Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

52

Transcript of Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Page 1: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository
Page 2: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Ria Sandra Alimbudiono

Page 3: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN

Penulis RIA SANDRA ALIMBUDIONO

Desain I Layout LIA

Cetakan Pertama. Juli 2009

Penerbit dan Percetakan

PT Revka Petra Media Jalan Pucang Anom Timur No. 5 Telp/ Fax: 031·5051711/5056848

Perpustakaan Nasional Rl : Katalog Dalam TerMan ( KDT )

V +54 Halaman; W"xJ<D mm

/ t; '; '( 2 :w

ISBN : 978~02-95180-2-3

Hak cipta dMdoogi undang-undang. Diarang ~ alau memindahkan sebegian atau sekJruh isi buku ini ke dafam benluk apapt11, secara eleklronis maupun mebnis, termasuk fotokopi, merekam, •u dengan feknik perekaman lailnya, tanpa izin fertldls dari penerbit, Undang-undang Nomo( 19 Tahun 2000 tentang Hak ~. Bab XII Kelenlulll Pklana, Pasal72, AYAT (1), (2) DAN (6)

Page 4: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

DAFTARIST

Daftar lsi... ................................ ... . . . ... . ... ........ .. ..... ii

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

l. Pentingnya Perencanaan dan Pengendalian.... .. . . . . . .. . .. 1

2. Budget Sebagai Alat Perencanaan Keuangan.. . ..... .. . ... 5

3. Financial Budget dan Operating Budget......... .... ........ 11

4. Operating Budget. .......... . . .................. . ....... . .......... 15

5. Pengendalian Melalui Analisis Varians... .... . .......... .. .. 29

A. Analisis Varians untuk Beban Yang Bersifat 43 Variabel ................... ....... ............. .. ....... . .. . ... .

B. Analisis Varians untuk Beban Yang Bersifat Tetap.. 59

c. Analisis Varians untuk Pendapatan... . ....... ..... ... .. 65

·-·---- - ·

Page 5: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Kata Pengantar

Bermula dari kegiatan pelatihan akuntansi pada unit usaha kecil

menengah yang yang diadakan oleh sebuah universitas, saya terdorong

untuk menulis sebuah buku praktis tentang perencanaan dan

pengendalian keuangan. Buku ini adalah sebuah buku praktis yang dapat

digunakan untuk membantu usaha kecil menengah dalam mengelola dan

menilai operasional usahanya secara lebih terstruktur.

Perencanaan dan pengendalian keuangan merupakan suatu hal

mutlak yang harus dilakukan oleh sebuah usaha yang ingin survive dan

sukses dalam jangka panjang. Perencanaan dilakukan agar pengelola atau

manajemen dapat mengambi l langkah-langkah sesuai dengan pemikirin

kritis dan strategis sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Perencanaan ini dilakukan dengan mensinkronkan antara tujuan,

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi pada

masa depan. Perencanaan merupakan langkah-langkah kecil yang akan

dilakukan dari perjalanan panjang menuju pintu kesuksesan. Anggaran

adalah merupakan salah satu wujud kuantitatif dari perencanaan yang

dilakukan.

Setelah perencanaan ditetapkan, tugas selanjutnya ada di tangan

pihak manajemen pengelola. Bagaimana manajemen menuangkan

rencana yang ditetapkan menjadi suaru kenyataan indah dalam

pengelolalan perusahaan merupakan suatu tantangan tersendiri yang

dapat dinikmati sebagai suatu proses pembelajaran dan pengembangan

diri.

Page 6: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan pengendalian merupakan satu aktivitas sinergi

dalam pengelolaan perusahaan yang sehat. Oleh karena itu, setelah

periode berjalan, pengendalian perlu dilakukan dalam rangka evaluasi

dan penilaian kinerja. Pengendalian juga dapat digunakan sebagai

cerminan kinetja dan umpan balik bagi pihak manaJemen dalam

melakukan tindakan yang lebih baik pada periode mendatang.

Analisis varians merupakan salah satu alat untuk melakukan

pengendalian yang efektif. Analisis varians dilakukan dengan

membandingkan antara anggaran yang telah disusun dengan pengelolaan

manajemen selama satu periode. Dengan analisis varians diharapkan

manajemen tidak hanya dapat menilai kinerja perusahaan, namun lebih

dari itu, manajemen mendapat informasi penting dalam pengelolaan yang

lebih baik untuk menyongsong masa depan yang cerah.

Buku ini disusun dengan pemikiran sederhana untuk mendukung

pengelolaan usaha kecil menengah yang lebih sebat. Oleh karena itu,

saya haturkan banyak terima kasih kepada ternan-ternan penyelenggara

pelatihan akuntansi keuangan dan kepada perusahaan-perusahaan yang

tergabung dalam Forda UKM yang telah berpartisipasi dalam pelatihan

atas inspirasi dan masukannya dalam pengelolaan usaha kecil menengah.

Selain itu, saya haturkan juga terima kasih saya atas pengertian

dan kasih sayang yang telah diberikan oleh suami dan anak-anak tercinta,

Clift dan Jessica. Kalian semua adalah sumber motivasi dalam kehidupan

saya. Terima Kasih ...

Ria Sandra Alimbudiono

Page 7: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

1. PENTINGNYA PERENCANAAN

DAN PENGENDALIAN

1

Page 8: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Dalam pengelolaan suatu perusahaan, proses perencanaan dan

pengendalian merupakan suatu hal yang tidak terelakkan. Proses ini

harus dijalankan karena perusahaan perlu untuk menjaga

kelangsungan hidup dan mencapai tujuan yang telah dicanangkan

sebelumnya.

Tujuan perusahaan bersifat jangka panjang. Dan untuk

mencapai tujuan tersebut dibutuhkan serangkaian strategi yang sering

dikenal dengan sebutan renstra (rencana strategis). Renstra dapat

digambarkan sebagai jalan yang dipersiapkan oleh organisasi dalam

mencapa1 tujuannya. Renstra dibentuk dengan harapan agar

organisasi dapat secara efisien dan efektif dapat menjalankan

operasional. Renstra seringkali ditetapkan dalam jangka waktu di

atas 5 tahun. Renstra merupakan suatu rencana strategis perusahaan

di mana perusahaan berusaha untuk memotret kapabilitas dan

kompetensinya dan selanjutnya menyelaraskan dengan opportunity

dan threat yang ada di pasar dalam rangka mencapai tujuan akhir

perusahaan.

Karena tujuan bersifat jangka panjang, maka renstra yang

dibentuk perlu untuk dipecah-pecah menjadi potongan-potongan

periode yang lebih kecil. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka

menjamin adanya proses monitoring dan evaluasi yang lebih baik.

Sebagai illustrasi, jika perusahaan menetapkan tujuan untuk

2

Page 9: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

memperluas pangsa pasar sampai ke wilayah Asia Pasific dalam

enam tahun ke depan, maka perusahaan dengan memperhatikan

segala kemampuan dan peluang serta ancaman di pasar, dapat

menetapkan tujuan jangka pendeknya. Misalnya, dalam tahun

pertama, perusahaan harus mampu menguasai pasar Indonesia bagian

Timur, tahun kedua, penguasaan terhadap seluruh pasar di Indonesia

harus dapat dicapai dan demikian selanjutnya, sehingga dalam enam

tahun ke depan diharapkan penguasaan terhadap pasar Asia Pasific

dapat terlaksana.

