Resume Spt

28
RANGKUMAN MATERI STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Transcript of Resume Spt

RANGKUMAN MATERI

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

1. Morfologi Akar, Batang, Daun

A. AKAR (Radix)

Akar adalah bagian pokok disamping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus

FUNGSI AKAR

• Memperkuat berdirinya tumbuhan

• penyerap unsur hara dan juga air dari tanah

• Mengangkut air dan zat-zat makanan ke tubuh tumbuhan yang memerlukan

• Terkadang

• sebagai tempat penimbunan makanan

• Membantu pernafasan

BAGIAN-BAGIAN AKAR

• Leher akar (collum)

• Ujung akar (apex radicis)

• Batang akar (corpus radicis)

• Cabang-cabang akar (radix lateralis)

• Serabut akar (fibrilla radicalis)

• Rambut akar (pilus radicalis)

• Tudung akar (calyptra)

STRUKTUR DALAM AKAR

• Epidermisepidermis merupakan lapisan yang tersusun atas selapis sel, berdinding tipis, dan bersifat semipermeabel. Dinding epidermis akar membentuk tonjolan-tonjolan yang pada akhirnya dapat membentuk rambut akar.

• Kortekskorteks merupakan lapisan yang tersusun atas beberapa lapis sel berdinding tipis. Di dalam korteks terdapat ruang-ruang antarsel yang berfungsi untuk proses pertukaran gas. korteks terdapat di sebelah dalam epidermis, berbentuk cincin dari sel-sel parenkima, dan berfungsi untuk cadangan makanan.

• EndodermisEndodermis merupakan selapis yang terletak antara korteks dan silinder pusat.

• Endodermis berfungsi untuk mengatur jalannya air dan garam-garam mineral dari korteks ke silinder pusat.

• Pada sel endodermis terdapat bagian yang berbentuk seperti pita yang disebut pita kaspari.

• Pita kaspari berfungsi untuk menghalangi lewatnya cairan dari dalam tanah melalui dinding sel, sehingga cairan mengalir melalui sitoplasma.

• Central core (stele)Silinder pusat merupakan bagian tengah akar yang terletak di sebelah dalam endodermis.

• Silinder pusat tersusun atas perisikel dan berkas-berkas pembuluh (xylem dan floem).

• Antara xilem dan floem terdapat kambium yang berfungsi membentuk floem yang abru ke arah luar dan xilem yang baru ke arah dalam, sehingga tumbuhan dikotil dapat mengalami pertumbuhan membesar.

Perbedaan akar monokotil dan dikotil

3 JENIS AKAR SERABUT (MONOKOTIL)

• Akar serabut kecil. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang. Misalnya pada padi (Oryza sativa)

• Akar serabut sedang. Akar serabut yang kaku dan cukup keras dan cukup besar seperti tambang. Misalnya pada pohon kelapa (Cocos nucifera)

• Akar serabut besar. Hampir sebesar lengan, masing-masing tidak banyak memperlihatkan percabangan, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius)

3 JENIS AKAR TUNGGANG (DIKOTIL)

A. Akar tombak (fusiform)

B. Akar gasing (napiform)

C. Akar benang (filiform)

Perbedaan antara tumbuhan monokotil dengan dikotil adalah sebagai berikut :

Faktor Pembeda MONOKOTIL DIKOTIL

Sistem perakaran serabut tunggang

Perisikel terdiri atas beberapa lapis sel berdinding tebal

terdiri atas satu lapis sel berdinding tebal

Letak berkas pengangkutan xilem dan floem berselang-seling bersifat kolateral, floem di sebelah luar, xilem di dalam

Empulur ada tidak ada

Kambium tidak ada ada

Fungsi-fungsi akar :

1. AKAR UDARA ATAU AKAR GANTUNG (RADIX AEREUS)

Umumnya pada tumbuhan epifit, digunakan untuk bernafas dan menyimpan air. Contohnya pada kelas anggrek (Orchidaceae) dan pada Ficus benjamina (Beringin).

2. AKAR PENGGERAK ATAU AKAR PENGHISAP (HAUSTORIUM)

Pada tumbuhan parasit, digunakan untuk menempel dan menghisap unsur-unsur penting dari tumbuhan yang ditempelinya itu. Contohnya Dendrophthoe pentandra, atau yang lebih kita kenal dengan benalu.

3. AKAR PELEKAT (RADIX ADLIGANS)

Digunakan tumbuhan untuk merambat. Contohnya Piper betle (sirih).

4. AKAR PEMBELIT (CIRRHUS RADICALIS)

Dimiliki oleh tumbuhan untuk memanjat. Contohnya Vanilla planifolia.

5. AKAR NAFAS (PNEUMATOPHORA)

Dimiliki oleh tumbuhan pada habitat lumpur atau di tempat-tempat yang miskin oksigen, akar ini mempunyai banyak liang-liang atau celah (pneumatoda) untuk jalan masuknya udara sebagai pernapasan membantu pernafasan. Contohya pada tumbuhan bakau, bogem (sonneratia), dan kayu api (avicennia)

6. AKAR TUNJANG

Hidup pada daerah berlumpur, membantu menegakkan tumbuhan itu sendiri. Akar terdapat pada tumbuhan yang hidup di tempat atau tanah yang kurang oksigen

Contohnya pandan (Pandanus tectorius) dan pohon bakau (Rhizopora conjugata)

7. AKAR LUTUT

Mirip dengan akar nafas, ditemukan pada tumbuhan dengan habitat lumpur, dan berguna pula untuk bernafas. Contohnya Bruguiera gymnorhiza (Pohon tancang).

8. AKAR BANIR

Akar yang berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang besar, misalnya pada sukun (Artocapus communis) dan kenari (Canarium cammone)

B. BATANG ( Caulis )

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tumbuhan.

FUNGSI BATANG

• Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu : daun, bunga, dan buah

• dengan percabangannya memmperluas bidang asimilasi

• Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengaangkutan hasil asimilasi dari atas ke bawah.

• menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan

STRUKTUR ANATOMI BATANG

Secara umum batang tersusun atas :

• epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata,

• sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur

• sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem.

• Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.

