Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

34
TEOLOGI ISLAM MAKALAH Tugas Mata Kuliah Studi Islam II Disusun oleh : Kelompok 1 Anna Luthfiah (11151020000020) Nurfita Amalina (11151020000031) Icha Putri Mideva (11151020000044) Mariyatul Qibtiyah (11151020000047) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Transcript of Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

Page 1: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

TEOLOGI ISLAM

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Studi Islam II

Disusun oleh : Kelompok 1

Anna Luthfiah (11151020000020)

Nurfita Amalina (11151020000031)

Icha Putri Mideva (11151020000044)

Mariyatul Qibtiyah (11151020000047)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas segala

rahmat Hidayah-Nya sehingga makalah tentang Teologi Islam ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Makalah ini adalah tugas pada mata kuliah Studi Islam II pada Program

Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Makalah ini disusun berdasarkan

berbagai literatur, artikel-artikel yang ada di internet yang dianggap relevan dan

dapat dijadikan sebagai acuan pustaka.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya

makalah tentang Teologi Islam ini.

Dalam penyajian makalah ini, kami memilih untuk menggunakan gaya

bahasa yang sederhana dan menyajikannya secara sistematis, tapi tidak

mengurangi maksud dan tujuan disusunnya makalah ini. Kami menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kami menyarankan kritik

dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik kepada penyusun

maupun kepada pembaca lain.

Penyusun

i

Page 3: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................1

1.3. Tujuan Pembahasan.........................................................................2

BAB II ISI

2.1. Pengertian Teologi...........................................................................3

2.1.1 PengertianTeologi Menurut Ahli..........................................3

2.1.2 Pengertian Teologi dalam Perspektif Agama-agama............4

2.2. Perbedaan Teologi dengan Ilmu Tauhid, Aqidah, Keimanan dan

Ushuluddin.......................................................................................5

2.3. Sejarah Lahirnya Teologi Islam.......................................................7

2.4. Pokok-pokok Masalah dalam Teologi Islam..................................12

2.5. Menyikapi Perbedaan Paham Teologi Islam..................................14

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan....................................................................................17

3.2. Saran...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii

Page 4: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teologi, sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu

agama. Teologi diawali karena adanya konflik dan perbedaan pendapat dalam

pemikiran dasar agama. Sebagai orang yang beragama, kita perlu mempelajari dan

memahaminya agar pengetahuan keagamaan kita semakin luas. Dari pengetahuan

mengenai teologi ini juga diharapkan kita dapat mengetahui dan memahaminya

serta dapat membandingkan satu teologi dengan teologi lainnya baik lintas agama

maupun didalam agama itu sendiri dengan tujuan memahami karakteristik dari

masing-masing teologi dan dapat menumbuhkan sikap terbuka serta toleran satu

sama lain.

Pada umumnya, Teologi Islam di Indonesia di ajarkan dalam bentuk ilmu

tauhid. Namun, seiring dengan berjalannya waktu terjadi perkembangan

pemikiran tentang teologi sehingga muncullah aliran-aliran teologi dalam Islam.

Teologi dalam Islam terdiri dari Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariah,

Muturidiah, dan Syi'ah. Salah satu persoalan yang dihadapi dalam perbedaan

teologi adalah perbedaan pendapat tentang mana aliran yang paling tepat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teologi dalam islam?

2. Apa perbedaan antara teologi, dengan ilmu tauhid, aqidah, keimanan

dan ushuluddin?

3. Bagaimana sejarah lahirnya teologi Islam?

4. Apa saja pokok-pokok permasalahan yang terdapat dalam teologi Islam?

5. Bagaimana cara menyikapi perbedaan paham teologi dalam Islam?

1

Page 5: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian teologi dalam Islam

2. Untuk mengetahui perbedaan teologi dengan ilmu tauhid, aqidah,

keimanan dan ushuluddin

3. Untuk mengetahui sejarah lahirnya teologi Islam

4. Untuk mengetahui pokok-pokok permasalahan yang terdapat dalam

teologi Islam

5. Untuk mengetahui cara menyikapi perbedaan paham teologi dalam

Islam

2

Page 6: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

BAB II

ISI

2.1. Pengertian Teologi

Istilah teologi dikemukakan oleh Virgilius Ferm yang berasal dari

bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu theos dan logos. Kata theos

memiliki arti Tuhan dan logos yang berarti ilmu. Sehingga, istilah teologi

dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang Tuhan dan

hubungan antara Tuhan dengan realita kehidupan yang dijalani oleh umat

manusia.

