Retret keluarga 2015
-
Upload
yr-widadaprayitna -
Category
Spiritual
-
view
132 -
download
4
Transcript of Retret keluarga 2015
RETRET KELUARGA
Parakan,
2-5 April 2015
TUJUAN RETRET Merefleksi hidup berkeluarga, sejak
retret tahun sebelumnya Mengevaluasi hidup berkeluarga: misi
dan aksi Merevisi, mereformulasi mimpi keluarga Menetapkan rencana mewujudkan
mimpi Memformulasi rencana aksi misi
keluarga
CONTOH Kami melihat kembali pengalaman
keluarga kami selama ini. Seberapaja jauh kami humble dan
simple? Seberapa sudah kami mewujudkan
mimpi dalam aksi melalui yayasan kami Wulangreh Foundation, melalui Taman Asih Anak (taman pengasuhan anak kristiani) yang kami jalankan setahun ini?
METODE RETRET Sersan: serius tapi santai Dialog partisipatif Ekspresif dan inspiratif Meditatif dan kontemplatif
CONTOH Ketika anak-anak kami mulai bosan
dengan sharing di kapel, kami pindah ke taman di depan patung Yesus
Lewat dialog partisipatif, terungkaplah sharing anak kami, apa yang dilakukannya ketika dimarah-marahi mamanya. Ia bilang ke Yesus, “Lihat itu Yesus, mamaku marah-marah terus padaku!”
WAKTU DAN TEMPAT Selama Trihari Suci, Trihari Kasih: Kamis
Putih, Jumat Agung, Sabtu Paska Di RR PBHK, Parakan, Jawa Tengah
(2015), di Susteran OP, Rawaseneng (2014)
CONTOH Selama trihari suci kami mengulangi dan
menginternalisasi kasih ilahi yang amat insani
Paling nyata dalam Kamis Putih: Yesus bertindak bak seorang budak yang mencuci kaki tuannya. Ia membasuh kaki para muridNya.
Tak sampai di situ, kasih itu memuncak dalam kematiannya secara hina, bak penjahat kakap: disalibkan.
Yesus menjadi seperti itu adalah didikan Bunda Maria, Yosef (Keluarga Kudus): iman dan kasih pada Bapa Nya.
REALISASI RETRET1. Syukur atas kasih, iman dan harapan2. Syukur atas hidup dan kehidupan3. Kendala untuk beryukur4. Penegasan kehendakNya5. Pengalaman berelasi6. Pengalaman berdiskresi7. Memaknai missi ilahi8. Merencanakan aksi9. Kontemplasi demi aksi mencintai10. Cara hidup keluarga kami11. Cara aksi keluarga kami
SYUKUR ATAS KASIH, IMAN DAN HARAPAN
Kami membahas dan mengupas pengalaman kami dalam kasih, iman dan harapan sebagai anggota keluarga kami.
Seberapa jauh kami merasa dikasihi oleh pribadi (anggota keluarga) dan yang ilahi
Seberapa jauh iman kami makin tumbuh dalam rentetan peristiwa hidup keluarga?
Seberapa besar harapan tumbuh dan berperan dalam mengembangkan hidup keluarga?
SYUKUR ATAS HIDUP DAN KEHIDUPAN
Masing-2 dari kami membuat daftar alasan untuk bersyukur atas hidup dan kehidupan di dalam hidup berkeluarga selama ini?
Ini mencakup: syukur atas saudara dan persaudaraan, syukur atas berkat dan tekat, syukur atas mimpi dan semangat keluarga, syukur atas panggilan dan pengutusan keluarga kami.
CONTOH Kami membuat daftar nama para
sahabat, Kami “menghitung” berkat yang kami
terima Kami mengingat pengalaman manis
pahit dalam mewujudkan mimpi; Kami mencatat kekeliruan dan gesekan
dalam aksi mewujudkan aksi/karya keluarga kami
KENDALA UNTUK BERYUKUR
Kami berusaha menelaah dan menganalisa kendala kami untuk mensyukuri cinta dan rahmat ilahi bagi keluarga kami.
