Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

26
Laporan Kegiatan RESUME MATERI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT & KEDOKTERAN KOMUNITAS DI RSUD KARANGANYAR Disusun Oleh : Kelompok Periode 15 September – 26 Oktober 2014 Rukmana Wijayanto G99141042 Fernando Feliz Christyan G99141050 Erma Malindha G99141043 Ilma Anisa G99141051 Annisa Wardhani G99141044 Firza Fatchya G99141117 Agil Wahyu Wicaksono G99141045 Kevin Wahyudi Prasetyo G99141118 Elga Putri Indanarta G99141046 Surya Adhi Prakoso G99141119 Dewantari Saputri G99141047 Engine Rabindra A G99141120

description

ikm

Transcript of Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

Page 1: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

Laporan Kegiatan

RESUME MATERI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU

KESEHATAN MASYARAKAT & KEDOKTERAN KOMUNITAS

DI RSUD KARANGANYAR

Disusun Oleh :

Kelompok

Periode 15 September – 26 Oktober 2014

Rukmana Wijayanto G99141042 Fernando Feliz Christyan G99141050

Erma Malindha G99141043 Ilma Anisa G99141051

Annisa Wardhani G99141044 Firza Fatchya G99141117

Agil Wahyu Wicaksono G99141045 Kevin Wahyudi Prasetyo G99141118

Elga Putri Indanarta G99141046 Surya Adhi Prakoso G99141119

Dewantari Saputri G99141047 Engine Rabindra A G99141120

Fitroh Annisah G99141048 Ginanjar Tenri Sultan G99141121

Puji Rahmawati G99141049

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT &

KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET/

RSUD KARANGANYAR

2014

Page 2: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

LEMBAR PENGESAHAN

RESUME MATERI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU

KESEHATAN MASYARAKAT & KEDOKTERAN KOMUNITAS DI

RSUD KARANGANYAR

Telah diteliti, disetujui dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar

dr. Kasyfi Hartati, MPH dr. G. Mariyadi

NIP. 19681010 199903 2 007 NIP. 19610914 199003 1 006

2

Page 3: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan puji syukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, dan berkat-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik stase Ilmu Kesehatan

Masyarakat di RSUD Kabupaten Karanganyar.

Dalam proses penulisan, kami telah mendapat banyak bantuan dari berbagai

pihak baik secara materiil maupun spirituil yang berwujud pengarahan,

bimbingan, serta dorongan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. dr. G Mariyadi, selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar.

2. dr. Kasyfi Hartati, yang telah memberikan bimbingan materi selama di

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

3. Seluruh staff yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar

beserta jajarannya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan karya ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun guna kesempurnaan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Surakarta, Oktober 2014

Penulis

3

Page 4: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

RESUME MATERI KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU

KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS

DI RSUD KARANGANYAR

A. Resume Materi Hari Pertama

1. Materi Pertama

Hari : Kamis, 25 September 2014

Judul Materi : Rekam Medik

Pembimbing : dr. Kasyfi Hartati

Resume :

Rekam medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien. Fungsi rekam medik mencakup

beberapa hal, antara lain:

- Administrasi

- Dokumentasi

- Pendidikan

- Penelitian

- Keuangan

- Hukum

- Medis

Penulisan rekam medik harus memenuhi beberapa syarat, yaitu

correct, complete, clear, dan recent. Adapun isi rekam medik berupa

ringkasan masuk dan keluar pasien, meliputi:

- Anamnesis dan pemeriksaan fisik

- Lembar grafik

- Perjalanan penyakit, perintah dokter, dan pengobatan

- Catatan perawat dan bidan

- Hasil pemeriksaan penunjang

- Resume keluar

4

Page 5: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

- Lembar kontrol istimewa

- Laporan anastesi dan operasi

- Riwayat kehamilan, catatan, dan laporan persalinan

- Identitas bayi

- Persetujuan pengobatan atau tindakan medis

Pengolahan data medis terdiri dari:

- Coding : ICD X, yaitu berdasarkan klasifikasi penyakit

ICD 9CM, yaitu berdasarkan tindakan

- Indexing : rawat jalan, rawat inap, diagnosis, operasi, nama

dokter

Beberapa hal yang dilakukan petugas rekam medik terdiri dari:

- Assembling

- Coding

- Indexing

- File-ing

Terdapat 2 cara penyimpanan rekam medik, yaitu desentralisasi dan

sentralisasi. Pada desentralisasi, rekam medik pasien rawat jalan dan rawat

inap dipisah. Sedangkan pada sentralisasi, rekam medik pasien rawat jalan

dan rawat inap digabung. Cara penyimpanan sentralisasi inilah yang biasa

digunakan di RSUD Karanganyar, disertai dengan metode penempatan

rekam medik berupa terminal digit file-ing.

