Rincian Biaya Power Plant Industri AHM

44
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Alternatif Jenis Pembangkit Diantara beberapa jenis pembangkit tenaga listrik seperti yang diuraikan di Bab 2, maka berdasarkan studi pendahuluan dan wawancara dengan responden hanya ada tiga jenis pembangkit yang sesuai untuk diterapkan di industri manufaktur, yaitu : - Generator Gas Engine - Generator Diesel Engine - Turbin Uap dual fuel (diesel – natural gas) Ketiga pembangkit diatas mempunyai kelebihan untuk dipakai di industri yaitu : 1. Mampu menghasilkan daya hingga tingkat menengah (125 kW – 2MW) 2. Ukurannya relatif compact, sehingga bisa ditempatkan sedekat mungkin dengan fasilitas produksi. 3. Tidak banyak memerlukan infrastruktur pendukung, mudah dalam prosedur pengoperasian dan perawatan. 4. Bahan bakar relatif mudah diperoleh. Dengan alternatif diatas maka dilakukan pemilihan berdasarkan kriteria yang ditetapkan PT.AHM untuk pembangkit, yaitu :

Transcript of Rincian Biaya Power Plant Industri AHM

  • BAB 4

    PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS

    DATA

    4.1. Pengumpulan Data

    4.1.1. Alternatif Jenis Pembangkit

    Diantara beberapa jenis pembangkit tenaga listrik seperti yang diuraikan di Bab 2,

    maka berdasarkan studi pendahuluan dan wawancara dengan responden hanya ada

    tiga jenis pembangkit yang sesuai untuk diterapkan di industri manufaktur, yaitu :

    - Generator Gas Engine

    - Generator Diesel Engine

    - Turbin Uap dual fuel (diesel natural gas)

    Ketiga pembangkit diatas mempunyai kelebihan untuk dipakai di industri yaitu :

    1. Mampu menghasilkan daya hingga tingkat menengah (125 kW 2MW)

    2. Ukurannya relatif compact, sehingga bisa ditempatkan sedekat mungkin

    dengan fasilitas produksi.

    3. Tidak banyak memerlukan infrastruktur pendukung, mudah dalam prosedur

    pengoperasian dan perawatan.

    4. Bahan bakar relatif mudah diperoleh.

    Dengan alternatif diatas maka dilakukan pemilihan berdasarkan kriteria yang

    ditetapkan PT.AHM untuk pembangkit, yaitu :

  • 90

    - Biaya investasi

    - Biaya produksi listrik

    - Kualitas tenaga listrik

    - Kemudahan operasional, maintenance dan trouble shooting

    - Kontinuitas bahan bakar

    Berdasarkan alternatif dan kriteria diatas maka dibuat kuosioner (lampiran)

    sebagai input metode AHP yang akan dipakai melakukan pemilihan alternatif.

    Kuosioner diberikan kepada tiga kelompok responden yang cukup mewakili proyek

    pembangunan power plant, yaitu :

    1. Owner (pemilik proyek), dalam hal ini manajemen PT.Astra Honda Motor,

    yang diwakili oleh : - Facility Provider Plant 1 : 2 orang

    - Facility Provider Plant 2 : 2 orang

    - Facility Provider Plant 3 : 2 orang

    2. Kontraktor Power, Mechanical and Electrical, terdiri dari :

    - PT. Prima Jaya Guna Engineering : 2 orang

    - PT. Taiyo Sinar raya Teknik : 1 orang

    - PT. Indah Yamamitra : 1 orang

    - PT. Quantum Intra Teknik : 1 orang

    3. Konsultan Power, Mechanical and Electrical, yaitu :

    - PT. Gistama Inti Semesta : 2 orang +

    Total Jumlah Responden : 12 orang

  • 91

    Berikut adalah tabel yang menunjukkan kesimpulan hasil kuosioner. Point dengan

    tanda (*) merupakan rata-rata scoring skala prioritas responden terhadap pilihannya.

    Tabel 4.1

    Kesimpulan hasil kuosioner

    Alternatif Pembangkit No. Kriteria

    Pilihan 1 Pilihan 2 Pembangkit

    Pilihan Responden Point

    Gas Engine (GE) Diesel Engine (DE) Diesel Engine (DE) 1 2 3* 4 5 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Turbin Uap (TU) Turbin Uap (TU) 1 2* 3 4 5 6 7 8 9 1 Biaya Investasi

    Diesel Engine (DE) Turbin Uap (TU) Diesel Engine (DE) 1 2 3 4* 5 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Diesel Engine (DE) Gas Engine (GE) 1 2 3 4 5* 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Turbin Uap (TU) Gas Engine (GE) 1 2 3 4* 5 6 7 8 9 2 Biaya Produksi Listrik

    Diesel Engine (DE) Turbin Uap (TU) Turbin Uap (TU) 1 2 3* 4 5 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Diesel Engine (DE) Gas Engine (GE) 1 2 3* 4 5 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Turbin Uap (TU) Gas Engine (GE) 1 2 3* 4 5 6 7 8 9 3 Kualitas Tenaga Listrik

    Diesel Engine (DE) Turbin Uap (TU) Diesel Engine (DE) 1 2* 3 4 5 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Diesel Engine (DE) Gas Engine (GE) 1 2* 3 4 5 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Turbin Uap (TU) Gas Engine (GE) 1 2 3 4* 5 6 7 8 9 4

    Kemudahan Operasional,

    Maintenance dan Trouble

    shooting Diesel Engine (DE) Turbin Uap (TU) Diesel Engine (DE) 1 2 3 4* 5 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Diesel Engine (DE) Diesel Engine (DE) 1 2* 3 4 5 6 7 8 9

    Gas Engine (GE) Turbin Uap (TU) Turbin Uap (TU) 1 2 3* 4 5 6 7 8 9 5 Kontinuitas Bahan Bakar

    Diesel Engine (DE) Turbin Uap (TU) Turbin Uap (TU) 1 2 3* 4 5 6 7 8 9

    4.1.2. Daya dan Tarif Listrik

    Saat ini PT.AHM Plant III berlangganan listrik dari PT.Cikarang Listrindo dengan

    kelas I-4. Suplai dari PT.CL untuk PT.AHM Plant II terdiri dari dua cabang, yaitu :

    1. Gardu Utility 1, dengan kapasitas terpasang 6000 kVA (kilo Volt Ampere).

    2. Gardu Utility 2, dengan kapasitas terpasang 4600 kVA (kilo Volt Ampere).

  • 92

    Maka kapasitas total terpasang efektif PT.AHM Plant III per bulan adalah :

    24228.046006000

    + = (10,600/0.8) x 22 x 24 = 4,477,440 kWh

    Dimana 0.8 adalah faktor transisi dari kVA ke KW (1 kVA = 0.8 kW).

    Sedangkan tarif yang diberlakukan oleh PT.Cikarang Listrindo adalah sebagai

    berikut (data per Juli 2007) :

    - Untuk pemakaian saat WBP (waktu beban puncak/Rate 1) antara pukul 07.00

    22.00 = Rp.742.59/kWh.

    - Untuk pemakaian saat LWBP (luar waktu beban puncak/Rate 2) antara pukul

    22.00 07.00 = Rp.742.59/kWh.

    - Biaya beban (capacity charge) = Rp. 39,836/kVA.bulan, biaya ini selalu sama

    tiap bulannya (identik dengan biaya abonemen).

    4.1.3. Pemakaian Daya Listrik

    Data pemakaian listrik yang diambil adalah data aktual pemakaian listrik untuk

    Gardu Utility 1 dan Gardu Utility 2 dimulai dari periode Juli 2006 sampai dengan

    Juni 2007. Nama setiap bulan diganti dengan penomoran untuk mempermudah

    pengolahan data, seperti ditunjukkan oleh tabel 4.2, sedangkan pola pemakaian listrik

    dapat dilihat pada grafik 4.1

  • 93

    Tabel 4.2

    Data pemakaian daya listrik aktual periode Juli 2006 Juni 2007

    4.1.4. Data Jam dan Hari Kerja

    Jumlah hari kerja normal tanpa overtime per bulan adalah 22 hari kerja.

    PT.AHM Plant III dalam keadaan produksi normal (juga tanpa overtime)

    menerapkan dua shift kerja, dimana :

    - Jam kerja shift 1 dimulai dari jam 07.00 16.00.

    - Jam kerja shift 2 dimulai dari jam 16.00 24.00.

    Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk inisialisasi (persiapan run) mesin

    sendiri kurang lebih 1 jam. Dan juga setelah jam kerja shift 2 berakhir, masih ada

    beberapa mesin seperti pompa-pompa dan penerangan umum yang tetap bekerja

    secara otomatis. Sehingga diasumsikan jam kerja per hari adalah 24 jam.

