revisi ppt tutorial kasus.ppt

76
Tutorial Kasus OD Dakriosistitis OS Miopia ODS Presbiopia ODS Katarak Imatur Riska Kurniawati 1410221026 Twindy Rarasati 1410221020 Ryan Gamma Andiraldi Putra 1410221043 Muhammad Arif Rahman 1410221042

Transcript of revisi ppt tutorial kasus.ppt

  • Tutorial Kasus

    OD Dakriosistitis OS MiopiaODS Presbiopia ODS Katarak ImaturRiska Kurniawati 1410221026Twindy Rarasati1410221020 Ryan Gamma Andiraldi Putra 1410221043Muhammad Arif Rahman 1410221042

  • Anamnesis

    Nama: Ny. SUmur: 77 TahunNo. RM: 24.74.40Alamat: SalamanPekerjaan: Ibu rumah tanggaTanggal masuk poli: 03 Juni 2015

  • Keluhan UtamaMata kanan dekat hidung bengkak, panas dan nerocos

  • Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poli mata RST dengan keluhan mata kanan dekat hidung bengkak, panas, dan nerocos. Keluhan tersebut disadari sejak 1 bulan yang lalu. Keesokan harinya pasien periksa ke Puskesmas dan diberikan obat penghilang radang, tetapi setelah obat habis keluhan pasien tidak hilang. Seminggu yang lalu keluhan semakin bertambah berat, meskipun bengkak sudah tidak ada namun mata masih nerocos disertai rasa sakit pada pangkal hidung kanan dan gatal pada mata kanan. 2 hari yang lalu keluhan diperberat dengan nerocos yang berlebih terutama saat mengendarai motor, air mata yang keluar jernih, dan tidak berbau. Akhirnya pasien datang ke poli mata.Mata kiri tidak ada keluhan yang sama

  • ... Lanjutan Riwayat Penyakit SekarangSelain itu sejak 6 bulan yang lalu pasien mengeluh pandangan mata kanan dan kiri seperti berkabut, penglihatan kabut dirasakan secara perlahan lahan. Pasien merasa lebih jelas ketika melihat saat malam hari dibandingkan siang hari. Pasien juga mengaku jelas membaca tanpa kacamata baca meskipun dulu menggunakan kacamata baca.

  • .... Lanjutan Riwayat Penyakit SekarangSaat usia 42 tahun pasien kesulitan membaca dekat, sehingga tulisan harus dijauhkan. Lalu pasien memeriksakan matanya ke dokter dan dari hasil pemeriksaan pasien harus menggunakan kacamata baca dan ditemukan juga adanya minus mata kiri, meskipun sebelumnya pasien tidak mengeluh ada pandangan kabur saat melihat jauh. Pasien menyangkal adanya pandangan berbayang saatnya melihat garis lurus. Pasien menyangkal menggunakan kacamata sebelum usia 40 tahun dan tidak ada riwayat berganti-ganti ukuran kacamata.

  • Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal yang serupa seperti nerocos, nyeri dan gatal pada matanya. Pasien menyangkal ada penyakit gula Pasien menyangkal ada tekanan darah tinggi.

  • Riwayat Penyakit KeluargaPasien mengaku keluarganya tidak pernah mengalami hal yang serupa seperti nerocos, nyeri dan gatal pada matanya. Riwayat penyakit gula darah tinggi disangkalRiwayat penggunaan kacamata untuk melihat jauh disangkalRiwayat darah tinggi disangkal

  • Riwayat Penggunaan Obat-obatanPasien menyangkal penggunaan amiodarone, fenotiazin, fenitoinPasien menyangkal penggunaan kortikosteroid jangka panjang

  • Riwayat Sosio-Ekonomi

    Pasien seorang pekerja ibu rumah tangga, dan biaya perawatan ditanggung BPJS. Kesan ekonomi sedang.

  • Pemeriksaan Fisik

    Status UmumKesadaran : Compos mentisTD : 130/80 mmHgNadi : 88 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,50 C

  • Status LokalisOculus DexterOculus Sinister

  • Status Ophthalmicus

  • ....lanjutan status ophthalmicus

  • ....lanjutan status ophthalmicus

  • ....lanjutan status ophthalmicus

  • ....lanjutan status ophthalmicus

  • .... lanjutan status ophthalmicus

  • Diagnosis BandingODOD Dakriosistitis Dipertahankan, karena dari keluhan pasien merasakan mata kanan bawah dekat dengan hidung bengkak, nyeri, gatal dan nerocos. Pada Probing Test didapatkan aliran tidak lancar.