Batang tumbuhan dapat dibedakan sebagai berikut

• Batang basah (herbaceous)

• Batang berkayu (lignosus)

• Batang rumput (calmus)

• Batang mendong (calamus)

• Bentuk BatangDari sudut penampang melintangnya

• Bulat (teres)

• Persegi (angularis) :

• segitiga (triangularis)

• segiempat (quadrangularis)

• Pipih, biasanya melebar menyerupai daun,

• filokladia (phyllocladium), amat pipih & mempunyai pertumbuhan yang terbatas.

• kladodia (cladodium), mengadakan percabangan.

C. DAUN ( FOLIUM )

Suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Tempat melekatnya daun adalah buku-buku (nodus) batang. Sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).

1. Struktur Anatomi Daun

Daun tumbuhan tersusun atas :

• epidermis yang berkutikula

• Stomata atau trikoma.

• Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun.

Fungsi daun bagi tumbuhan :

• Reasorbsi

• Asimilasi

• Transpirasi

• Respirasi

Bagian – bagian daun. Daun yang lengkap mempunyai bagian – bagian berikut :

• Pelepah daun ( vagina )

Berfungsi sebagai :

a. Pelindung kuncup yang masih muda

b. Memberi kekuatan pada batang tanaman.

• Tangkai daun ( petiolus )

• Helaian daun ( lamina )

Alat – alat pelengkap daun antara lain :

• Daun penumpu ( Stipula )

• Selaput bumbung ( ocrea )

• Lidah-lidah ( ligula )

Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam tiga macam, yaitu :

• Ibu tulang (costa), ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan terusan tangkai daun, dan terdapat di tengah-tengah membujur dan membelah daun.

• Tulang-tulang cabang (nervus lateris), yakni tulang-tulang yang lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi atau cabang-cabang tulang ini.

• Urat-urat daun (vena), sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula, tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala, kisi, atau lainnya.

Berdasarkan susunan tulangnya, daun dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu :

• Bertulang menyirip (penninervis).

• Bertulang menjari (palminervis).

• Bertulang melengkung (cervinervis). 

• Bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis).

Tepi Daun (Margo Folli)

• Rata (integer).

• Bertoreh (divisus).

Toreh-toreh pada daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu :

1. Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bangun asli daun, sering disebut juga toreh yang merdeka.Memiliki banyak ragam:

bergerigi (serratus), yaitu jika sinus dan angulusus sama lancipnya,

Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), yaitu tepi daun seperti di atas, tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi,

Bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip,

Beringgit (crenatus), kebalikan bergerigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya tumpul,

Berombak (repandus), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul.

2. Tepi daun Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu dibedakan menjadi:

Berlekuk (lobartus),

1. Berlekuk menjari (palmatilobus)

2. Berlekuk menyirip(pinnatilobus)

Bercangap (fissus),

1. Bercangap menjari (palmatifidus)

2. Bercangap menyirip(pinnatifidus)

Berbagi (partitus),

1. Berbagi menjari (palmatipartitus)

2. Berbagi menyirip (pinnatipartitus)

Daging Daun (Intervenium)

• Tipis seperti selaput (membranaceus),

• Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus),

• Tipis lunak (herbaceus),

• Seperti perkamen (perkamenteus),

• Seperti kulit/belulang (coriaceus),

• Berdaging (carnocus),

• Permukaan Daun

• Licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat terlihat:

• Mengkilat (nitidus),

• Suram (opacus),

• Berselaput lilin (pruinosus),

• Gundul (glaber),

• Kasap (scaber)

• Berkerut (rugosus),

• Berbingkul-bingkul (bullatus),

• Berbulu (pilosus) ,

• Berbulu halus dan rapat (villosus),

• Berbulu kasar (hispidus),

• Bersisik (lepidus),

Daun Majemuk (Folium Compositum)

• Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu

• bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daunnya,

• Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun.

• Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah pisah

• Upih daun (vagina), yaitu bagian di bawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang.

Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan menjadi dua golongan

• Daun majemuk menyirip (pinnatus),

• Daun majemuk menjari (palmatus),

• Daun majemuk bangun kaki (pedatus),

• Daun majemuk campuran (digitato pinnatus).

• Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)

a. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifiliolatus).

b. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus).

c. Daun majemuk menyirip gasal (immpwripinnatus).

Selainitu kita dapat menjumpai daun majemuk menyirip yang sibedakan menrut besar kecilnya anak-anak damun yang terdapat pada ibu tangkai

a. Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan

b. Jika duduknya anak-anak daun pada ibu tangakai berhadap-hadapan

c. Menyirip berseling

d. Jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling

e. Menyirip berselang-seling

Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun . Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan dalam

~ Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), anak daun duduk pada cabang tingkat datu dari ibu tangkai

~ Majemuk menyirip ganda tiga(tripinnatus), anak-anak daun duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai

~ Majemuk menyirip ganda empat, daun ini jarang ditemukan daun yang menyirip ga nda leih dari tiga.

• Daun yang menyirip ganda dibedakan lagi dalam

• Daun menyrip ganda sempurna

• Tidak ada satu anakpun yang duduk pada ibu tangkai

• Daun menyirip ganda tidak sempurna

• Masih ada anak daun yang langsung duduk pada ibu tangkainya.

Beberapa contoh daun yang menyirip ganda

• Daun majemuk menyirip genap ganda dua sengan sempurna, contohnya daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Sw.) dan daun lemtoro (Leucaena glauca benth)

• Daun majemuk menyirip gasal ganda dua tidak sempurn

• Contohnya daun kirinyu (Sambucus javanica BI)

• Daun majemuk menyirip gadal rangkap tiga tidak sempurna, contohnya daun kelor (Moringa oleifera Lamk)

• Daun Majemuk Campuran

• Yaitu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang-cabang ibu tangkai memendar seperti jaridan terdapat pada ujung ibu tangkai terdapat anak-anak dau yang tersusun menyirip. Jadi campuran susunan yang menjari dan menyirip midalnya daun sikejut (Mimosa pudica L)

Daun majemuk Menjari (Palatus atau Digitatus)

• Beranak daun dua(bifolioatu)

• Ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun, contohnya daun nam-nam (Cynometra cauliflora L)

• Beranak daun tiga (trifoliolatus), ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun , contohnya pada pohon Para (Hevea brasaliensis Muell), atau dapat kita jumpai pada kacang panjang

• Beranak daun lima (quinquefoliolatus), ujung ibu tngaki terdapat lima anak daun , cononya daun mamam (Gynandropsis pentaphylla D. C)

• Beranak daun tujuh (Septemfoliolatus), ada tujuh anak daun pada ujung ibu tangkai , contohnya pada daun randu (Ceiba pentandra Gaertn)

1. STRUKTUR DAN MORFOLOGI BUNGABunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya

disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan

Perbedaan bunga pada tanaman dikotil dan monokotil

• Dikotil

• 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5)

• Monokotil

• 3 organ atau kelipatannya.