Selanjutnya, setelah semua rencana, baik dalam jangka

panjang maupun jangka pendek telah ditetapkan, maka perlu bagi

perusahaan untuk menyediakan alat pengendalian yang efektif.

Pengendalian perlu dilakukan karena perencanaan tidak akan

memiliki manfaat apapun jika tidak pemah dilakukan pengendalian.

Demikian juga, pengendalian tidak akan pemah dapat dilaksanakan

tanpa didahului dengan adanya perencanaan yang tepat. Perencanaan

dan pengendalian merupakan dua sisi mata uang yang tidak

terpisahkan. Dan oleh karena itu, keduanya perlu dilaksanakan secara

simultan.

Hal tnt sejalan pula dengan fungsi-fungsi yang harus

dijalankan oleh manajemen. Planning dan controlling merupakan

salah satu fungsi manajemen yang vital. Oleb karena itu, setelah

3

Page 10: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

perencanaan secara umum ditetapkan, maka adalah merupakan suatu

keharusan untuk mengkuantifisir rencana tersebut dalam bentuk

kuantitatif. Pengkuantifisiran tersebut juga berkaitan dengan

penilaian kelayakan atas rencana yang akan dijalankan. Dan setelah

planning diterjemahkan menjadi berbagai action, maka pengendalian

dalam bentuk kuantitatif dapat dilaksanakan dengan menggunakan

analisis varians.

4

Page 11: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

2. BUDGET SEBAGAI ALAT

PERENCANAANKEUANGAN

5

Page 12: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Salah satu alat perencanaan keuangan yang dapat

dipergunakan oleh perusahaan adalah anggaran (budget). Budget

adalah bentuk kuantitatif dari perencanaan yang dilakukan oleh

perusahaan. Budget merupakan suatu action plan tahunan yang

dibuat berdasar rencana strategis dan oleh karena itu budget harus

dibuat secara berkelanjutan sampai dengan tujuan jangka panjang

tercapai.

Selain sebagai penterjemahan dari renstra, anggaran juga

berfungsi sebagai alat pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dapat

dilakukan dengan cara membandingkan antara budget dengan actual.

Hal ini terutama dapat dilaksanakan pada cost center (pusat

pertanggunjawaban biaya) ataupun revenue center (pusat

pertanggungjawaban pendapatan). Meskipun pengukuran kinerja ini

harus dipadukan dengan beberapa pengukuran kinerja lain, namun

secara umum, pengukuran kinerja berdasar perbandingan budget dan

actual memiliki beberapa kelebihan, antara lain: adanya orientasi ke

masa depan. Artinya, karena budget yang disusun berdasarkan

prediksi masa depan, maka pengukuran kinerja yang terjadipun akan

dinilai berdasar kondisi masa dcpan. Keadaan ini sangatlah positif

mengingat banyak perusahaan yang melakukan penguk:uran kinerja

berdasar data masa lampau yang seringkali sudah tidak relevan lagi,

baik dari sisi nilai maupun kondisi yang mendasarinya.

6

Page 13: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Selanjutnya anggaran juga dapat digunakan sebagai surnber

informasi untuk pengarnbilan keputusan. Hal ini disebabkan karena

pada dasamya anggaran adalah cerrninan dari kondisi perusahaan

rnasa mendatang, anggaran merupakan miniatur jalan yang akan

dilalui oleh perusahaan. Oleh karena itu, sebelum manajernen

rnelakukan sesuatu di luar rencana, pihak rnanajemen harus

mempertimbangkan dampak yang akan terjadi terhadap pencapaian

tujuan perusahaan.

Manfaat lain dari anggaran adalah sebagai alat kornunikasi

dan koordinasi, baik antar departmen maupun antar level manajemen.

Sebagai illustrasi, dengan adanya anggaran penjualan, rnaka

departmen produksi dapat menentukan berapa unit barang yang akan

diproduksi, dan selanjutnya komunikasi dan koordinasi dilanjutkan

kepada departmen pembelian dan personalia. Departemen tersebut

dapat mengetahui berapa unit bahan yang dibutuhkan dan berapa

orang buruh yang harus dipekerjakan. Dari illustrasi di atas, dapat

diketahui bahwa anggaran dapat digunakan sebagai sarana

komunikasi dan koordinasi yang baik.

Mengingat pentingnya anggaran dalam fungsi perencanaan,

maka perlu bagi perusahaan untuk rnenetapkan anggaran secara

tepat. Ada beberapa pendekatan dalam penyusunan anggaran, antam

lain menggunakan pendekatan past performance, pendekatan zero-

7

Page 14: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

based budgeting ataupun pendekatan activity-based budgeting.

Masing-masing pendekatan memiliki keunggulan dan kelemahan.

Pendekatan past performance lebih banyak menggunakan data masa

lampau sebagai dasar penetapan budget, misalnya kenaikan

penjualan l 0% dari tahun laJu. Pendekatan ini merupakan

pendekatan yang paling mudah, namun memiliki kelemahan

mendasar, yaitu tidak sesuainya kondisi masa lampau dengan kondisi

masa depan. Pendekatan zero-based budgeting, menggunakan

kondisi masa depan sebagai dasar penyusunan budget, data masa

lampau dianggap tidak relevan lagi, sehingga pendekatan ini menjadi

lebih rumit dalam penerapannya. Pendekatan activity-based

budgeting menggunakan pendekatan aktivitas dalam penyusunan

anggaran. Perencanaan aktivitas yang akan dijalankan merupakan

motor dari penyusunan anggaran yang selanjutnya akan

ditetjemahkan dalam nilai-nilai yang tertera dalam anggaran yang

diusulkan.

Terlepas dari pendekatan mana yang akan dipergunakan, ada

beberapa langkah yang hams dijalankan dalam penyusunan

anggaran, antara lain: pertama, perencanaan mengenai performance

yang ingin dicapai secara umum. Perencanaan iru membutuhkan

pemikiran kritis dan strategis dan oleh karena itu tahapan ini

membutuhkan keterlibatan yang intensif dari manajcmen tingkat

8

Page 15: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

atas. Manajemen perlu untuk mensinkronkan antara renstra yang

telah ditetapkan, kondisi saat ini dan capaian yang telah diperoleh

sampa1 dengan tahun sebelumnya. Setelah perencanaan secara

umum disepakati, maka rnanajernen perlu untuk menetapkan

petunjuk atau referensi penyusunan anggaran untuk rnasa rnendatang.

Tahapan ini rnernbutuhkan kesarnaan persepsi antara manajemen

tingkat atas, menengah maupun bawah mengenai aktivitas yang akan

diusulkan dan harapan kinerja yang akan dihasilkan. Selanjutnya,

anggaran akan disusun dan dikoordinasikan dengan seluruh

manajemen perusahaan. Tahapan akhir dari proses penyusunan

anggaran adalah pengendalian dan evaluasi basil capaian dalam

periode anggaran dan penyediaan informasi sebagai feedback bagi

periode yang akan datang.

Dengan adanya tahapan-tahapan tersebut, dapat terlihat

manfaat dari anggaran sebagai sarana untuk pencapaian tujuan,

pengambilan keputusan secara lebih tepat, pengukuran kinerja

maupun sebagai alat komunikasi dan koordinasi. Mengingat

pentingnya anggaran dalam pengelolaan rnanajemen perusahaan

yang sehat, rnaka seringkali perusahaan rnernbuat sebuah tim

anggaran yang melibatkan manajernen dari berbagai fungsi . Adanya

tim anggaran dari berbagai fungsi ini juga dimaksudkan agar

anggaran yang disusun dapat rnenangkap potensi maupun kendala

9

Page 16: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

yang ada serta dapat mensinkronkan dan mensosialisasikan maksud

dan tujuan perusahaan secara Jebih intensif. Dengan dernikian

diharapkan bahwa budget yang dibuat tidak hanya sebagai prosedur

administratif saja, melainkan merupakan sebuah proses perencanaan

yang matang menuju pencapaian visi dan misi perusahaan.

