Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

31
Review Materi Psikologi Klinis Semester 2 ( Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Klinis ) Disusun oleh : Sonya Venesianila Fatoni M2A009022 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEDORO

Transcript of Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Page 1: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Review Materi Psikologi Klinis Semester 2

( Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Klinis )

Disusun oleh :

Sonya Venesianila Fatoni M2A009022

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEDORO

SEMARANG

2010

Page 2: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Psikologi Klinis merupakan cabang ilmu psikologi yang memiliki ketertarikan pada

bidang perilaku dan proses mental seseorang, mengandung riset perilaku dan proses

mental, memiliki kegiatan yang meliputi asesmen atau pengukuran tentang

kemampuan dan sifat manusia serta merupakan ilmu yang berusaha membantu

manusia yang mengalami problem psikologis.

Dalam menyikapi permasalahan psikologis klinisi diharapkan mampu bersikap secara

nomothetic—mampu menggunakan prinsip-prinsip umum psikologis pada individu;

contoh reward dan punishment—dan idiodgraphic—mampu menerapkan teknik

tertentu dalam menghadapi individu sesuai dengan kebutuhan atau kasusnya.

Psikologi Klinis memiliki problem area yang meliputi kecemasan dan depresi,

gangguan hubungan interpersonal, masalah perkawinan, masalah sekolah,

psikosomatik dan keluhan fisik, masalah di tempat kerja, penyalahgunaan obat,

permintaan asesmen, riset, dan tritmen.

Akar dari Psikologi Klinis

Tradisi Riset dari Psikologi

Adanya perhatian terhadap perbedaan individu

Perubahan konsep tentang gangguan perilaku

Sejarah Lahirnya Psikologi Klinis

Psikologi klinis ditemukan oleh pria berkebangsaan Amerika, Lightner Witmer. Dia

merupakan alumni Universitas Pensylvana tahun 1988. Witmer bekerja di program

doktoral bidang psikologi bersama Wilhem Wundt di Leipzig. Setelah menyelesaikan

program doktoralnya, dia langsung ditunjuk sebagai direktur laboratorium psikologi

Universitas Leipzig.

Dimulai ketika ada seorang guru sekolah bernama Margareth Maguire yang meminta

Witmer untuk membantu salah seorang muridnya- Charles Gilman- yang didiagnosa

mengalami kesulitan dalam mengeja. Witmer kemudian menerima twaran tersebut.

2

Psikologi Klinis

Page 3: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Tak disangka, hal ini menghantarkan dia sebagai psikolog klinis pertama, dan pada

saat yang sama, ia memulai usaha untuk mendirikan klinik psikologi pertama di

dunia.

Pendekatan yang pertama kali dilakukan oleh Witmer adalah dengan assesmen

(menilai) masalah Charles disusul menyusun rangkaian pengobatan yang tepat.

Penilaian psikologis menunjukkan bahwa Charles mengalami kerusakan visual, baik

dalam hal membaca dan masalah mengingat. Hal tersebut diberi istilah oleh Witmer

dengan "amnesia verbal-visual, atau sekarang disebut disleksia. Witmer menggunakan

tutorial yang intensif guna membantu si anak dalam mengenal kata tanpa terlebih

dahulu mengejanya. Cara ini berhasil sehingga Charles bisa kembali normal

membaca.

Tidak semua yang dilakukan oleh Witmer berpengaruh secara merata, artinya bisa

diterapkan di segala umur, akan tetapi ada beberapa aspek klinis terbarunya yang

diperuntukkan untuk pekerjaan klinis berikutnya:

1. kebanyakan kliennya adalah anak-anak, perkembangan natural sejak

Witmer menawarkan kursus tentang psikologi anak, telah

mempublikasikan karyanya di jurnal pediatris, dan telah menarik minat

guru yang memperhatikan masalah siswa mereka.

2. rekomendasinya guna membantu para klien didasari oleh asesmen

diagnostik

3. dia tidak bekerja sendiri, akan tetapi dengan pendekatan tim yang

merekrut anggotanya dari berbagai profesi, saling berkonsultasi dan

berkolaborasi dalam kasus-kasus tertentu.

4. ada penekanan yang jelas pada pencegahan masalah mendatang

melalui diagnosa dan pengobatan awal.

5. dia menekankan bahwa psikologi klinis harus dibangun di atas prinsip

yang ditemukan atas dasar psikologi ilmiah.

Pada tahun 1897, ada klinik baru yang menawarkan kursus 4 pekan pada musim

panas. Kursus ini menawarkan presentasi kasus, instruksi tes diagnosa, dan teknik

demonstrasi pengobatan. Pada tahun 1900, sebanyak 3 anak per hari diberikan oleh

3

Page 4: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

staf klinis. Selama tahun akademik 1904-1905, Universitas Pensylvnia menawarkan

program psikologi klinis di bawah pengawasn Witmer.

