eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1....

106
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari bahasa yang harus di miliki oleh setiap siswa atau para pelajar pada umunnya agar mampu berkomunikasi Menilis karangan merupakan salah satu keterampilan yang harus di kuasai oleh siswa Sekolah Dasar. Di dalam kurikulum bahasa Indonesia, materi menulis karangan terdapat pada pembelajaran yang di ajarkan pada kelas IV yakni menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma). Akan tetepi pada 1

Transcript of eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1....

Page 1: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara lisan dan

tertulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari bahasa

yang harus di miliki oleh setiap siswa atau para pelajar pada umunnya agar

mampu berkomunikasi Menilis karangan merupakan salah satu

keterampilan yang harus di kuasai oleh siswa Sekolah Dasar. Di dalam

kurikulum bahasa Indonesia, materi menulis karangan terdapat pada

pembelajaran yang di ajarkan pada kelas IV yakni menyusun karangan

tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan

ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma). Akan tetepi pada

kenyataannya di sekolah khususnya di SDN 1 Kebon Ayu Gerung ini

pembelajaran menulis karangan masih banyak kendala dan cendrung untuk

di hindari.belajar.

Kendala-kendala yang di maksud bermacam-macam. Salah satunya

adalah keterbtasan penggunaan media. Dalam mengaktifkan proses belajar

mengajar, seorang guru harus kreatif dalam mengajar dengan cara

menggunakan media-media yang yang tepat, karna penggunaan media

1

Page 2: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

yang tepat dalam proses belajar mengajar dapat berpengruh terhadap

proses dan hasil belajar, sebab besar dan kecilnya perhatian siswa terhadap

materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru di pengaruhi oleh cara

penyajiannya. Dengan kata lain lain jika seorang guru hanya menggunakan

ceramah tanpa media yang menunjang, maka siswa cepat bosan atau

perhatianya kurang terhadap materi yang di sampaikan.

Menurut pengakuan dari para siswa, rendahnya kemampuan siswa

dalam menulis karangan di karenakan kurangnya efektifnya pembelajaran

yang di ciptakan guru. Akan tetapi kesalahan tidak sepenuhnya berasal

dari guru karena seperti yang di jelaskan di atas, ketidak efektifan itu

sebenarnya di karenakan oleh kurangnya kreatifitas guru dalam

penggunaan media pembelajaran sehingga tidak bisa mengembangkan

potensi-potensi yang ada pada diri siswa agar secara leluasa

mengapresikan perasaannya.

Hasil studi pendahuluan terhadap siswa kelas IV SDN 1 Kebon

Ayu Gerung menunjukan kemampuan menulis karangan siswa masih

sangat rendah yakni dengan nilai rata-rta 5.30 dengan nulai ketuntasan

menimal (KKM) untuk pelajaran bahsa indonesi kelas IV SDN 1 Kebon

Ayu Gerung adalah 60.

Sedangkan hasil wawancara dengan wali kelas IV SDN 1 Kebon

Ayu Gerung di dapatkan informasi tentang siswa bahwa: (1) siswa masih

kesulitan dalam menuangkan kreatifitasnya dalam bentuk tulisan, (2)

penggunaan ejaan dan tanda baca masih kurang dalam penulisan karangan,

2

Page 3: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

(3) kuranganya penglaman sehingga dalam penulisan karangan sangat

terbatas.

Sudah banyak sekali penelitian yang di lakukan untuk

meningkatkan kemampuan menulis dengan menggunakan media, seperti

sebuah judul penelitian yang pernah di lakukan yaitu “ peningkatan

kemampuan menulis puisi dengan media lagu siswa II MA AL- Raisyah

Sekarbela.” Dari sekian banyak penelitian yang pernah di lakukan dengan

media yang di lakukan dengan berbagai media yang di manfaatkan dalam

meningkatkan kemampuan menulis siswa. Ini membuktikan bahwa

keterampilan menulis itu sangat di butuhkan.

Dalam penelitian ini penelitian mengambil judul “ Meningkatkan

Kemampuan Menulis Cerita Dengan Media Audio Visual Gerak (AVG)

Siswa Kelas IV SDN 1 Kebon Ayu Gerung “ Belajar dari penelitian yang

pernah dilakukan bahwa dengan menggunakan media pembeljaran

terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa sangat di

butuhkan untuk merangsang atau member stimulus pada siswa tentang apa

yang akan di tulisnya. Kita harus mampu memancing bakat dari diri siswa,

karena kemampuan atau potensi itu tidak akan muncul tanpa di latih dan di

gali dari diri siswa. Untuk itu peneliti mencoba dengan sebuah media

yangn sangat dekat dengan siswa dan sangat di senangi siswa yakni

menonton sebuah dongeng dengan menggunakan bantuan LCD untuk

mengasah kreatifitas siswa dalam menulis cerita.

3

Page 4: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar di atas, maka permasalahan yang akan di

teliti adalah “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis cerita

dengan media audio visual gerak (AVG) siswa kelas IV SDN 1 Kebon

Ayu Gerung tahun pelajaran 2009/2010?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

siswa siswa dalam menulis cerita menggunakan media audio visual gerak

pada siswa kelas IV SDN 1 Kebon Ayu Gerung tahun pelajaran

2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini di harapkan akan memberikan manfaat

bagi berbagai pihak seperti siswa, guru, sekolah dan juga bagi mahasiswa

PGSD. Berikut adalah manfaat dari penelitian tersebut :

1. Bagi siswa

Dengan dilaksanakan penelitian ini, diharapkan akan

meningkatkan minat siswa dalam menulis, dan dari peningkatan minat

ini akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita.

2. Bagi guru

Manfaat yang dapat diambil dari PTK ini bagi para guru seperti:

4

Page 5: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

a. Guru dapat menggetahui atau merepkan pelajaran dengan

menggunakan media audio visual gerak untuk meningkatkan

kemampuan menilis cerita.

b. Guru akan lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran kerena

dapat menguasai metode dan strategi yang berfariasi.

3. Bagi sekolah

Dengan diadakannya PTK ini, diharapkan dapat meningkatkan

mutu sekolah tersebut khususnya dalam hal pembelajaran meulis

cerita.

4. Bagi mahsiswa PGSD

Hasil-hasil penelitian ini juga memberikan bahan pertimbangan

dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia.

E. Definisi Oprasional

a. Meningkatkan adalah mempertinggi, memperhebat dari sebelumnya.

b. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, untuk

melakukan sesuau.

c. Menulis adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan atau

matero ajar dari guru sebagai komunikator kepada siswa.

d. Meningkatkan kemampuan menulis adalah suatu upaya dalam

membuat sesuatu lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya, yang

sebenarnyadia sudah memiliki pengetahuan tentang hal tersebut

5

Page 6: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

(menulis) namun masih belum dapat dikeluarkan secara total/optimal

dalam hal menulis, sehingga perlu untuk ditingkatkan.

e. Cerita adalah suatu yang menjadi ungkapan dan yang ingin

diasampaikan kepada pihak lain.

f. Media adalah segala sesuatu yang dapat di artikan sebagai segala

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru

sebagai komunikator kepada siswa.

g. Audio Visual Gerak (AVG) adalah media yang dapat menampilkan

unsure suara dan gambar yang bergerak misalnya film suara dan video.

F. Kerangka Pemecahan Masalah

Dari permasalahan diatas, alternatif dalam penyelesaian masalah tersebut

adalah dengan menggunakan media Audio Visual Gerak (AVG) dirasakan

mampu untuk peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerita karna

dalam proses pembelajaran masing-masing siswa dituntut untuk

berkonsentrasi agar bisa menulis cerita dengan baik.hal ini sesuai dengnan

fungsi kompensatoris media bahwa media visual yang memberikan

konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam

membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali. Sehingga semakin banyak alat indra yang yang

yang berperan dalam proses belajar mengajar maka kemampuan siswa

untuk mengingat semakin banyak.Azhar Arsyad (2007 : 16).

Adapun langkah – langkah dalam memecahkan masalah yaitu:

6

Page 7: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

1. Mempersiapkan RPP secara matang dengan menggunakan media Audio

Visual Gerak (AVG) untuk peningkatan kemampuan siswa dalam menulis

cerita kelas IV SD.

2. Mengoptimalkan pelaksanaan media Audio Visual Gerak yang telah

disusun untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Adapun bentuk kegiatan yang telah di susun meliputi:

a. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Menguji pemahaman siswa

3.embuat format penilaian

4. Menentukan Kreteria keberhasilan

7

Page 8: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori Pendukung Penelitian

1. Hakikat Menulis

Atar Semi (2007:14) mengatakan bahwa menulis adalah suatu

kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang-lambanng tulisan.

Dalam pengertian ini, menulis itu memiliki tiga aspek utama. Yang

pertama, adanya tujuan atau maksud tentu yang hendak dicapai.

Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

Ketiga, adanya system pemindahan gagasan itu, yaitu berupa system

bahasa.

Menurut Tarigan (Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang atau grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami

bahasa dan gafik tersebut. Symsudin (Hasani, 2005:1) menulis adalah

aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan

secara logis dan sistimatis dalam bentuk tulisan sehingga pesan

tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. Menurut Hasani (2005:2)

menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi.

