang jalan. Nah saya tidak tahu kalau ini di usulkan lagi dalam bentuk APBNP ya kita bicarakan bersama lagi kalau kita melihat kalau ini signifikan, tapi yang ini untuk 2014 memang waktunya sempit itu, tapi sebetulnya kesadaran ini kalau menurut saya pribadi mohon maaf ini, Pak Tantowi maupun Pak Yahya ini untuk long term, awareness ini untuk long term bukan hanya 2014 saja, banyak Pilkada yang lain juga, jadi kurang lebh begitu atau Pak Freddy mau tambahkan lagi, yang 2013 perlu di jelaskan. DITJEN IKP (FREDDY): Baik kami laporkan. Jadi dari data-data yang kami peroleh, kami selalu melibatkan komisioner KPU, dan juga sebenarnya angota DPR juga terlibat, sayangnya memang yang selama ini yang berhasil kami rangkul anehnya dari komisi lain Pak bukan dari Komisi I Pak, yang selama ini yang beberapa orang yang sudah terlibat. F-PD (YAHYA SACAWIRYA) : Kurang informasi ke kita Pak. DITJEN IKP (FREDDY): Baik Pak. Nanti kami smapaikan programnya, karena ini akan kami lakukan dalam waktu dekat, sebenarnya kalau boleh menambahkan. Jadi kami memanfaatkan beberapa event, event lain yang sebenarnya ada 3 isu yang juga terkait dengan isu generasi muda, yaitu kami bekerjasama dengan BNN khususnya untuk kampanye anti narkoba kemudian juga sosialisasi Undang-undang Pornografi dan yang tidak kalah pentingnya adalah memasukan masalah pemilih pemula karena kebetulan mayoritas pesertanya adalah pelajar, mahasiswa dan organisasi kepemudaan dan kami juga melakukan beberapa pola kerjasama dengan organisasi masa yang bersedia bekerjasama dengan kami, kalau melihat kecenderungannya memang dari data yang kami peroleh misalnya mengacu kepada hasil perhitungan suara Pemilu Legislatif 2009 dari total data-data yang miliki, dari total sekitar 121,5 juta ternyata jumlah pemilih yang tidak menggunakan haknya mencapai 28% atau sampai dengan 49,2% di lain pihak kami menyadari ada kurang lebih 18,3% pemilih pemula dan ini yang menjadi garapan kami, kami sudah memiliki pertanya, dan juga sudah datang ke beberapa kota, tapi pada saat ini memang masih terbatas karena memang keterbatasan anggaran, saya kira tapi peta daerah-daerah yang akan kami datangi dan menggunakan figure pembicara yang kami kombinasi antara politician, kemudian yang kedua adalah pakar atau akademisi dan yang ketiga dari kalangan penghibur, dunia hiburan untuk kombinasi saja. Saya kira itu yang dapat kami sampaikan. Terima kasih. F-PKS (MUSTAFA KAMAL, SS): Ketua, Mustafa Kamal Pak.