Akan tetapi, pengaruh klinik Witmer, sekolah, jurnal, dan pelatihan-pelatihan menjadi

terbatas. Witmer merasa bahwa psikologi klinis berputar-putar saja, stagnan. Akan

tetapi Witmer memiliki sedikit hal yang telah dilakukannya dan kemudian

mengendalikannya. Itu semua disebabkan karena ia mengabaikan perkembangan-

perkembangan yang akan terjadi di kemudian hari. Sebagai contoh, Witmer

mengabaikan tes intelijensi Binet dan Skala Binet-Simon ketika keduanya

diperkenalkan di Amerikan Serikat. Seperti tes Binet terdahulu, instrumen ini

dirancang untuk mengukur proses mental yang rumit, bukan untuk mengukur mental

biasa yang dilakukan oleh Witmer. Walaupun Binet mengingatkan bahwa alatnya

tidak menyediakan pengukuran objektif keseluruhan intelijensi, tetapi tes Binet-Simon

ini mencuri perhatian banyak kalangan. Henry H. Goddard dari Vineland (New

Jersey) Training School pernah mendengar hal itu ketika dia berada di Eropa pada

tahun 1908 dan membawa skala Binet-Simon ke U.S untuk melakukan asesmen

kecerdasan anak yang menderita "feeble minded" di klinik yang telah ia bangun dua

tahun sebelumnya. Popularitas translasi Goddard terhadap skala Binet-Simon dan

revisi atas Lewis Terman pada tahun 1916 tumbuh begitu cepat di Amerika Serikat

sehingga melampaui popularitas tes-tes intelijensi lain, termasuk alat tes Witmer.

Skala Binet menyediakan fokusnya pada fungsi asesmen psikologi klinis yang sudah

tidak lagi diurus sampai tahun 1910.

Selain itu, Witmer juga mengabaikan asesmen klinis orang dewasa, layanan yang

digunakan ahli klinis lain guna memberikan pertolongan kepada para psikiater untuk

mendiagnosa dan merencanakan perawatan kerusakan dan masalah lainnya. Malah,

pengujian psikologis mental pada pasien di beberapa rumah sakit menjadi hal yang

rutin dilakukan pada tahun 1907. Asesmen serupa dilakukan di penjara untuk

membantu anggota agar bisa mengidentifikasikan narapidana yang terganggu

mentalnya atau merencanakan program rehabilitasi.

Pada akhirnya Witmer tidak bergabung dengan ahli klinis lain dalam praktek

psikoterapi atau dalam mengadopsi pendekatan Freudian dalam menangani kasus

gangguan. Pendekatan Freud menjadi terkenal di kalangan psikologi melalui

perkumpulan psikiater di rumah sakit jiwa serta melalui klinik bimbingan anak yang

4

Page 5: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

secara rutin mempekerjakan para psikolog. Pergerakan bimbingan anak di AS

distimulasi oleh komite nasional tentang kesehatan mental, sebuah kelompok yang

didirikan oleh mantan pasien jiwa, Clifford James, dan didukung oleh William James,

psikolog Harvard, dan Adolf Meyer, psikolog kota yang paling menonjol. Dengan

sokongan dana dari dermawan Henry Phips, komite tersebut bekerja demi

memperbaiki perawatan penyakit mental dan untuk mencegah gangguan psikologis.

Klinik bimbingan pertama ditemukan di Chicago pada 1909 oleh seorang psikiater

bernama William Healy. Dia mempunyai banyak kesamaan dengan Witmer. Hanya

saja dia lebih fokus pada kasus-kasus perilaku menyimpang anak-anak yang

disebabkan oleh otoritas sekolah, polisi atau pengadilan. Klinik Healy berlandaskan

pada asumsi bahwa pelanggaran yang dilakukan anak kecil yang menderita penyakit

mental yang harus ditangani sebelum hal tersebut menimbulakan masalah yang lebih

serius. Kedua, pendekatan yang diambil oleh staf di klinik psikologi Healy di Chicago

sngat dipenagruhi oleh teori psikodinamik Freud.

Pendekatan dinamik ini menerima dorongan yang kuat ketika pada tahun yang sama

Healy membuka klinik, G. Stanley Hall, seorang psikolog, mengatur waktu Freud dan

dua pengikutnya, Carl Jung dan Sandor Ferenczi, untuk mendiskusikan perayaan

tahunan universitas Clark di Worcester, Massachusetts. Acara dan materi yang

digabungkan ini menjual psikoanalisis kepada psikolog Amerika (meskipun bukan

pada Witmer, yang saat itu tidak hadir: Routh, 1996).

Kiblat psikolog menjadi berubah ke arah model Healy mengenai masalah psikologi

klinis dan klinik bimbingan anak. Fakta ini sejalan dengan menyebarnya penggunaan

tes intelijensi Binet, meninggalkan Witmer dengan background psikologi klinisnya.

