Resume Lansia

download Resume Lansia

of 5

Transcript of Resume Lansia

  • 5/26/2018 Resume Lansia

    1/5

    Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.dalam mendefinisikan

    batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

    (BKKBN) ada tiga aspek yang perlu di pertimbangkan yaitu ;aspke biologi,aspek

    ekonomi,dan aspek social.Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang

    mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya dayatahan fisik sehingga semakin rentannya terhadap penyakit yang dapat menyebabkan

    kematian.hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel,jaringan serta

    system organ.secara ekonomi penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban daripada

    sebagai sumber daya. banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi

    memberikan banyak manfaat bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa

    tua sering kali di persepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari

    aspek social,penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok social sendiri.di Negara barat

    penduduk lanjut usia menempati strata social di bawah kaum muda.hal ini dilihat dari

    keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi,pengaruhterhadap pengambilan

    keputusan serta luasnya hubungan social yang semakin menurun.Akan tetapi di Indonesia

    penduduk lanjut usia menduduki kelas social yang tinggi yang harus di hormati oleh warga

    kaum muda.Menurut Bernice Neugarten (1968) James C.Chalhoum (1995) masa tua adalah suatu

    masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.Tetapi bagi orang lain periode

    ini adalah permulaan kemunduran.usia tua dipandang sebagai masa kemunduran,masa

    kelemahan manusiawi dan social.Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok

    lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogeny.usia tua dialami dengan cara yang

    berbeda-beda.ada orang lanjut usia yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks

    eksistensi manusia,yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan-kesempatan

    untuk tumbuh,berkembang serta berbakti.Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua

    dengan sikap-sikap yang berkisar antara kepasrahan yang pasif dan

    pemberontakan,penolokan dan keputusasaan.Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka

    sendiri dengan demikian semakin cepat kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri. Proses penuaan adalah sesuatu yang kompleks yang dapat dijelaskan secara

    kronologis,fisiologis dan fungsional.Usia kronologismerujuk pada jumlah tahun seseorang telah hidup. Mudah untuk

    diidentifikasikan dan diukur,ini adalah metode objektif yang paling umum digunakan.Di

    Amerika serikat,usia tua kadang kala di klasifikasikan dalam tiga kelompok katagoru

    kronologis :1) TuaAwal (usia 65 sampai usia 74 tahun)2) TuaPertengahan (usia 75 sampai usia 84 tahun)3) TuaAkhir (usia 85 tahun keatas)Selain itu,usia kronologis menjadi criteria dalam masyarakat untuk mengatagorikan aktivitas-

    aktivitas tertentu,seperti mengemudi,bekerja sebagai karyawan, dan pengumpulan

    pension.dengan berlakunya Socialsecurity Act dan didrikannya medicare,usia 65 tahun

    menjadi usia minimum keabsahan untuk pension.Dengan demikian usia 65 tahun adalah usia

  • 5/26/2018 Resume Lansia

    2/5

    yang diakui untuk menjadi warga negara senior di Amerika serikat.Akan tetapi,banyak orang

    yang menetang ketentuan ini.Usia Fisiologismerujuk pada penetapan usia dengan fungsi tubuh.Meskipun perubahan

    terkait usia dialami setiap orang,mustahil untuk mengetahui dengan tepat saat perubahan ini

    terjadi.itulah sebabnya mengapa usia fisiologis tidak digunakan dalam menetapkan usiaseseorang.Usia Fungsionalmerujuk pada kemapuan seseorang berkontribusi pada masyarakat dan

    bermanfaat untuk orang lain serta dirinya sendiri.Berdasarkan fakta bahwa tidak semua

    individu pada usia yang berdasarkan kurun waktu memiliki fungsi pada tingkat yang

    sama.banyak orang secara kurun waktu lebih tua tetapi bugar secara fisik,aktif secara mental,

    dan anggota masyarakat yang produktif.ada orang yang muda secara kurun waktu,tetapi

    secara fisik dan fungsional tua.Dengan memandang proses penuaan dari perspective yang luas dapat membimbing

    kearah strategi yang lebih kreatif untuk melakukan intervensi terhadap lansia. Perubahan

    structural yang paling terlihat terjadi pada otak itu sendiri, walaupun bagian lain dari system

    saraf pusat juga terpengaruh. Perubahan ukuran otak yang di akibatkan oleh atropi girus dan

    dilatasi sulkus dan ventrikel otak. Korteks serebral adalah daerah otak yang paling besar

    dipengaruhi oleh kehilangan neuron.Penurunan aliran darah serebral dan penggunaan oksigen juga telah diketahui akan

