Retribusi IMB

19
Retribusi IMB Instansi Pengelola : DINAS CIPTA KARYA Dasar Hukum : Perda No. 24 Tahun 2000 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan A. PENGERTIAN : 1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada perorangan atau badan untuk membangun; 2. Bangunan Pemutihan adalah bangunan yang sudah berdiri akan tetapi belum memiliki IMB; 3. Garis sempadan adalah garis batas untuk mendirikan bangunan dari jalur jalan, sungai, danau/situ, jalan kereta api, dan jaringan listrik tegangan tinggi; 4. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pemberian izin mendirikan bangunan oleh pemerintah daerah kepada perorangan atau badan, termasuk merubah bangunan; 5. Wajib Retribusi adalah perorangan atau badan yang menurut peraturan perundangan-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi; 6. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu ysng merupakan batas waktu bsgi wajib retribusi untuk memanfaatkan izin mendirikan bangunan; 7. Bangunan adalah perwujudan fisik arsitektur yang digunakan sebagai wadah kegiatan manusia; 8. Bangunan-bangunan adalah perwujudan fisik arsitektur yang tidak digunakan untuk kegiatan manusia; 9. Rumah Tinggal adalah bangunan yang terdiri atas ruangan atau bangunan ruangan yang berhubungan satu sama lain yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga; 10. Bangunan Industri adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan membuat/menghasilkan suatu barang; 11. Bangunan Niaga adalah bangunan yang digunakan untuk

Transcript of Retribusi IMB

Page 1: Retribusi IMB

Retribusi IMB

Instansi Pengelola : DINAS CIPTA KARYA

Dasar Hukum        : Perda   No. 24 Tahun 2000 tentang Retribusi

                             Izin Mendirikan Bangunan

 

A.   PENGERTIAN :

      1.   Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah

            Daerah kepada perorangan atau badan untuk membangun;

      2.   Bangunan Pemutihan adalah bangunan yang sudah berdiri akan tetapi

            belum memiliki IMB;

      3.   Garis sempadan adalah garis batas untuk mendirikan bangunan dari jalur jalan,

            sungai, danau/situ, jalan kereta api, dan jaringan listrik tegangan tinggi;

      4.   Retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut retribusi

            adalah pembayaran atas pemberian izin mendirikan bangunan oleh pemerintah

            daerah kepada perorangan atau badan, termasuk merubah bangunan;

      5.  Wajib Retribusi adalah perorangan atau badan yang menurut peraturan

            perundangan-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

            retribusi;

      6.   Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu ysng merupakan batas

            waktu bsgi wajib retribusi untuk memanfaatkan izin mendirikan bangunan;

      7.  Bangunan adalah perwujudan fisik arsitektur yang digunakan sebagai wadah

            kegiatan manusia;

      8.   Bangunan-bangunan adalah perwujudan fisik arsitektur yang tidak

            digunakan untuk kegiatan manusia;

      9.   Rumah Tinggal adalah bangunan yang terdiri atas ruangan atau bangunan

            ruangan yang berhubungan satu sama lain yang berfungsi sebagai tempat

            tinggal dan sarana pembinaan keluarga;

      10. Bangunan Industri adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan

            membuat/menghasilkan suatu barang;

      11. Bangunan Niaga adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan usaha/jual

            beli barang atau jasa;

      12. Bangunan Sarana Ibadah adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan

            keagamaan;

      13. Bangunan Sosial non Komersial adalah bangunan yang digunakan untuk

            kepentingan masyarakat dan tidak untuk mencari keuntungan;

      14. Rencana Anggaran Biaya, yang selanjutnya dapat disingkat RAB adalah

            rencana besarnya biaya yang diperlukan untuk mendirikan bangunan;

      15. Nilai Jual Obyek Pajak, yang selanjutnya dapat disingkat NJOP adalah

            besarnya nilai jual obyek pajak bumi per-satuan meter persegi yang dikenakan

Page 2: Retribusi IMB

            kepada wajib pajak;

      16. Bangunan Sosial non Komersial hanya dikenakan biaya pengawasan,

            pendaftaran, dan konstruksi;

B.   OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB RETRIBUSI

      1.   Objek Retribusi adalah izin mendirikan bangunan;

      2.   Tidak termasuk obyek retribusi IMB adalah bangunan saran ibadah,

            bangunan pemerintah daerah dan pemerintah pusat;

      3.   Subjek Retribusi adalahperorangan atau badan yang memperoleh IMB

            yang selanjutnya disebut Wajib Retribusi;

 

C.   DASAR PENGENAAN, TARIF dan CARA PERHITUNGAN

      1.   Besarnya retribusi IMB didasarkan kepada volume, fungsi dan lokasi bangunan;

      2.   Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya retribusi didasarakan pada

            pengkajian, pengawasan dan pengendalian mendirikan bangunan;