8

Page 9: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Jadi, secara tidak langsung menulis merupakan kegiatan yang

produktif dan ekspresif, sehingga menulis harus mampu

memampaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur

bahasa, dan kosa kata. (kamus Online /www.tolong.in definisi menulis

menurut para ahli)

2. Langkah-langkah Menulis

Menulis merupakan suatu proses kreatif. Artinya, menulis itu

merupakan sebuah keterampilan yang dilakukan melalui tahapan yang

harus dikerjakan dengan mengarahkan keterampilan, seni, dan kiat

sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Sebagai sebuah prose

kreatif, menulis mesti dilakukan dengan system kerja yang terprogram

didalam pikiran penulis bagaikan seseorang yang hendak membanngun

sebuah rumah. Sebelum dimulai sudah ada gambaran umum tentang

sosok atau bentuk rumah yang akan dibangun. Atar semi, (2007 : 40)

Agar pekerjaan menulis dapat berjalan lancar, diperlukan

pemahaman tentang hakikat kegiatan menulis yang mesti dipunyai dan

mesti dilalui sebelum dan selama menulis.

2.1 Keterampilan Dasar Menulis

Menurut Atar semi (2007) tulisan yang baik adalah tulisan yang

berisi gagasan atau topik yang mampu menambah pemahaman dan

pengetahuan pembaca. Selain itu, tulisannya menarik. Artinya, tulisan

itu enak dipandang dan enak dibaca. Enak dipandag disebabkan

penataannya sebagai sebuah karya tulis teliti dan memperhitungkan

9

Page 10: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

nilai-nilai keindahan. Enak dibaca, diartikan tulisan itu disajikan dengan

menggunakan bahassa yang hidup dan segar dan dengan gaya yang

sesuai dengan tinnggkat pendidikan pembaca.

Untuk menghasilkan tulisan yang enak dipandang dan enak

dibaca, penulis sebaiknya menguasai tiga ketermpilan dasar dalam

menulis.diantaranya adalah :

a. Keterampilan Berbahasa

Menulis merupakan suatu kegiatan memindahkan bahasa lisan

kedalam bentuk tulisan dengan mengunakan lambang-lambang

grafem. Oleh sebab itu, tidak mungkin orang akan lancar menulis apa

bila tidak memiliki keterampilan berbahasa tulis. Keterampilan

berbahasa tulis, pada dasarnya sama dengan keterampilan berbahasa

lisan. Hal itu disebabkan sama-sama berbentuk puncurahan gagasan

dengan menggunakan lambang bahasa yang membedakannya, dalam

bahasa lisan, lambang bahasa yang dikenakan ialah lambang bunyi,

sedangkan dalam bahasa tulis lambng bahasa yang digunakan adalah

lambang tulisan atau disebut grafem.

b. Keterampilan penyajian.

Keterampilan penyajian adalah keterampilan menyusun gagasan

sehingga kelihatan semuanya kompak dan rapi. Antara satu bagian

dengan bagian yang lain memperlihatkan kaitan atau hubungan yang

harmonis.

10

Page 11: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

c. Keterampilan Perwajahan

Keterampilan perwajahan adalah keterampilan menata bentuk fisik

sebuah tulisan sehingga tulisan itu kelihatan rapi dan sedap dipandang

mata.

2.2 Proses Menulis

Tahap atau proses penulisan itu bisa dibagi menjadi tiga tahap, yakni :

a. Tahap Pratulis

Artinya disini sebelum menulis ada kegiatan persiapan yang

harus dilakukan yakni menetapkan topik, menetapkan tujuan,

mengumpulkan informasi pendukung, dan yang terakhir merancang

tulisan.

b. Tahap Penulisan

Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting karna

pada tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap

pratulis dituangkan kedalam kertas. Ditahap ini diperlukan adanya

konsentrasi penuh.

c. Tahap Paskatulis

Setelah draf atau konsep tulisan selesai, ada tahap ketiga yaitu

tahap pasca tulis, yaitu tahap penyelesaian akhir tulisan.

11

Page 12: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

2.3 Ciri-ciri Tulisan yang Baik.

Menurut Tarigan (2008 : 6) cirri-ciri tulisan yang baik itu

antara lain :

a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis

mempergunakan nada yang serasi.

b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun

bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis

dengan jelas dan tidak samar-samar, manfaatkan struktur kalimat,

bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang

diinginkan oleh penulis. Dengan demikian, para pembaca tidak susah

payah bergumul memahami makna yang tersurat dan tersirat.

d. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis

secara menyakinkan, menarik minat para pembaca terhadap pokok

pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk

akal dan cermat-teliti mengenal hal itu.

e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk

mengeritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.

f. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah.

Kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara seksama,

memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-

kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.

12

Page 13: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Secara singkat, cirri-ciri tulisan yang baik itu seperti berikut ini :

a. Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide anda.

b. Jelas: jangan membingungkan para pembaca.

c. Singkat : jangan memboroskan waktu para pembaca

d. Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beraneka ragam;

berkarya dengan penuh kegembiraan.

Mengenai tulisan yang baik, Alton C. Morris beserta rekan-

rekannya dalam Tarigan (2008) mengemukakan pendapat sebagai berikut :

“tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif.

Semua komunikasi tulis adalah efektif dan tepat guna”.

a. Kalau penulis tahu apa yang harus dikatakan, kalau dia mengetahui

benar-benar pokok pembicaraannya;

b. Kalau penulis tahu bagaimana caranya memberi struktur terhadap

gagasan-gagasannya; dan

c. Kalau penulis menngetahui bagaimana caranya mengekspresikan

dirinyadengan baik, yaitu kalau dia menguasai suatu gaya yang serasi”

3. Media

3.1. Pengertian Media

Dalam pross pembelajaran kita mengenal istilah media. Media

biasanya digunakan untuk memudahkan proses belajar mengajar sehingga

hasil yang dicapai bisa maksimal. Arif ( 2009 : 6) menyatakan bahwa kata

media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

13

Page 14: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

segala sesuatu yang dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru sebagai komunikator kepada

siswa.(Ginting, 2008 : 140)

Asosiasi Teknologi dan Komuniasi Pendidikan (AECT) di

Amerika, membatasi media segala bentuk dan saluran yang digunakan

orang untuk menyalurkan pesan informasi. Arif (2009 : 6) dalam media

pendidik menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media adalah

segala alat fisik yang dapat menyajikan peran serta merangsang siswa untuk

belajar buku. Film, keset, film bingkai adalah contoh-contohnya, Arif

(2009:6) dalam media pendidikan.

Asosiasi Pendidikan Nasional, dalam Arif (2009 : 7) memiliki

pengertian yang berbeda, yakni media adalah bentuk-bentuk komunikasi

baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya dapat dimanipulasi,

dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada

persamaan diantara batasan tersebut yaitu media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima

kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, parasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Media Audio Visual Gerak

Adalah media yang dapat menampilkan unsure suara dan gambar

yang bergerak misalnya film suara dan video.

14

Page 15: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Media ini menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu

yang dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata manusia. Pada

beberapa jenis peralatan audio visual gambar yang ditampilkan juga dapat

bergerak.

Keunggulan dari media audio visual adalah bahwa dengan semakin

banyaknya pancaindra yang dilibatkan dalam proses komunikasi

pembelajaran, maka semakin banyak materi pembelajaran yang dapat

diserapoleh siswa. Di samping itu, media audio visual dapat menyajikan

obyek dan pristiwa nyata di kelas untuk dijadikan bahan pembahasan atau

diskusi yang menarik. Azahar Arsyad (2007 : 16) dalam media

pembelajaran, mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,

khususnya media audio visual gerak, yaitu :

a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau

menyertai teks materi pelajaran

b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar

atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,

misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

15

Page 16: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan meningatkannya

kembali.

3.2. Pemilihan Media Untuk Pembelajaran

Dasar Pemilihan Media Untuk Pembelajaran

Seperti yang pernah dikatan bahwa media pada dasarnya dalah

“bahasanya guru”. Artinya dalam proses penyampaian pesan pembelajaran,

guru harus pandai memilih “bahasa apa”yang paling mudah dimengerti dan

dipahami siswanya. Apakah pesan akan disampaikan dengan bahsa verbal,

bahasa visual, atau bahasa non verballainya, apakah peasan itu disampaikan

melalui peralatan atau dengan pengalaman langsung.

Berbeda dengan hal yang di atas, Bruner (1956) dan kemudian

Traver (1964) berpandangan bahwa realism tidak menjamin bahwa

informasi yang berguna dapat dipersepsi atau dirasakan, dipelajari, dan

diingat ini berarti bahwa ada kemungkinan suatu gambar garis yang

sederhana (sketsa) lebih baik dari sebuah objek sebenarnya.

Berdasarkan komponen – komponen dari system intruksional inilah

kreteria pemilihan media di buat . kreteria yang menjadi focus di sini antra

16

Page 17: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

lain krakteristik siswa, tujuan pembelajaran, bahan ajar, karakteristik media

itu sendiri dan sifat pemanfaatan media.

1. Karakteristik Siawa

Krakteristik siswa adalah keseluruhan pola dan kemampuan yang

ada pada siswa sebagai hsil dari pembawaan dan pengalamannya

sehingga menentukan pola akyifitas dalam meraih cita-citanya.

Setidanya ada tiga hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa yaiti:

Keadaaan yang berkenaan dengan kemampuan awal yaitu

kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembeljaran.

Krakteristik yang verhubungan denga latar belakang, lingkungan

hidup, dan status social.

Krakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan

keperibadian, menurut winkel (1989 : 84 ). Meliputi fungsin

kognitif, konatif dinamik, fungsi afektif, sensor motorik dan

beberapa hal lain yang menyangkatut keperibadian.

