Revisi Lp Parkinson

49
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN PARKINSON Disusun oleh kelompok 2 Agnes Dopo Fedwarto Ndruru Albertson De’e Resa Rukmana Desy Indah Lestari Riry Santha Melsy Dina Siagian Ruth Theresia Donny Alexander L Tamrin Sitompul Dwi Natalia Rustanti Tresiani Herawan Esterina Banu PROGRAM PROFESI NERS X SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG i

description

laporan

Transcript of Revisi Lp Parkinson

Page 1: Revisi Lp Parkinson

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN PARKINSON

Disusun oleh kelompok 2

Agnes Dopo Fedwarto Ndruru

Albertson De’e Resa Rukmana

Desy Indah Lestari Riry Santha Melsy

Dina Siagian Ruth Theresia

Donny Alexander L Tamrin Sitompul

Dwi Natalia Rustanti Tresiani Herawan

Esterina Banu

PROGRAM PROFESI NERS X

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2012

i

Page 2: Revisi Lp Parkinson

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena

hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan laporan

pendahuluandengan judul : “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

PARKINSON”.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan pendahuluan ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi penggunaan tata bahasa dan tata tulisan, sehingga kiranya masih

banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan penulian laporan

pendahuluan ini.

Besar harapan penulis, semoga apa yang penulis sajikan dalam laporan pendahuluan ini dapat

memberikan manfaat khususnya bagi diri sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang

membacanya.

Bandung, Oktober 2012

Penulis

ii

Page 3: Revisi Lp Parkinson

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

B. Tujuan Peneliatian........................................................................................................ 2

C. Metode Penelitian......................................................................................................... 2

D. Sistemaktika Penulisan................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Parkinson...................................................................................................... 4

B. Etiologi Parkinson...................................................................................................... 4

C. Tanda dan Gejala........................................................................................................ 4

D. Patofisiologi Parkinson............................................................................................... 5

E. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................. 7

F. Penatalaksanaan.......................................................................................................... 7

G. Kemungkinan data fokus............................................................................................ 8

H. Analisa Data.............................................................................................................. 13

I. Diagnosa Keperawatan............................................................................................... 15

J. Rencana Asuhan Keperawatan................................................................................... 16

BAB III KESIMPULAN................................................................................. ............... 26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 27

iii

Page 4: Revisi Lp Parkinson

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan gerontik atau keperawatan gerontologik adalah spesialis keperawatan

lanjut usia yang menjalankan peran dan tanggung jawabnya teradap tatanan pelayanan

kesehatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan,

tekhnologi dan seni dalam merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia

secara komprehensif. Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang

bersifat kronis progresif,merupakan penyakit terbanyak kedua setelah demensia

Alzheimer. Penyakit ini memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup penderita maupun

keluarga. Pertama kali ditemukan oleh seorang dokter inggris yang bernama James

Parkinson pada tahun 1887. Penyakit ini merupakan suatu kondisi ketikaseseorang

mengalami ganguan pergerakan.

Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor,

rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda-tanda motorik tersebut

merupakan akibat daridegenerasi neuron dopaminergik pada system nigrostriatal.

Namun, derajat keparahan defisitmotorik tersebut beragam. Tanda-tanda motorik

pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi

autonom. Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria

dan wanitaseimbang. 5 – 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala

awalnya muncul sebelumusia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia

65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh

dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkatdari 0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 %

pada usia 85 – 89 tahun.Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan

berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit

Parkinson muncul sebagai tremor  (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor 

akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja danmenghilang selama tidur.

Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Padaawalnya tremor terjadi

pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan

dantungkai.Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.

1

Page 5: Revisi Lp Parkinson

Penderita penyakit parkinson mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan

danterjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh

orang lain,maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan

sakit otot dan kelelahan.

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Untuk mempelajari secara langsung tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan kasus parkinson deases.

b. Tujuan Khusus

1) Mampu melakukan proses keperawatan dari pengkajian, perumusan diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi pada klien parkinson.

2) Mampu mendokumentasikan hasil dengan akurat dan bertanggung jawab.

3) Mampu mengindentifikasai faktor penghambat dan faktor penunjang dalam

melaksanakan asuhan keperawatan

4) Mampu mengkritisi masalah dan pemberian/penyelesaian masalah pada klien

parkinson.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah

pola deskripsi, yakni menggambarkan, memaparkan serta menjelaskan kembali apa

yang telah kami dapat dan telah kami pelajari sebelumnya dari berbagai sumber yang

telah kami padukan menjadi satu rangkaian berdasarkan pemahaman kami, agar para

mahasiswa juga dapat mengerti dan memahami tentang salah satu mata kuliah yang

kami sajikan dalam survailans yang berkaitan dengan malnutrisi.

