ringkasan geologi rekayasa

24
Geologi teknik sebagai bagian dari ilmu geologi mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi mengenai kondisi geologi yang mendukung kegiatan konstruksi sipil. Salah satunya adalah untuk kegiatan survey awal kelayakan lokasi untuk jalur pipa pembuangan sedimen. Kegiatan ini dapat memberikan informasi awal mengenai kondisi geologi yang akan mempengaruhi tingkat kelayakan lokasi dan rekomendasi konstruksi bangunan penopang pipa. Kegiatan ini dilakukan di lokasi rencana jalur  pipa pembuangan sedimen waduk soedirman. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium. Kegiatan lapangan meliputi pengamatan kondisi teknik tanah dan batuan yang dapat teramati secara dan untuk mengetahui tingkat kekuatan tanah dari tanah  bagian atas sampai tanah lapuk ringan dengan alat sondir. Data tersebut mendukung rekomendasi untuk rekonstruksi bangunan penopang pipa dan mensinergikan data dari sumur uji (test  pit). Kegiatan laboratorium meliputi kegiatan untuk pengujian physical properties (Atterberg limits, berat jenis tanah, kadar air, dan kadar air maksimum) dan engineering properties ( kuat geser langsung). Dari hasil penelitian didapatkan jenis tanah yang mengandung lempung dengan batuan dasar  berjenis breksi yang secara regional termasuk dalam formasi Ligung. Kemudian dari kondisi geologi yang ada dikorelasikan dengan kapasitas dukung ijin untuk pondasi dangkal dan kapasitas ijin fondasi tiang qa. Dari hasil pengukuran sodir hampir sebagian besar menunjukkan nilai yang melebihi kapasitas dukung ijin dan kapasitas ijin fondasi tiang qa. Kondisi ph ysical properties menunjukkan nilai Porositas 33,65 %   53,5 %, kemudian Batas cair 56,49 % - 70,11 %, Kemudian Batas plastis 40,17 %    56,21 %, Batas susut 22,70 %   34,70%, Kadar air 43,64 %   60,75 %, Kadar air maksimum 83,12 %   93,42 %. Kemudian kekuatas geser adalah sebesar 0,10 kg/cm2 dan sudut gesekan dalam sebesar 19,290. Sesuatu kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi sipil memerlukan dukungan atau geologi agar menghasilkan suatu konstruksi yang kuat, nyaman, awet, dan aman. JUDD (1957) mendefinisikan sebagai aplikasi pendidikan dan pengalaman ilmu kebumian (geologi) guna menyelesaikan problema kebumian seperti fondasi, stabilitas, bencana alam, dll oleh ahli sipil. Dengan demikian cakupan disiplin geologi teknik melipitu : 1. Paparan geologi permukaan seperti terain (bentang alam),topogtafi, kelerengan, tata air  permukaan, sebaran laterallitologi (batuan dan tanah) sebaran lateran struktur geologi  patahan, lipatan dab. 2. Paparan geologi bahwa permukaan sep erti stratigafi, struktur geologi tegak seperti lipatan, patahahn atau retakan batuan serta gambaran kondirifisik batuan.

description

Geologi Rekayasa

Transcript of ringkasan geologi rekayasa

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 1/24

Geologi teknik sebagai bagian dari ilmu geologi mempunyai peranan penting dalam memberikan

informasi mengenai kondisi geologi yang

mendukung kegiatan konstruksi sipil. Salah satunya adalah untuk kegiatan survey awalkelayakan lokasi untuk jalur pipa pembuangan

sedimen. Kegiatan ini dapat memberikan informasi awal mengenai kondisi geologi yang akan

mempengaruhi tingkat kelayakan lokasi danrekomendasi konstruksi bangunan penopang pipa. Kegiatan ini dilakukan di lokasi rencana jalur pipa pembuangan sedimen waduk

soedirman.

Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium. Kegiatan

lapangan meliputi pengamatan kondisi teknik tanah

dan batuan yang dapat teramati secara dan untuk mengetahui tingkat kekuatan tanah dari tanah bagian atas sampai tanah lapuk ringan dengan

alat sondir. Data tersebut mendukung rekomendasi untuk rekonstruksi bangunan penopang pipa

dan mensinergikan data dari sumur uji (test

 pit). Kegiatan laboratorium meliputi kegiatan untuk pengujian physical properties (Atterberglimits, berat jenis tanah, kadar air, dan kadar air

maksimum) dan engineering properties ( kuat geser langsung).

Dari hasil penelitian didapatkan jenis tanah yang mengandung lempung dengan batuan dasar

 berjenis breksi yang secara regional termasuk

dalam formasi Ligung. Kemudian dari kondisi geologi yang ada dikorelasikan dengan kapasitasdukung ijin untuk pondasi dangkal dan

kapasitas ijin fondasi tiang qa. Dari hasil pengukuran sodir hampir sebagian besar menunjukkan

nilai yang melebihi kapasitas dukung ijindan kapasitas ijin fondasi tiang qa. Kondisi physical properties menunjukkan nilai Porositas

33,65 % –  53,5 %, kemudian Batas cair 56,49 %- 70,11 %, Kemudian Batas plastis 40,17 % –  56,21 %, Batas susut 22,70 % –  34,70%, Kadar air

43,64 % –  60,75 %, Kadar air maksimum83,12 % –  93,42 %. Kemudian kekuatas geser adalah sebesar 0,10 kg/cm2 dan sudut gesekan

dalam sebesar 19,290.

Sesuatu kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi sipil memerlukan dukunganatau geologi agar menghasilkan suatu konstruksi yang kuat, nyaman, awet, dan aman.

JUDD (1957) mendefinisikan sebagai aplikasi pendidikan dan pengalaman ilmu kebumian

(geologi) guna menyelesaikan problema kebumian seperti fondasi, stabilitas, bencana alam, dll

oleh ahli sipil.