2. Tujuan Belajar

Dasar pertimbangan lainnya adalah merumuskan tujuan

pembelajaran. Secara umum tujuan pembelajaran yang diusahakan

untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni mendapatkan pengnetahuan,

penanaman konsep, dan keterampilan, serta pembentukan sikap.

Ketigany dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Relevan

denngan hal ini, hasil belajar tersebut meliputi:

17

Page 18: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Hal ihwan keilmuan dan pengnetahuan, konsep atau fakta

(kognitif).

Hal ihwan personal, keperibadian atau sikap (afektif).

Hai ikwan kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).

3. Sifat Bahan Ajar

Banyak jenis aktiviatas yang bisa dilakukan siswa di sekoalah. Isi

bahan ajar tidaj cukup hanya menuntut aktivitas siswa seperti

mendengarkan dan mencatat, tetapi menurut B. Diedrich (Sardiman,

1994:100), aktivitas siswa dalam belajar di sekolah terdapatb 177 jenis.

Jumlah yang banyak itu oleh Diedrich kemudian dikelompokan menjadi

delapan diantaranya visual activities, Oral Aktivities, Listening

activities, Writing activities, Drawinng akttivities, Motor activities,

mental activities, emotional activities.

Kalau berbagai macam kegiatan didukung oleh media

pembelajaran yang tepat, tentunya lingkungan belajar pun akan lebih

dinamis, tidak membosankan dan benar – benar menjadi pusat

aktiviatas yang maksimal.

4. Pengadaan Media

Dilihat dari pengadaannya, menurut Arif S. Sadiman, media dapat

dibagi menjadi dua macam, pertama, media jadi yakni media yang

sudah jadi komoditi perdagangan. Walapun hemat waktu, hemat tenaga,

dan hemat biaya bila dilihat dari kestbilan materi penggunaanya namun

kecil kemungkinaan sesuai pembelajaran. Hal ini di sebabkan tujuan

18

Page 19: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

pembelajaran media tersebut tidak khusus untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang spesipik seperti yang bisa terjadi di kelas, tetapi

tujuan tersebutdibuat lebih umum untuk kelompok yang umum juga.

Ada beberapa cara untuk memanfaatkan media jadi ini agar tetap dapat

membantu mengefisiensi dan mengektifkan proses pembelajaran, yakni

terlebih dahulu guru mempelajari media tersebut untuk mengetahui

bagian-bagian mana yang sesuai dengan tujuan dan materi.langkah

berikutnya adalah mengintegrasikan bahan media jadi tersebut dengan

rencana pembelajaran, meliputi tujuan, materi, metode, waktu dan

hirarki belajar.

5. Sifat Pemanfaatan Media

Dilihat dari sifat pemanfaatannya media pembembelajaran terdapat

dua macam yaktu, media primer dan media skunder:

a. Media primer yaitu, media yang diperlukan atau harus digunakan

guru untuk membantu siswa dalam proses pembeljaran. Media

semacam ini biasanya dimanfaatkan guru dalam proses pengajaran

di kelas, yakni sebagai alat bantu proses mengajar karena sifatnya

diperlukan maka guru harus betul-betul mempersiapkannya.

b. Media sekunder media ini bertujuan untuk memberikan pengnyaan

materi. media sekunder ini juga bisa dijadikan sumber belajar

dimana semua siswa dapat belajar secara mandiri atau kelompok.

19

Page 20: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

3.3. Jenis dan krakteristik media Audio Visual Gerak

Dalam pengertian media teknologi pendidikan, media atau bahan

sebagai sumber belajar merupakan komponen dari system intruksional di

samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini

masih sering di kacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah

perangkat lunak (sofwer) berisi pesan atau informasi pendidik yang

biasanya di sajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau

perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan

peasan yangn terkandung dalam medaia tersebut (AECT, 1977). Dengan

masuknya berbagai pengaruh kedalam khazanah pendidikan seperti ilmu

cetak – mencetak, komunikasi dan laju perkembangan teknologi, elektronik,

media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis format salah

satunya media audio visual gerak.

Karakteristik atau cirri – cirri khas suattu media berbeda menurut

tujuan atau maksud mengelompokkannya. Dari contoh pengelompokan

yang diadakan oleh Schramm, kita bisa meliha media menurut karakteristik

ekonominya, lingkup sasarannya yang dapat dilliput, dan kemudahan,

control pemakaian. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut

kemampuan membangkitkan ransangan indra penglihatan, pendengaran,

perabaan, pengucapan, maupun penciuman, atau kesesuaian dengan

tingkatan hiararki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya.

Karakteristik media ini sebagai mana dikemukakan oleh kemp (1975)

merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu.

20

Page 21: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Jadi klafikasi media, karateristik media, dan pemilihan media merupakan

kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan starategi pembelajaran.

Salah satu penggunaan media yang digunakan dalam penelitian ini dalah

kartun atau film dongeng dimana kartun sebagai salah satu bentuk

komunikasi grafik adalah suatu gambar interpretetif yang menggunakan

symbol – symbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas

atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengruhi sikap

maupun tingkah laku.

Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus

disampaikan dan menuan ngkann ya kedalam gambar sederhana. Kartu

dapat digambar detail dengan menggunakan symbol-simbol serta

krakteristik yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau makna

kartun mengena, pesan yang bisa disajiakan secara ringkas dan kesannya

akan tahan lama dalam ingatan.

B. Kerangka Berfikir

Pencapaian kemampuan baru oleh siswa dan terjadinya perubahan

siakap dapat terjadi karna adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya,

baik faktor yang berasal dari dalam siswa maupun faktor lain di luat dari

siswa yang mendasari tercapainya kemampuan baru atau sikap baru pada

hakikatnya adalah bekal-bekal kemampuan motorik yang telah dimiliki

siswa yang menjadi prasyarat kemampuan tersebut.

21

Page 22: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Untuk mencapi kemampuan baru tersebut, dalam kenyataanya kita

sering mempunyai siswa yang tidak memiliki bekal yang cukup. Agar

siswa semacam ini terdorong untuk memdapat menguasai kemampuan-

kemampuan baru itu harus ditunjang dari luar, ia perlu di rangsang dan

ditolong oleh faktor-faktor dari luar dirinya. Rangsangan tersebut dapat

dari materi pelajaran, bahan rekaman (kaset audio, kaset video, film),

buku-buku bacaan, peristiwa-peristiwa dan benda-benda lain.

Penggunaan media pembelajaran merupakan cara untuk menarik

dan mengarahkan perhatian siswa pada saat nenerima pelajaran, sehingga

siswa bisa membentuk persepsi yang sama tentang materi pelajaran

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian tindakan yang dapat di ambil adalah: “Jika media

audio visual gerak di gunakan secara optimal dalam pelajaran bahasa

Indonesia kelas IV SDN 1 Kebon Ayu gerung, maka dapat meningkatkan

kemampuan menulis cerita siswa”.

22

Page 23: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang termasuk

jenis penelitian kualitatif. (Arikunto,2009:3) menyatakan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakansuatu pencermatan teehadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama.

Menurut Sumarna, (2007:5) penelitian berbasis kelas merupakan

proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta

didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan

penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah

ditetepkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

pencapaian belajar.

PTK adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang

dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan

atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita dengan

menggunakan media audio visual gerak.

23

Page 24: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Pelaksananan penelitian ini mengikuti komponen-komponen

penelitian tindakan kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas tiga

siklus. Setiap siklus terdidi dari komponen perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Dalam model penelitian tindakan kelas, langkah pertama yang

dilaksanakan adalah melakukan perencanaan tindakan..

24

Page 25: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Tabe 3.1 1Alur PTK Meningkatkan Kemamapuan Menulis Cerita Dengan Media Audio Visual Gerak (AVG) Siswa Kelas IV SDN 1 Kebon

Ayu

25

Pra siklusKeadaan siswa:1. Belum mampu membuat cerita dengan baik.2. Belum mampu menemukan ide pokok.

Rencan Tindakan

1. Mendesain pembelajaran menggunakan media AVG dlm bentuk RPP.

2. Menyiapkan media Televisi3. Menyiapkan format observasi guru,siswa,format

daftar nilai, LKS

Observasi1. aktivitas dan evaluasi siswa

antusias siswa dlm kegiatan pembelajaran Intraksi siswa dgn guru intraksi siswa dlm menonton. kemamapuan siswa dlm menulis cerita

2. aktivitas dan evaluasi guru menjalankan RPP

Pelaksanaan Tindakan1. kegiatan awal:apersepasi, motivasi,

menngemukakan tujuan pembelajaran.2. kegiatan inti:

siswa menonton flm guru menulis bagian-bagian yang dianggap

mentenangkan dalam flm. guru menugaskan untuk menulis karangan

sederhana denngan menggunakan hal-hal yg dianggap menarik untuk dijadikan judul karangan.

guru membagikan selembar kertas untuk mengarang sesuai dengan judul yang dipilihnya kemudian mengembangkannya gengan bahasa sendiri.

3. kegiatan akhir: rrefleksi kegiatan pembelajaran.

