Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain...

25
Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Konsep Desain Interior Disusun oleh : Dr. Mahendra Wardhana, ST. MT. Mata Kuliah : Riset Desain Interior Kredit : 8 SKS Semeter :7 Tujuan : Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menguasai pengetahuan jenisjenis riset terhadap karya interior 2. Mahasiswa mampu melaksanakan salah satu metode riset terhadap karya interior 3. Mahasiswa mampu membuat proposal riset 4. Mahasiswa mampu menemukan konsep desain dari hasil riset sederhana terhadap karya interior Kompetensi : Mahasiswa mampu memprediksi konsep desain suatu karya interior berdasarkan prinsipprinsip riset kepada: 1. Pengguna karya interior 2. Jenis dan trend karya interior 3. Persaingan karya interior

Transcript of Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain...

Page 1: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

Review  Riset Desain Interior, Perancangan dan 

Konsep Desain Interior   

Disusun oleh :  

Dr. Mahendra Wardhana, ST. MT.  

  Mata Kuliah  :   Riset Desain Interior        Kredit    : 8 SKS       Semeter   : 7  Tujuan   :  Pembelajaran 

1. Mahasiswa  mampu  menguasai  pengetahuan  jenis‐jenis  riset terhadap karya interior 

2. Mahasiswa mampu melaksanakan salah satu metode riset terhadap karya interior 

3. Mahasiswa mampu membuat proposal riset  4. Mahasiswa  mampu  menemukan  konsep  desain  dari  hasil  riset 

sederhana terhadap karya interior  Kompetensi  :  

Mahasiswa  mampu  memprediksi  konsep  desain  suatu  karya  interior berdasarkan prinsip‐prinsip riset kepada: 1. Pengguna karya interior 2. Jenis dan trend karya interior 3. Persaingan karya interior 

                

Page 2: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

 

ÉΟ ó¡Î0 «! $# Ç⎯≈uΗ ÷q§9 $# ÉΟŠ Ïm§9 $# ∩⊇∪

 

Metode Desain, Riset dan Konsep Desain Interior   

Oleh:  Dr. Mahendra Wardhana, ST. MT. 

     Assalamu’alaikum Wr. Wb.   1. Pendahuluan 

Tantangan penting pada pendidikan desain (termasuk pendidikan arsitektur) adalah menjadikan  mahasiswa  mampu  untuk  menjadi  perancang  yang  handal.  Salah  satu kompetensi  penting  yang  harus  dikuasai  dalam  hal  ini  adalah metode  dalam merancang. Fokus  perhatian  penting  pada  penguasaan  metode  merancang  ini  terdiri  adalah  pada tahapan‐tahapan  kegiatan  dalam  merancang.  Tahapan‐tahapan  tersebut  dikenal  pula dengan proses desain (perancangan). 

Hambatan  dalam  menghasilkan  rancangan  yang  indah  bagi  perancang  muda (termasuk  juga  mahasiswa)  adalah  kurang  diketahuinya  potensi  dalam  menjalankan (mendalami)  proses  perancangan  yang  sesuai  bagi  tiap‐tiap  perancang.  Potensi  dalam memproses desain dapat ditentukan dari minat dan kebiasaan desainer dalam menghasilkan rancangan (desain). Minat dan kebiasaan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kepekaan dalam menilai karya desain  (rancangan). Metode merancang  tersebut di atas adalah yang disebut sebagai metode desain berbasis kompetensi (kemampuan) perancang.  

Hasil dari metode merancang yang berbasis kompetensi perancang adalah identitas pada gaya  rancangan yang memiliki ciri khas  tertentu yang kuat. Berbagai karya arsitektur yang  diakui  indah  sepanjang  sejarah  arsitektur  adalah  lahir  dari  karakter  perancang  yang kuat  dan  berciri  tertentu.  Dapat  diajukan  contoh  seperti  Le  Corbusier,  Frank  L.  Right, Coophimmeblau  dan  berbagai  perancang  ternama  dapat  dikenali  dari  karakter  hasil desainnya  yang  khas.  Bila  ditelusuri  lebih  lanjut  maka  karakter  desain  yang  khas  dari perancang  yang  terkenal  tersebut  adalah  dihasilkan  dari metode  perancangan  yang  telah dipegang teguh oleh perancanganya. 