Secara lebih luas, istilah teologi dapat diartikan sebagai suatu cabang

ilmu filsafat yang membahas secara khusus hal-hal yang berkenaan dengan

ketuhanan.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

teologi/te·o·lo·gi/ /téologi/ adalah pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat

Allah, dasar kepercayaan kepada Allah dan agama, terutama berdasarkan

pada kitab suci1.

Secara garis besar, teologi membahas ajaran-ajaran dasar suatu agama.

Dengan adanya teologi, manusia diharapkan mampu mempelajari dan

memahami seluk-beluk agama yang di anutnya secara lebih mendalam,

dengan begitu diharapkan manusia memiliki keyakinan yang kuat agar

tidak mudah terombang-ambing oleh peradaban zaman.

2.1.1 PengertianTeologi Menurut Ahli

Ibnu Khaldun sebagaimana dikutip A. Hanafi berpendapat bahwa

ilmu kalam atau teologi ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan

kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan berisi

1 http://kbbi.web.id/teologi diakses pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 16.00 WIB.

3

Page 7: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan aliran

golongan salaf dan ahli sunnah2.

Thomas Aquinas : teologi diajarkan oleh Tuhan, dan mengarah

kepada Tuhan3.

2.1.2 Pengertian Teologi dalam Perspektif Agama-agama

1. Islam

Dalam Islam, Teologi disebut juga ilm al-tauhid. Kata tauhid dapat

berarti satu atau esa, dimana esa sendiri merupakan salah satu dari sifat

Tuhan. Teologi Islam disebut juga ilm al-kalam. Kalam ialah sabda Tuhan.

Teologi dalam Islam disebut ilm al-kalam karena sabda Tuha atau Al-Qur’an

pernah menimbulkan pertentangan keras di kalangan umat Islam pada abad

IX dan X Masehi4.

2. Buddha

Buddhisme, di mana realitas mutakhir adalah kekosongan, eksistensi Tuhan

tidak mempunyai arti. Maka faham ketuhanan monoteis atau pun politeis,

siapa pun nama Tuhan atau dewa, dalam perspektif Buddhisme hanya tampak

sebagai tahap realitas yang masih harus di lewati. Teologi Buddha kalau

boleh disebut demikian, mirip dengan pernyataan Wittgensteindalam

Tractatus Logico Philosophicus (1922) yang sangat terkenal “Mengenai apa

yang tak bisa dibicarakan, manusia hendaknya diam”5. Itulah sikap seorang

analis bahasa, ketika harus membahas realitas Allah swt.

2 Prof. DR. Abuddin Nata, M. A., Studi Islam Komprehensif, Fajar Interpratama Offset, 2011, Hlm.259

3 S.B. Ferguson, D. F. Wright,J. L.Packer (Eds.), NDT “Theology”, InterVarsity Press, Illinois, 1988, Hlm.680-681

4 Harun Nasution, Teologi Islam : Aliran-aliran, sejarah, analisa perbandingan, UI-Press, Jakarta, 1986, Hlm. ix

5 A.Setyo Wibowo, Manusia Teka-teki yang mencari solusi, Kanisius, Yogyakarta, 2009, Hlm.133-134

4

Page 8: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

3. Hindu

Munculnya agama Hindu adalah suatu proses yang panjang, yang

mengintegrasikan aneka pandangan dan kebaktian dalam suatu gerakan

religius6. Teologi bukanlah hal yang baru dalam khasanah pengetahuan hindu.

Teologi Hindu memiliki cakupan yang luas meliputi bidang paengetahuandan

kepercayaan yang luas

4. Kristen

Teologi adalah upaya penghayatan dan pemahaman manusia beriman tentang

Tuhan dan karya-Nya dalam hubungan dengan manusia sejauh Allh swt.

Sendiri menyatakannya7. Ini berarti bahwa kegiatan berteologi adalah kegiatan

bersama orang percaya dengan sesama orang beriman didalam gereja Tuhan

yang universal dan dilakukan secara kontekstual.