Page 20: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

KETUA RAPAT: Ya Pak Mustafa. F-PKS (MUSTAFA KAMAL, SS): Bismillahirrahmanirrahim. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan Komisi I, Rekan-rekan sekalian, Dan Bapak Menteri beserta jajaran yang saya hormati, Ini senada dengan kedua Pak Yahya tadi dari Sumsel yang sekarang di pindahkan ke Jakarta dan lalu dari Garut yang istiqomah di sana, kalau tadi poitnnya adalah partisipasi pemilih pemula yang ada di butir ke tujuh, dengan anggaran Rp.50 milyar, di point ke 8 : Percepatan sosialisasi pendidikan budaya anti korupsi, di lembaga pemerintah pusat dan daerah ini juga nampaknya harus mendapatkan perhatian yang lebih, yang pertama saya tanyakan sejauhmana sinergitas dengan KPK, karena KPK itu mempunyai fungsi pencegahan selain fungsi penegakan hukum meskipun sekarang ini Nampak penegakan hukumnya yang berkibar-kibar, fungsi pencegahnya nampak terkubur ya dan saya kira kalau bersinergi dengan Menkominfo tentu fungsi pencegahan ini akan menjadi seimbanglah dengan fungsi penegakan hukum paling tidak, bahkan ke depannya seharusnya fungsi pencegahan jauh lebih gegap gempita di bandingkan fungsi penegakan hukum. Kita harapkan ke depan itu semua prestasi KPK adalah kalau semakin sedikit orang yang telibat kasus-kasus korupsi dengan pencegahan yang semakin gegap gempita. Nah ini kita tidak terasa selama masa reformasi in upaya pencegahan yang gegap gempita ini tidak terasa, sehingga kemudian terkesan penegakan hukum itu lebih banyak kuratifnya di bandingkan preventinya dan di sebetulnya buruk bagi bangsa kita, jangan bangga kalau banyak kasus di dalam masalah korupsi ini, justru kalau pencegahan yang gegap gempita ini. oleh karena itu saya tanya sinergitas dengan KPK nya sejauhmana dan saya sangat berharap ini bisa gegap gempita dan anggaran yang ada juga saya rasa sebetulnya tidak cukup apalagi kalau di kembangkan Pak Menteri, programnya, jangan hanya pendidikan budaya anti korupsi di lembaga pemerintah, pusat dan daerah, tetapi khususnya juga pada generasi muda. Jadi kalau tadi ada pemilih pemula ini juga kepada usia pelajar dan mahasiswa karena pemahaman tentang Undang-undang yang terkait tentang KPK, pencucian uang dan sebagainya itu harus di sosialisasikan di kalangan generasi muda sedini mungkin, peristiwa belakangan ini menjadi pelajaran ada banyak pihak yang tidak paham, bahwa tindakanya yang terkait dalam transaksi keuangan itu, itu bisa di kategorikan korupsi dalam Undang-undang yang memang tergolong baru dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian uang. Oleh karena itu kalau ada upaya yang massif, karena saya lihat juga TPPU itu mereka tidak melakukan sosialisasi yang memadahi sehingga banyak pihak juga yang terkejut belakangan. Ini kelihatanya program yang sederhana tetapi sebetulnya punya fungsi strategic dalam pembentukan karakter bangsa, khususnya dalam agenda pemberantasan korupsi yang di anggap selama era reformasi ini belum optimal dan bisa jadi pangkal persoalannya bukan pada penegakan hukumnya karena memang upaya pencegahan yang sungguh-sungguh itu tidak dilakukan oleh segenap aparatur pemerintahan Negara kita ini, kalau kita sungguh-sungguh pada fungsi pencegahan ini insya Allah ke depan akan terdeteksi dan bisa kita tanggulangi masalah-masalah korupsi ini. Terima kasih Bapak Menteri dan Pimpinan atas kesempatan.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Walaikum salam.

Terima kasih. Masih ada yang bisa lanjutkan.