Tentu saja dia masih aktif, akan tetpi dia lebih fokus pada fungsi dan klien yang sudah

lebih dulu ada, bergabung dengan psikologi sekolah, konseling kejuruan, terapi

bicara, dan perbaikan pendidikan dengan menggunakan psikologi klinis.

Psikologi Klinis di Tengah Perang Dunia II

ketika Amerika memasuki PD I, militer dalam jumlah besar direkrut dan harus

diklasifikasikan menjadi orang yang punya intelektual dan orang yang stabil

psikologisnya. Tidak ada teknik yang digunakan untuk melakukan hal ini. Kemudian

5

Page 6: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

pihak militer meminta Robert Yerkes (yang kemudian menjadi presiden APA) untuk

memimpin komite psikolog eksperimental yang berorientasi pada asesmen yang

mengembankan pengukuran yang tepat. Untuk mengukur kemampuan mental, komite

tersebut mengeluarkan tes intelejensi Army Alpha dan Army Betha, dan untuk

membantu mendeteksi gangguan perilaku. Selain itu, ini juga merekomendasikan

penemuan Psychoneurotic Robert Woodworth's. Pada tahun 1918, para psikolog telah

mengevaluasi hampir 2 juta orang.

Ahli klinis menggunakan variasi yang lebih luas mengenai tes intelijensi untuk anak

dan dewasa dan menambah pengukuran baru tentang kepribadian, minat, kemampuan

khusus, emosi, dan perilaku. Mereka mengembangkan alat tes sendiri, sambil

mengadopsi dari alat tes lain yang diambil dari psikiater Eropa yang orientasinya

psikoanalisis. Beberapa tes yang familiar pada masa ini adalah Jung's Association

Test (1919), Roschach Inkblot Test (1921), the Miller Analogies Test (1926), the

Goodenough Draw-A-Man Test (1926), the Strong Vocationl Interest Test (1927), the

Thematic Apperception Test (TAT) (1935), the Bender-Gestalt Test (1938), dan the

Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (1939).

Pada tahun 1930, terdapat sekitar 50 klinik psikologi dan sedikitnya sekitar 12 klinik

bimbingan anak di AS. Psikolog klinis dalam seting ini menyadari bahwa mereka

sedang berurusan dengan dunia pendidikan, bukan dengan masalah psikiatris. Akan

tetapi, perbedaan ini tumbuh lamban, secara perlahan, ahli klinis menambah fungsi

perawatan pada asesmen mereka, training-training, dan alat-alat penelitian.

Pada 1930-an akhir, psikologi klinis tidak hanya dikenal sebagai profesi. Pada

permulaan PD II, masih tidak terdapat program training untuk ahli klinis, hanya

sedikit sekali yang menyelenggarakan program doktoral, M.A dan paling banyak pada

program B.A. Untuk mendapatkan pekerjaan sebagai psikolog klinis, dibutuhkan

beberapa keahlian tentang tes, psikologi abnormal, perkembangan anak, dan juga

tertarik dengan orang banyak. Departemen-departemen psikologi Universitas enggan

untuk mengembangkan program pascasarjana dalam psikologi klinis karena fakultas

mereka mempertanyakan penerapan psikologi dan mereka khawatir dengan biaya

pelatihan klinis yang cukup mahal.

6

Page 7: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Seluruh materi pokok psikologi klinis modern telah diadakan. Enam fungsinya –

asesment, treatment, research, teaching, consultation, dan administrasi – sudah

bermunculan. Psikologi klinis telah berkembang melalui klinik-klinik aslinya serta

melalui rumah sakit, penjara dan setting-setting lainnya. Parktisinya pun pada saat itu

bekerja dengan anak-anak dan orang dewasa.

Pasca Perang Dunia

Pasca perang dunia II pengenalan hukum psikologi klinis sebagai profesi tumbuh

dengan baik. Pada masa pasca perang, hukum menyediakan lisensi atau sertifikasi

bagi para ahli klinis yang punya kualifikasi tinggi, dan APA membuat grup sertifikat

mandiri untuk mengidentifikasi individu yang telah mencicipi banyak pengalaman

dan mengusai banyak keahlian.

Penelitian klinis juga meluas setelah PD II dan menghasilkan banyak kesimpulan

negatif pada ketidakmanfaatan tes kepribadian, nilai keputusan diagnostik

dibandingkan dengan keputusan yang statistik, dan efektifitas psikoterapi tradisional.

Penelitian ini membuat ketidakpuasan terhadap metode standar penilaian klinis dan

ini termotivasi oleh perkembangan pendekatan-pendekatan baru untuk merawat,

termasuk pendekatan humanistik dan behavioral.