10

Page 17: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

5. PENGENDALIAN MELALUI

ANALISIS V ARIANS

29

Page 18: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Sesuai dengan salah satu tujuao dari penyusunan anggaran,

yaitu sebagai alat pengendalian operasional dalam upaya mencapai

tujuan perusahaan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan

analisis varians. Analisis varians adalah suatu metode untuk

menganalisis perbedaan antara perencanaan yang telah ditetapkan

dengan aktivitas aktual yang dilaksanakan.

Analisis atas perbedaan ini dilakukan bukan ditujukan untuk

mengadili suatu bagian/departemen, namun lebih pada aspek

pengendalian dan perbaikan, yaitu dengan menganalisis penyebab

tetjadinya perbedaan. Memang dalam beberapa kondisi, analisis

varians dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja. Namun,

penerapannya harus sangatlah berhati-hati. Hal ini disebabkan karena

pengukuran kinerja akan sangat mempengaruhi perilaku dan motivasi

karyawan. Penerapan analisis varians sebagai alat penilaian kinetja

yang dianggap kurang tepat dapat mengakibatkan penurunan

motivasi kerja atau bahkan kehilangan orang-orang potensial bagi

perusahaan.

Pada dasarnya, perbedaan/varians yang terjadi dapat dibagi

menjadi dua kategori, yaitu yang sifatnya controllable dan

uncontrollable. Kenaikan harga bahan bakar minyak, keluarnya

peraturan mengenai tarif bea masuk barang impor merupakan

contoh-contoh dari penyebab perbedaan yang bersifat

30

Page 19: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

uncontrollable. Adalah menjadi suatu hal yang sangat tidak

bijaksana, apabila seorang manajer dinilai kinerjanya berdasar hal­

hal yang bersifat di luar wewenangnya.

Selain itu, analisis varians dapat digunakan sebagai masukan

dalam mengevaluasi strategi yang telah ditentukan sebelurnnya.

Adanya varians yang sangat material (besar) membutuhkan perhatian

yang lebih dari pihak manajemen. Manajemen perlu melakukan

investigasi secara mendalam mengenai penyebab terjadinya varians

tersebut dan untuk selanjutnya mengambil tindakan korektif yang

dibutuhkan. Tindakan korektif tersebut dapat berupa evaluasi

karyawan, evaluasi proses sampai pada evaluasi strategi yang

ditetapkan.

Selain melakukan investigasi pada varians yang bernilai

tinggi, investigasipun perlu dilakukan pada varians yang meskipun

nilainya kecil, namun memberi dampak yang sangat besar pada

kelangsungan hidup perusahaan. Misalnya: pada perusahaan farmasi,

varians atas pemakaian bahan untuk membuat obat hams dimonitor

secara ketat. Karena terjadinya varians yang kecil pun dapat

mempengaruhi kualitas obat yang dihasilkan. Oleh karena itu,

management by exception perlu diterapkan pada acceptable level

yang berbeda-beda untuk setiap departemen yang dianalisis.

31

Page 20: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Setelah mengetahui manfaat dari analisis varians, maka perlu

untuk diketahui pula mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam

analisis varians. Sekali lagi, perlu diingatkan bahwa analisis varians

pada dasamya adalah suatu metode yang digunakan untuk

menganalisis perbedaan antara perencanaan yang telah ditetapkan

dengan aktivitas aktual yang dilaksanakan. Oleh karena itu, secara

sederhana dapat dikatakan bahwa analisis varians adalah analisis

perbedaan antara nilai yang tcrcantum pada anggaran dengan nilai

aktual yang tcrjadi.

Sebagai illustrasi, PT " Utama Makmur" adalah perusahaan

yang menyusun anggaran laba rugi berdasarkan pendekatan variable

costing. Produk dari PT "Utama Makmur" adalah tas sekolah dan tas

belanja. Namun, untuk penyederhaan, maka anggaran laba rugi yang

akan dianalisis adalah untuk produk tas sekolah. Pada tahun 20 l 0,

PT "Utama Makmur" merencanakan untuk menjual 1.100 unit tas

sekolah dengan harga Rp.60.000. Biaya variabel per unit untuk

bahan baku adalah Rp 16.500,- tenaga kerja langsung adalah

Rp.30.000,- dan overhead variabel Rp.l.lOO,- serta total biaya tetap

untuk produk tas sekolah adalah Rp. 3.700.000,- per tahun.

Jika pada tahun 20 I 0, produk yang dijual adalah sebanyak

900 unit dengan harga Rp. 65.000,- dengan biaya bahan baku Rp.

16.100,- biaya tenaga kerja langsung Rp. 31.100,- biaya overhead

32

Page 21: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

variabel Rp. 1.320,- dan total biaya overhead tetap selama tahun

2010 adalah sebesar Rp. 4.000.000,- Maka analisis varians adalah

sebagai berikut:

Tabell 1. Static Budget Variance

Static Budget Anggaran Aktual Variance

Penjualan 66,000,000 58,500,000 (7,500,000) (unf)

Beban Variabel

Bahan Baku Langsung 18,150,000 14,490,000 (3,660,000) (fav)

Tenaga Kerja Langsung 33,000,000 27,900,000 (5,100,000) (fav)

Overhead 1,210,000 1,188,000 {22,000) (fav)

Total Beban variabel 52,360,000 43,578,000 {8,782,000) (fav)

Contribution Margin 13,640,000 14,922,000 1,282,000 (fav)

Total Beban Tetap 3,700,000 4,000,000 300,000 (unf)

Total Laba Operasional 9,940,000 10,922,000 982,000 (fav)

Dari analisis varians terlihat bahwa laba perusahaan lebih

besar dari pada yang dianggarkan sebesar Rp. 982.000,- dan dengan

lebih tingginya laba sesungguhnya yang diperoleh daripada yang

dianggarkan, maka perusahaan menyatakan bahwa varians yang

terjadi adalah varians yang menguntungkan (favourable).

Varians pada dasamya terdiri dari 2 macam, yaitu varians

yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan. Penyebutan

jenis varians ini banyalah berdasar pada hasil perhitungan saja.

Artinya, varians dinyatakan sebagai menguntungkan apabila

33

Page 22: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

penjualan maupun laba aktual lebih tinggi dari pada yang

dianggarkan, atau beban aktual lebih rendah daripada yang

dianggarkan.

Namun, apakah varians yang menguntungkan secara faktual

memang menguntungkan bagi perusahaan dan sebaliknya, varians

yang tidak menguntungkan memang secara faktual tidak

menguntungkan perusahaan? Jawabnya adalah belum tentu. Hal ini

disebabkan karena secara bisnis, varians tersebut belum tentu

menguntungkan ataupun tidak menguntungkan. Sebagai contoh,

varians yang menguntungkan pada biaya pemasaran berarti biaya

pemasaran yang dikeluarkan lebih kecil daripada yang dianggarkan.

Hal ini belum tentu merupakan pertanda yang baik bagi perusahaan.