Dengan demikian cakupan disiplin geologi teknik melipitu :

1.  Paparan geologi permukaan seperti terain (bentang alam),topogtafi, kelerengan, tata air

 permukaan, sebaran laterallitologi (batuan dan tanah) sebaran lateran struktur geologi patahan, lipatan dab.

2.  Paparan geologi bahwa permukaan seperti stratigafi, struktur geologi tegak seperti

lipatan, patahahn atau retakan batuan serta gambaran kondirifisik batuan.

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 2/24

3.  Paparan dinamika tanah kebumian meliputi keadaan geofisika kebumian terkait masalah

gempa dan sseismitasi. Termasuk bencana dari dalam bumi dan meterologis

(hujan,angin)4.  Paparan terinci sebaran dan sifat teknis fisik masing-masing jenis batuan termasuk

 pelapukan baik sebagai pendukung fondasi maupun sebagai matrial bahan bangunan.

eknik geologi adalah untuk menyelidiki, mempelajari dan memecahkan segala macam aktivitas manusia

dan masalah geologi yang berhubungan dengan teknik dan ilmu konstruksi. Teknik studi geologi dari isi

utama adalah: untuk menentukan komposisi tanah, struktur organisasi (mikro), fisik, kimia dan sifat

mekanik (terutama kekuatan dan regangan) dan pengaruhnya terhadap stabilitas konstruksi, geoteknik

teknik klasifikasi geologi . Buku ini dapat digunakan sebagai perguruan tinggi profesional rekayasa materi

kursus geologi teknik sipil, tetapi juga sebagai rekayasa hidrolik, rekayasa pertambangan dan bahan

terkait lainnya dan buku referensi, tetapi juga untuk orientasi profesional lainnya terkait siswa dan

rekayasa dan teknis personil referensi.

Pendahuluan dan Tujuan

Tujuan geologi rekayasa adalah untuk mengidentifikasi berbagai jenis kondisi geologi rekayasa daerah

lokasi daerah lapangan dan berbagai masalah geologi yang berkaitan dengan evaluasi yang

komprehensif, analisis, peramalan peran dalam rekayasa dan konstruksi, kondisi geologi dan

kemungkinan perubahan peran memilih tempat terbaik, dan mengusulkan solusi untuk masalah

tindakan rekayasa geologi yang merugikan, dalam rangka untuk memastikan penggunaan desain

rekayasa rasional, konstruksi dan normal untuk memberikan bukti ilmiah halus dan dapat diandalkan.

Penelitian

Teknik studi geologi dari isi utama adalah: untuk menentukan komposisi tanah, struktur organisasi

(mikro), fisik, kimia dan sifat mekanik (terutama kekuatan dan regangan) dan pengaruhnya terhadap

stabilitas konstruksi, geoteknik teknik klasifikasi geologi kinerja bangunan yang diusulkan meningkatkan

metode geoteknik, proyek penelitian akibat aktivitas manusia mempengaruhi kerusakan keseimbangan

alam lingkungan, serta alami longsor, tanah longsor dan gempa bumi dan efek fisik lainnya pada

rekayasa dan konstruksi bahaya geologi dan prediksi, evaluasi dan pengendalian tindakan, belajar dan

memecahkan segala macam rekayasa dan konstruksi stabilitas pondasi, seperti lereng, tanggul,

bendungan, dermaga, ruang, dan collapsibility, perusakan celah batu untuk mengembangkan

seperangkat prosedur penyelidikan ilmiah , metode dan sarana, langsung untuk semua jenis desain

rekayasa dan konstruksi untuk memberikan bukti geologi, penelitian pembangunan gerakan daerah

lokasi tanah dan dampaknya pada rekayasa dan konstruksi, menggunakan dan mengembangkan

program perlindungan yang diperlukan, mempelajari karakteristik kondisi geologi rekayasa regional dan

perkiraan dampaknya terhadap kegiatan rekayasa manusia yang timbul dari perubahan yang dilakukan

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 3/24

oleh evaluasi stabilitas regional, dilakukan rekayasa zonasi geologi dan penyusunan peta. Dengan

pengembangan proyek-proyek konstruksi skala besar, memperluas bidang studi mereka. Selain daya

geoteknik dan geologi teknik, geologi teknik dan geologi rekayasa khusus daerah, jumlah cabang baru

secara bertahap terbentuk, seperti pertambangan teknik geologi, teknik geologi kelautan, perkotaan

teknik geologi dan teknik lingkungan geologi, teknik seismologi.

Sebuah geologi teknik dan geologi rekayasa geoteknik adalah studi tentang perbedaan antara konstruksi

dan teknik geologi masalah terkait ilmu (Zhang XG menunggu "China Geologi Rekayasa"). Teknik aplikasi

yang kuat geologi, berbagai proyek perencanaan, desain, konstruksi dan operasi teknik studi geologi

harus dilakukan dalam rangka untuk membuat koordinasi antara teknik dan geologi, baik untuk

menjamin keamanan dan rekayasa keandalan, ekonomis dan wajar, operasi normal, tetapi juga untuk

memastikan lingkungan geologi tidak memburuk karena konstruksi, sehingga proyek itu sendiri atau

bahaya lingkungan geologi. Geologi teknik penelitian adalah: tanah teknik geologi, teknik geologi batuan

penelitian, rekayasa dan bencana geologi studi geologi dinamis, teknik teori eksplorasi geologi dan

metode teknis penelitian, studi geologi rekayasa regional, teknik lingkungan, studi geologi, dll . Rekayasa