• Bagian-bagian Bunga

1.Tangkai bunga (pedicellus)

2.Dasar bunga (receptaculum)

3.Hiasan bunga (perianthium)

a. Kelopak (kalyx)

b. Mahkota bunga (corolla)

4.Alat kelamin jantan (perigonium)

5.Alat kelamin betina (gynaecium)

Bunga dibedakan menjadi :

1. Bunga Lengkap

2. Bunga tidak Lengkap

Berdasarkan kelamin bunga, bunga dapat dibedakan menjadi :

1. Bunga Banci atau berkelamin 2 (hermaphroditus)

2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)

a. Bunga jantan (flos masculus)

b. Bunga Betina (flos femineus)

3. Bunga Mandul atau Tidak Berkelamin

Berdasarkan kelamin bunga, bunga dapat dibedakan menjadi :

a. Berumah satu (monoecus) yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu, misalnya Zea mays L.

b. berumah dua (dioecus) yaitu bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, artinya ada individu yang mendukung bunga jantan saja dan ada yang hanya mendukung bunga betina saja, misalnya salak (Zalacca edulis Reinw)

c. poligam (polygamus) jika pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina, dan bunga banci bersama-sama, misalnya pepaya (carica papaya)

Bunga berdasar simetri bentuknya

1. Asimetris atau tidak bersimetris

2. Setangkup tunggal (zygomorphus)

3. Setangkup menurut 2 bidang (disimetris)

4. Bersimetris banyak (actinomorphus)

A. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang

> Ibu tangkai bunga ( pedunculus, pendunculus communis atau rhachis ) > Tangkai bunga ( pedicellus) > Dasar bunga ( receptaculum )

B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu:

a. Daun-daun pelindung ( bractea ) b. Daun tangkai ( bracteola ) c. Seludang bunga ( spatha ) d. Daun-daun pembalut ( bractea involucracis, involucrum ) e. Kelopak tambahan ( epicalyx ) f. Daun-daun kelopak ( sepalae )g. Daun-daun mahkota atau daun tajuk ( petalae )h. Daun-daun tenda bunga ( tepalae )

i. Benang-benang sari ( stamina )j. Daun-daun buah ( carpella )

Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan

1. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora). Biasanya bunga tersebut terdapat pada ujung batang.

a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat (zephyranthus rosea linal), kembang merak (Caesalpinia pulcherrima swartz).

2. Tumbuhan yang banyak menghasilkan bunga dinamakan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Biasanya bunga tersebut terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.

b. Bunga diketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada kembang sepatu (hibiscus rosa sinensis L.), kembang telang (Clitoria ternatea L.)

Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara :

a. Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi bila butir serbuknya amat ringan, kecil dan kering.Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.

b. Perantara air disebut hidrogami. Contoh : pada tanaman air.c. Perantara hewan disebut zoogami.Bila serangga Þ entomogamiburung Þ ornitogamikelelawar Þ kiroptorogami

d.Perantara manusia disebut antropogami. Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.

Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 :

a.Autogami (penyerbukan sendiri)Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami.

b.Geitonogami (penyerbukan tetangga)Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu).

c.Alogami (penyerbukan silang)Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan

Butir serbuk/serbuk sari Þ menempel pada kepala putik Þ membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) Þ inti generatif membelah Þ 2 inti sperma Þ sampai di mikropil, inti vegetatif mati Þ satu inti sperma membuahi sel telur Þ embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga Þ endosperma (makanan cadangan bagi embrio)

Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.

3. STRUKTUR MORFOLOGI BUAH DAN BIJI

A. BUAH (FRUCTUS)

Buah ialah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium), dan terkadang pada bagian bunga yang lain.

Berdasarkan susunan dan asal bagian-bagian yang membentuk buah itu, maka buah dibedakan menjadi :

a. Buah sejati yaitu buah yang terbentuk dari seluruh jaringan pada bakal buah. Biasanya tidak diselubungi oleh bagian lain. Buah ini disebut juga fructus nudus (buah telanjang).

b. Buah semu (fructus spurius), buah yang dibentuk dari bagian-bagian lain dari bunga dalam proses pembentukan buah. Biasanya buah ini diselubungi oleh sesuatu organ maka buah ini disebut buah tertutup (fructus clausus)

Bagian-bagian bunga yang kadang tidak gugur melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak merubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian yang penting pada buah. Buah ini disebut buah sejati. misalnya :

a. Daun pelindung. Pada jagung daun pelindung bunga betina tidak gugur, daun ini dikenal sebagai pembungkus tongkol jagung.

b. Daun kelopak. Pada terong dan jambu masih dapat dilihat kelopak yang ikut dan merupakan bagian dari buah.

c. Tangkai kepala putik. Bagian ini sering tinggal pada buah. Misalnya pada jagung dan dikenal sebagai rambut jagung. Pada semua macam jambu pun masih pula kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buahnya.

d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.