Jika manajer pemasaran tidak melakukan aktivitas pemasaran secara

benar, maka dapat dimungkinkan biaya pemasaran yang dikeluarkan

menjadi lebih kecil daripada yang dianggarkan dan hal ini

merupakan malapetaka bagi perusahaan, karena dalam jangka

panjang akan mempengaruhi penjualan. Demikian juga sebaliknya.

Oleh karena itu perlu dipahami, bahwa penyebutan varians

yang menguntungkan ataupun yang tidak menguntungkan belum

tentu menunjuk.kan kondisi yang sebenamya. Perlu bagi manajemen

untuk menganalisis lebih lanjut mengenai aktivitas ataupun penyebab

terjadinya varians tersebut.

34

Page 23: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Dari tabel di atas, terlihat bahwa varians yang terjadi adalab

sebesar Rp. 982.000,-(fav). Varians ini disebut sebagai static budget

variance. Static budget variance merupakan varians (perbedaan)

antara static budget dan aktual. Static budget adalah budget

(anggaran) yang dibuat sebelum periode berjalan. Dan oleh karena

itu, disusun berdasarkan kuantitas dan harga jual yang dianggarkan,

sedangkan beban dianggarkan berdasarkan biaya standar (standard

cost) yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Static budget variance menunjukkan total perbedaan yang

terjadi antara laba yang dianggarkan dengan laba yang

sesungguhnya. Static budget variance ini bersifat total dan sangatlah

umum. Oleh karena itu, varians ini dikategorikan sebagai varians

level pertama.

Pada static budget variance, adalah menjadi sangat sulit bagi

manajemen untuk mengetahui dan menganalisis lebih dalam

mengenai penyebab terjadinya varians. Hal ini disebabkan karena

adanya perbedaan dari dua variabel yang dipergunakan, yaitu

perbedaan pada kuantitas dan harga jual(beban ). Pada static

budget, kuantitas dan harga yang dipergunakan adalah kuantitas dan

harga yang dianggarkan, sedang pada kondisi aktual, baik harga

maupun kuantitas adalah dalam kondisi aktual. Oleh karena itu,

manajemen perlu untuk menyusunjlexible budget.

35

Page 24: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Flexible budget adalah anggaran yang disusun berdasar

output(kuantitas) aktual. Secara umum, dapat dikatakan bahwa

flexible budget berusaha untuk menunjukkan laba yang seharusnya

dapat diperoleh perusahaan dengan output yang sesungguhnya dijual.

Oleh karena itu, flexible budget dapat digunakan sebagai alat

pengendalian yang cukup efektif. Dari flexible budget, manajemen

dapat mengetahui berapa seharusnya Iaba yang akan diperoleb dan

dengan demikian, manajemen dapat menganalisis lebih lanjut

penyebab terjadinya perbedaan dan pada akhirnya mengambil

tindakan korektif yang dibutuhkan.

Tabell2. Static Budget, Flexible Budget dan Actual

Static Budget Flexible Budget Actual

(QB x PB} (QAx PB} (QAxPA)

Penjualan 66,000,000 54,000,000 58,500,000 Beban Variabel

Bahan Baku langsung 18,150,000 14,850,000 14A90,000 Tenaga Kerja langsung 33,000,000 27,000,000 27,900,000

Overhead 1,210,000 990,000 1,188,000 Total Beban variabel 52,360,000 42,840,000 43,578,000 Contribution Margin 13,640,000 11,160,000 14,922,000 Total Beban Tetap 3.700,000 3.700,000 4,000,000 Totallaba Operasional 9,940,000 7,460,000 10,922,000

l I I I

Sales Volume Variance Flexible Budget Variance

36

Page 25: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa dengan adanya

perubahan unit yang dijual, dari 1.100 unit yang dianggarkan

menjadi 900 unit yang benar-benar teijual, maka perusahan

seharusnya memperoleh laba sebesar Rp. 7.460.000,- namun karena

teijadinya perbedaan harga jual, maka laba perusahaan berubah

menjadi Rp I 0.922.000,-

V arians yang teijadi akibat adanya perbedaan an tara unit

yang dianggarkan dengan unit yang sesungguhnya terjual disebut

sales volume variance. Sales volume variance adalah sebesar

(7.460.000 - 9.940.000) = (2.480.000),- dan karena unit yang dijual

lebih kecil dari yang dianggarkan, maka varians yang terjadi bersifat

unfavourable. Secara singkat sales volume variance dapat dinyatakan

dalam rumusan:

Sales Volume Variance = Static Budget- Flexible Budget

Sedang varians yang terjadi akibat adanya perubahan harga

barang yang dijual disebutjlexible budget variance. Flexible budget

variance adalah sebesar (10.922.000 - 7.460.000) = 3.462.000,- dan

karena harga sesungguhnya lebih tinggi dari yang dianggarkan, maka

varians yang terjadi bersifat favourable. Flexible budget variance

dapat dinyatakan dalam rumusan sebagai berikut:

37

Page 26: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Flexible Budget Variance = Flexible Budget- Actual

Setelah proses perhitungan selesai dilakukan, maka adalah

menjadi lebih bijak untuk melengkapi perhitungan tersebut dengan

analisis cause and effect yang dapat digunakan sebagai umpan batik

bagi manajemen dalam pengambilan putusan. lnformasi yang

diberikan dari sales volume variance dan flexible budget variance

bersifat lebih detail dibanding dengan static budget variance. Karena

itu sales volume variance dan flexible budget variance sering disebut

analisis varians level dua.

Pada PT "Utama Makmur", sales volume variance sebesar

Rp. 2.480.000,- (urifavourable) disebabkan karena unit yang dijual

lebih kecil daripada yang dianggarkan. Dengan adanya kondisi ini,

manajemen diharapkan untuk tidak serta merta melakukan

penghakiman terhadap kinerja divisi penjualan. Namun, yang hams

dilakukan adalah dengan mencari penyebab tidak tercapainya

penjualan sesuai dengan yang dianggarkan. Mengapa hal ini dapat

tetjadi? Pertanyaan ini harus segera dilontarkan dan solusi atas

masalah yang terjadi harus segera didiskusikan.

Ada beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab

terjadinya sales volume variance yang urifavourable antara lain:

38

Page 27: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

pertama, tingkat permintaan akan tas sekolah yang menurun.

Penurunan ini dapat disebabkan karena kondisi daya beti masyarakat

yang menurun. kedua, terjadinya perubahan selera pasar. Hal ini

dapat disebabkan karena model yang ditawarkan oleh perusahaan

tidak lagi sesuai dengan perkembangan pasar. Sebagai mana

diketahui, bahwa produk tas sekolah sangatlah berhubungan dengan

perkembangan mode. Jika muncul seorang selebriti atau idola yang

menawarkan model tas yang berbeda, misalnya tas yang terbuat dari

kulit, maka sangat dimungkinkan terjadinya penurunan permintaan

akan tas kain.

Ketiga, adanya persamgan yang cukup ketat. Munculnya

pesaing baru, ataupun pesaing lama yang menawarkan tas dengan

model yang lebih trendy dapat mengakibatkan konsumen berpaling

kepada competitor. Keempat, kualitas produk yang menurun. Adanya

penurunan kualitas produk biasanya tidak serta merta menurunkan

penjualan perusahaan. Penurunan penjualan biasanya terjadi pada

periode berikutnya, di mana pelanggan merasa enggan untuk

melakukan pembelian kembali. Kelima, adanya dampak dari

aktivitas pemasaran periode lalu yang kurang tepat. Misalnya, karena

adanya pengetatan pengeluaran, maka pada periode lalu, tidak

dilakukan pemasaran secara tepat. Terakhir, dimungkinkan juga

bahwa pemasaran sudah dilakukan secara tepat, namun, unit

39

Page 28: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

penjualan yang dianggarkan memang terlalu tinggi, tidak scsuai

dengan kondisi pasar yang sedang terjadi . Artinya, market analysis

tidak dilalcukan secara tepat sehingga unit penjualan yang

dianggarkan tidak mungkin dapat dicapai .

