Responsi Oe

download Responsi Oe

of 22

Transcript of Responsi Oe

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Otitis eksterna adalah penyakit yang dapat diderita oleh semua orang dan

    berbagai usia. Otitis eksterna biasanya ditunjukkan dengan adanya infeksi bakteri

    pada kulit liang telinga tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi jamur. Meskipun

    demikian Otitis eksterna jarang menyebabkan komplikasi yang serius. Infeksi ini

    ditandai dengan rasa nyeri yang hebat (Waitzman, 2004).

    Otitis eksterna juga sering dihubungkan dengan adanya proses dematologi

    lokal atau non infeksius. Gejala-gejala yang khas pada otitis externa adalah rasa

    tidak nyaman pada liang telinga yang ditandai dengan eritema dan discharge yang

    bervariasi (Sander, 2001).

    Istilah otitis eksterna telah lama dipakai untuk menjelaskan sejumlah

    kondisi. Spektrum infeksi dan radang mencakup bentuk-bentuk akut atau kronis.

    Dalam hal infeksi perlu dipertimbangkan agen bakteri, jamur dan virus. Radang

    non-infeksi termasuk pula dermatosis, beberapa diantaranya merupakan kondisis

    primer yang langsung menyerang liang telinga. Shapiro telah menegaskan bahwa

    perbedaan antara otitis eksterna yang berasal dari dermatosis dengan otitis

    eksterna akibat infeksi tidak selalu jelas. Suatu dermatosis dapat menjadi

    terinfeksi setelah beberapa waktu, sementara pada infeksi kulit dapat terjadi reaksi

    ekzematosa terhadap organisme penyebab. Sekali lagi, anamnesis dan

    pemeriksaan yang cermat seringkali akan memberi petunjuk kearah kondisi

    primernya (Boies, 1997).

    Di Amerika Serikat, otitis eksterna merupakan penyakit yang sering terjadi

    di semua negara bagian. Infeksi dapat disebabkan oleh kondisi yang panas danlembab. Otitis eksterna dapat menyerang semua ras manusia dan mempunyai

    perbandingan yang sama antara perempuan dan laki-laki serta dapat dialami oleh

    berbagai usia (Waitzman, 2004).

    Di Amerika Serikat sekitar 98% otitis eksterna disebabkan alehP.

    aeruginosa. Kasus sisanya mungkin disebabkan olehProteus vulgaris,

    Escherichia coli, S. aureus dan jamur seperti Candida albicans, Aspergillus

    sp danMucor sp. Pada kasus Otitis eksterna bakterialis, kulit liang telinga

    1

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    2/22

    berwarna merah dan biasanya edamatosa kadang-kadang sampai tingkat yang

    menyumbat total liang tersebut (Cody, 1997).

    Infeksi dan radang liang telinga merupakan suatu masalah THT yang

    paling serius. Pasien dengan gangguan aurikula atau liang telinga sering kali

    datang dengan keluhan otalgia, gatal, pembengkakan, perdarahan dan perasaan

    tersumbat. Pemeriksaan daerah telinga dan sekitarnya dengan cermat biasanya

    dapat mengungkapkan masalah yang spesifik. Namun perlu ditekankan

    pemeriksaan THT lainnya. Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam riwayat pasien

    antara lain : riwayat infeksi telinga luar, berenang, gangguan kulit, alergi, trauma

    dan pemakaian perhiasan telinga khususnya yang mengandung nikel (Boies,

    1997).

    2

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    3/22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 ANATOMI-FISIOLOGI TELINGA LUAR

    Gambar 1. Anatomi telinga

    Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran

    timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga

    berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar

    sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya

    kira-kira 2,5 3 cm ( Soetirto dkk, 2001).

    Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kalenjar

    serumen (modifikasi kalenjar keringat = kalenjar serumen) dan rambut. Kalenjar

    keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam

    hanya sedikit dijumpai serumen (Soetirto dkk, 2001).

    Telinga luar termasuk aurikula atau pinna dan liang telinga. Telinga luar

    berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-

    struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang

    3

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    4/22

    telinga yang melengkung atau seperti spiral maka telinga luar mampu melindungi

    membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal (Boies, 1997).

    Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari bibir depan konka

    hingga membrana timpani. Bagian tersempit dari liang telinga adalah dekat

    perbatasan tulang dan tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian

    kartilaginosa dari liang telinga yang dapat bergerak. Jika menggunakan otoskop,

    aurikula biasanya harus ditarik ke posterolateral untuk dapat melihat bagian tulang

    dan membran timpani. Bersama dengan lapisan luar membran timpani, liang

    telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel yang dapat merangkap

    kelembaban sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu

    (Boies, 1997).

    Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian

    tulang, selain itu juga mangandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi

    antar individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang

    telinga. Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-

    satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa

    adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka dan tiap

    pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi

    (Boies, 1997).

    Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar adalah

    pembentukan serumen. Sebagian struktur kalenjar terletak pada bagian

    kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum ikut pula berperan dalam

    pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak air pada

    dinding kanalis ini. pH gabungan pada bagian ini adalah sekitar 6, suatu faktor

    tambahan yang berfungsi mencegah infeksi lagipula migrasi sel-sel epitel yangterlepas membentuk suatu mekanisme pembersihan sendiri dari membran timpani

    kearah luar (Boies, 1997).

    Struktur yang unik dari canalis auditoris eksterna memudahkan terjadi

    otitis eksterna. Canalis auditoris eksterna lembab, hangat dan gelap, hal ini

    merupakan lingkungan yang bagus untuk perkembangan jamur dan bakteri. Kulit

    sangat tipis dan miskin jaringan lunak subkutis sehingga akan terjadi penekanan

    langsung pada perikondrium. Canalis auditoris externa mempunyai pertahanan

    4

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    5/22

    yang spesifik. Serumen berubah menjadi asam yang mengandung lisozim dan

    substansi lain yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu

    juga adanya epitelial yang unik juga dapat memberikan perlindungan pada kanalis

    auditoris eksterna. Ketika pertahanan itu terganggu atau rusuk maka dapat

    menyebabkan otitis eksterna (Sander, 2001).

    2.2 DEFINISI

    Otitis eksterna adalah inflamasi atau radang pada canalis auditoris eksterna

    yang dapat mengenai pinna, jaringan lunak periaurikula dan dapat juga mengenai

    tulang temporal (Carr, 1998). Otitis eksterna juga dapat diartikan sebagai radang

    liang telinga akut dan kronis yang dapat disebabkan oleh bakteri. Di klinik sukar

    sekali dibedakan peradangan yang disebabkan oleh penyebab lain seperti jamur,

    alergi atau virus karena sering kali timbul bersama-sama (Sosialisman dan Helmi,

    2001).

    2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

    2.3.1 Etiologi

    Otitis eksterna sering dijumpai. Terdiri dari inflamasi, iritasi atau

    infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air,

    trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang

    dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna

    (swimmers ear).

    Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga.

    Alergen yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin,

    framycetyn, gentamicin, polimixin, dan anti histamin. Sensitifitas potenlainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas

    dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga.

    2.3.2 Faktor Risiko

    Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan

    cotton buds, ujung jari atau alat lainnya

    5

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    6/22

    Kelembaban merupakan foktor yang penting untuk

    terjadinya otitis eksterna.

    Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi

    kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri

    Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan

    pewarna rambut yang bisa membuat iritasi dan mematahkan kulit

    rapuh, yang memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk

    kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis di mana kulit

    terkelupas atau pecah, dan tidak bertindak sebagai penghalang atau

    pelindung dari kuman atau jamur

    kanal telinga sempit

    infeksi telinga tengah

    diabetes.

    2.4 PATOFISIOLOGI

    Otitis eksterna adalah penyakit yang sering diderita oleh semua orang. Otitis

    eksterna seringkali ditunjukkan adanya infeksi bakteri akut dari kulit canalis

    auricularis tapi juga dapat disebabkan adanya infeksi jamur. Adanya lekukan pada

    liang telinga dan adanya kelembaban dapat menyebabkan laserasi dari kulit dan

    merupakan media yang bagus untuk pertumbuhan bakteri. Hal ini sering terjadi

    setelah berenang dan mandi. Otitis eksterna ini sering terjadi jika suasana panas

    dan lembab (Waitzman, 2004).