      3.   Retribusi yang terhutang dihitung sebagai berikut :

            a. Biaya Retribusi untuk bangunan Rumah Tinggal, Sosial Komersial :

               1. Biaya Sempadan    : 0,95% x (RAB+2NJOP x Luas Bangunan) = Rp. A

               2. Biaya Pengawasan : 10% x Rp. A  =  Rp. B

               3. Biaya Pendaftaran  :  6% x Rp. A  =  Rp. C

               4. Biaya Konstruksi     :  1% x Rp. A  =  Rp. D

                           Besarnya Retribusi IMB =  Rp. (A+ B + C + D)

            b. Untuk bangunan Sosial Non Komersial :

                1. Biaya Sempadan    :  0,95% x (RAB x 2NJOP x Luas Bangunan) = Rp.  A 

                2. Biaya Pengawasan : 10% x Rp. A  =  Rp. B

                3. Biaya Pendaftaran  :  6% x Rp. A  =  Rp. C

                4. Biaya Konstruksi     :  1% x Rp. A  =  Rp. D

                            Besarnya Retribusi IMB =  Rp. (B + C + D)

            c. Bangunan Industri, Perumahan, Niaga, Kantor Non Pemerintah dan    

               bangunan Komersial lainnya.

               1. Biaya Sempadan     : 1,9 % x (RAB x 2NJOP x Luas Bangunan) = Rp.  A 

               2. Biaya Pengawasan  : 10% x Rp. A  =  Rp. B

               3. Biaya Pendaftaran   :   6% x Rp. A  =  Rp. C

               4. Biaya Konstruksi      :    1% x Rp. A  =  Rp. D

                           Besarnya Retribusi IMB =  Rp. (A+ B + C + D)

      4.  Untuk perbaikan bangunan (renovasi) dikenakan biaya retribusi yang dihitung

           berdasarkan biaya renovasi yang dilaksanakan serta sesuai perhitungan

Page 3: Retribusi IMB

point 3a;

      5.  Untuk mengganti IMB yang hilang, dikenakan biaya retribusi sebesar 6%

           (enam persen) dari biaya retribusi IMB.

      6.  Retribusi biaya balik nama ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari biaya

           retribusi IMB;

      7.  Bangunan yang didirikan sebelumtahun 1996 diberikan Pemutihan dengan

          memperhitungkan penyusutan setiap tahun sebesar 2,5% (dua setengah

          persen) dan maksimal 25% (dua puluh lima persen);

      8.  Hasil pemungutan sebagaimana dimaksud  point 3a dikembalikan kepada Dinas

          teknis pengelola yang besarnya diatur dalam peraturan daerah tersendiri Syarat UmumSecara umum syarat-syarat untuk mengajukan IMB cukup mudah, yakni dengan menyiapkan berkas-berkas di bawah ini:

Mengisi formulir Permohonan Ijin. Foto Copy surat tanah Gambar konstruksi bangunan (denah, tampak muka, samping,belakang,rencana

utilitas) Fotocopy KTP Persetujuan tetangga (khusus bangunan bertingkat) Bukti pelunasan PBB 

Tarif dan BiayaAda beberapa komponen tarif dab biaya dalam mengurus IMB, yaitu:

Tarif dasar retribusi dihitung per m2

Tarif dasar bangunan non gedung : pagar, jalan dan parkir, teras/bangunan terbuka, saluran dan jembatan, kolom, menara, cerobong dan sejenisnya. Dihitung per m2.

Tarif bangunan induk disesuaikan dengan kelas jalan (jalan utama, jalan lokal, jalan desa, gang), jenis bangunan (sosial, non komersial, komersial), jumlah lantai (I, II, III, dst), luas bangunan (0-100m2, 101-250m2, >251m2)

Namun, tidak semua bangunan rumah harus disertai IMB. Menurut Perda No. 7/1991, pasal 17 ayat 2 menyatakan bahwa pembangunan atau renovasi rumah yang kurang dari 12 m2 tidak perlu menggunakan IMB. Berikut ini ada beberapa kegiatan yang tidak memerlukan izin:

Pekerjaan yang termasuk dalam pemeliharaan dan perawatan bangunan yang bersifat biasa.

Mendirikan kandang pemeliharaan binatang atau bangun-bangunan di halaman belakang dan isinya tidak lebih dari 12 m2.

