Review Solar Cell
-
Upload
puspo-rini -
Category
Documents
-
view
247 -
download
0
description
Transcript of Review Solar Cell
REVIEW SOLAR CELL (SEL SURYA)
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Material Elektronik (FI6231)
Oleh:
PUSPORINI
20214021
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Maret, 2015
REVIEW SOLAR CELL (SEL SURYA)
Sel surya merupakan alat yang dapat mengubah energi yang diperoleh
dari sinar matahari menjadi energi listrik. Pada dasarnya sel surya dibuat dari
bahan semikonduktor. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, terdapat 3
generasi perkembangan dari sel surya yaitu sel surya generasi pertama, kedua,
dan ketiga.
Pada generasi pertama terdapat beberapa teknologi yang berhasil
dikembangkan, yaitu:
1. Sel surya menggunakan wafer silikon kristal tunggal (monocrystaline silicon
sollar cell). Teknologi ini mampu menghasilakan sel surya dengan efisiensi
sebesar 16-17%.
2. Sel surya menggunakan wafer silikon poli kristal (polycristaline silicon solar
cell). Teknologi ini menghasilkan sel surya dengan efisiensi yang lebih kecil,
namun dengan harga yang lebih murah.
3. Sel surya menggunakan pita silikon (ribbon silicon solar cell). Teknologi ini
merupakan modivikasi untuk membuat biaya produksi solar sel menjadi lebih
rendah yaitu dengan cara silikon untuk bahannya dibuat menjadi lapisan cairan
kemudian lapisan tersebut dibentuk dalam struktur multi kristal. Teknologi ini
mampu menghasilkan efisiensi sebesar 13-15%.
Generasi kedua solar sel yaitu solar sel tipe lapisan tipis (thin film solar
cell). Teknologi ini juga digunakan untuk menekan biaya produksi. Efisiensi
tertinggi yang dihasilkan oleh solar sel tipe lapisan tipis yaitu sebesar 19,5%.
Lapisan yang dibuat dengan teknologi ini menghasilkan material yang bersifat
amorf (struktur kristalnya tidak teratur). Selain menggunakan bahan silikon, pada
tipe ini juga digunkan bahan semikonduktor seperti Cadnium Telluride (Cd Te)
dan Copper Indium Gallium Selenide (CIGS).
Untuk membuat biaya produksi menjadi lebih murah lagi, maka
dikembangkanlah generasi ketiga solar sel, yaitu solar sel yang dibuat dari bahan
1 | P a g e
polimer atau sering disebut dengan sel surya organik (organic solar cell) dan sel
surya foto elektrokimia. Contoh tipe sel surya foto elektrokimia yaitu Dye-
Sensitized Solar Cell (DSSC).
Prinsip Kerja Solar Sel
A. Silicone Solar Cell
Sel surya silikon terdiri dari gabungan semikonduktor tipe-n dan tipe-p
(junction). Semikonduktor tipe-n merupakan semi konduktor yang memiliki
kelebihan elektron (semikonduktor tipe-n dihasilkan dari pendopingan silikon
dengan unsur dari golongan V), sedangkan semikonduktor tipe-p merupakan
semikonduktor yang memiliki kekurangan elektron (hasil pendopingan dengan
unsur golongan III). Salah satu tujuan dari pendoppingan silikon yaitu untuk
memperbesar daya hantar listriknya. Bahan yang digunakan untuk pendopping
harus memiliki ban gap yang nilainya mendekati dengan bahan yang akan di
dopping.
Prinsip kerja dari sel surya yaitu berdasarkan konsep efek fotolistrik,
secara garis besar yaitu ketika sel surya terkena sinar matahari, foton dari sinar
matahari akan diserap oleh sel surya untuk kemudian diubah menjadi energi
listrik. Namun, ternyata tidak semua foton yang dipancarkan oleh matahari dapat
diserap oleh sel surya. Hanya foton dengan energi/panjang gelombang tertentu
yang dapat diserap oleh sel surya.
Prinsip kerja sel surya silikon:
Keterangan :
Sumber gambar 1-4 diperoleh dari http://energisurya.files.wordpress.com
Semikonduktor tipe-n dan p sebelum disambung.
Gambar 1 : Semikonduktor tipe-n dan tipe-p sebelum disambung
2 | P a g e
Ketika semikonduktor tipe-n dan p disambung (dibuat junction),
kemudian junction terkena oleh sinar matahari, maka foton yang
mempunyai energi lebih besar atau sama dengan band gap junction
akan membuat elektron di pita valensi tereksitasi ke pita konduksi
sehingga akan membuat hole pada pita valensi. Dalam kasus ini,
terjadi perpindahan elektron dari semikonduktor tipe-n ke
semikonduktor tipe-p. Pergerakan dari elektron dan hole dalam
junction akan menghasilkan pasangan elektron-hole
Gambar 2 : Semikonduktor tipe-n dan tipe-p yang disambungkan
Semi konduktor tipe-n akan mengalami pengurangan elektron
sehingga di daerahnya menjadi lebih positif, sedangkan
semikonduktor tipe-p akan mengalami pengurangan hole sehingga di
daerahnya menjadi lebih negatif.
