retribusi.pdf

74
ii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya sehingga penelitian Studi Potensi Penerimaan Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini terlaksana atas kerjasama Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP) Universitas Gadjah Mada dengan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menghitung potensi serta target retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah Provinsi DIY dalam usaha meningkatkan penerimaan retribusi daerah dan lain- lain PAD yang sah. Tim Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini Tim Peneliti Studi Potensi Penerimaan Retribusi Daerah dan Lain- lain PAD yang Sah Provinsi DIY PSEKP UGM menyampaikan terima kasih kepada: a) Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Pemerintah Provinsi DIY. b) Para responden dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta yang telah meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan dan memberikan keterangan yang diperlukan sebagai sumber data primer. Akhirnya, kami berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan rujukan dalam upaya pembangunan daerah pada khususnya dan pembangunan ekonomi nasional secara umum. Yogyakarta, Desember 2007 Tim Peneliti PSEKP UGM

Transcript of retribusi.pdf

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya sehingga penelitian Studi Potensi Penerimaan Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini terlaksana atas kerjasama Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP) Universitas Gadjah Mada dengan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menghitung potensi serta target retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah

    Provinsi DIY. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah Provinsi DIY dalam usaha meningkatkan penerimaan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah.

    Tim Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terlaksana dengan

    baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini Tim Peneliti Studi Potensi Penerimaan Retribusi Daerah dan Lain-

    lain PAD yang Sah Provinsi DIY PSEKP UGM menyampaikan terima kasih kepada:

    a) Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Pemerintah Provinsi DIY. b) Para responden dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta yang

    telah meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan dan memberikan keterangan yang diperlukan sebagai sumber data primer.

    Akhirnya, kami berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan rujukan dalam upaya pembangunan daerah pada khususnya dan pembangunan ekonomi nasional secara umum.

    Yogyakarta, Desember 2007 Tim Peneliti

    PSEKP UGM

  • iii

    DAFTAR ISI

    Hal

    KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v

    DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1

    1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian 3 1.3. Batasan Masalah 4

    1.4. Metodologi Penelitian 5 1.4.1. Survei dan Pengumpulan Data 5 1.4.2. Analisis Data 5

    1.5. Keluaran Penelitian 6

    BAB II GAMBARAN KINERJA PENERIMAAN RETRIBUSI DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH PROVINSI DIY

    7

    2.1. Kinerja Retribusi 7 2.1.1. Kontribusi Retribusi terhadap Total PAD Provinsi DIY 7 2.1.2. Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribusi 10

    2.1.3. Klasifikasi Retribusi dan Kontribusinya 12 2.2. Kinerja Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 19

    2.2.1. Kontribusi Lain-lain PAD yang Sah terhadap Total PAD Provinsi DIY

    19

    2.2.2. Perkembangan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah 20 2.2.3. Klasifikasi Lain-lain PAD yang Sah dan Kontribusinya 21

    2.3. Kondisi Hasil Survei Lapangan 23

  • iv

    BAB III PERHITUNGAN POTENSI, TARGET RETRIBUSI DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH PROVINSI DIY

    27

    3.1. Metodologi 27 3.1.1.Konsep 27 3.1.2. Model Perhitungan 27

    3.2. Hasil dan Analisis 31

    3.2.1. Proyeksi Potensi dan Target Retribusi 31 3.2.1.1. Proyeksi Potensi Retribusi Tahun 2008-2010 31

    3.2.1.2. Target Retribusi Tahun 2008-2010 38 3.2.2. Proyeksi Potensi dan Target Lain-lain PAD yang Sah 44

    3.2.2.1. Proyeksi Potensi Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2008-2010 44 3.2.2.2. Target Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2008-2010 46

    BAB IV PELUANG DAN HAMBATAN 49 4.1. Retribusi Jasa Umum 49

    4.1.1. Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 49 4.1.2. Bidang Ketenagakerjaan 51 4.1.3. Bidang Pendidikan dan Pelatihan 52

    4.2. Retribusi Jasa Usaha 53 4.2.1. Bidang Kekayaan Daerah 53 4.2.2. Pasar Grosir dan/atau Pertokoan 58 4.2.3. Hasil Penjualan Produksi Usaha Daerah 58

    4.3. Retribusi Perizinan Tertentu 61 4.3.1. Bidang Social 61 4.3.2. Izin Trayek 61 4.3.3. Izin Dispensasi Kelebihan Muatan 62

    BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 63 5.1. Kesimpulan 63 5.2. Rekomendasi 64 DAFTAR PUSTAKA 65 LAMPIRAN 66

  • v

    DAFTAR TABEL

    Tabel Hal

    1.1. Realisasi Penerimaan Retribusi 2004 2006 1 2.1. Perkembangan Nilai Target dan Realisasi Retribusi dan total PAD Provinsi

    DIY, 2002 2007 (Rp) 8

    2.2. Kontribusi dan Pertumbuhan Retribusi Provinsi DIY, 2002 2007 (%) 10 2.3. Target dan Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2006 (Rp) 12 2.4. Target dan Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2007 (Rp) 14 2.5. Perbandingan Kode Rekening dan Jenis-jenis Retribusi Daerah 18 2.6. Komposisi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah, 2005-2007 (%) 23 3.1. Proyeksi Realisasi Retribusi 2007 Provinsi DIY 32 3.2. Proyeksi Potensi Retribusi Jasa Umum Bidang Pendidikan dan Pelatihan 34 3.3. Proyeksi Potensi Retribusi Provinsi DIY Tahun 2008 34 3.4. Proyeksi Potensi Retribusi Provinsi DIY Tahun 2009 36 3.5. Proyeksi Potensi Retribusi Provinsi DIY Tahun 2010 37 3.6. Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2008 41 3.7. Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2009 42 3.8. Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2010 43 3.9. Proyeksi Potensi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2008 44

    3.10. Proyeksi Potensi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2009 45 3.11. Proyeksi Potensi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2010 46 3.12. Target Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY Tahun 2008 47 3.13. Target Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY Tahun 2009 47 3.14. Target Lain-lain PAD yang Sah Provinsi DIY Tahun 2010 48

  • vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Hal 2.1. Kontribusi Realisasi Retribusi terhadap Total PAD Provinsi DIY 7 2.2. Perkembangan Nilai Jenis-jenis Retribusi Provinsi DIY, 2004

    2006 9

    2.3. Perkembangan Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2002-2006 10 2.4. Persentase Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2002-2006 11 2.5. Kontribusi Jenis-jenis Retribusi Provinsi DIY, 2006 13 2.6. Kontribusi Jenis-jenis Retribusi Provinsi DIY, 2007 14 2.7. Persentase Realisasi Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah

    terhadap Total PAD Prov. DIY, 2002-2007

    20

    2.8. Perkembangan Nilai Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Prov. DIY, 2002-2007

    21

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG Sejak penerapan UU No. 34 Tahun 2000 sebagai revisi UU No. 18 Tahun

    1997, pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih relatif rendah kecuali untuk jenis item tertentu (lihat Tabel 1.1). Sebagai gambaran, data Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan bahwa selama tahun 2004 2005 sebagian besar realisasi penerimaan retribusi disumbang oleh retribusi penjualan produksi usaha daerah. Pada tahun 2006 realisasi penerimaan retribusi sebagian besar disumbang oleh retribusi pelayanan kesehatan.

    Pertumbuhan tertinggi dan terendah realisasi retribusi pada tahun 2005 masing-masing adalah sebesar 99,91% (retribusi izin trayek) dan -44,50% (retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan). Perkembangan realisasi penerimaan retribusi sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1.

    Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Retribusi, 2004 2006

    Realisasi Retribusi (Rp) Pertumbuhan (%) Uraian 2004 2005 2006 2004-2005

    2005-2006

    Retribusi Pelayanan Kesehatan 1.513.381.820 2.659.624.608 4.098.569.999 75,74 54,10 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 1.135.707.485 1.456.599.136 1.322.917.865 28,25 -9,18 Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan 514.303.700 285.438.550 506.306.525 -44,50 77,38 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 4.470.993.907 4.135.062.385 3.829.134.050 -7,51 -7,40 Retribusi Izin Trayek 99.773.240 199.454.110 114.592.500 99,91 -42,55 Retribusi Dispensasi Kelebihan Muatan 2.249.597.000 2.582.594.000 1.997.036.000 14,80 -22,67 Retribusi Jasa Umum 434.698.556 621.643.640 588.987.927 43,01 -5,25 Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun

  • 2

    Peningkatan PAD yang belum mengalami perubahan secara signifikan disebabkan oleh ketidakmampuan daerah dalam membuat strategi koleksi dan memetakan potensi PAD. Teknik yang digunakan untuk mengukur potensi juga seringkali tidak realistis yang hanya didasarkan pada keinginan untuk senantiasa menaikkan PAD tanpa melihat aspek lain yang mempengaruhi keputusan tersebut. Untuk melihat dan mengukur potensi sumber penerimaan daerah

    dibutuhkan pengetahuan tentang perkembangan beberapa faktor yang dapat dikendalikan (kebijakan dan kelembagaan) dan faktor yang tidak dapat dikendalikan (variabel-variabel ekonomi). Semua faktor ini mempengaruhi kekuatan sumber-sumber penerimaan daerah. Kondisi tersebut kemudian akan menentukan; pertama, besar kecilnya keinginan pemerintah dalam menetapkan

    pajak dan retribusi. Ini merupakan indikasi tinggi rendahnya tuntutan kuantitas dan kualitas pelayanan publik. Kedua, struktur ekonomi dan sosial menentukan kemampuan masyarakat membayar segala pungutan yang ditetapkan oleh

    pemerintah daerahnya. Secara teoritis kemampuan keuangan daerah dapat ditingkatkan dengan

    intensifikasi dan atau ekstensifikasi. Upaya ekstensifikasi adalah upaya perluasan jenis pungutan. Upaya ini harus dilakukan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai aspek kepentingan ekonomi nasional1.

    Upaya intensifikasi adalah upaya meningkatkan kemandirian penerimaan

    daerah dengan meningkatkan kinerja pemungutan retribusi. Upaya ini menuntut kemampuan daerah untuk dapat mengidentifikasi secara sahih potensi penerimaan daerah dan kemudian mampu memungutnya dengan didasarkan pada asas manfaat dan keadilan. Lebih lanjut, untuk mencapai hal tersebut maka berbagai sumber daya (software dan hardware) yang digunakan perlu segera disiapkan.

    Dalam rangka merealisasikan peningkatan penerimaan retribusi daerah,

    perlu diupayakan suatu pemetaan faktor-faktor penentu bagi keberhasilan internal dan eksternal masing-masing unit retribusi tersebut. Dengan pemetaan tersebut,

    1 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 34

    Tahun 2000 dimaksudkan untuk memberi kisi-kisi pungutan yang baik. Kisi-kisi ini berupaya menghindarkan diri dari, misalnya, ekonomi biaya tinggi dan hambatan pergerakan barang dan jasa antar daerah.

  • 3

    maka dapat dirumuskan langkah-langkah terbaik yang dapat dilakukan bagi masing-masing unit kegiatan usaha.

    1.2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan tujuan

    penelitian ini adalah untuk memotret penerimaan retribusi daerah dan lain-lain

    PAD yang sah, menghitung potensi dan target penerimaan retribusi daerah dan penerimaan lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah Provinsi DIY dalam usaha meningkatkan sumber-sumber penerimaan retribusi daerah melalui strategi-strategi penerimaan dan

    mengetahui potret makro potensi penerimaan retribusi dan lain-lain PAD yang sah.

    Dalam penelitian ini, jenis-jenis retribusi serta lain-lain PAD yang sah yang akan diukur potensinya adalah: 1. Retribusi

    a. Retribusi Jasa Umum, terdiri dari:

    - Bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial - Bidang ketenagakerjaan - Bidang pendidikan dan pelatihan - Bidang pelayanan tera ulang

    - Bidang pelayanan pertanian

    - Bidang pelayanan bidang kehutanan - Bidang pelayanan perikanan

    - Bidang pelayanan permukiman

    b. Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari: - Bidang kekayaan daerah

    - Pasar grosir dan/atau pertokoan - Produksi usaha daerah

    - Tempat rekreasi dan olah raga

  • 4

    c. Retribusi Perizinan Tertentu, terdiri dari: - Bidang sosial - Izin trayek

    - Izin kelebihan muatan - Izin pos dan telekomunikasi

    - Izin pelayanan kesehatan

    - Izin pelayanan perpustakaan

    - Izin pengganti STNK hilang

    2. Lain-lain PAD yang sah:

    a. Penerimaan jasa giro b. Penerimaan bunga deposito c. Angsuran/cicilan rumah dinas d. Bantuan administrasi PT Jasa Raharja

    1.3. BATASAN MASALAH Studi ini mengumpulkan data potensi retribusi dan lain-lain PAD yang sah

    Provinsi DIY sebagaimana yang telah disebutkan pada sub judul tujuan dan manfaat. Jumlah jenis potensi retribusi Provinsi DIY adalah sebanyak 19 jenis dan yang dipilih sebagai sampel sebanyak 9 jenis. Jenis penerimaan retribusi dipilih berdasarkan kontribusinya terhadap total jenis penerimaan retribusi yang bersangkutan (purposive sampling) sehingga dapat diperoleh data yang dapat mewakili masing-masing jenis retribusi. Jenis potensi retribusi yang disurvei adalah:

    a. Bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial b. Bidang ketenagakerjaan c. Bidang pendidikan dan pelatihan d. Bidang kekayaan daerah e. Pasar grosir dan/atau pertokoan

    f. Produksi usaha daerah g. Bidang sosial

  • 5

    h. Izin trayek

    i. Izin kelebihan muatan

    Jumlah unit retribusi yang disurvei adalah sebanyak 84 unit. Perincian unit retribusi yang disurvei dapat dilihat pada lampiran.