Geoteknik terlibat dalam batuan teknik sipil dan pemanfaatan tanah, perawatan atau perbaikan ilmu

pengetahuan dan teknologi (standar "terminologi dasar rekayasa geoteknik standar" nasional). Teori

rekayasa geoteknik didasarkan terutama pada teknik geologi, mekanika batuan dan mekanika tanah,

proyek penelitian yang melibatkan tubuh geoteknik sebagai pembawa, sebagai beban proyek, sebagai

bahan rekayasa, sebagai media transfer atau media lingkungan dan aspek lain; termasuk batu survei

rekayasa tanah, desain, konstruksi, pengujian dan pemantauan dan seterusnya. Dengan demikian, teknik

geologi adalah cabang geologi, esensinya adalah ilmu terapan, rekayasa geoteknik adalah cabang dari

teknik sipil, sifatnya adalah teknik rekayasa. Geologi bekerja bergerak dalam ahli geologi rekayasa (ahli

geologi), berfokus pada fenomena geologi, asal geologi dan evolusi aturan geologi, geologi dan teknik

interaksi studi, terlibat insinyur geoteknik, khawatir tentang bagaimana tujuan proyek dan kondisi

geologi, konstruksi untuk memenuhi persyaratan dan persyaratan keselamatan dari proyek atau bagian

dari proyek, untuk memecahkan masalah rekayasa konstruksi geoteknik teknis. Dua geologi teknik dan

hubungan geologi rekayasa geoteknik, meskipun milik geologi dan geoteknik dan teknik sipil, tetapi

hubungan yang sangat dekat, yang jelas. Beberapa orang mengatakan: geologi rekayasa geoteknik

adalah dasar dari geologi rekayasa geoteknik adalah perpanjangan, ada alasan tertentu. Civil

engineering geologi muncul sebagai akibat dari kebutuhan, sebagai cabang dari teknik sipil, berdasarkan

teori mekanika tradisional dikembangkan. Tapi perhitungan mekanis sederhana tidak dapat

memecahkan masalah praktis, sejak awal, dan teknik geologi ditempa ikatan. Dibandingkan dengan

teknik struktur, teknik struktural menghadapi bahan beton, baja dan lainnya buatan manusia, bahan

bahan yang relatif homogen dan struktur insinyur atau desain pilihan mereka, terkendali. Perhitungan

kondisi sangat jelas, dan dengan demikian membangun mekanik bahan, perhitungan mekanika

struktural berdasarkan kredibel. Bahan geoteknik, terlepas dari kinerja atau struktur yang terbentuk

secara alami, adalah untuk menjalani sejarah geologis yang panjang, peran dalam berbagai geologi

kompleks produk, material dan insinyur struktural tidak dapat sewenang-wenang dipilih dan

dikendalikan hanya diidentifikasi melalui survei, tetapi sebenarnya mereka tidak dapat sepenuhnya

diidentifikasi. Geoteknik insinyur tidak bisa percaya hasil, perhitungan sederhana ini tidak dapat

diandalkan, alasannya adalah bahwa kondisi geologi teknik dan parameter geoteknik ketidakpastian

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 4/24

kondisi perhitungan ketidakpastian intelektual ada untuk berbagai tingkat ambiguitas dan informasi

lengkap. Jadi meskipun mekanika tanah, mekanika batuan, teknologi komputasi telah membuat

kemajuan besar, dan dalam desain geoteknik memainkan peran penting, namun karena asumsi

perhitungan, perhitungan model, metode perhitungan, parameter, dll, ada banyak inkonsistensi antara

aktual dihitung Hasilnya selalu dengan praktek rekayasa perbedaan yang cukup besar, kebutuhan untuk

penilaian yang komprehensif. 

PERAN TEKNIK SIPIL 

I. KONSTRUKSI

A. Konstruksi Pada Gedung Tinggi 

Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang

menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana

kegiatan lainnya. Hasil kegiatan antara lain : gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta

api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang,

dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi.

Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan

 bangunan.

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun  prasarana. Dalam sebuah

 bidang arsitektur  atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan

infrastruktur   pada sebuah area atau pada beberapa area.

Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya

konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek,  insinyur desain, atau arsitek

 proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya

diserahkan kepada mandor  proyek yang mengawasi  buruh bangunan,  tukang kayu, dan ahli

 bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal initerkait dengan metode  penentukan besarnya  biaya yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 5/24

lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik

akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak

lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen

dan tender, dan lain sebagainya.

 Pemilihan system struktur, Material struktur dan Non-struktur,dan system pondasi 

Pemilihan system struktur untuk gedung harus diawali dengan proses klasifikasi dan identifikaasi

atas beberapa masalah berikut:

1, Pengenalan atas rencana fungsi gedung,apakah gedung kantor,Hotel/Appartement,Retail,atau

Mixed-Used.

Hal ini sangat perlu karena masing-masing fungsi memilik batasn /kreteria yang berbeda,baik

dari sissi kenyaman pakai maupun dari sisi persyaratan ruangan.Salah satu masalah yang harus di

selesaikan oleh ahli struktur adalah pemilihan system struktur khususnya system yang mampu

menyediakan perlawaan yang efesien dan optimum terhadap beban lateral. ( beban angin

maupun gempa ).hal ini jelas berpengaruh pda tatanan ruang yang ada,misalnya berkaitan dengan

dimana dan bagaimana penempatan dinding geser yang baik agar berfungsi optimum

tanpa”mengganggu”kebutuhan arsitektural dan interior yang :wajar”. 

2. Pengenalan atas beban desain yang harus di perhitungkan.

Pegangan awal yang dapat digunakan adalah rekomendasi dari standar beban yang

 berlaku.Umumnya beban diklasifikasikan dalam dua kelompok,beban grafitasi dan beban

k,beban grafitasi dan beban lateral ( gempa dan angin ). Walupun pada umumnya beban angin di

indonesiatidak besar,bila gedung sangat tinggi beben angin tetap menjadi factor yang

menentukan.disini ahli struktur perlu memahami perbedaan antara beban angin dan beban

gempa,khususnya ditinjawu dari karakter respon gedung terhadap beban tersebut.Persyaratan ada

 pada umumnya menentukan bahwa akibat beban angin desain maksimum,struktur dan segala

komponennya. (termasuk Non-Struktur ) tidak boleh mengalami kerusakan sedangkan akibat

 beban gampa desain maksimum boleh terjadi kerusakan.

