rest
-
Upload
irdian-devi-saputri -
Category
Documents
-
view
39 -
download
1
description
Transcript of rest
Sumber: Atlas of operative dentistry. William W. Howard dan Richard C. Moller.
CV Mosby company. London 1981
RESTORASI / TAMBALAN SEMENTARA
Definisi restorasi sementara
Restorasi sementara adalah tambalan sementara untuk melindungi dan
melaksanankan fungsi gigi sampai tambalan permanennya bisa dimasukkan dan
selesai, bisa juga untuk menenangkan suatu penyakit ( seperti rampant karies )
sampai prosedur restorasi yang pasti dapat dilakukan
Berdasarkan bahannya, restorasi sementara bisa bertahan selama beberapa hari
sampai bulan dan syaratnya adalah murah, mudah diletakkan dan dilepaskan.
Syarat dari restorasi sementara yang baik
1. Ukuran dan bentuk yang tepat, untuk :
a. Kenyamanan pasien
b. Estetis
2. Kontur axial yang tepat :
a. Agar dapat menstimulasi jaringan lain secara natural
b. Dapat dilakukannya self-cleansing dan perawatan sendiri oleh
pasien
c. Menyokong jaringan gingiva di posisi alaminya
3. Warna yang sesuai
4. Apabila preparasinya memanjang sampai ke bawah puncak gingiva, maka
restorasi sementaranya harus berakhir di antara puncak gingiva dan batas
preparasi, agar :
a. Dapat menyokong jaringan lunak dan mencegah food impaction
b. Dapat menyokong jaringan lunak sehingga dapat digunakan
sebagai percobaan untuk restorasi akhir
5. Centric contact harus ada untuk mencegah terjadinya supraeruption dari
gigi yang telah dipreparasi atau gigi antagonisnya
6. Bentuk anatomis permukaan oklusal yang baik harus dibuat agar dapat
melakasanakan mastikasi dari makanan
7. Bebas dari gangguan yang menyimpang demi kenyamanan pasien dan
mencegah dilakukannya pencabutan
8. Harus ada proximal contact, agar :
a. Untuk mencegah drifting (kehilangan dimensi mesiodistal)
b. Mencegah terjadinya impaksi makanan dan kerusakan jaringan
9. Permukaan yang halus dan terpoles penting :
a. Untuk kenyamanan pasien
b. Untuk meminimalisir retensi plak
c. Untuk meminimalisir iritasi jaringan
d. Agar dapat dilakukan self-cleansing
10. Restorasi sementara harus memiliki ketebalan dan kekuatan yang cukup
a. Agar dapat bertahan dari gaya mastikasi normal tanpa terjadi
deformasi atau fraktur
b. Untuk meminimalisir sensitivitas thermal
11. Harus disemen ke gigi, agar :
a. Dapat mencegah iritasi pulpa yang disebabkan karena cairan
jaringan, debris, dan bakteri.
b. Untuk kenyamanan pasien, karena sakit dari iritasi pulpa
12. Batas dari resotrasi kavitas tertutup, agar :
a. Untuk kenyamanan pasien, agar tidak terjadi iritasi jaringan lunak
b. Mencegah rusaknya preparasi
Kategori dari restorasi sementara
Interim restoration adalah restorasi yang digunakan ketika gigi telah
dipreparasi dan pertemuan yang kedua baru akan diletakkan restorasi
tetapnya.
Provisional restoration adalah restorasi yang digunakan sebagai alat bantu
diagnosa ketika dimana jenis restorasi akhir ditentukan oleh respon pasien
terhadap restorasi sementara yang menirukan/mensimulasi bentuk atau
desain dari restorasi akhir yang diharapkan, biasanya restorasi sementara
ini dibuat dari bahan dengan yang lebih murah seperti akrilik, dan harus
mudah dimodifikasi
Intermediate restoration digunakan ketika waktu untuk merawat pasien
tidak banyak dan kenyamanan pasien serta perlindungan terhadap gigi
adalah yang utama.
