Revisi Bu Rod

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain (Alvyanto, 2010).Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Dalam system endokrin terbagi atas dua bagian yaitu system endokrin dan system eksokrim. System eksokirm merupakan system yang mengeluarkan enzim pada permukaan tubuh seperti kulit, dan dinding pembuluh darah. System endokrin membahas tentang system pengeluaran enzim ke dalam organ- organ dalam tubuh seperti ginjal, hati, pancreas, pembuluh darah, dll. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh system endokrin ini diantaranya adalah hipotiroidisme. Merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kelenjar tyroid dalam menghasilkan hormone T3 ( triodotironin ) dan t4 (tiroksin). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun yang dapat menyerang pada manusia utamanya pada laki-laki. Penyakit ini 1

description

cddc

Transcript of Revisi Bu Rod

Page 1: Revisi Bu Rod

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang

menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi

organ-organ lain (Alvyanto, 2010).Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf,

mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk

mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,

namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar

hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau

diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.

Dalam system endokrin terbagi atas dua bagian yaitu system endokrin dan system

eksokrim. System eksokirm merupakan system yang mengeluarkan enzim pada permukaan

tubuh seperti kulit, dan dinding pembuluh darah. System endokrin membahas tentang system

pengeluaran enzim ke dalam organ- organ dalam tubuh seperti ginjal, hati, pancreas,

pembuluh darah, dll. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh system endokrin ini

diantaranya adalah hipotiroidisme. Merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh

kekurangan kelenjar tyroid dalam menghasilkan hormone T3 ( triodotironin ) dan t4

(tiroksin). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun yang dapat menyerang pada

manusia utamanya pada laki-laki. Penyakit ini juga salah satu penyakit yang dapat

menyebabkan kematian pada stadium lanjut.

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka penulis dalam pembahasan

makalah ini membahas lebih lanjut tentang penyakit hipotiroidisme serta asuhan keperawatan

secara mendasar sehingga kita dapat mengetahui secara dini tentang penyakit ini dan cara

perawatannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tinjauan teori penyakit hipotiroidisme ?

2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan hipotiroidisme secara teori ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tinjauan teori penyakit hipotiroidisme

2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan hipotiroidisme secara teori

1

Page 2: Revisi Bu Rod

BAB II

KONSEP DASAR

2.1 Definisi Hipotiroid

Hipotiroidisme merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak

disekresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan semua

fungsi tubuh dan mental secara umum (Barbara:568).

Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid

yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjdai

akibat kadar hormon tiroid dibawah nilai optimal (Brunner&Suddarth:1299).

Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan

mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan

hormon-hormon tiroid (Hotma Rumahorbo S.kep,1999)

Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang

mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000).

Hipotiroidisme adalah tiroid yang hipoaktif yang terjadi bila kelenjar tiroid berhenti

atau kurang memproduksi hormon tiroksin (Semiardji, Gatut, 2003:14).

Jadi Hipotiroidisme (hiposekresi hormone tiroid) adalah status metabolic yang di

akibatkan oleh kekurangan hormone tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan

kretinisme.

2.2 Etiologi

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau

hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah

akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif

oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat

malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH.

TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH

maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan

rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

2

Page 3: Revisi Bu Rod

Penyebab Penyakit Hipotiroidisme yang paling sering ditemukan :

a. Tiroiditis Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi

yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai

peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab

tiroiditis otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik

untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis

Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan

hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang

masih berfungsi.

b. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium

radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme.

c. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam

makanan.Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi

gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha

untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah

akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan

balik.Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran

kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).

d. Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari

hipotiroidisme di negara terbelakang.

e. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme.

Namun,terapi untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi,

pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan

jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke

radiasi, terutama masa anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium

juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut

merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.