3. Pemilihan system struktur yang sesuai.

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 6/24

System struktur gedung tinggi secara garis besar terbagi dalam dua kelomok yaitu:

a.Sitem penahan beban garafitasi ,dan

 b.siste penahan beban lateral.

Kedua system pada kenyataan sering bekerja sama,untuk itu perlu dipelajari agar terjadi kerja

sama yang optimum.

4.Pemilihan material struktur yang sesuai

Material untuk gedung tinggi umumnya ada dua yaitu :

a.beton ( bertulang ataupun prategang)

 b.profil baja.

Alternatif ketiga adalah kombinasi dari beton dan baja profil yang biasa kita kenal dengan nama

material komposit.

Dari sisi ini,khususnya untuk gedung di atas 50 lantai, penggunaan komponen vertical komposit

merupakan alternative yang lebih menarik baik ditinjau dari masalh pengadaan beton di lapanganmaupun dari sudut penghematan ruang.yang berarti peningkatan saleable-space.Apalagi bila

kemudian dipilih dipilih metode konstruksi Up-Down,dimana komponen profil baja dari

komponen komposit yang ada sekaligus bisa berfungsi sebagai steel stanchions.

5. Pemilihan material Non-Struktural

Material Non-Struktural biasanya adalah floor and finishing dan dinding partisi.Konsep yang

 perlu di perhatikan adalah mengupayakan agar material seringan mungkin khususnya untukgedung yang sangat tinggi karena hal ini akan secara lansung mempengaruhi jumlah beban

gravitasi yang harus ditahan oleh system pondasi.

6.Pengecekan terhadap kapasitas tanah yang ada

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 7/24

Langkaini ini sangat perlu dilakukandengan cepat, khususnya untuk mengecek apakah kapasitas

tanah di daerak tower cukup untuk menahan beban yang akan bekerja padanya. Data awal

mengenai daya dukung tanah bias didapat dari hasil penyelidikan tanah atau dari dari data tanah

 proyek disekitar lokasi.Disini ahli struktur harus mampu meyakinkan owner untuk melakukan

investasi yang cukup dengan melakukan penyelidikan tanah dalam jumlah titik uji yang cukup

representatif,dengan konsentrasi pada daerah tewer khususnya daerah cora dan ahear wall.

7.Pemilihan system pondasi

Paemilihan sistem pondasi merupakan langka yang snagat penting karena pondasi adalah bagian

dari gedung yang secara fisik ”menyatu” engan tanah yang mendukung gedung tersebut.Fondasi

adalah titik terahir dari perlawanan sistem struktur terhadap beban yang bekerja padanya.

8.Pemilihan metode konstruksi dan urutan pelaksanaan

Bagian ini menentukan kondisi saat konstruksi dan dengan demikian perlu diperhitungkan

dengan baik pada saat menentukan beban konstruksi.sesuai dengan dengan urutan konstruksi

yang disepakati.

9. Pemilihan sistem modelling dari struktur untuk analisis global dan lokal.

Peran structural

1.Pengaturan komponen vertical,termasuk jarak kolom,ukuran kolom, penempatan dan demensi

core dan shear wall,dan sistem kolom luar yang membentuk façade dan ta,pak dari gedung.

2. Sistem komponen horizontal,termasuk sistem balok dan sistem lantai.

3.Sistem BISMEN.

4. Sitem pondasi

5. Metode konstruksi,khususnya mengenai kemungkinan pengunaan metode Up-Down.

6. Usulan mengenai komponen non-struktural.

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 8/24

7. Diskusi awal dengan tim engineer  M&E mengenai kemungkinan penempatan alat dan mesin

serta daerah – daerah yang kira-kira memerlukan lubanglubang ducts yang besar.

B. Konstriksi Pada Bendungan 

1. Menghitung besarnya laju sedimentasi bendungan

2. Dalam pemasangan geotekstil sebagai filter dan transisi dalam bendungan urugan dan permasalahan konstruksi geotekstil dan persyaratan kekuatan serta ketahanan geotekstil

3. Mengukur diameter lubang dan permeabilitas geotekstil sebagai filter dan transisi dalam

 bendungan urugan untuk memenuhi persyaratan permeabilitas geotekstil sebagai filter

4. Mendesain geotekstil yang digunakan sebagai filter dan transisi dalam bendungan urugan danmeliputi uraian tentang penggunaan geotekstil secara umum, geotekstil sebagai filter dan transisi

dalam bendungan urugan,prinsip-prinsip filtrasi, kriteria dan penggunaan

geotekstil sebagai bidang permukaan geser.

5. Melaksanakan kegiatan desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan bendungan dengan tujuan untuk menjamin keamanan bendungan dan lingkungannya

6. Melaksanakan program mutu selama konstruksi di lokasi konstruksi bendungan urugan (tanah atau

 batu) terutama untuk material urugan.

C. Konstruksi Pada Jalan 

1. Menentukan lapisan perkerasan kaku dan lentur

2. Perencanaan penulangan yang bertujuan untuk membatasi lebar retakan yang timbul pada beban

terkonsentrasi agar tidak terjadi pembelahan pelat beton pada daerah retak tersebut, sehinggakekuatan pelat dapat dipertahankan.

3. Perencanaan sambungan yang ditempatkan pada perkerasan beton yang dimaksudkan untukmenyiapkan tempat muai dan susut beton akibat terjadinya tegangan yang disebabkan perubahan

lingkungan ( suhu dan kelembapan) , gesekan dan keperluan konstruksi.