    Gardu Utility 1 (kWh)

    Gardu Utility 2 (kWh)

    Tahun Bulan Notasi Jumlah

    Produksi (Unit) LWBP (kWh)

    WBP (kWh)

    LWBP (kWh)

    WBP (kWh)

    Total LWPB

    Total WBP

    Total Pemakaian

    Daya Listrik

    Plant III (kWh)

    Jul-06 1 66,000 494,100 1,149,900 547,200 867,700 1,041,300 2,017,600 3,058,900

    Aug-06 2 86,000 655,600 1,519,900 598,700 1,346,500 1,254,300 2,866,400 4,120,700

    Sep-06 3 94,923 673,000 1,413,300 461,900 1,357,600 1,134,900 2,770,900 3,905,800

    Oct-06 4 63,840 636,200 1,303,600 427,000 1,477,500 1,063,200 2,781,100 3,844,300

    Nov-06 5 120,215 677,000 1,402,100 610,900 1,359,800 1,287,900 2,761,900 4,049,800

    2006

    Dec-06 6 110,188 720,200 1,454,800 832,300 1,463,300 1,552,500 2,918,100 4,470,600

    Jan-07 7 66,301 659,600 1,343,800 695,100 1,089,000 1,354,700 2,432,800 3,787,500

    Feb-07 8 66,619 582,700 1,262,200 703,500 1,009,400 1,286,200 2,271,600 3,557,800

    Mar-07 9 63,272 536,900 1,130,100 627,400 922,400 1,164,300 2,052,500 3,216,800

    Apr-07 10 62,051 545,100 1,142,400 632,900 939,100 1,178,000 2,081,500 3,259,500

    May-07 11 71,350 663,400 1,392,700 762,400 1,298,600 1,425,800 2,691,300 4,117,100

    2007

    Jun-07 12 67,900 682,400 1,409,200 574,400 1,308,900 1,256,800 2,718,100 3,974,900

  • 94

    4.2. Pengolahan Data

    4.2.1. Penentuan Jenis Pembangkit Listrik

    Penentuan jenis pembangkit dilakukan dengan metode AHP (Analythical

    Hierarchy Process) dengan input data berupa kesimpulan hasil kuosioner seperti

    ditunjukkan oleh tabel 4.1. Tahap - tahap penentuan jenis pembangkit dengan metode

    AHP adalah sebagai berikut :

    1. Membuat Matriks pairwise comparison untuk alternatif pada setiap kriteria

    keputusan yang ditetapkan, yaitu : biaya investasi, biaya produksi listrik,

    kualitas tenaga listrik, kemudahan operasional dan kontinuitas bahan bakar

    Tabel 4.3

    Matriks Pairwise Comparison untuk alternatif pada setiap kriteria

    Kriteria 1. Biaya Investasi Kriteria 2. Biaya Produksi Listrik

    Pembangkit GE DE TU Pembangkit GE DE TU

    GE 1 1/3 1/2 GE 1 5 4

    DE 3 1 4 DE 1/5 1 1/3

    TU 2 1/4 1 TU 1/4 3 1

    Kriteria 3. Kualitas Tenaga Listrik

    Kriteria 4. Kemudahan Operasional, Maintenance & Trouble shooting

    Pembangkit GE DE TU Pembangkit GE DE TU

    GE 1 3 3 GE 1 2 4

    DE 1/3 1 2 DE 1/2 1 4

    TU 1/3 1 TU 1/4 1/4 1 Kriteria 5. Kontinuitas Bahan Bakar

    Pembangkit GE DE TU

    GE 1 2 1/3

    DE 1/2 1 1/3

    TU 3 3 1

  • 95

    2. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom

    Tabel 4.4

    Penjumlahan nilai setiap kolom

    Kriteria 1. Biaya Investasi Kriteria 2. Biaya Produksi Listrik

    Pembangkit GE DE TU Pembangkit GE DE TU

    GE 1 1/3 GE 1 5 4

    DE 3 1 4 DE 1/5 1 1/3

    TU 2 1/4 1 TU 1/4 3 1

    Jumlah 6 1 7/12 5 1/2 Jumlah 1 9/20 9 5 1/3

    Kriteria 3. Kualitas Tenaga Listrik

    Kriteria 4. Kemudahan Operasional, Maintenance & Trouble shooting

    Pembangkit GE DE TU Pembangkit GE DE TU

    GE 1 3 3 GE 1 2 4

    DE 1/3 1 2 DE 1/2 1 4

    TU 1/3 1/2 1 TU 1/4 1/4 1

    Jumlah 1 2/3 4 1/2 6 Jumlah 1 3/4 3 1/4 9

    Kriteria 5. Kontinuitas Bahan Bakar

    Pembangkit GE DE TU

    GE 1 2 1/3

    DE 1/2 1 1/3

    TU 3 3 1

    Jumlah 4 1/2 6 1 2/3

    3. Membagi nilai tiap kolom terkait dengan hasil penjumlahan, kemudian hasil

    tiap kolom dijumlahkan lagi, hasilnya harus sama dengan 1.

    Tabel 4.5

    Pembagian nilai kolom dengan hasil penjumlahan

    Kriteria 1. Biaya Investasi Kriteria 2. Biaya Produksi Listrik

    Pembangkit GE DE TU Pembangkit GE DE TU GE 1/6 4/19 1/11 GE 20/29 5/9 3/4

    DE 1/2 12/19 8/11 DE 4/29 1/9 1/16

    TU 1/3 3/19 2/11 TU 5/29 1/3 3/16

    Jumlah 1 1 1 Jumlah 1 1 1

  • 96

    Lanjutan Tabel 4.5

    Pembagian nilai kolom dengan hasil penjumlahan

    Kriteria 3. Kualitas Tenaga Listrik Kriteria 4. Kemudahan Operasional, Maintenance & Trouble shooting

    Pembangkit GE DE TU Pembangkit GE DE TU GE 3/5 2/3 1/2 GE 4/7 8/13 4/9 DE 1/5 2/9 1/3 DE 2/7 4/13 4/9 TU 1/5 1/9 1/6 TU 1/7 1/13 1/9

    Jumlah 1 1 1 Jumlah 1 1 1 Kriteria 5. Kontinuitas Bahan Bakar Pembangkit GE DE TU

    GE 2/9 1/3 1/5 DE 1/9 1/6 1/5 TU 2/3 1/2 3/5

    Jumlah 1 1 1

    4. Merubah nilai kolom ke bentuk desimal dan mencari nilai rata-rata tiap baris.

    Tabel 4.6

    Nilai Rata-rata tiap baris

    Kriteria 1. Biaya Investasi Kriteria 2. Biaya Produksi Listrik

    Pembangkit GE DE TU Rata-rata Pembangkit GE DE TU

    Rata-rata

    GE 0.167 0.211 0.091 0.156 GE 0.690 0.556 0.750 0.665 DE 0.500 0.632 0.727 0.620 DE 0.138 0.111 0.063 0.104 TU 0.333 0.158 0.182 0.224 TU 0.172 0.333 0.188 0.231

    Jumlah 1.000 Jumlah 1.000

    Kriteria 3. Kualitas Tenaga Listrik Kriteria 4. Kemudahan Operasional, Maintenance & Trouble shooting

    Pembangkit GE DE TU Rata-rata Pembangkit GE DE TU

    Rata-rata

    GE 0.600 0.667 0.500 0.589 GE 0.571 0.615 0.444 0.544 DE 0.200 0.222 0.333 0.252 DE 0.286 0.308 0.444 0.346 TU 0.200 0.111 0.167 0.159 TU 0.143 0.077 0.111 0.110

    Jumlah 1.000 Jumlah 1.000

  • 97

    Lanjutan Tabel 4.6

    Nilai Rata-rata tiap baris

    Kriteria 5. Kontinuitas Bahan Bakar

    Pembangkit GE DE TU Rata-rata

    GE 0.222 0.333 0.200 0.252

    DE 0.111 0.167 0.200 0.159

    TU 0.667 0.500 0.600 0.589 Jumlah 1.000

    Tabel 4.7

    Resume Tabel 4.6

    Pembangkit Biaya Investasi Biaya

    Produksi Listrik

    Kualitas Tenaga Listrik

    Kemudahan Operasional,

    Maintenance & troubleshooting

    Kontinuitas Bahan Bakar

    Gas Engine (GE) 0.156 0.665 0.589 0.544 0.252 Diesel Engine (DE) 0.620 0.104 0.252 0.346 0.159

    Turbin Uap (TU) 0.224 0.231 0.159 0.110 0.589

    5. Membuat tabel matriks order of importance untuk kriteria

    Tabel 4.8

    Order of importance Kriteria

    Kriteria Biaya Investasi

    Biaya Produksi

    Listrik

    Kualitas Tenaga Listrik

    Kemudahan Operasional,

    Maintenance & troubleshooting

    Kontinuitas Bahan Bakar

    Biaya Investasi 1 1/2 2 2 2

    Biaya Produksi Listrik 2 1 2 3 3

    Kualitas Tenaga Listrik 1/2 1 2 3

    Kemudahan Operasional, Maintenance dan Trouble shooting

    1/3 1/2 1 2

    Kontinuitas Bahan Bakar 1/3 1/3 1/2 1

  • 98

    6. Mengulangi langkah 2 sampai dengan 4, sehingga didapat resume berupa

    tabel berikut.

    Tabel 4.9

    Nilai Rata-rata tiap baris untuk kriteria

    Kriteria Biaya Investasi

    Biaya Produksi

    Listrik

    Kualitas Tenaga Listrik

    Kemudahan Operasional,

    Maintenance & troubleshooting

    Kontinuitas Bahan Bakar

    Rata-rata

    Biaya Investasi 0.222 0.188 0.343 0.235 0.182 0.234

    Biaya Produksi Listrik 0.444 0.375 0.343 0.353 0.273 0.358

    Kualitas Tenaga Listrik 0.111 0.188 0.171 0.235 0.273 0.196

    Kemudahan Operasional, Maintenance dan Trouble shooting

    0.111 0.125 0.086 0.118 0.182 0.124

    Kontinuitas Bahan Bakar 0.111 0.125 0.057 0.059 0.091 0.089

    Jumlah 1.000

    Nilai rata-rata dari tabel 4.9 diatas merupakan nilai eigen vector yang akan

    dijadikan faktor pengali untuk matriks alternatif pembangkit, berikut adalah tabel

    eigen vector.