    1.4. METODOLOGI PENELITIAN 1.4.1. Survei dan Pengumpulan Data

    Survei dan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi

    yang lebih detail dan langsung menyentuh permasalahan yang diteliti. Informasi diperoleh dalam bentuk data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner dan/atau melakukan in depth interview langsung di lapangan. Sementara itu, data sekunder akan diperoleh melalui bank data (unit terkait) yang ada di Provinsi DIY. Data sekunder yang diperlukan dalam studi ini antara lain: Provinsi DIY Dalam Angka (BPS), data makro ekonomi daerah (seperti: inflasi dan pertumbuhan ekonomi). Peraturan Daerah yang terkait dengan objek pengamatan, target dan realisasi penerimaan daerah, program kerja Dinas Pendapatan Daerah dan lain-lain. Kedua data ini (data primer dan sekunder) pada dasarnya saling melengkapi antara satu dengan lainnya.

    1.4.2. Analisis Data Berbagai data yang diperoleh, baik data primer maupun data sekunder

    selanjutnya akan diolah dan dilakukan penghitungan dengan menggunakan program komputer. Selanjutnya, dilakukan analisis dengan menggunakan pendekatan dan metodologi yang tepat dan sejalan dengan tujuan dan sasaran penelitian.

  • 6

    1.5. KELUARAN PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian maka keluaran dari penelitian ini adalah:

    1. Potret penerimaan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY.

    2. Potensi jenis-jenis penerimaan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah tahun 2008 2010.

    3. Target retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah tahun 2008 2010. 4. Rekomendasi peningkatan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah

    Provinsi DIY.

  • 7

    BAB II

    GAMBARAN KINERJA PENERIMAAN RETRIBUSI DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH PROVINSI DIY

    2.1. KINERJA RETRIBUSI 2.1.1. Kontribusi Retribusi terhadap Total PAD Provinsi DIY Perkembangan kontribusi realisasi penerimaan retribusi Provinsi DIY selama periode 2002 sampai dengan 2007 (triwulan III) cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2002 dan 2006 kontribusi realisasi retribusi terhadap total PAD masing-masing, yaitu: 2,32% dan 2,85%. Pada tahun 2007 (triwulan III) kontribusi realisasi retribusi terhadap total PAD adalah sebesar 3,14%. Pertumbuhan rata-rata realisasi penerimaan retribusi selama periode 2002 sampai dengan 2006 sebesar 144,51%, sedangkan pertumbuhan total PAD pada periode yang sama, yaitu 98,48%. Berdasarkan angka pertumbuhan tersebut dapat diketahui bahwa penerimaan retribusi mampu memberikan dorongan yang relatif besar dari waktu ke waktu terhadap total PAD Provinsi DIY. Kontribusi realisasi retribusi terhadap total PAD Provinsi DIY sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Kontribusi Realisasi Retribusi terhadap Total PAD Provinsi DIY

    3,142,852,973,002,97

    2,32

    0,00

    0,80

    1,60

    2,40

    3,20

    4,00

    2002 2003 2004 2005 2006 2007 TW III

    %

    Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun

  • 8

    Perkembangan nilai target dan realisasi retribusi dan total PAD Provinsi DIY selama periode 2002 sampai dengan 2007 (triwulan III) menunjukkan trend yang meningkat. Secara umum, realisasi penerimaan retribusi selalu melebihi target yang ditetapkan, kecuali pada tahun 2005. Nilai realisasi penerimaan retribusi pada tahun 2007 lebih kecil dibandingkan targetnya karena jumlah realisasi tersebut hanya sampai triwulan III. Perkembangan nilai target dan

    realisasi retribusi dan total PAD sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Perkembangan Nilai Target dan Realisasi Retribusi dan Total PAD

    Provinsi DIY, 2002 2007 (dalam Rupiah)

    Retribusi PAD Tahun Target Realisasi Target Realisasi

    2002 4.049.952.600 5.094.831.625 169.489.772.568 219.923.366.348 2003 7.776.677.650 8.089.794.859 246.501.101.074 272.129.778.876 2004 10.337.721.820 10.418.455.708 303.353.566.475 347.404.225.165 2005 12.010.026.408 11.940.416.429 375.879.788.111 401.912.337.894 2006 11.745.637.282 12.457.544.866 368.522.643.044 436.500.656.107 2007

    TW III 14.722.357.478 10.752.821.386 420.568.426.068 342.132.911.090 Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun

    Jika dilihat dari nilai jenis-jenis retribusi terhadap total penerimaan retribusi dapat diketahui bahwa pada periode 2004 sampai dengan 2006 paling besar disumbang oleh pos retribusi penjualan produksi usaha daerah. Pada tahun 2004 dan 2006 realisasi retribusi penjualan produksi usaha daerah masing-masing adalah sebesar Rp 4,5 miliar dan Rp 3,8 miliar. Jenis pos retribusi yang cenderung mengalami peningkatan secara signifikan adalah pos retribusi pelayanan kesehatan. Artinya, bahwa ada kecenderungan pos retribusi pelayanan kesehatan

    menjadi pos retribusi potensial yang meningkatkan penerimaan retribusi Provinsi DIY (lihat Gambar 2.2).

  • 9

    Gambar 2.2 Perkembangan Nilai Jenis-jenis Retribusi Provinsi DIY, 2004 2006

    0

    500.000.000

    1.000.000.000

    1.500.000.000

    2.000.000.000

    2.500.000.000

    3.000.000.000

    3.500.000.000

    4.000.000.000

    4.500.000.000Rp

    Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

    2004 2004 2005 2005 2006 2006

    Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pemakaian Kekayaan DaerahRetribusi Pasar Grosir dan/atau pertokoan Retribusi Penjualan Produksi Usaha DaerahRetribusi Izin Trayek Retribusi Dispensasi Kelebihan MuatanRetribusi Jasa Umum

    Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.

    Kontribusi dan pertumbuhan retribusi Provinsi DIY selama periode 2002 sampai dengan 2007 (triwulan III) menunjukkan bahwa kontribusi retribusi cenderung meningkat sedangkan pertumbuhannya menurun. Kontribusi realisasi

    retribusi tertinggi dan terendah masing-masing adalah sebesar 3,14% (2007 triwulan III) dan 2,32% (2002). Pertumbuhan realisasi retribusi tertinggi dan terendah masing-masing yaitu sebesar 58,78% (2003) dan 4,33% (2006) sedangkan pertumbuhan realisasi total PAD tertinggi dan terendah masing-

    masing, yaitu: 27,66% (2004) dan 8,61% (2006). Perkembangan kontribusi dan pertumbuhan retribusi Provinsi DIY per tahun dapat dilihat Tabel 2.2.

  • 10

    Tabel 2.2 Kontribusi dan Pertumbuhan Retribusi Provinsi DIY, 2002 2007 (%)

    Kontribusi (Retribusi/PAD) Pertumbuhan (Retribusi/PAD) Tahun

    Target Realisasi Retribusi Target Retribusi Realisasi

    PAD Target

    PAD Realisasi

    2002 2,39 2,32 0,00 0,00 0,00 0,00 2003 3,15 2,97 92,02 58,78 45,44 23,74 2004 3,41 3,00 32,93 28,79 23,06 27,66 2005 3,20 2,97 16,18 14,61 23,91 15,69 2006 3,19 2,85 -2,20 4,33 -1,96 8,61

    2007 Tw III 3,50 3,14 - - - - Sumber: BPKD Prov DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun. diolah

    2.1.2. Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribusi Nilai penerimaan retribusi Provinsi DIY selama periode 2002 sampai

    dengan 2006 menunjukkan trend yang semakin meningkat. Data tahun 2002 menunjukkan penerimaan retribusi Provinsi DIY sebesar Rp 5,09 miliar. Dalam kurun waktu selama 4 tahun, nilai penerimaan retribusi Provinsi DIY telah menjadi Rp 12,46 miliar. Rata-rata pertumbuhan per tahun selama periode 2002-2006 adalah sebesar 26,63%. Pertumbuhan terbesar selama periode tersebut terjadi pada tahun 2003 yaitu mencapai 58,78%. Pendapatan retribusi Provinsi DIY selama tahun 2002-2006 dapat dilihat pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Perkembangan Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2002-2006

    5.094.831.625

    10.418.455.708

    8.089.794.859

    12.457.544.866

    11.940.416.429

    0

    2.000.000.000

    4.000.000.000

    6.000.000.000

    8.000.000.000

    10.000.000.000

    12.000.000.000

    14.000.000.000

    2002 2003 2004 2005 2006

    Rp

    Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.

  • 11

    Nilai penerimaan retribusi di atas merupakan nilai realisasi. Jika dibandingkan dengan nilai yang diharapkan (nilai target), realisasi penerimaan retribusi di Provinsi DIY selama periode 2002-2006 cenderung melebihi target yang ditetapkan kecuali pada tahun 2005. Persentase realisasi penerimaan retribusi Provinsi DIY tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 125,80% dan terendah tahun 2005 sebesar 99,42%. Persentase realisasi retribusi selama 2002-2006 dapat dilihat pada Gambar 2.4.

    Gambar 2.4 Persentase Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2002-2006

    125,80

    104,03 100,78 99,42 106,06

    0,00

    25,00

    50,00

    75,00

    100,00

    125,00

    150,00

    2002 2003 2004 2005 2006

    (%)

    Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.

    Kinerja penerimaan retribusi tersebut terutama ditopang oleh pos penerimaan retribusi penjualan produksi usaha daerah. Pada tahun 2006 dominasi pos retribusi penjualan produksi usaha daerah dalam total penerimaan retribusi digantikan oleh pos retribusi pelayanan kesehatan. Misalnya, pada tahun 2002

    realisasi penerimaan retribusi penjualan produksi usaha daerah dan pelayanan kesehatan masing-masing adalah sebesar Rp 3,14 miliar dan Rp 464,65 juta, sedangkan pada tahun 2006 realisasi penerimaan retribusi penjualan produksi usaha daerah dan pelayanan kesehatan masing-masing yaitu sebesar

    Rp 3,83 miliar dan Rp 4,10 miliar.

  • 12

    2.1.3. Klasifikasi Retribusi dan Kontribusinya Penerimaan retribusi di Provinsi DIY selama 2002-2006 berasal dari 7

    jenis retribusi, yaitu: 1. Retribusi pelayanan kesehatan 2. Retribusi pemakaian kekayaan daerah 3. Retribusi pasar grosir

    4. Retribusi penjualan produksi usaha daerah 5. Retribusi izin trayek 6. Retribusi dispensasi kelebihan muatan, dan 7. Retribusi jasa umum.

    Kondisi pada tahun 2006, target dan realisasi penerimaan retribusi masing-masing adalah sebesar Rp 11,75 miliar dan Rp 12,46 miliar atau terjadi kenaikan sebesar Rp 711,91 juta. Pada tahun 2006, secara umum tingkat realisasi dari golongan retribusi di Provinsi DIY di atas 100% (melebihi target yang ditetapkan) kecuali penerimaan retribusi yang berasal dari pos pemakaian kekayaan daerah dan retribusi penjualan produksi usaha daerah. Jenis retribusi dengan nilai realisasi tertinggi dan terendah masing-masing, yaitu: pos retribusi izin trayek sebesar 287,97% dan pos retribusi penjualan produksi usaha daerah sebesar 86,28%. Nilai target dan realisasi retribusi Provinsi DIY tahun 2006 sebagaimana terlihat pada Tabel 2.3.

