Rinitis alergi dan Sinusitis

22
Laporan Kasus Rinitis Alergi dan Sinusitis Kepaniteraan Stase THT BLUD RS Sekarwangi Pembimbing dr. Pramushinto, Sp. THT Disusun oleh : Aditya Herdian (2008730003) Aryanti Puspitarini (2010730125) Tika Nurfadilah (2010730106) Bunga Kartika Yunus (2007730134)

description

Semoga bermanfaat

Transcript of Rinitis alergi dan Sinusitis

Page 1: Rinitis alergi dan Sinusitis

Laporan KasusRinitis Alergi dan

Sinusitis

Kepaniteraan Stase THT BLUD RS Sekarwangi

Pembimbing dr. Pramushinto, Sp. THT

Disusun oleh : Aditya Herdian (2008730003)

Aryanti Puspitarini (2010730125)

Tika Nurfadilah (2010730106)Bunga Kartika Yunus

(2007730134)

Page 2: Rinitis alergi dan Sinusitis

Identitas Pasien

Nama : Tn. MPekerjaan : WiraswastaUmur : 46 tahunAlamat : Jl. CibadakJenis Kelamin : Laki-lakiTgl. Datang : Januari 2015Agama : IslamNo. RM : xxxxx

Page 3: Rinitis alergi dan Sinusitis

Anamnesis

Autoanamnesis Keluhan Utama

Sering Pilek sejak 8 tahun yang lalu Keluhan Tambahan

Batuk, demam, sakit kepala, bersin, hidung tersumbat dan gatal Riwayat Penyakit Sekarang

Pilek dirasakan terus menerus sejak 8 tahun lalu, disertai hidung tersumbat terutama bila menunduk. Sering bersin lebih dari 5x terutama dipagi hari. Hidung sering gatal. Demam, Batuk, Sakit kepala baru dirasakan 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam tinggi saat malam, sekarang sudah mendingan. Sakit kepala sampai membuat terbangun 3-4x saat tidur. Batuk disertai dahak berwarna kuning. nyeri tenggorokan (-), napas berbau (-), nyeri saat menelan (-), sakit gigi (-), gigi berlubang (-), tidur mendengkur (-), keluar cairan dari telinga (-), gangguan pendengaran (-), telinga berdenging (-), sesak napas (-).

Page 4: Rinitis alergi dan Sinusitis

Anamnesis

Riwayat Penyakit DahuluPasien pernah sakit paru-paru saat berumur

25 tahun Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Riwayat Pengobatan

Pasien sudah meminum obat panadol namun tidak sembuh. Riwayat Alergi

Alergi cuaca dingin, debu. Alergi terhadap obat-obatan disangkal

Page 5: Rinitis alergi dan Sinusitis

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisTanda-tanda VitalTekanan Darah : 1120/80mmHgNadi : 80 x/menit, kuat, regulerFrekuensi Napas : 20 x/menitSuhu : 37,5 C

Page 6: Rinitis alergi dan Sinusitis

Pemeriksaan Fisik

Status GeneralisKepala : NormochepalMata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)Thorax : Simetris, retraksi (-/-), massa (-/-), scar (-/-)Abdomen : Supel, massa (-), scar (-)Ekstremitas : Deformitas (-), edema (-)Kulit : Scar (-)

Page 7: Rinitis alergi dan Sinusitis

Status Pemeriksaan Lokalis THT

Telinga

Bagian

Kelainan AurisDextra Sinistra

Preaurikula Kelainan kongenitalRadangTumorTraumaNyeri tekan

-----

-----

Aurikula Kelainan kongenitalRadangTumorTraumaNyeri tarik

-----

-----

Retroaurikula EdemaHiperemisNyeri tekanRadangTumorSikatriks

------

------

Page 8: Rinitis alergi dan Sinusitis

CanalisAcustikusExterna

Kelainan kongenitalKulitSekretSerumenEdemaJaringan granulasiMassaCholesteatoma

-Tenang------

-Tenang------

MembranaTimpani

IntakReflek cahayaPerforasiGambar

++-

++-

Tes PenalaInterpretasi pada AurisDextra Sinistra

Tes Rhinne Tidak dilakukan Tidak dilakukanTes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukanTes Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Page 9: Rinitis alergi dan Sinusitis