Ciri dalam proses merancang tersebut pada alinea di atas memberikan inspirasi dan mengingatkan kita kembali akan arti penting menjalankan metode merancang yang kuat dan tepat  dalam menghasilkan  karya  arsitektur  yang  indah.  Hal  inilah  yang  akan  coba  diulas dalam tulisan sederhana ini.  2. Metode‐metode dalam merancang 

Pengelompokan  dalam metode merancang  dapat  diketahui  dari  kebiasaan  proses perancangan  yang  djalankan  dalam  merancang  suatu  karya  arsitektur.  Kebiasaan  dalam proses merancang yang telah dikenal adalah tradisi logis, idealis dan intuitif. Ketiga metode tersebut  lahir dikarenakan  fokus  (tekanan) dalam proses merancang suatu karya arsitektur yang berada pada kegiatan tertentu.  

 

Page 3: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

a)  Metode Logis‐Rasionalis  Metode  logis‐rasionalis  didasari  oleh  pentingnya  pemecahan  terhadap  suatu 

permasalahan  tertentu  yang  melekat  kuat  pada  suatu  karya  arsitektur.  Tekanan  akan pemecahan  kepada  permasalahan  tertentu  tersebut  menunjukkan  kepada  kita  bahwa perancang  harus  memahami  dan  menguasai  arti  penting  diwujudkannya  suatu  karya arsitektur tersebut.   

Bentuk permasalahan dalam perancangan  tersebut  sangat beragam. Setiap proyek yang  dikerjakan  selalu  akan  memuat  permasalahan  yang  spesifik  dan  berbeda  dengan proyek yang lainnya. Dengan demikian, perancang yang menghadapi proyek seperti ini harus memiliki  perbendaharaan  yang  kuat  akan  proyek  sejenis  yang  lainnya.  Perancang  yang belum memiliki  atau mengenal proyek  yang  sejenisnya  akan mendapatkan  kesulitan  yang cukup besar untuk mengatasi permasalahan yang spesifik tersebut. 

Urutan merancang melalui metode logis‐rasionalis adalah dimulai dari studi standar dan  pola  pada  proyek  sejenis  lainnya,  kemudian  dilanjutkan  pada  menemukan  konsep desain  yang  mengandung  permasalahan  yang  penting  pada  proyek  yang  dirancang, kemudian  dilanjutkan  pada  pra  desain  serta  diakhiri  dengan  presentasi  karya  desainnya. Untuk  lebih  jelasnya  urutan  dalam metode  logis‐rasionalis  adalah  sebagaimana  terdapat pada bagan di bawah ini.  

 

 Tahapan  pra  desain  dan  optimalisasinya  menjadi  kekuatan  dari  metode  logis‐

rasionalis  ini.  Fokus  utama  pada  tahapan  tersebut  adalah  upaya  desain  untuk mengatasi (menjawab) permasalahan yang ada. Dengan demikian bentuk karya desain yang dihasilkan akan  menyatu  juga  sebagai  solusi  dalam  mengatasi  permasalahan  pada  proyek  yang dirancang.  

Gambar 1. Metode Logis‐Rasionalis

Page 4: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

Salah  satu  keunggulan  dari  hasil  metode  logis‐rasionalis  ini  adalah  hasil  karya rancangan  akan  sangat  bergantung  pada  kejelian  perancang  dalam  menemukan  konsep rancangan. Konsep rancangan dapat diperoleh dari permasalahan yang didapatkan dari riset pada karya desainnya. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa bentuk  (hasil) karya akan terlihat memperlihatkan solusi terhadap permasalahan yang ada.  

Kelemahan  yang  kemungkinan  dapat  hadir  bila  menggunakan  metode  logis‐rasionalis  ini  adalah pengamat dapat mengalami  kesulitan dalam mengenali  (mengetahui) permasalahan  yang  menjadi  perhatian  utama  pada  karya  rancangan.  Kesulitan  ini  dpat muncul  bila  khasanah  pengalaman  pengamat  terhadap  jenis  karya  yang  dirancang  belum mendalam. Kegagalan mengetahui permasalahan dalam merancang  ini akan menyebabkan pengamat  akan menilai  suatu  karya  berdasarkan  estetika  tampilan  (geometri)  bentuknya saja.  

Ciri‐ciri merancang dengan menggunakan metode Logis‐Rasional: No  Jenis Ciri‐ciri  Uraian (Penjelasan)  

1  Bentuk yang dihasilkan Memungkinkan menghasilkan bentuk yang berlainan dengan karya sejenis lainnya (karya dari tempat lainnya)  

2 Tahapan pra desain terhadap proses desain 

Pra desain berada setelah gagasan mengatasi permasalahan ditemukan 

3  Unsur yang dipentingkan Pertimbangan penting adalah pada fungsi, teknologi dan kekuatan yang kemudian akan memberikan keindahan pada estetika bentuk 