    OD Dakrioadenitis Disingkirkan, karena pada dakrioadenitis nyerinya didaerah glandula lakrimal yaitu didaerah temporal atas rongga orbita dan disertai kelopak mata bengkak. Pada konjungtiva ditemukan kemotik konjungtiva dengan belek. Pada palpasi kelenjar preaurikuler didapatkan pembengkakan kelenjar tersebut.

  • ....lanjutan diagnosis bandingOSOS Miopia Dipertahankan, karena saat periksa ke dokter, didapatkan penurunan visus yang dapat dikoreksi dengan Sferis -1,50. Meskipun sebelumnya pasien tidak ada keluhan.OS Hipermetropia Disingkirkan karena pasien tidak mengeluhkan pandangan jauh dan dekat yang kabur. Dan pada pemeriksaan visus dapat dikoreksi dengan sferis negativeOS Astigmatisma Disingkirkan dari anamnesis tidak ada keluhan melihat garis yang berbayang dan pemeriksaan visus dapat dikoreksi dengan sferis negatif

  • .... lanjutan diagnosis bandingODSODS Presbiopia Dipertahankan, karena dari usia 77 tahun, pada anamnesa pasien lebih nyaman jika membaca harus menjauhkan kertas yang dibacanya pada pemeriksaan visus dapat dikoreksi dengan lensa AddS +3,00 J3.

    ODS Hipermetropia Disingkirkan karenatidak ada keluhan yg lebih kabur pada saat melihat dekat. Kabur hanya saat melihat jauh. Lalu di pemeriksaan visus dikoreksi didapatkan dgn lensa sferis negative bukan positif.

  • .... lanjutan diagnosis bandingODS

    ODS Katarak Imatur, dipertahankan, karena pada pemeriksaan fisik didapatkan lensa keruh, shadow test positif.ODS Katarak Insipiens, disingkirkan, karena pada katarak insipiens belum menimbulkan gangguan visus, sedangkan pada pasien ini sudah timbul gangguan visus OD 6/12 NC dan ODS 6/12 NBC. Stadium insipies ada gambaran spokes a wheel, jari-jari roda yang terlihat jika pupil di lebarkan. Selain itu pada stadium insipiens shadow test negative, sedangkan pada pasien shadow test positif.ODS Katarak Matur, disingkirkan pada katarak matur lensa sudah keruh seluruhnya dan shadow test (-).

  • ....lanjutan diagnosis bandingODSODS Katarak Hipermatur, disingkirkan, karena pada katarak hipermatur kekeruhan sudah masif, COA sangat dalam. Dan didapatkan pseudopositif pada shadow test.ODS Katarak Traumatika, disingkirkan karena tidak ada riwayat mata yang mengalami trauma apapun.

  • ....lanjutan diagnosis bandingODSODS Katarak Komplikata Lokal, disingkirkan karena pada katarak komplikata lokal merupakan katarak akibat penyakit lain seperti uveitis, ablasio retina, glaukoma, dan trauma paska bedah mata. Sedangkan pada pasien tidak ada riwayat operasi mata sebelumnya, di pemeriksaan retina dalam batas normal, TIO tidak meningkat.

    ODS Katarak Komplikata Sistemik, disingkirkan karena pasien menyangkal adanya penyakit gula, tidak ada penggunaan obat kataraktogenesis.

  • Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan gula darah.

  • DiagnosisOD DakriosistitisOS MiopiaODS Katarak ImaturODS Presbiopia

  • Terapi DakriosistitisMedikamentosa Topikal: Chloramphenicol 10 mg + Polymyxin B Sulfate 5.000IU (3 x sehari, 2 tetes pada mata kanan)Oral: Amoxicillin 500 mg peroral tiap 8 jamAsam mefenamat 500 mg peroral 2x/hariParenteral: Tidak diberikanOperatif: Tidak diberikanNon Medikamentosa - Kompres air hangat dan massase di bawah area kantus.