Setelah penyimpanan selama 10 tahun, dilakukan evaluasi dimana

beberapa rekam medik diabadikan, sedangkan beberapa rekam medik

lainnya dimusnahkan dengan cara dicacah atau dibakar.

2. Materi Kedua

Hari : Kamis, 25 September 2014

Judul Materi : Audit Medik / Klinik

Pembimbing : dr. Kasyfi Hartati

Resume :

5

Page 6: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

Audit klinik adalah suatu telaah kritis dan sistematis terhadap mutu

pelayanan klinik, termasuk prosedur diagnosis dan terapi, penggunaan

sumber-daya rumah-sakit, dan outcome serta quality of life dari pasien.

Audit klinik bersifat multi-didiplin dan lintas batas. Keperluan audit klinik

antara lain secara klinik bermanfaat, mendorong teamwork, meningkatkan

patient care/safety, kadang-kadang bermanfaat finansial, dan keharusan

dengan adanya undang-undang yaitu prinsip akuntabilitas (clinical

governance).

Organisasi audit terdiri dari:

- Komite Medik (Sub-Komite Audit Medik)

- Tim Ad-hoc Audit Klinik (Tim Kerja)

- Asisten Audit Klinik (Rekam Medik)

Siklus audit sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus Audit Medik / Klinik

6

Page 7: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

a. Penetapan topik audit

Rapat Komite Medik menentukan topik audit yang diikuti

oleh Direksi dan Sub-komite audit medik, berdasarkan:

- Data rutin rumah sakit;

- Survey kepuasan pasien;

- Observasi pemberian pelayanan;

- Masukan (direksi, asuransi, unit-unit, dll).

b. Menyusun latar belakang, tujuan dan sasaran

Menyusun latarbelakang :

- Rasionalitas mengenai topik audit terpilih (pengertian

singkat, epidemiologi internasional-nasional-RS);

- Ketersediaan guidelines dan isi pentingnya;

- Permasalahan yang ada.

c. Menyusun kriteria audit

Kriteria adalah bukti yang diperlukan dan yang harus ada,

bahwa penderita telah diberikan pelayanan pada taraf yang

seoptimal mungkin. Kriteria meliputi diagnosis, pengobatan,

tindakan, reaksi penderita, atau peristiwa lain yang ada

kaitannya dengan penyakit atau kondisi yang berhubungan

dengan judul audit klinik.

d. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dapat berupa:

1).Retrospektif : apabila data yang anda kehendaki secara

rutin telah dikumpulkan misal pada suatu

sistem komputer atau di dalam buku

catatan.

2) Prospektif : diambil pada pasien-pasien yang baru dan

saat mereka masuk.

7

Page 8: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

e. Analisa data

1) Analisa penyimpangan (re-check) yaitu memastikan

apakah hasil audit menurut asisten audit sudah benar (yang

disebut menyimpang benar-benar menyimpang)

2) Identifikasi karakteristik sampel audit, apakah dapat

mewakili seluruh populasi

3) Menghitung tingkat kepatuhan secara umum

4) Mengidentifikasi pola penyimpangan

5) Mengidentifikasi penyebab penyimpangan

f. Menetapkan Perubahan

Membuat perubahan adalah hal terpenting.

g. Re-audit

B. Resume Materi Hari Kedua

1. Materi Ketiga

Hari : Jum’at, 26 September 2014

Judul Materi : Penggunaan Obat Rasional

Pembimbing : dr. Ita Kusumawati

Resume :

a. Pelayanan Pasien

Proses pelayanan pasien adalah suatu metode yang sistematik dan

komprehensif dan digunakan untuk mengidentifikasi, menyelesaikan, dan

mencegah problema-problema dalam terapi obat. Suatu problema terapi

obat adalah suatu aspek terapi obat pada pasien yang mengganggu hasil

terapi pasien yang positif dan yang diinginkan.

