resume pasir besi

14
h n h m i kirim | cetak | 10 Juni 2005 09:33:01 Perusahaan China siap bantu eksplorasi pasir besi Tamb. & Infrastruktur Jumat, 10/06/2005 Perusahaan China siap bantu eksplorasi pasir besi BANDUNG (Bisnis): Perusahaan tambang China siap membantu fasilitas peralatan dan t untuk ekplorasi pasir besi di Indonesia guna memasok kebutuhan bahan tambang itu k tirai bambu yang mencapai 200 juta ton per tahun. Chairman of the board Shi Zia Zong Tianhui Investment, Yan Tao, mengemukakan pemas besi di Indonesia yang bekerja sama dengan perusahaan itu, selama ini baru menghas 30.000 sampai 40.000 ton per bulan. "Potensi pasir besi di Indonesia, termasuk di Jawa Barat sangat besar, namun belum seluruhnya dieksplorasi. Kami siap bekerja sama dengan perusahaan lokal dan memban fasilitas peralatan dan teknis. Seluruh produksinya akan kami beli," ujarnya. Yan Tao bersama 27 pengusaha yang tergabung dalam delegasi ekonomi dan perdagangan Provinsi Hebei China, kemarin, diterima Asda III Pemprov Jabar Deddy Gurnady dan K Badan Promosi dan Penanaman Modal (BPPMD) Jabar Memet H. Hamdan di tempat terpisah Bandung, kemarin. Menurut Yan Tao, pasokan sebanyak 30.000-40.000 ton pasir besi dari Indonesia suda menyerap tenaga kerja sekitar 2.000 orang. Sehingga, bila pasokan pasir besi bisa ditingkatkan, penyerapan tenaga kerjanya bisa lebih besar lagi. "Salah satu pemasok pasir besi di Indonesia terdapat di Banjarmasin." Dia menjelaskan sebagian besar kebutuhan pasir besi China selama ini dipasok Brasi India. "Kalau Indonesia mau ekspor harus bekerja sama dengan perusahaan Cina yang izin dari pemerintah untuk menghindari penipuan." Kepala BPPMD Memet H. Hamdan menyatakan tingginya permintaan pasir besi di China m

description

resume artikel mengenai pasir besi dari beberapa media cetak. resume ini dibuat sebagai tugas pengantar teknologi mineral.

Transcript of resume pasir besi

Page 1: resume pasir besi

19 September 2006 11:41:48Balok Timah PT Koba Tin Belum

milik PT Koba

ditenggelamkan

bersama Kapal MV Kimstran Megalitf, Selasa

belum diangkat dari dasar laut

Bangka. Namun demikian barang

ketat oleh pihak

15 September 2006 09:22:58Dinilai Janggal,

Empat Emiten

Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan masih

transaksi empat emiten di Bursa

   kirim | cetak10 Juni 2005 09:33:01Perusahaan China siap bantu eksplorasi pasir besi

Tamb. & InfrastrukturJumat, 10/06/2005

�Perusahaan China siap bantu eksplorasi pasir besi�BANDUNG (Bisnis): Perusahaan tambang China siap membantu fasilitas peralatan dan teknis untuk ekplorasi pasir besi di Indonesia guna memasok kebutuhan bahan tambang itu ke negeri tirai bambu yang mencapai 200 juta ton per tahun.

Chairman of the board Shi Zia Zong Tianhui Investment, Yan Tao, mengemukakan pemasok pasir besi di Indonesia yang bekerja sama dengan perusahaan itu, selama ini baru menghasilkan 30.000 sampai 40.000 ton per bulan.

"Potensi pasir besi di Indonesia, termasuk di Jawa Barat sangat besar, namun belum seluruhnya dieksplorasi. Kami siap bekerja sama dengan perusahaan lokal dan membantu fasilitas peralatan dan teknis. Seluruh produksinya akan kami beli," ujarnya.

Yan Tao bersama 27 pengusaha yang tergabung dalam delegasi ekonomi dan perdagangan Provinsi Hebei China, kemarin, diterima Asda III Pemprov Jabar Deddy Gurnady dan Ketua Badan Promosi dan Penanaman Modal (BPPMD) Jabar Memet H. Hamdan di tempat terpisah di Bandung, kemarin.