    Faktor lain yang dapat menyebabkan otitis eksterna adalah adanya trauma

    pada liang telinga yang diikuti invasi bakteri kedalam kulit yang rusak trauma ini

    sering terjadi akibat dari pembersihan liang teling dengan cotton bud ataupun alat

    lain yang dimasukkan ke dalam telinga. Selain itu masuknya air atau bahan iritan

    atau hair spray atau cat rambut dapat menyebabkan otitis eksterna (Anonim,

    2003).

    Sebagai akibatnya terjadi respon inflamasi, edema dan pembengkakan liang

    telinga yang akan menyebabkan visualisasi menbran timpani terganggu. Eksudat

    dan pus dapat terproduksi di liang telinga. Pada keadaan yang berat, infeksi dapat

    meluas pada wajah dan leher. Kuman pathogen yang sering kali menyebabkan

    6

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    7/22

    otitis eksterna adalahPseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan

    bakteri gram negatif lainnya. Meskipun demikian, jamur seperti Candida atau

    Aspergilus sp dapat menyebabkan otitis eksterna (Waitzman, 2004).

    Hal ini terjadi karena adanya penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen

    yang menumpuk didaerah dekat gendang telinaga menyembabkan penimbunan air

    yang masuk ke liang telinga ketika mandi atau berenang sehingga kulit pada liang

    telinga basah dan lembut (Anonim, 2003)

    Otitis eksterna maligna merupakan komplikasi dari otitis eksterna yang

    terjadi pada pasien yang mengalami imunocompresi atau pasien yang

    mendapatkan radioterapi pada tulang kepala. Pada kondisi ini bakteri akan

    meninvasi jaringan lunak yang dalam dan menyebabkan oeteomielitis pada os

    temporal (Waitzman, 2004).

    2.5 MANIFESTASI KLINIK

    Pasien dengan otitis eksterna biasanya mengeluh adanya nyeri telinga

    (otalgia) dari yang sedang sampai berat, berkurangnya atau hilangnya

    pendengaran, tinnitus atau dengung, demam, discharge yang keluar dari telinga,

    gatal-gatal (khususnya pada infeksi jamur atau otitis eksterna kronik), rasa nyeri

    yang sangat berat (biasanya pada pasien yang imunocompopromais, diabetes,

    otitis eksterna maligna). Selain itu juga ditemukan adanya tanda nyeri tekan pada

    tragus (Waitzmann, 2004).

    Pada keadaan yang berat, penderita sering mengeluh sakit pada saat

    mengunyah atau membuka mulut (Sander, 2001).

    2.6 KLASIFIKASI2.6.1 Otitis Eksterna Akut

    Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna

    sirkumskripta dan otitis eksterna difus.

    Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul)

    Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa

    kulit seperti folikel rambut, kalenjar sebasea dan kalenjar serumen maka di

    tempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk

    7

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    8/22

    furunkel. Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus

    aureus atau Staphylococcus albus(Sosialisman dan Helmi, 2001).

    Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar

    bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung

    jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan

    perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu membuka

    mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan

    pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga

    (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    Terapinya tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi

    abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal

    diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau

    bacitrasin atau antiseptic (asam asetat 2-5% dalam alcohol 2%). Kalau

    dinding furunkel tebal, dilakukan incise kemudian dipasang drain untuk

    mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan obat simtomatik

    seperti analgetik dan obat penenang (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    Otitis Eksterna Difus

    Biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak

    kulit liang telinga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema

    dengan tidak jelas batasnya serta terdapat furunkel. Otitis eksterna difus

    dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis (Sosialisman

    dan Helmi, 2001).

    Gejalanya sama dengan otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-

    kadang terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir(musin) seperti sekret yang ke luar dari cavum timpani pada otitis media.