Sebagai referensi untuk pembuatan makalah ini kami mengacu pada berbagai

sumber yakni sebagai berikut :

1. Mencari bahan di perpustakaan berdasarkan sumber yang sesuai dengan materi

2. Menanyakan kepada pakar yang lebih memahami materi ini

3. Mencari ke internet , dll.

2

Page 6: Revisi Lp Parkinson

D. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Metode Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 7: Revisi Lp Parkinson

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Parkinson

Parkinson merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik,

bredikinesia, kekuatan otot, hilangnya reflek-reflek postural (Muttaqin, 2008). Penyakit

gangguan syaraf kronis dan progresif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab

untuk mengontrol dan mengatur gerakan (Suzanne & Smaltzer, 2001).

Jadi parkinson merupakan gangguan dipusat otak, terutama pada syaraf yang mengatur

dan mengontrol gerakan seseorang. gangguan ini ditandai dengan adanya tremor

bredikinesia serta hilangnya reflek atau kekuatan otot.

B. Etiologi Parkinson

Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu

kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary).

Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak

disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar. Penyakit

Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor

lainnya seperti (Batticaca, 2008):

1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala

penyakit Parkinson.

2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas,

atau penyebab lain yang tidak diketahui.

C. Tanda dan Gejala

Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks

postural. Tanda awal meliputi kaku ekstremitas dan menjadi kaku pada bentuk semua

gerakan. Pasien mempunyai kesukaran dalam memulai,mempertahankan, dan

membentuk aktivitas motorik dan pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas

normal (Muttaqin, 2008).

Bersamaan dengan berlanjutnya penyakit, mulai timbul tremor, seringkali pada salah satu

tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun

4

Page 8: Revisi Lp Parkinson

tremor ini tetap unilateral. karakteristik tremor dapat berupa: lambat, gerakan membalik

(pronasi-supinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap

jari-jari. Keadaan ini meningkat bila pasien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas,

dan muncul pada saat klien istirahat (Muttaqin, 2008).

Karakteristik penyakit ini mempengaruhi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan.

Terdapat kehilangan ayunan tangan normal. Akhirnya ekstremitas kaku dan menjadi

terlihat lemah. Karena hal ini menyebabkan keterbatasan otot, wajah mengalami sedikit

ekspresi di mana saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata), raut wajah

yang ada muncul sekilas (Muttaqin, 2008).

5

Page 9: Revisi Lp Parkinson

D. Patofisiologi Parkinson

5

Globus pallidus mengeluarkan impuls yang abnormal

Kehilangan kelola dari sustansia nigra

Dopamin menipis dalam substansia nigra dan korpus striatum

Faktor predisposisi lesi di substansia nigra: faktor usia, faktur aterosklreotik, post ensafalitis, induksi

obat, dan keracunan logam berat

Impuls globus palidus ini tidak melakukan inhibisi terhadap korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis

Kerusakan kontrol gerakan foluntar yang memiliki ketangkasan sesuai dan gerakan otomatois

Aliran darah serebral regional menurun

Manifestasi otonom Gangguan N. VIII Tremor ritmi bradikaresia

Manifestasi psikiatrik Ragiditas deserebrasi Perubahan otot wajah dan sikap tubuh

Page 10: Revisi Lp Parkinson

6

Berkeringat, rasa lelah berlebihan dan otot

terasa nyeri. Hipotensi postural.

Perubahan kepribadian, psikosis, demensia, dan

konfusi akut.

Perubahan gaya berjalan, kekakuan dalam beraktifitas.

Kesulitan menelan

Kognitif menurun, persepsi menurun.

Hambatan mobilitas fisik.

Kerusakan komunikasi verbal

Gangguan pemenuhan nutrisi

Kurang perawatan diriHarga diri

rendah

Page 11: Revisi Lp Parkinson

E. Pemeriksaan Penunjang

1. EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)

2. CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua

eks vakuo). Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan

penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi

untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi

gejala yang timbul.

F. Penatalaksanaan

Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang

biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru

dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness. Perawatan pada

penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan menghambat

perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat

dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap

melakukan kegiatan sehari-hari.