Page 21: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

MENKOMINFO: Ya saya tanggapi sedikit Pak Mustafa Kamal ya. Sudah lama juga tidak ketemu jadi kangen juga, ini soal di pindahkan ini pakai quote and quote ini bahaya ini masalahnya, Pak Tantowi soal di pindahkan quote and quote ini. F-PKS (MUSTAFA KAMAL, SS): Saya ralat Pak Menteri, saya ralat ya, di tugaskan, di tugaskan, jadi amanah baru, saya ralat, saya ralat. MENKOMINFO: Baik, baik. Terima kasih. Baik, tentang kerjasama Kemenkominfo dengan KPK, sebelum turunnya putusan MK Tahun 2012 tentang pengawasan penyadapan maka KPK secara rutin mengirimkan kepada kami Kementerian Kominfo, tentang laporan penyadapannya di audit. Jadi siapa saja yang di sadap, kapan dan seterusnya, karena ada keputusan Menteri Nomor 11 Tahun 2006 paska keluarnya keputusan MK Nomor 12, 14, dan 16 Tahun 2006 itu berkaitan dengan judicial review, daripada Mulyana W Kusuma, Prof. Nazaruddin Sjamsuddin, Professor Rusadi Kanta Prawira, terhadap Undang-undang KPK Nomor : 30 Tahun 2002 itu, nah keputusan MK waktu itu adalah satu. Jadi gugatannya itu berisi tentang kewenangan KPK menyadap itu karena bertentangan dengan Undang-undang 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, nah sejak saat itu tentang tata caranya itu memang sampai sekarang belum Undang-undang terkait dengan tata cara penyadapan maka Menteri Kominfo, Pak Muhammad Nuh Nomor 11 Tahun 2006 mengeluarkan tata cara penyadapan itu dan itu berlaku kurang lebih sampai Tahun 2012 sampai lahirnya keputusan dari Mahkamah Konstitusi baru bahwa Kominfo tidak berhak untuk mengawasi penyadapan itu, nah sekarang tidak ada yang mengawasi kecuali Dewan Pengawas KPK sendiri, saya tidak tahu nanti DPR menanggapi hal ini. Ya tapikan secara opini habis, kita tidak bisa melanjutkan pembicaraan itu seolah-olah kita ingin mengebiri KPK, tapi sebenarya RPP Penyadapan itu, itulah sebetulnya karena belum ada Undang-undang nya paling tidak ada RPP dululah, jangan peraturan Menteri, terlalu rendah kalau untuk mengatasi. Saya lanjutkan sedikit bu mohon ijinya, jadi kita juga memberikan bantuan personal kepada KPK, melakukan MoU untuk pencegahan dan penindakan korupsi ini, Alhamdulillah so far di antara pegawai 3,500 Kemenkominfo Alhamdulillah saya katakan saya tidak, menyombongkan diri tidak ada yang terkait dengan dengan KPK ini dan saya juga katakan kepada temen-teman di Kominfo kalau ada yang korupsi saya tidak lapor kepada KPK saya tenteng ke KPK, saya bilang begitu. Kemudian dalam dialog-dialog pencegahan Kenmenkominfo khususnya Dirjen IKP sudah sering kali melakukan seminar, bicara di televise dan sebagainya, saya sendiri tidak kurang yang kita bungkus dalam itu program nasional character building character building character building, nah ini kita sesoarang korupsi dan sebagainya latarbelakangnya, latarbelakang keluar dimana seorang kehilangan karakter karena ketidak hadiran seorang ayah, dari usia di bawah 15 Tahun dan seterusnya ini membuat kepribadian yang labil dan sebagainya. Saya mungkin tidak terhitung saya di Metro sudah berapa kali, di Metro TV maksud saya di TVRI di TV daerah, dan lain-lain bahkan kita da Pak Ramadhan Pohan kemarin juga di tanya soal ini, soal korupsi dan sebagainya ini, memang ini tugas kita semua. Jadi bantuan personal, bantuan sertifikasi peralatan, kerjasama tata cara penyadapan dan sebagainya itu countinue kita kerjasama dengan KPK. Kemudian juga bagaimana aturan-aturan lawful interception, karena KPK juga harus punya dasar yang kuat untuk ini. jadi kita kerjasama. Peralatan sertifikasi peralatan tidak boleh alat penyadap masuk ke Indonesia ini tanpa sertifikasi dari Kemenkominfo, bisa jadi orang yang secara illegal mendatangkan alat penyadap itu dan itu tidak mahal harganya, nah inikan berbahaya, karena penyadapan itu sebetulnya melanggar Undang-undang 39 Tahun 1999. Jadi itu harus ada, yang berhak itukan ada 6, instansi satu KPK, kepolisian, kejaksaan agung, BNN, PPATK, dan juga BIN yang punya hak legalitas secara hukum untuk melakukan penyadapan, saya pikir ini memang perlu dan jangka panjang supaya tidak di salah gunakan di bidang apapun dan penyalahgunaan sudah ada indikasi-indikasi, inikan perlu kita laporkan kepada Pimpinan setempat karena manusia ini, namanya juga manusia tergoda, di situ dia melihat sesuatu, inikan informasi supaya tidak digunakan untuk pembunuhan karakter untuk lawan-lawan politik,