2.2 Perbedaan Teologi dengan Ilmu Tauhid, Aqidah Keimanan dan

Ushuludin

Teologi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan yang

menyangkut hal-hal yang diimani sebagai Wahyu allah atau berkaitan

dengan Wahyu itu yang disusun metodis, sistematis dan koheren8. Teologi

adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan

keyakinan beragama. Setiap agama memiliki teologinya masing-masing, dan

setiap orang yang beragama wajib mempelajari teologi dari agama yang

dianutnya agar lebih mengetahui dan mengenal agamanya.

Tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah swt. Dan tidak ada

sesuatu pun yang menyamai-Nya dalam zat, sifat, atau perbuatan-perbuatan-

Nya yang mengutus para rasul untuk menunjukkan dan membimbing umat

manusia ke jalan yang benar, yang meminta pertanggung jawaban hamba di

kehidupan akhirat dan membalas perbuatan baik atau buruk yang dilakukan 6Tom Jacobs SJ, Paham Allah dalam Filsafat, Agama-agama, dan Teologi, Kanisius,

Yogyakarta, 2002, Hlm:86 7 De Gruchy, John W., Agama Kristen dan Demokrasi, PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta,

2006, Hlm.xi8 Dr. Nico Syukur, Pengantar Teologi, KANISIUS, Yogyakarta, 1991, Hlm. 33

5

Page 9: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

seorang hamba selama hidup di dunia9. Tauhid merupakan suatu konsep

yang mendeskripsikan identitas, personalitas historis, kebudayaan dan

peradaban kaum muslim10. Penting dan menarik untuk dikemukakan, bahwa

pemikiran tauhid bukan semata-mata karena adanya Wahyu, melainkan

merupakan hasil perenungan Rasulullah saw. Rasulullah melihat kondisi

realitas sosial masyarakat yang cenderung menganut sistem ketuhanan

politeistik (syirik) yang tidak hanya merusak akidah tetapi juga mendorong

lahirnya diskriminasi, praktek perdagangan yang kotor, kesenjangan sosial

serta merendahkan martabat manusia lain.

Secara etimologi, “akidah” berarti “terikat”. Para ahli bahasa

menyebutkan kata akidah berasal dari aqada, yu’qadu, aqdan, aqidatan

yang berarti ikatan, perjanjian dan kokoh11. Ibnu Taimiyah menyatakan

akidah merupakan suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati,

dengannya jiwa menjadi tenang, sehingga jiwa tersebut menjadi yakin dan

mantap tidak dipengaruhi oleh keraguandan prasangka buruk. Dalam

perkembangan selanjutnya, menurut Muhaimin dkk. Bahwa istilah akidah

dalam kajian di perguruan tinggi lebih identik dengan terminologi iman,

tauhid, ushuluddin ilmu kalam, fiqh akbar, dan teologi jika akidah itu telah

menjadi disiplin ilmu tersendiri.

Kata iman (percaya) seakar dengan kata amanah (terpercaya).

Keimanan adalah keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan

oleh lidah dan diwujudkan dalam amal perbuatan. Iman menjadi dasar untuk

berperilaku bagi seorang muslim. Karena dengan iman yang dimiliki

seseorang, ia akan terhindar dari perbuatan buruk dan memotivasi diri untuk

berbuat baik.

Ushuludin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok (dasar)

agama. Yaitu akidah, tauhid, dan I’tikad (keyakinan) tentang rukun iman

yang enam. Ilmu ushuludin membahas tentang prinsip-prinsip kepercayaan

agama yang sesuai dengan akal pikiran.9 Prof.Dr.Muhammad Yusuf Musa, Islam Suatu Kajian Komprehensif, CV.Rajawali,

Yogyakarta, 1998, Hlm.4510 HendarRiyadi, Tauhid Ilmu dan Implementasinya dalam Pendidikan, NUANSA,

Bandung, 2000, Hlm.111 Prof.Dr.H.Mahmud, M,Si.,Studi Islam Suatu Pengantar dengan Pendekatan

Interdisipliner, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2015,Hlm.151

6

Page 10: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

Dari pengertian diatas, terdapat perbedaan diantara Teologi, Tauhid, Aqidah,

Keimanan dan Ushuludin, yakni :

Teologi Islam lebih membahas tentang ilmu yang berkaitan dengan

agama dan ketuhanan serta hubungannya dengan alam dan manusia.

Tauhid membahas mengenai keyakinan terhadap keesaan Allah swt.

dan tidak ada zat apapun yang dapat menyamai-Nya.