Dengan adanya analisis mengenai penyebab terjadinya

varians, maka manajemen diharapkan untuk dapat mengambil

tindakan korektif demi tercapainya tujuan perusahaan dalam jangka

panj ang.

Selain analisis varians pada laba perusahaan, analisis varians

juga dapat dilalcukan untuk menilai setiap komponen operasional

perusahaan, yaitu beban bahan baku langsung, tenaga kelja Jangsung,

overhead maupun penjualan. Analisis varians akan dibagi menjadi

dua bagian bcsar, yaitu beban yang bersifat variabel dan beban yang

bersifat tetap. Behan yang bersifat variabel terdiri dari beban bahan

baku langsung, tenaga kerja langsung dan beban overhead variabel,

sedang beban tetap yang akan dianalisis adalah beban overhead tetap.

Analisis varians untuk setiap komponen beban juga akan

dilakukan secara bertingkat, yaitu dimulai dengan static budget

variance pada level pertama, sales volume variance dan flexible

budget variance pada level kedua dan akan dilanjutkan dengan price

variance dan efficiency variance pada level ketiga. Analisis varians

ini di lalcukan sccara bertingkat, di mana semakin tinggi level dari

40

Page 29: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

analisis varians, semakin dalam analisis yang dapat dilakuk:an. Oleh

karena itu, analisis varians seringkali diungkapkan sebagai 'peeling

the onion' (mengupas bawang merah).

41

Page 30: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengenda lian Keuangan

A. ANALISIS V ARIANS UNTUK BEBAN

YANG BERSIFAT V ARIABEL

43

Page 31: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Analisis varians untuk beban yang bersifat variabel dimulai

dengan analisis beban bahan baku langsung. Sebagai illustrasi, jika

PT "Utama Makmur" menganggarkan untuk memproduksi 1.000

unit tas sekolah, dan bahan baku yang dianggarkan untuk

memproduk:si satu unit tas sekolah adalah untuk kain tebal sebesar

Rp. 8.500,- dan kain tipis sebesar Rp. 8.000,- maka static budget

untuk bahan baku langsung adalah:

Tabel 13. Static Budget untuk Behan Bahan Baku Langsung

Unit Beban Bahan Baku/unit

Produksi (budget) Static (budget) Kain Tebal Kain Tipis Budget

(1) (2) (3) (1 X (2+3)) 1,000 8,500 8,000 16,500,000

Jika pada tahun 20 l 0, PT "Utama Makmur" memproduksi

900 unit tas sekolah dengan total biaya bahan kain tebal sebesar Rp

8.370.000,- dan kain tipis sebesar Rp. 6.120.000,- maka biaya bahan

baku adalah sebesar Rp. 8.370.000 + Rp. 6.120.000,- = Rp.

14.490.000,-

Dari data tersebut di atas, maka manajemen dapat mengetahui

bahwa telah terjadi varians sebesar Rp. 2.010.000,- (favourable).

Apakah kondisi ini menguntungkan bagi perusahaan? Jawabannya

adalah belum tentu. Mengapa? karena static budget variance yang

dihitung belum menunjukkan kondisi yang lebih detail . Pihak

44

Page 32: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

manajemen akan mengatakan bahwa ada kemungkinan cost yang

dikonsumsi akan menurun karena unit yang diproduksi Iebih rendah

daripada yang dianggarkan. Namun, apakah benar, penurunan

sebesar Rp. 2.0 l 0.000,- sudah mencerminkan penurunan biaya

karena penurunan unit yang diproduksi?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka adalah lebih baik

bagi manajemen untuk mendapat informasi yang lebih detail.

Informasi tersebut dapat diperoleh dengan menghitung flexible

budget sebagai berikut:

Tabel 14. Flexible Budget untuk Behan Bahan Baku Langsung

Unit Beban Bahan Baku/unit

Produksi (budget) Flexible (aktual) Kain Tebal Kain Tipis Budget

(1) (2) (3) (1 X (2+3)} 900 8,500 8,000 14,850,000

Dengan adanya flexible budget, maka dapat diketahui

besamya varians yang tetjadi karena perbedaan unit yang diproduksi

(sales volume variance) dan karena perbedaan konsumsi biaya bahan

baku (flexible budget variance) adalab sebagai berikut:

45

Page 33: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Tabel 15. Static Budget Variance dan Flexible Budget Variance untuk

Bahan Baku Langsung

Static Flexible Static Budget Flexible Budget Budget Variance Budget Variance Actual

(1) (1)- (3) (3) (3)- (5) (5)

16,500,000 1,650,000 14,850,000 360,000 14,490,000 (favourable) (favourable)

Selain menggunakan cara tersebut di atas, sales volume

variance dan flexible budget variance dapat diperoleh dengan cara

memahami secara benar konsep dari analisis varians tersebut. Seperti

diketahui, sales volume variance adalah varians yang terjadi karena

perbedaan antara unit yang dianggarkan dan unit yang sesungguhnya

diproduksi, selanjutnya untuk memperoleh ni lai dari perbedaan

tersebut, maka selisih unit dikalikan dengan biaya per unit

(budgeted). Sedang flexible budget variance adalah varians yang

terjadi karena perbedaan antara biaya yang seharusnya boleh

dikonsumsi dan biaya yang sesungguhnya. Jadi, perhitunganjlexib/e

budget variance adalah berdasar perbedaan cost/unit budgeted dan

aktual, selanjutnya untuk mengetahui total nilai perbedaan tersebut,

maka perbedaan cost/unit harus dikalikan dengan unit aktual yang

diproduksi . Oleh karena itu, rumusan dari sales volume variance dan

flexible budget variance dapat diturunkan menjadi sebagai berikut:

46

Page 34: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Sales Volume Variance =Static Budget- Flexible Budget

= (Cls X Pal- (<1A X Pal

= (Cls- <1A) X Pa

li Sales Volume Variance= (Os- <1Al X P8

= Perbedaan unit yang dianggarkan dengan unit yang

sesungguhnya dikalikan dengan harga/unit yang dianggarkan

Sedang untuk flexible budget variance adalah sebagai berikut:

Flexible Budget Variance = Flexible Budget- Actual

= (<1A X Pal- (<1A X PAl

= (Ps- PAl X <1A

li Flexible Budget Variance= (P8 - PAl X <1A

= Perbedaan cost/unit yang dianggarkan dengan cost/unit yang

sesungguhnya dikalikan dengan unit aktual

Sebelum menghitung besamya varians yang terjadi, adalah

penting untuk mengetahui cost/unit dan jumlah unit yang diproduksi,

baik yang dianggarkan maupun aktual. Untuk illustrasi di atas,

diketahui bahwa

47

Page 35: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Tabel I 6. Data Behan Bahan Baku Langsung Per Unit

Budgeted Actual Unit Produksi 1.000 900 Cost/unit 8.500 + 8.000 = 16.500 14.490.000/900 = 16.100

Dari data tersebut di atas, perhitungan secara sederhana dari

sales volume variance dan flexible budget variance dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Tabe1 17. Sales Volume Variance untuk Bahan Baku Langsung

Unit Unit Perbedaan Biaya Bahan Sales Volume

Produksi Produksi unit Baku/unit Variance (Budgeted) (Actual) (Budgeted)

(1) (2) (3) = (1) - (2) (4) (3) X (4) 1,000 900 100 16,500 1,650,000

(favourable)

Tabel 18. Flexible Budget Variance untuk Bahan Baku Langsung

Biaya Biaya Perbedaan Unit Flexible Bahan/unit Bahan/unit unit Produksi Budget (Budgeted) (Actual) (Aktual) Variance

(1) (2) (3) = (1) - (2) (4) (3) X (4) 16,500 16,100 400 900 360,000

(favourable)

48

Page 36: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Analisis yang berkaitan dengan sales volume variance atas

bahan baku langsung ini lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan

departemen produksi dalam menentukan jumlah unit yang akan

diproduksi. Dan jumlah ini juga sangat dipengaruhi oleh banyaknya

unit yang dapat dijual oleh department penjualan dan kebijakan

persediaan yang diterapkan oleh perusahaan.

