eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1....
Transcript of eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8801/1/Skripsi Revisi elha.docx · Web viewBAB 1....
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap jenjang sekolah berjuang
untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara lisan dan
tertulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari bahasa
yang harus di miliki oleh setiap siswa atau para pelajar pada umunnya agar
mampu berkomunikasi Menilis karangan merupakan salah satu
keterampilan yang harus di kuasai oleh siswa Sekolah Dasar. Di dalam
kurikulum bahasa Indonesia, materi menulis karangan terdapat pada
pembelajaran yang di ajarkan pada kelas IV yakni menyusun karangan
tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan
ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma). Akan tetepi pada
kenyataannya di sekolah khususnya di SDN 1 Kebon Ayu Gerung ini
pembelajaran menulis karangan masih banyak kendala dan cendrung untuk
di hindari.belajar.
Kendala-kendala yang di maksud bermacam-macam. Salah satunya
adalah keterbtasan penggunaan media. Dalam mengaktifkan proses belajar
mengajar, seorang guru harus kreatif dalam mengajar dengan cara
menggunakan media-media yang yang tepat, karna penggunaan media
1
yang tepat dalam proses belajar mengajar dapat berpengruh terhadap
proses dan hasil belajar, sebab besar dan kecilnya perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru di pengaruhi oleh cara
penyajiannya. Dengan kata lain lain jika seorang guru hanya menggunakan
ceramah tanpa media yang menunjang, maka siswa cepat bosan atau
perhatianya kurang terhadap materi yang di sampaikan.
Menurut pengakuan dari para siswa, rendahnya kemampuan siswa
dalam menulis karangan di karenakan kurangnya efektifnya pembelajaran
yang di ciptakan guru. Akan tetapi kesalahan tidak sepenuhnya berasal
dari guru karena seperti yang di jelaskan di atas, ketidak efektifan itu
sebenarnya di karenakan oleh kurangnya kreatifitas guru dalam
penggunaan media pembelajaran sehingga tidak bisa mengembangkan
potensi-potensi yang ada pada diri siswa agar secara leluasa
mengapresikan perasaannya.
Hasil studi pendahuluan terhadap siswa kelas IV SDN 1 Kebon
Ayu Gerung menunjukan kemampuan menulis karangan siswa masih
sangat rendah yakni dengan nilai rata-rta 5.30 dengan nulai ketuntasan
menimal (KKM) untuk pelajaran bahsa indonesi kelas IV SDN 1 Kebon
Ayu Gerung adalah 60.
Sedangkan hasil wawancara dengan wali kelas IV SDN 1 Kebon
Ayu Gerung di dapatkan informasi tentang siswa bahwa: (1) siswa masih
kesulitan dalam menuangkan kreatifitasnya dalam bentuk tulisan, (2)
penggunaan ejaan dan tanda baca masih kurang dalam penulisan karangan,
2
(3) kuranganya penglaman sehingga dalam penulisan karangan sangat
terbatas.
Sudah banyak sekali penelitian yang di lakukan untuk
meningkatkan kemampuan menulis dengan menggunakan media, seperti
sebuah judul penelitian yang pernah di lakukan yaitu “ peningkatan
kemampuan menulis puisi dengan media lagu siswa II MA AL- Raisyah
Sekarbela.” Dari sekian banyak penelitian yang pernah di lakukan dengan
media yang di lakukan dengan berbagai media yang di manfaatkan dalam
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Ini membuktikan bahwa
keterampilan menulis itu sangat di butuhkan.
Dalam penelitian ini penelitian mengambil judul “ Meningkatkan
Kemampuan Menulis Cerita Dengan Media Audio Visual Gerak (AVG)
Siswa Kelas IV SDN 1 Kebon Ayu Gerung “ Belajar dari penelitian yang
pernah dilakukan bahwa dengan menggunakan media pembeljaran
terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa sangat di
butuhkan untuk merangsang atau member stimulus pada siswa tentang apa
yang akan di tulisnya. Kita harus mampu memancing bakat dari diri siswa,
karena kemampuan atau potensi itu tidak akan muncul tanpa di latih dan di
gali dari diri siswa. Untuk itu peneliti mencoba dengan sebuah media
yangn sangat dekat dengan siswa dan sangat di senangi siswa yakni
menonton sebuah dongeng dengan menggunakan bantuan LCD untuk
mengasah kreatifitas siswa dalam menulis cerita.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar di atas, maka permasalahan yang akan di
teliti adalah “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis cerita
dengan media audio visual gerak (AVG) siswa kelas IV SDN 1 Kebon
Ayu Gerung tahun pelajaran 2009/2010?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
siswa siswa dalam menulis cerita menggunakan media audio visual gerak
pada siswa kelas IV SDN 1 Kebon Ayu Gerung tahun pelajaran
2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini di harapkan akan memberikan manfaat
bagi berbagai pihak seperti siswa, guru, sekolah dan juga bagi mahasiswa
PGSD. Berikut adalah manfaat dari penelitian tersebut :
1. Bagi siswa
Dengan dilaksanakan penelitian ini, diharapkan akan
meningkatkan minat siswa dalam menulis, dan dari peningkatan minat
ini akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita.
2. Bagi guru
Manfaat yang dapat diambil dari PTK ini bagi para guru seperti:
4
a. Guru dapat menggetahui atau merepkan pelajaran dengan
menggunakan media audio visual gerak untuk meningkatkan
kemampuan menilis cerita.
b. Guru akan lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran kerena
dapat menguasai metode dan strategi yang berfariasi.
3. Bagi sekolah
Dengan diadakannya PTK ini, diharapkan dapat meningkatkan
mutu sekolah tersebut khususnya dalam hal pembelajaran meulis
cerita.
4. Bagi mahsiswa PGSD
Hasil-hasil penelitian ini juga memberikan bahan pertimbangan
dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia.
E. Definisi Oprasional
a. Meningkatkan adalah mempertinggi, memperhebat dari sebelumnya.
b. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, untuk
melakukan sesuau.
c. Menulis adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan atau
matero ajar dari guru sebagai komunikator kepada siswa.
d. Meningkatkan kemampuan menulis adalah suatu upaya dalam
membuat sesuatu lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya, yang
sebenarnyadia sudah memiliki pengetahuan tentang hal tersebut
5
(menulis) namun masih belum dapat dikeluarkan secara total/optimal
dalam hal menulis, sehingga perlu untuk ditingkatkan.
e. Cerita adalah suatu yang menjadi ungkapan dan yang ingin
diasampaikan kepada pihak lain.
f. Media adalah segala sesuatu yang dapat di artikan sebagai segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru
sebagai komunikator kepada siswa.
g. Audio Visual Gerak (AVG) adalah media yang dapat menampilkan
unsure suara dan gambar yang bergerak misalnya film suara dan video.
F. Kerangka Pemecahan Masalah
Dari permasalahan diatas, alternatif dalam penyelesaian masalah tersebut
adalah dengan menggunakan media Audio Visual Gerak (AVG) dirasakan
mampu untuk peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerita karna
dalam proses pembelajaran masing-masing siswa dituntut untuk
berkonsentrasi agar bisa menulis cerita dengan baik.hal ini sesuai dengnan
fungsi kompensatoris media bahwa media visual yang memberikan
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Sehingga semakin banyak alat indra yang yang
yang berperan dalam proses belajar mengajar maka kemampuan siswa
untuk mengingat semakin banyak.Azhar Arsyad (2007 : 16).
Adapun langkah – langkah dalam memecahkan masalah yaitu:
6
1. Mempersiapkan RPP secara matang dengan menggunakan media Audio
Visual Gerak (AVG) untuk peningkatan kemampuan siswa dalam menulis
cerita kelas IV SD.
2. Mengoptimalkan pelaksanaan media Audio Visual Gerak yang telah
disusun untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Adapun bentuk kegiatan yang telah di susun meliputi:
a. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Menguji pemahaman siswa
3.embuat format penilaian
4. Menentukan Kreteria keberhasilan
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori Pendukung Penelitian
1. Hakikat Menulis
Atar Semi (2007:14) mengatakan bahwa menulis adalah suatu
kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang-lambanng tulisan.
Dalam pengertian ini, menulis itu memiliki tiga aspek utama. Yang
pertama, adanya tujuan atau maksud tentu yang hendak dicapai.
Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.
Ketiga, adanya system pemindahan gagasan itu, yaitu berupa system
bahasa.
Menurut Tarigan (Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang atau grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gafik tersebut. Symsudin (Hasani, 2005:1) menulis adalah
aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan
secara logis dan sistimatis dalam bentuk tulisan sehingga pesan
tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. Menurut Hasani (2005:2)
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi.
8
Jadi, secara tidak langsung menulis merupakan kegiatan yang
produktif dan ekspresif, sehingga menulis harus mampu
memampaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur
bahasa, dan kosa kata. (kamus Online /www.tolong.in definisi menulis
menurut para ahli)
2. Langkah-langkah Menulis
Menulis merupakan suatu proses kreatif. Artinya, menulis itu
merupakan sebuah keterampilan yang dilakukan melalui tahapan yang
harus dikerjakan dengan mengarahkan keterampilan, seni, dan kiat
sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Sebagai sebuah prose
kreatif, menulis mesti dilakukan dengan system kerja yang terprogram
didalam pikiran penulis bagaikan seseorang yang hendak membanngun
sebuah rumah. Sebelum dimulai sudah ada gambaran umum tentang
sosok atau bentuk rumah yang akan dibangun. Atar semi, (2007 : 40)
Agar pekerjaan menulis dapat berjalan lancar, diperlukan
pemahaman tentang hakikat kegiatan menulis yang mesti dipunyai dan
mesti dilalui sebelum dan selama menulis.