Menurut Yan Tao, pasokan sebanyak 30.000-40.000 ton pasir besi dari Indonesia sudah mampu menyerap tenaga kerja sekitar 2.000 orang. Sehingga, bila pasokan pasir besi bisa ditingkatkan, penyerapan tenaga kerjanya bisa lebih besar lagi.

"Salah satu pemasok pasir besi di Indonesia terdapat di Banjarmasin."

Dia menjelaskan sebagian besar kebutuhan pasir besi China selama ini dipasok Brasil dan India. "Kalau Indonesia mau ekspor harus bekerja sama dengan perusahaan Cina yang mendapat izin dari pemerintah untuk menghindari penipuan."

Kepala BPPMD Memet H. Hamdan menyatakan tingginya permintaan pasir besi di China merupakan peluang bagi Jabar untuk mengisi kebutuhan tersebut.

Dalam aspek pelayanan kepada investor, kata dia, instansi tersebut menjamin dapat menyelesaikannya maksimal 30 hari, terdiri dari penyelesaian administrasi di tingkat provinsi dua hari dan sisanya untuk pengurusan izin di tingkat kabupaten/kota.

Namun, dia mengingkatkan peluang tersebut harus dibarengi dengan adanya peraturan dan keputusan hukum yang jelas untuk menciptakan mekanisme bisnis yang adil.

Dia memberikan contoh sekitar 50% dari pasir besi yang diekspor harus diolah terlebih dahulu di dalam negeri. "Jangan

Page 2: resume pasir besi

pemeriksaaan

Jakarta tentang

saham PT Bank Mandiri Tbk.,

Batubara Bukit Asam Tbk., PT Perusahaan Gas

Indonesia Tbk. melalui broker

selama periode Mei -Juli 2006. 14 September 2006 11:23:48

Sumber Daya Mineral Simon

persen saham Newmont tetap

seluruh bahan baku untuk produksi baja itu diangkut ke China."

Sementara itu, Vice Secretary General Office of Hebei Provincial People's Goverment, Song Zhenhua, seusai diterima Asda III Pemprov Jabar di Gedung Sate menjelaskan lima perusahaan dari Hebei, yang bergerak di bidang perdagangan, pertambangan, dan pembuatan mesin menjajaki kemungkinan menanamkan investasinya di Jabar. (k14/asm) �

� Copyright 2001 Bisnis Indonesia. All rights reserved. Reproduction in whole or in part without permission is prohibited.

TOPIK � BERITA UTAMA

� TAJUK RENCANA

� BANDUNG RA

HALAMAN DEPAN

KONTAK REDAKSI

PR CETAK TERBARU

Page 3: resume pasir besi

berada di tangan

12 September 2006 12:57:54Produsen Kawat

Segera Ajukan

Indonesia akan

untuk mengatasi serbuan produk kawat baja yang

11 September 2006 10:04:13

Terus Dorong Pembangunan

Menteri Energi dan Sumberdaya

pemerintah akan

pembangunan

YA

� JAWA BARAT

� DALAM NEGERI

� EKONOMI

� KAMPUS

� OLAHRAGA

� ARTIKEL

� APA S

Page 8: resume pasir besi

Sekolah Pascasarjana ITB kembali menggelar Sidang Terbuka Program Doktor pada hari Sabtu, 16 September 2006 di Gedung Annex lantai 3. Sidang ini menghadirkan Agus Yulianto (30201007) dari Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Melalui sidang ini, Agus Yulianto memperoleh gelar Doktor dalam bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Materi disertasi yang disidangkan berjudul "Kajian Sifat Magnetik Pasir Besi dan Optimasi Pengolahannya Menjadi Magnet Ferit." Dosen promotor disertasi ini ialah Prof. Dr. Waloejo Loeksmanto, sedangkan ko–promotornya Dr. Satria Bijaksana dan Dr. Daniel Kurnia. Sidang ini juga menghadirkan tim penyanggah antara lain Prof. Dr. Anung Kusnowo (LIPI), Dr.Ir. Sony Soepriyanto(ITB) dan Dr.Ing.Mitra Djamal (ITB).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh endapan pasir besi yang melimpah di Indonesia, yaitu produk dari gunung api yang banyak tersebar di Jawa, Sumatera dan beberapa pulau lainnya. Sejauh ini pasir besi hanya dimanfaatkan sebagai bahan mentah dalam industri semen atau bahan bangunan. Padahal, kandungan mineral–mineral besi di dalam endapan ini mempunyai potensi untuk diolah lebih lanjut menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. “Pulau Jawa memiliki potensi pasir besi yang cukup besar, tapi beberapa perusahaan hanya memanfaatkannya menjadi semen saja,”ungkap Agus.