    Tabel 4.10

    Eigen vector

    Kriteria Biaya Investasi 0.234

    Biaya Produksi Listrik 0.358

    Kualitas Tenaga Listrik 0.196 Kemudahan Operasional, Maintenance dan Trouble shooting

    0.124

    Kontinuitas Bahan Bakar 0.089

  • 99

    7. Mengalikan matriks alternatif pembangkit (tabel 4.7) dengan matriks eigen

    vector (tabel 4.10)

    Tabel 4.11

    Perkalian matriks alternatif dan kriteria

    8. Dari perkalian matriks diatas didapat scoring akhir sebagai berikut :

    - Gas Engine = (0.156x0.234) + (0.665x0.358) + (0.589x0.196) +

    (0.544x0.124) + (0.252x0.089) = 0.4794

    - Diesel Engine = (0.620x0.234) + (0.104x0.358) + (0.252x0.196) +

    (0.346x0.124) + (0.159x0.089) = 0.2884

    - Turbin Uap = (0.224x0.234) + (0.231x0.358) + (0.159x0.196) +

    (0.11x0.124) + (0.589x0.089) = 0.2321

    Dari hasil scoring diatas diperoleh nilai tertinggi 0.4974 untuk Gas Engine,

    sehingga untuk pembangkit yang akan direncanakan dipilih jenis Gas Engine

    Generator.

    bangkit Biaya Investasi

    Biaya Produksi

    Listrik

    Kualitas Tenaga Listrik

    Kemudahan Operasional,

    Maintenance & troubleshooting

    Kontinuitas Bahan Bakar

    Kriteria

    Gas Engine (GE) 0.156 0.665 0.589 0.544 0.252 Biaya Investasi 0.234 Diesel Engine

    (DE) 0.620 0.104 0.252 0.346 0.159 Biaya Produksi Listrik 0.358

    Turbin Uap (TU) 0.224 0.231 0.159 0.110 0.589 Kualitas Tenaga Listrik 0.196

    Kemudahan Operasional, Maintenance dan Trouble shooting

    0.124

    Kontinuitas Bahan Bakar 0.089

  • 100

    Konsumsi Daya Listrik Plant 3

    3,905,800 3,844,3004,049,800

    4,470,600

    3,557,800

    3,259,500

    4,117,1003,974,900

    3,216,800

    3,058,900

    4,120,700

    3,787,500

    0

    500,000

    1,000,000

    1,500,000

    2,000,000

    2,500,000

    3,000,000

    3,500,000

    4,000,000

    4,500,000

    5,000,000

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    Bulan

    Day

    a (k

    Wh)

    WBP

    LWBP

    Total

    Linear(Total)

    Linear(LWBP)

    Linear(WBP)

    4.2.2. Peramalan Pemakaian Tenaga Listrik

    Grafik 4.1

    Pola pemakaian tenaga listrik

    Pola data pemakaian listrik seperti pada Grafik 4.1 dapat dikelompokkan sebagai

    jenis pola data stasioner, tetapi mempunyai kecenderungan ke arah pola trend. Untuk

    itu data tersebut akan dianalisis dengan tiga metode peramalan yaitu Single Moving

    Averages, Single Exponential Smoothing, dan Regresi linier dengan deret waktu.

    Hasil perhitungan dari ketiga metode tersebut hanya ditampilkan resumenya saja,

    sedangkan detailnya ditampilkan pada lampiran.

    Perhitungan peramalan adalah sebagai berikut :

    Peramalan pertama menggunakan metode Single Moving Averages. Pada

    metode ini digunakan 3 macam periode yaitu 2, 4 dan 5 periode. Pengolahan

    data dengan metode ini menghasilkan perhitungan seperti pada tabel berikut.

  • 101

    Tabel 4.12

    Hasil forecast Daya Metode Single Moving Average

    Notasi Periode

    Actual Data (Xi)

    SMA 2 periode

    SMA 4 periode

    SMA 5 periode

    1 3,058,900 2 4,120,700 3 3,905,800 3,589,800 4 3,844,300 4,013,250 5 4,049,800 3,875,050 3,732,425 6 4,470,600 3,947,050 3,980,150 3,795,900 7 3,787,500 4,260,200 4,067,625 4,078,240 8 3,557,800 4,129,050 4,038,050 4,011,600 9 3,216,800 3,672,650 3,966,425 3,942,000 10 3,259,500 3,387,300 3,758,175 3,816,500 11 4,117,100 3,238,150 3,455,400 3,658,440 12 3,974,900 3,688,300 3,537,800 3,587,740

    MSE 206,163,884,500 261,236,983,438 277,444,311,257 MAPE 10.37 13.17 13.72

    Peramalan kedua menggunakan metode Single Exponential Smoothing. Pada

    metode ini digunakan smoothing constant () yang bernilai 0.1, 0.6, dan 0.95. Penentuan dilakukan dengan cara trial and error. Pengolahan data dengan metode ini menghasilkan perhitungan seperti pada tabel berikut.

    Tabel 4.13

    Hasil forecast Daya Metode Single Exponential Smoothing

    Notasi Periode

    Actual Data (Xi)

    = 0.1 = 0.6 = 0.95 1 3,058,900 2 4,120,700 3,058,900 3,058,900 3,058,900 3 3,905,800 3,165,080 3,695,980 4,067,610 4 3,844,300 3,239,152 3,821,872 3,913,891 5 4,049,800 3,299,667 3,835,329 3,847,780 6 4,470,600 3,374,680 3,964,012 4,039,699 7 3,787,500 3,484,272 4,267,965 4,449,055

  • 102

    Lanjutan Tabel 4.13

    Hasil forecast Daya Metode Single Exponential Smoothing 8 3,557,800 3,514,595 3,979,686 3,820,578 9 3,216,800 3,518,915 3,726,554 3,570,939 10 3,259,500 3,488,704 3,420,702 3,234,507 11 4,117,100 3,465,783 3,323,981 3,258,250 12 3,974,900 3,530,915 3,799,852 4,074,158

    MSE 424,089,763,718 257,175,072,542 251,377,581,676 MAPE 14.19 10.67 9.67

    Peramalan ketiga menggunakan metode Regresi Linier dengan deret waktu.

    Pengolahan data dengan metode ini menghasilkan perhitungan seperti pada

    tabel berikut.

    Tabel 4.14

    Hasil forecast Daya Metode Regresi Linier dengan deret waktu

    Notasi Periode

    Actual Data (Xi)

    y'

    1 3,058,900 3,776,022 2 4,120,700 3,776,801 3 3,905,800 3,777,581 4 3,844,300 3,778,360 5 4,049,800 3,779,139 6 4,470,600 3,779,919 7 3,787,500 3,780,698 8 3,557,800 3,781,477 9 3,216,800 3,782,257 10 3,259,500 3,783,036 11 4,117,100 3,783,816 12 3,974,900 3,784,595

    MSE 166,235,019,026 MAPE 9.3

    Dari ketiga metode diatas dapat dibuat ringkasan seperti ditunjukkan oleh tabel

    berikut.

  • 103

    Tabel 4.15

    Resume forecasting pemakaian daya listrik

    Opsi Metode MSE MAPE Nilai

    Tracking Signal

    Tracking Signal

    Keputusan

    1 SMA 2 periode 206,163,884,500 10.4 -2.23 s/d 2.86 OK Diterima 2 SMA 4 periode 261,236,983,438 13.2 -2.56 s/d 2 OK Diterima 3 SMA 5 periode 277,444,311,257 13.7 -2.5 s/d 1 OK Diterima

    4 Single Exponential Smoothing (a = 0.1) 424,089,763,718 14.2 1 s/d 9.12 NO OK Ditolak

    5 Single Exponential Smoothing (a = 0.6) 257,175,072,542 10.7 1 s/d 5 NO OK Ditolak

    6 Single Exponential Smoothing (a = 0.95) 251,377,581,676 9.7 1 s/d 3.8 OK Diterima

    7 Regresi Linier deret waktu 166,235,019,026 9.3 -1 s/d 2.48 OK Diterima

    Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan :

    - MSE terkecil = 166,235,019,026

    - MAPE terkecil = 9.3

    - Metode : Regresi linier deret waktu

    Sehingga dipilih metode Regresi linier deret waktu untuk melakukan peramalan

    pemakaian daya listrik. Berdasarkan ketentuan dari manajemen PT.AHM bahwa

    umur ekonomis suatu mesin yang bekerja terus menerus diperkirakan sekitar 8 tahun,

    maka peramalan akan dilakukan selama 8 tahun berjalan ditambah 1 tahun masa

    pelaksanaan proyek pembangunan power plant, dengan tiap tahun terdiri atas 12

    bulan. Hasil peramalan ini seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