4. Perencanaan tebal pelat yang berdasarkan dan ditentukan oleh jumlah kendaraan niaga selama usiarencana

II. GEOTEKNIK  

A. Geoteknik Pada Gedung Tinggi 

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 9/24

Geoteknik  adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya diperdalam

 pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan hubungannya dengan kemampuan

menahan beban bangunan yang berdiri diatasnya. Pada dasarnya ilmu ini tergolong ilmu tua yang

 berjalan bersamaan dengan tingkat peradaban manusia, dari mulai pembangunan piramid di

mesir, candi Borobudur hingga pembangunan gedung pencakar langit sekarang ini. Salah satu

contohnya ialah kemiringan menara pisa di italy disebabkan oleh kekurangan kekuatan dukung

tanah terhadap menara tersebut. Secara keilmuan, bidang teknik sipil ini mempelajari lebih

mendalam ilmu ilmu:

 Mekanika Tanah dan batuan

 Teknik Pondasi 

 Stuktur bawah tanah

 Mekanika tanah adalah bagian dari geoteknik yang merupakan salah satu cabang dari

ilmu teknik sipil, dalam bahasa Inggris mekanika tanah berarti soil mechanics atau soil

engineering  dan Bodenmechanik  dalam bahasa Jerman.

 Istilah mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1925 melalui bukunya

"Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage" (Mekanika Tanah berdasar pada

Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu mekanika

tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga Terzaghi disebut

sebagai "Bapak Mekanika Tanah".

Teknik Pondasi (ada juga yang mengeja teknik fondasi) adalah suatu upaya teknis untuk

mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga

 beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik. 

Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:

 Pondasi Dangkal (eng: Shallow Foundation, de: Flach- und Flächengründungen), di dalamnya

terdiri dari:

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 10/24

a. Pondasi Setempat (eng: Single Footing, de: Einzelfundament)

 b. Pondasi Menerus (eng: Continuous Footing, de: Streifenfundament)

c. Pondasi Pelat (eng: Plate Foundation, de:Plattenfundament)

Pondasi Dalam adalah jenis pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi

kedalaman masuknya ke dalam tanah. Ada sejumlah alasan mengapa para ahli geoteknik

menyarankan pondasi dalam alih-alih pondasi dangkal, tapi beberapa sebab umum digunakannya

 pondasi dalam ialah karena besarnya beban rancang, tanah yang jelek pada kedalaman yang

dangkal, atau beberapa alasan terkait dengan situasi (lokasi didirikannya bangunan), semisal

 batasan kepemilikan.

Istilah-istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan berbagai jenis pondasi dalam

anatara lain: Tiang pancang(pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya

 bisa jadi beragam tergantung disiplin keteknikan dan perusahaan pembuatannya, dan juga

dikenal dalam bahasa pasaran. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan

 beton prategang. Pondasi dalam dapat dipasang baik dengan menancapkannya/memancangnya

ke bumi maupun membor dengan besaran tertentu lalu mengisinya dengan beton, masif maupun

 bertulang.

Kombinasi Pondasi Pelat dan Tiang Pancang (eng: Combination of Plate-Pile Foundation, de:

Kombinierte Platten-Pfahlgründungen-KPP)

Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan

 beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.

Beban yang bekerja pada pondasi :

Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:

 Beban Horizontal/Beban Geser , contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban

akibat gaya angin pada dinding.

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 11/24

 Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik , contohnya:

- Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan

- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju

- Gaya Gempa

- Gaya Angkat Air (eng: Lifting Force, de: Auftriebskraft)

 Momen 

 Torsi 

B. Geoteknik Pada Bendungan 

1. Mengkaji fault-displacement termasuk didalamnya potensi kerusakan, likuifaksi dan longsoran.

Sementara itu, efek multiplier yang terjadi seperti penurunan (settlements), soil boiling dan

 perubahan struktur tanah akan mengikuti fault displacement yang terjadi. 

2. melakukan survai microtremor berdasarkan data tersebut, informasi pemetaan lokasi-lokasi yang

memiliki amplifikasi tinggi dapat dilakukan dengan jelas misalnya diberikan kode wilayah

merah. Selanjutnya, penetapan building code tertentu pada wilayah tersebut dapat dijalankan. Ijin

Mendirikan Bangunan (IMB) untuk daerah berkode merah tersebut bisa lebih diawasi khususnyadisain struktur bangunannya harus memuat syarat minimal konstruksi tahan

getaran/seismic resistance.

C. Geoteknik Pada Jalan 

1. menyelidiki tanah dan batuan sebagai alas bagi konstruksi jalan

2. 

Profil perlapisan tanah

Untuk memperoleh profil perlapisan tanah, maka diperlukan pemboran untuk mengambil

contoh tanah pada kedalaman yang berbeda-beda. Dari profil perlapisan tanah informasi

 penting yang harus diperoleh adalah sebagai berikut:

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 12/24

5. Informasi berkenaan dengan jenis lapisan tanah, tebalnya dan kemiringan lapisan-

lapisan tersebut.

6. Lokasi lapisan tanah keras atau lapisan batuan

  Variasi perlapisan tanah secara horizontal yang meliputi seluruh proyek.

  Kondisi air tanah yang meliputi: a) digunakan untuk menentukan letak muka air tanah

dan tekanannya dan b) digunakan untuk menentukan permeabilitas tanah.

  Sifat-sifat fisik tanah dan batuan.

  Sifat-sifat mekanika tanah dan batuan, seperti kekuatan dan kompressibiltas.

  Hal-hal khusus pada perlapisan tanah, seperti adanya lapisan tipis material lapuk, adanya

kantung-kantung kerikil pada lapisan pasir dan lain-lain.

  Informasi-informasi khusus lainnya, seperti adanya kandungan bahan kimia dalam air

tanah, diketahuinya kondisi pondasi struktur di dekat proyek.