2.3 Manifestasi Klinik

Menurut (Brunner&Suddarth:1300).Hipotiroidisme menyerang wanita lima kali lebih

sering dibandingkan laki-laki dan paling sering terjadi pada usia diantara 30 hingga 60 tahun.

Gejala dini hipotiroid tidak spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:

3

Page 4: Revisi Bu Rod

1. Kelelahan yang ekstrim

2. Kerontokan rambut

3. Kuku rapuh

4. kulit kering

5. rasa baal

6. parestasia pada jari-jari tangan

7. suara kasar atau parau

8. gangguan haid (menoragia atau menorrhea) disamping hilangnya libido

Pada hipotiroid berat mengakibatkan:

1. suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal

2. kenaikan berat badan yang bahkan terjadi tanpa peningkatan asupan makanan

3. kulit menjadi tebal

4. rambut menipis dan rontok

5. wajah tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng

6. mengeluh rasa dingin meskipun dalam lingkungan yang hangat

7. lemah

8. proses mental menjadi tumpul

9. Apatis

10. bicara menjadi lamban

11. ledah membesar

12. ukuran tangan serta kaki bertambah

13. konstipasi

14. ketulian

Pada hipotiroidisme lanjut dapat menyebabkan demensia disertai perubahan kognitif

dan kepribadian yang khas.Respirasi dan apnea dapat terjadi.Serta efusi pleura dan efusi

pericardial. Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling ekstrim

dan berat, dimana pasien mengalami hipotermi dan tak sadarkan diri.

2.4 Patofisiologi

Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan

hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi

darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid.

4

Page 5: Revisi Bu Rod

Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh

Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada

fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin

(T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik

negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis,

sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan

keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus

menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan

pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar

tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)

2.5 Klasifikasi

Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer atau

tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid

disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya disebut

hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder) atau pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan

oleh hipofisis disebut hipotiroidisme tersier (Brunner&Suddarth:1299).

Jenis Organ Kerangan

Hipotiroidisme

primer

Kelenjar Tiroid Paling sering terjadi. Meliputi penyakit

Hashimoto tiroiditis (sejenis penyakit

autoimmune) dan terapi radioiodine(RAI)

untuk merawat penyakit hipertiroidisme.

Hipotiroidisme

sekunder

kelenjar

hipofisis(pituitari)

Terjadi jika kelenjar hipofisis tidak

menghasilkan cukup hormon perangsang

tiroid (TSH) untuk merangsang kelenjar

tiroid untuk menghasilkan jumlah tiroksin

yang cukup. Biasanya terjadi apabila

terdapat tumor di kelenjar hipofisis, radiasi

atau pembedahan yang menyebabkan

kelenjar tiroid tidak lagi dapat menghasilkan

hormon yang cukup.

Hipotiroidisme

tertier

Hipotalamus Terjadi ketika hipotalamus gagal

menghasilkan TRH yang cukup. Biasanya

5

Page 6: Revisi Bu Rod

disebut juga disebut

hypothalamic-pituitary-axis hypothyroidism.

2.6 Pemeriksaan penunjang (Brunner&Suddarth:1297).

1. T4 Serum

Penentuan T4 serum dengan tekhnik radio immunoassay pada hipotiroid ditemukan

kadar T4 serum normal sampai rendah.Normal kadar T4 serum diantara 4,5 dan 11,5

mg/dl (58,5 hinnga 150 nmol/L)

2. T3 Serum

Kadar T3 serum biasanya dalam keadaan normal-rendah.Normal kadar T3 serum

adalah 70 hingga 220 mg/dl (1,15 hingga 3,10 nmol/L)

3. Tes T3 Ambilan Resin

Pada hipotiroidisme, maka hasil tesnya kurang dari 25% (0,25)

4. Tes TRH (Thyrotropin Releasing Hormon)

Pada hipotiroid yang disebabkan oleh keadaan kelenjar tiroid maka akan ditemukan

peningkatan kadar TSH serum.

2.7 Komplikasi

a. Koma miksedema, ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala

hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia,

hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma.

b. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.

