Revitalisasi Peran Mahasiswa Menuju Revolusi Damai Dengan Syariah Dan Khilafah
-
Upload
ruth-guerrero -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Revitalisasi Peran Mahasiswa Menuju Revolusi Damai Dengan Syariah Dan Khilafah
-
7/26/2019 Revitalisasi Peran Mahasiswa Menuju Revolusi Damai Dengan Syariah Dan Khilafah
1/2
1
Revitalisasi Peran Mahasiswa Menuju Revolusi DamaiDengan Syariah dan Khilafah
Oleh: Ahmad Anwar Nuris
Selasa 31 Juni 2016 diadakan tes ujian SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan TinggiNegeri) dengan total jumlah pendaftar yang telah difinalisasi adalah 645.208 orang, dari total 14.595
sekolah di seluruh Indonesia (pikiran-rakyat.com, 17/3). UNEJ sebagai representasi universitas didaerah tapal kuda akan menerima sekira 6.000 calon mahasiswa baru (okezone.com, 8/6). "Dari
jumlah pendaftar sebanyak 21.782 siswa, tercatat sebanyak 11.199 peserta yang memilih UNEJ
sebagai pilihan pertama dan 10.583 peserta memilih UNEJ sebagai universitas pilihan kedua," kata
Pembantu Rektor I UNEJ, Zulfikar (antarajatim.com, 17/3). Besarnya peserta SMBPTN ini cukup
menggambarkan kepada kita bahwa negeri ini memiliki potensi dan aset sumber daya manusia yang
seharusnya mampu membawa arus perubahan sehingga kondisi negeri ini lebih baik.
Reposisi Peran Mahasiswa
Mahasiswa dan perubahan, dua buah kata yang selalu disandingkan mengingat mahasiswa
memiliki posisi vital dalam perubahan. Dalam pentas sejarah kita bisa lihat peran mahasiswa dalam
menjadi inisiator perubahan. Dr. Sun Yat Sen merupakan mahasiswa kedokteran yang menginisiatorirevolusi di Tiongkok dan begitu juga Mahatma Gandhi di India. Terlepas dari pemikiran dan hasil
yang diakibat oleh mereka, kita dapat mengambil kesamaan bahwa mahasiswa ikut mengambil peran
dalam mengusung perubahan. Berkaca dari sejarah negeri ini, mahasiswa ikut dalam memberikan
warna dalam negeri ini. Reformasi 98, sebuah pergolakan mahasiswa mampu meruntuhkan tiranirezim Soeharto yang telah bercokol lebih dari 30 tahun. Saat itu mahasiswa semua bergerak dan
bersatu untuk menumbangkan rezim Orde Baru dan akhirnya berhasil membawa perubahan yakni
bergantinya Orde baru menjadi Reformasi hingga hari ini. Reformasi yang digadang-gadang sebagai
jalan untuk membuat negeri ini menjadi lebih baik ternyata hanya sebuah bualan belaka. Ibarat
keluar dari mulut buaya masuk ke mulut singa. Padahal mereka yang dahulu melakukan reformasi
pun akhirnya berkuasa di negeri ini, tetapi apa yang terjadi setelah mereka berkuasa hanyalah kondisi
negeri tak kunjung lebih baik.
Disisi lain harapan masyarakat kepada mahasiswa sebagai tonggak perubahan justru
menambah permasalahan yang kian kompleks. Potret mahasiswa kekinian yang terjebak dalam
pergaulan bebas, kehidupan hedonis, pragmatis, dan tindakan krimanal semakin memperburuk
kondisi. Masih terlintas dibenak kita kasus mahasiswi Universitas Brawijaya, tega menculik
temannya sendiri, kemudian menyuguhkannya kepada sang pacar, untuk diperkosa (tribunnews.com,
8/12). Selain itu, menurut Kepala Satuan Narkoba Polresta Depok Vivick Tjangkung mengatakan
bandar narkoba di Depok digerakkan mahasiswa, bahkan enam mahasiswa aktif (Tempo.co, 21/1).
Walaupun disisi yang lain masih ada mahasiswa yang menggunakan intelektualitas, tetapi intelektual
inipun teralihkan hanya dengan menghasilkan karya ilmiah, debat ilmiah, talk show. Hal ini bagimereka merupakan bentuk kritikan dan masukan untuk penguasa, padahal ini malah mendistorsikan
sikap kritis dan idealis mahasiswa yang sesungguhnya.
Sikap kritis dan idealis mahasiswa seharusnya menjadi jatidirinya kini semakin pudar dan relatergadai hanya sekadar makan bersama presiden. Tentu ini sangat miris, mengingat dahulu mahasiswa
sangat ditakuti pemerintah, kini taringnya hilang hanya dengan seonggok makanan
(news.liputan6.com, 18/5). Oleh karena itu, sudah waktunya mahasiswa kembali kepada jati diri
mereka sebagai agent of change. Saatnya merumuskan kembali tujuan yang jelas dan tepat untuk
mendapatkan solusi atas permasalahan yang terjadi di negeri ini dan juga dunia. Untuk merumuskan
tujuan mencapai solusi yang tepat maka mahasiswa membutuhkan kerangka berpikir yang jelas dan
benar terkait kondisi yang terjadi. Memiliki visi yang cemerlang, tak sekedar menumbangla rezim
-
7/26/2019 Revitalisasi Peran Mahasiswa Menuju Revolusi Damai Dengan Syariah Dan Khilafah
2/2
2
yang berkuasa namun tak memiliki arah yang jelas setelah para penguasa tersebut tumbang. Visi yang
yang cemerlang hanya akan diperoleh dari Islam tidak dengan yang lain.