7. Survei Tanah ( terdiri dari pengujian tanah )

8. Mengkompilasikan kondisi geologi trase jalan rencana yang meliputi :

 Fisiografi

 Statigrafi

 Struktur geologi dengan bantuan peta-peta dasar yang mencakup daerah

 penyelidikan secara regional

9. Mengkorelasikan pembahasan di atas dengan pengamatan visual dan hasil pengujian laboratorium

sehingga diperoleh kesimpulan kondisi geologi trase jalan rencana

10. Menentukan ketebalan dan kondisi lapisan pondasi bawah ( sub base ) yang diperlukan untuk

menopang konstruksi, lalu lintas, penurunan akibat air dan perubahan volume lapisan tanah dasar

serta sarana perlengkapan daya dukung permukaan yang seragam di bawah dasar beton

III. STRUKTUR  

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 13/24

A. Struktur Pada Gedung Tinggi 

Sistem Struktur Bangunan Tinggi

Unsur-unsur strtuktur dasr bangunan adalah :- Unsir Linear, berupa kolom dan balok yang mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi

- Unsur Permukaan, terdiri dari dinding dan plat

- Unsur Spasial, merupakan pembungkus fasade atau core (inti) dengan mengikat bangunan agar

 berlaku sebagai satu kesatuan.

Pemilihan sistem struktur bangunan tinggi tidak hanya berdasarkan atas pemahamana struktur

dalam konteksnya semata, tetapi lebih kepada faktor fungsi terkait dengan kebutuhan budaya,

sosial, ekonomi dan teknologi.

Beberapa faktor dalam perencanaan sistem pembangunan struktur bangunan tinggi adalah :

1. Pertimbangan umum ekonomi

2. Kondisi tanah

3. Rasio tinggi lebar suatu bangunan

4. Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan

5. Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)

6. Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran7. Pertimbangan peraturan bangunan setempat

8. Ketersediaan dan harga bahan konstruksi utama

B. Struktur Pada Bendungan 

Memperoleh hasil perencanaan drainase perkotaan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan teknik perencanaan.

Melaksanakan kegiatan desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan

 bendungan dengan tujuan untuk menjamin keamanan bendungan dan lingkungannya.

C. Struktur Pada Jalan 

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 14/24

Secara umum struktural Jalan Raya terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapisan paling bawah yaitu

lapisan tanah dasar atau eksisting. Lapisan diatas tanah dasar disebut lapisan sub-grade biasanya

dibangun dengan batu pecah yang dicampur dengan tanah (Agregat Base Klas C/kualitas

rendah). Kemudian lapisan diatas sub-grade adalah sub-base, lapisan ini mengunakan material

dengan kualitas menengah (Agregat Base Kelas B). Diatas lapisan sub-base yaitu base yang

menggunakan material kualitas tinggi (Agregat Kelas A). Sedang lapisan yang paling atas adalah

lapisan aus (aspal).

IV. HIDROLOGI 

A. Hidrologi Pada Gedung Tinggi 

Drainase adalah sistem saluran pembuangan air hujan yang menampung dan mengalirkan air

hujan dan air buangan yang berasal dari daerah terbuka maupun dari daerah terbangun. Bila

dilihat dari fungsinya, drainase ini untuk menampung, mengalirkan, dan memindahkan air hujan

secepat mungkin dari daerah tangkapan ke badan penerima.

Badan penerima sendiri merupakan saluran induk, sungai, laut, dan danau, peresapan dalam

tanah tempat dimana air hujan dibuang. Dalam suatu perkotaan drainase berfungsi sebagai

 pengendali dan mengalirkan limpasan air hujan yang berlebihan dengan aman, dan juga untuk

menyalurkan kelebihan air lainnya yang mempunyai dampak mengganggu atau mencemarilingkungan perkotaan. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air

tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Sehingga, drainase tidak hanya menyangkut air

 permukaan tapi juga air tanah. Kegunaan drainase antara lain adalah:

a. mengeringkan daerah becek dan genangan air;

 b. mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan dan memanfaatkan sebesar-

 besarnya untuk imbuhan air tanah;

c. mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan;

d. Pengelolaan kualitas air.

Klasifikasi sistem drainase dapat beberapa kelompok antara lain:

a. sistem drainase makro, seperti sungai atau kanal

 b. sistem drainase mikro yang berupa:

• sistem saluran drainase primer, yang menerima buangan air hujan baik dari saluran sekunder

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 15/24

maupun saluran lainnya dan mengalirkan air hujan langsung kebadan penerima.

• Sistem saluran drainase sekunder yang mengalirkan buangan air hujan langsung ke saluran

drainase primer

• sistem saluran drainase tersier adalah cabang dari sistem sekunder yang menerima buangan air

hujan yang berasal dari persil bangunan atau saluran lokal.

Bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul

(collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air

 penerima (receiving waters).

Kriteria Perencanaan dan Perancangan Sistem Drainase

Untuk membangun drainase, kriteria perencanaan dan perancangan sistem drainase yang harus

dipenuhi adalah sebagai berikut:

a. luas daerah yang akan dikeringkan;

 b. perkiraaan hujan maksimum;

c. kemiringan dari daerah sekitarnya dan kemungkinan pengalirannya, serta pembuangan;

d. karekteristik tanah dasar temasuk permeabilitas dan kecendrungan mengikis tanah;

e. ketinggian rata-rata dari muka air tanah;

f. dalam minimum dari permukaan yang dibutuhkan untuk melindungi pipa saluran drainase dari

 beban lalu lintas.

PENGELOLAAN TPA BERWAWASAN LINGKUNGAN 

Lokasi TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang akan menerima segala resiko

akibat pola pembuangan sampah terutama yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya

 pencemaram lindi (leachate) ke badan air maupun air tanah, pencemaran udara oleh gas dan efek

rumah kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat (Judith, 1996). Menurut

Qasim (1994)

Dasar-dasar Sistem Penyaluran Air Buangan:

Jenis Air Buangan:

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 16/24

Air buangan atau sering juga disebut air limbah adalah semua cairan yang dibuang baik yang

mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan maupun yang mengandung sisa-

sisa proses industri.

Air buangan dapat dibedakan atas:

  Air kotor

Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan mengandung kotoran

manusia yang berasal dari alat plambing lainnya;

  Air bekas

Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti: bak mandi (bath tub),

 bak cuci tangan, bak dapur, dan lain-lain;

  Air hujan

Air hujan yang jatuh pada atap bangunan;

  Air buangan khusus

Air buangan ini mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya, seperti: yang

 berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan, rumah sakit,

tempat pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif atau mengandung bahan

radioaktif, dan air buangan yang mengandung lemak.