2.8 Penatalaksanaan

1. Medis

Tujuan primer penatalalaksanaan hipotiroidisme ialah memulihkan metabolisme

pasien kembali kepada keadaan metabolic normal, dengan cara mengganti hormone yang

hilang.Livotiroksin sintetik (Synthroid atau levothroid) merupakan preparat terpilih untuk

pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.Dosis terapi penggantian

hormonal berdasarkan pada konsentrasi TSH dalam serum pasien.Preparat tiroid yang

dikeringkan jarang digunakan karena sering menyebabkan kenaikan sementara konsentrasi

T3 dan kadang-kadang disertai dengan gejala hipertiroidisme. Hal-hal yang bisa dilakukan

pada pasien dengan hipotiroid antara lain:

6

Page 7: Revisi Bu Rod

a. pemeliharaan fungsi vital

b. gas darah arteri

c. pemberian cairan dilakukan dengan hati-hati karena bahaya intoksikasi air.

d. infus larutan glukosa pekat

e. terapi kortikosteroid

2. keperawatan

a. modifikasi aktifitas

b. pemantauan yang berkelanjutan

c. pengaturan suhu

d. dukungan emosional

e. pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah

7

Page 8: Revisi Bu Rod

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

HIPOTIROIDISME

3. 1. PENGKAJIAN

1)   Anamnesa

a. Identitas  klien : Merupakan  biodata  klien  yang  meliputi  :  nama,  umur,  jenis 

kelamin,  agama,  suku  bangsa / ras,  pendidikan,  bahasa  yang  dipakai,  pekerjaan, 

penghasilan  dan  alamat. 

b. identitas penanggung jawab. Meliputi : nama,  umur,  jenis  kelamin,  agama,  suku 

bangsa / ras,  pendidikan,  bahasa  yang  dipakai,  pekerjaan,  penghasilan  dan  alamat,

hubungan dengan pasien

2) Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : sesak nafas, sulit menelan, pembengkakan pada leher, pasien nampak

gelisah, tidak mau makan

b. Riwayat kesehatan sekarang : rasa capek, intoleransi terhadap dingin, kulit terasa

kering, bicara lamban, demensia, dispnea, suara serak, sulit menelan, gangguan haid:

menorrhagia dan amenore, rambut rontok dan menipis, kulit tebal karena penumpukan

mukopolisakarida dalam jaringan sub cutan, pasien sering mengeluh dingin walaupun

dalam keadaan hangat.

c. Riwayat  penyakit  dahulu

d. Hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan selama berbulan-bulan,

sehingga pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari, bahkan

menganggapnya sebagai efek penuaan

3 ) Pemeriksaan fisik

Inspeksi

a. Ekspresi wajah tumpul

b. Capek

c. Mengantuk

d. Berat badan meningkat

e. Kelambanan mental

f. Kurangnya pertumbuhan rambut

g. Suara parau (seperti katak)

8

Page 9: Revisi Bu Rod

h. Kulit bersisik

i. Oedema seluruh tubuh

j. Sakit kepala

k. Mual

l. Anoreksia

Palpasi

a. Denyut nadi melemah

b. Konstipasi

Auskultasi

a. Detak jantung lambat

b. Tekanan darah menurun

c. Perkusi

d. Suara perut dullness

4 ) Pemeriksaan Per Sistem

1. Sistem Integumen

a. Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal

b. Pembengkakan, tangan, mata dan wajah

c. Tidak tahan dingin

d. Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal

2. Sistem Muskuloskeletal

a. Volume otot bertambah, glossomegali

b. Kejang otot, kaku, paramitoni

c. Artralgia dan efusi sinovial

d. Osteoporosis

e. Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda

f. Kadar fosfatase alkali menurun

3. Sistem Neurologik

a. Letargi dan mental menjadi lambat

b. Aliran darah otak menurun

9

Page 10: Revisi Bu Rod

c. Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang, penurunan

reflek tendon)