    Tabel 2.3 Target dan Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2006 (dalam Rupiah)

    2006 Keterangan Target Realisasi

    % Realisasi

    Pelayanan Kesehatan 3.173.654.450 4.098.569.999 129,14 Pemakaian Kekayaan Daerah 1.496.253.420 1.322.917.865 88,42 Pasar Grosir dan/atau Pertokoan 300.000.000 506.306.525 168,77 Penjualan Prod.Usaha Daerah 4.437.989.160 3.829.134.050 86,28 Izin Trayek 39.793.000 114.592.500 287,97 Dispensi Kelebihan Muatan 1.800.260.000 1.997.036.000 110,93 Jasa Umum 497.687.252 588.987.927 118,34

    Jumlah 11.745.637.282 12.457.544.866 106,06 Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah (2006).

  • 13

    Dari total penerimaan retribusi pada tahun 2006, kontribusi terbesar berasal dari jenis retribusi pelayanan kesehatan sebesar 32,90%. Jenis retribusi lain yang juga memberikan kontribusi relatif besar adalah retribusi penjualan produksi usaha daerah sebesar 30,74%. Jenis retribusi izin trayek memberikan kontribusi terkecil yaitu sebesar 0,92%.

    Gambar 2.5 Kontribusi Jenis-jenis Retribusi Provinsi DIY, 2006

    Ijin Trayek; 0,92%

    Penjualan Prod.Usaha

    Daerah; 30,74%

    Pasar Grosir dan/atau

    pertokoan; 4,06%

    Pemakaian Kekayaan Daerah;

    10,62%

    Pelayanan Kesehatan;

    32,90%

    Dispensi Kelebihan Muatan; 16,03%

    Jasa Umum; 4,73%

    Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY Tahun 2006

    Pada tahun 2007, retribusi di kategorikan menjadi tiga yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu. Berdasarkan data target dan realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi DIY (sampai dengan triwulan III) dapat diketahui bahwa jenis retribusi yang memberikan kontribusi terbesar adalah retribusi jasa usaha sebesar 55,67%. Sementara itu jenis retribusi perizinan tertentu memberikan kontribusi terkecil yaitu sebesar 17,13%.

  • 14

    Gambar 2.6 Kontribusi Jenis-jenis Retribusi Provinsi DIY, 2007

    Retribusi Jasa Umum; 27,20%

    Retribusi Jasa Usaha; 55,67%

    Retribusi Perizinan Tertentu; 17,13%

    Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY Tahun 2007 (Tw III)

    Perkembangan nilai target dan realisasi retribusi Provinsi DIY pada tahun 2007 (triwulan III) menunjukkan bahwa persentase realisasi masing-masing pos retribusi di atas 65%. Secara total, persentase realisasi retribusi adalah sebesar 73,04%. Nilai target dan realisasi retribusi Provinsi DIY tahun 2007 sebagaimana terlihat pada Tabel 2.4.

    Tabel 2.4 Target dan Realisasi Retribusi Provinsi DIY, 2007 (dalam Rupiah)

    2007 TW III Keterangan Target Realisasi % Realisasi

    Retribusi Jasa Umum 4.268.970.228 2.924.240.874 68,50 Retribusi Jasa Usaha 7.799.089.250 5.986.533.537 76,76 Retribusi Perizinan Tertentu 2.654.298.000 1.842.046.975 69,40

    Jumlah 14.722.357.478 10.752.821.386 73,04 Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007 TW III.

  • 15

    Penjelasan klasifikasi jenis-jenis retribusi pada tahun 2007 adalah sebagai berikut:

    Retribusi Jasa Umum Menurut Perda Provinsi DIY Nomor 2 Tahun 2003 tentang Retribusi Jasa

    Umum, yang dimaksud dengan retribusi jasa umum adalah golongan atau kelompok retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis-jenis retribusi Jasa Umum ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut (menurut pasal 5 Perda No 2 Tahun 2003):

    1. Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu

    2. Merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

    3. Memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, di samping untuk melayani kepentingan dan

    kemanfaatan umum

    4. Layak dikenakan retribusi 5. Tidak bertentangan dengan kebijaksanaan nasional mengenai

    penyelenggaraannya

    6. Dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan yang potensial

    7. Memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

    Retribusi Jasa Umum berdasarkan pada Perda yang sama pasal 2 ayat 2 terdiri atas:

    a. Bidang kesehatan b. Bidang pertanian

    c. Bidang perindustrian dan perdagangan d. Bidang ketenagakerjaan e. Bidang pendidikan f. Bidang pemukiman dan prasarana wilayah g. Bidang perikanan dan kelautan

  • 16

    h. Bidang perhubungan i. Bidang kehutanan dan perkebunan

    Retribusi Jasa Usaha Golongan retribusi kedua adalah retribusi Jasa Usaha. Berdasarkan Perda

    Provinsi DIY Nomor 9 Tahun 2005 tentang Retribusi Jasa Usaha, Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat disediakan oleh sektor

    swasta. Jenis-jenis retribusi jasa usaha yang diatur dalam Perda tersebut di atas pada pasal 2 ayat 2 meliputi: a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah b. Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan

    c. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga d. Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa

    e. Retribusi penjualan produksi usaha daerah f. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal

    Adapun kriteria dari Jasa Usaha menurut pasal 5 di antaranya adalah: 1. Jasa yang diberikan dalam bentuk pemberian pelayanan jasa dan/atau

    pemberian pelayanan produksi yang bersifat komersial

    2. Merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi 3. Memberi manfaat khusus bagi orang/pribadi atau badan yang diharuskan

    membayar retribusi, di samping juga untuk melayani kepentingan umum 4. Layak dibebani retribusi 5. Dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu

    sumber pendapatan yang potensial 6. Mampu memberi keuntungan atau bersifat profit oriented 7. Memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas

    pelayanan yang baik 8. Retribusi Jasa Usaha adalah suatu pungutan yang mempunyai sifat:

    - bukan pajak

  • 17

    - bukan retribusi jasa umum - bukan retribusi perizinan tertentu

    Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi Perizinan Tertentu diatur dalam Perda Provinsi DIY No 8 Tahun 2005. Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin, permohonan, rekomendasi dan surat keterangan kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,

    pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu menurut Perda Provinsi DIY No 8 Tahun 2005 pasal 2 ayat 2 di antaranya adalah: a. Retribusi izin trayek

    b. Retribusi izin bidang perhubungan c. Retribusi izin usaha perikanan d. Retribusi izin perpanjangan tanda pabrik untuk alat ukur, takar, timbang dan

    perlengkapannya

    e. Retribusi izin bidang pelayanan kesehatan f. Retribusi izin usaha jasa pariwisata g. Retribusi izin pengganti STNK hilang h. Retribusi izin bidang pemukiman dan prasarana wilayah

    i. Retribusi izin bidang sosial j. Retribusi izin bidang perpustakaan

    Perbandingan jenis-jenis retribusi daerah Provinsi DIY pada tahun 2007 dan sebelum 2007 sebagaimana terlihat pada Tabel 2.5.

  • 18

    Tabel 2.5 Perbandingan Kode Rekening dan Jenis-jenis Retribusi Daerah

    Sebelum 2007 Tahun 2007 Kode Rek. Uraian Kode

    Rek. Uraian

    100000012 Retribusi Daerah 4 1 2 Retribusi Daerah 100000012 01 Retribusi Pelayanan Kesehatan 4 1 2 01 Retribusi Jasa Umum terdiri

    dari retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan tera/tera ulang, retribusi pelayanan pendidikan dan pelatihan, retribusi pelayanan ketenagakerjaan, retribusi pelayanan pertanian, retribusi pelayanan bidang kehutanan dan perkebunan, retribusi pelayanan bidang perikanan, retribusi pelayanan permukiman dan prasarana wilayah.

    100000012 02 Retribusi Pemakaian kekayaan daerah

    4 1 2 02 Retribusi Jasa Usaha terdiri dari retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pelayanan kepelabuhan, retribusi tempat rekreasi dan olah raga, retribusi penjualan produksi usaha daerah, retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan (dikelola BPKD).

    100000012 05 Retribusi Pasar Grosir 4 1 2 03 Retribusi Perizinan Tertentu terdiri dari retribusi izin trayek, retribusi dispensasi kelebihan muatan, retribusi perizinan perhubungan laut, retribusi perizinan perhubungan udara, retribusi izin pos dan telekomunikasi, retribusi izin pelayanan kesehatan, retribusi izin pelayanan di bidang sosial, retribusi izin perikanan dan kelautan, retribusi izin pelayanan perpustakaan, retribusi izin pengganti STNK hilang.

  • 19

    Sebelum 2007 Tahun 2007 Kode Rek. Uraian Kode

    Rek. Uraian

    100000012 06 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

    - -

    100000012 07 Retribusi Izin Trayek - - 100000012 08 Retribusi Dispensasi Kelebihan

    Muatan - -

    100000012 09 Retribusi Jasa Umum - - Sumber: Berdasarkan catatan kode rekening pada data Target Dan Realisasi Pendapatan

    Daerah Prov. DIY.

    Adanya perubahan klasifikasi retribusi tahun 2007 dengan tahun-tahun sebelumnya dapat menimbulkan beberapa permasalahan antara lain:

    1. Ada jenis retribusi yang tidak sesuai dengan klasifikasi baru (jasa usaha, jasa umum dan perizinan tertentu) sehingga dimuat dalam akun lain-lain PAD yang sah. Jika jenis dan nilainya cukup besar maka nilai lain-lain PAD yang sah juga besar.

    2. Beberapa jenis retribusi di luar klasifikasi yang ada dapat hilang, padahal sebenarnya masih potensial untuk dipungut.

    2.2. KINERJA LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 2.2.1. Kontribusi Lain-lain PAD yang Sah terhadap Total PAD Provinsi

    DIY

    Kontribusi penerimaan lain-lain PAD yang sah selama kurun waktu 2002-2007 menunjukkan adanya penurunan (perhatikan Gambar 2.7). Jika pada tahun 2002 nilai kontribusi lain-lain PAD yang sah terhadap total PAD Provinsi DIY adalah 14,78%, maka pada tahun 2003 hanya sebesar 9,24% saja, demikian mengalami penurunan secara terus menerus yaitu 4,49% (2004), 4,48% (2005) dan menjadi 8,76% (2006). Untuk tahun 2007, sampai dengan triwulan III kontribusi lain-lain PAD yang sah terhadap Total PAD Provinsi DIY adalah sebesar 2,11%.

  • 20

    Gambar 2.7 Persentase Realisasi Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah terhadap Total

    PAD Provinsi DIY, 2002-2007

    14,78

    9,24

    4,49 4,48

    8,76

    2,11

    0,00

    2,00

    4,00

    6,00

    8,00

    10,00

    12,00

    14,00

    16,00

    2002 2003 2004 2005 2006 2007 (TW III)

    (%)

    Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.

    Menurunnya kontribusi pos lain-lain PAD yang sah terhadap total PAD

    Provinsi DIY dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu di antaranya adalah adanya perubahan rekening, dengan demikian ada beberapa jenis pungutan yang sebelumnya dimasukkan dalam rekening lain-lain PAD yang sah kemudian beralih ke rekening lain. Sebagai contoh, pendapatan yang berasal dari sumbangan

    pihak III saat ini bukan termasuk dalam lain-lain PAD yang sah, akan tetapi akan dimasukkan dalam rekening Pendapatan Lain-lain.

    2.2.2. Perkembangan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Meskipun secara umum kontribusi pos lain-lain PAD yang sah terhadap

    total PAD Provinsi DIY cenderung menurun, namun kinerjanya selama periode 2002 sampai dengan 2006 menunjukkan adanya peningkatan nilai realisasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai realisasi per tahunnya yang selalu melebihi nilai yang ditargetkan. Pada tahun 2002 misalnya, target pendapatan dari pos ini adalah sebesar Rp 6,46 miliar sedangkan nilai realisasinya adalah Rp 32,50 miliar, dengan kata lain persentase realisasi mencapai 503,04%. Sementara itu pada tahun 2006, nilai pendapatan dari pos lain-lain PAD yang sah sebesar Rp 38,25 miliar

  • 21

    jauh lebih besar dari nilai targetnya yaitu Rp 17,10 miliar. Untuk tahun 2007, sampai dengan triwulan III nilai realisasi pendapatan dari pos lain-lain PAD yang sah telah mencapai Rp 7,22 miliar atau sebesar 49,57% dari nilai yang ditargetkan pada tahun 2007 yaitu Rp 14,56 miliar.

    Gambar 2.8 Perkembangan Nilai Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

    yang Sah Provinsi DIY, 2002-2007

    0

    5.000.000.000

    10.000.000.000

    15.000.000.000

    20.000.000.000

    25.000.000.000

    30.000.000.000

    35.000.000.000

    40.000.000.000

    45.000.000.000Rp

    Target Realisasi

    Target 6.461.598.439 12.855.459.868 15.291.925.997 12.644.419.700 17.101.731.800 14.557.800.000Realisasi 32.504.407.633 25.153.353.824 15.599.821.065 17.992.671.285 38.247.508.541 7.216.143.341

    2002 2003 2004 2005 2006 2007 (Triwulan III)

    Sumber: BPKD Prov. DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun.