Pada tahun 1980, hampir seluruh yng berkaitan dengan psikologi klinis sebelum PD II

telah berubah. Psikolog klinis sebelum PD merupakan ahli diagnosa yang kliennya

adalah anak-anak. Setelah 1945, fungsi, setting, dan klien dari psikologi klinis

berubah drastis. Sekarang, ahli klinis bisa menikmati jangkauan yang lebih luas

tentang pendekatan teori dan alat-alat praktek untuk melakukan asesemen dan untuk

merubah prilaku manusia.

Psikologi Klinis pada abad -21

Perjalan sejarah psikologi klinis mengalami kemajuan pesat selama lebih dari 100

tahun, akan tetapi baik perkembangannya maupun pengujiannya belum sempurna.

Ketika memasuki abad 21, psikologi klinis banyak menemui hal yang belum pernah

terjadi sebelumnya. Termasuk cara melatih siswa, layanan yang disediakan ahli klinis,

7

Page 8: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

seting yang digunakan, cara pembayaran, dan teori yang membimbing mereka serta

perawatan gangguan psikologis.

Psikoanalisis Freudian

• Meliputi ketidak-sadaran manusia. Bahwa individu memiliki struktur

kesadaran seperti gunung es yakni alam sadar, prasadar dan yang berada pada

urutan paling bawah adalah alam tidak-sadar. Masalah emosional individu

berakar pada pengalaman atau trauma masa kecil, materi tidak-sadar secara

tidak langsung muncul dalam mimpi serta fantasi manusia.

• Struktur mental : id, ego, super ego.

o Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak

disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya

pemenuhan kepuasan yang segera.

o Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol

kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego,

berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan

moral.

o Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu

atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego

menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.

• Mekanisme pertahanan ego

1. Represi merupakan menekan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls

atau ingatan yang menyakitkan dari kesadaran individu.

2. Reaksi formasi merupakan pengembangan sikap dan pola perilaku

yang ia sadari, yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia

rasakan atau ingin lakukan.

3. Supresi merupakan suatu proses menekan pengalaman atau ingatan-

ingatan yang menyakitkan dari individu secara sengaja.

8

Pendekatan Psikologi Klinis

Page 9: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

4. Pemindahan (displacement) merupakan pengalihan emosi yang semula

ditujukan pada seseorang/benda lain yang biasanya netral atau lebih

sedikit mengancam dirinya.

5. Proyeksi merupakan pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri

sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan

motivasi yang tidak dapat ditoleransi.

6. Rasionalisasi merupakan usaha mengemukakan (membuat) penjelasan

agar tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk

menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif

yang tidak dapat diterima.

7. Sublimasi merupakan usaha pengganti / penyaluran perilaku atas

seuatu keinginan yang menggebu agar sesuatu tersebut dinilai baik di

matasyarakat.

• Tahap-tahap perkembangan individu.

a. Tahap Oral (mulut)

b. Tahap Anal

c. Tahap Phalic

d. Tahap Laten

e. Tahap Genital

Evaluasi terhadap pendekatan psikoanalisis Freudian

• Tidak didasari riset klinis tetapi didasari pengalaman klinis.

• Validitas-reliabilitas utk mengukur konstrak kepribadian Freud sangat lemah.

• Hanya menekankan aspek insting seksual dan agresi.

• Hanya menekankan pengalam masa kanak-kanak sebagai penyebab perilaku

masa dewasa.

Pendekatan Behavioral

• Perilaku adalah hasil belajar dalam konteks sosial.

• Perilaku individu berhubungan langsung dengan lingkungan dan kondisi

perasaan individu yang bersangkutan pada waktu tersebut.

• Perilalaku itu dapat diukur baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat

dilihat.

• Faktor biologis dan genetik menjadi dasar perkembangan perilaku individu,

faktor lingkungan berpengaruh penting dalam membentuk perilaku individu.

9

Page 10: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

• Riset empirik adalah metode penting dalam asesmen, perkembangan dan

modifikasi perilaku.

• Asemen klinis dan tritmen harus disadari oleh riset empirik

• Prinsip-prinsip belajar mendasari perilaku yang bermasalah maupun perilaku

yan tidak bermasalah.

• Pendekatan behavioral meliputi

• Operant Learning - B.F. Skinner menekankan pada functional analisis;

belajar adalah adanya hubungan antara stimulus lingkungan dengan

perilaku overt. Hubungan antara perilaku, antecedents dan

consequences.

• Clasical Conditioning - Ivan Pavlov . Menekankan pada hubungan

antara Stimulus – Respon.

• Social Learning - Albert Bandura ; bahwa kita belajar dari stimulus

dari lingkungan sekitar kita sehingga secara tidak sadar melakukan hal-

hal yang dicontohkan oleh lingkungan.

Evaluasi terhadap pendekatan behavioral

• Hubungan antara manusia dan lingkungan bersifat mekanis.

• Prinsip belajar akan sulit diterapkan pada masalah yg kompleks, cocok utk

fobia.

