Resume Bab 3 Etika, Fraud, Dan Kontrol Internal
-
Upload
muhammad-rusydi-aziz -
Category
Documents
-
view
655 -
download
29
Transcript of Resume Bab 3 Etika, Fraud, Dan Kontrol Internal
SISTEM INFORMASI AKUNTANSIRESUME BAB 3 ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN
INTERNAL
OLEH:Muhammad Rusydi Aziz
125020300111040AKUNTANSI CA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2013
Bagian 1
Etika1.1 Pengertian
Etika berkaitan dengan prinsip-prinsip tingkah laku yang digunakan individu dalam menetapkan pilihan dan mengarahkan perilaku mereka dalam situasi yang melibatkan konsep benar dan salah. Secara lebih spesifik, etika bisnis melibatkan pencarian jawaban untuk dua pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana para manajer memutuskan apa yang benar dalam melakukan bisnis mereka?
2. Ketika para manajer telahn mengetahyu apa yang benar, bagaimana mereka mencapainya?
Isu etika dalam bisnis dapat dibagi ke dalam empat wilayah: kesamaan hak (equity), hak hak, kejujuran, dan pelaksanaan kekuasaan perusahaan.
Kesetaraan Gaji EksekutifNilai yang dapat dibandingkanPenetapan harga produk.
Hak Proses penilaian perusahaanPemeriksaan kesehatan karyawanPrivasi karyawanPelecehan seksualKeanekaragamanPeluang kerja yang setaraPemberitahuan mengenai adanya kecurangan (Whistle-Blowing).
Kejujuran Konflik kepentingan pihak manajemen dan karyawanKeamanan data dan catatan perusahaanIklan yang menyesatkanPraktik bisnis yang meragukan dinegara asingLaporan yang akurat atas kepentingan pemegang saham.
Penggunaan kekuasaan perusahaan Komite aksi politikKeamanan ditempat kerjaKeamanan produk Isu lingkunganDivestasi kepentinganKontribusi politik perusahaanPengecilan ukuran perusahaan dan penutupan pabrik.
1.2 Cara Perusahaan Menyampaikan Isu-Isu Etika
Beberapa perusahaan yang sangat berhasil memiliki pelatihan dan kesadaran etika sejak lama. Berbagai pendekatannya termasuk omitmen yang besar dari pihak manajemen puncak untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis yang dengan jelas menyampaikan harapan pihak manajemen, program untuk mengimplementasikan petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.
1. Peranan pihak manajemen dalam mempertahankan iklim beretika
Para manajer perusahaan harus menciptakan dan mempertahankan atmosfer beretika yang sesuai. Mereka harus membatasi peluang dan godaan untuk melakukan perilaku tidak beretika dalam perusahaan.
2. Perkembangan Etika
Kebanyakan individu mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan keluarganya, pendidikan formalnya, dan pengalaman pribadinya. Teori tahapan perilaku menyatakan bahwa kita semua melalui berbagai tahap evolusi moral sebelum sampai pada tingkat berpikir yang beretika.
3. Membuat keputusan yang beretika
Setiap keputusan etika memiliki risiko dan manfaat sekaligus. Beberapa prinsip beretika yang dapat menjadi petunjuk dalam melakukan tanggung jawab:
a.Proporsionalitas. Manfaat dari sebuah keputusan harus melebihi resikonya. Selain itu, tidak boleh ada keputusan alternatif yang memberikan manfaat sama atau lebih besar dengan resiko lebih sedikit.
b. Keadilan. Manfaat keputusan harus dikontribusikan secara adil ke orang-orang yang menanggung resiko bersama. Mereka yang tidak dapat manfaat tidak seharusnya menaggung resiko.
c.Meminimalkan Resiko. Bahkan jika dianggap dapat diterima oleh berbagai prinsip di atas, keputusan harus diimplementasikan untuk meminimalkxan semua resiko dan menghindari resiko yang tidak perlu.