Bagian-bagian bunga yang sering kali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu ataupun buah tertutup (fructus clausus). Misalnya :

a. Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau mente (Anacardium occidentale L.),tangkai bunga menjadi besar, tebal, berdaging, dan merupakan bagian buah yang dapat dimakan pula. Sedangkan buah yang sebenarnya lebih kecil, berkulit keras, ada pada ujung bagian yang membesar.

b. Dasar bunga bersama. Pada bunga Lo (Ficus glomerata Roxb.) dan sebangsanya, dasar bunganya yang berbentuk periuk itu juga membesar dan membulat, tebal dan berdaging, menyelubungi sejumlah besar buah-buah sesungguhnya yang tidak nampak di luar. Bagian ini seringkali dapat dimakan.

c. c. Dasar bunga. Pada bunga tunggal, misalnya arbei (Fragrariavesca L.) kemudian menjadi berdaging tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan pula. Sedangkan buah yang sesungguhnya kecil hampir tidak kelihatan.

d. d. Kelopak bunga. Pada ciplukan (Physalis minima L.), saat pembentukan buah, kelopak tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenarnya. Jadi buah yang sebenarnya tidak tampak sama sekalidari luar.

e. e. Tenda bunga atau ibu tangkai. Pada pohon nangka (Artocarpus integra Merr.) misalnya, ibu tangkai bunga pada bunga majemuk ini tumbuh sedemikian rupa hingga seluruh perbungaan seakan hanya menjadi satu buah saja.

Buah Berdasarkan Perkembangannya

Berdasarkan perkembangan yang membentuk buah itu, maka buah dibedakan menjadi 3 bagian,yaitu :

1. Buah tunggal.

Buah tunggal ini dibentuk atau terbentuk oleh satu bakal buah saja. Contohnya buah mangga

2. Buah Agregat/ganda

Buah agregat yaitu buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari satu bunga. Contohnya sirsak.

3. Buah majemuk

Buah majemuk ialah buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari banyak bunga. Contohnya buah nanas.

Buah sejati dikelompokkan menjadi:

1. Buah sejati tunggal kering. Buah sejati tunggal kering dikelompokkan menjadi buah sejati tunggal kering dengan satu biji dan buah sejati tunggal keing dengan banyak biji.

2. Buah sejati tunggal berdaging.buah sejati tunggal berdaging tidak pecah saat masak. Buah sejati tunggal berdaging dibedakan menjadi buah buni (bacca), buah mentimun (pepo), buah jeruk (hesperidium), buah batu (drupa), buah delima, buah apel (pomum).

3. Buah sejati ganda. Buah sejati ganda terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang bebas lalu tumbuh menjadi buah, tetapi tersusun dalam satu tangkai. Berdasarkan sifat setiap buah dibedakan menjadi beberapa jenis buah seperti buah kurung ganda, buah batu ganda, buah bumbung ganda, buah buni ganda.

4. Buah sejati majemuk. Berdasarkan sifat setiap buah penyusunnya, buah dibedakan menjadi buah buni majemuk, buah batu majemuk, dan buah kurung majemuk.

Dinding buah (perikarp/pericarpium)

adalah bagian yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih :

o Dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium)

o Dinding dalam atau endokarp (endocarpium)

o Lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).

Pembentukan Buah

1. Bakal biji dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan. Namun ada pula yang terbentuk tanpa penyerbukan yang disebut partenokarpi (buah tanpa biji).

2. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan ini melibatkan proses plasmogami dan kariogami.

3. Zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras

4. Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak.

B. BIJI (SEMEN)

Biji merupakan perkembangan dari bakal biji. Pada tumbuhan berbiji, biji merupakan alat perkembangbiakan utama karena setiap biji mengandung lembaga (embrio) sebagai calon individu baru.

Bagian-bagian dari suatu biji yakni terdiri dari :

1. Testa/kulit biji yang berfungsi untuk pelindung.

2. Cotyledon/ daun lembaga yang berfungsi untuk menyimpan makanan dalam bentuk amilum

3. Radicula/ akar

4. Plumula/ daun pertama.

STRUKTUR BIJI

Biji memikili 3 bagian. Biji terdiri atas kulit biji, inti biji, dan tali pusar. kulit biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari integumen. Struktur kulit biji bervariasi tergantung dari diferensiasi integumen selama perkembangan biji. Kulit biji melindungi endosperm dan embrio yang ada di sebelah dalamnya.

Kulit Biji (spermodermis)

a. Kulit biji (spermodermis)

Berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Pada Angiospermae, kulit biji terdiri atas 2 lapisan, yaitu testa yang umumnya kuat dengan permukaan bervariasi, dan tegmen yang bersifat seperti selaput dan sering disebut kulit ari.

Tumbuhan berbiji telanjang, misalnya melinjo (Gnetum gnemon), memiliki 3 lapisan kulit, yaitu kulit luar (sarcotesta), kulit tengah (sclerotesta), dan kulit dalam (endotesta).

Susunan kulit biji pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Epidermis.

2. Jaringan yang berdinding tebal, terdapat di sebelah dalam epidermis.Sel-selnya berukuran panjang dan tersusun seperti palisade (makrosklereida).

3. sel-sel parenkim, sel-sel kristal atau sel-sel berisi pigmen yang terdapat di dalam jaringan palisade dan osteosklereida.

Bagian-bagian yang dapat dijumpai pada kulit biji.

a. Sayap (alae) : alat tambahan pada kulit luar, umumnya digunakan untuk pemencaran biji. Contoh: pinus ( Pinus merkusii), crut-crutan (Spathodea campanulata) .

b. Bulu (coma): modifikasi dari sel kulit biji bagian terluar, menjadi rambut atau bulu halus. Contoh: randu (Ceiba pentandra), kapas (Gossypium sp.)

c. Salut biji (arillus): merupakan pertumbuhan tali pusar atau penggantung biji (funiculus). Contoh: biji durian (Durio zibethinus).

d. Salut biji semu (arillodium): berasal dari pertumbuhan bagian liang bakal biji (micropyle). Contoh: macis pada biji pala

e. Pusar biji (hilus): bekas perlekatan dengan tali pusar, memiliki wilayah tersendiri yang biasanya memiliki warna dan kekasaran yang berbeda.

f. Liang biji (micropyle): merupakan liang sebagai bekas masuknya buluh serbuk sari saat pembuahan, tepinya tumbuh menjadi bagian yang lunak yang disebut karunkula (caruncula). Contoh: biji jarak (Ricinus communis).g. Tulang biji (raphe): terusan tali pusar pada biji, berasal dari posisi bakal biji mengangguk.

h. cranule:

i. srophiole

Tali Pusar (foenikulus)

Tali pusar sering disebut sebagai penggantung biji. Bagian ini menghubungkan biji dengan papan biji (plasenta). Bagian ini dapat memiliki bentuk yang bervariasi. Jika biji telah masak, tali pusat umumnya akan mengering dan akan lepas sehingga pada biji terlihat bekas yang disebut pusat biji. ( hilus ).