Akidah merupakan suatu kepercayaan didalam hati mengenai hal-hal

yang diyakini dan tidak ada keraguan didalamnya serta dapat

membuat jiwa menjadi tenang.

Keimanan lebih mengarah kepada keyakinan yang menjadi dasar atau

pondasi seorang muslim dalam berperilaku.

Ushuluddin membahas tentang pokok-pokok dasar agama yang dapat

diterima dengan akal pikiran.

2.3. Sejarah Lahirnya Teologi Islam

Permasalahan teologi Islam dimulai dari masalah politik yang

berkembang di Mekkah. Mekkah merupakan pusat perdagangan yang

dikuasai oleh kaum pedagang tinggi Quraisy. Mereka adalah orang-orang

yang bertentangan dengan Nabi Muhammad saw. sehingga sering

melakukan perlawanan terhadap Nabi Muhammad saw. yang

mengakibatkan Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya pergi

meninggalkan Mekkah menuju ke Yasrib12.

Masyarakat Yasrib terdiri dari bangsa Yahudi, suku al- Khazraj,

dan suku al-‘Aus. Diantara suku al-Khazraj dan suku al-‘Aus sering terjadi

perebutan kekuasaan sehingga mereka meminta bantuan kepada Nabi

Muhammad saw. untuk menjadi seorang hakam (pengantara yang netral).

Lambat laun Nabi Muhammad saw. lah yang menjadi kepala masyarakat

Madinah. Dibawah kekuasaan Nabi, beliau membuat kekuasaan politik

12 Harun Nasution, Teologi Islam : Aliran-aliran, sejarah, analisa perbandingan, UI-Press, Jakarta, 1986, hlm. 4

7

Page 11: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

yang dipatuhi di Madinah. Setelah Nabi Muhammad saw. wafat, timbullah

permasalahan siapa yang akan menjadi khalifah pengganti Nabi

Muhammad saw. sebagai kepala negara. Khalifah yang menggantikan

Nabi Muhammad saaw. adalah Abu Bakar, lalu setelah Abu Bakar wafat

kekhalifahan digantikan oleh Umar Ibn al-Khattab dan selanjutnya

digantikan oleh Usman Ibn Affan.

Pada masa jabatannya, Usman Ibn Affan dikenal sebagai khalifah

yang lemah karena dianggap tidak mampu melawan ambisi keluarganya

untuk menjadikan sanak keluarganya sebagai gubernur. Tindakan inilah

yang mengakibatkan para pendukung Usman meninggalkannya dan

mereka menjadi pemberontak yang mengakibatkan terbunuhnya Usman

Ibn Affan.

Setelah Usman wafat, calon khalifah terkuat adalah Ali Ibn Abi

Thalib13. Namun, masa kekhalifahan Ali juga tidak berjalan mulus. Ali

mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin menjadi khalifah

juga, yaitu Talhah dan Zubeir yang mendapat sokongan kuat dari Aisyah.

Tidak hanya itu, Mu’awiyah menuntut kepada Ali untuk mencari dan

menghukum pembunuh Usman. Bahkan Ali pun dituduh sebagai salah

satu orang yang terlibat dalam pembunuhan Usman. Dalam pertempuran

antara pasukan Ali dan Mu’awiyah dimenangkan oleh pasukan Ali.

Namun, ‘Amr Ibn al-‘As yang merupakan pasukan dari Mu’awiyah

meminta berdamai kepada Ali dan akhirnya perdamaian terjadi dengan

mengadakan arbitrase. Diutuslah ‘Amr Ibn al-‘As dari pihak Mu’awiyah

dan Abu Musa al-Asy’ari dari pihak Ali sebagai perantara dalam

pertemuan perdamaian itu. Dari pertemuan itu, terjadi lah perbedaan

pendapat yang merugikan Ali dan menguntungkan Mu’awiyah. Dengan

adanya arbitrase, kedudukan Mu’awiyah naik menjadi khalifah tidak

resmi.