Interim restoration
Digunakan ketika preparasi untuk restorasi akhir telah selesai dibuat, sehingga
syarat dari interim restoration adalah :
a. Dapat dengan mudah dimasukkan dan dikeluarkan tanpa terjadi kerusakan
pada batas atau bagian dalam dari preparasi
b. Melindungi preparasi kavitas dari kerusakan selama periode interim
Berdasarkan syarat untuk mudah dimasukkan dan dikeluarkan maka bahan yang
digunakan adalah :
a. Berbagai jenis dari restorasi sementara berbahan akrilik untuk preparasi
inlays, crown, dan onlays
b. Material yang lebih lunak digunakan untuk preparasi amalgam dan foil
preparation,yaitu.
a. Gutta-percha
b. Zinc oxide dan eugenol (ZnOE)
c. Aluminum shell ( hanya digunakan apabila cuspnya berkurang atau
tidak ada gigi antagonis)
Restorasi sementara akrilik
Untuk restorasi sementara berbahan akrilik pada elemen gigi yang tersisa disemen
dengan menggunakan quick-setting zinc oxide-eugenol material. Dengan
berbahan dasar akrilik terdapat berbagai macam teknik dalam pembuatan restorasi
sementara ini, dengan tiap teknik menyesuaikan dengan fungsi dari tiap restorasi
sementara ini.
1. alginate impression technique
restorasi sementara berbahan dasar akrilik yang dibuat dengan teknik ini,
cocok untuk:
a. preparasi full crown, onlay, dan inlay
b. tambalan sementara gigi anterior atau posterior (dimana
dibutuhkan sifat estetis)
c. proteksi jangka pendek ataupun panjang
d. digunakan pada satu restorasi maupung banyak
2. celluloid crown form technique
pada teknik digunakan suatu material yang disebut sebagai cellluloid
crown form yang biasanya digunakan untuk merestorasi gigi anterior,
tetapi pada teknik bahan ini digunakan sebagai matriks dari cold cure
acrylic. Teknik ini digunakan pada :
a. individual anterior atau bicuspid crown yang membutuhkan
proteksi sementara
b. kerusakan yang luas atau fraktur yang tidak menganjurkan
penggunaan alginate impression technique
3. polycarbonate crown technique
indikasi penggunaannya sama dengan celluloid crown form technique,
tetapi pada teknik ini polycarbonate form ini menjadi selubung luar dai
acrylic temporary restoration, dengan cara kerjanya sebagai berikut:
a. polycarbonate dipaskan dengan gigi untuk menyesuaikan
bentuknya dengan gigi
b. diisi dengan cold cure acrylic, kemudian diletakkan di gigi
sampai setting, lalu dipindahkan dari gigi.
c. Flashing yang berlebih dihilangkan
d. Dipoles kemudian disemen ke preparasi gigi, untuk proteksi
jangka panjang atau jangka pendek
4. vacuum form technique
teknik ini digunakan untuk membuat restorasi pada lebih dari satu
restorasi, dan berguna untuk perlindungan jangka pendek sampai jangka
panjang, dengan cara kerja sebagai berikut :
a. plastic template diatur untuk menutupi gigi yang butuh
temporary protection
b. gigi disamping mesial dan distalnya bisa juga diikutkan untuk
dijadikan index
c. cold cure acrylic dituangkan
d. cold cure acrylic dimasukkan ke gigi kemudian vacuum,
plastiknya digunakan sebagai matriks bukan sebagai bagian
dari restorasi sementara
e. acrylic yang sudah set, dipaskan kembali di gigi, kemudian di
semen
gutta-percha (gum rubber)
digunakan pada preparasi kecil kelas 1,2,3 atau 5 bukan pada daerah dengan
tekanan oklusi yang berat.
Kerugian dari gutta percha :
a. memisahkan gigi berestorasi dengan gigi lain disekitarnya
b. tidak melapisi dengan baik (sensitivitas pada gigi) harus digunakan
bersama dengan eucalyptol untuk menghasilkan seal yang lebih baik
pada gigi.
