RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH...

15
RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI PUSKESMAS WATES NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: Emy Wardatunnisa 1315104 PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3) FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2018

Transcript of RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH...

Page 1: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS

DI PUSKESMAS WATES

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan

Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3)

Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

Emy Wardatunnisa

1315104

PROGRAM STUDI

REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2018

Page 2: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing
Page 3: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

RETENTION IN MEDICAL RECORDING MANAGEMENT IN HEALTH

CENTER OF WATES

Emy Wardatunnisa1 , Sis Wuryanto

2

ABSTRACT

Background of the Study : Puskesmas (Health Center) is a health service facility

that organizes first-rate individual health efforts. The medical record file is not

forever stored in the filing room, and the medical record file has a shelf life of 2

years from the first date of treatment until 2 years from the date of the last visit.

Retention of medical record files if not carried out in accordance with the policy

will result in accumulation of files. Based on observations at the Wates Health

Center when the medical record files were having difficulty and took a long time

from 75 file samples there were 40% delays and 2 files were not found due to file

buildup and officers find it difficult in the search process while depreciation has

been done but has not been scheduled properly.

Objective : The purpose of this study was to determine the storage process,

numbering, retention and shrinkage periods at Wates Health Center.

Method : This type of research is descriptive with a qualitative approach.

Techniques to get information by interviewing, observing, and documenting

studies. The source of information is 2 respondents filing officers and 1 is used as

Triangulation which is in charge of medical records.

Result : Numbering system using Unit Numbering System where the numbering

system had given to patients with one medical record number is used forever for

numbering methods not using Family Numbering, only using area codes with 8

digits medical record number. centralized storage system with storage in Straight

Numerical Filing alignment based on area codes. Retention period is 2 years from

the time the patient first arrived for treatment until the last date of treatment, but

there are still files in 2010, 2013, 2014 and 2015 still stored in the filing room.

Depreciation has been done, but has not been scheduled properly, so there are

still many medical record files that have not been depreciated and resulted in the

accumulation of medical record files in the filing room.

Conclusion : numbering system using Unit Numbering System, Centralized file

storage with Straight Numerical Filing alignment system based on area code,

Retention of more than 2 years, depreciation is still not scheduled and there is no

SPO

Keywords : Numbering System, Storage System, Retention Period, Depreciation

System

1Student of Medical Record and Health Information of Jenderal Achmad Yani

University of Yogyakarta 2Lecturer of Medical Record and Health Information of Jenderal Achmad Yani

University of Yogyakarta

Page 4: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

PENDAHULUAN

Menurut Peraturan Mentri

Kesehatan No.75 tahun 2014 tentang

Puskesmas, Pusat Kesehatan

Masyarakat atau biasa disebut

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan

tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan

preventif untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi

tingginya diwilayah kerjanya.1

Dengan ditetapkannya

Peraturan Menteri Kesehatan No.75

tahun 2014 tentang Puskesmas, maka

Rekam Medis menjadi salah satu

kewajiban pencatatan sebagai

informasi pasien yang telah diatur

dalam Permenkes

No.269/MENKES/PER/III/2008

tentang Rekam Medis adalah berkas

yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien2.

Pelaksanaan rekam medis dilakukan

untuk mewujudkan tertib

administrasi dalam pengelolaan

termaksud penyimpanan, dan

penyediaan berkas rekam medis pada

saat dibutuhkan.

Berkas rekam medis tidak

selamanya disimpan di ruang filing,

ada masa simpan berkam medis

(retensi) sesuai dengan kebijakan

yang ada di puskesmas. Berkas

rekam medis dilakukan penyusutan

untuk memisahkan berkas rekam

medis yang aktif dan inaktif sesuai

dengan masa simpan berkas tersebut

dan berkas inaktif disimpan lagi

sesuai dengan kebijakan puskesmas

setelah itu baru dilakukan proses

pemusnahan.