1.3 Etika Komputer
Penggunaan teknologi dalam bisnis memiliki dampak besar terhadap masyarakat salah satunya kejahatan komputer, kondisi kerja, privasi, dan masih banyak lagi. Beberapa hal yang menjadi masalah dalam etika komputer, yaitu:
1. Sebuah masalah baru atau hanya kecenderungan baru dari masalah lama2. Privasi3. Keamanan4. Hak kepemilikan atas properti5. Equity in Access6. Isu-Isu lingkungan7. Kecerdasan buatan8. Pengangguran dan pergantian9. Penyalahgunaan komputer10. Tanggung jawab kontrol internal
Bagian 2
Fraud dan Akuntan2.1 Pendahuluan
Penipuan (Fraud) merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan untuk membohongi dan membuat pihak lain meyakini fakta tersebut walaupun merugikannya. Berdasarkan hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut ini :
1. Penyajian yang salah. Ada pernyataan yang salah atau tidak diungkapkan suatu fakta.
2. Fakta yang material. Fakta merupakan faktor yang substansial dalam mendorong seseorang untuk bertindak.
3. Niat. Ada niatan untuk menipu atau mengetahui bahwa pernyataan yang dimiliki seseorang adalah salah.
4. Keyakinan yang dapat dijustifikasi. Kesalahan dalam penyajian tersebut merupakan faktor substansial tempat pihak yang dirugikan bergantung.
5. Kerusakan atau kerugian. Kecurangan tersebut telah menyebabkan kerusakan atau kerugian bagi korban penipuan.
Penipuan dalam lingkungan bisnis telah memiliki arti yang lebih khusus, Penipuan adalah pembohongan disengaja, peryalahgunaan aktiva komputer, atau manipulasi atas data keuangan demi keuntungan pelaku penipuan.
2.2 Faktor-Faktor yang Menimbulkan Fraud
Menurut suatu penelitian, mereka yang terlibat dalam perbuatan curang didorong oleh interaksi antara kekuatan-kekuatan dalam kepribadian individu dan lingkungan eksternal. Kekuatan tersebut diklasifikasi ke dalam tifa kategori utama, yaitu:
1. Tekanan situasional2. Kesempatan3. Karakteristik (integritas) pribadi
2.3 Kerugian Karena Adanya Fraud
Biaya yang sesungguhnya dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alasan :
1. Tidak semua penipuan terdeteksi.
2. Dari semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua dilaporkan.
3. Dalam banyak kasus penipuan, hanya dapat dikumpulkan informasi yang tidak lengkap.
4. Informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum.
5. Seringkali perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.
2.4 Pelaku Fraud
Berdasarkan hasil studi CFE tentang karakteristik pelaku Fraud, berikut ini adalah kerugian median:
1. Akibat Penipuan Berdasarkan Posisi Dalam Perusahaan.
Berdasarkan hasil studi, median fraud yang dilakukan oleh pegawai non-manajerial relatif
lebih rendah dari fraud yang dilakukan oleh manajemen dan pihak eksekutif.
2. Akibat Penipuan dan Pengaruh Status Perkawinan.
Berdasarkan hasil studi, mereka yang telah menikah lebih banyak melakukan fraud
3. Akibat Penipuan Berdasarkan Gender.
Berdasarkan hasil studi, median kerugian yang disebabkan oleh pria hampir empat kali
dari yang disebabkan oleh wanita.
4. Akibat Penipuan Berdasarkan Umur.
Berdasarkan hasil studi, pelaku diatas umur 60 tahun melakukan fraud kurang lebih 28 kali lebih
banyak daripada umur 25 tahun.
5. Akibat Penipuan Berdasarkan Pendidikan.
Berdasarkan hasil studi, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula tingkat fraud.
2.5 Skema Fraud
1. Fraudulent Statement
Fraud yang berhubungan dengan fraud manajemen.
2.Korupsi
Korupsi melibatkan seorang eksekutif, manajer atau pegawai dari organisasi dengan berkolusi dengan pihak luar. Bentuk-Bentuknya diantara lain:
a. Penyuapan
Melibatkan pemberian, penawaran, permohonan, atau penerimaan sesuatu yang berharga untuk mempengaruhi seorang petugas dalam melakukan pekerjaannya menutu hukum
b. Persenan iIegal
Melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran, atau permohonan sesuatu yang berharga karena tindakan resmi yang telah dilakukan
c. Konflik kepentingan
Konflik kepentingan muncul ketika seorang pegawai bertindak atas nama kepentingan pihak ketiga sela melakukan pekerjaannya atay atas nama kepentingan sendiri dalam kegiatan yang dilakukannya
3. Penyalahgunaan aktiva
Merupakan skema fraud yang paling umum dengan cara menyalahgunakan aktiva perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Contoh skema fraud yang melibatkan penyalahgunaan aktiva adalah:
a. Pembebanan ke akun biaya
Cara paling umum untuk menutupi ketidakeimbangan adanya fraud adalah dengan pembebanan ke akun biaya
b. Penggelapan
Melibatkan penggunaaan cek pelanggan, yang diterima saat mereka membayar utangnya, untuk menutupi kas yang sebelumnya dicuri oleh seorang pegawai.
c. Fraud transaksi
Melibatkan penghapusan, pengubahan, atau penambahan transaksi yang salah untuk mengalihkan aktiva ke tangan pelaku.
d. Skema fraud komputer
Komputer merupakan aset penting perusahaan baik secara data atau record, software, maupun hardware. Skema fraud komputer dapat berarti pencurian maupun pengubahan data atau record, pencurian harware komputer, dan sebagianya
Bagian 3
Konsep dan Prosedur Kontrol Internal3.1 Pendahuluan
Konsep pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai 4 tujuan umumnya:
1. Menjaga aktiva perusahaan 2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen
3.2 Modifikasi Asumsi
1. Tanggungjawab Manajemen
Konsep ini berkeyakinan bahwa pembentukan dan pemeliharaan suatu sistem kontrol internal merupakan tanggung jawab manajemen
2. Kepastian yang masuk akal
Sistem kontrol internal harus memberikan kepastian yang masuk akal dimana keempat tujuan kontrol internal di atas dapat dipenuhi
3. Metode pemrosesan data
Sistem kontrol internal harus mencapai keempat tujuan di atas tanpa memperhitungkan metode pemrosesan data yang digunakan.
4. Keterbatasan
Setiap sistem kontrol internal memiliki efektivitas yang terbatas.
3.3 Eksposur dan Risiko
Kelemahan dalam pengendalian internal dapat mengekspos perusahaan ke satu atau lebih jenis resiko berikut ini :
1. Penghancuran aktiva (baik aktiva fisik maupun informasi).
2. Pencurian aktiva.
3. Kerusakan informasi atau sistem informasi.
4. Gangguan sistem informasi.
3.4 Metode Kontrol Preventif-Deteksi-Korektif (PDK)
1. Kontrol preventif
Prevensi/Pencegahan adalah garis pertama pertahanan dalam struktur kontrol atau bisa disebut dilakukan sebelum kesalahan terjadi.
2. Kontrol Deteksi
Merupkan garis pertahanan kedua dengan cara mengidentifikasi dan mengekspos peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan.
3. Kontrol Korektif
Tindakan yang diambil untuk membalikkan efek dari kesalahan yang dideteksi di langkah sebelumya dan merupakan garis pertahanan terkahir.
3.5 Auditing dan Standar Auditing
Standar umum Standar kerja lapangan Standar pelaporanAuditor harus memiliki kecakapan teknis yang memadai
Kegiatan audit harus direncanakan dengan baik
Auditor harus menyatrakan dala laporan keuangannya pakah laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi umum yang berlaku
Auditor harus memiliki independensi dalam sikap dan mentalnya
Auditor harus mendapatkan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal
Laporan harus mengidentifikasi berbagai situasi yang tidak memungkinkan diterapkannya prinsip akuntansi yang berlaku umum
Auditor harus menerapkan kehati hatian dalam melakukan audit dan pembuatan pelaporan
Auditor harus mendpat bukti yang memadai dan kuat
Laporan harus mengidentifikasi bagian bagian yang tidak memadai pengungkapan informasinya
Laporam keuangan harus berisi mengenai pendapat auditor secara keseluruhan
3.6 Komponen Kontrol Internal
Kontrol internal seperti yang didefinisikan dalam SAS 78 terdiri atas 5 komponen, yaitu:
1. Lingkungan kontrol
Adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya, menentukan arah perusahaaan, mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan.
2. Penilaian Risiko
Perusahaan harus melakukan penilaian resiko untuk mengiden, menganalisis, dan mengelola berbagai resiko yang berhubungan dengan laporan keuangan.
3. Informasi dan komunikasi
Sistem informasi akuntansi (SIA) terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk mengetahui berbagai informasi tentang transaksi perusahaan yang ada serta mengetahui
berbagai aktiva dan kewajiban yang ada di dalamnya. Kualitas suatu informasi yang dihasilkan oleh sia akan berdampak pada keputusan yang akan dihasilkan oleh manajemen nantinya
4. Pengawasan
Merupakan proses yang dapat digunakan oleh perusahaan agar desain pengendalian internal dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
5. Kegiatan kontrol
Adalah berbagai kebijakan dan program yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk menghadapi risiko organisasi yang diidentifikasi. Kegiatan kontrol terdiri dari:
a. Kontrol Komputerb. Kontrol Fisik