4  Kelemahan  Bila pengamat gagal mengenali permasalahan yang dijawab pada rancangan 

 Contoh karya arsitektur yang menggunakan metode Logis‐Rasional Contoh 1. Musgum clay houses in cameroon  

 Sumber gambar: www.designboom.com  Musgum  clay  house  ini  berkonsep  bangunan  dengan  memanfaatkan  material 

setempat  sebagai  bentuk  bangunan.  Hal  ini  menjadi  permasalahan  dan  tantangan  yang harus dipecahkan. Konsep utama untuk menjawab tantangan  ini adalah material bangunan dari  tanah  liat  yang  ada  di  daerah  tersebut.  Bentuk  bangunan  akhirnya  diambilkan  dari bentukan  cangkang  karena  bentukan  tersebut  memiliki  paling  sesuai  dengan  material sebagai dinding bangunannya. Tekstur dinding dirancang dengan motif sebagaimana terlihat di gambar bawah untuk mendapatkan dinding yang tipis dari material tanah liat tersebut.  

Page 5: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

  

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 Contoh 2. reiser + umemoto: taipei pop music center 

 

 Sumber gambar: www.designboom.com  Outdoor  amphitheater  dalam  bangunan  ini  dikombinasikan  dengan  konsep  sirkus 

dan  kota dengan  tempat duduk  susun  yang dapat digerakkan. Konsep  ini dilatarbelakangi agar berbagai kegiatan dan kapasitas  tempat duduk dapat diganti‐ganti  sesuai kebutuhan. Berbagai teknologi yang mendukung  fungsi pada bangunan  ini dapat dijumpai didalamnya. Tempat  pentas  yang  dapat  diganti‐ganti,  teknologi  pencahayaan  dan  teknologi  suara terdapat pada berbagai sisi di bangunan ini.  

Page 6: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

  

 Sumber gambar: www.designboom.com   b)  Metode Idealis‐Pola 

   Perancangan model  idealis‐Pola didasari oleh  tantangan pada pertimbangan dapat digunakannya  rancangan  sebaik‐baiknya  oleh  pengguna.  Pertimbangan  fungsionalitas  dan identitas karya desain menjadi perhatian utama pada model metode merancang idealis‐pola ini.  Pengguna  dalam  hal  ini  berharap  akan  mendapat  kenyamanan  dalam  beraktivitas berkaitan dengan karya desain dan tidak merasa asing selama menggunakan (berhubungan) dengan karya desain.  

Permasalahan  utama  pada  karya  desain  hasil  metode  idealis‐pola  terletak  pada identitas  karya  desain.  Identitas  tersebut  dapat  diwujudkan  pada  kesamaan‐kesamaan utama  yang  selalu  berkaitan  dengan  fungsi  dan  bentuk  tertentu.  Sebagai  contoh  dari identitas  ini  adalah  pada  bangunan  yang mempertahankan  identitas  bentuknya.  Identitas pada  bangunan  di  kawasan  konservasi  tertentu  akan  handal  bila  dirancang  dengan menggunakan metode idealis‐pola ini. 

Dalam proses perancangannya, metode  idealis‐pola  ini meletakkan pra  rancangan pada  tahapan  setelah  pengenalan  identitas  dan  fungsionalitas  tertentu  dilakukan.  Jenis bangunan yang dirancang dengan menggunakan pola metode ini akan menghasilkan bentuk bangunan (rancangan) yang serupa dengan jenis bangunan lainnya. 

Kelemahan menggunakan metode  ini  adalah  bentuk  bangunan  (rancangan)  yang dihasilkan  tidak  akan  unik  berbeda  dari  bangunan  sejenis  lainnya.  Bila  pengamat  tidak mengetahui (ataupun menyetujui) pentingnya identitas pada jenis bangunan yang dirancang maka  penilaian  terhadap  hasil  rancangan  akan  rendah.  Berikut  di  bagian  bawah  ini  akan diilustrasikan urutan proses merancang pada metode Idealis‐Pola.  

Page 7: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

 Pada  proses  disain  yang  menggunakan  metode  Idealis‐Pola  ini  tahapan  awalnya 

adalah menstudi karakter‐karakter yang membentuk  identitas karya desain. Studi terhadap bangunan  sejenis  lainnya dan bangunan di  sekitarnya akan menjadi penting pada  tahapan awal  pada  proses  desainnya.  Bila  telah  didapatkan  hasil  studi  identitas  ini,  maka  pada tahapan  pra  desain  karakter  yang  telah  distudi  dalam  upaya  mendapatkan  identitas bangunan akan dipegang kuat sebagai panduan dalam merancangnya. 