2.1 Keterampilan Dasar Menulis
Menurut Atar semi (2007) tulisan yang baik adalah tulisan yang
berisi gagasan atau topik yang mampu menambah pemahaman dan
pengetahuan pembaca. Selain itu, tulisannya menarik. Artinya, tulisan
itu enak dipandang dan enak dibaca. Enak dipandag disebabkan
penataannya sebagai sebuah karya tulis teliti dan memperhitungkan
9
nilai-nilai keindahan. Enak dibaca, diartikan tulisan itu disajikan dengan
menggunakan bahassa yang hidup dan segar dan dengan gaya yang
sesuai dengan tinnggkat pendidikan pembaca.
Untuk menghasilkan tulisan yang enak dipandang dan enak
dibaca, penulis sebaiknya menguasai tiga ketermpilan dasar dalam
menulis.diantaranya adalah :
a. Keterampilan Berbahasa
Menulis merupakan suatu kegiatan memindahkan bahasa lisan
kedalam bentuk tulisan dengan mengunakan lambang-lambang
grafem. Oleh sebab itu, tidak mungkin orang akan lancar menulis apa
bila tidak memiliki keterampilan berbahasa tulis. Keterampilan
berbahasa tulis, pada dasarnya sama dengan keterampilan berbahasa
lisan. Hal itu disebabkan sama-sama berbentuk puncurahan gagasan
dengan menggunakan lambang bahasa yang membedakannya, dalam
bahasa lisan, lambang bahasa yang dikenakan ialah lambang bunyi,
sedangkan dalam bahasa tulis lambng bahasa yang digunakan adalah
lambang tulisan atau disebut grafem.
b. Keterampilan penyajian.
Keterampilan penyajian adalah keterampilan menyusun gagasan
sehingga kelihatan semuanya kompak dan rapi. Antara satu bagian
dengan bagian yang lain memperlihatkan kaitan atau hubungan yang
harmonis.
10
c. Keterampilan Perwajahan
Keterampilan perwajahan adalah keterampilan menata bentuk fisik
sebuah tulisan sehingga tulisan itu kelihatan rapi dan sedap dipandang
mata.
2.2 Proses Menulis
Tahap atau proses penulisan itu bisa dibagi menjadi tiga tahap, yakni :
a. Tahap Pratulis
Artinya disini sebelum menulis ada kegiatan persiapan yang
harus dilakukan yakni menetapkan topik, menetapkan tujuan,
mengumpulkan informasi pendukung, dan yang terakhir merancang
tulisan.
b. Tahap Penulisan
Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting karna
pada tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap
pratulis dituangkan kedalam kertas. Ditahap ini diperlukan adanya
konsentrasi penuh.
c. Tahap Paskatulis
Setelah draf atau konsep tulisan selesai, ada tahap ketiga yaitu
tahap pasca tulis, yaitu tahap penyelesaian akhir tulisan.
11
2.3 Ciri-ciri Tulisan yang Baik.
Menurut Tarigan (2008 : 6) cirri-ciri tulisan yang baik itu
antara lain :
a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis
mempergunakan nada yang serasi.
b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun
bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis
dengan jelas dan tidak samar-samar, manfaatkan struktur kalimat,
bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang
diinginkan oleh penulis. Dengan demikian, para pembaca tidak susah
payah bergumul memahami makna yang tersurat dan tersirat.
d. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis
secara menyakinkan, menarik minat para pembaca terhadap pokok
pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk
akal dan cermat-teliti mengenal hal itu.
e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk
mengeritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.
f. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah.
Kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara seksama,
memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-
kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.
12
Secara singkat, cirri-ciri tulisan yang baik itu seperti berikut ini :
a. Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide anda.
b. Jelas: jangan membingungkan para pembaca.
c. Singkat : jangan memboroskan waktu para pembaca
d. Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beraneka ragam;
berkarya dengan penuh kegembiraan.
Mengenai tulisan yang baik, Alton C. Morris beserta rekan-
rekannya dalam Tarigan (2008) mengemukakan pendapat sebagai berikut :
“tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif.
Semua komunikasi tulis adalah efektif dan tepat guna”.
a. Kalau penulis tahu apa yang harus dikatakan, kalau dia mengetahui
benar-benar pokok pembicaraannya;
b. Kalau penulis tahu bagaimana caranya memberi struktur terhadap
gagasan-gagasannya; dan
c. Kalau penulis menngetahui bagaimana caranya mengekspresikan
dirinyadengan baik, yaitu kalau dia menguasai suatu gaya yang serasi”
3. Media
3.1. Pengertian Media
Dalam pross pembelajaran kita mengenal istilah media. Media
biasanya digunakan untuk memudahkan proses belajar mengajar sehingga
hasil yang dicapai bisa maksimal. Arif ( 2009 : 6) menyatakan bahwa kata
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
13
segala sesuatu yang dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru sebagai komunikator kepada
siswa.(Ginting, 2008 : 140)
Asosiasi Teknologi dan Komuniasi Pendidikan (AECT) di
Amerika, membatasi media segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan informasi. Arif (2009 : 6) dalam media
pendidik menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan peran serta merangsang siswa untuk
belajar buku. Film, keset, film bingkai adalah contoh-contohnya, Arif
(2009:6) dalam media pendidikan.
Asosiasi Pendidikan Nasional, dalam Arif (2009 : 7) memiliki
pengertian yang berbeda, yakni media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya dapat dimanipulasi,
dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada
persamaan diantara batasan tersebut yaitu media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima
kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, parasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media Audio Visual Gerak
Adalah media yang dapat menampilkan unsure suara dan gambar
yang bergerak misalnya film suara dan video.
14
Media ini menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu
yang dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata manusia. Pada
beberapa jenis peralatan audio visual gambar yang ditampilkan juga dapat
bergerak.
Keunggulan dari media audio visual adalah bahwa dengan semakin
banyaknya pancaindra yang dilibatkan dalam proses komunikasi
pembelajaran, maka semakin banyak materi pembelajaran yang dapat
diserapoleh siswa. Di samping itu, media audio visual dapat menyajikan
obyek dan pristiwa nyata di kelas untuk dijadikan bahan pembahasan atau
diskusi yang menarik. Azahar Arsyad (2007 : 16) dalam media
pembelajaran, mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media audio visual gerak, yaitu :
a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran
b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
15
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan meningatkannya
kembali.
3.2. Pemilihan Media Untuk Pembelajaran
Dasar Pemilihan Media Untuk Pembelajaran
Seperti yang pernah dikatan bahwa media pada dasarnya dalah
“bahasanya guru”. Artinya dalam proses penyampaian pesan pembelajaran,
guru harus pandai memilih “bahasa apa”yang paling mudah dimengerti dan
dipahami siswanya. Apakah pesan akan disampaikan dengan bahsa verbal,
bahasa visual, atau bahasa non verballainya, apakah peasan itu disampaikan
melalui peralatan atau dengan pengalaman langsung.
Berbeda dengan hal yang di atas, Bruner (1956) dan kemudian
Traver (1964) berpandangan bahwa realism tidak menjamin bahwa
informasi yang berguna dapat dipersepsi atau dirasakan, dipelajari, dan
diingat ini berarti bahwa ada kemungkinan suatu gambar garis yang
sederhana (sketsa) lebih baik dari sebuah objek sebenarnya.
Berdasarkan komponen – komponen dari system intruksional inilah
kreteria pemilihan media di buat . kreteria yang menjadi focus di sini antra
16
lain krakteristik siswa, tujuan pembelajaran, bahan ajar, karakteristik media
itu sendiri dan sifat pemanfaatan media.
1. Karakteristik Siawa
Krakteristik siswa adalah keseluruhan pola dan kemampuan yang
ada pada siswa sebagai hsil dari pembawaan dan pengalamannya
sehingga menentukan pola akyifitas dalam meraih cita-citanya.
Setidanya ada tiga hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa yaiti:
Keadaaan yang berkenaan dengan kemampuan awal yaitu
kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembeljaran.
Krakteristik yang verhubungan denga latar belakang, lingkungan
hidup, dan status social.
Krakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan
keperibadian, menurut winkel (1989 : 84 ). Meliputi fungsin
kognitif, konatif dinamik, fungsi afektif, sensor motorik dan
beberapa hal lain yang menyangkatut keperibadian.
2. Tujuan Belajar
Dasar pertimbangan lainnya adalah merumuskan tujuan
pembelajaran. Secara umum tujuan pembelajaran yang diusahakan
untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni mendapatkan pengnetahuan,
penanaman konsep, dan keterampilan, serta pembentukan sikap.
Ketigany dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Relevan
denngan hal ini, hasil belajar tersebut meliputi:
17
Hal ihwan keilmuan dan pengnetahuan, konsep atau fakta
(kognitif).
Hal ihwan personal, keperibadian atau sikap (afektif).