Berdasarkan hasil penelitian, pasir besi dapat diolah secara efektif menjadi magner ferit. Pengembangan metode pengolahan pasir besi menjadi magnet ferit sangat bergantung pada sifat dan keadaan alamiahnya. Pemilihan pasir besi yang cocok untuk diolah menjadi magnet ferit dapat dilakukan melalui pengukuran beberapa sifat fisis di antaranya rapat massa, suseptibilitas magnetik dan konsentrasi mineral magnetik. Magnet ferit dapat diproses menjadi produk industri dengan memisahkan mineral magnetit dari mineral pengotor dengan metode pemisahan magnetik.

Back to Top ^ © 2006 Institut Teknologi Bandung | XHTML + CSS + 508 | Get Firefox! | Tentang Situs | Kredit

This site is IPv6 ready! You're using IPv4 from 202.133.83.2

2 Oktober 2004 02:00:00Tambang Pasir Besi Rusak Lingkungan!

Page 9: resume pasir besi

 

Pikiran rakyat.  ADA tiga cara yang dilakukan untuk menambang pasir besi dari pantai atau laut. Pertama, mengambil langsung dari daerah pantai, yang dilakukan oleh PT Maktal di Cipatujah Kab. Tasikmalaya. Perusahaan ini, mengambil pasir besi dari pantai dengan cara manual menggunakan cangkul atau skop. Setelah dikumpulkan, lalu dipikul untuk dibawa ke kendaraan truk yang siap angkut.

 Kedua, mengambil dengan cara menggali dari gumuk pasir atau hamparan daerah pesisir yang tidak jauh dari pantai. Biasanya, jarak antara hamparan itu kurang lebih 300 hingga 500 meter. Hal ini dilakukan oleh PT Omega, PT Villa Husen Indonesia, serta PT Jassmas di Cipatujah. Caranya, dengan menggali pasir besi di kawasan daratan tidak jauh dari pantai. Penggali membuat galian dengan berbagai ukuran, dan biasanya setelah tergali sedalam tiga meter baru muncul pasir besi.

Sedangkan cara ketiga, yaitu ambil dari lepas pantai dengan cara disedot menggunakan kapal. Cara ini yang akan dilakukan di Cimerak, Kab. Ciamis, atau juga PT Jassmas di Cipatujah.

Dari tiga cara pengambilan pasir besi itu, semuanya mengandung risiko kerusakan lingkungan. Mulai dari abrasi, pesisir pantai nedap (amblas), hingga merusak biota laut.

Menurut Heru Waluyo, Asisten Deputi Urusan Pesisir dan Laut, Kementerian Lingkungan Hidup, pertambangan pasir besi di pantai, mengandung risiko kerusakan lingkungan cukup tinggi. Sehingga, perlu analisa dampak lingkungan (amdal) yang benar-benar baik.

"Sebelum izin dikeluarkan, kepala daerah mestinya melihat amdal dari perusahaan yang akan menambang tadi. Jika tidak, maka akan muncul masalah lingkungan di kemudian hari. Harus hati-hati," tegasnya.

Pengambilan pasir besi secara jor-joran di sepanjang pantai, pertama akan menyebabkan bentangan lahan rusak. Lalu, kondisi pantai yang semula bersih, lambat laut akan keruh atau rusak. "Jika sudah terjadi demikian, maka tidak akan ada lagi ikan atau udang yang biasa berkembang di daerah itu," lanjutnya.

Selain itu, akan terjadi abrasi pantai yang lebih cepat lagi.

Jika saat ini dibuat lobang-lobang besar di pesisir itu, nantinya air laut akan merembes, hingga pada akhirnya terjadi longsoran dan nedap (atau amblas). Dengan demikian, kawasan pantai akan rusak. "Kalau sekarang tampaknya tidak, tapi jika pertambangan ini akan dilakukan selama bertahun-tahun, kerusakan bisa terjadi," tegasnya.

Page 10: resume pasir besi

Begitu pula yang terjadi di kawasan laut, yaitu dengan cara disedot. Cara ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati dengan tetap mengacu kepada amdal. Penyedotan itu bisa merusak terumbu karang. "Nantinya ekosistem di daerah itu akan terganggu," paparnya.