  • Terapi MiopiaMedikamentosa- Topikal: tidak diberikan- Oral: tidak diberikan- Parenteral: tidak diberikan- Operatif : Tidak diberikan

    Non Medikamentosa- Kacamata sferis negative, Vos S 1,50

  • Terapi Katarak Imatur Medikamentosa :TopikalCaCl2 anhidrat, kalium iodida, natrium tiosulfat, fenil merkuri nitrat 3 x 1 tetes sehari atau Pirenoxine 0,005% 3 x 1 tetes sehariOral: Tidak diberikanParenteral :Tidak diberikan OperatifPada stadium katarak imatur dapat dilakukan operasi ekstraksi lensa namun dengan menggunakan phacoemulsifikasi

    Non medikamentosa : tidak diberikan

  • Terapi PresbiopiaMedikamentosa- Topikal: tidak diberikan- Oral: tidak diberikan- Parenteral: tidak diberikan- Operatif : tidak diberikan

    Non Medikamentosa- Kacamata baca Add S +3,00

  • KomplikasiDakriosistitis : Demam dan AbsesKatarak imatur:Glaukoma sekunderMiopia :StrabismusAblasio retinaPerdarahan corpus vitreumPresbiopia:Tidak ada komplikasi

  • Edukasi DakriosistitisKompres hangat di sekitar kantung mataMemberitahu kepada pasien bahwa keadaannya akan kembali seperti semula setelah dilakukan tindakan menghilangkan sumbatan. Kemudian setelah dilakukan tindakan tersebut agar menjaga kebersihan dari mata dan muka.

  • Edukasi MiopiaMenjelaskan pada pasien untuk menggunakan kacamata untuk mengurangi pandangannya yang kaburMemberitahu pasien jika miopia tidak dapat disembuhkan namun bisa ditangani memakai kacamata, lensa kontak atau operasi LASIKMemberitahu pasien selalu menjaga kebiasaan hidup sehat untuk matanya dengan membaca tidak terlalu dekat dan dengan penerangan yang cukup.Menganjurkan melatih mata nya dengan cara melihat benda dengan 1 mata secara bergantian (menutup mata sebelah)

  • Edukasi Katarak ImaturPasien harus waspada dan segera berobat bila melihat pelangi saat memandang lampu atau cahaya karena hal tersebut merupakan salah satu tanda komplikasi katarak imatur yaitu glaukoma sekunderPengobatan katarak adalah dengan operasi, sedangkan pengobatan dengan obat tetes mata pencegah katarak (contohnya : Catarlent dan Pirenoxine) hanya usaha untuk menunda progresifitas katarakPada pasien dengan katarak imatur dapat dilakukan operasi dengan phacoemulsifikasi namun bila pasien menolak, dapat disarankan untuk menunggu hingga katarak matang dan dilakukan operasi EKEKMemberitahu jika penglihatan bisa sembuh setelah dilakukan operasi

  • Edukasi PresbiopiaMenjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang dialami oleh karena melemahnya otot mata karena faktor usia.Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat diperbaiki dengan kacamata baca.Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi tidak lagi berubah karena telah berusia 77 tahun dan tidak perlu mengganti ukuran kacamata baca nya.

  • Rujukan

    Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke ilmu penyakit lain.

  • Prognosis

    VODVOSQuo ad visamAd bonamAd bonamQuo ad sanamAd bonamDubia Ad bonamQuo ad functionamDubia Ad bonamAd bonamQuo ad kosmeticamDubia ad bonamDubia Ad bonamQuo ad vitamAd bonamAd bonam

  • DakriosistitisSuatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung.

    Disebabkan oleh adanya blockade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air mata ke hidung. Duktus yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis dapat berupa akut maupun kronik. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu malformasi pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata, maupun trauma

  • EpidemiologiDakriosistitis didapat secara primer terjadi pada wanita dan lebih sering pada pasien dengan usia di atas 40 tahun, dengan puncak insidensi pada usia 60 70 tahun.

  • EtiologiEtiologi primer : adalah obstruksi nasolakrimal yang menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis yang dipresipitasi oleh blokade kronik pada duktus nasolakrimal interosseus atau intramembranous.Dakriosistitis akut pada anak-anak biasanya disebabkan oleh Haemophylus influenza. Pada orang dewasa, biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Streptococcus hemoliticus sedangkan dakriosistitis kronis disebabkan oleh Staphyloccus epidermidis, Streptococcus pneumoniae dan jarang disebabkan oleh Candida albicans..

  • Manifestasi KlinisDakriosistitis dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu : akut, kronik dan congenital. Gejala utama dakriosistitis adalah mata berair dan kotoran mata berlebih. Pada dakriosistitis berbentuk akut, di daerah sakkus lakrimalis terdapat gejala radang, sakit, bengkak , nyeri tekan. Materi purulen dapat diperas dari sakkus. Peradangan berupa pembengkakan, merah dan nyeri , biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar pre aurikuler, submandibuler dan disertai peningkatan suhu tubuh. Kadang-kadang kelopak mata dan daerah sisi hidung membengkak. Pada stadium lanjut dapat terjadi komplikasi berupa fistula. Pada dakriosistitis kronik , tanda satu-satunya adalah keluar air mata berlebih.