LAPORAN PTK

BERHASIL

Refleksi

1. Hasil belajar2. Minat siswa3. Aktivitas siswa4. Aktivitas guru5. Permasalahan muncul

BELUM BERHASIL

1. Merevisi tindakan pada siklus I seperti:-suara tv tidak terlalu jelas-bimbingan-bimbingan lebih darahkan pada siswa yang kurang aktif/berpartisipasi

2. melakukan tindakan pada siklus II

Judul PTK “meningkatkan kemamapuan menulis cerita dengan media audio visual gerak siswa SDN 1 Kebon Ayu Gerung Tahun Pelajaran 2009/2010

Page 26: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu siklus I dilakukan pada hari kamis 28 januari 2010 pukul 07.30

wita sampai dengan 10.00 wita. Dan siklus II dilaksanakan pada hari

senin tanggal 8 februari 2010 pukul 07.30 wita sampai dengan 10.00

wita. Semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

2. Tempat penelitian ini di lakukan di SDN 1 Kebon Ayu Gerung

Lombok Barat.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester II SDN 1

Kebon Ayu Gerung Lombok Barat Tahun Pelajaran 2009/2010. Adapun

jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah 32 orang siswa

yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

Obyek penelitian ini adalah Penengkatan kemampuan menulis cerita

dengan media audio visual gerak pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

D. Rancangan Tindakan

1. Tahap Perencanaan

Rencana peneletian yang akan dilakukan dalam

menggunakan media audio visual gerak untuk meningkatkan siswa

kelas IV SDN 1 Kebon Ayu Gerung dalam menulis cerita antara

laian sebagai beriku:

26

Page 27: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

a. Guru menyusun silabus berdasarkan kompetensi dan

kompetensi dasar ketermpilan menulis mata pelajaran bahasa

Indonesia SD Kelas IV semester 2 seperti yang tercantum pada

trandar isi (lampiran permendiknas No.22/2006) dalam silabus

dicantumkan nama sekolah, identitas mata pelajaran (nama

mata pelajaran, kelas/semester, komponen, aspek dan standar

kompetensi), kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan belajar,

indikator, penilaian (teknik, bentuk, contoh instrument),

alokasi waktu, dan sumber/media belajar.

b. Guru mengembangkan silabus menjadi rencana pelaksanaan

pembelajaran (nama mata pelajaran, kelas/semester,

komponen, aspek, tandar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, alokasi waktu), tujuan pembelajaran materi

pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, penilaian

dan sumber penilaian.

c. Guru melakukan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pada tahap ini,

penelitian melibatkan kkolaborator untuk mengamati

pelaksanaan tindakan.

d. Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam psoses

belajar mengajar.

27

Page 28: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

e. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk

observer dalam menilai ketepatan RPP dengan yang

dilaksanakan oleh guru.

Peneliti menganalisis data hasil keterampilan siswa dalam

menuli cerita. Peneliti melakukan replaning untuk merencanakan

tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya berdasarkan

hasil refleksi bersama kolaborator.

Peneliti melakukan tindakan pada siklus I sesuai dengan

rencana yang telah disusun. Hasil analisis data dibandingkan dengan

hasil tes nilai sebelum menggunakan media untuk mengetahui

efektifitas pengunaan media audio visual gerak. Langkah selanjutnya

adalah melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan oleh kolaborator. Jika penggunaan media audio visual

gerak dinilai sudah memberikan nilai yang signifikan sesuai dengan

indikator keberhasilan. Penilaian dianggap selesai dan tinggal

melakukan tindakan pemantapan kepada siswa. Namun, jika hasil

analisis data belum menunjukan hasil yang signifikan, peneliti

kembali melakukan refleksi bersama kolaborator untuk

merencanakan tindakan perbaikan (replaning) yang akan

dilaksanakan pada siklus berikutnya

28

Page 29: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap implementasi, penelitian malakukan tindakan sesuai

rencana tersusun dalam RPP. Secara garis besar, tindakan yang

dilaksanakan pada setiap siklus sesuai denga yang tersusun dalam RPP

antara lain sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

Guru melakukan apersepsi

Guru menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan oleh

siswa.

Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

Guru membegi siswa kedalam beberapa kelompok

b. Kegiatan inti

Siswa duduk di tempat yang telah disediakan oleh guru

Guru memutarka film dongeng yang telah dipilih sebelumnya

yaitu dongeng “Pertualangan si Kancil”.

Setelah film selesai diputarka, guru menanyakan kepada

siswa bagian mana yang mereka sukai dalam dongeng si

kancil tersebut.

Guru menuliskan di papan tulus bagian-bagian yang dianggap

menyenangkan dalam dongeng si kancil antara lain:

- Si kancil tejatuh dilubang yang dalam.

- Raja hutan akan menyantap si kancil.

- Saat kancil akan menolong si kerbau dungu.

29

Page 30: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan sederhana

dengan mengunakan hal-hal yang mereka sukai dalam film si

kancil sebagai judul karangan mereka.

Guru membagikan selembar kertas untuk menulis sebuah

cerita denan ide pokok yang telah dipihnya sendiri kemudian

mengembangkannya dengan bahasa sendir tentu saja dengan

memperhatikan aspek-aspek yang akan di nilai dalam

menulis cerita yakni kemenarikan ide, memperhatikan ejaan/

tanda baca dan perwajahan .Siswa bisa menempatkan ide

pokok yang telah mereka pilih dimana saja, bisa diawal,

tengah maupun akhir tergantung kreatifitas siswa itu sendiri.

c. Kegiatan akhir

Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang

bagaimana memilih ide pokok dalam menulis cerita dan

bagaimana menulis cerita dengan baik.

Guru memberikan kesimpulkan tentang materi yang

diajarkan.

Guru mengakhir pelajaran dengan berdo’a.

3. Tahap Observasi dan Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi di laksanakan pada saat penelitian

tindakan berlangsung. Observasi dilakukan observer dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

30

Page 31: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio

visual gerak. Evaluasi dilakuka oleh guru (observer) untuk mengetahui

apakah prestasi belajar yang diinginkan pada kegiatan tersebut sudah

tercapai.

4. Tahap Refleksi

Tahap ini sangat penting untuk memberikan gambaran yang jelas

tentang hasil tindakan yang telah di laksanakan. Refleksi juga

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam

melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Adapun langkah-langkah dari kegiatan refleksi ini adalah sebagai

berikut:

1. Menganalisis semua permasalahan yang timbul pada siswa.

2. Menganalisis pendekatan pembelajaran yang di berikan pada siswa.

3. Menganalisis proses KBM dan peningkatan hasil belajar.

Hasil analisis data yang di lakukan pada tahap ini akan di

pergunakan sebagai acuan untuk merencanakan dan melakukan siklus

berikutnya.

31

Page 32: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah:

Aspek Yang DiamatiKualitas diskriptor

Kualitas indikator

ya tidak 1 2 3 41.Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran

Masuk kelas tepat waktu Menyiapkan kelengkapan belajar Tidak mengerjakan kegiatan lain pada saat

melakukan pembelajaran menggunakan media AVG

2. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

Memperhatikan apa tang di sampaikan guru sebelum melakukan pelajaran mennggunakan media AVG

Mampu merespon pertanyaan guru secara tepat. Tidak terpengruh oleh situasi diluar kelas.

3. Intraksi siswa dengan guru Memperhatikan penjelasan guru secara tepat Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang

materi yang belum di pahami Mampu menjawab pertanyaan guru secara tepat

4.Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media AVG

Melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh guru

Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media AVG sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

Menulis cerita dengan benar5.Intraksi siswa dalam menonton dongeng si kancil

Siswa menonton dengan antusias Keseriusan siswa dalam menonton dongeng. Siswa mencoba menceritakan bagian yang dia

sukai.6. Kemampuan siswa dalam menulis cerita

Apakah pemilihan ide/isi cerita sudah menarik. Apakah ejaan/ tanda baca sudah tepat Apakah ketepatan/perwajahan dalam cerita

sudah bagus.

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.2: Lembar Aktivitas Siswa

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Tabel 3.3: Lembar Aktivitas Guru

32

Page 33: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Aspek yang diobservasi

Kualitas

deskriptor kualitas indikator

ya tidak 1 2 3 4

1. Perencanaan dan Kesiapan Pembelajaran Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Menyiapkan kelengkapan untuk kegiatan

belajar mengajar Menyiapkan siswa untuk siap belajar

2. Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengitkan materi yang di bahas dengan

situasi dunia nyata siswa.3. Pengturan kegiatan pembelajaran Media AVG

Menyampaikan pengarahan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenerio pembelajaran.

Membagikan lembar kerja siswa untuk menulis cerita.

4. Membimbing siswa dengan pembelajaran media AVG Memutarkan flm si kancil Menyebutkan bagian-bagian yang menarik

untuk dijadikan ide pokok dalam menulis cerita

Mengawasi siswa agar tetap tenang dalam menonton flm.

5. Pemberian umpan balik terhadap hasil kegiatan siswa Meminta siswa menceritakan dengan

singkat hal-hal yang dia sukai dalam menonton Film.

Memberikan penghargaan atas keberanian siswa atas keberaniannya bercerita berupa tepuk tangan.

Melakukan tany jawab dengan siswa untuk menarik kesimpulan dari menonton dongeng kancil sehingga bias menjadi inspirasi untuk menulis cerita.

6. Mengakhiri pelajaran Memberikan siswa selembar kertas untuk

menulis sebuh cerita berdasarkan film yang ditonton.

Mengumpulkan hasil cerita Mengakhiri pelajaran dengan berdoa

Data aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung dianalisis

dengan cara menentukan skor yang diperoleh. Dapat dilihat pada skor dpbawah

ini:

33

Page 34: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Skor 4 diberikan jika terlaksana 3 deskriptor

Skor 3 diberikan jika terlaksana 2 deskriptor

Skor 2 diberikan jika terlaksana 1 deskriptor

Skor 1 doberikan jika tidak terlaksana semua descriptor.

(Nurkencana, 1999)

Tabel 3.4 Tes Akhir (Prestasi Belajar Siswa)

Tabel 3.4: Tabel Standar Penilaian

Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia

NO Nama Siswa Aspek Penilaian Jumlah Nilai Ket

A.

