Resume KIMIA Elektrokimia Dan Kesetimbangan Kimia
-
Upload
farisman-hidayah -
Category
Documents
-
view
146 -
download
25
Transcript of Resume KIMIA Elektrokimia Dan Kesetimbangan Kimia
TUGAS KIMIA
Rangkuman Elektrokimia dan Kesetimbangan Kimia
Oleh :
FARISMAN HIDAYAHA4111176
Dosen Pembina:
Rohimatush Shofiyah, S.Si, M.Si
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2012
1. PENGERTIAN ELEKTROKIMIA
Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi)
kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip
reaksi redoks dalam aplikasinya.
2. JENIS SEL ELEKTROKIMIA
A. SEL GALVANIK (sel volta)
Sel galvani (sel volta) merupakan sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik
yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. Contohnya Sel Daniell
B. SEL DANIELL dan Jembatan Garam
Ketika sel Daniell digunakan sebagai sumber listrik terjadi perubahan dari Zn menjadi
Zn2+ yang larut
• Zn(s) ® Zn2+(aq) + 2e- (reaksi oksidasi)
• Cu2+(aq) + 2e- ® Cu(s) (reaksi reduksi)
Dalam hal ini, massa Zn mengalami pengurangan, sedangkan elektroda Cu
bertambah massanya, karena terjadi pengendapan Cu dari Cu2+ dalam larutan.
Penentuan Kutub Positif dan Negatif ( Sel Daniell )
• Ketika sel Daniell dihubungkan dengan golvanometer, terjadi arus elektron dari
tembaga ke seng.Oleh karena itu logam seng bertindak sebagai kutub negatif dan
logam tembaga sebagai kutub positif. Bersamaan dengan itu pada larutan dalam
sel tersebut terjadi arus positif dari kiri ke kanan sebagai akibat dari mengalirnya
sebagian ion Zn2+ (karena dalam larutan sebelah kiri terjadi kelebihan ion Zn2+
dibandingkan dengan ion SO42-yang ada).
• Reaksi total yang terjadi pada sel Daniell adalah :
Zn(s) + Cu2+(aq) ® Zn2+(aq) + Cu(s)
Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks spontan
ATURAN SEL GALVANIK
• Penulisan Notasi
Zn l Zn2+ ll Cu2+ l Cu
Zn l Zn2+ Cu2+ l Cu
– Garis tunggal menyatakan perbedaan fasa
– Garis ganda menyatakan perbedaan elektroda
– Garis putus – putus menyatakan adanya jembatan garam pada sel
elektrokimia. Jembatan garam diperlukan bila larutan pada anoda &
katoda dapat saling bereaksi
Deret Volta
• Makin ke kanan, mudah direduksi sukar dioksidasi
• Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar direduksi
Macam-macam Sel Volta
• Sel Kering atau Sel Leclance
katoda: karbon ; anoda: Zn
Elektrolit : Campuran berupa pasta yaitu MnO2 + NH4Cl + sedikit Air
• Sel aki
Katoda: PbO2 ; anoda :Pb
Elektrolit : Larutan H2SO4
Macam-macam Sel Volta ( 2)
• Sel bahan bakar
Elektoda : Ni
(H)Li
KBa
Ca
Na
Al
Zn
Cr
Cu
Hg
Mg
Ag
Fe
Ni
Si
Pb
Pt
Au
Elektrolit :Larutan KOH
Bahan bakar : H2 dan O2
• Baterai Ni-Cd
Katoda : NiO2 dengan sedikit air
Anoda : Cd
2. Jenis sel elektrokimia (2)
SEL ELEKTROLISIS
• Sel elektrokimia yang menghasilkan redoks dari energi listrik .