Sebagian tentara Ali menolak keputusan arbitrase ini karena

mereka memiliki semboyan “la hukma illa lillah”(tidak ada hukum selain

dari hukum Allah) atau “la hakama illa Allah” (tidak ada pengantara selain

13 Harun Nasution, Teologi Islam : Aliran-aliran, sejarah, analisa perbandingan, UI-Press, Jakarta, 1986, hlm. 6

8

Page 12: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

dari Allah). Sebagian tentara Ali pun meninggalkannya. Golongan mereka

inilah dalam sejarah Islam terkenal dengan nama al-Khawarij, yaitu orang

yang keluar dan memisahkan diri atau seceders14. Kaum khawarij

memandang orang-orang yang menerima arbitrase adalah orang yang

kafir, sesuai firman Allah dalam QS. Al-Maidah (5): 44 yang memiliki arti

“Siapa yang tidak menentukan hukum dengan apa yang telah diturunkan

Allah, adalah kafir”. Sedangkan orang-orang yang setia pada Ali disebut

sebagai aliran Syi'ah. Namun, syi'ah mulai mengalami pergeseran

pemikiran dan menganggap bahwa Ali bin abi Thalib adalah manusia suci

yang pantas menduduki posisi kenabian sebagai Nabi akhir zaman.

Lambat laun kaum Khawarij terpecah belah menjadi beberapa

sekte. Muncullah aliran teologi baru, yaitu Khawarij, Murji’ah, dan

Mu’tazilah. Menurut kaum Khawarij, orang yang berdosa besar adalah

kafir. Menurut aliran Murji’ah orang yang berdosa besar tetap mukmin

karena masalah dosa adalah urusan Allah, sedangkan menurut kaum

Mu’tazilah orang yang berdosa besar bukanlah mukmin ataupun kafir

melainkan mengambil posisi diantara dua posisi (al manzilah bain al-

manzilitain).

Ada pula teologi yang dikenal dengan nama al-qadariah yang

berarti manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan

perbuatannya sedangkan jabariah adalah manusia tidak mempunyai

kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya melainkan semua diatur

Tuhan. Kaum Mu’tazilah menganut paham qadariah yang bersifat rasional

dan liberal dan berhasil menarik perhatian inteligensia dari pemerintahan

kerajaan Islam Abbasiah. Teologi Mu’tazilah dijadikan mazhab resmi

yang dianut negara. Aliran Mu’tazilah yang bercorak rasional ini

mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam, terutama

golongan Hambali, yaitu pengikut-pengikut mazhab Ibn Hambal15. Aliran

14 Harun Nasution, Teologi Islam : Aliran-aliran, sejarah, analisa perbandingan, UI-Press, Jakarta, 1986, hlm. 8

15 Harun Nasution, Teologi Islam : Aliran-aliran, sejarah, analisa perbandingan, UI-Press, Jakarta, 1986, hlm. 10

9

Page 13: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

Mu’tazilah kembali kepada kedudukan semula setelah wafatnya al-

Ma’mun yang merupakan khalifah pada kerajaan Islam Abbasiah.

Terjadi pertentangan dalam kaum Mu’tazilah dikarenakan Abu al-

Hasan al-Asy’ari membentuk teologi yang dikenal dengan teologi al-

Asy’ariah. Abu al-Hasan al-Asy’ari membuat teologi al-Asy’ariah

dikarenakan ia bermimpi bahwa Nabi Muhammad men-cap ajaran

Mu’tazilah sebagai ajaran sesat. Selain aliran Asy’ariah timbul pula aliran

al-Muturidiah yang didirikan oleh Abu Mansur Muhammad al-Maturidi

yang sama-sama menentang ajaran Mu’tazilah. Selain dua pendiri aliran

al-Asy’ariah dan aliran al-Muturidiah terdapat pula al-Tahawi yang

menentang ajaran kaum Mu’tazilah, namun ajaran al-Tahawi tidak

menjelma sebagai aliran teologi dalam Islam.

Aliran teologi dalam Islam terdiri dari aliran Khawarij, Syi’ah,

Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariah, dan Muturidiah. Namun saat ini, aliran

yang masih ada adalah aliran Asy’ariah dan Muturidiah yang dikenal

dengan nama Ahl Sunnah wa al-Jama’ah. Maturidiah menggunakan

mazhab Hanafi sedangkan Asy’ariah dipakai oleh umat Islam Sunni

lainnya.

10

Ruang Lingkup Teologi Dalam Islam

Page 14: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

2.4. Pokok-pokok Masalah dalam Teologi Islam

Teologi Islam mulai berkembang pada awal tahun hijriyah, ditandai

dengan berdirinya sekte-sekte keagamaan dalam Islam. Terbentuk dan

11

Iman dan Kufur

Khawarij (orang yang

berdosa besar=k

afir)

Mu’tazilah (Orang yang

berdosa besar masih

mukmin, Dosa

urusan Allah.