  • 104

    Tabel 4.16

    Hasil forecasting pemakaian daya listrik metode Regresi Linier deret waktu

    4.2.3. Perhitungan Kapasitas dan Jumlah Gas Engine Generator

    Dari hasil forecast diperoleh perkiraan pemakaian daya listrik terbesar adalah

    3,868,767 kWh/bulan. Manajemen PT.AHM mempunyai kebijakan pemberian

    toleransi 10% dari hasil forecast ini untuk mengatasi terjadinya forecast error dan

    untuk mengantisipasi apabila terjadi overtime, sehingga jumlah terbesar pemakaian

    daya efektif adalah :

    3,868,767 x 1.1 = 4,255,644 kWh/bulan

    Periode/ Tahun

    Data year 0 (Project

    Completion year)

    1 2 3 4 5 6 7 8 Bulan

    Jul 06 - Jun 07

    July 07 - June 08

    July 08 - June 09

    July 09 - June 10

    July 10 - June 11

    July 11 - Jun 12

    July 12 - June 13

    July 13 - June 14

    July 14 - June 15

    July 15 - June 16

    1 3,776,022 3,785,374 3,794,727 3,804,079 3,813,432 3,822,784 3,832,136 3,841,489 3,850,841 3,860,194

    2 3,776,801 3,786,154 3,795,506 3,804,859 3,814,211 3,823,563 3,832,916 3,842,268 3,851,621 3,860,973

    3 3,777,581 3,786,933 3,796,285 3,805,638 3,814,990 3,824,343 3,833,695 3,843,048 3,852,400 3,861,753

    4 3,778,360 3,787,712 3,797,065 3,806,417 3,815,770 3,825,122 3,834,475 3,843,827 3,853,179 3,862,532

    5 3,779,139 3,788,492 3,797,844 3,807,197 3,816,549 3,825,902 3,835,254 3,844,606 3,853,959 3,863,311

    6 3,779,919 3,789,271 3,798,624 3,807,976 3,817,328 3,826,681 3,836,033 3,845,386 3,854,738 3,864,091

    7 3,780,698 3,790,050 3,799,403 3,808,755 3,818,108 3,827,460 3,836,813 3,846,165 3,855,518 3,864,870

    8 3,781,477 3,790,830 3,800,182 3,809,535 3,818,887 3,828,240 3,837,592 3,846,945 3,856,297 3,865,649

    9 3,782,257 3,791,609 3,800,962 3,810,314 3,819,667 3,829,019 3,838,371 3,847,724 3,857,076 3,866,429

    10 3,783,036 3,792,389 3,801,741 3,811,093 3,820,446 3,829,798 3,839,151 3,848,503 3,857,856 3,867,208

    11 3,783,816 3,793,168 3,802,520 3,811,873 3,821,225 3,830,578 3,839,930 3,849,283 3,858,635 3,867,988

    12 3,784,595 3,793,947 3,803,300 3,812,652 3,822,005 3,831,357 3,840,710 3,850,062 3,859,414 3,868,767

  • 105

    Dengan 22 hari kerja perbulan dan 24 jam kerja per hari maka diperoleh kapasitas

    Gas Engine Generator (P) :

    P = 2422

    4,255,644 = 8059.931 kW

    Berikutnya dicari merk Gas Engine Generator yang mempunyai kapasitas

    mendekati kebutuhan diatas. Dari hasil sourcing ke beberapa maker Genset diperoleh

    data kapasitas per unit genset. Kapasitas dan jumlah genset yang mendekati

    kebutuhan seperti ditunjukkan tabel berikut.

    Tabel 4.17

    Perbandingan Daya beberapa merk Gas Engine

    Merk Gas Engine Daya (kW) Jumlah Daya Total (kW) Deutz 2934 2 5868 GE Jenbacher 2433 3 7299 Cummins 2000 4 8000

    Pemilihan jumlah genset berpedoman pada hal-hal berikut :

    - Jumlah genset harus lebih dari satu unit untuk menjamin keandalan instalasi.

    - Total daya tidak boleh melebihi kebutuhan agar tidak ada kapasitas genset

    yang terbuang.

    - Total daya harus sedapat mungkin mendekati kebutuhan agar dapat

    mengurangi pemakaian daya dari PT.CL semaksimal mungkin.

    Berdasarkan hal diatas maka untuk pembangkit Gas Engine Generator dipilih

    merk Cummins dengan kapasitas 2000 kW dan dipilih jumlah genset 4 unit dengan

  • 106

    daya total tersedia 8000 kW, sehingga kapasitas terpasang efektif power plant per

    bulan adalah :

    8000 x 24 x 22 = 4,224,000 kWh.

    4.2.4. Perhitungan Load Sharing Daya Listrik dengan Pendekatan Model

    Linear Programming

    Biaya berlangganan listrik dari PT.Cikarang Listrindo meliputi :

    - Biaya beban (capacity charge) = Rp. 39,836/kVA.bulan, dengan kapasitas

    terpasang total 10,600 kVA, maka biaya beban per bulan = 10,600 x

    Rp.39,836 = Rp. 422,261,600.00

    - Biaya pemakaian Rp.742.59/kWh (untuk WBP dan LWBP).

    Biaya pengadaan listrik menggunakan power plant adalah biaya pemakaian

    Natural gas untuk bahan bakar genset, dimana :

    - Konsumsi bahan bakar genset = 500 m3/jam

    - Harga natural gas = Rp.1953/m3, (kurs 1 USD = Rp.9000 ; Juli 2007).

    Maka total biaya untuk 4 unit genset per bulan adalah :

    242241953500 = Rp. 2,062,368,000.00

    Sehingga biaya gas per kWh = 4,224,000

    0002,062,368, = Rp.488.25 / kWh

    Dalam perumusan fungsi tujuan, perhitungan biaya operasional genset dipisah

    tersendiri. Dari data-data diatas dibuat input yang digunakan untuk pemodelan dalam

    Linear Programming sebagai berikut :

  • 107

    Tabel 4.18

    Data Input Pemodelan Linear Programing Kap.Suplai (kWh) PT.CL Power Plant Kebutuhan maks. (kW)

    Daya tersedia (kWh) 4,477,440 4,224,000 4,255,644 Biaya (Rp/kWh) 742.59 488.250

    Dari tabel diatas dapat diformulasikan bentuk linier programming sebagai berikut :

    Variabel keputusan : - Kapasitas suplai PT.CL = X1

    - Kapasitas suplai Power plant = X2

    Fungsi tujuan : Zmin = 742.59.X1 + 488.25.X2

    Fungsi kendala : X1 + X2 4,255,644

    X1 4,477,440

    X2 4,224,000

    X1, X2 0 (kendala non negatifitas)

    Pemecahan masalah linier programming diatas menggunakan metode grafis

    dengan urutan sebagai berikut :

    - Untuk kendala pertama, bila X1 = 0, maka X2 = 4,255,644, dan bila X2 = 0, maka

    X1 = 4,255,644, jadi bila ditarik garis lurus akan seperti terlihat pada grafik 4.2.

    - Untuk kendala pertama yang berpotongan dengan kendala kedua dan ketiga,

    X1 + X2 = 4,255,644

    bila X1 = 4,477,440 X2 = 4,255,644 - 4,477,440

    = -221,796 (tidak memenuhi syarat X1, X2 0)

    bila X2 = 4,224,000 X1 = 4,255,644 - 4,224,000 = 31,644

  • 108

    Grafik 4.2

    Metode penyelesaian grafis load sharing daya

    Suatu daerah yang secara bersamaan memenuhi ketiga kendala (daerah solusi)

    ditunjukkan oleh area yang diarsir. Dari grafik diatas diperoleh koordinat minimasi

    (titik ABC) dengan penyelesaian sebagai berikut :

    - Titik A (31,644 , 4,224,000), nilai Z = 742.59.X1 + 488.25.X2 = (31,644 x

    742.59) + (4,224,000 x 488.25) = 2,085,866,213.

    1 juta 2 juta 3 juta 4 juta

    1 juta

    5 juta

    X1

    X2

    2 juta

    3 juta

    4 juta

    5 juta

    X1 + X2 4,255,644

    X1 4,477,440

    X2 4,224,000

    0

    B

    A

    Ruang Solusi

    C

  • 109

    - Titik B (4,255,644 , 0), nilai Z = 742.59.X1 + 488.25.X2 = (4,255,644 x

    742.59) + (0 x 488.25) = 3,160,198,373.

    - Titik C (0 , 4,224,000), nilai Z = 742.59.X1 + 488.25.X2 = (0 x 742.59) +

    (4,224,000 x 488.25) = 2,072,133,000 Tidak memenuhi syarat (Daya

    disuplai = 4,224,000, sedangkan demand daya = 4,255,644).

    Jadi untuk permasalahan diatas dapat disimpulkan :

    - Diperoleh solusi biaya minimal sebesar Rp. 2,085,866,213, dengan

    pembagian daya 31,644 kWh diambil dari PT.CL dan 4,224,000 kWh

    (kapasitas maksimal) diambil dari power plant.

    - Untuk persoalan jumlah kebutuhan daya periode peramalan yang lain agar

    biaya tetap minimal, maka sedapat mungkin diambil proporsi daya terbesar

    (kapasitas maksimal) dari power plant.