1. Terapi Obat-Obatan

Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit Parkinson (Muttaqin, 2008;

Suzanne & Smaltzer, 2001; Brugham & JoAnn, 2000):

a) Antikolinergik

Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk

mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan,

mengontrol tremor dan kekakuan.

b) Carbidopa/levodopa

Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala.

c) Derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkan kedalam levodopa

untuk mempelancar fluktasi klinis.

d) Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor. Preparat antivirus,

Amantandin hidroklorida, digunakan untuk mengurangi kekakuan,tremor dan

bradikinestesia.

e) Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine

f) Obat-obat antidepresan

Page 12: Revisi Lp Parkinson

Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar

diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami

kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada

penderita. Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernaan yang

disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.

2. Terapi Fisik

Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien

akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan

petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit

Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan

perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor

dan hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari

dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas,

keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti

membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di

dalam mulut.

G. Kemungkinan data fokus

1. Anamnesis

Anamnesis pada Parkinson meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit dahulu, pengkajian psikososial.

a) Identitas klien

Meliputi naman, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-

an dan 60-an), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan, alamat,

pekerjaaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan

diagnosa medis.

b) Keluhan utama

Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan

adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot dan

hilangnnya refleks postular

c) Riwayat penyakit sekarang

8

Page 13: Revisi Lp Parkinson

Pada anamnesis klien sering mengeluhkan adanya tremor, seringkali pada

salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain dan akhirnya

bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Karakteristik tremor dapat

berupa: lambat, gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan bawah dan

telapak tangan, serta gerakan ibu jari terhadap jaro-jari lain seolah-olah

memiutar pil di antara jari-jari. Keadaan ini meningkat jika klien sedang

berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul pada saat klien istirahat.

Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi wajah,

sikap tubuh dan gaya berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserbrasi,

berkeringat, kulit berminyak dan sering dermatis peboroik, sulit menelan,

konstipasi, serta gangguan kandung kemih yang diperberat oleh obat-obatan

anti kolinergik dan hipertfofi prostat.

d) Riwayat penyakit dahulu

Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi, diabetes

mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat antikoagulan,

aspirin, vasodilator dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam waktu

yang lama.

e) Riwayat penyakit keluarga

Walaupun penyakit Parkinson tidak ditemukan hubungan sebab genetic yang

jelas tetapi pengkajian adanya anggota generasi terdahulu yang menderita

hipertensi dan diabetes mellitus diperlukan untuk melihat adanya komplikasi

penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.

f) Pengkajian psikososiospritual

Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon

emosi klien terhadap penyakita yang dideritanya dan perubahan peran klien

dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam

kehidupan sehari-harinya, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.

Apakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu seperti ketakutan akan

kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara

optimal, dan pandangan terhadapa dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).

Adanya perubahan hubungan dan peran karna klien mengalami kesulitan

untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri

didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan

tidak kooperatif.

9

Page 14: Revisi Lp Parkinson

Peubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit Parkinson adalah tanda

depresi. Manifestasi mental muncul dalam bentuk penurunan kognitif,

persepsi, dan penurunan memori (ingatan). Beberapa manifestasi psikiatrik

(perubahan kepribadian, psikosis, demensia, konfusi akut) umumnya terjadi

pada lansia.

2. Pemeriksaan fisik

Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien,

pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data yang diperoleh dari

pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per sistem (B1-B6)

dan terarah dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 dan dihubungkan

dengan keluhan klien.

a. Keadaan umum

Klien dengan penyakit Parkinson umunya tidak mengalami penurunan

kesadaran. Adanya perubahan tanda-tanda vital, meliputi bradikardia, hipotensi

dan penurunan frekuensi pernafasan.

b. B1 Breathing

Gangguan fungsi pernafasan berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi

makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.

1) Inspeksi umum. Didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk

batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas dan penggunaan

otot bantu nafas.

2) Palpasi. Taktil premitus seimbang kanan dan kiri.

3) Perkusi. Adanya suara resonal pada seluruh lapangan paru.

4) Auskultasi. Binyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor, ronki

pada klien dengan peningkatan produksi secret dan kemampuan batuk yang

menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.

c. B2 (Blood)

Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga

gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh system persarafan otonom. Rasa

lelah berlebihan dan otot terasa nyeri : otot-otot lelah karena rigiditas.

d. B3 (Brain)

Inspeksi umum : didapatkan perubahan pada gaya berjalan, tremor secara umum

pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan.