– Katode (-)
– Anode (+)
Reaksi - reaksi Sel Elektreolisis
• Reaksi Pada Katode
Ion positif akan mengalami reduksi, kecuali kation (+) yang berasal dari
logam IA,IIA, dan Mn dalam larutan air tidak mengalami reduksi, yang
mengalami reduksi adalah H2O, Reaksinya:
2H20 + 2e à H2 + 2OH-
Ion logam IA,IIA.Al, dan Mn berbentuk lelehan (leburan) akan
mengalami reduksi
• Reaksi Pada Anode
Ion negatif akan mengalami oksidasi jika elektrodanya nonaktif (Pt dan
C). Ion negatif yang mengandung O (SO42-,MnO4
-,NO3-,dll) tidak
mengalami oksidasi, yang mengalami oksidasi adalah H2O
Reaksi : 2H2O à 4H+ + O2 + 4e
Jika elektrode anode merupakan logam aktif (selain Pt dan C) yang
mengalami Oksidasi adalah elektrode tersebut.
3. ELEKTRODA
Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda.
• Anoda merupakan elektroda di mana elektron datang dari sel
elektrokimia sehingga oksidasi terjadi
• Katoda merupakan elektroda di mana elektron memasuki sel
elektrokimia sehingga reduksi terjadi.
Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari
tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah
elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel
elektrokimia lainnya.
Jenis –jenis Elektroda
A. Elektroda Inert
elektroda yang tidak ikut bereaksi dalam reaksi kimia yang terjadi.
Contoh elektroda inert: platina
Sebuah sel dari sistem Fe3+ + e Fe2+
ELEKTRODAELEKTRODA INERT
ELEKTRODA ACUAN LABORATORIUM
Pt I Fe3+ (x M) + Fe2+ (y M) II Ce4+ (a M) + Ce3+ (b M) I Pt
B. Elektroda-elektroda Acuan Laboratorium
1. Elektroda Kalomel
raksa (Hg) ada dalam keadaan kontak dengan raksa (I) klorida, Hg2Cl2 (kalomel),
dicelupkan ke dalam larutan KCl 0,1 m atau KCl jenuh.
Jika diset dengan elektroda hidrogen standar.
• Pt, H2 (1 bar)| H+ || Cl- | Hg2Cl2(s)|Hg
• Reaksi elektroda :
reaksi di katoda : ½ H2 H+ + e-
reaksi di anoda : ½ Hg2 Cl2 + e Hg + Cl-
Reaksi keseluruhan :
½ H2 + ½ Hg2Cl2 (s) H+ + Cl- + Hg
• Emf pada keadaan standar 0,337 Volt (Eo = 0,337 V)
• Jika digunakan KCl jenuh pada 250C memberikan E = 0,2412 V.
2. Elektroda Perak-Perak Klorida
Logam perak kontak dan padatan perak klorida merupakan garam yang sangat
sukar larut. Keseluruhannya dicelupkan ke dalam larutan kalium klorida (KCl) yang
mana konsentrasi ion Cl- = 1 m.
Jika di set elektroda ini dengan elektroda hidrogen pada 25oC memberikan
emf 0,22233 Volt:
Pt, H2 (1 bar)| H+ (1 m)|| Cl- (1m) | AgCl (s)|Ag
Reaksi elektroda:
Anoda: ½ H2 H+ +e-
Katoda: AgCl (s) + e Ag +Cl-
Reaksi keseluruhan:
½ H2 + AgCl (s) H+ + Ag +Cl-
Jadi potensial elektroda standar Ag-AgCl
0,22233 Volt.
4. POTENTIAL ELEKTRODA
Potensial Elektroda merupakan ukuran terhadap besarnya kecenderungan suatu unsur
untuk melepaskan atau mempertahankan elektron.