Page 22: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

untuk lawan-lawan perusahaan apa yang terjadi misalnya di satu perusahaan besar kemarin itu kenapa sampai di heck dan sebagainya, inikan terkait dengan ini semua. Nah kita harus punya pertahanan security yang bagus di bidang internet dan sebagainya, kami punya data hampir 40 juta kali di serang tapi oleh para heckers, tidak semuanya kena memang situs pemerintah karena kita menyiapkan tim, tapi ke depan perlu kesadaran bersama bahwa ini satu ancaman baru. Jadi sekali lagi kerjasama kami kira-kira 3 pekan yang lalu, dengan saya menandatangani dengan Pak Abraham Samad Ketua KPK, MoU antara Kemenkominfo dengan KPK untuk pencegahan dan juga untuk pemberantasan tindakan korupsi, dan ini secara berkala teman-teman dari KPK kerjasama dengan Pimpinan Kominfo akan memberikan sosialisasi pencegahan itu dan sikap antikorupsi itu di kalangan Kemenkominfo paling tidak dan keluar tentu kami juga menanyakan kalo Pak Mustafa Kamal lewat di kantor saya itu, itu selalu ada spanduk supaya, bukan spanduk apa, display semacam multimedia itu, plasma yang selalu bertukar-tukar isinya, yang paling sering adalah masalah supaya tidak korupsi ini. Dan juga tentang TPPU ini saya pikir secara, Undang-undang TTPU maksudnya ya, ada di kementerian, dati legislative juga perlu, dari Kementerian Kominfo juga perlu, supaya di perluas, khususnya ke dalam dulu, memang saya melihat juga dalam debat-debat di televisi masih banyak yang belum paham tentang TPPU itu, Tindak Pidana Pencucian Uang. Saya pikir ini saya setuju kita catat ya bagian daripada kampanye kita berbangsa dan bernegara, dan juga teman-teman di parlemen, di DPR juga kami harapkan juga ikut ya, ikut juga mensosialisasikan hal ini, dimana pun posisi kita. Terima kasih Pak. KETUA RAPAT: Terima kasih. Ya silakan. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Menarik tadi apa yang disampaikan oleh Pak Menteri, saya mengininya mengenai keamanan informasi, yang heckers tadi, kan Bapak katakan belum ada ya, saya membaca itu 2013 ini ada 8 situs pemerintah yang di retas oleh peretas Pak, itu informasi yang pernah saya baca. Kemudian di inisiatif baru Bapak inikan ada keamanan informasi, yang ingin saya tanyakan dalam hal keamanan informasi tersebut kordinasi seperti apa yang Bapak lakukan dengan Lemsaneg, karena begini waktu kita RDP dengan Lemsaneg kemarin. Jadi mengingatkan ini Pak, itu Lemsaneg berkeluh kesah, apa namanya minta juga bantuan kita Komisi I untuk bicara dengan para mitra, bahwa mereka ini tidak diikutsertakan, di dalam untuk proses daripada keamanan daripada informasi ini, sampai untuk minta presentasi ke Presiden saja tidak pernah dapat katanya, dari Lemsaneg, kementerian-kementerian juga jalan sendiri saja sehingga saya sampaikan juga kenapa sebabnya saya pertanyakan dong kepada diri sendiri, apakah SDM nya yang tidak mampu, apakah peralatannya yang tidak bagus, justru pertanyakan kemarin saya tanya dengan Kemlu yang sama, kalau menurut Kemlu kordinasi justru belum dilakukan, tidak dilakukan oleh Lemsaneg, menurut Kemlu dan peralatan yang diberikan itu tidak sesuai dengan apa yang mereka mau, makanya mereka juga mengajukan anggaran sendiri. Nah sekarang di Kominfo ini mengajukan anggaran juga ini untuk keamanan informasi, jadi semua tumpang tindih sementara Lemsaneg punya anggaran 1,3 triliun untuk keaman informasi termasuk di kementerian. Nah ini mungkin kordinasi-kordinasi ini yang kita harapkan, bisa dilakukan oleh Instansi dan Departemen untuk adanya penghematan-penghematan dalam penggunaan anggaran Pak Menteri. KETUA RAPAT : Saya kira bagus sekali usulan dari Bu Evita supaya tidak terjadi inefisiensi dan saya kira juga selian perang melawan korupsi tadi pemberantasannya juga bagus dan untuk yang pemilih pemula tadi juga cukup bagus juga dan kalau misalnya kekurangan pembicara di sini banyak tokoh-tokoh pemilih pemula Pak Tantowi, Mba Nurul, Bu Evita, Fardan, bisa untuk di kerahkan meyakinkan para pemilih pemula supaya penggembungan Golput di kalangan usia muda itu bisa kita kempiskan karena kalau misalnya anak muda itu dari awal dia apatis, yang kedua nanti lebih apatis lagi, ini bisa menjadi signal buruk bagi demokrasi kita.