Kemenarikan

(10-50)

B.

Ejaan/tanda

baca

(10-30)

C.

Perwajahan

(10-20)

Penilaian tertulis dengan criteria:

1. Kemenarikan ide/isi : 50

2. Ejaan/tanda baca : 30

3. Perwajahan : 20

Tolak ukur penilaian :

1. Kemenarikan isi/ide

- Nilai 50 jika jika judul dan isi dan judul berkaitan

34

Page 35: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

- Nilai 4 0jika jika isi dan judul menarik

- Nilai 30 jika seluruh isi dan judul seluruhnya berkaitan

- Nilai 20 jika sebagian kecil isi dan judul yang salah

- Nilai 10 jaka jika judul isi dan judul tidak menarik dan tidak saling

berkaitan.

2. Kebenaran ejaan/tanda baca

- Nilai 30 jika seluluh tulisan benar ejaannya.

- Nilai 20 jika trdapat beberapa kesalahan

- Nilai 10 jika banyak yang salah ajaan

3. Perwajahan/keindahan tulisan

- Nilai 20 jika tulisanya rapi, sangat jelas dan bias dibaca.

- Nilai 10 jika tulisannya secara keseluruhan sukar dibaca.

F. Pengumpulan Data

Data yang di kumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini

meliputii:

1. Sumber data

Sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV

SDN 1 Kebon Ayu Gerung tahun pelajaran 2009/2010.

2. Jenis data

Jenis data yang didapatkan peneliti adalah :

a. Data hasil aktivitas kegiatan belajar siswa

b. Data aktivitas hasil mengajar guru.

c. Data peningkatan hasi belajar siswa.

35

Page 36: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

3. Cara pengambilan data

Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Data aktivitas belajar siswa diambil menggunakan lembar

observasi yang di amati oleh observer pada tiap pertemuan.

Data aktivitas mengajar guru diambil menggunakan lembar

observasi yang diamati oleh observer pada tiap pertemuan.

Data peningkatan hasil belajar siswa dimbil dengan menggunakan

tes pada tiap siklus.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini

dianalisis dengan menggunakan cara sebagai berukut:

1. Data Aktivitas siswa dan guru

Untuk menganalisis aktivitas siswa dan guru, di gunakan rumus

sebagai berikut:

NA= SASMi x 100

Keterangan:

NA =Nilai Akhir

SA = Skor Aktual

SMi= Skor Maksimal ideal

Katagori Penilaian

36

Page 37: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Dalam menerapkan katagori atau skala penilaian,

digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) berdasarkan prinsip

kurva normal, dengan rumus sebagai berukut:

Mi = 12x (Smak i – Smin i)

Mi = 12x (100 - 0)

= 12 x 100

= 50

SDi = 16 x (Smak i – Smin i)

SDi = 16 x (100) = 16,66 di bulatkan menjadi 17

Adapun pedoman Kreteria Penilaian Aktivitas Belajar

Siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5:Pedoman Kriteria Aktivitas Belajar Guru dan siswa

Interval Nilai Kreteria

> Mi + 2 Sdi 84 - 100 Sangat Aktif

Mi + 1 SDi s/d< Mi + 2 Sdi 67 - 83 Aktif

Mi – 1 SDi s/d < Mi + 1 Sdi 33 - 66 Cukup Aktif

Mi – 2 SDi s/d < Mi – 1 Sdi 16 - 32 Kurang Aktif

< MI – 2 Sdi < 15 Tidak Aktif

(Nurkencana, 1990)

37

Page 38: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

2. Data Prestasi Belajar Siswa

Untuk menentukan ketuntasan belajar klasikal, dapat

digunakan rumus sebagai berikut:

KB : QrT x100%

Keterangan :

KB : Ketuntasan Belajar

Qr : Banyak siswa yang memperoleh nilai standar minimal atau siswa

yang memperoleh nilai ≥ 60.

T : Banyak siswa yang mengikuti tes.

Untuk bisa menggunakan rumus di atas, maka harus

dimulai dengan analisis data. Rumusnya sama dengan rumus

aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru yaitu:

Qr= SASMi x 100

Tabel 3.6: Tabel Standar Penilaian

Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia

NO Nama Siswa Aspek Penilaian Jumlah Nilai Ket

A.

Kemenarikan ide/isi

(10-50)

B. Ejaan/tanda

baca

(10-30)

C. Perwajahan

(10-20)

Penilaian tertulis dengan criteria:

1. Kemenarikan ide/isi : 50

2. Penulisan Ejaan/tanda baca : 30

38

Page 39: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

3. Perwajahan : 20

Tolak ukur penilaian :

1. Kemenarikan isi/ide

- Nilai 50 jika judul dan isi berkaitan

- Nilai 40 jika isi dan judul menarik

- Nilai 30 jika seluruh isi dan judul seluruhnya berkaitan

- Nilai 20 jika sebagian kecil isi dan judul yang salah

- Nilai 10 jika judul isi dan judul tidak menarik dan tidak saling berkaitan.

2. kebenaran ejaan/tanda baca

- Nilai 30 jika seluluh tulisan benar ejaannya.

- Nilai 20 jika trdapat beberapa kesalahan

- Nilai 10 jika banyak yang salah ajaan

3. Perwajahan/keindahan tulisan

- Nilai 20 jika tulisanya rapi, sangat jelas dan bias dibaca.

- Nilai 10 jika tulisannya secara keseluruhan sukar dibaca.

H. Indikator Kinerja Tindakan

Indikator kinerja tindakan yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah aktivitas belajar siswa, mengajar guru dan prsentase ketuntasan

belajar klasikal. Tindakan di katakan berhasil jika aktivitas belajar siswa

dan mengajar guru berkatagori aktif dan persentase ketuntasan yang

diperoleh mencapai 75%.dengan perolehan nilai ≥ 60.

39

Page 40: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal

Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan guru

kelas IV di dapatkan permasalahan mata pelajaran bahasa Indonesia

khususnya pada pelajaran menulis karangan, guru di SDN 1 Kebun Ayu

menglami kesulitan dengan media yang akan digunakan untuk

membangkitkan minat siswa menulis karang sehingga kemampuan

menulis cerita yang dimiliki siswa dapat meningkat, didapatkan nilai rata-

rata siswa untuk pelajaran bahasa Indonesia pada tengah smester siswa

kelas IV SDN 1 Kebon Ayu tahun pelajaran 2009/2010 adalah 5,30 data

ini menunjukan bahwa prestasi belajar bahasa Indonesia masih perlu

ditingkat lagi karna nilai rata –rata masih dibawah standar kriteria

ketuntasan minimal yang ditentukan untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia oleh sekolah yani 60.

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan menulis cerita dengan media audio visual gerak siswa kelas

IV SDN 1 Kebon Ayu tahun pelajaran 2009/2010 dengn jumlah siswa 32

orangn yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

40

Page 41: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Data pada penelitia ini terdiri dari data aktivitas siswa, data prestasi

belajar siswa dan data aktivitas guru. Data aktivitas siswa dan guru

diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi

sedangkan data prestasi belajar siswa diperoleh dengan menggunkan

instrumen berupa tes hasil belajar.

2. Pelaksanaan Siklus I

Siklus pertama untuk pembelajaran bahsa Indonesia dengan

mennggunakan media ausio visual gerak ini dilaksanakan pada hari kamis

tanggal 28 januari 2010 Pada jam pukul 07.30 Wita sampai dengan 10.00

Wita. Materi yang akan disampaikan mengenai cara menulis karangan

yang memperhatikan tanda baca dan pemunculan ide/ gagasan.

Disampaikan dengan cara menonton sebuah cerita anak yang berjudul

“pertualangan si kancil”.uraian tentanng siklus ini pertahap sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh guru selanjutnya

adalah mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Peneliti mensosialisasikan pembelajaran mennggunakan media audio

visual gerak ( AVG) kepada guru kelas IV.

2. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Menyiapakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar evaluasi.

4. Mempersiapkan media berupa film “Pertualangan si Kancil”.

41

Page 42: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

5. Merancang aspek format penilaian yang sesuai dengan standar

kompetensi.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan. Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan satu tujuan

khusus/kompetensi dasar yaitu tentang menyusun karangan dengan

berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf

besar, tanda titik, tanda koma) dengan melalui tahap pencapaian indikator

yaitu (1) menyusun kerangka karangan berdasarkan film yang ditonton.(2)

menentukan topik karangan berdasarkan film yang ditonton (3) menulis

karangan sederhana dengan memperhatikan kemenarikan ide/gagasan,

memperhatikan ejaan/tanda baca dan perwajahan.

Kegiatan pada tahap ini adalah adalah melakukan pembelajaran

pada siklus I. pada pembelajaran siklus I ini, guru mengawali kegiatan

awal dengan melakukan apersepsi yaitu dengan cara guru melakukan

orientasi berupa pertanyaan yang berupa kegiatan sehari-hari , guru juga

memberikan metivasi pada siswa dengan cara menjelaskan maanfaat apa

yang aka kita peroleh apabila kita bisa menulis cerita dengan baik.

Selanjutnya guru menjelaskan tentang cara penempatan tanda baca yang

baik, apa itu kemenarikan dan perwajahan dalam menulis sebuah cerita.

Pada kegiatan inti, disinilah saatnya siswa diminta untuk benar-

benar rmemperhatikan film yang akan ditanyangkan, karna berdasarkan

film itu nantinya siswa akan diminta untuk menceritakannya kembali

42

Page 43: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

dengan bahasanya sendiridengan memperhatikan letak tanda baca,

perwajahan, dan kemenarikan.