    4.3. Analisis Data

    4.3.1. Aspek Pemasaran

    4.3.1.1. Potensi Pasar

    Aspek pasar adalah salah satu faktor dominan dalam penentuan suatu proyek atau

    investasi termasuk dalam pembangunan power plant ini. PT. Astra Honda Motor

    sebagai satu-satunya produsen sepeda motor merk Honda yang sudah dikenal dan

    menjadi pilihan pertama dari segala merk sepeda motor. PT. Astra Honda Motor

    dalam memproduksi sepeda motor terus mengalami peningkatan produksi. Kenaikan

  • 110

    produksi tersebut secara signifikan dari tahun 2000 ~ 2006. Pada tahun 2006 produksi

    sepeda motor mencapai 2.340.168 unit, dan pada tahun 2007 mencapai 2.141.015

    (data AISI Januari 2008), menurun sekitar 8.5% akan tetapi ini memang dikarenakan

    pasar motor secara keseluruhan memang sedang mengalami penurunan daya beli unit

    motor. Kendati demikian, AHM masih mampu mempertahankan market share

    (pangsa pasar) nasional sebesar 45,7 persen dibandingan kompetitornya.

    Dengan melihat data penduduk Indonesia tahun 2007 yang mencapai kurang lebih

    250.000.000 jiwa dengan asumsi setiap 4 jiwa membentuk satu keluarga (ratio 1 : 4)

    dengan kebutuhan 1 (satu) unit sepeda motor, maka dapat diketahui bahwa pasar

    sepeda motor di Indonesia masih sangat besar karena pada saat ini penjualan baru

    mencapai 4,685,078 unit motor

    %5.7000.000.250

    44.685.078 ==pemenuhanRatio

    Dari data tersebut bisa dianggap sebagai sebuah pasar potensial karena Indonesia

    adalah negara berkembang dengan tingkat pendapatan masyarakat yang belum

    mencapai margin kelas atas. Sebagian besar masih dalam kategori dengan pendapatan

    menengah (Rp.2.500.000) per bulan, maka kemungkinan untuk memanfaatkan sepeda

    motor sebagai sarana transportasi masih sangat besar.

  • 111

    4.3.1.2. Market Share Penjualan Motor

    Data penjualan sepeda motor di Indonesia yang mencapai angka 4,685,078 unit

    pada tahun 2007 dengan rincian penjualan sebagai berikut :

    Tabel 4.19

    Market Share Penjualan Motor di Indonesia tahun 2007

    No Produsen Total Penjualan (unit)

    Prosentase

    1 Honda 2,141,015 45.7

    2 Yamaha 1,833,506 39.1

    3 Suzuki 637,103 13.6

    4 Merk lain (Kawasaki, Kanzen, Bajaj, TVS, Kymco, dll)

    73,454 1.6

    TOTAL 4,685,078 100

    (sumber data market share diambil dari : www.republika.co.id )

    Sepeda motor Honda menjadi Market Leader dalam industri sepeda motor dengan

    market share sebesar 45.7%.

    45.7%

    39.1%

    13.6%1.6%

    Honda

    Yamaha

    Suzuki

    Lain-lain (Kaw asaki, Kanzen,Bajaj, TVS, Kymco)

    Grafik 4.3

    Pie Chart market share sepeda motor tahun 2007

  • 112

    Dengan melihat pie chart diatas terbukti bahwa sepeda motor Honda masih

    menjadi market leader, sehingga kedepannya produksi sepeda motor Honda juga

    berpotensi mengalami peningkatan. Ini ditunjang dengan hasil peramalan pemakaian

    daya listrik pada tabel 4.16, dimana selama masa lifetime power plant, kebutuhan

    daya listrik yang identik dengan jumlah produksi unit selalu mengalami peningkatan

    dari tahin ke tahun. Disamping itu kebutuhan penduduk akan alat transportasi sepeda

    motor dari seluruh lapisan masyarakat yang juga belum terpenuhi (rasio 7.5%).

    4.3.1.3. Strategi Pemasaran

    Dari data permintaan pasar, PT. Astra Honda Motor selalu memperhatikan strategi

    pemasaran yang selalu digunakan untuk menjaga target penjualan. Sedikit gambaran

    strategi pemasaran yang digunakan antara lain :

    1. Customer satisfaction ( pemberian pelayanan, perawatan dan beberapa

    fasilitas lainnya dengan adanya H1, H2, dan H3 untuk kategori

    pelayanannya )

    2. Kemudahan pembelian sepeda motor dengan sistem kredit melalui dealer

    dan lembaga keuangan seperti FIF (Federal International Finance).

    3. Mengeluarkan model baru yang untuk menyeimbangkan dengan

    keinginan pasar atau selera customer yang berjiwa muda.

    4. Ikut serta dalam berbagai event, baik yang bertema olahraga (misalnya

    Honda One Make Race), maupun yang bertema sosial (misalnya servis

    gratis untuk korban bencana gempa di Yogya).

  • 113

    4.3.2. Aspek Teknis

    4.3.2.1. Komparasi alternatif-alternatif Power Plant

    Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbandingan antara beberpa alternatif

    power plant yang feasibel untuk diterapkan di industri.

    Tabel 4.20

    Perbandingan Alternatif Power Plant

    Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa power plant jenis Gas Engine lebih

    unggul dibandingkan Diesel Engine maupun Turbin Uap dual fuel meskipun biaya

    investasinya lebih mahal daripada jenis power plant yang lain.

  • 114

    4.3.2.2. Prinsip Kerja Gas Engine

    Gas engine dari Generator bekerja sesuai dengan prinsip mesin pembakaran

    dalam (internal combustion engine), seperti ditunjukkan gambar berikut.

    Gambar 4.1

    Prinsip pengapian mesin pembakaran dalam

    Urutan kerja Gas Engine adalah sebagai berikut :

    1. Bahan bakar Natural Gas masuk ke dalam ruang bakar, karena substansinya

    sudah berupa gas maka tidak diperlukan proses pengkabutan melalui nozzle.

    2. Tekanan gas dinaikkan sehingga temperaturnya naik, kemudian terjadi

    pencampuran antara udara bahan bakar.

    3. Spark plug akan memicu pengapian,sehingga terjadi proses pembakaran.

    4. Energi hasil pembakaran akan mendorong Piston bergerak secara translasi.

    Spark plug

    Ruang Bakar

    Piston

    Flywheel

    Saluran bahan bakar

    Baterai

  • 115

    5. Gerakan Piston akan memutar poros engkol (flywheel) yang pada akhirnya

    akan memutar poros generator dan menghasilkan listrik.

    ) Natural gas yang dipakai sebagai bahan bakar untuk power plant ini sesuai standar

    suplai dari PGN yaitu dengan nilai kalor 9,500 kcal/kg, sedangkan nilai kalor

    solar/light oil hanya 9000 kcal/kg. Sehingga dengan Natural gas sebagai bahan

    bakar, akan lebih mengoptimalkan kinerja engine karena pembakarannya lebih

    sempurna.

    4.3.2.3. Proses pembangkitan tenaga listrik

    Setiap Gas Engine generator akan dioperasikan dengan kapasitas penuh untuk

    mensuplai daya. Urutan kerja power plant adalah sebagai berikut :

    1. Genset akan membangkitkan daya dengan tegangan 11 kilo Volt (kV) tiga

    phasa dan menyalurkannya ke cubicle 11 kV sebagai panel outgoing genset.

    2. Dari cubicle outgoing tegangan listrik dialirkan menuju transformator step up

    11kV/20 kV berkapasitas 1000 kVA yang berfungsi menaikkan tegangan

    menjadi 20 kV sehingga sama dengan tegangan dari PT.CL.

    3. Dari transformator, listrik dialirkan ke rangkaian panel proteksi terdiri dari

    cubicle incoming 20 kV, cubicle metering, lightning arrester, cubicle

    outgoing 20 kV dan cubicle VT.

    4. Berikutnya tenaga listrik dari tiap genset akan disinkronkan oleh panel

    sinkron yang bekerja dengan cara mengatur governor tiap genset sampai

    didapat kesamaan frekuensi dan tegangan sehingga output dari keempat

  • 116

    genset bisa digabung menjadi satu suplai output. Panel sinkron juga berfungsi

    untuk sinkronisasi dengan sumber listrik dari PT.CL (waktu sinkron dengan

    PT.CL, karakteristik listrik PT.CL menjadi master bagi genset).

    5. Daya listrik hasil proses sinkronisasi didistribusikan ke Gardu Utility 1 dan

    Utility 2 melalui MDB (Main distribution Bar) sebagai panel pembagi utama.

    6. Dari MDB daya listrik selanjutnya akan didistribusikan melalui SDB (Sub

    Distribution Bar) yang dibuat berdasarkan lini suplainya, misalkan SDB

    Painting, SDB Assembing, dan seterusnya sampai ke tiap mesin.

    Lebih jelasnya flow tenaga listrik power plant dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 4.2

    Single line diagram flow tenaga listrik power plant

    GENSETG4 GENSETG3 GENSETG2 GENSETG1

    75$)275$)275$)2

    0$1 *&% 3 $

    0$1 *&% 3 $

    0$1 *&% 3 $

    0$1 *&% 3 $

    75$)2

    75$)2

    6(3$0 JJLM

    &/ =$$&7?

    *&% 3 $

    75$)2

    6(3$0 JJLM

    &/ =$$&7?

    *&% 3 $

    75$)2

    6(3$0 JJLM

    &/ =$$&7?

    *&% 3 $

    75$)2

    6(3$0 JJLM

    &/ =$$&7?