Inti Biji atau Isi Biji (nucleus seminis)

inti biji merupakan semua bagian biji yang terdapat di dalam kulit dalam. Inti biji ini sendri terdiri atas Lembaga (embrio) dan juga putih lembaga (albumen).

Lembaga atau embrio ini terdiri atas 3 bagian lagi yang berbeda, yaitu :

1. Radikula.

2. Cotyledon.

3. Batang lembaga.

sedangkan putih lembaga terdiri atas 2 bagian saja, yakni :

1. Putih lembaga dalam (Endosperma)

2. Putih lembaga luar (perisperma).

Lembaga (embrio)

Di bagian ini,

Radikula akan berkembang menjadi akar.

Pada monocotyledon, radikula akan berkembang menjadi radikula primer. Tetapi hidupnya tidak lama dan akan diganti oleh radikula sekunder.

Pada dicotyledon, radikula akan berkembang menjadi akar tunggang.

Cotyledonnya dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan,fotosintesis sementara, dan untuk menghisap makanan dari putih lembaga.

Batang lembaganya terdiri dari :

# epicotyl, yakni perpanjangan ruas batang di atas cotyledon.

# hipocotyl, yakni pemanjangan ruas batang di bawah cotyledon.

Batang lembaga dan calon daun merupakan bagian lembaga yang disebut PLUMULA.

Putik lembaga

Bagian ini terdiri atas dua bagian, yaitu endosperma dan juga perisperma.

Endosperma. Memiliki dua tipe, yaitu :

1. Endospermus (albuminus), misalnya pada Zea  mays dan Ricinus communis

2. Non-endospermus (eks-albuminus), misalnya pada Areca catechu dan Piper nigrum.

Perisperma. Merupakan bagian luar dari putih lembaga yang berasal dari nuselus atau selaput bakal biji

4. Reproduksi TumbuhanA. ORGAN REPRODUKSI

Bagian bunga yang Steril:

1. Petal (Corolla)

2. Sepal (Calyx)

Bagian bunga yang Fertil:

1. Androecium àStamen: Anthera , Filamen.

2. Gynoecium

àPistillum (Carpel) : Stigma, Stilus, dan Ovarium.

Benang sari ( Stamen )

• Terdiri dari :

1. Kepala sari ( anthera )

2. Tangkai sari

Benang sari, umumnya terdiri dari 4 ruang berisi pollen mikrosporangium ( tempat

penghasil mikrospora) mikrospora tumbuh membentuk buluh gamet jantan.

Struktur kepala sari ( Anthera )

• Pada umumnya anthera terdiri atas 4 mikrosporangia ( 4 lokuli ). Pada waktu masak, dua

sporangia dari masing-masing sisi akan menyatukan diri

menjadi 2 teka sehingga ada 2 teka.

Antera yang belum terdiferensiasis

1. arkesporium

a. Sel Sporogen

Sel sporogen primer → Sel sporogen sekunder → Sel induk mikrospora → mikrospora

b. Sel Parietal

Sel parietal primer → Sel parietal sekunder → tapetum

Sel parietal primer → Sel parietal sekunder → Lapisan tengah bawah → Lapisan tengah

Sel parietal primer → Sel parietal sekunder → endotesium

2. epidermis

Lapisan dinding Anthera

Menurut Bhojwani dan Bhatnagar ( 1978-1999), anthera mempunyai lapisan dinding sebagai berikut :

1. Epidermis ( eksotesium ); merupakan lapisan terluar, terdiri dari satu lapis sel. Berfungsinya sebagai pelindung.

2. Endotesium; merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis. berfungsi untuk membukanya kepala sari akibat dari adanya struktur berserabut.

3. Lapisan tengah; merupakan lapisan yang terletak disebelah dalam endotesium, terdiri dari 2-3 lapisan sel atau lebih, tergantung jenis tumbuhannya.

4. Tapetum; merupakan dinding terdalam dari kepala sari dn berkambang sampai maksimum pada saat terbentukny serbuk sari tetrad.

Perkembangan Gametofit Jantan

Mikrosporosit mengalami meiosis. Lalu membentuk empat mikrospora haploid. Kemudian membelah sekali lagi melalui mitosis dan menghasilkan dua sel, yaitu sel generative dan sel tabung. Kedua sel itu dan dindingnya membentuk sebuah butiran serbuk sari, atau gametofit jantan yang belum dewasa.

Ada 3 tahap perkembangan gametofit jantan :

1. Perkembangan pollen

Serbuk sari/pollen pada umumnya mempunyai dua lapisan dinding, yaitu eksin merupakan lapisan terluar dan intin merupakan lapisan terdalam. Eksin tersusun dari sporopolenin, sedangkan intin tersusun dari pektoselulose.

PERKEMBANGAN GAMETOFIT JANTAN

Sel induk mikrospora → Meiosis I → Meiosis II → mitosis :

- inti vegetatif

- Inti Generatif

- Butir Serbuk Sari (gametofit jantan)

PERKEMBANGAN POLLEN

Pollen yang baru dibentuk umumnya mempunyai sitoplasma yang padat. Selnya secara cepat bertambah volumenya, diikuti oleh vakuolisasi dan perpindahan inti dari bagian tengah menuju kebagian yang berdekatan dengan dinding sel.

Dinding pollen berlapis-lapis. Dinding terluar disebut eksin dan dinding dalam disebut intin. Eksin terdiri atas ekteksin dan endeksin. Ekteksin tersusun oleh

1) tektum dibagian luar,

2) bagian dalam adalah lapisan kaki (foot layer) berbatasan dengan endeksin, dan

3) bakulum lapisan yang terdapat antara tektum dan lapisan kaki.

PEMBENTUKAN SEL VEGETATIF DAN SEL GENERATIF

2. Pembentukan sel vegetatif dan sel generatif

Pada awal gametogenesis inti serbuk sari membelah menjadi dua sel, yaitu sel vegetatif dan sel generatif. Kedua sel tersebut ukurannya tidak sama. Sel vegetative lebih besar dibandingkan sel generative. Sel generative membelah secara mitosis menghasilkan 2 sel sperma.