Hai ikwan kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
3. Sifat Bahan Ajar
Banyak jenis aktiviatas yang bisa dilakukan siswa di sekoalah. Isi
bahan ajar tidaj cukup hanya menuntut aktivitas siswa seperti
mendengarkan dan mencatat, tetapi menurut B. Diedrich (Sardiman,
1994:100), aktivitas siswa dalam belajar di sekolah terdapatb 177 jenis.
Jumlah yang banyak itu oleh Diedrich kemudian dikelompokan menjadi
delapan diantaranya visual activities, Oral Aktivities, Listening
activities, Writing activities, Drawinng akttivities, Motor activities,
mental activities, emotional activities.
Kalau berbagai macam kegiatan didukung oleh media
pembelajaran yang tepat, tentunya lingkungan belajar pun akan lebih
dinamis, tidak membosankan dan benar – benar menjadi pusat
aktiviatas yang maksimal.
4. Pengadaan Media
Dilihat dari pengadaannya, menurut Arif S. Sadiman, media dapat
dibagi menjadi dua macam, pertama, media jadi yakni media yang
sudah jadi komoditi perdagangan. Walapun hemat waktu, hemat tenaga,
dan hemat biaya bila dilihat dari kestbilan materi penggunaanya namun
kecil kemungkinaan sesuai pembelajaran. Hal ini di sebabkan tujuan
18
pembelajaran media tersebut tidak khusus untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang spesipik seperti yang bisa terjadi di kelas, tetapi
tujuan tersebutdibuat lebih umum untuk kelompok yang umum juga.
Ada beberapa cara untuk memanfaatkan media jadi ini agar tetap dapat
membantu mengefisiensi dan mengektifkan proses pembelajaran, yakni
terlebih dahulu guru mempelajari media tersebut untuk mengetahui
bagian-bagian mana yang sesuai dengan tujuan dan materi.langkah
berikutnya adalah mengintegrasikan bahan media jadi tersebut dengan
rencana pembelajaran, meliputi tujuan, materi, metode, waktu dan
hirarki belajar.
5. Sifat Pemanfaatan Media
Dilihat dari sifat pemanfaatannya media pembembelajaran terdapat
dua macam yaktu, media primer dan media skunder:
a. Media primer yaitu, media yang diperlukan atau harus digunakan
guru untuk membantu siswa dalam proses pembeljaran. Media
semacam ini biasanya dimanfaatkan guru dalam proses pengajaran
di kelas, yakni sebagai alat bantu proses mengajar karena sifatnya
diperlukan maka guru harus betul-betul mempersiapkannya.
b. Media sekunder media ini bertujuan untuk memberikan pengnyaan
materi. media sekunder ini juga bisa dijadikan sumber belajar
dimana semua siswa dapat belajar secara mandiri atau kelompok.
19
3.3. Jenis dan krakteristik media Audio Visual Gerak
Dalam pengertian media teknologi pendidikan, media atau bahan
sebagai sumber belajar merupakan komponen dari system intruksional di
samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini
masih sering di kacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah
perangkat lunak (sofwer) berisi pesan atau informasi pendidik yang
biasanya di sajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau
perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan
peasan yangn terkandung dalam medaia tersebut (AECT, 1977). Dengan
masuknya berbagai pengaruh kedalam khazanah pendidikan seperti ilmu
cetak – mencetak, komunikasi dan laju perkembangan teknologi, elektronik,
media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis format salah
satunya media audio visual gerak.
Karakteristik atau cirri – cirri khas suattu media berbeda menurut
tujuan atau maksud mengelompokkannya. Dari contoh pengelompokan
yang diadakan oleh Schramm, kita bisa meliha media menurut karakteristik
ekonominya, lingkup sasarannya yang dapat dilliput, dan kemudahan,
control pemakaian. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut
kemampuan membangkitkan ransangan indra penglihatan, pendengaran,
perabaan, pengucapan, maupun penciuman, atau kesesuaian dengan
tingkatan hiararki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya.
Karakteristik media ini sebagai mana dikemukakan oleh kemp (1975)
merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu.
20
Jadi klafikasi media, karateristik media, dan pemilihan media merupakan
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan starategi pembelajaran.
Salah satu penggunaan media yang digunakan dalam penelitian ini dalah
kartun atau film dongeng dimana kartun sebagai salah satu bentuk
komunikasi grafik adalah suatu gambar interpretetif yang menggunakan
symbol – symbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas
atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengruhi sikap
maupun tingkah laku.
Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus
disampaikan dan menuan ngkann ya kedalam gambar sederhana. Kartu
dapat digambar detail dengan menggunakan symbol-simbol serta
krakteristik yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau makna
kartun mengena, pesan yang bisa disajiakan secara ringkas dan kesannya
akan tahan lama dalam ingatan.
B. Kerangka Berfikir
Pencapaian kemampuan baru oleh siswa dan terjadinya perubahan
siakap dapat terjadi karna adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor yang berasal dari dalam siswa maupun faktor lain di luat dari
siswa yang mendasari tercapainya kemampuan baru atau sikap baru pada
hakikatnya adalah bekal-bekal kemampuan motorik yang telah dimiliki
siswa yang menjadi prasyarat kemampuan tersebut.
21
Untuk mencapi kemampuan baru tersebut, dalam kenyataanya kita
sering mempunyai siswa yang tidak memiliki bekal yang cukup. Agar
siswa semacam ini terdorong untuk memdapat menguasai kemampuan-
kemampuan baru itu harus ditunjang dari luar, ia perlu di rangsang dan
ditolong oleh faktor-faktor dari luar dirinya. Rangsangan tersebut dapat
dari materi pelajaran, bahan rekaman (kaset audio, kaset video, film),
buku-buku bacaan, peristiwa-peristiwa dan benda-benda lain.
Penggunaan media pembelajaran merupakan cara untuk menarik
dan mengarahkan perhatian siswa pada saat nenerima pelajaran, sehingga
siswa bisa membentuk persepsi yang sama tentang materi pelajaran
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian tindakan yang dapat di ambil adalah: “Jika media
audio visual gerak di gunakan secara optimal dalam pelajaran bahasa
Indonesia kelas IV SDN 1 Kebon Ayu gerung, maka dapat meningkatkan
kemampuan menulis cerita siswa”.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang termasuk
jenis penelitian kualitatif. (Arikunto,2009:3) menyatakan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakansuatu pencermatan teehadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama.
Menurut Sumarna, (2007:5) penelitian berbasis kelas merupakan
proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah
ditetepkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
pencapaian belajar.
PTK adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan
atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita dengan
menggunakan media audio visual gerak.
23
Pelaksananan penelitian ini mengikuti komponen-komponen
penelitian tindakan kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas tiga
siklus. Setiap siklus terdidi dari komponen perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Dalam model penelitian tindakan kelas, langkah pertama yang
dilaksanakan adalah melakukan perencanaan tindakan..
24
Tabe 3.1 1Alur PTK Meningkatkan Kemamapuan Menulis Cerita Dengan Media Audio Visual Gerak (AVG) Siswa Kelas IV SDN 1 Kebon
Ayu
25
Pra siklusKeadaan siswa:1. Belum mampu membuat cerita dengan baik.2. Belum mampu menemukan ide pokok.
Rencan Tindakan
1. Mendesain pembelajaran menggunakan media AVG dlm bentuk RPP.
2. Menyiapkan media Televisi3. Menyiapkan format observasi guru,siswa,format
daftar nilai, LKS
Observasi1. aktivitas dan evaluasi siswa
antusias siswa dlm kegiatan pembelajaran Intraksi siswa dgn guru intraksi siswa dlm menonton. kemamapuan siswa dlm menulis cerita
2. aktivitas dan evaluasi guru menjalankan RPP
Pelaksanaan Tindakan1. kegiatan awal:apersepasi, motivasi,
menngemukakan tujuan pembelajaran.2. kegiatan inti:
siswa menonton flm guru menulis bagian-bagian yang dianggap
mentenangkan dalam flm. guru menugaskan untuk menulis karangan
sederhana denngan menggunakan hal-hal yg dianggap menarik untuk dijadikan judul karangan.
guru membagikan selembar kertas untuk mengarang sesuai dengan judul yang dipilihnya kemudian mengembangkannya gengan bahasa sendiri.
3. kegiatan akhir: rrefleksi kegiatan pembelajaran.
LAPORAN PTK
BERHASIL
Refleksi
1. Hasil belajar2. Minat siswa3. Aktivitas siswa4. Aktivitas guru5. Permasalahan muncul
BELUM BERHASIL
1. Merevisi tindakan pada siklus I seperti:-suara tv tidak terlalu jelas-bimbingan-bimbingan lebih darahkan pada siswa yang kurang aktif/berpartisipasi
2. melakukan tindakan pada siklus II
Judul PTK “meningkatkan kemamapuan menulis cerita dengan media audio visual gerak siswa SDN 1 Kebon Ayu Gerung Tahun Pelajaran 2009/2010
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu siklus I dilakukan pada hari kamis 28 januari 2010 pukul 07.30
wita sampai dengan 10.00 wita. Dan siklus II dilaksanakan pada hari
senin tanggal 8 februari 2010 pukul 07.30 wita sampai dengan 10.00
wita. Semester genap tahun pelajaran 2009/2010.