Bangun-bangunan di bawah tanah. Perbaikan-perbaikan yang ditentukan oleh Gubernur Kepala Daerah.1. Biaya Pembuatan IMBUntuk membuat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) biasanya hanya memakan biaya tak lebih dari Rp. 1 Juta bila kita urus sendiri sesuai jalurnya dan bersedia menunggu sesuai waktu yang ditentukan ( biasanya 2-3 minggu). Namun apabila kita menginginkan proses yang lebih cepat biasanya kita akan mendapatkan biaya tambahan (kurang dari 2 minggu, tergantung biaya). Biasanya bagi yang akan mengajukan kredit ke BANK akan meminta dipercepat dan pada biasanya para petugas yang

Page 4: Retribusi IMB

mengurus IMB ini juga mengetahui tujuan dipercepat ini, sehingga mereka akan me mark-up harga mengingat tujuan pengajuan IMB ini adalah untuk mendapatkan dana segar dari bank.

IMB untuk tanah yang luasanya di bawah 250m2 bisa dilakukan di Kelurahan dimana tanah itu berada dan tidak perlu ke BPN (Badan Pertanahan Nasional). Pengajuan IMB ada 3 jenis yaitu, IMB rumah baru, IMB renovasi dan IMB Rumah Lama.

a.IMB rumah baruUntuk mengajukan rumah baru seharusnya tidak memakan biaya besar dan lebih cepat karena biasanya yang membangun (kontraktor) sudah memliki gambar yang fix sehingga prosesnya lebih cepat. Untuk gambar juga harus mengikuti ketentuan yang berlaku dimana luas dan letak tanah kosong harus sesuai dengan aturan pemerintah. Biayanya sekitar 3,5 juta untuk proses 2 minggu.

Bila kita membeli rumah yang baru di perumahan yang baru dibangun, kita tidak perlu repot-repot membuat IMB, karena developer pasti sudah memilki IMB untuk perumahan tersebut. Dan bila kita membeli di perumahan dengan KPR bank., pihak bank tersebut yang akan berurusan dengan devloper dan kita tinggal menuggu saja. Tapi bila kita membeli dari rumah seken, maka kita harus mengurus IMBnya.

b. IMB RenovasiIMB diajukan apabila akan dilakukan renovasi atau perombakan rumah yang signifikan sehingga ukuran dan bentuk rumah juga berubah banyak. Pengajuan ini juga cenderung cepat bila kita sudah memilki gambar denah sebelum dan sesudah dirombak, serta ukuran yang baru tidak melebihi ketentuan pemerintah yaitu luas tanah yang tersisa harus 40% dari luas total tanah, serta letak tanah ruang tanah kosongnya harus berada di samping, depan dan belakang rumah, sesuai ketentuan (bukan hanya berada di depan saja).

Apabila tidak sesuai dengan ketentuan, maka gambar akan dirubah atau akau digunakan gambar palsu yang sudah dimanipulasi yang tentu saja ini akan memakan biaya dan dan dana lebih. Jadi lebih baik tanyakan dulu ke bagian IMB di kelurahan atau BPN agar well prepare. Biasanya biayanya sekitar 3,5 Juta untuk tanah yang tidak ada masalah. Yang dimaksud bermasalah adalah apabila di renovasi mejadi sebuah rumah sedangkan denah adalah 2 kapling biasanya akan dikenakan tambahan 500rb - 1 juta untuk merubah status tanah 2 kapling menjadi 1 kapling.

c. IMB rumah lamaIMB ini diajukan apabila kita membeli rumah seken yang belum memliki IMB saat membangunnya (bahasa kasarnya adalah bangunan liar). Biaya yang dikeluarkan akan lebih besar daripada IMB rumah baru dan renovasi karena akan dikenakan denda dan dispensasi dari Pemda (Pemerintah daerah) yang besarnya bisa lebih mahal 2-3 juta. Tergantung persentase dari NJOP. Biaya ini belum termasuk biaya penggabungan 2 kapling atau lebih menjadi 1 kapling apabila ternnyata bangunan berada diatas penggabungan kapling tsb. Biasanya untuk pembuatan IMB denda despenasi penggabungan tanah memkan biaya 7-8 juta.

Page 5: Retribusi IMB

Pengajuan ke-3 IMB diatas pada umumnya dilakukan karena alasan mengajukan KPR dan Kredit ke BANK. Saran saya bila alasannya untuk mengajukan kredit KPR lebih baik menggunakan IMB rumah baru saja walaupun sebenarnya rumah tsb adalah rumah seken, jadi rumah lama yang ada sekarang dianggap rumah yang baru di bangun. Karena bank juga tidak akan cross check apakah IMB tersebut untuk rumah lama, renovasi atau rumah lama. IMB bagi BANK adalah syarat administrasi dan tidak melihat jenis IMB tsb tetapi melihat dari ukuran rumah yang tertera dengan ukuran rumah di dalam faktur pajak. Pada umumnya setiap rumah tidak memiliki IMB yang sesuai dengan yang eksisting karena telah banyak perubahan baik di dalam maupun diluar bangunan. IMB yang sesuai antara ukuran di IMB dengan eksisting akan diminta utuk pengajuan kredit.