  • DiagnosisUntuk menentukan adanya gangguan pada system eksresi air mata dilakukan :Inspeksi pada posisi pungtumPalpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan bercampur nanah Irigasi melalui pungtum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai rongga hidung , maka system eksresi berfungsi baik (Tes Anel). Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomic system eksresi lakrimal. Tindakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan dilatators.

  • Terapi Dakriosistitiso Anak-anakPasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan, diberikan amoxicillin clavulanate 20-40mg/kg/hari peroral yang dibagi dalam tiga dosis.Pasien demam, akut, kasus sedang hingga berat dirawat di rumah sakit dan diterapi dengan cefuroxime 50-100 mg/kg/hari iv dalam 3 dosis.o DewasaPasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan diberikan cephalexin 500 mg peroral tiap 6 jam.Terapi alternative berupa amoxicillin /clavulanate 500 mg peroral tiap 8 jam.Pasien demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan penanganan cefazolin 1 gram iv tiap 8 jam.

  • Diagnosis BandingDakriadenitisHordeolum

  • KomplikasiPerdarahan merupakan komplikasi tersering dan dilaporkan terjadi pada 3% pasien. Selain itu, infeksi juga merupakan komplikasi serius dakriosistorinostomi.

  • PrognosisTingkat kesuksesan dakriosistorinostomi eksternal kira-kira 95%.

  • MiopiaDefinisi: Merupakan kelainan refraksi mata, dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga, oleh mata dalam keadaan istirahat, dibiaskan di depan retina, sehingga pada retina didapatkan lingkaran difus dan bayangan kabur.

  • EtiologiPenyebab miopia dapat bersifat keturunan, ketegangan visual atau faktor lingkungan.

  • KlasifikasiMenurut penyebabnya:1. Miopia refraktif bertambahnya indeks bias media penglihatan (katarak intumesen) dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat.2. Miopia aksialis akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.

  • ... lanjutan Klasifikasi MiopiaMenurut derajat beratnya (tinggi dioptrinya)1. Miopia sangat ringan sampai dengan 1 dioptri2. Miopia ringan sampai dengan 1-3 dioptri3. Miopia sedang sampai dengan 3-6 dioptri4. Miopia tinggi sampai dengan 6-10 dioptri5. Miopia sangat tinggi sampai dengan lebih dari 10 dioptri

  • ....lanjutan klasifikasi miopiaSecara klinikMiopia stasioner, miopia simpleks, miopia fisiologikTimbul pada usia muda, kemudian berhenti. Dapat juga naik sedikit pada waktu atau segera setelah pubertas atau didapat kenaikan sedikit sampai usia 20 tahun. Besarnya dioptri kurang dari - 5 D atau 6 D.Miopia progresifDitemukan pada semua umur dan mulai sejak lahir. Kelainan mencapai puncaknya waktu masih remaja, bertambah terus sampai usia 25 tahun atau lebih. Besarnya dioptri melebihi 6 dioptri.Miopia malignaMiopia yang berjalan progresif, karena disertai kelainan degenerasi dikoroid dan bagian lain dari mata.

  • Gejala KlinisMelihat jauh kabur, melihat dekat jelasSakit kepalaMempunyai kebiasaan mengernyitkan dahi atau memicingkan mata saat melihat objek yang jauh.

  • Terapi MiopiaKacamata dengan sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal.Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (lasik)

  • PresbiopiaDefinisi: Presbiopia merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.

  • EtiologiTerjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjutKelemahan otot-otot akomodasiLensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa.

  • PatofisiologiPada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang

  • Klasifikasi PresbiopiaPresbiopi Insipien, tahap awal perkembangan presbiopi. Dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca.Presbiopia Fungsional, amplitudo akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa.Presbiopi Absolut, peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodai sudah tidak terjadi sama sekali.Presbiopi Prematur, presbiopi yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhubungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan.Presbiopi Nokturnal, kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap, disebabkan oleh peningkatan diameter pupil.

  • DiagnosisAnamnesisKesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus/kecilSetelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama.Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh).Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari.Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.Sulit membedakan warna.