• Potensial elektroda tergantung pada :
- Jenis Elektroda
- Suhu
- Konsentrasi ionnya
Menghitung Potensial Elektroda Sel
• Catatan :
E° = potensial reduksi standar (volt)
R = tetapan gas - [ volt.coulomb/mol.°K] = 8.314
T = suhu mutlak (°K)
n = jumlah elektron
F = 96.500 coulomb
C = [bentuk oksidasi]/[bentuk reduksi]
E° sel = E° red - E° oks
E sel = E° sel - RT/nF ln C
E sel = E° sel - 0.059/n log C
Pada T = 25° C
Potensial Elektroda Standar
• Potensial Elektroda Standar merupakan potensial yang terkait dengan setengah
reaksi yang ada (wadah elektroda) dan biasanya ditulis dalam setengah reaksi
reduksi.
Bentuk teroksidasi + ne à bentuk tereduksi Eo1/2 sel
Eosel = Eo
katoda - Eoanoda
Elektroda Hidrogen Standar
(Eo H2)
E° H2 diukur pada 25° C, 1 atm dan {H+} = 1 molar yaitu sebagai berikut:
2H+(aq, 1 M) + 2e à H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0 volt
H2(g, 1 atm) à 2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan = 0 volt
E° H2 biasa digunakan untuk menentukan potensial elektroda standar zat lainnya.
• Logam sebelah kiri H : E° elektroda < 0
• Logam sebelah kanan H : E° elektroda > 0
5. REAKSI REDOKS
• Pengertian Reduksi
Reduksi adalah reaksi penerimaan elektron atau penurunan bilangan oksidasi.
Contoh reaksi reduksi:
Reduksi
Cu2+ (aq) + 2e- Cu (s)
• Pengertian Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi.
Contoh reaksi oksidasi:
Oksidasi
Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e
Reaksi redoks adalah reaksi yang di dalamnya terjadi serah terima elektron antarzat.
Reaksi Autoredoks
Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi adalah reaksi ketika suatu zat mengalami
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi secara serentak.
Penyetaraan Reaksi Redoks dengan Cara Setengah Reaksi
Tahapan:
a. Tulis secara terpisah persamaan setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi
oksidasi
b. Setarakan unsur yang mengalami redoks
c. Tambahkan molekul H2O pada
Ruas yang kekurangan O (jika reaksi berlangsung dalam suasana asam)
Ruas yang kelebihan O (jika reaksi berlangsung dalam suasana basa)
d. Setarakan atom hidrogen dengan ion H+ pada suasana asam atau dengan ion OH-
pada suasana basa
e. Setarakan muatan pada kedua ruas dengan menambahkan elektron
f. Jumlahkan kedua persamaan setengah reksi tersebut dengan menyetarakan lebih
dahulu jumlah elektronnya
Penyetaraan Reaksi Redoks dengan Cara Perubahan Bilangan Oksidasi
a. Setarakan jumlah unsur-unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
b. Tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur tersebut dan perubahannya
c. Setarakan jumlah kedua perubahan bilangan oksidasi tersebut
d. Hitung jumlah muatan di ruas kiri dan ruas kanan
e. Jika muatan di ruas kiri lebih negatif, tambahkan ion H+ (berarti, suasana asam).
Jika muatan di sebelah kiri lebih positif, tambahkan ion OH- (berarti, suasana
basa).
f. Tambahkan H2O di ruas kanan untuk menyetarakan jumlah atom hidrogen
Reduktor dan Oksidator
• Zat pengoksidasi (oksidator) adalah spesies yang melakukan oksidasi, mengambil
elektron dari zat yang teroksidasi.
• Zat pereduksi (reduktor) adalah spesies yang melakukan reduksi memberikan
elektron kepada zat yang tereduksi.
