Resume buku teori pembungaan uang

18
RESUME BUKU ISLAM DAN TEORI PEMBUNGAAN UANG KARYA : Dr. ANWAR IQBAL QURESHI, MA PENGARUH RIBA PADA MASYARAKAT TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DOSEN : Drs. DARYONO, M.SI OLEH ; NAMA : AYU ERVINA SAFITRI NIM : B.131.12.0320 1

Transcript of Resume buku teori pembungaan uang

Page 1: Resume buku teori pembungaan uang

RESUME BUKU

ISLAM DAN TEORI PEMBUNGAAN UANG

KARYA : Dr. ANWAR IQBAL QURESHI, MA

PENGARUH RIBA PADA MASYARAKAT

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN : Drs. DARYONO, M.SI

OLEH ;

NAMA : AYU ERVINA SAFITRI

NIM : B.131.12.0320

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2013

1

Page 2: Resume buku teori pembungaan uang

A. Pengertian Bunga Uang Menurut Islam

Kitab suci alqur’an melarang keras praktek pembungaan uang. Larangan ini

diulang-ulang berkali-kali dengan disertai ancaman-ancaman dan tekanan-tekanan

yang sangat tajam. Marilah kita tinjau bagaimana bunyi larangan alquran terhadap

hal ini :

Orang-orang yang memakan riba itu tidak akan berpendirian sebagaimana

pendirian orang yang diharu setan dengan tamparanya. Yang demikian, lantaran

mereka berkata : “perdagangan itu tidak lain melainkan riba”. Dan allah menghalalkan

perdagangan dan mengharamkan riba. Lantaran itu, barangsiapa kedatangan nasihat

dari Tuhanya, lalu ia berehnti, maka baginyalah apa yang telah lalu, dan urusanya

terserah kepada Allah; tetapi barangsiapa kembali lagi, maka mereka itu akan jadi ahli

neraka yang mereksa akan kekal didalamnya.

Firman Allah :

1. “Allah hapuskan (barakat) riba dan Ia suburkan (barakat) derma; dan

Allah itu tidak suka kepada tiap-tiap orang tak mengenang budi, pendosa’. (Qur’an

2:275-276) [4]

Kemudian Qur’an memperingatkan pula para pemakan riba dengan ancaman-

ancaman hukuman dan azab bagi jenis-jenis dosa serta kesalahan lainya yang telah

diperbuat oleh manusia.

2. Dalam hal ini Qur’an berkata :

“Hai orang-orang yang beriman! Berbaktilah kepada Allah, dan tinggalkanlah

sisa riba itu, jika memang kamu orang-orang yang beriman.

Tetapi jika kamu tidak berbuat begitu, maka terimalah pernyataan perang dari

Allah serta RasulNya;dan jika kamu bertaubat maka kamu boleh ambil modal-modal

kamu; jadi kamu tidak akan menganiaya dan tidak pula kamu dianiaya.

Dan jika ada yang kepayahan, maka berilah tempuh hingga (waktu) ke

lapangan; tetapi bahwa kamu bershadaqah, itu lebih baik bagi kamu jika kamu

mengetahui (Qur’an, 2:278-80)[5]`

Di Jazirah Arab, sebelum datangnya agama Islam, telah merupakan suatu

kebiasaan masyarakat membebankan bunga kepada semua jenis pinjaman. Qur’an

kemudian melarang praktek-praktek pembungaan ini dengan nyata dan tegas.

Misalnya :

2

Page 3: Resume buku teori pembungaan uang

Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamuj memakan riba berganda-

ganda, dan takutlah kepada Allah supaya kamu dapat kejayaan. (Qur’an, 3:130)[6]

Secara jelas dikatakan bahwa tindakan pembungaan uang itu tidaklah akan

menambah babkekayaan mereka, tetapi akan membawa mereka kedalam suatu

keadaan yang telah dialami oleh bangsa Yahudi.

Maka dengan sebab kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas

mereka beberapa barang, baik yang pernah di halalkan bagi mereka; dan dengan

sebab mereka berpaling sangat dari jalan Allah.