Pemeriksaan Hidung Dextra Sinistra

Keadaan LuarWarna, bentuk dan ukuran

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Rhinoskopi anterior

MukosaSekretConcha inferiorSeptumPolip/tumorPasase udara

Livid+Eutrofi

Livid+Eutrofi

Hiperemis dan Septum Deviasi ke kiri

-+

-+

Page 10: Rinitis alergi dan Sinusitis

Bagian Kelainan Keterangan

Mulut

Mukosa mulutLidahPalatum molleGigi geligiUvula Halitosis

LembabBersihTenangCaries (-)Simetris-

Tonsil

MukosaBesarKriptaDetritus

Hiperemis (-)T1Tidak melebar-/-

Faring MukosaGranulaPost nasal drip

Hiperemis (-)--

Laring

EpiglotisGlotisAritenoidPita suara

Tidak dilakukan

Page 11: Rinitis alergi dan Sinusitis

Rencana Pemeriksaan

Penunjang

Foto Rontgen Sinus 3 posisi. Posisi Waters, PA, dan lateral

Page 12: Rinitis alergi dan Sinusitis

Resume

Anamnesis:Tn. N merasakan pilek terus menerus sejak 8 tahun yang lalu, disertai hidung tersumbat terutama bila menunduk. Sering bersin lebih dari 5x terutama dipagi hari. Hidung sering gatal. Demam, Batuk, Sakit kepala baru dirasakan 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam tinggi saat malam. Sakit kepala sampai membuat terbangun 3-4x saat tidur. Batuk disertai dahak berwarna kuning. Pasien sudah meminum obat panadol namun tidak sembuh. Pasien alergi terhadap cuaca dingin, debu. Pemeriksaan fisik:TTV dalam batas normalRinoskopi anterior : Mucosa : Livid. Septum Hiperemis dan deviasi kekiri

Page 13: Rinitis alergi dan Sinusitis

DIAGNOSISSinusitis e.c rinitis alergi PENATALAKSANAANNon-medikamentosaTirah baringBanyak minum air putihMakan-makanan bergizi MedikamentosaAmoxicillin 500mg 3x1 selama 5 hari 

Page 14: Rinitis alergi dan Sinusitis

PembedahanPasien tidak responsif dengan terapi medikamentosa yang maksimal rujuk ke dokter spesialis THT untuk dilakukan pembedahan  PROGNOSISQuo ad vitam : ad bonam Quo ad fungsionam : ad bonam Quo ad sanactionam : ad bonam

Page 15: Rinitis alergi dan Sinusitis

Tinjauan Pustaka

Page 16: Rinitis alergi dan Sinusitis

Hidung

LuarTulan

g

Rongga

Hidung

Meatus

Vaskularisasi

Persarafan

Sinus KOM

Nares anterior

Terdapat 4 buah dinding:

Medial septum nasi

Lateral konka nasi

Inferior Os. Maksilaris + Os. Palatum

Superior Lamina Kribriformis (anterior) + Os.

Sfenoid (posterior)

MA k V

Frontal sinus

sfenoid sinus

Ethmoid sinus

Maxila sinus

Frontal sinus

sfenoid sinus

Ethmoid sinus

Maxila sinus

• Merupakan celah pada dinding lateral hidung

• Unit fungsional yang merupakan tempat ventilasi dan drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior (sinus maksila, etmoid anterior dan frontal)

• Unit penting yang membentuknya adalah prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi, dan resesus frontal

Page 17: Rinitis alergi dan Sinusitis

Fisiologi

1.Fungsi Respirasi

2.Fungsi Penghidu

3.Fungsi Fonetik

4.Fungsi Statik & mekanik

5.Refleks nasal

Sebagai saluran pernapasan.Udara masuk melalui nares anterior naik ke atas setinggi konka media turun ke bawah ke arah nasofaring.

Pengatur Kondisi suhu &

udara

Mengatur kelembaban udara palut lendir (mucous blanket).