10

Page 15: Revisi Lp Parkinson

e. Pengkajian tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung pada

aliran darah serebrial regional menurun yang mengakibatkan perubahan pada

status kognitif klien.

f. Pengkajian fungsi serebral

Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang

berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan

penurunan memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

g. Pemeriksaan saraf kranial

Pengkajian saraf cranial meliputi pemeriksaan saraf cranial I-XII.

1) Saraf I. Pada cidera tulang belakang, biasanya klien tidak memiliki

kelainan dan gangguan fungsi penciuman.

2) Saraf II. Tes ketajaman penglihayan mengalami perubahan, dimana sesuai

tingkat usia yang tua biasanya klien dengan penyakit Parkinson mengalami

penurunan ketajaman penglihatan.

3) Saraf III, IV dan VI. Gangguan saraf okulomotorius : sewaktu melakukan

konfergensi penglihatan menjadi kabur karena tidak mampu

mempertahanakan kontraksi otot-otot bola mata. Gerakan kedua bola untuk

menetapkan mata pada sesuatu tidak selalu berjalan searah, melainkan bisa

juga berjalan kearah berlawanan. Gerakan bola mata yang sinkron dengan

arah yang berlawanan hanyalah gerakan kedua bola mata kearah nasal.

Dalam gerakan itu, bola mata kini bergerak ke kanan dan bola mata kanan

bergerak ke kiri. Gerakan kedua bola mata kea rah nasal dinamankan

gerakan konvergen, yang terjadi karena kedua otot rektus medialis

(interbus) berkontraksi.

4) Saraf V. Pada klien dengan penyakit Parkinson umumnya didapatkan

perubahan pada otot wajah. Adanya keterbatan otot wajah maka terlihat

ekspresi wajah mengalami penurunan dimana saat bicara wajah seperti

topeng (sering mengedipkan mata).

5) Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal.

6) Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan proses

senilis dan penurunan aliran darah regional.

7) Saraf IX dan X. Didapatkan kesulitan dalam menelan makanan.

11

Page 16: Revisi Lp Parkinson

8) Saraf XII. Tidak ada atrofi otot strenokleidomastoideus dan trapezius.

9) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada

fasikulasi, indra pengecapan normal.

h. Penyajian sistem motorik

1) Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor

secaraumum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan. Klien

seringmengalami rigiditas deserebrasi.

2) Tonus otot ditemukan meningkat.

3) Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan

karenaadanya kelemahan otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan,

tremor secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan.

i. Pengkajian refleks

Terdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri,klien

akan berdiri dengan kepala cenderung kedepan dan berjalan dengan gaya

berjalan seperti didorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya

keseimbangan(salah satunya kedepan atau kebelakang) dapat menimbulkan

sering jatuh.

j. Pengkajian sistem sensorik

Sesuai berlanjutnya usia Klien dengan penyakit Parkinson mengalami

penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensorik yang

sadamerupakan hasil dari neuropati.

k. B4 (Bladder)

Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi

kognitif dan persepsi klien secara umum. Klien mungkin mengalami

inkontinensia urine,ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan

ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik

dan postural. Selama periodeini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik

steril.

l. B5 (Bowel)

Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi

kurangkarena kelemahan fisik umum, kelelahan otot dan adanya tremor

menyeluruh. Kliensering mengalami konstipasi karena penurunan aktivitas.

12

Page 17: Revisi Lp Parkinson

m. B6 (Bone)

Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot, tremor

secaraumum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan menyebabkan

masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan aktivitas sehari-hari.Adanya

gangguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakankarena

perubahan pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan memberikanrisiko

pada trauma fisik bila melakukan aktivitas.

H. Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan

Data subjektif:

- Klien mengatakan sulit untuk

menggerakkan tubuhnya

- Klien mengatakan merasa lemah

Data objektif:

- Kekuatan otot menurun, dinilai

dengan 1

- Pemeriksaan kesadaran GCS

motorik, dinilai 2

- Klien terlihat pucat dan lemah

- Tremor saat melakukan aktivitas

Gangguan N. VIII

Ragiditas deserebrasi

Perubahan gaya berjalan,

kekakuan dalam beraktifitas.

Hambatan mobilitas fisik.

Hambatan mobilitas fisik

Data subjektif:

- Klien mengatakan tidak dapat

melakukan aktivitas sendiri

(mandi, berdandan, berpakaian)

Data objektif:

- Klien tampak tidak rapi

- Klien dibantu oleh anggota

keluarga dalam memenuhi

ADL

-

Gangguan N. VIII

Ragiditas deserebrasi

Perubahan gaya berjalan,

kekakuan dalam beraktifitas.