Page 23: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Baik saya kira sudah cukup penjelasan dari Pak Menteri, kita bisa masuk kepada draf kesimpulan, belum ya. Ya silakan Pak. MENKOMINFO: Bisa jawab sedikit. Terima kasih Bu Evita, ini cyberwar ini bukan satu mimpi ya, peperangan di alam cyber ini saya kasih contoh, 4 Tahun yang lalu terjadi serangan di Estonia, itu Estonia di serang pusat komputer, pengatur listriknya ini oleh para heckers dari Rusia, lumpuh bu 2 pekan ini. jadi sampai ini tidak jalan, apa ATM tidak jalan, listrik mati, toko-toko di jarah, itu terkenal dengan peristiwa penyerangan pemasukan virus Trojan namanya, itu Virus Trojan nah itu terjadi pada tanggal 9 Juli, oleh sebab itu setiap tanggal 9 Juli itu di peringati dan FBI bahkan memberikan satu warning kepada seluruh dunia, hati-hati internet doomsday kiamat internet tanggal 9 Juli kita juga memberikan peringatan hal yang sama. Jadi dari pelajaran itu dan juga Presiden Obama juga sudah memberikan satu pernyataan yang bernada deterrence ya ancaman siapa yang menyerang fasilitas internet kami, akan kami counter attack dalam bentuk real power, bisa di rudal kita bu, kira-kira kalau internetnya di serang. Nah oleh sebab itu kami sudah mengirimkan surat kepada Presiden. Jadi kira-kira pemikiran ini sudah ada dari Tahun yang lalu, yaitu diskusi dengan Kemenhan, diskusi kita dengan teman-teman, termasuk Lemsaneg sebetulnya, termasuk juga dengan teman-teman dari BIN, dari Kepolisian dari Kejaksaan yang berkaitan dengan cyber ini, PPATK dan sebagainya. Nah dari situ kita, di situ sepakat bahwa ada satu Badan Nasional untuk pertahanan cyber ini, nah kemarin kita sudah berbagi sebetulnya dengan Kemenhan di terakhir ini Kemenhan akan khusus di bidang Defense, Defense ini Army, masalah angkatan bersenjata itu ada di Kemenhan dan Kemenkominfo lebih umum. Jadi bukan LAPAN yang diserang bu ya, 2012 datanya serangan, ini mayoritas dari luar negeri bu ya, 39,9 juta kali serangannya hampir 40 juta kali dan, tapi itu dengan kita punya tim ID certi (insiden tim response) untuk menghadapi serangan keamanan internasional ini di ketuai oleh Pak Rudi Lumanto, dan juga ada ID search dan lain-lain bekerjasama, kita memberikan warning kepada lembaga-lembaga yang akan di serang atau arahnya di serang di situ tergambar di ruangan control kami itu, kemana saja di serang dan darimana asalnya memang terbanyak adalah dari RRC serangan itu, kemudian dari Eropa, dari Amerika, dari Korea dari Singapura, Malaysia juga ada itu komposisinya kurang lebih, dan motivasi terbesarnya memang ekonomi. Jadi memang pencurian data, cracker, merusak.