Pada akhir pembelajaran memberikan umpan balik berupa

tanggapan dari seluruh hasil kegiatan dan guru jua memberikan

tugas.untuk membaca buku apapun dan menceritakan isi buku tersebut

kepada teman-teman didepan kelas.

c. Hasil Observasi dan Evaluasi Pembelajaran

1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

Berdasarkan data pengamatan dari obsever tersebut

menyimpulkan sebagai berikut:

a. Guru masih kurang dalam membimbing siswa yang betul-

betul mengalami kesulitan.

b. Dalam penggunaan media, suara film yang ditonton terlalu

kecil sehingga siswa tidak terlalu terfokus dalam menonton

flm.

c. Guru masih kurang dalam pemberian penguatan sehingga

siswa kurang juga berpartisipasi dalam Tanya jawab. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

43

Page 44: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Pada tahapan ini pengmat akan mengamati aktifitas siswa

dalam pembelajaran berlangsung, aspek yang diamati adalah pra

pembelajaran, aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran,

pemanfaatan media dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan data hasil pengamatan kesimpulannya sebagai

berikut:

a. Masih banyak siswa yang kurang termotivasi dalam belajar.

b. Media yang kurang jelas suaranya sehingga siswa kurang

fokus.

c. Siswa masih banyak yang belum selesai mengarang hal

ini dimungkinkan penyebabnya masih ada siswa yang

ragu-ragu atau yang belum berani menuangkan

pikirannya dalam bentuk tulisan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

d. Refleksi Siklus I

Pada hari yang sama, setelah pelaksanaan siklus pertama selesa

langsung dilakukan refleksi terhadap hasil pengamatan. Refleksi

dilakukan di ruang guru bersama observer. Adapun komentar dan

saran yang diberikan observer adalah:

a. Guru masih kurang dalam membimbing siswa yang betul-

betul mengalami kesulitan.

44

Page 45: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

b. Dalam penggunaan media, suara film yangditonton terlalu

kecil sehingga siswa tidak terlalu terfokus dalam menonton

film.

c. Guru masih kurang dalam pemberian penguatan sehinggga

siswa kurang berpartisipasi dalam tanya jawab.

Berdasarkan hasil observasi dan komentar dari observer maka akan

dilakukan perbaikan pada siklus II sebagai berikut :

a. Guru akan lebih memperhatikan siswa –siswa yang betul-

beyul mengalami kesulitan.

b. Guru akan menggunakan pengeras susara berupa “salon

tipe” agar siswa lebih terfokus dalam menonton film, agar

siswa lebih mengerti jalan cerita film yang ditonton

sehingga siswa lebih mudah dalam menulis cerita.

c. Guru akan memberikan hadih bagi siapa saja yang

memdapatkan nilai terbaik pada siklus I agar siswa lebih

termotivasi.

3. Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

Siklus pertama untuk pembelajaran bahsa Indonesia

dengan mennggunakan media ausio visual gerak ini

dilaksanakan pada hari senin 8 februari 2010 pukul 7.30

Wita sampai dengan 10.00 Wita. Materi yang akan

45

Page 46: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

disampaikan mengenai cara menulis karangan yang

memperhatikan tanda baca dan pemunculan ide/ gagasan.

Disampaikan dengan cara menonton sebuah cerita anak

yang berjudul “pertualangan si kancil”flm sikanci.

Dengan memperbaiki kesalahan pada siklus pertama

maka untuk siklus kedua menonton menggunakan salon

uraian tentanng siklus ini pertahap sebagai berikut:

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap pelaksanaan siklus II, peneliti berusaha

mengupanyakan pelaksanaan siklus lebih efektif dan

menyenangkan dari siklus sebelumnya. Pelaksanaan

siklus II sama denngan pelaksanaan pada siklus I, hanya

saja ada penambahan pada media yakni memberikan

media pengeras suara agar suara lebih jelas terdengar

oleh siswa dan guru lebih menekankan pada penjelasan

mengenai tanda baca dengan cara anak yang tidak tuntas

pada siklus pertama diberikan perhatian husus agar

mereka lebih aktif.

c. Hasil Observasi dan Evaluasi Pembelajaran

Pada tahap observasi ini dilakukan oleh wali kelas IV

yakni bapak Muhtar S.Pd (wali kelas IV) selaku observer

yang bertugas mengamati guru dan siswa selama

pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dilakukan oleh

46

Page 47: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

pengmat adalah mengamati tindakan yang dilakukan oleh

guru dan siswa dari awal pembelajaran menulis

karangan sampai mengakhiri pembelajaran, sehingga

selama pembelajaran berlangsung diperoleh data sebagai

berikut:

1. Hasil Pengmatan Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil pengamatan dari dari observer

kesimpulannya sebagai berikut:

a. Aktifitas guru dalam membimbing siswa yang betul-betul

mengalami kesulitan dapat terlaksana dengan baik.

b. Alat peraga dilengkapi dengan pengeras suara sudah baik

sehingga siswa lebih terpokos.

c. Giru memberikan penguatan sehingga guru termotipasi

dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

d. Siswa sudah banyak menyelesakan karangan tepat waktu.

Hal ini menandakan sudah banyak siswa yang berani

menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan. Data dapat

dilihat dari pengolahan data observer aktivitas guru pada

tabel dibawah ini

2. Hasil Pengmatan Aktivitas Siswa

Pada tahapan ini pengmat akan mengamati aktifitas siswa

dalam pembelajaran berlangsung, aspek yang diamati adalah pra

47

Page 48: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

pembelajaran, aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran,

pemanfaatan media dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa

kesimpulannya adalah sebagai berikut:

a. Siswa termotivasi dalam belajar

b. Semua siswa berpartisipasi dalam pembelajaran.

c. Pada tahap evaluasi siswa menyelesaikan tugasny tepat

waktu. Untuk lebih jelasnya data hasil obsevasi aktivitas

siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

d. Refleksi Siklus II

Pada hari yang sama setelah pelaksanaan siklus ke II

selesai langsung dilakukan refleksi terhadap hasil

pengamatan selama tindakan.Berbeda dengan siklus

pertam siklus kedua dilakukan di ruang kelas oleh

peneliti dan observer. Adapun saran dan komentar yang

diberikan observer adalah:

a. Guru telah maksimal memberikan penguatan

sehingga siswa berpartisipasi dan aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

b. Aktivitas guru dalam membimbing siswa yang betul-

betul mengalami kesulitan lebih ditingkatkan, dan

dalam menggunakan alat peraga sudah baik.

48

Page 49: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

c. Siswa dapat menyelesaikan tugas mengarang tepat

waktu, hal ini dikarenakan siswa yang tadinya ragu-

ragu atau kurang berani menuangkan pikirannya

dalam bentuk tulisan. Namun pada siklus ini sudah

mengalami peningkatan sehingga karangannya lebih

baik dari sebelumnya.

49

Page 50: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

B. Pembahasan

1. Aktivitas Belajar Siswa

Hasil Menulis Siklus ITabel 4.1:Data Hasil Menulis Siklus I

50

NO Nama Siswa Siklus I

1 Ahmad suardi 552 Arini 603 Bagus Tio.V.S 604 Deni prtama 605 Herniati 656 Hamsiah 507 Helmiati S8 Hilawati S9 Jumardi 65

10 Jumilah 5011 Jumaenal 6512 Kurniawan 6513 Linda mulyani 6514 L.Dinamo.E.R 5515 Lufita dewi 7516 Misayu 5017 Munir hartoni 7018 M.Faesal Rosidi 5019 M.Yunus 5020 Musmulyadi 6021 M.Aris 7522 Nurhasani 5023 Nur Salim 5024 Nur Safitri 5025 Pipin Rahayu 6526 Parhan 65

27 Sarunu 5028 Sinami 75

29 Sukamawati 7030 Sumarni 7531 Yuliana 7532 Zubaedi 50

Jumlah Nilai 1820

Nilai Rata-rata 60% siswa yang memperoleh nilai standar minimal keatas

60%

Page 51: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Berdasarkan data diatas diperoleh nilai rata – rata 60 dan persentase

siswa yang memperoleh nilai standar minimaml keatas adalah 60%, dengan

nilai tertinggi 70, nilai sedang 60 dan nilai terendah 50 dari 30 siswa yang

ikut dalam proses pembelajaran dua siswa tidak mengikuti pelajaran karena

sakit. Untuk lebih jelaskan akan dijelaskan siswa-siswa yang memperoleh

nilai tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut:

a. Nilai tertinggi pada siklus

Lufita Dewi dengan no absen 15 termasuk siswa yang pandai dan rajin di

kelasnya. Dia termasuk siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I dalam

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Kemamapuan Menulis

Cerita Menggunakan Media Audio Visual Gerak. Dalam menulis cerita ada aspek

yang harus di dipenuhi sebagai sarat untuk mendapatkan nilai yang baik yakni

51

Page 52: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

kemenarikan ide/gagasan, memperhatikan ejaan/tanda baca dan yang terakhir

adalah perwajahan. Disini lufita Dewi sudah bisa menulis karangan dengan baik

dia memperoleh nilai 75 dengan rincian nilai sebagai berikut aspek kemenarikan

ide/gagasan lutita dewi mendapatkan poin 40, ejan/tanda baca mendapatkan poin

15 dan perwajahan mendapatkan poin 20. Lufita Dewi mendapatkan poin 40

untuk ide/gagasan karna gagasan yang ditampilkan sudah bagus dan nyambung

antara kalimat yang satu dengan yang yang lainnya sehingga mendapatkan cerita

yang menarik., sedangkan untuk ejaan/tanda baca sudah bagus tapi masih masih

memerlukan pembinaan karna tanda koma dan titik belum begitu tepat

penempatannya, sedangkan untuk perwajahan sudak bagus karna dewi sudah bisa

membuat seatu pargraf yang baik dan tulisannya sudah bagus sehingga guru tidak

kesulitan dalam membaca kcerita yang dubuatnya.