Kurang perawatan diri

Defisit perawatan diri

Data subjektif:

- Klien mengatakan berat badanya

Tremor ritmi bradikaresia Gangguan pemenuhan nutrisi

13

Page 18: Revisi Lp Parkinson

menurun

- Klien mengatakan kesulitan

mengunyah dan menelan.

Data objektif:

- Auskultasi, bising usus tidak

terdengar.

- Penurunan berat badan dari

yang sebelumnya.

- Otot wajah tampak kaku.

- Klien tampak pucat dan lemah.

- Porsi makan tidak habis.

Perubahan otot wajah dan

sikap tubuh

Kesulitan menelan

Gangguan pemenuhan nutrisi

Data subjektif:

- Keluarga mengatakan adanya

kesulitan dalam berbicara.

Data objektif:

- Kata-kata sulit dipahami

- Pelo

- Wajah kaku

Aliran darah serebral regional

menurun

Manifestasi psikiatrik

Perubahan kepribadian,

psikosis, demensia, dan

konfusi akut.

Kognitif menurun, persepsi

menurun, akut menurun.

Kerusakan komunikasi verbal

Kerusakan komunikasi verbal

Data subjektif:

- Klien mengatakan takut jika

terjadi kecacatan

- Klien merasa tidak berdaya,

tidak ada harapan

Data objektif:

- Klien tampak gelisah

- Pada pemeriksaan MMSE pada

aspek orietasi ditemukan;

adanya gannguan memori

Aliran darah serebral regional

menurun

Manifestasi psikiatrik

Perubahan kepribadian,

psikosis, demensia, dan

konfusi akut.

Kognitif menurun, persepsi

Harga diri rendah

14

Page 19: Revisi Lp Parkinson

jangka pendek (klien tidak bisa

menyebutkan tahun, bulan,

tanggal, dan hari apa sekarang).

menurun, akut menurun.

Harga diri rendah

I. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan

tremor dan perlambatan dalam proses makan, serta kesulitan mengunyah dan

menelan.

3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan volume bicara,

perlambatan bicara, dan ketidakmampuan menggerakan otot-otot wajah.

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tremor dan gangguan motorik.

5. Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan kognitif karena perkembangan

penyakit.

15

Page 20: Revisi Lp Parkinson

J. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Gangguan pemenuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh yang

berhubungan dengan

tremor dan perlambatan

dalam proses makan, serta

kesulitan mengunyah dan

menelan.

Tujuan umum:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan tidak

terjadi gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

Tujuan khusus:

Dalam waktu 3x24 jam

kebutuhan nutrisi klien

terpenuhi.

Kriteria hasil:

Mengetahui tentang pentingnya

nutrisi bagi tubuh, tidak ada

penurunan bobot tubuh, mampu

manghabiskan porsi makan yang

disediakan.

1. Observasi atau timbang berat

badan.

2. Kaji sistem gastrointestinal yang

meliputi suara bising usus,

perubahan dalam lambung seperti

mual dan muntah, perubahan

pergerakan usus.

3. Anjurkan klien untuk makan

dengan porsi sedikit dan sering.

4. Manajemen kemampuan menelan.

5. Monitor serta ajarkan keluarga

dalam menggunakan alat bantu

khusus untuk makan.

6. Kolaborasi dengan ahli gizi

1. Kekurangan intake nutrisi menunjang

terjadinya masalah penurunan berat

badan.

2. Fungsi sistem gastrointestinal sangat

penting untuk memasukan makanan.

3. Memudahkan asupan nutrisi sehingga

cadangan energi dalam tubuh

terpenuhi.

4. Meningkatkan kemampuan klien

dalam menelan membantu pemenuhan

nutrisi klien secara oral selain itu

memudahkan masuknya makanan dan

mencegah kelelahan.

5. Penggunaan alat-alat khusus

membantu klien untuk makan.

6. Memberikan informasi yang tepat

14

Page 21: Revisi Lp Parkinson

tentang kebutuhan nutrisi klien

untuk pemeriksaan laboratorium

yang diindikasikan seperti: serum

transferin, BUN/kreatinin dan

glukosa.

7. Kolaborasi dengan keluarga untuk

memberikan pengetahuan

mengenai pentingnya nutrisi bagi

klien

tentang keadaan nutrisi yang

dibutuhkan klien.

7. pengetahuan yang baik tentang nutrisi,

memberikan motivasi dan mengubah

perilaku keluarga untuk menyediakan

makanan yang seimbang bagi klien.