2. Tempat penelitian ini di lakukan di SDN 1 Kebon Ayu Gerung
Lombok Barat.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester II SDN 1
Kebon Ayu Gerung Lombok Barat Tahun Pelajaran 2009/2010. Adapun
jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah 32 orang siswa
yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.
Obyek penelitian ini adalah Penengkatan kemampuan menulis cerita
dengan media audio visual gerak pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
D. Rancangan Tindakan
1. Tahap Perencanaan
Rencana peneletian yang akan dilakukan dalam
menggunakan media audio visual gerak untuk meningkatkan siswa
kelas IV SDN 1 Kebon Ayu Gerung dalam menulis cerita antara
laian sebagai beriku:
26
a. Guru menyusun silabus berdasarkan kompetensi dan
kompetensi dasar ketermpilan menulis mata pelajaran bahasa
Indonesia SD Kelas IV semester 2 seperti yang tercantum pada
trandar isi (lampiran permendiknas No.22/2006) dalam silabus
dicantumkan nama sekolah, identitas mata pelajaran (nama
mata pelajaran, kelas/semester, komponen, aspek dan standar
kompetensi), kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan belajar,
indikator, penilaian (teknik, bentuk, contoh instrument),
alokasi waktu, dan sumber/media belajar.
b. Guru mengembangkan silabus menjadi rencana pelaksanaan
pembelajaran (nama mata pelajaran, kelas/semester,
komponen, aspek, tandar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, alokasi waktu), tujuan pembelajaran materi
pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, penilaian
dan sumber penilaian.
c. Guru melakukan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pada tahap ini,
penelitian melibatkan kkolaborator untuk mengamati
pelaksanaan tindakan.
d. Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam psoses
belajar mengajar.
27
e. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk
observer dalam menilai ketepatan RPP dengan yang
dilaksanakan oleh guru.
Peneliti menganalisis data hasil keterampilan siswa dalam
menuli cerita. Peneliti melakukan replaning untuk merencanakan
tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya berdasarkan
hasil refleksi bersama kolaborator.
Peneliti melakukan tindakan pada siklus I sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Hasil analisis data dibandingkan dengan
hasil tes nilai sebelum menggunakan media untuk mengetahui
efektifitas pengunaan media audio visual gerak. Langkah selanjutnya
adalah melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh kolaborator. Jika penggunaan media audio visual
gerak dinilai sudah memberikan nilai yang signifikan sesuai dengan
indikator keberhasilan. Penilaian dianggap selesai dan tinggal
melakukan tindakan pemantapan kepada siswa. Namun, jika hasil
analisis data belum menunjukan hasil yang signifikan, peneliti
kembali melakukan refleksi bersama kolaborator untuk
merencanakan tindakan perbaikan (replaning) yang akan
dilaksanakan pada siklus berikutnya
28
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap implementasi, penelitian malakukan tindakan sesuai
rencana tersusun dalam RPP. Secara garis besar, tindakan yang
dilaksanakan pada setiap siklus sesuai denga yang tersusun dalam RPP
antara lain sebagai berikut.
a. Kegiatan awal
Guru melakukan apersepsi
Guru menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan oleh
siswa.
Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru membegi siswa kedalam beberapa kelompok
b. Kegiatan inti
Siswa duduk di tempat yang telah disediakan oleh guru
Guru memutarka film dongeng yang telah dipilih sebelumnya
yaitu dongeng “Pertualangan si Kancil”.
Setelah film selesai diputarka, guru menanyakan kepada
siswa bagian mana yang mereka sukai dalam dongeng si
kancil tersebut.
Guru menuliskan di papan tulus bagian-bagian yang dianggap
menyenangkan dalam dongeng si kancil antara lain:
- Si kancil tejatuh dilubang yang dalam.
- Raja hutan akan menyantap si kancil.
- Saat kancil akan menolong si kerbau dungu.
29
Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan sederhana
dengan mengunakan hal-hal yang mereka sukai dalam film si
kancil sebagai judul karangan mereka.
Guru membagikan selembar kertas untuk menulis sebuah
cerita denan ide pokok yang telah dipihnya sendiri kemudian
mengembangkannya dengan bahasa sendir tentu saja dengan
memperhatikan aspek-aspek yang akan di nilai dalam
menulis cerita yakni kemenarikan ide, memperhatikan ejaan/
tanda baca dan perwajahan .Siswa bisa menempatkan ide
pokok yang telah mereka pilih dimana saja, bisa diawal,
tengah maupun akhir tergantung kreatifitas siswa itu sendiri.
c. Kegiatan akhir
Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang
bagaimana memilih ide pokok dalam menulis cerita dan
bagaimana menulis cerita dengan baik.
Guru memberikan kesimpulkan tentang materi yang
diajarkan.
Guru mengakhir pelajaran dengan berdo’a.
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi dan evaluasi di laksanakan pada saat penelitian
tindakan berlangsung. Observasi dilakukan observer dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
30
Observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio
visual gerak. Evaluasi dilakuka oleh guru (observer) untuk mengetahui
apakah prestasi belajar yang diinginkan pada kegiatan tersebut sudah
tercapai.
4. Tahap Refleksi
Tahap ini sangat penting untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang hasil tindakan yang telah di laksanakan. Refleksi juga
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam
melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Adapun langkah-langkah dari kegiatan refleksi ini adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis semua permasalahan yang timbul pada siswa.
2. Menganalisis pendekatan pembelajaran yang di berikan pada siswa.
3. Menganalisis proses KBM dan peningkatan hasil belajar.
Hasil analisis data yang di lakukan pada tahap ini akan di
pergunakan sebagai acuan untuk merencanakan dan melakukan siklus
berikutnya.
31
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah:
Aspek Yang DiamatiKualitas diskriptor
Kualitas indikator
ya tidak 1 2 3 41.Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
Masuk kelas tepat waktu Menyiapkan kelengkapan belajar Tidak mengerjakan kegiatan lain pada saat
melakukan pembelajaran menggunakan media AVG
2. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
Memperhatikan apa tang di sampaikan guru sebelum melakukan pelajaran mennggunakan media AVG
Mampu merespon pertanyaan guru secara tepat. Tidak terpengruh oleh situasi diluar kelas.
3. Intraksi siswa dengan guru Memperhatikan penjelasan guru secara tepat Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang
materi yang belum di pahami Mampu menjawab pertanyaan guru secara tepat
4.Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media AVG
Melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh guru
Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media AVG sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Menulis cerita dengan benar5.Intraksi siswa dalam menonton dongeng si kancil
Siswa menonton dengan antusias Keseriusan siswa dalam menonton dongeng. Siswa mencoba menceritakan bagian yang dia
sukai.6. Kemampuan siswa dalam menulis cerita
Apakah pemilihan ide/isi cerita sudah menarik. Apakah ejaan/ tanda baca sudah tepat Apakah ketepatan/perwajahan dalam cerita
sudah bagus.
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 3.2: Lembar Aktivitas Siswa
Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru
Tabel 3.3: Lembar Aktivitas Guru
32
Aspek yang diobservasi
Kualitas
deskriptor kualitas indikator
ya tidak 1 2 3 4
1. Perencanaan dan Kesiapan Pembelajaran Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Menyiapkan kelengkapan untuk kegiatan
belajar mengajar Menyiapkan siswa untuk siap belajar
2. Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengitkan materi yang di bahas dengan
situasi dunia nyata siswa.3. Pengturan kegiatan pembelajaran Media AVG
Menyampaikan pengarahan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenerio pembelajaran.
Membagikan lembar kerja siswa untuk menulis cerita.
4. Membimbing siswa dengan pembelajaran media AVG Memutarkan flm si kancil Menyebutkan bagian-bagian yang menarik
untuk dijadikan ide pokok dalam menulis cerita
Mengawasi siswa agar tetap tenang dalam menonton flm.
5. Pemberian umpan balik terhadap hasil kegiatan siswa Meminta siswa menceritakan dengan
singkat hal-hal yang dia sukai dalam menonton Film.
Memberikan penghargaan atas keberanian siswa atas keberaniannya bercerita berupa tepuk tangan.
Melakukan tany jawab dengan siswa untuk menarik kesimpulan dari menonton dongeng kancil sehingga bias menjadi inspirasi untuk menulis cerita.
6. Mengakhiri pelajaran Memberikan siswa selembar kertas untuk
menulis sebuh cerita berdasarkan film yang ditonton.
Mengumpulkan hasil cerita Mengakhiri pelajaran dengan berdoa
Data aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung dianalisis
dengan cara menentukan skor yang diperoleh. Dapat dilihat pada skor dpbawah
ini:
33
Skor 4 diberikan jika terlaksana 3 deskriptor
Skor 3 diberikan jika terlaksana 2 deskriptor
Skor 2 diberikan jika terlaksana 1 deskriptor
Skor 1 doberikan jika tidak terlaksana semua descriptor.
(Nurkencana, 1999)
Tabel 3.4 Tes Akhir (Prestasi Belajar Siswa)
Tabel 3.4: Tabel Standar Penilaian
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
NO Nama Siswa Aspek Penilaian Jumlah Nilai Ket
A.
Kemenarikan
(10-50)
B.
Ejaan/tanda
baca
(10-30)
C.