Nah oleh sebab itu kami mohon juga dukungan dari teman-teman Komisi I DPR RI bahwa kalau ada yang melakukan kejahatan internet ini memang perlu efek jera juga, kasus Wildan Jember Hacker atau yang meng-cracker, situs Presiden dan info itu, itu ternyata beliau bukan sekali di investigasi oleh Mabes Polri Bareskrimnya ternyata sudah 5,320 kali melakukan penyerangan. Nah ini, kita bisa bayangkan kalau misalnya yang di hack itu adalah control navigasi pesawat, peralatan komputenya atau listrik, orang lagi operasi jantung di rumah sakit di heck begitu, ini kan bisa mengorbankan nyawa orang banyak, mohon juga dukungan bahwa ini memang kita perlu caring, perhatian betul, awareness kita ini perlu, ini berbahaya, Jakarta ini misalnya mati saja satu bank, tidak bisa on-line dari jam 7 sampai jam 12 sudah panik orang, dulu pernah Tahun 2004 data KPU itu, itu di rubah-rubah angka perolehan suaranya, sampai di matikan oleh oleh KPU, itukan tertangkap, siapa yang mengnge-heck-nya. Nah kita ini sudah kerjasama dengan Lemsaneg. Nah memang begini bu leading sektornya memang bukan di Lemsaneg, lembaga sandi ini lebih banyak berkaitan dengan Kementerian Luar Negeri, security dan juga hubungan kita dengan masing-masing komunikasi dengan masing-masing kedutaan besar, itu penyandian dan sebagainya. Nah memang kalau tidak penah di undang itu saya rasa mungkin perlu di ingatkan lagi, beberapa kali kami untuk mendiskusikan ini di rapat awal kami mengundang semuanya, Lemsaneg dan teman-teman Kepolisian, BIN, PPATK, bahkan unsur dari KPK dan lain-lain, nah kenapa, ini persoalan kita semua, kalau angka-angka ini di rubah-rubah, hasil Pilkada bisa di heck, hasil, ini kacau semua, SMS saja bisa di manipulasi sekarang, kemarin itu kejadian terbaru adalah associated press yang di Amerika itu, di heck, di cracked bahkan ya, di beritakan itu lembaga pemberitaan internasional yang di Amerika terbesar di tulis: Presiden Obama terkena ledakan bom, itu index dow jones, langsung begini, ini, ini bagaimana kalau ini terjadi, maksud saya perlu dukungan untuk pengamanan ini, jangan ketika kita mengamankan, oh refresif Orde Baru, pemerintah begini, bukan begitu maksudnya, memang situasinya memang harus di luruskan, karena kita sudah melahirkan Undang-undang ITE dan Undang-undang Telekomunikasi bebas ya bebas tapi tidak boleh menggangu kebebasan orang lain juga. Ini bu.