2. Gangguan mobilitas fisik

yang berhubungan dengan

kekakuan dan kelemahan

otot.

Tujuan umum:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan dapat

meminimalkan gangguan

mobilitas fisik.

Tujuan khusus:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam

klien mampu melaksanakan

aktivitas fisik sesuai dengan

kemampuannya.

1. Observasi mobilitas klien

terhadap peningkatan kerusakan

dan fungsi motorik.

2. Lakukan program latihan

meningkatkan kekuatan otot.

Contohnya: melatih klien untuk

duduk dari tempat tidur ke kursi.

3. Lakukan latihan postural, dengan

melatih pergerakan otot-otot

(ROM).

4. Anjurkankan mandi hangat

(hydrotherapy) dan masase otot.

1. Mengetahui tingkat kemampuan klien

dalam melakukan aktivitas.

2. Meningkatkan koordinasi dan

ketangkasan, serta mencegah

kontraktur bila otot tidak dilatih.

3. Latihan postural untuk melawan

kecenderungan kepala dan leher

tertarik ke depan dan ke bawah.

4. Mandi hangat dan masase membantu

otot-otot rileks pada aktivitas pasif dan

aktif serta mengurangi nyeri otot

15

Page 22: Revisi Lp Parkinson

Kriteria hasil:

Klien dapat ikut serta dalam

program latihan, tidak terjadi

kontraktur sendi, bertambahnya

kekuatan otot dan klien

menunjukan tindakan mobilitas.

5. Kolaborasi dengan Ortopedik

therapis, untuk melatih klien

teknik berjalan khusus.

6. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

untuk latihan fisik klien.

7. Kolaborasi dengan keluarga untuk

melatih pergerakan ringan klien

(ROM), misalnya dengan melatih

klien makan/minum dengan

mandiri.

akibat spasme otot akibat spasme yang

mengakibatkan kekakuan.

5. Teknik berjalan khusus dapat juga

dipelajari untuk mengimbangi gaya

berjalan menyeret dan kecenderungan

tubuh condong ke depan.

6. Peningkatan kemampuan dalam

mobilisasi ekstremitas dpat

ditingkatkan dengan latihan fisik dari

tim fisioterapis.

7. Untuk memelihara fleksibilitas otot.

3 Defisit perawatan diri

berhubungan dengan

tremor dan gangguan

motorik.

Tujuan umum:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan klien tidak

mengalami defisit perawatan

diri.

1. Kaji kemampuan klien dalam

melakukan ADL

2. Bantu klien bila klien tidak dapat

memenuhi kebutuhan ADL secara

mandiri

1. Kemampuan klien dalam melakukan

ADL menunjukkan kemandirian klien

dalam merawat diri

2. Klien mungkin berkeinginan merawat

diri sendiri, namun ketidakmampuan

menyebabkan klien mengalami defisit

16

Page 23: Revisi Lp Parkinson

Tujuan khusus:

Setelah dilakukan intervensi

selama 2x24 jam perawatan diri

klien dapat terpenuhi.

Kriteria: klien mampu

menunjukan kemampuan

merawat diri sesuai kemampuan,

menunjukkan terpenuhinya

kebutuhan merawat diri

3. Ajarkan dan dukung klien selama

beraktivitas

4. Modifikasi lingkungan

5. Kolaborasi dengan dokter untuk

terapi aktivitas.

6. Kolaborasi dengan keluarga untuk

pemenuhan ADL klien.

perawatan diri

3. Dukungan terhadap aktivitas klien,

membantu klien meningkatkan

perawatan diri

4. Lingkungan klien membantu klien

meningkatkan kemampuan merawat

diri dan mencegah cidera dalam

beraktivitas pemenuhan kebutuhan

merawat diri

5. Terapi okupasi dapat membantu klien

melengkapi kebutuhan khusus.

6. Mempermudah keluarga dalam

merawat klien saat dirumah dalam

pemenuhan ADLnya secara mandiri.s

4. Kerusakan komunikasi

verbal berhubungan

dengan penurunan volume

bicara, pelambatan bicara,

ketidak mampuan

mengerakan otot-otot

wajah.

Tujuan umum:

Setelah dilakuakan tindkan

keperawatan, klien mampu

berkomunikasi dengan baik.

Tujuan khusus:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam,

1. Kaji kemapuan klien untuk

berkomunikasi.