Murjiah (Orang yang

berdosa besar masih

mukmin dan bukan

kafir)

Ahlul Sunnah Wa Jama’ah

Qabariah (kemerdekaan dan kehendak urusan MANUSIA)

Jabariah(kemerdekaan dan kehendak urusan ALLAH)

Al-Asy’ariah (kembali

pada masa tradisional

Islam)

Al-Muturidiyah

(tidak setradisiona

l Al-Asyariah,

namun tidak seliberal

Mu’tazillah

Takdir

Tauhid

Page 15: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

semakin berkembangnya sekte-sekte ini terutama ketika wafatnya

Rasulullah tanpa meninggalkan wasiat apapun mengenai siapa yang akan

menjadi khalifah untuk memimpin ummat Islam selanjutnya16. Hal ini

telah menyebabkan banyak pertentangan dikalangan pembesar-pembesar

untuk menduduki tampuk kekuasaan sebagai pemimpin agama maupun

negara Islam setelah Rasul wafat. Pokok-pokok permasalahan dalam

teologi Islam yang seringkali diperdebatkan meliputi

1. Dosa besar dan dosa kecil

2. Keyakinan

3. Tata cara ibadah

4. Status keislaman

Pokok permasalahan dalam pembahasan teologi Islam menjadi bahan

perdebatan antar sekte/aliran-aliran dalam islam. Berikut aliran-aliran

teologi dalam islam beserta pokok-pokok masalah teologi yang mereka

perdebatkan:

1. Aliran Syiah

Mengenai masalah keyakinan, dalam hal ini keyakinan bahwa Nabi

Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir ternyata disangkal

oleh kaum yang menamakan dirinya Syiah. Melihat pada sejarah, awalnya

kaum Syiah merupakan pengikut setia Ali bin Abi Thalib (khalifah

terakhir). Namun seiring berjalannya waktu pengikut aliran ini justru

menganggap bahwa Ali bin abi Thalib adalah manusia suci yang pantas

menduduki posisi kenabian sebagai Nabi akhir zaman dan khalifah

selanjutnya dipegang terus oleh keturunan Ali.

Aliran syiah kemudian terbagi menjadi banyak sekte, dan yang

paling ekstrem ada sekte yang menganggap Ali bin abi Thalib adalah

tuhan. Sudah barang tentu aliran ini merupakan aliran yang sesat. Sekte

yang lainnya berpemahaman bahwa ibadah hanya cukup dengan batin saja

16 Prof. A. Hasjmy, Syi’ah dan Ahlussunnah, Surabaya, PT Bina Ilmu, 1983, Hlm.38

12

Page 16: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

sehingga aliran ini cenderung mengesampingkan ibadah yang seharusnya

kita jalani berdasarkan perintah yang diberikan Allah melalui Rasul.

2. Aliran Khawarij

Aliran ini muncul ketika terjadinya perang siffin antara Ali bin Abi

Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sufyan. Ketika Ali dan Muawiyah

melakukan gencatan senjata, kelompok yang kemudian menamakan

kelompoknya Khawarij ini menganggap keputusan Ali salah karena mau

berdamai dengan Muawiyah. Sehingga menanggapi hal tersebut aliran ini

melakukan oposisi terhadap Ali maupun Muawiyah. Oposisi ini mereka

wujudkan dalam hal perpolitikan maupun kekerasan.

Dalam hal peribadatan, kelompok Khawarij menganggap ibadah

seperti sembahyang, puasa dan ritual ibadah lainnya merupakan sebagian

besar dari iman maka mereka mengkasifikasikan orang yang melanggar

salah satu dari peibadatan merupakan orang kafir17. Lebih dari itu, mereka

menganggap orang-orang diluar alirannya merupakan orang kafir. Aliran

ini pun banyak terpecah namun tak sebanyak pecahan aliran Syiah.

3. Aliran Murjiah

Aliran ini muncul saat masa pemerintahan Muawiyah bin Abi

Sufyan dilatarbelakangi untuk mengimbangi aliran khawarij dan syiah.

Selain itu juga mereka bergerak untuk mendapatkan dukungan. Dalam

sekte ini lebih berpihak kepada khalifah saat itu yang kebetulan dipimpin

oleh Muawiyah, maka secara tidak langsung pemerintahan Muawiyah

telah diuntungkan karenanya.