d. Ataksia (serebelum terkena)

e. Gangguan saraf ( carfal tunnel)

f. Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu

4. Sistem Kardiorespiratorik

a. Bradikardi, disritmia, hipotensi

b. Curah jantung menurun, gagal jantung

c. Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)

d. Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T mendatar/inverse

e. Penyakit jantung iskemic

f. Hipotensilasi

g. Efusi pleural

5. Sistem Gastrointestinal

a. Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen

b. Obstruksi usus oleh efusi peritoneal

c. Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa

6. Sistem Hematologi

a. Anemia normokrom normositik

b. Anemia mikrositik/makrositik

c. Gangguan koagulasi ringan

7. Sistem endokrin

a. Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi

yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi

b. Gangguan fertilitas

c. Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin akibat

hipoglikemi

d. Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun

e. Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun

10

Page 11: Revisi Bu Rod

5 ) Pemeriksaan diagnostik

a.    TSH menigkat pada pada hipotiroid primer

b.    TSH rendah pada hipotiroid sekunder

c.    T3 dan T4 serum rendah

d.   Peningkatan kolestrol

e.    Pembesaran jantung pada sinar X dada

f.     EKG sinus bradikardi

3. 2.    DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan menurut NANDA yang mungkin muncul adalah:

1. Intoleransi aktifitas b.d kelelahan dan penurunan proses kognitif

2. Perubahan suhu tubuh : hipotermi b.d penurunan metabolisme

3. Konstipasi b.d penurunan fungsi gastrointestinal

4. Ketidakefektifan pola nafas b.d depresi ventilasi

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d lambatnya laju metabolisme

tubuh

3.3 INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

1. Intoleransi Aktifitas.

Faktor yang berhubungan :

Kelelahan dan penurunan proses Kognitif.

NOC : Intoleransi Aktifitas

Konservasi energi.

Toleransi aktivitas.

Perawatan diri.

Kriteria hasil :

Berpatisipasi dalam aktivitas fisik.

Mampu melakukan aktivitas sehari –

NIC : Terapi aktivitas :

Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.

Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social.

Bantu untuk mengidentivikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan.

Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas

11

Page 12: Revisi Bu Rod

hari secara mandiri.

yang disukai.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

2.Hipotermi

Faktor yang berhubungan :

Penurunan metabolisme.

NOC :Termoregulasi

Termoregulasi. Tanda – tanda

vital.

 Kriteria hasil :

Suhu tubuh dalam rentang normal.

Nadi dan respirasi dalam rentang normal.

NIC : Pengaturan Suhu :

Monitor suhu minimal tiap 2 jam.

Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.

Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh.

Pemantauan tanda vital :

Monitor TD, nadi, suhu dan respirasi.

Monitor suara parau dan pola pernapasan abnormal.

Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

12

Page 13: Revisi Bu Rod

3. Konstipasi

Faktor yang berhubungan :

Penurunan fungsi Gastrointestinal.

NOC :

Hidrasi. Defekasi.

Kriteria hasil :

Mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3 hari.

Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi.

Mengidentifikasi indikasi untuk mencegah konstipasi.

Feses lunak dan berbentuk.

NIC : Manajemen konstipasi :

Monitor tanda dan gejala konstipasi.

Monitor feses : frekuensi, konsistensi dan volume.

Kolaborasi :

Memberikan anjuran pemakaian obat nyeri sebelum defekasi untuk memfasilitasi pengeluaran feses tanpa nyeri.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

4. Ketidakefektifan pola napas

Faktor yang berhubungan :

Depresi ventilasi

NOC :Respiratory status

Status respirasi : Ventilasi.

Status tanda – tanda vital.

Kriteria hasil :

Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).

Tanda – tanda vital dalam

NIC : Manajemen jalan nafas :

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.

Berikan aroma terapi untuk melegakan jalan nafas.

Monitor pola pernapasan abnormal.