b. Nilai sedang pada siklus I

Musmulyadi dengan no absen 20. Dia termasuk siswa yang memperoleh

nilai sedang pada siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

Meningkatkan Kemamapuan Menulis Cerita Menggunakan Media Audio Visual

Gerak. Dalam menulis cerita ada aspek yang harus di dipenuhi sebagai sarat untuk

52

Page 53: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

mendapatkan nilai yang baik yakni kemenarikan ide/gagasan, memperhatikan

ejaan/tanda baca dan yang terakhir adalah perwajahan. Disini Musmulyadi sudah

bisa menulis karangan dengan baik namun masih ada yang perlu diperbaiki dia

memperoleh nilai 60 dengan rincian nilai sebagai berikut aspek kemenarikan

ide/gagasan mendapatkan poin 30, ejan/tanda baca mendapatkan poin 20 dan

perwajahan mendapatkan poin 10. Musmulyadi dalam menulis karangan sudah

cukup bagus, tapi masih perlu bimbingan untuk perwajawaah karna tulisannya

masih banyak coretan dan tapi pilihan kata dan tandabacanya sudah bagus .

c. Nilai terendah siklus I

Nursalim dengan no absen 23. Dia termasuk siswa yang memperoleh nilai

terendah pada siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

53

Page 54: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Meningkatkan Kemamapuan Menulis Cerita Menggunakan Media Audio Visual

Gerak. Dalam menulis cerita ada aspek yang harus di dipenuhi sebagai sarat untuk

mendapatkan nilai yang baik yakni kemenarikan ide/gagasan, memperhatikan

ejaan/tanda baca dan yang terakhir adalah perwajahan. Disini Nursalim belum

bisa menulis karangan dengan baik namun masih banyak yang perlu diperbaiki

dia memperoleh nilai 50 dengan rincian nilai sebagai berikut aspek kemenarikan

ide/gagasan lutita dewi mendapatkan poin 30 ejaan/tanda baca mendapatkan poin

10 dan perwajahan mendapatkan poin 10.Nursalim masih sangat membutuhkan

bimbingan karna dalam perwajahan tulisannya masih sangat kurang dan ejaan dan

tanda bacanya juga belum bagus tapi ide pada cerita tersebut sangat menarik

“kancil yang cerdik” jalan ceritanya juga sudah cukup bagus.

Tabel 4.2:Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

54

Page 55: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

55

No Nama SiswaAspek Yang dinilai Total

NilaiTuntas/

Tidak TuntasA B C

1. Ahmad Suardi 30 15 10 55 BT

2 Arini 30 20 10 60 T3 Bagus Tio Vani Setiawan 35 15 10 60 T4 Deni Pratama 30 15 15 60 T

5 Herniati 30 20 15 65 T6 Hamsiah 30 10 10 50 B T7 Helmiati - - - - S8 Hilawati - - - - S9 Jumardi 30 20 15 65 T10 Jumilah 30 15 10 50 BT11 Jumaenal 30 20 15 65 T12 Kuriawan 30 20 15 65 T

13 Linda Mulyani 35 15 15 65 T14 L.Dinamo Embung Raya 30 15 10 55 BT15 Latifa Dewi 40 20 20 75 T16 Misayu 30 10 10 50 B T17 Munir Hatoni 35 15 20 70 T18 M.Faesal Rosidi 30 10 10 50 B T19 M.Yunus 30 10 10 50 B T20 Musmulyadi 30 20 10 60 T21 M.Aris 35 20 20 75 T22 Nurhasani 30 10 10 50 B T23 Nur Salim 30 10 10 50 BT24 Nursafitri 30 10 10 50 BT25 Pipin Rahayu 35 20 10 65 T26 Parhan 30 20 15 65 T27 Sarunu 25 10 10 45 BT28 Sunami 40 20 20 75 T29 Sukmawati 35 15 15 65 T30 Sumarni 40 15 20 75 T31 Yuliani 40 20 20 75 T32 Zubaedi 30 10 10 50 B T

JUMLAH NILAI 1.820Nilai rata-rata 60

%Siswa memperoleh nilai atandar munumal keatas 60%

Keterangan :

No Nama SiswaAspek Yang dinilai Total Nilai Tuntas/

Tidak TuntasA B C

1. Ahmad Suardi 30 15 15 60 T2 Arini 30 20 10 60 T3 Bagus Tio Vani Setiawan 30 15 15 65 T

4 Deni Pratama 30 15 15 60 T5 Herniati 35 20 20 75 T6 Hamsiah 30 10 10 50 B T7 Helmiati 35 20 20 75 T8 Hilawati 35 20 15 70 T9 Jumardi 35 20 20 75 T

10 Jumilah 30 15 10 50 BT11 Jumaenal 30 20 15 65 T12 Kuriawan 30 20 20 75 T

13 Linda Mulyani 35 20 15 70 T14 L.Dinamo Embung Raya 30 15 10 55 BT15 Latifa Dewi 40 20 20 80 T16 Misayu 35 20 20 75 T17 Munir Hatoni 40 20 20 80 T18 M.Faesal Rosidi 30 15 10 55 B T19 M.Yunus 30 10 10 50 B T20 Musmulyadi 40 10 20 75 T

21 M.Aris 35 15 20 70 T22 Nurhasani 30 10 10 50 B T23 Nur Salim 30 20 10 60 T

NONama Siswa Siklus I Siklus II

1 Ahmad suardi 55 602 Arini 60 603 Bagus Tio.V.S 60 654 Deni prtama 60 605 Herniati 65 756 Hamsiah 50 507 Helmiati _ 758 Hilawati _ 709 Jumardi 65 7510 Jumilah 50 5011 Jumaenal 65 7012 Kurniawan 65 7513 Linda mulyani 65 7014 L.Dinamo.E.R 55 5515 Lufita dewi 75 8016 Misayu 50 7517 Munir hartoni 70 8018 M.Faesal Rosidi 50 5519 M.Yunus 50 5020 Musmulyadi 60 7521 M.Aris 75 7022 Nurhasani 50 5023 Nur Salim 50 6024 Nur Safitri 50 5025 Pipin Rahayu 65 7526 Parhan 65 60

27 Sarunu 45 6028 Sinami 75 75

29 Sukamawati 65 8030 Sumarni 75 8031 Yuliana 75 7532 Zubaedi 50 65

Jumlah Nilai 1820 2045

Nilai Rata-rata 60 66% siswa yang memperoleh nilai standar

minimal keatas 60% 78%

Page 56: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Tabel 4.6: Data Hasil Perbandingan Observasi Guru Dan Siswa Siklus I dan Siklus II Pada Proses Belajar Mengajar

NO DATA

SIKLUS I SIKLUS II

Jumlah Total Skor

Jumlah Skor

maksimal

Hasil Jumlah Total Skor

Jumlah Skor

maksimal

Hasil

1. Guru 83 24 Aktif 95 24 Sangat Aktif

2. Siswa 62 24 Cukup Aktif

83 24 Aktif

A. Siklus I

Dari hasil data tersebut pada tahap perencanaan, data menunjukan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia yang diterapkan oleh guru selama ini masih

berorentasi pada penguasaan siswa tanpa mendapat bimbingan. Anak lebih

banyak belajar mendengarkan penjelasan guru secara abstrak dari pada

memperaktekkan mengungkapkan perasaan melalui tulisan. Karna hal ini

membuat anak ini menjadi bosan dan jenuh dalam belajar. Pendekatan dan

penggunaan media yang kurang bervariasi, masih terfokus pada guru, siswa masih

ada yang pasif dalam menerima pembelajaran. Dalam proses perencanaan

diperoleh kesepakan tentang media yang akan di gunakan dalam pelajaran

menulis cerita agar siswa lebih antusias dalam belajar dan media yang digunakan

lebih pariatif.

Hasil pengamatan jalannya proses pembelajaran masih antusias dalam

pembelajaran karna dilihat dari hasil observasi pengamatan siswa yang kurang

56

No Nama SiswaAspek Yang dinilai Total Nilai Tuntas/

Tidak TuntasA B C

1. Ahmad Suardi 30 15 15 60 T2 Arini 30 20 10 60 T3 Bagus Tio Vani Setiawan 30 15 15 65 T

4 Deni Pratama 30 15 15 60 T5 Herniati 35 20 20 75 T6 Hamsiah 30 10 10 50 B T7 Helmiati 35 20 20 75 T8 Hilawati 35 20 15 70 T9 Jumardi 35 20 20 75 T

10 Jumilah 30 15 10 50 BT11 Jumaenal 30 20 15 65 T12 Kuriawan 30 20 20 75 T

13 Linda Mulyani 35 20 15 70 T14 L.Dinamo Embung Raya 30 15 10 55 BT15 Latifa Dewi 40 20 20 80 T16 Misayu 35 20 20 75 T17 Munir Hatoni 40 20 20 80 T18 M.Faesal Rosidi 30 15 10 55 B T19 M.Yunus 30 10 10 50 B T20 Musmulyadi 40 10 20 75 T21 M.Aris 35 15 20 70 T22 Nurhasani 30 10 10 50 B T23 Nur Salim 30 20 10 60 T

Page 57: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

termotivasi dalam belajar. Beberapa hal yang belum terlaksana dengan baik

adalah pembelajaran tidak selesai tepat waktu, kurangnya pengeras suara sehingga

siswa tidak efektif dalm menonton flm. Untuk itu perlu direncanakan media dan

strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga pembelajaran lebih menarik dan

efektif lagi.