    terjadi selama proses penuaan. Perubahan dalam system neurologis dapat termasuk

    kehilangan dan penyusutan neuron, dengan potensial 10% kehilangan yang diketahui pada

    usia 80 tahun. Penurunan dopamine dan beberapa enzim dalam otak pada lansia berperan

    terhadap terjadinya perubahan neurologis fungsional. Secara fungsional, mungkin terdapat

    suatu perlambatan reflek tendon profunda. Terdapat kecenderungan kearah tremor dan

    langkah yang pendek-pendek atau gaya berjalan dengan langkah kaki melebar disertai dengan

    berkurangnya gerakan yang sesuai. Fungsi system saraf otonom dan simpatis mungkin

    mengalami penurunan secara keseluruhan.Pencegahan Primer, Sekunder, dan Tersier Gangguan Persyarafan Pada Lansia

    a. Pencegahan PrimerPenggunaan model promosi, strategi dan intervensi kesehatan dapat diidentifikasi dari sudut

    pandang fisik, fungsional, kognisi-komunikasi, persepsi-sensori, dan psikologis.

    PENDIDIKANCara yang paling penting untuk menurunkan morbiditas, mortilitas dan disabilitas

    yang berhubungan dengan stroke adalah untuk mengurangi insidensi stroke yang pertama kali

    dan terjadinya kembali stroke.Pendidikan merupakan suatu komponen pencegahan primer

    yang sangat penting. Pencegahan primer ditujukan ke arah gaya hidup sehat, termasuk diet

    rendah lemak, garam, dan gula. Latihan secara teratur, yang menjadi suatu komponen penting

    dari jadwal lansia, dapat juga berperan terhadap pencegahan.Walaupun seseorang tidak dapat mengubah riwayat keluarganya, mengajarkan pada

    lansia bagaimana cara penatalaksanaannya hipertensi dan diabetes melitus merupakan suatutindakan pencegahan primer yang penting. Pemantauan tekanan darah secara teratur dan

  • 5/26/2018 Resume Lansia

    3/5

    memberikan pengobatan antihipertensi secara tepat adalah tindakan perawatan diri sendiri

    yang sangat penting untuk mengurangi resiko stroke.Gaya hidup sehat sebagai pencegahan primer termasuk program pendidikan kesehatan

    untuk mengurangi merokok, yang berisiko tinggi terhadap terjadinya penyakit

    kardiovaskuler.Mendidik klien tentang obat antihipertensi termasuk memastikan jadwal waktu dan

    dosis yang benar, menggunakan alat bantu memori untuk membantu orang tersebut mengikuti

    program pengobatan, dan mengajarkan tentang tindakan pencegahan khusus untuk diikuti

    ketika sedang menggunakan obat-obat antihipertensi dan diuretik.b. Pencegahan sekunder

    Pencegahan sekunder berhubungan dengan pengkajian, diagnosis, penentuan tujuan,

    dan intervensi ketika defisit neurologis terjadi.Tujuan secara keseluruhan adalah untuk

    mencegah terjadinya kehilangan kesehatan tambahan dan untuk mengembalikan klien pada

    tingkat kemampuan berfungsi mereka secara maksimum.PENGKAJIAN

    Pengkajian adalah komponen kunci dari diagnosis yang akurat, penentuan tujuan, dan

    intervensi. Salah satu komponen pengkajian fisik dalam gangguan neurologis adalah

    pengujian sensasi , koordinasi, fungsi serebral, refleks, dan saraf saraf cranial. Masalah fisik

    dan fungsional di masa lalu atau dimasa sekarang seperti defek fungsi motorik , kejang,

    cedera otak, kanker, refleks yang abnormal, kekakuan, dan paralisis adalah pemicu yang

    harus di evaluasi lebih lanjut. Selain itu defisit kognitif komunikatif ( dalam memori, proses

    berpikir dalam berbicara, abstraksi, kelancaran), status mental dan faltor persepsi sensori, dan

    masalah psikologis memandu perawat dalam mengembangkan strategi untuk meningkatkan

    kemampuan fungsional.POSISI DAN LATIHAN FISIK

    Memposisikan klien melibatkan dukungan pada ekstremitas yang paralisis untuk

    mencegah masalah sekunder, seperti kontraktur, dekubitus, dan nyeri paralisis pada

    ekstremitas menghalangi kembalinya aliran darah vena yang memadai, dengan demikian

    menyebabkan akumulasi cairan dalam jaringan.Akumulasi ini menghalangi suplai nutrisi

    yang memadai untuk sel-sel, sering mendorong ke arah terjadinya kerusakan

    jaringan.Kegiatan memposisikan klien melibatkan pengubahan posisi klien untuk

    memfasilitasi kesejajaran tubuh yang baik.Latihan fisik dilaksanakan hanya pada titik resistensi.Perawat secara terus menerus

    mengevaluasi kemampuan klien untuk melaksanakan latihan fisik sendiri.Ketika klien telah

    stabil dan toleransi terhadap aktivitas meningkat, latihan fisik harus disatukan kedalam AKS

    seperti mandi, makan, memposisikan diri di tempat tidur, berpindah dan berdiri.c. Pencegahan tersier