Flexible budget variance bersifat favourable sebesar Rp.

360.000,- karena biaya bahan baku per unit yang sesungguhnya

dikonsumsi lebih kecil daripada biaya bahan baku per unit yang

dianggarkan. Apakah ini merupakan prestasi dari department

produksi? Sarna seperti analisis terdahulu, jawabannya adalah belum

tentu. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya ada dua komponen

yang mempengaruhi biaya bahan per unit yang dikonsumsi oleh

produk.

Pertama, biaya bahan baku per unit dipengaruhi oleh harga

bahan baku yang dibeli lebih rendah daripada harga bahan baku yang

dianggarkan. Kedua, penggunaan bahan baku lebih sedikit daripada

yang dianggarkan juga dapat mengakibatkan terjadinya penghematan

biaya bahan baku per unit. Oleh karena itu, untuk mendapatkan

informasi yang lebih mendalam atas kondisi tersebut di atas, maka

perlu dilakukan analisis lanjutan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari

analisis varians yaitu bukan semata-mata untuk penilaian kinerja

49

Page 37: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

namun lebih pada pemberian informasi yang berguna bagi pihak

manajemen dalam pengambilan putusan atas tindakan korektif dan

tindakan pengembangan yang harus dilakukan.

Analisis lanjutan yang pertama, yaitu berkaitan dengan harga

bahan baku yang dibeli dibandingkan dengan harga bahan baku yang

dianggarkan. Analisis ini disebut dengan price variance atau input­

price variance atau dengan istilah lain yaitu rate variance. Sedang

untuk analisis kedua adalah berkaitan dengan penggunaan bahan

baku per unit. Analisis ini disebut juga efficiency variance atau usage

variance. Kedua analisis ini sering disebut sebagai analisis level 3

(tiga) dan pada level ke tiga ini, analisis lebih ditekankan pada input

atau bahan/tenaga kerja atau overhead dari produk yang diproduksi.

Untuk dapat melakukan analisis varians level ketiga, maka

perlu untuk diketahui penggunaan bahan per unit dan harga bahan

baku per satuan bahan yang dibeli. Penggunaan bahan per unit

maupun barga baku per satuan bahan yang dibeli berkaitan dengan

standard biaya dan standar penggunaan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Oleh karena itu, seringkali dinyatakan bahwa perusahaan

yang menggunakan anggaran dan analisis varians sebagai alat untuk

perencanaan dan pengendalian produknya pasti menggunakan

metode standard costing dalam penentuan beban pokok produk.

so

Page 38: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Bagaimana cara menentukan standard tersebut? Ada beberapa

cara yang dapat dilakukan oleh manajemen dalam menentukan

standard produk, baik standar penggunaan bahan maupun standar

harga. Cara tersebut antara lain berdasarkan data masa lampau.

Banyak perusahaan menggunakan cara ini karena cara ini dianggap

sebagai cara yang paling sederhana. Perusahaan dapat

mengumpulkan dan menganalisis rata-rata penggunaan bahan dan

harga bahan dalam beberapa periode, selanjutnya dengan

menggunakan metode rata-rata ataupun metode trend, standar

penggunaan bahan maupun standar harga dapat ditetapkan.

Meskipun metode m1 banyak dipergunakan karena

kesederhanaannya, namun metode ini juga memiliki banyak

kelemahan, antara lain bahwa data masa lampau seringkali sudah

tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini atau bahkan kondisi tahun

anggaran berikutnya. Adanya intlasi mengakibatkan harga bahan

cenderung meningkat, belum lagi ditambah dengan adanya beragam

peraturan pemerintah yang muncul. Selain itu, hal yang cukup perlu

untuk diwaspadai adalah adanya ketidakefisienan pada periode lalu

yang terbawa ke periode berikutnya. Oleh karena itu, diperlukan

adanya beberapa sumber lain yang dapat digunakan sebagai dasar

penentuan standar.

51

Page 39: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Data atau informasi dari perusahaan sejenis dapat juga

digunakan sebagai rnasukan dalarn rnenetapkan standar. Proses

benchmarking ini dilakukan dengan dasar untuk proses perbaikan

berkelanjutan. Proses ini cukup rumit untuk dapat dilaksanakan,

terutama untuk negara-negara yang belurn merniliki iklim

keterbukaan yang cukup luas. Banyak perusahaan yang enggan

untuk membuka diri karena adanya kekuatiran untuk direplikasi oleh

pesaingnya. Iklirn ini sangat berbeda dengan iklirn usaha di Jepang

yang rnenganggap keterbukaan sebagai salah satu motivasi untuk

terns berlari rnaju ke depan, untuk menernukan inovasi-inovasi baru

baik dalam hal proses maupun produk.

Metode lain yang dapat diterapkan dalam penentuan standar

adalah metode prototyping, artinya perusabaan berusaha menetapkan

standamya sendiri dengan cara membuat produk contoh ataupun

dengan metode time and motion study melakukan pengamatan secara

mendalam di lantai pabrikasi.

Untuk illustrasi pada PT "Utama Makmur", jika data

mengenai standar dan data aktual penggunaan dan harga baban

adalah sebagai berikut:

52

Page 40: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Tabell9. Data Bahan Baku per Unit Produk

Budget Actual Standard Biaya Biaya

Standar Kebutuhan bahan Harga Kebutuhan bah an harga/mtr /unit /unit /meter /unit /unit

KainTebal 17,000 0.5 meter 8,500 15,500 0.6 meter 9,300 Kain Tipis 16,000 0.5 meter 8,000 17,000 0.4 meter 6,800 Total 16,500 16,100

Unit prod 1,000

Dengan adanya data rincian tersebut di atas, maka flexible

budget variance sebesar Rp. 360.000,- (favourable) dapat dijelaskan

secara lebih detail dan dengan demikian diharapkan tindakan korektif

yang tepat sasaran dapat diambil oleh manajemen.

Adapun varians yang terjadi karena perbedaan harga kain

yang dianggarkan dengan yang sebenamya (price variance) baik

untuk kain tebal maupun kain tipis dapat dihitung dengan cara

mencari perbedaan harga per meter kain, selanjutnya untuk

mengetahui total penghematan atau pemborosan yang terjadi akibat

perbedaan harga, maka perbedaan hargalmeter kain harus dikalikan

dengan total penggunaan kain yang sesungguhnya telah dilakukan.