Berkas rekam medis di

Puskesmas mempunyai masa simpan

selama 2 tahun terhitung dari tanggal

terakhir pasien berobat sehingga

berkas rekam medis harus

mengalami masa retensi. Pada saat

retensi ada berkas yang harus

dilakukan scan terlebih dahulu

seperti, Menurut Rustiyanto (2011),

retensi yaitu periode waktu yang

harus dilalui sebelum suatu record

dapat dihapus atau dihilangkan3.

Penyusutan berkas rekam

medis yaitu pengurangan berkas

Page 5: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

dengan cara disortir satu-persatu dan

dilihat berkas tersebut mempunyai

nilai guna atau tidak. Penyusutan

bisa dilakukan kapan saja sesuai

kebijakan yang ada dipuskesmas,

penyusutan dilakukan untuk

meminimalisir penumpukan berkas

di ruang filing. Dengan dilakukannya

penyusutan berkas di ruang filing

menjadi tertata rapi dan petugas

mencari berkas rekam medis menjadi

mudah ditemui.

Berdasarkan hasil study

pendahuluan yang dilakukan dengan

wawancara dan observasi kepada

salah satu staf rekam medis di

Puskesmas Wates, dari 150 pasien

rawat jalan diambil 75 sampel berkas

rekam medis. 40% dari 75 sampel

tersebut mengalami keterlambatan

yaitu 30 berkas terlambat dan 45

berkas tepat waktu sampai ke

masing-masing poli, keterlambatan

ini terjadi dikarenakan

menumpuknya berkas rekam medis

diruang filing sehingga menyulitkan

petugas dalam mencari berkas pasien

dan dari 75 sampel berkas terdapat 2

berkas rekam medis yang tidak

ditemukan,dikarekan menumpukmya

berkas rekam medis sehingga

petugas mengalami kesulitan dalam

proses pencarian. untuk

penyusutannya sudah dilakukan

tetapi masih jarang karena belum

terjadwal dan belum terdapat SPO.

Pada saat proses penyusutan petugas

filing hanya menuliskan nama,

nomor RM dan diagnosis terakhir

pasien berobat pada buku map.

Berdasarkan permasalahan

diatas, penulis melakukan penelitian

tentang ” Retensi Dalam Pengelolaan

Berkas Rekam Medis di Puskesmas

Wates”.

Tujuan dari penelitian ini

adalah Mengetahui bagaimana sistem

penyimpanan berkas rekam medis di

Puskesmas Wates, Mengetahui masa

simpan berkas rekam medis,

Mengetahui proses penyusutan

berkas rekam medis, Mengetahui

sistem penomoran rekam medis.

BAHAN DAN CARA

PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.4 Lokasi

penelitian di bagian rekam medis

Puskesmas Wates. Pengambilan data

dilakukan pada tanggal 31 juli s.d 3

agustus 2018 dengan tehnik

Page 6: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

purposive sampling dengan 2 staf

filing. Variable dalam penelitian ini

adalah sistem penyimpanan, masa

simpan, sistem penyusutan dan

sistem penomoran. Alat dan metode

pengumpulan data yang digunakan

adalah pedoman wawancara dengan

check list observasi5 yang telah di

buat sebelumnya oleh peneliti

tentang sistem penomoran,

penyimpanan, masa simpan dan

penyusutan. Uji validitas instrument

dilakukan dengan wawancaran dan

observasi langsung kepada kepala

rekam medis.6 data yang sudah

terkumpul kemudian dilakukan

editing, coding, entry data, dan

tabulating.7 Analisis data yang

digunakan yaitu analisis deskriptif

menggunakan hasil yang diperoleh

dari wawancara, catatan lapangan

dan dokumentasi kemudian data

direduksi, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.8

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sistem Penomoran Berkas Rekam

Medis.

Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan kepada Responden

A, Responden B dan Triangulasi di

Puskesmas Wates sistem

penomorannya menggunakan Unit

Numbering System yaitu setiap

pasien mendapatkan satu nomor

rekam medis untuk digunakan

selama berobat di Puskesmas Wates.