Sistem Penyaluran Air Buangan 

Sistem pembuangan air terdiri atas (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000):

 Sistem pembuangan air kotor dan air bekas

Sistem ini terdiri atas 2 macam yaitu:

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 17/24

  Sistem tercampur: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkan air kotor

dan air bekas kedalam satu saluran;

  Sistem terpisah: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkan air kotor dan

air bekas kedalam saluran yang berbeda.

 Sistem penyaluran air hujan

Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem pembuangan yang terpisah dari

sistem pembuangan air bekas dan air kotor. Jika dicampurkan, maka apabila saluran

tersebut tersumbat, ada kemungkinan air hujan akan mengalir balik dan masuk kedalam

alat plambing terendah dalam sistem tersebut.

Dalam sistem penyaluran air buangan, air buangan yang biasanya mengandung bagian-bagian

 padat harus mampu dialirkan dengan cepat. Untuk maksud tersebut pipa pembuangan harus

mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup dan sesuai dengan banyak dan jenis air buangan

yang akan dialirkan. Sistem penyaluran air hujan pada prinsipnya hanya mengalirkan debit hujan

yang terjadi di atap bangunan ke tempat yang diinginkan, seperti: drainase perkotaan.

Perangkap Air Buangan 

Tujuan utama sistem pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari dalam gedung keluar

gedung, ke dalam instalasi pengolahan atau riol umum, tanpa menimbulkan pencemaran pada

lingkungan maupun terhadap gedung itu sendiri. Karena alat plambing tidak terus menerus

digunakan, pipa pembuangan tidak selalu terisi air dan dapat menyebabkan masuknya gas yang

 berbau ataupun beracun, bahkan serangga. Untuk mencegah hal ini, harus dipasang suatu

 perangkap sehingga bisa menjadi “penyekat” atau penutup air yang mencegah masuknya gas-gas

tersebut. (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000)

SPRINKLER  

Sistem sprinkler otomatis akan bekerja jika fusible bulb / fusible link   penahan orifice  kepala

 sprinkler  pecah/meleleh akibat panas dari kebakaran, sehingga air menyembur keluar dari kepala

 sprinkler . Akibatnya tekanan air dari dalam pipa akan berkurang, katup pengontrol akan terbuka

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 18/24

dan pompa akan bekerja memompakan air dari bak penampung ke jaringan pipa yang dibantu

 juga dengan  pressure tank . Aliran air yang melalui katup pengontrol akan mengaktifkan tanda

 bahaya yang terletak di dekat katup kontrol.

Jenis-jenis sistem sprinkler  adalah ( Departemen Pekerjaan Umum, 1987 ):

1.  Wet Pipe System 

Jenis ini menggunakan kepala  sprinkler   otomatis yang dipasang pada jaringan pipa berisi air

yang bertekanan sepanjang waktu. Jika terjadi kebakaran,  sprinkler  akan diaktifkan oleh panas

yang membuka penahan orifice  kepala  sprinkler   dan air akan segera menyembur, akibatnya

tekanan air pada pipa akan berkurang dan katup kontrol akan membuka dan mengaktifkan

 pompa kebakaran;

2.  Dry Pipe System 

Jenis ini menggunakan kepala  sprinkler   otomatis yang dipasang pada pipa berisi udara

atau nitrogen yang bertekanan. Jika kepala  sprinkler   terbuka karena panas dari api,

tekanan udara akan berkurang dan katup kontrol dry pipe akan terbuka oleh tekanan air,

sehingga pompa kebakaran akan hidup dan air akan mengalir mengisi jaringan dan

menyembur dari kepala sprinkler  yang terbuka;

3.   Preaction System 

Sistem ini adalah sistem dry pipe dengan udara bertekanan atau tanpa tekanan pada pipa.

Jika terjadi kebakaran maka alat deteksi akan bekerja dan mengaktifkan pembuka katup

kontrol, sehingga air mengalir mengisi pipa dan keluar dari kepala  sprinkler   otomatis

yang terbuka akibat panas dari api;

4.   Deluge System 

Sistem ini sama dengan  preaction system, kecuali bahwa semua kepala dalam keadaaan

terbuka. Jika api mengaktifkan peralatan deteksi, maka katup kontrol  sprinkler   akan

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 19/24

terbuka dan air akan mengalir disepanjang pipa dan keluar dari semua kepala  sprinkler  

 pada daerah operasi dan membanjiri daerah operasi;

5.  Kombinasi Dry dan Preaction 

Sistem ini berisi udara bertekanan. Jika terjadi kebakaran, peralatan deteksi akan

membuka katup kontrol air dan udara dikeluarkan pada akhir pipa suplai, sehingga sistem

ini akan berisi air dan bekerja seperti wet pipe.

Sistem sprinkler  yang ada didesain berdasarkan atas jenis hunian itu sendiri, seperti ukuran pipa,

 jarak kepala sprinkler , densitas semburan sprinkler  dan kebutuhan airnya sendiri.

B. Hidrologi Pada Bendungan

Mengelola Sumber Daya Air yang didasarkan atas prinsip "One River BAsin, One Plan & One

Integrated Management" yang meliputi konservasi Sumber Daya Air yang berkelanjutan,

 pendayagunaan sumberdaya air secara terpadu, menyeluruh dan utuh yang adil untuk berbagai

kebutuhan masyarakat dalam dimensi " Warung Jamu"  (waktu, ruang, jumlah dan mutu),

 pengendalian daya rusak air, pemberdayaan dan peningkatan peran mayarakat, swasta dan

 pemerintah, serta peningkatan keterbukaan dan ketersediaan data serta informasi dalam

 pengelolaan sumberdaya air

Tujuan penelitian adalah untuk menghitung debit air untuk perhitungan saluran pengelak,

 bendungan utama, bangunan pelimpah, sedimentasi, dan volume waduk.