Berbagai potensi jadi penyebab kendala yang ada misalnya: Tidak ketemunya harapan dan kenyataan:
dalam diri sendiri, dalam suami, istri, anak Adanya mindset yang keliru, atau mindset
belum terbaharui dalam masing-masing pribadi Adanya mispersepsi diri, Adanya sikap dan perilaku yang mengganggu
CONTOH Bagaimana kami memaknai friksi yang
pernah terjadi dalam keluarga kami: antara suami istri antara anak dan orangtua
Bagaimana menarik kembali ke fokus tujuan hidup berkeluarga, missi dan aksi/karya keluarga selama ini, lewat Taman Asih maupun lewat Wulangreh, atau dalam aktualisasi diri.
KENDALA … Kekurangan dalam penegasan
kehendakNya Kurang optimalnya dalam jalinan dan
relasi anggota keluarga Kurang penghayatan dalam semangat
entrepreneurship keluarga
PENEGASAN KEHENDAK DAN PANGGILANNYA Kami mulai dengan merefleksi sejauh mana
kami berelasi dengan yang ilahi dan yang insani
Bagaimana kami berkomunikasi dengan Tuhan: doa pribadi, doa bersama keluarga?
Sejauh mana kami menyediakan ruang doa bagi hati dan ruang doa bagi pribadi-pribadi dalam keluarga
Seberapa aktif kami berdiskresi atas kehendak dan panggilan Tuhan atas keluarga kami?
Diskresi pribadi dan diskresi sebagai keluarga
CONTOH Sharing istri yang merasa terbantu
dengan melakukan brevir atau ibadat harian.
Sharing suami yang merasa tenggelam dan tertelan dalam karya di Taman Asih
Ungkapan betapa positifnya doa dan sharing singkat sebelum tidur malam. Misalnya apa baiknya mama/papa/anak yang kulihat hari ini? atau Saya belajar apa dari anak, mama, papa hari ini?
CONTOH Membangun habit/kebiasaan
mengadakan examen, penelusuran gerak roh, sekali di malam hari
Menyimpan dalam hati dan merenungkannya bila tak dapat memahami anak dan peristiwa yang terjadi dalam keluarga kami
PENGALAMAN BERELASI
Merefleksi relasi yang selama ini terjadi: relasi dengan diri sendiri, relasi dengan keluarga kudus Nazareth, relasi dengan yang ilahi
Relasi dialektif: jatuh – bangun, tawa – tangis, lahir – batin, jiwa – raga (body n soul)
Relasi hati dan iman dengan yang empunya kehidupan: kesanggupan menemukan Tuhan dalam segala, kesanggupan menangkap panggilan Roh atas keluarga.
CONTOH Wujud kesatuan hati dan budi dalam
kehidupan seseharinya Bagaimana relasi dengan The Holy
Family : normatif, nominatif, atau sampai pada inspiratif, innovatif, alternatif?
Membangun relasi pribadi dengan Yesus, Maria, Yosef.
PENGALAMAN BERDISKRESI
Kami melihat kembali tonggak-tonggak peristiwa hidup dan karya yang kami lakukan.
Kami refleksi bagaimana proses kami memutuskan agar kehendakNya yang kami lakukan
Kami cek kembali bagaimana kami menanggapi undangan Tuhan bagi keluarga kami
CONTOH Kami bernovena untuk menguji
keinginan kami atau kehendak Tuhan (sebe;u, membuka Taman Asih Anak)
Kami tanya kembali pada diri sendiri apakah cara kami mendidik anak sesui cara Keluarga Kudus Nazareth
Kami uji dengan renungan, doa dan sharing di antara kami, suami istri apakah motivasi dasar di balik keinginan kami
MEMAKNAI MISSI ILAHI
Dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan kami berusaha menegaskan apa dan mana panggilan Tuhan untuk keluarga kami.