Upaya  untuk menjadikan  bentuk  bangunan memiliki  tampilan  yang  berbeda  dari bangunan  sejenisnya  dapat  dilakukan  sepanjang  identitas  utama  bangunan  tidak  pada bentuknya.  Bentuk  bangunan  dapat  diperindah  dengan  olahan  geometri  ataupun  juga melalui pemberian aksen pada tampilan bangunannya. 

Ciri‐ciri merancang dengan menggunakan metode Idealis‐Pola: No  Jenis Ciri‐ciri  Uraian (Penjelasan)  

1  Bentuk yang dihasilkan 

Bentuk yang dihasilkan memiliki kesamaan (kemiripan) identitas dengan karya lainnya yang sejenis. Upaya untuk menghasilkan bentuk yang berlainan dengan bangunan sejenis dapat dilakukan sepanjang identitas tidak terletak 

Gambar 2. Metode Idealis‐Pola 

Page 8: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

No  Jenis Ciri‐ciri  Uraian (Penjelasan)  pada tampilan bangunannya. 

2 Tahapan pra desain terhadap proses desain 

Pra desain berada setelah studi karakter dan identitas dilakukan. 

3  Unsur yang dipentingkan 

Pertimbangan penting adalah pada identitas dan fungsi pada rancangan yang kemudian akan memberikan keindahan pada estetika bentuknya. Fungsi akan sangat mempertimbangkan standar‐standar dan persyaratan tertentu dalam rancangannya. 

4  Kelemahan  

Bila pengamat tidak menyetujui keutamaan (pentingnya) identitas pada jenis bangunan yang dirancang maka apresiasi pada bangunan akan turun. 

 Contoh karya arsitektur yang menggunakan metode Idealis‐Pola: Contoh 3. 'Blok K' by NL architects all images courtesy NL Architects 

 

Sumber gambar: www.designboom.com  

Di dalam Blok K  ini terdapat hunian (300 apartemen), blok rumah dan perkantoran di dalamnya. Bangunan  ini dirancang dengan susunan hunian dan perkantoran berupa grid. Masing‐masing  hunian  dan  perkantoran  dirancang  dengan  efisiensi  lahan  yang  tersedia. Bagian yang diolah estetikanya adalah bagian atap bangunannya.  

  Sumber gambar: www.designboom.com 

Page 9: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

 Contoh  4.  Rolex  Learning  Center  Ecole  Polytechnique  Fédérale  De  Lausanne  By SANAA,  by  kazuyo sejima and ryue nishizawa. 

  

 

  Sumber gambar: www.designboom.com 

 Bangunan  ini berfungsi  sebagai kampus pusat belajar. Bangunan  ini diperindah bentuknya melalui  permainan  geometri  naik  dan  turun  pada  lantainya  sirkulasinya.  Bangunan  ini memiliki fungsi sebagai laboratorium, perpustakaan dan fasilitas kemahasiswaan yang luas. Untuk mewujudkan bangunan yang luas tersebut, maka bentuk bangunan antara lantai dan langit‐langit dirancang pararel bentuknya.               

Page 10: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

Contoh 5. Tam Architecture: Salam Surgery Center for Emergency, Sudan 

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 Rancangan  ini  adalah  kompleks  bangunan  rumah  sakit  bedah  jantung  yang 

menyediakan  spesialisasi  perawatan  tingkat  tingginya.  Rumah  sakit  ini  adalah  proyek regional yang melibatkan 9 negara di sekitar Sudan.    Rumah  sakit  ini dirancang dengan pola halaman yang  luas, bangunan penginapan, bangunan pendukung, taman‐taman, paviliun untuk berdoa dan bermeditasi serta bangunan staff.  

  

 Tabir yang mengelilingi bangunan terhadap halaman dibuat dengan tangan oleh penduduk local.  

Sumber gambar: www.designboom.com    

Page 11: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

  

  

 Sumber gambar: www.designboom.com 

    

Page 12: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

Contoh 6. Battersea Power Station by Rafael Vinoly 

  

 Sumber gambar: www.designboom.com  Masterplan untuk Battersea power  station  ini adalah dirancang untuk perusahaan 

terbesar di  sepanjang  sungai Thames. Tujuan dari masterplan  ini adalah untuk membantu menggabungkan pembangunan yang berkesinambungan diantara fungsi komersial dan retail serta  residensial,  budaya  dan  ruang  untuk  event  tertentu  yang  diselingi  dengan  fasilitas bersama dan pabrik non karbon energi.  Struktur  bersejarah  yang  digunakan  pembangkit listrik ini dirancang sebagai titik utama (penting) pada tapaknya.   

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 Perbendaharaan kata pada karya arsitekturnya dinyatakan dengan  seri dari variasi 

tipologi bangunan yang menunjukkan pebedaan karakter pada area publiknya. Pada tipologi bangunan  teras  tradisional  di  London,  pendekatan  sequence  pada  pembangkit  listrik  ini 

Page 13: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

dinyatakan  dengan  fasade  bangunan  yang membentuk  kurva.  Interpretasi  kembali  pada tipologi ini menghasilkan kondisi (kesan) dinamis pada sirkulasi dan fasadenya.   

Contoh 7. Hugon Kowalski: Watertower Skyscraper  

  

  

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 Arsitek  terkenal Hugon  Kowalski  dari H3AR  architect  and  design  yang merancang 

bangunan tower air ini memperkenalkan penggabungan antara tempat penyimpanan air dan berbagai  fungsi bangunan  lainnya. Bangunan  ini  terinspirasi dari bangunan  tower air yang juga menjadi bangunan symbolik di Savana Afrika.  

Page 14: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

Pada bangunan ini dirancang untuk bangunan penampung air, rumah sakit, sekolah, dan  pusat makanan.  Bangunan  ini  ditujukan  untuk mempercepat  pembangunan  ekonomi yang bersanding dengan perubahan budaya, perbedaan keyakinan dan bahasa di Sudan.  

Contoh 8. OFIS Architecture: All Seasons Tent Tower  

 Sumber gambar: www.designboom.com  Perusahaan Slovenia OFIS architecture memperkenalkan 'Tower tenda segala cuaca’. 

Konsep  tower  tenda  ini adalah menyatunya dua  teras  tower yang berbentuk  silinder yang dihubungkan  dengan  lantai  dasar  yang  ditutup  dengan  tenda  hijau.  Tower  tertinggi digunakan untuk restoran, kolam renang, spa, pusat fitnes dan bar. Di tower terdapat pula hotel, apartemen, pusat bisnis dan toko. Struktur terendah difungsikan sebagai pemukiman dan hall exebisi.   

  

 

 Sumber gambar: www.designboom.com 

      

Page 15: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

c)  Metode Intuitif     

Latar  belakang  perancangan  perlunya  menggunakan  metode  Intuitif  ini  adalah dalam rangka menghasilkan bentuk bangunan (karya desain) yang unik dan bebas mengikuti keinginan  bentuk  dari  perancangnya.  Metode  ini  memungkinkan  perancang mengeksplorasikan  kemampuan  estetika  dan  pertimbangannya.  Semua  pertimbangan esetetika dirumuskan oleh perancang dan kemudian dituangkan dalam karya desainnya.    Permasalahan yang dapat timbul dari metode perancangan ini adalah pertimbangan selain estetika tidak selalu sama bahkan memerlukan pemecahan yang tidak jarang bertolak belakang  dengan  keinginan  estetika  perancang.  Permasalahan  ini  terjadi  bila  persyaratan bangunan  (desain)  memiliki  ketidak  sesuaian  dengan  keinginan  estetika  yang  akan diterapkan.    Urutan merancang dengan metode ini adalah didasari oleh tingginya intuisi estetika perancang. Bekal  inilah yang kemudian mewarnai kekuatan metode  Intuitif  ini. Metode  ini dimulai dari brainstorming terhadap obyek yang dirancang. Setelah tahapan ini dilalui maka perancang  langsung  dapat  merancang  bentuk  bangunan  (karya)  dengan  mengeksplorasi semua  kemampuan  estetikanya.  Tahapan  ini  disebut  dengan  tahapan  pra  desain  (awal). Bentuk  bangunan  (karya)  yang  dihasilkan  semakin  unik  bila wawasan  dan  idealis  estetika perancang  semakin  tinggi  (luas).  Bentuk  (karya)  yang  dihasilkan  kemudian  disesuaikan dengan konsep desain yang digali. Penggalian konsep desain dilaksanakan setelah  tahapan eksplorasi  estetika.  Pada  tahapan  konsep desain  ini  semua hasil  eksplorasi bentuk desain disesuaikan dan dikompromikan. Setelah tahapan ini dilalui maka akan masuk pada (tahapan selanjutnya)  yaitu  tahapan  kompromi  dengan  studi  standar‐standar  tertentu.  Setelah tahapan  tersebut  maka  selanjutnya  adalah  tahapan  optimalisasi  pra  desain.  Di  dalam tahapan  ini dilakukan penggalian  terhadap  identitas‐identitas  tertentu  yang harus muncul pada  karya.  Selanjutnya,  adalah  tahapan mempresentasikan  desain  (seperti  pada  gambar denah, perspektif, gambar kerja dan lain‐lainnya).  