2. Menentukan cara-cara komunikasi,

1. Gangguan bicara ada pada banyak

klien yang mengalami penyakit

parkinson. Bicara mereka yang lemah,

monoton, halus menentukan kesadaran

berupaya untuk bicara lambat, dengan

penekanan perhatian pada apa yang

mereka katakan.

2. Mempertahankan kontak mata akan

17

Page 24: Revisi Lp Parkinson

klien mampu membuat teknik/

metode komunikasi yang dapat

dimengerti sesuai kebutuhan dan

meningkatkan kemmpuan

berkomunikasi.

Kriteria:

- Klien dapat berkomunikasi

dengan sumber kemampuan

yang ada.

seperti mempertahankan kontak

mata, pertanyaan dengan jawaban ya

atau tidak, menggunakan kertas dan

pensil/ bolpoin, gambar atau papan

tulis, bahasa isyarat, perjelas dari arti

komunikasi yang disampaikan.

3. Pertimbangkan bentuk komunikasi

bila terpasang intravenus kateter.

4. Letakkan bel/ lampu panggilan di

tempat yang mudah dijangkau, dan

memberikan penjelasan cara

menggunakannya. Jawab panggilan

tersebut dengan segera. Penuhi

kebutuhan klien. Katakan pada klien

bahwa perawat siap membantu jika

membuat klien interes selama

komunikasi. Jika klien dapat

mengerakan kepala, mengedipkan

mata atau senang dengan isyarat-

isyarat sederhana, lebih baik dengan

menggunakan pertanyaan ya/ tidak.

Kemampuan menulis kadang-kadang

melelahkan klien, selain itu dapat

mengakibatkan frustasi dalam

emenuhi kebutuhan komunikasi.

Keluarga dapat bekerjasama untuk

membantu memenuhi klien.

3. Kateter intravena yang terpasang

ditangan akan mengurangi kebebasan

menulis/ memberi isyarat.

4. Ketergantungan klien pada ventilator

akan lebih baik dan rileks, perasaan

aman, dan mengerti bahwa selama

menggunakan ventilator, perawat akan

memenuhi segala kebutuhannya.

18

Page 25: Revisi Lp Parkinson

dibutuhkan.

5. Buat catatan dikantor perawatan

tentang keadaan klien yang tidak

dapat bicara.

6. Buat rekaman pembicaraan klien.

7. Anjurkan keluarga/ orang lain yang

dekt dengan klien untuk berbicara

dengan klien, memberi informasi

tentang keluarga dan keadaan yang

sedang trjadi.

8. Kolaborasi dengan ahli wicara/

speech therapis.

5. Mengingatkan staf keperawatan untuk

berespon dengan klien selama

memberikan keperawatan.

6. Rekaman pembicaraan klien dalam

pita kasiet secara periodik, hal ini

dibutuhkan dalam memantau

perkembangan klien. Amplifier kecil

mambantu bila klien kesulita dalam

mendengar.

7. Keluarga dapat merasakan akrab

dengan klien berada dekat dengan

klien selama berbicara, dengan

pengalaman ini dapat membantu/

mempertahankan kontak nyata seperti

merasakan kehadiran anggota keluarga

yang dapat megurangi perasaan kaku.

8. Ahli terapi wicara bahasa dapat

membantu dalam membentuk

peningkatan latihan perckapan dan

membantu petugas kesehatan dalam

19

Page 26: Revisi Lp Parkinson

untuk emngembangkan metoda

komunikasi untuk memenuhi

kebutuhan klien.

5. Koping individu tidak

efektif berhubungan

dengan depresi dan

disfungsi karena

perkembangan penyakit.

Tujuan umum:

Selama dilakukan tindakan

keperawatan, koping individu

menjadi efektif.

Tujuan khusus:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam,

koping individu menjadi efektif.

Kriteria: mampu menyatakan

atau mengomunikasikan dengan

orang terdekat tentang situasi

dan perubahan yang sedang

terjadi, mampu menyatakan

penerimaan diri terhadap situasi,

mengakui, danmenggabungkan

perubahan kedalam konsep diri

1. Kaji perubahan gangguan persepsi

dan hubungan dengan derajat

ketidakmampuan.

2. Dukung kemampuan koping klien.

3. Catat ketika klien menyatakan

sekarat atau mengingkari dan

menyatakan inilah kematian.

4. Pernyataan pengakuan terhadap

penolakan tubuh, mengingatkan

kembali fakta kejadian tentang

realitas bahwa masih dapat

1. Menentukan bantuan individual dalam

menyusun rencana perawatan atau

pemilihan intervensi.