Digunakan untuk proteksi jangka pendek
Zinc Oxide Eugenol
Digunakan pada preparasi kecil kelas 1,2,3 atau 5 dan digunakan untuk jangka
pendek. Dapat diperkuat dengan menggunakan cotton fiber.
keuntungan dari zinc oxide eugenol adalah:
a. bisa bersifat sedative bagi gigi
b. bisa menjadi seal yang bagus
kerugian dari zinc oxide adalah :
a. tidak tahan terhadap tekanan oklusi yang besar
Aluminum shell
Biasanya digunakan pada gigi posterior karena bahan ini tidak sewarna dengan
gigi, pada gigi dengan preparasi sebesar tiga perempat crown, full crown,
preparasi onlay, atau preparasi amalgam dimana cuspnya harus direstorasi atau
giginya berada di area oklusi
Dapat digunakan selama satu atau dua minggu.
Aluminum shell harus dibentuk untuk melindungi batas preparasi dan
menyediakan oklusi yang tepat.
Seal dan retensi diberikan oleh cement sementara, antar zinc oxide dan eugenol
atau kalsium hidroksida.
Kerugian yang utama dari material ini adalah rasa besi atau galvanic action yang
disebabkan material metal lainnya di gigi.
Provisional restoration
Yang digunakan pada provisional restoration adalah akrilik yang telah dibuat
sesuai dengan pesanan dan seringnya melibatkan sejumlah restorasi
Provisional restoration biasanya digunakan sebagai alat bantu diagnosis ketika
mengubah :
a. oklusi ( mengurangi atau menambah dimensi vertikal) untuk
menentukan penerimaan pasien
b. ukuran dan bentuk gigi
digunakan juga sebagai alat bantu diagnosis untuk mengevaluasi respon dari
jaringan lunak atau gigi ketika :
a. periodontal surgery akan dilaksanakan atau telah dilaksanakan
b. gigi memiliki prognosis yang dipertanyakan, mengenai:
i. poket yang dalam
ii. mobilitas yang berlebihan
iii. jumlah gigi minimal yang masih ada
keuntungan provisional restoration :
a. dibutuhkan sedikit dana untuk mengetes respon pasien sebelum casting
yang mahal dibuat
b. restorasi sementara yang digunakan dapat diubah-ubah apabila
modifikasi atau koreksi perlu untuk dilakukan
c. restorasi sementara mensimulasi bentuk dari restorasi akhir
d. dapat digunakan untuk restorasi posterior atau pun anterior
e. memiliki kegunaan jangka menengah sampai panjang ( satu sampai
tiga tahun sebelum dibuat kembali)
f. gigi dipersiapkan sesuai bentuk kavitas yang diinginkan
pembuatan provisional restoration adalah :
1. diagnostic models (study cast) dipasang pada artikulator
2. gigi dipersiapkan pada diagnostic model
3. diagnostic wax up telah selesai
4. dibuat cetakan alginat dari diagnostic wax up agar didapatkan diagnostic
stone cast dari wax up
5. cetakan alginat dapat langsung dipergunakan untuk membuat restorasi
sementara atau vacuum-form plastic shell dapat dibuat pada diagnostic
stone cast
6. restorasi sementara dibuat dari vacuum-form dengan cold cure acrylic
Intermediate restoration
Restorasi seperti ini digunakan ketika gigi telah rusak atau pecah karena karies
atau trauma. Dapat digunakan dalam jangka waktu menengah dan tidak
diperlukan preparasi yang tetap, hanya daerah yang terinfeksi dihilangkan
kemudian obatnya diletakkan, undercut yang menguatkan dan pin dibuat.
Indikasi dari intermediate restoration adalah:
1. apabila terjadi rampant caries atau kesehatan gingiva yang
memprihatinkan (kontrol penyakit)
2. dimana prognosis pulpa dan periodontal dipertanyakan (ditunggu hingga
hasil yang jelas keluar)
3. sebagai program perawatan:
a. ketika pasien tidak mampu membiayai perawatan
b. ketika sikap pasien bermasalah ( tidak peduli terhadap keadaan
giginya dan hanya menginginkan gigi tiruan)
4. untuk kenyamanan pasien (samoai restorasi yang permanen dapat dibuat)-
dimana waktu yang menjadi faktor utama, yaitu ketika pasien datang
berobat dalam keadaan darurat.
5. Ketika sifat estetis menjadi kritikal (yaitu, fraktur pada gigi anterior
dimana komposit resin digunakan sebagai restorasi sementara dan crown
dibutuhkan)
6. Sebagai pembangun dari gigi yang rusak yang aka menggunakan crown
nantinya, dengan menggunakan pin amalagam dan pin komposit.
Sumber :
1. preservation and restoration of tooth structure: second edition. Graham J.
Mount dan W.R. Hume. Knowledge books and software. China: 2005.
RESTORASI UNTUK KARIES SITE 1
1. Restorasi karies site 1- size 0
Pada karies kelas ini tidak perlu dilakukan tindakan restorasi. Yang perlu
dilakukan adalah fissure yang dicurigai tersebut harus dilakukan
pengamatan dan kelak harus di berikan fissure sealant. Fissure sealant
yang diberikan ini bukan merupakan suatu tindakan restorasi melainkan
dilakukan sebagai tindakan preventif untuk mencegah terjadinya karies
pada pit dan fissure yang dalam tersebut.
2. Restorasi karies site 1- size 1
Pada karies kelas ini, perlu diberikan tindakan pada karies yang terjadi di
dalam fissurenya. Perawatan yang diberikan adalah restorasi dengan
kombinasi berupa peletakan fissure sealant di area fissure yang lain untuk
mencegah berkembangnya karies aktif.
Bahan yang digunakan untuk fissure sealant adalah:
Resin sealant
Cara penggunaan :
Mengalirkan resin ke dalam fissure agar dapat mencegah
penumpukan bakteri dan plak. Sebelum dialirkan resin, permukaan
enamel dari fissure harus dietsa terlebih dahulu agar dapat
diperoleh retensi mekanis dari resin.
Kelemahan resin :
o ikatan resin lemah dengan dinding fissure karena dinding
fissure mengandung amorphous layer
o sebelum diletakkan sealant permukaan oklusal terlebih
dahulu harus dibersihkan. Namun dengan tindakan
pembersihan tersbut hanya akan menambah debris yang
terperangkap pada bukaan menuju fissure
o tidak dapat masuk ke fissure yang luasnya kurang dari 200
m
o resin tidak memiliki kandungan anti bakterial sehingga bisa
muncul kemungkinan terjadinya inisiasi karies.\
Glass ionomer sealant
Dapat bereaksi dengan semua permukaan enamel baik itu normal
maupun amorphous, dan juga dapat melakukan pertukaran ion
dengan enamel namun tetap tidak bisa masuk apabila luas fissure
kurang dari 200m.
Cara mempersiapakan glass ionomer sealant adalah dengan
mengconditioningkan permukaan gigi dengan 10% polyacrilic
selama 10 detik, kemudian dibilas dengan air.
Tujuan diberikannya kondisioner adalah untuk membersihkan plak
dan pellicle serta mengurangi energi permukaan dari enamel
sehingga GIC dapat beradaptasi dan menghasilkan adhesi yang
bagus.
Preparasi pada fissure :
Membersihkan fissure tersebut. Pembersihan fissure dapat
dilakukan dengan :
o Diamond stone yang sangat halus dan meruncing
o Small tungsten carbide bur
o Laser/air abrasion
Cara peletakan fissure sealant :
o Fast setting high strength tipe II.2 dicampur dengan
perbandingan powder/liquid yang besar.
o Dialirkan ke dalam fissure
o Pada ujung jari, berikan sedikit lubrikasi. Tekan cement
agar dapat berpentrasi secara maksimum
3. Restorasi karies site 1- size 2
Pada karies kelas ini perlu dilakukan tindakan restorasi dengan preparasi :
a. Menghilangkan restorasi lama menggunakan tungsten carbide
bur dengan ultra high speed (hati-hati jangan sampai memperluas
kavitas terlalu luas, jauh dari yang dibutuhkan)
b. Memeriksa restorasi lama menggunakan tappered atau parallel
sided diamond cylinder, dengan spray udara/ spray air
c. Menghilangkan karies yang tersisa dari dinding kavitas
menggunakan small round bur
d. Enamel pada permukaan oklusal harus dipertahankan. Enamel
tersebut harus dan tidak terdapat microcrcak sehingga dapat
diciptakan margin, yang nantinya margin tersebut akan disokong
oleh glass ionomer.
Tindakan restorasi :
a. Gunakan cement yang paling kuat, yaitu auto cure cement dengan
rasio powder dan liquid yang tinggi . diaduk kemudian diletakkan
dalam kavitas dengan menggunakan syringe sebelumnya
permukaan kavitas diberikan kondisioner dulu.
b. Dalam peletakkan glass ionomer tidak diperlukan sublining
c. Setelah setting glass ionomer tersebut kemudian bisa dipotong
untuk menyisakan tempat bagi resin komposit sebanyak 2-3 mm
d. Bersihkan enamel margin, dipoles dan dibevel apabila diperlukan
e. Etsa enamel dan semen selama 15 detik
f. Cuci bersih lalu keringkan tapi jangn kering sekali
g. Aplikasikan unfilled resin enamel bonding agent diikuti dengan
peletakan secara incremental dari resin komposit.
h. Light curing, setelah setting sesuaikan kontur oklusi dan poles
sesuai dengan ketentuan
4. Restorasi karies site 1 – size 3
Preparasi untuk menggantikan restorasi yang lama :
a. Menghilangkan sisa restorasi yang lama menggunakan tungsten
carbide bur digunakan pada ultra high speed
b. Membuka enamel, untuk mengetahui seberapa jauh restorasinya
menggunakan small diamond cylinder
c. Menghilangkan semua jaringan infected dentin pada dinding
kavitas , tapi jangan sampai menghilangkan jaringan affected
dentin dari dasar kavitas agar tidak terjadi pulp exposure
menggunakan small round burs
Preparasi untuk kavitas yang baru karena aktif karies adalah( dengan
teknik indirect pulp capping) :
a. Membuka kavitas dengan small diamond cylinder (agar dapat
diperoleh akses ke infected dentin)
b. Bersihkan dinding sekitar kavitas dari infected dentin, tapi tetap
tinggalkan affected dentin menggunakan round bur dengan
ukuran yang sesuai
c. Seal kavitas menggunakan glass ionomer selama 3 minggu
d. Dilakukan perkiraan kembali desain kavitas untuk restorasi final.
e. Cusp dibevel ke arah luar, tidak peduli apa jenis material
restorativenya untuk mengurangi lateral occlusal load
Restorasi ;
Untuk kavitas besar sebaiknya menggunakan amalgam karena :
o Mudah digunakan
o Mudah dibentuk permukaan oklusalnya
o Wear factor amalgam sama dengan struktur gigi
o Ketahanan superior terhadap flexure, dapat memperkuat struktur
gigi yang lemah, terutama crownnya.
Jika menggunakan amalgam sebagai materila restorasi, sebelumnya harus
diletakkan lining dari glass-ionomer pada dasar kavitas dengan ketebalan
0,5 mm .
Kemudian, bisa juga menggunakan resin/glass-ionomer atau amalgam
bond agar dapat terjadi adhesi antara amalgam dengan struktur gigi yang
tersisa.
Sebenarnya struktur gigi yang tersisa tidak mampu menahan tekanan dari
setting contraction. Tapi mungkin saja digunakan resin tetapi dengan
laminating techinque diatas lapisan glass ionomer.
Setelah peletakan material restorasi perhatikan gigi antagonis, dan ubahlah
panjang dari cusp antagonis untuk meminimalisir perbedaan kedalaman
dari intercuspsation diantara dua gigi
5. Restorasi karies site 1 – size 4
Preparasi :
a. Penghilang restorai lama dengan tungsten carbide bur untuk
menghilangkan infected dentine
b. Gunakan diamond cylinder dengan kecepata intermediate agar daat
masuk ke enamel
c. Round bur untuk menghilangkan infected dentin
d. Tetap sisakan affeceted dentin di lantai kavitas.
Restorasi :
Kalau bahan yang digunakan adalah amalgam :
a. Buat interlock dengan struktur gigi yang tersisa menggunakan
ditches dan groove yang terdapat di area gingival
b. Menggunakan lining yang terbuat dari glass ionomer
c. Digunakan juga matriks untuk mengkompesasi dinding enamel
yang hilang
d. Membangun kontur oklusal kemudian sesuaikan dengan cusp
pada gigi antagomis.