    2.2.3. Klasifikasi Lain-lain PAD yang Sah dan Kontribusinya Sebagai pos pendapatan lain-lain PAD, sumber pendapatan dari pos ini

    tidak menentu setiap tahunnya. Namun demikian ada beberapa sumber pendapatan yang muncul setiap tahunnya seperti penerimaan jasa giro dan bunga deposito. Berdasarkan pengamatan data sekunder tahun 2002 sampai dengan 2007, terdapat beberapa perubahan pada sumber pendapatan pos lain-lain PAD yang sah. Sumber pendapatan lain-lain PAD yang sah yang muncul setiap tahun adalah penjualan aset daerah, pendapatan jasa giro, penerimaan bunga deposito, angsuran/cicilan rumah dinas, jasa raharja dan pendapatan lain-lain. Sementara itu, beberapa sumber pendapatan lain-lain PAD yang sah yang tidak selalu muncul

    di antaranya adalah sumbangan pihak III, pendapatan denda pajak dan lainnya.

  • 22

    Dalam perkembangannya, sumbangan pihak III saat ini digolongkan pada jenis pendapatan lain-lain dan bukan lagi termasuk dalam pos lain-lain PAD yang sah.

    Jenis penerimaan pos lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY dapat digolongkan menjadi: 1. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan 2. Penerimaan jasa giro 3. Penerimaan bunga deposito 4. Angsuran/cicilan rumah dinas

    5. Sumbangan PT. Jasa Raharja 6. Pendapatan lain-lain 7. Pendapatan denda pajak 8. Fasilitas umum

    9. Sewa internet 10. Lain-lain penerimaan yang tidak ditargetkan

    Jika dicermati lebih lanjut dari sekian jenis golongan pendapatan lain-lain PAD yang sah di atas, pos pendapatan penerimaan jasa giro dan penerimaan bunga deposito memiliki kontribusi terbesar. Pada tahun 2005, komposisi penerimaan pos lain-lain PAD yang sah terdiri dari penerimaan jasa giro 49,20%, penerimaan bunga deposito 17,89%, pendapatan lain-lain 14,81%, sumbangan pihak ke III 12,27%, bantuan administrasi PT. Jasa Raharja 5,63%, hasil penjualan aset daerah 0,17% dan angsuran/cicilan rumah dinas 0,02%. Untuk tahun 2006, komposisi penerimaan lain-lain PAD yang sah sedikit berbeda dengan tahun 2006 karena munculnya penerimaan yang berasal dari penerimaan lain-lain yang tidak ditargetkan yang mencapai 48,02% dari total penerimaan lain-lain PAD yang sah. Sementara itu, untuk tahun 2007 sampai dengan triwulan III,

    penerimaan lain-lain PAD yang sah hanya berasal dari penerimaan jasa giro 99,98% dan penjualan aset daerah (berasal dari penjualan hasil hutan) 0,02%. Selengkapnya mengenai struktur penerimaan pos lain-lain PAD yang sah Provinsi DIY disajikan pada Tabel 2.6.

  • 23

    Tabel 2.6 Komposisi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah, 2005-2007 (%)

    Keterangan 2005 2006 2007 (TW III) 1. Hasil Penjualan Aset Daerah 0,17 0,14 0,02 2. Penerimaan Jasa Giro 49,20 27,69 99,98 3. Penerimaan Bunga Deposito 17,89 20,62 0,00 4. Sumbangan Pihak Ke III 12,27 0,00 0,00 5. Angsuran/Cicilan Rumah Dinas 0,02 0,01 0,00 6. Bantuan Administrasi PT Jasa Raharja 5,63 2,92 0,00 7. Pendapatan Lain-lain 14,81 0,60 0,00 8. Penerimaan lain-lain yang tidak

    ditargetkan 0,00 48,02 0,00 Jumlah 100,00 100,00 100,00

    Sumber: BPKD Provinsi DIY, Target dan Realisasi Pendapatan Daerah, beberapa tahun.

    2.3. KONDISI HASIL SURVEI LAPANGAN Survei dilakukan untuk jenis retribusi yaitu retribusi jasa usaha, retribusi jasa umum dan retribusi jasa tertentu, namun tidak semua jenis retribusi dalam ketiga retribusi tersebut disurvei, akan tetapi dipilih jenis retribusi (bidang) yang memiliki peran besar (diukur dari nilai realisasi retribusi) di ketiga jenis retribusi tersebut. Beberapa jenis/bidang yang disurvei adalah:

    1. Jasa Umum, meliputi:

    - Retribusi pelayanan kesehatan

    - Retribusi pelayanan pendidikan dan pelatihan - Retribusi pelayanan ketenagakerjaan

    2. Jasa Usaha, meliputi:

    - Retribusi pemakaian kekayaan daerah - Retribusi penjualan produksi usaha daerah - Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan

    3. Jasa Perizinan Tertentu, meliputi:

    - Retribusi izin trayek

    - Retribusi dispensasi kelebihan muatan - Retribusi izin pelayanan di bidang sosial

  • 24

    Beberapa permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan survei lapangan antara lain:

    1. Adanya perubahan akun (klasifikasi jenis retribusi) sebelum tahun 2007 dengan tahun 2007. Hal ini cukup menyulitkan dalam proses pencarian data di lapangan. Sebagai contoh, pendapatan retribusi penjualan drum kosong. Jenis retribusi tersebut sesuai dengan Perda No 9 Tahun 2005 tentang retribusi jasa usaha seharusnya masuk sebagai jasa usaha pemakaian kekayaan daerah bidang pemukiman dan prasarana wilayah.

    Namun ketika dilakukan pendataan di lapangan, jenis penerimaan tersebut sesuai dengan akun laporan keuangan terbaru (mulai 2007) termasuk dalam pos pendapatan lain-lain PAD yang sah, bukan lagi pos penerimaan retribusi.

    2. Survei lapangan berdasarkan pada Perda (baik Perda untuk retribusi jasa umum, jasa usaha maupun perizinan tertentu). Namun ketika di lapangan banyak jenis penerimaan retribusi yang sudah tidak sesuai dengan Perda, baik itu objek maupun basis retribusinya. Untuk objek retribusi misalnya, beberapa unit kerja memungut jenis retribusi yang tidak sesuai dengan yang ada di Perda, sedangkan jenis retribusi yang tercantum seperti di Perda justru tidak ada. Kemudian untuk basis retribusi sebagai gambaran misalnya pada retribusi penjualan ikan. Penjualan ikan x, sesuai Perda harusnya dijual per ekor namun kenyataan di lapangan penjualannya per Kg dengan harga atau tarif yang tidak sama dengan Perdanya. Atau pada kasus sewa penginapan, misalnya tarif sesuai perda seharusnya sewa kamar per hari, namun di lapangan disewakan dalam bentuk paket (sewa gedung). Selain itu, sebagian besar data yang diperoleh adalah dalam bentuk nilai keseluruhan selama periode tertentu, tidak diperinci sesuai

    dengan Perdanya. Misalnya, dalam retribusi perikanan laut, hasil tangkapan laut terdiri dari berbagai macam ikan dan penjualannya dalam bentuk paket, sementara dalam Perda tarif untuk tiap jenis ikan berbeda-beda.

  • 25

    3. Beberapa jenis retribusi yang dipungut yang diatur dalam Perda pada kenyataannya banyak yang belum berjalan. Misalnya, pada retribusi jasa umum bidang ketenagakerjaan pada asrama buruh Ledok Code yang akan diterapkan pada tahun 2008, serta sewa tempat pemasangan iklan shelter di dinas perhubungan. Karena belum dioperasikan, maka belum dapat diperoleh nilai nominal berapa potensi dari sumber penerimaan tersebut.

    4. Sebaliknya, beberapa sumber penerimaan retribusi pada saat survei berjalan mengalami kerusakan akibat gempa Mei 2006, sehingga kesulitan untuk memperoleh data.

    5. Beberapa unit kerja sudah tutup dan bahkan ada yang sudah merger dengan unit kerja lain sejak tahun 2002, sementara pada Perda terbaru unit kerja tersebut masih tercantum.

    6. Permasalahan khusus, pada pungutan retribusi pemanfaatan air Waduk Sermo Kulon Progo oleh Pemerintah Provinsi DIY (tercantum di dalam Perda No 9 Tahun 2005 tentang Jasa Usaha sebagai retribusi pemakaian kekayaan daerah bidang pemukiman dan prasarana wilayah), namun pihak yang bersangkutan tidak mengetahui siapa yang berwenang memungut retribusi di wilayah tersebut apakah Pemerintah Provinsi atau Pemerintah

    Pusat.

    Dari hasil survei lapangan dapat ditemukan beberapa hal, antara lain: 1. Beberapa unit kerja sebenarnya tidak layak untuk dipungut retribusi seperti

    panti-panti sosial dan SLB. 2. Tarif di Perda merupakan harga minimal, sehingga banyak yang tidak

    sesuai dengan harga pasar yang berlaku. 3. Beberapa aset daerah pengelolaannya kurang optimal, bahkan ada

    beberapa aset daerah (baik tanah maupun bangunan) yang tidak dimanfaatkan. Jumlah aset Pemda dalam bentuk tanah menurut data tahun

    2006 adalah sebanyak 717 bidang dengan luas 5.124.975 m2, diantaranya terdapat sekitar 20 aset tanah yang kosong (belum dimanfaatkan).

  • 26

    PEMUNGUTAN RETRIBUSI DI SLB PEMBINA GIWANGAN

    Retribusi yang dikenakan di SLB Bagian C di Giwangan, adalah retribusi jasa umum bidang berkaitan dengan jasa penginapan. Di kompleks sekolah ini terdiri dari sekolah, asrama anak-anak (cacat), aula, rumah dinas dan penginapan. Terdapat 5 rumah/gedung yang disewakan untuk umum, di antaranya adalah Sadewa, Bima, Yudistira, Nakula, Arjuna dan Rama. Kapasitas dari masing-masing rumah adalah 3 kamar dengan tempat tidur pada kondisi normal rata-rata 6 unit. Sifat penyewaan adalah secara paket, yaitu sewa penginapan sekaligus sewa aula dengan tarif Rp 2.500,-/orang/hari. Sewa pada umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu untuk umum (dari luar) dan khusus (kegiatan-kegiatan dari dinas pendidikan). Sebagian besar sewa di SLB ini berasal dari dinas pendidikan dengan kegiatan seperti diklat dll, sementara dari sewa untuk umum hampir tidak ada.

    Penerimaan sewa penginapan di SLB Giwangan ini kecenderungannya menurun dalam beberapa tahun

    terakhir. Pada tahun-tahun yang lalu, rata-rata sewa gedung dapat mencapai 6 kali dalam setahun, namun dalam tahun 2007 ini (sampai bulan Oktober) belum pernah ada. Penurunan sewa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kondisi sarana dan prasarana yang rusak akibat gempa. Selain itu, yang lebih utama adalah berkurangnya kegiatan-kegiatan dinas yang diselenggarakan di lokasi ini, meskipun ada kegiatan tersebut bersifat sosial seperti pertemuan koordinasi, ataupun studi banding dengan sekolah-sekolah yang sejenis yang tidak dikenakan biaya sewa. Sementara sewa dari masyarakat umum hampir tidak ada.

    Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa semakin sedikit pejabat pemerintah yang menggunakan penginapan semisal di SLB ini karena adanya persyaratan administratif dalam perjalanan pejabat pemerintah seperti SPJ penginapan harus hotel yang memiliki NPWP. Selain itu, faktor psikologis yang menghambat sewa penginapan di SLB ini. Masyarakat pada umumnya tidak mau menyewa gedung/penginapan di SLB. Hal ini dikarenakan oleh menyatunya penginapan tersebut dengan anak-anak SLB, sehingga masyarakat enggan untuk menyewanya meskipun harganya sangat murah.

    Dengan adanya permasalahan serta hambatan seperti di atas serta kondisi sarana dan prasarana di sekolah SLB ini, sebenarnya beban retribusi yang ditargetkan pemerintah Provinsi DIY dianggap oleh pengelola sangat memberatkan. Pada APBD tahun 2007, target retribusi untuk SLB Negeri Pembina ini adalah Rp 4.000.000,-. Sementara realisasi sampai dengan Tri Wulan III adalah sebesar Rp 2.025.000,- atau baru 50%-nya. Dilihat dari potensi ke depannya, sewa ruang di SLB Pembina ini dapat dikatakan sangat kurang apalagi jika dikaitkan dengan masalah psikologis masyarakat. Sementara itu, kegiatan dari dinas pendidikan yang merupakan instansi yang selama ini bekerja sama dengan SLB Pembina juga semakin menurun. Melihat potensi dan hambatan yang dihadapi pengelola, maka retribusi sewa ruangan di SLB Pembina ini perlu dipertimbangkan kembali. Dengan demikian, peraturan-peraturan yang mengatur retribusi sewa penginapan di SLB Pembina Giwangan juga perlu ditinjau ulang.