Monitor tanda – tanda vital.

13

Page 14: Revisi Bu Rod

rentang normal.

CONTOH KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NY. N

DENGAN HYPOTHYROID

Ny. N 45 tahun dirawat dengan keluhan tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka

sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah seminggu ini

parau, kuku juga mudah rapuh, dia tidak mngerti kenapa ini terjadi? Keluhan lainnya suka

14

Page 15: Revisi Bu Rod

merasa dingin walaupun udara dilingkungan sangat panas. Ners Jimmy melakukan

pemeriksaan fisik didapat TD : 90/60 mmHg , Nadi : 64 x/menit , Suhu : 37,3oC.

Miksedema ; hasil rontgen thorax : efusi pleura.

1.    PENGKAJIAN

1)      Data Pasien :

Nama : Ny. N

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Februari 1968

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status perkawinan : Menikah

Status pendidikan : SLTA

Diagnosa medis : Hypothyroid

2)      Riwayat penyakit :

a. Keluhan Utama :

Klien mengeluh kedinginan disertai tidak ada nafsu makan sudah seminggu

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien datang ke Rumah Sakit hari Selasa tanggal 14 apri 2014 dengan keluhan keluhan tidak

ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali

menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh, merasa dingin

walaupun udara dilingkungan sangat panas . Klien mengalami hypothyroid

c. Riwayat Penyakit Dahulu :

Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu berhubungan dengan kelenjar tiroid

d. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hypothyroid

3)      Pemeriksaan fisik

Keadaan umum pasien : lemas

Kesadaran : Compos mentis

TTV : TD : 90/60 mmHg

15

Page 16: Revisi Bu Rod

: Nadi : 64 x/menit

: Suhu : 37,3oC

a. Sistem Pernafasan

Anamnesa : pasien mengatakan sering sesak

Inspeksi : Tidak ada sekret

Auskultasi : nafas ronkhi

b. Sistem kardiovaskuler

Anamnesa :

Inspeksi : Perbesaran jantung

Palpasi : Disritmia

Hipotensi

nadi lambat

Auskultasi: penurunan  frekuensi  denyut  jantung

penurunan curah jantung

c. Sistem pencernaan

Anamnesa : pasien mengatakan nafsu makan berkurang sudah seminggu

Inspeksi: Lidah tampak menebal

nafsu makan berkurang

anoreksia

peningkatan berat badan

distensi abdomen.

Auskultasi: gerakan peristaltik usus normal

Palpasi : distensi abdomen.

Perkusi : bunyi normal(timpani)

d. Sistem musculoskeletal

Anamnesa : pasien mengatakan lemah dan cepat lelah

Inspeksi : gerak-gerik klien sangat lamban, lemah, cepat lelah, sakit pada sendi dan otot,

gerakan yang canggung lamban

Palpasi : Parastesia dan reflek tendon menurun

Auskultasi: tidak ada krepitasi pada tulang

16

Page 17: Revisi Bu Rod

e.       Sistem neurologic

Anamnesa :

Inspeksi : Berbicara lambat

kelopak mata turun

wajah bengkak, pusing, pucat

perlambatan daya pikir

berbicara lambat dan terbata-bata

gangguan memori

perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran.

f.       Sistem reproduksi

Pada wanita : terjadi perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa menstruasi

yang memanjang. Pria : penurunan libido, impoten.

g.      Sistem Integumen

Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin dan pucat, tidak tahan terhadap dingin,

Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki,

pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan

pertumbuhannya buruk.

h. Sistem Endokrin

Anamnesa : Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi

yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi

Inspeksi : terdapat pembesaran kelenjar tyroid ,tidak ada pembesaran kelenjar limfa