Kekuatan Relatif Oksidator dan Reduktor
• Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)
2H+ (aq, 1 M) + 2e Û H2 (g, 1 atm)
• Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya
semua reaktan pengoksidasi dan semua produk pereduksi
• Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya
semakin besar kecenderungan reaksi tersebut terjadi
• Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita balik
• Berdasarkan tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah
semakin reduktor
6. TERMODINAMIKA SEL ELEKTROKIMIA
• Energi bebas Gibbs hanya dapat diukur jika sel bersifat reversibel
• sehingga
|∆ G | = W maksimal
Termodinamika Sel Elektrokimia (2)
Dimana “W” energi listrik
Ket:
n = jumlah ekuivalen reaktan yang di ubah menjadi produk
F = muatan yang sebanding dengan jumlah mol elektron
Esel = GGL sel
Sehingga dapat disubstitusikan
Termodinamika Sel Elektrokimia (3)
• Bila reaktan dan produk dalam keadaan standar, maka
• Perubahan energi bebas / kerja yang dilakukan dengan memberikan bilangan
elektron Avogadro melalui sebuah voltase E adalah (Ne)E, dimana N= bil.
Avogadro dan e = muatan elektron. Produk Ne adalah 96.500=1 Faraday F
Kenyataannya sel yang biasa digunakan sehari-hari tidak bersifat reversibel karena adanya sejumlah besar arus listrik yang bergerak melalui sel
W listrik = - n FE sel
∆ G = - n F Esel
∆ Gº = - n F Eºsel
Entropi dan Entalpi
• Entalpi adalah kandungan kalor sistem dalam tekanan tetap, perubahan ∆H
bernilai negatif untuk reaksi eksoterm, dan positif untuk reaksi endoterm.
• Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan apakah
suatu keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain.
• Entrpoi sangat berhubungan dengan hkm termodinamika ke–2
∆S > 0 (sistem terisolas)
Hubungan Antara Entropi dan Perubahan Energi GIBBS
• Proses yang secara termodinamika ireversibel akan menghasilkan entropi.
Entropi berkaitan dengan ketidakteraturan sistem dalam termodinamika statistik,
menurut persamaan:
S = k ln W
Catatan :
“k” adalah tetapan Boltzmann
“W” adalah jumlah susunan atom
• Energi bebas Gibbs Kuantitas ini didefinisikan dengan:
∆G = ∆H – T∆S
• Reaksi spontan terjadi bila energi Gibbs reaksi pada suhu dan tekanan tetap
negatif. Perubahan energi bebas Gibbs standar berhubungan dengan tetapan
kesetimbangan reaksi A = B melalui:
∆ G0 = -RT ln K
• K bernilai lebih besar dari 1 bila ∆G0 negatif, dan reaksi berlangsung spontan ke
kanan.
7. Persamaan Nernst
• Persamaan nernst merupakan persamaan yang menyatakan hubungan antara
potensial dari sebuah elektron ion-ion metal dan konsentrasi dari ion dalam
sebuah larutan
• Persamaan Nernst
• Persamaan Nernst non standar
SPECIAL THANKS :
Florensia Indan Stepani, Nurhafizah Putri, Pauline Leon Artha, and Prima
Anggreni for PowerPoint. Elektrokimia:University of Indonesia
Penggolongan reaksi kimia atas stabil tidaknya produk yang terbentuk
• Berdasarkan stabil tidaknya produk yang terbentuk, reaksi kimia tergolong atas
dua macam:
1. Reaksi berkesudahan (irreversibel)
Bila produk yang terbentuk tidak dapat kembali menjadi pereaksi(stabil)
2. Reaksi kesetimbangan (reversibel)
Bila produk yang terbentuk dapat berubah menjadi pereaksi kembali (tidak stabil)
Contoh reaksi berkesudahan (irreversibel) dalam kehidupan sehari-hari :
1. reaksi pembakaran kayu
2. reaksi perkaratan logam
3. reaksi pembusukan sampah
4. reaksi pelapukan kayu
Contoh reaksi kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari:
5. reaksi fotosintesis dengan reaksi pernafasan
6. reaksi penguapan air dengan pengembunan air
Suatu reaksi kesetimbangan ditandai dengan tanda panah bolak balik
Contoh:
1. H2(g) + Cl2(g) ⇄ 2HCl(g)
2. N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
3. 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
Saat Kesetimbangan adalah:
Saat laju pembentukan produk sama dengan laju pembentukan pereaksi kembali
Pada saat kesetimbangan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tetap
Saat Kesetimbangan untuk reaksi:
PCl5(g) ⇄ PCl3(g) + Cl2(g)
Adalah saat laju pembentukan PCl3 dan Cl2
Sama dengan laju pembentukan PCl5 kembali
Bila zat-zat dalam kesetimbangan merupakan campuran homogen (fasenya sama), maka
disebut kesetimbangan homogen.