    *&% 3 $

    PARALEL OPERATION SYNCHRONIZER

    &/

    6(3$0 JJLM

    &/ =$$&7?

    *&% 3 $

    0$1 *&% 3 $

    $76

    KE GARDU 1 KE GARDU 2DARI PLN

  • 117

    Sistem distribusi demikian sangat memudahkan proses switching, yaitu proses

    pengalihan sumber tenaga listrik dari PT.CL ke power plant atau sebaliknya apabila

    terjadi suatu masalah pada salah satu sumber atau jika akan melakukan proses repair

    and maintenance pada power plant. Dengan demikian tidak akan terjadi pemadaman

    listrik, sehingga kendalan suplai listrik ke lini produksi akan lebih terjamin.

    4.3.2.4. Kebutuhan Main Equipment

    Untuk membuat power plant dengan sistem seperti diatas maka selain gas engine

    generator, perlengkapan utama yang harus ada ditunjukkan oleh tabel berikut.

    Tabel 4.21

    List Main Equipment

    No Nama Mesin Maker Spesifikasi Satuan Jumlah

    1 Panel Output Genset DM1-A, 11 kV Merlin Gerin Panel DM1-A, Cap.630 A, 11 kV, SF6

    Protection, Motorized, CT dan VT, SEPAM 1000+

    unit 4

    2 Transformator Step Up 11kV / 20kV Trafindo 11kV/20 kV, 1000 kVA, 50Hz unit 4

    3 Panel Output Trafo IM, 20 kV Merlin Gerin Panel IM, Cap. 630 A, 20 kV, Manual Operation

    unit 5

    4 Panel Metering Merlin Gerin VT & CT, HV Fuse, PM 850, Wiring kit unit 1

    5 Panel Distribusi DM1-A, 20 kV Merlin Gerin Panel DM1-A, Cap.630 A, 20 kV, SF6 Protection

    unit 4

    6 Lightning Arrester Cubicle Merlin Gerin GAM-LA + Earthing Switch unit 1

    7 Cubicle VT Merlin Gerin 20 kV unit 1

    8 ATS Control PLN - Genset (20 kV) Merlin Gerin 20 kV, Automatic Operation unit 1

    9 Panel Sinkron PLN - Genset Cummins Digital Master Control, 20 kV, Syncro & Load

    unit 1

    10 Incoming Cubicle From PLN, IM, 20 kV Merlin Gerin Panel IM, Cap. 630 A, 20 kV, Manual

    Operation unit 1

    11 Outgoing Cubicle From PLN, DM1-A, 20 kV Merlin Gerin Panel DM1-A, Cap.630 A, 20 kV, SF6

    Protection unit 1

  • 118

    4.3.2.5. Lokasi Power Plant

    Power plant ditempatkan di area belakang Gudang Parts. Bangunan yang menjadi

    gedung power plant sendiri sudah dibuat sejak pembangunan pabrik (2004 2005),

    sehingga tidak diperlukan biaya pembangunan baru, hanya saja perlu disesuaikan

    building peripheral power plant baru dengan bangunan lama.

    4.3.3. Aspek Keuangan

    4.3.3.1. Rencana Anggaran Biaya

    Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan power plant dibuat

    berdasarkan data harga material dari Purchase Departement dan data penawaran

    harga/spesifikasi awal equipment dari Facility Provider Departement, detail RAB ini

    dapat dilihat di lampiran. Sedangkan resume RAB adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.22

    Resume Rencana Anggaran Biaya Power Plant

    No Item Pekerjaan Biaya Pekerjaan (Rp)

    1 Generator Set Equipment 38,293,278,000

    2 Natural Gas Supply 985,000,000

    3 Main Electrical Distribution 7,298,500,000

    4 Building Peripheral 1,009,888,550

    5 Supporting Material Area Genset 68,750,000

    6 Engineering Cost 158,612,000

    Total Biaya Material 47,814,028,550 PPN (10%) 4,781,402,855 Total Biaya Investasi 52,595,431,405 Pembulatan Nilai 52,595,500,000

  • 119

    Sehingga diperoleh jumlah investasi total yang diperlukan untuk pembangunan

    power plant di PT.AHM Plant III adalah sebesar Rp.52,595,500,000.00. Dari jumlah

    tersebut dapat dibuat klasifikasi berdasarkan sifat material atau item pekerjaan seperti

    ditunjukkan tabel berikut.

    Tabel 4.23

    Klasifikasi Item Rencana Anggaran Biaya Power Plant

    No Nama Item Maker Satuan Jumlah Investasi Per Satuan

    Investasi Total

    1 Aktiva Tetap

    1.1 Natural Gas Engine & Alternator Cummins unit 4 9,500,000,000 38,000,000,000

    1.2 Panel Output Genset DM1-A, 11 kV Merlin Gerin unit 4 180,000,000 720,000,000

    1.3 Transformator Step Up 11kV / 20kV Trafindo unit 4 200,000,000 800,000,000

    1.4 Panel Output Trafo IM, 20 kV Merlin Gerin unit 5 45,000,000 225,000,000

    1.5 Panel Metering Merlin Gerin unit 1 150,000,000 150,000,000

    1.6 Panel Distribusi DM1-A, 20 kV Merlin Gerin unit 4 180,000,000 720,000,000

    1.7 Lightning Arrester Cubicle Merlin Gerin unit 1 45,000,000 45,000,000

    1.8 Cubicle VT Merlin Gerin unit 1 45,000,000 45,000,000

    1.9 ATS Control PLN - Genset (20 kV) Merlin Gerin unit 1 324,000,000 324,000,000

    1.10 Panel Sinkron PLN - Genset Cummins unit 1 500,000,000 500,000,000

    1.11 Incoming Cubicle From PLN, IM, 20 kV Merlin Gerin unit 1 45,000,000 45,000,000

    1.12 Outgoing Cubicle From PLN, DM1-A, 20 kV Merlin Gerin unit 1 180,000,000 180,000,000

    TOTAL AKTIVA 41,754,000,000

    2 Kabel Distribusi (3 x N2XSY 1 x 120 mm2) lot 1 2,745,000,000 2,745,000,000

    3 Engineering Cost lot 1 158,612,000 158,612,000 4 Accessories umum lot 1 3,156,485,145 5 PPN lot 1 4,781,402,855

    TOTAL 52,595,500,000

    4.3.3.2. Biaya Operasi dan Salvage Value

    Biaya operasi power plant yang dihitung disini meliputi biaya penggantian

    periodik spare parts Genset, biaya utilitas (air dan udara bertekanan untuk

  • 120

    pendingingan dan untuk proses maintenance), serta karena pekerja yang diperlukan

    untuk power plant ini sifatnya hanya monitoring dan maintenance (system berjalan

    otomatis) maka termasuk pekerja tak langsung, sehingga dimasukkan juga dalam

    perhitungan. Detail perhitungan adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.24

    Perincian Biaya Operasional Power plant per tahun

    No Item Spesifikasi Merk Satuan Volume Harga Satuan

    (Rp) Total Harga

    (Rp) A Maintenance Part (3 unit Gas Engine)

    1 Fuel Water Separator as fig. FleetGuard unit 24 250,000 6,000,000

    2 Element lubricating Oil filter as fig. FleetGuard unit 24 150,000 3,600,000

    3 Element corrotion resistor as fig. FleetGuard unit 24 200,000 4,800,000

    4 Timer + socket H3CR, 220 VAC Omron set 4 75,000 300,000

    5 MCB 1 phase NC45N, 6 kA, 10A Merlin Gerin unit 8 124,000 992,000

    6 Fuse base 1 phase Fuse tabung 10A Merlin Gerin pcs 16 700,000 11,200,000

    7 Relay + socket MY 4N, 24VDC Omron set 16 100,000 1,600,000

    8 Relay + socket MY 4N, 12VDC Omron set 16 100,000 1,600,000

    9 Relay + socket MY 2N, 220VAC Omron set 16 100,000 1,600,000

    11 Air Accu biasa Pafecta ltr 80 40,000 3,200,000

    12 Air Accu zuur Pafecta ltr 40 50,000 2,000,000

    13 Radiator Coolant Silkolene pail 4 710,000 2,840,000

    14 Oli Mesin SAE 15W - 40 Mesran pail 80 500,000 40,000,000

    15 Grease Trust G677HT Trust pail 4 1,100,000 4,400,000

    B Man Power Cost

    1 Teknisi (6 orang) Golongan 1 Rp/bulan 72 1,500,000 108,000,000

    C Utility Cost

    1 Biaya angin dan air lot 12 810,000 9,720,000

    TOTAL BIAYA OPERASIONAL (Rp) 201,852,000

    Sedangkan adalah Salvage Value atau nilai sisa adalah nilai sisa asset pada akhir

    umur ekonomis atau pada saat lifetime suatu barang berakhir. Perkiraan besarnya nilai

  • 121

    sisa bervariasi, dalam hal ini dipakai acuan yang diberikan oleh Facility Provider

    Dept. PT.AHM (dengan masa pemakaian 8 10 tahun) yaitu :

    - Untuk mesin yang bekerja 24 jam = 30% Nilai awal/unit

    - Untuk equipment distribusi listrik = 40% Nilai awal/unit

    - Untuk kabel listrik = Rp.50,000/kg

    - Untuk accessories (Material bongkaran umum) = 15% Nilai awal/lot

    Tabel berikut adalah perkiraan nilai sisa instalasi power plant dengan masa

    pemakaian 8 tahun, kecuali item engineering cost yang tidak mempunyai nilai sisa,

    karena sifatnya adalah expense (habis pada saat itu juga).