Palpasi : terdapat nyeri tekan pada daerah leher anterior

i. Pola Istirahat dan Tidur

Sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari

2. DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

o Klien mengeluh tidak ada

nafsu makan sudah seminggu

o Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

17

Page 18: Revisi Bu Rod

ini

o Klien mengeluh suka sesak

o Klien mengeluh rambutnya

rontok sangat banyak setiap

kali menyisir

o Klien mengatakan suaranya

sudah seminggu ini parau

o Klien mengatakan kuku juga

mudah rapuh

o Klien tidak mengerti kenapa

ini terjadi

o Klien mengeluh suka merasa

dingin walaupun udara

dilingkungan sangat panas.

o Kemungkinan klien mengeluh

malas beraktivitas

o Kemungkinan klien ingin tidur

sepanjang hari

o Kemungkinan klien mengeluh

konstipasi,

o Kemungkinan klien

mengatakan mengalami

penurunan berat badan

o Kemungkinan klien mengeluh

sakit pada sendi dan otot

o Kemungkinan klien mengeluh

pusing

o Kemungkinan klien

mengatakan perubahan

menstruasi, masa

menstruasi yang

memanjang

15.    Kemungkinan klien

Nadi : 64 x/menit

Suhu : 37,3oC ,

o Miksedema

o Hasil rontgen thorax :

efusi pleura.

o Kemungkinan klien

terlihat malas beraktivitas

o Kemungkinan lidah klien

tampak menebal

o Kemungkinan klien

terlihat penurunan reflek

tendon

o Kemungkinan klien

terlihat gerak-gerik sangat

lamban,

o Kemungkinan klien

terlihat lemah, cepat lelah,

o Kemungkinan klien

terlihat gerakan yang

canggung lamban

o Kemungkinan klien

terlihat berbicara lambat

dan terbata-bata

o Kemungkinan klien

terlihat kelopak mata turun

dan wajah bengkak,

o Kemungkinan klien

terlihat mengalami

perlambatan daya pikir

o Kemungkinan klien

terlihat mengalami

gangguan memori

o Kemungkinan klien

18

Page 19: Revisi Bu Rod

mengatakan tidak tahan terhadap

dingin,

terlihat perhatian kurang,

letargi atau somnolen,

bingung

o Kemungkinan kulit klien

teraba kasar, tebal,

bersisik, dingin dan pucat

o Kemungkinan klien

terlihat adanya

pembengkakkan dan

edema kulit, terutama di

bawah mata dan di

pergelangan kaki

o Kemungkinan klien

terlihat pertumbuhan kuku

buruk, kuku menebal

18.  Kemungkinan terlihat rambut

klien kering, kasar; dan

pertumbuhannya buruk

3.    ANALISA DATA

DATA PROBLEM ETIOLOGI

DS :

Klien mengeluh suka sesak

Klien mengatakan suaranya sudah

seminggu ini parau

Kemungkinan klien mengatakan

kesulitan saat bernapas

Kemungkinan klien

DO:

Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 64 x/menit

Suhu : 37,3oC

Pola napas tidak

efektif

Depresi ventilasi

19

Page 20: Revisi Bu Rod

Pemeriksaan Penunjang

Hasil rontgen thorax : efusi

pleura

Klien terlihat sesak napas

Kemungkinan klien terlihat

menggunakan otot bantu

pernapasan

Kemungkinan klien terlihat

memegangi dada

      Kemungkinan klien terlihat

cemas dan gelisah

DS :

Klien mengeluh suka sesak

Klien mengatakan suaranya sudah

seminggu ini parau

Kemungkinan klien mengeluh

pusing

DO:

Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 64 x/menit

Suhu : 37,3oC

Pemeriksaan Penunjang

Hasil rontgen thorax : efusi

pleura

Klien terlihat pucat

Kemungkinan klien terlihat

lemah, cepat lelah,

Kemungkinan klien mengalami

perbesaran jantung

Kemungkinan klien terlihat

memegangi dada

  Kemungkinan klien

Penurunan curah

jantung

Degenerasi otot

jantung (miokarditis)