  • 27

    BAB III

    PERHITUNGAN POTENSI RETRIBUSI DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH PROVINSI DIY

    3.1. METODOLOGI 3.1.1. Konsep

    Estimasi potensi retribusi dan lain-lain PAD yang sah, dilakukan secara aggregatif dengan menggunakan data sekunder seperti yang banyak dilakukan

    oleh ahli ekonomi karena sederhana dan efisien. Estimasi aggregat ini memberi indikasi seberapa besar jumlah potensi yang ada. Namun, studi dengan metode sederhana ini tidak dapat memberi arah kebijakan spesifik yang harus dilakukan guna meningkatkan potensi. Oleh karena itu, dalam perhitungan potensi retribusi ini, juga diikuti dengan kajian pada basis mikro guna mengetahui peluang dan hambatan yang terjadi di lapangan. Dengan demikian, berdasar basis ini maka diharapkan pemerintah mampu membuat kebijakan spesifik untuk merealisasikan potensi menjadi realisasi.

    3.1.2. Model Perhitungan Perhitungan potensi untuk jenis retribusi dengan data sekunder dapat

    didekati dengan menggunakan metode trend, namun hal tersebut tidak dapat dilakukan karena adanya keterbatasan data. Permasalahan data tersebut adalah

    karena perbedaan klasifikasi (pembagian jenis retribusi) yang berakibat pada perbedaan akun-akun dalam laporan keuangan sehingga menyulitkan dalam penelusuran data. Sebagaimana pernah dipaparkan sebelumnya, menurut data yang ada klasifikasi jenis retribusi di Provinsi DIY sebelum tahun 2007 terdiri dari 7 jenis retribusi, sementara mulai anggaran 2007 retribusi diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu retribusi jasa umum, jasa usaha dan izin tertentu. Oleh karena itu, metode perhitungan potensi retribusi pada kajian ini adalah dengan menggunakan metode makro satu titik, yaitu dengan menganggap bahwa realisasi

  • 28

    penerimaan pada tahun terakhir adalah merupakan potensi retribusi untuk tahun selanjutnya.

    Metode perhitungan makro satu titik ini, selain memperhatikan capaian realisasi pada tahun sebelumnya juga memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Misalnya, perhitungan potensi retribusi tahun 2008 diperoleh dengan mengalikan data realisasi tahun terakhir (2007) dan rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun. Karena data pendapatan retribusi tahun terakhir (2007) belum bisa diperoleh, maka dilakukan proyeksi nilai realisasi penerimaan retribusi Provinsi DIY untuk

    tahun 2007, berdasar pada capaian realisasi sampai dengan triwulan III (Januari-September) kecuali untuk retribusi Jasa Umum bidang pendidikan dan pelatihan telah menggunakan data terbaru sampai Desember 2007, sehingga tidak perlu dihitung perkiraan realisasi tahun 2007. Asumsi yang digunakan dalam

    perhitungan proyeksi realisasi retribusi 2007 adalah bahwa pertumbuhan penerimaan pada triwulan IV rata-rata 33% dari nilai triwulan III. Pertumbuhan

    penerimaan pada triwulan IV tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, atau dapat dikatakan perilaku penerimaan pada triwulan IV memiliki kecenderungan yang sama. Rumus yang digunakan dalam perhitungan proyeksi realisasi retribusi tahun 2007 adalah:

    Nilai Perkiraan Realisasi 2007 = Realisasi Triwulan III x 1,33

    Selanjutnya untuk menghitung potensi retribusi tahun 2008 adalah dengan mengalikan nilai perkiraan realisasi tahun 2007 dengan pertumbuhan ekonomi. Angka pertumbuhan ekonomi yang digunakan adalah rata-rata pertumbuhan ekonomi di Provinsi DIY. Dalam hal ini, perilaku pertumbuhan retribusi Provinsi DIY diasumsikan memiliki kecenderungan yang sama dengan pertumbuhan

    ekonomi (PDRB) Provinsi DIY. Rumus yang digunakan dalam menghitung potensi retribusi tahun 2008 adalah sebagai berikut:

    Potensi Retribusi (2008) = Perkiraan Realisasi (2007) x Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi

  • 29

    Dalam menentukan potensi retribusi 2008 ini, dilakukan dengan 3 (tiga) skenario yaitu skenario optimis, moderat dan pesimis yang didasarkan pada tingkat hambatan dari masing-masing jenis penerimaan yang digunakan. Perhitungan potensi retribusi untuk tahun 2009 dan 2010 menggunakan rumus yang sama dengan perhitungan potensi 2008, hanya saja nilai realisasi dari tahun sebelumnya diambil dari nilai potensi moderat tahun sebelumnya (yang dianggap merupakan realisasi). Penentuan target retribusi pada umumnya tidak sama dengan potensinya

    (kecenderungannya lebih kecil dari potensi). Oleh karena itu, untuk mendapatkan target retribusi tahun tertentu, selain memperhatikan potensi retribusi tahun yang bersangkutan juga harus memperhatikan faktor-faktor peluang dan hambatan sehingga nilai yang ditargetkan nantinya tidak overestimate atau underestimate.

    Penentuan target pada masing-masing jenis retribusi tidak sama, yaitu dengan memperhatikan peluang dan hambatan di masing-masing sektor tersebut. Dengan

    demikian, untuk mendapatkan target retribusi 2008 misalnya, dapat diperoleh dengan cara mengalikan nilai potensi retribusi 2008 dengan suatu persentase yang merupakan bobot peluang dan hambatan yang dihadapi oleh masing-masing jenis retribusi. Rumus target retribusi secara umum dapat ditulis sebagai berikut:

    Target Retribusi (tahun x) = Potensi Retribusi (tahun x) x Persentase Bobot

    Selanjutnya, metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung potensi pendapatan lain-lain PAD yang sah adalah dengan proyeksi makro, yaitu menggunakan trend. Kondisi ini mengakibatkan perhitungan potensi dilakukan dengan menggunakan proyeksi statistik. Penerimaan untuk tahun anggaran

    mendatang diestimasi sebagai fungsi aritmatik dari waktu (potensi penerimaan = a + bt). Di samping itu, karena tidak tersedianya data yang memadai yang diperlukan untuk melakukan teknik estimasi yang lebih rumit.

    Analisis deret berkala dapat dilakukan dengan berbagai metode estimasi. Metode estimasi yang paling sederhana adalah menggunakan kuadrat terkecil

  • 30

    (least square method). Metode ini menggunakan data secara tahunan kemudian memproyeksikan kecenderungannya di masa yang akan datang. Metode kuadrat terkecil bertujuan untuk meminimumkan jumlah kuadrat penyimpangan (deviasi) nilai terhadap garis trend. Apabila hal tersebut dipenuhi, maka garis trend akan terletak di tengah-tengah data asli. Secara matematis, persamaan garis trend dapat ditulis sebagai berikut:

    bTaY +=*

    n

    Ya

    = sedangkan

    =

    TTTY

    b

    Persamaan ini dapat digunakan bila nilai a dan b dapat dihitung. Y* adalah garis trend yang ditaksir (dalam hal ini adalah penerimaan pendapatan lain-lain PAD yang sah) yang ditaksir dan T adalah waktu (dalam hal ini tahun). Pola penerimaan pendapatan lain-lain PAD yang sah berbeda dengan pajak dan retribusi, dimana penerimaan dari suatu sumber belum tentu ada tiap tahunnya. Oleh karena itu, perhitungan potensi dengan memperhatikan data tahun

    terakhir dan kecenderungannya pada tahun-tahun sebelumnya. Tidak semua sumber pendapatan pada pos lain-lain PAD yang sah ini dihitung potensinya,

    karena terdapat sumber-sumber yang tidak dapat diprediksikan misalnya penjualan aset daerah (yang merupakan kewenangan pihak pemerintah daerah untuk menjual atau tidak aset-asetnya pada tahun-tahun mendatang), dan lainnya. Beberapa jenis penerimaan lain-lain PAD yang dihitung potensinya antara lain:

    1. Penerimaan jasa giro 2. Penerimaan bunga deposito

    3. Angsuran /cicilan rumah dinas 4. Bantuan administrasi PT Jasa Raharja

  • 31

    3.2. HASIL DAN ANALISIS 3.2.1. Proyeksi Potensi dan Target Retribusi 3.2.1.1.Proyeksi Potensi Retribusi Tahun 2008-2010 A. Proyeksi Potensi Retribusi Tahun 2008

    Sebelum menghitung potensi retribusi Provinsi DIY tahun 2008, terlebih dahulu akan dihitung nilai realisasi retribusi tahun 2007 yang merupakan dasar

    perhitungan potensi untuk tahun 2008. Pada Tabel 3.1 disajikan perhitungan perkiraan nilai realisasi retribusi provinsi DIY tahun 2007 dengan dasar capaian nilai realisasi sampai dengan triwulan III. Dalam Tabel 3.1 tersebut, seluruh jenis penerimaan didasarkan pada data sekunder realisasi sampai dengan triwulan III

    kecuali untuk jenis penerimaan bidang pendidikan dan pelatihan pada Retribusi Jasa Umum. Untuk jenis penerimaan di bidang pendidikan dan pelatihan diambil dari nilai realisasi penerimaan sampai dengan bulan Desember 2007.

    Pada perhitungan potensi dengan dasar realisasi penerimaan tahun 2007 ini, masih belum memasukkan potensi penerimaan dari beberapa sumber yang potensial. Hal ini dikarenakan beberapa pungutan baru akan dilaksanakan pada

    tahun 2008, seperti misalnya retribusi Asrama Buruh Ledok Code, sewa tempat pemasangan iklan di shelter pada dinas perhubungan. Selain itu, terdapat juga beberapa penerimaan yang sebelumnya cukup potensial akan tetapi sementara

    tidak menghasilkan penerimaan dikarenakan mengalami kerusakan akibat gempa Mei 2006. Pada beberapa unit kerja yang mengalami kerusakan bangunan akibat gempa tersebut, pada saat ini sudah dilakukan proses perbaikan. Dengan demikian diharapkan pada tahun-tahun mendatang dapat menambah peluang bagi

    penerimaan retribusi.

  • 32

    Tabel 3.1 Proyeksi Realisasi Retribusi 2007 Provinsi DIY

    No Jenis Pendapatan Perkiraan

    Realisasi 2007 Realisasi Tw III Target 2007

    RETRIBUSI TOTAL 14.367.574.789,19 10.838.688.590,00 14.722.357.478,00 I RETRIBUSI JASA UMUM 3.955.562.708,23 3.010.108.078,00 4.268.970.228,00

    1.1 Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 3.437.931.449,12 2.584.910.864,00 3.756.020.800,00

    1.2 Bidang Ketenagakerjaan 188.824.090,00 141.973.000,00 199.637.500,00 1.3 Bidang Pendidikan dan Pelatihan 145.094.047,00 145.094.047,00 * 138.511.928,00 1.4 Retribusi Pelayanan Tera Ulang 76.934.182,50 57.845.250,00 95.000.000,00 1.5 Retribusi Pelayanan Pertanian 9.249.241,61 6.954.317,00 11.000.000,00 1.6 Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan 4.431.028,00 3.331.600,00 1.800.000,00 1.7 Retribusi Pelayanan Perikanan 2.469.810,00 1.857.000,00 2.000.000,00 1.8 Retribusi Pelayanan Permukiman 90.628.860,00 68.142.000,00 65.000.000,00

    II RETRIBUSI JASA USAHA 7.962.089.604,21 5.986.533.537,00 7.799.089.250,00 2.1 Kekayaan Daerah 2.971.205.251,63 2.233.988.911,00 1.838.526.300,00 2.2 Pasar Grosir 422.575.282,08 317.725.776,00 300.000.000,00 2.3 Produk Usaha Daerah 4.452.393.984,50 3.347.664.650,00 5.583.112.950,00 2.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga 115.915.086,00 87.154.200,00 77.450.000,00

    III RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU 2.449.922.476,75 1.842.046.975,00 2.654.298.000,00 3.1 Bidang Sosial 130.797.353,75 98.343.875,00 175.000.000,00 3.2 Izin Trayek 80.138.485,00 60.254.500,00 97.210.000,00 3.3 Kelebihan Muatan 2.144.017.190,00 1.612.043.000,00 2.300.000.000,00 3.4 Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi 44.106.258,00 33.162.600,00 33.570.000,00 3.5 Retribusi Izin Pelayanan Kesehatan 13.300.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00 3.6 Retribusi Izin Pelayanan Perpustakaan 12.073.740,00 9.078.000,00 19.000.000,00 3.7 Retribusi Izin Pengganti STNK Hilang 25.489.450,00 19.165.000,00 19.518.000,00

    * Realisasi sampai dengan Desember 2007 Sumber: Diolah dari Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Prov. DIY, beberapa tahun.