Hidrologi berkaitan langsung dengan air dalam tanah, sungai, danau, telaga, waduk, sawah, dan

semua air yang terdapat d atmosfir baik dalam keadaan diam ataupun dalam keadaan mengalir.

C. Hidrologi Pada Jalan 

Salah satu aspek terpenting dlm perencanaan jalan raya adalah melindungi jalan dari air

 permukaan dan air tanah. Dgn kata lain drainase merupakan salah satu faktor terpenting dlm

 perencanaan pekerjaan jalan.Genangan air di permukaan jalan memperlambat kendaraan dan

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 20/24

memberikan andil terjadinya kecelakaan akibat terganggunya pandangan oleh cipratan dan

semprotan air.

• Sampai saat ini, faktor drainase jalan blm mendapatkan perhatian yang cukup dari para ahli

 jalan. Ada kesalahan presepsi bahwa sistem drainase jalan yg bagus tdk diperlukan lagi jk

ketebalan didesain berdasarkan kondisi jenuh.Secara teoritis, sistem drainase internal tdk

diperlukan jika infiltrasi dlm perkerasan lebih kecil dibandingkan dgn kapasitas drainase

 base, sub base dan subgrade.

• Jenis- jenis Drainase Jalan

1. Drainase Permukaan

Drainase permukaan bertujuan untuk menyalurkan air hujan dari permukaan jalan. Sistem

drainase permukaan pada jalan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:

a. membawa air hujan dari pemukaan jalan ke pembuangan air;

 b. menampung air tanah dan air permukaan yang mengalir menuju jalan;

2. Drainase Bawah Pemukaan

Drainase bawah permukaan berfungsi untuk menampung dan membuang air yang masuk

ke dalam struktur jalan, sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada jalan.

Pengaruh air yang terperangkap di dalam struktur kerusakan jalan, antara lain:• Air menurunkan kekuatan material yang melapisi jalan tersebut; 

• Air menyebabkan penyedotan pada perkerasan beton yang dapat menyebabkan retakan

dan kerusakan pada bahu jalan.

• Dengan tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakkan kendaraan, menyebabkan

material halus pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yang mengakibatkan hilangnya

daya dukung.

• Kontak dengan air yang menerus dapat meyebabkan pengikisan campuran aspal dan

daya tanah keretakan beton.

• Air menyebabkan perbedaan peranan pada tanah yang bergelombang.  

V. TRANSPORTASI 

A. Sistem Transportasi Pada Bangunan Tinggi 

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 21/24

Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat transportasi (angkut) untuk

memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan. Bentuk alat transportasi

tersebut adalah :

a. Vertikal , berupa elevator  

 b. Horizontal berupa konveyor  

c. Miring berupa escalator  

Elevator

Ini sering disebut dengan lift, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang

dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari

4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu

dilakukan sampai 4 lantai.

Lift dapat dibagi menurut fungsinya :

a. Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia

 b. Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang

c. Lift uang/ makanan (dumb waiters)

d. Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sebagai lift barang)

Untuk menentukan criteria perancangan lift penumpang yang perlu diperhatikan adalah :

• Type dan fungsi dari bangunan 

• Banyaknya lantai 

• Luas tiap lantai 

• Dan intervalnya

Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam :

1. Sistem gearless 

Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit dsb (sekarang

ada juga lift yang mesinnya disamping)

2. Sistem hydrolic 

Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan untuk lift makanan dan

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 22/24

uang. Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk penumpang manusia contoh di Bandara

Kuala Lumpur

Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :

a. Lift pit

Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer

 beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari dinding kedap air.

 b. Ruang luncur (hoistway)

Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat

meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beben pengimbang.

c. Ruang mesin

Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur jalannya

kereta)

Bentuk dan Macam Lift 

Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung

1. Lift Penumpang (yang tertutup)

Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan disesuaikan dengan

kebutuhan standart.

2. Lift Penumpang (yang transparan)

Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca) biasanya disebut juga lift

 panorama. Dalam gedung (mall, pusat perbelanjaan)biasanya diletakkan di Hall

3. Lift untuk Rumah Sakit

Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan 2 pintu pada sisinya.

Ranjang pasien dapat terakomodasi denganlayak

4. Lift untuk kebakaran (barang)

Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi kebakaran. Interiornya harus

tahan kebakaran minimal 2 jam dengan ruang peluncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api)

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 23/24

Konveyor 

Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah yang mendatar/

horizontal. Dipaang dalam keadaan datar atau sudt kemiringan kurang dari 10 derajat.

Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di

 bandara, terminal, pabrik

Eskalator 

Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititk beratkan pada pengangkutan orang dengan

arah yang miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya. Standart kemiringan antara 30-35derajat. Dengan kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk kategori escalator.

Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang kurang lebih 60 cm,

untuk 2 orang sekitar 100-120 cm.Mesin escalator terletak dibawah lantai. Karena terdiri dari

segmen tiap anak tangga maka escalator dapat diset untuk bergerak maju atau mundur.

B. Sistem Transportasi Pada Bendungan 

Melakukan kajian analitik dan eksperimental terhadap konfigurasi pengukuranlapangan Integrated-Spectral-Analysis-of-Surface-Wave (SASW terintegrasi) untuk evaluasi

model fisik perkerasan jalan pada bendungan.

C. Sistem Transportasi Pada Jalan 

Melaksanakan pengkajian kebijakan dan penyiapan penyusunan rencana

 pembangunan nasional di bidang prasarana jalan, serta melaksanakan pemantauan, evaluasi,

 penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaannya di antaranya menyelenggarakan fungsi :

  pengkajian dan penyiapan perumusan kebijakan di bidang jalan;

  pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang

 jalan;

7/18/2019 ringkasan geologi rekayasa

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-geologi-rekayasa 24/24

  penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang jalan;

  penyusunan rencana pendanaan pembangunan di bidang jalan;

  pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan

dengan penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang jalan;

  pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana, kebijakan,

dan program-program pembangunan di bidang jalan.