Setelah pembelahan mitosis, sel vegetative melanjutkan pertumbuhan, organela sel bertambah jumlah dan ukurannya, vakuola semakin lama menghilang. Setelah lepas dari dinding, sel generative bentuknya speris. Sperma dibentuk dari pembelahan mitosis inti sel generative.

Pembentukan Sel Sperma

Setelah sel generative terbentuk, proses selanjutnya adalah pembentukan sel sperma. Pada umumnya, pembentukan sel sperma baru terjadi setelah buluh serbuk sari menembus stigma (tangkai putik) atau setelah buluh mencapai kantong embrio (kandung lembaga).

Sperma mungkin dibentuk sewaktu butir pollen masih ada di dalam antera atau telah keluar dari antera. Apabila sperma dibentuk sebelum butir pollen keluar dari antera maka waktu butir pollen dilepas pada stadium 3 sel dan apabila sperma terbentuk setelah keluar dari antera maka pada waktu butir pollen dilepas dalam keadaan dua sel.

MEGASPOROGENESIS DAN MEGAGAMETOGENESIS

Polinasi atau penyerbukan terjadi ketika butir sel jantan dari benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke tangkai putik untuk bergabung dengan bakal biji.

Penyerbukan pada angiospermae (tumbuhan biji tertutup) adalah peristiwa menempelnya serbuk sari pada kepala putik.

Penyerbukan pada gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) adalah peristiwa menempelnya serbuk sari pada mikropil (liang bakal biji).

Perkecambahan Pollen

Gymnospermae tidak memiliki stigma sehingga butir pollen langsung menuju ovulum

Perpindahan pollen dari antera ke stigma pada Angiospermae ada dua cara:

A. Autogami

B. Cross pollination

- Geitonogami

- Xenogami

PEMBUAHAN

Setelah berkecambah, buluh menembus jaringan stilus, kemudian masuk kedalam jaringan stilus. Dan buluh didalam ovarium dan segera menuju ovulum.

• Masuknya buluh pollen kedalam ovulum ada beberapa kemungkinan :

A. porogami

B. Khalazogami

c. Mesogami

Setelah buluh pollen yang membawa sperma sampai di mikropil, kemudian masuk ke dalam kandung lembaga.

- Jika, langsung menuju sel sinergid, buluh menembus aparatus filiformis. Isi sel buluh kelua bergabung dengan sitoplasma sel sinergid. Dua sel sperma berubah bentuk dan keluar dari sinergid.

Setelah sperma masuk ke dalam sel telur terjadilah fusi antara inti sel telur dengan inti sperma (peristiwa ini disebut singami). Sperma yang lain berfusi dengan sel sentral (peristiwa ini disebut fusi tripel)

Perbedaan Utama Antara Gymnosperma dan Angiosperma

Faktor Pembeda Gymnosperma Angiosperma

Habitus/bentuk tubuh

semak,perdu, pohon terna, semak, perdu, pohon

Sistem akar tunggang Serabut dan tunggang

Batang tegak lurus, bercabang-cabang Bercabang-cabang atau tidak

Daun Jarang yang berdaun lebar dan bersifat majemuk

Kebanyakan berdaun lebar, ada yang berdaun majemuk dengan komposisi yang beragam

Sistem tulang daun Tidak beragam Beraneka ragam

Bunga Bunga sesungguhnya belum ada

Membentuk strobilus

Bakal biji nampak menempel pada daun buah

Ada bunga

Tidak membentuk strobilus

Bakal biji tidak tampak (tertutup)

Penyerbukan Serbuk sari jatuh pada bakal biji

Jarak waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif lama

Serbuk sari jatuh pada kepala putik

Jarak waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif lebih pendek

Anatomi Akar dan batang memiliki kambium

Xylem terdiri atas trakeidng

Floem tidak terdapat sel pengiring

Hanya sebagian anggota yang memiliki kambium pada akar dan batangnya

Terdiri atas trakea dan trakeid

Terdapat sel pengiring

Endosperma

Endosperma merupakan bagian dari biji yang pada umumnya merupakan hasil pembelahan sel endosperma primer secara mitosis berkali-kali dan berfungsi sebagai pemberi atau penyuplai makanan bagi embrio yang sedang berkembang.

BIJI

Berkembang dari ovulum (bakal biji)

Berisi embrio dan cadangan makanan (endosperm, perisperm)

Dorman saat dewasa

Struktur Umum Biji :

Struktur endosperm,

–halus/rata (umum)

–ruminan, Annonaceae, Passifloraceae, Myristicaceae

Sifat endosperm,

–farinosus (berbutir),

–carnosus (berdaging), R. communis, C. nucifera

–corneum (tanduk, keras) -Coffea arrabica

–lapideus (keras seperti batu) –Palmae

–aquosus (berair) –C. nucifera

–hyalinus (bening) –Arenga pinnata, lontar/siwalan

Berdasarkan kehadiran endosperma, biji dapat dibedakan menjadi :

•Biji exalbuminous = biji yang hanya mengandung sedikit endosperma atau tidak ada sama sekali

Misalnya : Biji pada tumbuhan Fabaceae, Citrus(mengandung klorofil)

•Biji albuminous = biji yang mengandung endosperma atau perispem

–Perisperm, jaringan nuselus yang persisten dan volumenya bertambah sejalan dengan perkembangan biji, misalnya pada tumbuhan Piperaceae, Nymphaeaceae

Berdasarkan perkembangannya, endosperma dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :

Nuclear : pembelahan inti endosperma primer secara mitosis yang pertama serta pembelahan selanjutnya tidak diikuti oleh pembentukan dinding sekat sehingga terjadi periode inti bebas

Seluler : pembelahan pertama dan pembelahan selanjutnya inti endosperma primer diikuti oleh pembentukan dinding sekat. Disini kantung embrio terbagi dalam ruangan-ruangan sel, diantaranya aada yang mengandung lebih dari satu inti contohnya pada peperomia.