Pengalaman saya di kasana spiritualitas kristiani dan karya untuk orang muda. Pengalaman istri saya di dunia finansial. Keduanya kami yakini dipersatukan dan dikehendakiNya untuk membantu sesama, dalam spiritualitas keuangan demi kemandirian agar optimal dalam memuji dan memuliakan Tuhan dalam hidup dan karyanya.
Wujudnya: kami memberikan Spiritualitas Keuangan, diikuti dengan Audit dan Perencanaan Keuangan Kongregasi Religius.
CONTOH Kami aktif membantu menfasilitasi
kongregasi religius dalam mengupayakan kemandirian, lewat Spiritualitas – Keuangan diikuti dengan Audit dan Perencanaan Keuangan Kongregasi Religius
Kami aktif membantu menfasilitasi keluarga dan anak-anak nya dalam membangun kemandirian anak, lewat taman pengasuhan anak kristiani: Taman Asih Anak
MERENCANAKAN AKSI Setelah pengalaman selama ini, kami
mulai menemukan pokok-pokok rahmat dan cinta dalam hidup dan karya kami.
Kami mulai dengan merevisi mimpi kami Kami menata ulang dan merevisi
rencana aksi keluarga kami sebagai wujud tanggapan kami atas panggilan dan missi keluarga kami
CONTOH Rencana kami untuk lebih fokus dalam
mengembangkan Taman Asih Rencana kami untuk mendampingi dan
menfasilitasi pendidikan kemandirian bagi kedua anak kami sendiri. Kami yakin bahwa keduanya adalah first goal n mission keluarga kami
KONTEMPLASI DEMI AKSI MENCINTAI
Kami berkontemplasi untuk menegaskan panggilan dan pengutusan keluarga kami
Kami bertanya pada ketiga pribadi ilahi dan Keluarga Kudus Nazareth
Kami sharing dan diskusi buah kontemplasi demi rencana aksi keluarga kami
CONTOH Kami merefleksi bagaimana kami
selama ini merespon undanganNya lewat interaksi dengan mereka yang kami layani: suster, bruder dan anak-anak yang dipercayakan kepada kami.
Kami merencanakan aksi agar pelayanan kami lebih sesuai lagi dengan kehendakNya.
Jangan sampai diganggu atau terganggu oleh dosa atau oleh kelemahan maupun kekuatan kami.
CARA HIDUP KELUARGA KAMI
Kami merefleksi diri adakah cara hidup keluarga kami sudah reflektif, inspiratif bagi sesama yang menjumpai kami?
Kami sharing dan berdoa untuk dengan rendah hati mengevaluasi cara hidup keluarga kami selama ini. Sudahkah kami simple, humble but real in serving Him n others?
Dalam interaksi hidup di tengah masyarakat kami sering jumpai, dan diisnpirasi oleh saudari-saudari Muslim yang berjilbab: mereka, humble, gentle, n full of faith n love. Sulit menemukan lagi padanannya dalam orang-orang Katolik/Kristiani.
CARA AKSI KELUARGA KAMI
Kami berdoa dan berefleksi untuk menemukan kembali panggilan asli dari Tuhan atas keluarga kami. Semuanya untuk memurnikan motivasi dan aksi keluarga kami.
Tujuannya agar kami ini tetap menjadi alat di tanganNya, alat yang bermanfaat, syukur membawa berkat bagi sesama kami, di mana pun mereka menjumpai kami sekeluarga atau pribadi-pribadi.
Semoga Tuhan memberkati kami dan rencana kami.
KELUARGA KAMI Gabrielle Aubrey Wikaningtyas Michelle Amanda Weningtyas Elizabeth Dianawati Yohanes Rasul Widadaprayitna
Semarang, Paska 2015