Perwajahan
(10-20)
Penilaian tertulis dengan criteria:
1. Kemenarikan ide/isi : 50
2. Ejaan/tanda baca : 30
3. Perwajahan : 20
Tolak ukur penilaian :
1. Kemenarikan isi/ide
- Nilai 50 jika jika judul dan isi dan judul berkaitan
34
- Nilai 4 0jika jika isi dan judul menarik
- Nilai 30 jika seluruh isi dan judul seluruhnya berkaitan
- Nilai 20 jika sebagian kecil isi dan judul yang salah
- Nilai 10 jaka jika judul isi dan judul tidak menarik dan tidak saling
berkaitan.
2. Kebenaran ejaan/tanda baca
- Nilai 30 jika seluluh tulisan benar ejaannya.
- Nilai 20 jika trdapat beberapa kesalahan
- Nilai 10 jika banyak yang salah ajaan
3. Perwajahan/keindahan tulisan
- Nilai 20 jika tulisanya rapi, sangat jelas dan bias dibaca.
- Nilai 10 jika tulisannya secara keseluruhan sukar dibaca.
F. Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini
meliputii:
1. Sumber data
Sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV
SDN 1 Kebon Ayu Gerung tahun pelajaran 2009/2010.
2. Jenis data
Jenis data yang didapatkan peneliti adalah :
a. Data hasil aktivitas kegiatan belajar siswa
b. Data aktivitas hasil mengajar guru.
c. Data peningkatan hasi belajar siswa.
35
3. Cara pengambilan data
Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Data aktivitas belajar siswa diambil menggunakan lembar
observasi yang di amati oleh observer pada tiap pertemuan.
Data aktivitas mengajar guru diambil menggunakan lembar
observasi yang diamati oleh observer pada tiap pertemuan.
Data peningkatan hasil belajar siswa dimbil dengan menggunakan
tes pada tiap siklus.
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini
dianalisis dengan menggunakan cara sebagai berukut:
1. Data Aktivitas siswa dan guru
Untuk menganalisis aktivitas siswa dan guru, di gunakan rumus
sebagai berikut:
NA= SASMi x 100
Keterangan:
NA =Nilai Akhir
SA = Skor Aktual
SMi= Skor Maksimal ideal
Katagori Penilaian
36
Dalam menerapkan katagori atau skala penilaian,
digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) berdasarkan prinsip
kurva normal, dengan rumus sebagai berukut:
Mi = 12x (Smak i – Smin i)
Mi = 12x (100 - 0)
= 12 x 100
= 50
SDi = 16 x (Smak i – Smin i)
SDi = 16 x (100) = 16,66 di bulatkan menjadi 17
Adapun pedoman Kreteria Penilaian Aktivitas Belajar
Siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5:Pedoman Kriteria Aktivitas Belajar Guru dan siswa
Interval Nilai Kreteria
> Mi + 2 Sdi 84 - 100 Sangat Aktif
Mi + 1 SDi s/d< Mi + 2 Sdi 67 - 83 Aktif
Mi – 1 SDi s/d < Mi + 1 Sdi 33 - 66 Cukup Aktif
Mi – 2 SDi s/d < Mi – 1 Sdi 16 - 32 Kurang Aktif
< MI – 2 Sdi < 15 Tidak Aktif
(Nurkencana, 1990)
37
2. Data Prestasi Belajar Siswa
Untuk menentukan ketuntasan belajar klasikal, dapat
digunakan rumus sebagai berikut:
KB : QrT x100%
Keterangan :
KB : Ketuntasan Belajar
Qr : Banyak siswa yang memperoleh nilai standar minimal atau siswa
yang memperoleh nilai ≥ 60.
T : Banyak siswa yang mengikuti tes.
Untuk bisa menggunakan rumus di atas, maka harus
dimulai dengan analisis data. Rumusnya sama dengan rumus
aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru yaitu:
Qr= SASMi x 100
Tabel 3.6: Tabel Standar Penilaian
Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
NO Nama Siswa Aspek Penilaian Jumlah Nilai Ket
A.
Kemenarikan ide/isi
(10-50)
B. Ejaan/tanda
baca
(10-30)
C. Perwajahan
(10-20)
Penilaian tertulis dengan criteria:
1. Kemenarikan ide/isi : 50
2. Penulisan Ejaan/tanda baca : 30
38
3. Perwajahan : 20
Tolak ukur penilaian :
1. Kemenarikan isi/ide
- Nilai 50 jika judul dan isi berkaitan
- Nilai 40 jika isi dan judul menarik
- Nilai 30 jika seluruh isi dan judul seluruhnya berkaitan
- Nilai 20 jika sebagian kecil isi dan judul yang salah
- Nilai 10 jika judul isi dan judul tidak menarik dan tidak saling berkaitan.
2. kebenaran ejaan/tanda baca
- Nilai 30 jika seluluh tulisan benar ejaannya.
- Nilai 20 jika trdapat beberapa kesalahan
- Nilai 10 jika banyak yang salah ajaan
3. Perwajahan/keindahan tulisan
- Nilai 20 jika tulisanya rapi, sangat jelas dan bias dibaca.
- Nilai 10 jika tulisannya secara keseluruhan sukar dibaca.
H. Indikator Kinerja Tindakan
Indikator kinerja tindakan yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah aktivitas belajar siswa, mengajar guru dan prsentase ketuntasan
belajar klasikal. Tindakan di katakan berhasil jika aktivitas belajar siswa
dan mengajar guru berkatagori aktif dan persentase ketuntasan yang
diperoleh mencapai 75%.dengan perolehan nilai ≥ 60.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan guru
kelas IV di dapatkan permasalahan mata pelajaran bahasa Indonesia
khususnya pada pelajaran menulis karangan, guru di SDN 1 Kebun Ayu
menglami kesulitan dengan media yang akan digunakan untuk
membangkitkan minat siswa menulis karang sehingga kemampuan
menulis cerita yang dimiliki siswa dapat meningkat, didapatkan nilai rata-
rata siswa untuk pelajaran bahasa Indonesia pada tengah smester siswa
kelas IV SDN 1 Kebon Ayu tahun pelajaran 2009/2010 adalah 5,30 data
ini menunjukan bahwa prestasi belajar bahasa Indonesia masih perlu
ditingkat lagi karna nilai rata –rata masih dibawah standar kriteria
ketuntasan minimal yang ditentukan untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia oleh sekolah yani 60.
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan menulis cerita dengan media audio visual gerak siswa kelas
IV SDN 1 Kebon Ayu tahun pelajaran 2009/2010 dengn jumlah siswa 32
orangn yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
40
Data pada penelitia ini terdiri dari data aktivitas siswa, data prestasi
belajar siswa dan data aktivitas guru. Data aktivitas siswa dan guru
diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi
sedangkan data prestasi belajar siswa diperoleh dengan menggunkan
instrumen berupa tes hasil belajar.
2. Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama untuk pembelajaran bahsa Indonesia dengan
mennggunakan media ausio visual gerak ini dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 28 januari 2010 Pada jam pukul 07.30 Wita sampai dengan 10.00
Wita. Materi yang akan disampaikan mengenai cara menulis karangan
yang memperhatikan tanda baca dan pemunculan ide/ gagasan.
Disampaikan dengan cara menonton sebuah cerita anak yang berjudul
“pertualangan si kancil”.uraian tentanng siklus ini pertahap sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh guru selanjutnya
adalah mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Peneliti mensosialisasikan pembelajaran mennggunakan media audio
visual gerak ( AVG) kepada guru kelas IV.
2. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Menyiapakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar evaluasi.
4. Mempersiapkan media berupa film “Pertualangan si Kancil”.
41
5. Merancang aspek format penilaian yang sesuai dengan standar
kompetensi.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan. Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan satu tujuan
khusus/kompetensi dasar yaitu tentang menyusun karangan dengan
berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf
besar, tanda titik, tanda koma) dengan melalui tahap pencapaian indikator
yaitu (1) menyusun kerangka karangan berdasarkan film yang ditonton.(2)
menentukan topik karangan berdasarkan film yang ditonton (3) menulis
karangan sederhana dengan memperhatikan kemenarikan ide/gagasan,
memperhatikan ejaan/tanda baca dan perwajahan.
Kegiatan pada tahap ini adalah adalah melakukan pembelajaran
pada siklus I. pada pembelajaran siklus I ini, guru mengawali kegiatan
awal dengan melakukan apersepsi yaitu dengan cara guru melakukan
orientasi berupa pertanyaan yang berupa kegiatan sehari-hari , guru juga
memberikan metivasi pada siswa dengan cara menjelaskan maanfaat apa
yang aka kita peroleh apabila kita bisa menulis cerita dengan baik.
Selanjutnya guru menjelaskan tentang cara penempatan tanda baca yang
baik, apa itu kemenarikan dan perwajahan dalam menulis sebuah cerita.
Pada kegiatan inti, disinilah saatnya siswa diminta untuk benar-
benar rmemperhatikan film yang akan ditanyangkan, karna berdasarkan
film itu nantinya siswa akan diminta untuk menceritakannya kembali
42
dengan bahasanya sendiridengan memperhatikan letak tanda baca,
perwajahan, dan kemenarikan.