2. Kepatuhan terhadap program latihan dan

berjalan membantu perlambat kemajuan

penyakit. Dukungan dan sumber bantuan

dapat diberikan melalui ketekunan

berdoa dan penekanan keluar terhadap

aktivitas dengan mempertahankan

partisipasi aktif.

3. Mendukung penolakan terhadap bagian

tubuh atau perasaan negatif terhadap

gambaran tubuh dan kemampuan yang

menunjukkan kebutuhan dan intervensi

serta dukungan emosional.

4. Membantu klien untuk melihat bahwa

perawat menerima kedua bagian sebagai

bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan

klien untuk merasakan adanya harapan

20

Page 27: Revisi Lp Parkinson

dengan cara yang akurat tanpa

harga diri yang negatif.

menggunakan sisi yang sakit dan

belajar mengontrol sisi yang sehat.

5. Beri dukungan psikologis secara

menyeluruh.

6. Bantu dan ajarkan perawatan yang

baik dengan memperbaiki kebiasaan.

7. Buat rencana program aktivitas

harian padakeseluruhan hari.

dan mulai menerima situasi baru.

5. Klien penyakit Parkinson sering merasa

malu, apatis, tidak adekuat, bosan, dan

merasa sendiri. Perasaan ini dapat

disebabkan akibat keadaan fisik yang

lambat dan upaya yang besar dibutuhkan

terhadap tugas-tugas kecil. Klien dibantu

dan didukung untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan (seperti meningkatnya

mobilitas). Karena Parkinson mengarah

akan menunjukkan menarik diri dan

depresi, klien harus aktif berpartisipasi

dalam program terapi yang mencakup

program sosial dan rekreasi.

6. Membantu meningkatkan perasaan harga

diri dan mengontrol lebih dari satu area

kehidupan.

7. Program aktivitas pada keseluruhan hari

mencegah waktu tidur yang terlalu

banyak yang dapat mengarah pada tidak

adanya keinginan beraktivitas dan apatis.

21

Page 28: Revisi Lp Parkinson

8. Anjurkan orang terdekat untuk

mengizinkan klien melakukan

sebanyak mungkin hal untuk dirinya.

9. Dukung perilaku atau usaha seperti

peningkatan minat atau partisipasi

dalam aktivitas rehabilitasi.

10. Monitor gangguan tidur, peningkatan

kesulitan konsentrasi, letargi dan

penolakan.

Setiap upaya dibuat untuk mendukung

klien keluar dari tugas-tugas yang

termasuk koping dengan kebutuhan

mereka setiap hari dan untuk

membentuk klien mandiri. Apapun yang

dilakukan hanya untuk keamanan

sewaktu mencapai tujuan dengan

meningkatnya kemampuan koping.

8. Menghidupkan kembali perasaan

kemandirian dan membantu

perkembangan harga diri serta

memengaruhi proses rehabilitasi.

9. Klien dapat beradaptasi terhadap

perubahan dan pengertian tentang peran

individu masa mendatang.

10. Dapat mengindikasikan terjadinya

depresi. Depresi umumnya terjadi

sebagai pengaruh dari stroke yang

memerlukan intervensi dan evaluasi

lebih lanjut.

11. Dapat memfasilitasi perubahan peran

yang penting untuk perkembangan

22

Page 29: Revisi Lp Parkinson

11. Kolaborasi : rujuk pada ahli

neuropsikologi dan konseling bila

ada indikasi

perasaan. Kerjasam fisioterapi,

psikoterapi, terapi obat-obatan, dan

dukungan partisipasi kelompok dapat

menolong mengurangi depresi yang juga

sering muncul pada keadaan ini.

23

Page 30: Revisi Lp Parkinson

BAB III

KESIMPULAN

Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan

secaraholistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan

penyakitini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Obat-obatan

yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu

belum bisadihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan

menemanisepanjang hidupnya.Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress

hingga terjadi totaldisabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general,

dan dapat menyebabkan kematian.Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-

berbeda. Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan

lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat

parah.

24

Page 31: Revisi Lp Parkinson

DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, Fransisca. B. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System

Persyarafan. Jakarta : SalembaMedika

Brougham, Diane C. & JoAnn, Hackley. C. (2000). Keperawata Medical Bedah : Buku saku

untuk Bruner dan Suddarth. Jakarta : EGC

Muttaqin, Arief. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Persyarafan. Jakarta : SalembaMedika

Muttaqin, Arief. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Persyarafan. Jakarta : SalembaMedika

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Jakarta : EGC

25