Adapun illustrasi perhitungan adalah sebagai berikut:

53

900

Page 41: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Tabel20. Price Variance untuk Bahan Baku Langsung

Harga/meter Meter yg dipergunakan

Perbedaan Unit Price (Budget) (Actual) Harga kebut/unit Produksi Total Variance

(1) (2) (3) = (1)- {2) {4) (5) (3) X (6)

Kain Tebal 17,000 15,500 1,500 0.60 900 540 810,000 Kain Tip is 16,000 17,000 (1,000) 0.40 900 360 (360,000)

Total Price Variance 450.000

Banyak hal menarik yang dapat diketahui dari adanya analisis

atas price variance. Dari price variance diketahui bahwa harga kain

tebal jauh lebih rendah daripada yang dianggarkan sedangkan harga

kain tipis lebih tinggi daripada yang dianggarkan. Hal ini

mengakibatk.an price variance untuk kain tebal bersifat favourable

sedangprice variance untuk kain tipis bersifat unfavourable.

Penyebab terjadinya perbedaan harga ini dapat disebabkan

karena berbagai kemungkinan. Pertama, hal ini berkaitan dengan

kemampuan bemegosiasi dari bagian pembelian. Bila hal ini yang

terjadi, maka pihak manajemen harus segera melakukan peningkatan

kemampuan negosiasi bagian pembelian dengan mengikutsertakan

pada seminar ataupun pelatihan yang terkait. Selain itu, kemampuan

negosiasi tersebut harus selalu ditingkatkan dan dievaluasi secara

berkala.

54

Page 42: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Kedua, bagian pembelian sedang melakukan penggantian dan

pemiliban supplier barn untuk mendapatkan baban dengan kualitas

lebib baik atau barga yang lebih rendah ataupun kedua-duanya. Hal

inipun hams menjadi perhatian bagi pihak manajemen mengingat

proses pemilihan dan penilaian supplier hams dilakukan dengan

transparan dan dengan kriteria-kriteria yang obyektif.

Ketiga, adanya kekurangtepatan dalam penentuan standar

harga yang dipergunakan. Artinya standar harga yang digunakan

sebagai dasar penyusunan anggaran tidak sesuai dengan kenyataan di

lapangan. Penggunaan data masa lampau sebagai standar harga

bahan merupakan kesalahan klasik yang seringkali terjadi.

Kemungkinan terakhir adalah karena adanya faktor

uncontrollable bagi perusahaan, yaitu keluamya peraturan barn

tentang bea masuk bahan import, atau peraturan kenaikan bahan

bakar minyak yang memicu kenaikan harga bahan ataupun peraturan

pemerintah lainnya. Apabila terjadi hal-hal yang sifatnya

uncontrollable, maka pihak manajemen hams menyikapi dengan

hati-hati, artinya investigasi mengenai kinerja yang optimal dalam

kondisi yang tidak terkendali hams dilakukan untuk mendukung

penilaian kinerja yang obyektif.

Analisis selanjutnya atas biaya bahan baku adalah efficiency

variance. Efficiency variance adalah varians perbedaan kebutuhan

55

Page 43: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

atau penggunaan kain yang dianggarkan dengan yang sebenamya

baik untuk kain tebal maupun kain tipis. Varians ini dapat dihitung

dengan cara mencari perbedaan penggunaan bahan untuk setiap unit

tas, selanjutnya untuk mengetahui total penghematan atau

pemborosan (dalam meter) yang terjadi akibat perbedaan

penggunaan bahan, maka perbedaan penggunaan bahan untuk setiap

unit tas dikalikan dengan jumlab tas yang diproduksi (aktual) dan

selanjutnya dikalikan dengan harga bahan per meter (budgeted).

Adapun i llustrasi perhitungan adalah sebagai berikut:

Tabel21 . Efficiency Variance untuk Bahan Baku Langsung

Kebutuhan/unit Perbedaan Unit Harga/meter Efficiency

(Budget) (Actual) meter/unit Produksi (Budget) Variance

(1) (2) (3) = (1)- (2) (4) (S) (3) X (6)

Kain Tebal 0.50 0.60 (0.10) 900 17,000 (1,530,000)

Kain Tip is 0.50 0.40 0.10 900 16,000 1,440,000

Total Efficiency Variance (90,000)

Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya favourable

efficiency variance, antara lain: adanya pekerja yang cukup trampil,

sehingga penggunaan bahan menjadi efisien. Misalnya pada saat

pemotongan bahan, dengan adanya karyawan yang trampil, maka

kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memotong bahan dapat

diperkecil. Selain itu adanya kemungkinan bahan yang dibeli

56

Page 44: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

memiliki kualitas yang baik, sehingga tidak terjadi adanya kerusakan

bahan. Kemungkinan lain yang dapat menjadi penyebab varians

adalah adanya ketidaktepatan dalam penyusunan anggaran.

Ketidaktepatan tersebut dalam bentuk terlalu ketat atau terlalu

longgarnya penentuan standar penggunaan bahan.

Setelah efficiency variance dan price variance diketahui,

maka dapat diperoleh informasi bahwa penghematan total biaya

bahan baku yang mengakibatkan terjadinya varians yangfavourable

sebesar Rp. 360.000,- (flexible budget variance) lebih disebabkan

karena adanya penghematan dalam harga bahan kain tebal (Rp.

810.000,-), efisiensi penggunaan kain tipis (Rp. 1.440.000,-), adanya

kenaikan harga kain tipis (Rp. 360.000,-) dan peningkatan

penggunaan kain tebal (Rp. 1.530.000,-).

Dari analisis di atas, ada hal menarik yang dapat digunakan

sebagai bahan masukan dalam pemilihan bahan yang akan

dipergunakan. Hal ini memang tidak selalu terjadi, namun paling

tidak ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen.

Pada kain tebal, jika dilihat dari harga bahan, harga kain tebal yang

dibeli lebih rendah daripada yang dianggarkan, namun penggunaan

kain tebal menunjukk:an adanya ketidakefisienan. Sedang untuk kain

tipis, berlaku sebaliknya. Harga kain tipis yang di.beli lebih mahal

daripada yang dianggarkan namun efisiensi penggunaan kain tipis

57

Page 45: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

menunjukkan terjadinya penghematan. Sekali lagi hal ini tidak selalu

terjadi. Yang diharapkan oleh perusahaan adalah adanya bahan yang

murah dengan tingkat efisiensi pemakaian yang tinggi. Yang

dilkuatirkan adalah adanya bahan yang murah namun berkualitas

rendah, sehingga penggunaan bahan menjadi tinggi.

Selain bahan baku langsung, beban produk yang bersifat

variabel lainnya adalah beban tenaga kerja langsung dan beban

overhead variabel. Karena memiliki perilaku yang sama, maka

analisis varians baik untuk beban tenaga kerja langsung maupun

beban overhead adalah sama. Perbedaan yang terjadi hanyalah bahwa

pada beban overhead variabel, istilah price variance diubah menjadi

spending variance.

58

Page 46: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

DAFT AR PUST AKA

Allen, Brandt R., E. Richar Brownlee II, Mark E. Haskins, Luann J. Lynch, 2005, Cases in Management Accounting and Control Systems, 41

b Edition, Prentice-Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458

Berndt, Beth, 2006, "Accurate Planning in a Demand-Driven World", Food Quality, April/May, pp.56-58

Hansen, Don R. and Maryane M. Mowen, 2005, Management Accounting, ih edition, South-Western, Thomson Learning Inc.