Helobial : merupakan intermediet antarra tipe pertama dan tipe kedua, misalnya pada helobiae,  zea mays, atau oryza sativa.

a. Endosperm (poliploidi)

Hasil pembuahan inti polar + inti sperma

Penyimpanan cadangan makanan & nutrisi untuk embrio

b. Pada beberapa tumbuhan dikotil, ex. Fabaceae, endosperm menghilang saat pendewasaan embrio

c.Pada Nicotiana tabacum dan Ricinus communis, endosperm persisten dan besar.

Pada tumbuhan monokotil, endosperm mengisi 70% biomassa biji

Apabila didalam biji tidak dijumpai adanya endosperma, fungsi nutritive bagi embrio yang sedang berkembang diambil alih oleh jaringan yang ada di dalam ovulum. Pada suku tertentu, antara lain Amaranthaceae, cannaceae, piperaceae dan caparidaceae, jaringan nuselus dapat berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Jaringan nuselus ini disebut perisperm.

Endosperm – lap. Aleuron – protein

Endosperm – karbohidrat

~ Sel-sel endosperma biasanya berbentuk isodiametris.

~ Didalamnya terdapat butir-butir amilum , lemak, protein, atau butir-butir aleuron.

~ Pada serelia, beberapa lapisan endosperma yang terluar menjadi terspesialisai secara morfologi maupun fisiologi, dan menyusun suatu jaringan aleuron.

~ Pada gandum, jaringan aleuron terdiri atas 3-4 lapisan sel.

~ Pada waktu biji masak, lapisan aleuron masih tetap hidup dan bagian sel yang mengandung amilum (endosperma) dikelilingi oleh lapisan aleuron.

~ Sel-sel aleuron mempunyai dinding tebal, inti besar dan sitoplasma tidak bervakuola.

EMBRIO

Embrio adalah individu baru yang tersimpan dalam benih.

Embrio terdiri dari:

1) Calon akar (radikula),

2) daun embrio,

3) batang embrio.

Calon akar (radikula) akan tumbuh dan berkembang menjadi akar primer. Pada tumbuhan dikotil, radikula akan menjadi akar tunggang, sedangkan pada monokotil, setelah tahapan bibit selesai akar primer tidak berkembang lagi dan tanaman ditopang oleh akar-akar sekunder.

peristiwa utama yang terjadi selama embriogenesis adalah:

Pemantapan bentuk dasar tumbuhan.

Pola aksial yaitu pembentukan sumbu basal-apikal (pucuk–akar)

Pola radial menghasilkan tiga sistem jaringan

Penyusunan jaringan meristematik untuk mengelaborasi struktur setelah masa embrio (daun, akar, bungadsb.).

Pemantapan penyimpanan cadangan makanan yang cukup untuk perkecambahan embrio sampai kecambah bersifat autotrof

• Embriogenesis berlangsung serupa pada semua tumbuhan Angiospermae dalam hal pemantapan bentuk dasar tumbuhan.

Embriogenesis pada tumbuhan;

• sel pemula (primordia) tidak dibentuk selama proses embriogenesis.

• system organ reproduktif (bunga) berkembang dari pemrograman kembali meristem apeks pucuk setelah tumbuhan dewasa.

• Merupakan fase yang terpisah dan sangat berbeda dibandingkan fase perkembangan di luar masa embrio, dan umumnya diakhiri dengan adanya dormansi.

Tiga perbedaan pada pola elaborasi pada perkembangan embrio pada tumbuhan :

1. Perbedaan dalam pola pembelahan yang akurat.

2. Perluasan perkembangan endosperm,

3. Perkembangan kotiledon dan perkembangan meristem apeks pucuk

DORMANSI BIJI

Ketidakmampuan biji untuk berkecambah

Kondisi fisik dan fisiologis pada biji yang mencegah perkecambahan pada waktu yang tidak tepat / sesuai

Mempertahankan diri terhadap kondisi yang tidak sesuai (panas, dingin, kekeringan dll.)

Mekanisme biologis untuk menjamin perkecambahan biji berlangsung pada kondisi dan waktu yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan kesintasan yang tepat

Penyebab ketidak mampuan sumbu embrio untuk mengatasi

hambatan:

endogen – embrio itu sendiri

Eksogen – jaringan diluar embrio

Proses dormansi

• Desikasi atau berkurangnya kadar air dalam biji

• Diferensiasi testa

• Sintesis protein, transkripsi gen terhenti

• pengurangan laju respirasi dan proses metabolisme

5. Perkecambahan dan Perkembangan Tumbuhan 1. PERKECAMBAHAN

• Kecambah (plantula) adalah tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji.

• Perkecambahan merupakan pertumbuhan dengan munculnya radikula (calon akar) dan plamula (calon batang) pada biji. Perkecambahan dapat terjadi sekalipun tidak pada tanah dan walaupun media tumbuh tidak terdapat unsur hara.

A. Morfologi KecambahKecambah berasal dari lembaga/embrio, hanya bagian-bagiannya sudah lebih jelas dan berukuran lebih besar.Lembaga adalah calon tumbuhan baru yang nantinya akah tumbuh menjadi tumbuhan baru setelah biji memenuhi syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu Bagian utama lembaga:

• Akar lembaga (radicula)>> akan tumbuh menjadi akar tunggang. Pada gramineaea akar lembaga diselubungi oleh sarung akar lembaga (coleorhiza).

• Daun lembaga (cotyledon) dapat berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan alat penghisap makanan

• Batang lembaga (cauliculus) terdapat pucuk lembaga (Plumula) yaitu daun pertama. Pucuk lembaga dilindungi oleh sarung pucuk (coleoptil). 

B. Syarat-Syarat Perkecambahan• Faktor internal

• Kemasakan benih • Hormon

• Faktor eksternal • Air • Udara – Oksigen • Suhu – kelembababan • Cahaya – Fitokrom

• Periode Dormansi

Faktor internal

Kemasakan benih. Makin tinggi tingkat kemasakannya persentase perkecambahannya juga makin tinggi Persentase perkecambahan maksimum dicapai oleh benih yang telah masak fisiologis. Hormon. Hormon merupakan pemacu kimiawi perkecambahan benih , diantaranya yang sangat berperan adalah:

• Giberelin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah. • Sitokinin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah. • Etilen (C4H4): Turut mengatur penglepasan auksin pada perkecambahan benih. • H2O2: Menstimulir respirasi yang mempercepat perombakan cadangan makanan. • Auksin: dalam konsentrasi rendah bekerjasama dengan cahaya mempercepat perkecambahan. • KNO3: bekerjasama dengan cahaya dan suhu memacu proses perkecambahan benih • Thiourea Membantu pembentukan pemacu perkecambahan, seperti giberelin.