Sebagai tambahan, pada saat mengajukan IMB, ada beberapa syarat yang harus di persiapkan yaitu :

fotocopy pemilik rumah/tanah

fotocopy KK pemilik tanah

Fotocopy sertifikat tanah

berkas-berkas yang harus di tandatangin dengan materai sebanyak 7 buah.

Agar kita tidak bolak-balik ke kelurahan/BPN, mintalah berkas-berkas yang harus di isi dan ditandatangani sehingga kita datang ke kelurahan/BPN langsung menyerahkan semua syarat tersebut.

2. Pajak Penjual dan Pajak PembeliBerhati hatilah dengan penjual rumah yang ingin menjual rumahnya dengan harga bersih, karena kita harus tau dulu apakah harga besih adalah harga diluar notaris dan pajak penjual atau tidak. Bila penjual minta bersih diluar biaya-biaya lain. Bersiap-siaplah untuk merogoh tabungan lebih banyak. Rincian pajak adalah sbb:

Pajak Penjual (PPH) : 5% x harga (tanah rumah) NJOPPajak Pembeli (BPHTB) : 5% x harga (tanah rumah – 60 Juta)

Contoh :

Luas tanah 145 m2, harga tanah di NJOP adalah 1.300.000/m2

Harga bangunan di NJOP 500rb/m2

Sehingga pajak penjual = 5% x [145 x ( 1.300.000 500.000) ] = 13.050.000

Pajak pembeli = 5% x [[145 x ( 1.300.000 500.000) ] – 60.000.000]] = 10.050.000. Sehingga apabila kita yang harus membayar pajak pejual maka kita harus mengularkan dana untuk pajak jual beli adalah 23.100.000 diluar harga rumah.

Page 6: Retribusi IMB

3. Biaya notarisApabila biaya notaris yang akan ditunjuk bersama di tanggung oleh pembeli maka bersiap-siap aja untuk mengeluarkan waktu dan tenaga yang lebih, karena selain kita harus mencari-cari notaris PPAT yang murah dan benar (bila tidak melalui KPR Bank) kita juga harus ngotot-ngototan menawar harga ke notarisnya. Tapi bila kita melalui KPR bank, kita akan mendapat notaris yang sudah memiliki standar biaya dari BANK tsb. Untuk mendapatkan harga yang spesial dari notaris BANK kita harus pandai-pandai meloby manager cabang bagian perkreditan tempat kita mengajukan tsb. Akan lebih baik bila kita bisa meloby ke yang lebih berwenang diatas manager tsb, sehingga kita akan mendapatkan potongan harga khusus untuk notaris tsb.Biaya-biaya yang akan kita keluarkan untuk notaris sbb:

Biaya cek sertifikat : Rp. 100.000,-

Biaya SK 59 : Rp. 100.000,-

Biaya validasi pajak : Rp. 200.000,-

Biaya Akte Jual Beli (AJB) : Rp. 2.400.000,-

Biaya Balik Nama (BBN) : Rp. 750.000,-

SKHMT : Rp. 250.000,-

APHT : Rp. 1.200.000,-

Total : Rp.5.000.000,-

Cek sertifikat diperlukan untuk memastikan apakah sertifikat tersebut asli atau palsu, Validasi pajak juga perlu untuk memastikan apakah pajak sudah dibayar/belum atau bukti pembayaran ternyata palsu, biaya akte jual beli merupakan biaya perngurusan segala berkas-berkas sampai selesai dan kita hanya menandatangani bersama si penjual semua berkas-berkas dan pernjanjian jual beli, biaya balik nama adalah biaya pengurusan balik nama semua sertifikat dari penjual ke pembeli.

4. Biaya BankBila mengajukan kredit melalui bank kita akan dikenakan biaya administrasi antara lain :

Biaya apraisal sebesar Rp.300.000 yaitu biaya administrasi untuk proses pengajuan peminjaman kredit ke bank.

Biaya administrasi PSJT sebesar 0.5% dari sisa pokok kredit kita. Biaya ini akan di bebankan ke kita bila kita kita akan melunasi KPR kurang dari 1 tahun. Tapi bila lebih dari satu tahun kita tidak akan dikenakan biaya apapun.

Biaya asuransi, yaitu asuransi kebakaran dan asuransi jiwa. Pada umumnya akan kita bayar lansum selama jangka waktu kredit yang disejui, dan bekisar antara 1.8 juta – 2,4 juta.