Page 24: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

Jadi dalam waktu dekat ini karena kami sudah mengirimkan surat kepada Bapak Presiden dan Menkopolhukam untuk di kordinasikan oleh Menkopolhukam soal pengamanan ini supaya ada interi Kementerian ini. Jadi sistemnya sudah berjalan, sedang dalam proses. Begitu Bu Evita. Terima kasih. KETUA RAPAT: Ya silakan singkat saja bu. F-PDIP (EVITA NURSANTY, M.Sc): Saya baca di running teks tadi pagi ada satu Negara, itu menutup, berita-berita situs online mereka, jadi yang tidak dapat ijin,tidak mempunyai ijin, yang ingin saya tanyakan kepada Menkominfo, kan kita suka baca-baca berita ini berita online, ada yang bikin namanya trio macan, ada yang bikin namanya si ini, si ini, si ini, bukan, kan banyak contohnya, kan banyak sekali ini kita bisa ngambil berita, mereka ini ijin tidak Pak, orang-orang, situs-situs yang memberikan berita online ini, ada ijinnya tidak, saya terpikir waktu saya baca di online running teks tadi mereka menutup berita-berita online yang tidak punya ijin, berita online di kita ini bagaimana ijinnya Pak. MENKOMINFO: Ya ini yang saya diskusi dengan Pak Ramadhan Pohan kemarin di Medan juga, kita ini terlalu bebas, bablas, tidak ada batasan, itu tidak ada ijinnya bu untuk bikin, sekarang kan bikin tabloid, bikin lembaran, majalah, kan tidak ada ijin, tidak ada SIUP lagi, tidak ada SIP lagi, surat di cabut kewenangan-kewenangan itu dari Departemen Penerangan ini, Kominfo sekarang, kita tidak bisa mengontrol, bahkan diberikan kepada KPI untuk mengontrol konten radio maupun televisi. Nah tapi kalau seandainya mereka melakukan satu pembohongan dan itu lembaga itu bisa di tuntut oleh Undang-undang ITE kalau dia melanggar misalnya katakan blasphemy/penghinaan atas nama suku, ras dan agama atau mengancam, atau perjudian online, atau pornografi atau misalnya hal-hal lain yang melanggar Undang-undang ITE, dia bisa kena itu, tapi online buka begitu belum ada aturannya, bahwa dia harus ijin, Undang-undangnya belum ada, peraturan pemerintah nya belum ada, begitu bu Evi, tapi bagus itu di pikirkan, di Amerika orang bebas tapi Presiden Amerika itu punya hak untuk menutup informasi, kita ini Presiden malah di omongin macam-macam kan di online. Terima kasih bu. KETUA RAPAT: Saya kira cukup sudah. Baik. Terima kasih atas penjelasannya Pak Menteri, kami minat kepada Sekretariat untuk menayangkan draf kesimpulan Raker kita pada siang hari ini, draf kesimpulan Raker Komisi I dengan Menkominfo, Jakarta 5 Juni 2013: 1. Komisi I DPR RI memahami penjelasan Menkominfo terkait RKA-KL dan RKP Kemenkominfo Tahun

Anggaran 2004-2014 sebesar Rp.3,573,626,900,000 dan usulan inisiatif baru sebesar Rp.638,027,051,600 untuk kemudian akan di proses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang belaku. Sehubungan dengan hal tersebut Komisi I DPR RI meminta Kemenkominfo untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan anggaran yang telah di tetapkan secara maksimal terukur sesuai sasaran arah kebijakan, dan kegiatan prioritas yang di tetapkan dengan tetap memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Rekan-rekan Komisi I bagaimana? Setuju?

(RAPAT: SETUJU)

2. Komisi I DPR RI meminta Menkominfo untuk melakukan pemilihan sumber anggaran APBN

Kemenkominfo khususnya yang berasal dari pendapatan Negara Bukan Pajak atau PNBP sehingga dapat di ketahui secara jelas arah penggunaan dan pertanggung jawaban PNBP tersebut. Rekan-rekan Komisi I setuju?

Page 25: risala rapat kerja komisi I DPR RI dengan Menteri Komunikasi dan Informatika RI

(RAPAT: SETUJU)

Dari pemerintah ada tanggapan? Setuju ya Pak, baik. Baiklan kita telah menyelesaikan rapat yang sesi pertama, dan untuk menuju sesi kedua kita

istirahat saya kira 5 menit ya.

F-D (YAHYA SACAWIRYA) : Pak setengah jam Pak. KETUA RAPAT: Baik setengah jam jadi kita masuk kembali, kita mulai langsung tepat pada pukul 13.00 WIB setuju ya. Terima kasih Pak Menteri sampai ketemu lagi kita di sesi yang kedua untuk membahas PLIK and MPLIK tepat pukul 13.00 WIB kalau bisa sebelum jam 13.00 WIB kita berkumpul lebih baik. Kita mengucapkan Alhamdulillah dan saya tutup sementara.

(RAPAT DI TUTUP PUKUL 12.30 WIB)

Jakarta, 5 Juni 2013

a.n Ketua Rapat SEKRETARIS RAPAT,

TTD.

SUPRIHARTINI, S.IP.

NIP. 19710106 199003 2 001