Faktor eksternal

1. Ketersediaan Air : Masuknya air dalam biji mengendalikan hormon dan mengaktifkan enzim. 2. Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk perkecambahan digunakan untuk

oksidasi makanan cadangan dalam biji. 3. Suhu lingkungan : berpengaruh pada proses metabolisme sel, Mempengaruhi kerja enzim. Sehingga

berpengaruh pada perkecambahan . Kondisi lembap mempengaruhi perkecambahan mengandung air. Suhu yang paling baik untuk perkecambahan biji umumnya ±15°C-38°C.

4. Cahaya : beberapa jenis perlu/tidak pertlu cahaya. Contoh perlu cahaya : Alisma plantago, Bellis perrenis, Veronica arvensis Tidak perlu cahaya : Mirabilis jalapa, Tulipa gesneriana, Gladiolus communis Cahaya/tanpa: Sorghum halepense, Theobroma cacao, Datura stramomium Faktor cahaya ini berkaitan erat dengan keterlibatan Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang fotoreversibel (dapat berubah karena perubahan cahaya). Bertanggungjawab pada proses perkecambahan dan pembungaan

Bila syarat-syarat tidak terpenuhi lembaga dalam keadaan tidur (latent).Dalam keadaan latent lembaga tetap hidup hingga bertahun-tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya (Periode viabel ). Daya tumbuhnya tergantung pada spesies dan lingkungan

C. Periode Dormansi

Salah satu syarat tanama untuk berkecambah adalan tanaman tersebut telah melewati masa dormansi • Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang seiring waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan

waktu istirahat dulu baru kemudian dapat berkecambah walau syarat lainnya terpenuhi.Ketidakmampuan biji untuk berkecambah (dormansi) dikarenakan

• Kondisi fisik dan fisiologis pada biji yang mencegah perkecambahan pada waktu yang tidak menguntungkan

• Mempertahankan diri terhadap kondisi yang tida ksesuai(panas, dingin, kekeringandll.) • Mekanismebiologisuntukmenjaminperkecambahanbijiberlangsungpadakondisidanwaktuyang tepat untuk

mendukung pertumbuhan dan kesintasan yang tepat

Dormansi biji bisa dikarenakan 2 hambatan:1. Endogen (imnate dormancy) – dormansi akibat kondisi di dalam embrio itu sendiri belum matang

(immature)2. Eksogen (imposed dormacy) – dormansi akibat faktor eksternal yang tidak menguntungkan • Periode dormansi berlaku terutama pada tumbuhan daerah tropis dan iklim sedang • Adanya dormansi memungkinkan spesies tumbuhan tertentu bertahan hidup ketika kondisi

lingkungannya tidak menguntungkan

D. Proses PerkecambahanProses fisika :

Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Proses kimia :Dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air yang masuk mengaktikan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim.

Rangkaian peristiwa selama proses perkecambahan berlangsung, yaitu: 1. IMBIBISI

• Perkecambahan dimulai dengan penyerapan air oleh biji, yang disebut dengan proses imbibisi.• Air dan cahaya mengaktifkan embrio untuk mensekresikan hormon giberelin.• Giberelin mendorong aleuron untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim, misalnya amilase.

2. AKTIVASI ENZIM Terjadi setelah benih berimbibisi cukup (akhir fase-1 awal fase-2) Enzim-enzim yang teraktivasi adalah enzim hidrolitik - α−amilase: merombak amilase menjadi glukosa - ribonuklease: merombak ribonukleotida - endo-β-glukanase: merombak senyawa glukan - fosfatase: merombak senyawa mengandung P - lipase: merombak senyawa lipid - peptidase: merombak senyawa protein Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air, misalnya enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya, gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

3. INISIASI PERTUMBUHAN EMBRIO; terjadi setelah semua proses imbibisi, aktivasi enzim, dan katabolisme cadangan makanan berjalan: ditandai oleh: 1} meningkatnya bobot kering poros embrio 2} menurunnya bobot kering endosperm

4. PEMUNCULAN RADIKEL Pemunculan radikel adalah tanda bahwa proses perkecambahan telah sempurna (batasan fisiologis terpenuhi) Selanjutnya diikuti oleh pemanjangan dan pembelahan sel-sel (Perkembangan)

5. PEMANTAPAN KECAMBAH Kecambah mulai mantap setelah ia dapat menyerap air dan berfotosintesis (autotrof) Semula, ada masa transisi antara masih disuplai oleh cadangan makanan sampai mampu autotrof. Saat autotrof dicapai proses perkecambahan telah sempurna (makna agronomis)

2. PERKEMBANGAN

A. DEFINISI PERKEMBANGANProses pertumbuhan yang disertai dengan spesialisasi sel-sel mejadi struktur dan fungsi tertentu.

B. PROSES PERKEMBANGAN1. PEMBELAHAN SEL

Zigot di dalam biji tumbuhan mengalami pembelahan sel mitosis membentuk jaringan embrional

2. MORFOGENESISEmbrio yang terbentuk di dalam biji memiliki kotiledon dan akar serta tunas rudimenter. Sesudah biji berkecambah, akar dan tunas rudimeter akan berkembang membentuk sistem akar dan tunas tumbuhan. Proses ini disebut morfogenesis

3. DIFERENSIASI SELULERProses yang menjadikan sel memiliki fungsi-fungsi biokimia dan morfologi khusus yang sebelumnya

tidak dimilikinya.

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

FAKTOR INTERNAL :

GEN HORMON :

Auksin Giberelin Gas etilen Sitokinin Asam Absisat Asam Traumalin

FAKTOR EKSTERNAL :

• Makanan • Air• Kelembapan • Cahaya