Dalam hal aqidah, mereka berpendirian bahwa “iman” adalah

dalam hati, karena perbuatan lahir seseorang tidak boleh menjadi alasan

untuk menengtukan hukum bagi sesorang18.

17 Prof. A. Hasjmy, Syi’ah dan Ahlussunnah, Surabaya, PT Bina Ilmu, 1983, Hlm.4018 Prof. A. Hasjmy, Syi’ah dan Ahlussunnah, Surabaya, PT Bina Ilmu, 1983, Hlm.42

13

Page 17: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

4. Aliran Muktazilah

Aliran ini lahir ketika terjadi perseteruan antara Khawarij dan

Daulah Amawiyah serta Murjiah yang sangat loyal pada daulah tersebut.

Aliran Muktazillah tidak menentang siapapun berdasarkan dinastinya,

melainkan aliran ini akan menentang siapapun yang memiliki pendirian

politik dan agama yang berbeda dari paham aliran tersebut. Hal ini pula

menjadi sikap mereka saat menghadapi dinasti abbasiyah. Orang-orang

dalam golongan ini terkenal dengan pemahaman mereka yang bebas

memfungsikan akal untuk berfikir logis. Banyak para pemikir dari aliran

ini yang menyatakan pemikirannya secara berani meskipun bertentangn

dengan pemikiran penguasa saat itu.

5. Aliran Ahlussunnah wal Jamaah

Aliran ini menganggap bahwa aliran-aliran yang lainnya seperti

Syiah, Muktazillah, Murjiah maupun Khawarij telah menyimpang dari

ajaran agama Allah yang disampaikan melalui Rasulullah SAW. Sehingga

hal ini menggerakkan mereka untuk mengembalikan golongan yang

menurut mereka sudah tidak sesuai dengan pedoman Al-quran dan Sunnah

ke jalan yang benar. Kelompok ini lahir pada masa daulah Abbasiyah.

2.5. Menyikapi Perbedaan Paham dalam Teologi Islam

Islam pada awalnya merupakan agama yang hanya memiliki satu

kiblat untuk panduan berbagai macam hal mulai dari ritual peribadatan

mahdah sampai hukum-hukum fiqih yang mencakup segala macam

persoalan kehidupan yaitu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah

Nabi. Namun seiring perkembangan zaman, terlebih lagi setelah wafatnya

Rasululllah SAW, terjadi perkembangan pemikiran dalam beberapa aspek

kajian keislaman seperti ketauhidan, hukum fiqih, dan kepercayaan yang

menimbulkan banyak terbentuk aliran-aliran keagamaan dalam Islam.

14

Page 18: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

Menyikapi hal ini, kita sebagai umat Islam hendaknya dapat

memahami apa yang menjadi pokok permasalahan dalam kajian teologi ini

sehingga kita mampu menentukan sikap yang tepat19. Diantaranya :

1. Membangun sikap keterbukaan (inklusivisme)

Dengan adanya perbedaan dari masing-masing teologi, tidak

seharusnya kita menonjolkan perbedaan dari masing-masing teologi

disetiap aspek pokok permasalahan. Melainkan kita harus mencari

titiktemu dari masing-masing teologi sehingga tidak terjadi perpecahan

antar sesama umat Islam. Sebagai contoh mengenai aliran-aliran teologi

dalam Islam memiliki kesamaan pemahaman ketuhanan bahwa Allah itu

esa. Sehingga diharapkan kita dapat hidup berdampingan secara damai

meskipun memiliki pemahaman berbeda dalam beberapa aspek keagamaan

lainnya.

2. Membangun Dialog Persaudaraan

Inti dari dialog adalah tercapainya keterbukaan dan dengan adanya

dialog yang terjalin antar penganut tologi satu dengan yang lainnya akan

meminimalisir kecurigaan dan permusuhan. Dengan adanya dialog akan

membuka kesempatan bagi para penganut untuk saling mengenal karakter

satu sama lain sehingga tidak terjadi kesalah pahaman yang merupakan

akar dari konflik.

3. Membangun apresiasi intelektual

Salah satu penyebab perselisihan pendapat dikarenakan kurangnya

apresiasi intelektual. Apabila kita dapat memahami cara pandang masing-

masing penganut aliran teologi maka perselisihan tersebut dapat

diminimalisir. Karena sebenarnya pangkal dari konflik sendiri adalah

persoalan cara pandang.