    Pengobatannya ialah dengan memasukkan tampon tampon yang

    mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik

    antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan

    antibiotika sistemik (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    8

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    9/22

    2.6.2 Otomitosis

    Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang

    tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-

    kadang ditemukan juga kandida albicans atau jamur lain. Gejalanya

    biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga tetapi sering

    pula tanpa keluhan (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan

    asam asetat 2-5% dalam alcohol yang diteteskan ke liang telinga. Kadang-

    kadang diperlukan obat antijamur sebagai salep yang diberikan secara

    topical (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    2.6.3 Infeksi Kronis Liang Telinga

    Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati dengan baik,

    trauma berulang, adanya benda asing, penggunaan cetakan (mould) pada

    alat Bantu dengar (hearing aid) dapat menyebabkan radang kronis.

    Akibatnya terjadi penyempitan liang telinga oleh pembentukan jaringan

    parut atau sikatriks. Pengobatannya memerlukan operasi rekonstruksi liang

    telinga (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    2.6.4 Keratosis Obliteran dan Kolesteatoma Externa

    Keratosis obliterans adalah kelainan yang jarang terjadi. Biasanya

    secara kebetulan ditemukan pada pasien dengan rasa penuh di telinga.

    Penyakit ini ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis di liang

    telinga sehingga membentuk gumpalan dan menimbulkan rasa penuh serta

    kurang dengar. Bila tidak ditanggulangi dengan baik akan terjadi erosikulit dan bagian tulang liang telinga yang sering disebut sebagai

    kolesteatoma yang disertai dengan rasa nyeri yang hebat akibat

    peradangan setempat. Etiologinya belum diketahui, sering terjadi pada

    pasien dengan kelainan paru kronik seperti bronkiektasis juga pada pasien

    sinusitis (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    Pemberian obat tetes telinga campuran alkohol atau gliserin dalam

    peroksida 3% selama 3 kali seminggu merupakan pengobatan dari

    9

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    10/22

    penyakit ini. Pada pasien yang telah mengalami erosi dilakukan tindakan

    bedah (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    2.6.5 Otitis Externa Maligna

    Otitis eksterna maligna merupakan tipe dari infeksi akut yang difus

    yang biasanya terjadi pada penderita penyakit diabetes mellitus. Radang

    dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya

    sehingga dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, oeteitis, dan

    osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran tulang temporal. Gejalanya

    rasa gatal yang diikuti nyeri yang hebat dan sekret yang banyak serta

    pembengkakkan liang telinga (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    Saraf fasial dapat terkena sehingga dapat menimbulkan paresis atau

    paralysis facial. Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda yaitu dengan

    pemberian antibiotic dosis tinggi yang dikombinasi dengan amino

    glikosid. Disamping obat-obatan, juga diperlukan tindakan debrideman

    (Sosialisman dan Helmi, 2001).

    2.7 DIAGNOSIS

    Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari

    anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi:

    2.7.1 Anamnesis

    Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:

    Otalgia

    Rasa penuh ditelinga

    Gatal

    Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi

    dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk)

    penurunan pendengaran

    tinnitus

    Demam (jarang)

    Gejala bilateral (jarang)

    10

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    11/22

    -Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa

    rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti

    terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit

    sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan

    gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat

    peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari

    liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan

    perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang

    mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3

    luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga

    sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit

    dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang

    hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.7

    -Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal

    dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan

    nyeri tekan daun telinga.

    -Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu

    rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan

    penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda

    permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.7

    -Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis

    eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan

    kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen

    kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,

    rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telingabisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.5,7

    2.7.2 Pemeriksaan Fisik

    Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:

    Nyeri tekan tragus

    Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal

    Discharge purulen

    11

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    12/22

    Eczema dari daun telinga

    Adenopati Periauricular dan servikal

    Demam (jarang)

    Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak

    sekitarnya, termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam

    tulang mastoid, sendi temporomandibular, dan dasar tengkorak, dalam hal saraf

    kranial VII (wajah), IX (glossopharingeus), X (vagus), XI (aksesori), atau XII

    (hypoglossal) dapat terpengaruh.

    2.8 DIAGNOSIS BANDING

    1. Otitis Media akut

    2. Otitis eksterna nekrotik

    3. Otitis eksterna bullosa

    4. Furunkulosis dan karbunkulosis

    2.9 PENATALAKSANAAN

    Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit,pembuangan debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal

    untuk mengontrol edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.

    Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius

    eksternal dengan irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau

    kapas di bawah visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan

    efektivitas dari obat topikal.

    Memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang

    telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang

    meradang.

    Pemberian obat tetes antibiotika sebagai obat topikal di tempat

    yang meradang.

    Obat antibiotika sistemik terkadang dibutuhkan, terutama

    digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes, adenopati,

    atau pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di luar saluran telinga.

    12

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    13/22

    Untuk menghilangkan rasa nyeri dapat diberikan analgesik seperti

    Metampiron 500 mg, atau Asam mefenamat 250 mg-500 mg setiap 8 jam.

    Pada infeksi jamur dapat digunakan tetes telinga yang mengandung

    Nistatin, atau larutan asam salisilat 1% dalam alkohol. (Jangan digunakan

    pada perforasi membran timpani ). Tetes telinga diberikan 3 kali sehari,

    selama satu minggu.

    Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya

    perforasi, persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan

    atau tanpa steroid).

    Dalam kasus otitis kronis, tidak menular, resisten terhadap terapi,

    krim tacrolimus 0,1% (melalui kasa yang diganti setiap saat hingga hari

    ketiga) mengakibatkan tingginya tingkat resolusi setelah 9-12 hari terapi.

    Gambar 2. Skema terapi otitis eksterna

    2.10 PROGNOSIS

    Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor

    pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika

    kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes

    13

    OTITIS EKSTERNA

    Pertimbangkan mengambil

    sampel

    Rujuk ke THT jika:

    Terapi gagal

    Gejala dan tanda yang berat

    Kemungkinan adanya otitis eksternal necrotizing

    TERAPI

    Edukasi+ analgetika+ tetes

    telinga topical+/-

    menghilangkan debris

    Evaluasi secara rutin

    dalam 5-7 hari jika

    imunocompromized

    atau diabetes, gejalamemburuk, gejala

    tidak hilang dalam 1

    minggu

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    14/22

    yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor

    pencetus dengan baik.

    14

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    15/22

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PENDERITA

    Nama : KSA

    Umur : 48 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Hindu

    Pendidikan : SMA

    Alamat : Paksebali, Klungkung

    Pemeriksaan : 14 Januari 2013

    ANAMNESIS

    Keluhan Utama : Nyeri pada telinga kanan

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    Pasien datang sendiri dalam keadaan sadar, mengeluh telinga kanannya

    nyeri sejak satu hari sebelum datang ke Poliklinik RSUD Klungkung. Nyeri

    dirasakan setelah pasien mengorek-ngorek telinganya. Pasien mengatakan

    awalnya telinganya terasa seperti ngembeng setelah kemasukan air laut saat

    mandi di pantai sehari sebelumnya. Pasien kemudian disarankan oleh anaknya

    untuk memasukkan air lagi pada telinga tersebut, tetapi air laut tersebut

    dirasakan tidak keluar sehingga pasien berusaha mengeluarkannya dengan

    mengorek-ngorek telinga dan setelah itu telinga pasien mulai terasa gatal dan

    nyeri. Pendengaran pasien dikatakan tidak mengalami gangguan, hanya terasatidak nyaman pada telinganya. Keluhan pilek tidak ada, sakit tenggorokan

    tidak ada, demam tidak ada. Gangguan suara, sesak nafas, jantung berdebar-

    debar, serta nyeri persendian tidak ada.

    Riwayat Penyakit Sebelumnya :

    Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

    15

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    16/22

    Riwayat Pengobatan:

    Pasien belum mendapat pengobatan untuk keluhannya saat ini.

    Riwayat Penyakit yang Sama dalam Keluarga :

    Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit yang sama seperti yang

    dialami pasien.

    Riwayat Sosial dan Lingkungan :

    Lingkungan tempat tinggal pasien dikatakan cukup bersih. Penderita

    mempunyai kebiasaan mengorek-ngorek telinga menggunakan cotton buds

    jika sedikit saja merasa gatal. Pasien memiliki sosial ekonomi yang cukup.