Di puskesmas Wates tidak

menggunakan Family Numbering,

Pada awalnya Puskesmas

menggunakan Family Numbering,

tetapi sejak tahun 2007 sampai

sekarang sudah tidak menggunakan

Sistem Family Numbering karena

sudah ada SK dari Dinkes.

Seperti yang diungkapkan oleh

Responden A sistem penomoran

menggunakan Unit Numbering

System.

“sistem penomoran di

Puskesmas Wates

menggunakan Unit

Numbering System yaitu

setiap pasien mendapatkan

satu nomor rekam medis

untuk digunakan selama

berobat di Puskesmas

Wates.”

Responden A

Demikian juga ungkapan dari

Responden B sama dengan

Ungkapan Responden A

Page 7: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

“Sistem pensomoran

di Puskesmas Wates

menggunakan Unit

Numbering System yaitu

setiap pasien mendapatkan

satu nomor rekam medis

untuk digunakan selama

berobat di Puskesmas

Wates, dan tidak

menggunakan Family

Numbering hanya

menggunakan kode wilayah

untuk penomoran”

Responden B

Setelah dikonfirmasi kepada

Triangulasi sumber mengatakan

untuk sistem penomoran

menggunakan unit numbering system

dan tidak menggunakan family

numbering penomoran menggunakan

kode wilayah yang ditetapkan oleh

dinas kesehatan

“sistem penomoran di

Puskesmas Wates

menggunakan Unit

Numbering System, dengan

pemberian nomor

berdasarkan kode wilayah,

dengan 8 angka pada setiap

nomor rekam medis, 2 angka

pertama digunakan untuk

kode wilayah masing-masing

desa dan luar wilayah wates

dan 6 angka digunakan untuk

nomor urutan daftar. Kode

wilayah ini telah diterapkan

oleh Dinas Kesehatan dari

tahun 2007 hingga sekarang”

Triangulasi

Berdasarkan kutipan di atas

sistem penomoran menggunakan

Unit Numbering System, dan dalam

pemberian nomor rekam medis di

Puskesmas Wates itu memiliki kode

tersendiri yang telah dibuat oleh

puskesmas dengan kebijakan Dinas

Kesehatan yaitu 2 angka depan

merupakan kode wilayah dan 6

angka terakhir digunakan untuk

nomor urut daftar, sehingga setiap

desa mempunyai kode yang berbeda

pada penomoran rekam medis.

2. Sistem Penyimpanan di Puskesmas

Wates

Dari hasil penelitian di

Puskesmas Wates berdasarkan

wawancara kepada Responden A,

Responden B dan Triangulasi, sistem

penyimpanan yang digunakan adalah

sistem sentralisasi dimana semua

berkas rekam medis pasien rawat

jalan disimpan dalam satu berkas dan

satu tempat di Puskesmas Wates.

Untuk sistem penyimpanan dalam

penjajaran Puskesmas Wates

Page 8: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

menggunakan sistem penyimpanan

penjajaran SDF (Stright Numerical

Filing) dimana di Puskesmas Wates

menggunakan kode wilayah.

Seperti yang diungkapkan oleh

Responde A, sistem penyimpanan

dalam penjajaran menggunkan

sistem Stright Numerical Filing.

“sistem penyimpanan

dalam penjajaran

menggunakan sistem Stright

Numerical Filing

berdasarkann kode wilayah

yang diterapkan di

Puskesmas Wates”

Responden A

Kemudian ungkapkan dari

Responden B, sistem penyimpanan

berdasarkan kode wilayah.

“cara penyimpanan

berkas di rak filing

berdasarkan kode wilayah

yang ada di Wates, dan

terdapat 8 kode wilayah

kerja puskesmas, 2 kode

wilayah untuk daerah

tetangga dan 1 kode untuk

luar wilayah kerja

Puskesmas Wates”

Responden B

Setelah dikonfirmasikan kepada

Triangulasi sumber menyatakan

sistem penyimpanan di Puskesmas

Wates menggunakan straight

numerical filing berdasarkan kode

wilayah.