Contoh :
2H2(g) + O2(g) ⇄ 2H2O(g)
2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
Bila zat-zat dalam kesetimbangan merupakan campuran beberapa fase (padat, cair dan
gas) atau fasenya tidak sama, maka disebut kesetimbangan heterogen.
Contoh :
2C(s) + O2(g) ⇄ 2CO(g)
Fe2O3(s) + 3CO(g) ⇄ 2Fe(s) + 3CO2(g)
Kesetimbangan kimia bersifat dinamis, artinya secara makroskopis reaksi telah berhenti
sedangkan secara mikroskopis reaksi terus berlangsung ke kiri dan ke kanan dengan
kecepatan yang sama. Dengan demikian pada reaksi yang telah setimbang, konsentrasi
masing-masing zat tetap.
MENGUASAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN
KESETIMBANGAN
Menurut Le Chatelier : “Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan,
maka reaksi akan bergeser untuk menghilangkan pengaruh tindakan tersebut”.
Tindakan yang dilakukan :
1. Perubahan konsentrasi
2. Perubahan suhu
3. Perubahan tekanan/volume
Perubahan konsentrasi
1. Jika konsentrasi zat di ruas kanan ditambah, reaksi bergeser ke arah kiri
2. Jika konsentrasi zat di ruas kiri ditambah, reaksi bergeser ke arah kanan
3. Jika konsentrasi zat di ruas kanan dikurangi, reaksi bergeser ke arah kanan
4. Jika konsentrasi zat di ruas kiri dikurangi, reaksi bergeser ke arah kiri
Perubahan suhu
1. Jika suhu dinaikkan, reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm
2. Jika suhu diturunkan, reaksi bergeser ke arah reaksi eksoterm
Perubahan tekanan/volume
1. Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), reaksi bergeser ke ruas dengan mol
gas yang lebih kecil
2. Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), reaksi bergeser ke ruas dengan mol
gas yang lebih besar
Pengaruh katalisator
1. Katalisator tidak akan mempengaruhi jumlah produk maupun jumlah pereaksi.
2. Katalisator berfungsi sebagai zat yang mempercepat tercapainya kesetimbangan
MENENTUKAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA PEREAKSI DAN HASIL
REAKSI DARI SUATU REAKSI KESETIMBANGAN
Hukum kesetimbangan (Gulberg-Wage) :
Hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kanan dibagi dengan hasil kali konsentrasi
setimbang zat di ruas kiri, masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya
mempunyai harga tetap pada suhu tetap
Tetapan Kesetimbangan
Tetapan kesetimbangan menyatakan banyak tidaknya produk kesetimbangan terbentuk
Bila K>1 produk banyak
Bila K<1 produk sedikit
Ada dua macan tetapan kesetimbangan :
1. Tetapan kesetimbangan terhadap konsentrasi (Kc)
2. Tetapan kesetimbangan terhadap tekanan (Kp) hanya untuk zat-zat yang
berwujud gas
Untuk reaksi mA + nB ⇄ pC + qD, tetapan kesetimbangannya adalah :
Satuan Kc
Karena satuan konsentrasi adalah M maka untuk reaksi mA + nB ⇄ pC + qD
Satuan Kc = M(p+q)-(m+n)
Kp=PC p
PDq
PAm P
Bn
Kc=[C ]p [D ]q
[ A ]m[B ]n