Berdasrkan pelaksanaan siklus I, dapat diketahui kemampuan awal siswa

dalam menulis cerita dengan menggunakan media audio visual gerak masih

kurang. Berdasarkan pelaksanaan tersebut didapatkan hasil yang kurang

memeuaskan yakni nilai rata-rata siswa 60 dan persentase nilai standar minimal

keatas 60%.12 siswa tidak tuntas atau tidak mencapai nilai minimal keatas dari 30

siswa yang hadir, 2 oarang siswa tidak mengikuti pelajaran karna sakit, dari hasil

yang diatas dapat dikatakan kalau penelitian pada siklus I ini belum mencapai

target yang diinginkan oleh peneliti yakni nilai rat-rata 75 dan persentase

75%.Namun sudah melebihi nilai ketuntasan minimal yakni 56-65 yang termasuk

sudah lulus. Namun, nilai persentase pada siklu I ini masih kurang yakni 60% ,

masih kurang dari yang diinginkan. Untuk itu perlu diadakan siklus berikutnya.

Pada siklus I ini hasil observasi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar

sudah cukup bagis karna mendapatkan skor 83 ini menandakan kalau aktivitas

guru sudah aktif brbeda dengan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar

belum begitu bagus karna sekor yang di peroleh dalam aktivitas belajar siswa

adalah 62 ini menanadakan kalau aktivitas siswa cukup aktif. Untuk itu perlu

dilakukan siklus berikutnya.

B. Siklus II

57

Page 58: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Pada bagian perencenaan, setelah memperhatikan hasil analisis dan

pengolahan data, maka pada siklus ini menunjukan bahwa telah didilakukan

penyusunan kembali RPP dengan menggunakan media audio visual gerak dan

memperhatikan kekurangan-kekurangan sebelumnya.

Setelah dilakukan serangkaian tindakan, maka hasil observasi menunjukan

guru melaksanakan RPP,guru Nampak lebih santai dalam proses pembelajaran

karna siswa sudah mulai antusias dan aktif dalam proses pembelajaran, hal ini

harus dipertahankan dan dikembangkan. Disamping itu mereka bebas untuk

menuangkan pikiran, perasaaan, informasi, dan pengalamannya dalam bentuk

tulisan. Sehingga siswa lebih cepat menyelesaikan karangannya.

Berdasarkan hasil observasi serta dat-data hasil LKS siswa pada

pelaksanaan tindakan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis

cerita menggunakan media audio visual gerak mengalami peningkatan. Nilai rata-

rata siswa meningkat dari 60 pada siklu I menjadi 66 pada siklus ke II. Persentase

siswa yang memperoleh nilai standar minimal ke atas juga neningkat dari 60%

pada siklu I menjadi 78% pada siklus ke II.

Siswa yang mendapatkan nilai standar minimal keatas adalah 25 orang

siswa dari 32 orang siswa hadir, atau sekitar 78%. Ini artinya bahwa ada

peningkatan sebesar 18% dari siklus sebelumnya. Ini juga berarti bahwa

pencapaian yang diperoleh sudah melebihi tandar yang ditargetkan peneliti yakni

75%. Berdasarkan hal ini dianggap pelaksanaan pada siklus II ini dinyatakan

berhasil dan penelitian dihentikan.

58

Page 59: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

Berdasarkan hasil observasi serta hasil data-data LKS siswa pada

pelaksanaan tindakan, dapat disimpulkan bahwa kemamapuan siswa dalam

menulis cerita menggunakan media audio visual gerak mengalami

peningingkatan. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 60% pada siklus I menjadi

66% pada siklus ke II. Persentase siswa yang memperoleh nilai standar minimal

keatas juga meningkat dari 60% pada siklus I menjadi 78% pada siklus ke II.

Siswa yang mendapat nilai standar minimal keatas adalah 25 orang siswa

dari 32 orang siswa yang hadir atau 78%. Ini berarti ada peningkatan 18% dari

siklus sebelumnya, ini juga berarti bahwa pencapaian yang diperoleh sudah

melebihi standar yang ditargetka peneliti yakni 75%.

Berdasarkan data diatas, dapat diambil beberapa hal penting terkait

dengan penelitian yang telah dilakukan, siklus I dan siklus II. Pada siklu I,

perolehan nilai rata-rata kelas mencapai 60, sedangkan jumalah siswa yang

memperoleh nilai minimal keatas sebanyak 18 orang siswa dari 30 siswa yang

hadir. Jika dipersentasekan akan menjadi 60%. Pada siklus I ini, sebagian siswa

mengalami kesulitan dalam belajar, siswa juga kurang aktif dan kurang

bergairah dalam belajar. Hal tersebut dikarenakan kegiatan menulis cerita

menggunakan media audio visual gerak belum pernah dilakukan sebelumnya

sehingga perlu penyesuaian pada siswa. Selai itu, ada hambatan yang ditemukan

selama proses pembelajaran berlangsung sehingga membuat proses

pembelajaran menjadi terganggu dan tidak kondusif. Hambatan tersebut selai

dating dari siswa, juga dating dari guru. Hambatan-hambatan tersebut misalnya

terganggunya media yang digunakan dalam proses pembelajaran, masih adanya

59

Page 60: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

siswa yang main-main di dalam kelas sehingga siswa tidak mengerjakan tugas

secara maksimal. Untuk itulah perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus

selanjutnya.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus

sebelumnya, maka siklus ke II dirancang dengan sangat baik dengan tujuan

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita dengan media

audio visual gerak. Tapi melihat kekurangan siswa dalam menempatkan tanda

baca dan perwajahan belum begitu baik maka pembelajaran pada siklus II ini

lebih ditingkatkan pada kekurangan tersebut. Pada pelaksanaan siklus II,

perolehan nilai rata-rata mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai rata-rata

kelas mencai 60 sedangnkan pada siklus II meningkat menjadi 66. Persentase

siswa yang mendapat nilai standar minimal keatas juga mengalami peningkatan

sebesar 18%, dari 60% pada siklus I meningkat menjadi 78%. Untuk itu

penelitian dianggap berhasil dan penelitian diakhiri sampai siklus keII. Pada

siklus kedua ini hasil aktivitas guru dan siswa sudah meningkat pada siklus

pertama aktivitas guru mendapatkan skor 83 dan pada siklus dua mendapatkan

skor 95 ini menandakan guru sudah sangat-sangat aktif. Sedangkan pada siklus

pertama aktivitas belajar siswa yang mendapatkan skor 62 menandakan cukup

aktif sedangkan pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 95 ini

mendakan kalau siswa suda sangat aktif. Sehingga penelitian dianggap sudah

berhasil.

60

Page 61: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil implementasi dari semua siklus, diketahui pada siklus

kedua (terakhir) data telah menunjukan Siklus ke II dirancang dengan sangat

baik dengan tujuan untuk meningkatkan kemampua siswa dalam menulis

61

Page 62: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

cerita dengan media audio visual gerak. Tapi melihat kekurangan siswa dalam

menempatkan tanda baca dan perwajahan belum begitu baik maka

pembelajaran pada siklus II ini lebih ditingkatkan pada kekurangan tersebut.

Pada pelaksanaan siklus II, perolehan nilai rata-rata mengalami peningkatan.

Pada siklus I, nilai rata-rata kelas mencai 60 sedangnkan pada siklus II

meningkat menjadi 66. Persentase siswa yang mendapat nilai standar minimal

keatas juga mengalami peningkatan sebesar 18%, dari 60% pada siklus I

meningkat menjadi 78%. Untuk itu penelitian dianggap berhasil dan penelitian

diakhiri sampai siklus keII. hasil aktivitas guru dan siswa sudah meningkat

pada siklus pertama aktivitas guru mendapatkan skor 83 dan pada siklus dua

mendapatkan skor 95 ini menandakan guru sudah sangat-sangat aktif.

Sedangkan pada siklus pertama aktivitas belajar siswa yang mendapatkan skor

62 menandakan cukup aktif sedangkan pada siklus kedua mengalami

peningkatan menjadi 95 ini mendakan kalau siswa suda sangat aktif. Sehingga

penelitian dianggap sudah berhasil.

Oleh karna itu Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Dengan

Menggunakan Media Audio Visual Gerak Siswa kelas IV SDN 1 Kebon

Ayu Gerung dianggab berhasil.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

62

Page 63: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang

a. Diharapkan siswa menjadikan penelitian ini sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan menulis cerita dengan menggunakan

media audio visual gerak.

b. Diharapkan siswa menyadari bahwa minat/motivasi belajar siswa akan

optimal jika ada kemauan berlatih,mencoba dan percaya diri akan apa

yang dimiliki untuk dikembangkan.

c. Diharapkan guru dalam mengajar bahasa Indonesia dapat menerapkan

hasil penelitian inisebagai inspirasi dan perbaikan pembelajaran

keterampilan menulis cerita dengan menggunakan media audio visual

gerak.

d. Diharapkan kepada kepala sekolah meenjadikan hasil penelitian

tindakan kelas ini sebagai salah satu bentuk supervise dan penilaian

guru dalam proses pembelajaran dalam upanya meningkatkan kualitas

pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia.

63