Proses pelayanan pasien:

1) Melakukan assesmen terhadap kebutuhan pasien akan obat,

2) Pembuatan rencana pelayanan yang memenuhi kebutuhan pasien

akan obat,

8

Page 9: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

3) Melakukan evaluasi tindak lanjut untuk menentukan apakah hasil

terapi positif telah diperoleh.

b. Assesment Terhadap Kebutuhan Pasien Akan Obat

Langkah pertama dalam assesmen ini adalah mengidentifikasi

kebutuhan pasien akan obat dengan cara mengoleksi, menyusun, dan

mengintegrasikan informasi-informasi tentang pasien, obat, dan penyakit

pasien.

Pasien merupakan sumber informasi primer, termasuk di dalamnya

adalah menanyakan pada pasien apa yang diinginkan dan apa yang tidak

diinginkan, dan pula menentukan seberapa jauh pasien mengerti terapi

obat yang diberikan pada pasien itu.

Informasi selain dapat diperoleh dari pasien, juga dapat diperoleh

dari anggota keluarga pasien atau orang yang merawat pasien. Informasi

juga dapat diperoleh dari catatan/rekam medik pasien.

Tipe-tipe informasi yang relevan adalah:

1) Informasi tentang pasien

Informasi demografi dan latar belakang, seperti umur, jenis

kelamin, bobot, dan tinggi badan. Riwayat sosial yang meliputi

pengaturan kehidupannya (life-style), pekerjaan, dan kebutuhan-

kebutuhan spesifik. Riwayat keluarga, yaitu riwayat kesehatan

orang-tua dan saudara-saudaranya. Infromasi asuransi/administrasi,

misal nama asuransi yang dipunyai, dokter yang memberikan

pelayanan kesehatan.

2) Infromasi tentang penyakit

Riwayat penyakit yang lalu, problema medik yang dialami

sekarang, riwayat penyakit sekarang, informasi-informasi yang

berhubungan dengan system review, test fisik (physical exam), hasil

laboratorium, dan hasil X-ray.

3) Informasi tentang obat

Alergi terhadap obat, efek obat yang tidak dikehendaki

(termasuk nama obat dan reaksi yang terjadi), obat-obat yang

9

Page 10: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

diresepkan, bagaimana obat tersebut diresepkan, bagaimana pasien

menggunakan obatnya, efektivitas dan efek samping obat-obat

yang digunakan, obat-obat tanpa resep, vitamin-vitamin, dan terapi

alternatif yang digunakan, obat-obat dengan dan tanpa resep yang

pernah digunakan (yang telah dihentikan penggunaannya dalam 6

bulan terakhir).

c. Kebutuhan Pasien tentang Obat

Lima kunci kebutuhan pasien tentang obat:

1) Pasien mempunyai indikasi yang sesuai dengan tiap obat yang

diberikan,

2) Terapi obat yang efektif,

3) Terapi obat yang aman,

4) Pasien patuh/bersesuaian dengan terapi obat dan segala aspek terapi

yang diperolehnya, dan

5) Pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan untuk indikasi

penyakit yang belum ditangani.

Kebutuhan pasien tentang obat dapat menimbulkan problema bila

kebutuhan tersebut tidak dipenuhi. Kerasionalan pemberian obat pada

pasien sebetulnya dapat dicapai dengan memenuhi segala kebutuhan

pasien tentang obat tersebut. Bila kebutuhan pasien tentang obat tersebut

tidak dipenuhi maka problema terapi obat pada pasien timbul.

Problema terapi obat pada pasien dapat dikategorikan menjadi 8

(delapan) tipe utama:

1) Indikasi yang tidak diberi terapi. Pasien memerlukan terapi obat

untuk indikasi spesifik tetapi pasien tidak memperolehnya.

2) Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada pasien

tidak efektif atau toksis.

3) Dosis subterapi. Dosis yang diberikan pada pasien terlalu kecil.

4) Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.

5) Pasien tidak memperoleh obat. Pasien tidak meminum atau tidak

menerima obat.

10

Page 11: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

6) Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD). Pasien memperoleh suatu

kondisi sebagai akibat reaksi obat yang tidak dikehendaki.

7) Interaksi obat. Problem medik dapat timbul sebagai akibat interaksi

antara: Obat – obat; Obat – makanan; Obat – nutrisi, Obat –

minuman; Obat – penyakit; dan Obat – bahan dari lingkungan.

8) Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. Pasien memperoleh

obat tetapi pasien itu tidak mempunyai indikasi valid bagi obat

tersebut.

Problema terapi obat ‘aktual’ adalah problema yang telah terjadi

dan problema itu harus diupayakan untuk dibenahi. Sedangkan, problema

terapi obat ‘potensial’ adalah problema yang sangat mungkin dapat

terjadi dan pasien yang mendapat terapi itu mempunyai risiko untuk

memproleh problema terkait bila intervensi tidak dilakukan. Contohnya

seorang pasien diketahui pernah mendapat reaksi hipersensitivitas

terhadap amoksisilin. Kemudian, pasien itu mendapat amoksisilin dengan

resep dokter.

Beberapa contoh problema terapi obat, antara lain:

1) Pemakaian bersama-sama ciprofloxacin dan sucralfat, jumlah

ciprofloxacin yang diabsorpsi dari saluran cerna jauh berkurang

sehingga kegagalan terapi dapat terjadi.

2) Seseorang menggunakan obat kontrasepsi oral dan obat lain atau

bahan dari lingkungan yang menginduksi enzim pemetabolisme

obat. Kehamilan dapat terjadi.

3) Interaksi antara digoxin dan verapamil. Verapamil dapat

meningkatkan kadar digoxin dalam darah sebesar 44%; hal ini

karena verapamil menurunkan sekresi digoxin melewati saluran

empedu.

4) Pasien yang mendapatkan obat felodipine dan meminum jus jenis

jeruk (grapefruit juice), kadar felodipine dalam darah meningkat 3

kalinya. Spence (1997) melaporkan terjadinya kematian seorang

pria berumur 29 tahun yang menggunakan terfenadine

11

Page 12: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

(antihistamine) dan meminum jus jenis jeruk 2 – 3 kali tiap

minggunya. Kematian ini diakibatkan oleh toksisitas terfenadine.

5) Obat diuretika dapat menurunkan aktivitas obat antidiabetika,

karena diuretika meningkatkan kadar gula darah.

6) Obat diuretika juga mempunyai efek meningkatkan kadar asam urat

dalam darah, karenanya penggunaan obat untuk mengurangi kadar

asam urat darah perlu dilakukan penyesuaian.

7) Obat diuretika dapat meningkatkan kehilangan kalium dan mineral

lainnya.

Bila seseorang kekurangan kalium dalam darahnya secara

berkelanjutan maka dia akan dapat mengalami:

1) fragilitas tulang,

2) paralysis,

3) sterilitas,

4) kelemahan otot,

5) kerusakan saraf,

6) detak jantung tidak reguler (arrhythmia), dan

7) kerusakan ginjal.

Telah dilaporkan tentang meninggalnya beberapa pasien yang

memperoleh terapi dengan obat monoamine oksidase inhibitor (MAOI)

setelah pasien itu menghentikan pemakaian obat fluoxetine.

Direkomendasikan bahwa paling tidak perlu waktu 5 minggu antara

penghentian fluoxetine dan inisiasi terapi dengan MAOI.

Kesimpulan materi:

1) Penggunaan obat menjadi rasional bila terapi obat memenuhi

kebutuhan pasien tentang terapi obat itu.

2) Penggunaan obat menjadi rasional bila pasien tidak mendapat

problema yang berhubungan dengan terapi obat tersebut.

3) Penggunaan obat secara rasional akan menghasilkan terapi dengan

keuntungan maksimal dan resiko minimal bagi pasien.

12

Page 13: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

4) Penggunaan obat secara rasional akan meningkatkan kualitas hidup

pasien.

5) Tenaga kesehatan harus secara terus menerus mengusahakan

peningkatan positive outcome bagi pasien.

2. Materi Keempat

Hari : Jum’at, 26 September 2014

Judul Materi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

Pembimbing : Nur Muskiah, SKM

Resume :

Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan

terlindungi dari cedera yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang

berhubungan dengan pekerjaan. Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di

mana para karyawan terbebas dari berbagai penyakit fisik dan emosional

yang disebabkan oleh pekerjaan.