• Prinsip belajar didapat dari eksperimen thdp binatang dan diterapkan pd

manusia, ini menjadi perdebatan.

• Pendekatan behavioral tdk khas utk tritmen klinis.

Asesmen kepribadian, merupakan seperangkat proses yang digunakn seseorang atau

beberapa orang untuk mengembangkan citram membuat keputusan dan mengeek

hipotesa mengenai pola karakteristik orang lain yang menentukan perilakunya dalam

interaksinya dengan lingkungan. (Sunberg, 1977)

10

Asesmen Psikologi Klinis

Page 11: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Asesmen betujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat diandalkan mengenai

klien yang selanjutnya akan digunakan senagai bahan pengambilan keputusan.

Asesmen juga memiliki tujuan lainnya, yaitu:

o Asesmen klinis bertujuan untuk menyaring informasi dan menentukan

diagnosa klien sehingga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan dan

membedakan jenis gangguan tertentu.

o Untuk evaluasi dan intervensi klinis sehingga klinisi dapat mendeskripsikan

dan menggambarkan pola individu kemudian dapat melakukan perencanaan

sampai dengan evaluasi klinis.

o Untuk mempredikasikan yang terjadi selanjutnya (prognosa)

o Untuk riset, sebagai informasi baru, evaluasi kekuatan instrumen dan

pengemangan metode.

Sasaran Assesmen

Kemungkinan sasaran atau target yang akan diusahakan psikolog klinis, sehingga ia

dapat memusatkan perhatian terhadap:

1. Disfungsi (psikologis), individual, memperhatikan abnormalitas atau

kekurangan dalam aspek pikiran, emosi atau tindakannya.

2. Kekuatan klien, dalam hal kemampuan, ketrampilan atau sensitivitas yang

menjadi target evaluasi.

3. Kepribadian subyek. Dalam hal ini bisa jadi ia akan menyelenggarakan tes,

observasi dan interview untuk membantu menemukan kebutuhan, motivasi.

pertahanan dan pola perilaku subyek.

4. Analisis Fungsional. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan lingkungan sosial individu dan efeknya terhadap pikiran perasaan

dan perilaku klien.

Tahapan Umum dalam Asesmen

1. Perencanaan prosedur pengumpulan data (menentukan pendekatan,

menentukan tujuan,prosedur dan tekniknya)

2. Pengumpulan data asesmen meliputi bagaimana mencari data, jenis data,

kearutanan dalam screening data.

11

Page 12: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

3. Perencanaan data dan perumusan hipotesa meliputi integrasi daat,

meminimalkan kemungkinan bias dalam menginterpretasikan data, cara

pengambilam data (informal atau formal).

4. Mengkomunikan data hasil pengukuran yang berbentuk laporan psikologis

yang berisi siapa saja yang mengakses asesmen, tujuan penggunaan, efek

samping asesmen, perlindungan penyalahgunaan data.

Metode Assesmen

Dalam pelaksanaanya Asesmen memiliki beberapa metode yaitu:

1. Wawancara.

Dalam wawancara klinis pertama-tama adalah vokal, tetapi harus waspada

mengenai pesan non verbalnya (seperti postur, gestur. dan ekspresi wajah).

2. Tes. Ada dua macam tes yang dapat diberikan pada klien yaitu Tes

Terstruktur dan Tes tidak Terstruktur.

a. Tes Terstruktur

Tes ini meminta subvek untuk menjawab pertanyaan secara

tegas, ya atau tidak, dan maknanya uniform. Yang penting

adalah memiliki reliabilitas dan validitas yang memadai dalam

hal alat tesnya.. dan tendapat keseragaman dalam pelaksanaan

tes maupun kejelasan subjek pengetesan atau biasa disebut

testee.

b. Tes Tak Terstruktur,

Thematic Apperception Test (TAT) atau Rorschach Inkblot-

test. Disebut tak terstruktur karena stimulus tesnya tidak

membutuhkan jawaban yang ditentukan secara tegas dan jelas.

Faktor pribadi testee sangat menentukan.

3. Observasi (Behavioral Revolution) untuk mengetahui lebih jauh di luar apa

yang dikatakan klien. Banyak yang mempertimbangkan bahwa observasi

langsung mempunyai tingkat validitas yang tertinggi dalam asesmen

4. Catatan Kehidupan

Psikolog sering tertarik untuk mempelajari riwayat hidup klien, karena

riwayat itu dapat mendasari permasalahan yang dialaminya saat ini. Catatan

kehidupan ini bisa dalam bentuk buku harian yang berisikan catatan

12

Page 13: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

peristiwa kehidupan dan kesan-kesan pribadi yang diasumsikan membangun

gambaran ini.

5. Dokumen Pribadi

Bagi klinikus, adalah proyeksi yang dapat ditafsirkan Seperti dalam

interview, yang diperlukan adalah keterampilan psikolog untuk menganalisis

dan menafsirkannya.