Page 16: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

    Kedudukan  pra  desain  (awal)  setelah  pengenalan  terhadap  obyek  (brainstorming) memungkinkan  (memberikan  nilai  unggul)  bagi  perancang  untuk  mengoptimalisasikan kekuatan esetetikanya. Kebebasan estetika dalam perancangan tersebut akan menghasilkan bentuk  (shape)  hasil  karya  yang mengikuti  keinginan  perancang.  Studi  dan  penyesuaian (serta kompromi) pada tahapan selanjutnya (setelah pra desain awal) merupakan upaya agar karya desain tetap memiliki nilai fungsional sesuai kebutuhan penggunanya.    Keunggulan  dalam menggunakan metode  intuitif  ini  adalah  estetika  bentuk  karya rancangan  yang mendekati  keinginan  perancanganya.  Perancang  akan  puas menghasilkan bentuk karya rancangan. Bila dibandingkan dengan dua metode sebelumnya, maka metode ini  lebih  gampang  dijalankan  oleh  perancang  karena  dasar  terwujudnya  desain  adalah dimulai (didasari) dari keinginan perancangnya.    Kelemahan metode  ini  dapat  timbul  pada  kurang  terakomodasikannya  keinginan pengguna atau pemilik obyek rancangan. Hal tersebut dapat terjadi karena perancang terlalu berpegangan  pada  keinginan  estetikanya.  Keinginan  pengguna  dan  pemilik  proyek  yang kemungkinan  juga  memiliki  keinginan  estetika  yang  berlainan  akan  menghadirkan permasalahan baru.   

Gambar 3. Metode Intuistik 

Page 17: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

Ciri‐ciri merancang dengan menggunakan metode Intuitif: No  Jenis Ciri‐ciri  Uraian (Penjelasan)  

1  Bentuk yang dihasilkan 

Memungkinkan menghasilkan bentuk yang unik dibandingkan karya sejenis lainnya. Eksplorasi kemampuan estetika perancang akan maksimal dapat diungkapkan 

2 Tahapan pra desain terhadap proses desain 

Pra desain berada setelah brainstrorming. Hal ini memungkinkan eksplorasi akan bentuk esetetika secara maksimal. 

3 Unsur yang diperhitungkan penting 

Pertimbangan penting adalah pada estetika bentuk bangunan (desain).  

4  Kelemahan  

Bila pengamat tidak memandang keutamaan (pentingnya) estetika bentuk maka apresiasi terhadap bangunan (karya) akan tidak maksimal. 

    

Contoh Karya yang menggunakan Metode Intuitif Contoh  9.  King  Abdullah  II  House  of  Culture  and  Art  in  Amman  (architect:  Zaha Hadid)  

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 

Page 18: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

  

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 Ekspresi arsitektur bagi pusat budya ini diinspirasi oleh peninggalan kota kuno Petra. 

Petra, menurut  Zaha Hadid  (arsiteknya) merupakan  contoh  kombinasi  yang menakjubkan antara arsitektur dengan alam  serta perpaduan antara kekomplekan dengan bentuk alami yang  elegan,  seperti  longsoran  permukaan  gunung  yang  berlapis‐lapis  sedimentasinya. Arsitek mengaplikasikan  prinsip  tersebut  pada  artikulasi  ruang  publik  di  dalam  bangunan pusatnya. Bangunan  ini dirancang dengan  interior menyerupai permukaan  longsoran yang ada di plaza publiknya di bagian muka bangunannya. 

 Contoh 10. DCA: freshwater factory Parisian  firm  design  crew  for  architecture  (DCA)  created  'freshwater  factory',  a proposal for the 2010 skyscraper competition. 

Page 19: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

  

  

 Sumber gambar: www.designboom.com 

    Pencakar  langit  ini  dirancang  untuk  diletakkan  pada  pinggiran  kota. Hal  ini  sesuai dengan  pertanyaan  utama  yang  coba  dihadirkan  pada  pembangunan  pencakar  langit  ini yakni: mengapa kita membangun pencakar langit di pinggiran kota? Isu penting apakah yang melatar belakanginya?   