Mengatur suhu:- Banyaknya

pembuluh darah di bawah epitel

- Adanya permukaan konka

- Septum yang luas.

Penyaring dan PelindungPartikel debu,

virus, dan bakteri, dan jamur yang terhirup bersama udara akan disaring oleh 1) Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, 2) Silia 3) Palut lendir melekat pada palut lendir

Partikel-partikel yang besar dikeluarkan dgn refleks bersin.

11

Fungsi Penghidu Adanya mukosa

olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan 1/3 bagian atas septum.

Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan kuat.

2

• Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.

Resonansi Suara

• Hidung membantu proses pembetukan kata-kata.

• Kata dibentuk oleh lidah, bibir, dan palatum mole.

• Pada pembentukan konsonan nasal (m,n, ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbua, palatum mole turun untuk aliran udara.

Proses Bicara

3

• Refleks Nasal• Mukosa hidung merupakan reseptor

refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler, dan pernapasan.

• Iritasi mukosa hidung akan menyebabkan refleks bersin dan napas berhenti.

5

Page 18: Rinitis alergi dan Sinusitis

Rinitis Alergi

Page 19: Rinitis alergi dan Sinusitis

Komplikasi

Patofisiologi

•Polip hidung•Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak.

•Sinusitis paranasal

Terapi

Ketahui alergen penyebabnya

(avoidance) dan eliminasi.

Simptomatis

Medikamentosa-

Antihistamin : antagonis

H-1

Operatif

Konkotomi (pemotongan

konka inferior)Imunoterapi

Penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut.

Menurut ARIA (Allergic rhinitis and its impact on Asthma) 2001, Merupakan kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

• Masuk bersama udara pernapasanInhalan

• Masuk ke saluran cernaIngestan

• Masuk melalui suntikan/tusukanInjektan

• Masuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosaKontaktan

Alergen adalah antigen yang menginduksi dan bereaksi dgn antibodi IgEFaktor genetik dan herediter (Adams, Boies, Higler, 1997). Tersering :

• Alergen inhalan pada dewasa• Alergen ingestan pada anak-anak.

Diagnosis

TerapiSifat berlangsungnya

Intermiten• gejala <4

hari/minggu atau <4 minggu.

Persisten/menetap• gejala >4

hari/minggu dan >4 minggu

Berat ringannya penyakitRingan bila tidak

ditemukan gangguan tidur, aktivitas harian, berolahraga, belajar bekerja.Sedang-berat bila terdapat 1/lebih dari gangguan tersebut diatas

Reaksi alergi 2 fase:RAFC (reaksi alergi fase cepat) 1 jamRAFL (reaksi alergi fase lambat) 2-4 jam, puncak 6-8 jamTahap

sensitisasi

APC menangk

ap alergen

Antigen +HLA II

MHC II

MHC II dipresentasikn ke

Th 0

APC sitokin(IL

1)

Th 0 aktif berproliferasi Th 1 & Th 2

Th 2 sitokin (IL 3, IL 4, IL 5, IL 13)

IL 4 & IL 13 + sel limfosit B

IgE diproduks

i

• Serangan bersin berulang• Keluar ingus (rinore) yang encer gatal• Kadang keluar banyak air mata keluar (lakrimasi)• Hidung tersumbat

Anamnesis

• Dengan rinoskopi anterior tampak mukosa hidung edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai adanya sekret encer yang banyak

• Alergic Shiner, Alergic Salute, Alergic Crease• Gangguan pertumbuhan gigi-geligi• Dinding posterior faring tampak granuler dan edema,• Dinding lateral faring menebal.• Lidah tampak seperti gambaran peta.

Pemeriksaan Fisik

Definisi

Alergen

Etiologi

Klasifikasi

Epidemiologi

• Berdasarkan studi epidemiologi, prevalensi rinitis alergi diperkirakan berkisar antara 10-20% dan secara konstan meningkat dalam dekade terakhir. Usia rata-rata onset rinitis alergi adalah 8-11 tahun, dan 80% rinitis alergi berkembang dengan usia 20 tahun. Biasanya rinitis alergi timbul pada usia muda (remaja dan dewasa muda).