“sistem penyimpanan

berkas rekam medis di

Puskesmas Wates menggunakan

sistem straight numerical filing

system dimana sistem

berdasarkan nomor urut langsung

yang berdasarkan kode wilayah,

untuk pembagian kode wilayah

menjadi 8 kode untuk wilayah

kerja, 2 kode untuk wilayah

tetangga dan 1 kode untuk luar

kerja wilayah Puskesmas Wates,

yaitu kode 01 (Kode Desa

Karangwuni), 02 (Kode Desa

Sogan), 03 ( Kode Desa

Kulwaru), 04 (Kode Desa

Ngestiharjo), 05 (Kode Desa

Triharjo), 06 (Kode Desa

Bendungan), 07 (Kode Desa

Giripeni), 08 (Kode Wates), 17

(Kode wilayah Panjatan), 18

(kode wilayah Samigaluh), dan

19 (Kode wilayah luar kerja

Puskesmas Wates)..

Triangulasi

Hasil observasi penelitian yang

waktunya bersamaan dengan

wawancara kepada Responden A,

Responden B dan Triangulasi itu

memiliki hasil yang sama. Berikut ini

hasil observasi peneliti

Berdasarkan observasi

penyimpanan dalam penjajaran

berkas rekam medis dengan kode

wilayah di Puskesmas Wates.

Di Puskesmas Wates sistem

penyimpanan dalam penjajaran

berdasarkan kode wilayah. Adapun

Page 9: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

kode wilayah yang dibuat oleh

Puskesmas Wates yaitu untuk khusus

desa Karangwuni menggunakan kode

01 yang terletak di awal nomor

rekam

medis pasien sehingga setiap

nomor rekam medis yang awalannya

01 itu dijadikan satu tempat, dan

begitupun dengan kode desa yang

lain dan luar wilayah kerja

Puskesmas Wates.

3. Masa Simpan Berkas Rekam

Medis di Puskesmas Wates

Berdasarkan wawancara ke

Informan A dan Informan B masa

simpan berkas rekam medis di

Puskesmas Wates yaitu 2 tahun

terhitung dari tanggal terakhir pasien

berobat, pedoman yang digunakan

yaitu dari Permenkes

No.269/MenKes/Per/III/2008 bab IV

pasal 9 mengatur bahwa rekam

medis pada sarana pelayanan

kesehatan non rumah sakit wajib

disimpan sekurang-kurangnya untuk

jangka waktu 2 tahun terhitung dari

tanggal pasien berobat. Pada

kenyataannya masih terdapat berkas

yang disimpan selama 3 tahun karena

belum dilakukannnya penyusutan.

Seperti yang diungkapkan oleh

Responden A, masa retensi berkas

rekam medis 2 tahun.

Begitupun ungkapan dari

Responde B, masa retensi berkas

rekam medis 2 tahun, tetapi masih

ada yang lebih dari 2 tahun.

Setelah dikonfirmasikan

kepada Triangulasi sumber

menyatakan bahwa masa retensi di

Puskesmas Wates 2 tahun terhitung

dari tanggal terakhir pasien berobat,

tetapi belum terdapat SOP.

“masa retensi di

Puskesmas Wates itu 2 tahun

terhitung dari tanggal terakhir

pasien berobat, dengan acuan

dari PerMenkes

No.269/Menkes/Per/III/2008,

tetapi belum maksimal karena

masih ada berkas rekam

medis yang lebih dari 2 tahun

di ruang filing karena

terkendala saat melakukan

penyusutan dan belum

terdapat SOP tentang masa

retensi”

Triangulasi

“masa simpan dokumen

rekam medis pasien rawat jalan di

Puskesmas Wates 2 tahun

terhitung dari tanggal terakhir

pasien berobat, tetapi masih ada

yang lebih dari 2 tahun kar

ena terkendala saat proses

penyusutan”

Responden B

Page 10: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

Berdasarkan hasil wawancara

tersebut dan langsung dilakukan

observasi pada saat itu, peneliti

menemukan beberapa berkas yang

tahun terakhir pasien berobat pada

tahun 2013, 2014, 2015 dan masih

disimpan diruang filing, karena

terkendala pada saat proses

penyusutan berkas rekam medis

pasien.