Ellya Hartini, Kepala Lembaga Penelitian Unsil, kepada "Priangan", menyebutkan, rantai ekosistem di laut Cipatujah, bisa rusak dengan adanya pertambangan tersebut, secara besar-besaran. Ia menyarankan, masyarakat maupun pemkab, jangan terbuai dengan nilai ekonomisnya, sementara masalah lingkungannya terabaikan.

"Kaidah konservasi harus benar-benar diperhatikan, dalam pertambangan ini,"sarannya.

Fungsi benteng alam di daerah pantai harus terjaga, dengan hutan mangrove dan penanaman tanaman yang kuat di pingir pantai, harus diperioritaskan. Agar terjangan ombak tidak langsung ke dataran.

Pemantauan "PR" di daerah Cikawungading, saat ini lubang-lubang galian bekas tambang pasir besi dibiarkan menganga. Padahal hal itu perlu direklamasi atau ditutup lagi, sehingga tidak menyebabkan nantinya nedap dan merusakkan kawasan pantai.

Hati-hati

BUPATI Ciamis Engkon Komara memilih bersikap hati-hati untuk memberikan izin pertambangan pasir besi. Ia tidak ingin terjadi kerusakan kawasan laut, kalau pertambangan ini tidak mengindahkan kaidah konservasi.

Makanya, hal utama kata Engkon mesti dilihat amdal yang dibuat oleh perusahaan itu. Lalu dipresentasikan di depan wakil rakyat dan eksekutif. Nanti setelah itu, baru diambil keputusan apakah perlu diberi izin atau tidak. Pengelolaan itu, mesti menghindarkan konflik sosial dan juga tidak merusak ekosistem laut.

Kuasa Lapangan PT Maktal H. Aang Somantri, perusahaannya telah membuat amdal, sehingga pertambangannya terkendali dan berusaha memperhatikan lingkungan. "Kita ini menambang dengan cara manual dan terkendali," katanya. PT Maktal ini mengantongi izin usaha pertambangan selama delapan tahun di Cipatujah.

Semua masalah pertambangan pasir besi yang diperlukan adalah harus terintegrasikan mulai dari hulu (izin) hingga hilir. Mulai aktivitas, sampai konservasi, pengendalian dan pengawasan. Lalu tidak lupa reklamasi atau rehabilitas, yang lebih cepat.

Hari ini rupiah bisa didapat dengan mudah dari pasir besi, namun bencana juga mengancam. Tanpa ada penambangan yang berwawasan/ ramah lingkungan, maka ancaman bisa berbuah bencana.

Infrastruktur

Page 11: resume pasir besi

DPRD Kab. Tasikmalaya membentuk panitia khusus (pansus) yang membahas masalah pasir besi. Namun hingga detik ini tak ada hasil akhir yang bisa dijadikan pijakan.

Masalah lain, yang tak kalah pentingnya adalah kerusakan infra struktur jalan. Akibat ratusan kendaraan truk setiap hari hilir mudik Cipatujah-Tasikmalaya atau Cipatujah ke Pangandaran, telah mengakibatkan kerusakan jalan yang cukup hebat. Sehingga, warga Ciamis selatan sempat protes, karena jalan di daerah mereka yang dilalui oleh truk mengangkut pasir besi rusak berat.

Masalah ini juga perlu diperhatikan, karena kerusakan jalan provinsi mengakibtkan kerugian yang cukup besar. Untuk memperbaikinya, satu km butuh dana Rp 1 hingga 3 miliar. Jika jalan yang rusak puluhan km, maka berapa biaya harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk rehab jalan ini.

Kepala Balai Pegelolaan Jalan Wilayah Tasikamalaya-Ciamsi, Rachmat Latief juga mengeluhkan, masalah kerusakan jalan provinsi di daerah Tasikmalaya-Ciamis selatan. Akibat tonase yang berlebihan dari angkutan yang bawa pasir besi, sehingga jalan itu ambrol. Kini butuh dana besar untuk perbaikannya.

Sehingga, perlu berbagai pertimbangan yang mesti dikaji dalam masalah ini, agar ada keseimbangan dan pembangunan yang dilakukan tidak mewariskan kerusakan untuk cucu kita di masa yang akan datang.