    Dari nilai perkiraan realisasi tahun 2007 pada tabel di atas kemudian

    dihitung nilai potensi retribusi Provinsi DIY tahun 2008. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai metode perhitungan, nilai potensi retribusi tahun 2008 diperoleh dengan cara mengalikan nilai perkiraan realisasi retribusi tahun 2007 dengan pertumbuhan ekonomi (kecuali untuk retribusi jasa umum bidang pendidikan dan pelatihan akan diterangkan kemudian). Berdasarkan jenis pertumbuhan ekonominya, proyeksi potensi retribusi dibedakan menjadi tiga skenario yaitu skenario 1 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4% (pesimis), skenario 2 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% (moderat) dan skenario 3

  • 33

    dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6% (optimis). Sebagai dasar pertimbangan, pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY pada tahun 2006 adalah sebesar 3,69%, diasumsikan terjadi pertumbuhan ekonomi yang lebih besar pada tahun 2008. Sementara itu angka pertumbuhan ekonomi pada skenario optimis sebesar 6% disesuaikan dengan asumsi yang digunakan dalam APBN. Dalam perhitungan potensi retribusi tahun 2008 ini, khususnya untuk

    Retribusi Jasa Umum bidang pendidikan dan pelatihan umum, tidak hanya didasarkan pada nilai realisasi penerimaan tahun 2007 saja, namun juga mengakomodir kemungkinan adanya kenaikan tarif dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat untuk membayar tarif di atas tarif yang selama ini diatur dalam Perda. Misalnya, untuk jasa pendidikan dan pelatihan pada Badan Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) masyarakat mampu membayar hingga dua kali lipat dari tarif yang berlaku (tarif yang diatur dalam Perda). Demikian juga dengan retribusi pada Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), juga mengakomodir kemungkinan adanya kenaikan tarif. Untuk tarif retribusi di BPKB ini rata-rata kenaikan tarif mencapai sepuluh kali lipat dari tarif Perda. Perhitungan potensi retribusi bidang pendidikan dan pelatihan pada Retribusi Jasa Umum ini didasarkan pada hasil kajian lapangan, sehingga hasil perhitungan potensinya diharapkan akan mendekati potensi yang sesungguhnya. Sehingga perhitungan potensi untuk retribusi untuk jasa pendidikan dan pelatihan di BLPT dan BPKB dihitung dengan rumus:

    Potensi 2008 = (Realisasi 2007 x Pertumbuhan ekonomi) x Rata-rata kenaikan tarif

    Rincian perhitungan potensi untuk retribusi Jasa Umum bidang pendidikan

    dan pelatihan yang digunakan dalam perhitungan potensi retribusi Provinsi DIY 2008 disajikan pada Tabel 3.2.

  • 34

    Tabel 3.2 Proyeksi Potensi Retribusi Jasa Umum Bidang Pendidikan dan Pelatihan

    Potensi 2008 (Tarif Perda No 2 2003) Potensi 2008 (Asumsi Kenaikan Tarif) Jenis Realisasi 2007 Skenario 1

    (g=4%) Skenario 2

    (g=5%) Skenario 3

    (g=6%) Skenario 1

    (g=4%) Skenario 2

    (g=5%) Skenario 3

    (g=6%)

    Ket.

    Bidang Pendidikan dan Pelatihan 145.094.047,00 150.897.809,88 152.348.749,35 153.799.690,82 392.887.138,76 396.664.899,70 400.442.660,64 -

    BLPT 98.267.047,00 102.197.729,88 103.180.399,35 104.163.070,82 204.395.458,76 206.360.799,70 208.326.139,64

    kenaikan tarif 2 x lipat

    SLB 4.150.000,00 4.316.000,00 4.357.500,00 4.399.000,00 4.316.000,00 4.357.500,00 4.399.000,00 tarif tetap

    BPPO 27.742.000,00 28.851.680,00 29.129.100,00 29.406.520,00 28.851.680,00 29.129.100,00 29.406.520,00 tarif tetap

    BPKB 14.935.000,00 15.532.400,00 15.681.750,00 15.831.100,00 155.324.000,00 156.817.500,00 158.311.000,00

    kenaikan tarif 10 x lipat

    Ket. : g = economic growth Sumber: Hasil analisis

    Nilai proyeksi potensi retribusi Provinsi DIY untuk tahun 2008 dengan tiga skenario disajikan pada Tabel 3.3. Nilai potensi dengan skenario 1 (pesimis) diperoleh nilai potensi sebesar Rp 15,18 miliar, sedangkan untuk dengan menggunakan skenario 2 (moderat) diperoleh nilai potensi retribusi sebesar Rp 15,33 miliar dan terakhir pada skenario 3 (optimis) diperoleh nilai potensi retribusi sebesar Rp 15,48 miliar. Dari hasil proyeksi nilai potensi retribusi Provinsi DIY tahun 2008 ini, jenis retribusi yang memiliki kontribusi terbesar berturut-turut adalah retribusi jasa usaha, retribusi jasa umum dan terakhir retribusi perizinan tertentu.

    Tabel 3.3 Proyeksi Potensi Retribusi Provinsi DIY Tahun 2008

    Potensi 2008 No

    Jenis Pendapatan

    Skenario 1 (g=4%)

    Skenario 2 (g=5%)

    Skenario 3 (g=6%)

    RETRIBUSI TOTAL 15.184.267.109,64 15.330.269.678,00 15.476.272.246,36 I RETRIBUSI JASA UMUM 4.355.774.545,44 4.397.656.992,99 4.439.539.440,54

    1.1 Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 3.575.448.707,08 3.609.828.021,58 3.644.207.336,07 1.2 Bidang Ketenagakerjaan 196.377.053,60 198.265.294,50 200.153.535,40 1.3 Bidang Pendidikan dan Pelatihan 392.887.137,76 396.664.898,70 400.442.659,64 1.4 Retribusi Pelayanan Tera Ulang 80.011.549,80 80.780.891,63 81.550.233,45 1.5 Retribusi Pelayanan Pertanian 9.619.211,27 9.711.703,69 9.804.196,11 1.6 Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan 4.608.269,12 4.652.579,40 4.696.889,68 1.7 Retribusi Pelayanan Perikanan 2.568.602,40 2.593.300,50 2.617.998,60

  • 35

    Potensi 2008 No

    Jenis Pendapatan

    Skenario 1 (g=4%)

    Skenario 2 (g=5%)

    Skenario 3 (g=6%)

    1.8 Retribusi Pelayanan Permukiman 94.254.014,40 95.160.303,00 96.066.591,60

    II RETRIBUSI JASA USAHA 8.280.573.188,38 8.360.194.084,42 8.439.814.980,46 2.1 Kekayaan Daerah 3.090.053.461,70 3.119.765.514,21 3.149.477.566,73 2.2 Pasar Grosir 439.478.293,36 443.704.046,18 447.929.799,00 2.3 Produk Usaha Daerah 4.630.489.743,88 4.675.013.683,73 4.719.537.623,57 2.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga 120.551.689,44 121.710.840,30 122.869.991,16

    III RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU 2.547.919.375,82 2.572.418.600,59 2.596.917.825,36 3.1 Bidang Sosial 136.029.247,90 137.337.221,44 138.645.194,98 3.2 Izin Trayek 83.344.024,40 84.145.409,25 84.946.794,10 3.3 Kelebihan Muatan 2.229.777.877,60 2.251.218.049,50 2.272.658.221,40 3.4 Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi 45.870.508,32 46.311.570,90 46.752.633,48 3.5 Retribusi Izin Pelayanan Kesehatan 13.832.000,00 13.965.000,00 14.098.000,00 3.6 Retribusi Izin Pelayanan Perpustakaan 12.556.689,60 12.677.427,00 12.798.164,40 3.7 Retribusi Izin Pengganti STNK Hilang 26.509.028,00 26.763.922,50 27.018.817,00 Ket. : g = economic growth Sumber: Hasil analisis

    B. Proyeksi Potensi Retribusi Tahun 2009 Metode yang digunakan dalam menghitung proyeksi potensi retribusi

    Provinsi DIY untuk tahun 2009 pada prinsipnya sama dengan metode proyeksi potensi retribusi untuk tahun 2008, hanya saja untuk proyeksi tahun 2009 ini menggunakan dasar nilai potensi moderat tahun 2008 (yang dalam hal ini nilai tersebut akan dianggap sebagai nilai realisasi tahun 2008). Rumus yang digunakan dalam menghitung potensi 2009 adalah sebagai berikut:

    Potensi retribusi (2009) = Potensi 2008 (nilai moderat) x Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi

    Dalam proyeksi potensi retribusi Provinsi DIY tahun 2009 ini juga terdiri dari tiga skenario yaitu pesimis, moderat dan optimis dengan menggunakan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang sama dengan perhitungan potensi tahun sebelumnya. Hasil proyeksi potensi retribusi untuk tahun 2009 disajikan pada Tabel 3.4 berikut. Nilai proyeksi potensi retribusi Provinsi DIY tahun 2009

  • 36

    dengan tiga skenario yaitu pesimis, moderat dan optimis masing-masing berturut-turut adalah Rp 15,94 miliar, Rp 16,10 miliar dan Rp 16,25 miliar. Kenaikan nilai potensi tahun 2009 baik pada skenario pesimis, moderat dan optimis masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 5% dari nilai potensi tahun 2008.

    Tabel 3.4 Proyeksi Potensi Retribusi Provinsi DIY Tahun 2009

    Potensi 2009 No Jenis Pendapatan Skenario 1

    (g=4%) Skenario 2

    (g=5%) Skenario 3

    (g=6%) RETRIBUSI TOTAL 15.943.480.465,12 16.096.783.161,90 16.250.085.858,68 I RETRIBUSI JASA UMUM 4.573.563.272,71 4.617.539.842,64 4.661.516.412,57

    1.1 Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 3.754.221.142,44 3.790.319.422,65 3.826.417.702,87 1.2 Bidang Ketenagakerjaan 206.195.906,28 208.178.559,23 210.161.212,17 1.3 Bidang Pendidikan dan Pelatihan 412.531.494,65 416.498.143,64 420.464.792,62 1.4 Retribusi Pelayanan Tera Ulang 84.012.127,29 84.819.936,21 85.627.745,12 1.5 Retribusi Pelayanan Pertanian 10.100.171,84 10.197.288,88 10.294.405,91 1.6 Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan 4.838.682,58 4.885.208,37 4.931.734,16 1.7 Retribusi Pelayanan Perikanan 2.697.032,52 2.722.965,53 2.748.898,53 1.8 Retribusi Pelayanan Permukiman 98.966.715,12 99.918.318,15 100.869.921,18

    II RETRIBUSI JASA USAHA 8.694.601.847,80 8.778.203.788,64 8.861.805.729,49 2.1 Kekayaan Daerah 3.244.556.134,78 3.275.753.789,92 3.306.951.445,06 2.2 Pasar Grosir 461.452.208,03 465.889.248,49 470.326.288,96 2.3 Produk Usaha Daerah 4.862.014.231,07 4.908.764.367,91 4.955.514.504,75 2.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga 126.579.273,91 127.796.382,32 129.013.490,72

    III RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU 2.675.315.344,61 2.701.039.530,62 2.726.763.716,62 3.1 Bidang Sosial 142.830.710,30 144.204.082,51 145.577.454,72 3.2 Izin Trayek 87.511.225,62 88.352.679,71 89.194.133,81 3.3 Kelebihan Muatan 2.341.266.771,48 2.363.778.951,98 2.386.291.132,47 3.4 Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi 48.164.033,74 48.627.149,45 49.090.265,15 3.5 Retribusi Izin Pelayanan Kesehatan 14.523.600,00 14.663.250,00 14.802.900,00 3.6 Retribusi Izin Pelayanan Perpustakaan 13.184.524,08 13.311.298,35 13.438.072,62 3.7 Retribusi Izin Pengganti STNK Hilang 27.834.479,40 28.102.118,63 28.369.757,85 Ket. : g = economic growth Sumber: Hasil analisis

  • 37

    C. Proyeksi Potensi Retribusi Tahun 2010 Nilai proyeksi potensi retribusi Provinsi 2010 dihitung dengan menggunakan dasar perhitungan nilai potensi moderat tahun 2009 dengan rumus sebagai berikut:

    Potensi retribusi (2010) = Potensi 2009 (skenario moderat) x Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi

    Rata-rata pertumbuhan ekonomi yang digunakan masih sama dengan perhitungan potensi tahun 2008 dan 2009 yaitu sebesar 4% (skenario pesimis), 5% (skenario moderat) dan 6% (skenario optimis). Hasil perhitungan proyeksi potensi retribusi Provinsi DIY tahun 2010 secara rinci disajikan pada Tabel 3.5. Dari tabel tersebut terlihat ada kenaikan nilai potensi retribusi untuk tahun 2010 dibandingkan dengan nilai potensi 2009. Jika dihitung pertumbuhan nilai potensi retribusi 2010, akan diperoleh nilai pertumbuhan yang sama dengan pertumbuhan nilai potensi 2009 yaitu sebesar 5% untuk ketiga skenario. Dilihat dari nilai nominalnya, nilai potensi retribusi Provinsi DIY untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 16,74 miliar (nilai pesimis), Rp 16,90 miliar (nilai moderat) atau Rp 17,06 miliar (nilai optimis).