4. Proses Penyusutan Berkas Rekam

Medi

Berdasakan hasil wawancara

yang dilakukan kepada Informan A

dan Informan B di Puskesmas Wates

pelaksaan penyusutan sudah

dilakukan tetapi belum ada jadwal

tetap sehingga penyusutan untuk saat

ini belum dilakukan karena

terkendala waktu dan petugas yang

multi job sehingga tidak tersedianya

waktu untuk melakukan penyusutan.

Di Puskesmas Wates tidak terpadat

SOP tentang penyusutan sehingga

proses penyusutan mengikuti waktu

masa simpan berkas rekam medis.

Seperti yang diungkapkan oleh

Responden A proses penyusutan

masih jarang dilakukan.

“ proses penyusutan masih

jarang dilakukan dan belum

ada jadwal tetap, tetapi

petugas tetap melakukan

penyutan ketika ada waktu

senggang”

Responden A

Begitupun ungkapan dari

Responden B sama dengan ungkapan

Responden A, penyusutan jarang

dilakukan.

”proses penyusutan

masih jarang dilakukan

karena belum terjadwal,

karena terkendala waktu dan

pasien yang banyak setiap

harinya sehingga tidak

memungkinkan untuk

dilakukan penyusutan”

Responden B

Setelah dilakukan konfirmasi

kepada Triangulasi proses

penyusutan belum dilakukan secara

maksimal karena kurangnya waktu

untuk melakukan penyusutan.

Page 11: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

“proses penyusutan

masih jarang dilakukan

terakhir dilakukan pada bulan

Juli 2018 dan dibantu oleh

Masasiswa PKL dan hanya

sebagaian kecil yang baru

dilakukan penyusustan, untuk

kendalanya belum ada jadwal

tatap untuk melakukan

penyusutan sehingga kurang

maksimal dan juga tidak ada

waktu yang cukup untuk

melakukannya, karena itu

kami disini untuk melakukan

penyusutan ketika ada waktu

yang senggang saja, dan

belum terdapat SOP tentang

penyusutan”.

Triangulasi

Berdasarkan hasil wawancara

tersebut pada kenyataannya proses

penyusutan di Puskesmas Wates

belum maksimal dilakukan, sampai

saat ini pelaksaan penyusutannya

terakhir dilakukan pada bulan Juli

2018 dan itu dibantu oleh Mahasiswa

PKL dan masih belum terjadwal,

petugas hanya menunggu waktu

senggang untuk melakukan proses

penyusutan.

PEMBAHASAN

1. Sistem Penomoran Berkas Rekam

Medis di Puskesmas Wates

Berdasarkan hasil wawancara

dan observasi peneliti di petugas

rekam medis di Puskesmas Wates

sistem penomoran menggunakan

sistem unit numbering system yaitu

sistem penomoran yang diberikan

kepada pasien dengan satu nomor

rekam medis dipakai untuk selama

berobat di Puskesmas Wates.

Dalam hal ini untuk sistem

penomoran sudah sesuai dengan teori

menurut (Hatta, 2013) unit

numbering system yaitu sistem ini

memberikan satu unit rekam medis

baik kepada pasien berobat jalan

ataupun dirawat, ia akan diberi satu

nomor akan dipakai selamanya untuk

berkunjung seterusnya dan rekam

medisnya tersimpan di dalam satu

berkas dengan nomor yang sama.9

Untuk cara pemberian nomor

rekam medis di Puskesmas Wates

tidak menggunakan Family

Numbering hanya menggunakan

kode wilayah. Di Puskesmas Wates

menggunakan sistem penomoran

wilayah sendiri yang sudah

diterapkan oleh Dinas Kesehatan,

dimana penomoran di Puskesmas

Wates terdapat 8 digit terdiri dari 2

digit kode wilayah dan 6 digit kode

digunakan untuk nomor urut didaftar.