    PEMERIKSAAN FISIK

    Vital Sign

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tekanan darah : 120/80 mmHg

    Nadi : 80x/menit

    Respirasi : 18x/menit

    Temperatur : 36,7C

    Berat badan : 62 kg

    Status General :

    Kepala : Normocephali

    Muka : Simetris, parese nervus fasialis -/Mata : Anemis -/-, ikterus -/-

    THT : Sesuai status lokalis

    Leher : Kaku kuduk (-)

    Pembesaran kelenjar limfe -/-

    Pembesaran kelenjar parotis -/-

    Kelenjar tiroid (-)

    Thorak : Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur

    16

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    17/22

    Po : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wh -/-

    Abdomen : Distensi (-), BU (+) N, hepar/lien tidak teraba

    Ekstremitas : dalam batas normal

    Status lokalis THT :

    Telinga Kanan Kiri

    Daun Telinga

    Liang Telinga

    Discharge

    Membran TimpaniTumor

    Mastoid

    Tes pendengaran

    -Suara bisik

    -Weber

    -Rinne

    -Schwabach

    Tes alat

    keseimbangan

    N, nyeri tekan tragus (+)

    Sedikit bengkak,

    Hiperemis

    Serumen (+)

    Intak-

    N

    N

    Tidak ada lateralisasi

    +

    N

    Tidak dilakukan

    N

    Lapang

    -

    Intak-

    N

    N

    Tidak ada lateralisasi

    +

    N

    Tidak dilakukan

    Hidung Kanan Kiri

    Hidung luar

    Cavum nasi

    Septum

    DischargeMukosa

    Tumor

    Concha

    Sinus

    Choana

    N

    Lapang

    Deviasi (-)

    Tidak adaN

    -

    N

    Nyeri tekan (-)

    N

    N

    Lapang

    Deviasi (-)

    Tidak adaN

    -

    N

    Nyeri tekan (-)

    N

    Tenggorokan

    17

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    18/22

    Dispneu

    Sianosis

    Mukosa

    Dinding belakang faring

    Suara

    -

    -

    N

    N

    Tidak ada kelainan

    Tonsil Kanan Kiri

    Pembesaran

    Hiperemis

    Permukaan mukosa

    Kripte

    Detritus

    Fiksasi

    T1

    -

    Rata

    Tidak melebar

    -

    -

    T1

    -

    Rata

    Tidak melebar

    -

    -

    RESUME

    Penderita seorang laki-laki, berumur 48 tahun, Hindu, Bali, datang dengan

    keluhan nyeri dan rasa tidak nyaman pada telinga kanan sejak 1 hari sebelum

    pemeriksaan, muncul setelah pasien mengorek-ngorek telinganya karena

    sebelumnya telinga pasien terasa ngembeng setelah kemasukan air laut.

    Pasien memiliki kebiasaan selalu mengorek-ngorek telinganya jika sedikit saja

    terasa gatal. Pemeriksaan fisik THT pada telinga kanan didapatkan nyeri tekan

    tragus, liang telinga sedikit bengkak dan hiperemi, serumen (+).

    DIAGNOSIS

    Otitis Ekterna Difusa Dekstra

    PENATALAKSANAAN

    - Pembersihan liang telinga

    - Tampon dengan Sufratul selama 3 hari

    - Medikamentosa :

    - Chloramphenicol ear drop 4 x 1 tetes

    - Asam Mefenamat 3 x 500 gr

    18

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    19/22

    - Amoxycilin 3 x 500 gr

    PROGNOSIS

    Dubius et bonam

    19

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    20/22

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    1. Pasien ini didiagnosis otitis eksterna difusa dekstra karena sakit

    pada telinga kanan sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan semakin keras

    hingga pasien datang untuk berobat. Dari heteroanamnesis, keluhan tersebut

    muncul setelah telinga pasien kemasukan air hingga terasa ngembeng dan

    pasien berusaha mengilangkan keluhan tersebut dengan mengorek

    telinganya dan kemudian telinga pasien terasa sakit. Pemeriksaan fisik THT

    pada telinga kanan didapatkan nyeri tekan tragus, serumen yang cukup

    banyak, liang telinga nampak sedikit bengkak dan hiperemi. Hal ini sesuai

    dengan gejala-gejala otitis eksterna yang akut yaitu Otitis eksterna difusa

    dekstra.