4. Menjalin Kerjasama sosial masyarakat

19 Muhammad Haerudin, Khazanah Pemikiran Teologi Islam: Perspektif Khawarij, Murji’ah, dan Mu’tazilah, 2013, diakses dari www.academia.edu

15

Page 19: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

Permasalahan sosial bukanlah menjadi tanggung jawab suatu golongan

saja. Melainkan menjadi tanggung jawab bersama20. Sebagai contoh

apabila seseorang dari satu paham teologi memiliki tingkat ekonomi yang

rendah, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama tidak hanya

tugas untuk teologi yang bersangkutan. Dengan terwujudnya hal ini

diharapkan para penganut teologi dapat saling bahu-membahu

membangun kerjasama sosial.

BAB III20 Muhammad Haerudin, Khazanah Pemikiran Teologi Islam: Perspektif Khawarij,

Murji’ah, dan Mu’tazilah, 2013, diakses dari www.academia.edu

16

Page 20: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Secara garis besar, teologi membahas ajaran-ajaran dasar suatu

agama. Dengan adanya teologi, manusia diharapkan mampu mempelajari

dan memahami seluk-beluk agama yang di anutnya secara lebih mendalam.

Walaupun maknanya terkadang terlihat sama, namun Teologi ini memiliki

perbedaan makna dengan Tauhid, Aqidah, Keimanan dan Ushuludin.

Teologi Islam membahas tentang ilmu yang berkaitan dengan ketuhanan,

Tauhid membahas keyakinan terhadap keesaan Allah swt, Akidah

merupakan kepercayaan didalam hati dan dapat membuat jiwa menjadi

tenang, Keimanan mengarah kepada pondasi seorang muslim dalam

berperilaku., sedangkan Ushuluddin membahas tentang pokok-pokok dasar

agama yang dapat diterima dengan akal pikiran.

Permasalahan teologi Islam dimulai dari masalah politik yang

berkembang di Mekkah. Saat Nabi Muhammad saw wafat, timbullah

permasalahan tentang pengganti Nabi Muhammad saw sebagai kepala

negara. Hal ini telah menyebabkan banyak pertentangan dikalangan

pembesar-pembesar. Pokok permasalahan dalam pembahasan teologi Islam

menjadi bahan perdebatan antar aliran-aliran dalam islam (Aliran Syiah,

Khawarij, Murjiah, Muktazilah dan Ahlussunnah wal Jamaah). Namun

dalam menyikapi hal ini, kita sebagai umat Islam hendaknya dapat

memahami apa yang menjadi pokok permasalahan dalam kajian teologi ini

sehingga kita mampu menentukan sikap yang tepat, diantaranya

membangun sikap keterbukaan, membangun dialog persaudaraan,

membangun apresiasi intelektual dan menjalin kerjasama sosial masyarakat.

3.2. Saran

17

Page 21: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Studi Islam

Lanjutan tentang Teologi Islam di Program Studi Farmasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kami menyarankan agar pembaca dapat mengkaji lebih teliti dan

mendapatkan manfaat dari penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 22: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1

Gunawan, Heri. 2015. STUDI ISLAM : Suatu Pengantar dengan Pendekatan

Interdisipliner. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Musa, Muhammad Yusuf. 1988. ISLAM Suatu Kajian Komprehensif. Yogyakarta:

CV Rajawali.

Nasution, Harun. 1986. Teologi Islam : Aliran-aliran, sejarah, analisa

perbandingan. Jakarta: UI Press.

Riyadi, Hendra. 2000. Tauhid Ilmu. Bandung: Nuansa.

Hasjmy, A. 1983. Syi’ah dan Ahlussunnah. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Haerudin, Muhammad. 2013. Khazanah Pemikiran Teologi Islam: Perspektif

Khawarij, Murji’ah, dan Mu’tazilah. www.academia.edu. Diakses pada

pukul 11.00 WIB tanggal 10 Maret 2016

Wibowo, A.Setyo. 2009. Manusia Teka-teki yang mencari solusi. Yogyakarta:

Kanisius

Jacobs, Tom SJ. 2002. Paham Allah dalam Filsafat, Agama-agama, dan Teologi.

Yogyakarta: Kanisius

www.kbbi.web.id/teologi .diakses pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 16.00

19

Page 23: Revisi Makalah Studi Islam(Teologi Islam) Kelompok 1