• Dalam sebuah penelitian retrospektif terhadap 12.946 orang pasien berumur 5-62 tahun yang datang ke poliklinik sub bagian Alergi Imunologi bagian THT FKUI/RSCM selama tahun 1992, ditemui penderita rinitis alergi sejumlah 147 orang, atau berkisar 1,14%. Gejala yang paling banyak adalah bersin-bersin/gatal hidung (89,80%), rinore (87,07%) dan obstruksi hidung (76,19%).

Page 20: Rinitis alergi dan Sinusitis

Sinusitis

Page 21: Rinitis alergi dan Sinusitis

Definisi

Patofisiologi

Klasifikasi

Diagnosis

TerapiKomplikasi

• Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal.

Definisi

• ISPA akibat virus• Bermacam rhinitis terutama rhinitis alergi• Kelainan anatomi seperti deviasi septum

atau hipertrofi konka • Sumbatan KOM• Infeksi tonsil, infeksi gigi• Lingkungan berpolusi serta kebiasaan

merokok

Etiologi dan predisposisi

• Konsensus tahun 2004 menbagi menjadi• Akut <4 minggu• Subakut 4 minggu-3 bulan• Kronik >3 bulan

Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium2

sinus dan lancarnya klirens

mukosiliar di dalam KOM.

Organ2 yg membentuk KOM

letaknya berdekatan

Jika terjadi edema, mukosa yg

berdekatan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat

bergerak dan ostium tersumbatJika keadaan ini

menetap, inflamasi

berlanjut, terjadi hipoksia dan

bakteri anaerob berkembang

Sampai akhirnya perubahan

mukosa menjadi kronik yaitu

hipertrofi, polipoid atau pembentukan

polip dan kista

Keluhan Utama

Hidung tersumbat

Nyeri/rasa tekanan

pada muka

Ingus purulen

yg seringkali turun ke teggorok

(post nasal drip)

Demam dan lesu

Anamnesis

PF

Penunjang

Inspeksi

Palpasi

• Yang diperhatikan adalah adanya pembengkakan didaerah muka.

• Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerahan mungkin menunjukkan sinusitis maksila akut

• Pembengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontalis akut

Nyeri tekan pada pipi dan

nyeri ketuk di gigi

menunjukkan adanya sinusitis

maksila.

Pada sinusitis frontal terdapat

nyeri tekan di dasar sinus

frontal, yaitu pada bagian

medial atap orbita.

Sinusitis etmoid menyebabkan

rasa nyeri tekan di daerah

kantus medius.

Radiologik

1. Sinus maksila posisi Water2. Sinus frontal dan etmoid

posteroanterior3. Sinus sfenoid lateral4. KOM CT scan

• Kelainan yang terlihat berupa • perselubungan, • batas udara-cairan (air fluid

level) dan• penebalan mukosa

Dapat ditemukan :1. Sekret mukopurulen pada

kompleks osteomeatal dan resesus sphenoethmoidalis,

2. edema, 3. eritema, 4. polip/polipoid jaringan, dan 5. krusta

• Pemeriksaan ke dalam sinus maksilaris menggunakan endoskop.

• Endoskop dimasukkan melalui lubang yang dibuat di meatus inferior

PrinsipMembuka sumbatan di kompleks ostio-meatal sehingga

drainase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.

Sinusitis bakterial akut antibiotik dan dekongestan (selama 10-14 hari)

Sinusitis kronik antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan anaerob

Terapi lain jika diperlukan analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, pencucian hidung dengan NaCl atau pemanasan (diatermi)

Tindakan operasi bedah sinus endoskopi fungsional (bsef/fess)

Kelainan Orbita

Kelainan Intrakranial

Kelainan Tulang

Kelainan Paru

1. Edema palpebra2. Selulitis orbita 3. Abses subperiostal4. Abses orbita 5. Trombosis sinus cavernosus

1. Meningitis2. Abses extradural atau

subdural, 3. Abses otak4. Trombosis sinus kavernosus

1. Osteomilitis2. Abses subperiostal1. Bronkitis kronik2. Bronkiektasis

Sinoskopi

Page 22: Rinitis alergi dan Sinusitis

Terima kasih