    2. Prinsip penatalaksanaan pada pasien ini adalah konservatif dengan

    manajemen nyeri, menghilangkan infeksi kuman, dan pembersihan telinga

    dari debris.

    Pembersihan liang telinga bertujuan untuk mengangkat

    serumen agar tidak menumpuk sehingga tidak menyebabkan rasa penuh

    ditelinga sehingga keinginan pasien untuk mengorek telinga berkurang dan

    untuk menghalangi penumpukan serumen sehingga tidak muncul

    gangguan pendengaran. Pembersihan lubang telinga dari serumen juga

    dapat meningkatkan efektivitas dari obat topikal.

    Penggunaan tampon dengan Sufratul selama 3 hari

    bertujuan untuk melindungi liang telinga dari kotoran luar dan terkena air

    agar tidak terjadi infeksi sekunder dan memperparah keluhan yang telahada.

    Chloramphenicol tetes telinga 4x 1 tetes adalah

    antibiotika spektrum luas, bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa

    spesies, dan pada keadaan tertentu bekerja sebagai bakterisida. Indikasi

    pemberian Chloramphenicol tetes telinga adalah untuk infeksi superfisial

    pada telinga luar oleh bakteri gram positif atau gram negatif yang peka

    terhadap chloramphenicol.

    20

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    21/22

    Asam mefenamat 3x 500 gr diberikan karena pasien

    mengeluh nyeri. Cara Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat

    Anti-Inflamasi Non-Steroid atau NSAID) lain yaitu menghambat sintesa

    prostaglandin dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1

    & COX-2). Asam mefenamat mempunyai efek antiinflamasi, analgetik

    (antinyeri) dan antipiretik.

    Amoxicilin 3 x 500 gr adalah antibiotika yang termasuk

    dalam golongan penisilin untuk pemakaian oral. Amoxicilin aktif terhadap

    Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil

    enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus

    mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis. Dosis yang dianjurkan pada

    orang dewasa sebanyak 250-500 mg setiap 8 jam. Penggunaan antibiotika

    oral tidak mutlak harus diberikan pada setiap penderita otitis eksterna

    namun dapat diberikan sebagai profilaksis.

    3. Prognosis

    Dubius ad bonam, karena pada penderita belum terjadi gejala-gejala yang

    begitu berat dan dengan menghindari faktor pencetus dan terapi yang

    adekuat mampu meringankan dan menghilangkan gejala.

    21

  • 7/29/2019 Responsi Oe

    22/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Adams L, George dkk. 1997.Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC

    Anonim., (2003)., Otitis Eksterna.,www.medicastore.com. [akses tanggal 15

    Januari 2013]

    Boies. L.R., (1997)., Penyakit Telinga Luar., dalam Ilmu Ajar Penyakit THT.,

    Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 73-87.

    Carr., (1998)., Otititis Eksterna., www.google.com. [akses tanggal 15 Januari

    2013]

    Cody. D.T., (1997)., Otalgia (Nyeri Telinga)., dalam Penyakit Telinga, Hidung

    dan Tenggorokan., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 104-118.

    Ganong WF. 1983. Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology) Edisi

    10. Jakarta: EGC

    Sander. R., (2001)., Otitis Externa : A Practical Guide to Treatment and

    Prevention., www.google.com. [akses tanggal 15 Januari 2013]

    Soetirto, I.,Hendarmin, H., Bashiruddin, J., 2007. Gangguan pendengaran dan

    kelainan telinga: kelainan liang telinga dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan

    Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi VI. Jakarta : Balai Penerbit

    FKUI.

    Sosialisman dan Helmi., (2001)., Kelainan Telinga Luar., Ilmu Ajar Penyakit

    THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 44-48.

    Waitzmann., (2004)., Otitis Externa., www.emedicine.com. [akses tanggal 15

    Januari 2013]

    22

    http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.emedicine.com/http://www.medicastore.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.emedicine.com/