Uang kita juga akan ditahan (dibekukan) di dalam tabungan kita sebesar 1 kali angsuran perbulan kita. Jadi didalam tabungan kira akan mengendap dana minimal 1 kali angsuran yang tidak dapat kita tarik.

Page 7: Retribusi IMB

5. Biaya peningkatan HGB ke SHMBila sertifikat yang ada adalah HGB (Hak Guna Bangunan), maka pembeli dapat meningkatkan sertifikat menjadi SHM (Sertifikat Hak Milik). Biayanya sbb:

Biaya pemasukan kas negara (2% x (NJOP tanah – 60 Juta)Misal harga NJOP tanah : Rp.1.300.000/m2 dan luas tanah adalah 145 m2. maka NJOP tanah : 1.300.000x 145 = 188.500.000. jadi biaya pemasukan kas negara untuk peningkatan SHM adalah : 2% x (188.500.000-60.000.00) = Rp. 2.570.000Jasa notaris : Rp. 1.000.000- Rp.2.000.0000. Jadi total biaya peningkatan hak milik antara Rp 3.570.000- Rp.4.570.000

6. Biaya Roya Roya adalah proses pencoretan atau pengembalian hak serifikat yang awalnya dimiliki oleh Bank kepada pemilik, karena sebelumnya sertifikat tersebut telah dijaminkan ke Bank untuk kredit. Biasanya biaya Roya alan dikeluarkan apabila kita membeli tanah yang sedang dijaminkan oleh si penjual (Seken). Dan seharusnya biaya ini di tanggung oleh si penjual.

Tapi apabila kita ingin proses dipercepat, maka pengurusan roya dapat juga dilakukan oleh notaris sekaligus yang biayanya bisa dibebankan kepada si penjual. Umumya biaya pengurusan roya yang dilakuakan sendiri ke BPN adalah Rp.150.000 – Rp 250.000 bila di urus sendiri. Tapi bila melalui notaris kita akan dikenaka biaya 500.000.

Surat Ijin Usaha PerdaganganNomor: Perda 13/2002

Tujuan

Untuk mengatur kegiatan usaha perdagangan yang merupakan salah satu sektor kehidupan dalam perekonomian rakyat yang perlu dibina, dikembangkan dan dikendalikan, baik dalam perencanaan maupun dalam kegiatannya sehingga dapat memberikan hasil guna dan daya guna bagi pembangunan di Kota Denpasar sesuai dengankondisi dan potensi yang dimiliki

Deskripsi

Perda ini mengatur tentang: SIUP, tata cara dan syarat permohonan SIUP, pembukaan cabang/perwakilan perusahaan, perubahan SIUP, informasi perusahaan, serta retribusi

Pokok Aturan

Pasal 2/1 : Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan uasaha pedagangan di Kota Denpasar wajib memperoleh Surat Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ) dari Walikota;Pasal 2/2 : Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari : a. SIUP Kecil; b. SIUP Menengah; c. SIUP BesarPasal 2/3 : Penentuan Klasifikasi SIUP sebagaimana dimaksud ayat (2) ditentukan berdasarkan :a. Perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih (Netto) sampai dengan nilai Rp. 200.000.000,- ( Dua ratus juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memperoleh SIUP kecil;b. Perusahaan dengan modal disetor dan kekayaan bersih (Netto) diatas Rp. 200.000.000,- ( Dua ratus juta rupiah ) sampai dengan Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memperoleh SIUP menengah;c. Perusahaan dengan modal disetor dan kekayaan bersih (Netto) seluruhnya diatas Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha wajib memperoleh SIUP Besar.Pasa 2/4 : SIUP sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku selama perusahaan menjalankan usahanya dan wajib di daftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali.Pasal 2/5 : Atas pengeluaran SIUP dimaksud ayat (1) dan pendaftaran ulang sebagaimana dimaksud ayat (4) dikenakan retribusi yang besarnya sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 15.Pasal 3 : Perusahaan yang melakukan perubahan modal dan kekayaan bersih (netto) baik karena peningkatan maupun penurunan yang dibuktikan dengan akte perubahan dan atau neraca perusahaan, wajib memperoleh SIUP sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3).Pasal 4/1 : Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah:a. Cabang / Perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan usaha perdagangan mempergunakan SIUP

Page 8: Retribusi IMB

perusahaan pusat.b. Perusahaan kecil perorangan dengan ketentuan sebagai berikut :1) Tidak berbentuk badan hukum atau persekutuan2) Diurus, dijalankan atau dikelola sendiri oleh pemiliknya atau dengan mempekerjakan anggota keluarga/ kerabat terdekat. Pasal 5 : Setiap perusahaan yang telah memperoleh SIUP dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterbitkan SIUP wajib mendaftarkan perusahaannya dalam daftar perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku

PERSYARATAN DAN BIAYA

PENGURUSAN PERIZINAN

1. IZIN TEMPAT USAHA/IZIN GANGGUAN (SITU-HO)

Dasar Hukum : Perda Kab. Bogor Nomor 7 Tahun 2005

Persyaratan :

a. Rekomendasi camat dan Nagari dan Camat

b. IMB (jika ada)

c. Copy KTP dan Pas Photo

d. Copy Akta Pendirian perusahaan

e. Copy Sertifikat tanah

f. Keterangan tidak berkeberatan dari sepadan

i. Dokumen studi pengelolaan lingkungan

j. Pernyataan pencegahan pencemaran lingkungan

B i a y a :

SITU = Luas x indek lokasi x Rp.2.000/M2

SITU + H O = Luas x indek lokasi x indek gangguan x p.3.000/M2

Biaya Pemeriksaan Lapangan

2. IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

Dasar Hukum : Perda Kab. Bogor Nomor 9 Tahun 2004

Persyaratan :

a. Rekomendasi Camat/Wali Nagari

b. Peta lokasi bangunan/Sketsa tanah/Status Tanah

c. Gambar bangunan dan RAB

Page 9: Retribusi IMB

d. Keterangan tidak berkeberatan dari sepadan

e. Copy KTP dan Pas Photo

B i a y a :

Perumahan = Berdasarkan zone, jalan & klas bangunan

Proyek (APBN/APBD/BUMN/BUMS = 1% x RAB fisik

Biaya pemeriksaan lapangan

3. SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

Dasar Hukum : 1. Permendag No.36/M-DAG/PER-9/2007

2. Permendag No. 46/M-DAG/PER/9/2009

3. Perbup No. 3 Tahun 2009

Persyaratan :

a. Copy KTP

b. Pas Photoc. Copy SITU/HOd. Copy IMB

e. Copy Akte Pendirian f. Materai Rp.6.000

B i a y a :

SIUP Baru = Rp.0,00 (gratis)

SIUP Perpanjangan :

a. SIUP Mikro = Rp. 0,00 (gratis)

b. SIUP Kecil = Rp. 100.000,00

c. SIUP Menengah = Rp. 150.000,00

d. SIUP Besar = Rp. 300.000,00

4. TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP)

Dasar Hukum : 1. Permendag No.37/M-DAG/PER-9/2007

2. Perbup No. 4 Tahun 2009

Page 10: Retribusi IMB

Persyaratan :

a. Copy KTP dan Pas Photo

b. Copy Izin Teknis

c. Copy SITU/HO

d. Copy Akte Pendirian

e. Copy Pengesahan Badan Hukum

f. Materai Rp.6.000

B i a y a :

1. TDP BARU = Rp.0,00 (gratis)

2. TDP Pembaharuan :

a. Perseroan Terbatas (PT) Rp. 500.000,00

b. Koperasi Rp. 100.000,00

c. Perusahaan Komsnditer (CV) Rp. 250.000,00

d. Perusahaan Firma (Fa) Rp. 250.000,00

e. Perusahaan Perorangan (PO) Rp. 100.000,00

f. Bentuk Usaha Lainnya (BUL) Rp. 250.000,00

g. Perusahaan Asing (PA) Rp. 1.000.000,00

5. IZIN USAHA INDUSTRI (IUI) & TANDA DAFTAR INDUSTRI (TDI)

Dasar Hukum : Permen-Industrian No. 41/M-IND/PER//6/2008

Persyaratan :

a. Rekomendasi Wali Nagari dan Camat

b. Copy KTP dan Pas Photo

c. Copy Akta perusahaan

d. Copy IMB dan Copy SITU-HO

e. Persetujuan prinsip (katagori besar)

f. Surat Status Tanah/Sketsa tanah

Page 11: Retribusi IMB

g. Izin lokasi (katagori besar)

h. Surat pernyataan pencegahan pencemaran lingkungan

i. Dokumen UKL/UPL (katagori menengah)

j. Dokumen AMDAL (katagori besar)

k. Materai Rp, 6.000,- l. NPWP

B i a y a :

a. IUI = Rp. 500.000,00

b. TDI = Rp. 200.000,00

6. TANDA DAFTAR GUDANG (TDG)

Dasar Hukum : Permen-Industrian No. 16/M-IND/PER//9/2006

Persyaratan :

a. Rekomendasi Wali Nagari dan Camat

b. Copy KTP dan Pas Photo

c. Copy Akta perusahaan

d. Copy IMB & Copy SITU-HO

e. Surat Status Tanah/Sketsa tanah

f. Izin lokasi (katagori besar)

g. Materai Rp, 6.000,-

B i a y a :

a. TDG Kecil = Rp. 100.000,00

b. TDG Menengah = Rp. 200.000,00

c. TDG Besar = Rp. 300.000,00

WAKTU PENYELESAIAN : 1 (satu) hari kerja (dapat ditunggu) sepanjang persyaratan lengkap dan Benar

Page 12: Retribusi IMB

I. Definisi Firma (Fa)

Firma adalah persekutuan/ badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk

menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama dan umumnya didirikan dengan Akta

Otentik sebagai Akta Pendirian dan dibuat oleh Notaris dalam bahasa Indonesia.