ini berbeda dengan teori yang

seharusnya menggunakan Family

Numbering, tetapi di Puskesmas

Page 12: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

Wates tidak menggunakan Family

Numbering hanya menggunakan

kode wilayah, menurut (SP2TP,

1997) dimana sistem penomoran

Family Numbering adalah sistem

penomoran satu keluarga mempunyai

satu nomor catatan medis dengan

identifikasi yang sama, dengan

penomoran tersebut terdiri dari 8

digit (angka).10

Keluarga yang

datang ke puskesmas dengan tinggal

di wilayah kerja puskesmas diberi

nomor 00-00-01-00 sedangkan

tempat tinggal yang di luar wilayah

kerja puskesmas diberi nomor 00-00-

01-09.

2. Sistem Penyimpanan Berkas

Rekam Medis di Puskesmas Wates

Berdasarkan hasil wawancara

dan observasi peneliti kepada

petugas rekam medis di Puskesmas

Wates sistem lokasi penyimpanan

menggunakan sentralisasi dimana

berkas rekam medis pasien rawat

jalan disimpan di satu tempat.

Menurut (Sudra, 2013) dalam

pengelolaan rekam medis salah satu

cara penyimpanan berkas rekam

medis adalah Penyimpanan

Sentralisasi yaitu semua berkas

rekam medis pasien disimpan dalam

satu berkas dan satu tempat, baik

untuk rawat jalan maupun rawat

inap.11

Disini terdapat perbedaan

karena di Puskesmas Wates hanya

terdapat layanan rawat jalan dan

tidak terdapat layanan rawat inap.

Untuk sistem penyimpanan

dalam penjajaran di Puskesmas

Wates menggunakan sistem Straight

Numerical Filing System dimana

dalam penjajarannya berdasarkan

wilayah. Berdasarkan SP2TP sistem

penyimpanan dalam penjajarannya

menggunakan terminal digit filing

dikarenaka memiliki nomor rekam

medis dengan digit angka terakhir

yang sama.

3. Retensi Berkas Rekam Medis di

Puskesmas Wates

Berdasarkan hasil observasi

dan wawancara kepada petugas

rekam medis di Puskesmas Wates,

masa Retensi berkas rekam medis

yaitu 2 tahun terhitung dari tanggal

pertama pasien berobat sampai

dengan 2 tahun sejak tanggal

kunjungan terakhir, tetapi pada

kenyataannya masih ada berkas

tahun 2015 yang terdapat diruang

filing aktif, karena masa retensi yang

lebih dari dari 2 tahun tersebut terjadi

Page 13: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

penumpukan berkas rekam medis, ini

berbeda dengan teori menurut

PermenkesNo.269/MenKes/Per/III/2

008 dalam Bab IV pasal 9 mengatur

bahwa: rekam medis pada sarana

pelayanan non rumah sakit wajib

disimpan sekurang-kurangnya untuk

jangka waktu 2 (dua) tahu terhitung

dari tanggal terakhir pasien berobat.

4. Penyusutan Berkas Rekam Medis

di Puskesmas Wates

Berdasarkan hasil observasi

dan wawancara kepada petugas

rekam medis di Puskesmas Wates,

proses penyusutan belum terjadwal

dengan baik sehingga petugas belum

maksimal dalam melakukan proses

penyusutan karena belum terjadwal

dan petugas melakukan penyusutan

ketika ada waktu senggang, ini

menyebabkan terjadinya

penumpukan berkas pada ruang

filing, berdasarkan teori SSmenurut

(sudra, 2013) sistem penyusutan

dilakukan pemilihan dan pemilahan

terhadap berkas rekam medis yang

masuk masa inaktif. Ini berbeda

dengan teori karena ada berkas yang

seharusnya sudah masuk masa inaktif

tetapi masih belum dilakukan

penyusutan karena terkendala waktu

dan belum terdapatnya jadwal tetap

kapan dilakukan penyusutan.