DS : Perubahan nutrisi Peningkatan

20

Page 21: Revisi Bu Rod

Klien mengeluh tidak ada nafsu

makan sudah seminggu ini

Klien mengeluh suka sesak

Klien mengeluh rambutnya rontok

sangat banyak setiap kali menyisir

Klien mengatakan kuku juga

mudah rapuh

Kemungkinan klien mengeluh

malas beraktivitas

Kemungkinan klien mengeluh

pusing

DO :

Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 64 x/menit

Suhu : 37,3oC

Pemeriksaan Penunjang

Hasil rontgen thorax : efusi

pleura

Kemungkinan klien terlihat

malas beraktivitas

Kemungkinan lidah klien

tampak menebal

Kemungkinan klien terlihat

lemah, cepat lelah,

Kemungkinan kulit klien teraba

kasar, tebal, bersisik, dingin dan

pucat

kurang dari

kebutuhan

metabolisme

DS :

Klien mengatakan tidak

mengerti kenapa ini terjadi

Kemungkinan klien mengeluh

pusing

Perubahan proses

berpikir

Perubahan

fisiologis :

penurunan stimulasi

SSP

21

Page 22: Revisi Bu Rod

Kemungkinan klien mengeluh

tentang sakit dan gejala yang

dialami

Kemungkinan klien mengatakan

hal yang sama berulang

DO:

Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 64 x/menit

Suhu : 37,3oC ,

Miksedema

Hasil rontgen thorax : efusi

pleura.

Kemungkinan klien terlihat

mengalami perlambatan daya

pikir

Kemungkinan klien terlihat

mengalami gangguan memori

      Kemungkinan klien terlihat

kurang perhatian, letargi atau

somnolen, bingung

3. DIAGNOSA NANDA

Diagnosa :Intoleransi aktivitas b/d Kelelahan dan penurunan proses kognitif.

NS. DIAGNOSIS :

(NANDA-I)

Intoleransi aktivitas

DEFINITION:Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjukan atau

menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang

ingin dilakukan

22

Page 23: Revisi Bu Rod

DEFINING

CHARACTER

ISTICS

Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas Perubahan EKG yang mencerminkan eritmia Perubhan EKG yang mencerminkan iskemia Ketidaknyamanan setelah beraktivitas Dispnea setelah beraktivitas Menyatakan merasa letih Menyatakan merasa lemah

RELATED

FACTORS:

Tirah baring

Kelemahan umum

Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Imibilitas

Gaya hidup menonton

Subjective data entry

Klien mengeluh tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini

Klien mengeluh suka sesakKlien mengeluh rambutnya rontok

sangat banyak setiap kali menyisirKlien mengatakan suaranya sudah

seminggu ini parauKlien mengatakan kuku juga mudah

rapuhKlien tidak mengerti kenapa ini

terjadiKlien mengeluh suka merasa dingin

walaupun udara dilingkungan sangat panas.

Objective data entry

Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 64 x/menit

Suhu : 37,3oC ,

Miksedema

Hasil rontgen thorax : efusi pleura.

Ns. Diagnosis (Specify):

Intoleransi aktivitas

Related to:

Intoleransi aktivitas b/d Kelelahan dan penurunan proses kognitif.

23

Page 24: Revisi Bu Rod

INTERVENSI

NIC NOC

INTERVENSI AKTIVITAS OUTCAME INDICATOR Manajemen energi

Def : Peraturan penggunaan energi untuk mengatur atau mencegah kelelahan dan pengoptimalan fungsi

Tetapkan batasan

kegiatan fisik pasien

Tentukan perbedaan

yang segnifikan pada

pasien tentang

persepsi penyebab

kelelahan

Dorong pasien

menyampaikan

perasaannya secara

verbal

Tentukan penyebab

kelelahan

(contoh;perawatan,n

yeri dan pengobatan)