Page 20: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

Contoh 11. 'Capture the Rain' Skyscraper by Ryszard Rychlicki and Agnieszka Nowak  

  

  

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 

Page 21: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 Bangunan  pencakar  langit  ‘penangkap  air  hujan’  terdiri  dari  pengngkap  aliran  air 

hujan di bagian atas bangunan yang membantu menampung air hujan  sebanyak mungkin. Daya  tampung air  tersebut disesuaikan dengan kebutuhan air  setiap orang yakni 150  liter dan dari penampung air hujan tersebut memenuhi 85 liter dari kebutuhannya.    Bangunan ini dapat mengembang dan menyusut menyesuaikan air hujan yang dapat ditamung  pada  bangunan  ini.  Bentuk  bangunan  akan  menyesuaikan  dengan  kondisi banyaknya  air  hujan  dan  panas  sinar matahari  yang mengenainya.  Bila  air  hujan  banyak maka bangunan akan mengembang, sedangkan bila terkena sinar matahari maka bangunan akan menyusut di beberapa bagiannya.   

Contoh 12. Water Purification Skyscraper, Jakarta ‘Ciliwung  Recovery  Program’  by  Indonesian  Rezza  Rahdian,  Edwin  Setiawan,  Ayu Diah Shanti, Leonardus Chrisnantyo 

 

 Sumber gambar: www.designboom.com 

 Bangunan  ini  mewadahi  berbagai  fungsi  bangunan  seperti  halaman  bermain, 

perkantoran dan  lainnya. Fungsi utama bangunan  ini adalah sebagai bangunan pengolahan air  sungai Ciliwung. Diharapkan dengan bangunan  ini maka air dari  sungai Ciliwung dapat diolah menjadi air yang lebih bersih.  

Page 22: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

Pertimbangan  utama  dalam merancang  bentuk  bangunan  adalah  perpaduan  dari pertimbangan aliran air,  tata hijau,  ruang  fungsional, pengolahan air dan struktur penguat bangunannya. Fasilitas lift juga menggunakan azas gaya berat benda di dalam air.  

 

 

    

Sumber gambar: www.designboom.com  

Page 23: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

 Sumber gambar: www.designboom.com 

  3. Mengetahui Potensi Kehandalan dalam Proses Perancangan 

Upaya pertama dalam memilih  jenis metode merancang yang tepat adalah dengan mengenali  potensi  perancang  dalam  menghadapi  obyek  yang  dirancangnya  (bangunan). Setiap  perancang memiliki  interpretasi  terhadap  obyek  rancangannya  sesuai  pengalaman yang  telah dimilikinya.  Jenis obyek yang dirancang  juga  turut mewarnai pemilihan metode perancangan.  

Gedung  perkantoran  oleh  perancang  yang  memiliki  pengalaman  sangat  banyak dalam mendesain  dan melihat  jenis  gedung  tersebut  akan  cenderung  dirancang  dengan menggunakan metode  Intuitif  (desain bentuk bangunan baru ke  ruang‐ruangnya). Dengan demikian  perancang  akan  puas  untuk  mendapatkan  bentuk  bangunan  yang  unik  dan berbeda  dengan  yang  lainnya  (serta  cenderung  atraktif).  Sedangkan  bagi  perancang  yang lainnya yang berpengalaman sedang dalam melihat dan merancang bangunan perkantoran akan  cenderung menggunakan metode  Logis‐Rasionalis. Metode  ini akan digunakan untuk menawarkan  arti  baru  pada  pengalaman  bekerja  dengan  fungsi  yang  dikonsepsikannya. Dengan  metode  tersebut,  bentuk  bangunan  akhirnya  mengikuti  arti  baru  yang  akan ditampilkan pada bangunan perkantoran tersebut.   Contoh di atas memberikan pengertian kepada kita bahwa pemilihan metode dalam merancang  akan  tergantung  dari  pengalaman  dan  keahlian  perancang  dalam menangani 

Page 24: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

obyek  tertentu. Hal  lain yang menentukan adalah  jenis bangunan  (obyek) yang dirancang. Bangunan sejenis perkantoran akan mudah drancang dengan menggunakan metode Logis‐rasionalis. Bangunan museum akan sering dirancang dengan menggunakan metode  Idealis‐pola. Bangunan jenis rumah sakit juga akan sering dirancang dengan menggunakan metode Idealis‐Pola. Sedangkan  jenis bangunan dengan fungsi baru akan cenderung  juga dirancang dengan menggunakan metode Intuitif.   Berikut ini akan disajikan tabel penggunaan masing‐masing metode perancangan. 

No Metode yang 

digunakan 

Jenis dan sifat bangunan 

Keahlian dan pengalaman perancang 

Keunggulan rancangan 

Telah banyak bangunan sejenis yang dirancang 

Perancang memiliki pengalaman dan mengenali secara mendalam pada obyek yang dirancangnya 

Keunggulan adalah pada pengalaman pengguna ketika berada di dalam bangunan. 