    Tabel 3.5 Proyeksi Potensi Retribusi Provinsi DIY Tahun 2010

    Potensi 2010 No Jenis Pendapatan Skenario 1

    (g=4%) Skenario 2

    (g=5%) Skenario 3

    (g=6%) RETRIBUSI TOTAL 16.740.654.488,38 16.901.622.319,99 17.062.590.151,61 I RETRIBUSI JASA UMUM 4.802.241.436,35 4.848.416.834,77 4.894.592.233,20

    1.1 Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 3.941.932.199,56 3.979.835.393,79 4.017.738.588,01 1.2 Bidang Ketenagakerjaan 216.505.701,59 218.587.487,19 220.669.272,78 1.3 Bidang Pendidikan dan Pelatihan 433.158.069,38 437.323.050,82 441.488.032,25 1.4 Retribusi Pelayanan Tera Ulang 88.212.733,65 89.060.933,02 89.909.132,38 1.5 Retribusi Pelayanan Pertanian 10.605.180,43 10.707.153,32 10.809.126,21 1.6 Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan 5.080.616,70 5.129.468,79 5.178.320,87 1.7 Retribusi Pelayanan Perikanan 2.831.884,15 2.859.113,80 2.886.343,46 1.8 Retribusi Pelayanan Permukiman 103.915.050,88 104.914.234,06 105.913.417,24

  • 38

    Potensi 2010 No Jenis Pendapatan Skenario 1

    (g=4%) Skenario 2

    (g=5%) Skenario 3

    (g=6%) II RETRIBUSI JASA USAHA 9.129.331.940,19 9.217.113.978,07 9.304.896.015,96 2.1 Kekayaan Daerah 3.406.783.941,52 3.439.541.479,42 3.472.299.017,32 2.2 Pasar Grosir 484.524.818,43 489.183.710,92 493.842.603,40 2.3 Produk Usaha Daerah 5.105.114.942,63 5.154.202.586,31 5.203.290.229,99 2.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga 132.908.237,61 134.186.201,43 135.464.165,25

    III RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU 2.809.081.111,84 2.836.091.507,15 2.863.101.902,45 3.1 Bidang Sosial 149.972.245,81 151.414.286,63 152.856.327,46 3.2 Izin Trayek 91.886.786,90 92.770.313,70 93.653.840,50 3.3 Kelebihan Muatan 2.458.330.110,05 2.481.967.899,57 2.505.605.689,09 3.4 Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi 50.572.235,42 51.058.506,92 51.544.778,41 3.5 Retribusi Izin Pelayanan Kesehatan 15.249.780,00 15.396.412,50 15.543.045,00 3.6 Retribusi Izin Pelayanan Perpustakaan 13.843.750,28 13.976.863,27 14.109.976,25 3.7 Retribusi Izin Pengganti STNK Hilang 29.226.203,37 29.507.224,56 29.788.245,74 Ket. : g = economic growth Sumber: Hasil analisis

    3.2.1.2.Target Retribusi Tahun 2008-2010 A. Target Retribusi Tahun 2008 Penentuan target retribusi untuk tahun 2008 seperti halnya dengan perhitungan potensi, menggunakan tiga skenario yaitu skenario 1 (dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 4%), skenario 2 (pertumbuhan ekonomi 5%) dan skenario 3 (pertumbuhan ekonomi 6%). Dalam kenyataan, target retribusi kecenderungannya lebih rendah dari potensinya yang dikarenakan adanya hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemungutan retribusi baik teknis maupun non teknis. Oleh karena itu, penentuan nilai target akan memperhatikan hal-hal yang berpengaruh pada pencapaian target dari potensinya, dalam hal ini

    faktor hambatan tersebut diakomodasi dalam bentuk bobot persentase pencapaian potensi. Semakin tinggi hambatan, semakin kecil persentase pencapaian

    potensinya dan sebaliknya. Nilai target retribusi diperoleh dengan cara mengalikan potensi dengan suatu bobot yang mencerminkan persentase pencapaian potensi yang dipengaruhi oleh adanya hambatan-hambatan, secara matematis dapat ditulis sebagai:

    Target (2008) = Potensi (2008) x Persentase bobot

  • 39

    Persentase bobot dalam rumus di atas dibagi menjadi tiga nilai yaitu persentase bobot untuk hambatan rendah (optimis), hambatan sedang (moderat) dan hambatan tinggi (pesimis). Sehingga, nantinya akan diperoleh nilai target retribusi dengan sembilan nilai terdiri dari 3 skenario (berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan) dimana masing-masing skenario tersebut dibagi lagi menjadi 3 skenario pesimis, moderat dan optimis yang didasarkan pada tinggi rendahnya hambatan.

    Kriteria pesimis, moderat dan optimis yang ditentukan oleh tingkat permasalahan/hambatan dari masing-masing jenis retribusi diperoleh dari hasil kajian lapangan. Permasalahan/hambatan dari masing-masing jenis/item retribusi diklasifikasikan menjadi 3 yaitu kategori hambatan rendah, hambatan sedang dan hambatan tinggi. Dalam menentukan angka pesimis (hambatan tinggi), moderat (hambatan sedang) dan optimis (hambatan rendah), diproksi dari pertumbuhan dari masing-masing jenis/item retribusi pada tahun y dan tahun sebelumnya (y 1). Sebagai contoh, jenis retribusi izin trayek berdasarkan data survei lapangan, dikategorikan memiliki hambatan sedang. Maka dari jenis retribusi tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan angka moderat, yaitu diperoleh dengan melihat

    pertumbuhan realisasi dari retribusi izin trayek pada tahun y dan y 1. Demikian juga untuk memperoleh angka pesimis dan optimis, yaitu dengan memperhatikan pertumbuhan jenis/item retribusi yang memiliki kategori hambatan rendah dan tinggi. Dari hasil perhitungan diperoleh angka pesimis sebesar 72%, angka moderat 80% dan angka optimis 91%. Selanjutnya, hasil perhitungan target retribusi Provinsi DIY tahun 2008 dapat dicermati pada Tabel 3.6. Dalam tabel tersebut, target retribusi baik skenario 1, skenario 2 dan 3 masing-masing dibagi menjadi tiga skenario yaitu skenario pesimis yaitu target retribusi sebesar 72% dari nilai potensi, kemudian skenario moderat yaitu nilai target retribusi adalah sebesar 80% dari nilai potensi

    dan terakhir skenario optimis yaitu nilai target adalah sebesar 91% dari nilai potensi. Dari Tabel 3.6 juga dapat diketahui, nilai total target retribusi terendah adalah pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 10,76 miliar (lihat pada Tabel 3.6

  • 40

    kolom skenario 1 angka pesimis 72%) dan nilai total target retribusi tertinggi adalah sebesar Rp 13,86 miliar (lihat pada Tabel 3.6 kolom skenario 3 angka optimis 91%).

    B. Target Retribusi Tahun 2009 Penentuan target retribusi Provinsi DIY tahun 2009 menggunakan metode yang sama dengan penentuan target retribusi tahun 2008 yaitu dengan mengalikan potensi retribusi tahun 2009 dengan nilai persentase bobot pencapaian. Dalam perhitungan ini, asumsi pertumbuhan ekonomi dan persentase bobot sama dengan yang digunakan pada perhitungan target tahun sebelumnya. Hasil perhitungan target retribusi Provinsi DIY untuk tahun 2009 secara lengkap disajikan dalam Tabel 3.7. Secara umum terjadi kenaikan nilai target pada tahun 2009 ini dibandingkan dengan tahun 2008. Petumbuhan nilai total target untuk masing-masing skenario sama yaitu sebesar 6,70% dari tahun 2008. Secara nominal, nilai total target retribusi Provinsi DIY tahun 2009 paling rendah adalah Rp 11,48 miliar (lihat pada Tabel 3.7 kolom skenario 1 angka pesimis 72%) dan total target tertinggi adalah Rp 14,79 miliar (lihat pada Tabel 3.7 kolom skenario 3 angka optimis 91%).

    C. Target Retribusi Tahun 2010 Untuk target retribusi Provinsi DIY tahun 2010, metode perhitungan dan asumsi yang digunakan masih sama seperti perhitungan target tahun 2008 dan 2009. Hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 3.8. Nilai target retribusi pada tahun 2010 skenario pesimis angkanya pada kisaran nilai Rp 12 miliar, sedangkan nilai optimisnya pada kisaran Rp 15 miliar. Dilihat dari pertumbuhannya, nilai target tahun 2010 ini adalah sekitar 5% dari target tahun 2008.

  • 41

    Tabel 3.6 Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2008

    Target 2008 (Skenario 1) Target 2008 (Skenario 2) Target 2008 (Skenario 3) No Jenis Pendapatan Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% RETRIBUSI TOTAL 10.758.440.002,15 11.953.822.224,61 13.597.472.780,49 10.861.886.540,63 12.068.762.822,92 13.728.217.711,07 10.965.333.079,11 12.183.703.421,23 13.858.962.641,65

    I RETRIBUSI JASA UMUM 2.961.925.355,92 3.291.028.173,25 3.743.544.547,07 2.990.405.407,42 3.322.672.674,91 3.779.540.167,71 3.018.885.458,92 3.354.317.176,58 3.815.535.788,36

    1.1 Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 2.574.323.069,10 2.860.358.965,67 3.253.658.323,45 2.599.076.175,53 2.887.862.417,26 3.284.943.499,63 2.623.829.281,97 2.915.365.868,85 3.316.228.675,82

    1.2 Bidang Ketenagakerjaan 141.391.478,59 157.101.642,88 178.703.118,78 142.751.012,04 158.612.235,60 180.421.418,00 144.110.545,49 160.122.828,32 182.139.717,21

    1.3 Bidang Pendidikan dan Pelatihan 108.646.422,39 120.718.247,10 137.317.006,08 109.691.099,53 121.878.999,48 138.637.361,91 110.735.776,67 123.039.751,86 139.957.717,74

    1.4 Retribusi Pelayanan Tera Ulang 57.608.315,86 64.009.239,84 72.810.510,32 58.162.241,97 64.624.713,30 73.510.611,38 58.716.168,08 65.240.186,76 74.210.712,44

    1.5 Retribusi Pelayanan Pertanian 6.925.832,12 7.695.369,02 8.753.482,26 6.992.426,66 7.769.362,95 8.837.650,36 7.059.021,20 7.843.356,89 8.921.818,46

    1.6 Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan 3.317.953,77 3.686.615,30 4.193.524,90 3.349.857,17 3.722.063,52 4.233.847,25 3.381.760,57 3.757.511,74 4.274.169,61

    1.7 Retribusi Pelayanan Perikanan 1.849.393,73 2.054.881,92 2.337.428,18 1.867.176,36 2.074.640,40 2.359.903,46 1.884.958,99 2.094.398,88 2.382.378,73

    1.8 Retribusi Pelayanan Permukiman 67.862.890,37 75.403.211,52 85.771.153,10 68.515.418,16 76.128.242,40 86.595.875,73 69.167.945,95 76.853.273,28 87.420.598,36

    II RETRIBUSI JASA USAHA 5.962.012.695,63 6.624.458.550,70 7.535.321.601,42 6.019.339.740,78 6.688.155.267,54 7.607.776.616,82 6.076.666.785,93 6.751.851.984,37 7.680.231.632,22

    2.1 Kekayaan Daerah 2.224.838.492,42 2.472.042.769,36 2.811.948.650,14 2.246.231.170,23 2.495.812.411,37 2.838.986.617,93 2.267.623.848,04 2.519.582.053,38 2.866.024.585,72 2.2 Pasar Grosir 316.424.371,22 351.582.634,69 399.925.246,96 319.466.913,25 354.963.236,95 403.770.682,03 322.509.455,28 358.343.839,20 407.616.117,09 2.3 Produk Usaha Daerah 3.333.952.615,59 3.704.391.795,10 4.213.745.666,93 3.366.009.852,28 3.740.010.946,98 4.254.262.452,19 3.398.067.088,97 3.775.630.098,86 4.294.779.237,45