Badan usaha ini lebih banyak digunakan oleh beberapa atau sekelompok orang yang memiliki keahlian

sama untuk memberikan pelayanan atau melaksanakan kegiatan usaha dibidang Jasa. Para pendiri

Firma umumnya telah saling mengenal dan percaya satu sama lain serta masing-masing anggota telah

mengetahui dan memahami segala resiko yang timbul dan menjadi tanggung jawab para pendirinya.

Resiko usaha dari badan usaha ini ditanggung bersama oleh para sekutu/pendiri termasuk dengan harta

pribadinya.

II. Penjelasan Singkat tentang Firma

a. Dasar Hukum

Firma  tidak diatur secara khusus dalam Peraturan atau Undang-Undang tentang Firma, kecuali yang

diatur dalam Pasal 16 sampai dengan Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan pasal-

pasal lainnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang terkait

Karena persekutuan Firma merupakan bagian dari persekutuan perdata, maka dasar hukum persekutuan

firma terdapat pada Pasal 16 sampai dengan Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan

pasal-pasal lainnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang terkait. Dalam Pasal

22 KUHD disebutkan bahwa persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik tanpa adanya

kemungkinan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta itu tidak ada. Pasal 23 KUHD dan Pasal

28 KUHD menyebutkan setelah akta pendirian dibuat, maka harus didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri dimana firma tersebut berkedudukan dan kemudian akta pendirian tersebut harus

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

b. Nama dan Tempat Kedudukan

Firma harus memiliki nama dan tempat kedudukan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha.

Nama Firma biasanya dibuat dengan nama pribadi salah satu anggotanya atau gabungan dari nama

para pendirinya. Pemakaian nama Firma tidak perlu mendapatkan persetujuan dari instansi terkait

seperti halnya pemakaian nama PT.

Sedangkan tempat keuddukan Firma adalah kota/kabupaten di wilayah Republik Indonesia dan memiliki

alamat jelas sebagai kantor pusat melaksanakan kegiatan usaha

Page 13: Retribusi IMB

c. Modal Firma

Badan usaha Firma tidak memiliki modal dasar, modal ditempatkan atau modal disetor yang disebutkan

didalam Akta Pendirian seperti halnya Perseroan Terbatas (PT)

d. Maksud dan tujuan Firma

Maksud dan tujuan perusahaan ini dapat bersifat umum atau spesialis. Namun umumnya badan usaha

ini didirikan untuk dengan maksud dan tujuan untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang Jasa.

III. Syarat dan Ketentuan Pendirian Firma antara lain:

1. Jumlah pendiri perusahaan minimal 2 (dua) orang atau lebih2. Memilik nama yang bakal dipakai oleh firma tersebut3. Memiliki pengurus yang diangkat dan ditetapkan oleh para pendiri. Siapa yang akan bertindak

selaku Persero aktif, dan siapa yang akan bertindak selaku persero diam.4. Memiliki maksud dan tujuan yang spesifik (walaupun tentu saja dapat mencantumkan maksud

dan tujuan yang seluas-luasnya) serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia

5. Memiliki tempat usaha sebagai kantor pusat perusahaan yang berlokasi dilingkungan komersial seperti Gedung Perkantoran, Pertokoan, Ruko/Rukan atau tempat usaha lainnya yang diperuntukan sebagai tempat usaha.

IV. Proses Pendirian Firma

Tahap 1 : Pembuatan Akta Pendirian

Akta Pendirian Firma dibuat dan ditandatangani oleh Notaris yang berwenang dan dibuat dalam bahasa

Indonesia

Persyaratan;

1. Fotokopi KTP para pendiri Perseroan2. Data anggaran dasar Firma

Lama proses; 1-2 (satu-dua) hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Tahap 2 : Permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Permohonan surat keterangan domisili perusahaan diajukan kepada Kepala Kantor Kelurahan setempat

sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada, sebagai bukti keterangan/keberadaan alamat

perusahaan,

Persyaratan lain yang dibutuhkan;

1. Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha2. Surat keterangan dari pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan3. Fotokopi PBB-pajak bumi dan bangunan tahun terakhir sesuai tempat usaha untuk perusahaan

yang berdomisili di RUKO/RUKAN

Lama proses; 2 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Page 14: Retribusi IMB

Tahap 3 : Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak

Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak

sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan untuk mendapatkan;

1. Kartu NPWP2. Surat keterangan tedaftar sebagai wajib pajak

Persyaratan;

1. Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung2. Melampirkan bukti pelunasan PBB-pajak bumi banguan3. Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha

Lama proses; 2-3 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Tahap 4:  Permohonan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)

Permohonan untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan

Pajak sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan.