  • Pemeriksaan OphthalmicusDiberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman usia yaitu 40 tahun diberikan sferis +1,00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi lensa Sferis +0,50Lensa sferis yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:Kacamata baca untuk melihat dekat sajaKacamata bifokal untuk melihat jauh dan dekat

  • Sehingga1. Pasien lebih dahulu dikoreksi jauhnya dengan metode trial and error hingga visus mencapai 6/62. Dengan menggunakan koreksi jauhnya kemudian secara binokuler ditambahkan lensa sferis positif dan diperiksa dengan menggunakan kartu Jaeger pada jarak 33 cm

  • Diagnosis BandingDiagnosis banding presbiopia adalah hipermetropia dan low vision jika hipermetropi lebih dari 3 dioptri.

  • Terapi Presbiopia Penderita presbiopia dapat ditolong dengan kacamata lensa bikonveks/kacamata berlensa rangkap, yaitu lensa cekung dibagian atas untuk melihat benda yang jauh dan lensa cembung dibagian bawah untuk melihat benda-benda dekat.- Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia. Tujan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat.

  • .... Lanjutan terapi presbiopia

    Usai (Tahun)Kekuatan Lensa Positif yang Dibutuhkan40 tahun+1,00 D40-45 tahun+1,25 D45 tahun+1,50 D45-50 tahun+1,75 D50 tahun+2,00D50-55 tahun+2,25 D55 tahun+2,50 D55-60 tahun+2,75 D60 tahun+3,00 D

  • Katarakkekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

  • EtiologiKekeruhan pada lensa dapat disebabkan oleh kelainan kongenital mata, trauma, penyakit mata, proses usia atau degenerasi lensa, kelainan sistemik seperti diabetes melitus, riwayat penggunaan obat-obatan steroid dan lainnya. Kerusakan oksidatif oleh paparan sinar ultraviolet, rokok dan alkohol, dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak.

  • Klasifikasi KatarakBERDASARKAN USIA :Katarak KongenitalKatarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.

  • ....lanjutan klasifikasi katarak

    Katarak JuvenilKatarak yang terjadi sesudah usia > 3 bulan tetapi kurang dari 9 tahun. katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.

  • ....lanjutan klasifikasi katarakKatarak SenilisAdalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.

  • Stadium Katarak

  • ....lanjutan klasifikasi katarakBerdasarkan etiologi

    Katarak sekunder terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK. 2. Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular, iskemia okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes melitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa intravena, steroid lokal lama, steroid sistemik, oral kontrasepsi dan miotika antikolinesterase).

  • ....lanjutan klasifikasi katarak3. Katarak TraumatikaKatarak traumatika dapat disebabkan oleh trauma tajam maupun trauma tumpul. Pada trauma tajam, langsung terjadi pembentukan nukleus katarak sehingga tampak lensa berwarna putih.Pada trauma tumpul, katarak tidak terjadi seketika namun perlahan-lahan. Terjadi proses penebalan ( imatur menjadi matur) dan tidak langsung terbentuk nukleus.

  • Gejala KlinisGejala SubjektifPenglihatan seperti berasap dan visus menurun secara progresif. (Visus mudur tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan, bila kekeruhan tipis kemunduran visus sedikit dan bila kekeruhan terletak diequator, tak ada keluhan apa-apa)Silau saat melihat cahaya Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerakDiplopia monokular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh karena refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silauPada stadium permulaan penderita mengeluh miopisasi, hal ini terjadi karena proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh dimuka retina.Melihat pada malam hari lebih jelas daripada siang

  • .... Lanjutan gejala klinisGejala ObjektifPada oblique illumination lensa tampak keruh keabuan seperti asap. Pada fundus reflex dengan opthalmoscope kekeruhan tersebut tampak hitam dengan background orange. Pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa background orange, Hal ini menunjukkan bahwa lensa sudah keruh seluruhnya.

  • Terapi katarakPengobatan katarak yang dapat dilakukan adalah tindakan operatif untuk mengangkat lensa. Adapun beberapa metode operasi ekstraksi katarak yang dapat dilakukan adalah :Operasi Katarak Ekstrakapsular (EKEK)Operasi katarak Intrakapsular (EKIK)Fakoemulsifikasi

  • Komplikasi

    Glaukoma sekunderUveitisSubluksasi dan Dislokasi lensa.

  • MERCI BEAUCOUP

    *Berfungsi melunakkan/melicinkan atau sebagai pengganti air mata pada kontak lensa, prostesis mata atau mata kering*