    Pencegahan tersier bertujuan untuk menurunkan efek dari penyakit dan cedera.Tahap

    perlindungan kesehatan ini dimulai pada periode awal penyembuhan.Pengawasan kesehatan

    selama rehabilitasi untuk meningkatkan fungsi, mobilitas, dan penyesuaian psikososial adalah

    hasil yang diharapkan dari pencegahan tersier.Hidup secara produktif dengan keterbatasan

  • 5/26/2018 Resume Lansia

    4/5

    dan defisit, dan meminimalkan residu kecacatan adalah hasil tambahan yang

    diharapkan.Pencegahan tersier mempunyai banyak hal untuk ditambahkan pada kualitas

    hidup dan keseluruhan arti kehidupan yang diyakini oleh klien.Diagnosa keperawatan

    Diagnosa-diagnosa berikut ini adalah sebagian diagnosa yang dapat di angkat pada pasien

    lansia dengan gangguan sistem persarafan yang di kutip dari diagnosa keperawatan NANDA.1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan kognitif.2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh.3. Gangguan persepsi sensori (visual, auditori, kinestetik, pengecapan, taktil, penciuman)

    berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori, transmisi dan integrasi.4. Gangguan pola eliminasi BAB dan BAK berhubungan dengan penurunan neuromuskuler.5. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan perubahan frekuensi dan jadwal tidur6. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan/penurunan sistem saraf.C. Intervensi

    Di bawah ini adalah intervensi dan kriteria hasil dari diagnosa keperawatan yang telah di

    angkat yang di kutip dati buku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil

    NOC.1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan kognitif

    Tujuan :a. Pasien bebas dari resiko cedera.

    b. Tidak memperlihatkan tanda cedera fisikIntervensi :

    1) Kaji status mental dan fisik.2) Lakukan strategi untuk mencegah cedera yang sesuai untuk status fisiologis.3) Pertahankan tindakan kewaspadaan4) Singkirkan atau lepaskan alat-alat yang dapat membahayakan pasien.5) Hindari tugas-tugas yang membahayakan2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh.

    Tujuan :a. Pasien akan mengidentifikasikan aktifitas dan/atau situasi yang menimbulkan kecemasan

    yang berkontribusi pada intoleransi aktivitas.b. Pasien dapat menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).

    Intervensi :1) Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas.2) Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas.3) Hindari menjadwalkan aktivitas selama periode istirahat.4) Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala dan ambulasi yang dapat di toleransi.3. Gangguan persepsi sensori (visual, auditori, kinestetik, pengecapan, taktil, penciuman)

    berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori, transmisi dan integrasiTujuan :

  • 5/26/2018 Resume Lansia

    5/5

    a. Pasien dapat menunjukkan kemampuan kognitif.b. Pasien dapat mengidentifikasikan diri, orang, tempat, dan waktu.

    Intervensi :1) Pantau perubahan status neurologis pasien.2) Pantau tingkat kesadaran pasien3) Identifikasikan factor yang berpengaruh terhadap gangguan persepsi sensori.4) Pastikan akses dan penggunaan alat bantu sensori.5) Tingkatkan jumlah stimulus untuk mencapai tingkat sensori yang sesuai.4. Gangguan pola eliminasi BAB dan BAK berhubungan dengan penurunan

    neuromuskuler.

    Tujuan :a.Pasien dapat memenuhi kebutuhan eliminasi seperti biasa.

    b.Pasien mampu mengidentifikasikan apabila ingin melakukan eliminasi.

    Intervensi :1) Kaji pola eliminasi BAB dan BAK klien2) Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas optimal.3) Berikan privasi dan keamanan saat pasien melakukan eliminasi.

    5. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan perubahan frekuensi dan jadwal

    tidur.Tujuan :a. Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas istirahat tidur.

    b. Menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologis.Intervensi :

    1) Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik yang dapt mengganggu pola

    tidur pasien.2) Berikan/ciptakan lingkungan yang tenang sebelum tidur.3) Bantu pasien untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan kurang

    tidur, seperti ketakutan, masalah yang tidak terselesaikan, dan konflik.4) Bantu pasien untuk membatasi tidur di siang hari dengan menyediakan aktivitas yang

    meningkatkan kondisi terjaga