    Tabel 4.25

    Perkiraan Nilai Sisa Instalasi Power plant

    No Nama Equipment Maker Jumlah Satuan Nilai

    Investasi awal

    (Rp/satuan)

    Faktor Koreksi

    Perkiraan Nilai Sisa

    1 Natural Gas Engine & Alternator Cummins 4 unit 9,500,000,000 30% 11,400,000,000

    2 Panel Output Genset DM1-A, 11 kV Merlin Gerin 4 unit 180,000,000 40% 288,000,000

    3 Transformator Step Up 11kV / 20kV Trafindo 4 unit 200,000,000 40% 320,000,000

    4 Panel Output Trafo IM, 20 kV Merlin Gerin 5 unit 45,000,000 40% 90,000,000

    5 Panel Metering Merlin Gerin 1 unit 150,000,000 40% 60,000,000

    6 Panel Distribusi DM1-A, 20 kV Merlin Gerin 4 unit 180,000,000 40% 288,000,000

    7 Lightning Arrester Cubicle Merlin Gerin 1 unit 45,000,000 40% 18,000,000

    8 Cubicle VT Merlin Gerin 1 unit 45,000,000 40% 18,000,000

    9 ATS Control PLN - Genset (20 kV) Merlin Gerin 1 unit 324,000,000 40% 129,600,000

    10 Panel Sinkron PLN - Genset Cummins 1 unit 500,000,000 40% 200,000,000

    11 Incoming Cubicle From PLN, IM, 20 kV Merlin Gerin 1 unit 45,000,000 40% 18,000,000

    12 Outgoing Cubicle From PLN, DM1-A, 20 kV Merlin Gerin 1 unit 180,000,000 40% 72,000,000

    13 Kabel Listrik (uk.120 mm2 = 1.28 kg/m) 4710 meter 2,745,000,000 Rp.50,000/kg 301,440,000

    14 Accessories umum 1 lot 3,156,485,145 15% 473,472,772

    TOTAL 13,676,512,772

    Pembulatan 13,676,500,000

  • 122

    4.3.3.3. Perkiraan Perubahan Harga Gas, Biaya Operasional dan Tarif Listrik

    PT.Cikarang Listrindo

    Besarnya perubahan harga gas untuk power plant dan tarif berlangganan listrik

    PT.CL diasumsikan sama, karena keduanya menggunakan natural gas sebagai bahan

    bakar pembangkit (biaya beban diasumsikan tetap). Perkiraan naiknya harga sendiri

    didasarkan pada besarnya inlasi yang pada akhir tahun 2007 sebesar 6.59% (data

    Bank Indonesia, Januari 2008). Hal yang sama juga diperhitungkan untuk kenaikan

    harga suku cadang dan barang consumable untuk perawatan power plant yang

    berakibat pada berubahnya biaya operasional. Berikut ini adalah tabel perkiraan

    perubahan harga gas, biaya operasional dan tarif listrik PT.CL berdasarkan inflasi.

    Tabel 4.26

    Perkiraan perubahan harga gas selama 8 tahun (mulai Juni 2008)

    No Tahun ke Inflasi Harga Natural

    Gas (Rp) Harga Setelah

    Inflasi (Rp) 1 0 0% 1953

    2 1 6.59% 128.70 2,081.70

    3 2 6.59% 137.18 2,218.89

    4 3 6.59% 146.22 2,365.11

    5 4 6.59% 155.86 2,520.97

    6 5 6.59% 166.13 2,687.10

    7 6 6.59% 177.08 2,864.18

    8 7 6.59% 188.75 3,052.93

    9 8 6.59% 201.19 3,254.12

  • 123

    Tabel 4.27

    Perkiraan perubahan biaya operasional selama 8 tahun (mulai Juni 2008)

    No

    Tahun ke Inflasi Biaya (Rp)

    Biaya Setelah Inflasi (Rp)

    1 0 0% 201,852,000

    2 1 6.59% 13,302,047 215,154,047

    3 2 6.59% 14,178,652 229,332,698

    4 3 6.59% 15,113,025 244,445,723

    5 4 6.59% 16,108,973 260,554,696

    6 5 6.59% 17,170,554 277,725,251

    7 6 6.59% 18,302,094 296,027,345

    8 7 6.59% 19,508,202 315,535,547

    9 8 6.59% 20,793,793 336,329,340

    Tabel 4.28

    Perkiraan perubahan tarif PT.CL selama 8 tahun (mulai Juni 2008)

    No Tahun ke Inflasi Tarif (Rp) Harga Setelah

    Inflasi (Rp) 1 0 0% 742.59

    2 1 6.59% 48.94 791.53

    3 2 6.59% 52.16 843.69

    4 3 6.59% 55.60 899.29

    5 4 6.59% 59.26 958.55

    6 5 6.59% 63.17 1,021.72

    7 6 6.59% 67.33 1,089.05

    8 7 6.59% 71.77 1,160.82

    9 8 6.59% 76.50 1,237.32

    4.3.3.4. Proyeksi Keuntungan (Benefit) Investasi Power Plant

    Keuntungan atau benefit yang didapat oleh perusahaan disini adalah saving cost

    yang diperoleh dari selisih antara pemakaian daya listrik penuh dari PT.CL dan

    pemakaian kombinasi (power plant PT.CL) dengan rasio daya yang telah ditentukan

    untuk meminimasi biaya. Detail proyeksi keuntungan terdapat di lampiran,

  • 124

    sedangkan tabel berikut menunjukkan resume benefit investasi dikurangi biaya

    operasional.

    Tabel 4.29

    Proyeksi benefit investasi atas biaya operasional

    Periode Tahun ke Saving Cost (Rp) Biaya

    Operasional (Rp)

    Benefit (Rp)

    12 bulan proyek 0 0 0 0

    12 bulan pertama 1 13,313,532,417 215,154,047 13,098,378,371

    12 bulan kedua 2 14,294,882,411 229,332,698 14,065,549,712

    12 bulan ketiga 3 15,348,037,733 244,445,723 15,103,592,010

    12 bulan keempat 4 16,477,656,306 260,554,696 16,217,101,610

    12 bulan kelima 5 17,688,973,006 277,725,251 17,411,247,755

    12 bulan keenam 6 18,906,877,440 296,027,345 18,610,850,095

    12 bulan ketujuh 7 20,152,915,200 315,535,547 19,837,379,653

    12 bulan kedelapan 8 21,504,088,479 336,329,340 21,167,759,139

    4.3.3.5. Depresiasi Instalasi Power Plant

    Nilai depresiasi instalasi power plant hanya dibebankan kepada aktiva tetap, kabel

    instalasi dan accesories umum saja, sedangkan pajak dan engineering cost, karena

    sifatnya expense maka tidak dihitung nilai depresiasinya. Maka dengan metode

    depresiasi garis lurus diperoleh besarnya depresiasi tiap tahun :

    Dimana : IC = Initial cost = Total investasi PPN Engineering Cost

    = 52,595,500,000 4,781,402,855 158,612,000 = 47,655,500,000

    S = Salvage value = nilai sisa power plant (tabel 4.24) = 13,676,500,000

    n = periode penyusutan = 8 tahun

    nSICDt

    =

  • 125

    000,375,247,48

    000,500,676,13000,500,655,47 ==tD Berikut adalah tabel depresiasi selengkapnya.

    Tabel 4.30

    Nilai Depresiasi Instalasi Power Plant

    Periode Depresiasi Nilai buku

    Tahun ke 0 0 47,655,500,000

    Tahun ke 1 4,247,375,000 43,408,125,000

    Tahun ke 2 4,247,375,000 39,160,750,000

    Tahun ke 3 4,247,375,000 34,913,375,000

    Tahun ke 4 4,247,375,000 30,666,000,000

    Tahun ke 5 4,247,375,000 26,418,625,000

    Tahun ke 6 4,247,375,000 22,171,250,000

    Tahun ke 7 4,247,375,000 17,923,875,000

    Tahun ke 8 4,247,375,000 13,676,500,000

    4.3.3.6. Proyeksi Aliran Kas

    Aliran kas masuk disini merupakan keuntungan/benefit yang diperoleh dari

    penghematan biaya pengadaan listrik antara memakai sumber lama dari PT.CL dan

    sumber kombinasi PT.CL Power plant (Metode taksiran selisih/incremental).

    Modal/investasi pembangunan power plant sepenuhnya adalah 100 % biaya dari

    PT. Astra Honda Motor, sehingga cash flow yang ada tidak dipengaruhi oleh bunga

    Bank, selain itu karena hanya merupakan transaksi pembayaran rekening listrik atau

    rekening gas, maka transaksi ini tidak dikenai pajak. Sedangkan waktu pelaksanaan

    proyek termasuk lead time pembelian genset adalah satu tahun, dengan asumsi biaya

    pekerjaan dibayarkan total pada saat selesainya proyek (akhir tahun). Berikut adalah

    proyeksi aliran kas selama delapan tahun.