Program keselamatan kerja perlu dijalankan karena untuk:

a. Mencegah kerugian fisik dan finansial yang bisa diderita karyawan.

b. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan.

c. Menghemat biaya premi asuransi.

d. Menghindari tuntutan hukum.

e. Fokus program keselamatan kerja.

Program keselamatan kerja difokuskan pada dua aspek, yaitu:

a. Perilaku Kerja:

1) Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja.

2) Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan

keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga karyawan

level terendah.

3) Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan

program keselamatan kerja.

13

Page 14: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

b. Kondisi Kerja:

Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang

aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman.

Beberapa teknik dalam program keselamatan dan kesehatan yaitu:

a. Mencegah cedera dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, dengan

cara:

1) Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-bahaya yang

berhubungan dengan pekerjaan mereka.

2) Memasang alat-alat kontrol produksi.

3) Menyusun prosedur-prosedur kerja yang aman.

4) Mendorong penggunaan alat-alat pengaman/pelindung yang

layak.

b. Mengevaluasi program keselamatan dan kesehatan kerja.

Keberhasilan sebuah program keselamatan dan kesehatan bisa

dilihat dari beberapa indikator berikut ini:

1) Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan

pekerjaan, baik secara kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun

kualitatif (berat ringannya cedera/penyakit).

2) Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya

kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan pekerjaan.

C. Resume Materi Hari Ketiga

1. Materi Kelima

Hari : Sabtu, 27 September 2014

Judul Materi : Sistem Rujukan dan Koordinasi Pelayanan Kesehatan

Pembimbing : dr. Kasyfi Hartati

Resume :

Sistem Rujukan dan Koordinasi Pelayanan Kesehatan di Indonesia

diatur dalam Permenkes No. 1 Th 2012. Sistem rujukan merupakan sistem

yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan

secara timbal balik baik secara vertikal (dari PPK 1 ke PPK 2, maupun dari

14

Page 15: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

PPK 2 ke PPK 3) maupun secara horizontal. Sistem rujukan ini telah diatur

sedemikian rupa sehingga nanti kedepannya seluruh rujukan harus

menggunakan sistem tersebut dan tidak boleh lagi keluar dari sistem, dan

seharusnya pasien tidak bisa lagi langsung datang ke RS tanpa rujukan dari

pelayanan kesehatan tingkat pertama. Yang disebut PPK 1 adalah

puskesmas, klinik pratama, RS pratama serta dokter praktik swasta. Yang

disebut PPK 2 adalah klinik utama serta RS tipe C/D sedangkan PPK 3

adakah RS tipe A/B. Kelebihan dari sistem rujukan ini adalah efisiensi biaya

serta dapat menambah ilmu bagi dokter di PPK 1. RSUD Karanganyar

sendiri bertindak sebagai PPK 2 dan mendapatkan rujukan dari Puskesmas

di seluruh wilayah Karanganyar atau klinik pratama di Karanganyar, dan

kemudian RSUD Karangnyar merujuk ke RS Dr. Moewardi.

2. Materi Keenam

Hari : Sabtu, 27 September 2014

Judul Materi : Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit

Pembimbing : dr. Kasyfi Hartati

Resume :

Pengaturan dan manajemen rumah sakit harus terdiri dari dua aspek,

yaitu pengaturan perusahaan (corporate governance) dan pengaturan klinik

(clinical governance). Pengaturan klinik mengatur aspek klinik dari rumah

sakit, sepert pelayanan terhadap pasien, keselamatan kerja, infeksi

nosokomial di rumah sakit tersebut. Berikut merupakan bagan struktur

organisasi RSUD Karanganyar

15

Page 16: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

Bagan Struktur Organisasi RSUD Karanganyar

16

Page 17: Resume RSUD Karanganyar Materi Hari Ketiga Udah Dibenerin

Untuk menjaga profesionalisme dokter di Rumah Sakit dibentuklah

komite medik. Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk

menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf medis

dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial,

penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi

medis. Komite medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata

kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis

dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi. Berdasarkam

Permenkes No. 755 tahun 2011, komite medik merupakan organisasi non

struktural yang dibentuk di rumah sakit oleh kepala/direktur. Susunan

organisasi komite medik sekurang-kurangnya terdiri dari: ketua; sekretaris;

dan subkomite. Komite medik bukan merupakan wadah perwakilan dari staf

medis di rumah sakit. Staf medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis,

dan dokter gigi spesialis di rumah sakit.

17