Untuk pelaksanaan penyusutan

supaya optimal maka sebaiknya

dilakukan penjadwalan dan dibuat

SOP sehingga dalam pelaksanaannya

sesuai dengan peraturan yang ada,

karena ketika penyusutan tidak

berjalan secara optimal, maka disini

akan mengakibatkan penumpukan

berkas, sempitnya ruang filing dan

rak penyimpanan, sedangkan setiap

hari berkas rekam medis terus

bertambah.

KESIMPULAN

1. Sistem Penomoran Berkas Rekam

Medis di Puskesmas Wates

Sistem penomoran di

Puskesmas Wates menggunakan unit

numbering system dimana

penomoran yang diberikan kepada

pasien dengan satu nomor rekam

medis dipakai untuk selamanya.

Dengan pemberian penomoran

berdasarkan kode wilayah yang

memiliki 8 digit dan tidak

menggunakan Family Numbering.

2. Sistem Penyimpanan Dan

Penjajaran di Puskesmas Wates

Sistem penyimpanan di

Puskesmas Wates itu menggunakan

Page 14: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

sentralisasi dengan sistem

penjajarannya menggunakan straight

numerical filing yang berdasarkan

kode wilayah yang terdapat di

wilayah kerja Puskesmas Wates

padahal jika dengan menggunakan

Family Numbering bias langsung

disimpan dengan Terminal Digit

Filing

3. Masa Retensi Berkas Rekam

Medis di Puskesmas Wates

Masa Retensi di Puskesmas

Wates 2 tahun dihitung dari tanggal

pertama pasien berobat sampai

dengan 2 tahun sejak tanggal

kunjungan terakhir, tetapi dari hasil

observasi masih ada berkas rekam

medis yang lebih dari 2 tahun bahkan

ada berkas rekam medis tahun 2010

yang masih terdapat diruang filing

dan belum terdapat SOP tentang

retensi sehingga terjadi penumpukan

berkas rekam medis diruang filing.

4. Penyusutan Berkas Rekam Medis

di Puskesmas Wates

Proses penyusutan berkas

rekam medis di Puskesmas Wates

belum pernah dilakukan secara

maksimal ini karena belum

terjadwalnya dan belum terdapat

SOP tentang penyusutan, karena

sangat jarangnya dilakukan

penyusutan terjadi penumpukan

berkas rekam medis di ruang filing

aktif.

KEPUSTAKAAN

1. Kemenkes RI. (2014). Peraturan

Menteri Kesehatan No. 75 Tentang

Puskesmas. Peraturan, Jakarta

2. Kemenkes RI. (2008). Peraturan

Mentri Kesehatan No 269 Tahun

2008 tentang Rekam Medis. Menteri

Kesehatan, Jakarta

3. Rustiyanto, E. dan W. A. R. (2011).

Manajemen Filing Dokumen Rekam

Medis dan Informasi Kesehatan

(pertama). Yogyakarta

4. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Afabeta.

5. Notoatmodjo. (2012). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

6. Sugiyono. (2016). Metodologi

Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

7. Budiarto, E. (2012). Biostatistik

Untuk Kedokteran dan Kesehatan

Masyarakat. Bandung: EGC.

8. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Afabeta

Page 15: RETENSI DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2939/2/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sistem penyimpanan di Puskesmas Wates menggunakan straight numerical filing

9. Hatta, G. R. (2013). Pedoman

Manajemen Informasi Kesehatan

Disarana Pelayanan Kesehatan

(Revisi 2). Jakarta: Universitas

Indonesi.

10. Green Michelle A. (2005). Essensials

of Health Information Management.

New York: Thomson Delmar

Learning.

11. Sudra, R. I. (2013). Rekam Medis.

Tenggerang Selatan: Universitas

Terbuka.