Pada akhir pembelajaran memberikan umpan balik berupa
tanggapan dari seluruh hasil kegiatan dan guru jua memberikan
tugas.untuk membaca buku apapun dan menceritakan isi buku tersebut
kepada teman-teman didepan kelas.
c. Hasil Observasi dan Evaluasi Pembelajaran
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
Berdasarkan data pengamatan dari obsever tersebut
menyimpulkan sebagai berikut:
a. Guru masih kurang dalam membimbing siswa yang betul-
betul mengalami kesulitan.
b. Dalam penggunaan media, suara film yang ditonton terlalu
kecil sehingga siswa tidak terlalu terfokus dalam menonton
flm.
c. Guru masih kurang dalam pemberian penguatan sehingga
siswa kurang juga berpartisipasi dalam Tanya jawab. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
43
2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Pada tahapan ini pengmat akan mengamati aktifitas siswa
dalam pembelajaran berlangsung, aspek yang diamati adalah pra
pembelajaran, aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran,
pemanfaatan media dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan data hasil pengamatan kesimpulannya sebagai
berikut:
a. Masih banyak siswa yang kurang termotivasi dalam belajar.
b. Media yang kurang jelas suaranya sehingga siswa kurang
fokus.
c. Siswa masih banyak yang belum selesai mengarang hal
ini dimungkinkan penyebabnya masih ada siswa yang
ragu-ragu atau yang belum berani menuangkan
pikirannya dalam bentuk tulisan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
d. Refleksi Siklus I
Pada hari yang sama, setelah pelaksanaan siklus pertama selesa
langsung dilakukan refleksi terhadap hasil pengamatan. Refleksi
dilakukan di ruang guru bersama observer. Adapun komentar dan
saran yang diberikan observer adalah:
a. Guru masih kurang dalam membimbing siswa yang betul-
betul mengalami kesulitan.
44
b. Dalam penggunaan media, suara film yangditonton terlalu
kecil sehingga siswa tidak terlalu terfokus dalam menonton
film.
c. Guru masih kurang dalam pemberian penguatan sehinggga
siswa kurang berpartisipasi dalam tanya jawab.
Berdasarkan hasil observasi dan komentar dari observer maka akan
dilakukan perbaikan pada siklus II sebagai berikut :
a. Guru akan lebih memperhatikan siswa –siswa yang betul-
beyul mengalami kesulitan.
b. Guru akan menggunakan pengeras susara berupa “salon
tipe” agar siswa lebih terfokus dalam menonton film, agar
siswa lebih mengerti jalan cerita film yang ditonton
sehingga siswa lebih mudah dalam menulis cerita.
c. Guru akan memberikan hadih bagi siapa saja yang
memdapatkan nilai terbaik pada siklus I agar siswa lebih
termotivasi.
3. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Siklus pertama untuk pembelajaran bahsa Indonesia
dengan mennggunakan media ausio visual gerak ini
dilaksanakan pada hari senin 8 februari 2010 pukul 7.30
Wita sampai dengan 10.00 Wita. Materi yang akan
45
disampaikan mengenai cara menulis karangan yang
memperhatikan tanda baca dan pemunculan ide/ gagasan.
Disampaikan dengan cara menonton sebuah cerita anak
yang berjudul “pertualangan si kancil”flm sikanci.
Dengan memperbaiki kesalahan pada siklus pertama
maka untuk siklus kedua menonton menggunakan salon
uraian tentanng siklus ini pertahap sebagai berikut:
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap pelaksanaan siklus II, peneliti berusaha
mengupanyakan pelaksanaan siklus lebih efektif dan
menyenangkan dari siklus sebelumnya. Pelaksanaan
siklus II sama denngan pelaksanaan pada siklus I, hanya
saja ada penambahan pada media yakni memberikan
media pengeras suara agar suara lebih jelas terdengar
oleh siswa dan guru lebih menekankan pada penjelasan
mengenai tanda baca dengan cara anak yang tidak tuntas
pada siklus pertama diberikan perhatian husus agar
mereka lebih aktif.
c. Hasil Observasi dan Evaluasi Pembelajaran
Pada tahap observasi ini dilakukan oleh wali kelas IV
yakni bapak Muhtar S.Pd (wali kelas IV) selaku observer
yang bertugas mengamati guru dan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dilakukan oleh
46
pengmat adalah mengamati tindakan yang dilakukan oleh
guru dan siswa dari awal pembelajaran menulis
karangan sampai mengakhiri pembelajaran, sehingga
selama pembelajaran berlangsung diperoleh data sebagai
berikut:
1. Hasil Pengmatan Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil pengamatan dari dari observer
kesimpulannya sebagai berikut:
a. Aktifitas guru dalam membimbing siswa yang betul-betul
mengalami kesulitan dapat terlaksana dengan baik.
b. Alat peraga dilengkapi dengan pengeras suara sudah baik
sehingga siswa lebih terpokos.
c. Giru memberikan penguatan sehingga guru termotipasi
dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
d. Siswa sudah banyak menyelesakan karangan tepat waktu.
Hal ini menandakan sudah banyak siswa yang berani
menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan. Data dapat
dilihat dari pengolahan data observer aktivitas guru pada
tabel dibawah ini
2. Hasil Pengmatan Aktivitas Siswa
Pada tahapan ini pengmat akan mengamati aktifitas siswa
dalam pembelajaran berlangsung, aspek yang diamati adalah pra
47
pembelajaran, aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran,
pemanfaatan media dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa
kesimpulannya adalah sebagai berikut:
a. Siswa termotivasi dalam belajar
b. Semua siswa berpartisipasi dalam pembelajaran.
c. Pada tahap evaluasi siswa menyelesaikan tugasny tepat
waktu. Untuk lebih jelasnya data hasil obsevasi aktivitas
siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
d. Refleksi Siklus II
Pada hari yang sama setelah pelaksanaan siklus ke II
selesai langsung dilakukan refleksi terhadap hasil
pengamatan selama tindakan.Berbeda dengan siklus
pertam siklus kedua dilakukan di ruang kelas oleh
peneliti dan observer. Adapun saran dan komentar yang
diberikan observer adalah:
a. Guru telah maksimal memberikan penguatan
sehingga siswa berpartisipasi dan aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Aktivitas guru dalam membimbing siswa yang betul-
betul mengalami kesulitan lebih ditingkatkan, dan
dalam menggunakan alat peraga sudah baik.
48
c. Siswa dapat menyelesaikan tugas mengarang tepat
waktu, hal ini dikarenakan siswa yang tadinya ragu-
ragu atau kurang berani menuangkan pikirannya
dalam bentuk tulisan. Namun pada siklus ini sudah
mengalami peningkatan sehingga karangannya lebih
baik dari sebelumnya.
49
B. Pembahasan
1. Aktivitas Belajar Siswa
Hasil Menulis Siklus ITabel 4.1:Data Hasil Menulis Siklus I
50
NO Nama Siswa Siklus I
1 Ahmad suardi 552 Arini 603 Bagus Tio.V.S 604 Deni prtama 605 Herniati 656 Hamsiah 507 Helmiati S8 Hilawati S9 Jumardi 65
10 Jumilah 5011 Jumaenal 6512 Kurniawan 6513 Linda mulyani 6514 L.Dinamo.E.R 5515 Lufita dewi 7516 Misayu 5017 Munir hartoni 7018 M.Faesal Rosidi 5019 M.Yunus 5020 Musmulyadi 6021 M.Aris 7522 Nurhasani 5023 Nur Salim 5024 Nur Safitri 5025 Pipin Rahayu 6526 Parhan 65
27 Sarunu 5028 Sinami 75
29 Sukamawati 7030 Sumarni 7531 Yuliana 7532 Zubaedi 50
Jumlah Nilai 1820
Nilai Rata-rata 60% siswa yang memperoleh nilai standar minimal keatas
60%
Berdasarkan data diatas diperoleh nilai rata – rata 60 dan persentase
siswa yang memperoleh nilai standar minimaml keatas adalah 60%, dengan
nilai tertinggi 70, nilai sedang 60 dan nilai terendah 50 dari 30 siswa yang
ikut dalam proses pembelajaran dua siswa tidak mengikuti pelajaran karena
sakit. Untuk lebih jelaskan akan dijelaskan siswa-siswa yang memperoleh
nilai tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut:
a. Nilai tertinggi pada siklus
Lufita Dewi dengan no absen 15 termasuk siswa yang pandai dan rajin di
kelasnya. Dia termasuk siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I dalam
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Kemamapuan Menulis
Cerita Menggunakan Media Audio Visual Gerak. Dalam menulis cerita ada aspek
yang harus di dipenuhi sebagai sarat untuk mendapatkan nilai yang baik yakni
51
kemenarikan ide/gagasan, memperhatikan ejaan/tanda baca dan yang terakhir
adalah perwajahan. Disini lufita Dewi sudah bisa menulis karangan dengan baik
dia memperoleh nilai 75 dengan rincian nilai sebagai berikut aspek kemenarikan
ide/gagasan lutita dewi mendapatkan poin 40, ejan/tanda baca mendapatkan poin
15 dan perwajahan mendapatkan poin 20. Lufita Dewi mendapatkan poin 40
untuk ide/gagasan karna gagasan yang ditampilkan sudah bagus dan nyambung
antara kalimat yang satu dengan yang yang lainnya sehingga mendapatkan cerita
yang menarik., sedangkan untuk ejaan/tanda baca sudah bagus tapi masih masih
memerlukan pembinaan karna tanda koma dan titik belum begitu tepat
penempatannya, sedangkan untuk perwajahan sudak bagus karna dewi sudah bisa
membuat seatu pargraf yang baik dan tulisannya sudah bagus sehingga guru tidak
kesulitan dalam membaca kcerita yang dubuatnya.