Laporan Psikologis

Laporan Psikologis merupaka kumpulan informasi dan data yang telah

diinterpretasikan, diintegrasikan dan diorganisasikan sehingga dapat

dikomunikasikan. Pelaporan Psikologis bertujuan sebagai upaya membangn

komunikasi antara pembuat laporan dan penerima laporan untuk menyatukan

pemahaman. Hal ini berbeda pada kompetensi pembuat laporan dan berbeda format

pada tiap profesi.

Bentuk pelaporan psikologis memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

- Adekuat dalam hal cakupan tugas dan tujuan

- Diorganisasikan dengan baik,jelas dan mudah dipahami bagi pembaca

- Realistis dan kritis dalam menyebutkan berbagai keterbatasan dan

kebutuhan di masa yang akan datang.

- Bebas dari pendapat maupun hipotesis yang tidak disertai data.

Dalam menuliskan asesmen terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain

tujua asesmen, gaya tulisan—naratif, umum, menggunakan bahsa yang sederhana dan

singkat agar mudah dipahami, dan terfokus pada kasus serta validitas dari sumber.

Hindari sumber bias karena dapat mengakibatkan kesalahn daam membuat keputusan

asesmen.

Psikopatologi

13

Pengantar Diagnosa, Etiologi dan Prognosa

Page 14: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Psikopatologi merupakan ilmu yang mempelajari berbagai tipe perilaku yang

menimbulkan friksi antara individu dengan lingkungannya (Choca, 1976). Hal ini

terkait dengan kemampuan individu, motivasi, tipe kepribadian individu dan interaksi

dengan lingkungan serta friksi antara kemampuan individual dengan tuntutan

lingkungan yang dapat menyebabkan stress emosional.

Psikopatologi dibedakan atas :

a. Organic pathology gangguan fungsi individu yang disebabkan oleh

gangguan biologis yang mengakibatkan rendahnya kemampuan

individu beradaptasi dengan lingkungannya.

b. Functional pathology gangguan fungsi individu karena sebab-sebab

psikologis sehingga tidak mampu mengatasi friksi yang terjadi antara

individu dengan lingkungannya. Ini dapat disebabkan karena tipe

kepribadian yang kaku berlebihan atau formasi simtom-simtom

tambahan yang berkaitan dengan tipe kepribadian tertentu.

c. Situational pathology gangguan yang muncul akibat situasi yang

sangat menekan sehingga individu merasa tidak berdaya mengatasi

friksi dengan tuntutan tertentu.

Diagnosa

Setelah melakukan klasifikasi berdasarkan keterangan klien, klinisi dapat melakukan

diagnosa. Diagnosa adalah dasar ilmiah dan formal dalam melakukan klasifikasi atau

penggolongan perilaku abnormal. Dengan diagnosa klinisi dapat mengkomunkasikan

informasi individu kepada keluarga yang bersangkutan, melakukan kontrol atau

kendali sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan jika terjadi sesuatu yang

tidak diinginkan serta menjadi acuan dalam menentukan atau mengubah terapi, selain

itu diagnosa dapat menjadi sarana untuk memahami penyebab dan proses dinamika

seperti mengapa kondisi individu terus bertahan.

Dalam pelaksanaannya diagnosa memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Prinsip Parcimony menentukan diagnosa berdasar efisiensi dan

keluwesan, tetai tetap dapat menerangkan data yang ada dan mampu

dipertanggungjawabkan.

14

Page 15: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

b. Prinsip Hierarchy menentukan diagnosa berdasarkan tingkat keparahan

atau stadium simptom.

Diagnosa Multiaksial

Diagnosa multiaksial merupakan diagnosa multifaktor atau diagnosa multidimensi,

hal inimengacu pada DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder)—

DSM I (1952) – DSM IV (1994) disusun oleh American Psychiatric Assosiation—dan

PPDGJ (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa) sampai dengan PPDGJ

III-R yang mengacu pada ICD (International Classification of Diseases) yang disusun

WHO. DSM sendiri digunakan untuk keperluan diagnostik karena memuat kriteria

diagnostik, ciri, deskriptif, ateoritis, multiaksial yang menyeluruh dan komprehensif

(Millon & Davis, 2000)

Prognosa

Prignosa merupakan upaya mengkomunikasikan prediksi atau perkiraan dari kondisi

klien di masa mendatang. Prognosa berfungsi sebagai pertimbangan untuk rencana

terapi selanjutnya dan pertimbangan perawatan dan rehabilitasi.

Hal-hal yan harus diperhatikan dalam melakukan prognosa adalah waktu munculnya

gejala, lamanya penyakit tersebut, frekuensi kambuh, ciri gangguan, dukungan sosial,

fungsi yang masih dimiliki klien dan bentuk reatmen serta sikap klien terhadap

gangguan yang dideritanya.