Dan dengan sebab mereka memakan riba, padahal telah dilarang mereka dari

padanya, dan (dengan sebab) mereka memakan harta manusia dengan (cara) yang

tidak betul; dan kami telah sediakan bagi orang-orang kafir dari antara mereka itu,

siksaan yang pedih. (Qur’an, 4:160-61)[7]

Dan kemudian sekali lagi :

Dan sesuatu riba yang kamu beri supaya jadi tambahan di harta-harta manusia,

maka tidaklah ia jadi tambahan (bagi ganjaran kamu) di sisi Allah; tetapi suatu zakat

yang kamu keluarkan karena menghendaki keredaan Allah, maka mereka itu ialah,

orang-orang yang dapat ganjaran berganda-ganda. (Qur’an, 30:39) [8]

Selain dari Qur’an, beberapa hadis yang dapat dipercaya juga melarang keras

praktek-praktek riba. Misalnya :

Diceritakan oleh Jabir, semoga Allah yang Maha Kuasa memberkahinya,

yang berkata : Rasulullah SAW mengutuk penerima riba, seperti juga pemberinya

yang menulis dan yang menjadi saksi atas perbuatan itu, dan berkata : “Mereka itu

sama saja (didalam kedosaan)”` (Muslim)[9]

Diceritakan oleh Abdullah bin Hanzalah, yang sewaktu meninggal dunia

dimandikan oleh para malaikat, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah

berkata : “satu dirham yang diterima dengan sadar oleh pemakan riba, lebih buruk dari

pada tiga puluh enam kali melakukan penzinaan”. Juga diceritakan oleh Baihaqi dalam

Shu’bul Iman tentang hal yang sama dari Ibn Abbas, tetapi ditambahkanya bahwa

Nabi berkata : “setiap orang yang telah mengemukakan badanya dengan barang-

barang yang tidak halal, Nerakalah yang paling baik baginya”. (Ahmad, Darakutnya) [10]

Diceritakan oleh Abu Hurairah, pernah Rasulullah berkata : “sewaktu

malam Mikradj, saja bertemu dengan kaum yang perutnya berbentuk seperti rumah

3

Page 4: Resume buku teori pembungaan uang

penuh ular-ular, an ular-ular itu tampak dari luar, Saja menanyakan siapakah mereka

itu? Jibril menjawab:”Mereka adalah pemakan riba”. (Ahmat Ibn Majah) [11]

Perlu dijelaskan, perkataan riba di dalam Quran adalah Ar-Riba. Karena itu

perlulah rasanya kita mencoba menjelaskan berapa luasnya pengertian kata-kata ini.

Perkataan Ar-Riba berarti Aziaduhu ala syai’in, memperbesar segala

sesuatunya, artinya “pertambahan”. Misalnya : Arba fulanun ‘alaa fulan, orang orang

tertentu memberikan barang-barang tertentu sebagai tambahan. Dalam pergaulan

sehari-hari bangsa Arab menggunakan perkataan itu untuk menunjukan sejumlah

tambahan yang diberikan oleh yang berhutang kepada yang meminjamkan uang ,

karena diberi kesempatan untuk memakai uang yang meminjamkan .

Di bawah ini merupakan contoh praktek pembungaan uang yang oleh Arab di sebut

sebagai Riba :

a. Seseorang menjual suatu barang kepada oranglain dan bersedia menerima uang

pada suatu waktu yang telah ditentukan dengan perjanjian bahwa ia bersedia

membayar lebih

b. Seseorang meminjamkan uangnya kepada oranglain untuk suatu jangka waktu

tertentu dengan syarat bahwa sesudah berakhirnya jangka waktu tersebut si

peminjam akan membayar uslu sejumlah yang disepakati sebagai riba (tambahan)

c. Peminjam maupun orang yang meminjamkan setuju akan suatu tingkat riba untuk

suatu jangka tertentu. Jika dalam waktu yang ditentukan yang berhutang tidak

berhasil membayar hutangnya dengan jumlah tambahan yang disepakati, ia harus

membayar tingkat riba yang lebih besar selama tenggang waktu tersebut.

B. Teori Bunga Uang Menurut pandangan Islam

Teori bunga uang menurut pandangan islam disampaikan oleh bebrapa para ahli islam,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pandangan Imam Fachrudin razi tentang bunga uang

Imam Razi adalah seorang pertama yang menganalisa persoalan ini dari segi Ilmu

Ekonomi.

Berikut adalah pokok-pokok pandangan yang ditulis didalam karya besarnya,

yaitu Tafsir Kabir :

4

Page 5: Resume buku teori pembungaan uang

a. Menurut Imam Razi, Riba dalah “perubahan atau pertambahan adalah dosa,

apa yang dilarang adalah tindakan-tindakan yang disebut oleh orang Arab

sebagai Riba Nasia

b. Hal lain yang menyebabkan riba dilarang adalah karena perbuatan ini

memungkinkan seseorang memaksakan pemilik harta benda oranglain tanpa

alasan yang diizinkan oleh peraturan ataupun yang akan memberikan keuntungan

bagi sipemiliknya. Orang yang melakukan perampasan ini tidak akan

memperdulikan hak oranglain. Jumlah uang yang diperas menyebabkan orang

yang berhutang jadi sangat miskin, tindakan ini sangat tidak adil.

Nabi Muhammad bersabda : “dilarang bagi orang yang memeras harta kekayaan

orang lain tanpa memperdulikan peraturan-peraturan yang ada.

Misalnya : jika sekiranya orang yang berhutang tetap menyimpan hartanya

sendirin dan selanjutnya menggunakan milik orang lain ( pemberi hutang ) untuk

jangka tertentu, sebagai pengganti sejumlah uangnya sendiri selama waktu itu,

dalam hal ini tidak ada alas an yang tepat guna melarang pemberian “uang jasa”.

Karena sejumlah uang yang dipinjamnya itu, atau yang diberi izin penuh oleh

sipemiliknya. Guna dipergunakan secara apa yang diingini si peminjam, karena

kalau hal itu tidak dilakukanya dalam arti bahwa uang itu tetap berada didalam

pengawasanya,

C. Pengertian Bunga Uang Menurut Bangsa Barat

Tahun 1668, timbul pertentangan faham mengenai riba. Berbeda dengan

pandangan Mun, Sir Thomas Culpeper menulis dua karangan yang mempertahankan

dipeliharanya tingkat suku bunga yang rendah-rendah dan kemudian puteranya

menerbitkan buku yang berjudul Discourse guna mengkritik persoalan riba ini. Sir

Josiah Child menganggap suku bunga yang rendah sebagai sumber kemakmuran dan

kemajuan industry, karena akan memungkinkan para pengusaha mendapat modal

dengan mudah, dan dengan demikian bisa menciptakan kemakmuran, sebab mereka itu

tidak perlu lagi memungut laba yang tinggi, uang akan sukar didapat karena setiap

orang yang mempunyai tabungan sedikit saja akan segera membawanya ke tukang emas

guna dibelikan perhiasan. Maksud utama dari pandangan ini adalah : “kita tidak akan

sanggup bersaingan dengan bangsa Jerman dalam perdagangan jika kita tidak

menurunkan tingkat suku bunga kita sampai sama dengan tingkat suku bunga mereka.

5

Page 6: Resume buku teori pembungaan uang

Devenant mencemoohkan mereka yang memungut bunga uang.

Kebanyakan mereka ini menganggap (bahwa) dengan menurunkan suku bunga

akan berhasil membawa perbaikan dan memungkinkan mereka mendapat modal dengan

lebih mudah.

Beberapa Sarjana lebih memihak pandangan Mun dalam persoalan riba ini.

Pertama kali Thomas Manley, menerangkan : “disebabkan oleh terbatasnya jumlah uang

(dan banyaknya peminjam ) maka suku bunga menjadi tinggi, jadi kalau uang lebih

banyak dan peminjam lebih sedikit maka suku bunga akan turun. “juga John Locke,

karena tidak mengerti mengapa uang mempunyai nilai, ia berpendapat bahwa suku

bunga yang rendah adalah sebagai akibat dari persediaan uang yang berlebih-lebihan.

Sir Dudley North pada akhir-akhir masa pertengahan ini mengatakan bahwa persediaan

“barang”nserta surat –surat berharga yang melimpah-limpah di Negeri Belanda, suku

bunga menjadi rendah.

Teori Bunga Uang Mazhab Klasik

Mazhab merupakan suatu mazhab yang paling terkemuka dalam ilmu ekonomi

serta yang pertama kali mengembangkan ilmu tersebut, dan diseluruh universitas

didalam lingkungan Negara-negara persemakmuran, ajaranya mendapat tempat yang

utama. Adam Smith, Robert Thomas dan richardo di anggap sebagai pendiri mazhab ini.

Kemudian nama-nama seperti John StuartMill, Edgeworth, Marshall dan Pigue

dimasukkan juga oleh para ahli ekonomi terkemudian ke dalam lingkungan ini, tetapi

dengan nama Mazhab Neo Klasik.

Menu rut Smith dan Ricardo, bunga uang merupakan suatu ganti rugi yang

diberikan oleh peminjam kepada pemilik uang atas keuntungan yang mungkin

diperolehnya dari pemkaian uang itu. Kedua ahli ekonomi ini tidak memmbeda-bedakan

secara tegas antara bunga uang dan keuntungan modal kotor (gross profit of capital).

Adam smith menggunakan istilah “stock capital” (persediaan modal) untuk sebahagian

harta kekayaan seseorang yang tidak dipergunakan buat konsumsi mereka tetapi

diolahnya lebih jauh dalam produksi guna menghasilkanm uang, hadiah ataupun laba.

John Stuart Mill tidak mengemukakan hal-hal yang baru dalam teori bunga. Ia

memisah-misahkan teori adam smith dan Ricardo, serta dengan gemilang membuat

suatu analisa tentang berbagai unsure dalam perhitungan keuntungan kotor (Gross Profit

).

6

Page 7: Resume buku teori pembungaan uang

Ajaran Marshall menekankan bahwa : baik permintaan maupun penawaran

berpengaruh dalam menentukan besarnya suku bunga. Sebelum Marshall, seorang ahli

ekonomi Inggris yang terkenal, Nassu Senior, menggunakan istilah “abstinence”

sebagai penyebab timbulnya bunga uang. Marshall menukarkan perkataan “abstinence”

(menunda pemenuhan kebutuhan saat ini sampai waktu yang akan dating) dengan istilah

“ waiting” (menunggu). Menurut dia bunga dilihat dari segi penawaran adalah balas jasa

terhadap pengorbanan bagi kesediaan seseorang untuk menyimpan sebagian

pendapatnya atau pun melakukan “ penungguan “.

Teori bunga uang mazhab klasik ini, beranggapan bahwa besarnya suku bunga

terletak pada titik perpotingan antara grafik permintaan dan persediaan jumlah

tabungan.

Teori Bunga Uang Klasik gagal disebabkan oleh tiga hal, yaitu :

1. Karena mendasarkan diri pada anggapan bahwa penghasilan masyarakat adalah

tetap, pendapat mana tidaklah benar.

Pendapat Professor Gustav Cassel yang berbunyi : “Jumlah uang yang ditabung oleh

perseorangan pada suatu tingkat penghasilan tertentu tidaklah mempunyai pengaruh

terhadap perubahan besarnya suku bunga. Kalau suku bunga bertambah besar, maka

masyarakat mungkin akan menabung lebih besar, atau mungkin pula sebahagianya

lagi lebih sedikit dari apa yang telah ditabung sebelumnya.

2. Perkembangan perekonomian berjalan secara otomatis. Naiknya tingkat suku bunga

tidak menaikan jumlah penanaman modal sebagaimana yang diharapkan.

3. Teori-teori klasik

D. PERBEDAAN PENDAPAT PARA AHLI EKONOMI

Definisi bunga uang dalam islam

Ahli-ahli hukum islam telah berusaha dengan sekuat tenaga merumuskan apa

yang dimaksudkan dengan bunga uang dan apa yang bukan.

Perbedaan pendapat para ahli ekonomi mengenai bunga uang :

Teori mengenai bunga uang telah lama merupakan suatu titik kelemahan dalam ilmu

ekonomi, dan keterangan serta rumusan suku bunga uang lebih banyak menimbulkan

7

Page 8: Resume buku teori pembungaan uang

pertentangan diantara ahli-ahli ekonomi daripada bahagian – bahagian lain dalam teori

ekonomi umum.

Hati-hati dalam pemakaian rasio yang berlebih-lebihan.

Segolongan anggota masyarakat dalam negeri-negeri islam yang menganggap bahwa

islam adalah agama yang rational, ingin menyesuaikan teori-teori islam dengan praktek-

praktek modern yang berlaku dalam masyarakat ini.

Bunga dan riba hanyalah merupakan istilah yang dengan mudah dapat diputar balikan

satu dengan yang lain, karena apa yang dianggap sebagai suatu bunga yang pantas pada

masa sekarang ini mungkin akan dianggap sebagai riba di masa yang akan datang.

Kegoncangan ekonomi dan pemikiran-pemikiran baru mengenai bunga uang.

Dengan runtuhnya Wall Street pada tahun 1929, kedudukan ekonomi kapilatis menjadi

sangat goncang. “ gempa perekonomian” itu telah menyebabkan beberapa sarjana

mulai meragukan kesempurnaan struktur ekonomi kapitalis ini. Dari tahun 1929 sampai

1939 dunia dikacaukan oleh kegoncangan ekonomi yang membutuhkan suatu pemikiran

baru serta mendalam yang dibutuhkan guna menyelesaikan persoalan-persoalan

ekonomi yang timbul .

Kesimpang siuran telah terjadi dalam pandangan para ahli ekonomi yang beranggapan

bahwa teori pembungaan uang tidak mempunyai hubungan sama sekali, serta tidak

mempunyai pengaruh apa-apa terhadap persoalan politik.

Teori-teori islam yang menunjukan bagaimana ajaran itu memberikan perbaikan-

perbaikan terhadap teori bunga uang barat yang telah ada sebelumnya adalah :

1. Teori bunga ung yang pertama

Dari catatan sejarah kuno, semua ahli-ahli fikir mengutuk praktek-praktek

pembungaan uang

2. Teori bunga uang bangsa yunani

Pada bangsa yunani, praktek peminjaman uang dengan memungut bunganya

dilarang keras. Aristoteles yang mempunyai pengaruh besar pada generasi-generasi

sesudahnya, secara tegas mengutuk sistem pembungaan uang. Menurut aristoteles

fungsi uang yang pertama adalah untuk mempermudah perdagangan, dan dengan

demikian memepermudah pula manusia memenuhi kbutuhanya. Inilah tujuan uang

8

Page 9: Resume buku teori pembungaan uang

yang utama. Uang tidak bisa digunakan sebagai alat menumpuk-numpuk kekayaan

apalagi memperanakanya.

Kesimpulan : bunga uang tidaklah adil. Plato juga menutuk praktek – praktek

pembungaan uang ini

3. Teori bunga uang bangsa romawi

Pada mulanya, kerajaan Roma melarang setiap jenis pemungutan bunga atas uang.

Bangsa Romawi adalah bangsa yang pertama menciptakan undang-undang guna

melindungi para peminjam

4. Bunga uang pada abad pertengahan

Professor Tawney berpendapat bahwa “seluruh skema pemikiran abad pertengahan

berusaha menanamkan anggapan bahwa diatas segala kegiatan ekonomi yang

merupakan suatu satuanya mencakup seluruh kemauan dan penghidupan manusia,

adalah agama.

Lord Keynes berpendapat bahwa dbelakang tantangan kaum abad pertengahan ini

terhadap para riba, terdapat pula motif-motif ekonomi . Dia mengatakan : “ semula saya

menganggap bahwa sikap gereja-gereja pada abad pertengahan tentang suku bunga,

kurang jujur karena mereka tidak memasukan penerimaan uang dari suatu penanaman

modal (investasi) yang aktif ke dalam kategori bunga uang, seperti praktek-praktek

yang dilakukan oleh kaum Yezuit guna membenarkan perbuatan mereka serta

menghindarkan diri dari suatu akibat teori yang salah.

Sampai abad ke-13 peraturan gereja merupakan peraturan yang tertinggi, dan

pengambilan bunga uang dilarang keras.

Hilangkan pengaruh gereja.

Kaum reformist yang dipimpin Luther dan Zwingle, dapat memahami bahwa praktek

pembungaan uang adalah merupakan akibat dari kelemahan manusia sendiri.

Keadaan baru ini digambarkan oleh Bacon sebagai berikut :

Keadaanlah yang memaksa manusia memberi dan menerima pinjaman uang, tetapi

karena mereka itu tidak mempunyai perasaan belas kasihan, mereka tidak bersedia

memberikan pinjaman kepada orang lain, apalagi kalau mereka itu tidak memperoleh

hasil apa-apa dari perbuatan itu. Oleh sebab itu pengambilan bunga atas uang yang

dipinjamkan haruslah diizinkan.

9

Page 10: Resume buku teori pembungaan uang

Karena pandangan masyarakat yang seperti itu, nafsu untuk cepat memiliki kekayaan

merajalela dan timbulah hal-hal yang sangat buruk didalam masyarakat.

Tahun 1545, dimasa pemerintahan Henry VIII . pada saat inilah perkataan “ Riba” di

tukar dengan istilah “Bunga”.

Inilah” bunga” ini dikeluarkan untuk memperlunak istilah tindakan manusia yang

berhubungan dengan pinjaman uang.

Teori bunga uang dijaman Merkantilis (1500-1700)

Selama bebrapa abad sifat-sifat manusia yang kejam dan pengaruh waktu didalam

penanaman modal.

Metode kapitalis atau tepatnya lingkaran proses produksi suatu barang membutuhkan

waktu mulai dari pembuatanya sampai dikonsumsinya barang itu. Dalam sistem ini,

waktu, merupakan suatu faktor yang terpenting dalam proses produksi, tanpa mana

produksi massa tidak akan bisa dilaksanakan.

E. Larangan Riba Yang Terdapat Dalam Hadis

Larangan mengenai riba yang terdapat didalam hadis nabi.

Keterangan mengenai riba dapat ditemui dalam tafsir pada ayat-ayat yang berhubungan

dengan riba, tetapi dalam kumpulan hadis, penjelasan-penjelasan mengenai hal ini

biasanya ditemui di bawah judul : Kitabul Buyu dan Babu’r-Riba.

Imam Razi membagi bunga kedalam dua kategori :

1. Riba Nasi-a, berhubungan dengan hutang piutang

Yaitu : pemilik uang memberi pinjaman tertentu atas mana ia memungut bunganya

setiap bulan, sedangkan uang pokok tetap berubah-ubah. Setelah habis masa yang

ditentukan, ia akan menagih piutangnya itu dari sipeminjam.

Jika orang itu tidak sanggup membayar, suatu tambahan tertentu akan ditambahkan

kepada uang pokok sebagai balasan atas diberinya tenggang waktu atas pembayaran

kembali itu. Inilah yang terjadi di zaman jahiliyah.

2. Riba Fadl, berhubungan dengan uang tunai.

Yaitu : penggantian suatu barang dengan barang yang sama, atau yang mirip

denganya.

Didalam hadis hanya riba tunai atau Fadl-lah yang dibicarakan. Diceritakan oleh

Abbada bin Samid bahwa Rasulullah berkata “emas dengan emas, perak dengan

10

Page 11: Resume buku teori pembungaan uang

perak, gandum-dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam,

segala sesuatu dengan benda yang sama denganya dengan ukuran yang sama,

segenggam untuk segenggam. Jika bendanya berlainan jenis jualah sesukamu, jika

segenggam, segenggamlah”.

Diceritakan oleh Abu Said Al Khudari bahwa Rasulullah berkata : janganlah tukar

emas dengan emas kecuali sama beratnya atau tukar suatu barang dengan barang

yang sama tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit, atau tukar perak dengan perak

kecuali sama beratnya, atau jual apa yang ada dengan apa yang sebenanya tidak

ada”

Diceritakan oleh Uthman yang berkata : nabi selamatlah ia, berkata : jangan tukar

satu dinar dengan dua dinar atau satu dirham dengan dua dirham.

Sebetulnya tidaklah mungkin orang menukar perak dengan perak, tetapi biasanya

mata uang suatu negeri ditukar dengan mata uang negeri lain. Walaupun begitu

orang harus membayar komisi atau potongan karena membutuhkan uang negara

lain.

Diceritakan oleh umar (semoga Allah memberkahinya) yang berkata : nabi

bersabda : “mempertukarkan emas dengan emas, gandum dengan gandum, kurma

dengan kurma, jagung dengan jagung adalah riba, kecuali jika pertukaran tersebut

dilakukan dari tangan ke tangan”. (artinya penyerahan dilakukan langsung)

Malik ibn Aws berceritera : “ketika saja ingin menukarkan uang sebanyak 100

dinar (Ashraft).

Riba Fadl maksudnya, jika seseorang menjual segunggungan gandum dan

dipertukarkan dengan dua gunggungan, dan juga untuk benda-benda yang sejenis

dengan gandum.

Ia (Imam Razi) juga mengemukakan hal yang sehubungan dengan ayat :

La takulu Riba lakRiba lak-afan mudha afah

Usaha ilmu Fikih dalam soal bunga uang.

Pembuat undang-undang (yang abadi ) tidak menurunkan ayat yang jelas

mengenai soal ukuran isi untuk barang-barang seperti gandum, jagung, korma dan

garam atau ukuran berat buat benda berat, seperti emas dan perak.

Tidak diizinkan seseorang menukar gandum dengan gandum memakai ukuran

berat, seperti halnya ia mempertukarkan emas dengan emas dengan memakai

ukuran isi, tanpa melupakan bahwa persamaanya dapat dijelaskan.

11

Page 12: Resume buku teori pembungaan uang

Qadi (Nasirudin) Baidawi menulis tentang ayat Ya Aiyuhal lazina amanu, la

takulu riba idh afan mudha afah, bahwa memungut bunga sampai dua kali ataupun

tiga kali lipat berarti kita tidak menambah uang pokoknya dua atau tiga kali, dan

mungkin sekali perkataan Idh afan mudha afah itu dimaksudkan untuk kebiasaan

yang lazim berlak. Karena para pemilik uang ini menagih bunga setelah terlebih

dahulu menentukan jangka waktu pembayaranya, dan kemudian mereka menaikan

jumlah pokok pinjamanitu sesuai tenggang waktu pembayaran yang telah

diberikan.

Imam Buchari mengatakan ketika berbicara mengenai ayat : “Ya Aiyuhal Lazi na

amanu ilaq” bahwa ibnu Abbas berkata ; inilah ayat yang terakhir yang diturunkan

kepada nabi (semoga sejahteralah ia).

Di ceritakan oleh Umar (semoga Allah memberkahinya) yang berkata : ayat-ayat

yang terakhir diwahyukan adalah ayat-ayat yang menyangkut persoalan riba dan

nabi pergi tanpa menerangkanya kepada kita. Oleh sebab itu tinggalkanlah riba

atau apasaja yang sejenis denganya.

Digambarkan dalam Siraj Munir, jika si pemilik mengizinkan orang lain yang

diserahi kekuasaan menikmati buah-buah di alam taman yang berserakan, atau

memeras susu kambing yang diserahkan , tidak ada salahnya jika ia berjaga-jaga

terhadap perbuatan orang yang diserahi kekuasaan itu menggunakan hak yang

diberikan kepadanya secara semena-mena dan melebihi daripada yang semula

dijanjikan.

Kitab suci Al qur’an mengatakan bahwa bunga dilarang, sedang hal tersebut sudah

menjadi klebiasaan di zaman jahiliyah dengan prinsip hutang yang kemudian

menutupi hutang yang terdahulu, karena sipemilik uang akan mengatakan :

“hutang saudara di anggap sudah lunas, bayar saja bunga uangku” Rasulullah juga

melarang bunga ini dan juga berkata : dan bunga uang seperti pada zaman

jahiliyah dinyatakan terlarang.

12