b. Nilai sedang pada siklus I
Musmulyadi dengan no absen 20. Dia termasuk siswa yang memperoleh
nilai sedang pada siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
Meningkatkan Kemamapuan Menulis Cerita Menggunakan Media Audio Visual
Gerak. Dalam menulis cerita ada aspek yang harus di dipenuhi sebagai sarat untuk
52
mendapatkan nilai yang baik yakni kemenarikan ide/gagasan, memperhatikan
ejaan/tanda baca dan yang terakhir adalah perwajahan. Disini Musmulyadi sudah
bisa menulis karangan dengan baik namun masih ada yang perlu diperbaiki dia
memperoleh nilai 60 dengan rincian nilai sebagai berikut aspek kemenarikan
ide/gagasan mendapatkan poin 30, ejan/tanda baca mendapatkan poin 20 dan
perwajahan mendapatkan poin 10. Musmulyadi dalam menulis karangan sudah
cukup bagus, tapi masih perlu bimbingan untuk perwajawaah karna tulisannya
masih banyak coretan dan tapi pilihan kata dan tandabacanya sudah bagus .
c. Nilai terendah siklus I
Nursalim dengan no absen 23. Dia termasuk siswa yang memperoleh nilai
terendah pada siklus I dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
53
Meningkatkan Kemamapuan Menulis Cerita Menggunakan Media Audio Visual
Gerak. Dalam menulis cerita ada aspek yang harus di dipenuhi sebagai sarat untuk
mendapatkan nilai yang baik yakni kemenarikan ide/gagasan, memperhatikan
ejaan/tanda baca dan yang terakhir adalah perwajahan. Disini Nursalim belum
bisa menulis karangan dengan baik namun masih banyak yang perlu diperbaiki
dia memperoleh nilai 50 dengan rincian nilai sebagai berikut aspek kemenarikan
ide/gagasan lutita dewi mendapatkan poin 30 ejaan/tanda baca mendapatkan poin
10 dan perwajahan mendapatkan poin 10.Nursalim masih sangat membutuhkan
bimbingan karna dalam perwajahan tulisannya masih sangat kurang dan ejaan dan
tanda bacanya juga belum bagus tapi ide pada cerita tersebut sangat menarik
“kancil yang cerdik” jalan ceritanya juga sudah cukup bagus.
Tabel 4.2:Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
54
55
No Nama SiswaAspek Yang dinilai Total
NilaiTuntas/
Tidak TuntasA B C
1. Ahmad Suardi 30 15 10 55 BT
2 Arini 30 20 10 60 T3 Bagus Tio Vani Setiawan 35 15 10 60 T4 Deni Pratama 30 15 15 60 T
5 Herniati 30 20 15 65 T6 Hamsiah 30 10 10 50 B T7 Helmiati - - - - S8 Hilawati - - - - S9 Jumardi 30 20 15 65 T10 Jumilah 30 15 10 50 BT11 Jumaenal 30 20 15 65 T12 Kuriawan 30 20 15 65 T
13 Linda Mulyani 35 15 15 65 T14 L.Dinamo Embung Raya 30 15 10 55 BT15 Latifa Dewi 40 20 20 75 T16 Misayu 30 10 10 50 B T17 Munir Hatoni 35 15 20 70 T18 M.Faesal Rosidi 30 10 10 50 B T19 M.Yunus 30 10 10 50 B T20 Musmulyadi 30 20 10 60 T21 M.Aris 35 20 20 75 T22 Nurhasani 30 10 10 50 B T23 Nur Salim 30 10 10 50 BT24 Nursafitri 30 10 10 50 BT25 Pipin Rahayu 35 20 10 65 T26 Parhan 30 20 15 65 T27 Sarunu 25 10 10 45 BT28 Sunami 40 20 20 75 T29 Sukmawati 35 15 15 65 T30 Sumarni 40 15 20 75 T31 Yuliani 40 20 20 75 T32 Zubaedi 30 10 10 50 B T
JUMLAH NILAI 1.820Nilai rata-rata 60
%Siswa memperoleh nilai atandar munumal keatas 60%
Keterangan :
No Nama SiswaAspek Yang dinilai Total Nilai Tuntas/
Tidak TuntasA B C
1. Ahmad Suardi 30 15 15 60 T2 Arini 30 20 10 60 T3 Bagus Tio Vani Setiawan 30 15 15 65 T
4 Deni Pratama 30 15 15 60 T5 Herniati 35 20 20 75 T6 Hamsiah 30 10 10 50 B T7 Helmiati 35 20 20 75 T8 Hilawati 35 20 15 70 T9 Jumardi 35 20 20 75 T
10 Jumilah 30 15 10 50 BT11 Jumaenal 30 20 15 65 T12 Kuriawan 30 20 20 75 T
13 Linda Mulyani 35 20 15 70 T14 L.Dinamo Embung Raya 30 15 10 55 BT15 Latifa Dewi 40 20 20 80 T16 Misayu 35 20 20 75 T17 Munir Hatoni 40 20 20 80 T18 M.Faesal Rosidi 30 15 10 55 B T19 M.Yunus 30 10 10 50 B T20 Musmulyadi 40 10 20 75 T
21 M.Aris 35 15 20 70 T22 Nurhasani 30 10 10 50 B T23 Nur Salim 30 20 10 60 T
NONama Siswa Siklus I Siklus II
1 Ahmad suardi 55 602 Arini 60 603 Bagus Tio.V.S 60 654 Deni prtama 60 605 Herniati 65 756 Hamsiah 50 507 Helmiati _ 758 Hilawati _ 709 Jumardi 65 7510 Jumilah 50 5011 Jumaenal 65 7012 Kurniawan 65 7513 Linda mulyani 65 7014 L.Dinamo.E.R 55 5515 Lufita dewi 75 8016 Misayu 50 7517 Munir hartoni 70 8018 M.Faesal Rosidi 50 5519 M.Yunus 50 5020 Musmulyadi 60 7521 M.Aris 75 7022 Nurhasani 50 5023 Nur Salim 50 6024 Nur Safitri 50 5025 Pipin Rahayu 65 7526 Parhan 65 60
27 Sarunu 45 6028 Sinami 75 75
29 Sukamawati 65 8030 Sumarni 75 8031 Yuliana 75 7532 Zubaedi 50 65
Jumlah Nilai 1820 2045
Nilai Rata-rata 60 66% siswa yang memperoleh nilai standar
minimal keatas 60% 78%
Tabel 4.6: Data Hasil Perbandingan Observasi Guru Dan Siswa Siklus I dan Siklus II Pada Proses Belajar Mengajar
NO DATA
SIKLUS I SIKLUS II
Jumlah Total Skor
Jumlah Skor
maksimal
Hasil Jumlah Total Skor
Jumlah Skor
maksimal
Hasil
1. Guru 83 24 Aktif 95 24 Sangat Aktif
2. Siswa 62 24 Cukup Aktif
83 24 Aktif
A. Siklus I
Dari hasil data tersebut pada tahap perencanaan, data menunjukan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia yang diterapkan oleh guru selama ini masih
berorentasi pada penguasaan siswa tanpa mendapat bimbingan. Anak lebih
banyak belajar mendengarkan penjelasan guru secara abstrak dari pada
memperaktekkan mengungkapkan perasaan melalui tulisan. Karna hal ini
membuat anak ini menjadi bosan dan jenuh dalam belajar. Pendekatan dan
penggunaan media yang kurang bervariasi, masih terfokus pada guru, siswa masih
ada yang pasif dalam menerima pembelajaran. Dalam proses perencanaan
diperoleh kesepakan tentang media yang akan di gunakan dalam pelajaran
menulis cerita agar siswa lebih antusias dalam belajar dan media yang digunakan
lebih pariatif.
Hasil pengamatan jalannya proses pembelajaran masih antusias dalam
pembelajaran karna dilihat dari hasil observasi pengamatan siswa yang kurang
56
No Nama SiswaAspek Yang dinilai Total Nilai Tuntas/
Tidak TuntasA B C
1. Ahmad Suardi 30 15 15 60 T2 Arini 30 20 10 60 T3 Bagus Tio Vani Setiawan 30 15 15 65 T
4 Deni Pratama 30 15 15 60 T5 Herniati 35 20 20 75 T6 Hamsiah 30 10 10 50 B T7 Helmiati 35 20 20 75 T8 Hilawati 35 20 15 70 T9 Jumardi 35 20 20 75 T
10 Jumilah 30 15 10 50 BT11 Jumaenal 30 20 15 65 T12 Kuriawan 30 20 20 75 T
13 Linda Mulyani 35 20 15 70 T14 L.Dinamo Embung Raya 30 15 10 55 BT15 Latifa Dewi 40 20 20 80 T16 Misayu 35 20 20 75 T17 Munir Hatoni 40 20 20 80 T18 M.Faesal Rosidi 30 15 10 55 B T19 M.Yunus 30 10 10 50 B T20 Musmulyadi 40 10 20 75 T21 M.Aris 35 15 20 70 T22 Nurhasani 30 10 10 50 B T23 Nur Salim 30 20 10 60 T
termotivasi dalam belajar. Beberapa hal yang belum terlaksana dengan baik
adalah pembelajaran tidak selesai tepat waktu, kurangnya pengeras suara sehingga
siswa tidak efektif dalm menonton flm. Untuk itu perlu direncanakan media dan
strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga pembelajaran lebih menarik dan
efektif lagi.