Etiologi

Etiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebab gangguan. Munculnya

gangguan tersebut dipengaruhi oleh peran genetika (genotipe dan fenotipe) dan peran

sosial (model perkembangan, mekanisme pertahan ego, konflik intrapsikis, stress, dan

gangguan perilaku).

15

Pengantar Intervensi Psikologi Klinis

Page 16: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Intervensi adalah upaya untuk mengubah perilaku, pikiran dan perasaaan seseorang.

Intervensi klinis adalah upaya profesional untuk mempengaruhi klien dalam

mengubah perilaku atau kondisi lingkungan sosial agar sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki.

Bentuk-bentuk intervensi klinis

a. Psikoterapi

Merupakan intervensi yang bertujuan untuk mengatasi masalah klinis,

perubahan perilaku, mengubah pengalaman emosional dan memperoleh

insight. Psikoterapi dilakukan oleh 2 orang atau lebih yaitu klien dan

terapis, dalam hal ini akan tercipta hubungan teraputik yaitu hubngan yang

menyembhuhkan, membuat klien dapat sembuh dengan usaha sendiri.

Dalam hal ini tidak diperbolehkan hubungan emosional antara klien dan

terapis kecuali hubungan tersebut telah terjalin selama lebih 2 tahun.

Metode yang diberikan disesuikan dengan teori yang sesuai dengan

keadaan pasien.

b. Rehabilitasi sosial

Bertujuan untuk mencapai kualitas hidup yang baik dan perbaikan dalam

aspek psikologi dan sosial. Intervensi jenis berguna untuk meningkatkan

kemampuan klien untuk mengatasi keterbatasannya agar mampu berfungsi

secara optimal terkait dengan gangguan yang dialaminya sehingga ia bisa

mendiri dan tidak menusahkan keluarganya. Subjek dari intervensi

rehabilitasi sosial adalah penderita schizophrenia, gangguan mood, dan

gangguan mental lainnya.

c. Intervensi Preventif

Intervensi preventif betujuan menguatkan faktor-faktor yang mebdukung

ksembuhan individu dan mengurangi resiko yang mungkin terjadi.

Intervensi preventif terbagi atas :

o Prevensi tersier berfungsi untuk mengurangi dan memperkecil

konsekuensi jangka panjang maupun jangka pendek dari gangguan

yang dialami pasien. Contoh : rehabilitasi psikososial

16

Page 17: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

o Prevensi Sekunder intervensi yang dilakukan pada kelompok

beresiko tinggi; pemberitahuan mengenai faktor-faktor resiko

terkait.

o Prevensi Primer meliputi memodifikasi lingkungan dan

mengubah individu sehingga dapat terhindar dari simptom.

Bertujuan untuk : Membuktikan kebenaran suatu teori

Memahami keunikan individu

Memberi perhatianpada kelompik tertentu

Metode

a. Metode Observasi

Observasi tak sistematis observasi yang dilakukan tanpa

mempertimbangkan situasi, dan kondisi lapangan dan dilakukan

berdasarkan kebutuhan observer dan bersifat insidental. Contoh:

waktu, tes, perkuliahan.

Observasi alamiah proses observasi yang dilakukan dalam setting

alamiah tanpa manipulasi dan berjalan dengan situasi yang nyata.

Contoh : melihat/mengobservasi yangdilakukan orang di “lembah”

ketika berpacaran pada jam-jam tertentu.

Observasi terkendali pengamatan yang dilkuakan dalam situasi

yang elah dikendalikan oleh observer.

Penelitian epidemiologis adalah penelitian yang mempelajari tentang kejadian,

prevalensi dan distribusi penyakit atau gangguan dalam populasi berdasarkan hasil

survey yang disebarkan didaerah tertentu. Dalam hal ini terdapat sosial desirability

yaitu pengaruh lingkungan—pemahaman tentang sesuatu.

b. Metode Korelasi (hubungan antara)

Metode ini betujuan untuk menentukan apakah variabel tertentu berkaitan

dengan variabel lain, mengulas tentang jumlah sampel yang diteliti, serta

17

Penelitian Psikologi Klinis

Page 18: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

hubungan antara makna korelasi statistik dengan korelasi praktis. Metode in

memerlukan 2 set data.

c. Metode Longitudinal vs Cross Sectional

Metode longitudinal meneliti sejumlah orang yagn sama pada kurun waktu

tertentu. Metode cross sectional membandingikan 2 kelompok atau lebih pada

satu kurun waktu yang sama.

d. Penelitian Experimental

Penelitian ini berusah memastikan adanya hubungan sebab-akibat dari 2

peristiwa. Penelitian ini memiliki 2 bentuk yaitu :

o Between group design membandingkan 2 kelompok yang

menerima perlakuan yang berbeda.

o Within group design bertujuan untuk mengetahui pengaruh sesuatu

atau beberapa hal dalam satu kelompok yang diberikan secara

bergantian untuk mengetahui pengaruhnya.

e. Case Study (pendekatan perilaku)

Contohnya memberikan tritmen/perlakuan khusus yang berbeda secara

bergantian dan teratur pada seseorang untuk kemudian diberikan tindakan

follow up.