Gambar 3 : Interaksi elektron dan hole pada junction
Karena adanya perbedaan keelektronegatifan, maka timbulah medan
listrik E yang arahnya dari sisi yang lebih positif ke sisi yang lebih
negatif.
3 | P a g e
TCOTiO2
Dye
Elektrolit
Glass
Platina/Karbon
TCO
Glass
Gambar 4 : Medan E pada sambungan semikonduktor tipe-n dan p
Medan listrik E membuat aliran hole dan elektron terjadi secara terus
menerus sehingga menghasilkan arus listrik.
B. Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC)
Dye-sensitized solar cell disebut juga sebagai sel surya foto elektrokimia
karena memanfaatkan media elektrolit untuk transport muatannya. Terdapat
beberapa bagian pada DSSC, yaitu diantaranya adalah TiO2, molekul dye, dan
katalis. Bagian-bagian DSSC dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5 : Struktur Dye-sensitized solar cell
Bagian bagian alas sel surya terdiri dari glass yang dilapisi TCO
(Transparent Conducting Oxide) dan bagian elektrodanya biasanya dilapisi
dengan katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi didalam elektrolit, yaitu bisa
berupa platina atau karbon. Bagian permukaan DSSC terdiri dari glass yang
dilapisi TCO, TiO2 yang berpori, dan dye yang menempel pada pori TiO2.
Fungsi dari dye yaitu sebagai material pembantu untuk menyerap foton
agar gelombang sinar tampak pun dapat diserap oleh sel surya. TiO2 yang
4 | P a g e
digunakan dapat berbentuk pasta, sedangkan elektrolit yang digunakan biasanya
berupa iodida atau triiodida yang berbentuk cairan atau padatan. TCO merupakan
kaca transparan (bahan konduktif) sebagai kolektor cahaya.
Prinsip kerja DSSC
Gambar 6 : Skema kerja DSSC
Sumber gambar : Septiana W,dkk. Pembuatan Prototipe Solar Cell Murah dengan
Bahan Organik-Inorganik (Dye-sensitized Solar Cell). Institut teknologi bandung,
2007
Penjelasan gambar
1. Foton yang dipancarkan oleh sinar matahari di serap oleh molekul dye.
2. Penyerapan foton oleh molekul dye menyebabkan elektron dalam molekul
dye menjadi tereksitasi dari ground state ke excited state/ HOMO ke
LUMO.
5 | P a g e
3. Molekul dye teroksidasi karena elektron yang tereksitasi tersebut terinjeksi
menuju pita konduksi TiO2.
4. Molekul dye kembali ke ground state karena adanya donor elektron dari
elektrolit yang mencegah penangkapan kembali elektron oleh dye yang
teroksidasi.
5. Elektron mengalir ke elektroda TCO, kemudian mengalir menuju counter
elektroda. Karena elektrolit telah mendonorkan elektron, maka akan
terdapat hole pada elektrolit tersebut.
6. Katalis pada counter elektroda mendonorkan elektron pada elektrolit,
sehingga hole pada elektrolit yang telah terbentuk sebelumnya kemudian
berekombinasi dengan elektron membentuk iodide.
7. Iodide ini berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap dye yang
teroksidasi. Hal ini dapat terjadi karena waktu regenerasi dye jauh lebih
cepat dari pada waktu rekombinasi muatan.
8. Terbentuk siklus transport elektron yang merupakan proses konversi
energi cahaya matahari menjadi listrik.
Daftar Pustaka
Akhmad Herman Yuwono, Donanta Dhaneswara, Alfian Ferdiansyah, Arif Rahman; Sel surya tersensitasi zat pewarna berbasis nanopartikel TiO2: Hasil proses sol-gel dan perlakuan pasca-hidrotermal, Jurnal material dan energi indonesia Vol. 01 no. 03 127–140, jurusan fisika fmipa Universitas Padjadjaran, 2011.
http://energisurya.files.wordpress.com
Irmansyah, Akhiruddin Maddu, Mahfuddin Zuhri; Pabrikasi dan karakterisasi sel surya tersensitisasi dye berbasis elektroda komposit TiO2/SnO2 dan
elektrolit polimer, Jurnal ilmu dasar, Vol. 9 No. 2, Juli 2008 : 96-103, departemen fisika fmipa Institut Pertanian Bogor.
Wilman Septina, Dimas Fajarisandi, Mega Aditia; Laporan penelitian bidang energi: Pembuatan prototipe solar cell murah dengan bahan organik-inorganik (dye-sensitized solar cell), Institut teknologi bandung, 2007.
6 | P a g e