Berdasrkan pelaksanaan siklus I, dapat diketahui kemampuan awal siswa
dalam menulis cerita dengan menggunakan media audio visual gerak masih
kurang. Berdasarkan pelaksanaan tersebut didapatkan hasil yang kurang
memeuaskan yakni nilai rata-rata siswa 60 dan persentase nilai standar minimal
keatas 60%.12 siswa tidak tuntas atau tidak mencapai nilai minimal keatas dari 30
siswa yang hadir, 2 oarang siswa tidak mengikuti pelajaran karna sakit, dari hasil
yang diatas dapat dikatakan kalau penelitian pada siklus I ini belum mencapai
target yang diinginkan oleh peneliti yakni nilai rat-rata 75 dan persentase
75%.Namun sudah melebihi nilai ketuntasan minimal yakni 56-65 yang termasuk
sudah lulus. Namun, nilai persentase pada siklu I ini masih kurang yakni 60% ,
masih kurang dari yang diinginkan. Untuk itu perlu diadakan siklus berikutnya.
Pada siklus I ini hasil observasi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar
sudah cukup bagis karna mendapatkan skor 83 ini menandakan kalau aktivitas
guru sudah aktif brbeda dengan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
belum begitu bagus karna sekor yang di peroleh dalam aktivitas belajar siswa
adalah 62 ini menanadakan kalau aktivitas siswa cukup aktif. Untuk itu perlu
dilakukan siklus berikutnya.
B. Siklus II
57
Pada bagian perencenaan, setelah memperhatikan hasil analisis dan
pengolahan data, maka pada siklus ini menunjukan bahwa telah didilakukan
penyusunan kembali RPP dengan menggunakan media audio visual gerak dan
memperhatikan kekurangan-kekurangan sebelumnya.
Setelah dilakukan serangkaian tindakan, maka hasil observasi menunjukan
guru melaksanakan RPP,guru Nampak lebih santai dalam proses pembelajaran
karna siswa sudah mulai antusias dan aktif dalam proses pembelajaran, hal ini
harus dipertahankan dan dikembangkan. Disamping itu mereka bebas untuk
menuangkan pikiran, perasaaan, informasi, dan pengalamannya dalam bentuk
tulisan. Sehingga siswa lebih cepat menyelesaikan karangannya.
Berdasarkan hasil observasi serta dat-data hasil LKS siswa pada
pelaksanaan tindakan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis
cerita menggunakan media audio visual gerak mengalami peningkatan. Nilai rata-
rata siswa meningkat dari 60 pada siklu I menjadi 66 pada siklus ke II. Persentase
siswa yang memperoleh nilai standar minimal ke atas juga neningkat dari 60%
pada siklu I menjadi 78% pada siklus ke II.
Siswa yang mendapatkan nilai standar minimal keatas adalah 25 orang
siswa dari 32 orang siswa hadir, atau sekitar 78%. Ini artinya bahwa ada
peningkatan sebesar 18% dari siklus sebelumnya. Ini juga berarti bahwa
pencapaian yang diperoleh sudah melebihi tandar yang ditargetkan peneliti yakni
75%. Berdasarkan hal ini dianggap pelaksanaan pada siklus II ini dinyatakan
berhasil dan penelitian dihentikan.
58
Berdasarkan hasil observasi serta hasil data-data LKS siswa pada
pelaksanaan tindakan, dapat disimpulkan bahwa kemamapuan siswa dalam
menulis cerita menggunakan media audio visual gerak mengalami
peningingkatan. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 60% pada siklus I menjadi
66% pada siklus ke II. Persentase siswa yang memperoleh nilai standar minimal
keatas juga meningkat dari 60% pada siklus I menjadi 78% pada siklus ke II.
Siswa yang mendapat nilai standar minimal keatas adalah 25 orang siswa
dari 32 orang siswa yang hadir atau 78%. Ini berarti ada peningkatan 18% dari
siklus sebelumnya, ini juga berarti bahwa pencapaian yang diperoleh sudah
melebihi standar yang ditargetka peneliti yakni 75%.
Berdasarkan data diatas, dapat diambil beberapa hal penting terkait
dengan penelitian yang telah dilakukan, siklus I dan siklus II. Pada siklu I,
perolehan nilai rata-rata kelas mencapai 60, sedangkan jumalah siswa yang
memperoleh nilai minimal keatas sebanyak 18 orang siswa dari 30 siswa yang
hadir. Jika dipersentasekan akan menjadi 60%. Pada siklus I ini, sebagian siswa
mengalami kesulitan dalam belajar, siswa juga kurang aktif dan kurang
bergairah dalam belajar. Hal tersebut dikarenakan kegiatan menulis cerita
menggunakan media audio visual gerak belum pernah dilakukan sebelumnya
sehingga perlu penyesuaian pada siswa. Selai itu, ada hambatan yang ditemukan
selama proses pembelajaran berlangsung sehingga membuat proses
pembelajaran menjadi terganggu dan tidak kondusif. Hambatan tersebut selai
dating dari siswa, juga dating dari guru. Hambatan-hambatan tersebut misalnya
terganggunya media yang digunakan dalam proses pembelajaran, masih adanya
59
siswa yang main-main di dalam kelas sehingga siswa tidak mengerjakan tugas
secara maksimal. Untuk itulah perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus
sebelumnya, maka siklus ke II dirancang dengan sangat baik dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita dengan media
audio visual gerak. Tapi melihat kekurangan siswa dalam menempatkan tanda
baca dan perwajahan belum begitu baik maka pembelajaran pada siklus II ini
lebih ditingkatkan pada kekurangan tersebut. Pada pelaksanaan siklus II,
perolehan nilai rata-rata mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai rata-rata
kelas mencai 60 sedangnkan pada siklus II meningkat menjadi 66. Persentase
siswa yang mendapat nilai standar minimal keatas juga mengalami peningkatan
sebesar 18%, dari 60% pada siklus I meningkat menjadi 78%. Untuk itu
penelitian dianggap berhasil dan penelitian diakhiri sampai siklus keII. Pada
siklus kedua ini hasil aktivitas guru dan siswa sudah meningkat pada siklus
pertama aktivitas guru mendapatkan skor 83 dan pada siklus dua mendapatkan
skor 95 ini menandakan guru sudah sangat-sangat aktif. Sedangkan pada siklus
pertama aktivitas belajar siswa yang mendapatkan skor 62 menandakan cukup
aktif sedangkan pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 95 ini
mendakan kalau siswa suda sangat aktif. Sehingga penelitian dianggap sudah
berhasil.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil implementasi dari semua siklus, diketahui pada siklus
kedua (terakhir) data telah menunjukan Siklus ke II dirancang dengan sangat
baik dengan tujuan untuk meningkatkan kemampua siswa dalam menulis
61
cerita dengan media audio visual gerak. Tapi melihat kekurangan siswa dalam
menempatkan tanda baca dan perwajahan belum begitu baik maka
pembelajaran pada siklus II ini lebih ditingkatkan pada kekurangan tersebut.
Pada pelaksanaan siklus II, perolehan nilai rata-rata mengalami peningkatan.
Pada siklus I, nilai rata-rata kelas mencai 60 sedangnkan pada siklus II
meningkat menjadi 66. Persentase siswa yang mendapat nilai standar minimal
keatas juga mengalami peningkatan sebesar 18%, dari 60% pada siklus I
meningkat menjadi 78%. Untuk itu penelitian dianggap berhasil dan penelitian
diakhiri sampai siklus keII. hasil aktivitas guru dan siswa sudah meningkat
pada siklus pertama aktivitas guru mendapatkan skor 83 dan pada siklus dua
mendapatkan skor 95 ini menandakan guru sudah sangat-sangat aktif.
Sedangkan pada siklus pertama aktivitas belajar siswa yang mendapatkan skor
62 menandakan cukup aktif sedangkan pada siklus kedua mengalami
peningkatan menjadi 95 ini mendakan kalau siswa suda sangat aktif. Sehingga
penelitian dianggap sudah berhasil.
Oleh karna itu Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Dengan
Menggunakan Media Audio Visual Gerak Siswa kelas IV SDN 1 Kebon
Ayu Gerung dianggab berhasil.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran sebagai
berikut:
62
a. Diharapkan siswa menjadikan penelitian ini sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan menulis cerita dengan menggunakan
media audio visual gerak.
b. Diharapkan siswa menyadari bahwa minat/motivasi belajar siswa akan
optimal jika ada kemauan berlatih,mencoba dan percaya diri akan apa
yang dimiliki untuk dikembangkan.
c. Diharapkan guru dalam mengajar bahasa Indonesia dapat menerapkan
hasil penelitian inisebagai inspirasi dan perbaikan pembelajaran
keterampilan menulis cerita dengan menggunakan media audio visual
gerak.
d. Diharapkan kepada kepala sekolah meenjadikan hasil penelitian
tindakan kelas ini sebagai salah satu bentuk supervise dan penilaian
guru dalam proses pembelajaran dalam upanya meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia.
63