RETINOPATI HIPERTENSI

15
RETINOPATI HIPERTENSI dr. Rita Murnikusumawatie, SpM

description

retinopati

Transcript of RETINOPATI HIPERTENSI

Page 1: RETINOPATI HIPERTENSI

RETINOPATI HIPERTENSI

dr. Rita Murnikusumawatie, SpM

Page 2: RETINOPATI HIPERTENSI

RETINOPATI HIPERTENSI• Kelainan atau perubahan vaskularisasi retina

pada penderita hipertensi

• banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun

• Etiopatogenesis : peningkatan tekanan darah yang akan mengakibatkan beberapa perubahan patofisiologis pembuluh darah retina sebagai respon terhadap peningkatan tekanan darah tersebut

Page 3: RETINOPATI HIPERTENSI

Stadium Karakteristik

Stadium I Penciutan setempat pada pembuluh darah kecil

Stadium II Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang-kadang

penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteri

tegang, embentuk cabang keras

Stadium III Lanjutan stadium II, dengan eksudasi cotton, dengan perdarahan

yang terjadi akibat diastol di atas 120 mmHg, kadang-kadang

terdapat keluhan berkurangnya penglihatan

Stadium IV Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure,

disertai keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-

kira 150 mmHg

Klasifikasi Scheie

Page 4: RETINOPATI HIPERTENSI

Modifikasi klasifikasi Scheie

Stadium Karakteristik

Stadium 0 Tidak ada perubahan

Stadium I Penyempitan arteriolar yang hampir tidak terdeteksi

Stadium II Penyempitan yang jelas dengan kelainan fokal

Stadium III Stadium II + perdarahan retina dan/atau eksudat

Stadium IV Stadium III + papiledema

Page 5: RETINOPATI HIPERTENSI

• Pada tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami vasokonstriksi secara generalisata akibat dari peningkatan tonus arteriolus dari mekanisme autoregulasi yang seharusnya berperan sebagai fungsi proteksi.

Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat penyempitan arterioles retina secara generalisata

Page 6: RETINOPATI HIPERTENSI

• Peningkatan tekanan darah secara persisten akan menyebabkan terjadinya penebalan intima pembuluh darah, hiperplasia dinding tunika media dan degenerasi hyalin

• Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriolar yang lebih berat dan perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai ”arteriovenous nicking

Page 7: RETINOPATI HIPERTENSI
Page 8: RETINOPATI HIPERTENSI

• Terjadi juga perubahan pada refleks cahaya arteriolar yaitu terjadi pelebaran dan aksentuasi dari refleks cahaya sentral yang dikenal sebagai ”copper wiring”

Page 9: RETINOPATI HIPERTENSI
Page 10: RETINOPATI HIPERTENSI

• Setelah itu akan terjadi tahap pembentukan eksudat, yang akan menimbulkan kerusakan pada sawar darah-retina, nekrosis otot polos dan sel-sel endotel, eksudasi darah dan lipid, dan iskemik retina

Page 11: RETINOPATI HIPERTENSI

• Perubahan-perubahan ini bermanifestasi pada retina sebagai gambaran mikroaneurisma, hemoragik, hard exudate dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal sebagai cotton-wool spot

Page 12: RETINOPATI HIPERTENSI

• Edema diskus optikus dapat terlihat pada tahap ini, dan biasanya merupakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat beraT

Page 13: RETINOPATI HIPERTENSI
Page 14: RETINOPATI HIPERTENSI

Ket : Panah biru : Cotton wool spot ; Panah putih : perdarahan ; Panah hijau : eksudasi retina dan macular star (star figure

Page 15: RETINOPATI HIPERTENSI

• dapat timbul komplikasi seperti oklusi cabang vena retina (BRVO) atau oklusi arteri retina sentralis (CRAO)