Misi Pembebasan Ummat
Jika kita melihat solusi yang diberikan oleh Islam, maka mahasiswa harus merumuskan misi
pembebasan ummat dari cengkeraman kapitalisme-sekulerisme dengan menjadikan Islam sebagaisumber dan standarnya. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk memahami Islam sebagai sebuah
ideologi, yakni pemikiran yang menyeluruh mengenai alam, manusia, dan kehidupan; realitassebelum dan setelah kehidupan atau Allah dan Hari Kiamat; serta hubungan alam, manusia, dankehidupan dengan Allah dan Hari Kiamat, yang dihubungkan dengan syariat dan akuntabilitas
(hisb). Di dalam pemikiran tersebut juga terkandung konsep (fikrah) dan metode (tharqah);
bagaimana konsep tersebut diimplementasikan, dipertahankan, dan disebarluaskan. Di samping itu,
ideologi juga menjelaskan metodenya, yaitu bagaimana ideologi tersebut disampaikan di tengah-
tengah masyarakat, lalu dijadikan sebagai asas untuk membangkitkan umat dan membebaskan mereka
dari penghambaan kepada sesama manusia. Serta membangun negara adidaya baru yakni Khilafah
Islamiyah yang mengimplementasikan islam dalam kehidupan dan mengembannya ke seluruh dunia.
Konsekuensinya, mereka dituntut untuk mengkaji secara mendalam pemikiran Islam. Inilah substansi
intellectual struggle yang harus dilakukan oleh mahasiswa.Di samping itu, mahasiswa diharuskan pula membongkar kebobrokan dan kebusukan berbagai
pemikiran kufur yang ada di tengah kehidupan mereka, di saat para penjajah negeri ini beserta
anteknya berusaha memalingkan jauh-jauh masyarakat secara umum dari politik. Bahkan di dunia
kampus pun, dimana di dalamnya terdapat para intelektual tetapi mereka minim pemahaman
politiknya. Inilah penyebab mengapa political struggle begitu penting dilakukan. Aktivitas politik
yang dimaksud di sini bukan hanya menjelaskan bahwa Islam mencakup juga masalah politik, atau
menjelaskan bahwa pokok pemikiran politik dalam Islam itu begini dan begitu. Tetapi, yangdimaksud dengan politik adalah pengaturan dan pemeliharaan urusan umat secara keseluruhan, baik
di dalam maupun di luar negeri; dimana semua itu harus berjalan sesuai aturan Islam, bukan yang
lain.Membangun kesadaran politik pada ummat bahwa sistem yang ada saat ini membuat rusak disegala bidang sendi kehidupan dan ini harus segera diganti dengan sistem yang benar yakni islam
dalam naungan Khilafah Islamiyah.
Penutup
Mahasiswa tidak boleh hanya melakukan aktifitas moral atau sosial saja, karena hal ini tidak
akan pernah mampu mengubah kondisi ummat saat ini. Mahasiswa harus menjadikan fikrah islam
(pemikiran islam) sebagai pemikiran mereka serta tharqah (metode) yang telah dicontohkan oleh
baginda Rasulallah SAW dalam mendakwahkan Islam sebagai metode mereka dalam melakukan
perubahan yang revolusioner dengan jalan damai tanpa kekerasan dan tindakan lain yang tidak sesuai
dengan islam. Inilah peran mahasiswa dalam mewujudkan perubahan yang hakiki bagi kemaslahatanummat.
Saatnya mahasiswa bangun dari tidur nyenyaknya, dan menjadi aktor-aktor pembangun
peradaban Khilafah bukan malah terperosok menjadi sampah peradaban yang akan terkubur bersama
runtuhnya peradaban Kapitalisme. Action/aksi nyata, sebagai wujud kepedulian mahasiswa atas
kerusakan dan kebobrokan sistem saat ini adalah bergerak dan berjuang bersama ummat untuk
menyuarakan perubahan secara revolusioner dengan melakukan kaderisasi serta menyampaikan opini
tentang Islam di tengah-tengah ummat agar ummat tercerdaskan oleh Islam. Tentu hal ini akan
terwujud, jika mahasiswa mendakwahkan islam sebagai ideologi di tengah-tengah ummat. Tidak
hanya menyampaikan islam sebagai solusi saja namun mengajak ummat untuk menegakan Khilafah
Islamiyah sebagai institusi yang akan menerapkan syariah islam secara totalitas. Inilah peranmahasiswa dan pergerakan menuju revolusi damai dengan Syariah dan Khilafah.[@an]