Retensi Urine

25
Oleh: Devani Bagus Aprinda Pembimbing: dr. Ogi Bahaurini G., Sp.U RETENSI URINE SMF/Lab. Ilmu Bedah RSD dr. Soebandi Jember Fakultas Kedokteran Universitas Jember 2015

description

Presentasi referat retensi urine, baik retensi urine akut maupun kronis. Baik penyebab obstruksi, inflamasi, farmakologis, neurologis, atau pun penyebab lain.

Transcript of Retensi Urine

Oleh: Devani Bagus AprindaPembimbing: dr. Ogi Bahaurini G., Sp.URETENSI URINE

SMF/Lab. Ilmu Bedah RSD dr. Soebandi JemberFakultas Kedokteran Universitas Jember20151PendahuluanKegawatdaruratan urologi meliputi perdarahan, infeksi, obstruksi strangulasiKegawatan diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat terjadi kapan saja pertolongan pertamaKesalahan penanganan keadaan pasien bertambah parahRetensi urine prevalensinya yang cukup tinggi, 4,5-6,8 per 1.000 70 th 100 per 1.000; 80 th 300 per 1000Kesalahan diagnosis awal dapat memperparah kondisi retensi urine. Kesalahan tersebut sebagian besar diakibatkan karena pasien masih dapat berkemih secara berkala dan tidak terdapat gejala yang spesifik, sehingga diagnosis retensi urine tidak terpikirkan.Latar BelakangPembahasanRetensi urine merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urine yang terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampauiRetensi urine merupakan ketidakmampuan untuk mengosongkan buli-buli sepenuhnya Akut & KronisRetensi urine akut merupakan ketidakmampuan untuk mengosongkan urine pada buli-buli secara tiba-tiba dan sering menyakitkan, walaupun buli-buli terisi penuh.Retensi urine kronis merupakan retensi yang tidak sakit, yang diasosiasikan dengan peningkatan volume residual urineDefinisi

Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria (1)Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria (2)

Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria (3)

Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria (4)

Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria (5)

Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria (6)

Uretra Uretra Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria (7)

EtiopatogenesisNeurologisFarmakologiPenyebab lainObstruksiInflamasiIntrinsikEdema uretraAnti kolinergikKompleks otak, SSO, dan SSS tergangguPasca operasi, kehamilan, traumaEkstrinsikMenekan saluran kemih dan hambat fungsi saluran kemihNSAIDSimpatomimetikPenurunan kontraksi otot destrusorMeningkatkan alpha-adrenergikHambat PGRetensi urineRetensi urine akut:Ketidakmampuan untuk buang air kecilRasa untuk buang air kecil yang mendesak disertai dengan nyeri (urgensi)Nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian bawah Kembung pada perut bagian bawah.

Manifestasi Klinik (1)Retensi urine kronis:Frekuensi buang air kecil delapan kali atau lebih sehari (frequency)Kesulitan memulai aliran urine (hesistancy)Pancaran urine lemah atau terputusKebutuhan mendesak untuk buang air kecil dengan sedikit keberhasilan ketika mencoba untuk buang air kecil (intermittency)Merasa perlu untuk buang air kecil setelah menyelesaikan buang air kecil (terminal dribbling)Ketidaknyamanan ringan dan konstan di regio hipogastrium/supra pubik dan traktus urinarius

Manifestasi Klinik (2)Pemeriksaan fisikInspeksi & palpasi distensi buli-buli yang menekan abdomen bagian bawah.Perkusi buli-buli yang penuh suara redup.

Pengukuran residual postvoidSisa urine di buli-buli setelah BAK postvoid residual 100 mL buli-buli tidak kosong sepenuhnya.* *Tes ini dilakukan menggunakan USG atau kateterisasi (dimasukkan ke dalam buli-buli melalui meatus uretra eksterna dengan anestesi lokal).

DiagnosisSistoskopi Sistoskopi adalah prosedur untuk melihat ke dalam uretra dan buli-buli menggunakan cystoscope. Pemeriksaan sistoskopi berfungsi untuk mendiagnosis adanya striktur uretra atau mencari batu buli-buli yang menghalangi urine memasuki uretra.Computerized tomography (CT) scans Pemeriksaan CT scans dapat menunjukkan keadaan antara lain:Batu saluran kemih ISK Tumor Luka traumatis Kista

Pemeriksaan Penunjang (1)Tes urodinamik Beberapa tes urodinamik digunakan untuk mendiagnosis adanya retensi urine, antara lain:Uroflowmetry (mengukur kecepatan dan volume urine)Pressure flow study (mengukur tekanan buli-buli yang diperlukan untuk BAK)Video urodinamik (membuat gambar real-time dari buli-buli dan uretra selama pengisian atau pengosongan buli-buli)ElektromiografiPemeriksaan ini berfungsi untuk mengukur aktivitas listrik otot dan saraf di sekitar buli-buli dan sfingter. Pemeriksaan Penunjang (2)Drainase buli-buli Kateterisasi uretraSistostomi trokarSistostomi terbukaPelebaran uretra dan stents uretra Pengobatan prostat OperasiOperasi prostatInternal uretrotomiPerbaikan cystocele atau rectoceleOperasi tumor dan kankerPenatalaksanaanSistostomi Trokar (1)

Sistostomi Trokar (2)

Sistostomi Trokar (3)

ISK Retensi urine aliran urine yang abnormal bakteri yang ada pada meatus uretra externus menginfeksi traktus urinarius.Kerusakan buli-buliJika buli-buli teregang dalam waktu yang lama, otot-otot buli-buli dapat rusak secara permanen dan kehilangan kemampuan untuk berkontraksi.Kerusakan ginjal Retensi urine refluks urine ke dalam ginjal hidroureter hidronefrosis merusak atau menimbulkan jaringan fibrosis pada ginjal gagal ginjal.Inkontinensia urine akibat operasi prostat, tumor, atau kankerOperasi transurethral untuk mengobati benign prostatic hyperplasia dapat mengakibatkan inkontinensia urine pada beberapa laki-laki. KomplikasiRata-rata mortalitas yang diasosiasikan dengan retensi urine akut meningkat seiring dengan usia dan komorbiditas. Penyulit yang sering menyertai retensi urine adalah cerebro vaskular disease (CVD), diabetes, dan chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Prognosis pada retensi urine kronis sangat bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasariPrognosisTerimakasih