Resume Biografi Presiden Bachrudin Jusuf Habibie Asli

9
RESUME ALASAN PENOLAKAN PIDATO PERTANGGUNGJAWABAN PRESIDEN B.J. HABIBIE DALAM SIDANG PARIPURNA MPR Anggota kelompok : 1. Ade Ragil Purwandari (02) 2. Ahmad Surya Wijaksono (03) 3. Bq. Selvi Ariska Dewi (05) 4. Deviarni Kusumawardani (11) 5. Indah Sri Mulyani Indrawati (19) 6. Ismi Wardani (22) 7. Raden Roro Hening Sri Wulandari (28) 8. Raga Solihantara (29) 9. Selviana (37) SMAN 7 MATARAM

description

Semoga Bermanfaat

Transcript of Resume Biografi Presiden Bachrudin Jusuf Habibie Asli

RESUME ALASAN PENOLAKAN PIDATO PERTANGGUNGJAWABAN PRESIDEN B.J. HABIBIE DALAM SIDANG PARIPURNA MPR

Anggota kelompok :

1. Ade Ragil Purwandari

(02)

2. Ahmad Surya Wijaksono

(03)

3. Bq. Selvi Ariska Dewi

(05)

4. Deviarni Kusumawardani

(11)

5. Indah Sri Mulyani Indrawati

(19)6. Ismi Wardani

(22)7. Raden Roro Hening Sri Wulandari

(28)

8. Raga Solihantara

(29)

9. Selviana

(37)SMAN 7 MATARAM

2013-2014

Judul : Pertanggungjawaban presiden kepada MPR: tradisi yang belum tuntas.

Pengarang : Suparman H.L.

Sumber : Cakrawala : jurnal sosial & humaniora

Penerbit : Akademi Bina Sarana Informatika. Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Kode Panggil : 300.5 Cak

Tahun Terbit Artikel: 2000

Volume : 1

No : 1

Halaman : 1-7

Kata Kunci : ;Presidents;Impeachment;Executive advirosy bodies;Government liability;

Sari : Melalui mekanisme voting, MPR telah menolak pidato pertanggungjawaban Presiden Habibie dalam rapat Paripurna MPR tanggal 20 Oktober 1999 setelah Presiden BJ Habibie menyampaikan pidato pertanggungjawaban pada tanggal 14 Oktober 199 dan jawaban atas pemandangan umum fraksi-fraksi tanggal 17 Oktober 1999. Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia inilah kali kedua MPR menolak pidato pertanggungjawaban presiden setelah Presiden Soekarno menyampaikan pidatonya bertajuk Nawakarsa di depan Sidang Umum MPR pada tanggal 22 Juni 1966. Sebaliknya, selama kekuasaan Orde Baru pidato pertanggungjawaban Presiden Soeharto yang disampaikan pada Sidang Umum MPR Tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998 selalu diterima dengan baik. Perdebatan menarik sehubungan dengan pidato pertanggungjawaban presiden di akhir masa jabatannya ialah kepada MPR yang manakah pidato itu harus disampaikan. Selama ini karena masa jabatan presiden dan anggota MPR tidak sama maka pidato presiden selalu disampaikan kepada MPR baru, bukan majelis yang mengangkat presiden. Namun, tidak menjadi soal bila pidato presiden itu disampaikan kepada MPR yang baru dilantik sebab hubungan presiden dan MPR bersifat kelembagaan, bukan personal. (Pengarang) MPR akhirnya menolak pertanggungjawaban Presiden BJ. Habibie setelah dilakukan voting secara tertutup dengan hasil 355 anggota menolak, menerima pertanggungjawaban 322 anggota, serta 9 abstain dan 4 suara tidak sah.

Resume Biografi Presiden Bachrudin Jusuf HabibieBI-2

Bachrudin Jusuf Habibie (lahir di Parpare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936) adalah Presiden republic Indonesia yang ke-3. Ia menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan Presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada tanggal 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan 7 hari sebagai wakil Presiden, dan 1 tahun 5 bulan sebagai presiden, Habibie Merupakan Wakil Presiden dan juga presiden Indonesia dengan masa terpendek. B.J Habibie menikah dengan Ainun Basari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai 2orang putra, yaitu Ilham Akbar dan Thareq kemal.Pada tahun 1954 Habibie kuliah di Institut Teknologi Bandung dan pada tahun 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialis konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diploma ingineur pada 1960 dan gelar Doktor ingineur pada 1965 dengan predikat summa cumlaude.Habibie pernah bekerja di Massertachmitt-Bolkow-Blohm, sebuah penerbangan yang terpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan Presiden Soeharto.Kemudian ia menjabat sebagai mentri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 Maret 1998. Sebelum menjabat Presiden (21 Mei 1998 20 Oktober 1999), B.J Habibie adalah wakil Presiden (14 Maret 1998 21 Mei 1998) dalam cabinet pembangunan VII di bawah Presiden SoehartoIa diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ), pada masa jabatannya sebaagai mentri.

Hbibie mewarisi kondisi kacau balau pasca pengunduran diri soeharto akibat salah urus di masa orde baru, sehingga manimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegrerasi hamper seluruh wilayah Indonesia. Setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah cabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Motor Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan.Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kooh bagi Indonesia, pada saat into dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, Perubahan UU partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak er Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yodhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bias dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.

Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era reformasi cenderung bersifat negatif, tetapi sejalan dengan perkembangan waktu banyak yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah pandang itu dikemukakan oleh L. Misbah Hidayat dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif pemerintahan tiga Presiden.

Setelah beliau turun dari jabatannya sebagai presiden, ia lebih banyak tinggal di Jerman daripada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Susilo bambang Yudhoyono, ia kembali aktis sebagai penasehat presiden untuk mengawal proses demokratis di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.Disbanding dengan para mantan presiden sebelum era Susilo Bambang Yudhoyono, Habibie memperoleh nama harum dikalangan generasi muda pasca reformasi karena ia mungkin adalah satu-satunya presiden dalam sejarah yang memegang negara yang mengalami disintergrasi parah, birokrasi yang bobrok dan militer yang mentalnya rendah tapi berhasil menyelamatkan negara tersebut dan member fondasi baru yang kokoh bagi penerusnya.

PERTANGGUNGJAWABANNYA DITOLAK, HABIBIE MUNDUR JAKARTA, (SiaR, 19/10/99). Dengan hati yang berdebar-debar, para

penentang Habibie akhirnya gembira setelah hasil voting anggota MPR

mayoritas menolak pidato pertanggungjawaban presiden. Hasil tersebut secara

moral dan etis telah menyingkirkan Habibie dari pencalonannya sebagai presiden.

Penghitungan suara voting tanggapan anggota MPR RI terhadap Pidato

Pertanggungjawaban Presiden Habibie, yang dilakukan Selasa malam (19/10)

tersebut berakhir tepat pukul 00.27 wib Rabu dini hari (20/10). Dari jumlah

690 orang anggota MPR yang hadir, 355 suara menyatakan menolak, 322 suara

menyatakan menerima, 9 suara abstain dan 4 suara dinyatakan tidak sah.

Selesainya penghitungan suara dengan kemenangan kubu penolak

pertanggungjawaban tersebut disambut pekik histeris sejumlah anggota MPR

terutama dari PDI Perjuangan, wartawan dan masyarakat yang hadir di balkon.

Mereka memekikkan Allahu Akbar beberapa kali. Bahkan beberapa pimpinan PDIP

terlihat menangis terharu. Kemenangan penolakan pidato Habibie ini juga

disambut dengan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh anggota MPR maupun

hadirin yang hadir di dalam ruangan Nusantara itu.

Ketegangan menyelimuti ratusan orang yang berada di Gedung MPR dan jutaan

orang yang menonton televisi di seluruh penjuru tanah air, sejak awal

perhitungan suara. Sebab suara yang diumumkan saling susul-menyusul antara

yang menolak dan yang menerima. Bahkan beberapa kali suara yang menerima

pidato pertanggungjawaban sempat mengungguli jauh dari suara yang menolak.

Menurut informasi yang diterima satu jam setelah penutupan sidang paripuran

itu, ditolaknya pidato pertanggungjawaban presiden Habibie tersebut membuat

Partai Golkar tambah berantakan. Semua anggota Fraksi Partai Golkar (FPG)

diminta langsung masuk ke ruang fraksi untuk mengadakan rapat evaluasi guna

menentukan terus atau ditariknya pencalonannya Habibie sebagai presiden.

Dari sejumlah informasi, kubu Habibie yang dimotori Marwah Daud Ibrahim

tetap ngotot untuk tetap mencalonkan Habibie. Namun kubu Marzuki menolaknya

dengan alasan etis dan moral. "Karena pertanggungjawabannya ditolak, secara

etis dan moral, Habibie tak layak jadi calon presiden mendatang," kata salah

seorang fungsionaris FPG.

Sebelum Rapat FPG dimulai, Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung mengatakan bahwa

rapat FPG itu untuk membahas soal capres Golkar. Ia mengatakan Ada dua hal

yang akan dibahas yaitu tetap terus mencapresankan Habibie dan kemungkinan

penyerahan penuh kepada setiap anggota MPR dari FPG untuk memilih presiden.

"Artinya setiap anggota memilih sesuai dengan hati nuraninya

sendiri-sendiri," kata Akbar.

Sementara itu diperoleh kabar, presiden Habibie konon dini hari itu juga

akan memberikan keterangan pers mengenai pengunduran dirinya sebagai calon

presiden. Namun hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi

kebenarannya.

Sejumlah pengamat menuturkan, kuatnya suara menerima pidato

pertanggungjawaban presiden Habibie tersebut merupakan konfigurasi

sebenarnya yang bisa menggambarkan kondisi MPR saat ini. "Itu bisa dibaca,

pertama kekuatan pro status quo masih kuat. Kedua, suara Golkar masih utuh

dan ketiga kekuatan uang sangat berperan," kata sumber SiaR.

Sumber ini juga menyebutkan, bahwa jika Habibe tetap saja maju ke

pencalonan, maka nasib Megawati dan Gus Dur akan terancam. Karena suara 355

yang menolak itu adalah inti dari dukungan terhadap Mega dan Gus Dur.

Sedangkan dukungan ke Habibie masih dari Golkar dan partai poros tengah

dengan jumlah sekitar 322 suara tersebut.***

----------

SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html