Isu-isu dalam psikologi klinis mencakup tentang :

a) Professional regulation

Sertifikat dan lisensi

Hukum yang mengatur klien untuk menerima/menolak terapi

Komunikasi antara klien-terapis bersifat rahasia

Ketentuan yang mengatur unsur malpraktik

b) Professional ethnics

Profesional ethnic merupakan seperangkat prinsip dan aturan yang mendorong

terciptanya perilaku professional. Perlu diketahui bahwa kode etik psikologi

18

Isu-Isu dalam Psikologi Klinis

Page 19: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

diterbitkan pertama kali oleh APA pada tahun 1953 (Ethical Principels of

Psychologist an Code of Conduct). Di Indonesi asendiri kode etik diterbitkan

oleh HIMPSI (kode etik psikologi Indonesia).

c) Prinsip dan Aturan yang dibahas

Stándar umum kompetensi, hubungan antar profesi dengan profesi

yang lain.

Evaluasi, asesten, dan intervenís

Pengiklanan jasa psikologi cara mengiklankan diri

Terapi menyusun, mengatur, melakuakn dan mengakhiri terapi (dari

hubungan yang mungkin terjadi dalam terapi)

Kerahasiaan melindungi hak-hak klien, kerahasiaan data.

Pengajaran, pelatihan, supervisi, penelitian, dan publikasi.

Aktifitas forensik

d) Professional independence

Kerancuan peran; tugas, pelayanan, pemberian, psikoterapi, tarif jasa.

Sinergi antara profesi; guru, perawat, pengacara, dokte, pekerja sosial

Psikolog rumah sakit, psikolog puskesmas.

Psikologi Anak

Mempelajari perkembangan psikopatologi yang terfokus pda gangguan klinis anak

ditinjau dari perspektif perkembangan, yakni :

o Pola perilaku adaptif dan maladaptif yang muncul selama tahap

perkembangan

o Cara anak mengembangkan kompetensi maupun gangguannya

o Faktor-faktor pelindung yang dapt mencegah anak-anak beresiko dari

munculnya gangguan.

Untuk mengetahui gangguan perkembangan anak dapat dilakukan asesmen dengan

menggunakan ; behavioral rating scale, wawancara klinis, tes proyektif, observasi

perilakuan, family and peer interaction measures.

19

Ilmu-Ilmu yang Berkaitan dengan Psikologi Klinis

Page 20: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

Psikologi Klinis Dewasa

Mempelajari perkembangan psikopatologi yang terfokus pada gangguan klinis masa

remaja sampai dewasa dan lanjut usia dengan memperhatikan :

o Etiologi gangguan dan perjalanan gangguan

o Lingkungan sekitar klien dan ciri kepribadian klien

o Interaksi dan fungsi keseharian klien di lingkungan

o Dampak gangguan di masa mendatang.

Psikologi Kesehatan

Cabang ilmu psikologi klinis yang berkembang sejak tahun 1970an. Merupakan aspek

psikologi yang berusaha mempelajari tentang sehat, sakit serta perilaku yang

mempengaruhi kesehatan, penelitian tentang psikofisiologis (masalah-masalh fisik

yang disebabkan oleh, dan/atau menimbulkan berbagai komplikasi psikologis).

Memiliki prosedur penanganan psikologis sebagai berikut ; self-observation dan self-

monitoring, cognitive constructing, biofeedback, relaksasi dan edukasi.

Psikologi Forensik

Merupakan penerapan ilmu psikologi ke dalam sistem hukum kriminal. Semua

pekerjaan psikologis yang secara langsung membantu pihak pengadilan, pihak-pihak

yang terlibat dalam proses hukum, fasilitas kesehatan mental koreksional dan

forensik, dan badan-badan administratif, judisial dan legislatif yang bertindak dalam

kapasitas yudisial. Peranan psikologi klinis dalam hukum meliputi penegakan

huku,/perundang-undangan, persidangan/peradilan, lembaga pemasayarakatan, dan

forensic psychology yang meliputi criminal competence, psycological damage in

trials, civil competencies, psycological autopcies, dan child custody and parental

fitness.

Psikologi Komunitas

Psikologi komunitas adalah suatu pendekatan terhadap kesehatan mental yang

menekankan pada peran daya lingkungan dalam menciptakan dan mengurangi

masalah dengan mempertimbangkan pengembangan SDM, aktifitas politik dan ilmu.

Psikologi komunitas menekankan bahwa untuk menangani masalah individu

diperlukan perubahan setting lingkungan dan kompetensi individu.

20

Page 21: Review Materi Psikologi Klinis Pertemuan 1

21