Hilton, Ronald W ., 2008, Managerial Accounting : Creating Value in a Dynamic Business Environment, ih edition, McGraw-Hill International Edition

Hongren, Charles T., Srikant M. Datar and George Foster, 2006, Cost Accounting: a Managerial Emphasis, l21

h edition, Pearson International Edition

Morse, Wayne J., James R. Davis, AI L. Hartgraves, 2000, Management Accounting: A Strategic Approach, Ohio: South-Wester College Publishing

Page 47: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAN IDENTITAS DOSEN

1. Nama : Ora. Ec. Ria Sandra

Alimbudiono, M.Si.

2. NIP atau yang lain : 193028

3. Satminkal (isi dengan instansi tempat ke~a sebagai pegawai tetap) : Universitas Surabaya

4. T empatltanggallahir : Surabaya, 16 Maret 1969

5. AgamaiJenis kelamin : Katholikl Perempuan

6. Pangkat/Golonganlter-Hitung mulai tanggal : Lektor- 300 I 0110712006

7. Jabatan: Struktural : Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Surabaya

Akademik

8. Alamat kantor : Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya

No. Tei/Faks/e-mail : 031-2981236/ 031-2981131 I [email protected]

9. Alamat rumah dan No. Tel/FaksiHPie-mail : 031-3815658 I 081 6540 7834 I [email protected]

1 0. Pendidikan yang pemah diikuti:

Jenjang Bidang Perguruan Tinggi Tahun masuk/lulus

S1 Akuntansi Universitas Surabaya 198711991 S2 Akuntansi Universitas Airlanm:Ja 200112003 S3 -- --Profesi -- --Spesialis -- --Lain-lain - -

Page 48: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

11. Judul Tesis

12. Pembimbing 1/11

13. Judul penelitian terakhir dan tahunnya

14. Karya terpenting dan tahunnya

:Pengukuran Kine~a atas Kualitas Layanan Untuk Membangun Hubungan Kepercayaan CV "X"- PT "Y" di Surabaya : Parwoto Wignjohartojo, Prof. Dr. SE., Ak

Agus Widodo Mardijuwono, Drs.,M.Si.,Ak.

: Evaluasi Safety Stock dengan Pendekatan Supply Chain Inventory Management untuk Meningkatkan Efisiensi Holding Cost pada PT X Perwakilan Surabaya

Aplikasi Konsep Akuntansi Manajemen

dalam Blue Ocean Strategy

15. Penghargaan dalam bidang ilmu/profesilpendidikan besertatahunnya

16. Pengalaman mengajar a. Mata kuliah dalam program studi ini di perguruan tinggi ini pada 3

tahun terakhir

No. Nama mata kuliah Jenjang sks

1. Akuntansi Manajemen S2 3

b. Mata kuliah diluar program studi ini di perguruan tinggi ini pada 3 tahun

terakhir

No. Nama mata kuliah Jenjang sks. Program Studi

1. Akuntansi Manajemen S2 3 Magister Akuntansi 2. Pengukuran Kine~a Bisnis S2 3 Magister Akuntansi 3. lsu Kontemporer di Ak. S2 3 Magister Akuntansi

Manajemen

Page 49: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

c. Mata kuliah yang diberikan di luar perguruan tinggi ini pada 3 tahun

terakhir

No. Nama mata kuliah Jenjang sks. Perguruan tinggi

17. Daftar karya ilmiah yang ditulis dalam tiga tahun terakhir

No Judul tulisan Tahun Dlterbitkan i:•) 1. Information Visibility Dalam 2005 Karya llmiah yang

Supllier Performance dipublikasikan pada Measure Demi Kelancaran Akuntansi Dan T eknologi Suplly Management lnformasi Berkala Hasil

Penelitian, Gagasan Konseptual, Kajian dan Terapan Vol. 4 Nomor 1 Mei 2005, hal 45 - 56

2. lnvestasi dalam 2005 Karya ilmiah yang Peningkatan Kapabilitas dipublikasikan pada Jumal dan Sistem Manajemen EKONOMI Volume 9 Biaya Usaha Kecil Nomoe 3 Oktober 2005 Menengah ISSN 1693-1726 hal 675-

688 (Terakreditasi No. 34/DIKTI/KEP/2003}

3. Perubahan, Stabilitas dan 2005 Karya ilmiah yang Resistensi dalam Sistem dipublikasikan pada Sosial Akuntansi Manajemen & Humaniora Volume 1 No.

1 Oktober 2005 ISSN 0216 - 1532 hal63- 76

4 Feedback to 2005 Karya ilmiah Management Based on dipublikasikan pada Socio-Economic Impact Jurnal Akuntansi dan Approach on The Keuangan Sektor Publik, Evaluation of Trash Vol. 6, No. 2, Agustus Management in 2005, ISSN: 1411-5921,

Page 50: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

Pusdakota Not For Profit Hal: 1-38, Terakreditasi Organization SK Dikti No.

49/DIKTI/Kep./2003 5 Pemanfaatan Sistem 2005 Karya ilmiah

Pengendalian dipublikasikan pada Manajemen lnteraktif Jurnal Ekonomi dan dalam Penciptaan Bisnis, Vol. XI, No. 2, Produk-Produk lnovatif September 2005, ISSN: pada Badan Usaha M di 0854-9087, Hal: 171-Surabaya 186, Terakreditasi SK

Dikti No. 23a/DIKTI/2004 6 Penerapan Result 2008 Karya ilmiah

Control dalam dipublikasikan pada Memecahkan Jurnal Akuntansi - Bisnis Motivational Problem dan Manajemen, Vol. 15, pada Gabungan No. 3, Desember 2008, Organisasi Wanita Kota ISSN: 0854-4190, Hal: XYZ 784-796, Terakreditasi

SK Dikti No. 26/DIKTI/Kep/2005

7 Studi Kasus Sistem 2006 Karya ilmiah disajikan Penilaian Kinerja pada The 3rd Supplier dalam rangka International Annual Penerapan Supply Symposium on Management Management FE Ubaya:

Global Business Networking, Opportunities to be World Class Enterprise, Ubaya, 15-16 Maret 2006, ISBN: 979-99365-1-9, Hal: 284-300

8 Evaluasi Safety Stock 2008 Karya ilmiah dengan Pendekatan dipublikasikan pada Supply Chain Inventory Jurnal Ekonomi, Vol. 13, Management untuk No. 2, November 2008, Meningkatkan Efisiensi ISSN: 0853-8522, Hal: Holding Cost pada PT X 323-336, Terakreditasi PeJWakilan Surabaya SK Dikti No.

26/DI KTI/Kep/2005

Page 51: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository

9 Aplikasi Konsep 2008 Karya ilmiah Akuntansi Manajemen dipublikasikan pada dalam Blue Ocean Jurnal Akuntansi dan Strategy Teknologi lnformasi, Vol.

7, No. 1, Mei 2008, ISSN: 1412-5994, Hal: 51-62, Terakreditasi SK Dikti No. 55/DIKTI/Kep./2005

10 Planet Sehat, Dompet 2009 Karya ilmiah Selamat dipublikasikan pada

Koran Seputar Indonesia, Selasa, 3 Februari 2009

*) Diisi dengan: buku, hasil penelitian, artikel dalam jurnal (sebutkan), makalah yang disajikan dalam event(sebutkan)

18. Jabatan terakhir : Ketua Jurusan Akuntansi periode 2007-2011

19. Tanda tangan dosen yang bersangkutan:

Surabaya, .............. ............. 2009

( Ora. Ec. Ria Sandra Alimbudiono, M.Si. )

Page 52: Ria Sandra Alimbudiono - Ubaya Repository