Tentukan apa dan

berapa banyak

Toleransi aktivitas

Def:Respon fisiologis untuk mengkonsumsi energi dengan aktivitas sehari-hari

Saturasi oksigen

dengan aktivitas

Denyut nadi

dengan aktivitas

Tingkat pernafasan

dengan aktivitas

Kemudahan

bernafas dengan

aktivitas

Tekanan darah

sistolik dengan

aktivitas

Tekanan darah

diastol dengan

aktivitas

Temuan

elektodiagram

24

Page 25: Revisi Bu Rod

aktivitas yang dib

utuhkan untuk

menentukan

durasinya

Monitor nutrisi yang

masuk untuk

memastikan

adequatnya sumber

tenaga

Monitor pasien untuk

yakin akan kondisi

kelelahan fisik dan

emosi

Perhatikan lokasi dan

jenis

ketidaknyamanan

atau nyeri selama

beraktivitas

Batasi stimulasi

lingkungan

(contoh:lampu dan

suara yang dapat

meningkatkan

relaksasi pasien)

Anjurkan istirahat

atau batasi aktivitas

(contoh;tingkatkan

lamanya istirahat)

Anjurkan alternatif

istirahat dan lamanya

aktivitas

Latih ROM aktiv dan

oasif untuk

Warna kulit

Kecepatan berjalan

kaki

Jarak tempuh

dengan berjalan

Toleransi

memanjat tangga

Kekuatan tubuh

bagian atas

Kekuatan tubuh

bagian bawah

Kemudahan

melakukan

aktivitas hidup

sehari-hari

Kemampuan untuk

berbicara dengan

aktivitas

25

Page 26: Revisi Bu Rod

menyembuhkan

ketegangan otot

Anjurkan aktivitas

yang nyaman untuk

mendukung relaksasi

Buat perencanaan

aktivitas ketika

pasien mempunayai

energi yang banyak

IMPLEMENTASI

No.diagnosa masalah

Tangal / jam Tindakan Paraf

Intoleransi aktivitas 28/07/2015, 09.00 wib Mengopservasi adanya

pembatasan klien dalam

melakukan aktivitas

Mengkaji adanya faktor

yang menyebabkan

kelelahan

Memonitor sumber

energi yang adekuat

Memonitor pasien akan

adanya kelelahan fisik

dan emosi secara

berlebihan

Memonitor pola tidur

dan lamanya

tidur/istirahat pasien

Membantu pasien untuk

26

Page 27: Revisi Bu Rod

mengidentivikasi

aktivitas yang dioerlukan

untuk aktivitas yang

diinginkan

Memonitor respon

fisik,emosi,sosial dan

spiritual

Membatu pasien untuk

membuat jadwal latihan

diwaktu luang

EVALUASI

Masalah keperawatan /kolaboratif

Tanggal / Jam Catatan Perkembangan Paraf

Intoleransi aktivitas 28/07/2015, 09.45 wib

S : Klien mengatakan sudah tidak

sesak

O : Tanda-tanda vital dalam keadaan

normal

TD: 130/70mmHg,Hr : 95x/mnt

RR 22x/mnt

Klien tidak terlihat memegangi dada

Klien terlihat napas tanpa bantuan

otot tambahan

A : Masalah sudah teratasi sebagian

P : Intervensi dihentikan

27

Page 28: Revisi Bu Rod

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid

yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid.

Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :

a. Hipotiroidisme sentral (karena kerusakan hipofisis/hipotalamus);

b. Hipotiroidisme primer (apabila yang rusak kelenjar tiroid) merupakan yang

paling banyak ditemukan;

c. Hipotiroidisme karena sebab lain (farmakologis, defisiensi yodium,kelebihan

yodium dan resistensi perifer).

Komplikasi yang teradi pada pasien dengan hipotiroidisme:

28

Page 29: Revisi Bu Rod

a. Koma miksedema

b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Kretinisme)

c. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala

dengan segera.

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary dkk. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin. Jakarta:

EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruuner dan Suddarth

Edisi 8, Volume 2. Jakarta: EGC.

29