  • 126

    Tabel 4.31

    Proyeksi Aliran Kas

    ITEM CHECK TAHUN -1 (Rp) TAHUN 0 (Rp) TAHUN 1 (Rp) TAHUN 2 (Rp) TAHUN 3 (Rp)

    Fixed Investasi 0 52,595,500,000 0 0 0

    Initial Cash Flow 0 52,595,500,000 0 0 0

    Benefit 0 0 13,098,378,371 14,065,549,712 15,103,592,010

    Penyusutan 4,247,375,000 4,247,375,000 4,247,375,000

    Operational Cash Flow 17,345,753,371 18,312,924,712 19,350,967,010

    Arus Kas Bersih (Rp) 0 52,595,500,000 17,345,753,371 18,312,924,712 19,350,967,010

    ITEM CHECK TAHUN 4 (Rp) TAHUN 5 (Rp) TAHUN 6 (Rp) TAHUN 7 (Rp) TAHUN 8 (Rp)

    Fixed Investasi 0 0 0 0 0

    Initial Cash Flow 0 0 0 0 0

    Benefit 16,217,101,610 17,411,247,755 18,610,850,095 19,837,379,653 21,167,759,139

    Penyusutan 4,247,375,000 4,247,375,000 4,247,375,000 4,247,375,000 4,247,375,000

    Operational Cash Flow 20,464,476,610 21,658,622,755 22,858,225,095 24,084,754,653 25,415,134,139

    Arus Kas Bersih (Rp) 20,464,476,610 21,658,622,755 22,858,225,095 24,084,754,653 25,415,134,139

    Aliran kas dapat digambarkan kedalam diagram cash flow sebagai berikut

    Gambar 4.3

    Cash flow investasi

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    -1 0 2 3 4 5 6 7 81

    Rp.17,345,753,371 Rp.18,312,924,712

    Rp.19,350,967,010 Rp.20,464,476,610

    Rp.21,658,622,755 Rp.22,858,225,095

    Rp.24,084,754,653 Rp.25,415,134,139

    Rp.52,595,500,000

    Periode Operasi

    Periode Investasi

  • 127

    4.3.4. Analisis Kelayakan Investasi

    Metode yang dipakai untuk analisis investasi power plant ini adalah sebagai

    berikut :

    4.3.4.1. Metode Pemulihan Investasi (Payback Period Method)

    Metode pemulihan investasi yang dipakai disini menggunakan acuan arus kas

    kumulatif, karena arus kas yang diterima setiap tahunnya (A) tidak seragam. Dari

    data arus kas pada tabel 4.30, maka perhitungan payback period arus kumulatif

    adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.32

    Perhitungan Payback Method arus kumulatif

    Tahun Investasi

    Item Arus Kas Tahunan (Rp) Arus Kas

    Kumulatif (Rp) Waktu

    (Tahun)

    0 0 0

    1 Io 0 (52,595,500,000)

    2 A1 17,345,753,371 (35,249,746,629) 1

    3 A2 18,312,924,712 (16,936,821,917) 1

    4 A3 16,936,821,917 0 0.88 *)

    5 A4

    6 A5

    7 A6

    8 A7

    9 A8 Jumlah 52,595,500,000 2.88

    Keterangan : *) = ,01019,350,967917,821,936,16 = 0.88

    Jadi pemulihan modal untuk proyek investasi power plant adalah 2.88 tahun.

  • 128

    4.3.4.2. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method)

    Sebelum menghitung IRR, terlebih dahulu harus ditentukan MARR (Minimum

    Attractive rate of return) yaitu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan oleh

    investor. MARR dapat dirumuskan sebagai berikut :

    MARR = suku bunga pinjaman bebas inflasi + tingkat inflasi + risk factor (faktor

    resiko)

    Dimana : risk factor = koreksi tingkat suku bunga terhadap inflasi

    = tingkat suku bunga x inflasi

    MARR = 8.25% (SBI) + 6.59% + (8.25% x 6.59%)

    = 15.38%

    Data data lain yang diperlukan untuk mencari IRR adalah :

    - Payback period = 2.88 tahun

    - Usia ekonomis = 8 tahun

    Dari tabel nilai sekarang anuitas / present value of annuity Appendix A-2

    (lampiran) dengan masa pemulihan modal 2.88 tahun, maka didapatkan faktor

    pengurangan kumulatif adalah 21% (2.926) dan 22% (2.864). Tingkat bunga ini akan

    digunakan untuk menghitung net present value dengan faktor diskon yang terdapat

    pada tabel nilai sekarang / present value Appendix A-1 (lampiran). Perhitungan net

    present value untuk faktor diskon 21% dan 22% adalah sebagai berikut.

  • 129

    Tabel 4.33

    Perhitungan present value pada tingkat diskon 21%

    Tahun Investasi

    Tahun Operasi

    Arus Kas (Rp) Faktor Diskon (I = 21%)

    Nilai Sekarang (Rp)

    0 -1 0 1.000 0

    1 0 (52,595,500,000) 0.826 (43,443,883,000)

    2 1 17,345,753,371 0.683 11,847,149,552

    3 2 18,312,924,712 0.564 10,328,489,538

    4 3 19,350,967,010 0.467 9,036,901,594

    5 4 20,464,476,610 0.386 7,899,287,971

    6 5 21,658,622,755 0.319 6,909,100,659

    7 6 22,858,225,095 0.263 6,011,713,200

    8 7 24,084,754,653 0.218 5,250,476,514

    9 8 25,415,134,139 0.180 4,574,724,145

    TOTAL NPV Rp 18,413,960,173

    Tabel 4.34

    Perhitungan present value pada tingkat diskon 22%

    Tahun Investasi

    Tahun Operasi

    Arus Kas (Rp) Faktor Diskon (I = 22%)

    Nilai Sekarang (Rp)

    0 -1 0 1.000 0 1 0 (52,595,500,000) 0.820 (43,128,310,000) 2 1 17,345,753,371 0.672 11,656,346,265 3 2 18,312,924,712 0.551 10,090,421,516 4 3 19,350,967,010 0.451 8,727,286,122 5 4 20,464,476,610 0.370 7,571,856,346 6 5 21,658,622,755 0.303 6,562,562,695 7 6 22,858,225,095 0.249 5,691,698,049 8 7 24,084,754,653 0.204 4,913,289,949 9 8 25,415,134,139 0.167 4,244,327,401

    TOTAL NPV Rp 16,329,478,342

  • 130

    Dari perhitungan net present value diatas, maka perhitungan IRR adalah :

    IRR = 21% + ( )%21%22 ,34216,329,478 ,17318,413,960

    173,960,413,18 +

    = 21% + 0.53%

    = 21.53%

    4.3.4.3. Metode Nilai Sekarang (Net Present Value Method)

    Variabel yang digunakan dalam perhitungan nilai sekarang adalah arus kas

    tahunan, biaya investasi inisial dan besarnya faktor diskon yang diperoleh dari tabel

    nilai sekarang / present value Appendix A-1 (lampiran). Faktor diskon yang

    digunakan disini adalah sama dengan MARR, yaitu 15.38%. dari tabel Appendix A-1

    nilai ini berada diantara 15% dan 16% sehingga perlu dilakukan interpolasi linier.

    Misalnya : A1 = B, A3 = C, A2 = X

    Maka persamaan interpolasi linier adalah :

    X = ( )

    + BC

    AAAAB

    13

    12

    Berikut ini adalah tabel hasil interpolasi faktor diskon

    Tabel 4.35

    Interpolasi Faktor diskon

    Tahun ke I = 15% I = 16% I = 15.38%

    1 0.87 0.862 0.867

    2 0.756 0.743 0.751

    3 0.658 0.641 0.652

    4 0.572 0.552 0.564

  • 131

    Lanjutan Tabel 4.35

    Interpolasi Faktor diskon

    5 0.497 0.476 0.489

    6 0.432 0.41 0.424

    7 0.376 0.354 0.368

    8 0.327 0.305 0.319

    9 0.284 0.263 0.276

    Dan tabel perhitungan NPV adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.36

    Perhitungan Net present value

    Tahun Investasi

    Tahun Operasi

    Arus Kas (Rp) Faktor Diskon (I = 15.38)

    Nilai Sekarang (Rp)

    0 -1 0 1.000 0

    1 0 (52,595,500,000) 0.867 (45,598,194,680)

    2 1 17,345,753,371 0.751 13,027,701,526

    3 2 18,312,924,712 0.652 11,931,602,967

    4 3 19,350,967,010 0.564 10,921,685,781

    5 4 20,464,476,610 0.489 10,007,538,352

    6 5 21,658,622,755 0.424 9,175,458,944

    7 6 22,858,225,095 0.368 8,403,597,874

    8 7 24,084,754,653 0.319 7,674,366,223

    9 8 25,415,134,139 0.276 7,015,085,325

    TOTAL NPV 32,558,842,311

    Dari perhitungan pada tabel diatas diperoleh nilai NPV = 32,558,842,311

  • 132

    4.3.4.4. Metode Indeks Kemampulabaan (Profitability Index Method)

    Dari perhitungan net present value diatas, dapat dihitung pula nilai profitability

    index (PI) untuk investasi power plant, dimana PI merupakan perbandingan antara

    total nilai sekarang dari arus kas tahunan dengan biaya investasi.

    0I

    TPVPI = , dimana TPV = arus kas masuk tabel 4.35

    PI = ,00052,595,500

    ,99178,157,036 = 1.49