    2.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga 86.797.216,40 96.441.351,55 109.702.037,39 87.631.805,02 97.368.672,24 110.756.864,67 88.466.393,64 98.295.992,93 111.811.691,96

    III

    RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU 1.834.501.950,59 2.038.335.500,66 2.318.606.632,00 1.852.141.392,42 2.057.934.880,47 2.340.900.926,53 1.869.780.834,26 2.077.534.260,28 2.363.195.221,07

    3.1 Bidang Sosial 97.941.058,49 108.823.398,32 123.786.615,59 98.882.799,44 109.869.777,15 124.976.871,51 99.824.540,38 110.916.155,98 126.167.127,43 3.2 Izin Trayek 60.007.697,57 66.675.219,52 75.843.062,20 60.584.694,66 67.316.327,40 76.572.322,42 61.161.691,75 67.957.435,28 77.301.582,63 3.3 Kelebihan Muatan 1.605.440.071,87 1.783.822.302,08 2.029.097.868,62 1.620.876.995,64 1.800.974.439,60 2.048.608.425,05 1.636.313.919,41 1.818.126.577,12 2.068.118.981,47

    3.4 Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi 33.026.765,99 36.696.406,66 41.742.162,57 33.344.331,05 37.049.256,72 42.143.529,52 33.661.896,11 37.402.106,78 42.544.896,47

    3.5 Retribusi Izin Pelayanan Kesehatan 9.959.040,00 11.065.600,00 12.587.120,00 10.054.800,00 11.172.000,00 12.708.150,00 10.150.560,00 11.278.400,00 12.829.180,00

    3.6 Retribusi Izin Pelayanan Perpustakaan 9.040.816,51 10.045.351,68 11.426.587,54 9.127.747,44 10.141.941,60 11.536.458,57 9.214.678,37 10.238.531,52 11.646.329,60

    3.7 Retribusi Izin Pengganti STNK Hilang 19.086.500,16 21.207.222,40 24.123.215,48 19.270.024,20 21.411.138,00 24.355.169,48 19.453.548,24 21.615.053,60 24.587.123,47

    Ket: Dalam perhitungan target retribusi Jasa Umum bidang pendidikan dan pelatihan tahun 2008, didasarkan pada potensi retribusi dengan menggunakan tarif sesuai Perda No 2 Tahun 2003 (belum mengakomodir adanya kemungkinan kenaikan tarif ). Sumber: Hasil analisis

  • 42

    Tabel 3.7 Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2009

    Target 2009 (Skenario 1) Target 2009 (Skenario 2) Target 2009 (Skenario 3) No Jenis Pendapatan

    Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% RETRIBUSI TOTAL 11.479.305.934,89 12.754.784.372,10 14.508.567.223,26 11.589.683.876,57 12.877.426.529,52 14.648.072.677,33 11.700.061.818,25 13.000.068.686,94 14.787.578.131,40

    I RETRIBUSI JASA UMUM 3.292.965.556,35 3.658.850.618,17 4.161.942.578,17 3.324.628.686,70 3.694.031.874,11 4.201.961.256,80 3.356.291.817,05 3.729.213.130,06 4.241.979.935,44

    1.1 Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 2.703.039.222,56 3.003.376.913,95 3.416.341.239,62 2.729.029.984,31 3.032.255.538,12 3.449.190.674,62 2.755.020.746,07 3.061.134.162,30 3.482.040.109,61

    1.2 Bidang Ketenagakerjaan 148.461.052,52 164.956.725,02 187.638.274,71 149.888.562,64 166.542.847,38 189.442.488,89 151.316.072,76 168.128.969,74 191.246.703,07

    1.3 Bidang Pendidikan dan Pelatihan 297.022.676,15 330.025.195,72 375.403.660,13 299.878.663,42 333.198.514,91 379.013.310,71 302.734.650,69 336.371.834,10 382.622.961,29

    1.4 Retribusi Pelayanan Tera Ulang 60.488.731,65 67.209.701,83 76.451.035,83 61.070.354,07 67.855.948,97 77.186.141,95 61.651.976,49 68.502.196,10 77.921.248,06

    1.5 Retribusi Pelayanan Pertanian 7.272.123,72 8.080.137,47 9.191.156,37 7.342.047,99 8.157.831,10 9.279.532,88 7.411.972,26 8.235.524,73 9.367.909,38

    1.6 Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan 3.483.851,45 3.870.946,06 4.403.201,14 3.517.350,03 3.908.166,70 4.445.539,62 3.550.848,60 3.945.387,33 4.487.878,09

    1.7 Retribusi Pelayanan Perikanan 1.941.863,41 2.157.626,02 2.454.299,59 1.960.535,18 2.178.372,42 2.477.898,63 1.979.206,94 2.199.118,82 2.501.497,66

    1.8 Retribusi Pelayanan Permukiman 71.256.034,89 79.173.372,10 90.059.710,76 71.941.189,07 79.934.654,52 90.925.669,52 72.626.343,25 80.695.936,94 91.791.628,27

    II RETRIBUSI JASA USAHA 6.260.113.330,41 6.955.681.478,24 7.912.087.681,50 6.320.306.727,82 7.022.563.030,91 7.988.165.447,66 6.380.500.125,23 7.089.444.583,59 8.064.243.213,83

    2.1 Kekayaan Daerah 2.336.080.417,04 2.595.644.907,82 2.952.546.082,65 2.358.542.728,74 2.620.603.031,94 2.980.935.948,83 2.381.005.040,45 2.645.561.156,05 3.009.325.815,01 2.2 Pasar Grosir 332.245.589,78 369.161.766,43 419.921.509,31 335.440.258,92 372.711.398,79 423.959.216,13 338.634.928,05 376.261.031,16 427.996.922,95 2.3 Produk Usaha Daerah 3.500.650.246,37 3.889.611.384,86 4.424.432.950,28 3.534.310.344,90 3.927.011.494,33 4.466.975.574,80 3.567.970.443,42 3.964.411.603,80 4.509.518.199,32

    2.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga 91.137.077,22 101.263.419,13 115.187.139,26 92.013.395,27 102.237.105,85 116.294.707,91 92.889.713,32 103.210.792,57 117.402.276,55

    III

    RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU 1.926.227.048,12 2.140.252.275,69 2.434.536.963,60 1.944.748.462,04 2.160.831.624,49 2.457.945.972,86 1.963.269.875,97 2.181.410.973,30 2.481.354.982,13

    3.1 Bidang Sosial 102.838.111,41 114.264.568,24 129.975.946,37 103.826.939,41 115.363.266,01 131.225.715,08 104.815.767,40 116.461.963,78 132.475.483,80 3.2 Izin Trayek 63.008.082,45 70.008.980,50 79.635.215,31 63.613.929,39 70.682.143,77 80.400.938,54 64.219.776,34 71.355.307,04 81.166.661,76 3.3 Kelebihan Muatan 1.685.712.075,47 1.873.013.417,18 2.130.552.762,05 1.701.920.845,42 1.891.023.161,58 2.151.038.846,30 1.718.129.615,38 1.909.032.905,98 2.171.524.930,55

    3.4 Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi 34.678.104,29 38.531.226,99 43.829.270,70 35.011.547,60 38.901.719,56 44.250.705,99 35.344.990,91 39.272.212,12 44.672.141,29

    3.5 Retribusi Izin Pelayanan Kesehatan 10.456.992,00 11.618.880,00 13.216.476,00 10.557.540,00 11.730.600,00 13.343.557,50 10.658.088,00 11.842.320,00 13.470.639,00

    3.6 Retribusi Izin Pelayanan Perpustakaan 9.492.857,34 10.547.619,26 11.997.916,91 9.584.134,81 10.649.038,68 12.113.281,50 9.675.412,29 10.750.458,10 12.228.646,08

    3.7 Retribusi Izin Pengganti STNK Hilang 20.040.825,17 22.267.583,52 25.329.376,25 20.233.525,41 22.481.694,90 25.572.927,95 20.426.225,65 22.695.806,28 25.816.479,64

    Sumber: Hasil analisis

  • 43

    Tabel 3.8 Target Retribusi Provinsi DIY Tahun 2010

    Target 2010 (Skenario 1) Target 2010 (Skenario 2) Target 2010 (Skenario 3) No Jenis Pendapatan

    Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% Pesimis = 72% Moderat = 80% Optimis = 91% RETRIBUSI TOTAL 12.053.271.231,63 13.392.523.590,70 15.233.995.584,42 12.169.168.070,40 13.521.297.856,00 15.380.476.311,20 12.285.064.909,16 13.650.072.121,29 15.526.957.037,97

    I RETRIBUSI JASA UMUM 3.457.613.834,17 3.841.793.149,08 4.370.039.707,08 3.490.860.121,04 3.878.733.467,82 4.412.059.319,64 3.524.106.407,90 3.915.673.786,56 4.454.078.932,21

    1.1 Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 2.838.191.183,68 3.153.545.759,65 3.587.158.301,60 2.865.481.483,53 3.183.868.315,03 3.621.650.208,35 2.892.771.783,37 3.214.190.870,41 3.656.142.115,09

    1.2 Bidang Ketenagakerjaan 155.884.105,15 173.204.561,28 197.020.188,45 157.382.990,77 174.869.989,75 198.914.613,34 158.881.876,40 176.535.418,22 200.809.038,23

    1.3 Bidang Pendidikan dan Pelatihan 311.873.809,95 346.526.455,50 394.173.843,14 314.872.596,59 349.858.440,65 397.963.976,24 317.871.383,22 353.190.425,80 401.754.109,35

    1.4 Retribusi Pelayanan Tera Ulang 63.513.168,23 70.570.186,92 80.273.587,63 64.123.871,77 71.248.746,41 81.045.449,05 64.734.575,31 71.927.305,90 81.817.310,46

    1.5 Retribusi Pelayanan Pertanian 7.635.729,91 8.484.144,34 9.650.714,19 7.709.150,39 8.565.722,66 9.743.509,52 7.782.570,87 8.647.300,97 9.836.304,85

    1.6 Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan 3.658.044,03 4.064.493,36 4.623.361,20 3.693.217,53 4.103.575,03 4.667.816,60 3.728.391,03 4.142.656,70 4.712.271,99

    1.7 Retribusi Pelayanan Perikanan 2.038.956,59 2.265.507,32 2.577.014,57 2.058.561,94 2.287.291,04 2.601.793,56 2.078.167,29 2.309.074,77 2.626.572,55

    1.8 Retribusi Pelayanan Permukiman 74.818.836,63 83.132.040,70 94.562.696,30 75.538.248,52 83.931.387,25 95.471.952,99 76.257.660,41 84.730.733,79 96.381.209,69

    II RETRIBUSI JASA USAHA 6.573.118.996,93 7.303.465.552,15 8.307.692.065,57 6.636.322.064,21 7.373.691.182,46 8.387.573.720,05 6.699.525.131,49 7.443.916.812,77 8.467.455.374,52

    2.1 Kekayaan Daerah 2.452.884.437,89 2.725.427.153,22 3.100.173.386,78 2.476.469.865,18 2.751.633.183,53 3.129.982.746,27 2.500.055.292,47 2.777.839.213,85 3.159.792.105,76 2.2 Pasar Grosir 348.857.869,27 387.619.854,75 440.917.584,77 352.212.271,86 391.346.968,73 445.157.176,94 355.566.674,45 395.074.082,72 449.396.769,10 2.3 Produk Usaha Daerah 3.675.682.758,69 4.084.091.954,10 4.645.654.597,79 3.711.025.862,14 4.123.362.069,05 4.690.324.353,54 3.746.368.965,59 4.162.632.183,99 4.734.994.109,29

    2.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga 95.693.931,08 106.326.590,09 120.946.496,22 96.614.065,03 107.348.961,14 122.109.443,30 97.534.198,98 108.371.332,20 123.272.390,38

    III

    RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU 2.022.538.400,53 2.247.264.889,47 2.556.263.811,78 2.041.985.885,15 2.268.873.205,72 2.580.843.271,50 2.061.433.369,77 2.290.481.521,96 2.605.422.731,23

    3.1 Bidang Sosial 107.980.016,98 119.977.796,65 136.474.743,69 109.018.286,38 121.131.429,31 137.787.000,84 110.056.555,77 122.285.061,97 139.099.257,99 3.2 Izin Trayek 66.158.486,57 73.509.429,52 83.616.976,08 66.794.625,86 74.216.250,96 84.420.985,47 67.430.765,16 74.923.072,40 85.224.994,85 3.3 Kelebihan Muatan