Persyaratan;

1. Melampirkan bukti PPN atas sewa gedung2. Melampirkan bukti pelunasan PBB-pajak bumi banguan3. Melampirkan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha

Lama Proses; 3-5 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Tahap 5 : Pendaftaran ke Pengadilan Negeri

Permohonan ini diajukan kepada Kantor Pengadilan Negeri setempat sesuai tempat dan kedudukan

perusahaan berada.

Persyaratan lain yang dibutuhkan;

1. Melampirkan NPWP-nomor pokok wajib pajak2. Salinan akta pendirian Firma

Lama proses; 1 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Tahap 6 : Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

Pemohon mengajukan permohonan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu atau

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) setempat.

1. Foto kopi KTP2. Foto kopi sertifikat tanah atau kepemilikan tanah lainnya yang dikuatkan oleh Kepala DEsa atau

Camat terdekat3. Gambar detail konstruksi bangunan

Page 15: Retribusi IMB

Lama proses; maksimal 14 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Tahap 7 : Permohonan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)

Pemohon mengajukan permohonan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu atau

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) setempat.

Persyaratan :

1. Foto kopi KTP2. Foto kopi sertifikat tanah3. Foto kopi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)4. Foto berwarna ukuran 3×4 (lbr) dan 4×6 (2lbr)

Lama proses; maksimal 14 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Tahap 8: Permohonan Surat Ijin Gangguan (HO)

Pemohon mengajukan permohonan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu atau

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) setempat.

Persyaratan :

1. Foto kopi KTP2. Foto kopi sertifikat tanah3. Foto kopi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)4. Foto berwarna ukuran 3×4 (lbr) dan 4×6 (2lbr)

Lama proses; maksimal 14 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Tahap 9 : Permohonan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

Permohonan SIUP diajukan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu atau Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) setempat. untuk golongan SIUP menengah dan kecil,

atau Dinas Perdagangan Propinsi untuk SIUP besar sesuai dengan tempat kedudukan perusahaan

berada.

Persyaratan lain yang dibutuhkan;

1. Foto kopi KTP2. Foto kopi Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)/ Surat Ijin Gangguan (HO) untuk jenis kegiatan usaha

perdagangan yang dipersyaratkan adanya SITU berdasarkan Undang-Undang Gangguan3. Foto direktur utama/pimpinan perusahaan  (3×4) sebanyak 2 (dua) lembar4. Neraca awal

Lama Proses; 14 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap, kecuali untuk SIUP

besar.

Tahap 10: Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Page 16: Retribusi IMB

.     Permohonan pendaftaran diajukan kepada bupati melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu atau

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) setempat.

Bagi perusahaan yang telah terdaftar  akan diberikan sertifikat Tanda Daftar Perusahaan  sebagai bukti

bahwa Perusahaan/Badan Usaha telah melakukan Wajib Daftar Perusahaan sesuai dengan Peraturan

Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan

Pendaftaran Perusahaan

Persyaratan lain yang dibutuhkan;

1. Foto kopi KTP2. Foto kopi Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)/ Surat Ijin Gangguan (HO)3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)4. Materai 2lbr5. Foto kopi sertifikat Penyuluhan (SP)

Lama Proses; 14 hari kerja setelah permohonan diajukan dan persyaratan lengkap

Tahap Tambahan untuk Bisa ikut pengadaan/tender bidang Jasa Konstruksi Setelah

Dinyatakan Legal

Khusus untuk perusahaan yang ingin mengikuti pengadaan/tender bidang Jasa Konstruksi harus

memiliki;

1. Sertifikat Keahlian (SKA) atau Sertifikat Keterampilan (SKT) untuk tenaga ahli2. Kartu Tanda Anggota asosiasi perusahaan jasa konstruksi yang terakreditasi LPJK seperti

AKAINDO, AKLINDO, APNATEL, GAPANSI, GAPEKSINDO untuk kontraktor atau INKINDO/PERKINDO untuk konsultan

3. Sertifikat Badan Usaha yang terakreditasi LPJK4. IUJK (Izin Usaha Jasa Konstruksi