1 Logis‐Rasionalis 

Bangunan memiliki pesaing bangunan lainnya 

Perancang memiliki data eksisting dan pembanding yang banyak mengenai obyek yang diranangnya 

Keunggulan sering pada makna (arti) bangunan dengan penekanan yang berbeda dari bangunan lain sejenisnya 

Bangunan mensyaratkan memiliki karakter dan ciri yang kuat (contohnya seperti bangunan budaya)  

Perancang memiliki data yang banyak mengenai karakter dan ciri bangunan yang dirancang 

Keunggulan bangunan pada karakter dan ciri khasnya 

2 Idealis‐Pola 

Terdapat rujukan bangunan aslinya dan bangunan sejenis telah banyak dirancang 

Perancang memiliki pengalaman dalam merancang bangunan yang sejenis 

Pengguna akan mudah beradaptasi sesuai konteks karakteristik yang disyaratkan bangunan yang dirancang 

Bangunan merupakan jenis bangunan dengan fungsi yang baru 

Perancang memiliki daya imaginasi yang kuat  

Bentuk bangunan menjadi atraktif dan unik (hal ini juga dapat menyebabkan ruang menjadi tidak efisien karena mengikuti bentuk bangunannya) 3  Intuitif 

Bangunan kurang memiliki pembanding 

Perancang kurang memiliki data bangunan sejenis lainnya 

Ruang yang dirancang lebih leluasa di atur karena menyesuaikan dengan bentuk bangunan yang dihasilkan 

  4. Perancangan berbasis Kreatifitas 

Perancangan  karya  desain  selalu  mendasaran  pada  kreatifitas  perancangnya. Kemampuan  perancang  ini  menjadi  modal  dasar  yang  berharga  dalam  memilih  metode merancang  yang  tepat  dan  sesuai  bagi  obyek  yang  dirancangnya.  Kreatifitas  dalam merancang  selalu  dipengaruhi  oleh  dua  hal  yakni  fantasi  dan  imajinasi. Dengan  demikian 

Page 25: Review Riset Desain Interior, Perancangan dan Desain Interiorshare.its.ac.id/pluginfile.php/1650/mod_resource/content/1/Minggu... · Dalam proses perancangannya, metode idealis‐pola

bekal  keduanya  tersebutlah  yang  akan  menentukan  keberhasilan  kreatifitas  perancang dalam mendesain.  

Kemampuan  fantasi  dan  imajinasi  perancang  tersebut  selanjutnya  harus  teat diletakkan pada tahapan proses desainnya. Tahapan dalam proses desain yang meletakkan fantasi  dan  imajinasi  adalah  pada  tahapan  pra  desain.  Dengan  demikian  pada  tahapan tersebut keduanya dikembangkan seluas‐luasnya untuk mencapai bentuk dan wujud karya yang  bernilai  karya  kreatif.  Bila  perancang  telah memiliki  bekal  keduanya  dnegan  cukup maka perancang segera akan menghasilkan bentuk desainnya.   Dengan  demikian,  pengenalan  peracang  terhadap  telah  dimilikinya  fantasi  dan imajinasi ketika menghadapi suatu proyek desain adalah penting untuk selalu diperhatikan. Bila  di  awal  penugasan  perancang  belum  mendapatkan  keduanya,  maka  dpat  memilih metode  selain  intuitif.  Demikian  dengan  kondisi  yang  sebaliknya.  Tahapan  sebelum  pra desain di  laksanakan  juga menjadi kunci penting suksesnya  tahapan pra desain  (eksplorasi fantasi dan  imajinasi). Tahapan sebelum pra desain menentukan seberapa unik dan atraktf karya desain akan dihasilkan.    5. Penutup 

Potensi memilih  gaya  dalam  proses  perancangan  yang  tepat  akan menghasilkan karya rancangan (termasuk juga karya arsitektur) yang berciri khas kuat. Ciri khas yang kuat merupakan  pintu  awal  bagi  karya  desain  yang  berkualitas  (indah).  Keindahan  yang  relatif akan  nampak  menjadi  suatu  penilaian  yang  obyektif  bila  kekuatan  desain  (rancangan) nampak jelas bagi semua orang yang mengapresiasinya.  

Tiga metode  (gaya) merancang  bagi  desainer  akan  berpengaruh  kepada  kekuatan desain  (rancangan)  yang masing‐masing  akan  berkarakter  berbeda‐beda.  Gaya  (metode) mendesain  tersebut  akan  sangat  tergantung pada  obyek  yang  ditangani  (dirancang)  serta kemampuan dan kecenderungan minat perancang.  

 Selamat mencoba.  Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 

  

Surabaya, Mei 2012 Dr. Mahendra Wadhana, ST. MT.